Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik putusan.mahkamahagung.go.id

P U T U S A N Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Agung MRepublik A H K A M A H A G U N G Indonesia memeriksa perkara perdata khusus perselisihan partai politik pada pemeriksaan peninjauan kembali memutus sebagai berikut dalam perkara antara: 1. Ir. H.M. ROMAHURMUZIY, M.T., selaku Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Periode 2011-2015 dan atau selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar VIII PPP Surabaya, berkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Pusat 10310; 2. Ir. AUNUR ROFIQ, selaku Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar VIII PPP Surabaya, berkedudukan di Jalan Tebet Barat IX Nomor 17, Jakarta 12810, keduanya dalam hal ini memberikan kuasa kepada M. Sholeh Amin, S.H., M.Hum., dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Gedung Graha Pratama, Lantai 20, Jalan MT. Haryono Kav. 15, Jakarta, Mahkamah Agungberdasarkan Republik Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Januari Indonesia 2016; Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Pemohon Kasasi II/Tergugat II dan III/Para Tergugat Intervensi; L a w a n: 1. H. SURYADHARMA ALI, M.Si., Selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Periode 2011-2015, berkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Jakarta Pusat 10310; 2. DJAN FARIDZ, selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar VIII PPP Jakarta, berkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Jakarta Pusat 10310; 3. Dr. H.R. ACHMAD DIMYATI NATAKUSUMAH, S.H, M.H., M.Si., selaku Sekretaris Jenderal Partai Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar VIII PPP Jakarta, berkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Jakarta Mahkamah AgungPusat 10310 , Republikkesemuanya dalam hal ini memberi Indonesiakan kuasa

Halaman 1 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kepada Dr. Humphrey R. Djemat, S.H., LL.M., FCBArb. dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Plaza Gani Djemat Lantai 8, Jalan Imam Bonjol Nomor 76-78, Jakarta 10310, Mahkamah AgungIndonesia, Republikberdasarkan Surat Kuasa Khusus Indonesia tanggal 1 Maret 2016 dan tanggal 7 Maret 2016; 4. MAJID KAMIL MZ, H., seorang Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Rembang, Jawa Tengah, bertempat tinggal di Karangturi, RT 004/RW 001, Kelurahan/Desa Karangmangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Yudha Herlangga, S.H., M.H., dan kawan-kawan, Para Advokat, beralamat di Spinindo Building, Lantai 1 Suite 107A, Jalan K.H. Wahid Hasyim Nomor 76, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 23 Februari 2016; Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi III/Tergugat I, IV, V/Para Tergugat Intervensi, Penggugat Intervensi; D a n 1. MAJELIS SYARIAH DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP) PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (PPP) Periode Mahkamah Agung2011-2015, Republikhasil Muktamar VII PPP di Bandung, Indonesiaberkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Jakarta Pusat 10310; 2. AH. WAKIL KAMAL, S.H., M.H., Ketua Departemen Advokasi Hak Asasi Manusia (HAM) DPP PPP Periode 2011-2015, berkedudukan di Jalan Diponegoro Nomor 60, Jakarta 10310; Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Turut Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi I/Turut Tergugat/Turut Tergugat Intervensi, Penggugat Asal/Tergugat Intervensi; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut, ternyata sekarang Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Pemohon Kasasi II/Tergugat II dan III/Para Tergugat Intervensi telah mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus- Parpol/2015, tanggal 2 November 2015 yang telah berkekuatan hukum tetap dalam perkaranya melawan Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para MahkamahTe rmohonAgung Kasasi, Pemohon Republik Kasasi III/Tergugat I, IV, V/Para IndonesiaTergugat

Halaman 2 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Intervensi, Penggugat Intervensi dan Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Turut Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi I/Turut Tergugat/Turut Tergugat Intervensi, Penggugat Asal/Tergugat Intervensi pada pokoknya Mahkamah Agungsebagai berikut: Republik Indonesia I. Mukaddimah; Sejarah, Asas dan Khittah Perjuangan PPP; 1. Bahwa sesungguhnya perjuangan partai politik tidak terpisahkan dari sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam menegakkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan demi terwujudnya cita-cita proklamasi. Untuk itu, dengan niat beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, partai-partai politik yang berasaskan Islam yang terdiri atas Partai Nahdlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia, Partai Syarikat Islam Indonesia, dan Partai Islam Persatuan Tarbiyah Islamiyah, melalui deklarasi tanggal 5 Januari 1973, bertepatan dengan tanggal 30 Dzulqa’dah 1392 H, memfusikan kegiatan politiknya dalam satu partai politik yang bernama Partai Persatuan Pembangunan; 2. Bahwa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan wahana perjuangan umat Islam Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan mengokohkan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang adil, makmur, Mahkamah Agungsejahtera, bermoral, Republik demokratis, menegakkan supremasi Indonesia hukum, serta menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan Pancasila; 3. Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar PPP mengatur dalam Pasal 2 menyatakan ”PPP berasaskan Islam”, Pasal 3 menyatakan ”PPP bersifat nasional”, dan Pasal 4 menyatakan ”Prinsip-prinsip perjuangan PPP adalah: a. Prinsip Ibadah; b. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar; c. Prinsip kebenaran, kejujuran, dan keadilan; d. Prinsip musyawarah; e. Prinsip persamaan, kebersamaan, dan persatuan; f. Prinsip istiqamah; 4. Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar PPP mengatur dalam Pasal 5 menyatakan ”Tujuan PPP adalah terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur, sejahtera lahir-batin, dan demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila di bawah rida Mahkamah AgungAllah Subhanahu Wata’ala”. Republik Dan dalam Pasal 6 menyatakan Indonesia:

Halaman 3 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(1) Untuk mencapai tujuan, PPP melakukan usaha-usaha sebagai berikut: a. Mewujudkan serta membina manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, meningkatkan Mahkamah Agungmutu kehidupan Republik beragama, serta mengembangkan Indonesia ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian PPP mencegah berkembangnya faham- faham atheisme, komunisme/marxisme/leninisme, sekularisme, dan pendangkalan agama; b. Menegakkan hak asasi manusia dan memenuhi kebutuhan dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan memerhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam, dengan mengembangkan ukhuwah Islamiyah. Dengan demikian PPP mencegah da menentang berkembangnya neo-feodalisme, liberalisme, paham yang melecehkan martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi dan budaya kekerasan; c. Memelihara rasa aman, mempertahankan, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses disintegrasi, perpecahan, dan konflik sosial yang membahayakan keutuhan bangsa Indonesia yang berbhineka Tunggal Ika; Mahkamah Agungd. Melaksanakan Republik dan mengembangkan kehidupan Indonesia politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni serta kesewenang-wenangan yang menzalimi rakyat; e. Mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai oleh Allah Subhanahu Wata’ala, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Dengan demikian PPP mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan pendidikan, kesenjangan ekonomi, kesenjangan budaya, pola kehidupan yang konsumeristis, materialistis, permisif, dan hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak yang masih hidup dibawah garis kemiskinan; (2) Melaksanakan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan asas dan tujuan partai; (3) Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilaksanakan Mahkamah Agungsecara demokratis dan Republik konstitusional”; Indonesia

Halaman 4 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

5. Bahwa berdasarkan sejarah, asas, dam khitah perjuangan partai sebagaimana diuraikan di atas, PPP yang berasaskan Islam, memiliki cita-cita luhur untuk menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan Mahkamah Agungberbangsa dan bernegara,Republik dengan berdasarkan prinsip Indonesia-prinsip Ibadah; amar ma’ruf nahi munkar; kebenaran, kejujuran, dan keadilan; musyawarah; persamaan, kebersamaan, dan persatuan; serta istiqamah. Apa lacur nilai-nilai mulia tersebut telah dicampakkan oleh segelintir elit partai yang tamak akan uang dan kekuasaan, sehingga kondisinya bertolak belakang dengan realitas kehidupan PPP itu sendiri saat ini, hal mana telah terjadi perpecahan yang sangat parah yang mengakibatkan partai jatuh ke titik nadir; 6. Hari ini The Founding Father PPP yang terdiri para ulama dan mujahid menangis di alam barzah sana, melihat tingkah polah elit PPP yang tidak mencerminkan pemimpin umat yang shidiq, amanah, tabliq dan fatonah sebagai warasatulambiya yang menegakkan Risalah Nabi. Partai dengan Jargon Islam saat ini hanyalah digunakan untuk rebutan uang dan kekuasan untuk memperkaya segelintir elit demi kepentingan pribadi, keluarga dan kroni-kroninya; Konflik Uang dan Kekuasaan; 7. Bahwa perpecahan PPP saat ini, sejatinya pertikaian personal antara Mahkamah AgungSuryadharma Ali dengan Republik Romahurmuzy cs. yang merupakan Indonesia orang- orang kepercayaan dilingkaran kekuasaannya. Jadi hanya segelintir elit partai yang terlibat konflik, mereka bagaikan burung gagak yang mabuk berebut bangkai uang haram dan kekuasaan. Pertikaian Ketua Umum melawan bekas anak asuhnya itu akhirnya menarik seluruh struktur partai ke arena pertengkaran mereka, dengan membuang jauh sifat akhlaqulkarimah yang seharusnya menjadi mahkota pemimpin umat; 8. Bahwa konflik uang dan kekuasaan yang terjadi pada elit PPP terkonfirmasi dari pernyataan Ja’far Alkatiri Ketua DPW PPP Provinsi Sulawesi Utara “motif Muktamar Surabaya yang digelar Romi karena politik dan uang, saya tahu dan memahami berapa yang diterima dan berapa yang dibagi disana, sebagian besar betul-betul karena ghanimah”. Lebih lanjut Alkatiri mengatakan mengenai konflik PPP “Di antaranya adalah soal penggunaan kas PPP hampir Rp100 miliar oleh Sekjen Romahurmuziy dan bendahara PPP yang berada dalam satu kubu, Ketua umum tidak tahu (penggunaan uang itu – red)” baca: Mahkamah Agunghttp://news.detik.com/read/2014/11/01/033346/2736077/10/ketua Republik Indonesia-dpw-

Halaman 5 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

ppp-sulut-mbah-moen-hampir-diculik-ke-surabaya); 9. Bahwa motif uang dan kekuasaan sebagaimana digambarkan Alkatiri tersebut di atas amat sangat membahayakan eksistensi dan Mahkamah Agungindependensi PPP, Republik yang pada gilirannya akan menghancur Indonesia leburkan partai Islam warisan para ulama ini. Patut dipertanyakan sinyalemin Alkatiri bahwa Muktamar Surabaya dibandarin oleh Penguasa. Bilamana issu politik itu benar jelas merupakan kejahatan politik luar biasa dan dapat dikualifikasikan memenuhi unsur tindak pidana korupsi karena uang tersebut diterima oleh penyelenggara negara dan atau tindak pidana pencucian uang, semoga issu itu tidak benar adanya. Akan tetapi apabila tidak ada bantuan pihak luar partai yang mendanai yang mempunyai interes politik atas Muktamar Surabaya dari mana biaya Muktamar Surabaya itu diperoleh, apakah didapat dari sumber yang halal? Entah sulit rasanya membayangkan pembelian tiket dan akomodasi, hotel, uang saku dan lain sebagainya untuk peserta dengan jumlah seribuan yang menghabiskan miliaran itu. Transparansi dan akuntabilitas keuangan partai patut juga dipersoalkan; 10.Demikian juga Muktamar Jakarta mengenai biaya pelaksanaannya patut dipertanyakan. Meskipun issu yang berkembang semuanya dikeluarkan dari kantong pribadi Djan Faridz Ketua Umum terpilih tetap juga Mahkamah Agungmelanggar aturan perundanganRepublik yang berlaku karena melebihiIndonesia jumlah bantuan partai politik. Demikian pula sulit rasanya membayangkan pembelian tiket dan akomodasi, hotel, uang saku dan lain sebagainya untuk peserta dengan jumlah lebih seribu orang yang menghabiskan miliaran itu didapat secara halal, sehingga transparansi dan akuntabilitas keuangan partai patut juga dipersoalkan. Pembiayaan atas pelaksanaan baik Muktamar Surabaya maupun Muktamar Jakarta yang diragukan kehalalannya dapat meruntuhkan partai Islam ini, karena bertentangan secara diametral dengan sejarah, asas dan khitah perjuangan partai; 11. Bahwa berkaitan dengan pernyataan Alkatiri mengenai konflik PPP “Di antaranya adalah soal penggunaan kas PPP hampir Rp100 miliar oleh Sekjen Romahurmuziy dan bendahara PPP yang berada dalam satu kubu, Ketua umum tidak tahu…”, tersebut di atas, kemungkinan besar berkaitan pertikaian dan perebutan uang haram yang didapat dari dana optimalisasi di DPR yang dianggap jatah lima persen untuk 6 (enam) anggota banggar FPPP dan fraksi FPPP, apabila hal ini benar seharusnya KPK turun tangan Mahkamah Agunguntuk terus membersihkan Republik PPP dari para koruptor itu; Indonesia

Halaman 6 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

12.Kemudian yang menjadi pemicu pertikaian yang menjadi issu amat sangat populer diinternal partai adalah bantuan dana saksi PPP pada pemilihan legislatif dalam pemilu Tahun 2014, yang diberikan oleh salah Mahkamah Agungseorang Bupati dari Republik Kalimantan Timur dengan jumlah yangIndonesia amat fantastis sebesar USD5 juta (equevalen Rp55 Miliar) agar Bupati ini didekrasikan PPP untuk menjadi pimpinan nasional. Mungkin hujan uang itu tidak merata sehingga mereka bertengkar dan bertikai. Demikian pula dukungan kepada Prabowo-Hatta dalam Pilpres dapat dipastikan menghasilkan pundi-pundi uang bagi elit partai dan masih banyak cerita lain berkaitan perebutan uang dan kekuasaan yang tidak cukup rasanya waktu menceritakan dan mungkin nanti akan disampaikan secara rinci dalam forum yang lebih tepat untuk itu. Apabila praktek korupsi politik tersebut masih menjadi tradisi kelam dalam internal PPP, pasti dikemudian hari semakin banyak petinggi PPP yang berurusan dengan kasus korupsi, yang akan mendegradasi harkat, martabat serta wibawa PPP di masa akan datang; 13.Bahwa pembatasan sumbangan partai politik telah ditentukan dalam Pasal 35 ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik menyatakan: Mahkamah AgungSumbangan sebagaimana Republik dimaksud dalam Pasal 34 ayatIndonesia (1) huruf b yang diterima Partai Politik berasal dari: a. perseorangan anggota Partai Politik yang pelaksanaannya diatur dalam AD dan ART; b. perseorangan bukan anggota Partai Politik, paling banyak senilai Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) per orang dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; dan; c. perusahaan dan/atau badan usaha, paling banyak senilai Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah) per perusahaan dan/atau badan usaha dalam waktu 1 (satu) tahun anggaran; 14.Bahwa adanya pemberian uang yang mencapai miliaran tersebut berkaitan peran dan fungsi strategis partai politik sebagai pilar demokrasi yang mempunyai political influence (pengaruh politik) yang sangat besar terhadap segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka apabila suatu partai politik dipimpin oleh para bandit politik yang tidak mempunyai komitmen untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, Mahkamah Agungnamun hanya untuk menguntungkan Republik kekuasaan individu atauIndonesia kelompok

Halaman 7 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tertentu saja dengan cara menjual partai sesuai syahwat kekuasaannya, maka mengancam kehidupan demokrasi dan pertanda awal kehancuran suatu bangsa; Mahkamah Agung15. Bahwa partai politik Republik merupakan lembaga yang korup terkonfirmasiIndonesia dengan adanya temuan Global Corruption Barometer 2013 (GCB 2013) menempatkan parlemen dan partai politik sebagai lembaga yang korup dalam persepsi dan pengalaman masyarakat. Parlemen menduduki peringkat kedua terkorup (setelah kepolisian) dari 12 lembaga publik yang dinilai. Sementara partai politik berada pada peringkat ke-4 terkorup; 16.Korupsi politik telah memporak-porandakan partai politik dan menjadi tontonan dan drama politik menjijikkan dipentas politik tanah air yang pada akhirnya akan meruntuhkan negeri ini. Elit partai yang tuna moral tidak layak lagi terlibat dalam percaturan politik tanah air, apalagi menjadi pemimpin partai yang membawa panji-panji Islam. Hukuman publik jauh berlipat ganda apabila dilakukan oleh pemimpin yang membawa jargon Islam. Satu-satunya jalan mereka yang menjadi sumber konflik harus menahan diri terlibat mengurus partai warisan ulama ini dimasa mendatang, demi kebaikan PPP ke depan “Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian…,” (Q.S. Al Imran:133), apabila tidak segera taubatan nasuha maka azab Allah sangat dekat dan jeruji besi Mahkamah Agungtahanan KPK menanti Republik siapapun pemimpin yang menghiana Indonesiati umat; Pemilu Serentak dan Islah PPP; 17.Bahwa Penggugat telah berjuang untuk menegakkan demokrasi dan konstitusi. Penggugat sebagai aktivis mahasiswa ’98 telah turut berjuang meruntuhkan rezim otoriter orde baru sehingga melahirkan era reformasi saat ini. Untuk mengawal agenda reformasi Penggugat tetap istiqamah turut serta membangun demokrasi yang lebih modern diantaranya telah berhasil memperjuangkan pemilu serentak pada tahun 2019. Penggugat sebagai kuasa hukum tunggal saudara Effendi Gazali, Ph.D., MPS ID, Msi. dalam Perkara Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013 di Mahkamah Konstitusi, telah berhasil mengakselerasi demokratisasi dalam pembangunan sistem ketatanegaraan yang lebih baik ke depan. Mahkamah Konstitusi telah menyatakan Pemilu yang terpisah antara Pemilu legislatif dengan Pilpres adalah tidak konstitusional, sehingga pada tahun 2019 harus diselenggarakan Pemilu Serentak; 18.Pemilu serentak harus dilaksanakan dalam rangka memperkuat sistem Mahkamah Agungpresidensial yang dianut Republik UUD 1945, dan untuk menghemat Indonesia politik biaya

Halaman 8 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tinggi serta untuk meminimalisir politik transaksional yang menjadi hantu demokrasi itu. Lebih jauh, hak warga negara untuk memilih secara cerdas pada pemilihan umum serentak ini terkait dengan Konsep Political Efficacy Mahkamah Agungdi mana warga negara Republik dapat membangun peta checks Indonesia and balances dari Pemerintahan Presidensial dengan keyakinannya sendiri. Untuk itu warga negara dapat menggunakan Konsep Presidential Coattail, di mana warga negara memilih anggota legislatif pusat dan daerah yang berasal dari Partai yang sama dengan calon presiden dan wakil presiden yang juga disebut “Straight Ticket”. Atau warga negara dapat menggunakan Political Efficacy-nya untuk memilih calon presiden dan wakil presiden yang tidak berasal dari partai yang sama dengan anggota legislatif pusat dan daerah. Pemilihan ini semata-mata dalam ilmu Komunikasi Politik modern berasal dari karakter yang disampaikan melalui narasi komunikasi politik tentang bagaimana Pemimpin tersebut membuat Rencana Program yang mendahulukan Kepentingan Warga Negara. Untuk lebih lengkapnya memahami implikasi politik dari pelaksanaan Pemilu Serentak tersebut baca Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara Konstitusi Nomor 14/PUU-XI/2013, tanggal 23 Januari 2014; 19. Berdasarkan gambaran singkat mengenai Pemilu Serentak pada tahun 2019 nanti yang berbeda dan mempunyai karakter tersendiri dibandingkan Mahkamah Agungdengan Pemilu sebelumnya, Republik oleh karena itu hanya partai politikIndonesia yang solid dan kuat yang dipimpin oleh sosok pemimpin kuat pula yang dapat memenangkan kontestasi di Pemilu Serentak itu. Dapat kita bayangkan PPP saat ini yang terpecah berkeping-keping yang dipimpin oleh segelintir elit yang biasa memperdagangkan partai demi setumpuk uang dan birahi kekuasaan semata, ketika dalam kancah Pemilu Serentak 2019 nanti akan mengubur PPP menjadi mumi yang amat sangat menyedihkan bagi masa depan perjuangan umat. Oleh karena itu, kita seluruh kader harus membangun kesadaran kolektif untuk kembali membangun partai berdasarkan spirit sejarah berdirinya dengan prinsip-prinsip Ibadah; amar ma’ruf nahi munkar; kebenaran, kejujuran, dan keadilan; musyawarah; persamaan, kebersamaan, dan persatuan; serta istiqamah itu; 20.Satu-satunya jalan kita harus kembali berpegang teguh kepada tali (agama) Allah (Q.S. Ali Imran: 103) dan berpedoman atas firman Allah SWT yang berbunyi “Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikalah antara keduanya. Jika salah satu dari Mahkamah Agungkeduanya berbuat zalim Republikterhadap (golongan) yang lain, maka Indonesia perangilah

Halaman 9 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Mahkamah AgungSungguh, Allah mencintai Republik orang-orang yang berlaku adilIndonesia. (Q.S. Al-Hujurat Ayat 9)”. Oleh karena pihak-pihak segelintir elit PPP yang bertikai tidak mau berdamai serta tidak mengindahkan bahkan melecehkan fatwa ulama Majelis Syariah DPP, dan tidak mendengar patuah bijak dari Majelis Pertimbangan dan tidak mematuhi Putusan Mahkamah Partai untuk Islah, maka tidak ada jalan lain untuk melawan mereka demi tegaknya harkat dan marwah partai, dengan cara Penggugat mengajukan gugatan ini ke pengadilan demi terselenggaranya Muktamar VIII PPP Tahun 2015 menuju Islah, demi kejayaan Rumah Besar Umat Islam; II. Kewenangan Pengadilan; 1. Bahwa Pasal 32 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (“Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011”) menyatakan: (1) Perselisihan Partai Politik diselesaikan oleh internal Partai Politik sebagaimana diatur di dalam AD dan ART; (2) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suatu mahkamah Partai Politik Mahkamah Agungatau sebutan lain yaRepublikng dibentuk oleh Partai Politik; Indonesia (3) Susunan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan oleh Pimpinan Partai Politik kepada Kementerian; (4) Penyelesaian perselisihan internal Partai Politik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diselesaikan paling lambat 60 (enam puluh) hari; (5) Putusan mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; Penjelasan Pasal 32 ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 menyatakan: Yang dimaksud dengan “perselisihan Partai Politik” meliputi antara lain: (1) perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; (2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik; (3) pemecatan tanpa alasan yang jelas; Mahkamah Agung(4) penyalahgunaan kewenangan; Republik Indonesia

Halaman 10 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(5) pertanggungjawaban keuangan; dan/atau; (6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik; Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 menyatakan: Mahkamah Agung(1) Dalam hal penyelesaian Republik perselisihan sebagaimana Indonesia dimaksud dalam Pasal 32 tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dilakukan melalui pengadilan negeri; (2) Putusan pengadilan negeri adalah putusan tingkat pertama dan terakhir, dan hanya dapat diajukan kasasi kepada Mahkamah Agung; (3) Perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselesaikan oleh pengadilan negeri paling lama 60 (enam puluh) hari sejak gugatan perkara terdaftar di kepaniteraan pengadilan negeri dan oleh Mahkamah Agung paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak memori kasasi terdaftar di kepaniteraan Mahkamah Agung 2. Bahwa berdasarkan kedua Pasal dan penjelasan tersebut di atas Pengadilan Negeri memiliki kewenangan untuk menyelesaikan perselisihan partai politik, ketika penyelesaian perselisihan melalui Mahkamah Partai Politik tidak tercapai, karena putusan Mahkamah Partai tidak dipatuhi dalam menjalankan roda organisasi partai tersebut. Perselisihan Partai Politik tersebut meliputi perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan, pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik, pemecatan tanpa alasan Mahkamah Agungyang jelas, penyalahgunaan Republik kewenangan, pertanggungjawaban Indonesia keuangan, dan/atau keberatan terhadap keputusan Partai Politik; 3. Bahwa kehidupan ketatanegaraan Indonesia mengalami dinamika dan perubahan cepat sejak bergulirnya reformasi setelah kekuasaan Orde Baru berakhir. Salah satu dinamika yang terjadi adalah demokratisasi politik yang ditandai oleh lahir dan menguatnya peran partai politik dalam kehidupan bernegara; 4. Bahwa kecenderungan berorganisasi dalam perkembangannya menjadi salah satu kebebasan dasar manusia yang diakui secara universal sebagai bagian dari hak asasi manusia dengan istilah kemerdekaan berserikat (freedom of association). Tanpa adanya kemerdekaan berserikat, harkat kemanusiaan dapat berkurang karena dengan sendirinya seseorang tidak dapat mengekspresikan pendapat menurut keyakinan dan hati nuraninya. Kemerdekaan berserikat telah diakui dalam instrumen hukum internasional yaitu Article 20 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Article 21 dan 22 Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik, dan Article 5 d (ix) Mahkamah AgungKonvenan Pemberantasan Republik Diskriminasi Rasial. Kemerdekaan Indonesia berserikat

Halaman 11 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

semakin penting karena terkait dengan diakuinya hak-hak politik seperti hak memilih (the right to vote), hak berorganisasi (the right of association), hak atas kebebasan berbicara (the right of free speech), dan hak persamaan Mahkamah Agungpolitik (the right to politicalRepublik equality); Indonesia 5. Bahwa Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat yang memposisikan bahwa dalam suatu organisasi negara rakyatlah yang berdaulat. Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut ketentuan Undang Undang Dasar. Sementara itu, Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Kedua ketentuan tersebut mengandung arti bahwa Negara Indonesia menganut prinsip constitutional democracy atau negara hukum yang demokratis. Berdasarkan prinsip tersebut, hukumlah yang merupakan kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan negara atau yang dikenal dengan prinsip the Rule of Law, and not of Man, termasuk dalam hal menjalankan demokrasi. Sebaliknya, dalam negara hukum yang demikian itu harus terdapat jaminan bahwa hukum dibangun dan ditegakkan menurut prinsip demokrasi. Oleh karena itu, prinsip supremasi hukum itu sendiri berasal dari prinsip kedaulatan rakyat; 6. Bahwa mengenai partai politik sebagai badan hukum secara teoretis, Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa dalam setiap badan hukum selalu Mahkamah Agungterkandung 4 unsur pokok,Republik yaitu (1) harta kekayaan yangIndonesia terpisah dari kekayaan subjek hukum yang lain; (2) mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; (3) mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum; dan (4) memiliki organisasi kepengurusan yang teratur menurut peraturan perundang- undangan dan peraturan internalnya. Selain unsur tersebut, juga terdapat syarat formal, yaitu pendaftaran sehingga memperoleh status sebagai badan hukum. Tanpa adanya pendaftaran tidak akan diperoleh status badan hukum yang berarti belum diakui sebagai subjek hukum tersendiri; 7. Selanjutnya Jimly berkesimpulan bahwa walaupun badan hukum dapat dikelompokkan menjadi badan hukum publik dan badan hukum privat, namun pengelompokkan tersebut tidak bersifat mutlak. Bahkan pembedaan tersebut dipandang tidak terlalu banyak relevansinya karena keduanya dapat bergerak baik di lapangan hukum publik maupun lapangan hukum perdata. Berdasarkan pembedaan badan hukum dari beberapa sisi, Jimly Asshiddiqie menyatakan dapat dibedakan empat Mahkamah Agungmacam badan hukum, yaitu:Republik (1) Lembaga-lembaga negara yangIndonesia dibentuk

Halaman 12 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan maksud untuk kepentingan umum dapat mempunyai status sebagai badan hukum yang mewakili kepentingan umum dan menjalankan aktivitas di bidang hukum publik. (2) Badan hukum yang Mahkamah Agungmewakili kepentingan Republik publik dan menjalankan aktivitas Indonesia di bidang hukum perdata. (3) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata pendirinya tetapi menjalankan aktivitas di bidang hukum publik. (4) Badan hukum yang mewakili kepentingan perdata pendirinya dan menjalankan aktivitas di bidang hukum perdata; 8. Dari sisi pendiriannya, partai politik yang didirikan oleh individu orang perorang dapat dilihat sebagai badan hukum privat. Namun demikian pendirian partai politik adalah untuk tujuan kepentingan yang bukan bersifat privat atau keperdataan, melainkan berkaitan dengan masalah politik dan kepentingan rakyat banyak. Oleh karena itu, partai politik dapat disebut sebagai badan hukum publik. Meskipun di sisi lain, partai politik dapat saja terlibat dalam lalu lintas hukum perdata seperti jual beli atau sewa menyewa, seperti halnya lembaga negara meskipun badan hukum publik dapat terlibat dalam lalu lintas hukum perdata (baca: Jimly Asshiddiqie, Kemerdekaan Berserikat, Pembubaran Partai Politik, dan Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Konstitusi Press, 2005); 9. Dalam UUD 1945, partai politik makin diakui sebagai bagian dari tata Mahkamah Agungkehidupan bernegara. Republik Hal itu dapat dilihat pada ketentuan Indonesia Pasal 22E Ayat (3) UUD 1945 yang menyatakan “Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik”. Berdasarkan ketentuan tersebut ditentukan bahwa peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DPR dan DPRD adalah partai politik. Selain itu, ketentuan dalam Pasal 6A Ayat (1) UUD 1945 berbunyi sebagai berikut “Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum”. Bahkan, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah juga dilakukan secara langsung oleh rakyat dari pasangan calon yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Lebih lanjut dalam Pasal 24C ayat (1) UUD 1945 mengatur tentang pembubaran partai politik melalui proses peradilan tata negara yang menjadi kewenangan Mahkamah Konstitusi, sehingga semakin meneguhkan bahwa partai politik sebagai pilar demokrasi merupakan organ yang amat penting dalam sistem ketatanegaraan karena Mahkamah Agungtelah diakui sebagai pranata Republik UUD 1945; Indonesia

Halaman 13 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

10. Bahwa demikian pula dalam penjelasan Umum Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 menyatakan “Partai Politik sebagai pilar demokrasi perlu ditata dan disempurnakan untuk mewujudkan sistem politik yang demokratis guna Mahkamah Agungmendukung sistem Republik presidensiil yang efektif. Penataan danIndonesia penyempurnaan Partai Politik diarahkan pada dua hal utama, yaitu, pertama, membentuk sikap dan perilaku Partai Politik yang terpola atau sistemik sehingga terbentuk budaya politik yang mendukung prinsip-prinsip dasar sistem demokrasi. Hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku Partai Politik yang memiliki sistem seleksi dan rekrutmen keanggotaan yang memadai serta mengembangkan sistem pengkaderan dan kepemimpinan politik yang kuat. Kedua, memaksimalkan fungsi Partai Politik baik fungsi Partai Politik terhadap negara maupun fungsi Partai Politik terhadap rakyat melalui pendidikan politik dan pengkaderan serta rekrutmen politik yang efektif untuk menghasilkan kader-kader calon pemimpin yang memiliki kemampuan di bidang politik. Upaya untuk memperkuat dan mengefektifkan sistem presidensiil, paling tidak dilakukan pada empat hal yaitu pertama, mengkondisikan terbentuknya sistem multipartai sederhana, kedua, mendorong terciptanya pelembagaan partai yang demokratis dan akuntabel, ketiga, mengkondisikan terbentuknya kepemimpinan partai yang demokratis dan akuntabel dan keempat mendorong penguatan basis dan struktur Mahkamah Agungkepartaian pada tingkat Republik masyarakat”; Indonesia 11. Bahwa dari uraian tersebut di atas, terbentang jelas bahwa perkara perselisihan partai politik ini memiliki dimensi hukum tata negara. Meskipun dilihat dari proses pendirian partai politik sebagai badan hukum privat, akan tetapi tujuan pendirian partai politik untuk memperjuangkan kepentingan publik disebut sebagai badan hukum publik. Bahkan ketika partai politik sebagai peserta pemilihan umum, maka partai politik sebagai pilar demokrasi bukan hanya sebagai badan hukum publik biasa akan tetapi lebih jauh menjelma menjadi pranata konstitusi (organ ketatanegaraan); 12.Bahwa dalam konteks itu pengadilan negeri dalam mengadili perkara a quo, tentunya tidak dapat bersikap kaku sebagaimana halnya dalam perkara perdata biasa, dikarenakan perkara ini merupakan perkara perdata khusus, karena perkara a quo memiliki dimensi hukum tata Negara. Oleh karena itu Hakim tidak boleh pasif dan harus aktif untuk mencari kebenaran dan keadilan substantif, sehingga proses pemeriksaan tidak hanya mencari kebenaran formil akan tetapi juga Mahkamah Agungmencari kebenaran materil; Republik Indonesia

Halaman 14 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

13.Bahwa sebagai konsekwensi logis dari sifat perkara yang berdemensi hukum tata negara tersebut, maka putusan pengadilan negeri dalam perkara a quo bersifat erga omnes (asas mengikat publik). Putusan Mahkamah Agungbersifat erga omnes Republik adalah putusan pengadilan negeriIndonesia bukan hanya berlaku/mengikat bagi para pihak yang bersengketa, melainkan juga berlaku bagi siapa saja (publik), terutama mengikat kepada seluruh kader partai. Parpol sebagai pilar demokrasi dan konstitusi, putusan mana diharapkan melahirkan kebenaran dan keadilan substantif yang membawa kepada keadilan, kepastian hukum serta kemaslahatan (asas kemanfaatan) bagi bangsa Indonesia umumnya, terutama untuk kepastian hukum yang adil bagi seluruh kader partai; 14.Bahwa dengan perkataan lain, putusan terhadap perselisihan partai politik dalam perkara a quo berdampak bukan hanya pada para pihak yang mengajukan atau bersengketa di pengadilan ini, namun juga berdampak dan mengikat kepada seluruh kader PPP, bahkan juga memberikan kepastian hukum kepada masyarakat umum berkaitan dengan hak konstitusional warga negara untuk memilih dan dipilih sebagaimana dijamin oleh Pasal 27 ayat (1) UUD 1945. Putusan perkara a quo juga memberikan kepastian hukum bagi seluruh jabatan publik, baik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang di pusat maupun daerah Mahkamah Agungyang tidak bisa lepas Republik dari peran dan fungsi partai politik.Indonesia Hal mana kedudukan jabatan publik tersebut berhubungan langsung dengan kehidupan rakyat Indonesia secara umum; 15.Bahwa terhadap persoalan perselisihan partai politik tentang kepengurusan dalam perkara a quo, telah ada Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014, yang dalam amar putusannya menyatakan: 1. Pengurus Harian DPP PPP Periode 2011-2015 selaku eksekutif PPP ditingkat nasional adalah Pengurus Harian DPP PPP yang susunan personalianya sesuai hasil keputusan Muktamar VII PPP Tahun 2011, di Bandung, dengan Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T.; 2. Para Pihak yang berselisih harus Ishlah, untuk menyelesaikan perselisihan internal pengurus harian DPP PPP, sebagaimana fatwa Majelis Syari’ah yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Majelis Syari’ah DPP PPP, tanggal 22 September 2014, yang ditandatangani Mahkamah Agungoleh Ketua Majelis Syari’ahRepublik K.H. Maimoen Zubair, danIndonesia Sekretaris

Halaman 15 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Majelis Syari’ah Drs. H. Anas Thahir; 3. Semua kebijakan dan kegiatan partai di tingkat nasional, hanya sah apabila dilakukan oleh Pengurus Harian DPP PPP sebagaimana Mahkamah Agungdimaksud pada Republik angka 1 (satu) di atas, Indonesia termasuk untuk penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 4. Semua Surat Keputusan tentang pemberhentian dan/atau pengangkatan terhadap Pengurus DPP, DPW, DPC dan Pemberhentian Keanggotaan PPP yang tidak ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., yang dibuat dan diterbitkan sejak tanggal 9 September 2014 sampai dengan diputuskannya Putusan Mahkamah Partai ini, dinyatakan tidak sah dan dikembalikan kepada kedudukan semula; 5. Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syari’ah Mahkamah Agungmengambil alih tugas Republik dan tanggung jawab Pengurus HarianIndonesia DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 6. Memerintahkan kepada Para Pihak yang berselisih, seluruh anggota, kader, dan pengurus disemua tingkatan DPP, DPW, DPC, PAC, dan PR PPP untuk mentaati dan melaksanakan putusan ini; 7. Mengharapkan kepada Para senior PPP untuk mengawal pelaksanaan Putusan Mahkamah Partai guna mewujudkan keutuhan PPP; 8. Meminta kepada semua pihak, khususnya instansi pemerintah untuk mentaati Putusan Mahkamah Partai ini demi kepentingan bangsa dan negara RI yang kita cintai; 16.Bahwa terhadap putusan Mahkamah Partai PPP tersebut tidak ada satu pihakpun yang keberatan dengan mengajukan gugatan keberatan kepada pengadilan negeri, sehingga menurut hukum putusan Mahkamah Partai PPP tersebut telah final dan mengikat dalam internal PPP. Namun dengan Putusan Mahkamah Partai tersebut konflik ditubuh PPP tidak Mahkamah Agungmencapai islah (perdamaian), Republik karena putusan Mahkamah Indonesia Partai tidak

Halaman 16 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dipatuhi dan tidak dilaksanakan oleh para pihak yang bersengketa. Bahkan diantara para pihak yang berselisih tersebut justru melakukan Muktamar VIII PPP di Surabaya tanggal 15-18 Oktober 2014 dan di Mahkamah AgungJakarta pada tanggal Republik 30 Oktober-2 November 2014; Indonesia 17.Bahwa selain itu oleh karena putusan pengadilan negeri ini bersifat erga omnes karena berdemensi hukum tata negara, maka untuk menjamin kepastian hukum yang adil sebagaimana dijamin Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 dan sesuai asas peradilan murah, cepat dan sederhana. Oleh karena perkara a quo adalah perkara perdata khusus, berdasarkan atribusi Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011, yang menentukan melalui pemeriksaan cepat harus diselesaikan oleh pengadilan negeri paling lama 60 (enam puluh) hari sejak gugatan perkara terdaftar di kepaniteraan pengadilan negeri dan oleh Mahkamah Agung paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak memori kasasi terdaftar di kepaniteraan Mahkamah Agung (vide Pasal 33 ayat 3). Dapat dipahami karena apabila berlarut-larut sengketa Parpol ini tidak memberikan kepastian hukum yang adil bagi seluruh kader partai, terutama yang menduduki di jabatan publik dan kepastian bagi peran dan fungsi Parpol sebagai pilar demokrasi itu sendiri, contoh konkrit ketua fraksi PPP DPR/DPRD kubu mana yang diakui dan sah, atau dalam pencalonan kepala daerah baik Mahkamah Agunggubernur, bupati/walikota Republik kepengurusan versi Muktamar Indonesiamana yang sah dan diakui secara hukum dan lain sebagainya; 18.Bahwa Pasal 32 dan Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 telah menentukan proses penyelesaian sengketa Parpol yakni melalui Mahkamah Partai dan apabila tidak selesai kemudian melalui pengadilan. Seharusnya Menteri Hukum dan HAM tunduk dan patuh terhadap ketentuan hukum tersebut, dengan tidak melakukan tindakan hukum mengeluarkan pengesahan kepengurusan versi Muktamar Surabaya tersebut, yang dapat dikualifikasikan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa yang akan menciptakan persoalan berlarut- larutnya penyelesaian sengketa internal partai ini karena pihak-pihak yang bersengketa harus melalui PTUN yang cukup lama dari persidangan tingkat pertama, banding dan kasasi yang tidak ada batasan waktu yang pasti, belum lagi peninjauan kembali. Oleh karena itu demi kepastian hukum yang adil Menteri Hukum dan HAM wajib mematuhi putusan dalam perkara ini; Mahkamah 19.AgungBahwa intervensi politik melaluiRepublik tangan kekuasaan Menkumham Indonesia tersebut

Halaman 17 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

justru semakin membuat konflik PPP berlarut-larut. Syahwat kekuasaan dan uang itu justru akan menghancurkan bangunan demokrasi yang telah susah payah diperjuangkan oleh gerakan reformasi ’98. Praktek Mahkamah Agungintervensi uang dan Republik kekuasaan harus segera diinsafi olehIndonesia seluruh elemen bangsa. Cara-cara praktek politik moral hazard dan tidak beradab ini harus segera dihentikan karena akan merobohkan tatanan hukum dan demokrasi kita kedepan; 20.Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pengadilan Negeri berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo; III. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Penggugat; 1. Bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Anggaran Dasar PPP menyatakan: “DPP adalah institusi PPP tingkat nasional yang terdiri atas: a. Pengurus Harian; b. Majelis Syari’ah; c. Majelis Pertimbangan; d. Majelis Pakar; e. Mahkamah Partai; f. Departemen; g. Lembaga”; 2. Bahwa berdasarkan Pasal 14 ayat (1) Anggaran Dasar PPP tersebut, Mahkamah AgungPenggugat adalah kaderRepublik PPP dengan N.A.P: 13.00.09.99.0000890, Indonesia dan menjabat sebagai Ketua Departemen Advokasi Hak Asasi Manusia, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berdasarkan Surat Keputusan Nomor 002/SK/DPP/P/IX/2011 tentang Pembentukan Dan Susunan Personalia Departemen Dan Lembaga Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Masa Bakti 2011-2015; 3. Bahwa PPP telah melaksanakan Muktamar VII tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2011 di Bandung. Surat Keputusan terhadap diri Penggugat sebagai Ketua Departemen Advokasi HAM DPP PPP tersebut dikeluarkan dan ditetapkan oleh pengurus DPP PPP hasil muktamar VII, Dengan adanya perselisihan sengketa kepengurusan DPP PPP ini, Penggugat telah mengalami kerugian yang nyata, dimana Penggugat masa kepengurusannya seharusnya belum berakhir karena masa bhakti kepengurusan Penggugat berdasarkan Muktamar VII 2011 di Bandung adalah untuk periode 2011-2015; 4. Bahwa terhadap masa jabatan Penggugat yang seharusnya dalam Mahkamah Agungperiode 2011-2015 telah Republik dilanggar dan telah dicabut dan dirampasIndonesia hak

Halaman 18 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Penggugat atas kepastian hukum yang adil (vide Pasal 28D ayat (1) UUD 1945) dalam mengemban tugas, menjalankan kewajiban dan melaksanakan hak dalam masa jabatan tersebut. Penggugat dengan Mahkamah Agungadanya Muktamar Republik VIII PPP yang diadakan di Surabaya Indonesia maupun di Jakarta telah kehilangan segala bentuk kewenangan, kewajiban, dan haknya sebelum masa jabatan tersebut berakhir. Apabila semua pihak menghormati dan mentaati konstitusi partai untuk bersabar melaksanakan Muktamar VIII pada tahun 2015, maka sangat kecil sekali akan terjadi perpecahan, karena perpecahan PPP ini disebabkan oleh uang dan syahwat kekuasaan belaka oleh segelintir elit Parpol yang berdampak kerugian tidak hanya kepada Penggugat, tapi juga kepada seluruh pengurus partai di setiap tingkatan dan seluruh kader partai, yang pada gilirannya merugikan bagi bangsa dan negara, karena partai sebagai pilar demokrasi dan konstitusi; 5. Bahwa Muktamar VIII PPP yang diadakan di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 dan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November yang melahirkan kepengurusan DPP PPP telah melanggar dan bertentangan dengan AD/ART PPP dan Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014. Penggugat sebagai anggota PPP dan Ketua Departemen Advokasi HAM DPP PPP Mahkamah Agungperiode 2011-2015 telahRepublik dirugikan dan dilanggar hak -haknyaIndonesia sebagai anggota PPP dan pengurus Ketua Departemen DPP PPP karena adanya Muktamar VIII yang diselenggarakan di Surabaya dan di Jakarta; 6. Bahwa Penggugat jelas-jelas dirugikan karena tidak dipatuhi dan tidak dilaksanakan secara benar putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014 tersebut, yang mana amarnya telah memerintahkan kepada Para Pihak yang berselisih, seluruh anggota, kader, dan pengurus disemua tingkatan DPP, DPW, DPC, PAC dan PR PPP untuk mentaati dan melaksanakan putusan ini; 7. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Penggugat memiliki kedudukan hukum dan kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan dalam perkara a quo; IV. Pokok Perkara; 1. Bahwa segala dalil-dalil Penggugat sebagaimana diuraikan dalam Mukaddimah, Kewenangan Pengadilan, dan Kedudukan Hukum (Legal Standing) Penggugat adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam pokok Mahkamah Agungperkara ini; Republik Indonesia

Halaman 19 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

2. Bahwa issu hukum pokok gugatan Penggugat adalah mengenai perselisihan kepengurusan DPP PPP hasil dari dua Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan pada tanggal 15-18 Oktober 2014 di Surabaya dan Mahkamah Agungpada tanggal 30 OktoberRepublik-2 November 2014 di Jakarta, Indonesia yang berkaitan erat dengan masa bhakti kepengurusan DPP PPP periode 2011-2015 berdasarkan Muktamar VII di Bandung; 3. Bahwa adanya dua Muktamar VIII PPP tersebut dikarenakan adanya konflik dan perpecahan antara kubu H. Suryadharma Ali, cs, dan kubu Romahurmuziy, cs, keduanya merupakan Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar VII yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2011; 4. Bahwa konflik berawal ketika beberapa pengurus DPW PPP yang berkumpul di Sentul Bogor membuat mosi tidak percaya kepada kepemimpinan Suryadarma Ali karena dianggap menyalahi aturan partai terkait kehadiran dan orasi Suryadharma Ali pada kampanye akbar Pantai Gerindra di Senayan pada tanggal 23 Maret 2014. Namun sejatinya bukan hanya persolan kehadiran dan orasi Suryadharma Ali pada kampanye akbar Pantai Gerindra tersebut yang menjadi problem terjadinya konflik tapi yang lebih penting berkaitan dengan sumbangan dana saksi legislatif yang tidak transparan dan juga tarik menarik Mahkamah Agungdukungan dalam pencalonan Republik presiden dan wakil presiden. IndonesiaKemudian terjadi saling pecat memecat oleh kedua kubu ini, namun akhirnya dapat didamaikan oleh Majelis Syari’ah DPP PPP yang diketuai oleh ulama kharismatik KH. Maimun Zubair; 5. Bahwa lagi-lagi konflik PPP babak kedua dimulai ketika pada tanggal 9 September 2014 diselenggarakan Rapat Pengurus Harian DPP PPP ke 18 (delapan belas), yang mana dalam rapat harian DPP PPP tersebut telah melakukan pemecatan terhadap Ketua Umum DPP PPP Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan mengangkat Emron Pangkapi sebagai Ketua Umum (Plt/Pelaksana Tugas) dan Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. sebagai Sekretaris Jenderal. Dalam rapat pengurus harian DPP PPP tanggal 9 September 2014 tersebut, Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. selaku Ketua Umum meninggalkan rapat harian tersebut; 6. Bahwa terhadap pemecatan terhadap Ketua Umum DPP PPP Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan mengangkat Emron Pangkapi sebagai Ketua Umum (Plt/Pelaksana Tugas) dan Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., sebagai Mahkamah AgungSekretaris Jenderal sebagaimana Republik dalam Surat Keputusan NomorIndonesia77/SK/

Halaman 20 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

DPP/P/IX/2014 tentang Pemberhentian Dr.(HC). H. Suryadharma Ali, M.Si., dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP dan Pengangkatan H. Emron Pangkapi sebagai Pelaksanan Tugas Ketua Umum DPP PPP dan Mahkamah AgungSurat Keputusan Republik Nomor 79/SK/DPP/P/IX/2014 tentang Indonesia Pemberhentian Dr.(HC). H. Suryadharma Ali, M.Si., dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP dan Pengangkatan H. Emron Pangkapi sebagai Ketua Umum DPP PPP; 7. Bahwa pada tanggal 12 September 2014, Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., selaku Ketua Umum dan Akhmad Gajali Harahap, M.Si. selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP mengeluarkan Surat Keputusan DPP PPP Nomor 1358/KPTS/DPP/P/IX/2014, tanggal 12 September 2014 tentang Pemberhentian Pengurus Harian DPP PPP Masa Bakti 2011-2015, yang memberhentikan beberapa nama Pengurus DPP PPP yang diantaranya terdapat nama Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., sebagai Sekretaris Jenderal; 8. Bahwa pada tanggal 16 September 2014, Emron Pangkapi selaku Ketua Umum dan Romahurmuziy selaku Sekretaris Jenderal telah mengajukan Permohonan Nomor 1381-A/IN/DPP/IX/2014, tertanggal 16 September 2014 tentang Permohonan Putusan Pengesahan Atas Pemberhentian Suryadharma Ali dari Jabatan selaku Ketua Umum DPP PPP Masa Bakti 2011-2015, dan pengangkatan Emron Pangkapi selaku Ketua Umum dan Mahkamah AgungRomahurmuziy selaku Republik Sekretaris Jenderal DPP PPP MasaIndonesia Bakti 2011- 2015 kepada Mahkamah Partai Politik DPP PPP, dalam Permohonannya tersebut dengan tegas menyatakan berdasarkan Anggaran Dasar PPP, Muktamar VIII PPP adalah absah jika diselenggarakan antara 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015, dan Rapat Pengurus Harian DPP PPP memutuskan agar Muktamar VIII PPP diselenggarakan antara bulan Juli 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015; 9. Bahwa terhadap kedua kepengurusan DPP PPP telah dikeluarkan surat oleh Dirjen AHU Kementerian Hukum dan HAM, dengan Surat Nomor AHU.AH.11.03-1 yang ditujukan kepada Emron Pangkapi dan Suryadharma Ali, Perihal Penjelasan tertanggal 25 September 2014, yang pada pokoknya menyatakan Menteri Hukum dan HAM belum bisa mensahkan kepengurusan DPP karena masih adanya perselisihan internal yang berkaitan kepengurusan, dan mengarahkan agar perselisihan tersebut diselesaikan terlebih dahulu melalui Mahkamah Partai Politik dan apabila belum dapat menyelesaikan perselisihan maka dilakukan Mahkamah Agungmelalui Pengadilan Negeri; Republik Indonesia

Halaman 21 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

10.Bahwa sebelumnya pada tanggal 22 September 2014 telah dikeluarkan Surat Pernyataan Majelis Syariah DPP PPP yang pada pokoknya menyatakan agar seluruh pengurus DPP PPP yang berkonflik untuk Mahkamah Agungmelakukan Islah; Republik Indonesia 11.Bahwa terhadap persoalan pemecatan kepengurusan DPP PPP tersebut telah diputuskan oleh Mahkamah Partai PPP, termasuk didalamnya memutuskan tentang bagaimana harus melaksanakan Muktamar VIII PPP. Klaim dari kubu Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. yang menyelenggarakan Muktamar VIII PPP di Surabaya dan kubu Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. yang menyelenggarakan Muktamar VIII PPP di Jakarta, keduanya jelas tidak memiliki dasar hukum dan bertentangan dengan AD/ART PPP dan Putusan Mahkamah Partai PPP dalam menyelenggarakan Muktamar; 12.Bahwa terhadap persoalan perselisihan partai politik tentang kepengurusan dalam perkara a quo, telah ada Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014, yang dalam amar putusannya menyatakan: 1) Pengurus Harian DPP PPP Periode 2011-2015 selaku eksekutif PPP ditingkat nasional adalah Pengurus Harian DPP PPP yang susunan personalianya sesuai hasil keputusan Muktamar VII PPP Tahun 2011, Mahkamah Agungdi Bandung, dengan Republik Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Indonesia Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T.; 2) Para Pihak yang berselisih harus Ishlah, untuk menyelesaikan perselisihan internal pengurus harian DPP PPP, sebagaimana fatwa Majelis Syari’ah yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Majelis Syari’ah DPP PPP tanggal 22 September 2014, yang ditandatangani oleh Ketua Majelis Syari’ah K.H. Maimoen Zubair, dan Sekretaris Majelis Syari’ah Drs. H. Anas Thahir; 3) Semua kebijakan dan kegiatan partai di tingkat nasional, hanya sah apabila dilakukan oleh Pengurus Harian DPP PPP sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) di atas, termasuk untuk penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 4) Semua Surat Keputusan tentang pemberhentian dan/atau pengangkatan terhadap Pengurus DPP, DPW, DPC dan Pemberhentian Keanggotaan PPP yang tidak ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., yang Mahkamah Agungdibuat dan diterbitkan Republik sejak tanggal 9 September 2014Indonesia sampai

Halaman 22 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan diputuskannya Putusan Mahkamah Partai ini, dinyatakan tidak sah dan dikembalikan kepada kedudukan semula; 5) Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang Mahkamah Agungdidahului rapat Republik pengurus harian DPP PPP Indonesia untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syari’ah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 6) Memerintahkan kepada Para Pihak yang berselisih, seluruh anggota, kader, dan pengurus disemua tingkatan DPP, DPW, DPC, PAC, dan PR PPP untuk mentaati dan melaksanakan putusan ini; 7) Mengharapkan kepada Para senior PPP untuk mengawal pelaksanaan Putusan Mahkamah Partai guna mewujudkan keutuhan PPP; 8) Meminta kepada semua pihak, khususnya instansi pemerintah untuk mentaati Putusan Mahkamah Partai ini demi kepentingan bangsa dan Mahkamah Agungnegara RI yang kitaRepublik cintai; Indonesia 13.Bahwa terhadap Putusan Mahkamah Partai Politik DPP PPP tersebut telah diberitahukan dan disampaikan salinan Putusannya oleh Mahkamah Partai Politik DPP PPP kepada Menteri Hukum dan HAM RI sebagaimana Surat Nomor 260/EX/PTSN/MP.PPP/X/2014, tertanggal 12 Oktober 2014; 14.Bahwa kemudian Mahkamah Partai Politik DPP PPP juga telah mengeluarkan Surat Nomor 0263/EX/MP-DPP.PPP/X/2014, tertanggal 28 Oktober 2014 perihal Penjelasan Putusan Mahkamah Partai Politik mengenai Penyelenggaraan Muktamar PPP tanggal 15-18 Oktober 2014 di Surabaya, yang pada pokoknya menyatakan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Surabaya adalah tidak sah dan bertentangan dengan Anggaran Dasar, serta Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP hasil Muktamar VII PPP, Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Mahkamah AgungPengurus Harian DPP PPPRepublik untuk mengadakan rapat pengurus Indonesia harian

Halaman 23 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 15.Bahwa Muktamar VIII PPP yang diadakan di Surabaya pada tanggal 15- Mahkamah Agung18 Oktober 2014 Republik dan di Jakarta pada tanggal 30 OktoberIndonesia-2 November yang melahirkan kepengurusan DPP PPP telah melanggar dan bertentangan dengan AD/ART PPP dan Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014. 16.Bahwa berdasarkan Pasal 8 Anggaran Dasar PPP menyatakan “Kedaulatan PPP berada di tangan anggota serta dilaksanakan sepenuhnya menurut Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga”; 17. Bahwa berdasarkan Pasal 51 ayat (1) Anggaran Dasar PPP menyatakan “Muktamar adalah musyawarah tingkat nasional yang memegang kekuasaan tertinggi PPP, diadakan 5 (lima) tahun sekali”. Dan berdasarkan Pasal 51 ayat (2) Anggaran Dasar PPP menyatakan “Muktamar diselenggarakan selambat-lambatnya 1 (satu) tahun setelah terbentuknya pemerintahan baru hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden”; 18.Bahwa Pasal 51 ayat (3) Anggaran Dasar PPP menyatakan “Muktamar berwenang: a. Menetapkan dan/atau mengubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga; Mahkamah Agungb. Menilai laporan pertanggungRepublik jawaban DPP yang disampaikanIndonesia oleh pengurus harian DPP; c. Menetapkan program perjuangan partai; d. Memilih dan/atau menetapkan pengurus harian DPP, Pimpinan Majelis Syari’ah DPP, Pimpinan Majelis Pertimbangan DPP, Pimpinan Majelis Pakar DPP, serta Pimpinan Mahkamah Partai DPP; e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu”; 19.Bahwa Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar PPP menyatakan “Masa bakti kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VII 2011 berakhir pada Muktamar VIII yang harus diselenggarakan pada tahun 2015”; 20.Bahwa PPP telah melaksanakan Muktamar VII tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2011 di Bandung. Dengan penafsiran gramatikal dan sistematis Pasal 51 ayat (1) dan (2) Anggaran Dasar PPP mengatur penyelenggaraan Muktamar PPP dilaksanakan 5 tahun sekali yang dilaksanakan selambat- lambatnya 1 (satu) tahun setelah terbentuknya pemerintahan baru hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden. Merujuk pada Mahkamah Agungpenyelenggaraan Muktamar Republik VII PPP yang diselenggarakan padaIndonesia tanggal 3

Halaman 24 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sampai dengan 6 Juli 2014, maka Muktamar VIII PPP apabila merujuk pada ketentuan selama 5 tahun sekali tersebut maka diselenggarakan pada 6 Juli 2016. Namun oleh karena presiden dan wakil presiden telah Mahkamah Agungdilantik dan disumpah Republik pada tanggal 20 Oktober 2014 Indonesia dan masa bakti kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VII adalah periode 2011-2015, maka diadakanlah Pasal peralihan sebagaimana diatur dalam Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar PPP, yang mengatur penyelenggaraan Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan pada tahun 2015; 21.Bahwa merujuk pada ketentuan Pasal 51 ayat (1) Anggaran Dasar PPP yang mengatur penyelenggaraan Muktamar dilaksanakan selambat- lambatnya 1 (satu) tahun setelah terbentuknya pemerintahan baru hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden yang dilantik dan disumpah pada tanggal 20 Oktober 2014, dihubungkan dengan Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar PPP yang mengatur masa bakti kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VII 2011 berakhir pada Muktamar VIII yang harus diselenggarakan pada tahun 2015, maka penyelenggaraan Muktamar VIII PPP yang sah adalah mulai dari 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015; 22.Bahwa meskipun Pasal 54 ayat (1) Anggaran Dasar PPP menyatakan “Musyawarah Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan dan Mahkamah Agungmengambil keputusan Republik tentang masalah-masalah yang Indonesia berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Muktamar, usulan perubahan waktu Muktamar, dan/atau masalah lainnya yang mendesak, diadakan sekurang-kurangnya sekali antara 2 (dua) Muktamar”; 23.Bahwa adanya Musyawarah Kerja Nasional tersebut hanyalah mengusulkan perubahan waktu Muktamar, yang mana apabila ingin melakukan perubahan waktu Muktamar tersebut haruslah dalam rentang waktu dan tidak dapat mengesampingkan apa yang telah diatur dalam Pasal 51 ayat (1) dan (2) dan Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar yang telah diputuskan oleh Muktamar VII PPP. Apalagi kondisi saat ini yang jelas-jelas sedang dalam kondisi konflik haruslah merujuk pada apa yang telah diatur dalam AD/ART PPP hasil Muktamar VII di Bandung yang merupakan forum tertinggi untuk mengambil keputusan, sehingga forum yang dibawahnya secara hukum tidak dapat merubah atau membatalkan produk hukum yang dihasilkan oleh forum Muktamar; 24. Bahwa seharusnya apabila berkehendak untuk melaksanakan Muktamar Mahkamah AgungPPP sebelum tahun 2015,Republik maka tunduk pada tata cara Indonesia pelaksanaan

Halaman 25 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Muktamar Luar Biasa. Akan tetapi penyelenggaraan Muktamar PPP di Surabaya maupun di Jakarta tersebut bukanlah agenda Muktamar Luar Biasa sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Anggaran Dasar PPP yang menyatakan: Mahkamah Agung(1) Muktamar Luar Republik Biasa dapat diadakan apabila Pengurus Indonesia Harian DPP dalam keadaan tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana diamanatkan oleh Muktamar; (2) Muktamar Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diadakan setelah diputuskan dalam Musyawarah Kerja Nasional atas permintaan secara tertulis dari: a. Lebih 2/3 jumlah DPW; dan; b. Lebih 2/3 jumlah DPC; (3) Permintaan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan keputusan Musyawarah Kerja Wilayah/Cabang; (4) Ketentuan-ketentuan tentang Musyawarah berlaku pula bagi Muktamar Luar Biasa; (5) Masa bakti DPP PPP hasil Muktamar Luar Biasa melanjutkan masa bakti DPP PPP sebelumnya; 25.Bahwa adanya penyelenggaraan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Surabaya dan di Jakarta jelas telah melanggar Anggaran Dasar PPP dan telah melanggar kesepakatan yang pernah Mahkamah Agungdibuat oleh Pengurus Republik Harian DPP PPP itu sendiri yang sebenarnyaIndonesia telah sesuai dengan AD/ART PPP tersebut; 26.Bahwa pada tanggal 9 September 2014 terdapat kesepakatan pengurus harian DPP PPP di Kantor DPP PPP Jalan Diponegoro Nomor 60- Jakarta Pusat yang dihadiri oleh Pengurus Harian DPP PPP, yang pada intinya dalam pertemuan tersebut telah disepakati penyelenggaraan dan absahnya penyelanggaraan Muktamar PPP ke-VIII adalah diselenggarakan antara 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015. Dan pada saat rapat harian tersebut disepakati Muktamar VIII PPP diselenggarakan antara bulan Juli 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015, yang mana dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum DPP PPP Dr. Suryadharma Ali, M.Si., Sekretaris Jenderal DPP PPP Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., dan sebagian besar pengurus harian DPP PPP. Hal tersebut juga sebagaimana telah mendapat dukungan Pengurus DPW PPP se-Indonesia. Waktu penyelenggaraan muktamar VIII PPP yang baru dapat diselenggarakan pada 1 Januari 2015 sampai dengan Mahkamah Agung20 Oktober 2015 sudahlah Republik dimengerti dan dipahami olehIndonesia seluruh

Halaman 26 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pengurus DPP PPP, namun oleh karena uang dan hasrat kekuasaan pribadi dan kelompoknya seolah-olah pemahaman itu telah dinafikan dan mereka terkena penyakit amnesia; Mahkamah Agung27.Bahwa penyelenggaraan Republik Muktamar VIII PPP di SurabayaIndonesia juga telah melanggar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP- DPP.PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014, karena harus dilaksanakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 28.Bahwa Muktamar VIII PPP baik di Surabaya tidak didahului oleh rapat pengurus harian DPP PPP yang dipimpin oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., untuk membentuk kepanitiaan dan dalam menetapkan tempat Mahkamah Agungdiselenggarakannya Republik Muktamar baik surat undangan Indonesia dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP tidak ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Dan juga penyelenggaraan Muktamar VIII PPP juga tidak melalui Majelis Syariah dalam mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 29.Bahwa Muktamar Surabaya disiapkan dalam waktu yang sangat mendadak dan tergesa-gesa, sehingga tidak ada penyiapan materi sebagaimana diharuskan ketentuan Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga PPP yang berbunyi “Rancangan materi Muktamar disiapkan oleh Pengurus Harian DPP dan disampaikan kepada seluruh DPW dan DPC selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum Muktamar berlangsung”. Dengan tergesa-gesanya persiapan Muktamar Surabaya tersebut terkonfirmasi pelaksanaan Muktamar Surabaya berdasarkan pesanan kekuasaan dan sekaligus ditanggung seluruh biayanya; Mahkamah 30.AgungAdapun klaim bahwa MuktamarRepublik Jakarta itu merupakan Indonesia pelaksanaan

Halaman 27 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Putusan Mahkamah Partai adalah mengada-ada karena Diktum Putusan Mahkamah Partai tidak menentukan kapan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar. Mahkamah Partai amat sangat paham Mahkamah Agungbahwa berdasarkan Republik ketentuan Pasal 51 ayat (1) dan Indonesia(2) juncto Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar PPP yang mengatur penyelenggaraan Muktamar VIII PPP yang sah adalah mulai dari 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015; 31.Meskipun Majelis Syariah telah sempat menetapkan kepanitiaan dan waktu pelaksanaan Muktamar VIII, akan tetapi setelah keluarnya Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.07.AH.11.01 Tahun 2014 tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan tertanggal 28 Oktober 2014, maka kepanitiaan tersebut membubarkan diri terbukti karena ketua SC Drs. Zainut Tauhid Sa’adi, Msi. dan ketua OC H. Ahmad Farial serta sebagai panitia mengundurkan diri dari kepanitian Muktamar Jakarta. Akan tetapi Muktamar Jakarta tetap dilaksanakan oleh kepanitiaan kubu Suryadharma Ali yang telah dibentuk sebelumnya untuk pelaksanaan Muktamar versi Suryadharma Ali yang direncanakan pada tanggal 25-26 Oktober sebelumnya, terbukti materi Muktamar tanggal 30 Oktober-2 Oktober menggunakan materi Muktamar kubu Suryadharma Ali tersebut. Mahkamah AgungLagipula pelaksanaan Republik waktu Muktamar Jakarta bertentangan Indonesia ketentuan Pasal 51 ayat (1) dan (2) juncto Pasal 73 ayat (1) Anggaran Dasar PPP yang mengatur penyelenggaraan Muktamar VIII PPP yang sah adalah mulai dari 1 Januari 2015 sampai dengan 20 Oktober 2015; 32.Bahwa demikian pula Muktamar Jakarta tidak sah karena tidak dihadiri ½ (seperdua) jumlah utusan DPW sebagaimana diharuskan oleh ketentuan Pasal 22 ayat (1) ART PPP. Lebih lanjut Muktamar Jakarta telah melanggar Pasal 23 ART ayat (2) yang mengharuskan sidang-sidang Muktamar dipimpin oleh Pengurus Harian DPP, padahal pada sidang pemilihan Ketua Umum dan formatur dipimpin oleh Saudara Habil Marati yang bukan Pengurus Harian DPP. Ironisnya Pimpinan sidang saudara Habil Marati memaksakan kehendak untuk mengetok palu mengesahkan Saudara Djan Faridz menjadi ketua umum terpilih secara aklamasi, padahal ada calon ketua umum yang lain yang juga didukung oleh sebagian peserta Muktamar. Berdasarkan doktrin universal apabila ada satupun yang tidak setuju, maka musyawarah mufakat itu tidak tercapai Mahkamah Agungsehingga pemilihan ketua Republik umum Djan Faridz versi Muktamar Indonesia Jakarta

Halaman 28 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

cacat yuridis; 33.Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Surabaya dan di Jakarta telah bertentangan dengan Mahkamah AgungAnggaran Dasar danRepublik Putusan Mahkamah Partai, makaIndonesia segala bentuk hasil dari Muktamar tersebut baik mengenai kepengurusan DPP PPP dan segala bentuk kebijakannya adalah batal, tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; 34.Bahwa dengan demikian kepengurusan yang sah dan masih berlaku adalah kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VII PPP yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2011, dengan masa jabatan periode 2011-2015; 35.Bahwa oleh karena kedua kubu baik Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar ke-VII, telah lewat waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai dan tidak lagi mampu untuk melakukan islah untuk menyelenggarakan Muktamar VIII PPP. Oleh karena tidak mungkin lagi antara kubu Ketua Umum Suryadharma Ali dengan kubu Sekretaris Jenderal untuk islah maka Pengurus Harian DPP PPP periode 2011-2015 harus dinyatakan tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan roda organisasi sebagaimana mestinya, sebagaimana putusan Mahkamah Partai Mahkamah Agungtersebut. Oleh karena Republik Pengurus Harian DPP PPP periode Indonesia 2011-2015 telah tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya untuk melaksanakan roda organisasi sebagaimana mestinya, maka Majelis Syariah dalam hal ini sebagai Turut Tergugat harus mengambil alih penyelenggaraan Muktamar VIII PPP untuk menentukan kepanitiaan, waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP sebagaimana Putusan Mahkamah Partai yang telah final dan mengikat secara internal karena tidak ada yang keberatan melalui pengadilan negeri; 36.Dalam pembentukan kepanitiaan Muktamar VIII oleh Pimpinan Majelis Syariah hendaknya sebisa mungkin menunjuk anggota Pengurus Harian DPP, anggota Majelis, atau anggota Departemen dan Lembaga DPP PPP yang tidak terlibat langsung dalam konflik PPP saat ini agar suasana konflik dan revalitas yang tinggi tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan Muktamar VIII PPP tahun 2015 tersebut. Untuk tugas mulia ini tentunya Pimpinan Majelis Syariah dibantu oleh Majelis Pertimbangan Mahkamah AgungPPP dan Majelis Pakar yangRepublik terdiri tokoh-tokoh PPP itu; Indonesia

Halaman 29 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

37.Bahwa oleh karena telah terjadi konflik yang sangat tajam antara dua kubu kepengurusan DPP PPP versi Muktamar Surabaya dengan versi Muktamar Jakarta dan telah terjadi tindakan saling pecat memecat Mahkamah Agungterhadap pengurus Republik dan anggota partai karena beda Indonesiafaksi dan sebagian telah dibentuk struktur kepengurusan baru baik ditingkat provinsi dan kabupaten/kota, maka untuk menjamin kepastian hukum bagi peserta Muktamar VIII PPP, maka semua Surat Keputusan tentang pemberhentian dan/atau pengangkatan terhadap Pengurus DPP, DPW, DPC dan Pemberhentian Keanggotaan PPP yang dikeluarkan baik oleh kubu Muktamar Surabaya maupun kubu Muktamar Jakarta yang dibuat dan diterbitkan sejak tanggal 9 September 2014 sampai dengan putusan perkara ini, dinyatakan tidak sah dan dikembalikan kepada kedudukan semula sesuai dengan isi Putusan Mahkamah Partai tersebut; 38. Perlu diberikan pencerahan terhadap pihak-pihak yang menganggap Putusan Mahkamah Partai melebihi kewenangan dan bersifat ultra petita. Seharusnya apabila keberatan terhadap putusan Mahkamah Partai ini dapat mengajukan gugatan ke pengadilan negeri namun tidak ada satupun pihak yang mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri, sehingga Putusan Mahkamah Partai tersebut bersifat final dan mengikat. Dapat dipahami Putusan Mahkamah Partai menunjuk Majelis Syariah untuk mengambil Mahkamah Agungtugas dan tanggungjawab Republik Pengurus Harian DPP adalah Indonesia merupakan kebijakan (diskresi) Majelis Mahkamah Partai karena Pengurus Harian DPP telah tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya karena konflik yang sangat keras yang tidak mungkin untuk didamaikan. Maka untuk menegakkan keadilan subtantif yakni demi tegaknya keadilan, kepastian hukum dan kemanfatan (kemashlahatan) untuk mencari solusi terbaik keluar dari konflik PPP yang dapat meruntuhkan PPP. Majelis Syariah dinilai oleh Mahkamah Partai dapat melaksanakan tugas untuk menuju islah karena terdiri dari para ulama yang sangat disegani dan dihormati oleh seluruh struktur dan kader partai dan sebelumnya telah terjadi konflik oleh kubu yang sama dapat diselesaikan dengan baik oleh Majelis Syariah ini. oleh karena substasi persoalan berkaitan dengan partai politik yang merupakan pilar demokrasi dan konstitusi, sifat perkara tersebut sangat berbeda dengan perkara perdata yang hanya mengikat pihak-pihak yang bersengketa saja, sedangkan perkara yang ditangani Mahkamah Partai a quo adalah berdimensi hukum tata negara yang bersifat dinamis dan tidak Mahkamah Agunghanya berlaku kepada pihakRepublik-pihak yang bersengketa saja (ergaIndonesia omnes),

Halaman 30 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

maka ultra petita itu dapat diterapkan dalam hukum yang bersifat dinamis untuk menegakkan kebenaran subtantif yang ditegakkan berdasarkan keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan itu; Mahkamah Agung39. Bahwa oleh karena Republik Surat Keputusan Menteri Hukum Indonesia dan HAM Nomor M.HH.07.AH.11.01 Tahun 2014 tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan tertanggal 28 Oktober 2014 telah masuk dalam persidangan dalam Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, dan proses di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta masih harus melewati tingkat banding, kasasi, bahkan peninjauan kembali, yang hal tersebut memakan waktu yang cukup lama dan berlarut-larut. Sementara terkait dengan sengketa kepengurusan partai politik telah diatur secara khusus berdasarkan Undang-Undang Partai Politik yang mana penyelesaiannya adalah melalui Mahkamah partai politik kemudian melalui pengadilan negeri dengan waktu yang telah ditentukan, maka demi kepastian hukum yang adil Menteri Hukum dan HAM harus pula mematuhi putusan dalam perkara a quo; Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberi putusan sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Surabaya pada tanggal Mahkamah Agung15-18 Oktober 2014 bertentangan Republik dengan Anggaran Dasar Indonesia dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. Menyatakan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Menyatakan batal dan tidak sah kepengurusan DPP PPP dan seluruh hasil dari Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 15- 18 Oktober 2014 tersebut; 5. Menyatakan batal dan tidak sah kepengurusan DPP PPP dan seluruh hasil dari Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 tersebut; 6. Menyatakan kepengurusan DPP PPP yang sah adalah hasil Muktamar VII PPP yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 3 sampai dengan 6 Juli 2011, dengan masa jabatan periode 2011-2015; 7. Memerintahkan Turut Tergugat Majelis Syariah DPP PPP periode 2011-2015 Mahkamah untukAgung mengambil alih tugas Republikdan tanggung jawab Pengurus Harian Indonesia DPP PPP

Halaman 31 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP sesuai dengan Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 Mahkamah Agungtertanggal 11 Oktober Republik 2014 tersebut; Indonesia Bahwa terhadap alasan-alasan tersebut di atas, Tergugat I, IV, V dan Turut Tergugat mengajukan eksepsi dan Tergugat II, III, mengajukan eksepsi serta gugatan rekonvensi yang pada pokoknya sebagai berikut: Dalam Eksepsi Tergugat I, IV, V dan Turut Tergugat: Penggugat Tidak Mempunyai Kedudukan Hukum (Legal Standing) Untuk Mengajukan Sengketa A Quo; 1. Bahwa para pihak yang bersengketa dalam Perselisihan Partai Politik pada Partai Persatuan Pembangunan (“Perselisihan PPP”) bermula dari Kepengurusan DPP Partai Persatuan Pembangunan (“PPP”) hasil Muktamar VII Bandung di bawah kepemimpinan Bapak Dr. H. Suryadhama Ali, M.Si. (Tergugat I in casu), dimana Tergugat I telah diberhentikan secara paksa oleh Ir. H.M. Romahurmuziy (Tergugat II in casu); 2. Bahwa Mahkamah Partai DPP PPP (“Mahkamah Partai PPP”) telah menyelesaikan Perselisihan PPP, sesuai dengan Putusan Mahkamah Partai PPP Persatuan Pembangunan Nomor 49/PTP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 (“Putusan Mahkamah Partai PPP”); Mahkamah 3.AgungBahwa disebutkan secara Republik jelas dalam Putusan Mahkamah PartaiIndonesia PPP yang menjadi para pihak dalam Perselisihan PPP yaitu Para Pemohon yang terdiri dari Para Pemohon I, II, III, IV dan V, Para Termohon yang terdiri dari Termohon I dan II, dan para pihak terkait yang terdiri dari Pihak Terkait I, II, III, IV, V (“Para Pihak Mahkamah Partai PPP”), apabila dilihat dengan cemat dan seksama dalam Putusan Mahkamah Partai PPP, Penggugat sama sekali tidak termasuk ke dalam Para Pihak Mahkamah Partai PPP; 4. Bahwa ketentuan hukum dalam Pasal 33 ayat (1) Undang Undang Nomor 8 Tahun 2008 tentang Partai Politik juncto Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (Undang Undang Parpol) mengatur sebagai berikut: “(1) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 tidak tercapai, penyelesaian perselisihan dilakukan melalui pengadilan negeri”; 5. Dengan mencermati ketentuan Undang Undang Parpol tersebut, dapat dipahami perselisihan partai politik yang diajukan ke muka Pengadilan Negeri Mahkamah haruslahAgung merupakan perkara Republik dengan materi dan para pihak yang Indonesia sama yang

Halaman 32 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

telah diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Partai PPP, namun tidak dapat terselesaikan di Mahkamah Partai PPP. Lebih lanjut, kewenangan untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri hanya dimiliki oleh para pihak yang Mahkamah Agungsebelumnya telah terlibat Republik dalam perselisihan partai politik Indonesia yang diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Partai PPP. Terlebih, secara logika hukum (legal reasoning) yang merasakan bahwa penyelesaian perselisihan tidak tercapai sehingga mengajukan penyelesaian perselisihan lewat Pengadilan Negeri adalah para pihak yang bersengketa di Mahkamah Partai PPP sendiri; 6. Bahwa Penggugat ternyata bukanlah atau tidak termasuk ke dalam Para Pihak Mahkamah Partai PPP, oleh karena itu Penggugat tidak memiliki kewenangan atau kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan Gugatan a quo kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Konsekuensi hukum lebih lanjut, Gugatan a quo menjadi cacat secara formil karena diajukan oleh pihak yang tidak berhak; 7. Bahwa Ahli hukum M. Yahya Harahap, S.H., dalam bukunya, Hukum Acara Perdata Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, 2009, halaman 111 dan halaman 438, secara konsisten turut memberikan doktrin-doktrin hukum mengenai gugatan yang diajukan oleh pihak yang tidak memiliki kualifikasi hukum sebagai berikut: “Gugatan yang diajukan oleh orang yang tidak berhak atau tidak memiliki Mahkamah Agunghak untuk itu, merupakan Republik gugatan yang cacat formil error inIndonesia persona dalam bentuk diskualifikasi in persona yaitu pihak yang bertindak sebagai penggugat adalah orang yang tidak punya syarat untuk itu”; “Yang bertindak sebagai penggugat, bukan orang yang berhak, sehingga orang tersebut tidak mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat. Dalam… dan seterusnya… bukan pengurus. Dalam hal demikian, tergugat dapat mengajukan exceptio in persona, atas alasan diskualifikasi in person, yakni orang yang mengajukan gugatan bukan orang yang berhak dan mempunyai kedudukan hukum untuk itu”; [Catatan: Cetak tebal dimaksudkan sebagai penegasan]; 8. Bahwa sejalan dengan doktrin hukum di atas, Mahkamah Agung R.I. telah memberikan kaidah hukum melalui Yurisprudensi Tetapnya Nomor 294 K/Sip/1971, tanggal 7 Juli 1971 dan Nomor 213 K/Sip/1979 tanggal 27 Januari 1981 berkenaan dengan kapasitas subjek hukum dalam mengajukan sebuah gugatan, yang dikutip berturut-turut, dibawah ini: Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 294 K/Sip/1971, tanggal 7 Juli 1971; Mahkamah “SuatuAgung gugatan perdata harusRepublik diajukan oleh orang/subjek hukumIndonesia yang

Halaman 33 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

mempunyai hubungan hukum dengan masalah yang disengketakan, dan bukan “orang lain”. (asas legitima persona standi in judicio). Gugatan yang secara salah diajukan oleh “orang lain” tersebut, harus dinyatakan,“ gugatan Mahkamah Agungtidak dapat diterima” ; Republik Indonesia Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 213 K/Sip/1979, tanggal 27 Januari 1981; “Seorang penyewa beberapa ruangan dalam “Rumah Induk”, tidak mempunyai kedudukan (hoedanig heid) atau tidak mempunyai kedudukan “legitima persona standi in judicio” untuk melakukan gugatan atas peralihan (telah beralihnya) hak kepemilikan rumah yang disewanya tersebut dari pemilik kepada seorang “penyewa ruangan lainnya” dari rumah Induk tersebut”; 9. Berdasarkan fakta hukum, ketentuan hukum, doktrin ahli hukum serta didukung dengan kaidah Yurisprudensi tetap Mahkamah Agung R.I., Penggugat tidak memiliki kedudukan hukum (legal standing) dalam mengajukan Gugatan a quo. Untuk itu kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard); Sengketa A Quo Telah Diputus Oleh Mahkamah Partai PPP (nebis in idem); 10.Bahwa dengan memperhatikan beberapa dalil Penggugat, sengketa a quo yang dipermasalahkan oleh Penggugat adalah perselisihan kepengurusan DPP PPP dan terhadap permasalahan tersebut telah diputus oleh Mahkamah AgungMahkamah Partai PPP melaluiRepublik Putusan Mahkamah Partai Indonesia PPP, sehingga permasalahan kepengurusan yang dikemukakan Penggugat sebenarnya telah diselesaikan melalui Mahkamah Partai PPP; 11.Bahwa Putusan Mahkamah Partai PPP bersifat final dan mengikat secara internal, hal tersebut sesuai dengan Pasal 32 ayat (5) Undang Undang Parpol, sebagaimana dikutip dibawah ini: “Putusan Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan”; 12.Bahwa setelah Mahkamah Partai PPP membacakan Putusan Mahkamah Partai PPP pada tanggal 11 Oktober 2014 tidak ada satupun dari Para Pihak Mahkamah Partai PPP yang mengajukan keberatan atau merasa permasalahan kepengurusan belum terselesaikan, sehingga dapat disimpulkan permasalahan perselisihan kepengurusan PPP telah diputuskan oleh Putusan Mahkamah Partai PPP dan diterima Para Pihak Mahkamah Partai PPP, Putusan Mahkamah Partai PPP tersebut telah bersifat final dan Mahkamah mengikatAgung secara internal Republik termasuk mengikat Penggugat agarIndonesia mentaati

Halaman 34 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Putusan Mahkamah Partai PPP; 13.Bahwa Ahli hukum M. Yahya Harahap, S.H. secara konsisten turut memberikan doktrin mengenai ne bis in idem di dalam bukunya, Hukum Mahkamah AgungAcara Perdata tentang RepublikGugatan, Persidangan, Penyitaan, Indonesia Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, 2009, halaman 439, sebagai berikut: “Disebut juga exeptie van gewijsde zaak. Kasus perkara yang sama, tidak dapat diperkarakan dua kali”; 14.Bahwa Mahkamah Agung R.I. turut memberikan kaidah hukum melalui Yurisprudensi Tetapnya dalam Putusan Nomor 647 K/Sip/1973 berkenaan dengan nebis in idem, yang dikutip dibawah ini: “untuk menentukan ada tidaknya ne bis in idem dalam suatu gugatan, tidak ditentukan oleh syarat pihak saja, terutama ditentukan oleh objek yang sama”; [Catatan: Cetak tebal dimaksudkan sebagai penegasan]; 15. Bahwa berdasarkan fakta hukum, doktrin hukum dan Yurisprudensi Tetap di atas, Perselisihan PPP telah diputuskan oleh Mahkamah Partai PPP, oleh karenanya kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard); Sengketa A Quo Belum Diselesaikan Secara Internal Melalui Mahkamah Partai PPP (Premature); 16.Bahwa apabila Majelis Hakim memiliki pendapat lain yang menilai perkara ini Mahkamah Agungadalah perkara berbeda Republikdengan perkara yang telah diputus Indonesiamelalui Putusan Mahkamah Partai PPP, maka perlu kami sampaikan pengajuan perkara ini bertentangan dengan Pasal 32 ayat (1) dan ayat (2) Undang Undang Parpol, dimana perselisihan internal partai harus terlebih dahulu diselesaikan secara internal melalui Mahkamah Partai PPP; 17.Bahwa Penggugat menyatakan dalam dalilnya khususnya poin 2 bagian pokok perkara yang di kutip di bawah ini adalah sebagai berikut: “Bahwa issu hukum pokok gugatan Penggugat adalah mengenai perselisihan kepengurusan DPP PPP hasil dari dua Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan pada tanggal 15-18 Oktober 2014 di Surabaya dan pada tanggal 30 Oktober-2 November di Jakarta, yang berkaitan erat dengan masa bhakti kepengurusan DPP PPP periode 2011-2015 berdasarkan Muktamar Bandung”; 18. Bahwa Penggugat dalam gugatan a quo telah mempermasalahkan Muktamar VIII di Surabaya dan Muktamar VIII di Jakarta. Selain itu Penggugat juga mempersengketakan masalah keuangan yang tidak dapat dipertanggung Mahkamah jawabkanAgung serta permasalahan Republik tidak dilaksanakannya Putusan Indonesia Mahkamah

Halaman 35 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Partai PPP, sehingga dalam hal ini sangat jelas sengketa a quo merupakan permasalahan baru dan terhadap permasalahan tersebut Penggugat belum pernah mencoba penyelesaian melalui Mahkamah Partai PPP; Mahkamah Agung19.Bahwa berdasarkan ketentuanRepublik hukum Pasal 32 ayat (1)IndonesiaUndang Undang Parpol, seharusnya dengan permasalahan baru tersebut Penggugat tidak langsung mengajukan penyelesaian perselisihan melalui pengadilan negeri, melainkan Penggugat harus menyelesaikan permasalahan tersebut di internal PPP melalui Mahkamah Partai PPP; 20.Bahwa Ahli hukum M. Yahya Harahap, S.H. secara konsisten turut memberikan doktrin-doktrin mengenai gugatan prematur (premature) di dalam bukunya, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, 2009, halaman 457, poin 3 butir a titik ke satu dan titik kedua, berturut-turut sebagai berikut: “Gugatan penggugat belum dapat diterima untuk diperiksa sengketanya di pengadilan, karena masih premature, dalam arti gugatan yang diajukan masih terlampau dini”; “Tertundanya pengajuan gugatan disebabkan adanya faktor yang menangguhkan, sehingga permasalahan yang hendak digugat belum terbuka waktunya”; Mahkamah AgungDengan demikian sangat Republik jelas bahwa dalam Gugatan a quoIndonesiafaktor yang menangguhkan adalah ketentuan dalam Pasal 32 ayat (1) Undang Undang Parpol, yakni mengharuskan Penggugat menyelesaikan secara internal/ melalui Mahkamah Partai PPP terlebih dahulu, sebelum mengajukannya pada Pengadilan Negeri; 21. Bahwa Mahkamah Agung R.I. melalui berbagai Putusannya telah menegaskan sikapnya terhadap gugatan prematur sehubungan perselisihan partai politik, dengan memberikan kaidah hukum yurisprudensi sebagai berikut: Putusan Nomor 28 K/Pdt.Sus.Parpol/2014: “Bahwa belum ada putusan/pemeriksaan majelis partai politik atas kasus yang diajukan Penggugat dan sesuai ketentuan Pasal 33 ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011, disebabkan belum ditempuhnya upaya penyelesaian melalui majelis partai maka gugatan tersebut premature”; Putusan Nomor 34 K/Pdt.Sus-Parpol/2014: “karena dari fakta-fakta persidangan ternyata perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat adalah perselisihan partai politik, yang belum diselesaikan Mahkamah olehAgung Mahkamah Partai, oleh Republik karenanya adalah beralasan untuk Indonesia menyatakan

Halaman 36 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

gugatan Penggugat tidak dapat diterima”; 22.Bahwa berdasarkan fakta hukum, doktrin ahli hukum serta kaidah hukum yurisprudensi tetap di atas, terbukti gugatan a quo yang diajukan oleh Mahkamah AgungPenggugat bersifat prematur,Republik untuk itu kami mohon kepada Indonesia Majelis Hakim Yang Mulia untuk menyatakan Gugatan a quo tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard); Gugatan Penggugat Tidak Jelas, Kabur Dan Mengandung Kontradiksi (Exceptio Obscuur Libelum-Contradictio In Terminis) Karena Baik Antara Judul Gugatan Dengan Posita Maupun Antara Posita Dengan Petitum Tidak Terdapat Persesuaian; 23.Bahwa dalam halaman 1 Gugatan a quo, Penggugat secara tegas menyatakan perihal gugatan merupakan “gugatan perselisihan kepengurusan partai politik”. Adapun istilah “Perselisihan Kepengurusan Partai Politik” diatur dalam Pasal 25 Undang Undang Parpol, sehingga untuk memahami istilah yuridis tersebut secara benar, perlu kita perhatikan ketentuan hukum tersebut yang dikutip sebagai berikut: “Perselisihan kepengurusan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 terjadi apabila pergantian kepengurusan Partai Politik yang bersangkutan ditolak oleh paling rendah 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik”; Adapun ketentuan hukum dalam Pasal 24 Undang Undang Parpol adalah Mahkamah Agungsebagai berikut: Republik Indonesia “Dalam hal terjadi Perselisihan kepengurusan Partai Politik hasil forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik, pengesahan perubahan kepengurusan belum dapat dilakukan oleh Menteri sampai perselisihan terselesaikan”; Dengan mencermati ketentuan hukum dalam Pasal 24 dan 25 Undang Undang Parpol, maka Perselisihan kepengurusan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dan 25 baru dapat dikatakan terjadi jika adanya hasil dari forum tertinggi dan hasil dari forum tertinggi tersebut ditolak oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta forum tertinggi pengambilan keputusan partai politik. Sedangkan dalam perkara a quo, Penggugat sama sekali tidak pernah menyebutkan mengenai adanya penolakan dari minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta Muktamar VIII PPP di Jakarta; Bahkan yang lebih tidak jelas lagi, meskipun Penggugat jelas-jelas menyebutkan, “Gugatan Perselisihan Kepengurusan Partai Politik”, Penggugat malah mengutip Pasal 32 dan Penjelasan Pasal 32 Undang Undang Parpol, Mahkamah dimanaAgung dalam ketentuan hukumRepublik tersebut jelas-jelas menggunakan Indonesia istilah

Halaman 37 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

“perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan” bukan “Gugatan Perselisihan Kepengurusan Partai Politik”. Artinya, keduanya memang memiliki pengertian, substansi dan pengaturan yuridis yang berbeda satu sama Mahkamah Agunglainnya; Republik Indonesia 24.Bahwa Penggugat kembali melakukan kekeliruan, dimana antara perihal dalam gugatan dan posita-posita, telah menggabungkan antara permasalahan keuangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, Perselisihan Kepengurusan Partai Politik dan perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan. Perlu kami sampaikan dalam Pasal 32 ayat (1) Undang Undang Parpol menjelaskan mengenai cakupan dari Perselisihan Partai Politik yaitu: “Yang dimaksud dengan “Perselisihan Partai Politik” meliputi antara lain: (1) perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; (2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik, (3) Pemecatan tanpa alasan yang jelas, (4) penyalahgunaan kewenangan, (5) pertanggungjawaban keuangan, dan/ atau (6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik”; Oleh karena itu dengan melihat dari ketentuan hukum di atas Penggugat telah menggabungkan 3 (tiga) permasalahan dengan dasar hukum yang masing-masing berbeda dalam satu gugatan sekaligus; 25.Bahwa Mahkamah Agung R.I. melalui berbagai putusannya telah menegaskan Mahkamah Agungsikapnya terhadap gugatan Republik yang tidak jelas, dengan memberika Indonesian kaidah hukum yurisprudensi sebagai berikut: Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 492 K/Sip/1970, tanggal 16 Desember 1970; “Tuntutan yang tidak jelas atau tidak sempurna dapat berakibat tidak diterimanya tuntutan tersebut”; Putusan Mahkamah Agung R.I. Nomor 582 K/Sip/1973, tanggal 18 Desember 1975; “Karena petitum gugatan adalah tidak jelas, gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”; [Cetak tebal oleh Tergugat I, IV, V & Turut Tergugat dimaksudkan sebagai penegasan]; 26.Bahwa berdasarkan fakta hukum yang diungkapkan oleh Penggugat sendiri dalam Gugatannya, dihubungkan dengan ketentuan hukum serta dikuatkan pula dengan beberapa Yurisprudensi Tetap Mahkamah Agung R.I. di atas, maka terang terbukti gugatan a quo mengandung tuntutan yang tidak jelas Mahkamah atauAgungobscuur, oleh karenanya Republik kami mohon Majelis Hakim Indonesia Yang Mulia

Halaman 38 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menyatakan Gugatan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Dalam Eksepsi Tergugat II dan Tergugat III: Eksepsi Pertama: Mahkamah AgungPengadilan Negeri Jakarta Republik Pusat Tidak Memiliki Kompetensi Indonesia Absolut Untuk Memeriksa Dan Memutus Hal-Hal Yang Menyangkut Muktamar Sebagai Forum Tertinggi Pengambilan Keputusan Di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Diluar Hal-Hal Yang Menyangkut Soal Kepengurusan, Pemecatan Anggota Partai Politik, Pelanggaran Hak Anggota Partai Politik, Penyalahgunaan Kewenangan Dan Keuangan Partai Politik; 1. Bahwa dalam petitum Surat Gugatannya, Penggugat menuntut agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan Muktamar PPP baik yang diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 maupun yang di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 dinyatakan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku (mohon periksa petitum angka 2 dan 3 Surat Gugatan Penggugat); 2. Bahwa Muktamar PPP, setidaknya untuk Muktamar yang diselenggarakan di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014, tidak hanya memutuskan soal kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP periode 2014-2019, namun juga memutuskan hal-hal lainnya, antara lain: (i) perubahan Mahkamah AgungAnggaran Dasar (AD) Republik dan Anggaran Rumah Tangga Indonesia (ART); (ii) Rekomendasi Politik yang harus dijalankan oleh segenap jajaran kepengurusan PPP; dan (iii) Program perjuangan PPP untuk periode 2014- 2019; serta keputusan-keputusan Muktamar PPP lainnya; 3. Bahwa petitum angka 2 dan 3 surat gugatan Penggugat tidak memberikan kualifikasi mengenai (hasil atau keputusan) Muktamar PPP bagian mana yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP serta bagian mana yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Dengan demikian, yang tertulis dalam petitum angka 2 dan 3 tersebut harus diartikan bahwa Penggugat hendak menuntut seluruh (produk dan hasil) Muktamar a quo sebagai bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta peraturan perundangan yang berlaku; 4. Bahwa Tergugat II dan Tergugat III hendak menegaskan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan/kompetensi absolut untuk memeriksa dan memutus petitum angka 2 dan 3 dari surat gugatan Mahkamah PenggugatAgung yang menyangkut Republik produk dan/atau hasil Muktamar PPPIndonesia tersebut,

Halaman 39 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

oleh karena: a. Kewenangan/kompetensi absolut Pengadilan Negeri-in casu Pengadilan Negeri Jakarta Pusat-untuk memeriksa dan memutus perkara Mahkamah Agungperselisihan partai Republik politik pada hakekatnya tunduk Indonesia dan dibatasi oleh ketentuan Pasal 32 ayat 1 dan Penjelasannya juncto Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (“UU Parpol”); b. Dari ketentuan-ketentuan dalam Undang Undang Parpol tersebut di atas, maka dapat ditarik garis hukum bahwa kewenangan/kompetensi absolut Pengadilan Negeri untuk memeriksa dan mengadili perkara perselisihan partai politik pada dasarnya merupakan turunan kewenangan/kompetensi dari Mahkamah Partai Politik yang harus memeriksa dan memutus perselisihan a quo pada tingkatan pertama, sebelum perselisihan a quo dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri; c. Dari ketentuan Pasal 32 ayat 1 Undang Undang Parpol, secara jelas dapat dipahami bahwa: “penyelesaian perselisihan partai politik adalah sesuai dengan AD dan ART dari partai politik tersebut”. Dengan demikian, dalam konteks PPP, maka perselisihan internal dalam PPP yang dapat diputus oleh Mahkamah Partai PPP dan kemudian dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri (jika tidak terselesaikan secara internal pada tingkatan mahkamah partai) hanyalah perselisihan yang Mahkamah Agungdiatur dalam AD dan Republik ART PPP. Tegasnya, Mahkamah Indonesia Partai maupun Pengadilan Negeri berdasarkan ketentuan Pasal 32 ayat 1 juncto Pasal 33 juncto AD dan ART PPP hanya dapat memeriksa dan mengadili perselisihan dalam partai politik yang kewenangan/kompetensinya memang tegas ditetapkan diserahkan kepada Mahkamah Partai dan/atau Pengadilan Negeri; d. Pasal 20 ayat 4 AD PPP hasil Muktamar VII PPP di Bandung yang mengatur kewenangan/kompetensi Mahkamah Partai PPP dalam menyelesaikan perselisihan di PPP, yaitu terbatas pada: (a) memutus perkara perselisihan kepengurusan internal PPP; (b) memutus perkara pemecatan dan pemberhentian anggota PPP; (c) memutus perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh Dewan Pimpinan; (d) memutus perkara dugaan penyalahgunaan keuangan; e. Atas dasar ketentuan Pasal 32 ayat 1 Undang Undang Parpol juncto Pasal 20 ayat 4 AD PPP dan atas dasar tidak adanya ketentuan dalam Undang Undang Parpol serta dalam AD dan ART PPP lainnya yang Mahkamah Agungmemberikan kewenangan/kompe Republiktensi absolut kepada Pengadilan Indonesia Negeri

Halaman 40 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

untuk memeriksa dan mengadili perselisihan partai politik diluar dari hal- hal yang disebut dalam huruf (a) sampai dengan (d) di atas, maka menjadi tidak ada kewenangan/kompetensi absolut bagi Pengadilan Mahkamah AgungNegeri-in casu PengadilanRepublik Negeri Jakarta Pusat-untuk Indonesiamemeriksa dan memutus hal-hal yang merupakan produk dan/atau hasil Muktamar PPP secara umum/menyeluruh sebagaimana yang dituntut dalam petitum angka 2 dan 3 surat gugatan Penggugat; f. Dengan demikian, tidak ada landasan kewenangan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk menyatakan Muktamar VIII PPP di Surabaya bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan peundang-undangan lainnya; Eksepsi Kedua: Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Tidak Memiliki Kewenangan Atau Kompetensi Absolut Untuk Memeriksa Dan Memberikan Putusan Comdemnatoir Yang Memerintahkan Turut Tergugat/Majelis Syariah DPP PPP Untuk Mengambil Alih Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus Harian DPP PPP Terkait Dengan Penyelenggaraan Muktamar; 5. Bahwa dalam petitum angka 7 surat gugatannya, Penggugat meminta Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk memerintahkan Turut Tergugat/Majelis Syariah DPP PPP periode 2011-2015 untuk mengambil alih tugas dan Mahkamah Agungtanggung jawab Pengurus Republik Harian DPP PPP untuk menetapkan Indonesia kepanitiaan, waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP tahun 2015; 6. Bahwa terlepas dari ketidakmengertian Penggugat atas isi ketentuan Pasal 17 AD PPP yang mengatur tugas dan kewenangan Turut Tergugat, Tergugat II dan Tergugat III hendak menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan atau kompetensi absolut untuk memberikan putusan yang bersifat comdenatoir yang berisi perintah kepada Turut Tergugat guna mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP dalam penyelenggaraan Muktamar yang diminta Penggugat; 7. Bahwa tidak ada satupun ketentuan dalam UU Parpol, peraturan perundangan lainnya (Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan KeHakiman atau UU Peradilan Umum) maupun ketentuan dalam AD dan ART PPP yang menetapkan kewenangan atau kompetensi absolut Pengadilan Negeri untuk memberikan amar putusan seperti itu; 8. Bahwa amar putusan seperti yang diminta oleh Penggugat tersebut justru dapat membawa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada keadaan “error of Mahkamah law”,Agung karena ketentuan Pasal Republik 17 AD PPP membatasi tugas dan Indonesia wewenang

Halaman 41 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Turut Tergugat pada pemberian fatwa keagamaan serta memberikan nasihat/arahan tentang persoalan kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan ajaran Islam kepada Pengurus Harian. Tidak ada satupun ketentuan hukum Mahkamah Agungatau AD PPP yang Republik dapat dijadikan pintu masuk atau Indonesia landasan untuk memberikan wewenang kepada Turut Tergugat untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP; Eksepsi Ketiga: Penggugat Belum Memiliki Legal Standing (Persona Standi In Judicio) Dan Karenanya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Belum Memiliki Kewenangan Absolut Mengadili Materi Dan Tuntutan Perkara Yang Diajukan Oleh Penggugat Karena Penggugat Belum Pernah Mengajukan Gugatan A Quo Kepada Mahkamah Partai DPP PPP; 9. Bahwa Penggugat sendiri belum pernah membawa materi dan tuntutan sebagaimana tertuang dalam surat gugatannya kehadapan Mahkamah Partai DPP PPP. Tegasnya, Penggugat dalam kapasitas sebagai (mantan) Pengurus DPP PPP periode 2011-2014 maupun anggota PPP belum pernah menjadi pihak Pemohon yang mengajukan atau membawa perkaranya kepada Mahkamah Partai DPP PPP. Penggugat langsung mengajukan gugatan ini kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; 10.Bahwa gugatan Penggugat dalam perkara ini merujuk pada ketentuan Pasal Mahkamah Agung32 juncto Pasal 33 Undang Republik Undang Nomor 2 Tahun 2011 Indonesia tentang Partai Politik (UU Parpol) sebagaimana dikutip dalam Angka II-poin 1, halaman 10- 11 surat gugatan; 11.Bahwa dari penafsiran gramatikal dan sistematis terhadap kedua Pasal Undang Undang Parpol tersebut, maka dapat ditarik sebuah norma hukum bahwa gugatan mengenai suatu perselisihan dalam partai politik baru dapat diajukan setelah pihak-pihak yang berselisih (in casu Penggugat) mengajukannya terlebih dahulu kepada Mahkamah Partai Politik -in casu Mahkamah Partai DPP PPP-. Apabila setelah ada keputusan Mahkamah Partai Politik a quo, Penggugat tidak puas atau tidak ada penyelesaian atas hal-hal yang diperselisihkannya, maka Penggugat atau para pihak a quo baru dapat mengajukannya kepada Pengadilan Negeri yang berwenang; 12.Bahwa dari norma hukum dalam Pasal 32 juncto Pasal 33 Undang Undang Parpol tersebut, maka seseorang atau satu pihak untuk dapat mengajukan gugatan perselisihan partai politik, maka orang atau pihak tersebut (in casu Penggugat) harus mengajukan dan menjadi pihak dalam proses Mahkamah penyelesaianAgung di tingkat Mahkamah Republik Partai Politik dalam kaitannya Indonesia dengan

Halaman 42 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perselisihan terhadap pihak lain dalam kepengurusan partai politik. Tidak bisa orang atau pihak tersebut tiba-tiba mengajukan gugatan atau menjadi Penggugat tanpa sebelumnya orang atau pihak tersebut terlibat/ikut atau Mahkamah Agungturut serta menjadi pihak Republik dalam proses di Mahkamah Partai Indonesia Politik; 13.Bahwa Penggugat bukan pihak dan tidak turut serta dalam proses (penyelesaian) perselisihan internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sewaktu proses tersebut berada di tingkat Mahkamah Partai DPP PPP. Dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP yang dirujuk dalam surat gugatan Penggugat, maka nama Penggugat tidak tercantum sebagai pihak pemohon, termohon maupun pihak terkait dalam perkara di Mahkamah Partai DPP PPP a quo; 14.Bahwa sebagaimana nanti akan dikemukakan dibawah, Penggugat bahkan menjadi seorang Peserta Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15- 17 Oktober 2014 dengan status sebagai peninjau dalam kapasitasnya sebagai salah seorang Pengurus DPP PPP sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP, dan dalam Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo, Penggugat tidak memperselisihkan soal penyelenggaraan maupun proses yang berlangsung di Muktamar tersebut meskipun Penggugat selaku Peserta Muktamar VIII di Surabaya a quo mempunyai hak bicara sesuai Pasal 21 ayat 2 ART PPP; Mahkamah 15.AgungBahwa oleh karena Penggugat Republik bukan pihak dan tidak turutIndonesia serta dalam proses di Mahkamah Partai DPP PPP atas hal-hal yang diperselisihkannya tersebut dan karena Penggugat telah mengakui dengan ikut menjadi seorang Peserta Muktamar VIII PPP di Surabaya, maka Penggugat belum memiliki hak gugat (legal standing) guna mengajukan gugatan perselisihan internal di PPP kehadapan Pengadilan Negeri sebagaimana materi yang tercantum dalam surat gugatannya; 16.Bahwa selain itu, oleh karena hal-hal yang diajukan dan dituntut dalam petitum surat gugatan Penggugat belum pernah diajukan serta diputus oleh Mahkamah Partai DPP PPP, maka menjadikan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat belum mempunyai kewenangan (absolut) untuk memeriksa, mengadili dan memutus gugatan Penggugat; Eksepsi Keempat; Penggugat Tidak Memiliki Legal Standing Untuk Mengajukan Gugatan, Setidaknya Terhadap Tergugat II Dan Tergugat III; 17.Bahwa sampai dengan Tergugat II maupun Tergugat III menerima relas Mahkamah panggilanAgung sidang dalam Republik perkara ini, Penggugat belum Indonesia pernah

Halaman 43 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

menyampaikan adanya perselisihan antara diri Penggugat dengan Tergugat II dan Tergugat III ataupun mengajukan keberatan secara langsung atau melalui Mahkamah Partai DPP PPP, baik yang menyangkut: (i) jabatan atau Mahkamah Agungkedudukannya sebagai Republik Pengurus DPP PPP periode Indonesia 2011-2014; (ii) penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-17 Oktober 2014; (ii) situasi yang terjadi di PPP ataupun (iv) menyangkut hal- hal yang terkait dengan masalah kepartaian lainnya dalam tubuh PPP; 18.Bahwa Penggugat bahkan memenuhi undangan yang disampaikan oleh Panitia Muktamar VIII PPP dengan cara hadir secara langsung di arena Muktamar dalam kapasitas sebagai Peserta yang berstatus sebagai Peninjau sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat 3 juncto Pasal 21 ayat 2 ART PPP; 19.Bahwa oleh karena Penggugat tidak pernah menyampaikan-karena memang tidak terjadi-adanya perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat II dan Tergugat III, maka tidak ada hak gugat (legal standing) Penggugat untuk mengajukan gugatan terhadap Tergugat II dan Tergugat III; Eksepsi Kelima; Gugatan Penggugat Kurang Pihak Yang Digugat Karena Tidak Mengikutsertakan Ketua Dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Dan Dewan Pimpinan Cabang PPP Dari Seluruh Indonesia Selaku Mahkamah PesertaAgung Dan Pengambil Keputusan Republik Dalam Muktamar VIII PPP DiIndonesia Surabaya; 20.Bahwa gugatan Penggugat antara lain menuntut agar Muktamar VIII PPP di Surabaya tanggal 15-17 Oktober 2014 dinyatakan bertentangan dengan AD dan ART PPP serta peraturan perundangan yang berlaku, dan kepengurusan DPP PPP dan seluruh hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo dinyatakan batal dan tidak sah; 21.Bahwa Muktamar PPP, setidaknya Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-17 Oktober 2014, beserta dengan seluruh keputusannya yang menjadi hasil dari Muktamar VIII PPP a quo, termasuk kepengurusan yang disahkan oleh Turut Tergugat, merupakan keputusan yang diambil oleh serta melibatkan seluruh Peserta Muktamar PPP, khususnya yang berstatus Utusan Muktamar yakni para Ketua dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia, serta para Ketua dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP dari 507 Kabupaten dan Kota/Daerah Tingkat II seluruh Indonesia; 22.Bahwa 33 DPW PPP dan 507 DPC PPP dari seluruh Indonesia harus ditarik Mahkamah atauAgung ditempatkan sebagai pihakRepublik (tergugat) dalam perkara ini agarIndonesia hak-hak

Halaman 44 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

mereka selaku Peserta Muktamar VIII PPP di Surabaya yang mengambil keputusan untuk membela atau mempertahankan Muktamar VIII PPP di Surabaya dapat terakomodasi dalam perkara ini; Mahkamah Agung23.Bahwa dengan tidak menarikRepublik atau mengikutsertakan 33 DPWIndonesia dan 507 DPC PPP a quo, maka gugatan ini secara nyata merupakan gugatan yang kurang pihaknya dan harus dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; Eksepsi Keenam; Gugatan Penggugat Kurang Pihak Yang Digugat Karena Tidak Mengikutsertakan Seluruh Pihak Atau Orang Yang Namanya Tercantum Dalam Kepengurusan DPP PPP Hasil Muktamar VIII PPP Di Surabaya; 24.Bahwa salah satu petitum yang dituntut oleh Penggugat adalah menyatakan batal dan tidak sah kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI; 25.Bahwa kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo tidak hanya terdiri dari Tergugat II selaku Ketua Umum dan Tergugat III selaku Sekretaris Jenderal DPP PPP. Kepengurusan DPP PPP a quo terdiri dari lebih dari 50 (lima puluh) orang lainnya yang daftarnya ada dalam Lampiran SK Menteri Hukum Dan HAM RI yang mengesahkan susunan kepengurusan baru DPP PPP; Mahkamah 26.AgungBahwa dengan demikian Republikterdapat sekurangnya 50 (lima puluh) Indonesia orang lainnya dalam kepengurusan DPP PPP yang mempunyai hak hukum dan kepentingan untuk membela dan mempertahankan posisi atau statusnya sebagai Pengurus DPP PPP, dan karenanya harus diberikan kesempatan untuk menanggapi gugatan dan tuntutan Penggugat yang meminta agar kepengurusan DPP PPP dinyatakan batal dan tidak sah dalam putusan perkara ini; Eksepsi Ketujuh Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel); 27.Bahwa gugatan Penggugat merupakan gugatan yang campur aduk dan kabur (obscuur libel), hal mana dapat diterangkan bahwa tidak jelas siapa yang dimaksud dengan kubu Muktamar Surabaya maupun kubu Muktamar Jakarta. Tergugat II dan Tergugat III tidak pernah mengidentifikasikan diri sebagai kubu Muktamar Surabaya, karena yang ada ialah DPP PPP yang sah dan memiliki legitimasi dari sisi hukum organisasi (AD, ART PPP dan UU Parpol) dengan dikeluarkannya SK Menteri Hukum dan HAM RI a quo Mahkamah danAgung DPP PPP “Tandingan” Republikyang dipimpin oleh Tergugat IV dan Indonesia Tergugat V

Halaman 45 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tanpa memiliki legitimasi apapun dari instansi yang berwenang; Eksepsi Kedelapan; Gugatan Penggugat Prematur Karena Perkara A Quo Belum Pernah Diperiksa Mahkamah AgungDan Belum Pernah Diadili Republik Oleh Mahkamah Partai PPP; Indonesia 28.Bahwa seharusnya Penggugat sebelum mengajukan materi dan tuntutan sebagaimana termuat dalam surat gugatannya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat terlebih dahulu mengajukan kehadapan Mahkamah Partai DPP PPP sebagaimana diharuskan oleh Pasal 32 Undang Undang Parpol; 29.Bahwa oleh karena hal-hal yang diajukan dan dituntut oleh Penggugat dalam surat gugatannya belum pernah diperiksa dan diadili oleh Mahkamah Partai DPP PPP maka gugatan Penggugat a quo adalah prematur; Dalam Rekonvensi Tergugat II dan Tergugat III; 1. Bahwa pertama-tama, Penggugat I Rekonvensi dan Penggugat II Rekonvensi memohon agar hal-hal yang disampaikan dalam Jawaban Konpensi di atas dimasukkan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan karenanya dianggap sebagai telah terulang dalam gugatan rekonvensi ini; 2. Bahwa sebagaimana dapat dilihat dalam halaman 15-16 dan 22-23 Surat Gugatan (konvensi)-nya, Tergugat Rekonvensi mengutip amar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 (selanjutnya disebut: Putusan Mahkamah Partai DPP Mahkamah AgungPPP), yang amar angka Republik5-nya berbunyi: Indonesia “5. muktamar VIII PFP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan surat- surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr.H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP"; 3. Bahwa selanjutnya Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo, khususnya amar angka 5-nya, menjadi dasar Tergugat Rekonvensi untuk menuntut hal-hal sebagaimana dicantumkannya dalam petitum halaman 31-32 yang untuk ringkasnya petitum a quo dianggap telah diulang dalam gugatan rekonvensi ini; 4. Bahwa selain menjadi dasar Tergugat Rekonvensi dalam mengajukan tuntutan (petitum)-nya dalam gugatan konvensi, maka Putusan Mahkamah Mahkamah PartaiAgung DPP PPP a quo, khususnya Republik amar angka 5-nya, telah menimbulkanIndonesia

Halaman 46 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perselisihan berkepanjangan dalam internal PPP, sehingga Penggugat Rekonvensi meminta agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menilai dan mempertimbangkan legalitas dan kesesuaian amar Putusan angka 5 a quo Mahkamah Agungdengan ketentuan AnggaranRepublik Dasar (AD) dan Anggaran Indonesia Rumah Tangga (ART) PPP sebagai aturan dasar untuk menilai sikap tindak maupun putusan seluruh organ atau lembaga di PPP, termasuk Mahkamah Partai PPP; 5. Bahwa Mahkamah Partai PPP merupakan salah satu organ atau lembaga yang keberadaannya diatur dalam AD dan ART PPP (dalam hal ini AD dan ART PPP hasil Muktamar VII PPP di Bandung yang menjadi andasan hukum dan pengaturan pada, termasuk yang menyangkut kewenangan atau kompetensi (absolut)-nya. Dalam hal ini pengaturan tersebut terdapat dalam Pasal 20 AD PPP dan Pasal 19 ART PPP; 6. Bahwa sejauh yang menyangkut kewenangan atau kompetensi Mahkamah Partai DPP PPP, maka Pasal 20 ayat (4) AD PPP dan Pasal 19 ayat (1) ART PPP masing-masing menetapkan sebagai berikut: Pasal 20 ayat (4) AD PPP: "Mahkamah Partai DPP bertugas dan berwenang: a. memutus perkara perselisihan kepengurusan internal °PP; b. memutus perkara pemecatan dan pemberhentian anggota PPP, c. memutus perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh Dewan Pimpinan, d. memutus perkara dugaan penyalahgunaan keuangan"; Mahkamah AgungPasal 19 ayat (1) ART Republik PPP: "Mahkamah Partai DPP Indonesia bertugas dan berwenang: a. menerima pengaduan perkara perselisihan kepengurusan internal PPP dan memberikan putusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, b. menerima dan memutus peninjauan kembali keputusan Pengurus

Harian tentang pemecatan, pemberhentian sementara, dan pemberhentian sebagai anggota PPP, c. menerima dan memutus peninjauan kembali keputusan Pengurus Harian tentang pemecatan, pemberhentian sementara, dan pemberhentian sebagai anggota Dewan pimpinan, d. menerima dan memutus pengaduan perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh anggota Dewan Pimpinan, e. menerima dan memutus pengaduan perkara dugaan penyalahgunaan keuangan”; 7. Bahwa kewenangan atau kompetensi absolut sebagaimana ditetapkan dalam AD dan ART tersebut di atas kemudian diadopsi oleh Mahkamah DPP PPP sendiri dalam Ketetapan Mahkamah Partai PPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hukum Beracara Mahkamah Partai (Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP), yakni Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut: Mahkamah “PermoAgunghonan wajib dibuat Republik dengan uraian yang jelas mengenai Indonesiaobjek

Halaman 47 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perselisihan internal, yang meliputi: a. Perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan, b. Pelanggaran terhadap hak anggota partai, c. Pemecatan tanpa alasan yang jelas. Penyalahgunaan kewenangan, pertanggung Mahkamah Agungjawaban atau dugaan Republik penyalahgunaan keuangan, dan/atau Indonesia f. Keberatan terhadap keputusan partai”; 8. Bahwa dari apa yang ditetapkan dalam AD PPP, ART PPP maupun ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP sebagaimana dikutip di atas, maka secara nyata dapat dilihat bahwa tidak ada satupun ketentuan yang menetapkan dan mengatur kewenangan atau kompetensi absolut Mahkamah Partai DPP PPP untuk mengadili dan memutuskan hal-hal yang terkait dengan Muktamar PPP dan tata cara penyelenggaraannya maupun menunjuk Majelis Syariah DPP PPP untuk mengambil alih rapat penyelenggaraan Muktamar PPP. Dengan demikian Putusan Mahkamah Partai DPP PPP amar nomor 5 merupakan (amar) Putusan yang melebihi atau diluar kewenangan/kompetensi absolutnya baik menurut AD PPP, ART PPP maupun ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP yang mengatur hukum acara bagi dirinya sendiri (excess du pouvoir); 9. Bahwa selain bersifat excess du pouvoir tersebut, Putusan Mahkamah Partai DPP PPP amar Nomor 5 a quo juga melanggar Pasal 17 ayat (1) AD PPP Mahkamah Agungdan Pasal 16 ayat (1)Republik ART PPP yang mengatur tentang Indonesia tugas dan kewenangan Majelis Syariah; Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) AD PPP, maka Majelis Syariah DPP PPP bertugas dan berwenang memberikan fatwa keagamaan serta memberikan nasihat/arahan tentang persoalan kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan ajaran agama kepada Pengurus Harian DPP"; Penjabaran lebih lanjut dari ketentuan AD PPP tersebut ditetapkan dalam Pasal 16 ayat (1) ART PPP yang berbunyi: "Mahkamah Syariah bertugas dan berwenang: a. membahas dan mengkaji persoalan kebangsaan dan kenegaraan dari sisi agama, b. mengeluarkan fatwa keagamaan, c. memberikan nasihat keagamaan, d. memberikan arahan tentang persoalan kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan ajaran agama kepada Pengurus Harian"; 10.Bahwa dari ketentuan AD PPP maupun ART PPP, maka secara jelas dapat dipahami bahwa tidak ada satupun ketentuan dalam AD dan ART PPP yang memberikan kewenangan kepada Majelis Syariah untuk bertindak sebagai eksekutif atau pelaksana kegiatan organisasi kepartaian selain dari yang Mahkamah telahAgung ditetapkan dalam Pasal Republik 17 ayat (1) AD PPP dan Pasal 16 Indonesiaayat (1) ART

Halaman 48 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PPP. Oleh karenanya, tidak ada landasan hukum bagi Mahkamah Partai DPP PPP membuat amar putusan yang memberikan wewenang atau tugas kepada Majelis Syariah DPP PPP untuk mengambil alih tugas dan tanggung Mahkamah Agungjawab Pengurus Harian Republik DPP PPP guna menyelenggarakan Indonesia rapat Pengurus Harian berkaitan dengan penyelenggaraan Muktamar PPP; Bahkan dengan amar Nomor 5 Putusan Mahkamah Partai DPP PPP yang memberikan wewenang kepada Majelis Syariah untuk mengambil alih tugas Pengurus Harian DPP PPP a quo, maka sesungguhnya Mahkamah Partai DPP PPP telah membuat amar putusan yang melanggar AD dan ART PPP; 11.Bahwa lebih dari itu, dari petitum permohonan yang diajukan oleh Para Pemohon dalam perkara yang kemudian diputus melalui Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo, maka tidak ada satupun petitum dari Para Pemohon yang meminta kepada Mahkamah Partai DPP PPP untuk menunjuk Majelis Syariah DPP PPP guna mengambil alih tugas dan wewenang Pengurus Harian DPP PPP dalam rangka penyelenggaraan Muktamar VIII PPP. Dengan demikian, amar nomor 5 Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo juga merupakan amar putusan yang bersifat ultra petita; 12.Bahwa dari hal-hal yang telah dikemukakan di atas, maka secara nyata dapat disimpulkan bahwa amar Nomor 5 Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut melebihi kewenangan atau kompetensi absolut-nya (excess du Mahkamah Agungpouvoir), melanggar ADRepublik PPP dan ART PPP, melanggar Indonesia Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP sendiri yang merupakan hukum acara-nya, dan merupakan amar putusan yang melebihi dari petitum yang diminta oleh para Pemohonnya (ultra petita); 13.Bahwa dengan demikian, amar Nomor 5 Putusan Mahkamah Partai DPP PPP harus dinyatakan batal demi hukum (null and void) serta tidak mempunyai kekuatan mengikat secara hukum; 14.Bahwa untuk itu kepada Tergugat Rekonvensi maupun Para Turut Tergugat Rekonvensi perlu diperintahkan untuk tunduk dan patuh terhadap putusan Rekonvensi ini; Bahwa, berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Para Penggugat Rekonvensi mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberi putusan sebagai berikut: - Mengabulkan gugatan Penggugat I Rekonvensi dan Penggugat II Rekonvensi untuk seluruhnya; - Menyatakan amar nomor 5 Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 049/ Mahkamah PIP/MPAgung-DPP.PPP/2014, tanggal Republik 11 Oktober 2014 melebihi dari Indonesiakewenangan

Halaman 49 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

atau kompetensi absolutnya dan melanggar Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP serta bersifat ultra petita; - Menyatakan Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 049/PIP/MP-DPP. Mahkamah AgungPPP/2014, tanggal 11Republik Oktober 2014 sepanjang menyangkut Indonesia amar Nomor 5 batal demi hukum dan karenanya tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat; - Memerintahkan kepada Tergugat Rekonvensi dan Para Turut Tergugat Rekonvensi untuk menundukkan diri dan patuh terhadap putusan dalam Rekonvensi ini; - Menetapkan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; Dalam Konvensi Dan Rekonvensi: - Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini; Atau, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); Gugatan Intervensi dari Penggugat Intervensi (Majid Kamil MZ H): A. Kepentingan Hukum (Legal Interest) Dan Legal Standing Penggugat Intervensi Dalam Pengajuan Gugatan Intervensi A Quo; 1. Bahwa ketentuan hukum dalam Pasal 279 Reglement op de Rechtvordering (“RV”) mengatur sebagai berikut: “Barang siapa mempunyai kepentingan dalam suatu perkara perdata yang sedang berjalan antara pihak-pihak lain dapat menuntut untuk Mahkamah Agungmenggabungkan diri atauRepublik campur tangan”; Indonesia [Penebalan oleh Penggugat Intervensi dimaksudkan sebagai penegasan]; 2. Bahwa dengan ketentuan di atas, Penggugat Intervensi dapat saja mengajukan suatu intervensi dalam Perkara Nomor 88/Pdt.G/2015/PN Jkt. Pst., apabila adanya suatu kepentingan hukum Penggugat Intervensi yang tersangkut dalam perkara a quo; 3. Bahwa Penggugat Intervensi adalah salah seorang dari Pihak Pemohon dalam Putusan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan Nomor 49/ PTP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 (Putusan Mahkamah Partai); 4. Bahwa Penggugat Intervensi juga seorang kader PPP yang berusaha mematuhi ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku (baik hukum Negara maupun ketentuan internal PPP yang berazaskan Islam) secara kaffah, termasuk berusaha mematuhi Putusan Mahkamah Partai yang bagi Penggugat Intervensi telah bersifat final dan mengikat; Adapun sifat final dan mengikat Putusan Mahkamah Partai tidak hanya Mahkamah Agungkarena ditentukan oleh UndangRepublikUndang Nomor 2 Tahun 2008Indonesiatentang

Halaman 50 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Partai Politik juncto Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik (UU Parpol), namun penyelesaian dalam Mahkamah Partai PPP Mahkamah Agungtersebut sebenarnya Republik juga didasarkan pada keinginan Indonesia (yang bertemu) diantara pihak-pihak yang berselisih dalam PPP untuk menyelesaikan perselisihan didalamnya, sehingga membentuk pula suatu ikatan janji suci (mitsaqon gholidzan) di antara pihak yang berselisih untuk dapat menerima hasil penyelesaian perselisihan dalam Putusan Mahkamah Partai dan melaksanakannya (sami’na wa atho’na) secara ikhlas; 5. Bahwa atas pelaksanaan Putusan Mahkamah Partai tersebut, telah dilaksanakanlah suatu Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta yang menghasilkan kepengurusan sebagai berikut: Ketua Umum: H. Djan Faridz; Sekretaris Jenderal: Dr. Haji R.A. Dimyati Natakusumah, S.H., M.Si.; 6. Bahwa susunan kepengurusan terakhir tersebut juga telah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (“ART”) PPP, kebiasaan PPP dan Undang Undang Parpol pun telah terdokumentasikan secara hukum dalam Akta Pernyataan Ketetapan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan Pada Tanggal 30 Mahkamah AgungOktober-2 November Republikdi Jakarta Mengenai Susunan Personalia Indonesia Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan Masa Bhakti Periode 2014-2019, Akta Nomor 17, tanggal 7 November 2014, yang dibuat di hadapan H. Teddy Anwar, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta; 7. Bahwa namun sungguh disayangkan pada tanggal 27 Februari 2015 telah diajukan suatu gugatan yang terdaftar di bawah register Perkara Perdata Nomor 88/Pdt.G/2015/PN Jkt. Pst., pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang diajukan oleh AH. Wakil Kamal, S.H., M.H. (Tergugat Intervensi I in casu) terhadap H. Suryadhama Ali, M.Si, (Tergugat Intervensi II in casu), Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. (Tergugat Intervensi III in casu) Ir. Aunur Rofiq (Tergugat Intervensi IV in casu), H. Djan Faridz (Tergugat Intervensi V in casu), Dr. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H., M.Si., (Tergugat Intervensi VI in casu) dan Majelis Syari’ah DPP PPP (Turut Tergugat Intervensi in casu); 8. Bahwa gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I in casu tersebut mengandung petitum yang menuntut antara lain sebagai berikut: Mahkamah Agung“Berdasarkan alasan-alasan Republik yang telah diuraikan di atas, Indonesia Penggugat

Halaman 51 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berkenan memutuskan hal-hal sebagai berikut: Mahkamah Agung1. Mengabulkan gugataRepublikn Penggugat untuk seluruhnya; Indonesia 2. Menyatakan…; 3. Menyatakan Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Menyatakan…; 5. Menyatakan batal dan tidak sah kepengurusan DPP PPP dan seluruh hasil dari Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014; 6. Menyatakan…; 7. Memerintahkan Turut Tergugat…”; [Penebalan oleh Penggugat Intervensi dimaksudkan sebagai penegasan] 9. Bahwa terang, salah satu petitum yang dituntut oleh Tergugat Intervensi I in casu adalah agar Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Jakarta dinyatakan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP serta Mahkamah Agungperaturan perundang -Republikundangan yang berlaku serta dibatalkan; Indonesia Padahal, Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Jakarta telah sesuai dengan ketentuan dalam AD dan ART PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang mana apabila hasil kegiatan Muktamar VIII PPP tersebut dibatalkan, Penggugat Intervensi selaku kader PPP di daerah yang mengakui kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Jakarta tersebut akan dirugikan secara nyata. Terlebih, Penggugat Intervensi adalah kader yang mengetahui sejarah awal perselisihan internal PPP yang diputuskan dalam Mahkamah Partai dan berusaha mematuhinya namun terancam dengan adanya gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I; 10.Bahwa selain itu, akan terjadi kekacauan (chaos) dalam tubuh PPP, dimana kepengurusan yang seharusnya dapat memimpin dan menjalankan roda organisasi partai PPP secara sah berdasarkan Putusan Mahkamah Partai malah terancam akan dibatalkan dengan adanya Gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I; Mahkamah 11.AgungBerdasarkan hal-hal yang Republik telah Penggugat Intervensi uraikan Indonesia di atas,

Halaman 52 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dengan mengingat nyatanya kepentingan hukum (legal interests) Penggugat Intervensi dalam gugatan yang diajukan oleh Tergugat Intervensi I serta dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 279 RV, Mahkamah Agungsungguh nyata kedudukanRepublik hukum (legal standing ) Indonesia untuk mengajukan Gugatan Intervensi a quo, untuk itu sudah sepatutnya Gugatan Intervensi ini diterima dan diperiksa bersama-sama dengan pokok perkara dalam Perkara Perdata Nomor 88/Pdt.G/2015/PN Jkt. Pst.; B. Muktamar VIII PPP Di Jakarta Adalah Muktamar Yang Sah Karena Satu- Satunya Muktamar Yang Dilaksanakan Sesuai Dengan Putusan Mahkamah Partai; 12.Bahwa sekali lagi Penggugat Intervensi tegaskan, kepentingan Penggugat Intervensi adalah agar Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Jakarta beserta susunana kepengurusan yang dihasilkan tidak dibatalkan. Lebih lanjut, Penggugat Intervensi dengan ini juga mengajukan tuntutan agar Majelis Hakim Yang Mulia dalam Perkara Perdata Nomor 88/Pdt.G/2015/PN Jkt. Pst, menyatakan Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Jakarta tersebut sebagai Muktamar yang sah beserta segala keputusan yang dihasilkan, termasuk namun tidak terbatas pada sahnya susunan kepengurusan hasil Muktamar tersebut; Mahkamah AgungBahwa untuk dapat memperjelasRepublik perselisihan awalnya dalamIndonesia perkara a quo termasuk diterbitkannya Putusan Mahkamah Partai, Penggugat Intervensi dengan ini terangkan di bawah ini; 13.Bahwa perlu disampaikan terlebih dahulu, pada tanggal 9 September 2014 telah terjadi usaha pemberhentian paksa secara sewenang-wenang dan tidak sah terhadap Ketua Umum DPP PPP terdahulu yaitu saudara Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. (Tergugat Intervensi II in casu) yang dilakukan oleh Sekretaris Jenderal DPP PPP terdahulu yaitu saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., (Tergugat Intervensi III in casu), yang diikuti dengan pemecatan sebaliknya, sehingga menyebabkan terjadinya perselisihan internal dalam tubuh PPP, dimana Tergugat Intervensi II in casu maupun Tergugat Intervensi III in casu sama-sama mendaftarkan kepengurusan versinya kepada Menteri Hukum dan HAM R.I.; 14. Bahwa atas perselisihan internal tersebut, Menteri Hukum dan HAM R.I. melalui Surat Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Nomor AHU.AH.11.03-1, tanggal 25 September 2014 menegaskan bahwa tidak Mahkamah Agungakan ada pengesahan Republik susunan kepengurusan karena masihIndonesia terdapat

Halaman 53 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perselisihan internal partai, dan agar perselisihan tersebut diselesaikan terlebih dahulu melalui Mahkamah Partai, dan apabila belum dapat diselesaikan maka penyelesaiannya dilakukan melalui Pengadilan Negeri, Mahkamah Agungsesuai dengan ketentuan Republik hukum dalam Pasal 32 dan Indonesia 33 Undang Undang Parpol; Adapun pernyataan di dalam surat tersebut dapat dikutip sebagai berikut: “a. Permohonan pengesahan perubahan kepengurusan Partai Politik belum dapat ditindaklanjuti dikarenakan masih adanya perselisihan internal yang berkaitan dengan kepengurusan; b. Dalam hal terjadi penyelesaian perselisihan internal, maka mekanisme penyelesaian sesuai dengan ketentuan undang-undang adalah melalui Mahkamah Partai dan apabila penyelesaian perselisihan tersebut belum dapat diselesaikan maka penyelesaian perselisihan dilakukan melalui Pengadilan Negeri”; [Penebalan oleh Penggugat Intervensi dimaksudkan sebagai penegasan]; 15.Bahwa sesuai arahan dari Menteri Hukum dan HAM R.I. tersebut, para pihak yang berselisih yang dimulai saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., (sebagai Pemohon I) mengajukan permohonan kepada Mahkamah Partai PPP untuk dapat menyelesaikan perselisihan tersebut. Permohonan saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., kemudian diikuti oleh pemohon- Mahkamah Agungpemohon lainnya (termasuk Republik Penggugat Intervensi in casu Indonesia). Dengan demikian sungguh jelas, diserahkannya penyelesaian perselisihan internal PPP pada Mahkamah Partai PPP, bukan hanya arahan dari Pejabat Negara (Menteri Hukum dan HAM R.I.) namun juga berawal dari inisiatif para pihak sendiri (terutama saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T.), bahkan dapat dikatakan suatu kesepakatan penyelesaian di antara para pihak sendiri. Oleh karenanya, sunguh aneh apabila ada pihak-pihak yang dahulu meminta penyelesaian perselisihan pada Mahkamah Partai PPP, namun sekarang malah menolak bahkan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan Putusan Mahkamah Partai; 16.Bahwa lebih lanjut, atas permintaan penyelesaian yang mulai diajukan oleh saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., Mahkamah Partai PPP telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan memberikan Putusan Mahkamah Partai, dimana pokok-pokok amarnya antara lain: - Setiap pengangkatan dan/atau pemberhentian kepengurusan maupun keanggotaan PPP harus melalui surat keputusan yang ditandatangani Mahkamah Agungoleh saudara Dr. H. Republik Suryadharma Ali, M.Si. sebagai KetuaIndonesia Umum

Halaman 54 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PPP dan saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. sebagai Sekretaris Jenderal PPP, atau dengan kata lain pemberhentian yang pernah dilakukan adalah tidak sah; Mahkamah Agung- Saudara Dr. H. RepublikSuryadharma Ali, M.Si. sebagai Ketua Indonesia Umum PPP dan saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. sebagai Sekretaris Jenderal PPP secara bersama-sama harus segera menentukan waktu dan tempat pelaksanaan Muktamar VIII PPP, dan apabila keduanya tidak dapat menentukannya secara bersama-sama dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka penentuan penyelenggaraan Muktamar VIII PPP akan diambil alih oleh Majelis Syariah; 17. Bahwa seiring berjalannya waktu, ternyata islah antara saudara Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. tidak dapat tercapai hingga melewati jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak dibacakannya Putusan Mahkamah Partai. Oleh karena islah tidak pernah tercapai, maka sesuai dengan Putusan Mahkamah Partai, Majelis Syari’ah PPP (Turut Tergugat Intervensi in casu) pada tanggal 21 Oktober 2014 mengambil alih dan memimpin Rapat Pengurus Harian DPP PPP. Dalam rapat tersebut telah ditentukan/diputuskan Penyelenggaraan Muktamar VIII PPP akan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Mahkamah AgungJakarta; Republik Indonesia 18. Bahwa menindaklanjuti keputusan Rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dipimpin oleh Majelis Syari’ah tersebut, akhirnya diselenggarakanlah suatu Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta yang berjalan secara sah, aman, lancar dan telah memilih H. Djan Faridz selaku Ketua Umum DPP PPP periode 2014-2019; Oleh karena itu jelaslah, Muktamar VIII PPP yang dilaksanakan di Jakarta tersebut merupakan satu-satunya Muktamar yang sah karena dilaksanakan sesuai dengan Putusan Mahkamah Partai Nomor 49/PIP/ MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 dan Keputusan Rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dipimpin oleh Majelis Syari’ah pada tanggal 21 Oktober 2014; Dengan jelasnya Muktamar VIII PPP yang dilaksanakan di Jakarta tersebut merupakan satu-satunya Muktamar VIII PPP yang sah, maka susunan kepengurusan DPP PPP yang sah adalah hasil Muktamar tersebut di bawah pimpinan H. Djan Faridz. Dengan demikian kami Mahkamah Agungmohon kepada Majelis HakimRepublik yang mulia yang memeriksa danIndonesia mengadili

Halaman 55 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

perkara a quo menyatakan hukumnya Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober - 2 November 2014 di Jakarta adalah Muktamar PPP sah beserta segala keputusan yang dihasilkan dalam Muktamar tersebut; Mahkamah Agung19. Bahwa selain pelaksanaan Republik Muktamar VIII PPP di Indonesia Jakarta yang jelas keabsahannya di atas, ada pula suatu kegiatan yang mengaku sebagai Muktamar VIII PPP yang ternyata dilaksanakan tidak sesuai/bertentangan dengan Putusan Mahkamah Partai Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tanggal 11 Oktober 2014 dan Keputusan Rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dipimpin oleh Majelis Syari’ah pada tanggal 21 Oktober 2014; 20.Bahwa tidak sahnya kegiatan yang mengaku sebagai Muktamar VIII PPP tersebut karena kegiatan tersebut dilaksanakan di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014, padahal keputusan dalam Rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dipimpin oleh Majelis Syari’ah (sesuai dengan Putusan Mahkamah Partai Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014) telah memutuskan Muktamar VIII PPP yang sah akan diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta; 21.Selain berdasarkan fakta hukum yang terlihat jelas di atas, tidak sahnya Muktamar di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tersebut juga telah disebutkan oleh Mahkamah Partai PPP melalui penafsiran yuridisnya dalam Surat Nomor 0263/EX/MP-DPP.PPP/X/2014, tanggal Mahkamah Agung28 Oktober 2014 dan Republik Penggugat Intervensi dengan ini sangatIndonesia setuju dan tunduk pada Putusan maupun penafsiran Mahkamah Partai PPP di atas; Dengan demikian sungguh jelas, oleh karena suatu kegiatan yang mengaku sebagai Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 bukanlah Muktamar yang sah atau dengan kata lain adalah kegiatan yang illegal, maka haruslah ia dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo; 22.Bahwa apabila kita memperhatikan pihak-pihak yang terlibat dalam Muktamar di Surabaya tersebut, ternyata diselenggarakan oleh saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., sebagai aktor utamanya (bahkan mengangkat dirinya sebagai Ketua Umum dalam kegiatan tersebut), padahal saudara Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., merupakan pihak yang pertama kali mengajukan penyelesaian pada Mahkamah Partai. Dengan demikian sungguh aneh, orang/pihak yang pertama kali meminta penyelesaian pada Mahkamah Partai, ternyata malah menjadi orang Mahkamah Agungnomor satu yang melanggar Republik hasil putusan tersebut; Indonesia

Halaman 56 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

23.Bahwa kegiatan ilegal yang mengaku sebagai Muktamar VIII PPP tersebut, ternyata telah menghasilkan suatu kepengurusan di bawah kepemimpinan Ir. H. M. Romahurmuziy, M.T. (Tergugat Intervensi III in Mahkamah Agungcasu) dan Ir. Aunur Republik Rofiq (Tergugat Intervensi IV in casuIndonesia). Oleh karena telah sedemikian jelasnya susunan kepengurusan tersebut lahir dari suatu kegiatan yang illegal atau tidak memiliki keabsahan, maka terang pula kepengurusan di bawah pimpinan Tergugat Intervensi III in casu dan Tergugat Intervensi IV in casu tersebut haruslah dinyatakan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya oleh Majelis Hakim yang mengadili perkara a quo; Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat Intervensi mohon kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberi putusan sebagai berikut: 1. Menerima Gugatan Penggugat Intervensi seluruhnya; 2. Menyatakan hukumnya Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober- tanggal 2 November 2014 di Jakarta adalah Muktamar yang sah; 3. Menyatakan hukumnya susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Ketetapan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan Pada Tanggal 30 Oktober-2 November di Jakarta Mengenai Mahkamah AgungSusunan Personalia Pengurus Republik Dewan Pimpinan Pusat PartaiIndonesia Persatuan Pembangunan Masa Bhakti Periode 2014-2019, Nomor 17, Tanggal 7 November 2014, yang dibuat di hadapan H. Teddy Anwar, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta merupakan susunan kepengurusan PPP yang sah; 4. Menyatakan hukumnya Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 merupakan Muktamar yang tidak sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya; 5. Menyatakan hukumnya susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya; 6. Menghukum Tergugat Intervensi I sampai dengan Tergugat Intervensi VI in casu beserta Turut Tergugat Intervensi in casu untuk tunduk patuh terhadap Putusan dalam perkara a quo; 7. Menghukum Tergugat Intervensi I sampai dengan Tergugat Intervensi VI in casu untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara a quo; Atau, apabila Majelis Hakim berkehendak lain, mohon putusan yang seadil-adilnya Mahkamah(ex aequoAgung et bono); Republik Indonesia

Halaman 57 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa terhadap Gugatan Intervensi tersebut, Tergugat Intervensi III dan IV mengajukan eksepsi yang pada pokoknya sebagai berikut: Eksepsi Legal Standing (Standi In Judicio); Mahkamah Agung1. Bahwa Penggugat Intervensi Republik yang mengaku sebagai kader Indonesia PPP tetapi tidak menjelaskan secara detail identitasnya dan sebagai apa dalam Partai Persatuan Pembangunan serta bukti keanggotaan nomor berapa yang dimiliki oleh Penggugat Intervensi; 2. Bahwa dengan demikian argumentasi Penggugat Intervensi pada angka 1 pada posita gugatan yang merujuk pada Pasal 279 Reglement op de Rechtvordering (RV) adalah argumentasi yang tidak relevan; 3. Bahwa gugatan Penggugat Intervensi dalam perkara ini merujuk pada ketentuan Pasal 279 Reglement op de Rechvordering (“RRv”) juncto Pasal 32 dan Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (Undang-Undang Parpol) sebagaimana dikutip dalam huruf A angka 2 halaman 2 surat gugatan; 4. Bahwa dari penafsiran gramatikal dan sistematis terhadap kedua Pasal UU Parpol tersebut, maka dapat ditarik sebuah norma hukum bahwa gugatan mengenai suatu perselisihan dalam partai politik baru dapat diajukan ke Pengadilan Negeri setelah pihak-pihak yang berselisih mengajukannya terlebih dahulu kepada Mahkamah Partai Politik – in casu Mahkamah Partai Mahkamah AgungDPP PPP. Apabila setelah Republik ada keputusan Mahkamah Partai Indonesia Politik a quo, para pihak yang berselisih tersebut tidak dapat mencapai penyelesaian, maka para pihak a quo dapat mengajukannya kepada Pengadilan Negeri yang berwenang; 5. Bahwa dari norma hukum dalam Pasal 32 juncto Pasal 33 Undang Undang Parpol tersebut, maka seseorang atau satu pihak untuk dapat mengajukan gugatan perselisihan partai politik, maka orang atau pihak tersebut harus mengajukan dan menjadi pihak dalam proses penyelesaian di tingkat Mahkamah Partai Politik dalam kaitannya dengan perselisihan terhadap pihak lain dalam kepengurusan partai politik. Tidak bisa orang atau pihak tersebut tiba-tiba mengajukan gugatan atau menjadi Penggugat tanpa sebelumnya orang atau pihak tersebut terlibat/ikut atau turut serta menjadi pihak dalam proses di Mahkamah Partai Politik; 6. Bahwa setelah Tergugat Intervensi III dan IV meneliti Putusan Mahkamah Partai PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014, yang dirujuk dalam surat gugatan Penggugat Intervensi, nama Penggugat Intervensi tidak tercantum Mahkamah sebagaiAgung pihak pemohon, Termohon Republik maupun Pihak Terkait dalam Indonesia perkara di

Halaman 58 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Mahkamah Partai DPP PPP a quo; 7. Bahwa oleh karena Penggugat Intervensi bukan pihak dan tidak turut serta dalam proses di Mahkamah Partai DPP PPP atas hal-hal yang Mahkamah Agungdiperselisihkannya tersebutRepublik maka Penggugat Intervensi Indonesia tidak memiliki hak gugat (legal standing) guna mengajukan gugatan perselisihan internal di PPP kehadapan Pengadilan Negeri sebagaimana materi yang tercantum dalam surat gugatannya; Penggugat Intervensi Tidak Memiliki Legal Standing Untuk Mengajukan Gugatan Atau Salah Gugat, Setidaknya Terhadap Tergugat Intervensi III Dan Tergugat Intervensi IV; 8. Bahwa sampai dengan saat ini Penggugat Intervensi belum pernah menyampaikan adanya perselisihan antara diri Penggugat Intervensi dengan Tergugat Intervensi III dan Tergugat Intervensi IV ataupun mengajukan keberatan secara langsung atau melalui Mahkamah Partai DPP PPP, baik yang menyangkut: (i) jabatan atau kedudukannya sebagai Pengurus maupun sebagai kader dalam periode 2011-2014; (ii) penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-17 Oktober 2014; (iii) situasi yang terjadi di PPP ataupun (iv) menyangkut hal-hal yang terkait dengan masalah kepartaian lainnya dalam tubuh PPP; 9. Bahwa oleh karena Penggugat Intervensi tidak pernah menyampaikan – Mahkamah Agungkarena memang tidak Republik terjadi – adanya perselisihan antara Indonesia Penggugat Intervensi dengan Tergugat Intervensi III dan Tergugat Intervensi IV, maka tidak ada hak gugat (legal standing) Penggugat Intervensi untuk mengajukan gugatan terhadap Tergugat Intervensi III dan Tergugat Intervensi IV; 10. Bahwa lebih tidak jelasnya lagi mengenai legal standing Penggugat Intervensi dihubungkan dengan dalilnya yang mengatakan dirinya sebagai kader Partai Persatuan Pembangunan, namun Penggugat Intervensi tidak menyebutkan secara detail mengenai identitas Penggugat Intervensi nomor keanggotaannya maupun sebagai apa dalam Partai Persatuan Pembangunan; Gugatan Penggugat Intervensi Kurang Pihak (Subyek Hukumnya Tidak Lengkap) Karena Tidak Mengikutsertakan Ketua Dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Dan Dewan Pimpinan Cabang PPP Dari Seluruh Indonesia Selaku Pengambil Keputusan Dalam Muktamar VIII PPP Di Surabaya; 11.Bahwa dalam petitum angka 4 dan angka 5 Surat Gugatannya, Penggugat menuntut agar Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan menurut hukum Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 Mahkamah merupakanAgung Muktamar yang Republiktidak sah dan batal demi hukum denganIndonesia segala

Halaman 59 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

akibat hukumnya dan sedangkan Petitum angka 5 Menyatakan menurut hukum Susunan Kepengurusan Hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum dengan segala Mahkamah Agungakibat hukumnya; Republik Indonesia 12. Bahwa Muktamar PPP, setidaknya Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-17 Oktober 2014, beserta dengan seluruh keputusannya yang menjadi hasil dari Muktamar VIII PPP a quo, termasuk kepengurusan yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, merupakan keputusan yang diambil oleh serta melibatkan seluruh Peserta Muktamar PPP, khususnya yang berstatus Utusan Muktamar yakni para Ketua dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia, serta para Ketua dan Sekretaris/Pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP dari 507 Kabupaten dan Kota/Daerah Tingkat II seluruh Indonesia; 13.Bahwa 33 DPW PPP dan 507 DPC PPP dari seluruh Indonesia harus ditarik atau ditempatkan sebagai pihak (tergugat) dalam perkara ini agar hak-hak mereka selaku Peserta Muktamar VIII PPP di Surabaya yang mengambil keputusan untuk membela atau mempertahankan Muktamar VIII PPP di Surabaya dapat terakomodasi dalam perkara ini; 14.Bahwa dengan tidak menarik atau mengikutsertakan 33 DPW dan 507 DPC Mahkamah AgungPPP a quo, maka gugatan Republik ini secara nyata merupakan gugatan Indonesia yang kurang pihak (subjek hukumnya tidak lengkap), karena itu harus dinyatakan tidak dapat diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; Gugatan Penggugat Intervensi Kurang Pihak Yang Digugat Karena Tidak Mengikutsertakan Seluruh Pihak Atau Orang Yang Namanya Tercantum Dalam Kepengurusan DPP PPP Hasil Muktamar VIII PPP Di Surabaya; 15.Bahwa salah satu petitum yang dituntut oleh Penggugat Intervensi adalah menyatakan batal dan tidak sah kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; 16.Bahwa kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo tidak hanya terdiri dari Tergugat Intervensi III selaku Ketua Umum dan Tergugat Intervensi IV selaku Sekretaris Jenderal DPP PPP. Kepengurusan DPP PPP a quo terdiri dari lebih dari 50 (lima puluh) orang lainnya yang daftarnya ada dalam Lampiran SK Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang mengesahkan susunan kepengurusan baru DPP Mahkamah PPPAgung tersebut; Republik Indonesia

Halaman 60 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

17. Bahwa dengan demikian terdapat sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang lainnya dalam kepengurusan DPP PPP yang mempunyai hak hukum dan kepentingan untuk membela dan mempertahankan posisi atau statusnya sebagai Mahkamah AgungPengurus DPP PPP, Republik dan karenanya harus diberikan Indonesia kesempatan untuk menanggapi gugatan dan tuntutan Penggugat Intervensi yang meminta kepengurusan DPP PPP agar dinyatakan batal dan tidak sah dalam putusan perkara ini; Gugatan Penggugat Intervensi Kabur (Obscuur Libel); 18.Bahwa gugatan Penggugat Intervensi adalah kabur karena antara posita dan petitum tidak bersesuaian antara satu dengan yang lainnya sebab: a. Dalam posita gugatan Penggugat intervensi mendalilkan seolah-olah tapi pasti bahwa Muktamar Jakarta adalah sah, sedangkan dalam petitumnya memohon kepada majelis untuk mengabulkan gugatan penggugat Intervensi untuk seluruhnya; b. Argumentasi Penggugat Intervensi yang menyatakan sahnya Muktamar Jakarta adalah argumentasi yang bertentangan dengan perintah Pasal 24 dan Pasal 25 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik yang menegaskan: Pasal 24; “Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan partai politik hasil forum Mahkamah Agungtertinggi pengambilan Republik keputusan partai politik, pengesah Indonesiaan perubahan kepengurusan belum dapat dilakukan oleh menteri sampai perselisihan terselesaikan”; Pasal 25; “perselisihan kepengurusan partai politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 terjadi apabila pergantian kepengurusan partai politik yang bersangkutan ditolak oleh paling rendah 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta forum tertinggi pengambilan keputusan partai politik”; c. Jadi jelas bahwa argumentasi Penggugat Intervensi yang menyatakan muktamar Jakarta adalah sah adalah sesat dan tidak berdasarkan hukum sedangkan Muktamar VIII Surabaya yang diselenggarakan pada tanggal 15-17 Oktober 2014 tidak mendapat penolakan 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta forum tertinggi keputusan partai politik sebagai dimaksud Pasal 25 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik; 19.Bahwa dalil-dalil Penggugat Intervensi selebihnya yang tidak ditanggapi oleh Tergugat Intervensi III dan Tergugat Intervensi IV harus dikesampingkan Mahkamah karenaAgung tidak relevan dengan Republik perkara ini; Indonesia

Halaman 61 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa terhadap perselisihan Partai Politik tersebut, Mahkamah Partai Politik telah menyelesaikan secara internal dengan putusan Nomor 49/PIP/MP- DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 dengan amar sebagai berikut: Mahkamah Agung1. Pengurus Harian DPPRepublik PPP Periode 2011-2015 selaku Indonesia eksekutif PPP ditingkat nasional adalah Pengurus Harian DPP PPP yang susunan personalianya sesuai hasil keputusan Muktamar VII PPP Tahun 2011, di Bandung, dengan Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T.; 2. Para Pihak yang berselisih harus Ishlah, untuk menyelesaikan perselisihan internal pengurus harian DPP PPP, sebagaimana fatwa Majelis Syari’ah yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Majelis Syari’ah DPP PPP tanggal 22 September 2014, yang ditandatangani oleh Ketua Majelis Syari’ah K.H. Maimoen Zubair, dan Sekretaris Majelis Syari’ah Drs. H. Anas Thahir; 3. Semua kebijakan dan kegiatan partai di tingkat nasional, hanya sah apabila dilakukan oleh Pengurus Harian DPP PPP sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) di atas, termasuk untuk penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 4. Semua Surat Keputusan tentang pemberhentian dan/atau pengangkatan terhadap Pengurus DPP, DPW, DPC dan Pemberhentian Keanggotaan PPP yang tidak ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., yang dibuat dan Mahkamah Agungditerbitkan sejak tanggal Republik 9 September 2014 sampai dengan Indonesia diputuskannya Putusan Mahkamah Partai ini, dinyatakan tidak sah dan dikembalikan kepada kedudukan semula; 5. Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syari’ah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 6. Memerintahkan kepada Para Pihak yang berselisih, seluruh anggota, kader, dan pengurus disemua tingkatan DPP, DPW, DPC, PAC, dan PR PPP untuk mentaati dan melaksanakan putusan ini; Mahkamah7. MengharapkanAgung kepada Para RepublikSenior PPP untuk mengawal Indonesia pelaksanaan

Halaman 62 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Putusan Mahkamah Partai guna mewujudkan keutuhan PPP; 8. Meminta kepada semua pihak, khususnya instansi pemerintah untuk mentaati Putusan Mahkamah Partai ini demi kepentingan bangsa dan Mahkamah Agungnegara RI yang kita cintai;Republik Indonesia Bahwa terhadap gugatan tersebut, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan Putusan Nomor 88/Pdt.Sus-Parpol/2015/PN Jkt. Pst, tanggal 19 Mei 2015 dengan amar sebagai berikut: Dalam Konvensi: Dalam Eksepsi: - Menolak eksepsi Tergugat I, IV, V dan Turut Tergugat serta Tergugat II dan III; Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; Dalam Rekonvensi: - Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya; Dalam Intervensi: Dalam Eksepsi: - Menolak eksepsi Tergugat Intervensi III, IV (Tergugat dalam Konvensi II, III); Dalam Pokok Perkara Intervensi; - Menyatakan gugatan intervensi tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Mahkamah DalamAgung Konvensi Dan Rekonvensi Republik Dan Intervensi; Indonesia - Menghukum Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi I/Tergugat Intervensi I untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp1.851.000,00 (satu juta delapan ratus lima puluh satu ribu rupiah); Bahwa amar Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/ 2015, tanggal 2 November 2015 adalah sebagai berikut: - Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I: AH. Wakil Kamal, S.H., M.H., tersebut dan Pemohon Kasasi II: 1. Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., dan 2. Ir. Aunur Rofiq; - Mengabulkan permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi III: Majid Kamil MZ, H. tersebut; - Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 88/Pdt.Pdt- Sus-Parpol/2015/PN Jkt. Pst, tanggal 19 Mei 2015; Mengadili Sendiri: Dalam Perkara Asal: Dalam Konvensi: MahkamahDalam Agung Eksepsi: Republik Indonesia

Halaman 63 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 63

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Menolak Eksepsi Para Tergugat dan Turut Tergugat; Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Penggugat; Mahkamah AgungDalam Rekonvensi; Republik Indonesia - Menolak gugatan Penggugat; Dalam Intervensi: Dalam Eksepsi; - Menolak eksepsi Tergugat III dan IV Dalam Pokok Perkara; 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan Susunan Kepengurusan PPP Hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober sampai 2 November 2014 di Jakarta sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Ketetapan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 30 Oktober sampai 2 November 2014 di Jakarta mengenai Susunan Personalia Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan masa bakti periode 2014 sampai 2019 Nomor 17, tanggal 7 November 2014 yang dibuat di hadapan H. Teddy Anwar, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta merupakan susunan kepengurusan PPP yang sah; 3. Menyatakan Susunan Kepengurusan Hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum dengan Mahkamah Agungsegala akibat hukumnya; Republik Indonesia Dalam Konvensi Dan Rekonvensi Dan Intervensi; - Menghukum Termohon Kasasi I/semula Penggugat Asal/Tergugat Rekonvensi/Tergugat Intervensi untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap tersebut, yaitu Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus- Parpol/2015, tanggal 2 November 2015, diberitahukan kepada Para Pemohon Kasasi II/Tergugat II dan III/Para Tergugat Intervensi pada tanggal 1 Desember 2015, terhadap putusan tersebut, Para Pemohon Kasasi II/Tergugat II dan III/Para Tergugat Intervensi melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 6 Januari 2016 mengajukan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 12 Januari 2016, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Peninjauan Kembali Nomor 02/Srt.Pdt.PK/2016/PN Jkt. Pst. juncto Nomor 88/Pdt.Sus-Parpol/2015/PN Jkt. MahkamahPst. ,Agungyang dibuat oleh Panitera Republik Pengadilan Negeri Jakarta Pusat , Indonesiapermohonan

Halaman 64 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 64

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tersebut disertai dengan memori peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut pada tanggal 12 Januari 2016; Bahwa alasan-alasan peninjauan kembali telah diberitahukan masing- Mahkamah Agungmasing kepada Termohon Republik Kasasi I, II, III, Turut Termohon Indonesia Kasasi dan Pemohon Kasasi I pada tanggal 10 Februari 2016 serta kepada Pemohon Kasasi III pada tanggal 18 Februari 2016, kemudian Para Termohon Peninjauan Kembali mengajukan jawaban alasan peninjauan kembali yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 7 Maret 2016 dan 10 Maret 2016, sedangkan Para Turut Termohon Peninjauan Kembali tidak mengajukan jawaban alasan peninjauan kembali; Menimbang, bahwa oleh karena Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tidak mengatur ketentuan mengenai pemeriksaan peninjauan kembali, maka Mahkamah Agung dalam memeriksa perkara ini mengacu pada ketentuan Pasal 67, 68, 69, 71 dan Pasal 72 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009; Menimbang, bahwa permohonan pemeriksaan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan Mahkamah saksama,Agung diajukan dalam tenggangRepublik waktu dengan cara yang ditentukanIndonesia dalam undang-undang, oleh karena itu permohonan pemeriksaan peninjauan kembali tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan-alasan peninjauan kembali yang diajukan Para Pemohon Peninjauan Kembali dalam memori peninjauan kembali adalah: Alasan Pertama: Setelah Putusan Kasasi MA-RI a quo dijatuhkan, Pemohon PK menemukan dan mendapatkan surat-surat bukti baru (novum) yang bersifat menentukan yang pada saat perkara a quo diperiksa tidak diketahui dan didapatkan oleh Pemohon PK, yaitu berupa: Ketetapan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan Nomor 1 Tahun 2011; 1. Bahwa setelah diumumkannya Putusan Kasasi MA RI a quo yang dimohonkan PK ini pada bulan November 2015 ini, maka salah satu pengurus dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) dibawah kepemimpinan Pemohon PK mendapatkan dari staf kepaniteraan Mahkamah Partai-Partai Persatuan Pembangunan (Buku) Ketetapan Mahkamah Partai- Mahkamah PartaiAgung Persatuan Pembangunan Republik (Mahkamah Partai DPP PPP Indonesia) Nomor 1

Halaman 65 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 65

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tahun 2011 tentang Hukum Beracara Pada Mahkamah Partai-Partai Persatuan Pembangunan (Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru bertanda: PK-1); Mahkamah Agung2. Bahwa bukti PK-1 tersebut Republik merupakan bukti baru/novum Indonesiayang Pemohon PK yakini bersifat menentukan serta belum pernah diajukan dan dipertimbangkan dalam pemeriksaan perkara ini baik di tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat maupun dalam pemeriksaan kasasi di Mahkamah Agung RI; 3. Bahwa PK-1 berupa Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hukum Beracara pada Mahkamah Partai PPP, yang di dalamnya antara lain mengatur tentang cakupan kewenangan atau kompetensi absolut Mahkamah Partai DPP PPP dalam menyelesaikan perselsihan internal partai politik (Pasal 1 angka 2) dan tentang Putusan (Pasal 18); 4. Pasal 1 angka 2 Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011 vide PK-1 menetapkan batasan pengertian perselisihan internal partai politik, yaitu: “perselisihan internal partai yang penyelesaiannya dilakukan oleh Mahkamah Partai sebagaimana tugas dan wewenang dimaksud dalam Pasal 32 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik dan penjelasannya juncto Pasal 20 Anggaran Dasar Partai Persatuan Pembangunan dan juncto Pasal 19 Anggaran Rumah Tangga Partai Mahkamah AgungPersatuan Pembangunan”; Republik Indonesia Yang dimaksud dengan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP tersebut di atas telah terlampir dalam berkas perkara tingkat pertama dengan bukti bertanda: “T.II&III-3”); Pasal 20 ayat 4 Anggaran Dasar (AD) PPP yang disebut dalam Pasal 1 angka 2 Ketetapan Mahkamah Partai PPP vide PK-1, menetapkan bahwa: “Mahkamah Partai DPP bertugas dan berwenang: a. memutus perkara perselisihan kepengurusan, b. memutus perkara pemecatan dan pemberhentian anggota PPP, c. memutus perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh anggota dewan pimpinan, d. memutus perkara dugaan penyalahgunaan keuangan”; Sedangkan Pasal 19 Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP yang disebut dalam Pasal 1 angka 2 Ketetapan Mahkamah PPP vide PK-1 menetapkan bahwa: “Mahkamah Partai DPP bertugas dan berwenang: a. menerima pengaduan perkara perselisihan kepengurusan internal PPP dan memberikan keputusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, b. menerima dan memutus Mahkamah peninjauanAgung kembali keput Republikusan pengurus harian tentang Indonesia pemecatan,

Halaman 66 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 66

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

pemberhentian sementara dan pemberhentian sebagai anggota PPP, c. menerima dan memutus peninjauan kembali keputusan pengurus harian tentang pemecatan, pemberhentian sementara dan pemberhentian sebagai Mahkamah Agunganggota dewan pimpinan; Republik d. menerima dan memutus Indonesia perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh anggota dewan pimpinan; e. menerima dan memutus pengaduan perkara dugaan penyalahgunaan kewenangan; 5. Bahwa selanjutnya terkait dengan putusan yang dapat dijatuhkan oleh Mahkamah Partai DPP PPP, maka Pasal 18 ayat (1) Ketetapan Mahkamah Partai PPP Nomor 1 Tahun 2011 mengatur bahwa: “Mahkamah Partai memutus permohonan penyelesaian perselisihan internal partai berdasarkan peraturan perundang-undangan, AD PPP, ART PPP, dan sesuai dengan alat bukti dan keyakinan Mahkamah Partai”; 6. Bahwa dengan mengacu pada Pasal 1 angka 2 Ketetapan Mahkamah Partai PPP vide PK-1 juncto Pasal 20 AD PPP dan Pasal 19 ART PPP serta Pasal 18 ayat 1 Ketetapan Mahkamah Partai PPP vide PK-1 tersebut di atas, maka Mahkamah Partai DPP PPP tidak dapat dibenarkan untuk membuat (amar) Putusan yang berisi tentang Muktamar dan/atau tata cara penyelenggaraannya, oleh karena Hukum Acara-nya sendiri sebagaimana termuat dalam Pasal 1 angka 2 juncto Pasal 20 AD PPP dan Pasal 19 ART PPP tidak menetapkan kompetensi/kewenangan absolut yang mencakup kewenangan untuk Mahkamah Agungmemerintahkan atau Republik menetapkan salah satu organ Indonesia partai untuk menyelenggarakan Muktamar; 7. Bahwa namun sebagai notoir feiten, Mahkamah Partai DPP PPP telah membuat Putusan Mahkamah Partai PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014 tanggal 11 Oktober 2014 (“Putusan Mahkamah Partai DPP PPP”, terlampir dalam berkas perkara tingkat pertama dengan bukti bertanda: “PI, IV&V-3”) dimana amar Nomor 5 (lima) dari putusan a quo berbunyi:” Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan Mahkamah menetapkanAgung waktu dan tempat Republik penyelenggaraan Muktamar VIII IndonesiaPPP”;

Halaman 67 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 67

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

8. Bahwa amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut yang memerintahkan Majelis Syariah untuk mengambil alih tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan Rapat Pengurus Harian DPP Mahkamah AgungPPP yang akan menetapkan Republik waktu dan tempat penyelenggaraan Indonesia Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan merupakan amar putusan yang bertentangan dengan isi dari bukti baru bertanda PK-1, yakni -in casu- melanggar ketentuan-ketentuan Pasal 1 angka 2 Ketetapan Mahkamah Partai vide PK-1 juncto AD PPP dan ART PPP dan Pasal 18 ayat 1 Ketetapan Mahkamah Partai vide PK-1 seperti dikutip di atas; Oleh karena tidak ada satupun ketentuan atau dasar hukum dalam Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP vide PK-1 juncto AD dan ART PPP yang secara jelas dan tegas memberikan wewenang atau kompetensi (absolut) kepada Mahkamah Partai PPP untuk mengadili dan memutuskan hal-hal yang terkait dengan Muktamar PPP dan/atau tata cara penyelenggaraannya; Tegasnya, dengan mengacu pada Pasal 1 angka 2 juncto Pasal 20 AD PPP dan Pasal 19 ART PPP, maka Putusan Mahkamah Partai PPP a quo merupakan putusan yang melebihi kewenangan absolut-nya (excess du povoir) dan sekaligus melanggar ketentuan hukum acara-nya sendiri vide PK-1 dan AD PPP serta ART PPP; Mahkamah 9.AgungBahwa selain bersifat excessRepublik du povoir dan melanggar ketentuanIndonesia hukum acaranya sendiri vide PK-1, dengan amar Nomor 5 Putusan Mahkamah Partai a quo, Mahkamah Partai juga telah memberikan putusan yang bersifat ultra petita, oleh karena Putusan Mahkamah Partai PPP a quo berasal dari permohonan-permohonan yang dengan materi atau pokok perkara: (i) pemberhentian saudara H. Suryadharma Ali (Turut Termohon Peninjauan Kembali/Termohon Kasasi/Tergugat I Konpensi) oleh Pengurus Harian DPP PPP; (ii) pemberhentian dan pemecatan (balik) terhadap, antara lain Pemohon PK, yang dilakukan oleh saudara H. Suryadharma Ali; (iii) pemberhentian dan pemecatan balik beberapa pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP (yang kemudian menjadi pihak dalam perkara yg diputus dengan Putusan Mahkamah Partai PPP a quo) yang dilakukan oleh saudara Drs. H. Suryadharma Ali; Tidak satupun diantara Para Pemohon dalam perkara yang diputus dengan Putusan Mahkamah Partai PPP a quo yang memohon agar diperiksa dan diputus mengenai hal-hal yang terkait dengan Muktamar PPP dan/atau tata Mahkamah caraAgung penyelenggaraannya; Republik Indonesia

Halaman 68 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 68

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

10.Bahwa dengan memperhatikan bukti baru atau novum vide PK-1, maka Mahkamah Agung RI melalui putusan atas permohonan PK ini sepatutnya mengkoreksi pertimbangan-pertimbangan hukum dalam Putusan Kasasi MA Mahkamah AgungRI yang dimohonkan Republik PK ini, khususnya pertimbangan Indonesia-pertimbangan sebagaimana dimuat dalam halaman 103, alinea pertama sampai dengan keempat dan halaman 104 alinea kedua dan ketiga; Dengan merujuk pada bukti baru atau novum vide PK-1 juncto ketentuan Pasal 20 AD PPP dan Pasal 19 ART PPP, maka tidak seharusnya Mahkamah Agung RI membenarkan Putusan Mahkamah Partai PPP sebagaimana tercermin dari pertimbangan-pertimbangan pada halaman 103- 104 tersebut. Lebih lanjut, Mahkamah Agung RI secara tegas perlu memberikan pertimbangan baru bahwa Putusan Mahkamah Partai PPP a quo, khususnya Amar Putusan Nomor 5, bersifat excess du povoir (karena melebihi kewenangan atau kompetensi Mahkamah Partai PPP) dan bersifat ultra petita (karena memberikan amar putusan melebihi dari yang diminta oleh para pihaknya dalam surat permohonan mereka); Alasan Kedua: Setelah Putusan Kasasi MA-RI a quo dijatuhkan, Pemohon PK menemukan dan mendapatkan surat bukti baru (novum) yang bersifat menentukan yang pada saat perkara a quo diperiksa tidak diketahui dan didapatkan oleh Pemohon PK, Mahkamah yaituAgung berupa: Akta-Akta Pernyataan Republik yang dibuat secara notariel Indonesia oleh 2 (dua) anggota Mahkamah Partai PPP, yang pada pokoknya menyatakan bahwa dalam Putusan Mahkamah Partai PP a quo terdapat hal-hal yang bersifat melebihi kewenangan (excess du povoir) dan melebihi dari tuntutan yang dimohon (ultra petita) oleh para pemohon-nya; 11.Bahwa Mahkamah Partai PPP yang dibentuk setelah bersamaan dengan kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar VII di Bandung terdiri dari dan beranggotakan 9 (sembilan) orang, antara lain Bapak Drs. H. Arman Remy, M.S., S.H., M.H. dan Ibu Hj. Machfudhoh Aly Ubaid; 12.Bahwa setelah melakukan kajian kembali kesesuaian Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo dengan bukti baru vide PK-1, AD PPP dan ART PPP, maka kedua anggota Mahkamah Partai DPP PPP tersebut (Bapak Drs. H. Arman Remy, M.S., S.H., M.H., dan Ibu Hj. Machfudhoh Aly Ubaid) menyadari bahwa Amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai PPP a quo didasarkan pada pertimbangan yang tidak benar berdasarkan bukti baru vide PK-1, AD PPP dan ART PPP sehingga pertimbangan Putusan Kasasi Mahkamah MAAgung RI a quo yang bertumpu Republik pada adanya Putusan Mahkamah Indonesia Partai DPP

Halaman 69 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 69

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PPP a quo juga menjadi salah/keliru menurut hukum; 13.Bahwa oleh karena dalam bukti baru vide PK-1 tentang Hukum Acara yang berlaku bagi Mahkamah Partai DPP PPP tersebut tidak mengatur upaya Mahkamah Agunghukum yang dapat dilakukan Republik terhadap (amar) putusan semacamIndonesia itu, maka 2 (dua) anggota Mahkamah Partai PPP, yaitu: Bapak Drs. H. Arman Remy, M.S., S.H., M.H. dan Ibu Hj. Machfudhoh Aly Ubaid membuat suatu pernyataan dihadapan Notaris sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Nomor 06, tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat di hadapan Marta Sapti Riana, S.H., Notaris di Kota Depok, (yang selanjutnya Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru bertanda PK-2); 14.Bahwa Akta Pernyataan Notariel a quo vide PK-2 pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa Para Penghadap adalah anggota Mahkamah Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangungan (disingkat “ Mahkamah Partai DPP PPP”) periode 2011-2014 yang dibentuk sebagai tindak lanjut dan hasil Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan di Bandung tanggal 3-6 Juli 2011. Mahkamah Partai DPP PPP ini terdiri dari satu orang ketua, satu wakil ketua dan tujuh orang anggota; - Bahwa selaku anggota-anggota Mahkamah Partai DPP PPP, Para Penghadap turut dalam pemeriksaan perkara perselisihan internal dan Mahkamah Agungpengambilan putusan RepublikMahkamah Partai DPP PPP sebagaimana Indonesia tertuang dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP- DPP.PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014 yang copy-nya bersama ini terlampir dalam Akta ini; - Bahwa Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut di atas semula dikeluarkan dengan maksud dan tujuan untuk menjadi landasan yang mengakomodasi kepentingan semua pihak dalam penyelesaian perselisihan internal dalam tubuh PPP yang timbul antara saudara H. Suryadharma Ali selaku Ketua Umum DPP PPP pada saat itu di satu pihak dengan mayoritas Pengurus Harian DPP PPP hasil Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan di Bandung serta para Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW PPP) se-Indonesia dipihak lain; - Bahwa perselisihan internal dalam tubuh Partai Persatuan Pembangunan itu sendiri berujung pada tindakan saling memberhentikan atau memecat dari kepengurusan dan/atau keanggotaan Partai Persatuan Pembangunan baik yang dilakukan oleh Pengurus Harian DPP PPP hasil Muktamar VII Mahkamah Agungmaupun oleh saudara H. Republik Suryadharma Ali; Indonesia

Halaman 70 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 70

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- Bahwa sebelum dikeluarkannya Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014, maka didahului dengan rapat permusyawaratan Mahkamah Partai DPP PPP Mahkamah Agungyang menghasilkan Republik hal-hal sebagaimana tertuang sebagai Indonesia amar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut di atas; - Bahwa Para Penghadap mengakui bahwa semangat yang ada dalam rapat- rapat permusyawaratan tersebut untuk mencari penyelesaian atas perselisihan internal dalam PPP yang ada, namun pembahasan dalam rapat permusyawaratan tersebut tidak secara seksama memperhatikan kesesuaian isi atau amar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut dengan Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hukum Beracara Pada Mahkamah Partai maupun ketentuan-ketentuan terkait dengan kewenangan absolut Mahkamah Partai PPP yang diatur dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP; - Bahwa setelah Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut disampaikan kepada para pihak yang mengajukan perselisihan kepada Mahkamah Partai DPP PPP dan kemudian dibaca oleh jajaran PPP baik tingkat pusat maupun wilayah, maka Para Penghadap selaku anggota- anggota Mahkamah Partai DPP PPP menerima protes dan keberatan dari jajaran PPP tersebut karena salah satu amar Putusan Mahkamah Mahkamah AgungPartai DPP PPP terse Republikbut dinilai telah keluar atau melebihi Indonesia kewenangan Mahkamah Partai berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPP maupun Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011. Amar Putusan yang dimaksud adalah amar Nomor 5 (lima) yang berbunyi: “Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP”; - Bahwa sehubungan dengan banyaknya protes dan keberatan dari jajaran Mahkamah AgungPPP atas amar Putusan MahkamahRepublik Partai DPP PPP Nomor 5 (lima)Indonesia tersebut

Halaman 71 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 71

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

di atas dan setelah melihat kenyataan bahwa perselisihan internal dalam tubuh PPP justru tambah besar atau meluas, maka Para Penghadap melakukan kajian kesesuaian Putusan Mahkamah Partai DPP PPP, Mahkamah Agungkhususnya amar NomorRepublik5 (lima) tersebut, dengan ketentuanIndonesia-ketentuan Anggaran Dasar (AD) PPP, Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP dan Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011 tersebut di atas; - Bahwa setelah mengkaji dengan seksama kesesuaian antara amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai tersebut di atas dengan ketentuan Pasal 20 AD PPP, Pasal 19 ART PPP dan Pasal 3 Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011, maka Para Penghadap mengakui bahwa amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut tidak sesuai dengan atau melebihi kewenangan yang ditetapkan dalam Pasal 20 AD PPP, Pasal 19 ART PPP dan Pasal 3 Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011; - Bahwa dalam kajian yang dilakukan oleh Para Penghadap tersebut di atas, maka Para Penghadap juga menyadari bahwa amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut mengandung unsur melebihi dari tuntutan yang diajukan oleh para pemohon asal dalam permohonan penyelesaian perselisihan yang diajukan kepada Mahkamah Mahkamah AgungPartai DPP PPP tersebut Republik (ultra petita); Indonesia - Bahwa AD PPP, ART PPP maupun Ketetapan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 1 Tahun 2011 tidak mengatur mekanisme atau upaya hukum di tingkat Mahkamah Partai DPP PPP yang memungkinkan Mahkamah Partai DPP PPP untuk memperbaiki atau mengkoreksi Putusannya, dan oleh karena itu Para Penghadap menyadari perbaikan atau koreksi terhadap kekeliruan atau kesalahan atas Putusan Mahkamah Partai DPP PPP hanya dapat dilakukan melalui upaya hukum di lembaga peradilan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik; - Bahwa selain hal-hal yang menyangkut ketidaksesuaian amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut di atas, Para Penghadap juga hendak menyatakan bahwa Para Penghadap tidak tahu menahu dan tidak bertanggung jawab atas isi Surat Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 263/ EX/MP.DPP.PPP/X/2014, tertanggal 28 Oktober 2014 tentang Penjelasan Putusan Mahkamah Partai Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 mengenai Mahkamah AgungPenyelenggaraan Muktamar Republik PPP 15-18 Oktober 2014 di Surabaya. Indonesia Surat

Halaman 72 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 72

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

tersebut dibuat dan ditandatangani oleh Ketua Mahkamah Partai DPP PPP tanpa melalui mekanisme rapat permusyawaratan Mahkamah Partai DPP PPP sebagaimana dimaksud dalam Pasal --- Ketetapan Mahkamah Partai Mahkamah AgungDPP PPP Nomor 2 RepublikTahun 2011; Indonesia - Bahwa Para Penghadap membuat pernyataan ini sebagai tanggung jawab moral terhadap seluruh jajaran PPP sehingga hal-hal yang perlu diperbaiki atau dikoreksi dapat dilakukan melalui upaya hukum yang tersedia dan dibenarkan menurut hukum; 15.Bahwa Akta Pernyataan Notariel vide bukti PK-2 a quo merupakan bukti baru atau novum yang bersifat menentukan dan merupakan bukti surat yang bersifat otentik yang belum ada pada saat Putusan Kasasi MA RI dikeluarkan; 16.Bahwa dengan merujuk pada Akta Pernyataan vide bukti PK-3 a quo, maka secara nyata dan jelas pertimbangan-pertimbangan hukum dalam Putusan Kasasi MA RI yang dimohonkan PK ini yang membenarkan Putusan Mahkamah Partai DPP PPP, terutama pertimbangan hukum pada halaman 103, alinea pertama sampai dengan keempat dan halaman 104 alinea kedua dan ketiga, harus dikoreksi atau diperbaiki dan sebagai konsekuensinya, amar Putusan Kasasi MA RI harus dibatalkan; 17.Bahwa lebih dari itu, dengan adanya pernyataan dari 2 (dua) anggota Mahkamah AgungMahkamah Partai DPP PPPRepublikvide PK-2 yang isinya sebagaimana Indonesia dikutip di atas, maka Putusan Mahkamah Partai DPP a quo meragukan (in dubius) kebenaran hukum-nya sehingga tidak patut lagi untuk dijadikan sebagai sandaran putusan Pengadilan - in casu Putusan Kasasi MA-RI yang dimohonkan PK ini; Alasan Ketiga: Setelah Putusan Kasasi MA-RI a quo dijatuhkan, Pemohon PK menemukan dan mendapatkan surat bukti baru (novum) yang bersifat menentukan yang pada saat perkara a quo diperiksa tidak diketahui dan didapatkan oleh Pemohon PK, yaitu berupa: Akta Pernyataan yang dibuat secara notariel oleh jajaran Pimpinan Majelis Syariah DPP PPP, yang pada pokoknya menyatakan, bahwa Majelis Syariah DPP PPP sebagai sebuah organ dalam DPP PPP belum pernah mengundang rapat Majelis Syariah, termasuk belum pernah mengadakan rapat gabungan dengan Pengurus Harian DPP pada saat itu, setelah keluarnya Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo terkait dengan penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; Mahkamah18. BahwaAgung berdasarkan Pasal 14Republik ayat 1 AD PPP, Majelis Syariah Indonesia merupakan

Halaman 73 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 73

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

organ/institusi pada tingkat Dewan Pimpinan Pusat (DPP), yang selanjutnya menurut ketentuan Pasal 17 ayat 3 keanggotaannya (sebanyak-banyaknya) terdiri dari 99 (sembilan puluh sembilan) orang. Pada saat Putusan Mahkamah AgungMahkamah Partai PPP Republik dikeluarkan, keanggotaan Majelis Indonesia Syariah DPP PPP terdiri dari 99 (sembilan puluh sembilan) orang; 19.Bahwa sebagai sebuah organ/institusi berbentuk Majelis, maka Majelis Syariah DPP PPP berkewajiban untuk mengadakan rapat Majelis sebagaimana diatur dalam Pasal 58 Anggaran Rumah Tangga (ART) PPP, yang ayat (2)-nya menetapkan bahwa: “Rapat Majelis sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (seperdua) peserta rapat sebagaimana dimaksud ayat 1”. Sedangkan ayat (1)-nya, menetapkan bahwa: “Rapat Majelis adalah rapat yang dihadiri oleh Pimpinan dan Anggota Majelis diselenggarakan oleh Pimpinan Majelis sekurang-kurangnya 3 bulan sekali atau sesuai kebutuhan”; 20.Bahwa terkait dengan pelaksanaan Amar Nomor 5 Putusan Mahkamah Partai PPP, maka Bapak K.H. Syukron Makmun yang duduk sebagai salah seorang Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP serta Bapak Fachrurozy Ishaq adalah Wakil Sekretaris Majelis Syariah DPP PPP dan Bapak H. Moh Hasib Wahab adalah Anggota Majelis Syariah DPP PPP, masing-masing telah membuat pernyataan dihadapan Notaris sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Nomor 09 tanggal 4 Desember 2015, Akta Pernyataan Mahkamah AgungNomor 08 tanggal 4 Desember Republik 2015 dan Akta Pernyataan NomorIndonesia15 tanggal 10 Desember 2015, yang dibuat dihadapan Marta Sapti Riana, S.H., Notaris di Kota Depok, (yang selanjutnya Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru bertanda PK-3A, PK-3B dan PK-3C); 21.Bahwa Akta Pernyataan vide PK-3A, PK-3B dan PK-3C tersebut pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: - Bahwa Para Penghadap adalah Pimpinan dan Anggota Majelis Syariah Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (disingkat “Majelis Syariah DPP PPP”) periode 2011-2014 yang dibentuk sebagai tindak lanjut dan hasil Muktamar VII Partai Persatuan Pembangunan di Bandung tanggal 3-6 Juli 2011. Majelis Syariah DPP PPP ini terdiri dari 99 (sembilan puluh sembilan) anggota, dengan kedudukan dari Para Penghadap masing-masing adalah: Penghadap Tuan Kyai Haji Syukron Makmun adalah Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP, Penghadap Fachrurozi Ishaq adalah Wakil Sekretaris Majelis Syariah DPP PPP dan Penghadap H. Moh Hasib Wahab adalah anggota Majelis Syariah; Mahkamah -AgungBahwa sesuai ketentuan Republik Pasal 17 ayat (1) Anggaran Dasar Indonesia (AD) PPP,

Halaman 74 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 74

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Majelis Syariah DPP PPP adalah “institusi yang terdiri atas para ulama yang bekerja secara kolektif, bertugas dan berwenang memberikan fatwa keagamaan serta memberikan nasehat/arahan tentang persoalan Mahkamah Agungkebangsaan dan kenegaraanRepublik berdasarkan ajaran agama Indonesia kepada Pengurus Harian DPP”; - Bahwa atas dasar ketentuan Pasal 17 ayat (1) AD PPP tersebut di atas, maka kewenangan Majelis Syariah terbatas pada: (i) memberikan fatwa keagamaan, dan (ii) memberikan nasehat/arahan tentang persoalan kebangsaan dan kenegaraan berdasarkan ajaran agama. - Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) AD PPP tersebut di atas, Majelis Syariah juga bekerja secara kolektif. Hal ini berarti bahwa segala keputusan Majelis Syariah diambil berdasarkan musyawarah dalam rapat Majelis Syariah yang diselenggarakan untuk itu; - Bahwa sehubungan dengan amar Nomor 5 (lima) dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014 yang berbunyi: “Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani Mahkamah Agungoleh Ketua Umum Dr .Republik H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Indonesia Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP”, maka Para Penghadap dalam kedudukan masing di Majelis Syariah DPP PPP seperti di atas menegaskan bahwa Majelis Syariah DPP belum pernah mengadakan rapat Majelis Syariah DPP PPP ataupun rapat gabungan Majelis Syariah dengan PH DPP PPP guna melaksanakan amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut di atas; - Bahwa dengan melihat tugas dan kewenangan Majelis Syariah DPP PPP sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 17 ayat (1) AD PPP, maka amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP sebagaimana dikutip di atas sesungguhnya telah menempatkan Majelis Syariah DPP Mahkamah AgungPPP untuk bertindak diluarRepublik dan melebihi tugas dan kewenangan Indonesia yang

Halaman 75 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 75

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

diberikan oleh AD PPP; - Bahwa secara prosedural amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP hanya dapat dilaksanakan dengan cara Majelis Syariah Mahkamah AgungDPP PPP mengadakan Republik rapat Majelis Syariah dan/atau Indonesia rapat gabungan antara Majelis Syariah DPP PPP dengan PH DPP PPP untuk menetapkan waktu, tempat dan kepanitiaan yang bertanggung jawab menyelenggarakan Muktamar PPP; 22.Bahwa dari Akta Pernyataan vide PK-3A, PK-3B dan PK-3C di atas, maka secara nyata terdapat bukti baru yang bersifat menentukan atau novum yang menjelaskan bahwa seandainyapun Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut dapat dibenarkan berdasarkan ketentuan Hukum Acara Mahkamah Partai DPP PPP vide PK-1 di atas, AD PPP dan ART PPP -quod non-, maka Majelis Syariah sebagai organ partai pada PPP seharusnya melaksanakan rapat Majelis Syariah untuk menunjukkan sifat kolektifnya dalam melaksanakan amar putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (1) AD PPP dengan mengundang seluruh 99 (sembilan puluh sembilan) anggota Majelis Syariah DPP PPP. Namun rapat atau pertemuan Majelis Syariah dimaksud tidak pernah dilaksanakan, sehingga secara yuridis Majelis Syariah telah melaksanakan Muktamar VIII PPP sebagaimana ditetapkan dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP; Mahkamah 23.AgungBahwa dalam berkas perkaraRepublik sejak pemeriksaan pada tingkatIndonesia pertama (Pengadilan Negeri) sampai pada tingkat pemeriksaan kasasi (Mahkamah Agung RI) tidak terdapat bukti maupun keterangan/informasi bahwa Majelis Syariah DPP PPP telah mengadakan rapat atau pertemuan Majelis Syariah DPP PPP dengan mengundang seluruh anggota Majelis sebagai cerminan sifat kolektif dalam bekerja sebagaimana ditentukan dalam Pasal 17 ayat (1) AD PPP maupun rapat Majelis Syariah dengan Pengurus Harian (PH) DPP PPP sesuai prosedur dan dengan korum kehadiran sebagaimana diatur dalam AD/ART PPP dalam rangka melaksanakan amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo; 24.Bahwa dengan belum pernah diadakannya Rapat Majelis Syariah yang secara kolektif mengambil keputusan untuk melaksanakan amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah DPP PPP a quo maupun Rapat Majelis Syariah dengan PH DPP PPP sesuai dengan prosedur dan ketentuan AD/ART PPP, maka sesungguhnya TIDAK ADA fakta maupun bukti yang dapat menjadi dasar atau dipergunakan oleh Majelis Hakim Kasasi MA RI sebagai Mahkamah landasanAgung hukum untuk Republik mengesahkan susunan kepengurusan Indonesia yang

Halaman 76 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 76

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

dihasilkan sebagaimana dinyatakan dalam amar kedua Putusan Kasasi MA- RI yang dimohonkan PK ini, oleh karena susunan kepengurusan tersebut dihasilkan dari suatu Muktamar yang dilaksanakan berdasarkan tata cara Mahkamah Agungsebagaimana dinyatakan Republik dalam amar Nomor 5 (lima) PutusanIndonesia Mahkamah Partai DPP PPP a quo; 25.Bahwa dengan demikian, Putusan Kasasi MA RI yang menyatakan sah kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP di Jakarta a quo adalah putusan yang salah secara hukum, karena dijatuhkan tanpa meneliti keabsahan proses penyelenggaraan Muktamar yang mendasari penyusunan kepengurusan tsb sebagaimana ditetapkan dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo, AD dan ART PPP; Alasan Keempat: Setelah Putusan Kasasi MA-RI a quo dijatuhkan, Pemohon PK menemukan dan mendapatkan surat bukti baru (novum) yang bersifat menentukan yang pada saat perkara a quo diperiksa tidak diketahui dan didapatkan oleh Pemohon PK, yaitu berupa: Akta Pernyataan yang dibuat secara notariel oleh jajaran Pengurus Harian (PH) DPP PPP, yang pada pokoknya menyatakan bahwa mereka sebagai PH DPP PPP sebagai sebuah organ eksekutif DPP PPP belum pernah diundang untuk hadir dalam rapat gabungan oleh Majelis Syariah DPP PPP dengan PH DPP PPP sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam AD Mahkamah danAgung ART PPP sehubungan Republik dengan adanya Putusan Mahkamah Indonesia Partai DPP PPP a quo terkait dengan penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 26.Bahwa sebagaimana dikutip di atas, amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP sebagaimana dikutip pada poin 7 di atas pada pokoknya memberikan wewenang kepada Majelis Syariah DPP PPP untuk “mengambil alih tugas dan tanggung jawab PH DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktmar VIII PPP”; 27.Bahwa terlepas dari persoalan bahwa amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut bersifat melebihi tuntutan Para Pemohon dalam perkara asalnya (ultra petita) dan bersifat melebihi kewenangan (excess du pouvoir), namun jika amar tersebut hendak dilaksanakan, maka pelaksanaannya harus dengan mengikuti ketentuan AD PPP dan ART PPP, khususnya ketentuan-ketentuan: Pasal 17 AD PPP tentang Majelis Syariah DPP PPP, Pasal 15-16 AD PPP tentang PH DPP PPP, Pasal 50 ayat (3) huruf (c) AD PPP juncto Pasal 57 ART PPP tentang Mahkamah rapatAgung pengurus harian dan korumnya;Republik Indonesia

Halaman 77 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 77

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

28.Bahwa tegasnya, Majelis Syariah DPP PPP harus mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang dihadiri oleh PH DPP PPP dan pimpinan serta anggota Majelis Syariah DPP PPP dengan memperhatikan syarat Mahkamah Agungkorum kehadiran danRepublik pengambilan keputusan berdasarkan Indonesia ketentuan- ketentuan AD dan ART PPP sebagai disebut dalam poin 26 di atas; 29.Bahwa namun dari Akta Pernyataan Nomor 1 tanggal 1 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 2 tanggal 1 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 4 tanggal 3 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 5 tanggal 3 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 10 tanggal 7 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 13 tanggal 7 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 14 tanggal 8 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 16 tanggal 10 Desember 2015, Akta Pernyataan Nomor 18 tanggal 14 Desember 2015, yang dibuat dihadapan, Marta Sapti Riana, S.H., Notaris di Kota Depok dan Akta Pernyataan Nomor 19/2015 tanggal 10 Desember 2015 yang dibuat dihadapan, H. Khalidin, S.H., M.H., Notaris di Bagan Siapiapi (yang diajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda PK-4A sampai dengan PK-4J), sebagian PH DPP menyatakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut: - Bahwa Para Penghadap adalah Pengurus Harian Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (disingkat “PH DPP PPP”) periode 2011- 2014 yang dibentuk sebagai tindak lanjut dan hasil Muktamar VII Partai Mahkamah AgungPersatuan Pembangunan Republik di Bandung tanggal 3-6 Juli Indonesia 2011. PH DPP PPP ini berjumlah 55 (lima puluh lima) orang; - Bahwa Para Penghadap mengetahui adanya amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014 yang copi-nya bersama ini terlampir dalam Akta ini, yang berbunyi: “Muktamar VIII PPP harus diselenggarakan oleh DPP PPP yang didahului rapat pengurus harian DPP PPP untuk membentuk kepanitiaan dan menetapkan tempat diselenggarakannya Muktamar. Surat Undangan dan surat-surat lainnya berkaitan dengan pelaksanaan Muktamar VIII PPP harus ditandatangani oleh Ketua Umum Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dan Sekretaris Jenderal Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T. Apabila tidak dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dibacakannya Putusan Mahkamah Partai ini, maka Majelis Syariah mengambil alih tugas dan tanggung jawab Pengurus Harian DPP PPP untuk mengadakan rapat pengurus harian DPP PPP yang akan menetapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Muktamar VIII PPP”; Mahkamah -AgungBahwa sehubungan dengan Republik amar Nomor 5 (lima) Putusan Indonesia Mahkamah

Halaman 78 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 78

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014, Para Penghadap menyatakan bahwa Para Penghadap tidak pernah diundang Pimpinan Majelis Syariah untuk hadir dalam rapat Mahkamah Agungpengurus harian DPPRepublik PPP guna melaksanakan a marIndonesiaNomor 5 (lima), yakni menetapkan waktu dan penyelenggaraan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan; - Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 57 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan (ART PPP), maka rapat pengurus harian DPP PPP sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (seperdua) dari anggota pengurus harian atau dengan jumlah pengurus harian sebanyak 55 (lima puluh lima) orang dihadiri oleh sekurang- kurangnya 28 (dua puluh delapan) orang; - Bahwa sepengetahuan Para Penghadap selaku PH DPP PPP, Majelis Syariah belum pernah menyelenggarakan rapat pengurus harian DPP PPP yang memenuhi ketentuan korum kehadiran sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 57 ayat (2) ART PPP; - Bahwa apabila diperlukan penegasan atas pernyataan ini dalam bentuk pemberian kesaksian dalam sidang di pengadilan, maka Para Penghadap bersedia untuk menegaskannya dalam persidangan yang ditetapkan untuk itu; Mahkamah 30.AgungBahwa dari isi Akta Pernyataan Republikvide PK-4 tersebut secara nyataIndonesia dapat dilihat bahwa Majelis Syariah DPP PPP belum pernah melaksanakan amar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP secara benar dan sesuai dengan ketentuan AD dan ART PPP terkait dengan penyelenggaraan Rapat PH DPP (bersama dengan Majelis Syariah DPP PPP) terkait dengan penyelenggaraan Muktamar VIII PPP; 31.Bahwa dari fakta-fakta maupun alat bukti yang pernah diajukan dalam perkara ini baik di tingkat pertama maupun kasasi, maka tidak ada fakta atau rujukan alat bukti yang membuktikan sebaliknya, yakni bahwa Majelis Syariah DPP PPP telah melaksanakan amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP secara benar dan dengan memenuhi ketentuan-ketentuan AD dan ART PPP, khususnya yang terkait dengan kerja kolektifitas Majelis Syariah DPP PPP maupun penyelenggaraan Rapat PH DPP; 32.Bahwa oleh karenanya, menjadi tidak ada dasar hukumnya bagi Majelis Kasasi MA RI untuk mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi III/Termohon PK dengan mengesahkan susunan kepengurusan DPP PPP Mahkamah hasilAgung dari kegiatan yang menamakanRepublik diri sebagai Muktamar Indonesia VIII PPP di

Halaman 79 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 79

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Jakarta a quo sebagai termuat dalam amar Putusan Kasasi MA RI; Alasan Kelima; Putusan Kasasi MA didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat yang Mahkamah Agungdiketahui oleh Pemohon Republik PK setelah Putusan MA-RI Indonesiaa quo dijatuhkan sebagaimana dapat dijelaskan dari bukti-bukti baru atau novum berupa Akta- Akta Pernyataan Notariel dari para Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC); 33. Bahwa dalam posita gugatannya angka 9, Termohon PK/Penggugat Intervensi asal menyatakan: “… Muktamar VIII PPP yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 telah sesuai dengan ketentuan dalam AD dan ART PPP serta peraturan perundang-undangan yang berlaku…”; Selanjutnya, dibawah poin huruf (B), Termohon PK/Penggugat Intervensi asal menyatakan: “Muktamar VIII PPP di Jakarta adalah muktamar yang sah karena satu-satunya muktamar yang dilaksanakan sesuai dengan putusan Mahkamah Partai”; Atas dasar pernyataan-pernyataan yang menjadi dalil Termohon PK/Penggugat Intervensi asal tersebut di atas-lah kemudian Majelis Hakim Kasasi MA RI memberikan Putusan MA RI a quo yang mengabulkan gugatan intervensi untuk sebagian; 34.Bahwa apa yang dinyatakan oleh Termohon PK/Penggugat Intervensi Mahkamah Agungtersebut merupakan suatuRepublik kebohongan dan/atau tipu Indonesia muslihat, yang penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (1) ART PPP maka yang berhak untuk hadir sebagai peserta Muktamar PPP dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (i) Utusan yang mempunyai hak bicara dan hak bicara, dan (ii) Peninjau yang hanya mempunyai hak bicara; Yang dapat menjadi utusan menurut Pasal 20 ayat (2) ART PPP ialah: (a). Pengurus Harian serta Pimpinan Majelis dan Pimpinan Mahkamah Partai DPP PPP; (b). Ketua dan Sekretaris DPW/DPC; (c) Utusan hasil perimbangan jumlah anggota DPRD Propinsi/Kabupaten/Kota; (d) Dalam hal Ketua dan Sekretaris PH DPW/DPC berhalangan, penggantinya adalah Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih dari dan oleh PH DPW/DPC; (e) Ketua Umum Badan Otonom; Dengan demikian, untuk Utusan dari DPW/DPC, maka yang berhak hadir prinsipnya hanya Ketua dan Sekretaris DPW/DPC dan hanya dapat digantikan oleh pengurus lainnya jika dipilih oleh (rapat) PH DPW/DPC Mahkamah Agungyang bersangkutan jika KetuaRepublik dan Sekretaris tersebut berhalangan Indonesia;

Halaman 80 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 80

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

b. Apa yang disebut oleh Termohon PK/Penggugat Intervensi asal sebagai Muktamar VIII PPP di Jakarta a quo tidak dihadiri oleh Ketua dan Sekretaris DPW/DPC yang sah, padahal mereka tidak sedang Mahkamah Agungberhalangan. Bukti Republik nyata mengenai ketidakhadiran KetuaIndonesia dan Sekretaris DPW/DPC yang sah ini dapat dibaca dari Akta-Akta Pernyataan yang dibuat secara notariel, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut: - Bahwa Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan tidak pernah menghadiri kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) VIII di Jakarta, bertempat di Hotel Sahid, Jakarta Pusat pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014; (ii) memberikan mandat dan/atau kuasa kepada wakil ketua atau wakil sekretaris atau pengurus harian lainnya dari Dewan Pimpinan Wilayah atau Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan untuk menghadiri kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan di tempat tersebut di atas; dan (iii) mengadakan rapat pengurus harian Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan guna menetapkan Utusan yang menghadiri Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan di tempat tersebut di atas; Mahkamah Agung- Bahwa sesuai dengan Republik Pasal 20 ayat (2) huruf (b) AnggaranIndonesia Rumah Tangga (ART) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), maka yang berhak menjadi Utusan dalam Muktamar Partai Persatuan Pembangunan adalah Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang dan dalam hal berhalangan maka Wakil Ketua atau Wakil Sekretaris yang dipilih oleh (rapat) Pengurus Harian Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Cabang PPP yang bersangkutan; - Bahwa pada saat kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan di tempat tersebut di atas, maka para Ketua dan Sekretaris tersebut tidak sedang berhalangan untuk menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP atau sebagai Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP; - Bahwa para Ketua dan Sekretaris tersebut mengetahui bahwa dalam kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Mahkamah AgungPembangunan VIII diRepublik Jakarta pada tanggal dan di tempat Indonesia tersebut di

Halaman 81 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 81

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

atas telah hadir pengurus lain yang bukan Ketua dan Sekretaris dengan mengatasnamakan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP masing-masing; Mahkamah Agung- Bahwa para KetuaRepublik dan Sekretaris menegaskan Indonesia sesuai dengan ketentuan Pasal 20 ayat (2) huruf (b) Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan, maka pengurus yang hadir tersebut tidak berhak dan berwenang hadir seandainyapun kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan di tempat tersebut di atas merupakan kegiatan Partai Persatuan Pembangunan yang sah; - Bahwa oleh karena itu kehadiran para pengurus yang bukan Ketua dan Sekretaris tersebut dengan mengatasnamakan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP adalah sebuah tipu muslihat dan penyesatan bahwa seolah-olah kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan tempat tersebut di atas dihadiri oleh (Ketua dan Sekretaris) selaku wakil-wakil yang sah menurut Pasal 20 ayat (2) huruf (b) Anggaran Rumah Tangga Partai Persatuan Pembangunan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP yang bersangkutan; Mahkamah Agung- Bahwa para Ketua Republik dan Sekretaris Dewan Pimpinan buatIndonesia pernyataan sebagai kesaksian untuk menegakkan kebenaran dan apabila diperlukan atau diharuskan untuk menyatakannya kembali dihadapan sidang pengadilan yang berwenang, mereka bersedia hadir dalam persidangan yang ditentukan untuk itu; c. Akta-Akta Pernyataan dimaksud juga merupakan bukti baru atau novum yang Pemohon PK menandai sebagai bukti PK-5 (diikuti dengan urutan abjad-nya) dan bukti PK-6 (diikuti dengan urutan abjadnya), sebagai berikut: Yang Dibuat Oleh Ketua Dan/Atau Sekretaris DPW PPP: - Akta Pernyataan Nomor 26 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris DPW PPP Propinsi Aceh dihadapan Yuniarti, S.H., M.Kn., Notaris di Banda Aceh, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5A); - Akta Pernyataan Nomor 19 tanggal 27 November 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Mahkamah AgungSumatera Utara di hadapanRepublik Juli Indrayanti Siregar, S.H., IndonesiaNotaris di

Halaman 82 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 82

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Medan, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5B); - Akta Pernyataan Nomor 26 tanggal 30 November 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua dan Republik Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Indonesia (DPW) Propinsi Riau di hadapan H. Agus Salim, S.H., M.H., Notaris di Pekanbaru, Riau, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5C); - Akta Pernyataan Nomor 01 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Kepulauan Riau di hadapan Hj. Tuti Rachmawati Lalo, S.H., Notaris di Pulau Batam, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5D); - Akta Pernyataan Nomor 42 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Jambi di hadapan M. Zen, S.H., Notaris di Kota Jambi, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5E); - Akta Pernyataan Nomor 1 tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Kepulauan Bangka Belitung di hadapan Hoiril Masuli, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Bangka Tengah, (yang Pemohon PK ajukan Mahkamah Agungsebagai bukti baru Republik atau novum bertanda bukti PK-5F); Indonesia - Akta Pernyataan Nomor 3 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi DKI Jakarta di hadapan Royani, S.H., Notaris di Jakarta, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5G); - Akta Pernyataan Nomor 12 tanggal 7 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Banten di hadapan Marta Sapti Riana, S.H., Notaris di Kota Depok, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5H); - Akta Pernyataan Nomor 8 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Jawa Timur di hadapan Maria Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5i); - Akta Pernyataan Nomor 165, tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Mahkamah AgungKalimantan Selatan diRepublik hadapan Achmad Adji Suseno, S.H., IndonesiaNotaris di

Halaman 83 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 83

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Banjarmasin, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5J); - Akta Pernyataan Nomor 104, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua dan Republik Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Indonesia (DPW) Propinsi Nusa Tenggara Barat di hadapan Hamzan Wahyudi S.H., M.Kn. Notaris di Mataram, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5K); - Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 7 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Nusa Tenggara Timur di hadapan Marta Sapti Riana, Notaris di Kota Depok, (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5L); - Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Kalimantan Barat di hadapan Erwin Sugiarto, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Kubu Raya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5M); - Akta Pernyataan Nomor 10, tanggal 3 November 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Maluku di hadapan M. Husain Tuasikal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Ambon (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum Mahkamah Agungbertanda bukti PK -Republik5N); Indonesia - Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Kalimantan Tengah di hadapan Ellys Nathalina, S.H., M.H., Notaris di Palangkaraya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5O); - Akta Pernyataan Nomor 15, tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Kalimantan Timur di hadapan Khairu Subhan, S.H., Notaris di Kota Samarinda (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5P); - Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Sulawesi Tengah di hadapan Eka Udiana, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Sigi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5Q); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan Nomor Republik1, tanggal 1 Desember 2015 Indonesia yang dibuat

Halaman 84 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 84

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Sulawesi Selatan di hadapan Walinono, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Gowa (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau Mahkamah Agungnovum bertanda Republik bukti PK-5R); Indonesia - Akta Pernyataan Nomor 8, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Sulawesi Barat di hadapan Minta Jaya Ginting, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Mamuju (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5S); - Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015, yang dibuat oleh Bachtiar Gaffar, S.Si., Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Papua dan telah didaftarkan pada Notaris Helien Somalay, S.H., M.Kn., Notaris di Jayapura. (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5T); - Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Propinsi Maluku Utara di hadapan Abdul Aziz Hanafie, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tidore Kepulauan (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5U); - Surat Pernyataan tanggal 3 Desember 2015, yang dibuat oleh H. Mahkamah AgungIhsan Nahromi, Lc.MARepublik., Sekretaris Dewan Pimpinan IndonesiaWilayah (DPW) Propinsi Bengkulu dan telah didaftarkan pada Notaris Susanti, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bengkulu. (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-5V); Yang Dibuat Oleh Ketua Dan/Atau Sekretaris DPC PPP; - Akta Pernyataan Nomor 05, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Serang dihadapan Notaris Aldo AA, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Serang (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6A); - Akta Pernyataan Nomor 02, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kota dihadapan Notaris Rini Fajarini Dewi, S.H., Notaris di Kota Serang (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6B); - Akta Pernyataan Nomor 03, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Pandeglang dihadapan Notaris Rini Fajarini Dewi, S.H., Notaris di Kota Serang Mahkamah Agung(yang Pemohon PK ajukanRepublik sebagai bukti baru atau novum Indonesiabertanda

Halaman 85 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 85

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

bukti PK-6C); - Akta Pernyataan Nomor 04, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Cilegon dihadapan Notaris Mahkamah AgungRini Fajarini Dewi,RepublikS.H., Notaris di Kota Serang (yangIndonesia Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6D); - Akta Pernyataan Nomor 05, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tangerang dihadapan Notaris Rini Fajarini Dewi, S.H., Notaris di Kota Serang (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6E); - Akta Pernyataan Nomor 03, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Pontianak dihadapan Notaris Erwin Sugiarto, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Kubu Raya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6F); - Akta Pernyataan Nomor 02, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Kabupaten Kubu Raya dihadapan Notaris Erwin Sugiarto, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Kubu Raya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6G); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan RepublikNomor 50, tanggal 2 Desember 2015Indonesia yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Balikpapan dihadapan Notaris Zulfakar, S.H., M.Kn. Notaris di Balikpapan (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6H); - Surat Pernyataan tanggal 1 Desember 2015, yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Kutai Kartanegara, yang telah dilegalisasi oleh Notaris Bakhtiar, S.H., Notaris di Tenggarong (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6I); - Surat Pernyataan tanggal 3 Desember 2015, yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Penajam Paser Utara, yang telah dilegalisasi oleh Notaris Dewi Savitri, S.H., Notaris di Kabupaten Penajam Paser Utara (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6J); - Akta Pernyataan Nomor 03, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kota Bontang di hadapan Notaris Juliansyah, Mahkamah AgungS.H., M.Kn., Notaris Republik di Kota Bontang (yang Pemohon Indonesia PK ajukan

Halaman 86 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 86

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6K); - Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Binjai dihadapan Notaris Hj. Mahkamah AgungKhairunisa, S.H., RepublikNotaris di Kota Binjai (yang PemohonIndonesia PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6L); - Akta Pernyataan Nomor 01, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Mandailing Natal di hadapan Notaris Sondang Matiur Hutagalung, S.H., Notaris di Kabupaten Mandailing Natal (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6M); - Akta Pernyataan Nomor 2 tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Pematangsiantar dihadapan Notaris Aloina Sinulingga, S.H., Notaris di Pematangsiantar (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6N); - Akta Pernyataan Nomor 05 tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Tebing Tinggi dihadapan Notaris Denilah Shofa Nasution, S.H., M.Kn., Notaris di Tebing Tinggi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6O); - Akta Pernyataan Nomor 11 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua dan Republik Sekretaris DPC PPP Kabupaten Indonesia Deli Serdang dihadapan Notaris Zulfakar, S.H., Sp.N. Notaris di Kabupaten Deli Serdang (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6P); - Akta Pernyataan Nomor 07, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Batubara di hadapan Notaris Delilah Shofa Nasution, S.H., M.Kn., Notaris di Tebing Tinggi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6Q); - Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Serdang Bedagai dihadapan Notaris Mariani Simbolon, S.H., Notaris di Kabupaten Serdang Bedagai (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6R); - Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Medan Bedagai dihadapan Mahkamah AgungNotaris Syarifah Tifany,RepublikS.H., M.Kn., Notaris di MedanIndonesia (yang

Halaman 87 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 87

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6S); - Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua danRepublik Sekretaris DPC PPP Kabupaten Indonesia Simalungun di hadapan Notaris Aloina Sinulingga, S.H., Notaris di Pematangsiantar (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6T); - Akta Pernyataan Nomor 8 tanggal 8 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Labuhanbatu dihadapan Notaris Sujatmoko, S.H., Notaris di Labuhanbatu (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6U); - Akta Pernyataan Nomor 12, tanggal 23 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Langkat di hadapan Notaris Ega Kumala, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Langkat (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6V); - Surat Pernyataan Nomor 45, tanggal 28 Oktober 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Padang Lawas dihadapan Notaris Elly Satya Putri, S.H., Notaris di Kabupaten Padang Lawas (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6W); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan NomorRepublik16, tanggal 23 Desember 2015Indonesia yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Asahan dihadapan Notaris Bahmid, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Asahan (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK- 6X); - Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 15 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Labuhanbatu Utara dihadapan Notaris Yusnani, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Labuhanbatu Utara (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6Y); - Akta Pernyataan Nomor 27, tanggal 30 November 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Siak dan Indragiri Hilir dihadapan Notaris Haji Agus Salim, S.H., M.H., Notaris di Pekanbaru (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6Z); - Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua dan Sekretaris Republik DPC PPP Kabupaten Maluku Indonesia Tenggara

Halaman 88 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 88

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Barat di hadapan Notaris M. Husain Tuasikal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Ambon (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6AA); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan RepublikNomor 09 tanggal 3 Desember Indonesia 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Tual di hadapan Notaris M. Husain Tuasikal, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Ambon (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6BB); - Akta Pernyataan Nomor 02, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Gowa di hadapan Notaris Walinono, S.H., Notaris di Kabupaten Gowa (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6CC); - Akta Pernyataan Nomor 03, tanggal 1 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Barru di hadapan Notaris Walinono, S.H., Notaris di Kabupaten Barru (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6DD); - Akta Pernyataan Nomor 09 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Mamuju di hadapan Notaris Walinono, S.H., Notaris di Kabupaten Mamuju (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6EE); - Akta Pernyataan Nomor 01, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua DPC Republik PPP Kota Subussalam di hadapanIndonesia Notaris Suryadarma, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Subussalam (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6GG); - Akta Pernyataan Nomor 20, tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris DPC PPP Kabupaten Belitung dihadapan Notaris Sakti Lo, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Tangerang (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6HH); - Akta Pernyataan Nomor 164 tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Nunukan dihadapan Notaris Yuses, S.H., M.H., Notaris di Kabupaten Nunukan (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6II); - Akta Pernyataan Nomor 04, tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua, Sekretaris dan Wakil Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bulungan di hadapan Notaris Tajuddin S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Bulungan (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6JJ); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan Nomor Republik123 tanggal 4 Desember 2015 Indonesia yang dibuat

Halaman 89 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 89

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Kapuas dihadapan Notaris Dwi Yuniati, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Kapuas (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6KK); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan RepublikNomor 7 tanggal 4 Desember 2015 Indonesia yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Kepualauan Sula dihadapan Notaris Abdul Aziz Hanafie, S.H., Notaris di Kota Tidore (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6LL); - Akta Pernyataan Nomor 6 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Pulau Morota di hadapan Notaris Abdul Aziz Hanafie, S.H., Notaris di Kota Tidore (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6MM); - Akta Pernyataan Nomor 5 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Halhamera Timur dihadapan Notaris Abdul Aziz Hanafie, S.H., Notaris di Kota Tidore (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6NN); - Akta Pernyataan Nomor 4 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tidore Kepulauan dihadapan Notaris Abdul Aziz Hanafie, S.H., Notaris di Kota Tidore (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda Mahkamah Agungbukti PK-6OO); Republik Indonesia - Akta Pernyataan Nomor 3 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Ternate dihadapan Notaris Abdul Aziz Hanafie, S.H., Notaris di Kota Tidore (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6PP); - Surat Pernyataan Tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Jumaedi, Sekretaris DPC PPP Kabupaten Jayapura dan telah didaftarkan pada Notaris Helien Somalay, S.H., M.Kn., Notaris Kota Jayapura (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6QQ); - Surat Pernyataan Tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Abius Engi Enumbi, Sekretaris DPC PPP Kabupaten Puncak Jaya dan telah didaftarkan pada Notaris Helien Somalay, S.H., M.Kn., Notaris Kota Jayapura (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6RR); - Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Mahkamah AgungMuhammad Ridwan danRepublik Muhammad Said, Ketua dan Sekretaris Indonesia DPC

Halaman 90 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 90

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PPP Kota Jayapura dan telah didaftarkan pada Notaris Helien Somalay, S.H., M.Kn., Notaris Kota Jayapura (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6SS); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan RepublikNomor 9, tanggal 7 Desember 2015 Indonesia yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bogor di hadapan Notaris Dedy Suwandy, S.H., M.H., Notaris di Kabupaten Bogor (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6TT); - Akta Pernyataan Nomor 17 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sumenep di hadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6UU); - Akta Pernyataan Nomor 9, tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Blitar dihadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6VV); - Akta Pernyataan Nomor 10 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Lamongan dihadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6WW); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan NomorRepublik12 tanggal 2 Desember 2015 Indonesiayang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Banyuwangi dihadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6XX); - Akta Pernyataan Nomor 11 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bondowoso dihadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6YY); - Akta Pernyataan Nomor 13 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Ngawi dihadapan Notaris Maria Baroroh, S.H., Notaris di Kota Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6ZZ); - Akta Pernyataan Nomor 14 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Banyuwangi dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6AAA); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan Nomor Republik15 tanggal 2 Desember 2015 yang Indonesia dibuat oleh

Halaman 91 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 91

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bondowoso dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6BBB); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan RepublikNomor 16 tanggal 2 Desember Indonesia 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Ngwai dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6CCC); - Akta Pernyataan Nomor 35 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Pasuruan dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6DDD); - Akta Pernyataan Nomor 36 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Probolinggo dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6EEE); - Akta Pernyataan Nomor 38 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Mojokerto dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6FFF); - Akta Pernyataan Nomor 37 tanggal 4 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua dan SekretarisRepublik DPC PPP Kabupaten Jember Indonesia dihadapan Notaris Mario Baroroh, S.H., Notaris di Surabaya (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6GGG); - Akta Pernyataan Nomor 04 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Administratif Jakarta Barat dihadapan Notaris Royani, S.H., Notaris di Jakarta Barat (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6HHH); - Akta Pernyataan Nomor 05 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Administratif Jakarta Selatan dihadapan Notaris Royani, S.H., Notaris di Jakarta Barat (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6III); - Akta Pernyataan Nomor 06 tanggal 2 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Administratif Jakarta Pusat dihadapan Notaris Royani, S.H., Notaris di Jakarta Barat (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6JJJ); - Surat Pernyataan Tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh Misrin Mahkamah AgungPirin, S.Pd., M.Pd . Republikdan Suharjono, Ketua dan Sekretaris Indonesia Dewan

Halaman 92 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 92

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Bengkulu Utara, yang telah didaftarkan dan dilegalisasi oleh Notaris Susanti, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bengkulu. (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau Mahkamah Agungnovum bertanda Republik bukti PK-6KKK); Indonesia - Surat Pernyataan Tanggal 3 Desember 2015 yang dibuat oleh M. Nasir Jahiyah, S.Sos dan Harmen Paqih, S.Ag, Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kabupaten Bengkulu Tengah, yang telah didaftarkan dan dilegalisasi oleh Notaris Susanti, S.H., M.Kn., Notaris di Kota Bengkulu. (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6LLL); - Akta Pernyataan Nomor 428 tanggal 8 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris DPC PPP Kabupaten Lombok Barat dihadapan Hamzan Wahyudi, S.H., M.Kn. Notaris di Kota Mataram (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6MMM); - Akta Pernyataan Nomor 426 tanggal 8 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris DPC PPP Kabupaten Dompu dihadapan Hamzan Wahyudi, S.H., M.Kn. Notaris di Kota Mataram (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6NNN); - Akta Pernyataan Nomor 4 tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Sekretaris DPC PPP Kabupaten Banggai Laut dihadapan Eka Udiana, Mahkamah AgungS.H., M.Kn. Not arisRepublik di Kabupaten Sigi (yang Pemohon Indonesia PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6OOO); - Akta Pernyataan Nomor 5 tanggal 5 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Sigi dihadapan Eka Udiana, S.H., M.Kn. Notaris di Kabupaten Sigi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6PPP); - Akta Pernyataan Nomor 47 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Merangin dihadapan M. Zen, S.H., Notaris di Kota Jambi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6QQQ); - Akta Pernyataan Nomor 45 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Jambi dihadapan M. Zen, S.H., Notaris di Kota Jambi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6RRR); - Akta Pernyataan Nomor 46 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tanjung Jabung Mahkamah AgungBarat dihadapan M. Zen,RepublikS.H., Notaris di Kota Jambi (yang Indonesia Pemohon

Halaman 93 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 93

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6SSS); - Akta Pernyataan Nomor 44 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Kerinci dihadapan M. Mahkamah AgungZen, S.H., Notaris Republik di Kota Jambi (yang Pemohon IndonesiaPK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6TTT); - Akta Pernyataan Nomor 43 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Bungo dihadapan M. Zen, S.H., Notaris di Kota Jambi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6UUU); - Akta Pernyataan Nomor 48 tanggal 11 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Sarolangun dihadapan M. Zen, S.H., Notaris di Kota Jambi (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6VVV); - Akta Pernyataan Nomor 167 tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Banjarmasin dihadapan Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6WWW); - Akta Pernyataan Nomor 163 tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Tanah Laut dihadapan Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon Mahkamah AgungPK ajukan sebagai Republik bukti baru atau novum bertanda buktiIndonesia PK-6XXX); - Akta Pernyataan Nomor 164 tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Banjar dihadapan Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6YYY); - Akta Pernyataan Nomor 166 tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kota Banjarbaru dihadapan Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6ZZZ); - Akta Pernyataan Nomor 222 tanggal 18 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Hulu Sungai Selatan dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6AAAA); - Akta Pernyataan Nomor 223 tanggal 18 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Hulu Sungai Tengah Mahkamah Agungdihadapan Notaris AchmadRepublik Adji Suseno, S.H., Notaris di IndonesiaBanjarmasin

Halaman 94 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 94

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6BBBB); - Akta Pernyataan Nomor 224 tanggal 18 Desember 2015 yang dibuat Mahkamah Agungoleh Ketua danRepublik Sekretaris DPC PPP Kabupaten Indonesia Barito Kuala dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6CCCC); - Akta Pernyataan Nomor 225 tanggal 18 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Kotabaru dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6DDDD); - Akta Pernyataan Nomor 226 tanggal 19 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tapin dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6EEEE); - Akta Pernyataan Nomor 227 tanggal 19 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tanah Bumbu dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6FFFF); Mahkamah Agung- Akta Pernyataan NomorRepublik228 tanggal 19 Desember 2015 Indonesiayang dibuat oleh Ketua dan Sekretaris DPC PPP Kabupaten Balangan dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6GGGG); - Akta Pernyataan Nomor 229 tanggal 19 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Hulu Sungai Utara dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6HHHH); - Akta Pernyataan Nomor 168 tanggal 14 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Tabalong dihadapan Notaris Achmad Adji Suseno, S.H., Notaris di Banjarmasin (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6IIII); - Akta Pernyataan Nomor 48 tanggal 19 Desember 2015 yang dibuat oleh Ketua DPC PPP Kabupaten Kebumen dihadapan Notaris Missi Indralana, S.H., Notaris di Kebumen (yang Pemohon PK ajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda bukti PK-6JJJJ); Mahkamah d.AgungDengan demikian, seandainyapun Republik apa yang dinamakan Indonesia sebagai

Halaman 95 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 95

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Muktamar VIII PPP di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 tersebut dapat dianggap sebagai sebuah Muktamar PPP -quod non-, maka itu merupakan Muktamar PPP yang tidak sah dan tidak Mahkamah Agungmemenuhi ketentuan Republik AD/ART PPP serta amar Nomor Indonesia5 dari Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo, karenanya banyak utusan yang hadir bukan merupakan Ketua dan Sekretaris sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 20 ART PPP; Alasan Keenam; Putusan Kasasi MA didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat yang diketahui oleh Pemohon PK setelah Putusan MA-RI a quo dijatuhkan sebagaimana dapat dijelaskan dari bukti baru atau novum berupa Daftar Kehadiran Peserta Muktamar VIII Jakarta dan Akta Pernyataan Notariel yang berisi pengakuan pemalsuan identitas peserta Muktamar VIII PPP di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014; 35.Bahwa sebagaimana diuraikan pada poin 33 di atas, berdasarkan ketentuan Pasal 20 ayat (2) ART PPP maka yang berhak menjadi utusan Muktamar PPP sebagai wakil dari tiap DPW dan DPC PPP adalah Ketua dan Sekretaris dari masing-masing DPW dan DPC tersebut; 36.Bahwa sehubungan dengan pemenuhan ketentuan Pasal 20 ayat (2) ART PPP tersebut, maka Pemohon menemukan novum berupa Daftar Kehadiran Mahkamah AgungPeserta Muktamar VIII JakartaRepublik (novum PK-7A), yang didalamnya Indonesia terdapat nama-nama peserta yang tidak mempunyai hak untuk hadir, antara lain karena menjabat sebagai Wakil Ketua, Wakil Sekretaris, dan Bendahara; 37.Bahwa juga Pemohon PK mendapati adanya kebohongan dan tipu muslihat dimana salah seorang peserta Muktamar bernama: Salim telah hadir dengan didaftar dan diakui sebagai Edy Purwanto yang menjabat sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Peserta bernama Salim tersebut adalah Pengurus DPC PPP Kabupaten Cilacap, namun bukan sebagai Ketua atau Sekretaris yang berhak hadir mewakili DPC-nya dalam Muktamar PPP; 38.Bahwa kebohongan dan tipu muslihat ini Pemohon PK ketahui setelah dijatuhkannya Putusan Kasasi MA RI a quo, yakni setelah Salim tersebut membuat Akta Pernyataan secara notariel yang dengan ini sekaligus diajukan sebagai bukti baru atau novum bertanda PK-7B. Dalam Akta Pernyataan a quo Salim pada pokoknya menyatakan hal-hal sebagai berikut: - Bahwa Salim adalah Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Mahkamah AgungPersatuan Pembangunan Republik (DPW PPP) Kabupaten Cilacap periodeIndonesia 2010

Halaman 96 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 96

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

sampai dengan 2015; - Bahwa dalam kapasitas tersebut di atas, Salim telah diminta oleh panitia kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Mahkamah AgungPembangunan (PPP) Republik VIII di Jakarta untuk hadir pada Indonesiakegiatan Muktamar tersebut bertempat di Hotel Sahid, Jakarta Pusat pada tanggal 30 Oktober- 2 November 2014 dengan tanpa mandat dan/atau kuasa dari Ketua dan Sekretaris atau Rapat Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang Partai (DPC) Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Cilacap untuk hadir sebagai seorang Utusan DPC PPP Kabupaten Cilacap dalam kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan di Jakarta pada tanggal dan di tempat tersebut di atas; - Bahwa sesuai dengan Pasal 20 ayat (2) huruf (b) Anggaran Rumah Tangga (ART) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), maka Salim mengakui bahwa yang sebenarnya berhak menjadi Utusan dalam Muktamar Partai Persatuan Pembangunan adalah Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang; - Bahwa kehadiran Salim tersebut dicatat atas nama Saudara Edy Purwanto sehingga seolah-olah yang hadir dalam kegiatan yang menamakan diri Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta tersebut di atas adalah Saudara Edy Purwanto sendiri selaku Mahkamah AgungKetua Dewan Pimpinan Republik Cabang (DPC) Partai Persatuan Indonesia Pembangunan Kabupaten Cilacap; - Bahwa Salim mengakui bahwa pencatatan yang dilakukan oleh petugas dari panitia kegiatan yang menamakan diri sebagai Muktamar Partai Persatuan Pembangunan VIII di Jakarta pada tanggal dan tempat tersebut di atas adalah sebuah tipu muslihat atau kebohongan; Alasan Ketujuh; Dalam Putusan MA-RI a quo terdapat kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata terkait dengan amar Putusan Kasasi MA RI menyatakan sah susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP di Jakarta. 39.Bahwa sebagaimana telah dikutip pada bagian depan dari Memori PK ini, amar Putusan Kasasi MA RI yang dimohonkan berbunyi: Mengadili Sendiri: Dalam Perkara Asal; Dalam Konpensi; Dalam Eksepsi; Mahkamah -AgungMenolak Eksepsi Para TergugatRepublikdan Turut Tergugat; Indonesia

Halaman 97 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 97

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Penggugat; Dalam Rekonvensi Mahkamah Agung- Menolak gugatan Penggugat;Republik Indonesia Dalam Intervensi Dalam Ekspsi - Menolak Eksepsi Tergugat III dan IV Dalam Pokok Perkara 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; 2. Menyatakan susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober sampai 2 November 2014 di Jakarta sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Ketetapan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 30 Oktober sampai 2 November 2014 di Jakarta mengenai susunan personalia Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan masa bakti periode 2014 sampai 2019 Nomor 17 tanggal 7 November 2014 yang dibuat dihadapan H. Teddy Anwar, S.H., Sp.N, Notaris di Jakarta merupakan susunan kepengurusan PPP yang sah; 3. Menyatakan susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi Mahkamah Agunghukum dengan segala Republik akibat hukumnya; Indonesia Dalam Konpensi Dan Rekonvensi Dan Intervensi; - Menghukum Termohon Kasasi I/semula Penggugat Asal/Tergugat Rekonvensi/Tergugat Intervensi untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sejumlah Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); 40.Bahwa amar Putusan Kasasi MA RI tersebut di atas dijatuhkan berdasarkan petitum gugatan dari Termohon PK/Penggugat Intervensi asal yang aslinya terdiri dari dan berbunyi: 1. Menerima gugatan Penggugat Intervensi seluruhnya; 2. Menyatakan hukumnya Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta adalah Muktamar yang sah; 3. Menyatakan hukumnya susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta sebagaimana ternyata dalam Akta Pernyataan Ketetapan Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta Mahkamah Agungmengenai Susunan Personalia Republik Periode 2014-2019 Nomor 17Indonesia Tanggal 7

Halaman 98 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 98

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

November 2014, yang dibuat dihadapan H. Teddy Anwar, S.H., Sp.N., Notaris di Jakarta merupakan susunan kepengurusan PPP yang sah; 4. Menyatakan hukumnya Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15- Mahkamah Agung18 Oktober 2014 tidakRepublik sah dan batal demi hukum dengan Indonesia segala akibat hukumnya; 5. Menyatakan hukumnya susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum dengan segala akibat hukumnya; 6. Menghukum Tergugat Intervensi I sampai dengan Tergugat Intervensi VI beserta Turut Tergugat Intervensi in casu untuk tunduk dan patuh terhadap putusan dalam perkara a quo; 7. Menghukum Tergugat Intervensi I sampai dengan Tergugat Intervensi VI in casu untuk membayar segala biaya perkara yang timbul dalam perkara a quo; Atau apabila Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq Ketua Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain, maka Penggugat Intervensi mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono); 41.Bahwa dari kutipan amar Putusan Kasasi MA RI disandingkan dengan tuntutan atau petitum gugatan intervensi dari Termohon PK/Penggugat Intervensi asal, maka dapat dilihat secara nyata hal-hal berikut: Mahkamah Agunga. Gugatan Termohon Republik PK/Penggugat Intervensi asal hanyaIndonesia dikabulkan sebagian. Hal ini berarti terdapat petitum atau tuntutan dalam gugatan intervensi yang ditolak atau tidak diterima oleh Majelis Hakim Kasasi MA RI; b. Majelis Hakim Kasasi MA RI menolak atau tidak mengabulkan petitum Termohon PK/Penggugat Intervensi asal agar: (i) menyatakan secara hukum Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta sebagai Muktamar yang sah; 42.Bahwa dengan menolak atau tidak mengabulkan petitum yang meminta agar Muktamar VIII PPP di Jakarta dinyatakan sebagai Muktamar yang sah, maka Majelis Hakim Kasasi MA RI seharusnya juga menolak atau tidak mengabulkan petitum Nomor 3 (tiga) dalam gugatan intervensi dari Termohon PK/Penggugat Intervensi asal agar susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta dinyatakan sebagai kepengurusan PPP yang sah; 43.Bahwa namun sebagaimana dapat dibaca pada amar Nomor 2 Putusan Kasasi MA RI a quo, Majelis Hakim Kasasi MA RI telah mengabulkan Mahkamah petitumAgungTermohon PK/Penggugat Republik Intervensi asal, yakni menyatakan Indonesia sah

Halaman 99 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 99

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 di Jakarta; 44.Bahwa dengan mengabulkan petitum agar susunan kepengurusan PPP hasil Mahkamah AgungMuktamar VIII PPP Republik di Jakarta a quo dinyatakan sah, Indonesia namun disisi lain Putusan Kasasi MA RI menolak atau tidak mengabulkan petitum agar Muktamar VIII PPP di Jakarta sebagai Muktamar yang sah maka Majelis Hakim Kasasi MA RI telah melakukan kekhilafan dan/atau kekeliruan yang nyata, oleh karena: a. Berdasarkan Pasal 51 ayat (3) huruf d AD PPP, kewenangan memilih dan menetapkan kepengurusan PPP ada pada Muktamar PPP. Konsekuensi hukumnya adalah susunan kepengurusan PPP yang sah sebagai hasil atau keputusan dari suatu Muktamar PPP hanya sah jika Muktamar PPP itu sendiri diakui atau dinyatakan sah; b. Dengan demikian, secara logika hukum maka Muktamar PPP-nya harus (dinyatakan) sah (terlebih dahulu) agar susunan kepengurusan yang dihasilkan atau disusun berdasarkan Muktamar PPP a quo dapat dinyakan sebagai kepengurusan yang sah; c. Faktanya, Putusan Kasasi MA RI telah menolak atau tidak mengabulkan petitum agar Muktamar VIII PPP di Jakarta dinyatakan sah, namun mengabulkan petitum yang meminta disahkannya susunan Mahkamah Agungkepengurusan PPP Republik hasil Muktamar VIII PPP di JakartaIndonesia tersebut, sehingga setidaknya dilihat dari makna ketentuan Pasal 51 ayat (3) huruf d, maka Majelis Hakim Kasasi MA RI telah melakukan kekhilafan dan kekeliruan yang nyata; Alasan Kedelapan; Dalam Putusan MA-RI a quo terdapat kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata terkait dengan amar Putusan Kasasi MA RI yang menyatakan susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15- 18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum; 45.Bahwa sebagaimana telah dikutip pada poin 34 di atas, Putusan Kasasi MA RI pada amar Nomor 3 (tiga) telah menyatakan bahwa susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014 tidak sah dan batal demi hukum; 46.Bahwa akan tetapi, Putusan Kasasi MA RI sekaligus juga tidak mengabulkan atau menolak petitum Termohon PK/Penggugat Intervensi asal yang meminta agar Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober Mahkamah 2014Agung dinyatakan tidak sah danRepublik batal demi hukum; Indonesia

Halaman 100 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 100

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

47.Bahwa secara a contrario, hal ini berarti bahwa menurut Majelis Hakim Kasasi MA RI Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo adalah Muktamar PPP yang sah atau setidaknya bukan merupakan Muktamar PPP yang tidak sah Mahkamah Agungatau batal demi hukum; Republik Indonesia 48.Bahwa oleh karena Majelis Hakim Kasasi MA RI menolak atau tidak mengabulkan petitum untuk menyatakan Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo sebagai Muktamar yang tidak sah dan batal demi hukum, maka menjadi tidak ada dasar dan logika hukumnya bagi Majelis Kasasi MA RI untuk menjatuhkan amar Putusan Kasasi MA RI Nomor 3 (tiga) yang menyatakan susunan kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya pada tanggal 15-18 Oktober 2014; Tegasnya, jika Muktamar VIII PPP di Surabaya TIDAK dinyatakan sebagai Muktamar yang tidak sah dan batal demi hukum, maka logika yuridis-nya adalah susunan kepengurusan yang dihasilkan Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo sah dan tidak batal demi hukum; 49.Bahwa dengan di satu sisi Majelis Hakim Kasasi MA RI menolak atau tidak mengabulkan petitum yang meminta agar Muktamar VIII PPP di Surabaya a quo dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum, namun disisi lain dikabulkan petitum yang meminta agar kepengurusan PPP hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya dinyatakan tidak sah dan batal demi hukum, maka Mahkamah AgungMajelis Hakim Kasasi MARepublik RI telah melakukan kekhilafan Indonesia atau kekeliruan yang nyata, karena bersikap inkonsisten dan putusannya didasarkan pada logika yang bertentangan satu sama lain; Alasan Kesembilan; Dalam Putusan MA-RI a quo terdapat kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata terkait dengan pertimbangan hukum Putusan Kasasi MA RI mengenai apa yang menjadi pokok persoalan utama dalam perkara ini, yakni Majelis Hakim Kasasi MA RI secara keliru mempertimbangkan bahwa yang menjadi pokok persoalan (utama) dalam perkara ini adalah mengenai Susunan Kepengurusan PPP; 50.Bahwa dalam pertimbangan hukumnya halaman 99 alinea kedua dari Putusan Kasasi MA RI, Majelis Hakim Kasasi a quo menyatakan: “Bahwa meneliti dengan seksama posita dan petitum gugatan baik dalam konvensi, rekonvensi maupun intervensi, ternyata bahwa pokok persoalan dalam perkara a quo adalah mengenai Susunan Kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan hasil Muktamar VIII di Surabaya dan mengenai Mahkamah SusunanAgung Kepengurusan Partai Republik Persatuan Pembangunan hasil MuktamarIndonesia VIII

Halaman 101 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 101

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014”; 51.Bahwa pertimbangan hukum sebagaimana dikutip di atas menunjukkan adanya kekhilafan dan kekeliruan yang nyata dari Majelis Hakim Kasasi MA Mahkamah AgungRI, oleh karena: Republik Indonesia a. Apabila dibaca secara teliti dan seksama, maka pokok persoalan (utama) dalam perkara ini baik yang terurai dalam posita bagian konvensi, rekonvensi dan intervensi adalah mengenai (i) keabsahan Muktamar-nya, baik Muktamar VIII PPP yang di Surabaya maupun Muktamar VIII PPP yang di Jakarta, dan (ii) keabsahan amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo; Poin (i) tersebut dapat dilihat dari petitum gugatan konvensi maupun gugatan intervensi dimana Penggugat Konpensi maupun Penggugat Intervensi (Temohon PK) sama-sama menempatkan petitum yang berkaitan dengan (keabsahan) kedua Muktamar VIII PPP a quo lebih dahulu atau pada bagian depan/atas dari petitum mereka. Sedangkan mengenai poin (ii) di atas dapat dilihat dari petitum gugatan rekonvensi yang menuntut pembatalan atau tidak sah-nya amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo; b. Mengenai (keabsahan) Susunan Kepengurusan Partai Persatuan sesungguhnya merupakan pokok persoalan “turutan (acessoir)”, oleh Mahkamah Agungkarenanya baik dalam Republik posita dari gugatan konvensi maupunIndonesia gugatan intervensi ditempatkan setelah uraian posita mengenai persoalan Muktamar VII PPP. Demikian pula urutan dalam bagian petitum, tuntutan tentang keabsahan Susunan Kepengurusan Muktamar VIII PPP a quo ditempatkan setelah petitum yang menyangkut keabsahan Muktamar VIII PPP a quo; 52.Bahwa kekhilafan dan kekeliruan secara nyata dari Majelis Hakim Kasasi MA a quo dalam mempertimbangkan apa yang menjadi pokok persoalan (utama) dalam perkara ini telah menyebabkan Majelis Hakim Kasasi MA RI menjatuhkan amar putusan yang keliru seperti telah dikemukakan dalam Alasan PK Ketujuh dan Kedelapan tersebut di atas, yakni: a. Di satu bagian mengesahkan Susunan Kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Jakarta, namun menolak atau tidak mengabulkan petitum gugatan intervensi agar Muktamar VIII PPP di Jakarta dinyatakan sah, dan ; b. Di bagian lainnya menyatakan tidak sah Susunan Kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya, namun menolak atau tidak mengabulkan petitum gugatan intervensi agar Muktamar VIII PPP di Mahkamah AgungSurabaya dinyatakan tidak Republik sah dan batal demi hukum; Indonesia

Halaman 102 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 102

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Tegasnya kekhilafan dan kekeliruan Majelis Hakim Kasasi MA RI dalam pertimbangan hukum Putusan-nya tentang hal yang menjadi pokok persoalan (utama) dalam perkara ini menyebabkan Putusan Kasasi MA RI Mahkamah Agungmerupakan “contradictory Republik judgment”; Indonesia Alasan Kesepuluh; Dalam Putusan MA-RI a quo terdapat kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata karena pertimbangan hukum Putusan Kasasi MA RI mengesampingkan atau tidak memperhatikan ketentuan AD dan/atau ART PPP terkait dengan pertimbangan hukum mengenai penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Jakarta oleh Majelis Syariah; 53.Bahwa dalam pertimbangan hukum Putusan Kasasi MA RI pada 100 alinea pertama, dinyatakan: “Bahwa meneliti susunan kepengurusan hasil Muktamar VIII PPP di Jakarta pada tanggal 30 Oktober-2 November 2014 dihubungkan dengan fakta-fakta persidangan, ternyata diselenggarakan telah lewat 7 (tujuh) hari dari pembacaan putusan Mahkamah Partai PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP/2014 tanggal 11 Oktober 2014 dan diselenggarakan oleh Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan sebagaimana ditentukan dalam amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan”; 54.Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dikutip di atas, Putusan Kasasi Mahkamah AgungMA RI mengandung kekhilafanRepublik dan kekeliruan yang nyata, Indonesia oleh karena Majelis Hakim Kasasi MA RI sama sekali tidak memperhatikan ketentuan AD dan ART PPP terkait dengan penyelenggaraan Muktamar VIII PPP di Jakarta yang disebut dalam pertimbangan hukum a quo diselenggarakan oleh Majelis Syariah; Berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (1) AD PPP, maka Majelis Syariah DPP PPP bekerja secara kolektif dan karenanya pengambilan keputusan oleh Majelis Syariah a quo harus diambil melalui rapat Majelis Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (1) ART PPP. Selanjutnya, sesuai dengan ketentuan Pasal 58 ayat (2) ART PPP maka Rapat Majelis Syariah a quo sah apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (seperdua) pimpinan dan anggota Majelis Syariah; 55.Bahwa kekeliruan Majelis Hakim Kasasi MA RI ialah karena sama sekali tidak menilai/mempertimbangkan apakah didalam melaksanakan amar Putusan Mahkamah Partai DPP PPP (seandainyapun Putusan Mahkamah Partai a quo dapat dibenarkan-quod non -), Majelis Syariah DPP PPP telah Mahkamah memenuhiAgung ketentuan Pasal Republik17 ayat 1 AD PPP juncto Pasal 58 Indonesiaayat (1) dan

Halaman 103 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 103

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

(2) ART PPP; Jika Majelis Hakim Kasasi mengacu pada ketentuan Pasal 17 ayat (1) AD PPP juncto Pasal 58 ayat (1) dan (2) ART PPP, maka tentu Majelis Hakim Mahkamah AgungKasasi MA RI tidak akanRepublik secara keliru menyimpulkan bahwa Indonesia Muktamar VIII PPP di Jakarta telah diselenggarakan oleh Majelis Syariah; Alasan Kesebelas; Dalam Putusan MA-RI a quo terdapat kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata karena Putusan Kasasi MA RI mengesampingkan atau tidak memperhatikan ketentuan AD dan/atau ART PPP terkait dengan kewenangan absolut Mahkamah Partai DPPP dalam menyelesaikan perselisihan internal partai politik; 56. Bahwa sebagai lembaga penyelesaian perselisihan internal dalam partai politik -in casu PPP-, maka kewenangan (kompetensi) absolut Mahkamah Partai DPP PPP bukan tanpa batas dan bukan tanpa ketentuan hukum yang jelas; 57.Bahwa kewenangan (kompetensi) absolut Mahkamah Partai DPP PPP a quo diatur dalam Pasal 20 ayat (4) AD PPP juncto Pasal 19 ayat (1) ART PPP. Kewenangan absolut ini kemudian dipertegas dalam Pasal 3 Ketetapan Mahkamah Partai PPP Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hukum Beracara pada Mahkamah Partai (vide bukti PK-1), yang hanya mencakup: a. Perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan; Mahkamah Agungb. Pelanggaran terhadap Republik hak anggota partai; Indonesia c. Pemecatan tanpa alasan yang jelas; d. Penyalahgunaan kewenangan; e. Pertanggungjawaban atau dugaan penyelahgunaan keuangan, dan/atau; f. Keberatan terhadap keputusan partai; 58. Bahwa dari ketentuan dalam Pasal 20 ayat (4) AD juncto Pasal 19 ayat (1) ART PPP juncto Ketetapan Hukum Beracara pada Mahkamah Partai vide PK-1, maka kewenangan atau kompetensi absolut Mahkamah Partai DPP PPP hakekat hanya terbatas memeriksa dan memberikan putusan: (a) apakah penetapan (perubahan) kepengurusan sah atau tidak?; (b) apakah terjadi pelanggaran hak anggota partai atau tidak?; (c) apakah pemecatan yang dilakukan terhadap seorang pengurus atau anggota sah atau tidak?; (d) apakah pengurus telah melakukan penyalahgunaan kewenangan atau tidak?; (e) apakah terdapat penyalahgunaan keuangan oleh pengurus atau tidak?; (f) apakah keberatan terhadap suatu keputusan partai berdasar atau tidak?; 59.Bahwa tidak satupun ketentuan dalam AD, ART dan/atau Ketetapan tentang Mahkamah HukumAgung Beracara pada Mahkamah Republik Partai vide PK-1 yang menetapkan Indonesia atau

Halaman 104 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 104

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

memberikan kewenangan kepada Mahkamah Partai DPP PPP untuk memeriksa dan memutus tentang Muktamar PPP dan/atau tata cara penyelenggaraannya; Mahkamah Agung60.Bahwa dengan ketiadaan Republik ketentuan AD, ART dan/atau Indonesia Ketetapan tentang Hukum Beracara pada Mahkamah Partai vide PK-1, maka amar Nomor 5 (lima) dari Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo merupakan amar putusan yang melebihi atau diluar kewenangan absolut Mahkamah Partai DPP PPP untuk menjatuhkannya; 61.Bahwa dengan membiarkan, bahkan membenarkan, amar Nomor 5 (lima) Putusan Mahkamah Partai DPP PPP a quo, maka Majelis Hakim Kasasi MA RI hakekatnya telah melakukan kekhilafan dan kekeliruan yang nyata, padahal fungsi lembaga peradilan, apalagi dalam tingkat Judex Jurist, sudah seharusnya melakukan koreksi terhadap Putusan Mahkamah Partai DPP PPP yang melebihi kewenangannya (excess du pouvoir) tersebut; Alasan Keduabelas; Dalam putusan Mahkamah Agung RI a quo terdapat kekhilafan atau kekeliruan Hakim yang nyata karena putusan Mahkamah Agung RI a quo menerima Penggugat intervensi yang tidak dikenal dalam sengketa partai politik; 62.Bahwa yang terjadi dalam sengketa perselisihan partai politik di tingkat pusat (DPP PPP), sehingga yang memiliki legal standing adalah hanya Mahkamah Agungfungsionaris di tingkat pusat, Republik sehingga tidak tepat kalau kader Indonesia atau pengurus di bawah kepengurusan tingkat pusat diikutsertakan sebagai pihak dalam sengketa di tingkat pusat, karena dalam sengketa partai politik tidak berlaku asas “actio popularis” (bahwa setiap orang bisa menggugat); Tambahan Memori PK tanggal 17 Februari 2016; Bahwa berdasarkan pendapat hukum Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 001/PH/MP-DPP.PPP/I/2016, tanggal 11 Januari 2016 tentang Kepengurusan DPP PPP yang sah dan pendapat hukum Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 002/PH/MH/MP-DPP.PPP/I/2016, tanggal 11 Januari 2016 tentang Pelaksanaan Muktamar Ishlah (terlampir). Bahwa jelas antara Putusan Mahkamah Partai PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 601/Pdt.Sus-Parpol/2015, tanggal 2 November 2015 tersebut adalah dua sengketa yang sangat berbeda atau bukan merupakan pokok perkara yang sama dan bukan pula sengketa yang telah diputus Mahkamah Partai Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 yang bersifat final dan mengikat (binding); MahkamahTambahan Agung Memori PK tanggal 4Republik Januari 2017; Indonesia

Halaman 105 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 105

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

1. Bahwa kesalahan Formil dari Judex Juris karena tidak mengoreksi kesalahan dan kekhilafan Judex Facti (Pengadilan Negeri Jakarta Pusat) dilihat dari pemberian register perkara dengan memakai Nomor kode Mahkamah AgungPdt.Sus-Parpol sebagai Republik dalam register perkara di Pengadilan Indonesia Negeri Jakarta Pusat Nomor 88/Pdt.Sus-Parpol/2015/PN Jkt. Pst, tanggal 19 Mei 2015 tersebut, sehingga kekhilafan dan/atau kekeliruan hukum dimaksud terus berlanjut pada Judex Juris pula; Bahwa akibat lanjut dari hal tersebut, perkara gugatan perdata murni ini telah diperiksa, diadili, dan diputus sebagai perkara khusus Partai Politik antara lain dengan adanya pembatasan waktu tertentu (60 hari) pemeriksaan diselesaikan oleh Pengadilan Negeri sejak gugatan terdaftarkan di Pengadilan Negeri dan oleh Mahkamah Agung paling lama 30 hari sejak Memori Kasasi terdaftar di Kepaniteraan Mahkamah Agung RI sesuai ketentuan dalam Pasal 33 Ayat (3) Undang Undang Partai Politik; Bahwa dengan cara diperiksa sebagai perkara perdata khusus Partai Politik tersebut, tersebut maka Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat langsung pula diajukan ke tingkat kasasi di Mahkamah Agung RI tanpa melalui pemeriksaan tingkat banding di Pengadilan Tinggi sebagaimana halnya perkara Perdata pada umumnya; 2. Bahwa oleh karena sesunggunhya perkara gugatan ini adalah sebagai Mahkamah Agungperkara perdata biasa dan Republik akan diuraikan dalam uraian berikutnya; Indonesia 1. Bahwa secara materil perkara gugatan Penggugat a quo bukanlah gugatan perdata khusus perselisihan Partai Politik disebabkan gugatan ini tidak memenuhi syarat-syarat sebagai perselisihan Partai Politik sebagaimana ditentukan dalam Pasal 32 Undang Undang Partai Politik tersebut, Apalagi jika dihubungkan dengan perselisihan kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan, yang seharusnya telah final dan mengikat dengan Putusan Mahkamah Partai, seandainya perkara tersebut adalah perselisihan kepengurusan PPP; 2. Bahwa benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 dan Penjelasan Undang Undang Partai Politik yang secara khusus diatur dalam Pasal 32 ayat (5) membatasi bahwa; "Putusan Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan"; "Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Mahkamah AgungPasal 32 selain ketentuan Republik pada ayat (5) tersebut tidakIndonesia tercapai,

Halaman 106 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 106

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

penyelesaian perselisihan dilakukan melalui Pengadilan Negeri sesuai ketentuan dalam Pasal 33 Undang Undang Partai Politik"; Bahwa ketentuan dalam Pasal 33 Undang Undang Partai Politik tersebut Mahkamah Agungmengandung arti bahwaRepublik dalam hal penyelesaian perselisihan Indonesia tidak tercapai oleh para pihak dalam perselisihan di Mahkamah Partai tersebut, maka para pihak dapat meminta penyelesaian perselisihan di Pengadilan Negeri; Bahwa ternyata Penggugat dalam gugatan Perdata di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut adalah A.H. Wakil Kamal. S.H., M.H., dan dengan menunjuk Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 oleh Penggugat sendiri, menyatakan dalam gugatannya a quo angka 11 sebagai berikut; "Bahwa terhadap Putusan Mahkamah Partai PPP tersebut tidak ada satu pihak pun yang keberatan dengan mengajukan gugatan keberatan kepada pengadilan Negeri, sehingga menurut hukum putusan Mahkamah Partai PPP tersebut telah final dan mengikat dalam internal PPP. Namun dengan putusan Mahkamah Partai tersebut konflik ditubuh PPP tidak mencapai islah (Perdamaian), karena putusan Mahkamah Partai tidak dipatuhi dan dilksanakan oleh para pihak yang bersengketa. Bahkan diantara para pihak yang berselisih tersebut justru melakukan Muktamar VIII PPP di Surabaya, tanggal 15 -18 Oktober 2014 dan di Jakarta pada Mahkamah Agungtanggal 31 Oktober - 2Republik November 2014"; Indonesia (baca kutipan gugatan Penggugat halaman 16-17 Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015 (bukti P. I. II. 18); 3. Bahwa Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/MP-DPP- PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014 dimaksud, ternyata bahwa yang menjadi para pihak dalam perselisihan dimaksud adalah mereka tidak termasuk/bukanlah Penggugat A.H., Wakil Kamal, S.H., M.H., dan Tergugat III Ir. Aunur Rafiq, adapun Tergugat IV Djan Faridz, Tergugat V Dr. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H., dan Penggugat Intervensi Majid Kamil, MZ.H, serta Turut Tergugat Majelis Syariah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Periode 2011-2015 (bukti P IV & V) bukan pula pihak dalam putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut; Bahwa dengan demikian Penggugat dan para Tergugat (Turut Termohon PK), kecuali H. Suryadharma Ali, M.Si., dan Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., bukanlah dan tidak termasuk para pihak dalam perselisihan Partai Mahkamah AgungPolitik dalam putusan Republik Mahkamah Partai Politik DPP PPPIndonesia Nomor

Halaman 107 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 107

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

49/PIP/MD-DPP-PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014 dimaksud untuk dapat bertindak sebagai pihak di Pengadilan Negeri untuk meminta penyelesaian lebih lanjut perselisihan Partai Politik tersebut ke Mahkamah AgungPengadilan Negeri Republik sebagaimana dimaksud dalam ketentuanIndonesia Pasal 33 Undang Undang Partai Politik; Bahwa dengan Turut Termohon PK/Penggugat Konpensi telah mengakui hal ini dalam Posita gugatannya, bahwa para Pihak dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014 telah menerima putusan Mahkamah Partai a quo dan tidak melanjutkan perkaranya ke Pengadilan Negeri sebagaimana dalam uraian angka 16 tersebut dengan mengemukakan; "Bahwa terhadap Putusan Mahkamah Partai PPP tersebut tidak ada satu pihak pun yang keberatan dengan mengajukan gugatan keberatan kepada Pengadilan Negeri, sehingga menurut hukum Putusan Mahkamah Partai PPP tersebut telah final dan mengikat dalam internal PPP"; (baca gugatan Penggugat a quo dalam halaman 16 dan 17 putusan Mahkamah Agung RI Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015 (bukti P.I.II.18); Bahwa dengan demikian gugatan Penggugat a quo tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Undang Undang Partai Politik tersebut yang mensyaratkan bahwa: Mahkamah Agung"Dalam penyelesaian Republik perselisihan sebagaimana dimaksud Indonesia dalam Pasal 32 tidak tercapai, maka penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui Pengadilan Negeri, dengan kekecualian untuk perselisihan kepengurusan Partai Politik yang putusannya final dan mengikat; 4. Bahwa seandainya, ulangi andaikata bahwa penyelesaian perselisihan Partai Politik tidak tercapai di Mahkamah Partai DPP PPP dimaksud, maka bukan pula Penggugat dan Tergugat/Turut Tergugat dan Penggugat Intervensi (Termohon PK) yang tidak dapat menerima penyelesaian untuk melakukan melalui Pengadilan Negeri, karena mereka bukanlah para pihak dalam perselisihan Partai Politik Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014 tersebut; "Bahwa demikian pula yang menjadi pokok perselisihan (duduk Perkara) yang diajukan oleh para Pihak di Mahkamah Partai DPP PPP tersebut adalah" Permohonan Putusan Pengesahan Surat Keputusan atas Pemberhentian Dr. H. Suryadharma Ali, M.Si. dari jabatan Ketua Umum DPP PPP Masa Bhakti 2011-2015, dan Pengangkatan H. Emron Pangkapi Mahkamah Agungdan Ir. H.M. Romahurmuzy, Republik M.T., selaku Ketua Umum danIndonesiaSekretaris

Halaman 108 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 108

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Jenderal DPP PPP masa bakti 2011 - 2015, berdasarkan Keputusan Rapat Pengurus Harian DPP PPP yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 September 2014 sampai hari Kamis Tanggal 11 September Mahkamah Agung2014, yang untuk singkatnyaRepublik tidak dimuat lagi dalam putusanIndonesia ini"; (baca halaman 4 "Pokok Perkara" dalam Putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014, bukti P IV & V); Bahwa dengan demikian, baik para pihak maupun pokok perkara yang diperiksa dan diputus oleh Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014 tertanggal 11 Oktober 2014 (bukti P IV & P V) tersebut bukanlah perselisihan Kepengurusan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 juncto Pasal 24 juncto Pasal 32 ayat (5), dan penjelasan Pasal 32 ayat (1), angka (1) Undang Undang Partai Politik, dan sebagaimana dalam; (baca putusan a quo, pertimbangan hukum hal 99 alenea 2 dari atas); 5. Bahwa kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata dari Judex Juris (juga Judex Facti) sebagaimana telah diuraikan diatas, maka kekhilafan Hakim dan/atau kekeliruan yang nyata yang paling fatal, dengan menunjuk pertimbangan hukum Judex Lurex dalam menanggapi keberadaan Pemohon Kasasi II yang menyatakan: "Bahwa karena pokok persoalan dalam perkara a quo adalah mengenai Mahkamah AgungSusunan Kepengurusan Republik Partai Persatuan Pembangunan Indonesia maka sesuai penjelasan Pasal 32 ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 adalah merupakan perselisihan Partai Politik oleh karenanya Mahkamah Agung berwenang untuk mengadili perkara ini"; (Baca pertimbangan hukum Mahkamah Agung putusan a quo halaman 99 ke 2 dari atas); Bahwa dengan Judex Juris berpendapat, bahwa pokok persoalan dalam perkara a quo adalah mengenai Susunan Kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (Hasil Muktamar), maka seharusnya sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 32 ayat (5) Undang Undang Partai Politik yang menegaskan: "Putusan Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan"; Maka Judex Lurex seharusnya memutuskan untuk menolak atau setidak- tidaknya menyatakan gugatan Penggugat dan Penggugat Intervensi tidak Mahkamah Agungdapat diterima (niet on tvaRepubliknkelijk verklaard), oleh karena bukanIndonesia menjadi

Halaman 109 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 109

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kewenangan Peradilan (Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung) untuk memeriksa perselisihan Kepengurusan Partai Politik (kompontensi absolut) yang sudah final dan mengikat dengan putusan Mahkamah Mahkamah AgungPartai DPP PPP tersebut;Republik Indonesia Bahwa oleh karena yang dimaksud dengan "perselisihan kepengurusan" menurut ketentuan Pasal 24 dan Pasal 25 Undang Undang Partai Politik adalah sebagai berikut: Pasal 24: "Dalam hal terjadi perselisihan kepengurusan Partai Politik hasil forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik, Pengesahan perubahan kepengurusan belum dapat dilakukan oleh Menteri sampai perselisihan terselesaikan"; Pasal 25: "Perselisihan kepengurusan Partai Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 terjadi apabila pergantian kepengurusan Partai Politik yang bersangkutan ditolak oleh paling rendah 2/3 (dua pertiga) dari jumlah peserta forum tertinggi pengambilan keputusan Partai Politik"; Bahwa dalam Penjelasan Pasal 32 Undang Undang Partai Politik tersebut, dijelaskan bahwa terdapat 6 (enam) jenis "perselisihan Partai Politik" dimaksud dan yang dimaksud yang ke 1 adalah "perselisihan Mahkamah Agungyang berkenaan dengan Republik kepengurusan"; Indonesia Bahwa dari 6 (enam) jenis perselisihan Partai Politik dimaksud dalam penjelasan Pasal 32 tersebut, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 32 ayat (5) Undang Undang Partai Politik, maka "Putusan Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain bersifat final dan mengikat secara internal dalam hal perselisihan yang berkenaan dengan kepengurusan"; Bahwa putusan yang bersifat final dan mengikat (final and binding) menunjukkan dan mengartikan bahwa putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014, tertanggal 11 Oktober 2014 yang ditunjuk dalam pertimbangan hukum Mahkamah Agung selanjutnya, harus dinyatakan bahwa dengan hal ini telah menjadikan Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili gugatan a quo karena sudah final dan mengikat (final and binding), dengan putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut; (baca pertimbangan hukum Mahkamah Agung putusan a quo halaman 99, bawah ke 3 dari atas); Mahkamah AgungBahwa akan tetapi karena Republik dengan adanya kekhilafan danIndonesia kekeliruan

Halaman 110 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 110

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Hakim yang nyata (Judex Juris) tersebut, maka Mahkamah Agung telah menyatakan dirinya, " berwenang untuk mengadili perkara ini"; Bahwa demikian pula apabila, di ulangi " bilamana" Pokok perkara a quo Mahkamah Agungberkenaan dengan Republikkewenangan lainnya (bukan perselis Indonesiaihan kepengurusan) dari Mahkamah Partai, yaitu antara lain berkaitan dengan Penjelasan Pasal 32 Undang Undang Partai Politik tersebut yaitu: (2) pelanggaran terhadap hak anggota Partai Politik, (3) pemecatan tanpa alasan yang jelas; (4) penyalahgunaan kewenangan, (5) pertanggungjawaban keuangan; dan/atau (6) keberatan terhadap keputusan Partai Politik, maka sebagai pihak dalam Gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut (kecuali Tergugat I dan Tergugat II, Ir. H.M. Romahurmuzy, M.T., dan Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si., yang menjadi pihak dalam putusan Mahkamah Partai DPP PPP tersebut), maka mereka tersebut para pihak dalam gugatan dalam putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pasal Nomor 88 tersebut bukanlah para pihak dalam putusan Mahkamah Partai DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014 tersebut, karena itu tidak dapat menjadi pihak dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut/putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 601 K/Pdt.Sus-Parpol -2015 tersebut; Bahwa disamping alasan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf f Undang Undang Nomor 14/1985 juncto Undang Undang Nomor Mahkamah Agung3/2009 tentang Mahkamah Republik Agung dimaksud, Pemohon Indonesia PK hendak menambahkan alasan/penjelasan tentang jurus-jurus yang telah dan sedang dimainkan oleh H. Djan Faridz (Tergugat IV Konpensi/Termohon Kasasi) dalam Gugatan putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus- Parpol/2015 tersebut (putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 88/Pdt.Sus-Parpol/2015/PN Jkt. Pst., tersebut sebagai berikut: - Bahwa H. Djan Faridz dan Dr. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H., M.Si., tersebut yang menamakan diri sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar VIII Jakarta (Hotel Sahid) tersebut ketika pengajuan permohonan pengesahan kepengurusannya kepada Menteri Hukum dan HAM yang ditolak permohonannya, tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan TUN atas keputusan penolakan permohonan dimaksud; - Bahwa sebagai "pion" pertama dalam percaturan politik berbalut hukum yang diajukan Djan Faridz, dkk, dalam hal gugatan ini, adalah A.H. Wakil Kamil, S.H., M.H., mengatasnamakan sebagai Ketua Mahkamah AgungDepartemen Advokasi Republik HAM DPP PPP periode 2011 -Indonesia2019 dalam

Halaman 111 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 111

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar PPP VII Bandung 2011, yang Ketua Umum Drs. H.M. Suryadharma Ali, M.Si., dan Sekretaris Jenderal Ir. Romahurmuziy, M.Si., tersebut; Mahkamah Agung- Bahwa H. Djan Republik Faridz dan Dr. H.R. Achmad Damyati Indonesia Natakusumah, S.H., M.H., M.Si., sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal versi Muktamar VIII PPP Jakarta (Hotel Sahid) tersebut hanya ditempatkannya dan menempatkan diri sebagai Tergugat IV dan Tergugat V dalam gugatan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Register Nomor 88/Pdt.Sus-Parpol/2015 tersebut; - Bahwa Ir. Romahurmuziy MT, yang digugat pula sebagai Tergugat II adalah selaku Sekretaris Jenderal DPP PPP periode 2011-2015 Muktamar VII Bandung dan/atau selaku Ketua Umum DPP PPP Muktamar VIII Surabaya bersama Ir. Aunur Rofiq selaku Sekretaris Jenderal DPP PPP hasil Muktamar VIII Surabaya tersebut; - Bahwa Drs. Suryadharma Ali, M.Si., sebagai Ketua Umum DPP PPP Muktamar VII Bandung 2011 digugat pula selaku Tergugat I; - Bahwa adapun Majelis Syariah DPP PPP Periode 2011-2015 (Muktamar VII Bandung), dijadikan Turut Serta Tergugat sekedar formalitas untuk memenuhi syarat gugatannya; - Bahwa kemudian telah dimasukkannya "pion kedua" yaitu Majid Mahkamah AgungKamil, MZ. H, s ebagaiRepublik Penggugat Intervensi yang bertindakIndonesia sebagai kader PPP dari Jombang yang dalam Petitum Gugatannya telah meminta penetapan pengesahan DPP PPP Muktamar VIII PPP Jakarta (Hotel Sahid) tersebut; - Bahwa sehingga sesungguhnya seolah-olah yang bertarung tersebut adalah tiga kepengurusan DPP PPP masing-masing: 1. DPP PPP hasil Muktamar VII Bandung 2011 yang diwakili Penggugat; 2. DPP PPP hasil Muktamar VIII Surabaya 2014 oleh Ir. H.M. Romahurmuziy, M.T., (Ketua Umum) dan Ir. Aunur Rofiq (Sekjen), yang telah memperoleh Pengesahan Menteri Hukum dan HAM; 3. DPP PPP hasil Muktamar VIII Jakarta (Hotel Sahid) 2014 yang tidak disahkan/ditolak pengesahannya oleh Menteri Hukum dan HAM; - Bahwa sebelumnya H. Djan Faridz dengan menggunakan Ketua Umum DPP PPP MUktamar VII Bandung 2011 (Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si.), telah mengajukan Gugatan ke Pengadilan TUN Jakarta yang menggugat Menteri Hukum dan HAM RI dan lain-lain pribadi di Mahkamah Agunginternal PPP yang telahRepublik diputus oleh Mahkamah Agung Indonesia register

Halaman 112 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 112

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Nomor 504K/TUN/2015, tanggal 20 Oktober 2015 dengan amar: Mengadili: Mengabulkan permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi Partai Mahkamah AgungPersatuan Pembangunan Republik (PPP) tersebut, membatalkan Indonesia Putusan Pengadilan Tinggi TUN Jakarta Nomor 120/B/2015/PT.TUN. JKT. tanggal 10 Juli 2015 yang membatalkan Putusan Pengadilan TUN Jakarta Nomor 211/G/2014/PTUN Jkt, tanggal 28 Februari 2015; Mengadili Sendiri: Dalam Eksepsi - Menyatakan eksepsi Tergugat dan Para Tergugat Intervensi tidak diterima untuk seluruhnya; Dalam Pokok Perkara: 1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan batal Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH.07.AH.11.01 Tahun 2016, tanggal 28 Oktober 2014 tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan; 3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor: M.HH.07.AH.11.01 Tahun 2014, Tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan Mahkamah AgungDPP PPP; Republik Indonesia - Bahwa keberhasilan H. Djan Faridz dalam merekayasa berbagai gugatan perkara tersebut tidak lepas dengan digandengnya pula Pengacara Humphrey R. Djemat, S.H, L.L.M. pemilik kantor Hukum di Plaza Gani Djemat yang diangkatnya pula sebagai salah seorang Wakil Ketua Umum DPP PPP Muktamar VIII PPP Jakarta (Hotel Sahid) tersebut walaupun yang bersangkutan tanpa pernah menjadi anggota PPP apalagi yang memenuhi syarat untuk menduduki jabatan di Pengurus Harian DPP PPP versi Muktamar VIII Jakarta 2014 (Hotel Sahid) tersebut seperti halnya H. Djan Faridz pula; - Bahwa tidak puas dengan hanya membatalkan SK Menteri Hukum dan HAM RI tentang DPP PPP Muktamar VIII Surabaya 2014 tersebut, dengan mencoba menyusupkan melalui gugatan TUN berbalut Gugatan perdata perbuatan melanggar hukum oleh penguasa (onrechtmatige overheidsdaad) kepengurusan DPP PPP Muktamar VIII Jakarta 2014 (Hotel Sahid) tersebut telah menggugat pula Presiden RI, Mahkamah AgungMenteri Polhukam, danRepublik Menkumham ke Pengadilan NegeriIndonesia Jakarta

Halaman 113 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 113

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Pusat perkara register Nomor 92/Pdt.G/2016/PN Jkt. Pst., dan untuk itu Mahkamah Partai DPP PPP yang putusannya telah dijadikan alat yang salah dalam berbagai upaya H. Djan Faridz ke Pengadilan Negeri dan Mahkamah AgungPTUN tersebut Republik adalah Putusan Mahkamah Partai Indonesia DPP PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP-PPP/2014, tanggal 11 Oktober 2014 serta DPP PPP dengan Ketua Umum Ir. Romahurmuziy M.T., dan H. Asrul Sani, S.H., M.Si., (Sekretaris Jenderal), telah ikut menggugat sebagai Penggugat Intervensi dalam perkara a quo tersebut; - Bahwa akhirnya Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 92/Pdt.G/2016/PN Jkt. Pst., dengan alasan kompotensi absolut telah memutuskan: Mengadili: 1. Mengabulkan eksepsi Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III; 2. Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini; Bahwa tidak berhenti dengan upaya dengan tidak diteruskannya ke permohonan Banding putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor 92/Pdt.G/2016/PN Jkt. Pst, tersebut, maka H. Djan Faridz tersebut melepaskan "Pion ketiga" untuk menjadi penggugat ke PTUN Jakarta terdaftar register Nomor 95/G/2016/PTUN Jkt., Putusan 22 November 2016 dengan Mahkamah Agungmenggunakan H. Mohammad Republik Aris, S.H., sebagai Wakil Ketua Indonesia Badan Bantuan Hukum DPP PPP masa bakti 2014 - 2019 versi Muktamar VIII Jakarta (Hotel Sahid) dan Asril Bunyamin, S.H., sebagai Sekretaris Badan Kajian Hukum dan Legislasi DPP PPP masa bakti 2014 - 2019 hasil Muktamar VIII Jakarta (Hotel Sahid) tersebut, masing-masing sebagai Penggugat I dan II dengan menggugat kepada Menteri Hukum dan HAM RI agar menyatakan batal Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH.06.AH.11.01 Tahun 2016 tentang Pengesahan Susunan Personalia DPP PPP Masa Bakti 2016 - 2021 tanggal 27 April 2016 tersebut (Ketua Umum Ir. H. Romahurmuziy, M.T., dan Sekretaris Jenderal Arsul Sani, S.H.), serta mewajibkan Tergugat untuk mencabut SK tersebut dan kemudian mewajibkan Tergugat menerbitkan SK Kemenkumham tentang Pengesahan Susunan Personalia DPP PPP Masa Bakti 2014 - 2019 Hasil Muktamar VIII di Jakarta 2014 (Hotel Sahid), Ketua Umum H. Djan Faridz dan Sekretaris Jenderal Dr. H.R.A Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H., M.Si., sesuai Surat Permohonan DPP PPP hasil Muktamar VIII (Hotel Sahid) Jakarta, Nomor 039/PEM/DPP/XI/2014, tanggal Mahkamah 27Agung November 2011, dan seterusnya; Republik Indonesia

Halaman 114 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 114

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa dengan demikian, dengan meminjam tangan/kekuasaan PTUN Jakarta dan dengan memainkan pion catur" politik berbalut hukum tersebut, akan memaksa dengan mewajibkan Pemerintah cq. Menkumham mendaftarkan Mahkamah Agungpermohonan orang lain Republik (DPP PPP pimpinan H. Djan Faridz) Indonesia tersebut; Bahwa dilain pihak, DPP PPP pimpinan H. Djan Faridz tersebut mengajukan pula gugatan tersendiri untuk menggugat Menkumham dibawah dibawah Nomor register Nomor 97/G/2016/PTUN Jkt., dengan tanggal yang sama dengan gugatan register Perkara Nomor 95/G/2016/PTUN Jkt,. tersebut, yaitu tanggal 2 April 2016; Bahwa bertindak sebagai Kuasa Hukum H. Djan Faridz tersebut adalah pula Dr. Humphery R. Djemat, S.H., M.H., dari Kantor Advokat Gani Djemat & Partners, Plaza Gani Djemat yang jadi Wakil Ketua Umum DPP PPP Muktamar VIII Jakarta (Hotel Sahid) 2014 tersebut; Bahwa petitum pertama dalam pokok perkara, register Nomor 97/G/2016/PTUN Jkt, tersebut hanya untuk: "menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.MH. 06. AH.11.01 Tahun 2016 tentang Pengesahan Susunan Personalia DPP PPP masa bakti 2016 - 2021 tanggal 27 April 2016 dan mewajibkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI tersebut adalah pokok perkara yang sama dalam objek perkara pertama dalam Mahkamah Agungperkara Register Nomor 95/G/2016/PTUNRepublik Jkt; Indonesia Bahwa dengan demikian untuk petitum yang menyangkut kepentingan dirinya sendiri tersebut H. Djan Faridz (DPP PPP Muktamar VIII Jakarta 2014 (Hotel Sahid) tersebut), menyerahkan kepada orang lain, hal ini para Penggugat dalam perkara register Nomor 95/G/2016/PTUN Jkt. tersebut; Bahwa keberhasilan H. Djan Faridz tersebut dengan rekayasa perkara gugatan seperti itu telah menghasilkan putusan yang sama untuk kedua gugatan yaitu perintah pencabutan SK Menkumham Nomor M.MH.06. AH.11.01 Tahun 2016, tanggal 27 April 2016 oleh Majelis Hakim PTUN Jakarta yang sama pula); 3. Bahwa hanya bedanya pada Nomor putusan perkara register Nomor 95/G/2016/PTUN Jkt. tersebut terdapat Amar putusan lainnya yaitu: Mewajibkan Menteri Hukum dan HAM RI menerbitkan SK Menkumham tentang Pengesahan Susunan Personalia DPP PPP masa bakti 2014 - 2019 hasil Muktamar VIII di Jakarta 2014 (dengan Ketua Umum H. Djan Faridz), berdasarkan Surat Permohonan DPP PPP H. Djan Faridz tersebut pada Mahkamah tanggalAgung 27 November 2014… Republik dan seterusnya; Indonesia

Halaman 115 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 115

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa amar putusan dimaksud diatas sengaja tidak diminta sendiri oleh DPP PPP pimpinan H. Djan Faridz tersebut supaya Nampak permainannya semakin cantik dengan menggunakan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 601 Mahkamah AgungK/Pdt.Sus-Parpol/2015 tersebut;Republik Indonesia Bahwa hal yang sama dilakukannya dalam perkara gugatan putusan Mahkamah Agung RI Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015 yang kini dimohonkan Peninjauan Kembali (PK), dimana oleh karena DPP PPP pimpinan H. Djan Faridz, sebagai Tergugat IV dan V dalam Eksepsinya mengajukan keberatan bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili gugatan perkara ini (Kompotensi Absolut), maka tidaklah masuk di akal apabila Tergugat IV dan V tersebut akan mengajukan gugatan rekonvensi untuk minta pengesahan DPP PPP pimpinannya tersebut; Bahwa untuk hal tersebut DPP PPP pimpinan Ketua Umum H. Djan Faridz tersebut menyerahkan pada petitum gugatan perkara register Nomor 95/G/2016/PTUN Jkt, untuk menggugatnya pula; Bahwa keberhasilan DPP PPP pimpinan H. Djan Faridz tersebut dalam dua perkara rekayasanya tersebut adalah dengan bermodalkan Putusan Kasasi perkara register Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015 yang kini dimohonkan Peninjauan Kembali (PK) tersebut dimana khususnya Judex Lurex telah melakukan Kekhilafan dan kekeliruan hukum yang nyata; Mahkamah BahwaAgung oleh karena itu Republik Pemohon Peninjauan Kembali Indonesia (PK) sangat mengharapkan, melalui Majelis Hakim Peninjauan Kembali (PK) dapat mengoreksi khususnya kekhilafan Hakim Judex Juris dan Judex Facti tersebut dan khususnya kekeliruan yang nyata dalam putusan Kasasi Mahkamah Agung dimaksud sehingga kekuasaan Kehakiman untuk menegakkan hukum dan keadilan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 24 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 tersebut benar-benar dapat berwujud; Bahwa untuk itu, maka semua hal yang telah dikemukakan Pemohon Peninjauan Kembali (PK) dalam gugatan Intervensi termasuk Eksepsi, kesimpulan dan bukti-bukti yang telah diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali (PK)/Pembanding II/Penggugat Intervensi dalam berkas perkara ini, untuk singkatnya supaya dianggap telah diulangi kembali dalam Tambahan Memori Peninjauan Kembali (PK) ini dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Tambahan Memori Peninjauan Kembali (PK) tersebut; Menimbang, bahwa terhadap alasan permohonan peninjauan kembali tersebut Mahkamah Agung berpendapat: Mahkamah AgungBahwa alasan tersebut Republik dapat dibenarkan, oleh karena setelah Indonesia meneliti

Halaman 116 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 116

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

secara saksama Memori Peninjauan Kembali tanggal 12 Januari 2016, Tambahan Memori Peninjauan Kembali tanggal 17 Februari 2016 Tambahan Memori Peninjauan Kembali tanggal 4 Januari 2017 dan Kontra Memori Mahkamah AgungPeninjauan Kembali tanggal Republik7 Maret 2016 dan Kontra MemorIndonesiai Peninjauan Kembali tanggal 10 Maret 2016 serta Tambahan Kontra Memori Peninjauan Kembali tanggal 26 Januari 2017, dihubungkan dengan pertimbangan (Judex Juris/Judex Facti), maka Mejelis Hakim Peninjauan Kembali mempertimbangkannya sebagai berikut: Bahwa alasan permohonan peninjauan kembali butir pertama sampai dengan butir ketujuh adanya bukti baru berupa novum, yaitu: - PK-1, yaitu Ketetapan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan Nomor 1 Tahun 2011, Nomor 2 Tahun 2012 dan Peraturan Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan Nomor 3 Tahun 2012; - PK-2, yaitu Akta Pernyataan Nomor 6, tanggal 3 Desember 2015; - PK-3A, yaitu Akta Pernyataan Nomor 9, tanggal 4 Desember 2015; - PK-3B, yaitu Akta Pernyataan Nomor 8, tanggal 4 Desember 2015; - PK-3C, yaitu Akta Pernyataan Nomor 15, tanggal 10 Desember 2015; - PK-4A, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015; - PK-4B, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 1 Desember 2015; - PK-4C, yaitu Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 3 Desember 2015; Mahkamah -AgungPK-4D, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 5, tanggal 3 Desember 2015;Indonesia - PK-4E, yaitu Akta Pernyataan Nomor 10, tanggal 7 Desember 2015; - PK-4F, yaitu Akta Pernyataan Nomor 13, tanggal 7 Desember 2015; - PK-4G, yaitu Akta Pernyataan Nomor 14, tanggal 8 Desember 2015; - PK-4H, yaitu Akta Pernyataan Nomor 16, tanggal 10 Desember 2015; - PK-4I, yaitu Akta Pernyataan Nomor 18, tanggal 14 Desember 2015; - PK-4J, yaitu Akta Pernyataan Nomor 19/2015, tanggal 10 Desember 2015; - PK-5A, yaitu Akta Pernyataan Nomor 26, tanggal 2 Desember 2015; - PK-5B, yaitu Akta Pernyataan Nomor 19, tanggal 27 November 2015; - PK-5C, yaitu Akta Pernyataan Nomor 26, tanggal 30 November 2015; - PK-5D, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015; - PK-5E, yaitu Akta Pernyataan Nomor 42, tanggal 11 Desember 2015; - PK-5F, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015; - PK-5G, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 2 Desember 2015; - PK-5H, yaitu Akta Pernyataan Nomor 12, tanggal 7 Desember 2015; - PK-5I, yaitu Akta Pernyataan Nomor 8, tanggal 2 Desember 2015; Mahkamah- PKAgung-5J, yaitu Akta Pernyataan RepublikNomor 165, tanggal 14 Desember Indonesia2015;

Halaman 117 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 117

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- PK-5K, yaitu Akta Pernyataan Nomor 104, tanggal 2 Desember 2015; - PK-5L, yaitu Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 7 Desember 2015; - PK-5A, yaitu Akta Pernyataan Nomor 26, tanggal 2 Desember 2015; Mahkamah Agung- PK-5M, yaitu Akta Pernyata Republikan Nomor 4, tanggal 1 Desember Indonesia 2015; - PK-5N, yaitu Akta Pernyataan Nomor 10, tanggal 3 Desember 2015; - PK-5O, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 3 Desember 2015; - PK-5P, yaitu Akta Pernyataan Nomor 15, tanggal 3 Desember 2015; - PK-5Q, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 5 Desember 2015; - PK-5R, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015; - PK-5S, yaitu Akta Pernyataan Nomor 8, tanggal 1 Desember 2015; - PK-5T, yaitu Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015; - PK-5U, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 4 Desember 2015; - PK-5V, yaitu Akta Pernyataan tanggal 3 Desember 2015; - PK-6A, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6B, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6C, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6D, yaitu Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6E, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6F, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6G, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 1 Desember 2015; Mahkamah -AgungPK-6H, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 50, tanggal 2 Desember Indonesia 2015; - PK-6I, yaitu Surat Pernyataan tanggal 1 Desember 2015; - PK-6J, yaitu Surat Pernyataan tanggal 3 Desember 2015; - PK-6K, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6L, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6M, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6N, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6O, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6P, yaitu Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6Q, yaitu Akta Pernyataan Nomor 7, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6R, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6S, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6T, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6U, yaitu Akta Pernyataan Nomor 8, tanggal 8 Desember 2015; - PK-6V, yaitu Akta Pernyataan Nomor 12, tanggal 3 Desember 2015; - PK-6W, yaitu Akta Pernyataan Nomor 45, tanggal 28 Oktober 2015; Mahkamah- PKAgung-6X, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 16, tanggal 23 Desember 2015;Indonesia

Halaman 118 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 118

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- PK-6Y, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 15 Desember 2015; - PK-6Z, yaitu Akta Pernyataan Nomor 27, tanggal 30 November 2015; - PK-6AA, yaitu Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 3 Desember 2015; Mahkamah Agung- PK-6BB, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 9, tanggal 3 Desember Indonesia 2015; - PK-6CC, yaitu Akta Pernyataan Nomor 2, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6DD, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 1 Desember 2015; - PK-6EE, yaitu Akta Pernyataan Nomor 9, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6GG, yaitu Akta Pernyataan Nomor 1, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6HH, yaitu Akta Pernyataan Nomor 20, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6II, yaitu Akta Pernyataan Nomor 164, tanggal 3 Desember 2015; - PK-6JJ, yaitu Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 3 Desember 2015; - PK-6KK, yaitu Akta Pernyataan Nomor 123, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6LL, yaitu Akta Pernyataan Nomor 7, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6MM, yaitu Akta Pernyataan Nomor 6, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6NN, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6OO, yaitu Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6PP, yaitu Akta Pernyataan Nomor 3, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6QQ, yaitu Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015; - PK-6RR, yaitu Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015; - PK-6SS, yaitu Surat Pernyataan tanggal 5 Desember 2015; Mahkamah -AgungPK-6TT, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 9, tanggal 7 Desember Indonesia 2015; - PK-6UU, yaitu Akta Pernyataan Nomor 17, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6VV, yaitu Akta Pernyataan Nomor 9, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6WW, yaitu Akta Pernyataan Nomor 10, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6XX, yaitu Akta Pernyataan Nomor 12, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6YY, yaitu Akta Pernyataan Nomor 11, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6ZZ, yaitu Akta Pernyataan Nomor 13, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6AAA, yaitu Akta Pernyataan Nomor 14, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6BBB, yaitu Akta Pernyataan Nomor 15, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6CCC, yaitu Akta Pernyataan Nomor 16, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6DDD, yaitu Akta Pernyataan Nomor 35, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6EEE, yaitu Akta Pernyataan Nomor 36, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6FFF, yaitu Akta Pernyataan Nomor 38 tanggal 4 Desember 2015; - PK-6GGG, yaitu Akta Pernyataan Nomor 37, tanggal 4 Desember 2015; - PK-6HHH, yaitu Akta Pernyataan Nomor 4, tanggal 2 Desember 2015; - PK-6III, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 2 Desember 2015; Mahkamah- PKAgung-6JJJ, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 6, tanggal 2 Desember 2015;Indonesia

Halaman 119 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 119

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

- PK-6KKK, yaitu Surat Pernyataan tanggal 3 Desember 2015; - PK-6LLL, yaitu Surat Pernyataan tanggal 3 Desember 2015; - PK-6MMM, yaitu Akta Pernyataan Nomor 428, tanggal 8 Desember 2015; Mahkamah Agung- PK-6NNN, yaitu Akta PernyataanRepublik Nomor 426, tanggal 8 DesemberIndonesia 2015; - PK-6OOO, yaitu Akta Pernyataan Nomor 9, tanggal 5 Desember 2015; - PK-6PPP, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 5 Desember 2015; - PK-6QQQ, yaitu Akta Pernyataan Nomor 47, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6RRR, yaitu Akta Pernyataan Nomor 45, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6SSS, yaitu Akta Pernyataan Nomor 46, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6TTT, yaitu Akta Pernyataan Nomor 44, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6UUU, yaitu Akta Pernyataan Nomor 43, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6VVV, yaitu Akta Pernyataan Nomor 48, tanggal 11 Desember 2015; - PK-6WWW, yaitu Akta Pernyataan Nomor 167, tanggal 14 Desember 2015; - PK-6XXX, yaitu Akta Pernyataan Nomor 163, tanggal 14 Desember 2015; - PK-6YYY, yaitu Akta Pernyataan Nomor 164, tanggal 14 Desember 2015; - PK-6ZZZ, yaitu Akta Pernyataan Nomor 166, tanggal 14 Desember 2015; - PK-6AAAA, yaitu Akta Pernyataan Nomor 222, tanggal 18 Desember 2015; - PK-6BBBB, yaitu Akta Pernyataan Nomor 223, tanggal 18 Desember 2015; - PK-6CCCC, yaitu Akta Pernyataan Nomor 224, tanggal 18 Desember 2015; - PK-6DDDD, yaitu Akta Pernyataan Nomor 225, tanggal 18 Desember 2015; Mahkamah -AgungPK-6EEEE, yaitu Akta Pernyataan Republik Nomor 226, tanggal 19 Desember Indonesia 2015; - PK-6FFFF, yaitu Akta Pernyataan Nomor 227, tanggal 19 Desember 2015; - PK-6GGGG, yaitu Akta Pernyataan Nomor 228, tanggal 19 Desember 2015; - PK-6HHHH, yaitu Akta Pernyataan Nomor 229, tanggal 19 Desember 2015; - PK-6IIII, yaitu Akta Pernyataan Nomor 168, tanggal 14 Desember 2015; - PK-6JJJJ, yaitu Akta Pernyataan Nomor 48, tanggal 19 Desember 2015; - PK-7A, yaitu Daftar Kehadiran Peserta Muktamar VIII Jakarta; - PK-7B, yaitu Akta Pernyataan Nomor 5, tanggal 2 Desember 2015; tidak dapat dibenarkan sebab bukan merupakan novum, karena berupa surat pernyataan yang baru dibuat serta tidak menimbulkan fakta dan keadaan yang baru; Bahwa alasan peninjauan kembali butir kedelapan sampai dengan butir kesebelas adanya kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata, dapat dibenarkan terutama terkait dengan pertimbangan hukum putusan kasasi Mahkamah Agung Republik Indonesia mengenai apa yang menjadi pokok persoalan (utama) dalam perkara ini adalah mengenai Susunan Kepengurusan MahkamahPartai Agung Persatuan Pembangunan Republik (PPP) dengan pertimbangan sebagai Indonesia berikut:

Halaman 120 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 120

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Bahwa Putusan Judex Facti Pengadilan Negeri telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar menurut hukum, bahwa sengketa dalam perkara a quo adalah sengketa keabsahan muktamar, bukan sengketa keabsahan susunan Mahkamah Agungkepengurusan Partai Persatuan Republik Pembangunan (PPP). Fakta Indonesia hukum ini dapat dilihat dari tuntutan utama dari gugatan Penggugat dan Penggugat Intervensi. Sengketa susunan kepengurusan hanyalah ikutan (accessoir) dari sengketa utama keabsahan muktamar; Bahwa dalam Pasal 32 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik beserta Penjelasannya, dengan jelas dan tegas tidak menyebutkan, bahwa keabsahan muktamar merupakan perselisihan partai politik, maka keabsahan muktamar tidak dapat diuji dalam forum penyelesaian perselisihan partai politik di Mahkamah Partai Politik maupun di Pengadilan, sebagaimana diatur dalam Pasal 32 juncto Pasal 33 Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik; Bahwa di samping itu, jika sengketa inipun dipandang sebagai sengketa kepengurusan partai politik, Mahkamah Agung RI telah mengambil kesepakatan dalam Rapat Kamar Perdata pada tanggal 23 sampai dengan 25 Oktober 2016 yang telah pula dikuatkan dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2016, bahwa perselisihan partai politik akibat ketentuan Pasal 32 ayat (5) dan Pasal 33 ayat (1) Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Mahkamah atasAgung Undang Undang Nomor Republik 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, Indonesiasepenuhnya merupakan kewenangan Mahkamah Partai Politik atau sebutan lain. Putusan Pengadilan Negeri adalah putusan tingkat pertama dan terakhir; Bahwa oleh karena itu Putusan Judex Juris tidak dapat dipertahankan lagi, maka harus dibatalkan, sedangkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali beralasan hukum, maka harus dikabulkan dan Mahkamah Agung akan mengadili kembali sebagaimana tersebut berikut ini: Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Mahkamah Agung berpendapat terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali: Ir. H.M. ROMAHURMUZIY, M.T., dan kawan tersebut dan membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/2015, tanggal 2 November 2015, selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili kembali perkara ini dengan amar sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan pemeriksaan peninjauan kembali dari Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Pemohon Kasasi MahkamahII/Tergugat Agung II dan III/Para Tergugat Republik Intervensi dikabulkan, maka Para Indonesia Termohon

Halaman 121 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 121

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi III/Tergugat I, IV, V/Para Tergugat Intervensi, Penggugat Intervensi harus dihukum untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan dan Mahkamah Agungpada pemeriksaan peninjauan Republik kembali; Indonesia Memperhatikan, Undang Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 2011, Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan KeHakiman, Undang Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah diubah dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: Mengabulkan permohonan pemeriksaan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali: 1. Ir. H.M. ROMAHURMUZIY, M.T., dan 2. Ir. AUNUR ROFIQ tersebut; Membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 601 K/Pdt.Sus-Parpol/ 2015, tanggal 2 November 2015; MENGADILI KEMBALI: Dalam Konvensi: Dalam Eksepsi: Mahkamah -AgungMenolak eksepsi Tergugat Republik I, IV, V dan Turut Tergugat serta Tergugat Indonesia II dan III; Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya; Dalam Rekonvensi: - Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi untuk seluruhnya; Dalam Intervensi: Dalam Eksepsi: - Menolak eksepsi Tergugat Intervensi III, IV (Tergugat dalam Konvensi II, III); Dalam Pokok Perkara Intervensi; - Menyatakan gugatan intervensi tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard); Menghukum Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi, Pemohon Kasasi III/Tergugat I, IV, V/Para Tergugat Intervensi, Penggugat Intervensi untuk membayar biaya perkara pada semua tingkat peradilan dan pada pemeriksaan peninjauan kembali, yang pada pemeriksaan peninjauan kembali ditetapkan sejumlah Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus Mahkamahribu Agungrupiah); Republik Indonesia

Halaman 122 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 122

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id

Demikian diputuskan dalam rapat musyawarah Majelis Hakim pada hari Senin, tanggal 12 Juni 2017 oleh Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Mahkamah AgungTakdir Rahmadi, S.H., LL.M.Republik, dan Sudrajad Dimyati, S.H., M.H.Indonesia, Hakim-Hakim Agung, masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis dengan dihadiri oleh Para Hakim Anggota tersebut dan Febry Widjajanto, S.H., M.H., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh Para Pihak.

Hakim-Hakim Anggota: Ketua Majelis,

Ttd. Ttd.

Prof. Dr. Takdir Rahmadi, S.H., LL.M. Dr. H.M. Syarifuddin, S.H., M.H.

Ttd.

Sudrajad Dimyati, S.H., M.H. Panitera Pengganti,

Mahkamah Agung Republik Ttd.Indonesia

Febry Widjajanto, S.H., M.H. Biaya-biaya: 1. M e t e r a i …….... Rp 6.000,00 2. R e d a k s i ……... Rp 5.000,00 3. Administrasi PK … Rp2.489.000,00 J u m l a h …...... …..Rp2.500.000,00

Untuk Salinan Mahkamah Agung RI. a.n. Panitera Panitera Muda Perdata Khusus

RAHMI MULYATI, SH., MH. Mahkamah AgungNIP: 19591207.1985.12.2.002Republik Indonesia

Halaman 123 dari 123 hal Put. Nomor 79 PK/Pdt.Sus-Parpol/2016

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 123

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia