Implementasi Khazanah Surau Terhadap Pendidikan Islam Modern
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Vol. 6 No. 2 November 2019 (pp. 127-141) DOI: 10.17509/t.v6i2. 20211 ISSN : 2580-6181 (Print), 2599-2481 (Online) Available online at: https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/index IMPLEMENTASI KHAZANAH SURAU TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM MODERN Alfurqan *, Zainurni Zein, Abdul Salam Universitas Negeri Padang, Padang *E-mail: [email protected] Abstract. This research is motivated by looking at the contribution of the mosque to modern Islamic education. Surau is the first Islamic educational institution that is present in Minangkabau. In addition to Islamic education, surau also teaches traditional knowledge and martial arts in the form of silat. But over time and the development of times and technology, the existence of surau began to erode with the advent of Modern Islamic education such as Thawalib, Adabiyah and so forth in the early 20th century. Even, the madrasa on the basis of surau have also changed from the halaqah system to the classical system. Through this research, researchers want to know the extent of these changes. Are the values of surau education still applied in modern Islamic education ?. This research uses the field reaserch method with a qualitative descriptive approach. From this study, it was concluded that the values of surau education were still implemented in modern Islamic education namely madrasa and pesantren. This can be seen from the references used by madrassas and pesantren which are not much different from the references used in the surau educational institution. Keywords: Surau Education, Surau System Implementation, Modern Islamic Education Abstrak. Penelitian ini dilatar belakangi dengan melihat kontribusi surau terhadap pendidikan Islam modern. Surau merupakan lembaga pendidikan Islam pertama yang hadir di Minangkabau. Selain pendidikan Islam, surau juga mengajarkan pengetahuan adat dan beladiri berupa silat. Namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman dan teknologi, eksistensi surau mulai terkikis dengan munculnya pendidikan Islam Modern seperti Thawalib, Adabiyah, dan lain sebagainya pada awala abad ke-20. Bahkan madrasah dengan basis surau juga ikut berubah dari sistem halaqah kepada sistem klasikal. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauhmana perubahan ini terjadi. Apakah nilai-nilai pendidikan surau masih diterapkan dalam pendidikan Islam modern?. Penelitian ini menggunakan metode field reaserch (studi lapangan) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan surau masih terimplementasikan dalam pendidikan Islam modern yakni madrasah dan pesantren. Hal ini dapat dilihat dari referensi-referensi yang digunakan oleh madrasah dan pesantren yang tidak jauh berbeda dari referensi yang digunakan pada lembaga pendidikan surau. Kata kunci : Pendidikan Surau, Implementasi Khazanah Surau, Pendidikan Islam Modern TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 127 Implementasi Khazanah Surau Terhadap Pendidikan Islam Modern PENDAHULUAN khususnya ke Timur Tengah (Hamka,1982, hlm. 271). Saat ini terdapat dua bentuk lembaga Selain sebagai media pendidikan keislaman tingkat menengah pengembangan nilai-nilai keagamaan, di Sumatera Barat, sebagaimana juga pada masa dimaksud, surau juga pada umumnya di berbagai daerah lain difungsikan sebagai sarana penguatan d Indonesia, yaitu: Madrasah dan karakter nilai-nilai primordial Pesantren. Dalam konteks masyarakat Minang, guna menyiapkan Minangkabau, keduanya merupakan generasi muda ‘bertarung’ di dunia nyata. lembaga pendidikan yang mewarisi Agama dan adat mengkristal dalam diri pendidikan keislaman pada masa lalu, pemuda Minang tempo dulu berkat yang dikenal dengan Surau, yang penggemblengan Surau. Namun pada menjadi ujung tombak bagi akhirnya, Surau harus ‘tahu diri’ dan pembangunan intelektual, mental dan segera mengalah kepada perubahan spiritual generasi muda Minang. Pada besar dalam berbagai aspek kehidupan awal abad XX, Surau kehilangan masyarakat Minangkabau. Surau tidak lagi dianggap mampu menyiapkan momentum dalam kiprah semacam ini generasi muda di gelanggang kehidupan. akibat tekanan politik dan ekonomi dari Surau mesti memberi jalan pada kolonial Belanda serta gema modernisasi pendidikan. Maka, pembaharuan di dunia Islam, selain Madrasah pada awal abad XX dan kultur dominan dan politik kekuasaan kemudian diikuti oleh pesantren pada pasca kolonial zaman Orde Lama dan dekade 80-an dianggap lebih selaras Orde Baru. (Azra, 2003, hlm. 138) dengan tuntutan zaman dimaksud. Meskipun demikian, nilai-nilai Dalam spirit demikian, Madrasah pendidikan surau masih dan Pesantren diasumsikan terimplementasikan dalam pendidikan mereprentasikan model modern dari Islam modern, hal tersebut dapat dilihat Surau. Baik Pesantren dengan dari referensi kurikulum yang digunakan background Jawa-nya, dan Madrasah dan pendidikan kemandirian dalam dengan nuansa Arab-nya, diharapkan lembaga pendidikan Islam modern. mampu “mambangkik batang tarandam” guna melahirkan Ulama sebagaimana Dari latar belakang peneliti di terjadi pada abad ke-17 hingga abad ke- atas, telah ada sejumlah kajian yang 20, ketika Surau mempersembahkan membahas masalah ini. Sejauh banyak tokoh Ulama, mulai dari Syekh penelusuran yang telah dilakukan, Burhanuddin (w. 1704), Syekh Ahmad maka ditemukan sejumlah kajian yang Khatib al -Minangkabawi (w.1916), relevan, antara lain : Syekh Taher Jalaluddin, Syekh Tulisan Izul Herman dalam Jurnal Sulaiman al- Rasuli, Syekh Abdul Cendekia: Jurnal Studi Keislaman Karim Amrullah (Inyiak DR) dan anak Volume 2, Nomor 2, Desember 2016 kandungnya Buya Hamka, yang mulai tentang Revitalisasi Peran Pesantren mengaji dan menggembleng diri di Dalam Pengembangan Sumber Daya Surau, sebelum akhirnya melanjutkan Umat Di Era Globalisasi Dan pendidikan ke tempat-tempat lain, Modernisasi. Pesantren dengan pengembangan teknologi membangun TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 128 Alfurqan, Zainurni Zein, Abdul Salam kesiapan santri dalam membangun pendidikan Islam modern, karena globalisasi, sementara riset ini berfokus pendidikan Islam surau merupakan pada implementasi khazanah surau dalam sebuah pendidikan Islam murni yang pendidikan Islam modern. Demikian pula belum terkontaminasi oleh pengetahuan dengan tulisan Moh. Mukhlas dalam modern yang dikembangkan oleh Cendikia Vol. 11 No. 1 Juni 2016 kolonial di Minangkabau, sehingga tentang Revitalisasi Kurikulum berefek terhadap dualisme pendidikan Pesantren Kasus di Pondok Pesantren dalam lembaga pendidikan Islam Al-Iman Putri Babadan, Ponorogo. modern. Kemudian Fitria Nita Witanti METODE PENELITIAN dalam Jurnal Tarbiyatuna, Vol. 7 No. 1 Ditinjau dari objeknya, penelitian ini Juni, 2016 tentang Revitalisasi termasuk penelitian lapangan (field Madrasah sebagai Lembaga Pendidikan Research), karena data-data yang Integratif-alternatif, Penelitian ingin diperlukan untuk menyusun karya mengatakan bahwa madrasah adalah ilmiah ini diperoleh dari lapangan yaitu sebuah lembaga tempat meramu di Madrasah dan Pesantren Sumatera integrasi ilmu-ilmu keislaman yang tidak Barat. menyinggung masalah pengembangan kurikulum berbasis bermuatan lokal. Sedangkan sifat penelitian ini Sementara penelitian ini bertujuan untuk adalah deskriptif Kualitatif yaitu menjelaskan bahwa kurikulum madrasah penelitian yang bertujuan dan pesantren juga menyerap kurikulum mendeskripsikan secara sistematis yang digunakan pada surau-surau masa mengenai fakta-fakta yang ditemukan silam. dilapangan bersifat verbal, kalimat, fenomena-fenomena dan tidak berupa Selanjutnya Elfa Tsuroyya angka-angka. (Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam vol. 2 No. 2, November 2017) Adapun teknik pengumpulan data Manajemen Kurikulum Pesantren dalam penelitian ini menggunakan Berbasis Madrasah Di Man 3 Sleman beberapa metode yaitu: Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan a. Wawancara untuk mengetahui manajemen kurikulum Interview atau wawancara adalah di pesantren yang berbasis madrasah. percakapan dengan maksud tertentu. Penelitian ini berfokus pada faktor- Percakapan itu dilakukan oleh dua faktor yang membatasi dan mendukung pihak, yaitu pewawancara (interviewee) dalam mengembangkan kurikulum yang mengajukan pertanyaan dan pesantren, serta pada pemecahan terwawancara (interviewee) yang masalahnya, sedangkan kajian kita ingin memeberikan jawaban atas pertanyaan menjelaskan kurikulum madrasah itu (Moleong, 2002: 135). Metode ini pesentren yang ada di se-Sumatera Barat digunakan untuk mendapatkan yang juga mengadopsi nilai-nilai informasi tentang sejarah berdiri, pendidikan surau. struktur organisasi, saran prasarana, Penelitian ini bertujuan agar keadaan warga belajar dan problem- khazanah pendidikan surau dapat problem yang dihadapi serta solusinya. terimplementasi secara ideal dalam TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 129 Implementasi Khazanah Surau Terhadap Pendidikan Islam Modern b. Observasi dari benda-benda tertulis, peraturan- Di samping wawancara, dalam peraturan, catatan harian, naskah-naskah pengumpulan data penelitian ini juga kuno, teks ceramah dan lain-lain. dilakukan dengan melakukan observasi Peneliti dapat langsung memotret atau pengamatan. Pelaksanaan observasi kegiatan yang sedang berlangsung di adalah kemampuan seorang peneliti Madrasah, Pesantren dan Surau di untuk menggunakan kemampuan Minangkabau. pengamatannya melalui hasil pancaindra mata serta dibantu oleh HASIL PENELITIAN DAN pancaindra yang lain. PEMBAHASAN Metode ini penulis gunakan 1. Sejarah Surau di Minangkabau untuk mengamati,