JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

ANALISA VISUAL TOKOH -TOKOH DALAM ANIMASI

Henny Hidajat1 1Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Bunda Mulia, [email protected]

Abstract Studio Ghibli is a famous animation studio based in Japan established in 1985. It is led by , and . Their works such as ‘Nausicaa of The Valley of The Wind’, ‘’, ‘My Neighbor Tottoro’, ‘Howl’s Moving Castle’, ‘’ consist of interesting characters, not only the main characters but also the supporting ones. Although those stories have different themes, some of the characters had similarity. This article explains about how the animation studio visualizes some key characters with some influences of personal inspiration and expression of the pioneers although for general characteristics the visualization mainly similar to classical . Some characters that will be covered in this article can be classified as the leading characters and supporting characters both protagonist and antagonist.

Keywords: animation film/ anime, characters, protagonist, antagonist, Ghibli Studio

PENDAHULUAN sifatnya, cara bergeraknya serta cara Dalam sebuah film cerita tokoh-tokoh pelaku berekspresinya, belum lagi mengisi suaranya, memegang peranan amat penting. Mereka sehingga karakter tersebut dapat menjalani lakon cerita, baik berupa narasi, mendukung penyampaian cerita maupun dialog maupun aksi tindakan serta ekspresi keseluruhan atmosfer film, dan tentunya yang kesemuanya itu pada intinya menyusun menarik bagi penonton. Bahkan bila film jalan cerita. Demikian pula dengan film berhasil, ataupun untuk kepentingan cerita animasi. Tokoh-tokoh pelaku promosi seringkali tokoh-tokoh animasi merangkai alur cerita. Bila dalam film hal ini tersebut dapat dibuat tiga dimensinya bergantung pada keahlian sutradara sebagai berupa figurine ataupun action figure pengarah serta para pemeran, yaitu aktor maupun merchandise-nya yang dapat dan aktris baik pemeran utama maupun menambah keuntungan bagi pemasaran film. pendukung dalam membawakan perannya Beberapa film animasi mereguk keuntungan masing-masing, maka film animasi yang jauh lebih besar pada penjualan bergantung pada keahlian para animator merchandise daripada pada peredaran yang menciptakan dan menggambarkan filmnya sendiri. karakter-karakter tersebut. Dalam industri Karena animasi diciptakan dengan digambar, animasi suatu karakter dapat dikerjakan oleh maka gaya menggambar dapat satu tim yang terdiri dari beberapa orang. mempengaruhi keseluruhan cerita dan film Tantangannya adalah kemampuan untuk dengan penggambaran atmosfer tertentu. menciptakan setiap karakter baik sifat- Cara penggambaran tokoh cerita dapat

1

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

mempertegas atmosfer film, apakah misteri, Dalam perkembangannya, film yang komedi, drama, horor, dan sebagainya. Hal mempertontonkan konsep diskriminasi baik ini juga tampak jelas terutama pada ras maupun gender dan lain-lainnya, penggambaran para tokoh cerita, dengan kekerasan verbal, aksi merokok, dan lain-lain demikian dapat dirasakan tokoh-tokoh yang juga patut diwaspadai. Padahal dengan antagonis maupun protagonis. Kejelasan semakin banyak beredarnya film, dan juga sangat perlu terutama bagi film dengan jenis-jenis hiburan lain anak-anak masa kini target pemirsa anak-anak, dengan asumsi semakin kritis dalam memilih tontonan. bahwa logika mereka masih sederhana sehingga menonton film bagi mereka adalah PEMBAHASAN mengidentikkan diri dengan para tokohnya Studio Ghibli dan meniru tindakan para tokoh yang Studio Ghibli merupakan sebuah studio yang dominan. Oleh karena itu para tokoh memproduksi anime di Jepang. Perusahaan protagonis perlu ditampilkan secara ini dimulai pada tahun 1985 oleh beberapa dominan dan di’menangkan’ pada akhir orang pelopornya, antara lain Miyazaki cerita agar anak-anak dapat menangkap Hayao, Takahata Isao dan Suzuki Toshio1. pesan cerita dengan jelas, bahwa kebaikan Pada masa itu mereka membuat studio akan menang melawan kejahatan sehingga sendiri setelah bersama-sama bekerja pada mereka mengidentifikasi diri sebagai tokoh studio film lain. Oleh karena itu film animasi yang melakukan kebaikan dan melawan mereka sebenarnya telah dibuat sejak studio kejahatan. Pada intinya mereka dapat Ghibli belum terbentuk, misalnya ‘Nausicaa belajar memahami hidup melalui hal-hal of The Valley of The Wind’(1984). yang dialami maupun dilakukan oleh para Kebanyakan film yang mereka produksi tokoh cerita. merupakan film anak-anak, dengan rating Memang kebanyakan film animasi pada mulai dari G, PG hingga PG-13. awalnya lebih diperuntukkan bagi anak-anak, Takahata Isao memiliki latar belakang walaupun di masa kini semakin banyak film kepercayaan Shintō yang kuat karena lahir dibuat bukan untuk anak-anak saja, bahkan dan besar di kota Ise, yang memiliki banyak juga bermunculan yang khusus untuk kuil. Dalam masyarakat Shintō penghargaan dewasa. Banyak pula film yang sejak lama terhadap alam adalah bagian dari hidup. telah diproduksi bagi anak-anak ternyata Prinsip berdamai dengan alam adalah salah setelah diteliti lebih lanjut sebenarnya satu sumber rasa estetika yang dijunjung terlalu ’dewasa’ baik secara konten maupun tinggi oleh mereka. Latar belakang visualisasi untuk pemirsa anak-anak. Dengan kedekatan dengan alam dan perjuangan demikian dalam membuat film yang dapat para tokoh dalam membela kelestarian alam dikatakan ’aman’ ditonton oleh anak-anak banyak muncul secara jelas dalam film-film memang bukan perkara mudah. Secara Ghibli. Sementara Miyazaki Hayao lahir dan konvensional yang dikatakan aman adalah dibesarkan di ibukota Jepang, Tōkyō yang bila film tersebut dapat dimengerti anak- sangat sibuk. Latar belakang usaha anak dan tidak memvisualisasikan kekerasan maupun pornografi. 1 Penamaan ditulis menurut cara penulisan bahasa Jepang, yaitu nama keluarga (family name) di depan baru nama depan (given name)

2

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

keluarganya di bidang penerbangan - Hewan: ikan, mamalia, serangga, menginspirasinya untuk memasukan burung beraneka ragam mesin terutama mesin - Mahluk jadi-jadian: antropomorfis, terbang dalam anime-anime produksi Ghibli. zoomorfis, metamorfosis, hantu dan Beberapa film yang telah mereka produksi monster, arwah atau roh antara lain‘ Horosu: Prince of The Sun/ The - Benda-benda yang dihidupkan Little Norse Prince’ (1968), ‘Panda Kopanda’ (1972), Lupin III : The Castle of Cagliostro’ Dominasi Karakter Anak (1979), ‘Downtown Story’ (1981), ‘Gōshu Dalam anime produksi Studio Ghibli tokoh The Cellist’ (1982), ‘Nausicaa The Valley of yang paling sering menjadi pelaku utama The Wind’ (1984), (film-film ini masih adalah anak-anak ataupun remaja. diproduksi saat belum menggunakan nama Penggambaran anak-anak yang menonjol Studio Ghibli). Setelah menggunakan nama pada anime Studio Ghibli adalah ceria, Studio Ghibli diproduksilah ‘Laputa: Castle in berani mengambil resiko, penuh rasa ingin The Sky’ (1986), ‘The Story of The Yanagawa tahu, penuh fantasi, lincah, kadang mampu Canals’ (19 87), ‘Grave of The Fireflies’ melihat yang tidak dapat dilihat orang (1988), ‘’ (1988), ‘Kiki’s dewasa, namun dalam menghadapi Delivery Service’ (1989), ‘Only Yesterday’ kesukaran penuh kegigihan dan kedewasaan. (1991), ‘’ (1992), ‘Ocean Waves’ Dapat dikatakan semua tokoh anak (1993), ‘’ (1994), ‘Wishper of The digambarkan sebagai karakter protagonis. Heart’ (1995), ‘Princess Mononoke’ (1997), Kebanyakan anak-anak ataupun remaja yang ‘My Neighbors The Yamadas’ 1999), ‘Spirited ditampilkan adalah putri. Dengan Away’ (2001), ‘Cat Returns’ (2002), ‘Howl’s penggambaran yang juga cenderung indah Moving Castle’ (2004), ‘Tales from Earthsea’ sehingga muncul pula anggapan bahwa (2006), ‘ on The Cliff by The Sea’ anime mereka cenderung dapat digolongkan (2008), ‘Arietty The Borrower’ (2010)2. sebagai Shōjo. Istilah tersebut biasanya dipakai pada komik Jepang, atau yang sering Ragam Karakter pada Anime Studio Ghibli disebut sebagai manga, untuk penggolongan Keistimewaan penokohan pada anime Studio pembacanya, yaitu remaja putri. Namun Ghibli adalah variasi usia tokohnya yang demikian karakteristik kuat para tokoh putri bervariasi. Umumnya film melibatkan anak- maupun jalan cerita yang digambarkan anak, remaja, dewasa hingga lansia. Dengan Studio Ghibli sebenarnya agak kurang demikian anime-anime produksi Studio sejalan dengan pakem Shōjo pada umumnya Ghibli dapat dinikmati oleh seluruh keluarga. (Napier, 2001). Selain itu penokohan anime Studio Ghibli Penggambaran anak-anak juga ditampilkan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, untuk mewakili fantasi, pembebasan diri, seperti: keterbukaan menerima berbagai hal dan - Manusia: anak-anak, remaja, dewasa, semangat muda. Gambaran seperti ini dapat lansia ditemui pada tokoh-tokoh: Mei dan Satsuki dalam ‘My Neighbor Totoro’ (1988), Ponyo

dan Sōsuke dalam ‘Ponyo on The Cliff by The 2 Judul bahasa Inggris merupakan judul terjemahan yang diberikan dari Studio Ghibli, baik yang terjemahan Sea’ (2008), Kiki dalam ‘Kiki’s Delivery langsung dari judulnya maupun yang tidak

3

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

Service’ (1989), Setsuko dan Seita dalam menjadi lebih bertanggung jawab setelah ‘Grave of The Fireflies’ (1988), dan banyak mengalami kejadian tidak bisa tokoh lagi. Bagi penonton anak-anak tokoh menerbangkan sapunya. Proses utama yang seusia memudahkan pendewasaan juga digambarkan dalam film pemahaman dan identifikasi diri, yang ‘Wishper of The Heart’ (1995) ketika Shizuku sebagai kelanjutannya adalah proses berusaha keras untuk memiliki pencapaian pembelajaran melalui karakter tokoh. Bagi dalam hidupnya dengan menulis buku penonton dewasa perannya lebih menjadi walaupun ia masih harus bersekolah dan semacam avatar untuk dapat kembali menjalani ujian. ‘Only Yesterday’ (1991) menjadi anak-anak dengan hal-hal yang merupakan film yang tokoh utamanya pernah mereka rasakan dan segala wanita dewasa, yaitu Taeko. Namun kebahagiaannya. Selain itu banyak demikian digambarkan bahwa ketika diperlihatkan pula kekacauan dunia orang kembali ke kampung halamannya ia dewasa yang dilihat melalui kaca mata anak- terkenang pada masa kecilnya. Dalam hal ini anak, seperti dalam film ‘Ponyo on The Cliff terjadi transformasi penting yaitu kembali ke by The Sea’ (2008), ‘Grave of The Fireflies’ kampung halaman dari kota besar tempat (1988), ‘Princess Mononoke’ (1997), ‘Howl’s tinggalnya dan karakternya ketika ia masih Moving Castle’ (2004), ‘Tales from Earthsea’ kecil. Senada dengan film ini, tokoh pelajar (2006), ‘Laputa: ’ (1986), putra Yutaka dan Taku dalam film ‘Ocean ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ (1984). Waves’ (1993) yang digambarkan mengalami kejadian-kejadian seperti layaknya remaja Transformasi Para Tokoh seusia, untuk kemudian hal tersebut Dalam cerita digambarkan pula dikenang beberapa tahun kemudian ketika transformasi pada diri karakternya. mereka telah bekerja dan kejadian-kejadian Perubahan tersebut seringkali diakibatkan yang mereka alami mereka terima sebagai hal-hal sederhana, seperti pindah rumah bagian dari proses pendewasaan. seperti tokoh Mei dan Satsuki yang harus Transformasi juga terjadi melalui peristiwa pindah rumah karena orang tuanya pindah besar seperti peperangan. Ada perang yang dalam film ‘My Neighbor Totoro’ (1988) sungguh terjadi seperti misalnya dalam film sehingga mengawali perjumpaan dengan ‘Grave of The Fireflies’ (1988), dimana tokoh mahluk Totoro setelah Mei tersesat ke hutan. Seita dan adiknya Setsuko mengalami Chihiro yang juga pindah rumah mengikuti transformasi kehidupan besar-besaran orang tuanya dalam ‘Spirited Away’ (2001) setelah terjadi Perang Dunia II dan sehingga akhirnya tersesat menuju alam gaib pengeboman di tempat tinggal mereka, di dan orang tuanya dikutuk menjadi babi, . Peperangan yang lebih sering sementara Kiki harus pindah ke dunia diceritakan adalah yang berada di ataupun manusia untuk proses pendewasaan sebagai melibatkan dunia sihir ataupun fantasi, penyihir dalam ‘Kiki’s Delivery Service’ seperti dalam film ‘Princess Mononoke’ (1989). (1997), ‘Howl’s Moving Castle’ (2004), ‘Tales Proses pendewasaan sendiri membawa from Earthsea’ (2006), ‘Laputa: Castle in The transformasi, seperti yang dialami Kiki yang Sky’ (1986), ‘Nausicaa The Valley of The harus bekerja, mengatasi emosi diri dan Wind’ (1984), ‘Ponyo on The Cliff by The Sea’

4

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

(2008), ‘Spirited Away’ (2001). Peperangan Transformasi para rakun ini dapat juga terjadi karena transformasi keadaan digolongkan sebagai Antropomorfisme, yaitu dalam dunia nyata, seperti yang dialami para penjelmaan binatang menjadi karakter rakun yang hutannya harus tergusur oleh manusia. Tokoh lain yang merupakan perkembangan hunian manusia dalam ‘Pom penjelmaan binatang menuju karakter Poko’ (1994). manusia adalah Jiji si kucing dalam film Lebih fantastis lagi, transformasi dapat ‘Kiki’s Delivery Service’ (1989), Baron seekor disebabkan oleh sihir ataupun kutuk, seperti musang berpakaian manusia dalam film yang dialami tokoh Ashitaka yang terkena ‘Wishper of The Heart’ (1995), Raja Kucing racun siluman babi celeng dalam ‘Princess dan rakyatnya dalam film ‘Cat Returns’ Mononoke’ (1997), sehingga lengannya (2002). Bahkan tokoh Baron muncul dalam terus ditumbuhi sulur merah yang terus kedua film tersebut, begitu pula dengan menjalar dan terancam kehilangan nyawa. tokoh kucing gemuk yang serupa yaitu Moon Lain lagi yang dialami Sophie, seorang gadis dan Muta. muda yang dikutuk oleh penyihir menjadi Perubahan wujud karena memiliki seorang nenek tua dalam film ‘Howl’s kemampuan sihir dialami tokoh seperti Howl Moving Castle’ (2004), dalam film itu pula yang digambarkan dapat menjelma menjadi tokoh Scarecrow sebenarnya adalah seorang burung dalam film ‘Howl’s Moving Castle’ pemuda yang dikutuk. (2004), Haku yang dapat berubah menjadi Sementara itu orang tua Chihiro dalam film naga dalam film ‘Spirited Away’ (2001). ‘Spirited Away’ (2001) harus mengalami Dalam film ‘Spirited Away’ (2001) nasib terkutuk sehingga berubah menjadi transformasi tokoh menjadi sangat unik babi dan terancam disembelih ketika mereka karena penggambaran penghuni dunia roh makan dengan rakus di dunia sihir. Saat itu yang sangat imajinatif, dimana para tokoh mereka sekeluarga tersesat dalam tersebut dapat berubah sesuai sifatnya perjalanan pindah rumah. Perubahan wujud sebagai roh halus, contohnya adalah dari manusia menjadi babi juga dialami oleh transformasi Yūbaba menjadi burung gagak. tokoh Marco dalam film ‘Porco Rosso’ (1992). Transformasi yang menarik terjadi pada Proses ini dapat digolongkan sebagai Ponyo, makhluk berkepala anak perempuan Zoomorfisme, yaitu ketika sesuatu menjelma dan bertubuh ikan, yang bertransformasi menjadi sesuai karakter binatang. menjadi anak manusia karena tekadnya yang Transformasi yang lebih fantastis dialami kuat dan emosi kelelahan akibat tinggal oleh para rakun dalam ‘Pom Poko’ (1994). terkungkung dalam kapal selam Fujimoto, Yang ternyata tanpa disadari oleh untuk kemudian ingin tinggal bersama kebanyakan rakun mereka sebenarnya Setsuko. Walaupun demikian Ponyo selalu mampu berubah wujud menjadi apa saja, digambarkan sebagai mahluk yang riang dan bahkan manusia. Hal ini disadarkan oleh selalu merasa bebas berbuat apa saja, para sesepuh mereka ketika para rakun selayaknya anak kecil. Hal ini dapat tersebut harus berhadapan dengan manusia disaksikan pada film ‘Ponyo on The Cliff by yang ingin menggusur hutan mereka. The Sea’ (2008). Kemampuan itu harus dipelajari.

5

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

Karakter Para Tokoh sebagai penyihir dengan harus bekerja dan Tokoh-tokoh utama dalam anime memiliki rasa tanggung jawab serta Studio Ghibli secara garis besar dapat kemampuan mengendalikan emosi dalam digolongkan dalam beberapa tipe, misalnya ‘Kiki’s Delivery Service’ (1989). Selain itu ada tokoh pahlawan yang dengan gigih membela Shizuku yang berjuang menyelesaikan cerita yang lemah, tokoh yang harus dilindungi, karangannya untuk membuktikan tokoh bijaksana, dan tokoh musuh. Tokoh- pencapaiannya dalam ‘Wishper of The Heart’ tokoh pahlawan digambarkan sangat gigih (1995). berjuang dalam mempertahankan Selain itu terdapat tokoh-tokoh bijaksana, kebenaran. Kebanyakan digambarkan secara kebanyakan adalah wanita tua, seperti berpasangan, misalnya Naushicaa dan Asbel misalnya Nenek Kanta yang diserahkan tugas yang berjuang untuk alam mereka dalam untuk membantu rumah tangga keluarga film ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ Mei dan Satsuki dalam ‘My Neighbor Totoro’ (1984) , Ashitaka dan Princess Mononoke (1988). Nenek Sophie dapat digolongkan ‘Princess Mononoke’ (1997), Chihiro yang wanita tua bijak dalam ‘Howl’s Moving dengan gigih berusaha menyelamatkan Castle’ (2004). Ada Nenek Oroku yang orang tuanya dengan bantuan Haku ‘Spirited menjadi tumpuan harapan untuk memberi Away’ (2001), Seita yang gigih melindungi nasehat kepada para rakun dalam ‘Pom Setsuko adiknya dalam ‘Grave of The Poko’ (1994). Osono dan Ursula adalah dua Fireflies’ (1988), Satsuki yang selalu wanita yang berbeda karakter dalam berusaha melindungi adiknya Mei dalam ‘My kehidupan Kiki di tempat yang baru namun Neighbor Totoro’ (1988), Lisa yang berusaha keduanya mampu membimbing Kiki dalam keras melindungi Ponyo dan Sōsuke dalam melalui masa pendewasaannya. Hal ini ‘Ponyo on The Cliff by The Sea’ (2008), tergambar dalam ‘Kiki’s Delivery Service’ Sophie, yang walaupun lemah lembut (1989). Seorang nenek peramal yang bijak mampu dengan tegas meyakinkan Howl menuntun Naushicaa dalam perjuangannya untuk menjaga perdamaian dan mengurus pada ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ segala sesuatunya dengan cermat dalam (1984). Nishi Shirō adalah pria tua bijaksana ‘Howl’s Moving Castle’ (2004), juga Pazu dalam film ‘Wishper of The Heart’ (1995). Ia yang berjuang melindungi Sheeta untuk membimbing cucunya untuk menjadi melawan kezaliman Muska dalam ‘Laputa: pemain dan pembuat biola hingga dapat Castle in The Sky’ (1986). Ada pula Fio bersekolah ke Itali. Ia juga membuka toko Piccolo gadis mekanik yang memperbaiki barang antik yang lalu dikunjungi oleh pesawat Marco dan akhirnya nekad menjadi Shizuku. Dari kakek tersebut Shizuku co-pilotnya dalam ‘Porco Rosso’ (1992). termotivasi untuk mencapai cita-citanya dan Tidak lupa para tokoh rakun, Sokichi dan menyadari pula bahwa ia perlu juga Gonta yang menjadi rakun paling berani menghadapi masa studinya sebelum meraih dalam menghadapi manusia dalam ‘Pom cita-cita. Poko’ (1994). Tidak selamanya wanita digambarkan Gadis-gadis yang digambarkan memiliki sifat bijaksana. Tokoh-tokoh antagonis dalam film gigih antara lain adalah Kiki yang tengah ini beberapa adalah wanita, misalnya Lady berusaha melewati masa pubertasnya Eboshi yang berusaha menguasai hutan

6

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

untuk pabrik besi dan senjatanya dalam dirawat di rumah sakit dalam ‘My Neighbor ‘Princess Mononoke’ (1997) sekalipun pada Totoro’ (1988). akhirnya ia berbalik membela yang benar. Wanita tua yang bijak dengan yang jahat Yūbaba dalam ‘Spirited Away’ (2001) hanya dibedakan dari penggambaran merupakan tokoh penguasa tempat ekspresi saja. Bahkan Nenek Kanta yang baik pemandian dan seluruh kawasan alam roh hati dalam ‘My Neighbor Totoro’ (1988) dan tempat Chihiro tersesat. Ia juga yang nenek peramal yang baik dalam ‘Nausicaa menguasai nasib para penghuninya, The Valley of The Wind’ (1984), termasuk Chihiro dan orang tuanya. Tokoh penggambarannya sangat mirip dengan Mama Dola dalam ‘Laputa: Castle in The Sky’ Yūbaba dalam ‘Spirited Away’ (2001). Dalam adalah tokoh wanita yang unik karena ia hal ini biasanya pakaian para orang tua adalah pimpinan perompak pencari harta di tersebut digambarkan dengan warna yang udara yang kerjanya membajak pesawat. cenderung gelap jika dibandingkan dengan Anak buahnya adalah anak-anaknya sendiri pakaian anak-anak ataupun remaja yang yang semuanya laki-laki dan takut biasanya menggunakan warna-warna cerah, kepadanya. Witch of Waste adalah penyihir kecuali Kiki yang penyihir. Yang agak jahat yang digambarkan sebagai seorang berbeda penggambarannya adalah Witch of nenek dalam ‘Howl’s Moving Castle’ (2004). The Waste yang digambarkan sebagai wanita Namun kemudian ia menjadi tidak berdaya yang tubuhnya terus menggembung dan ketika kekacauan perang melanda. Ketika itu menggelambir tidak keruan dalam ‘Howl’s ia menjadi lemah dan tergantung pada belas Moving Castle’ (2004). kasihan Sophie dan teman-teman. Selain musuh-musuh wanita beberapa tokoh musuh biasanya digambarkan sebagai laki- Visualisasi Para Tokoh laki yang berwajah tegas seperti Muska Visualisasi para tokoh dalam anime dalam ‘Laputa: Castle in The Sky’ (1986), Studio Ghibli serupa dengan visualisasi khas ataupun para pemburu dalam ‘Princess animasi Jepang pada umumnya, yaitu mata Mononoke’ (1997), serta Kurotowa yang lebar, hidung mencuat atau sempit dan komandan musuh pada ‘Nausicaa The Valley mulut yang kecil. Namun demikian secara of The Wind’ (1984). Tidak selamanya musuh khusus dapat dijelaskan hal-hal selanjutnya. laki-laki digambarkan dengan ekspresi tegas Para gadis dan anak-anak yang gigih dan angker. Dalam ‘Ponyo on The Cliff by biasanya divisualkan secara tegas, berambut The Sea’ (2008), Fujimoto, sekalipun pendek dan ekspresi yang berani wataknya temperamental digambarkan menghadapi segala sesuatu, memiliki emosi sebagai laki-laki kurus dengan rambut pirang yang menyala. Sementara gadis yang panjang dan bersikap ragu-ragu. Gambaran dilindungi umumnya digambarkan sebagai seperti itu juga muncul pada tokoh Lord Cob wanita berekspersi lembut dan tenang dalam ‘Tales from Earthsea’ (2006), yang dengan rambut cenderung panjang. berwujud pria semampai dengan anting, Gambaran yang serupa berlaku pada tokoh rambut panjang dan suara mirip wanita. ibu dari Ponyo yang berwujud dewi laut Namun penyihir tersebut dapat berubah dalam ‘Ponyo on The Cliff by The Sea’ (2008), wujud menjadi bermacam-macam hal, dan ibu dari Mei dan Satsuki yang sedang seperti lumpur hitam, burung, naga.

7

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

Gambaran serupa timbul pada tokoh Howl dewasa dan menghadapi permasalahan. Ia dalam ‘Howl’s Moving Castle’ (2004), yang digambarkan sebagai pria kurus lemah meskipun bukan tokoh antagonis namun lembut walaupun mampu berubah wujud memiliki sikap yang labil dan bersumber menjadi burung yang perkasa. pada ketidakinginannya untuk menjadi

Tabel 1. Visualisasi Para Tokoh

Naushicaa Asbel Nenek peramal ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ (1984) ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ (1984) ‘Nausicaa The Valley of The Wind’ (1984)

Pazu Sheeta Madam Dola ‘Laputa: Castle in The Sky’ (1986) ‘Laputa: Castle in The Sky’ (1986) ‘Laputa: Castle in The Sky’ (1986)

Seita Setsuko Ibu Satsuki & Mei ‘Grave of The Fireflies’ (1988) ‘Grave of The Fireflies’ (1988) ‘My Neighbor Totoro’ (1988)

Satsuki Mei Nenek Kanta ‘My Neighbor Totoro’ (1988) ‘My Neighbor Totoro’ (1988) ‘My Neighbor Totoro’ (1988)

8

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

Shizuku Shirō Nishi Baron ‘Wishper of The Heart’ (1995) ‘Wishper of The Heart’ (1995) ‘Wishper of The Heart’ (1995)

San/ Princess Mononoke Ashitaka Lady Eboshi ‘Princess Mononoke’ (1997) ‘Princess Mononoke’ (1997) ‘Princess Mononoke’ (1997)

Chihiro Haku Yūbaba ‘Spirited Away’ (2001) ‘Spirited Away’ (2001) ‘Spirited Away’ (2001)

Haru Baron Raja Kucing ‘Cat Returns’ (2002) ‘Cat Returns’ (2002) ‘Cat Returns’ (2002)

Sophie muda Howl Witch of the Waste ‘Howl’s Moving Castle’ (2004) ‘Howl’s Moving Castle’ (2004) ‘Howl’s Moving Castle’(2004)

9

JURNAL RUPARUPA PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 3 Nomor 1, Juni 2014

SIMPULAN pendewasaan diri, ada pula yang Penokohan dalam film-film anime Studio bertransformasi karena hal-hal tragis seperti Ghibli dapat digambarkan dalam beberapa peperangan. jenis,yaitu tokoh pahlawan yang berjuang, Dalam visualisasinya selain seperti halnya tokoh yang dilindung, tokoh jahat dan tokoh animasi Jepang yang memiliki ciri khas mata bijaksana. Tokoh-tokoh tersebut melibatkan besar dan hidung serta mulut kecil, secara manusia dari berbagai kalangan usia, dan khusus tokoh pahlawan digambarkan sangat kebanyakan tokoh utmanya adalah anak- tegas, bersikap berani, mau menghadapi anak maupun remaja, terutama putri. Tidak situasi sesulit apapun dan untuk menarik hanya tokoh manusia adapula tokoh yang perhatian penonton biasanya menggunakan berwujud binatang, mahluk jadi-jadian, pakaian berwarna cerah, sementara tokoh monster, hantu ataupun manusia atau yang dilindungi biasanya digambarkan lemah hewan. Masing-masing tokoh dapat lembut, rambut panjang berbusana indah. mengalami transformasi akibat petualangan Sementara itu orang tua kebanyakan dan peristiwa yang dialami. Ada yang berpakaian warna gelap dan digambarkan bertransformasi karena memiliki kekuatan sudah renta. Visualisasi tokoh musuh gaib, atau karena dikutuk oleh kekuatan gaib, beragam, mulai dari nenek-nenek, lelaki ada pula yang bertransformasi karena hal tegas dan bengis, juga laki-laki yang tampak yang natural seperti perpindahan, seperti wanita, namun kebanyakan musuh memiliki kemampuan merubah diri menjadi makhluk-makhluk lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Beck, Jerry. 2004. Animation Art: from Pencil to Pixel, The Illustrated History of Cartoon, Anime and CGI. UK: Flame Tree Publishing. Odell, Colin; Le Blanc, Michelle. 2009. Studio Ghibli: The Films of Hayao Miyazaki and Isao Takahata. UK: Kamera Books. Napier, Susan J. 2001. Anime from Akira to Princess Mononoke: Experiencing Contemporary Japanese Animation, UK: Palgrave Macmillan. Cavallaro, Dani. 200’ Anime Intersections: Tradition and Innovation in Theme and Technique. London: McFarlan & Co., Inc. Clements, Jonathan; McCarthy, Helen. 2006. The Anime Encyclopedia: A Guide to Japanese Animation since 1917. CA: Stone Bridge Press.

LITERATUR PENUNJANG http://www.onlineghibli.com http://www.studioghibli.net http://www.ghibliworld.com

10