IPB Today Edisi 278.Cdr
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
IPB Today Volume 278 Tahun 2019 Perkuat Riset Indoor Farming, IPB Luncurkan Mini Plant Factory berbasis IoT kepada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University karena TMB merupakan departemen yang sangat gigih dalam mempromosikan, mengkaji dan menginisiasi teknologi pertanian 4.0 yang saat ini di IPB University sudah mulai berkembang dengan baik. “IPB University memiliki komitmen besar untuk terus leading dalam hal teknologi pertanian 4.0. Bukan untuk gagah-gagahan tetapi ini sudah merupakan tuntutan dan cepat atau lambat orang lain akan terus mengadopsi atau PB University kembali menghadirkan inovasi baru mengembangkan. Kalau IPB University hanya yaitu Mini Plant Factory berbasis Internet of Things menyampaikan dengan kata-kata saja, nampaknya akan (IoT) pada Senin (25/11) di Laboratorium Lapang sulit untuk bisa membuat orang lain yakin terhadap ISiswadhi Soepardjo, Leuwikopo, Kampus IPB Dramaga, teknologi yang tepat untuk pengembangan pertanian di Bogor. Inovasi ini merupakan sistem rekayasa budidaya masa depan,” kata Prof Arif. tanaman dalam lingkungan terkendali sehingga memungkinkan dilakukannya pengendalian parameter Dalam kesempatan tersebut, Ketua Departemen Teknik lingkungan mikro seperti suhu, intensitas, durasi dan Mesin dan Biosistem Fateta IPB University, Prof Dr spektrum cahaya, serta pasokan nutrisi secara presisi. Sutrisno dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya akan terus memfasilitasi peneliti-peneliti muda Inovasi ini berupa sistem rumah tanaman tertutup di yang mempunyai potensi besar dalam mengembangkan dalam kontainer dengan sistem irigasi dan sumber penelitiannya. Ke depan, tidak hanya plant factory skala pencahayaan buatan (artificial lighting). Inovasi ini hadir laboratorium seperti ini yang akan dikembangkan, akan untuk menjawab tantangan sekaligus permasalahan tetapi harapannya dapat dikembangkan dengan skala budidaya tanaman di Indonesia yang notabene masih komersial yang lebih besar. Sehingga kita bisa tunjukkan mengandalkan kondisi alam. kepada dunia usaha bahwa plant factory adalah masa Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria saat membuka depan bagi pertanian perkotaan yang lebih baik. soft launching Mini Plant Factory memberikan apresiasi Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Aris Solikhah Editor : Siti Zulaedah, Rio Fatahillah CP Reporter : Dedeh H, Awaluddin Fotografer: Cecep AW, Bambang A Layout : Dimas R Alamat Redaksi: Biro Komunikasi IPB Gd. Andi Hakim Nasoetion, Rektorat Lt. 1, Kampus IPB Dramaga Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] @ipbofficial @ipbofficial @ipbuniversity @ipbuniversity www.ipb.ac.id Rancang bangun mini plant factory ini diprakarsai oleh Dr IPB University itu mengungkapkan, hal ini dilandasi Slamet Widodo dan tim yaitu Dr Moh. Solahudin, Dr Agus pemikiran bahwa bawang merah merupakan salah satu Ghautsun Niam dan Lilis Sucahyo, MSi dari berbagai divisi komoditas strategis nasional. Seringkali masalah pasokan yang ada di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, dan fluktuasi harga bawang merah menjadi isu nasional. Fateta, IPB University, dengan dana hibah penelitian Untuk itu perlu suatu terobosan inovatif yang bisa menjadi desentralisasi pada skema Penelitian Terapan Unggulan solusi alternatif bagi permasalahan ini. Penyediaan benih Perguruan Tinggi (PTUPT) Ristekdikti. Tema penelitian bawang merah dan juga produksi bawang merah secara yang diusung adalah pengembangan sistem lingkungan umum masih sangat tergantung pada kondisi iklim dan terkendali untuk inisiasi pembungaan bawang merah cuaca. dalam rangka mendorong produksi benih alternatif bawang merah nasional yang dikenal dengan True Shallot Penyediaan benih bawang merah juga dipengaruhi oleh Seed (TSS). fluktuasi harga bawang merah di pasar. Adanya lonjakan harga bawang merah pada waktu tertentu sering kali Ketua tim mini plant factory, Dr Slamet Widodo mendorong petani menjual benihnya untuk konsumsi yang menjelaskan, Plant factory yang diluncurkan ini juga menyebabkan petani kekurangan stok benih pada periode mengadopsi teknologi internet of things (IoT) mampu tanam berikutnya. Hal ini menyebabkan harga benih menampilkan kondisi iklim mikro melalui smartphone. melonjak, biaya produksi tinggi, dan banyak petani Sehingga kita dapat memastikan kondisi lingkungan yang bawang merah yang beralih ke komoditas lain. Sementara optimal untuk tanaman. Selain itu, sistem monitoring ini itu petani yang tetap menanam dengan biaya produksi mudah diakses melalui smartphone dan sangat user yang tinggi berpotensi menanggung kerugian. Oleh karena friendly. Bila terjadi gangguan eksternal selama budidaya itu, perlu dikembangkan alternatif sistem produksi benih dapat diketahui secara real time sehingga penanganannya yang tidak bergantung pada iklim dan fluktuasi harga juga cepat dan dapat dikendalikan dari jarak jauh. pasar. Salah satunya adalah melalui pengembangan sistem produksi benih biji/benih botani – True Shallot Ia menambahkan, tujuan dari rancang bangun mini plant Seed (TSS) pada lingkungan terkendali, yaitu Mini Plant factory ini awalnya adalah untuk menciptakan sistem Factory. lingkungan budidaya secara terkendali dalam skala kecil namun dapat dikontrol secara penuh dan presisi. Tidak Selain pengembangan TSS, hadirnya mini plant factory ini hanya dikhususkan untuk produksi TSS namun juga untuk diharapkan mampu mendorong berbagai riset terkait komoditas lain. Konsep teknologi yang dibangun berupa pengembangan teknologi indoor farming. Teknologi paket teknologi yang bersifat mobile, terkontrol dan semacam ini diharapkan mampu mengoptimalkan mudah diterapkan di berbagai kondisi lingkungan. kekayaan alam negeri ini yang luar biasa salah satunya Sederhananya, paket teknologi ini mudah untuk adalah untuk budidaya tanaman yang memiliki nilai diperbanyak. Terutama untuk lingkungan yang minim area ekonomis tinggi seperti tanaman obat (medicinal plant) lahan pertanian dan semakin terdegradasi tiap tahunnya untuk mendukung pengembangan indutri biofarmaka di seperti kawasan perkotaan. Indonesia. Untuk menuju ke arah sana tentu masih banyak hal yang perlu dikembangkan dan tentunya diperlukan “Ini merupakan bagian penting dari konsep Agro-Maritim suatu kolaborasi lintas disiplin. 4.0, dan dengan ini IPB University ingin menegaskan bahwa dengan integrated-participatory dari berbagai Turut hadir dalam soft launching Mini Plant Factory Wakil disiplin ilmu, mampu menciptakan nilai baru (creating Rektor Bidang Sumberdaya, Perencanaan dan Keuangan, value) yang menjadi ciri utama dari konsep teknologi Agro- Prof Dr Agus Purwito, Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis Maritim 4.0, yaitu sistem pertanian yang modern, dan Kewirausahaan, Prof Dr Erika Budiarti Laconi, Dekan terpantau dan terkendali dengan mudah misalnya melalui Fateta IPB University, Prof Dr Kudang Boro Seminar, perangkat smartphone yang telah menjadi bagian dari Kepala Biro Komunikasi IPB University, Ir Yatri Indah keseharian masyarakat,” ujarnya. Kusumastuti, M.Si, para dosen TMB diantaranya Prof Dr Herry Suhardiyanto. (Awl/RA) Terkait teknologi produksi TSS yang dikembangkan, dosen 2 Aurora, Robot Pemantau Kelapa Sawit Karya Mahasiswa IPB University urora (Autonomous Mobile Robot) merupakan menentukan titik tengah dari tanaman dengan bantuan robot kreasi mahasiswa IPB University dari lidar yang berfungsi mendeteksi objek sekitar untuk Departemen Teknik Mesin dan Biosistem yakni menentukan koordinat target tujuan. Lidar ini akan AYudha Putra Arisandy, Hari Agung Pratama, dan Nissa mengetahui jarak relatif dari robot dan tanaman kelapa Adiarifia. Robot ini dapat memantau kelapa sawit untuk sawit. Setelah itu robot menentukan titik tengah dari mengetahui tingkat kematangan tandan kelapa sawit di beberapa tanaman kelapa sawit yang ada di sekitar robot. lahan dan menentukan waktu panen yang optimal. Robot ini nantinya dapat memisahkan antara objek Tandan buah Segar (TBS) matang dengan TBS yang masih “Robot ini terinspirasi dari fakta yang terjadi di lapang. mentah,” tambah Nissa Adiarifia. Banyak petani yang kehilangan hasil panen karena adanya tandan matang yang tidak dipanen, brondolan tertinggal Melalui karyanya tersebut, Yudha dan rekan-rekannya dan transportasi yang buruk. Petani membutuhkan meraih dua penghargaan yaitu Juara II dan Best adanya pemantuan kematangan buah kelapa sawit Presentation pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional sehingga pemanenan dapat akurat dan kualitas minyak dalam rangkaian acara Gricultural Extension Planning of meningkat serta pemanenan tandan yang belum matang Some Innovation (AGRIXPLOSION) 2019 yang dapat diminimalkan,” terang Yudha. diselenggarakan di Surakarta, 16 November 2019. Menurut Hari Agung, cara kerja Aurora adalah dengan “Kami sangat bersyukur bisa mendapat dua penghargaan menentukan titik tengah dari tanaman kelapa sawit dan sekaligus. Yakni Juara II dan Best Presentation. Hal ini mengukur jarak robot dari masing-masing tanaman membuat kami semakin bersemangat untuk dapat terus kelapa sawit. Pengukuran jarak dilakukan secara simultan berkarya. Besar harapan kami agar alat ini dapat terus dan berkelanjutan, setelah itu dilakukan penghitungan diteliti hingga nantinya benar-benar dapat memberi dengan mencari nilai tengah. manfaat terutama bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” ujar Yudha. (SMH/Zul) “Robot yang telah kami rancang akan berjalan dengan 3 Belajar Berwirausaha Bersama Kopma IPB University operasi Mahasiswa (Kopma) IPB University adalah berwirausaha anggota Kopma IPB University. salah satu Unit