BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN 2442-9805 Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN 2086-4701

IDENTIFIKASI JENIS DAN POTENSI BAMBU ( sp.) SEBAGAI SENYAWA ANTIMALARIA

Agus Sujarwanta1 Suharno Zen2

1, Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro 2, Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: [email protected], [email protected]

Abstract: Malaria is still a health problem in Indonesia caused by the protozoan genus Plasmodium through the bite of the Anopheles mosquito. One of the that can also be used to treat fever caused by parasitic diseases is (Bambusa sp.). The purpose of this research is to identify the type and potential of bamboo as an antimalarial compound in Lampung Province. This research be able to provide an overview of the diversity of bamboo and their potential as an antimalaria compound in Lampung Province in May-July 2020. Primary data collection methods were obtained directly in the field including bamboo stands, both growing wild and cultivating, and describing them. Morphological observations for identification such as rhizome root types; bamboo shoots; branching; culm; leaf; stem; and segments refer to the criteria used by Widjaja (1997). The data is analyzed descriptively and tabulated. The results obtained 14 species of bamboo consisting of 5 genera with 14 species: Gigantochloa robusta, Schizostachyum brachycladum (Kurz), Schizostachyum blumei, Gigantochloa atroviolacea, Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.), Bambusa vulgaris var. striata (Lodd.ex Lindl.), Gigantochloa apus (Kurz), Dendrocalamus strictus, Bambusa maculate (Widjaja), Bambusa glaucophylla (Widjaja), (Backer ex K. Heyne), Dinochloa scandens (Blume ex Nees Kuntze), Bambusa glaucophylla (Widjaja), Dendrocalamus asper (Backer ex K. Heey), Dinochloa scandens (Blume ex Nees Kuntze), Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch. Ex Schult and Bambusa blumeana (Schult.f). Bamboo has the potential for crafts, construction, food, medicine (bamboo shoots from Bambusa vulgaris var. Striata, Gigantochloa apus leaves and water from Dinochloa scandens bamboo stems).

Kata kunci: antimalarial, bamboo

PENDAHULUAN Maluku (Kemenkes, 2013). Menurut Penyakit malaria merupakan Annual Parasite Incidence (API) tahun penyakit menular yang disebabkan oleh 2015 Provinsi Papua menempati posisi protozoa genus Plasmodium melalui teratas berdasarkan sebaran kasus gigitan nyamuk Anopheles. Jenis malarianya, yaitu sebesar 31,93%, protozoa Plasmodium yang paling disusul Papua Barat sebesar 31,29%, dan berbahaya dan paling sering menginfeksi NTT sebesar 7,04% (Kementrian penduduk di Indonesia adalah spesies Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Plasmodium falciparum (Elyzaar dkk, Tingginya insiden malaria 2011). Berdasarkan data hasil riset menimbulkan permasalahan antara lain kesehatan dasar tahun 2013, provinsi ketersediaan obat anti malaria dan dengan insiden dan prevalensi tertinggi peningkatan resistensi obat anti malaria. adalah Papua, Nusa Tenggara Timur, Obat antimalaria di pasaran yang masih Papua Barat, Sulawesi Tengah dan paling baik adalah klorokuin, tetapi

131

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

masalah resistensi Plasmodium menjadi Daun Cocor Bebek Kalanchoe kendala penggunaan klorokuin dan blossfeldiana Poelln (Hermanto, 2014), merupakan masalah serius karena dapat Ketumpang Tridax procumbens L, mengakibatkan kegagalan dalam (Hermanto, 2016), Akar Pasak Bumi pengobatan bahkan kematian, sedangkan Eurycoma Longifolia Jack (Kahtan dkk, alternatif pengganti klorokuin sangat 2018), Batang Talikuning dan Artemisin terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa (Muti’ah, 2010), Daun Johar Cassia penyakit malaria yang terjadi di siamea Lamk (Raharjo dkk, 2014), kulit Indonesia merupakan masalah kesehatan batang mundu Garcinia dulcis Kurz yang serius dan masih sulit untuk dapat (Widodo dkk, 2010), Sambiloto dikendalikan. Beberapa obat pengganti Andrographis paniculata Nees klorokuin seperti mefkloin, halofantrin, (Widyawati, 2015), Calophyllum sp. artesunat sebagian besar memiliki efek (Jamilah, 2019). samping yang tidak menguntungkan Salah satu tumbuhan yang juga sehingga penggunaannya menjadi dapat digunakan untuk mengatasi terbatas (Mustofa, 2009). Di dunia demam yang ditimbulkan oleh penyakit internasional, penggunaan obat herbal akibat parasit yaitu bambu (Bambusa telah banyak diterima secara luas baik di sp). Bambu dipercaya untuk Negara berkembang maupun Negara menurunkan kadar kolesterol darah, obat maju (Jumiarni & Komalasari, 2017). sakit kuning/lever (sirosis hati), obat Salah satu upaya untuk bengkak, batuk berdahak dan demam menemukan dan mengembangkan obat (Wong, 2004). Bambu mudah diperoleh antimalaria baru yang relatif lebih aman dan banyak dimanfaatkan oleh dan murah adalah melalui kegiatan masyarakat untuk berbagai kebutuhan, eksplorasi senyawa aktif dari bahan seperti alat rumah tangga, juga alam. Indonesia yang memiliki bermanfaat secara, ekologi, sosial dan keanekaragaman hayati terbesar di dunia budaya (Widjaja, 2014). Secara ekologi dengan lebih dari 30 ribu spesies bambu mampu menjaga keseimbangan tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat, lingkungan karena mempunyai sistem menjadikan alasan masyarakat untuk perakaran yang dapat mencegah mengobati berbagai penyakit secara terjadinya erosi (Wong, 2004), menjaga tradisional dengan pemanfaatan tanaman sistem hidrologis karena memiliki obat tersebut termasuk pengobatan kemampuan sebagai pengikat air, malaria terutama untuk mengatasi sehingga dapat digunakan sebagai demam yang ditimbulkannya. Beberapa tumbuhan pengkonservasi tanah dan air riset telah dilakukan untuk mendapatkan (Widjaja dkk, 1997). Saat ini, Pulau senyawa kimia yang terkandung di Sumatra adalah sentral keanekaragaman dalam tanaman tertentu dan berpotensi hayati bambu Indonesia dengan jumlah sebagai antimalaria. Tanaman tersebut jenis endemik yang terbanyak yaitu daun Cassia siamea (Ekasari dkk, dibandingkan dengan pulau lain yang 2001), Tanaman Anting-Anting ada di Indonesia yakni dengan 80 jenis (Acalypha indica L.) (Hayati dkk, 2012), dengan 32 jenis merupakan jenis

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 132

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

endemik (Widjaja, 2014). Jumlah ini Pembuatan herbarium dimulai dengan diperkirakan masih dapat bertambah bila mengumpulkan spesimen rebung, ekplorasi dilakukan lebih intensif, percabangan, batang dan daun. terutama di daerah pulau-pulau kecil di Spesimen yang diperoleh disemprot Indonesia (Widjaja, 2001). Indonesia menggunakan alkohol 70% lalu merupakan negara penghasil bambu diletakkan diantara lembaran koran dan terbesar ketiga dunia, setelah Cina dan dimasukkan ke dalam sasak kemudian Thailand (Widnyana, 2012). Salah satu dikering anginkan di bawah kipas angin. provinsi di Pulau Sumatra yang belum Setelah kering spesimen ditempel atau banyak mengeksplor jenis-jenis bambu dijahit menggunakan benang kasur pada adalah Provinsi Lampung. Identifikasi kertas gambar (A3), diberi etiket bambu di Provinsi Lampung belum gantung dan diidentifikasi dengan banyak dilakukan, oleh karena itu menggunakan kunci identifikasi penelitian ini sangat penting untuk (Rugayah dkk, 2004). Pembuatan dilakukan. spesimen herbarium mengikuti prosedur standar oleh Bean (2013) dan METODE Wondafrash (2008) dengan pengepresan Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan pengeringan serta pencatatan eksploratif yaitu penelitian yang kelengkapan data herbarium mengacu menggambarkan apa adanya suatu pada kriteria yang digunakan Widjaja keadaan atau variabel. Metode yang (1997). Keseluruhan data selanjutnya digunakan adalah metode jelajah; teknik ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan samplingnya purposive sampling, yaitu sebelum dilakukan analisis data. Data menjelajahi desa/pekon di Kecamatan primer selanjutnya dianalisis secara Semaka yang telah diidentifikasikan deskriptif. terdapat jenis bambu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu HASIL pengumpulan data primer dilapangan Berdasarkan hasil Identifikasi dengan mencatat morfologi bambu yaitu Jenis Dan Potensi Bambu (Bambusa sp) mulai dari rebung, batang, percabangan, sebagai Senyawa Antimalaria diperoleh buluh pelepah dan daun. Bambu yang 14 spesies tanaman bambu yang tersebar ditemukan diidentifikasi genus dan di Pekon Bangunrejo, Waypanas, dan spesiesnya. Faktor lingkungan yang Betung Kecamatan Semaka Kabupaten dicatat meliputi lokasi keberadaan Tanggamus Hasil Identifikasi Jenis Dan bambu, suhu udara, kelembaban, pH, Potensi Bambu (Bambusa sp) sebagai dan intensitas cahaya. dan data sekunder Senyawa Antimalaria dapat dilihat pada wawancara serta pembuatan herbarium. tabel 1 berikut di bawah ini

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 133

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

NO SPESIES NAMA POTENSI LOKASI UMUM/ PEMANFAATAN DITEMU LOKAL KAN 1 Gigantochloa Bambu Batang bambu dijadikan Pekon robusta mayan, bambu konstruksi bangunan. Bangunrej legi Masyarakat sekitar o mengenal rebung bambu mayan memiliki rasa yang manis dan disukai dibandingkan rebung bambu lain, sehingga sering disebut bambu legi. 2 Schizostachyum Bambu batang bambu digunakan Pekon brachycladum lemang, buluh untuk memasak lemang Bangunrej (Kurz) henik (makanan dari beras ketan) o 3 Schizostachyum Bambu suling, dapat dimanfaatkan untuk Pekon blumei buluh membuat kerajinan suling, Waypanas tamiang, dan pancing. selepah 4 Gigantochloa Bambu hitam, dapat dimanfaatkan untuk Pekon atroviolacea buluh membuat kerajinan meja Waypanas kumbang dan kursi.

5 Gigantochloa Bambu digunakan sebagai bahan Pekon pseudoarundina Gombong, bangunan, bahan baku Bangunrej cea (Steud.) pring lorek, membuat sumpit. o andong, dabuk 6 Bambusa Bambu Bahan kontruksi bangunan, Pekon vulgaris var. kuning, obat hepatitis dan tanaman Waypanas striata (Lodd. bambu gading hias ex Lindl.) 7 Gigantochloa Bambu apus, digunakan sebagai Pekon apus (Kurz) bambu tali anyaman caping, kursi Bangunrej rumah, tampah, besek dan o tali temali. Selain itu dimanfaatkan juga di bidang konstruksi bangunan rumah dan dinding rumah/gedeg.

8 Dendrocalamus Bambu batu digunakan sebagai Pekon strictus anyaman berbagai Waypanas kerajinan dari bambu 9 Bambusa Bambu tutul, dapat digunakan dalam Pekon maculate totol pembuatan meja dan kursi. Banyu (Widjaja) Urip

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 134

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

10 Bambusa Bambu hias, Hiasan pagar Pekon glaucophylla bambu pagar Banyu (Widjaja) Urip 11 Dendrocalamus Bambu digunakan sebagai Pekon asper (Backer betung, anyaman berbagai Betung ex K.Heyne) bambu petung kerajinan dari bambu 12 Dinochloa Bambu air dari batang bambu Pekon scandens cangkoreh, dimanfaatkan untuk obat Waypanas (Blume ex Nees buluh alar batuk. Kuntze) 13 Bambusa Bambu Alat pancing, tiang bendera Pekon multiplex Pancing, Waypanas (Lour.) Bambu pagar, Raeusch. Ex awi krisik Schult (Sunda), pring gendani (Jawa) 14. Bambusa Bambu duri digunakan sebagai pagar Pekon blumeana rumah Waypanas (Schult.f)

Pengamatan terhadap faktor lingkungan juga dilakukan di bawah rumpun bambu dengan mengukur suhu (0C), pH tanah dan kelembaban udara (%) dan intensitas cahaya (lux) diperoleh data pada tabel 2 berikut ini : No Spesies Suhu pH Tanah Kelembaban Intensitas (0C) Udara (%) Cahaya (LUX) 1 Gigantochloa robusta 26 7 83 540 2 Schizostachyum 27 6 85 550 brachycladum (Kurz) 3 Schizostachyum 25 6 85 540 blumei 4 Gigantochloa 26 6 86 545 atroviolacea 5 Gigantochloa 26 7 85 540 pseudoarundinacea (Steud.) 6 Bambusa vulgaris 27 7 84 550 var. striata (Lodd. ex Lindl.) 7 Gigantochloa apus 26 6 85 560 (Kurz) 8 Dendrocalamus 27 7 85 545 strictus

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 135

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

9 Bambusa maculate 27 7 86 545 (Widjaja) 10 Bambusa 26 7 86 550 glaucophylla (Widjaja) 11 Dendrocalamus 25 7 86 565 asper (Backer ex K.Heyne) 12 Dinochloa scandens 26 6 86 560 (Blume ex Nees Kuntze) 13 Bambusa multiplex 27 6 85 560 (Lour.) Raeusch. Ex Schult 14 Bambusa blumeana 26 6 86 540 (Schult.f)

PEMBAHASAN lebih besar daripada cabang lainnya, Berikut deskripsi tanaman bambu dengan jumlah cabang 7-11 cabang dalam yang meliputi gambar morfologi, lokasi satu ruas. Pelepah buluh tertutup bulu ditemukan dan potensi pemanfaatannya. hitam, mudah luruh pada buluh yang tua, 1. Nama : Bambu Mayan pada buluh muda pelepah masih (Gigantochloa robusta) Kurz melekat terutama dibagian pangkal buluh. Nama daerah : Bambu legi Kejur 1-3 mm, memiliki ligula dengan Klasifikasi : bentuk tepi ligula rata, posisi daun Kingdom : Plantae pelepah tertekuk terbalik. Daun Divisi : Magnoliophyta berwarna hijau, panjang daun 23,5-33 cm, Kelas : Liliopsida lebar daun 1,7-3 cm, panjang bulu kejur Ordo : 2-3 mm, panjang ligula 1-2,4 mm dengan Famili : bentuk tepi ligula bergerigi. Genus : Gigantochloa Lokasi ditemukan : Pekon Bangunrejo Spesies :Gigantochloa Potensi pemanfaatan : Rebung bambu robusta Kurz ini juga dapat dijual atau dimakan karena Deskripsi : memiliki rasa yang manis dan lebih Rebung hijau muda tertutup bulu disukai dibandingkan rebung bambu lain, coklat hingga hitam. Batang berwarna sehingga sering disebut bambu legi. hijau tua, tinggi batang diperkirakan mencapai 7-14 m dari permukaan tanah sampai pucuk batang, permukaan batang dilapisi lilin putih, panjang ruas 25-44 cm, diameter batang 2-4 cm, ketebalan batang 3,5-10 mm. Percabangan satu a b

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 136

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

kecil, tinggi 0.5–1 cm, panjang bulukejur 3–4 mm; ligula bergerigi, tinggi 1–2 mm, bulu kejur 1 mm; daun pelepah buluh tegak, pangkal berbentuk segitiga c d melebar, panjang 6–7 cm, lebar 5– 6 cm. Percabangan terdiri atas 4–9 dengan cabang sama besar dengan cabang yang lain setiap buku, tumbuh 30–80 cm e f tingginya dari atas permukaan tanah. Daun 30–37 x 3–5 cm, permukaan atas gundul, permukaan bawah agak berbulu Gambar 1. Bambu Mayan (Gigantochloa halus, tangkai daun hijau kekuningan; robusta) Kurz a. Rumpun bambu b. pelepah daun berbulu, kuping bulat kecil, Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. bulu kejur 2–3 mm; ligula rata, tinggi 1 Cabang f. Daun. mm. 2. Nama : Bambu Lemang Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas (Schizostachyum brachycladum) Potensi pemanfaatan : batang bambu Kurz digunakan untuk memasak lemang Nama daerah : Buluh henik (makanan dari beras ketan). Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Graminales

Famili : Graminae a b Genus : Schizostachyum Spesies : Schizostachyum brachycladum Kurz

Deskripsi : Rebung bentuk ramping mengerucut, pelepah rebung kuning kecokelatan ditutupi miang cokelat c d kemerahan; kuping pelepah rebung membundar; daun pelepah rebung tegak. Buluh tegak, buku-buku dengan cincin/gelang putih yang melingkari buku, buluh tua hijau tua mengkilap, tinggi 11–15 m, diameter buluh 6–7 cm, e f ketebalan dinding 2–3 mm, panjang ruas 30–40 cm. Pelepah buluh tidak mudah Gambar 2. Bambu Lemang luruh, cokelat muda ditutupi bulu (Schizostachyum brachycladum) Kurz a. kemerahan hingga cokelat, panjang 10– Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. 13 cm, lebar 9–11 cm; kuping membulat Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun.

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 137

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

3. Nama : Bambu Suling Potensi pemanfaatan : dapat (Schizostachyum blumei) dimanfaatkan untuk membuat kerajinan Nama daerah : Buluh tamiang, selepah suling dan pancing. Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Sub divisi : Spermatophyta Ordo : Poales a b Famili : Poaceae Genus : Schizotachyum Spesies : Schizostachyum blumei c d Deskripsi : Rebung bentuk ramping, mengerucut, warna pelepah rebung hijau muda; pelepah buluh ditutupi miang e f cokelat kemerahan; kuping pelepah rebung menggaris; daun pelepah rebung tertekuk terbalik. Buluh tegak, Gambar 3. Bambu Suling buku- buku licin (polos), buluh muda (Schizostachyum blumei) a. Rumpun tertutup bulu putih tersebar, buluh tua bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah hijau tua tidak mengkilap. Pelepah buluh Buluh e. Cabang f. Daun. tidak mudah luruh, cokelat muda 4. Nama : Bambu Hitam tertutup bulu hitam pada permukaan (Gigantochloa atroviolacea) abaksial, panjang 6–8 cm, lebar 1–2 Nama daerah : Buluh kumbang, cm, kuping pelepah buluh membulat, wulung bulu kejur panjangnya 0.1–0.3 mm; Klasifikasi : ligula menggerigi, dengan beberapa bulu Kingdom : Plantae kejur halus yang mudah putus dan Divisi : Magnoliophyta pendek; daun mudah gugur. Bambu Sub divisi : Spermatophyta suling mempunyai tipe percabangan Ordo : Poales rhizoma simpodial. Permukaan batang Famili : Poaceae tidak licin, warna batang hijau. Cabang Genus : Gigantochloa muncul di nodus bagian atas batang, Spesies : Gigantochloa jumlah cabang 5 - 15 yang sama besar atroviolacea ukurannya. Warna daun hijau, bentuk Deskripsi : daun lanset, panjang daun 24 cm, lebar Rebungnya hijau kehitaman daun 3 cm, struktur urat daun terlihat dengan ujung jingga, tertutup oleh bulu- jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bulu miang berwarna cokelat hingga bentuk bulu kejur tegak, tinggi hitam. Buluhnya lurus dan tegak, ligula 0,1 cm, bentuk ligula rata. mencapai tinggi 15 m; garis tengahnya 6- Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas 8 cm dan ruas-ruasnya sepanjang 40– 50 cm, tebal dinding buluh 8 mm; hijau gelap ketika muda, berubah menjadi ungu

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 138

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

kehijauan hingga kecokelatan gelap, dengan lampang berupa cincin berwarna pucat atau keputihan pada buku-bukunya; buku-buku dekat tanah dengan sedikit e akar udara. Percabangan muncul tinggi 2– c 3 m di atas tanah; biasanya dengan banyak cabang, yang salah satunya lebih besar daripada yang lain. Pelepah buluh d f mudah rontok, kecuali yang terbawah yang agak bertahan; panjang 16–20 cm, berbulu miang berwarna cokelat gelap Gambar 4. Bambu Hitam Gigantochloa pada sisi luarnya. Daun pelepah buluh atroviolacea. a.Rumpun bambu b. bentuk bundar telur atau lonjong Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. menyegitiga dengan pangkal menyempit Cabang f. Daun 4–9 cm panjangnya, terkeluk balik. 5. Nama : Bambu Gombong Kuping pelepah membulat hingga (Gigantochloa pseudoarundinacea membulat dengan ujung sedikit (Steud.) Widjaja melengkung keluar, lebar 4 mm dan Nama daerah : Pring lorek, andong, tinggi 3–5 mm, dengan bulu kejur 7 mm; dabuk, pring surat ligula menggerigi tak beraturan, tinggi Klasifikasi : 2 mm. Daun pada ranting bentuk lanset, Kingdom : Plantae 20-28 × 2–5 cm ; pelepah daun tertutupi Divisi : Magnoliophyta oleh rambut keputihan ketika muda; Kelas : Liliopsida kuping pelepah kecil, hingga 1 mm, ligula Ordo : Poales menggerigi, tinggi 2 mm. Perbungaan Famili : Poaceae berupa malai pada ranting yang berdaun, Genus : Gigantochloa dengan kelompok-kelompok hingga Spesies :Gigantochloa 18 spikelet pada masing masing bukunya. pseudoarundinacea (Steud.) Spikelet bentuk lanset bulat telur, 8-11 × Deskripsi : 3 mm, berisi 4 floret yang sempurna dan Rebung berwarna hijau, tertutup miang satu floret ujung yang tak sempurna. coklat hingga hitam. Rumpun agak Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas padat; buluh tegak dengan ujung Potensi pemanfaatan : dibuat alat musik melengkung, berwarna hijau dengan seperti angklung, dan digunakan untuk garis-garing kuning saat tua; buluh muda furnitur dan bahan kerajinan tangan. dilapisi miang berwarna coklat, menjadi gundul saat tua. Bambu gombong mempunyai tipe percabangan rhizome simpodial, panjang internodus 37 cm, diameter nodus 14 cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau a b bergaris kuning. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu coklat, keberadaan pelepah batang lepas dari

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 139

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

batang, bentuk daun pelepah tegak, Kingdom : Plantae ukuran kuping pelepah batang 1,2 cm, Divisi : Spermatophyta panjang bulu kejur 1 cm, bentuk ligula Sub divisi : Angiospermae bergerigi, panjang ligula 0,5 cm. Cabang Ordo : Graminales muncul di nodus bagian atas batang, Famili : Gramineae jumlah cabang 4–10. Warna daun hijau, Genus : Bambusa bentuk daun lanset, panjang daun 34 cm, Spesies : Bambusa vulgaris var. lebar daun 5 cm, struktur urat daun striata (Lodd. ex Lindl terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 Deskripsi : cm, bentuk bulu kejur melengkung, Rebung ramping menyegitiga, warna panjang bulu kejur 0,4 cm, tinggi ligula pelepah hijau dengan 3–4 garis kuning 0,2 cm, bentuk ligula bergerigi. ditutupi miang cokelat tua; kuping Lokasi ditemukan : Pekon Bangunrejo membundar; daun pelepah rebung Potensi pemanfaatan : digunakan tegak. Bambu kuning mempunyai tipe sebagai bahan bangunan, bahan baku percabangan rhizome simpodial, panjang membuat sumpit. internodus 27 cm, diameter nodus 8 cm, permukaan batang licin, warna batang kuning bergaris hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu hitam, keberadaan pelepah buluh mudah lepas dari batang, bentuk daun a b pelepah tegak berbentuk segitiga, ukuran kuping pelepah batang 1 cm, panjang bulu kejur 0,8 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. Cabang muncul di c d nodus sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 5. Warna daun hijau, bentuk daun lanset, panjang daun 27,5 cm, lebar daun 4,5 cm, struktur urat daun terlihat jelas, ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur e f tegak,panjang bulu kejur 0,3 cm, tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula rata. Warna tangkai daun hijau kekuningan; Gambar 5. Bambu Gombong permukaan bawah tidak berbulu, Gigantochloa pseudoarundinacea. permukaan atas pelepah daun berbulu; a.Rumpun bambu b.Rebung c. Batang d. kuping pelepah buluh menggaris, tinggi 1 Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun mm dengan bulu kejur yang pendek 1 6. Nama : Bambu Kuning (Bambusa mm; ligula tidak tampak. vulgaris var. striata) (Lodd. ex Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas Lindl.) Gamble Potensi pemanfaatan : Bahan kontruksi Nama daerah : Bambu gading bangunan dan tanaman hias, serta untuk Klasifikasi : obat penyakit kuning atau liver

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 140

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

tingginya berkisar 16–22 m, diameter buluh 6–10 cm, ketebalan dinding 8–11 mm; ruas panjangnya 46–6 cm Bambu apus mempunyai tipe pertanaman rhizome simpodial, panjang b a internodus 43 cm, diameter nodus 7 cm, permukaan batang tidak licin, warna batang hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu kasar, keberadaan pelepah c d batang tidak mudah lepas dari batang, bentuk daun pelepah terkeluk balik, ukuran kuping pelepah batang 0,2 cm, panjang bulu kejur 0,3 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,2 cm. e f Cabang muncul di nodus bagian Gambar 6. Bambu Kuning Bambusa atas batang, jumlah cabang 4–10. vulgaris var. striata. a.Rumpun bambu b. Warna daun hijau,bentuk daun lanset, Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. panjang daun 35 cm, lebar daun 5 cm, Cabang f. Daun struktur urat daun terlihat jelas, ukuran 7. Nama : Bambu Apus (Gigantochloa kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur apus) Kurz tegak, panjang bulu kejur 0,2 cm, tinggi Nama daerah : Bambu tali ligula 0,3 cm, bentuk ligula rata, panjang Klasifikasi : 1–3 mm, gundul. Kingdom : Plantae Lokasi ditemukan : Pekon Bangunrejo Divisi : Spermatophyta Potensi pemanfaatan : digunakan Sub divisi : Angiospermae sebagai anyaman caping, kursi rumah, Kelas : Monocotiledonae tampah, besek dan tali temali. Selain itu Ordo : Graminales dimanfaatkan juga di bidang konstruksi Famili : Gramineae bangunan rumah dan dinding Genus : Gigantochloa rumah/gedeg. Spesies : Gigantochloa apus (Bl. Ex Schult.) Kurz Deskripsi : Rebung bentuk mengerucut, warna pelepah rebung hijau kekuningan tertutup a b bulu hitam lebat; kuping pelepah rebung menggaris; daun pelepah rebung menyebar ketika muda. Buluh tegak, buku-buku polos, miang cokelat di c d bawah buku tersebar, buluh muda tertutup bulu cokelat tersebar, tetapi luruh ketika sudah tua, buluh tua berwarna hijau pucat atau hijau abu-abu,

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 141

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

melengkung keluar dengan bulu kejur panjangnya mencapai 6 mm, ligula menggerigi tidak beraturan dengan tinggi 3-6 mm e f Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas Potensi pemanfaatan : dapat digunakan untuk kerajinan anyaman dari bambu. Gambar 7. Bambu Apus Gigantochloa apus. a.Rumpun bambu b. Rebung c. Batang d.Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun 8. Nama : Bambu Batu (Dendrocalamus strictus) (Hassk.) Kurz a b Nama daerah : Bambu ater Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Angiospermae Sub divisi : Monokotil c d Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Dendrocalamus Spesies :Dendrocalamus strictus (Hassk.) Kurz Deskripsi : e f Rebungnya hijau sampai gelap dengan Gambar 20. Bambu Batu bulu hitam melekat. Batangnya bisa (Dendrocalamus strictus. a.Rumpun mencapai ketinggian 30 m, panjang ruas bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah rumpun dewasa mencapai 40 cm, Buluh e. Cabang f. Daun dengan diameter 5-8 cm dengan buku- 9. Nama : Bambu Tutul (Bambusa buku keputihputihan. Pada buku-buku maculate) Widjaja batang bagian bawah terdapat beberapa Nama daerah : Buluh totol akar udara. Percabangan tumbuh 1,5 Klasifikasi : m dipermukaan tanah, satu cabang lebih Kingdom : Plantae besar daripada cabang lainnya. buluh Divisi : Angiospermae hijau tua, gundul atau dengan bulu coklat Sub divisi : Monokotil tersebar, bagian bawah bukunya sering Ordo : Poales bergaris putih melingkar. Ruas pada Famili : Poaceae bagian bawah buluh tidak terlalu pendek Genus : Bambusa tetapi lebih pendek daripada bagian Spesies : Bambusa maculate tengahnya. Pelepah buluh tertutup bulu Widjaja hitam tersebar, kuping pelepah Deskripsi : buluh membulat sampai agak

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 142

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

Pelepah rebung hijau muda bergaris kuning, susunan pelepah rebung rapat, arah pertanaman rebung searah jarum jam. Akar rimpang bertipe pakimorf, e f akar adventif tumbuh sampai buku ke 3. Ruas batang hijau tua totol-totol coklat tua gundul mengkilat kecuali sekitar buku batang berbulu kempa coklat Gambar 21. Bambu Tutul Bambusa jarang, panjang x diameter ruas batang maculate. a.Rumpun bambu b. Rebung c. 30-39 cm x 6,26- 6,89 cm, pangkal Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. batang bengkok. Pelepah batang segitiga Daun sama kaki melebar, bagian dalam 10. Nama : Bambu Hias (Bambusa daun pelepah batang berbulu kempa glaucophylla) Widjaja jarang dan tidak membentuk pola, Nama daerah : Bambu pagar, daun pelepah batang segitiga sama kaki bambu putih melebar, posisi daun pelepah batang Klasifikasi : tegak, panjang bulu kejur 1-1,20 cm; Kingdom : Plantae ligula gundul. Percabangan satu cabang Divisi : Angiospermae lebih besar dari cabang lainnya, Sub divisi : Monokotil berkas cabang tersusun atas 6-10 cabang. Ordo : Poales Pelepah daun berbulu kempa coklat Famili : Poaceae muda, ligula gundul. Daun hijau, gundul, Genus : Bambusa panjang x lebar helaian daun 34,50 Spesies : Bambusa glaucophylla cm, pangkal daun tumpul. Tangkai daun Widjaja hijau. Helaian oblong, panjang 7,2-14 Deskripsi : cm, lebar1,2-2 cm, hijau permukaan Rebung ramping panjang seperti adaksial dan abaksial gundul ujung daun menyegitiga dengan kuncup hijau melancip, pangkal daun membulat, kekuningan, warna pelepah rebung hijau pertulangan daun menonjol ke arah kekuningan ditutupi bulu hitam tidak abaksial, anak tulang daun (nervus) 15 merata; bentuk kuping membundar; terpusat. posisi daun pelepah buluh tegak. Lokasi ditemukan : Pekon Banyu Urip Buluh muda licin kadang dengan Potensi pemanfaatan : dapat digunakan beberapa bulu hitam tersebar, buku-buku dalam pembuatan meja dan kursi. polos (gundul), buluh tua berwarna hijau kusam, tinggi hingga 5 m, ruas panjangnya 20–25 cm dengan diameter 2–3.2 cm, Pelepah buluh cokelat a b muda dengan permukaan abaksial ditutupi bulu hitam, mudah luruh, panjang pelepah buluh 5–7 cm, lebar pelepah buluh 2–3 cm; bulu kejur 1–2 mm; ligula rata dengan tinggi 1–2 c d mm, tepinya gundul atau agak berbulu;

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 143

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

daun pelepah buluh tegak, menyegitiga Nama daerah : Bambu petung dengan pangkal sempit, panjang daun Klasifikasi : pelepah buluh 1.9–2.3 cm, lebar Kingdom : Plantae 2–2.7 cm. Percabangan muncul diseluruh Subkingdom: Tracheobionta buku-buku pada ruas 1–4 dengan jarak Subdivisi : Spermatophyta 10–25 cm, percabangan 5–6 cabang Divisi : Magnoliophyta dengan satu cabang dominan dan Kelas : Liliopsida cabang lain lebih kecil. Daun panjang 19– Subkelas : Commelinidae 24 cm, lebar 1.5– 2.4 cm, berwarna Ordo : Poales hijau garis putih, permukaan atas dan Famili : Poaceae bawah tidak terdapat bulu (gundul), Genus : Dendrocalamus warna tangkai daun hijau muda; Spesies : Dendrocalamus asper permukaan pelepah daun tidak (Schult.f.) Backer ex berbulu; kuping pelepah daun Heyne membundar, tinggi 1 mm, gundul; ligula Deskripsi : menggerigi, tinggi 1 mm; gundul. Tinggi Rebung bentuk mengerucut (bulat pohon 1,5-2 m, akar rimpang bertipe meruncing), ujung hitam keunguan; pakimorf. pelepah rebung kecokelatan tertutup bulu Lokasi ditemukan : Pekon Banyu Urip lebat berwarna cokelat tua; kuping Potensi pemanfaatan : Tanaman hias. pelepah rebung membundar; daun pelepah rebung tegak. Buluh tegak, berwarna hijau tua keputihan pada bagian atas buluh, bagian pangkal ditutupi bulu halus seperti beludru cokelat, buluh tua dengan totol putih, buku-buku

a b dengan akar udara mulai dari pangkal hingga tengah keatas, tingginya berkisar 16–24 m dengan ujungmelengkung, diameter 14–18 cm, ketebalan dinding 8– 11 cm, ruas panjangnya 40–50 cm. c d Pelepah buluh mudah luruh, permukaan adaksial licin (tidak berbulu), permukaan abaksial cokelat muda tertutup bulu hitam hingga kemerahan,

e f panjang pelepah buluh 20–37 cm dengan lebar 25–30 cm; kupingnya membulat terkeluk keluar dengan tinggi Gambar 22. Bambu Hias Bambusa 15–19 mm, dengan bulu kejur glaucophylla. a.Rumpun bambu b. panjangnya 3–6 mm; ligula menggerigi, Rebung c. Batang d. Pelepah Buluh e. dengan panjang 4–7 mm, daun pelepah Cabang f. Daun buluh tertekuk terbalik, menyegitiga 11. Nama : Bambu Betung dengan dasar menyempit, panjang 15– (Dendrocalamus asper) Backer ex 18 cm, lebar 2–3 cm. Bambu betung K.Heyne

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 144

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

mempunyai tipe percabangan rhizome 12. Nama : Bambu Cangkoreh simpodial, panjang internodus 36 cm, (Dinochloa scandens) Blume ex diameter nodus18 cm, permukaan batang Nees Kuntze tidak licin, warna batang hijau Nama daerah : Buluh alar, kadalan dengan bulu putih. Bentuk ligula Klasifikasi : bergerigi tidak teratur, panjang ligula 0,4 Kingdom : Plantae cm. Cabang muncul di nodus bagian atas Subkingdom: Tracheobionta batang. Warna daun hijau, bentuk daun Subdivisi : Spermatophyta tegak, panjang daun 25 cm, lebar daun 3,2 Divisi : Magnoliophyta cm, struktur urat daun terlihat jelas, Kelas : Liliopsida ukuran kuping pelepah 0,1 cm, bentuk Subkelas : Commelinidae bulu kejur tegak. Lebar daun 27–31 cm x Ordo : Poales 2–4 cm, permukaan atas tidak berbulu, Famili : Poaceae permukaan bagian bawah agak berbulu, Genus : Dinochloa warna tangkai daun hijau kekuningan; Spesies : Dinochloa scandens) permukaan pelepah daun tidak berbulu. Blume ex Nees Kuntze Lokasi ditemukan : Pekon Betung Deskripsi : Potensi pemanfaatan : sebagai Rumpun simpodial dan menjalar, konstruksi kandang ternak, dinding rhizome di bawah tanah, warna buluh rumah, pagar, tiang dan talang air. hijau tua, permukaan buluh halus tanpa bulu, permukaan buluh tanpa lapisan lilin, asal tunas dan percabangan di atas ruas, cabang menyudut ke atas, tipe percabangan banyak yaitu sepasang cabang utama yang tidak sama dari satu tunas primer, warna bulu pada pelepah a b tidak memiliki bulu, permukaan pelepah buluh tidak berbulu, ligula pelepah daun rata, kuping pelepah daun tidak ada bulu kejur, tidak ada kuping pelepah buluh, c d bentuk daun pelepah buluh melanset, pangkal daun pelepah buluh menyempit, pelepah daun tidak berbulu, kuping pelepah daun ada sedikit bulu kejur. Lokasi ditemukan : Pekon e f Waypanas Potensi pemanfaatan : air batang bambu dimanfaatkan untuk obat batuk. Gambar 22. Bambu Betung Dendrocalamus asper. a.Rumpun bambu b. Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. Daun

a b

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 145

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

lebar 5–7 cm; kuping pelepah buluh tidak tampak, ligula menggerigi dan tidak teratur, tinggi 1.5 mm, daun pelepah buluh tegak dan hijau pucat, menyegitiga c d dengan dasar melebar, panjang daun pelepah buluh 7–9 cm, lebar 1–2 cm. Percabangan terdiri atas 7–9 cabang yang besarnya hampir sama tetapi sering satu cabang lebih e f besar daripada cabang lainnya, terletak pada buku-buku di dekat tanah dengan Gambar 12. Bambu Cangkoreh tinggi dari permukaan tanah 25–39 Dinochloa scandens a.Rumpun bambu b. cm. Daun 14–17 cm x 1.5–2 cm, Rebung c.Batang d. Pelepah Buluh e. permukaan atas dan bawah tidak berbulu Cabang f. Daun (gundul), warna tangkai daun hijau 13. Nama : Bambu Pancing (Bambusa kekuningan; kuping hampir tidak tampak multiplex (Lour.) Raeusch. Ex atau seperti bingkai (menggaris), tinggi Schult. 12 mm, bulu kejur pendek; ligula Nama daerah : Bambu pagar, buluh tidak tampak, gundul. mupo, pring gendani Lokasi ditemukan : Pekon Banyu Urip Klasifikasi : Potensi pemanfaatan : Alat pancing, Kingdom : Plantae tiang bendera Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Poales Famili : Poaceae Genus : Bambusa Spesies : Bambusa multiplex a b (Lour) Raeuschel Ex Schult. Deskripsi : Rebung ramping seperti jarum dengan kuncup hijau pucat, pelepah rebung hijau kekuningan, gundul; tidak memiliki kuping pelepah rebung (polos); c d daun pelepah rebung tegak. Buluh berbuku-buku polos; buluh tua hijau tua mengkilap, agak berlilin putih; tingginya mencapai 6–9 m, diameter 1– 1.5 cm, ketebalan dinding 2–4 mm, e f ruas panjangnya 20–35 cm. Pelepah buluh mudah luruh, putih kecokelatan, permukaan abaksial tanpa Gambar 13. Bambu Pancing Bambusa bulu (gundul), dengan panjang 13–18 cm, multiplex. a.Rumpun bambu b. Rebung

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 146

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. tinggi ligula 0,1 cm, bentuk ligula Daun bergerigi. 14. Nama : Bambu Duri (Bambusa Lokasi ditemukan : Pekon Waypanas blumeana) Schult.f. Potensi pemanfaatan : digunakan Nama daerah : Buluh duri, pring sebagai pagar rumah. Pada zaman gesing, pring ori penjajahan Belanda dahulu digunakan Klasifikasi : sebagai pelindung suatu perkampungan. Kingdom : Plantae Belanda kesulitan untuk masuk ke Divisi : Magnoliophyta perkampungan karena terhalang rumpun Kelas : Liliopsida bambu yang berduri, oleh karena itu Ordo : Poales Belanda menjatuhkan koin gulden dari Famili : Poaceae atas pesawat ke rumpun bambu sehingga Genus : Bambusa penduduk berlomba untuk mendapatkan Spesies : Bambusa blumeana dengan cara menebangi bambu. Karena Schult.f. bambu sudah ditebangi maka Belanda Deskripsi : dengan mudah memasuki perkampungan Rebung berwarna jingga, tertutup oleh tersebut. bulu-bulu miang cokelat. Buluhnya tegak, mencapai tinggi 25 m, agak berbiku-biku, berduri; mulai bercabang di atas tanah, berupa satu cabang dominan diikuti oleh cabang lain a b yang lebih kecil. Bambu duri mempunyai tipe percabangan rhizoma simpodial, panjang internodus 20 cm, diameter nodus 9 cm, permukaan batang c d licin, warna batang hijau. Permukaan pelepah batang diselimuti bulu coklat, keberadaan pelepah batang lepas dari batang, bentuk daun pelepah e f menyebar, ukuran kuping pelepah batang 0,6 cm, panjang bulu kejur 1.5 cm, bentuk ligula bergerigi, panjang ligula 0,4 cm. Cabang muncul di nodus Gambar 25. Bambu Duri Bambusa sepanjang batang, jumlah cabang 3 – 7 blumeana a.Rumpun bambu b. Rebung pada setiap nodus, modifikasi berupa c. Batang d. Pelepah Buluh e. Cabang f. duri yang muncul di cabang. Warna daun Daun hijau, bentuk daun lanset, panjang Hasil penelitian ditemukan daun 19 cm, lebar daun 2 cm, struktur sebanyak 14 jenis bambu yang terdiri dari urat daun terlihat jelas, ukuran 4 genus yaitu: Bambusa, Dendrocalamus, kuping pelepah 0,1 cm, bentuk bulu kejur Gigantochloa, Schizostachyum dan tegak, panjang bulu kejur 0,1 cm, Dinochloa yang semuanya mempunyai tipe percabangan rhizoma simpodial.

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 147

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

Percabangan rhizoma bambu bertipe pengambilan buluh pelepahnya sangat simpodial memiliki ruas pendek, arah rapuh dan mudah sobek, sedangkan pada percabangan tidak beraturan dan rapat jenis Gigantochloa apus Kurz dan (Prita, 2012). Warna batang bambu pada Schizostachyum blumei, Schizostachyum Bambusa vulgaris var. striata (Lodd. ex brachycladum Kurz, Dinochloa Lindl.) Gamble berwarna kuning dengan scandens Blume ex Nees Kuntze tidak strip garis hijau, Bambusa maculata mudah luruh (Widjaja, 2001). Widjaja berwarna hijau dengan tutul Pelepah batang adaksial (dalam) coklat kehitaman baik batang tua maupun dari semua jenis bambu licin (tidak muda. Sedangkan warna batang bambu berbulu), sedangkan permukaan pelepah yang lain bewarna hijau. batang abaksial (luar) ada yang berbulu Bambu Dendrocalamus memiliki dan ada yang tidak. Jenis bambu yang batang dengan diameter terbesar memiliki permukaan abaksial berbulu dibandingkan dengan genus lainnya hitam adalah Bambusa maculata (Widjaja, 2001), sedangkan Dinochloa Widjaja., Gigantochloa atter (Hassk.) diameternya paling kecil dibandingkan Kurz, dan Gigantochloa sp., yang berbulu dengan genus yang lain. Perbedaan tipe coklat adalah Bambusa blumeana cabang diantara ke empat genus tersebut Schult.f., Bambusa vulgaris var. striata dibedakan dari ukuran percabangannya. (Lodd. ex Lindl.) Gamble, Tipe cabang pada Bambusa, Dendrocalamus asper Backer ex Dendrocalamus, dan Gigantochloa K.Heyne, Gigantochloa apus Kurz, memiliki satu cabang utama yang lebih Gigantochloa pseudoarundinacea besar, disebut polykotome unequal (Steud.) Widjaja, dan Gigantochloa (Wong, 2004). Pada Bambusa ukuran robusta sedangkan yang berbulu putih cabangnya lebih besar dibandingkan kecoklatan adalah genus Schizostacyum genus Dendrocalamus, dan (Widjaja, 2001). Gigantochloa. Pada Dinochloa Bulu kejur pada pelepah batang cabangnya kecil-kecil banyak keluar dari memiliki ukuran panjang yang bervariasi buku-buku batang (Widjaja, 2001). dari 0,3 cm sampai 1,5 cm. Gigantochloa Pelepah batang juga digunakan apus Kurz dan Gigantochloa atter untuk mengelompokkan bambu ke dalam (Hassk.) Kurz adalah bambu yang tingkatan jenis (Wong, 2004). Pelepah memiliki ukuran terkecil yaitu: 0,3 cm. batang bambu jenis Bambusa blumeana Sedangkan Bambusa blumeana Schult.f. Schult.f., Bambusa maculata Widjaja, memiliki ukuran yang paling panjang Bambusa vulgaris var. striata Lodd. ex bulu kejurnya yaitu: 1,5 cm (Widjaja, Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris 2001). Schard. ex J.C.Wendl., Dendrocalamus Bentuk ligula bergerigi yaitu: asper Backer ex, Dendrocalamus strictus, genus Bambusa, genus Dendrocalamus, Bambusa multiplex Lour. Raeusch. Ex genus Gigantochloa. Tetapi Schult K.Heyne, Gigantochloa Schizostacyum spp dan Dinochloa pseudoarundinacea Steud. Widjaja, memiliki bentuk ligula rata. Bentuk daun Gigantochloa robusta, Gigantochloa pelepah batang pada bambu yang atroviolacea mudah luruh. Pada saat ditemukan pada penelitian ini ada tiga

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 148

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

macam, yaitu tegak, menyebar dan cahaya) bambu dapat tumbuh optimal tertekuk terbalik. Bentuk daun pelepah dengan pH tanah antara 5,0 sampai 6,5, batang pada Bambusa maculata Widjaja, suhu 36 oC, intensitas cahaya 600 lux dan Bambusa vulgaris var. striata Lodd. ex kelembaban minimum 80% Lindl. Gamble, Bambusa vulgaris (Mangunwardoyo, 1992). Dengan Schard. ex J.C.Wendle, Dendrocalamus demikian, faktor lingkungan tersebut asper Backer ex K.Heyne, Gigantochloa memenuhi syarat untuk tumbuhnya atter Hassk. Kurz, Gigantochloa bambu. pseudoarundinacea Steud. Widjaja, Gigantochloa robusta, dan Dinochloa KESIMPULAN adalah tegak. Pada Bambusa blumeana Hasil penelitian yang dilakukan di Schult.f. posturnya menyebar, sedangkan Pekon Bangunrejo, Waypanas, Banyu pada Gigantochloa apus Kurz, dan Urip dan Betung Kecamatan Semaka Schizostacyum spp tertekuk terbalik Kabupaten Tanggamus diperoleh 14 (Widjaja, 2001). spesies bambu yang terdiri dari 5 genus Helai daun berbentuk lanset, dengan spesies : Gigantochloa robusta, berwarna hijau dan struktur daunnya Schizostachyum brachycladum (Kurz), terlihat jelas. Helai daun bambu yang Schizostachyum blumei, Gigantochloa memiliki ukuran terkecil adalah Bambusa atroviolacea, Gigantochloa blumeana Schult.f, panjang dan lebar pseudoarundinacea (Steud.), Bambusa daun sebesar 19 x 2 cm. Sedangkan vulgaris var. striata (Lodd. ex Lindl.), bambu yang memiliki ukuran terbesar Gigantochloa apus (Kurz), adalah Gigantochloa apus Kurz yaitu 35 Dendrocalamus strictus, Bambusa x 5 cm. maculate (Widjaja), Bambusa Populasi bambu banyak glaucophylla (Widjaja), Dendrocalamus ditemukan dari jenis Gigantochloa. apus, asper (Backer ex K.Heyne), Dinochloa Gigantochloa robusta dan Gigantochloa scandens (Blume ex Nees Kuntze), pseudoarundinacea (Steud.) yang hidup Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch. Ex di pekarangan/kebun masyarakat. Hal ini Schult dan Bambusa blumeana (Schult.f). dapat disebabkan karena ketiga jenis Berdasarkan hasil wawancara, bambu bambu ini banyak dimanfaatkan oleh yang ditemukan memiliki potensi untuk masyarakat sebagai kerajinan, konstruksi, dimanfaatkan sebagai kerajinan, obat hepatitis, obat batuk, antipiretik dan konstruksi, pangan, obat (rebung bambu rebungnya dikonsumsi sehingga banyak Bambusa vulgaris var. Striata, daun dibudidayakan. Sedangkan populasi Gigantochloa apus dan air batang bambu yang sedikit/sukar ditemukan Dinochloa scandens). yaitu Gigantochloa atroviolacea, Schizostachyum blumei, Dendrocalamus SARAN strictus, Bambusa maculate Widjaja, Perlunya dilakukan penelitian Bambusa blumeana Schult.f, Dinochloa lebih lanjut untuk mengetahui kandungan scandens Blume ex Nees Kuntze. senyawa aktif pada bambu yang Pengamatan terhadap faktor lingkungan berpotensi sebagai obat malaria berbasis (suhu, pH, kelembaban, intensitas tanaman lokal Indonesia.

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 149

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

Seminar Nasional Ilmu UCAPAN TERIMAKASIH Pengetahuan dan Teknologi Peneliti mengucapkan Jenderal Ahmat Yani:40-48 terimakasih kepada Universitas Jamilah. 2019. Penemuan senyawa aktif Muhammadiyah Metro atas pendanaan baru dari Calophyllum sp sebagai hibah OPR Institusi, terimakasih kepada bahan obat antikanker dan saudara Agung Dedi Putra sebagai antimalaria di Indonesia. Orasi informan dan guide selama pengambilan pengukuhan professor riset bidang sampel bambu. Tak lupa juga ucapan teknologi kimia. LIPI Jakarta. terimakasih kepada semua pihak yang Jumiarni, W. O. and Komalasari, O. 2017. telah membantu demi terlaksananya Eksplorasi jenis dan pemanfaatan penelitian ini. tumbuhan obat pada masyarakat suku muna dan dipemukiman Kota DAFTAR RUJUKAN Wuna. Balitbangda Provinsi Bean T. 2013. Collecting and Preserving Sulawesi tenggara, baligbangda Specimens, A Manual. State Provinsi Sumatra Selatan, of Queensland. Departement of 22(April), pp. 45–56. Science. Queensland Kementerian Kesehatan. 2013. Riset Berlian, N, dan Rahayu, E. 1995. Jenis Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: dan Prospek Bisnis Bambu. Badan Penelitian dan Penebar Swadaya Jakarta. Pengembangan Kesehatan Ekasari W., Wahjo D., Yoes P. D. 2001. Kementrian Kesehatan Republik Uji antimalaria in vitro dari ekstrak Indonesia. 2016. Infodatin etanol, kloroform daun Cassia Malaria, Pusat Data dan Informasi siamea. Majalah Kedokteran Kemenkes RI. Jakarta Tropis Indonesia. Vol. 12 No. 12 Kahtan, M. I., Astuty, H., dan Wibowo, September 2001. H. 2018. Uji Antimalaria Ekstrak Elyzaar I. R. F., Hay S. I., Baird J. K. Akar Pasak Bumi (Eurycoma 2011, Malaria distribution, Longifolia Jack) dan Pengaruhnya prevalence, drug resistance and terhadap Ekspresi TNF-α pada control in Indonesia. AdvParasitol. Mencit yang diinfeksi Plasmodium 74: 41–175. berghei. Majalah Kedokteran UKI Hermanto, F. 2014. Uji Aktivitas 2018 Vol XXXIV No.2. Jakarta Antimalaria Ekstrak Etanol Daun Mangunwardoyo, P. 1992. Pedoman Cocor Bebek (Kalanchoe Budidaya Bambu. Jakarta: blossfeldiana Poelln.) pada Departemen Kehutanan. Plasmodium falciparum 3D7, 2 Mustofa. 2009. Obat Antimalaria Baru: (December), pp. 54–58. Antara Harapan Dan Kenyataan. Hermanto, F. 2016. Uji Aktivitas Pidato pengukuhan jabatan guru Antimalaria Ekstrak Etanol Herba besar Universitas Gadjah Mada . Ketumpang (Tridax procumbens L) Yogyakarta:. pada Plasmodium falciparum Galur Muti’ah, R. 2010. Kombinasi Ekstrak 3D7, in. Cimahi: Prosiding Batang Talikuning dan Artemisin

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 150

SUJARWANTA, A. & ZEN, S., IDENTIFIKASI ….....

sebagai Obat Antimalaria terhadap Kedokteran Nusantara. Vol. 40 No. Plasmodium berghei, 26(1), pp. 8– 3. 13. Wondafrash, M. 2008. A Preliminary Prita, B. 2012. Konservasi Ex-Situ Bambu Guide to the Plant Collection, Duri (Bambusa blumeana J.A. & Identification And Herbarium J.H. Schultes) Di Arboretum Techniques. Addis Ababa. The Bambu Kampus Darmaga. Skripsi. national Herbarium AAU. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wong, K. M. 2004. The Raharjo, A., Ekasari, W dan Hafid, A.F. Amazing Grass. International Plant 2014. Uji Aktivitas Antimalaria Genetic Resources Institute Ekstrak Air Daun Johar (Cassia (IPGRI) and University Malaya. siamea Lamk) Terhadap Kuala Lumpur. Plasmodium berghei Secara In Vivo. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. Vol. 1, No.1 Juni 2014 Rugayah, Retnowati A, Windadri F. I. & Hidayat A. 2004. Pedoman Pengumpulan Data Keanekaragaman Flora. Bogor: Puslit-LIPI.pp. 5– 42. Widodo, G. P. dan Rahayu, M. P. 2010. Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat kulit batang mundu (Garcinia dulcis Kurz), pp. 238– 242. Widjaja E. A. 1997. New Taxa in Indonesian Bamboos. Reindwartia 11(2): 57–152. Widjaja E. A. 2001. Identikit Jenis-jenis Bambu di Kepulauan Sunda Kecil. Puslitbang Biologi -LIPI. Bogor. Widjaja E. A. 2014. Budidaya bambu untuk menunjang pemanfaatan dan konservasinya. Makalah dalam Lokakarya Bambu Flores di Borong tanggal 2–5 September 2014. Widnyana, K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya. Bumi Lestari, [S.l.] 8(1): 1–10. ISSN 2527-6158. Widyawati, T. 2015. Aspek Farmakologi Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Majalah

BIOEDUKASI VOL 11. NO 2 NOV 2020 151