Buku Saku Penanganan Covid-19 Provinsi Banten
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN BUKU SAKU PENANGANAN COVID-19 DI PROVINSI BANTEN CALL CENTER DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN 0852 1577 9659 Dr. H. Wahidin Halim, M.Si H. Andika Hazrumy, S.Sos.,M.AP Gubernur Banten Wakil Gubernur Banten COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus�severe�acute�respiratory�syndrome� coronavirus 2�(SARS-CoV-2).�COVID-19�dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan,� mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti�pneumonia. COVID-19 (coronavirus disease�2019) adalah jenis penyakit baru yang disebabkan oleh virus dari golongan�coronavirus, yaitu SARS-CoV-2 yang juga sering disebut�virus Corona. Kasus pertama penyakit ini terjadi di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Setelah itu, COVID-19 menular antarmanusia dengan sangat cepat dan menyebar ke puluhan negara, termasuk Indonesia, hanya dalam beberapa bulan. Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan�lockdown�untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Bila Anda memerlukan pemeriksaan COVID-19, dapat diarahkan ke fasilitas kesehatan terdekat atau laboratorium swasata Merujuk pada data tersebut, tingkat kematian (case fatality rate) berdasarkan kelompok usia adalah sebagai berikut : 0–5 tahun: 0,58% 6–18 tahun: 0,20% 19–30 tahun: 0,30% 31–45 tahun: 1,06% 46–59 tahun: 4,36% >60 tahun: 11,98% Dari seluruh penderita COVID-19 yang meninggal dunia, 0,6% berusia 0–5 tahun, 0,7% berusia 6–18 tahun, 2,8% berusia 19–30 tahun, 11,4% berusia 31–45 tahun, 35,9% berusia 46–59 tahun, dan 48,7% berusia 60 tahun ke atas. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, 56,6% penderita yang meninggal akibat COVID-19 adalah laki-laki dan 43,4% sisanya adalah perempuan. Penyebab COVID-19 COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru dari�coronavirus� (kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus Corona bisa menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia. Pada penghujung tahun 2020, beberapa laporan kasus menyebutkan bahwa virus Corona telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian baru, misalnya�varian delta. DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN Faktor Risiko COVID-19 COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja, tetapi�efeknya�akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila menyerang orang lanjut usia,�ibu hamil,�perokok, penderita�penyakit tertentu, dan orang yang daya tahan tubuhnya lemah, seperti�penderita kanker. Karena mudah menular, penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para tenaga medis yang merawat pasien COVID-19. Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang melakukan kontak dengan pasien COVID-19 perlu menggunakan�alat pelindung diri (APD). Selain itu,� pemerintah bersama perusahaan farmasi dan berbagai institusi kesehatan kini juga tengah mengembangkan dan meneliti vaksin COVID-19. Setelah melalui uji klinis dan dinyatakan efektif dan aman diberikan pada manusia,� pembuatan vaksin COVID-19�akan diteruskan agar dapat diberikan kepada masyarakat. Gejala COVID-19 Gejala awal�infeksi COVID-19 bisa�menyerupai�gejala flu,�yaitu demam, pilek, batuk kering,�sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.� Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di atas muncul ketika�tubuh bereaksi melawan virus COVID-19. Secara umum, ada tiga gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi COVID-19, yaitu: Demam�(suhu tubuh di atas 38°C) Batuk kering dan Sesak napas Selain gejala di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi COVID-19, yaitu: Mudah lelah, Nyeri otot, Nyeri dada, Sakit tenggorokan Sakit kepala, Mual atau muntah, Diare, Pilek atau hidung tersumbat Menggigil, Bersin-bersin, Hilangnya kemampuan mengecap rasa Hilangnya kemampuan mencium bau (anosmia) Gejala COVID-19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Sebagian�pasien COVID-19 pun ada yang mengalami penurunan oksigen tanpa adanya gejala apa pun. Kondisi ini disebut�happy hypoxia.�Selain itu, beberapa laporan kasus juga menyebutkan bahwa sebagian pasien COVID-19 dapat mengalami�ruam kulit. Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan rapid test atau�PCR. Untuk menemukan tempat melakukan� rapid test�atau PCR di sekitar rumah Anda, klik di�sini. Pada beberapa penderita, COVID-19 dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali. Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak mengalami gejala disebut sebagai kasus konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa menularkan COVID-19 ke orang lain. Pada bulan juli 2020, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengganti istilah operasional lama pada COVID-19, seperti ODP, PDP, OTG menjadi istilah baru, yakni�suspek, probable, dan konfirmasi. RESIKO PENULARAN ORANG SAKIT – ORANG SEHAT RESIKO PENULARAN 100% RESIKO PENULARAN 70% RESIKO PENULARAN 5% RESIKO PENULARAN 1,5% YANG DAPAT DIGUNAKAN* N95 Masker Medis/Bedah Masker Kain SNI Masker Kain Tips Perawatan COVID -19 di RUMAH INFEKSI SEKUNDER Terkadang COVID-19 berat dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder dan infeksi jamur. Jika demikian tenaga kesehatan dapat menyarankan antibiotik dan antijamur. Ikuti intruksi tersebut dengan ketat dan jangan melakukan pengobatan sendiri. Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik. COVID-19 disebabkan oleh virus, antibiotik tidak bedampak pada virus Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan steroid* Penggunaan berlebih steroid dapat berdampak serius dan mengancam nyawa, termasuk infeksi mukormikosis (“jamur hitam”) Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan obat lain tanpa anjuran dari tenaga kesehatan WHO tidak merekomendasikan penggunaan Hidroksiklorokuin, Lovinapir/Ritonavir *Steroid yang biasanya diresepkan /dianjurkan oleh tenaga kesehatan meliputi deksametason, metilprednisolon, predsnison, dan hidrokortison Sumber : WHO KENALI GEJALA COVID-19 PADA ANAK Demam Batuk Pilek Nyeri tenggorokan Sakit kepala Mual Muntah Lemas Ruam kulit Laju napas Tanda bahaya: < 2 bulan: ≥60x/menit, 2–11 bulan: ≥50x/menit, 1–5 tahun: ≥40x/menit, 5 tahun: ≥30x/menit Mengetahui kapan mencari pertolongan Waspada Bawa anak ke Rumah Sakit bila ada gejala: Anak banyak tidur/kesadaran turun Napas cepat Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis Saturasi oksigen < 95% Mata merah, ruam, leher bengkak Demam > 7 hari Kejang Tidak bisa makan dan minum Mata cekung BAK berkurang HUBUNGI DOKTER JIKA MUNCUL TANDA BAHAYA/PERHATIAN KHUSUS Banyak Tidur / kesadaran turun Napas Cepat Hidung Kembang kempis Saturasi oksigen <95% Muntah, Mencret & asupan kurang tanda dehidrasi Kejang Demam disertai mata merah Anak dengan penyakit kronik KENALI GEJALA COVID-19 PADA ANAK SYARAT ISOLASI MANDIRI Tanpa gejala Gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam Anak aktif, bisa makan dan minum Menerapkan etika batuk Memantau gejala/keluhan Pemeriksaan suhu 2 kali sehari (pagi dan malam) Lingkungan rumah/kamar dengan ventilasi yang baik Notes: Ortu dapat tetap mengasuh anak yang positif (disarankan yang risiko terhadap gejala berat COVID-19) Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi Bersama Jika orangtua dan anak berbeda status COVID, disarankan berikan jarak tidur 2 meter, di kasur terpisah Berikan dukungan psikologis pada anak Alat yang perlu disediakan di rumah Termometer ( Pengukur Suhu ) Oxymeter ( pengatur saturasi oksigen dan frekuensi nadi ) OBAT YANG PERLU DISIAPKAN DI RUMAH Obat Demam Multivitamin Vitamin C : 1-3 tahun : max 400 mg/hari 4-8 tahun : 600 mg/hari 9-13 tahun : max 1200 mg/hari 14-18 tahun : 1800 mg/hari Vitamin D3: < 3 tahun : 400 u/hari Anak : 1000 u/hari Remaja : 2000 u/hari Remaja obesitas : 5000 u/hari Zink 20 mg/hari selama 14 hari Gunakan Masker * Anak usia 2 tahun ke atas atau yang sudah dapat menggunakan dan melepas masker, dianjurkan menggunakan masker * Masker harus terpasang tepat * Berikan “istirahat masker” jika anak berada di ruangan sendiri atau ada jarak 2 meter dari pengasuh * Masker tidak perlu digunakan saat anak tidur * Pengasuh yang berada dalam ruangan yang sama harus menggunakan masker atau pelindung mata bila memungkinkan Etika batuk & bersin * Tutup mulut dan hidung dengan tisu * Tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam KASUS PROBABEL * Kasus suspek dengan ISPA Berat / ARDS Selesai Isolasi Sembuh /meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan COVID - 19 Rawat di RS * Tidak dapat dilakukan pengambilan specimen Rujukan untuk pemeriksaan RT PCR Kematian TANPA GEJALA ISOLASI DIRI DI Tanpa follow up •KASUS (ASIMPTOMATIK) RUMAH RT-PCR KONFIRMASI ISOLASI DIRI DI Tanpa follow up GEJALA RINGAN Selesai Isolasi Sembuh •Seseorang yang RUMAH RT-PCR dinyatakan positif terinfeksi virus COVID- 19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan labolatorium RT-PCR RUJUK KE RS Tanpa follow up GEJALA SEDANG DARURAT RT-PCR Kematian RUJUK KE RS Follow up RT- GEJALA BERAT RUJUKAN PCR 1 Kali LAPORKAN KONDISI ANAK KEPADA PETUGAS KESEHATAN Loogbook Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Gejala Tanggal Demam Batuk Pilek Nyeri Kepala Diare Muntah Ruam Panduan Isolasi Mandiri Anak - IDAI Loogbook Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Gejala Tanggal Suhu Saturasi O2 Frekuensi Nadi Laju Nafas Keluhan Lain