Ritual Tari Darwis Berputar Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani Di Jakarta

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Ritual Tari Darwis Berputar Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani Di Jakarta 1 TRADISI SAMA’ (MENYIMAK) DI INDONESIA STUDI KASUS; RITUAL TARI DARWIS BERPUTAR TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) oleh Indah Rahmawati NIM: 104022000801 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 2 ABSTRAK Secara literer, makna sama’ yakni mendengarkan. Istilah tersebut dipakai oleh kaum sufi untuk menyebut ritual menyimak syair yang dinyanyikan atau dibacakan dengan atau tanpa iringan musik. Penekanannya adalah lebih pada pengalaman menyimak (syair) daripada menikmati pertunjukkan musiknya. Tujuan dari ritual ini adalah ketenangan jiwa. Sebagian tarekat memasukkan unsur tari didalamnya. Adapun ritual sama’ dengan tari yang masih bertahan hingga kini adalah Tari Darwis Berputar, karya Jalaluddin Rumi sekaligus pendiri tarekat Mawlawiyyah. Sebagian kaum syariat melarang praktek ritual ini, karena dinilai bid’ah. Memang dalam aturan sufi, praktek ritual ini sebenarnya dilarang bagi masyarakat umum yang tidak mengerti ritual ini. Tetapi dalam perkembangannya, tari ini dipentaskan sebagai sebuah karya seni ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam pertunjukkan-pertunjukkan pentas, tari ini berubah fungsi menjadi media dakwah tersendiri, menawarkan sudut pandang sosial berbeda, bahkan memberikan corak baru dalam dinamika budaya di Indonesia. Di Indonesia, tradisi ini dipertahankan oleh Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani dan Anand Ashram. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana dan seperti apa tradisi sama’ tari ini berkembang di Indonesia melalui tarekat Naqsyabandi Haqqani. Bagaimanakah posisinya dalam tradisi budaya yang religius di Indonesia, bagaimana masyarakat social pada umumnya menilai tradisi sama’ tari ini, dan sejauh mana kontribusinya dalam dakwah Islam di Indonesia khususnya Jakarta. Metode penelitian yang akan digunakan dalam pembahasan tulisan ini adalah metode historis yang menggunakan pendekatan social-antropologi. Sedangkan subjek dari tulisan ini adalah tradisi ritual sama’ Tari Darwis Berputar yang dilakukan oleh sebuah tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Naqsyabandi terbagi menjadi Mujadiyyah, Khalidiyyah, Mazhariyyah, dan Haqqani. Naqsyabandi sendiri sebenarnya merupakan tarekat yang sejak lama berpengaruh di Indonesia. Di Indonesia, Naqsyabandi termasuk salah satu tarekat yang taat syariah. Sedangkan Terekat Naqsyabandi yang melaksanakan tradisi sama’ tari ini ialah Naqsyabandi Haqqani Rabbani. 3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan juga nikmat yang begitu banyak sehingga dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad saw dan seluruh keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Penulis tentu tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Abd. Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, MA., selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam serta Bapak Usep Abdul Matin, SAg., MA., MA., selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. 3. Bapak Dr. Sudarnoto Abdul hakim, MA, selaku dosen Pembimping Skripsi yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skrpsi ini dengan baik 4. Bapak Drs. Saidun Derani, MA, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu proses skripsi ini dan Bapak H. Nurhasan, SAg, MA., selaku dosen Seminar Skripsi. 5. Bapak-bapak serta ibu-ibu dosen Fakutas Adab dan Humaniora, terutama kepada dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang 4 telah memberikan ilmunya selama masa kuliah, serta staf-staf pegawai akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penulis untuk mendapat buku-buku bacaan pada saat masa kuliah dan saat menyelesaikan skripsi ini. 7. Para Syekh serta anggota, baik pengikut maupun partisipan Tarekat Naqsyabandi Haqqani Kampung Melayu, dan Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani di Bulungan dan Cinere yang telah memberikan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Orang tua tercinta bapak Subarno dan ibu Suci Utami yang telah mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih yang tak terhingga atas doa yang tak henti-henti serta ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak serta adik penulis, Rachmat Fadillah dan Aulia Istita’ah Zahriani yang tutut memotivasi penulisan skripsi ini, serta teman- teman Fuad Adrian Salasa, Muhammad Khamdi, Fahmi Irfani, Nurendah Muthiah, Cenun, Muthmainnah, Setyadi Sulaiman, Rahmiwati, Khairuddin, Aini, Fatimah, Siti Rohimah, Marni, Anita, Munah, Maria, Glen, Syarif, Tia, Endah, Ida, Nengkomariah dan teman-teman mahasiswa jurusan SPI lainnya angkatan 2004. 5 Demikianlah ucapan terima kasih penulis, semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan semua pihak yang memerlukannya. Ciputat, 20 Juni 2009 Indah Rahmawati 6 DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………………...i KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………7 C. Tujuan Penulisan………………………………………........................8 D. Tinjauan Pustaka.……………………………………………………...8 E. Metodelogi Penulisan ………………………………………………..10 F. Sistematika Penulisan………………………………………………...14 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA A. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Tarekat Naqsyabandi Haqqani di Jakarta……………..………………………………………………16 B. Karakteristik Tarekat Naqsyabandi Haqqani ……………………….23 C. Munculnya Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani………………...35 BAB III. SEJARAH PERKEMBANGAN TRADISI SAMA’ A. Pengertian Sama’……………………………………………….........41 B. Unsur Tari dalamSama’……………………………………...……....46 C. Kronologi Sejarah Tradisi Tari Darwis Berputar…………..………...50 D. Beberapa Kasus Ritual Tari Darwis Berputar di Indonesia………….53 7 BAB IV. TRADISI TARI DARWIS BERPUTAR TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA A. Pertunjukan Tari Darwis Berputar sebagai bagian dari Komunitas Zikir Kota ……………………………………………………………65 B. Fungsi Tradisi Tari Darwis Berputar pada Lingkup Sosial- Budaya.. 71 C. Tari Sufi dalam Pentas Seni sebagai Dakwah Sufistik Baru……….. 76 D. Redefinisi Praktik Spiritual dalam Pentas Tari Darwis Berputar…… 79 E. Reaksi Masyarakat dan Pandangan Kaum Syari’at………………….82 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…………………………… ….……………………….. 87 B. Saran…………………………………………………………………88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 25 Oktober 2007, untuk kesekian kalinya Tari Darwis Berputar kembali terlihat dipentaskan di salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta. Bertempat di Taman Ismail Marzuki, ternyata tarian sufi ini dibawakan dalam rangka memperingati 800 kelahiran Jalaluddin Rumi.1 Beberapa kedutaan untuk Indonesia seperti Iran dan Turki, turut menghadiri acara tersebut. Tidak hanya itu saja, badan PBB, UNESCO selain mengangkat ketika itu tahun 2007 sebagai tahun Rumi, juga menyatakan Tari sufi Darwis Berputar sebagai salah satu karya seni terbesar dunia.2 Tari Darwis Berputar, kini menjadi karya seni Islam kelas dunia yang layak mendapat perhatian dari seluruh masyarakat di dunia. Baik muslim atau non-muslim dapat melihat tari sufi ini sebagai sebuah tradisi ritual, atau karya seni religius yang menceritakan sisi lain dari Islam. Meskipun begitu, pada kenyataannya, tradisi tari melibatkan unsur musik dan syair masih merupakan persoalan di dunia Islam sendiri. 1 Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad bin Husyain al-Khatibi al-Bahri. Nama Rumi, merupakan julukan karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, yang ketika itu termasuk kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Abdul Hadi W. M, Hermeneutika, Estetika, dan Religiusitas: Esai-Esai Sastra Sufistik Dan Seni Rupa, (Matahari : 2003, Yogyakarta)hal. 145 Rumi juga dikenal sebagai mistikus islam terbesar di dunia, karena hingga kini syair- syairnya berhasil mempengaruhi perkembangan sastra dunia, termasuk di Barat. Kajian tentang hidup dan karyanya masih berlangsung hingga saat ini. Idris Syah, Jalan Sufi, Reportase Dunia Ma’rifat terj. Jok S. Kahhar dan Ita Masyita, (Risalah Gusti: 1999, Jakarta) hlm 114 2 Lihat makalah Abdul Hadi, “Rumi dan Relevansi Sastra Rumi”, 07 Mei 2007. disampaikan pada acara Bulan Sastra di fak. Adab UIN Jakarta. Pada tanggal 07 Mei 2007 9 Musik, syair, dan tari memang merupakan aspek yang populer dalam dunia sufisme, terutama kaitannya dengan ritual Sama’. Kekhusyukan Sama’ diyakini mampu membawa jiwa sang sufi untuk menyatu dengan jiwa Tuhannya. Sama’ merupakan penawar rasa rindu manusia kepada Tuhan yang melewati batas hubungan antara hamba dengan Tuhan itu sendiri, bahkan melebihi ibadah wajib lain seperti solat. Dengan kata lain, dalam Sama’ sebenarnya, musik dan syair merupakan kesatuan mekanisme zikir dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan gerakan tubuh (tari) merupakan sebuah ekspresi lahiriyah yang lahir
Recommended publications
  • Rituals of Islamic Spirituality: a Study of Majlis Dhikr Groups
    Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Rituals of Islamic Spirituality A STUDY OF MAJLIS DHIKR GROUPS IN EAST JAVA Arif Zamhari THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY E P R E S S E P R E S S Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] This title is also available online at: http://epress.anu.edu.au/islamic_citation.html National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Author: Zamhari, Arif. Title: Rituals of Islamic spirituality: a study of Majlis Dhikr groups in East Java / Arif Zamhari. ISBN: 9781921666247 (pbk) 9781921666254 (pdf) Series: Islam in Southeast Asia. Notes: Includes bibliographical references. Subjects: Islam--Rituals. Islam Doctrines. Islamic sects--Indonesia--Jawa Timur. Sufism--Indonesia--Jawa Timur. Dewey Number: 297.359598 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design and layout by ANU E Press Printed by Griffin Press This edition © 2010 ANU E Press Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changesthat the author may have decided to undertake.
    [Show full text]
  • Downloaded from Brill.Com09/27/2021 05:58:04PM Via Free Access 130 Book Reviews
    Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde Vol. 165, no. 1 (2009), pp. 129–189 URL: http://www.kitlv-journals.nl/index.php/btlv URN:NBN:NL:UI:10-1-100095 Copyright: content is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License ISSN: 0006-2294 Book reviews Johnny Tjia, A grammar of Mualang; An Ibanic language of West Kalimantan, Indonesia. Leiden: LOT (Netherlands Graduate School of Linguistics), 2007, 438 pp. ISBN 9789078328247. Price: EUR 32.27 (paperback). ALEXANDER ADELAAR Asia Institute, University of Melbourne [email protected] The traditional languages in Indonesia’s West Kalimantan Province are pre- dominantly Malayic and Bidayuhic (although some other language groups are also represented). Mualang belongs to the Ibanic branch of the Malayic lan- guage group and is spoken in the Belitang Hulu, Belitang Hilir and Belitang districts of Sekadau Regency (formerly part of Sanggau Regency). Based on purely linguistic criteria, it is clearly in a dialect relation with Iban, one of the main languages in Sarawak and a minority language in West Kalimantan. It is probably even more like Iban than some other Ibanic languages, which have not developed the diphthongs that are so typical of Iban and Mualang (for example, datay ‘come’; jalay ‘road’; tikay ‘mat’). Notable differences between the two varieties are that Iban does not exhibit nasal preplosion and postplo- sion (see below), and that Iban has acquired a transitive suffix –ka, whereas in Mualang this element is still a preposition. According to Tjia, another dif- ference is that in Iban mid vowels are phonemic whereas in Mualang they are allophones of high vowels, but this is just a matter of analysis, as Scott (1957) was able to show that Iban high and mid vowels were still allophones, in spite of the rather non-phonemic Iban spelling conventions.
    [Show full text]
  • Charisma and Rationalisation in a Modernising Pesantren: Changing Values in Traditional Islamic Education in Java
    Charisma and Rationalisation in a Modernising Pesantren: Changing Values in Traditional Islamic Education in Java Achmad Zainal Arifin A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy Religion and Society Research Centre University of Western Sydney, Australia 2013 Principal Supervisor: Professor Dr. Julia Day Howell Associate Supervisor: Professor Dr. Bryan S. Turner Dedication My beloved wife, Irfatul Hidayah, and my children, Muhammad Zeva Wagiswari and Athifa Ramaniya, for your patience and support during my study My parents, Bapak Tholchah Aziz (Alm.) and Ibu Aisyah, and brothers and sisters, Mbak Iva, Mas Barok, Mas Mus, Mbak Ema, Yuni and Nuk, for your sincere prayers for my success Bapak Syamsuddin (Alm.) and Ibu Jauharoh, and all families in Tebon, for kindly support and help to me and my family Phd Thesis | Achmad Zainal Arifin | ii Acknowledgements My study would never have been undertaken without support from a number of people and institutions. First of all, I would like to thank AusAID officers, who granted me the Australian Leadership Award Scholarship (ALAS) and the Allison Sudrajat Award (ASA) to start my PhD program at Griffith University and finish it at University of Western Sydney (UWS). I also thank the Dean of the Social Sciences and Humanities Faculty (FISHUM) and staff, for their understanding in letting me finish this study, though I joined the faculty only a couple of months before, and KH. Ahmad Munawwar (Gus Tole), the board members of Komplek L, Pesantren al-Munawwir Krapyak, and all fellow santri, who helped and supported me in my application for the scholarship, as well as providing me with valuable data during my fieldwork.
    [Show full text]
  • Fungsi Serta Makna Simbolik Gamelan Sekaten Dalam Upacara Garebeg Di Yogyakarta A.M
    Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis S2 Fungsi Serta Makna Simbolik Gamelan Sekaten dalam Upacara Garebeg di Yogyakarta A.M. Susilo Pradoko Deskripsi Dokumen: http://www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=81580 ------------------------------------------------------------------------------------------ Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fungsi serta makna-makna simbolik gamelan sekaten bagi masyarakat pendukungnya dalam upacara Garebeg Mulud di Yogyakarta. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan holistik. Pengumpulan data diperoleh melalui: studi literatur, wawancara dan observasi partisipasi serta perolehan data melalui camera video dan foto. Teknik analisa data dengan interpretasi makna, fungsional, dan causal serta analisis isi dari permainan musik gamelan serta teknik garap gendhingnya hingga menemukan inferensi-inferensi. Hasil inferensi-inferensi ini kemudian divalidasikan dengan para tokoh masyarakat pendukungnya serta key informan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: Ternyata gamelan berfungsi bagi raja, ulama serta bagi masyarakat. Fungsi gamelan bagi Raja adalah: 1. Sebagai pengakuan atas kebesaran dan kekuasaan raja. 2. Sarana memperkokoh kerajaan serta kolektifitas sosial. Sedangkan fungsi gamelan sekaten bagi Ulama adalah: Sebagai sarana untuk penyebaran agama Islam, syiar Islam. Fungsi bagi masyarakat adalah: 1. Mendapatkan kesejahteraan ekonomi, kesehatan badan dan jiwanya. 2. Sarana untuk hiburan dan rekreasi. Gamelan sekaten merupakan sub sistem simbol yang mewujudkan gambaran kolektif masyarakat pendukungnya yang memiliki makna proyektif tentang ajaran-ajaran untuk berperilaku dalam masyarakatnya. Gamelan sekaten memiliki makna ajaran-ajaran tentang: Ketuhanan, asal dan tujuan hidup manusia (sang/can paraning dumadi), harmonis , rukun, olah kanurasan, sabar, tepo seliro, go tong royong serta tatanan sopan santun yang sesuai dengan cara pandangan masyarakat pendukungnya untuk berperilaku dalam menanggapi kehidupannya. .
    [Show full text]
  • Persepsi Masyarakat Terhadap Paham Salafi Di Pondok Pesantren Tanwirussunnah Di Kelurahan Borongloe Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa
    PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PAHAM SALAFI DI PONDOK PESANTREN TANWIRUSSUNNAH DI KELURAHAN BORONGLOE KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) Jurusan Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar Oleh: YUSLIANTI NIM: 30400113067 FAKULTAS USHULUDDIN, FILSAFAT DAN POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2017 KATA PENGANTAR ﺑِﺴْﻢِ ﷲِ اﻟﺮﱠﲪَْﻦِ اﻟﺮﱠﺣِﻴْﻢِ اﳊَْﻤْﺪُ ِ رَبِّ اﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﲔَْ وَاﻟﺼﱠﻼَةُ وَاﻟﺴﱠﻼَمُ ﻋَﻠَﻰ أَﺷْﺮَفِ اْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎءِ وَاﻟْﻤُﺮْﺳَﻠِﲔَْ وَﻋَﻠَﻰ اَﻟِﻪِ وَﺻَﺤْﺒِﻪِ أَﲨَْﻌِﲔَْ أَﻣﱠﺎ ﺑـَﻌْﺪ Segala puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah swt yang senantiasa melimpahkan kasih sayang, rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada setiap manusia. Kupersembahkan cintaku pada Ilahi, atas segala anugerah kesempurnaan-Nya dan juga nikmat-Nya, hingga pada pencerahan epistemologi atas seluruh kesadaran alam semesta. Bimbinglah kami menuju cahaya-Mu dan tetapkanlah orbit kebenaran Islam sejati. Salam dan Shalawat penulis curahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw. Nabi terakhir menjadi penutup segala risalah kebenaran sampai akhir zaman. Kepada para keluarga beliau, sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan orang- orang yang senantiasa istiqomah dalam menegakkan kebenaran Islam sampai akhir zaman. Melalui kesempatan ini, penulis haturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang tulus kepada kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Lulung dan Ibunda Padia atas segala do’a, jasa, jerih payah dalam mengasuh dan mendidik penulis dengan sabar, penuh pengorbanan baik lahiriyah maupun batiniyah sampai saat ini. Kepada kedua saudara kandung Muh. Yusran dan Rahma, yang telah memberi bantuan berupa do’a, semangat dan materi sejak penulis memulai studi hingga selesai penulisan skripsi ini, beseta keluarga Jamil Tulung v yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan materil kepada penulis.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • Partisipasi Masyarakat Kampung Kauman Pada Tradisi Sekaten Di Keraton Yogyakarta
    Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol. 3 No. 2 : Juni 2020 E-ISSN : 2599-1078 Partisipasi Masyarakat Kampung Kauman pada Tradisi Sekaten di Keraton Yogyakarta Rosa Novia Sapphira 1, Eko Punto Hendro 1, Amirudin 1 1Program Studi Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus Tembalang Semarang – 50275 E-mail: [email protected]; E-mail: [email protected]; E-mail: [email protected] Abstract The existence of Sekaten tradition in The Yogyakarta Palace is one form of Javanese cultural heritage that is still preserved by the community until this day. According to the history, the emergence of Sekaten Tradition was not only to celebrate the birthday of the Prophet Muhammad, but also an initiation by Wali Sanga as an effort to spread the religion of Islam. The phenomenon of religious and cultural relations can be seen directly in the Sekaten Tradition held in Yogyakarta and its relation to the Kauman Yogyakarta Community. In fact, Sekaten with mystical traditional colors still exist in Kauman Village, where the majority of their people are identical with Islam and Muhammadiyah. They were accepted Sekaten's presence, even participated in those celebration. So that, the Sekaten tradition which always smells things that are forbidden by Islam, can continue to run well in every year. Kata Kunci: Traditional Ritual, Tradisional, Sekaten Tradition, Kauman, Ngayogyakarta Palace 1. Pendahuluan Upacara tradisional ialah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan bersama. Kelestarian dari upacara tradisional dipengaruhi oleh tujuan dan fungsi upacara itu sendiri bagi kehidupan masyarakat pendukungnya, sehingga upacara tradisional dapat mengalami kepunahan apabila tidak memiliki fungsi sama sekali di dalam kehidupan masyarakat pendukungnya (Suratmin, 1991-1992: 1).
    [Show full text]
  • Nilai-Nilai Islam Yang Terkandung Dalam Tradisi Ziarah Kubur Pada Hari Raya Idul Fitri Kec
    1 NILAI-NILAI ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI ZIARAH KUBUR PADA HARI RAYA IDUL FITRI KEC. TANJUNG BATU KEL. TANJUNG BATU KAB. OGAN ILIR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) dalam Ilmu Sejarah dan Kebudayaan Islam Oleh: Asri Wulandari 11420003 FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2016 2 NOTA DINAS Perihal: Skripsi Saudari Asri Wulandari Kepada Yth Bapak Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Di Palembang Assalamu‟alaikum Wr.Wb Disampaikan dengan hormat setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap skripsi yang berjudul: “NILAI -NILAI BUDAYA ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI ZIARAH KUBUR MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNG BATU KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR” Yang ditulis oleh: Nama : Asri Wulandari NIM : 11420003 Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan dalam Ujian Munaqosah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang. Wassalamu‟alaikum Wr.Wb Palembang, November 2015 Pembimbing 1 Bety, S.Ag., M.A NIP.19700421 199903 2 003 3 NOTA DINAS Perihal: Skripsi Saudari Asri Wulandari Kepada Yth Bapak Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang Di- Palembang Assalamu‟alaikum Wr.Wb Disampaikan dengan hormat setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi terhadap skripsi yang berjudul: “NILAI NILAI BUDAYA ISLAM YANG TERKANDUNG DALAM TRADISI ZIARAH KUBUR MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNG BATU KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR” Yang ditulis oleh: Nama : Asri Wulandari NIM : 11420003 Jurusan : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan dalam Ujian Munaqosah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Raden Fatah Palembang.
    [Show full text]
  • Nur Muhammad" Concept in Malay Manuscripts: Tajalliy and Faidhun's Perspective Study
    The Controversy of "Nur Muhammad" Concept in Malay Manuscripts: Tajalliy and Faidhun's Perspective Study Sangidu1, Harun Joko Prayitno2, Elita Ulfina3, Sherif Sa’ad El-Jayyar4, Awla Akbar Ilma5 {[email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] } Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia1, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta, Indonesia2, IAIN Surakarta,Surakarta, Indonesia3, Bany Suef University, Egypt4, Suez Canal University, Egypt5 Abstract. The issue of the concept of "Nur Muhammad" in the general perspective still cannot resolve the nature of beings and life. This research is intended to explore the controversy surrounding the concept of "Nur Muhammad", focusing particularly on the manuscript Hikayat Nur Muhammad but also considering other Malay manuscripts to explore how "Nur Muhammad" was understood. In the context of Islamic philosophy, the concept of tajalliy (emanation) holds that everything in the universe, including human beings, originate from the "Nur Muhammad", the Almighty, viewed as the source of all light. Disagreement over the process through which the universe and its contents were created, including human beings, has created conflict between the Ahlu Wachdatil-Wujūd (Syaikh Hamzah Fansuri, Syaikh Syamsuddin As-Samatrani, and their followers) and the Ahlu Wachdatisy-Syuhūd (Syaikh Nuruddin Ar-Raniry and his followers). This research has found that the Ahlu Wachdatil-Wujūd have held that the process through which "Nur Muhammad" spread from ta`ayyun tsāniy (second reality) or a`yān tsābitah (fixed reality) to a`yān khārijiyyah (reality outside Dzāt, Wujūd, and His essence) was not a process of creation, but rather one of radiance or tajalliy.
    [Show full text]
  • Biografi Habib Munzir Al-Musawwa
    BIOGRAFI HABIB MUNZIR AL-MUSAWWA: PENDIRI MAJELIS RASULULLAH (1973-2013) Fatkhur Abadi 4415163262 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2021 ABSTRAK FATKHUR ABADI. Biografi Habib Munzir Al-Musawwa: Pendiri Majelis Rasulullah SAW (1973-2013). Skripsi. Jakarta : Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2021. Skripsi ini mengkaji tentang biografi dari Habib Munzir Al-Musawwa yang merupakan pendiri dari Majelis Rasulullah SAW yang menjadi salah satu majelis taklim terbesar di Indonesia. Skripsi ini bertujuan untuk meneliti tentang latar belakang keluarga dan pendidikan dari Habib Munzir Al-Musawwa. serta menjelaskan mengenai sejarah perkembangan Majelis Rasulullah dan strategi Habib Munzir menghadapi tantangan internal dan eksternal dalam berdakwah. Skripsi ini menggunakan metode historis dengan empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi. Untuk teknik penulisan skripsi ini menggunakan deskriptif naratif. Hasil skripsi ini menunjukkan bahwa Habib Munzir lahir yang di Cipanas pada 23 september 1973 menempuh pendidikan pesantren di Indonesia dan Yaman. Setelah selesai studi di Yaman pada 1998, Habib Munzir kembali ke Indonesia dan mendirikan Majelis Rasulullah. Dengan gaya dakwah yang dekat dengan anak muda, Habib Munzir menjadikan Majelis Rasulullah sebagai tempat yang disukai anak muda. Meskipun sejak kecil hingga dewasa Habib Munzir sering mengalami sakit-sakitan, Namun Habib Munzir tetap berhasil melakukan dakwah yang menyejukkan dan disukai banyak jama’ah, tokoh masyarakat, hingga tokoh politik. Majelis Rasulullah menjadi salah satu majelis taklim terbesar di Indonesia pada pertengahan tahun 2010-an dengan jama’ah 5.000-10.000 setiap pengajian rutin dan ratusan ribu saat tablig akbar dan maulid Nabi Muhammad SAW.
    [Show full text]
  • Hamzah Fansuri: Pelopor Tasawuf Wujudiyah Dan Pengaruhnya Hingga Kini Di Nusantara
    DOI: 10.21274/epis.2017.12.1.261-286 HAMZAH FANSURI: PELOPOR TASAWUF WUJUDIYAH DAN PENGARUHNYA HINGGA KINI DI NUSANTARA Syamsun Ni’am Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung [email protected] Abstrak Artikel ini ingin melacak aspek historisitas dan kontinuitas tasawuf yang tumbuh dan berkembang di Nusantara. Hamzah Fansuri adalah sufi pertama yang mengajarkan tasawuf berpaham wujudiyah (panteisme) di Nusantara. Tasawuf paham wujudiyah diperoleh Hamzah Fansuri dari Ibnu ‘Arabi, Abu Yazid al-Bisthami, al-Hallaj, al-Rumi, al-Attar, al-Jami, dan lain- lain. Karya Hamzah Fansuri yang dianggap monumental yang hingga kini memeliki pengaruh besar di Nusantara adalah Asrar al-‘Arifin, al-Muntahi, dan Syarab al-‘Asyiqin. Tidak sedikit kajian yang muncul tentang tasawuf Hamzah Fansuri ini baik dari pengkaji Barat maupun Timur. Pengaruhnya pun tidak hanya di wilayah Jawa, namun juga hingga ke Negeri Perak, Perlis, Kelantan, Terengganu, dan lain-lain. Adapun struktur artikel ini terdiri dari pendahuluan, biografi singkat Hamzah Fansuri berikut karya- karyanya, ajaran tasawuf wujudiyahnya, pengaruhnya di Nusantara dan dunia, dan Kontribusi Hamzah Fansuri terhadap perkembangan studi Islam di Nusantara. Akhirnya ditemukan bahwa tasawuf wujudiyah Hamzah Fansuri telah memberikan pengaruh luas, tidak hanya dalam lanskap kajian tasawuf, namun juga pada kajian Islam pada umumnya. Pengaruh kuat dalam kajian tasawuf setelahnya adalah munculnya dua kelompok yang berbeda. Satu kelompok mengapresiasi dan mengembangkan ajarannya hingga kini, dan kelompok lainnya justru menentang dan menganggapnya sebagai ajaran tasawuf sesat (heterodoks). Syamsun Ni’am: Hamzah Fansuri................. [This article is trying to trace the aspect of tasawuf historicity and continuity that has grown and developed in Nusantara. Hamzah Fansuri is the first Sufi who teaches tasawuf referred to wujudiyah (panteism) in Nusantara.
    [Show full text]
  • Trends in Southeast Asia
    ISSN 0219-3213 2017 no. 7 Trends in Southeast Asia THE TRADITIONALIST RESPONSE TO WAHHABI-SALAFISM IN BATAM NORSHAHRIL SAAT TRS7/17s ISBN 978-981-4786-36-2 30 Heng Mui Keng Terrace Singapore 119614 http://bookshop.iseas.edu.sg 9 789814 786362 Trends in Southeast Asia 17-J02285 01 Trends_2017-07.indd 1 10/7/17 2:36 PM The ISEAS – Yusof Ishak Institute (formerly Institute of Southeast Asian Studies) is an autonomous organization established in 1968. It is a regional centre dedicated to the study of socio-political, security, and economic trends and developments in Southeast Asia and its wider geostrategic and economic environment. The Institute’s research programmes are grouped under Regional Economic Studies (RES), Regional Strategic and Political Studies (RSPS), and Regional Social and Cultural Studies (RSCS). The Institute is also home to the ASEAN Studies Centre (ASC), the Nalanda-Sriwijaya Centre (NSC) and the Singapore APEC Centre. ISEAS Publishing, an established academic press, has issued more than 2,000 books and journals. It is the largest scholarly publisher of research about Southeast Asia from within the region. ISEAS Publishing works with many other academic and trade publishers and distributors to disseminate important research and analyses from and about Southeast Asia to the rest of the world. 17-J02285 01 Trends_2017-07.indd 2 10/7/17 2:36 PM 2017 no. 7 Trends in Southeast Asia THE TRADITIONALIST RESPONSE TO WAHHABI-SALAFISM IN BATAM NORSHAHRIL SAAT 17-J02285 01 Trends_2017-07.indd 3 10/7/17 2:36 PM Published by: ISEAS Publishing 30 Heng Mui Keng Terrace Singapore 119614 [email protected] http://bookshop.iseas.edu.sg © 2017 ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapore All rights reserved.
    [Show full text]