Ritual Tari Darwis Berputar Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani Di Jakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 TRADISI SAMA’ (MENYIMAK) DI INDONESIA STUDI KASUS; RITUAL TARI DARWIS BERPUTAR TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) oleh Indah Rahmawati NIM: 104022000801 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 2 ABSTRAK Secara literer, makna sama’ yakni mendengarkan. Istilah tersebut dipakai oleh kaum sufi untuk menyebut ritual menyimak syair yang dinyanyikan atau dibacakan dengan atau tanpa iringan musik. Penekanannya adalah lebih pada pengalaman menyimak (syair) daripada menikmati pertunjukkan musiknya. Tujuan dari ritual ini adalah ketenangan jiwa. Sebagian tarekat memasukkan unsur tari didalamnya. Adapun ritual sama’ dengan tari yang masih bertahan hingga kini adalah Tari Darwis Berputar, karya Jalaluddin Rumi sekaligus pendiri tarekat Mawlawiyyah. Sebagian kaum syariat melarang praktek ritual ini, karena dinilai bid’ah. Memang dalam aturan sufi, praktek ritual ini sebenarnya dilarang bagi masyarakat umum yang tidak mengerti ritual ini. Tetapi dalam perkembangannya, tari ini dipentaskan sebagai sebuah karya seni ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam pertunjukkan-pertunjukkan pentas, tari ini berubah fungsi menjadi media dakwah tersendiri, menawarkan sudut pandang sosial berbeda, bahkan memberikan corak baru dalam dinamika budaya di Indonesia. Di Indonesia, tradisi ini dipertahankan oleh Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani dan Anand Ashram. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana dan seperti apa tradisi sama’ tari ini berkembang di Indonesia melalui tarekat Naqsyabandi Haqqani. Bagaimanakah posisinya dalam tradisi budaya yang religius di Indonesia, bagaimana masyarakat social pada umumnya menilai tradisi sama’ tari ini, dan sejauh mana kontribusinya dalam dakwah Islam di Indonesia khususnya Jakarta. Metode penelitian yang akan digunakan dalam pembahasan tulisan ini adalah metode historis yang menggunakan pendekatan social-antropologi. Sedangkan subjek dari tulisan ini adalah tradisi ritual sama’ Tari Darwis Berputar yang dilakukan oleh sebuah tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Naqsyabandi terbagi menjadi Mujadiyyah, Khalidiyyah, Mazhariyyah, dan Haqqani. Naqsyabandi sendiri sebenarnya merupakan tarekat yang sejak lama berpengaruh di Indonesia. Di Indonesia, Naqsyabandi termasuk salah satu tarekat yang taat syariah. Sedangkan Terekat Naqsyabandi yang melaksanakan tradisi sama’ tari ini ialah Naqsyabandi Haqqani Rabbani. 3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan juga nikmat yang begitu banyak sehingga dengan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad saw dan seluruh keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya. Penulis tentu tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis, baik bantuan moral maupun material, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Abd. Chair, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, MA., selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam serta Bapak Usep Abdul Matin, SAg., MA., MA., selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam. 3. Bapak Dr. Sudarnoto Abdul hakim, MA, selaku dosen Pembimping Skripsi yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skrpsi ini dengan baik 4. Bapak Drs. Saidun Derani, MA, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu proses skripsi ini dan Bapak H. Nurhasan, SAg, MA., selaku dosen Seminar Skripsi. 5. Bapak-bapak serta ibu-ibu dosen Fakutas Adab dan Humaniora, terutama kepada dosen Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam yang 4 telah memberikan ilmunya selama masa kuliah, serta staf-staf pegawai akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penulis untuk mendapat buku-buku bacaan pada saat masa kuliah dan saat menyelesaikan skripsi ini. 7. Para Syekh serta anggota, baik pengikut maupun partisipan Tarekat Naqsyabandi Haqqani Kampung Melayu, dan Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani di Bulungan dan Cinere yang telah memberikan informasi dan data-data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Orang tua tercinta bapak Subarno dan ibu Suci Utami yang telah mendidik dan membesarkan penulis, terima kasih yang tak terhingga atas doa yang tak henti-henti serta ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Kakak serta adik penulis, Rachmat Fadillah dan Aulia Istita’ah Zahriani yang tutut memotivasi penulisan skripsi ini, serta teman- teman Fuad Adrian Salasa, Muhammad Khamdi, Fahmi Irfani, Nurendah Muthiah, Cenun, Muthmainnah, Setyadi Sulaiman, Rahmiwati, Khairuddin, Aini, Fatimah, Siti Rohimah, Marni, Anita, Munah, Maria, Glen, Syarif, Tia, Endah, Ida, Nengkomariah dan teman-teman mahasiswa jurusan SPI lainnya angkatan 2004. 5 Demikianlah ucapan terima kasih penulis, semoga Allah SWT membalas amal kebaikan mereka dengan berlipat ganda. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan semua pihak yang memerlukannya. Ciputat, 20 Juni 2009 Indah Rahmawati 6 DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………………...i KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………………………….1 B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………7 C. Tujuan Penulisan………………………………………........................8 D. Tinjauan Pustaka.……………………………………………………...8 E. Metodelogi Penulisan ………………………………………………..10 F. Sistematika Penulisan………………………………………………...14 BAB II. SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA A. Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Tarekat Naqsyabandi Haqqani di Jakarta……………..………………………………………………16 B. Karakteristik Tarekat Naqsyabandi Haqqani ……………………….23 C. Munculnya Tarekat Naqsyabandi Haqqani Rabbani………………...35 BAB III. SEJARAH PERKEMBANGAN TRADISI SAMA’ A. Pengertian Sama’……………………………………………….........41 B. Unsur Tari dalamSama’……………………………………...……....46 C. Kronologi Sejarah Tradisi Tari Darwis Berputar…………..………...50 D. Beberapa Kasus Ritual Tari Darwis Berputar di Indonesia………….53 7 BAB IV. TRADISI TARI DARWIS BERPUTAR TAREKAT NAQSYABANDI HAQQANI RABBANI DI JAKARTA A. Pertunjukan Tari Darwis Berputar sebagai bagian dari Komunitas Zikir Kota ……………………………………………………………65 B. Fungsi Tradisi Tari Darwis Berputar pada Lingkup Sosial- Budaya.. 71 C. Tari Sufi dalam Pentas Seni sebagai Dakwah Sufistik Baru……….. 76 D. Redefinisi Praktik Spiritual dalam Pentas Tari Darwis Berputar…… 79 E. Reaksi Masyarakat dan Pandangan Kaum Syari’at………………….82 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…………………………… ….……………………….. 87 B. Saran…………………………………………………………………88 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 25 Oktober 2007, untuk kesekian kalinya Tari Darwis Berputar kembali terlihat dipentaskan di salah satu kota besar di Indonesia, Jakarta. Bertempat di Taman Ismail Marzuki, ternyata tarian sufi ini dibawakan dalam rangka memperingati 800 kelahiran Jalaluddin Rumi.1 Beberapa kedutaan untuk Indonesia seperti Iran dan Turki, turut menghadiri acara tersebut. Tidak hanya itu saja, badan PBB, UNESCO selain mengangkat ketika itu tahun 2007 sebagai tahun Rumi, juga menyatakan Tari sufi Darwis Berputar sebagai salah satu karya seni terbesar dunia.2 Tari Darwis Berputar, kini menjadi karya seni Islam kelas dunia yang layak mendapat perhatian dari seluruh masyarakat di dunia. Baik muslim atau non-muslim dapat melihat tari sufi ini sebagai sebuah tradisi ritual, atau karya seni religius yang menceritakan sisi lain dari Islam. Meskipun begitu, pada kenyataannya, tradisi tari melibatkan unsur musik dan syair masih merupakan persoalan di dunia Islam sendiri. 1 Nama lengkapnya Jalaluddin Muhammad bin Husyain al-Khatibi al-Bahri. Nama Rumi, merupakan julukan karena ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Konya, yang ketika itu termasuk kekaisaran Byzantium (Romawi Timur). Abdul Hadi W. M, Hermeneutika, Estetika, dan Religiusitas: Esai-Esai Sastra Sufistik Dan Seni Rupa, (Matahari : 2003, Yogyakarta)hal. 145 Rumi juga dikenal sebagai mistikus islam terbesar di dunia, karena hingga kini syair- syairnya berhasil mempengaruhi perkembangan sastra dunia, termasuk di Barat. Kajian tentang hidup dan karyanya masih berlangsung hingga saat ini. Idris Syah, Jalan Sufi, Reportase Dunia Ma’rifat terj. Jok S. Kahhar dan Ita Masyita, (Risalah Gusti: 1999, Jakarta) hlm 114 2 Lihat makalah Abdul Hadi, “Rumi dan Relevansi Sastra Rumi”, 07 Mei 2007. disampaikan pada acara Bulan Sastra di fak. Adab UIN Jakarta. Pada tanggal 07 Mei 2007 9 Musik, syair, dan tari memang merupakan aspek yang populer dalam dunia sufisme, terutama kaitannya dengan ritual Sama’. Kekhusyukan Sama’ diyakini mampu membawa jiwa sang sufi untuk menyatu dengan jiwa Tuhannya. Sama’ merupakan penawar rasa rindu manusia kepada Tuhan yang melewati batas hubungan antara hamba dengan Tuhan itu sendiri, bahkan melebihi ibadah wajib lain seperti solat. Dengan kata lain, dalam Sama’ sebenarnya, musik dan syair merupakan kesatuan mekanisme zikir dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhan. Sedangkan gerakan tubuh (tari) merupakan sebuah ekspresi lahiriyah yang lahir