JENIS POHON PAKAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii Lesson, 1827) BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT DI STASIUN PENELITIAN KETAMBE SEBAGAI REFERENSI MATAKULIAH EKOLOGI HEWAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Taufiq Nurcholisudin NIM. 150207022
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH 2020 M/ 1441 H
Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan
Banda Aceh, 05 Agustus 2020 Yang Menyatakan,
NIM. 150207022 ABSTRAK
Orangutan merupakan spesies kunci kekayaan hayati dan berperan penting dalam penyeimbangan ekosistem di lingkungan, akan tetapi populasi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) semakin menurun akibat berkurangnya habitat dan ketersediaan pohon pakan yang merupakan faktor penting bagi kelangsungan hidup Orangutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat, bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii), dan bentuk dari hasil penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe berupa poster dan buku ajar sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksploratif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode line transek di 3 strata ketinggian tempat yaitu 300-600 mdpl, 600-900 mdpl, dan 900-1100 mdpl. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan kriteria keberadaan pohon pakan dan tempat yang landai pada setiap strata ketinggian tempat yang telah ditentukan. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh, jenis pohon pakan Orangutan sumatera (P. abelii) pada ketinggian 300-600 mdpl ditemukan 50 jenis dengan persentase 60,24%, ketinggian 600-900 mdpl ditemukan 34 Jenis dengan persentase 40,96% dan pada ketinggian 900-1100 mdpl ditemukan 38 jenis dengan persentase 45,78%. Bagian pohon pakan yang dimakan antara lain; buah dengan persentase 81,9%, biji 7,2%, daun muda 1,2%, bunga 1,2%. kemudian buah dan daun muda 2,4%, buah dan kulit pohon 1,2%, buah, kulit pohon dan Getah pohon 1,2%, buah, tunas muda dan daun muda 1,2%, buah, bunga, dan tunas muda 1,2%, buah, bunga 2,4%. Uji kelayakan terhadap pemanfaatan hasil penelitian berupa buku ajar dengan nilai 90,76% dan poster 88,54% dengan kriteria sangat layak digunakan sebagai referensi untuk matakulih Ekologi Hewan.
Kata Kunci: Orangutan sumatera (Pongo abelii), Jenis Pohon Pakan, Ketinggian tempat, Stasiun Penelitian Ketambe.
v KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, yang senantiasa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson,
1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe Sebagai
Referensi Matakuliah Ekologi Hewan”. Shalawat beriring salam kita sanjungkan kepangkuan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabat sekalian yang karena beliaulah kita merasakan betapa bermaknanya alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.Dari awal penulisan sampai tahap penyelesaian proposal ini tentu tidak akan tercapai apabila tidak ada bantuan dari semua pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu melalui kata pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Anton Widyanto, M.Ag. sebagai Penasehat Akademik (PA) dan sekaligus
pembimbing I dan Bapak Musclich Hidayat, M.Si Sebagai pembimbing II yang telah
sangat banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan
memotivasi penulis untuk menyelesaikanskripsi ini.
2. Bapak Samsul Kamal, M.Pd, selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi, beserta
Bapak dan Ibu dosen dan seluruh staf di lingkungan Program Studi Pendidikan
Biologi yang memberikan nasehat dan motivasi.
3. Bapak Dr. Muslim Razali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Ar-Raniry yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.
vi 4. Bapak Menager FKL, Korlap TNGL dan Asisten Penelitian beserta seluruh staf di
Kawasan Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Ace Tenggara.
5. Ucapan terima kasih yang teristimewa ananda sampaikan kepada kedua orang tua
tercinta Ayahanda tercinta Ilyas dan ibunda tersayang Jurniati dan keluarga yang
senantiasa memberikan semangat, motivasi dan do’a terbaik untuk ananda.
6. Rekan-rekan seperjuangan kuliah famili 01 dan angkatan 2015 yang telah belajar
bersama dan bekerja sama dalam menempuh pendidikan semoga kita semua sukses
dan selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wata’ala,Aamiin.
Mudah-mudahan atas partisipasi dan motivasi yang telah diberikan dapat menjadi amal kebaikan dan mendapat pahala di sisi Allah Subhanahu wata’ala. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulis di masa yang akan datang. Akhirul kalam, kepada Allah jualah semata kita berserah diri. Semoga limpahan rahmat dan karunia-Nya selalu mengalir kepada kita semua, Aamiin.
Banda Aceh, 02 Agustus 2020 Penulis,
vii DAFTAR ISI
hal LEMBAR JUDUL SURAT PERSETUJUAN SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ...... v KATA PENGANTAR ...... vi DAFTAR ISI ...... viii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xi DAFTAR LAMPIRAN ...... xii
BAB I : PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Rumusan Masalah ...... 7 C. Tujuan Penelitian ...... 8 D. Manfaat Penelitian ...... 9 E. Definisi Operasional ...... 9 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ...... 13 A. Deskripsi Orangutan Sumatera (Pongo abelii) ...... 13 B. Perilaku Makan ...... 18 C. Pohon Pakan Orangutan ...... 19 D. Pakan Orangutan ...... 20 E. Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Pakan Orangutan ...... 21 F. Stasiun Penelitian Ketambe ...... 23 G. Pemanfaatan Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan ...... 25 H. Uji Kelayakan ...... 27
BAB III : METODE PENELITIAN ...... 28 A. Rancangan Penelitian ...... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 28 C. Populasi dan Sampel Penelitian ...... 29 D. Alat dan Bahan Penelitian ...... 30 E. Prosedur Penelitian ...... 30 F. Instrumen Pengumpulan Data ...... 32 G. Teknik Analisis Data ...... 32 BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN...... 34 A. Hasil Penelitian ...... 34
1. Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 34 2. Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe...... 37
viii 3. Bagian pohon pakan yang dimakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 42 4. Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara ...... 44 5. Bentuk Referensi Matakuliah Ekologi dari Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 45 6. Uji kelayakan buku ajar dan poster Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Stasiun Penelitian Ketambe sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan ...... 48 7. Deskripsi jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang paling banyak ditemukan Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 51
B. Pembahasan ...... 57
1. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 57 2. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan ketinggian tempat di stasiun Penelitian Ketambe ...... 60 3. Bagian Pohon Pakan yang dimakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 63 4. Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Kabupaten Aceh Tenggara ...... 69 5. Bentuk Referensi Matakuliah Ekologi dari Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 70 6. Kelayakan buku ajar dan Poster Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Stasiun Penelitian Ketambe sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan ...... 72
BAB V : PENUTUP ...... 75 A. Kesimpulan ...... 75 B. Saran ...... 76
DAFTAR PUSTAKA ...... 78 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...... 83 BIODATA PENEULIS ...... 121
ix DAFTAR TABEL
Tabel Halaman 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ...... 30 3.2 Kriteria Penilaian Validasi ...... 33 3.3 Kriteria Kategori Kelayakan ...... 33 4.1 Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera di Stasiun Penelitian Ketambe ...... 34 4.2 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) strata ketinggian 300-600 mdpl di kawasan Stasiun Penlitian Ketambe .. 37 4.3 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) strata ketinggian 600-900 mdpl di kawasan Stasiun Penlitian Ketambe .. 39 4.4 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) strata ketinggian 900-1100 mdpl di kawasan Stasiun Penlitian Ketambe . 40 4.5 Rata-rata Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Kawasan Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara ...... 44 4.6 Hasil Uji Kelayakan Buku ajar Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Di Stasiun penelitian Ketambe ...... 48 4.7 Hasil Uji Kelayakan Buku ajar Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Di Stasiun penelitian Ketambe ...... 50
x DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1 Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) (A) dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (B) ...... 15 3.1 Peta Lokasi Penelitian di Stasiun Penelitian ketambe ...... 29 4.1 Grafik jumlah Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Ketinggain tempat di Stasiun Ketambe ...... 42 4.2 Bagian Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Ketambe 43 4.3 Cover Buku ajar Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) ... 46 4.4 Poster Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) ...... 47 4.5 Elateriospermun tapos ...... 51 4.6 Diospyros clavigera...... 52 4.7 Nephelium rambutanake ...... 53 4.8 Chepalomappa malloticarpa ...... 54 4.9 Plecetronia horrida ...... 55 4.10 Eugenia grandis ...... 56 4.11 Parashorea lucida ...... 57
xi BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki kekayaan keanaekaragaman hayati. Salah satu jenis yang endemik adalah Orangutan, satu- satunya jenis kera besar yang dapat ditemukan di Asia. Populasi Orangutan hanya tersisa di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Orangutan sudah dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Orangutan Sumatera (Pongo abelii), Orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) dan Orangutan tapanuli (Pongo tapnuliensis).1
Orangutan merupakan jenis kunci kekayaan hayati dan berperan penting dalam penyeimbangan ekosistem di lingkungan.
Orangutan adalah salah satu satwa yang harus dilindungi dan tidak boleh di perdagangkan serta dipelihara sebagai hewan peliharaan menurut UU Nomor 5 tahun 1990 tentang Konsevasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.2
Populasi Orangutan di habitatnya saat ini mengalami penurunan drastis, diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir populasi tersebut telah menyusut 30-50%. Penurunan populasi dikarenakan habitatnya telah rusak oleh
______
1 Supriatna, J., Wahyono, E. H., Panduan lapangan Primata Indonesia, ( Jakarta : Yayasan Obror Indonesia, 2000), h.10.
2 Prayogo, dkk, “Karakter Pembeda Antara Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)’. Jurnal ilmu-ilmu Hayati fisik dan Fisik ISSN 1411- 0930, Vol.16, No.1, (2014), h.52.
1 2
penebangan liar, kebakaran hutan, dan perburuan liar.3 Kerusakan lingkungan berdampak pada hilangnya habitat seperti hutan sebagai tempat tinggal dan sumber pakan Orangutan.
Ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup Orangutan Sumatera (P. abelii) berasal dari kerusakan habitatnya. Pohon memiliki peran sangat penting bagi kelangsungan hidup Orangutan.4 Penurunan jumlah pohon yang diakibatkan oleh penebangan liar, perluasan kebun, dan pembangunan industri, menjadi ancaman besar untuk populasi Orangutan Sumatera (P. abelii). Kelestarian
Orangutan kurang diperhatikan karena pengalihan fungsi hutan dan kurangnya pemahaman manusia terhadap pentingnya peran Orangutan terhadap lingkungan.
Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur’an, Surah Al-A’raf ayat 56
Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan), sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik” (Q.S Al-A’raf: 56).
Berdasarkan Surah Ar-A’raf ayat 56 menerangkan bahwa Allah SWT melarang berbuat kerusakan yang mencakup semua bidang, seperti merusak ______
3 Muhammad Alhazi, Prayogo, Keanekaragaman Jenis Pohon Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Kawasan Hutan Konservasi pt. Kayung agro lestari (KAL) kabupaten Ketapang”, Jurnal Hutan Lestari, Vol.6, No.4 (2018), h. 782.
4 M, Bismark, “Estimasi Populasi Orangutan dan Model Perlindungannya dikompleks Hutan Muara Lesan Berau Kalimantan Timur”. Jurnal Buletin Nutfah, Vol.11, No.2, (2005), h. 73- 76. 3
pergaulan, jasmani dan rohani orang lain, kehidupan, sumber-sumber penghidupan (pertanian, perdagangan, dan lain-lain), dan merusak lingkungan hidup, dan sebagainya.5 Merusak lingkungan merupakan larangan Allah SWT dengan kata (janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan kemusyrikan dan perbuatan-perbuatan maksiat (sesudah Allah SWT memperbaikinya) dengan cara mengutus rasul-rasul (dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut) terhadap siksaan-Nya (dan dengan penuh harap) terhadap rahmat-Nya. (Sesungguhnya rahmat Allah SWT amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik) yakni orang-orang yang taat.6
Berdasarkan tafsiran tersebut diketahui bahwa Allah SWT memerintahkan hambanya untuk tidak merusak lingkungan dan segala isinya termasuk hewan dan pohon. Selain itu juga ikut terlibat dalam menjaga lingkungan agar dikemudian hari bisa dimanfaatkan dan dipergunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Allah SWT menyeru dan mengajak hambanya untuk menjaga dan melindungi satwa liar seperti Orangutan sebagai salah satu satwa yang terancam punah akibat kehilangan habitat dan pakannya, agar Orangutan bisa bertahan hidup dan memberikan manfaat terhadap lingkungan.
Kawasan Stasiun Penelitian Ketambe merupakan salah satu stasiun penelitian tertua yang berlokasi di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan telah banyak dilakukan pengkajian terkait oangutan dilokasi tersebut. Stasiun Penelitian ______
5 Tim Penyusun, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup, (Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI, 2009), h. 308.
6 Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain versi Terjemahan Melayu oleh Bahrun Abu Bakar Sinar Baru Algensindo, (Bandung, Indonesia, 2003), h. 15. 4
Ketambe sebagai zona inti TNGL Orangutan Sumatera (P. abelii), memiliki kekayaan fauna 115 jenis dan flora 180 jenis.7 Kawasan tersebut difungsikan untuk menjaga satwa dan pohon yang terdapat di dalamnya. pohon dijadikan sebagai tempat bersarang dan sumber pakan untuk Orangutan Sumatera (P. abelii) serta menjadi daya dukung untuk kelangsungan hidupnya.
Populasi Orangutan Sumatera (P. abelii) diketahui sekitar 6.000 individu,
85% diantaranya berada di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kawasan ini merupakan salah satu taman nasional terluas di Indonesia. United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan TNGL sebagai Tropical Rainforest Heritage of Sumatra pada tahun 2004 sekaligus sebagai cagar biosfer pada tahun 1981. Keanekaragaman jenis satwa dan pohon yang tersebar di kawasan ini menjadi pusat untuk perlindungan satwa seperti
Orangutan Sumatera (P. abelii) dan jenis pohon lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Arwin selaku Menager Stasiun
Penelitian Ketambe menginformasikan bahwa Stasiun Penelitian Ketambe menjadi laboratorium alam yang istemewa dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi peneliti dalam dan luar negeri, khususnya primata yaitu Orangutan. Stasiun
Penelitian Ketambe memungkinkan untuk dilakukan penelitian tentang jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii), yang menjadi daya dukung untuk
______
7 Ayat S Karokaro, (20 November 2015), Stasiun Penelitian Orangutan Ketambe HidupLagi,, Dikutip 17 Desember 2019 dari Mongabay Situs Berita Lingkungan : https://www.mongabay.co.id/2015/11/20/stasiun-penelitian-Orangutan-ketambe-hidup-lagi. 5
kelangsungan hidup Orangutan dan primata lainnya.8 Oleh karena itu Stasiun
Penelitian Ketambe menjadi salah satu situs penting untuk konservasi Orangutan
Sumatera (P. abelii).
Pohon pakan merupakan salah satu komponen habitat yang penting bagi kelestarian Orangutan. Hal ini dapat dipahami karena pakan merupakan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan hidup satwa. Jenis pohon pakan yang dimanfaatkan oleh Orangutan bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Penelitian Faesal mengenai ekologi makan Orangutan di Batang Toru
Sumatera Utara menginformasikan bahwa tidak semua bagian pohon dikonsumsi oleh Orangutan, ada yang berupa buah, bunganya daun dan kulit kayu.9 Penelitian
Muhammad Alzaqi dan prayogo tentang Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Kawasan Hutan Konservasi PT. Kayung
Agro Lestari (Kal) Kabupaten Ketapang menunjukkan bahwa Orangutan memanfaatkan bagian lain dari tumbuhan selain buah kulit kayu, biji, akar, umbut, dan daun.10 Hal ini menandakan bahwa Orangutan tidak hanya mengkosumsi buah akan tetapi mengkosumsi bagian lain dari pohon.
Penelitian Wastoni tentang kesesuain habitat Orangutan (Pongo Pygmaeus) di
Konservasi Cakra Estate PT.Rea Kalimantan timur Plantations menjelaskan bahwa ketinggian tempat berpengaruh terhadap ketersedian sumber pakan ______
8 Wawancara dengan Arwin Menager Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 16 Desember 2019.
9 Mokhamad faesal, R.K, “Ekologi Makan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson 1827) di Hutan Batang Toru Blok Barat Sumatera Utara”, Skripsi, (Bogor: Pascasarjana ITB, 2015), h.26.
10 Muhammad Alhazi, Prayogo, Keanekaragaman Jenis...,Vol.6, No.4 (2018), h. 791. 6
Orangutan. Sumber pakan banyak tersedia pada kawasan tersebut pada ketinggian kurang dari 100 mdpl dan tidak ditemukan pakan Orangutan pada ketinggian lebih dari 400 mdpl. Hal ini dikarenakan dataran rendah memiliki vegetasi yang lebih rapat dibandingkan dengan daerah berbukit yang memiliki vegetasi lebih jarang.11
Selain itu juga menandakan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi ketersedian pakan Orangutan.
Ekologi hewan salah satu matakuliah yang dipelajari didalam kurikulum program studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dengan bobot 2 SKS teori dan 1 SKS praktikum. Salah satu materi yang dipelajari pada matakuliah ekologi hewan adalah Analisis Makanan Hewan. Materi tersebut menjelaskan tentang jenis-jenis makanan hewan serta kandungan makanan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan dosen pengasuh matakuliah Ekologi
Hewan terkait materi Analisis Makanan Hewan, matakuliah tersebut memberikan informasi tentang jenis makanan dan komposisi makanan hewan. Materi tersebut membahas secara umum terkait jenis dan kandungan makanan yang menjadi pakan beberapa hewan. Belum ada pembahasan khusus mengenai analisis makanan hewan yang menjadi jenis kunci di Aceh terutama yang memberi 5 jenis kunci di Kawasan Ekosistem leuser, salah satunya jenis pakan Orangutan.12
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa yang telah mengambil matakuliah Ekologi Hewan, diperoleh informasi bahwa di dalam ______
11 Wastoni, “Kesesuain Habitat Orangutan (Pongo pygmaeus) Di kawasan konservasi cakra estate PT. Rea Kaltim plantations”, Skripsi, (Depok:FMIPA UI, 2010), h.47.
12 Wawancara Dosen matakuliah Ekologi Hewan prodi pendidikan Biologi 26 Desember 2019. 7
mengikuti perkuliahan tentang materi analisis makanan hewan, mahasiswa tersebut memahami tentang jenis-jenis makanan hewan serta komponen nutrisi makanan hewan dari setiap kelompok pemakan seperti herbivora, karnivora, omnivora dan sapravora. Namun referensi mengenai jenis makanan hewan khususnya Orangutan masih belum ada, dikarenakan materi tersebut dipelajari secara umum dalam kegiatan perkuliahan.13
Berdasarkan permasalahan latar belakang tersebut dan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berjudul Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii
Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian
Ketambe Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan
ketinggian tempat di Stasiun Phenelitian Ketambe?
2. Bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii)
berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ?
3. Bagaimanakah bentuk dari hasil penelitian jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian
Ketambe yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi matakuliah Ekologi
Hewan ?
______
13 Wawancara dengan Mahasiswa Pendidikan biologi leting 2016 dan 2015, pada tanggal 20 desember 2019. 8
4. Bagaimanakah Hasil Uji kelayakan Buku ajar dan Poster jenis pohon
pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) sebagai referensi matakuliah
Ekologi Hewan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii)
berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
2. Untuk mengetahui bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan
Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian
Ketambe.
3. Untuk mengetahui bentuk dari hasil penelitian jenis pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun
Penelitian Ketambe yang dapat dimanfaatkan sebagai referensi
matakuliah Ekologi Hewan.
4. Untuk mengetahui hasil uji kelayakan buku ajar jenis pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) sebagai referansi matakuliah Ekologi
Hewan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Manfaat Teoritis
a. Menjadi bahan pendidikan biologi UIN Ar-Raniry, tentang jenis
pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) pada Matakuliah Ekologi
Hewan dengan materi Anlisis Makanan Hewan. 9
b. Menjadi bahan rujukan bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe TNGL Kabupaten
Aceh Tenggara.
c. Hasil penelitian dijadikan sebagai data untuk pihak pengelolaan
Stasiun Penelitian Ketambe terhadap jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii).
d. Menjadi referensi bagi penelitian lain yang mengambil penelitian
relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk meningkatkan pemahaman serta pengetahuan dan wawasan
mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Ar-Raniry, melalui Buku Ajar
dan Poster, tentang jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii)
di Stasiun Penelitian Ketambe TNGL Kabupaten Aceh Tenggara.
b. Memberikan informasi bagi kalangan akademis, pemerintah, LSM
terkait jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun
Penelitian Ketambe TNGL Kabupaten Aceh Tenggara.
E. Definisi Operasional
1. Jenis pohon pakan Orangutan
Tumbuhan yang dikonsumsi oleh Orangutan biasa disebut pohon pakan.
Orangutan merupakan hewan frugivorus yang mengkonsumsi buah lebih
dari 65% dari total pakannya setiap hari. Pakan Orangutan di daerah
dataran rendan biasanya berupa kelompok Ficus, namun di daerah rawa 10
berupa kelompok jambu-jambuan. Pakan Orangutan dapat berupa bagian
seperti buah, daun, bunga, dan bagian lainnya.14 Jenis pohon pakan
Orangutan yang di maksud peneliti yaitu segala jenis pohon yang
dikonsumsi oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) yang berada di Stasiun
Penelitian Ketambe.
2. Bagian pohon yang dimakan Orangutan
Orangutan memanfaatkan bagian dari tumbuhan seperti buah, bunga,
daun, kuncup, kulit kayu, dan cairan pada tumbuhan.15 Bagian pohon
pakan yang dimaksud peneliti merupakan bagian dari pohon pakan yang
dikosumsi oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) yang berada di Stasiun
Penelitian Ketambe.
3. Ketinggian tempat tumbuh
Keberadaan tumbuhan di suatu lokasi dipengaruhi berbagai faktor seperti
suhu, intesitas cahaya, ketinggian tempat, jenis tanah, pH tanah,
kesuburan tanah, kelembapan, kemiringan, curah hujan, dan warna
tanah.16 Ketinggian tempat tumbuh yang di maksud peneliti merupakan
ketinggian tempat di atas permukaan laut yang di tumbuhi pohon pakan
______
14 Fouad fauzi, dkk., “Identifikasi ..., h. 52.
15 Prayogo, dkk., “Karakter Pembeda antara Orangutankalimantan (Pongo pygmaeeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)”, Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN1411-0903, Vol.16, No.1, (2014), h. 52.
16 Rena saputri Hilaria Sitnggang, dkk., “Analisis Hubungan Ketinggian Tempat Dengan Jenis dan Klarifikasi Flora Diwilayah Hutan Sibolangit”, Jurnal Geografi, Vol.6, No.2, (2017), h.127. 11
Orangutan Sumatera (P. abelii) yang berada di Stasiun Penelitian
Ketambe.
4. Stasiun Penelitian Ketambe
Stasiun Penelitian Ketambe merupakan kawasan penelitian dengan luas
sekitar 450 hektar, yang dikelola oleh Forum Konservasi Leuser (FKL)
bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung lauser (BBTNGL).17
Kawasan Stasiun Penelitian Ketambe yang di maksud peneliti yaitu
sebagai tempat pusat penelitian terhadap jenis-jenis pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii).
5. Referensi
Referensi menurut kamus besar bahasa indonesia adalah sumber acuan
dan rujukan.18 Referensi yang dimaksud peneliti yaitu sebagai bahan
tambahan untuk matakuliah Ekologi Hewan yang menghasilkan produk
berupa Buku ajar dan Poster. Buku ajar dan poster yang di maksud
peneliti ialah berisi informasi mengenai jenis pohon dan komponen
nutrisi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelli) di Stasiun Penelitian
Ketambe.
______
17 Rahamadi R, (Mei 2017), “Stasiun Riset Ketambe Bukan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) saja yang bisa di teliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan:https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun-riset-ketambe-bukan-Orangutan- Sumatera-saja-yang-bisa-diteliti/
18 Umi Kalsum, “Referensi Sebagai Layanan, sebagai tempat Sebuah Tinjauan Terhadap layanan Referensi di perpustakaan perguruan tinggi”, Jurnal iqra, Vol. 10, No.01 (2016), h. 22.
12
6. Ekologi hewan
Ekologi hewan merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan di sekitarnya.19
Ekologi hewan yang di maksud peneliti adalah matakuliah yang
dipelajari pada semester ke VI di Prodi Pendidikan Biologi UIN Ar-
Raniry dengan jumlah 3 SKS. Hasil penelitian ini akan menjadi referensi
tambahan dalam menkaji analisis makanan hewan pada matakuliah
Ekologi Hewan.
______
19 Suswanto Rasidi, Tb. M. “Ischak Batasan dan Ruang Lingkup Ekologi Hewan”, Biologi Modul, 2014, h.18 13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827)
Orangutan merupakan salah satu jenis primata endemik yang dimiliki
Indonesia. Namun, pada saat ini Orangutan tidak lagi terdapat pada semua bagian wilayah Indonesia, melainkan Orangutan hanya hidup di pulau Sumatera dan
Kalimantan.20 Orangutan Sumatera (P. abelii) merupakan jenis kunci kekayaan hayati Sumatera, karena memiliki peran yang sangat penting dalam penyeimbang ekosistem di bumi.
1. Morfologi Orangutan
Orangutan memiliki ciri morfologi yang gemuk, perutnya besar dengan
lengan panjang dan kaki yang pendek serta tidak mempunyai ekor. Orangutan
mampu mengendalikan otot-otot wajahnya, sehingga dapat menimbulkan
berbagai ekspresi wajah misalnya ketika merasakan sakit atau ketakutan.
Ekspresi wajah juga merupakan bentuk kecerdasan Orangutan.21
Orangutan memiliki warna rambut coklat tua, (Pongo pygmaeus), warna
orange yang lebih cerah (P. abelii) dan orange agak kusam (Pongo
Tapanuliensis). Orangutan yang masih bayi biasanya memiliki kulit muka
dan tubuh berwarna pucat dengan warna rambutnya berwarna coklat muda
______
20 Abidinsyahdalam Femilia, dkk., “Penerapan Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Metode Inkuiri Terhadap Sikap dan Perilaku Siswa pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 6 Banda Aceh”, Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol.2, No. 1, (2014), h. 60.
21John Iskandar, Keanekaragaman Hayati Jenis Binatang, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015), h. 33. 14
seiring dengan perpohon Orangutan, warna rambut Orangutan akan berubah
kian gelap. Ukuran tubuh Orangutan jantan dewasa biasanya dua kali lebih
besar daripada betina, yaitu sekitar 12,15 cm-15 cm, dengan berat badannya
dua kali lebih besar daripada betina yaitu 50-90 kg sedangkan Orangutan
betina memiliki berat badan 30-50 kg. Orangutan jantan memiliki tanda khas
mempunyai kantong suara yang berfungsi untuk mengeluarkan suara
panjang.22
Orangutan (Pongo sp.) merupakan salah satu kera besar yang masih
bertahan di wilayah Asia Tenggara. Kera besar lainnya hidup di Afrika yaitu
gorilla (Gorilla gorrila), simpanse (Pan troglodytes) dan bonobo (Pan
paniscus). Orangutan sangat tergantung dengan kondisi hutan yang masih
bagus dan sebagai primata frugivorus Orangutan membutuhkan buah-buahan
sebagai sumber makanan utamanya. Para ahli menyebutkan bahwa primata
ini memiliki sebaran yang terbatas pada saat ini, yaitu hanya di Sumatera dan
Kalimantan.
2. Klasifikasi Orangutan
Orangutan merupakan kelompok kera besar yang tinggal di hutan di
Asia. Terdapat dua jenis Orangutan di Indonesia, yaitu Orangutan Kalimantan
(Pongo pygmaeus) Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dan Orangutan
Sumatera (P. abelii). Adapun sistem taksonomi biologinya sebagai berikut:
Klasifikasi Orangutan
______
22 John Iskandar, Keanekaragaman Hayati..., h. 33. 15
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Classis : Mamalia Ordo : Primata Familia : Homonidae Genus : Pongo Species : Pongo pygmaeus (Orangutan Kalimantan) Pongo abelii (Orangutan Sumatera) Pongo tapanuliensis (Orangutan Tapanuli).23
(A) (B) (C) Gambar 2.1: Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) (A), Orangutan Sumatera (Pongo abelii) (B), dan Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).24
3. Habitat dan Penyebaran Orangutan
a. Habitat
Orangutan Sumatera hidup di hutan tropis dataran rendah, rawa-rawa,
hingga perbukitan yang mencapai ketinggian 1.500 mdpl. Orangutan
memiliki batas alam yang tidak dapat dilalui seperti sungai dan gunung
dengan ketinggian lebih dari 2.000 mdpl, tidak semua kawasan hutan di
Sumatera didiami oleh Orangutan Sumatera (P. abelii). Orangutan ______
23 John Iskandar, Keanekaragaman Hayati..., h. 33.
24 http://www.trips-indonesia.com, diakses tanggal 21 Mei 2019. 16
Sumatera (P. abelii) ditemukan di Taman Nasional Gunung Leuser yang
terbentang dari Provinsi Daerah Istimewa Aceh sampai Sumatera.25
b. Penyebaran
Orangutan memiliki pola sebaran satwa liar di alam bebas yaitu
berbentuk acak, berkelompok, atau sistematik. Orangutan memiliki
bentuk sebaran suatu habitat sangat dipengaruhi oleh penyebaran sumber
pakan, terutama buah dan daun. Sebaran Orangutan semakin sedikit
dengan bertambahnya ketinggian tempat karena ketersediaan buah-
buahan sebagai makanan pokoknya semakin menurun tajam bersamaan
dengan bertambah tingginya suatu tempat.26
Populasi Orangutan Sumatera terbagi ke dalam 9 unit habitat :
1) Unit habitat Aceh Tengah sebelah barat yang terbagi kedalam blok
habitat Beutung dan Linge.
2) Unit habitat Aceh Tengah sebelah timur pada blok habitat Bandar
Serajadi.
3) Unit habitat Leuser sebelah barat, yang terbagi ke dalam blok habitat
Dataran Tinggi Kluet, Gunung Leuser sebelah barat, Rawa Kluet,
dan Gunung Leuser sebelah timur.
4) Unit habitat Sidiangkat pada blok habitat Puncak Sidiangkat.
______
25 Ike Nurjuita Nayasilana, “Ekologi Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1872) diHutan Primer dan Hutan Bekas Tebangan Stasiun Penelitian Ketambe, Taman Nasional GunungLeuser, Aceh Tenggara, Sumatera”, Tesis, (Depok: Universitas Indonesia, 2012), h. 1.
26 Wanda Kuswanda, Orangutan Batang Toru: Kritis Diambang Kepunahan, (Bogor: Forda Pres, 2014), h. 101. 17
5) Unit habitat leuser timur, yang terbagi ke dalam blok habitat
Tamiang, Kapi, Lawe sigala-gala, dan Sikundur-Langkat.
6) Unit habitat Rawa Tripa pada blok habitat Rawa Tripa.
7) Unit habitat Trumon-Singkil, pada blok habitat Rawa
TrumonSingkil.
8) Unit habitat Batang Toru sebelah barat, pada blok habitat Batang
Toru Barat.
9) Unit habitat Sarulla Timur, pada blok habitat Sarulla Timur.27
Total populasi yang diperkirakan tersebar pada unit-unit habitat ini berjumlah
6.624 individu. Jumlah ini berkurang dalam jangka waktu satu tahun dimana
sebelumnya, masih terdapat unit habitat Seulawah dengan perkiraan jumlah
Orangutan 43 individu. Orangutan dapat beradaptasi pada berbagai tipe primer
dari hutan rawa, hutan dataran rendah, hutan Dipterocarpaceae, hingga ke hutan
pegunungan dengan batas ketinggian 1.800 m dpl.28 Sementara menurut
Orangutan berkembang pada dataran rendah alluvial, dataran rawa, dan
perbukitan yang tandai.
1. Kepadatan populasi Orangutan menurun secara bertahap seiring naiknya
ketinggian tempat, hingga hanya sedikit bahkan tidak ada populasi yang
permanen pada ketinggian diatas 1.000 sampai 1.200 mdpl. Seperti di Leuser,
Aceh, habitat bagi lebih dari 60% populasi Orangutan Sumatera, adalah
______
27 Wich, S.A,dkk, Life History of Wild Sumateran Orangutans (Pongo abelii). Journal of Human Evolution, Vol.47, No.3 (2004), h. 385-98.
28 Meijaard E, HD Rijksen, dan SN Kartikasari, Di Ambang Kepunahan,..., h.34. 18
wilayah pegunungan dengan ketinggian tempat mencapai 4.000 mdpl.
Populasi Orangutan di wilayah ini tersebar dalam pola berkelompok.29
Biasanya Orangutan berkelompok di kaki-kaki bukit, dasar lembah, dan rawa
pantai. Rawa pantai tampak sebagai lokasi yang ditempati Orangutan dengan
kepadatan tertinggi.
B. Perilaku Makan
Perilaku makan merupakan aktivitas yang dimulai ketika Orangutan mencari, mengunyah makanan sampai ketika berhenti makan. Orangutan umumnya mencari makan pada pohon yang terdapat di daerah lintasan atau wilayah jelajahnya. Aktivitas makan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan.
Berdasarkan jenis yang dikonsumsi, pakan Orangutan sangat bervariasi, diantaranya buah-buahan berdaging lembek dan berbiji. Selain itu, Orangutan juga memakan daun-daunan, tunas muda, terutama ketika buah jarang ditemukan.30
Pola makan ini yang mempengaruhi kondisi biologis dan cara hidup serta perilaku pergerakan Orangutan. Dari komposisi persentase waktu makan dan jenis makanan Orangutan, buah sekitar 60%, daun 25%, kulit batang 15%, serangga
10%, dan yang lainnya 2%.31 Untuk primata seperti simpanse, Orangutan dan
______
29 Singleton, P. and D. Sainsbury, Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Editio.( England: John Wiley and Sons. Ltd, 2006), h.123.
30 Wanda Kuswanda, Orangutan Batang..., h.106.
31 Meijaard E, HD Rijksen, dan SN Kartikasari, Di Ambang Kepunahan,..., h.39. 19
siamang mengkonsumsi semut dan rayap (serangga) untuk mendapatkan asam amino penting yang tidak diperoleh dari pohon.32
Selain itu, Orangutan juga memakan serangga, kulit pohon, beberapa hewan kecil, madu dan tanah. Orangutan digolongkan sebagai frugivorus atau pemakan buah-buahan, walaupun Orangutan juga memiliki sifat opurtunistik (memakan apa saja yang dapat diperolehnya). Distribusi jumlah dan kualitas makanan, terutama buah-buahan sebagai makanan pokok Orangutan, sangat memengaruhi perilaku pergerakan, kepadatan populasi dan organisasi sosialnya.
C. Pohon Pakan Orangutan
Keanekaragaman hayati tersebut meliputi tumbuhan dan hewan yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Indonesia menempati urutan keempat dunia untuk keanekaragaman jenis tumbuhan, yaitu memiliki kurang lebih 38.000 jenis.33
Hutan enclosure merupakan hutan yang banyak ditumbuhi tumbuhan berkayu, semak, maupun herba. Kondisi hutan ini memungkinkan Orangutan mengkonsumsi berbagai jenis pakan, Orangutan juga mengkonsumsi tumbuhan alami yang tumbuh di dalam hutan tersebut.34
Tumbuhan pakan merupakan salah satu komponen biotik dari habitat
Orangutan yang sangat penting untuk menunjang hidup, sehingga pakan dapat
______
32 Rapport DJ., Ptimal Foraging for Complementary Resources. The American Naturalist, The University of Chicago Press 116, (1980), h. 324.
33 Muslich hidayat. dkk., “Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transek) Di Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Biotik, ISBN: 978-602-60401-3-8, (2017), h.85.
34 Abdullah A. dkk., “Perilaku Makan Dan Jenis Pakan Orangutan (Pongo Pygmaeus) di Yayasan International Animal Rescue Indonesia (Yiari) Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat” Jurnal Lestari, Vol.5, No.2, (2017), h. 305. 20
menjadi faktor pembatas bagi perumbuhan populasi satwa liar termasuk
Orangutan. Pada dasarnya Orangutan mengkonsumsi buah, daun, bunga, tunas muda, kulit pohon dan biji dibandingkan jenis pakan lainnya.35 sehingga keberadaan pohon pakan Orangutan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup.
D. Pakan Oangutan
Pakan adalah bahan-bahan yang dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh bagi pemeliharaan dan penggantian jaringan tubuh yang rusak (Suhardjo et al., 1986).36 Satwa liar memerlukan energi untuk proses-proses metabolisme dasar dan tambahan kalori untuk melakukan aktivitas hariannya. Kuantitas dan kualitas makanan yang diperlukan satwa liar berbeda-beda berdasarkan jenis, perbedaan kelamin, kelas umur, fungsi fisiologis, musim, cuaca dan kondisi geografis.37
Orangutan memakan lebih dari 200 jenis pakan yang berbeda di alam liar.
Jenis pakan Orangutan pada umumnya sangat bervariasi hingga 60% dimana jenis pakan paling banyak adalah berupa buah-buahan.38 Oleh sebab itu, Orangutan disebut sebagai satwa frugivora yang artinya satwa pemakan buah-buahan.
Walaupun demikian, Orangutan juga memakan bagian-bagian lain dari pohon
______
35 Dede Aulia Rahman, “Karakteristik Habitat dan Preferensi Pohon Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Taman Nasional Tanjung Puting (Studi Kasus Camp Leakey)”, Jurnal Primatologi indonesia, Vol.7, No.2, (2010), H.43.
36 Suhardjo, dkk, Pangan, Gizi, dan Pertanian, (Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia. 1986), h.66.
37 Alikodra HS, Pengelolaan Satwaliar. Jilid I. ( Bogor : Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan, 2002), h.45.
38 Meijaard E, dkk., Diambang Kepunahan!: Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. (Jakarta: The Gibbon Foundation Indonesia. 2001), h. 45. 21
(daun muda, bunga, kulit kayu, biji, kambium dan getah), liana, serangga seperti rayap, vertebrata kecil dan tanah untuk memenuhi kebutuhan mineralnya.
Orangutan lebih menyukai buah segar dan buah-buahan besar dengan kulit keras yang dapat dimakan.39
Orangutan saat musim buah dapat memilih makanan yang paling disukai untuk dimakan tetapi pada saat tidak musim buah maka Orangutan akan memakan apa saja jenis yang dijumpainya. Oleh sebab itu, kepadatan Orangutan di habitatnya bervariasi sesuai dengan ketersediaan pakan. Densitas paling tinggi terdapat di daerah dataran banjir (flood-plain) dan hutan rawa gambut.
E. Faktor yang Mempengaruhi Ketersediaan Pakan Orangutan
Ketersedian pakan Orangutan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. Ketinggaian tempat diatas permukaan laut.
Penelitian yang dilakukan oleh Djojosudharmo menunjukkan bahwa
kepadatan populasi Orangutan akan menurun ketika pakan yang tersedia
berkurang. Selain itu, ketersedian pakan lebih sedikit pada ketinggian tempat
(mdpl) yang lebih tinggi terutama pakan Orangutan yang berupa buah-
buahan.40 Hal ini menandakan bahwa ketinggian menjadi salah-satu faktor
ketersediaan pakan Orangutan.
______
39 Rowe N, The pictorial guide to the living primates, (Rhode Island: Pogonias Press,1996), h. 56.
40 Djojosudhormo dan van schaik, Orangutan: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation, (New york : Oxford University press, 2009), h.78. 22
2. Habitat
Habitat merupakan tempat tinggal makhluk hidup yang saling
berinteraksi dengan lingkungannya. Habitat ideal bagi Orangutan, adalah
kawasan yang dapat menjamin semua kebutuhan dan kelangsungan hidupnya
yang terbentuk dari interaksi dan kombinasi berbagai komponen habitat, baik
biotik maupun fisik.41 Habitat Orangutan mengalami kerusakan akibat
penebangan hutan yang mengakibatkan hilangnya jenis kayu komersial,
terbuka jalur baru untuk memudahkan akses di dalam hutan, dan tebukanya
kanopi pohon. Hal ini akan mengurangi jumlah pohon buah-buahan, dengan
demikian akan mengurangi daya dukung habitat dan kepadatan Orangutan.
3. Suhu dan Kelembaban
Suhu dan kelembaban udara merupakan faktor yang penting karena
mempengaruhi segala bentuk kehidupan. Jenis dan komposisi tumbuhan,
perilaku, dan sebaran satwaliar sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban
di sekitarnya. Ketersediaan sumber paka Orangutan akan berkurang di
musim kemarau yang mengakibatkan Orangutan harus mengosumsi selain
dari buah-buahan.42 Hal ini menandakan bahwa pengaruh suhu dan
kelembaban sangat penting bagi ketersedian pohon pakan Orangutan.
______
41 Robinson, W.L. & Boley, E.G, Wildlife ecology and managemen, (New York: Macmillan Publishing Company, 1984), h.56.
42 Kuswanda, W, “Seleksi Sumberdaya Habitat Orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) Di Cagar Alam Sipirok, Sumatera Utara (Habitat Resources Selection Of Orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) In Sipirok Nature Reserve, North Sumatra)”, Jurnal Penelitian Hutan dan Kon- servasi Alam Vol. 10 No. 3, (2013) : 255-271. 23
4. Jarak dari pemukiman dan aktivitas manusia
Aktivitas manusia merupakan salah satu ancaman utama bagi Orangutan,
Orangutan cenderung menjauh dari habitat yang sudah terganggu oleh
manusia.43 Hal ini menandakan bahwa jarak dari permukiman merupakan
salah satu faktor utama dalam kelangsungan habitat serta ketersediaan pakan
Orangutan.
F. Stasiun Penelitian Ketambe
Ketambe (3°4' LU dan 97°37" BT) termasuk ke dalam wilayah kecamatan
Badar, kabupaten Aceh Tenggara; sekitar 33 km sebelah Barat Laut kota
Kutacane Daerahnya dikelilingi G. Bendahara, G. Kemiri dan G. Mamas serta diapit oleh S. Ketambe dan S. Alas. Medannya datar sampai berbukit-bukit dengari ketinggian 330 sampai 1.000 m di atas permukaan laut.44
Taman Nasional Gunung Leuseur yang termasuk wilayah Daerah Istimewa
Aceh, selain itu daerah ini sangat terkenal karena sebagai Stasiun Penelitian dan
Pendidikan Kelestarian Alam bagi satwa salah satu habitat Orangutan Sumatera
(P. abelii) yang patut dipertahankan keberadaannya.45 Stasiun Penelitian Ketambe
(SPK), merupakan hutan hujan tropis primer dataran rendah kaya akan jenis pohon penghasil buah.
______
43 Kuswanda, W, Ancaman terha-dap kelangsungan hidup Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson). Jurnal Penelitian Hutan dan Kon-servasi Alam, Vol.4, No.4, (2007), h.409-417.
44 Edi Mirmanto, “Habitat Primata Di Stasiun Penelitian Ketambe, Taman Nasional G. Leuseur, Aceh”, Berita Biologi, Vol.3, No.5, (1986), h.232.
45 Ayat S Karokaro, (2015), “Stasiun Penelitian Orangutan Ketambe Hidup Lagi”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan: https://www.mongabay.co.id/2015/ 11/20/stasiun-penelitian-Orangutan-ketambe-hidup-lagi/. 24
Stasiun Penelitian Ketambe yang didirikan pada tahun 1971 oleh peneliti berkebangsaan Belanda, Herman D. Rijksen. Pembangunan ini didanai oleh Netherlands Foundation for the Advancement of Tropical
Research dan Netherlands Appeal of the World Wildlife Foundation. Awal pendiriannya. Stasiun Penelitian Ketambe memiliki luas area mencapai 450 hektar, sejak pertengahan 2013 stasiun tersebut dikelola oleh Forum Konservasi
Leuser (FKL) bersama Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser sebagai pusat penelitian keanekaragaman hayati serta untuk melindungi koridor satwa dan untuk memperkuat sistem pengamanan kawasan TNGL.46
Stasiun Penelitian Ketambe ditujukan sebagai lokasi rehabilitasi Orangutan sekaligus sebagai pusat penelitian. Pengelolaan stasiun diserahkan ke PHPA Pada
1980, dan sejak itu Ketambe dijadikan sebagai pusat penelitian. Sementara, pusat rehabilitasi Orangutan dipindahkan ke Bukit Lawang, Kabupaten Langkat,
Sumatera Utara. Hingga sekarang, Stasiun Penelitian Ketambe menjadi laboratorium alam yang istemewa.47 Menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti dalam dan luar negeri, khususnya primata.
Stasiun Penelitian Ketambe (SPK) saat ini terdiri dari 3 tipe kawasan hutan yang masih digunakan sebagai habitat Orangutan, yaitu:
______
46 Junaidi Hanafiah, (Mei 2017), “Stasiun Riset Ketambe, Bukan Orangutan Sumatera Saja yang Bisa Diteliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan: https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun-riset-ketambe-bukan-Orangutan-Sumatera-saja- yang-bisa-diteliti/.
47 Rahamadi R, (Mei 2017), “Stasiun Riset Ketambe Bukan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) saja yang bisa di teliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan: https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun-riset-ketambe-bukan-Orangutan- Sumatera-saja-yang-bisa-diteliti/. 25
1. Kawasan dengan hutan primer seluas 330 ha dari 450 ha yang ditetapkan
sebagai kawasan SPK dan didominasi oleh vegetasi asli.
2. Kawasan dengan hutan bekas tebangan (hutan sekunder) seluas 83 ha
akibat aktivitas penebangan yang terjadi dari 1999–2003 dan telah
mengalami suksesi.
3. Kawasan perambahan seluas 36,78 ha di sepanjang Sungai Alas akibat
kegiatan peladangan yang dilakukan masyarakat selama 2009-2010,
terutama di bagian utara SPK.
Potensi penggunaan kedua kawasan yang berada di dalam Stasiun Penelitian
Ketambe oleh Orangutan dapat diketahui dengan mengkaji kelimpahan dan sebaran pohon pakan, serta interval pergantian musim buah.48 Stasiun ini dipilih karena kaya dengan pohon pakan Orangutan Sumatera.
G. Pemanfaatan Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan
Referensi berasal dari kata kerja “to refer” yang berarti menunjuk, dan berasal dari bahasa inggris “reference” berarti meunjuk kepada, menyebut dari kata itulah berkembang batasan layanan referens, referensi menjadi pelayanan dalam menunjukkan informasi yang dibutuhkan. Sering diartikan pula dengan acuan, rujukan, sebab jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal-hal tertentu. Jenis referensi tersaji kedalam
______
48 Edi Mirmanto, “Habitat Primata..., h.232. 26
berbagai bentuk seperti: gambar, poster, jurnal, buku pembelajaran, buku saku, modul dan lain sebaginya.49
Hasil Penelitian tentang jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) akan dijadikan sebagai referensi pendukung pada matakuliah Ekologi Hewan dalam bentuk buku ajar dan poster yang dapat digunakan mahasiswa sebagai sumber informasi, data, sumber rujukan terhadap pembelajaran, dan sebagai referensi bagi peneliti tentang Orangutan.
1. Buku Ajar
Buku ajar merupakan buku panduan pembelajaran yang digunakan oleh
siswa guna membantu mencapai tujuan pendidikan nasional. Ukuran Kertas
yang dipakai berwarna dasar putih dengan ukuran 21,5 x 16,5 cm (kertas folio
F4 dibagi dua) atau boleh juga berukuran A4 (29,7 x 21 cm) dan margin kertas
A4 atas, kiri, kanan, bawah masing masing 2,5 cm, 3 cm, 2 cm, 2,5 cm. Huruf
yang digunakn berukuran 10 / 11 dengan spasi baris 1 atau 1,15, untuk kertas
A4 gunakanlah huruf berukuran 11/ 12 dengan spasi antara baris 1,5. Jenis
huruf dapat digunakan times new roman, calibri, ariel, huruf lain yang
memudahkan saat membaca.50 Penggunaan buku ajar dalam pembelajaran
sangat penting diterapkan sebagai referensi pada materi Analisis Makanan
Hewan pada matakuliah Ekologi Hewan yang mempermudah mahasiswa
______
49 Hildawati Almah, “Pengembangan Layanan Referensi di Perpustakaan (Antara Harapan dan Kenyataan)”, Jurnal Iqra’, Vol.7, No. 1, 2013, h. 2.
50 Ardini Pangastuti, dkk, “Pengembangan Buku Ajar Biologi Sel dengan Pendekatan Bioinformatika”, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2, (2016), h. 116.
27
dalam mengenal jenis pohon pakan Orangutan dalam melaksanakan
pembelajaran.
2. Poster
Poster adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu
informasi, saran atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang
melihatnya, untuk melaksanakan isi pesan tersebut. Suatu poster yang baik
harus mudah diinget, mudah dibaca, dan mudah untuk ditempelkan dimana
saja.51 Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa poster merupakan sebuah
poster yang berisikan ide pengetahuan, bahan-bahan pembelajaran, informasi
yang dapat digunakan untuk pembelajaran, penelitian, dan lainnya.
H. Uji Kelayakan
Uji kelayakan adalah percobaan yang dilakukan untuk mendapatkan data awal tentang kualitas bahan ajar yang sudah di sahkan oleh ahli yang dapat memberikan penilaian kelayakan secara terstruktur terhadap produk yang akan digunakan sebagai bahan ajar didalam proses pembelajaran.52 Uji kelayakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat beberapa aspek dari kelayakan buku ajar dan poster Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (P. abelii). di Stasiun
Penelitian Ketambe.
______
51 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group. 2015), h. 215.
52 Yosi wulandari dan Wachid E. Purwanto, “ Kelayakan Aspek Materi dan Media dalam Pengembangan Buku Ajar Sastra Lama”, Jurnal Gramatika, Vol.3, No.2, (2017), h.172. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah survey explorative (jelajah langsung) yang merupakan metode observasi secara langsung ditempat penelitian yang akan dilakukan.53 Teknik pengumpulan data menggunakan metode line transek di 3 strata ketinggian tempat terhadap jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (Pongo abelii). Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria keberadaan pohon pakan dan tempat yang landai pada setiap strata ketinggian tempat yang telah ditentukan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh
Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020.
______
53 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta: Bineka Cipta, 2011), h.99.
28 29
Gambar 3.1: Peta Lokasi Penelitian di Stasiun Penelitian Ketambe
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan atau sekumpulan subjek yang menarik diteliti dan dijadikan sumber data yang akan memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian untuk dianalisis.54 Populasi dari penelitian ini adalah Seluruh
Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe kabupaten Aceh Tenggara.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi, memiliki sifat sama yang dijadikan subjek penelitian.55 Sampel dalam penelitian ini yaitu jenis pohon pakan
______
54 Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 118.
55 Margono, Metodelogi Penelitian ....., h. 119. 30
Orangutan yang berada di dalam jalur line transek pada setiap strata ketinggian tempat yang ditentukan.
D. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disedikan dalam bentuk tabel 3.1.
Tabel 3.1: Alat dan Bahan Penelitian Fungsi No Alat dan Bahan
1. Lembar data Untuk mencatat Pengamatan yang diperlukan pengamatan selama penelitian. 2. GPS Untuk Menentukan titik koordinat dan ketinggian tempat. 3. Peta Lokasi Untuk mengetahui lokasi penelitian. 4. Kamera Untuk dokumentasi selama penelitian 5. Lux Meter Untuk mengukur intensitas cahaya. 6. Hygrometer Untuk mengukur kelembaban dan suhu udara 7. Soil Tester Untuk mengukur pH dan kelembaban tanah. 8. Buku flora Untuk meindentifikasi pohon 9. Meteran pita Untuk mengukur diameter pohon 10. Meteran Besar Untuk Mengukur Ukuran Plot Line transek 11. Alat tulis Untuk mencatat data penelitian.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Awal
Persiapan tahap awal adalah studi literatur dan pengumpulan informasi
dari pihak pengelola Stasiun Penelitian Ketambe melalui wawancara
langsung dan survei.
31
2. Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data pohon pakan Orangutan pada Stasiun
Penelitian Ketambe berdasarkan ketinggian tempat dibuat sebanyak 9
transek dengan panjang masing-masing transek 100m dan lebar 20m.
Transek tersebut tersebar di 3 kisaran (Range) ketinggian yaitu 300-600,
600-900 dan 900-1100 mdpl, dengan masing-masing kisaran ketinggian
sebanyak 3 transek. Parameter yang diambil dalam pengamatan ini
adalah jenis pohon pakan Orangutan, jumlah individu pohon pakan
Orangutan, dan diameter pohon pakan Orangutan, dan faktor fisik kimia
yang diamati adalah kelembaban tanah, pH tanah, kelembaban udara,
suhu, dan intensitas cahaya.
3. Identifikasi sampel Jenis pohon pakan
Setiap jenis pohon pakan Orangutan yang ditemukan dan diidentifikasi
langsung secara marfologi dilokasi penelitian menggunakan buku catatan
identifikasi dan studi literatur lainnya, dan difoto sebagai dokumentasi.
Kemudian dicatat keterangan mengenai ketinggian tempat, jenis pohon,
jenis strata pohon, bagian pohon yang dimakan oleh Orangutan, famili
dan nama lokal dan ilmiah pada instrumen penelitian.
32
F. Instrumen Pengumpulan Data
Intrumen merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.56
Instrumen mengenai Jenis pohon pakan berdasarkan ketinggian tempat dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan atau lembar identifikasi. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui nama jenis pohon pakan, famili, keliling batang, dan bagian yang dimakan oleh Orangutan. Faktor fisik kimia seperti kelembaban tanah, kelembaban udara, suhu, ph tanah, dan intensitas cahaya.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu dengan membuat gambaran atau deskripsi mengenai jenis pohon pakan Orangutan yang ditemukan disetiap strata ketinggian tempat pada Stasiun Penelitian
Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL). Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel, garafik, dan gambar.
2. Uji kelayakan
Uji kelayakan buku ajar dan Poster jenis pohon pakan Orangutan Sumatera
(P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe akan dilakukan uji kelayakan kepada salah satu dosen ahli dengan menggunakan lembar validasi media. Adapun kriteria penilaian validasi media sebagai berikut: ______
56 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar metodologi penelitian Kwantitatif dalm Pendidikan, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2010), h.160 33
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Validasi
Penilaian Skor Sangat Layak 4 Layak 3 Cukup Layak 2 Kurang Layak 1
Rumus uji kelayakan terhadap buku saku, dan hasilnya duhitung dengan rumus persentase adalah sebagai berikut:
풔풌풐풓 풚풂풏품 풅풊풄풂풑풂풊 Nilai = × 100%57 풔풌풐풓 풎풂풌풔풊풎풖풎
Adapun kriteria kategori kelayakan dapat dilihat pada tabel 2.12 sebagai berikut:58
Tabel 2.2 Kriteria Kategori Kelayakan
No Presentase (%) Kategori Kelayakan 1 0%-39% Tidak Layak 2 40%-59% Cukup Layak 3 60%-79% Layak 4 80%-100% Sangat Layak
______
57 Anas Sujino, Pengantar Statistic Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Grafidi Persada, 2001), h. 43.
58 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 1989), h. 49. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe
Hasil Penelitian dari jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii)
yang dilakukan di Stasiun Penelitian Ketambe berdasarkan ketinggian tempat
ditemukan sebanyak 35 famili dengan jumlah jenis sebanyak 83 pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii). Adapun Jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe dapat dilihat Pada tabel
4.1
Tabel 4.1. Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera di Stasiun Penelitian Ketambe.
Jumlah No Nama Daerah Nama Ilmiah Famili Total
1 Asam King Dracontomelon dao Anacardiaceae 6 2 Bintangur Mancang Magnifera laurina 1 3 Banitan Kecil Daun Pseudovaria reticulata Annonaceae 2 4 Banitan Lebar Daun Polyalthia laterifolia 1 5 Bau Langit Cyathocalyx sumantranus 2 6 Lengen Canangium odorata 7 7 Rutih Alstonia scholaris Apocynaceae 2 8 Pohon Aren Arenga pinnata Arecaceae 2 9 Dempok Neesia sp. Bombacaceae 4 10 Risung Canarium denticulacum Burseraceae 3 11 Lelegen Gironniera sp. Cannabaceae 1 12 Pepadi Gironniera subaequalis 4 13 Dangla Crataeva magna Capparidaceae 1 14 Keranji Siphonodon celastrinus Celastraceae 2 15 Meranti Petimah Lophopetalum javanicum 3 16 Asam Peder Garcinia sp. Clusiaceae 1 17 Manggis Hutan Garcinia celebica 2 18 Peradah Garcinia dioica 1
34
35
19 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 7 20 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 10 21 Kayu Arang Diospyros clavigera Ebenaceae 17 22 Tampang Rawan Elaeocarpus sp. Elaeocarpaceae 2 23 Medang Lede Elaeocarpus glaber 1 24 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 32 25 Pepoa Mallotus philipensis 1 26 Rambe Kekura Kecil Mallotus sp. 1 27 Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus 5 28 Selupik Sapium baccatum 1 29 Tampang Blumeodendron tokbrai 3 30 Tampu Tapak Gajah Macaranga triloba 9 31 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa 15 32 Tampu Balik Angin Macaranga hypoleucea 2 33 Tampu Biasa Macaranga tanarius 2 34 Tampu Licin Macaranga diepenhorstii 1 35 Tingkam Bischofia javanica 4 36 Geseng Batu Lithocarpus sp. Fagaceae 1 37 Geseng Bunga Lithocarpus wrayii 5 38 Geseng Tanduk Lithocarpus sp. 2 39 Bintangur Beringi Calophyllum saigonense Guttifereae 1 40 Medang Kunyit Beilescihamiedia sp. Lauraceae 3 41 Medang Licin Litsea sp. 3 42 Medang Nangka Phoebe grandis 1 43 Medang Pisang Litsea robusta 1 44 Medang Sawa Phoebe eliptica 4 45 Dukut Dasih Planconia vallida Lecythidaceae 3 46 Bungur Lagerstroemia sp. Lytharaceae 8 47 Balik Sumpah Aglaia argentea Meliaceae 2 48 Setur Badak Aglaia speciosa 5 49 Setur Badak putih Dysoxylum excelsum blume 1 50 Setur Gajah Aglaia odoratissima 9 51 Setur Padi Aglaia korthalsii 5 52 Ipoh Antiaris toxicaria Moraceae 1 53 Gala-Gala Biasa Ficus racemosa 1 54 Gala-Gala Rawu Ficus variegata 1 55 Gerupel Rawan Artocarpus sp. 1 56 Bedarah Knema cinerea Myristicaceae 2 57 Bedarah Kecil Daun Knema sp 2 58 Bedarah Lebar Daun Knema laurina 1 59 Pala Hutan Myrisctica sp. 1 60 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 5 36
61 Kerakah Pagar Anak Ardisia lanceolata 5 62 Jambu Air Eugenia densiflora Myrtaceae 1 63 Jambu Hutan Egenia grandis 10 64 Kayu Kelat Eugenia sp. 3 65 Banitan Keleton Strombosia zeylanica Olacaceae 3 66 Bergang Gajah Baccaurea deflexa phyllanthaceae 2 67 Bergang Piat Baccaurea bracteata 1 68 Pakam Rawan Aporosa lunata 1 69 Rambe Kekura Baccaurea racemosa 1 70 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 6 71 Jerik Kawa Plecetronia didyma Rubiaceae 7 72 Kayu Asam Plectronia horrida 10 73 Nanglit Nuclea cyrtopoda 2 74 Tenggulun Flacourcia rukam Salicaceae 1 75 Babi Kurus Elatoostachys sp. Sapindaceae 5 76 Pakam Pometia pinnata 1 77 Rambutan Biawak Nephelium rambutanake 17 78 Kayu Mayang Payena lucida Sapotaceae 2 79 Bulu Ayam Sterculia sp. Sterculiaceae 2 80 Kayu Gading Symplocos fasciculata Symplocaceae 3 81 Bangsok Villebrunea rubescens Urticaceae 2 82 Latang Rusa Dendrocinide stimulans 1 83 Latong Gajah Laportea sinuata 1
Jumlah 35 314 Total Sumber : Data Hasil Penelitian 2020
Berdasarkan dari tabel 4.1 ditemukan 83 jenis dari 35 famili yang
merupakan pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yang ditemukan di
Stasiun Penelitian Ketambe. Jumlah total keseluruhan individu pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) yang ditemukan di seluruh ketinggian tempat
berjumlah 314 jenis individu. Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) yang paling banyak ditemukan adalah jenis Elateriospermun tapos
sebanyak 32 individu dari famili Euphorbiaceae diikuti Diospyros clavigera
famili Ebenaceae dan Nephelium rambutanake famili Sapindaceae sebanyak 37
17, kemudian Chepalomappa malloticarpa sebanyak 15 individu dari famili
Euphorbiaceae, dan Plectronia horrida famili Rubiaceae, Egenia grandis famili Myrtaceae, Parashorea lucida famili Dipterocarpceae ditemukan masing masing sebanyak 10 individu.
2. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Hasil penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii)
Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ditentukan pada 3 strata ketinggian yaitu strata I ketinggian 300-600 mdpl, strata II ketinggian 600-900 mdpl, Strata III ketinggian 900-1100 mdpl. Adapun jenis pohon Pakan Berdasarkan Ketinggian tempat di Satasiun Penelitian Ketambe dapat dilihat pada tabel 4.2, 4.3, dan 4.4
Tabel 4.2 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) strata ketinggian 300-600 mdpl di Stasiun Penlitian Ketambe.
Jumlah No Nama Ilmiah Famili Total 1 Dracontomeleon dao Anacardiaceae 1 2 Canagium odorata Annonaceae 2 3 Cyathocalyx sumantranus 6 4 Alstonia scholaris Apocynaceae 1 5 Arenga pinnata Aracaceae 2 6 Canarium denticulacum Burseraceae 2 7 Crataeva magna Capparidaceae 1 8 Siphonodon celastrinus Celastraceae 2 9 Mastixia trichotoma Cornaceae 7 10 parashorea lucida Dipterocarpceae 7 11 Eleaocarpus sp. Elaeocarpaceace 1 12 Elaeocarpus glaber 1 13 Bischofia javanica Euphoebiaceae 4 14 Macaranga trilobata 8 15 Mallotus sphaerocarpus 4 16 Sapium baccatum 1 38
17 Macaranga hypoleucea 2 18 Macaranga tanarius 2 19 Blumeodendron tokbraii 1 20 Mallotus philipensis 1 21 Macaranga diepenhorstii 1 22 Lithocarpus wrayii Fagaceae 2 23 Beilescihamiedia sp. Lauraceae 2 24 Litsea robusta 1 25 Phoebe eliptica 1 26 Phoebe grandis 1 27 Planchonia valida Lecythidaceae 2 28 Aglaia speciosa Meliaceae 2 29 Aglaia argentea 1 30 Dysoxylum excelsum blume 1 31 Aglaia korthalsii 4 32 Aglaia odoratissima 9 33 Artocarpus sp. Moraceae 1 34 Ficus racemosa 1 35 Ardisia sp. Myrsinaceae 1 36 Ardisia lanceolata 2 37 Eugenia grandis Myrtaceae 1 38 Eugenia densiflora 2 39 Eugenia sp. 1 40 Strombosia zeylanica Olacaceae 3 41 Baccaurea deflexa phyllanthaceae 1 42 Baccaurea racemosa 1 43 Baccaurea bracteata 1 44 Carallia brachiata Rhizophoraceae 6 45 Nuclea cyrtopoda Rubiaceae 2 46 Elatoostachys sp. Sapindaceae 2 47 Nephelium rambutanake 10 48 Dendrocinide stimulans Urticaceae 1 49 Villebrunea rubescens 1 50 Laportea sinuata 1
Jumlah 24 121 Sumber : Data Hasil Penelitian 2020 39
Tabel 4.3 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) strata ketinggian 600-900 mdpl di Stasiun Penelitian Ketambe.
No Nama Ilmiah Famili Jumlah
1 Magnifera laurina Anacardiaceae 3 2 Dracontomelon dao 1 3 Pseudovaria reticulata Annonaceae 2 4 Gironniera subaequalis Cannabaceae 3 5 Gironniera sp. 1 6 Lophopetalum javanicum Celastraceae 1 7 Garcinia sp. Clusiaceae 1 8 Garcinia celebica 2 9 parashorea lucida Dipterocarpceae 10 10 Diospyros sp. Ebenaceae 17 11 Elateriospermun tapos Euphoebiaceae 32 12 Blumeodendron tokbrai 1 13 Chepalomappa malloticarpa 15 14 Lithocarpus sp. Fagaceae 1 15 Calophyllum saigonense Guttifereae 1 16 Beilschmniedia sp. Lauraceae 3 17 Lagerstroeemia sp. Lythraceae 3 18 Dysoxylum sp. Meliaceae 1 19 Antiaris toxicaria Moraceae 1 20 Knema sp. Myristicaceae 2 21 Ardisia sp. Myrsinaceae 1 22 Eugenia grandis Myrtaceae 2 23 Baccaurea deflexa phyllanthaceae 4 24 Aporosa lunata 1 25 Plecetronia horrida Rubiaceae 1 26 Plecetronia didyma 2 27 Flacourcia rukan Salicaceae 6 28 Elatoostachys sp. Sapindaceae 1 29 Lagerstroeemia sp. 3 30 Nephelium rambutanake 5 31 Payena lucida Sapotaceae 2 32 Sterculia sp. Sterculiaceae 1 33 Symplocos fasciculata Symplocaceae 3 34 Villebrunea rubescens Urticaceae 1
Jumlah 25 125 Sumber : Data Hasil Penelitian 2020 40
Tabel 4.4 Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) strata ketinggian 900-1100 mdpl di Stasiun Penelitian Ketambe.
No Nama Ilmiah Famili Jumlah Total
1 Dracontomeleon dao Anacardiaceae 2 2 Polyalthia laterifolia Annonaceae 1 3 Canangium odorata 1 4 Alstonia scholaris Apocynaceae 1 5 Neesia sp. Bombacaceae 4 6 Canarium denticulacum Burseraceae 1 7 Gironniera sp. Cannabaceae 1 8 Gironniera subequalis 1 9 Lophopetalum javanicum Celastraceae 2 10 Garcinia celebica Clusiaceae 1 11 Garcinia dioica 1 12 Parashorea lucida Dipterocarpceae 1 13 Elaeocarpus sp. Elaeocarpaceae 1 14 Blumeodendron tokbrai Euphoebiaceae 1 15 Mallotus sphaerocarpus 1 16 Macaranga trilobata 1 17 Mallotus sp. 1 18 Lithocarpus sp. Fagaceae 1 19 Lithocarpus wrayii 3 20 Lithocarpus sp. 1 21 Litsea sp. Lauraceae 3 22 Phoebe elliptica 3 23 Planconia vallida Lecythidaceae 1 24 Lagerstroeemia sp. Lythraceae 5 25 Aglaia korthalsii Meliaceae 1 26 Aglaia argentia 1 27 Ficus variegata Moraceae 1 28 Myrisctica sp. Myristicaceae 1 29 Knema cinerea 1 30 Ardisia sp. Myrsinaceae 2 31 Ardisia lanceolata 3 32 Egenia grandis Myrtaceae 5 33 Eugenia sp. 1 34 Plectronia didyma Rubiaceae 5 35 Plectronia horrida 4 36 Nephelium rambutanake Sapindaceae 2 37 Pometia pinnata 1 38 Sterculia sp. Sterculiaceae 1
41
Jumlah 23 68 Sumber : Data Hasil Penelitian 2020
Berdasarkan dari tabel diatas 4.2 Pada ketinggian 300-600 ditemukan 50 jenis dari 24 famili pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) dengan jumlah total keseluruhnya 121 jenis individu. ketinggian 300-600 mdpl didominasi oleh famili Euphoebiaceae dengan 9 jenis. Kemudian tabel 4.3 pada strata ketinggian 600-900 ditemukan 34 jenis dari 25 famili pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) dengan jumlah total keseluruhnya 125 jenis individu. Ketinggian 600-900 mdpl didominasi oleh famili sapindaceae dan
Euphorbiaceae dengan masing-masing terdapat 3 jenis. Sedangkan tabel 4.4 pada strata ketinggian 900-1100 mdpl ditemukan 34 jenis dari 22 famili pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) dengan jumlah total keseluruhnya 68 jenis individu. Ketinggian 900-1100 mdpl didominasi oleh famili
Euphorbiaceae dengan 4 jenis. Adapun jumlah keseluruhan jenis pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) yang ditemukan pada 3 strata ketinggian dapat dilihat pada gambar gambar 4.1.
42
Grafik Pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe 70.00% 60.24% 60.00%
50.00% 45.78% 40.96% 40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00% ketinggian 300-600 ketinggian 600-900 ketinggian 900-1100 mdpl mdpl mdpl Gambar 4.1: Grafik jumlah Pohon Pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) Berdasarkan Ketinggain tempat di Stasiun Penelitian Ketambe
Berdasarkan gambar 4.1 diatas bahwa grafik jumlah Pohon Pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) Berdasarkan ketinggian tempat diperoleh
bahwa strata ketinggian 300-600 mdpl memperoleh jumlah persentase
60,24%, strata ketinggian 600-900 mdpl memperoleh jumlah presentase
40,96%, dan strata ketinggian 900-1100 mdpl memperoleh jumlah persentase
45,78%.
3. Bagian Pohon Pakan yang dimakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bagian pohon pakan yang
dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di
Stasiun Penelitian Ketambe ditemukan bahwa Orangutan lebih sering
memakan diantaranya, buah, daun muda, bunga, biji, tunas muda, kulit pohon,
getah pohon. Adapun bagian yang dimakan pada pohon pakan Orangutan 43
Sumatera (P. abelii) Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian
Ketambe dapat dilihat pada gambar 4.2
Grafik Bagian Pohon Pakan yang dimakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe 1,2% BUAH 2,4% 1,2% 1,2% 1,2% DAUN MUDA 2,4%
BUNGA 7,2% 1,2% BIJI 1,2%
BUAH & DAUN MUDA
BUAH & KULIT POHON
BUAH & DAUN MUDA & TUNAS MUDA BUAH & KULIT POHON & 81,9% GETAH POHON BUAH & BUNGA & TUNAS MUDA BUAH & BUNGA Gambar 4.2: Bagian pohon pakanyang dimakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe.
Berdasarkan gambar 4.2 diatas bahwa grafik bagian pohon pakan yang
dimakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yaitu Buah, Daun, Bunga, Biji, Tunas
muda, Kulit pohon dan Getah pohon. Adapun bagian pohon pakan yang paling
banyak dimakan Orangutan adalah buah sebanyak 68 jenis dengan persentase
81,9% sisanya adalah bagian biji sebanyak 7 jenis dengan persentase 7,2%,
daun muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, bunga sebanyak 1 jenis
dengan persentase 1,2%, Buah dan daun muda sebanyak 2 jenis dengan
persentase 2,4%, Buah dan kulit pohon sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2
%, buah, tunas muda dan daun muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, 44
buah, kulit poon dan getah pohon sebanyak 1 jenis dengan presentase 1,2%,
buah, bunga dan tunas muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, dan
Buah, Bunga sebanyak 2 jenis dengan persentase 2,4%.
4. Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara
Adapun faktor fisika-kimia lingkungan yang mencakup kelembaban tanah,
kelembaban udara, suhu udara, intensitas cahaya, pH tanah dan titik koordinat
penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.4
Tabel 4.5 Rata-rata Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara Kelembab Suhu Itensitas Lokasi Titik pH Kelembaban Titik No an Tanah Udara Cahaya Penelitian Ketinggian Tanah Udara (%) Kordinat (%) (°C) (Cd) N = 03°40' Titik 300 mdpl 60% 6,2 77% 30,1 183,8 16.1" E = 097°39' 00.3" Strata N = 03°40' Ketinggian Titik 400 mdpl 70% 5,6 79% 28,9 141,4 44.6" E = 1 300-600 097°38' 50.8" N = 03°40' Titik 500 mdpl 80% 5,8 87% 25,4 171,1 16.1" E = 097°39' 00.3" Nilai Rata-Rata 70% 5,9 81% 28,1 165,4 N = 03°40' Titik 600 mdpl 50% 6,5 73% 27,2 170,3 08.8" E = 097°38' 52.6" Strata N = 03°40' Ketinggian Titik 700 mdpl 59% 6,6 64% 27,9 160,5 06.2" E = 2 600-900 097°38' 50.1" N = 03°39' Titik 800 mdpl 60% 6,4 76% 25,4 134,4 58.1" E = 097°38' 40.6" Nilai Rata-Rata 56% 6,5 71% 26,8 155,1 N = 03°39' Titik 900 mdpl 55% 6,6 67% 26,7 151,4 53.0" E = 097°38' 37.8" Strata N = 03°39' 3 Ketinggian Titik 1000 mdpl 70% 6 75% 24,8 140 51.3" E = 900-1100 097°38' 31.1" N = 03°39' Titik 1100 mdpl 60% 6,7 75% 23,5 160 45.9" E = 097°38' 28.7"
45
Nilai Rata-Rata 61% 6,4 72% 25 150,5 Sumber : Hasil Penelitian Faktor lingkungan Stasiun peelitian ketambe 2020.
Berdasarkan tabel 4.5 Rata-rata faktor fisik kimia lingkungan pada
penelitian Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan
ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe terbagi kepada 3 strata
ketinggian tempat yaitu strata ketinggian 300-600 mdpl memperoleh nilai rata-
rata suhu udara 28,1 ºC, kelembaban udara 81%, intensitas cahaya 165,4, pH
tanah 5,9 dan kelembaban tanah 70%. kemudian Strata ketinggian 600-900
mdpl memperoleh nilai rata-rata suhu udara 26,8 ºC, kelembaban udara 71%,
intensitas cahaya 155,1, pH tanah 6,5 dan kelembaban tanah 56%. Sedangkan
Strata ketinggian 900-1100 mdpl memperoleh nilai rata-rata suhu udara 25ºC,
kelembaban udara 72%, intensitas cahaya 150,5, pH tanah 6,4 dan kelembaban
tanah 61%.
5. Bentuk Hasil Penelitian Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Hasil penelitian terhadap jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) berdasarkan ketinggian tempat akan di Stasiun Penelitian Ketambe akan
digunakan sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan berupa Buku ajar dan
poster yang membahas tentang jenis-jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) yang terdapat di Stasiun Penelitian Ketambe. Buku ajar dan poster
tersebut akan dimanfaatkan untuk pembelajaran di perguruan tinggi yang
digunakan oleh mahasiswa dan dosen sebagai proses pembelajaran teori dan 46
praktikum pada materi Analisis Makanan Hewan. Adapun Cover buku ajar bisa
dilihat pada gambar 4.3
Gambar 4.3: Cover Buku ajar Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) Berdasarkan gambar 4.3 desain sampul buku ajar yang ditulis memuat .
tentang: (1). Sampul depan (cover), (2).Kata pengantar, (3). Daftar isi, (4).
Tujuan, (5) Pendahuluan, (7). Pendalaman materi yang di desain gambar-
gambar di dalamnya, (8). Kesimpulan dan (9). Daftar Pustaka.
Hasil penelitian dalam bentuk poster yang berisikan tentang jenis-jenis
Pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di
Stasiun Penelitian Ketambe yang nantinya dapat dijadikan referensi
pembelajaran pada materi analisis makanan hewan. Adapun bentuk poster
dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini: 47
Gambar 4.4: Poster Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)
Selanjutnya pada Gambar 4.2, desain Poster tentang latar belakang jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii), data jenis pohon pakan
Orangutan Sumatera (P. abelii) dan gambar pohon pakan Orangutan yang paling banyak ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe. Dengan adanya poster ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang mampu membantu mahasiswa untuk mengetahui jenis-jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe. 48
6. Uji kelayakan Buku Ajar dan Poster Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Stasiun Penelitian Ketambe sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan.
Uji kelayakan buku ajar jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penlitian Ketambe dilakukan
untuk mengetahui apakah produk tersebut layak untuk digunakan sebagai
referensi matakuliah Ekologi Hewan atau tidak. Uji kelayakan menggunakan
lembar validasi yang diuji oleh ahli materi, adapun indikator yang diuji
kelayakan buku ajar yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan
kegrafikan dan kelayakan pengembangan. Hasil dari uji kelayakan yang telah
dilakukan dapat dilihat pada tabel. 4.6
Tabel 4.6: Hasil Uji Kelayakan Buku ajar jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe. Skor No Indikator V1 V2 1 Komponen Kelayakan Isi Buku ajar
a. Keluasan materi sesuai dengan tujuan penyusunan buku 4 4 b. Kedalaman materi sesuai dengan tujuan penyusunan buku 3 4 c. Kejelasan materi 4 4 d. Keakuratan fakta dan data 4 4 e. Keakuratan konsep atau teori 3 3 f. Keakuratan gambar atau ilustrasi 4 4 g. Kesesuaian materi dengan perkembangan terbaru ilmu pengetahuan 4 4 saat ini
2 Komponen Kelayakan Penyajian
a. Konsistensi sistematika sajian 3 4 b. Kelogisan penyajian dan keruntutan konsep 4 3 c. Keseuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi 4 4 d. Ketepatan pengetikan dan pemilihan gambar 3 3 49
3 Komponen Kelayakan Kegrafikan
a. Komposisi buku sesuai dengan tujuan penyusunan buku 4 4 b. Penggunaan teks dan grafis proporsional 3 3 c. Kemenarikan layout dan tata letak 4 3 d. Produk membantu mengembangkan pengetahuan pembaca 4 4 e. Produk bersifat informatif kepada pembaca 3 4 f. Secara keseluruhan produk buku ini menumbuhkan rasa 4 4
4 Komponen Pengembangan
a. Konsistensis Sistemaika Sajian 4 3 b. Kelogisan penyajian dan keruntutan konsep 4 3 c. Koherensi substansi 3 4 d. Keseimbangan substansi 3 4 e. Kesesuaian dan ketepatan ilustrasi dengan materi 4 3 f. Adanya rujukan atau sumber acuan 3 4
Total Skor Keseluruhan 83 84 Nilai Rata-Rata 83,5 Persentase 90,76% Sumber : Hasil Penelitian 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa kevalidan buku yang telah
ditentukan oleh validator diperoleh rata-rata 83,5 dengan bobot tertinggi per
soal yaitu 4 maka diperoleh persentase yaitu 90% dengan kriteria sangat layak
direkomendasikan sebagai salah satu referensi yang dapat digunakan sebagai
salah satu referensi sumber belajar. Adapun Kelayakan poster jenis pohon
pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di
Stasiun Penelitian Ketambe Sebagai Penunjang Praktikum Ekologi Hewan
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini : 50
Tabel 4.7: Hasil Uji Kelayakan Poster Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe. Skor No Indikator V1 V2 1 Format Poster
a. Keserasian Warna Poster 4 3 b. Tata Letak Isi Poster 3 4 c. Keseluruhan Tampilan Poster 4 3 d. Alur Baca Pada Poster 4 4
2 Keakuratan Materi Poster
a. Kesesuaian Isi Poster dengan Perkembangan Ilmu Pengetahuan 4 3 b. Informasi yang disajikan media Poster 4 4 c. Kelengkapan Kalimat/Informasi yang disajikan media poster 3 3 d. Penekanan Pesan Poster 4 3
3 Bahasa Poster
a. Bahasa yang digunakan dalam media Poster 3 3 4 Keefektifan Poster
a. Kejelasan Media Poster 4 3 b. Kepraktisan Poster 4 4 c. Fungsi Poster Untuk Referensi 4 3
Total Skor Keseluruhan 45 40 Nilai Rata-Rata 42,5 Persentase 88,54% Sumber : Hasil Penelitian 2020
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa kevalidan poster yang telah
ditentukan oleh validator diperoleh rata-rata 42,5 dengan bobot tertinggi per
soal yaitu 4 maka diperoleh persentase yaitu 88% dengan kriteria sangat layak
direkomendasikan sebagai salah satu referensi yang dapat digunakan sebagai
salah satu referensi sumber belajar. 51
7. Deskripsi Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang paling banyak ditemukan Berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
1. Elateriospermun tapos
Elateriospermun tapos merupakan jenis pohon pakan Orangutan Sumatera
(P. abelii) yang jumlah individu paling banyak ditemukan di Stasiun
Penelitian Ketambe. Jumlah total individu Elateriospermun tapos yang
ditemukan sebanyak 32 individu dan hanya ditemukan pada strata
ketinggian 600-900 mdpl. Elateriospermun tapos berasal dari Famili
Euphorpiaceae yang merupakan famili yang terbanyak ditemukan jenis
pohon pakan Orangutan. Elateriospermun tapos dalam bahasa lokal atau
daerah setempat sering disebut kayu karet, dan bagian pohon yang
dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) dari Elateriospermun tapos
yaitu buah dan kulit pohon. kulit pohon Elateriospermun tapos
merupakan bagian yang disukai oleh Orangutan Sumatera (P. abelii).
Elateriospermum tapos
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Elateriospermun Spesies : Elateriospermun tapos Gambar 4.5 : Elateriospermun tapos.59
______
59 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 52
2. Diospyros clavigera
Diospyros clavigera merupakan jenis pohon pakan Orangutan Sumatera
(P. abelii) yang kedua paling banyak ditemukan di Stasiun Penelitian
Ketambe. Jumlah total individu Diospyros clavigera yang ditemukan
sebanyak 17 individu dan hanya ditemukan di strata ketinggian 600-900
mdpl. Diospyros clavigera berasal dari famili Ebenaceae dan merupakan
famili yang hanya ditemukan satu jenis pohon pakan Orangutan.
Diospyros clavigera dalam bahasa lokal atau daerah setempat sering
disebut Kayu Arang. Bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan
Sumatera (P. abelii) dari Diospyros clavigera yaitu buah yang merupakan
bagian yang disukai oleh Orangutan Sumatera (P. abelii). Diospyros clavigera
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ericales Famili : Ebenaceae Genus : Diospyros Spesies : Diospyros clavigera. Gambar 4.6 : Diospyros clavigera.60
3. Nephelium rambutanake
Nephelium rambutanake merupakan jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) yang jumlah individu sama dengan Diospyros
clavigera dan kedua paling banyak ditemukan di Stasiun Penelitian
Ketambe. Jumlah total individu Nephelium rambutanake yang ditemukan
______
60 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 53
sebanyak 17 individu di seluruh strata ketinggian dan paling banyak
jumlah ditemukan pada strata ketinggian 300-600 mdpl. Nephelium
rambutanake berasal dari famili Sapindaceae dan merupakan famili yang
hanya ditemukan tiga jenis pohon pakan Orangutan. Nephelium
rambutanake dalam bahasa lokal atau daerah setempat sering disebut
Rambutan Biawak. Bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan
Sumatera (P. abelii) dari Nephelium rambutanake yaitu buah yang
merupakan bagian yang disukai oleh Orangutan Sumatera (P. abelii).
Nephelium rambutanake
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium rambutanake Gambar 4.7: Nephelium rambutanake.61
4. Chepalomappa malloticarpa
Chepalomappa malloticarpa merupakan jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) yang ketiga paling banyak ditemukan di Stasiun
Penelitian Ketambe. Jumlah total individu Chepalomappa malloticarpa
yang ditemukan sebanyak 15 individu dan hanya ditemukan di strata
ketinggian 600-900 mdpl. Chepalomappa malloticarpa berasal dari famili
Euphorbiaceae dan merupakan famili yang paling banyak ditemukan jenis
______
61 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 54
pohon pakan Orangutan. Chepalomappa malloticarpa dalam bahasa lokal
atau daerah setempat sering disebut Ure Tenge Benge. Bagian pohon
pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) dari
Chepalomappa malloticarpa yaitu buah yang merupakan bagian yang
disukai oleh Orangutan Sumatera (P. abelii).
Chepalomappa malloticarpa
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Chepalomappa Spesies : Chepalomappa malloticarpa Gambar 4.8 : Chepalomappa malloticarpa.62
5. Plectronia Horrida
Plectronia Horrida merupakan jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) yang jumlah individu sama dengan Egenia Grandis dan
Parashorea Lucida atau yang keempat paling banyak ditemukan di
Stasiun Penelitian Ketambe. Jumlah total individu Plectronia Horrida
ditemukan yaitu sebanyak 10 individu di dua strata Ketinggian yaitu strata
ketinggian 600-900 mdpl dan strata ketinggian 900-1100 mdpl sedangkan
paling banyak jumlah ditemukan pada strata ketinggian 600-900 mdpl.
Plectronia Horrida berasal dari famili Rubiaceae dan merupakan famili
yang hanya ditemukan tiga jenis pohon pakan Orangutan. Plectronia
______
62 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 55
Horrida dalam bahasa lokal atau daerah setempat sering disebut Kayu
Asam. Bagian pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P.
abelii) dari Plectronia Horrida yaitu daun muda yang merupakan bagian
yang disukai oleh Orangutan Sumatera (P. abelii).
Plecetronia horrida
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae
Genus : Plecetronia Gambar 4.9 : Plecetronia horrida.63 Spesies : Plecetronia horrida
6. Egenia Grandis
Egenia Grandis merupakan jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) yang jumlah individu sama dengan Plectronia Horrida dan
Parashorea Lucida atau keempat paling banyak ditemukan di Stasiun
Penelitian Ketambe. Jumlah total individu Egenia Grandis ditemukan
sebanyak 10 individu di seluruh strata Ketinggian sedangkan paling
banyak jumlah ditemukan pada strata ketinggian 900-600 mdpl. Egenia
Grandis berasal dari famili Myrtaceae dan merupakan famili yang hanya
ditemukan tiga jenis pohon pakan Orangutan. Egenia Grandis dalam
bahasa lokal atau daerah setempat sering disebut Jambu Hutan. Bagian
pohon pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) dari
______
63 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020.
56
Egenia Grandis yaitu Buah yang merupakan bagian yang disukai oleh
Orangutan Sumatera (P. abelii).
Eugenia grandis
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Myrtaceaae Genus : Eugenia Spesies : Eugenia grandis Gambar 4.10 : Eugenia grandis.64
7. Parashorea Lucida
Parashorea Lucida merupakan jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) yang jumlah individu sama dengan Egenia Grandis dan
Plectronia Horrida atau keempat paling banyak ditemukan di Stasiun
Penelitian Ketambe. Jumlah total individu Parashorea Lucida yang
ditemukan sebanyak 10 individu dan ditemukan di seluruh strata
ketinggian, Sedangkan paling banyak jumlah ditemukan pada strata
ketinggian 300-600 mdpl. Parashorea Lucida berasal dari famili
Dipterocarpceae dan merupakan famili yang hanya ditemukan satu jenis
pohon pakan Orangutan. Parashorea Lucida dalam bahasa lokal atau
daerah setempat sering disebut Entap. Bagian pohon pakan yang dimakan
oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) dari Parashorea Lucida yaitu Bunga
______
64 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 57
yang merupakan bagian yang disukai oleh Orangutan Sumatera (P.
abelii).
Parashorea lucida
Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili : Dipterocarpaceae Genus : Parashorea Spesies : Parashorea lucida Gambar 4.11 : Parashorea lucida.65
B. Pembahasan
1. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) yang ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe
Pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian
tempat di penelitian ketambe ditemukan 314 individual dari 83 jenis dan 35
famili pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat 35 jenis famili pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penlitian
Ketambe diantaranya Anacardiaceae, Annonaceae, Apocynaceae, Arecaceae,
Bombacaceae, Burseraceae, Cannabaceae, Capparidaceae, Celastraceae,
Clusiaceae, Cornaceae, Dipterocarpceae, Ebenaceae, Elaeocarpaceae,
Euphorbiaceae, Fagaceae, Guttiferca, Guttifereae, Lauraceae, Lecythidaceae,
Lytharaceae, Meliaceae, Moraceae Myristicaceae, Myrsinaceae, Myrtaceae
______
65 Sumber Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 17 Maret 2020. 58
Olacaceae Phyllanthaceae, Rhizophoraceae, Rubiaceae, Salicaceae,
Sapindaceae, Sapotaceae, Sterculiaceae, Symplocaceae, dan Urticaceae.
Adapun famili yang paling banyak jenis ditemukan pada penelitian ini yaitu
Euphorbiaceae dengan 12 jenis, anatara lain, Elateriospermun tapos,
Mallotus philipensis, Mallotus sp., Mallotus sphaerocarpus, Sapium
baccatum, Blumeodendron tokbrai, Macaranga triloba, Chepalomappa
malloticarpa, Macaranga hypoleucea, Macaranga tanarius, dan Macaranga
diepenhorstii.
Kemudian diikuti oleh famili Lauraceae dengan 5 jenis yaitu
Beilescihamiedia sp., Litsea sp., Phoebe grandis, Litsea robusta, Phoebe
eliptica. Meliaceae terdapat 5 jenis yaitu Aglaia argentea, Aglaia speciosa,
Dysoxylum excelsum blume, Aglaia odoratissima, dan Aglaia korthalsii.
Moraceae, phyllanthaceae Annonaceae, dan Myristicaceae masing- masing
ditemukan 4 jenis. Sedangkan Myrtaceae, Fagaceae, Rubiaceae, Sapindaceae,
dan Urticaceae ditemukan masing-masing 3 jenis, kemudian Myrsinaceae,
Cannabaceae, Guttifereae, Elaeocarpaceae, dan Celastraceae masing-masing
ditemukan 2 jenis. Sebanyak 23 famili lainnya ditemukan masing-masing satu
jenis pohon pakan Orangutan. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran famili
jenis pohon pakan Orangutan sebagai sumber pakan dalam penelitian ini
hampir serupa dengan yang ditemukan oleh oleh Strapasti yaitu dari famili
Euphorbiaceae, Lauraceae, Meliaceae, Myrtaceae, Moraceae dan Fagaceae.66
______
66 Sitaparasti, D, “Populasi Distribusi Orngutan Sumatera (Pongo abelii) Di Kawasan Hutan DAS Batang Toru, Sumatera Utara,“ Thesis,Program Pascasarjana, Uneversitas Indonesia Depok, (2007), h. 68. 59
Adapun dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa ditemukan beberapa jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yang jumlah individu lebih banyak diseluruh strata ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe. jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yang paling banyak ditemukan diantaranya Elateriospermun tapos dari Famili Euphorbiaceae dengan jumlah 32 individu dari seluruh ketinggian tempat. Naphelium rambutanake dari famili Sapindaceae dan Diospyros clavigera dari famili
Ebenaceae dengan masing-masing 17 individu. Chepalomappa malloticarpa dari famili Euphorbiaceae ditemukan dengan jumlah 15 individu.
Parashorea lucida (Dipterocarpceae), Eungenia grandis (Myrtaceae),
Pletronia horrida (Rubiaceae) ditemukan dengan masing-masing jumlah 10 individu. Kemudian ditemukan beberapa jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) yang paling sedikit dari seluruh strata ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe diantaranya yaitu Magnifera laurina
(Anacardiaceae), Polyalthia laterifolia (Annonaceae), Gironniera sp.
(Cannabaceae), Garcinia sp. dan Garcinia dioica (Clusiaceae), Elaeocarpus glaber (Elaeocarpaceae), Mallotus philepensis, Mallotus sp., Sapium baccatum, Macaranga diephenhorstii (Euphorpiaceae), Lithocarpus sp.
(Fagaceae), Calophyllum saigonense (Guttifereae), Phoebe grandis, Litsea robusta (Lauraceae), Dysoxylum excelsum (Meliaceaea), Antiaris toxicaria,
Ficus racemosa, Ficus variegata, Artocarpus sp. (Moraceae), Knema laurina,
Myrisctica sp. (Myristicaceae), Eugenia densiflora (Myrtaceae), Baccaurea bracteata, Aporosa lunata, Baccaurea racemosa (Phyllanthaceae), Flacourcia
60
rukam (Salicaceae), Pemotia pinnata (Sapindaceae), dan terakhir
Dendrocinide stimulans, Laportea sinuata (Urticaceae) dengan masing-
masing jumlah 1 individu jenis pohon pakan Orangutan. Hal ini menunjukkan
jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian
Ketambe bahwa jumlah individu setiap jenis pohon pakan yang ditemukan
berdasarkan ketinggian tempat berbeda jumlahnya dan kebanyakan jumlah
yang ditemukan yaitu 1 jenis individu, sehinnga membuktikan bahwa pohon
pakan Orangutan berdasarkan ketinggian tempat mempengarui terhadap
keberadaan jumlah individu pohon pakan Orangutan.
2. Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe didapatkan melalui 9 plot line transek yang berada pada 3 strata ketinggian yang telah ditentukan.
Adapun pada setiap strata ketinggian tempat diperoleh bebagai macam jenis dengan jumlah individu pohon pakan Orangutan yang berbeda-beda. Jenis sumber pohon pakan Orangutan yang ditemukan pada strata ketinggian 300-
600 mdpl dengan jumlah 50 jenis dengan persentase 60,24%, strata ketinggian
600-900 mdpl dengan jumlah 34 jenis dengan persentase 40,96%. dan strata ketinggian 900-1100 mdpl dengan jumlah 38 jenis dengan persentase 45,78%.
Jumlah jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) antara strata ketinggian 300-600 mdpl memilki jumlah jenis lebih banyak dibandingkan dengan ketinggian 600-900 mdpl dan ketinggaian 900-1100 mdpl yang 61
memiliki jumlah jenis lebih sedikit. Hal ini menunjukkan jenis pohon pakan
Orangutan dipengaruhi faktor ketinggian tempat, sebagaimana pada
penelitian yang dilakukan oleh Djojosudharmo menunjukkan bahwa
ketersedian pakan lebih sedikit pada ketinggian tempat (mdpl) yang lebih
tinggi terutama pakan Orangutan yang berupa buah-buahan. 67 Hal ini
dibuktikan oleh Van Schaik bahwa sebaran Orangutan semakin sedikit
dengan bertambahnya ketinggian tempat karena ketersediaan buah-buahan
sebagai makanan pokoknya semakin menurun tajam bersamaan dengan
bertambah tingginya suatu tempat. 68
Setiap strata ketinggian tempat mempunyai jenis pohon pakan yang
mendominasi diantaranya pada strata ketinggian 300-600 mdpl ditemukan 10
individu Nephelium rambutanake dari famili Sapindae dan menjadi salah satu
makanan favorit Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian
Ketambe. Kemudian strata ketinggian 600-900 mdpl ditemukan 2 famili yang
dominan yaitu, famili Eurphobiaceae sebanyak 32 individu Elateriospermun
tapos dan 17 individu Diospyros clavigera dari famili Ebenaceae. Sedangkan
strata ketinggian 900-1100 mdpl ditemukan 2 jenis yang dominan banyak
ditemukan yaitu 5 jenis Egenia Grandis dari famili Myrtaceae dan 5 jenis
Lagerstroemia sp dari famili Lytharaceae.
______
67 Djojosudhormo dan van schaik, Orangutan: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation, (New york : Oxford University press, 2009), h.78.
68 Van Schaik, C.P, Dramatic decline in Orangutan numbers in the Leuser Ecosystem, Northern Sumatra. Oryx, Vol.35, No.1, (2001), h. 20. 62
Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan
ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ditemukan beberapa jenis
pohon pakan Orangutan yang jumlah dominan lebih banyak yaitu jenis
Elateriospermun tapos dari famili Euphorbiaceae dengan jumlah 32 individu
pada strata ketinggian 600-900 mdpl. Famili Euporbiaceae merupakan famili
terbesar keempat dari lima famili tumbuhan berpembuluh di malesia yang
mewadahi 1354 jenis dari 91 marga, dilaporkan pula famili Euphorbiaceae
memiliki 7.300 jenis yang tergabung dalam 300 genus.69 Euphorbiaceae
adalah famili yang ditemukan diseluruh 3 strata ketinggian tempat yang di
tentukan. strata ketinggian 300-600 mdpl dan strata ketinggian 600-900 paling
banyak ditemukan jenis dari famili Euphorbiaceae seperti Elateriospermun
tapos dengan 32 individu dan Chepalomappa malloticarpa dengan 15
individu. Banyak jenis-jenis lainya dari pada Eurphobiaceae yang ditemukan
masing-masing individu berkisar dari 1 sampai dengan 9.
Berdasrkan hasil penelitian terdapat beberapa jenis pohon pakan
Orangutan yang hanya terdapat pada salah satu strata ketinggian tempat
diantaranya yaitu Aglaia odoratissima, Mastixia trichotoma, dan Carallia
brachiata hanya terdapat pada strata ketinggian 300-600 mdpl, selanjutnya
Elateriospermun tapos, Chepalomappa malloticarpa, dan Diospyros sp.
hanya terdapat pada strata ketinggian 600-900 mdpl, dan terakhir Neesia sp,
Litsea sp. Hanya terdapat pada strata ketingiian 900-1100 mdpl. Kemudian
______
69 Djawarningsih. T, Jenis-Jenis Euphorbiaceae (Jarak-Jarakan) yang Berpotensi sebagai Obat Tradisional, (Bandung: Puslit Biologi-LIPI, Cibinong, 2007), h. 33. 63
dari hasil penelitian terdapat beberapa jenis pohon pakan yang terdapat di 3 strata ketinggia tempat yang telah ditentukan dalam penelitian diantaranya yaitu, Nephelium rambutanake, parashorea Lucida, Egenia Grandis, dan
Dracontomelon dao.
3. Bagian Pohon Pakan yang dimakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Pohon pakan Orangutan merupakan jenis tumbuhan-tumbuhan di hutan yang menjadi sumber makanan bagi Orangutan. Pohon pakan Orangutan di
Stasiun Penelitian Ketambe, selain berpotensi sebagai pakan dan juga berpotensi sebagai tempat beraktivitas dan bersarang. Berdasarkan penelitian terdapat 83 jenis pohon berdasarkan ketinggian tempat yang menjadi sumber pakan Orangutan Sumatera (P. abelii). Banyak jumlah jenis pohon pakan yang ditemukan tidak terpengaruh terhadap tingkat kesukaan Orangutan akan jenis yang dimakan. Adapun bagian pohon pakan yang dimakan Orangutan yaitu buah, daun muda, bunga, biji, tunas muda, kulit buah dan getah pohon.
Berdasarkan tebel pada lampiran 4 dan gambar grafik 4.2 pada penelitian ini bagian pohon pakan yang paling banyak dimakan Orangutan adalah buah sebanyak 68 jenis dengan persentase 81,9%, kemudian biji sebanyak 6 jenis dengan persentase 7,2% , sisanya adalah bagian daun muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, bunga sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%,
Buah dan daun muda sebanyak 2 jenis dengan persentase 2,4%, Buah dan kulit pohon sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%%, buah, tunas muda dan daun muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, buah, kulit pohon dan 64
getah pohon sebanyak 1 jenis dengan presentase 1,2%, buah, bunga dan tunas
muda sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%, dan buah, bunga sebanyak 2
jenis dengan persentase 2,4%. Hal ini menunjukkan bahwa bagian buah dari
pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yang lebih banyak dikosumsi
dibandingkan bagian lainnya, sehingga membuktikan bahwa walaupun pakan
Orangutan sangat bervariasi namun buah merupakan sumber pakan utama
yaitu sebanyak 60% sedangkan sisanya berupa bunga, daun muda, kulit kayu,
dan berbagai jenis serangga.70
Bagian pohon pakan yang dimakan orangutan Sumatera (P. abelii)
bervariasi, diantaranya terdapat beberapa jenis yang bagian pohon pakan yang
dikosumsi lebih dari satu bagian, seperti Neesia sp. dan Litsea sp. yang
dikosumsi bagian daun muda dan buah. Kemudian Bischofia Javanica yang
dikosumsi 3 bagian pohon pakan yaitu; Buah, daun Muda, dan Tunas muda.
Alstonia scholaris yang dikosumsi 3 bagian pohon pakan yaitu; buah, kulit
pohon dan getah pohon. Laportea sinuata yang dikosumsi 3 bagian yaitu;
buah, bungan tunas muda. Planconia vallida dan Dendrocinide stimulansyang
dikosumsi 2 bagian pohon pakan yaitu; buah dan daun muda. Elateriospermun
tapos dikosumsi 2 bagian pohon pakan yaitu buah dan kulit pohon.
berdasarkan hal ini bahwa pada setiap jenis pohon pakan Orangutan tidak
hanya satu bagian yang dimakan orangutan akan tetapi lebih dari satu bagian
______
70 Muhammad Alhazi, Prayogo, Keanekaragaman Jenis...,Vol.6, No.4 (2018), h. 782 65
yang dikosumsi oleh orangutan seperti daun muda, bunga, kulit pohon, getah
pohon dan tunas muda.
Buah merupakan sumber pakan bagi Orangutan, karena Orangutan
merupakan hewan kelas primata yang bersifata Frungivorus (Pemakan buah),
dan bukan primata Folivorus yang memilih daun sebagai sumber pakan
utama. Buah adalah sumber pakan utama yang sering dikosumsi oleh
Orangutan, dikarenakan mengandung nutrien lengkap berupa air, karbohidrat
dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih dari 60%.71 Dengan ini sesuai
dengan pernyataan Almatsier bahwa buah kaya dengan kandungan air,
karbohidrat dan energi serta rendah protein, sehingga Orangutan memilih buah
sebagai makanan utama.72 Bagian buah yang dimakan oleh Orangutan
Sumatera (P. abelii) meliputi kulit buah, daging buah dan biji.73
Bagian lainnya pada penelitian ini yaitu biji yang merupakan bagian yang
juga menjadi favorit dari pada pakan Orangutan seperti jenis Chepalomappa
malloticarpa (Euphorbiaceae) yaitu salah satu pohon pakan Orangutan yang
paling banyak ditemukan pada penelitian ini, dan menjadi salah satu favorit
dari pada pakannya. Bagian biji yang dimakan terlebih dahulu dipisahkan dari
daging buah oleh Orangutan Sumatera (P. abelii) untuk dikonsumsi.74 Daun
______
71 Tilman, A. D. H. Dkk., Ilmu Makanan dan Teknik Dasar, (Yogyakarta: Gadjah Mada University press xi+, 1991), h.417.
72 Almatsier, S, Prinsip Dasar Ilmu Gizi (The Basic Principle Nutritional Science), (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.120.
73 Matplin Staf Ahli Forum Konservasi Leuser (FKL) di Stasiun Penelitian Ketambe Maret 2020. 74 Matplin Staf Ahli Forum Konservasi Leuser (FKL) di Stasiun Penelitian Ketambe Maret 2020. 66
merupakan salah satu bagian tumbuhan yang dikosumsi oleh Orangutan, daun
yang sering dikosumsi berdasarkan hasil pengamatan dilapangan yaitu daun
muda. Bagian Daun muda yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (P. abelii)
yaitu warna hijau muda, dengan tekstur tidak kaku, dan terletak diujung
cabang.75 Bagian daun muda sering dikosumsi disaat buah berkurang ataupun
tidak musim buah, sehingga daun menjadi pakan pengganti daripada buah.
Daun muda yang menjadi pakan Orangutan yaitu jenis Plectronia Horrida
(Rubiaceae), jenis ini hanya dikosumsi bagian daun muda saja sedangkan
bagian lainya seperti buah, bunga dan bagian dari pohon tidak dikosumsi oleh
Orangutan. Plectronia Horrida menjadi salah satu favorit pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) dari bagian daun muda di Stasiun Penelitian Ketambe.
Bunga merupakan bagian pakan alternatif yang dikosumsi saat pakan
utama tidak tersedia, jenis pohon pakan yang mengosumsi bagian bunga yaitu
Parashorea Lucida (Dipterocarpceae) salah satu jenis tumbuhan yang hanya
dikosumsi bagian bunganya saja. Tunas muda menjadi bagian pakan alternatif
bagi Orangutan Sumatera (P. abelii), bagian tunas muda yang dimakan oleh
Orangutan Sumatera (P. abelii) yaitu bagian kuncup daun atau bunga yang
baru terbentuk.76 Jenis tumbuhan yang dikosumsi tunas muda yaitu Bischofia
Javanica (Euphorbiaceae) dan Laportea sinuata (Urticaceae). Diketahui
bahwa jenis Laportea sinuata biasanya disebut latang gajah merupakan jenis
tumbuhan yang apabila tersentuh oleh bagian tubuh makhluk hidup seperti ______
75 Matplin Staf Ahli Forum Konservasi Leuser (FKL) di Stasiun Penelitian Ketambe Maret 2020. 76 Matplin Staf Ahli Forum Konservasi Leuser (FKL) di Stasiun Penelitian Ketambe 22 Maret 2020.
67
manusia akan mengalami gejala gatal dan perih yang katanya masyarakat
sekitar kawasan penelitian belum ada obat kecuali sembuh sendiri dalam
beberapa minggu, akan tetapi bagian tunas muda menjadi pakan bagi
Orangutan Sumatera (P. abelii) di stasiun penlitian saat pakan alternatif tidak
ada.
Kulit pohon dan getah pohon merupakan pakan alternatif bagi
Orangutan, jenis pohon pakan Orangutan sumatera (P. abelii) yang
mengusumsi bagian kulit pohon yaitu, Elateriospermun tapos
(Euphorbiaceae). Sedangkan getah pohon didapatkan pada jenis Alstonia
scholaris (Apocynaceae). Menurut Rodman Orangutan memakan kulit pohon
dengan cara menggerogoti pada lapisan kulit tipis yang terdapat pada batang,
cabang dan dahan dari bagian ujung cabang. Kemudaian kulitnya dikunyah
atau dihisab bagian getah dari pada pohon tersebut hingga habis kemudian
baru dibuang.77
Berdasarkan pengamatan bahwa saat penelitian musim buah menurun,
sehingga dari itu Orangutan yang terdapat di Stasiun Penelitian Ketambe
mengambil alternatif dengan mengosumsi bagian-bagian tumbuhan seperti
bunga, kulit, tunas muda, getah pohon dan lainnya. Pakan cadangan (follback
food) yang biasanya disebut sebagai cadangan makanan yang kualitasnya
______
77 Rodman P. S, “Whither primatology The place Of Primates in Contemporay Antropology”, Annual Review Of Anthrophology, Vol.28, No.1, (1999), h.320. 68
minim nutrisi dan kelimpahan tinggi dan dimakan ketika pakan utamanya
menurun atau tidak tersedia.78
Berdasarkan informasi dari Matplin asisten FKL bahwa Orangutan juga
mengosumsi bagian lain selain dari buah, daun, bunga dan kulit pohon seperti
umbut, akar, dan serangga.79 Menurut Supriatna dan Wahyono bahwa pakan
Orangutan itu bervariasi, akan tetapi buah merupakan sumber pakan utama.
Sedangkan sisanya berupa bunga daun muda, kulit kayu dan berbagai jenis
serangga merupakan pakan Sekunder.80 Hasil penelitian jenis pohon pakan
Orangutan lebih banyak ditemukan memakan buah dibandingkan biji. Selain
itu ditemukan jenis pohon pakan memakan bunga, daun muda, tunas muda,
dan kulit pohon dengan jumlah sedikit. Hal ini disebabkan saat penelitian jenis
pohon yang menjadi sumber pakan Orangutan belum memasuki musim buah
sehingga Orangutan jarang ditemukan yang memakan buah.
Aktifitas utama Orangutan yaitu mencari pakan sebagai sumber energi
untuk bertahan hidup dan kelangsungan hidup. Orangutan hidup secara
nomadis yaitu berpindah dari suatu tempat ketempat yang lain. Namun
demikian, Orangutan sebagai pemakan buah akan tinggal disuatu daerah
selama ketersediaan pakan cukup melimpah. Makanan harus selalu tersedia
dan apabila jumlah tersedia kurang maka akan terjadi persaingan dalam ______
78 Harrison, M.E., Marshall, A.J, “Strategies For The Use of Falback Foods In Apes”, International Journal of Pramotology, vol.32, No.3, (2011), h.540.
79 Matplin Asisten Forum Konservasi Leuser (FKL) di Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 22 Maret 2020.
80 Supriatna J., Wahyono EH., Panduan Lapang Primata Indonesia., (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000), h.17.
69
memperoleh makanan. Hal ini membuktikan bahwa pentingnya ketersediaan
pohon pakan Orangutan sebagai kebutuhan untuk kelangsungan hidup.
4. Faktor Fisik-Kimia Lingkungan di Stasiun Penelitian Ketambe Kabupaten Aceh Tenggara
Pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan yang dilakukan di Stasiun
Penelitian Ketambe diperoleh dari 3 tempat yang berbeda berdasarkan strata
ketinggian tempat. Setiap strata ketinggian diambil 3 titik sampel sehingga
jumlah total titik sampel yaitu 9 titik. Faktor pertumbuhan pohon pakan
Orangutan pada suatu area dipengaruhi oleh faktor fisik-kimia lingkungan
yang meliputi; suhu udara, kelembaban udara, pH tanah, kelembaban tanah
dan intensitas cahaya.
Perbedaan strata ketinggian tempat akan mempengaruhi faktor fisik-
kimia lingkungan yang berpengaruh terhadap jumlah dan jenis pohon pakan
Orangutan. Semakin tinggi strata tempat maka suhu akan semakin rendah dan
kelembaban akan semakin tinggi. Demikian juga dengan nilai pH tanah dan
kelembaban tanah pada setiap strata ketinggian tempat. Semakin tinggi strata
ketinggian tempat maka nilai pH semakin tinggi yang menunjukkan bahwa
kondisi tanah berubah dari skala asam menjadi skala netral.81 Faktor fisik-
kimia kelembaban tanah dan kelembaban udara berbeda disetiap strata
ketinggian. Strata ketinggian 300-600 mdpl nilai kelembaban tanah berkisar
70% dan kelembaban udara 80% dikarenakan kondisi lingkungan ______
81 Nugraha Dewa istiawan, dkk., “Pengaruh ketinggin tempat tumbuh terhadap dan kualitas minyak cangkih (Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry) di Kecamatan Samigaluh, kulon Progo“ Vegetalika, Vol.8, No.1 (2019), h.32. 70
pengambilan sampel yang berdekatan dengan aliran sungai kecil dan kondisi
kanopi hutan yang rapat. Strata ketinggian 600-900 mdpl diperoleh nilai
kelembaban tanah dan kelembaban udara lebih rendah dibandingkan pada
strata ketinggian 300-600 mdpl dengan nilai kelmbaban tanah 56% dan
kelembaban udara 71%. Hal tersebut dipengaruhi oleh struktur kanopi hutan
sedikit jarang. Sedangkan strata ketinggian 900-1100 mdpl memiliki nilai
kelembaban tanah berkisar 61% dan kelembaban udara 72%. Hal ini
dipengaruhi oleh ketinggian tempat yang semakin tinggi.
Kemudian perbedaan ketinggian tempat akan mempengaruhi distribusi
cahaya yang ada. semakin tinggi suatu tempat maka intensitas cahaya yang
sampai kepermukaan semakin kecil. Hal ini dapat terlihat pada tabel 4.5 yang
menunjukkan bahwa ketinggian tempat mempengaruhi distribusi cahaya
paling sedikit dibandingkan yang dengan dataran rendah.82 Hal ini
menunjukkan bahwa faktor fisik-kimia lingkungan berdasarkan ketinggian
tempat di Stasiun Penelitian Ketambe mempengaruhi keberadaan jenis dan
jumlah pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii).
5. Bentuk Referensi Matakuliah Ekologi dari Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe.
Hasil penelitian mengenai jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe ini
disusun menjadi buku ajar dan poster, diharapkan dapat menjadi referensi yang
______
82 Nugraha Dewa istiawan, dkk., “Pengaruh ketinggin tempat ..., Vol.8, No.1 (2019), h.33.
71
dapat memberikan informasi tambahan untuk matakuliah Ekologi Hewan terutama materi Analisis Makanan Hewan. Buku ajar memuat tentang Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di
Stasiun Penelitian Ketambe dengan secara teoritis.
Buku ini disusun secara ringkas agar pembaca dapat memahaminya dengan baik. Buku ini berjudul “Jenis pohon Pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe”. Kata pengantar memuat ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berpartisipasi dalam menerbitkan buku Daftar isi, memuat isi atau materi yang dibahas di dalam buku ajar,
Tujuan, Pendahuluan, Pendalaman materi yang di desain gambar-gambar di dalamnya yang berisi hasil penelitian yaitu deskripsi famili dari jenis-jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) yang terdapat di Stasiun
Penelitian Ketambe, serta hubungan faktor lingkungan dengan keberadaan jenis pohon pakan Orangutan di Stasiun Penelitian Ketambe, penutup yang memuat kesimpulan dari penelitian dan Daftar pustaka, memuat referensi yang dijadikan rujukan dalam penulisan buku ajar.
Poster dibuat untuk menarik ketertarikan mahasiswa dalam mempelajari matakuliah Ekologi Hewan khususnya materi Analisis Makanan Hewan.
Poster memuat judul “Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe sebagai
Referensi matakuliah Ekologi Hewan”, selanjutnya memuat definisi Orangutan
Sumatera (P. abelii), pengertian pohon pakan Orangutan, fungsi Pohon Pakan
Orangutan, tabel jenis pohon pakan Orangutan, grafik bagian pohon pakan 72
yang dimakan Orangutan dan gambar pohon pakan Orangutan yang dominan ditemukan yang ditemukan di Stasiun Penelitian Ketambe. Poster ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang mampu membantu mahasiswa untuk mengetahui jenis pohon pakan Orangutan
Sumatera (P. abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe dan bisa membantu mahasiswa dalam mengetahui jenis pohon pakan Orangutan.
6. Kelayakan Buku ajar dan Poster Jenis Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Stasiun Penelitian Ketambe Sebagai Referensi Matakuliah Ekologi Hewan
Hasil penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian tempat di Stasiun Penelitian Ketambe nantinya akan dijadikan sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan. Bentuk referensi pembelajaran yang dihasilkan dalam buku ajar dan poster pembelajaran yang membahas tentang jenis pohon pakan Orangutan yang telah ditemukan di
Stasiun Penelitian Ketambe. Referensi tersebut nantinya akan dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen sebagai salah satu referensi dalam proses pelaksanaan pembelajaran teori pada matakuliah Ekologi Hewan, sehingga dapat membantu mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pengujian tingkat kelayakan referensi dilakukan dengan tujuan agar referensi yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh dosen dan mahasiswa sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengujian tingkat kelayakan referensi pembelajaran buku ajar dan poster yaitu menggunakan instrumen yang diisi oleh dosen yang dipilih sebagai ahli materi jenis pohon pakan Orangutan. Sebelum digunakan, 73
instrumen diteliti terlebih dahulu oleh dosen pembimbing dengan memberikan masukan dan saran agar lebih baik.
Instrumen menguji tingkat kelayakan referensi jenis pohon pakan
Orangutan yaitu mengunakan penilaian atau skor 1 sampai 4. Adapun yang menjadi indikator uji kelayakan produk yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan kegrafikan dan kelayakan pengembangan pada buku ajar.
Pada poster pembelajaran aspek yang dinilai yaitu aspek format dan bahasa.
Hasil penilaian dari ahli materi sesuai dengan kategori yang ditetapkan sebelumnya, yaitu < 21 % dengan kriteria sangat tidak layak, 21-40 % dengan kriteria tidak layak, 41-60 % dengan kriteria kurang layak, 61-80 % dengan kriteria layak dan 81-100 % berarti sangat layak.
Referensi selain diuji kelayakan juga direvisi sesuai komentar dan saran oleh dosen ahli materi, yaitu memperluas cakupan materi, penjelasan gambar, sistematis menyajikan materi dan perbaikan latar buku agar lebih mudah dibaca serta penambahan teknik sampling pada video pembelajaran agar lebih sesuai dengan tampilan gambar video sehingga memudahkan mahasiswa dalam memahami materi.
Kevalidan buku ajar yang telah ditentukan oleh validator diperoleh rata- rata 83,5 dengan bobot tertinggi per-soal yaitu 4 maka diperoleh persentase yaitu 90,76% dengan kriteria Sangat Layak direkomendasikan sebagai salah satu referensi yang dapat digunakan sebagai salah satu referensi sumber belajar. Sedangkan kevalidan Poster Pembelajaran yang telah ditentukan oleh validator diperoleh rata-rata 42,5 dengan bobot tertinggi per- soal yaitu 4 maka 74
diperoleh persentase yaitu 88,54% dengan kriteria Sangat Layak
direkomendasikan sebagai salah satu referensi yang dapat digunakan sebagai
sumber belajar. Hasil tersebut menunjukkan buku ajar dan poster sudah layak
digunakan sebagai referensi matakuliah Ekologi Hewan pada materi Analisis
Makanan Hewan.
Adapun manfaat referensi pembelajaran yaitu penyampaian materi
pelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
mudah dipahami, proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam
waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar mahasiswa dan referensi
dapat menumbuhkan sikap positif mahasiswa terhadap materi dan proses
belajar.83
______
83 Sadiman, Arif.S. dkk., Referensi Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Pt Raja Grafido Persada, 2006), h. 56. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian tentang jenis pohon pakan Orangutan Sumatera
(P. abelii) di Stasiun penelitian Sebagai referensi Matakuliah Ekologi Hewan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) berdasarkan ketinggian
tempat di Stasiun Penelitian Ketambe bahwa pada ketinggian 300-600
mdpl ditemukan 50 jenis dari 24 famili pohon pakan Orangutan Sumatera
(P. abelii) dengan jumlah total 121 individu. Ketinggian 300-600 mdpl
didominasi oleh famili Euphoebiaceae dan Sapindaceae dengan 4 jenis.
Kemudian ketinggian 600-900 mdpl ditemukan 34 jenis dari 25 famili
pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) dengan jumlah total 124
individu. Ketinggian 600-900 mdpl didominasi oleh famili Euphoebiaceae
dengan 9 jenis. Selanjutnya ketinggian 900-1100 mdpl ditemukan 34 jenis
dari 22 famili pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii) dengan
jumlah total 68 individu. Ketinggian 900-1100 mdpl didominasi oleh
famili Euphorbiaceae dengan 4 jenis.
2. Bagian pohon pakan yang paling banyak dimakan Orangutan adalah Buah
dengan jumlah 68 dengan persentase 81,9% Sisanya adalah bagian biji 7
jenis dengan persentase 7,2%, daun muda sebanyak 1 jenis dengan
persentase 1,2%, bunga sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%.
Kemudian Buah dan daun muda sebanyak 2 jenis dengan persentase
75 76
2,4%, Buah dan kulit pohon sebanyak 1 jenis dengan persentase 1,2%,
buah, tunas muda dan daun muda sebanyak 1 jenis dengan persentase
1,2%, buah, kulit pohon dan getah pohon sebanyak 1 jenis dengan
presentase 1,2%, buah, bunga dan tunas muda sebanyak 1 jenis dengan
persentase 1,2%, dan buah, bunga sebanyak 2 jenis dengan persentase
2,4%.
3. Hasil penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P. abelii)
Berdasarkan Ketinggian tempat sebagai Referensi Matakuliah Ekologi
Hewan dalam bentuk buku ajar dan poster.
4. Kelayakan buku ajar diperoleh hasil 90,76% dan poster diperoleh hasil
88,54% dan dinyatakan sangat layak direkomendasikan sebagai salah satu
referensi yang digunakan sebagai sumber belajar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, adapun saran yang dapat penulis kemukakan terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk melengkapai penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan di Stasiun
Penelitian Ketambe terkait penelitian jenis pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii).
2. Hasil penelitian ini disarankan dapat digunakan sebagai referensi baik
dalam proses belajar maupun penelitian lainnya terutama yang berkaitan
tentang Pakan Orangutan. 77
3. untuk melengkapi penelitian jenis pohon pakan Orangutan Sumatera (P.
abelii) peneliti mengharapkan adanya penelitian lanjutan di Stasiun
Penelitian Ketambe terkait penelitian perilaku bagian pohon pakan yang
dimakan Orangutan Sumatera (P. abelii). DAFTAR PUSTAKA
Abdullah A. dkk. 2017. “Perilaku Makan Dan Jenis Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus) di Yayasan International Animal Rescue Indonesia (Yiari) Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat” Jurnal Lestari, Vol.5, No.2.
Abidinsyahdalam Femilia, dkk. 2014. “Penerapan Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Melalui Metode Inkuiri Terhadap Sikap dan Perilaku Siswa pada Materi Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan di SMP Negeri 6 Banda Aceh”, Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol.2, No. 1.
Alikodra HS. 2002. Pengelolaan Satwaliar. Jilid I. Bogor : Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan.
Almah Hildawati. 2013. “Pengembangan Layanan Referensi di Perpustakaan (Antara Harapan dan Kenyataan)”. Jurnal Iqra. Vol.7, No. 1
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi (The Basic Principle Nutritional Science). Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Arif.S, Sadiman, dkk. 2006. Referensi Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,dan Pemanfaatannya. Jakarta: Pt Raja Grafido Persada.
Ayat S Karokaro. 2015. “Stasiun Penelitian Orangutan Ketambe Hidup Lagi”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan: https://www.mongabay.co.id/2015/ 11/20/stasiun-penelitian-Orangutan- ketambe-hidup-lagi/
Djawarningsih. T. 2007. Jenis-Jenis Euphorbiaceae (Jarak-Jarakan) yang Berpotensi sebagai Obat Tradisional. Bandung: Puslit Biologi-LIPI, Cibinong.
Djojosudhormo dan Van Schaik. 2009. Orangutan: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation. New york : Oxford University press.
Edi Mirmanto. 1986. “Habitat Primata Di Stasiun Penelitian Ketambe, Taman Nasional G. Leuseur, Aceh”, Berita Biologi, Vol.3. No.5.Hadjar Ibnu. 1999. Dasar-dasar metodologi penelitian Kwantitatif dalm Pendidikan. Jakarta; Raja Grafindo Persada
Hanafiah Junaidi. 2017. “Stasiun Riset Ketambe, Bukan Orangutan Sumatera Saja yang Bisa Diteliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id SitusBerita lingkungan: https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun- riset-ketambe-bukan-Orangutan-Sumatera-saja-yang-bisa-diteliti/
78 79
Hidayat Muslich. dkk., 2017. “Analisis Vegetasi Tumbuhan Menggunakan Metode Transek Garis (Line Transek) Di Hutan Seulawah Agam Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kabupaten Aceh Besar”. Jurnal Biotik, ISBN: 978-602-60401-3-8. http://www.trips-indonesia.com, diakses tanggal 21 Mei 2019.
Ike Nurjuita. 2012. “Ekologi Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1872) diHutan Primer dan Hutan Bekas Tebangan Stasiun Penelitian Ketambe, Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh Tenggara, Sumatera”. Tesis. Depok: Universitas Indonesia.
Iskandar John. 2015. Keanekaragaman Hayati Jenis Binatang. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Istiawan Nugraha Dewa, dkk. 2019. “Pengaruh ketinggin tempat tumbuh terhadap dan kualitas minyak cangkih (Syzygium aromaticum (L) Merr. & Perry) di Kecamatan Samigaluh, kulon Progo“. Vegetalika, Vol.8. No.1.
Jalaluddin As-Suyuti. 2003. Tafsir Jalalain versi Terjemahan Melayu oleh Bahrun Abu Bakar Sinar Baru Algensindo. Bandung: Indonesia.
Karokaro Ayat S. 2015. Stasiun Penelitian Orangutan Ketambe HidupLagi,, Dikutip 17 Desember 2019 dari Mongabay Situs Berita Lingkungan : https://www.mongabay.co.id/2015/11/20/stasiun-penelitian-Orangutan- ketambe-hidup-lagi
Kusuma Febrian Widya. 2012. “Implementasi Pembelajaraan Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Akutansi Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Wonosari Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia. Vol.10. No. 2.
Kuswanda Wanda. 2014. Orangutan Batang Toru: Kritis Diambang Kepunahan. Bogor: Forda Pres.
Kuswanda, W. 2007. Ancaman terha-dap kelangsungan hidup Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson). Jurnal Penelitian Hutan dan Kon- servasi Alam, Vol.4. No.4.
Kuswanda, W. 2013. “Seleksi Sumberdaya Habitat Orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) Di Cagar Alam Sipirok, Sumatera Utara (Habitat Resources Selection Of Orangutan (Pongo abelii Lesson 1827) In Sipirok Nature Reserve, North Sumatra)”. Jurnal Penelitian Hutan dan Kon- servasi Alam Vol. 10 No. 3. 80
M, Bismark. 2005. “Estimasi Populasi Orangutan dan Model Perlindungannya dikompleks Hutan Muara Lesan Berau Kalimantan Timur”. Jurnal Buletin Nutfah, Vol.11. No.2.
Margono. 2005. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Marshall, A.J, Harrison, M.E. 2011. “Strategies For The Use of Falback Foods In Apes”. International Journal of Pramotology, Vol.32. No.3.
Meijaard E, dkk. 2001. Diambang Kepunahan Kondisi Orangutan Liar di Awal Abad ke-21. Jakarta: The Gibbon Foundation Indonesia.
Mokhamad faesal, R.K. 2015. “Ekologi Makan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson 1827) di Hutan Batang Toru Blok Barat Sumatera Utara”, Skripsi, Bogor: Pascasarjana ITB.
Muhammad Alhazi, Prayogo. 2018. Keanekaragaman Jenis Pohon Pakan Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Kawasan Hutan Konservasi pt. Kayung agro lestari (KAL) kabupaten Ketapang”. Jurnal Hutan Lestari.Vol.6. No.4.
Nazir. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalla.
Noer Rohmah. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras.
Pangastuti Ardini dkk. 2016. “Pengembangan Buku Ajar Biologi Sel dengan Pendekatan Bioinformatika”. Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2.
Prayogo, dkk. 2014. “Karakter Pembeda Antara Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)’. Jurnal ilmu-ilmu Hayati fisik dan Fisik ISSN 1411-0930.Vol.16,No.1.
Prayogo, dkk. 2014. “Karakter Pembeda antara Orangutankalimantan (Pongo pygmaeeus) dengan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)”, Jurnal Ilmu- ilmu Hayati dan Fisik ISSN1411-0903, Vol.16. No.1.
Rahamadi R. 2017. “Stasiun Riset Ketambe Bukan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) saja yang bisa di teliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan:https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun-riset- ketambe-bukan-Orangutan-Sumatera-saja-yang-bisa-diteliti/
Rahamadi R. 2017. “Stasiun Riset Ketambe Bukan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) saja yang bisa di teliti”, dikutip 30 desember 2019 dari Mongabay-id Situs Berita lingkungan: 81
https://www.mongabay.co.id/2017/06/06/stasiun-riset-ketambe-bukan- Orangutan-Sumatera-saja-yang-bisa-diteliti/
Rahman Dede Aulia. 2010. “Karakteristik Habitat dan Preferensi Pohon Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus wurmbii) di Taman Nasional Tanjung Puting (Studi Kasus Camp Leakey)”. Jurnal Primatologi indonesia, Vol.7, No.2.
Rapport DJ. 1980. Ptimal Foraging for Complementary Resources. The American Naturalist. The University of Chicago Press.
Rasidi, Tb. M. Suswanto. 2014. “Ischak Batasan dan Ruang Lingkup Ekologi Hewan”, Biologi Modul.
Razali Yusuf , Purwaningsih. 2005. “Komposisi jenis dan struktur vegetasi hutan di Kawasan Pakuli, Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah”. Biodiversitas, Vol.6. No.2.
Rena saputri Hilaria Sitnggang, dkk. 2017. “Analisis Hubungan Ketinggian Tempat Dengan Jenis dan Klarifikasi Flora Diwilayah Hutan Sibolangit”, Jurnal Geografi, Vol.6. No.2.
Robinson, W.L. & Boley, E.G. 1984. Wildlife ecology and managemen. New York: Macmillan Publishing Company.
Rodman P. S. 1999. “Whither primatology The place Of Primates in Contemporay Antropology”, Annual Review Of Anthrophology. Vol.28. No.1.
Rowe N. 1996. The pictorial guide to the living primates. Rhode Island: Pogonias Press.
Sainsbury D, Singleton, P. 2006. Dictionary of Microbiology and Molecular Biology 3rd Editio. England: John Wiley and Sons. Ltd.
Sanjaya Wina. 2015. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia Group.
Sitaparasti, D. 2007. “Populasi Distribusi Orngutan Sumatera (Pongo abelii) Di Kawasan Hutan DAS Batang Toru, Sumatera Utara”. Thesis,Program Pascasarjana, Uneversitas Indonesia Depok.
Sudjana. 1989. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Suhardjo, dkk. 1986. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
82
Sujino Anas. 2001. Pengantar Statistic Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafidi Persada.
Tilman, A. D. H. Dkk. 1991. Ilmu Makanan dan Teknik Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.
Tim Penyusun. 2009. Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pelestarian Lingkungan Hidup. Jakarta: Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama RI.
Umi Kalsum, 2016. “Referensi Sebagai Layanan, sebagai tempat Sebuah Tinjauan Terhadap layanan Referensi di perpustakaan perguruan tinggi”, Jurnal iqra, Vol. 10. No.01.
Van schaik, Djojosudhormo. 2009. Orangutan: Geographic Variation in Behavioral Ecology and Conservation. New york : Oxford University press.
Van Schaik, C.P. 2001. Dramatic decline in Orangutan numbers in the Leuser Ecosystem, Northern Sumatra. Oryx, Vol.35. No.1.
Wahyono EH, Supriatna J. 2000. Panduan Lapang Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Wahyono, E. H. Supriatna, J. 2000. &, Panduan lapangan Primata Indonesia, Jakarta : Yayasan Obror Indonesia.
Wastoni. 2010. “Kesesuain Habitat Orangutan (Pongo pygmaeus) Di kawasan konservasi cakra estate PT. Rea Kaltim plantations”, Skripsi, Depok:FMIPA UI.
Wasty Soemanto. 2003. Psikologi Pendidikan : Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. Jakarta : PT Rhineka Cipta.
Wawancara dengan Arwin Menager Stasiun Penelitian Ketambe Taman Gunung Lauser (TNGL) Aceh tenggara pada tanggal 16 Desember 2019.
Wawancara dengan Mahasiswa Pendidikan biologi leting 2016 dan 2015, pada tanggal 20 desember 2019
Wawancara Dosen matakuliah Ekologi Hewan prodi pendidikan Biologi 26 Desember 2019
Wich, S.A,dkk. 2004. Life History of Wild Sumateran Orangutans (Pongo abelii). Journal of Human Evolution, Vol.47. No.3
Yimusunarto. 2000. Percobaan Perancangan Analisa dan Interpretasi. Jakarta : PT Gramedia. 83
Lampiran 1 : Surat Keputusan Dekan (SK) FTK UIN Ar-Raniry tentang Pengangkatan Pembimbing Skripsi 84
Lampiran 2 : Surat Mohon Izin Pengumpulan Data dari Dekan UIN Ar-Raniry 85
Lampiran 3 : Surat Keterangan telah melakukan Penelitian 86
Lampiran 4 : Surat Keterangan Bebas Laboratorium 87
Lampiran 5 : Tabel Bagian Pohon Pakan yang dimakan oleh Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan Ketinggian Tempat di Stasiun Penelitian ketambe Bagian Yang Dimakan Buah & Buah & Buah & Buah & Buah & Daun Kulit No Nama Lokal Jenis Famili Daun Bunga & Buah & Buah Bunga Biji Daun Kulit Muda & Pohon & Muda Tunas Bunga Muda Pohon Tunas Getah Muda Muda Pohon Bintangur Magnifera Laurina 1 Mancang Blume Anacardiaceae √ 2 Asam King Dracontomelon dao √ Banitan Kecil Pseudovaria 3 Daun reticulata √ Banitan Lebar 4 Daun Polyalthia laterifolia Annonaceae √ Cyathocalyx 5 Bau Langit sumantranus √ 6 Lengen Canangium odorata √ 7 Rutih Alstonia Scholaris Apocynaceae √ 8 Pohon Aren Arenga Pinnata Arecaceae √ 9 Dempok Neesia Sp. Bombacaceae √ Canarium 10 Risung denticulacum Burseraceae √ 11 Lelegen Gironniera Sp. √ Gironniera Cannabaceae 12 Pepadi subaequalis planch √ 13 Dangla Crataeva magna Capparidaceae √
88
Siphonodon 14 Keranji celastrinus √ Celastraceae Lophopetalum 15 Meranti Petimah javanicum √ 16 Asam Peder Garcinia sp √ 17 Manggis Hutan Garcinia celebica Clusiaceae √ 18 Peradah Garcinia Dioica √ 19 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae √ 20 Entap parashorea Lucida Dipterocar √ 21 Kayu Arang Diospyros Sp. Ebenaceae √ 22 Tampang Rawan Elaeocarpus Sp √ Elaeocarpaceae 23 Medang Lede Elaeocarpus glaber √ Elateriospermun 24 Kayu Karet tapos √ 25 Pepoa Mallotus philipensis √ Rambe Kekura 26 Kecil Mallotus Sp. √ Mallotus 27 Rumpi Rawan sphaerocarpus √ 28 Selupik Sapium baccatum Euphorbiaceae √ Blumeodendron 29 Tampang Tokbrai √ Tampu Tapak 30 Gajah Macaranga Triloba √ Ure Tenge Chepalomappa 31 Benge malloticarpa √ Tampu Balik Macaranga 32 Angin Hypoleucea √ 89
33 Tampu Biasa Macaranga Tanarius √ Macaranga 34 Tampu Licin diepenhorstii √ 35 Tingkam Bischofia Javanica √ 36 Geseng Batu Lithocarpus Sp. √ 37 Geseng Bunga Lithocarpus wrayii Fagaceae √ 38 Geseng Tanduk Lithocarpus Sp. √ Bintangur Calophyllum Guttifereae 39 Beringi saigonense √ 40 Medang Kunyit Beilescihamiedia Sp. √ 41 Medang Licin Litsea Sp. √ 42 Medang Nangka Phoebe grandis Lauraceae √ 43 Medang Pisang Litsea robusta √ 44 Medang Sawa Phoebe eliptica √ 45 Dukut Dasih Planconia vallida Lecythidaceae √ 46 Bungur Lagerstroemia sp Lytharaceae √ 47 Balik Sumpah Aglaia argentea √ 48 Setur Badak Aglaia speciosa √ Setur Badak Dysoxylum excelsum Meliaceae 49 putih blume √ 50 Setur Gajah Aglaia odoratissima √ 51 Setur Padi Aglaia korthalsii √ 52 Ipoh Antiaris toxicaria √ 53 Gala-Gala Biasa Ficus racemosa √ Moraceae 54 Gala-Gala Rawu Ficus variegata √ 55 Gerupel Rawan Artocarpus sp. √
90
56 Bedarah Knema cinerea √ Bedarah Kecil 57 Daun Knema sp √ Myristicaceae Bedarah Lebar 58 Daun Knema Laurina √ 59 Pala Hutan Myrisctica Sp. √ 60 Kayu Kemong Ardisia Sp. √ Kerakah Pagar Myrsinaceae 61 Anak Ardisia lanceolata √ 62 Jambu Air Eugenia densiflora √ Egenia Grandis Myrtaceae 63 Jambu Hutan (Blume) Wight √ 64 Kayu Kelat Eugenia sp √ 65 Banitan Keleton Strombosia zeylanica Olacaceae √ 66 Bergang Gajah Baccaurea deflexa √ 67 Bergang Piat Baccaurea bracteata √ phyllanthaceae 68 Pakam Rawan Aporosa lunata √ 69 Rambe Kekura Baccaurea racemosa √ 70 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rizhopora √ 71 Jerik Kawa Plecetronia didyma √ 72 Kayu Asam Plectronia Horrida Rubiaceae √ 73 Nanglit Nuclea cyrtopoda √ 74 Tenggulun Flacourcia rukam Salicaceae √ 75 Babi Kurus Elatoostachys sp √ 76 Pakam Pometia pinnata Sapindaceae √ Rambutan Nephelium 77 Biawak rambutanake √
91
78 Kayu Mayang Payena Lucida Sapotaceae √ 79 Bulu Ayam Sterculia sp Sterculia √ Symplocos 80 Kayu Gading Fasciculata Symplocaceae √ Villebrunea 81 Bangsok rubescens √ Dendrocinide Urticaceae 82 Latang Rusa stimulans √ √ 83 Latong Gajah Laportea sinuata √ Jumlah Total 68 1 1 6 2 1 1 1 1 2 Presentase 81,9% 1,2% 1,2% 7,2% 2,4% 1,2% 1,2% 1,2% 1,2% 2,4% 92
Lampiran 6 : Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Instrumen Pengumpulan Data
Tabel Jenis Pohon Pakan Orangutan ( Pongo abelii) Berdasarakan ketinggian Tempat yang terdapat di Stasiun Penelitian Ketambe Lembar pengamatan Strata Tiang (Tumbuhan berkayu dengan diameter 10-20 cm atau keliling 31,4-62,8 cm)
Waktu : 10.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 300 - 600 mdpl
Titik Kordinat : N = 03°40' 16.1" E = 097°39' 00.3" N = 03°40' 44.6" E = 097°38' 50.8" N = 03°40' 16.1" E = 097°39' 00.3"
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KELILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN
1 Rambe Kekura Baccaurea racemosa Moraceae 33,5 10,66878981 Buah 2 Nanglit Nuclea cyrtopoda Rubiaceae 59,5 18,94904459 Buah 1 3 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 52 16,56050955 Buah dan Biji ketinggian 4 Nanglit Nuclea cyrtopoda Rubiaceae 55 17,51592357 Buah 300 - 400 Mdpl 5 Dukut Dasih Planchonia valida Lecythidaceae 52 16,56050955 Buah 6 Jambu Air Eugenia densiflora Myrtaceae 41 13,05732484 Buah 7 Pepoa Mallotus philipensis Euphorbiaceae 37 11,78343949 Biji
93
8 Kekuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 42 13,37579618 Buah 9 Lengen Canangium odorata Annonaceae 53 16,87898089 buah 10 Kekuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 57 18,15286624 Buah 1 Geseng Bunga Lithocarpus sp Fagaceae 60 19,10828025 Biji 2 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 34 10,82802548 Buah dan Biji 3 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 35 11,14649682 Buah dan Biji 4 Setur Gajah Aglaia racemosa Meliaceae 31 9,872611465 Buah dan Biji 5 Setur Gajah Aglaia racemosa Meliaceae 37 11,78343949 Buah dan Biji 6 Setur Padi Aglaia korthalsii Meliaceae 46 14,64968153 Buah dan Biji 7 Setur padi Aglaia korthalsii Meliaceae 37 11,78343949 Buah dan Biji 61 2 8 Setur Gajah Aglaia racemosa Meliaceae 19,42675159 Buah dan Biji Shiphonodon Ketinggian 52 400 - 500 Mdpl 9 Keranji celastrinus Celastraceae 16,56050955 Buah 10 Setur Gajah Aglaia racemosa Meliaceae 33 10,50955414 Buah dan Biji Xanthophyllum 35 11 Banitan Keleton eurhynchum Polygalaceae 11,14649682 Buah 12 Setur Gajah Aglaia racemosa Meliaceae 56 17,8343949 Buah dan Biji 13 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 37 11,78343949 Buah dan Biji 14 Dukut Dasih Planchonia valida Lecythidaceae 52 16,56050955 Bunga dan Buah 15 Setur Padi Aglaia korthalsii Meliaceae 40 12,7388535 Buah dan Biji 16 Kerakah Pagar Anak Ardisia lanceolata Myrsinaceae 37 11,78343949 Biji Nephelium 61 1 Rambutan Biawak rambutanake Sapindaceae 19,42675159 Buah 2 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 40 12,7388535 Bunga 3 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 48 15,2866242 Bunga 4 Rambutan Biawak Nephelium Sapindaceae 47,5 15,12738854 Buah
94
rambutanake 5 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 39 12,42038217 Buah 6 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 41 13,05732484 Bunga Nephelium 55,5 7 Rambutan Biawak rambutanake Sapindaceae 17,67515924 Buah 8 Risung Canarium denticulatum Burseraceae 53,5 17,03821656 Buah 9 Medang Sawa Phoebe eliptica Lauraceae 42,5 13,53503185 Buah 10 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 54 17,19745223 Bunga 11 Bergang Piet Baccaurea bracteata Euphorbiaceae 62 19,74522293 Buah dan Biji 12 Balik Sumpah Aglaia argentea Meliaceae 33,5 10,66878981 Buah dan Biji 13 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 46 14,64968153 Buah Nephelium 31 14 Rambutan Biawak rambutanake Sapindaceae 9,872611465 Buah 15 Bangsok Villebrunea rubescens Urticaceae 58 18,47133758 Buah 16 Tampang Blumeodendron tokbraii Euphorbia 60 19,10828025 Buah 17 Latang Rusa Dendrocinide stimulans Urticaceae 30 9,554140127 Buah dan Bunga 18 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 39,5 12,57961783 Bunga 19 Kayu Kelat Eugenia sp Myrtaceae 43 13,69426752 Buah 20 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 50 15,92356688 Bunga 21 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 57 18,15286624 Buah 22 Babi Kurus Elatoostachys sp Sapindaceae 40 12,7388535 Biji Nephelium 53 23 Rambutan Biawak rambutanake Sapindaceae 16,87898089 Buah 24 Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus Euphorbiaceae 37 11,78343949 Buah 25 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 40 12,7388535 Buah 26 Rambutan Biawak Nephelium Sapindaceae 58 18,47133758 Buah 95
rambutanake 27 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 50 15,92356688 Buah Nephelium 37 28 Rambutan Biawak rambutanake Sapindaceae 11,78343949 Buah 29 Setur Padi Aglaia korthalsii Meliaceae 45,5 14,49044586 Buah dan Biji
Waktu : 09.00 - 17.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 600 - 900 mdpl
Titik Kordinat : N = 03°40' 08.8" E = 097°38' 52.6" N = 03°40' 06.2" E = 097°38' 50.1" N = 03°39' 58.1" E = 097°38' 40.6"
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KEILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN
1 Jambu Hutan Eugenia grandis Myrtaceae 55 17,51592357 Buah 2 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 60,5 19,26751592 Buah 1 3 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 36 11,46496815 Buah Ketinggian 600 - 650 Mdpl 4 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 43 13,69426752 Daun Muda 5 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 37 11,78343949 Buah 6 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 34 10,82802548 Kulit Pohon dan Buah
96
7 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 56 17,8343949 Buah 8 Kayu karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 54 17,19745223 Kulit Pohon dan Buah 9 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 38 12,10191083 Kulit Pohon dan Buah 10 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 60 19,10828025 Biji 11 Pepadi Gironniera subaequalis Cannabaceae 58 18,47133758 Buah 12 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 35,5 11,30573248 Kulit Pohon dan Buah 13 Banitan Kecil Daun Pseudovaria reticulata Annonaceae 57 18,15286624 Biji 14 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 48 15,2866242 Kulit Pohon dan Buah 15 Pepadi Gironniera subaequalis Cannabaceae 35 11,14649682 Buah 16 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 39 12,42038217 Buah 17 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 51 16,24203822 Biji 18 Meranti Petimah Lophopetalum javanicum Celastraceae 53 16,87898089 Semua Bagian Buah 19 Kayu Gading Symplocos fasciculata Symplocaceae 61,5 19,58598726 Semua Bagian Buah 20 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 35 11,14649682 Biji 21 Banitan Kecil Daun Pseudovaria reticulata Annonaceae 35 11,14649682 Biji 22 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 35 11,14649682 Buah 23 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 57,5 18,31210191 Kulit Pohon dan Buah 24 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 38 12,10191083 Buah 25 Asam King Dracontomelon dao Anarcadiacea 33 10,50955414 Buah 26 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 62 19,74522293 Kulit Pohon dan Buah 27 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 62 19,74522293 Kulit Pohon dan Buah 28 Rambutan Biawak Nephelium rambutanake Sapindaceae 48 15,2866242 Buah 29 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 39 12,42038217 Biji 2 1 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 54 17,19745223 Biji
97
Ketinggian 2 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 43 13,69426752 Kulit Pohon dan Buah 650 - 700 Mdpl 3 Bedarah Knema cinerea Myristicaceae 40 12,7388535 Buah 4 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 39 12,42038217 Buah 5 Kayu Gading Symplocos fasciculata Symplocaceae 34 10,82802548 Buah 6 Pepadi Gironniera subaequalis Cannabaceae 37 11,78343949 Buah 7 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 34,5 10,98726115 Kulit Pohon dan Buah 8 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 56 17,8343949 Kulit Pohon dan Buah 9 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 50 15,92356688 Kulit Pohon dan Buah 10 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 61 19,42675159 Kulit Pohon dan Buah 11 Setur Badak Dysoxylum sp. Meliaceae 43 13,69426752 Buah 12 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 42 13,37579618 Daun Muda 13 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 43 13,69426752 Daun Muda 14 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 37 11,78343949 Biji 15 Asam King Dracontomelon dao Anarcadiacea 38 12,10191083 Buah 16 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 49 15,60509554 Daun Muda 17 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 40 12,7388535 Biji 18 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 35,5 11,30573248 Daun Muda 19 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 51 16,24203822 Buah 20 Kayu Asam Plecetronia horrida Rubiaceae 44,5 14,17197452 Daun Muda 21 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 53 16,87898089 Biji 22 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 58 18,47133758 Biji 23 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 44 14,01273885 Biji 24 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 38 12,10191083 Buah 25 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 32 10,1910828 Buah 98
26 Rambutan Biawak Nephelium rambutanake Sapindaceae 38 12,10191083 Buah 27 Rambutan Biawak Nephelium rambutanake Sapindaceae 37,5 11,94267516 Buah 28 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 49 15,60509554 Biji 1 Asam Peder Garcinia sp. Clusiaceae 37 11,78343949 Buah 2 Kayu karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 53 16,87898089 Kulit Pohon 3 Bedarah Lebar Daun Knema laurina Myristicaceae 40,5 12,89808917 Buah 4 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 31 9,872611465 Buah 5 Bungur Lagerstroemia sp Lytharaceae 46 14,64968153 Buah 6 Jerik Kawa Plecetronia didyma Rubiaceae 38,5 12,2611465 Buah 7 Jerik Kawa Plecetronia didyma Rubiaceae 45 14,33121019 Buah 8 Bulu Ayam Sterculia sp. Sterculiaceae 53,5 17,03821656 Biji 9 Bangsok Villebrunea rubescens Urticaceae 47 14,96815287 Buah Berdarah Kecil 53 10 Daun Knema laurina Myristicaceae 16,87898089 Buah 11 Babi kurus Elatoostachys sp. Sapindaceae 39 12,42038217 Biji 12 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 58 18,47133758 Biji 13 Rambutan Biawak Nephelium rambutanake Sapindaceae 33 10,50955414 Buah 14 Tenggulun Flacourcia rukan Salicaceae 42 13,37579618 Buah 15 Asam King Dracontomelon dao Anarcadiacea 39 12,42038217 Buah 16 Manggis Hutan Garcinia celebica Clusiaceae 36 11,46496815 Buah 17 kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 36 11,46496815 Buah 18 Kayu Gading Symplocos fasciculata Symplocaceae 45 14,33121019 Buah 19 Ure Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 37,5 11,94267516 Biji 20 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 46,5 14,8089172 Buah
99
Waktu : 09.00 - 17.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 900-1100 mdpl
Titik Kordinat : N = 03°39' 53.0" E = 097°38' 37.8" N = 03°39' 51.3" E = 097°38' 31.1" N = 03°39' 45.9" E = 097°38' 28.7"
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KEILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN
1 Rutih Alstonia scholaris Apocynaceae 56 17,8343949 Kulit Pohon dan Getah Pohon 2 Setur Padi Aglaia korthalsii Meliaceae 48 15,2866242 Buah dan Biji 3 Kerakah Pagar Anak Ardisia lanceolata Myrsinaceae 59 18,78980892 Biji 4 Banitan Lebar Daun Polyalthia laterifolia Annonaceae 60 19,10828025 Biji 1 5 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 54 17,19745223 Bunga Ketinggian 850 - 900 Mdpl 6 Asam King Dracontomelon dao Anarcadiaceae 55 17,51592357 Biji dan Buah 7 Medang Licin Litsea sp. Lauraceae 45,5 14,49044586 Daun Muda dan Buah 8 Jerik Kawa Plectronia didyma Rubiaceae 44,5 14,17197452 Buah 9 Pepadi Gironniera Subequalis Cannabaceae 31 9,872611465 Buah 10 Manggis Hutan Garcinia celebica Clusiaceae 58 18,47133758 Buah 1 Bulu Ayam Sterculia sp. Sterculiaceae 33 10,50955414 Buah 2 2 Jerik Kawa Plectronia didyma Rubiaceae 60 19,10828025 Buah Ketinggian 950 - 1000 Mdpl 3 Meranti Petimah Lophoeprtalum Javanicum Celastraceae 55,5 17,67515924 Buah 4 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 45 14,33121019 Buah
100
5 Dempok (Kecil) Neesia sp. Bombacaceae 43 13,69426752 Daun Muda 6 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 43,5 13,85350318 Buah 7 balik Sumpah Aglaia argentia Meliaceae 43 13,69426752 Buah 8 Jerik Kawa Plectronia didyma Rubiaceae 47,5 15,12738854 Buah 9 Jerik Kawa Plectronia didyma Rubiaceae 61,5 19,58598726 Buah 10 Geseng Tanduk Quercus sp. Fagaceae 40 12,7388535 Biji 11 Tampang Rawan Elaeocarpus Sp Elaeocarpaceae 61 19,42675159 Buah 12 Dempok (Kecil) Neesia sp. Bombacaceae 41 13,05732484 Daun Muda 13 Medang Sawa Phoebe elliptica Lauraceae 50 15,92356688 Buah 14 Rambutan Biawak Nephelium rambutan Sapindaceae 49 15,60509554 Buah 15 Peradah Garcinia dioica Guttifereae 32 10,1910828 Buah 16 Kerakah Pagar Anak Ardisia lanceolata Myrsinaceae 58 18,47133758 Biji 17 Tampu Tapak Gajah Macaranga trilobata Euphorbiaceae 45 14,33121019 Buah 18 Medang Sawa Phoebe elliptica Lauraceae 49 15,60509554 Buah 19 Kerakah Pagar Anak Ardisia lanceolata Myrsinaceae 33 10,50955414 Biji 1 Medang Licin Litsea sp. Lauraceae 44 14,01273885 Buah dan Biji 2 kayu Asam plectronia horrida Rubiaceae 38,5 12,2611465 Daun Muda 3 Medang Licin Litsea sp. Lauraceae 32 10,1910828 Buah dan Biji 4 kayu Asam plectronia horrida Rubiaceae 48 15,2866242 Daun Muda 3 5 Pala Hutan Myrisctica sp. Myristicaceae 44 14,01273885 Buah Ketinggian 1000 -1100 Mdpl 6 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 49 15,60509554 Buah 7 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 61 19,42675159 Buah 8 kayu Asam plectronia horrida Rubiaceae 56 17,8343949 Daun Muda 9 Medang Sawa Phoebe elliptica Lauraceae 35,5 11,30573248 Buah 10 Gala-Gala Rawu Ficus variegata Moraceae 32 10,1910828 Buah 101
11 Jerik Kawa Plectronia didyma Rubiaceae 45 14,33121019 Buah 12 Lelengen Gironniera sp. Cannabaceae 35 11,14649682 Buah 13 Bedarah Knema sp. Myristicaceae 43 13,69426752 Buah 14 Rambe Kakura Kecil Mallotus sp. Euphorbiaceae 42 13,37579618 Buah
102
Lembar pengamatan Strata Pohon (Tumbuhan berkayu dengan diameter >20 cm atau keliling >62,8 cm)
Waktu : 09.00 - 17.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 300 - 600 mdpl Titik Kordinat : N = 03°40' 16.1" E = 097°39' 00.3" N = 03°40' 44.6" E = 097°38' 50.8" N = 03°40' 16.1" E = 097°39' 00.3"
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KEILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN
1 Setur Gajah Aglaia odoratissima Meliaceae 73 23,24840764 Buah dan Biji 2 Lengen Canagium odorata Annonaceae 189 60,1910828 Buah 3 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 66 21,01910828 Buah 4 Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus Euphorbiaceae 83 26,43312102 Buah 5 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 120 38,21656051 Buah 6 Latong Gajah Laportea sinuata Urticaceae 70 22,29299363 Buah, Bunga dan Tunas Muda 1 7 Ketinggian Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus Euphorbiaceae 75 23,88535032 Buah 300 - 400 Mdpl 8 Kayu Klat Eugenia sp. Myrtaceae 80 25,47770701 Buah 9 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rhizophoraceae 180 57,32484076 Buah 10 Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus Euphorbiaceae 87 27,70700637 Buah 11 Kukuran Jantan Carallia brachiata Rizhoporaceae 117 37,2611465 Buah Buah, Daun Muda dan Tunas 12 Tingkam Bischofia javanica Euphorbiaceae 150 47,77070064 Muda 13 Tingkam Bischofia javanica Euphorbiaceae 210 66,87898089 Buah, Daun Muda dan Tunas
103
Muda Buah, Daun Muda dan Tunas 14 Tingkam Bischofia javanica Euphorbiaceae 141 44,9044586 Muda 15 Medang Nangka Phoebe grandis Lauraceae 102 32,48407643 Buah 16 Gala-Gala Biasa Ficus racemosa Moraceae 450 143,3121019 Buah Buah, Daun Muda dan Tunas 17 Tingkam Bischofia javanica Euphorbiaceae 107 34,07643312 Muda 18 Dangla Crataeva magna Capparidaceae 210 66,87898089 Buah 19 lengen Canagium odorata Annonaceae 150 47,77070064 Buah 20 Setur Gajah Aglaia odoratissima Meliaceae 69 21,97452229 Buah dan Biji 21 Medang Lede Elaeocarpus glaber Elaeocarpaceae 270 85,98726115 Buah 1 Stur Badak putih Dysoxylum excelsum Meliaceae 430 136,9426752 Buah dan Biji 2 Babi Kurus Elatoostachys sp. Sapindaceae 128 40,76433121 Biji 3 Tampu Licin Macaranga diepenhorstii Euphorbiceae 99 31,52866242 Buah dan Biji 4 Banitan Keleton Strombosia zeylanica Olacaceae 115 36,62420382 Buah 2 5 Banitan Keleton Strombosia zeylanica Olacaceae 147 46,81528662 Buah Ketinggian 400 - 500 Mdpl 6 Stur Gajah Aglaia odoratissima Meliaceae 68 21,65605096 Buah dan Biji 7 Medang Pisang Litsea robusta Lauraceae 80,5 25,63694268 Buah 8 Tampu Tapak Gajah Macaranga triloba Euphorbiaceae 89 28,34394904 Buah 9 Medang Kunyit Beilescihamiedia sp. Lauraceae 78 24,84076433 Buah 10 Stur Gajah Aglaia odoratissima Meliaceae 340 108,2802548 Buah dan Biji 1 Lengen Canagium odorata Annonaceae 68 21,65605096 Buah 3 2 Gerupel Rawan Artocarpus sp. Moraceae 124 39,49044586 Buah Ketinggian 3 Rambutan Biawak Nephelium rambutan Sapindaceae 63,5 20,22292994 Buah 500 - 600 Mdpl 4 Asam King Dracontomeleon dao Anarcardiaceae 137 43,63057325 Buah 5 Selupik Sapium baccatum Euphorbiaceae 101 32,1656051 Buah
104
6 Geseng Bunga Lithocarpus wrayii Fagaceae 106 33,75796178 Biji 7 Jambu Hutan Eugenia grandis Myrtaceae 71,5 22,77070064 Buah 8 Kerakah Pagar Anak Castanopsis sp. Myrsinaceae 74 23,56687898 Biji 9 Bau Langit Cyathocalyx sumantranus Annonaceae 155 49,36305732 Buah 10 Rambutan Biawak Nephelium rambutan Sapindaceae 73 23,24840764 Buah 11 Bergang Gajah Baccaurea deflexa Euphorbiaceae 155 49,36305732 Buah dan Biji 12 Bau Langit Cyathocalyx sumantranus Annonaceae 72 22,92993631 Buah 13 Lengen Canagium odorata Annonaceae 165 52,5477707 Buah 14 Rutih Alstonia scholaris Apocynaceae 75 23,88535032 Kulit Pohon, Getah dan Buah 15 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 134 42,67515924 Buah 16 Pohon Aren Arenga pinnata Arecaceae 140 44,58598726 Buah 17 Pohon Aren Arenga pinnata Arecaceae 88 28,02547771 Buah 18 Medang Kunyit Beilescihamiedia sp. Lauraceae 81 25,79617834 Buah 19 Rambutan Biawak Nephelium rambutan Sapindaceae 63 20,06369427 Buah 20 Entap parashorea lucida Dipterocarpceae 97 30,89171975 Bunga 21 Setur Badak Aglaia speciosa Meliaceae 150 47,77070064 Buah 22 Tampu Biasa Macaranga tanarius Euphorbiaecea 76 24,20382166 Buah dan Biji 23 Tampu Biasa Macaranga tanarius Euphorbiaecea 65 20,70063694 Buah dan Biji 24 Lengen Canagium odorata Annonaceae 65 20,70063694 Buah 25 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 86 27,38853503 Buah dan Biji 26 Stur Badak Aglaia speciosa Meliaceae 264 84,07643312 Buah 27 Banitan Biasa Mastixia trichotoma Cornaceae 101 32,1656051 Buah dan Biji 28 Tampu Tapak Gajah Macaranga triloba Euphorbiaecea 63 20,06369427 Buah 29 Keranji Siphonodon celastrinus Celastraceae 81 25,79617834 Buah 30 Tampu Balik Angin Macaranga hypoleucea Euphorbiaecea 102 32,48407643 Buah 105
31 Tampu Balik Angin Macaranga hypoleucea Euphorbiaecea 90 28,66242038 Buah 32 Risung Canarium denticulacum Burseraceae 84 26,75159236 Buah 33 Tampang Rawan Eleaocarpus sp. Elaeocarpaceace 66 21,01910828 Buah 34 Tampu Tapak Gajah Macaranga triloba Euphorbiaecea 66 21,01910828 Buah 35 Banitan Biasa Macaranga tanarius Euphorbiaecea 71 22,61146497 Buah dan Biji
Waktu : 09.00 - 17.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 600 - 900 mdpl Titik Kordinat : N = 03°40' 08.8" E = 097°38' 52.6" N = 03°40' 06.2" E = 097°38' 50.1" N = 03°39' 58.1" E = 097°38' 40.6
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KEILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN
1 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 121 38,53503185 Kulit pohon dan Buah 2 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 111 35,35031847 Kulit pohon dan Buah 1 3 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 86,5 27,5477707 Kulit pohon dan Buah Ketinggian 4 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 76,5 24,36305732 Kulit pohon dan Buah 600 - 650 5 Bergang Gajah Baccaurea deflexa Euphorbiaceae 87,5 27,86624204 Buah dan Biji Mdpl 6 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 88,5 28,18471338 Kulit pohon dan Buah 7 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 123 39,17197452 Kulit pohon dan Buah 8 Jambu Hutan Eugenia grandis Myrtaceae 153 48,72611465 Daging Buah 106
9 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 66 21,01910828 Kulit pohon dan Buah 10 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 138 43,94904459 Kulit pohon dan Buah 11 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 109 34,7133758 Kulit pohon dan Buah 12 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 155 49,36305732 Kulit pohon dan Buah 13 Jambu Hutan Eugenia grandis Myrtaceae 104 33,12101911 Buah 14 Setur Badak Dysoxylum sp. Meliaceae 160 50,95541401 Buah 15 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 500 159,2356688 Bunga 16 Bintangur Beringi Calophyllum saigonense Guttifereae 79 25,15923567 Buah 17 Bintangur Mancang Magnifera Laurina Blume Anacardiaceae 205 65,2866242 Buah 18 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 128 40,76433121 Kulit pohon dan Buah 19 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 128 40,76433121 Kulit pohon dan Buah 20 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 87 27,70700637 Kulit pohon dan Buah 21 Babi Kurus Elatoostachys sp. Sapindaceae 87 27,70700637 Biji 1 Rambutan Biawak Nephelium Rambutan Sapindaceae 84 26,75159236 Buah 2 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 145 46,17834395 Buah 3 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 106 33,75796178 Kulit pohon dan Buah 4 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 120 38,21656051 Kulit pohon dan Buah 5 Jambu Hutan Eugenia grandis Myrtaceae 82 26,11464968 Buah 6 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 105 33,43949045 Kulit pohon dan Buah 7 Setur Badak Dysoxylum sp. Meliaceae 80 25,47770701 Buah 8 Entap Parashorea lucida Dipterocarpceae 450 143,3121019 Bunga 9 Ipoh Antiaris toxicaria Moraceae 80 25,47770701 Buah 10 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 106 33,75796178 Kulit pohon dan Buah Chephalomappa 11 76 Urel Tenge Bunge Malloticarpa Euphorbiaceae 24,20382166 Biji
107
12 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 70 22,29299363 Buah 1 Geseng Tanduk Lithocarpus sp. Fagaceae 149 47,4522293 Buah 2 Kayu Mayang Payena lucida Sapotaceae 240 76,43312102 Buah 3 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 91 28,98089172 Buah 4 Babi Kurus Elatoostachys sp. Sapindaceae 175 55,73248408 Buah 5 Kayu Karet Elateriospermun tapos Euphorbiaceae 170 54,14012739 Kulit pohon dan Buah 6 Pakam Rawan Aporosa lunata Euphorbiaceae 198 63,05732484 Buah 3 7 Bungur Lagerstroeemia sp. Sapindaceae 97 30,89171975 Buah Ketinggian 8 80,5 700 - 800 Kayu Mayang Payena lucida Sapotaceae 25,63694268 Buah Mdpl 9 Medang Kunyit Beilschmniedia sp. Lauraceae 79 25,15923567 Buah 10 Bedarah Kecil Daun Knema sp Myristicaceae 68 21,65605096 Buah 11 Urel Tenge Benge Chepalomappa malloticarpa Euphorbiaceae 98,5 31,36942675 Biji 12 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 116 36,94267516 Buah 13 Tampang Blumeodendron tokbrai Euphorbiaceae 71 22,61146497 Daging Buah 14 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 68 21,65605096 Buah 15 Kayu Arang Diospyros sp. Ebenaceae 66 21,01910828 Buah 108
Waktu : 09.00 - 17.00 Luas Plot : 100 x 20 cm Ketinggian Tempat : 900 - 1100 mdpl Titik Kordinat : N = 03°39' 53.0" E = 097°38' 37.8" N = 03°39' 51.3" E = 097°38' 31.1" N = 03°39' 45.9" E = 097°38' 28.7"
TITIK KE- NO NAMA LOKAL NAMA ILMIAH FAMILI KEILING DIAMETER BAGIAN YANG DIMAKAN 1 Dempok Neesia sp. Bombacaceae 71 22,61146497 Buah 2 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 86 27,38853503 Buah 3 Dukut Dasih Planconia vallida Lecythidaceae 87 27,70700637 Bunga dan Buah 4 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 84 26,75159236 Buah 5 Meranti Petimah Lophopetalum javanicum Celastraceae 90 28,66242038 Buah dan Biji 1 6 Tampang Blumeodendron tokbrai Euphorbiaceae 87 27,70700637 Buah Ketinggian 850 - 900 Mdpl 7 Giseng Bunga Lithocarpus wrayii Fagaceae 240 76,43312102 Biji 8 Kayu Kelat Eugenia sp. Myrtaceae 108 34,39490446 Buah 9 Geseng Bunga Lithocarpus wrayii Fagaceae 79 25,15923567 Biji 10 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 89 28,34394904 Buah 11 Risung Canarium denticulacum Burseraceae 70 22,29299363 Buah 12 Asam King Dracontomeleon dao Anarcardiaceae 75 23,88535032 Buah 2 1 Rambutan Biawak Nephelium rambutan Sapindaceae 63 20,06369427 Buah Ketinggian 2 Geseng Bunga Lithocarpus wrayii Fagaceae 235 74,84076433 Biji 950 - 1000 3 Pakam Pometia pinnata Sapindaceae 519 165,2866242 Buah dan Biji
109
Mdpl 4 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 80 25,47770701 Buah 5 Geseng Batu Lithocarpus sp. Fagaceae 220 70,06369427 Biji 6 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 122 38,85350318 Buah 7 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 129 41,08280255 Buah 8 Dempok (Besar) Neesia sp. Bombacaceae 155 49,36305732 Buah 9 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 162 51,59235669 Buah 1 Bungur Lagerstroeemia sp. Lythraceae 107,5 34,23566879 Buah 2 Rumpi Rawan Mallotus sphaerocarpus Euphorbiaceae 78 24,84076433 Buah dan Biji 3 3 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 107 34,07643312 Buah Ketinggian 4 1000 - 1100 Jambu Hutan Egenia grandis Myrtaceae 119 37,89808917 Buah Mdpl 5 Kayu Kemong Ardisia sp. Myrsinaceae 72 22,92993631 Buah 6 Lelegen Gironniera sp. Cannabaceae 120 38,21656051 Buah 7 Kayu Asam Plectronia horrida Rubiaceae 69 21,97452229 Daun Muda
110
Lampiran 7 : Lembar Kuesioner Penilaian Produk/Output Buku Ajar
111
112 113 114 115
Lampiran 8 : Lembar Kuesioner Penilaian Produk/Output Poster 116 117 118
Lampiran 9 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
Foto Kegiatan Penelitian di Stasiun Penelitian Ketambe Kab. Aceh Tenggara
Gambar: Peneliti melihat Ketinggian Gambar: Peneliti di Stasiun Ketambe Tempat
Gambar: Peneliti Mengukur dan Mencatat Faktor Fisik-Kimia Lingkungan 119
Gambar: Peneliti Mendata jenis Gambar : Peneliti Mengambil Titit pohon Jenis Pakan Orangutan kordinat dan mengukur Ukuran Plot
Gambar : Peneliti Mengukur Keliling Gambar : Peneliti dan Asisten (Pak Pohon Pakan Orangutan Mat Plin) FKL 120
Gambar : Hasil tangkapan Kamera saat Penelitian Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Penelitian Ketambe Memakan Daun Muda dari Kayu Asam (Plectronia horrida)