Makna Simbolis Blangkon Gaya Yogyakarta Produksi Omah Blangkon Di Bugisan Yogyakarta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
MAKNA SIMBOLIS BLANGKON GAYA YOGYAKARTA PRODUKSI OMAH BLANGKON DI BUGISAN YOGYAKARTA SKRIPSI Ratih Kusumaning Hatmani 2017003009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2021 HALAMAN PENGAJUAN SKRIPSI MAKNA SIMBOLIS BLANGKON GAYA YOGYAKARTA PRODUKSI OMAH BLANGKON DI BUGISAN YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa Ratih Kusumaning Hatmani 2017003009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ULMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2021 ii HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI MAKNA SIMBOLIS BLANGKON GAYA YOGYAKARTA PRODUKSI OMAH BLANGKON DI BUGISAN YOGYAKARTA Telah Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Pada Tanggal 17 Juli 2020 Pembimbing I Pembimbing II Sugiyamin, S.Sn., M.Hum. Dwi Susanto, S.Pd., M.Pd NIP. 196509231994031003 NIY. 8514386 iii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI MAKNA SIMBOLIS BLANGKON GAYA YOGYAKARTA PRODUKSI OMAH BLANGKON DI BUGISAN YOGYAKARTA Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji dan Diterima Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Seni Rupa Hari : Jum’at Tanggal : 17 Juli 2020 Susunan Tim Penguji Ketua : Dr. Moh. Rusnoto Susanto, M.Sn. ( ) Sekertaris : Insanul Qisti Barriyah, S.Sn, M.Sn ( ) Penguji I : Sugiyamin, S.Sn., M.Hum. ( ) Penguji II : Dwi Susanto, S.Pd., M.Pd ( ) Mengetahui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Dekan, Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed NIY/NIDN. 7700207/0508067 iv MOTTO “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d: 11) “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya” (Q.S. An-Najm: 39) ”Menuntut ilmu adalah takwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah. Mengulang- ulang ilmu adalah dzikir. Mencari ilmu adalah jihad” (Abu Hamid Al Ghazali) “Percaya Boleh, tapi lebih baik memeriksa” ( Prof.B.J. Habibie ) v HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan mengucapkan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan. Skripsi ini penuslis persembahkan kepada : 1. Kedua orang tuaku Mustijo, S.Pd dan Ari Diyah Ekowati, S.Pd yang selalu memberikan doa, perhatian, pengertian, semangat dan motivasi untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik dalam melakukan segala sesuatu. Dan selalu mengajarkan agar tidak pantang menyerah dalam menjalani hidup. Adik ku tercinta Wisnu Sandhy Yudha dan untuk semua keluarga besarku yang selalu mendukungku. 2. Kepada semua teman-temanku yang selalu mendukungku dan ada saat aku butuh istirahat sejenak dari segala rutinitas yang ada, terimakasih karena sudah memberikan semangat dan selalu ada saat susah dan duka. 3. Omah Blangkon dengan segenap karyawannya yang telah memberikan izin, meluangkan waktu dan membantu dalam proses penyusunan penelitian ini 4. Almamaterku Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat vi ABSTRAK Ratih Kusumaning Hatmani. 2020. Makna Simbolis Blangkon Gaya Yogyakarta Produksi Omah Blangkon di Bugisan Yogyakarta. Skripsi Jurusan/Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2020. Tujuan penelitian ini secara deskriptif untuk mengetahui secara mendalam tentang : (1) Mendeskripsikan apa makna simbolis blangkon yang diproduksi Omah Blangkon. (2) Menjelaskan gaya blangkon yang diproduksi Omah Blangkon (3) Menjelaskan proses pembuatan blangkon yang diproduksi oleh Omah Blangkon. Penelitian ini dilaksanakan di Omah Blangkon yang beralamatkan di Jalan Sugeng Jeroni, Bugisan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena peneliti tidak melakukan pengujian melainkan berusaha menelusuri, memahami dan menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala sesuatu yang diteliti. Penelitian ini mempunyai variable tunggal yaitu makna simbolis blangkon. Subjek pada penelitian ini adalah blangkon gaya Yogyakarta produksi Omah Blangkon. Sedangkan objek penelitiannya adalah makna simbolis blangkon, gaya blangkon, dan proses pembuatan blangkon di Omah Blangkon Yogyakarta. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah handphone dan alat tulis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, pustaka dan website. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merangkum memilih hal pokok, penyajian data membuat kerangka tulisan, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian yang dilkakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Makna simbolis dari blangkon gaya Yogyakarta produksi Omah Blangkon terletak pada jumlah wiru bagian depan yang terdiri dari 17 dan 21 wiru dimana jumlah wiru 17 berarti jumlah rakaat shalat yang dilakukan oleh umat Islam setiap harinya dan wiru 21 memiliki arti kelembutan, kemudian wiru 5 dan 6 yang bermakna jumlah shalat dalam sehari dan jumlah rukun Islam (2) Gaya blangkon Yogyakarta produksi Omah Blangkon cenderung estetis dan masih memegang teguh pakem yang ada dengan memperhatikan kenyamanan pakai sehingga bentuk blangkon yang dibuat menyerupai bentuk kepala agar lebih nyaman digunakan. (3) Dalam proses pembuatannya Omah Blangkon masih menggunakan teknik tradisional dimana setiap blangkon dikerjakan oleh masing-masing pekerja, setiap harinya Omah blangkon dapat memproduksi sampai 30 blangkon tergantung pada kualitas blangkon yang dipesan. Kata Kunci : makna, simbolis, blangkon, gaya Yogyakarta vii ABSTRACT Ratih Kusumaning Hatmani. 2020. The Symbolic Meaning of Yogyakarta Style Blangkon Omah Blangkon Production in Bugisan Yogyakarta. Thesis Department / Fine Arts Education Study Program Faculty of Teacher Training and Education Sarjanawiyata Tamansiswa University Yogyakarta, 2020. The purpose of this research descriptively is to find out deeply about: (1) Describe what symbolic meaning of the blangkon produced by Omah Blangkon. (2) Explain the style of blangkon produced by Omah Blangkon (3) Explain the process of making blangkon produced by Omah Blangkon. This research was conducted at Omah Blangkon which addressed at Jalan Sugeng Jeroni, Bugisan, Wirobrajan, Yogyakarta City. In this study using descriptive qualitative methods because researchers do not do the testing but try to explore, understand and explain the symptoms and the relationship between everything that is studied. This study has a single variable which is symbolic meaning of blangkon. The subject of this research is Yogyakarta style blangkon produced by Omah Blangkon. While the object of research is the symbolic meaning of blangkon, blangkon style, and the process of making blangkon at Omah Blangkon Yogyakarta. The tools used in this research are handphone and stationery. The techniques used in collecting data in this study are observation, interviews, documentation, literature and websites. Data analysis techniques used in this study are summarizing the main points, presenting data to make a written framework, and drawing conclusions and verification. From the results of the research conducted it can be concluded that (1) The symbolic meaning of Yogyakarta style blangkon Omah Blangkon production lies in the number of front pleats consisting of 17 and 21 pleats where the number 17 pleats means the number of rak'ah prayers performed by Muslims every day and wiru 21 means softness, then wiru 5 and 6 which means the number of prayers in a day and the number of pillars of Islam (2) The style of Yogyakarta blangkon production of Omah Blangkon tends to be aesthetic and still holds tight to the existing standards by paying attention to the comfort of wearing so the shape of the blangkon is made to resemble the shape head to make it more comfortable to use. (3) (3) In the manufacturing process Omah Blangkon still uses traditional techniques where each blangkon is done by each worker, every day Omah Blangkon can produce up to 30 blangkon depending on the quality of the ordered blangkon. Keywords: meaning, symbolic, blangkon, Yogyakarta style viii KATA PENGANTAR Salam dan bahagia, Puja syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Makna Simbolis Blangkon Gaya Yogyakarta Produksi Omah Blangkon di Bugisan Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Drs. H. Pardimin, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan izin pada penelitian ini 2. Nanang Bagus Subekti, S.Pd., M.Ed. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana 3. Dr. Moh. Rusnoto Susanto, M.Sn., selaku ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan motivasi kepada penulis 4. Sugiyamin, S.Sn., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing