Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

KILIR LIDAH PRODUKSI UJARAN PADA VIDEO KOMPILASI YOUTUBE TINJAUAN PSIKOLINGUSTIK

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Universitas Balikpapan1, Universitas Balikpapan2, Universitas Balikpapan3 Pos-el: [email protected], [email protected], maryatin@uniba- bpn.ac.id3

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sering terjadinya kekeliruan kilir lidah dalam berkomunikasi yang tidak hanya terjadi pada kaum awam, tetapi terjadi pula pada seniman, salah satunya yaitu Isyana Sarasvati. Hal tersebut terjadi karena Isyana Sarasvati sejak kecil tinggal di Eropa mengikuti orang tuanya yang menempuh pendidikan, ketika kembali ke Isyana Sarasvati mengalami kesulitan berbahasa Indonesia. Untuk menganalisis kekeliruan kilir lidah tersebut, peneliti menggunakan pendekatan Psikolingustik. Psikolingustik merupakan ilmu yang menjelaskan struktur suatu bahasa, bagaimana struktur tersebut diperoleh, dan bagaimana memahami kalimat dalam suau tuturan. Adapun, tujuan penelitian ini menghasilkan data kualitatif deskriptif. Data yang digunakan berupa kata dalam percakapan yang dituturkan Isyana Sarasvati pada video kompilasi . Sumber data dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sekunder. Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri, yang menjadi pengumpulan data, penganalisis dan pembuat kesimpulan serta peneliti menggunakan instrumen bantuan seperti: buku, pulpen, kartu data, gawai, dan laptop. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak dan teknik catat. Selanjutnya, data dalam penelitian ini dianalisis melalui model Miles and Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekeliruan kilir lidah yang terjadi berjumlah 23 data yang terdiri dari 2 kekeliruan semantik, 5 kekeliruan campur kata, 7 kekeliruan antisipasi, 2 kekeliruan perseverasi, 5 kekeliruan fitur distingtif, 2 kekeliruan suku kata.

Kata Kunci: Psikolinguistik, Kekeliruan Ujaran, Kilir Lidah.

ABSTRACT

This research is motivated by the frequent occurrence of confusion in communicating which does not only happen to lay people, but also to artists, one of them is Isyana Sarasvati. This happened because Isyana Sarasvati lived in Europe since she was a child following her parents who took education, when she returned to Indonesia, Isyana Sarasvati experienced difficulty speaking Indonesian. To analyze the tongue twitch errors, the researcher used a Psycholinguistic approach. Psycholinguistics is the science that explains the structure of a language, how it is obtained, and how to understand sentences in speech. Meanwhile, the purpose of this study is to produce descriptive qualitative data. The data used are in the form of words in the conversation spoken by Isyana Sarasvati on the YouTube compilation video. Sources of data in this study are primary and secondary data sources. In this study, the research instrument is the researcher himself, who collects data, analyzes and draws conclusions and the researcher uses assistive instruments such as books, pens, data cards, devices, and laptops. Data collection was carried out using observation techniques and note- taking techniques. Furthermore, the data in this study were analyzed using the Miles and Huberman model. The results of this study indicate that there are 23 data errors that occur, consisting of 2 semantic errors, 5 wordmix errors, 7 anticipatory errors, 2 perseveration errors, 5 distinctive feature errors, 2 syllable errors.

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 118

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

Keywords: Psycholinguistics, Speech Errors, Tongue Flashes.

1. PENDAHULUAN seperti contoh ingin mengucapkan album Kehidupan sehari-hari saat afgan karena kecepatan dan ingin berkomunikasi kesalah pahaman terjadi menyingkat kata menjadi afbum yakni tidak jarang mengenai kekeliruan ujaran gabungan dari kata album afgan”. Hal (kilir lidah), apa yang dimaksudkan oleh tersebut, dapat terjadi karena beberapa pembicara tidak dapat tersampaikan faktor. Pratama (2019, p.1076) dengan baik kepada lawan bicara. Selain berpendapat bahwa faktor penyebab itu, kekeliruan ujaran (kilir lidah) sering terjadinya kilir lidah yaitu tuturan yang terjadi pula pada seniman saat siaran dilontarkan terlalu cepat terburu-buru langsung seperti konser, talk show, atau tergesa-gesa, dapat pula dipengaruhi maupun kolaborasi Youtube. Dalam emosional, adanya rasa gugup, dan kegiatan siaran langsung, seniman tidak hilangnya konsentrasi. Akibatnya suku jarang mengalami kekeliruan ujaran kata yang dituturkan menjadi kacau atau (kilir lidah) terutama dalam kegiatan keliru. Hal ini dapat menjadi salah satu proses wawancara atau saat penyebab terjadinya kekeliruan ujaran. mengutarakan argumennya mengenai Terutama kekeliruan ujaran kilir lidah suatu hal yang sedang dibahas. Salah atau slip of the tongue. satu seniman yang termasuk cukup Jauhar (2015, p.246) menjelaskan sering mengalami kekeliruan ujaran bahwa kilir lidah adalah suatu fenomena terkhusus kilir lidah yakni Isyana dalam produksi ujaran di mana Sarasvati. Isyana Sarasvati merupakan pembicara mengalami “terkilir” lidahnya penyanyi dan pemain flim yang memiliki sehingga kata-kata yang di produksi talenta bermusik sejak usia 7 tahun, bukanlah kata yang dia maksudkan. langganan juara perlombaan musik Terdapat dua macam kilir lidah pertama, tingkat jawa barat maupun internasional adalah kilir lidah yang disebabkan oleh dan pernah mendapatkan beasiswa oleh seleksi yaitu: (i) semantik, (ii) pemerintah Singapura. Sejak kecil malapropisme, dan (iii) campur kata Isyana Sarasvati tinggal di Eropa (blends). Dardjowidjojo, (2016 p. 149) mengikuti orang tuanya yang menempuh menambahkan kekeliruan kilir lidah pendidikan, namun saat kembali ke yang kedua, adalah kekeliruan Indonesia, Isyana Sarasvati mengalami assembling, yakni (i) transposisi, (ii) kesulitan berbahasa Indonesia karena antisipasi dan (iii) perseverasi serta perlu banyak menghabiskan waktunya di diketahui kilir lidah pun memiliki unit Eropa. terkilir yang beragam, yaitu kekeliruan Di salah satu acara talkshow TV distingtif, kekeliruan segmen fonetik, swasta, Isyana Sarasvati di wawancara kekeliruan suku kata, dan kekeliruan mengenai beberapa kekeliruan ujarannya kata. yang tertangkap kamera yakni, acara Berdasarkan macam-macam kilir Sarah Sechan di NET TV. Pembawa lidah dan unit-unit kilir lidah tersebut, acara yaitu Sarah Sechan sendiri, yang peneliti melihat lebih lanjut dengan mengkonfirmasi langsung dengan Isyana menyimak produksi ujaran Isyana Sarasvati yang menjadi bintang tamu Sarasvati pada beberapa video kompilasi saat itu, yakni alasan mengapa Isyana yang bersumber dari youtube. Peneliti Sarasvati sering mengalami kilir lidah, tertarik untuk melakukan penelitian ini Isyana Sarasvati menjawab bahwa karena pertama, fenomena kekeliruan “mungkin antara yang dipikirkan terlalu ujaran (kilir lidah) pada seniman cepat dengan yang akan diucapkan khususnya Isyana Sarasvati yang sering

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 119

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan melakukan kilir lidah secara tidak unit-unit kilir lidah meliputi fitur sengaja saat siaran langsung, hal ini distingtif, segmen fonetik, kekeliruan sering disepelekan yakni, Isyana suku kata dan kekeliruan kata. Dalam hal Sarasvati dan lawan bicara menyadari ini peneliti mensingkronkan tipe-tipe adanya kekeliruan, dan berlalu begitu kilir lidah yang ada dengan kekeliruan saja tanpa mengoreksinya. Sebagai yang di ujarkn oleh subjek. seniman yang sering tampil dilihat Data dalam penelitian ini adalah banyak orang, tingkah laku serta kata atau kalimat lisan, yaitu produksi penggunaan bahasa menjadi sorotan ujaran yang mengalami kekeliruan kilir masyarakat, penggunaan bahasa yang lidah pada subyek Isyana Sarasvati keliru sering kali menjadi bahan hiburan dengan jumlah data yang ditemukan 23 dikehidupan sosial, maupun media sosial kilir lidah yang dituangkan dalam teks yang ternyata sebenarnya kekeliruan tulisan Kesalahan ujaran kilir lidah kilir lidah tersebut mencerminkan tersebut meliputi (i) seleksi yang terjadinya hambatan kognitif dalam memiliki 3 jenis yaitu: semantik, perencanaan ujaran. Kedua, kilir lidah malapropisme, dan campur kata pada seniman terkhusus Isyana Sarasvati (blends). (ii) kekeliruan assembling. (iii) belum pernah diteliti, dalam penelitian unit terkilir yaitu distingtif, kekeliruan ini mencoba memahami struktur bahasa, segmen fonetik, kekeliruan suku kata, bagaimana ujaran Isyana Sarasvati dan kekeliruan kata. diperoleh dan bagaimana memahami Menurut Moleong (2017, p.157) ujaran tersebut. Sumber data dalam penelitian kualitatif ini yaitu berupa kata-kata, dan tindakan, 2. METODE PENELITIAN selebihnya adalah kata tambahan seperti Pendekatan dalam penelitian ini dukumen dan lain-lain. Sumber data adalah pendekatan psikolinguistik, dalam penelitian ini berupa dokumentasi Jauhar, (2015 p.4) mengatakan bahwa video-video kompilasi Isyana Sarasvati psikolingustik adalah ilmu hibrida, yakni yang bersumber dari youtube. gabungan antara ilmu psikologi dan ilmu dokumentasi video-video kompilasi lingustik. Psikologi adalah ilmu yang Isyana Sarasvati yang bersumber dari mempelari tentang jiwa manusia youtube. sedangkan lingustik merupakan ilmu Menururt Sugiyono (2017, yang mempelajari bahasa manusia. p.224) berpendapat bahwa teknik Penelitian ini merupakan pengumpulan data merupakan langkah penelitian dokumentasi dengan jenis yang paling stategis dalam penelitian, penelitan deskriptif kualitatif. Penelitian karena tujuan utama dalam penelitian kualitatif yakni memaparkan sesuatu adalah mendapatkan data tanpa secara apa adanya melalui data yang mengetahui teknik pengumpulan data, dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, maka peneliti tidak akan mendapatkan dan bukan angka Moleong (2017, p.11). data yang memenuhi standar data yang Penelitian ini secara deskriptif ditetapkan. Teknik pengumpulan data memaparkan wujud kekeliruan ujaran yang digunakan dalam penelitian ini terkhusus kilir lidah pada video yaitu teknik simak dengan menyimak kompilasi Isyana Sarasvati berfokus mendengarkan dengan seksama terhadap pada 2 macam kilir lidah, yakni pertama ujaran-ujaran yang memiliki kekeliruan kekeliruan seleksi yang keliru terdiri dari terkhusus kilir lidah pada subjek Isyana 3 macam yakni (i) semantik, (ii) Sarasvati. Selanjutnya menggunakan malapropisme (ii) campur kata. Kedua teknik catat yang dilakukan dengan adalah kekeliruan yang terjadi pada mencatat data yang diperoleh dan dicatat assemblingnya. Kilir lidah juga memiliki dalam kartu data, kemudian kartu data di

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 120

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan kategorikan sesuai tipe-tipe kesalahan menyesuaikan bukti-bukti valid yang kekeliruan ujaran kilir lidah. telah diperoleh. Kemudian dapat di Instrumen penelitian kualitatif, simpulkan berdasarkan hasil penelitian yang menjadi instrumen utama adalah yang disajikan dalam bentuk narasi. peneliti sendiri atau anggota tim peneliti Kesimpulan ini merupakan tahap akhir serta fokus yang jelas, peneliti akan dari kegiatan analisis data sekaligus menggunakan instrumen apa yang akan tahap akhir dari pengolahan data. digunakan Sugiyono (2017, p.292). Dalam penelitian ini, peneliti sendiri 3. HASIL DAN PEMBAHASAN yang menjadi instrumen, dan instrumen Hasil Penelitian bantuan seperti: buku, pulpen, kartu Hasil penelitian ini menunjukkan data, gawai, dan laptop. Untuk menguji bahwa kekeliruan kilir lidah yang terjadi keabsahan data tersebut, peneliti berjumlah 23 data yang terdiri dari 2 menggunakkan triangulasi sumber, kekeliruan semantik, 5 kekeliruan ketekunan/keajekan serta diskusi rekan campur kata, 7 kekeliruan antisipasi, 2 sejawat. kekeliruan perseverasi, 5 kekeliruan fitur Teknik analisis data dalam distingtif, 2 kekeliruan suku kata. penelitian ini adalah model Miles and Huberman. Miles and Huberman Pembahasan (Sugiyono, 2016, p.246) menyatakan a. Semantik data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus Pertunjukan Langsung Isyana sampai tuntas, sehingga datanya sudah Sarasvati di Acara Danamon jenuh Sugiyono (2017, p.246) Kegiatan Festival peneliti dalam analisis data, yaitu Isyana Sarasvati: “Kita belum sempat reduksi data, penyajian data, penarikan latihan lagi ya, jadi kita bakal bawain kesimpulan dan verifikasi. ini cover” Peneliti merangkum, mengambil Salah satu penonton: “jujur amat” hal-hal pokok, memfokuskan pada hal- Isyana Sarasvati: “Iya harus jujur jadi hal yang penting dan membuang yang manusia bu, bro! bu lagi oke ini tidak penting. Data yang direduksi adalah lagu yang kalian harus main memberikan gambaran untuk tebak-tebakan, pokoknya kalau tau mempermudah peneliti untuk melakukan nyanyi kalau gak tau joget sedikit pengumpulan data. Pada tahap ini juga boleh” (Isyana Sarasvati peneliti memperolah data kemudian di langsung bernyanyi). rangkum untuk di kelompokkan sesuai Bu > Bro dengan tipe-tipe kekeliruan ujaran kilir lidah. Kekeliruan seleksi semantik Penyajian data berguna untuk yakni, biasanya terwujud kata yang utuh memberikan gambaran keseluruhan, dan berasal dari medan semantik yang untuk mempermudah pemahaman. sama. Penutur bermaksud mengucapkan Tahap display data ini peneliti kata bro namun, yang terucap adalah menyajikan dalam bentuk uraian singkat, kata bu. Hal ini terjadi karena pada kata bagan, teks bersifat narasi dan sejenisnya bro dan bu termasuk kedalam kelompok sehingga data terorganisasikan dan yang sama yakni kelompok kata ganti tersusun. orang (pronominal persona), Tahap terakhir yaitu penarikan perbedaannya kata bu adalah kata ganti kesimpulan dan verifikasi data sapaan kepada perempuan sedangkan, penelitian. Peneliti memverifikasi data yang masih bersifat sementara dengan

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 121

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan bro adalah bahasa gaul untuk kata ganti Kekeliruan campur kata adalah sapaan kepada laki-laki. penutur dalam keadaan tergesa-gesa atau terburu-buru sehingga penutur Isyana Sarasvati Juri mengambil satu atau sebagian suku dari Indonesia 2019 kata pertama dan mengambil satu suku kata dari kata yang lain dan kemudian Isyana Sarasvati: “Gila loh Natasha kedua suku kata tersebut dijadikan satu. loh! nyanyi tu kaya gini loh kaya Hal tersebut terjadi karena penutur santai tapi semua yang keluar tu kaya memikirkan kata selanjutnya setelah kata keren banget, kamu tu keren banget, aku butuh banget aku si, eh aku selingkuh yakni kata “tu”, sehingga pada butuh banget aku. Aku butuh banget kata selingkuh mengambil suku kata /se/ kamu buat di tim aku” dan /li/ dan mengambil satu suku kata Natasha: “Terima kasih” /tu/ pada kata /tu/ kemudian menggabungkan keduanya kata aku butuh banget aku > aku butuh selingkuh dan tu menjadi selitu. banget kamu Interview Bersama Isyana Kekeliruan seleksi semantik Sarasvati (Pijaru) yakni, biasanya terwujud kata yang utuh dan berasal dari medan semantik yang Pak Getar: “Siang mba?” sama. Penutur bermaksud mengucapkan Isyana Sarasvati: “Siang pas! pas (tertawa) pak!” kata kamu namun, yang terucap adalah Pak Getar: “Dengan mba Istana kata aku, hal ini terjadi karena kata aku Sarasvati ya?” dan kamu termasuk ke dalam kelompok Isyana Sarasvati: “Isyana Sarasvati” yang sama yakni kata ganti orang, perbedaanya kata aku adalah kata ganti Pas > Pak orang pertama tunggal dan kata kamu adalah kata ganti orang kedua tunggal. Kekeliruan campur kata adalah penutur dalam keadaan tergesa-gesa atau

terburu-buru sehingga penutur mengambil b. Campur Kata satu atau sebagian suku dari kata pertama dan mengambil satu suku kata dari kata yang Isyana Sarasvati Konser di Kota lain dan kemudian kedua suku kata tersebut Medan dijadikan satu. Penutur dalam keadaan tergesa-gesa atau terburu-buru sehingga Isyana Sarasvati: “Lagu selanjutnya mengambil satu atau sebagian suku dari ini lagu buat kalian yang lagi patah kata pertama dan satu atau sebagian suku hati any one! apa apa? (berinteraksi kata dari kata yang kedua, kemudian dengan penonton) kenapa patah hati mas?” kedua bentuk itu dijadikan satu. Pada Penonton: … kata pak menjadi pas hal ini terjadi Isyana Sarasvati: “Habis putus? habis karena penutur memikirkan untuk mutusin? atau habis selingkuh menjawab pertanyaan dari lawan bicara ketahuan? Mana nih yang ketawa- yakni dengan kata mas karena lawan ketawa ni? disini ada yang pernah bicara menyapa dengan kata mba. selingkuh gak? selitu tu? eh, selitu Sehingga penutur menggabungkan kata lagi! selingkuh itu menemukan yang pak dan mas menjadi pas dengan lebih baik, benar?” mengambil sebagian suku kata /pa/ pada Penonton: “Benar!” kata pak dan sebagian suku kata /as/

pada kata mas. Selitu > Selingkuh itu

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 122

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

Hard Rock FM 89.7 Live Surabaya dan memberikan ciri-cirinya” Permainan di mulai Pembawa acara 1: “Kita masih di Tim: (memberikan gambar dan good morning bersama Isyana petunjuk) “bermain di sinetron Sarasvati” tetangga masa gitu?” “Isyana Pembawa acara 2: “Coba di syafa ini Sarasvati menjawab lebih dulu dari fans fansnya?” Afgan dan Rendy” Isyana Sarasvati: “Di syafa? Isyana Sarasvati: chelsale! Chelsea Isyananation! Isyananation tu sangar Islan. loh! kalau misalnya Isyana nation Surabaya enak banget di dengerin Chelsale > Chelsea nya! Isyana syin eee sya, sya, syalah” Penonton: “tertawa” Kekeliruan antisipasi merupakan Pembawa acara 1: “kenapa ikutan dia?” kekeliruan dari pembicara yang Isyana Sarasvati: “iya gak tau. mengantisipasi akan munculnya suatu bunyi, namun bunyi itu diucapkan Isyana syin > Isyana nation sebagai ganti dari bunyi yang seharusnya. Kekeliruan campur kata adalah Kata Chelsea ke chelsale penutur penutur dalam keadaan tergesa-gesa atau memikirkan bunyi yang akan hadir yakni terburu-buru sehingga penutur bunyi /a/ suku kata kedua pada kata mengambil satu atau sebagian suku dari Chelsea, sehingga bunyi /a/ terbawa kata pertama dan mengambil satu suku kedepan menggantikan bunyi di kata dari kata yang lain dan kemudian depannya yakni bunyi /e/ suku kata kedua suku kata tersebut dijadikan kedua, dan bunyi /e/ di tarik ke belakang satuKata yang benar adalah Isyana menggantikan posisi bunyi /a/ disertai nation menjadi Isyana syin. Hal ini penambahan bunyi /l/ yang berada di terjadi karena penutur memikirkan atau depan bunyi /e/, sehingga menjadi kata terbawa oleh kata dari pembawa acara chelsale. yakni kata “syafa”, maksud dari Bunyi /l/ di ambil dari suku kata pembawa acara pada kata syafa adalah kedua dari kata Islan yakni Chelsea disapa. Sehingga penutur mengambil Islan, penutur mengambil bunyi /l/ suku kata pertama dari kata nation yakni karena tergesa-gesa ingin ke kata bunyi /n/ dan pada kata syafa mengambil selanjutnya setelah Chelsea, kata suku kata pertama /sy/, kemudian di selanjutnya setelah Chelsea adalah Islan, gabungkan menjadi satu sehingga sehingga dari kata Chelsea menjadi kata menjadi syin. chelsale.

c. Antisipasi Isyana Sarasvati Bintang Tamu di Acara TV Swasta Pagi Pagi Net Guess Who? Game with Afgan, TV Isyana Sarasvati dan Rendy Pandugo with Zilingo Andre Taulani: “Dagang apasi ni, kalau saya bacakan ini, takoyaki! Cara Bermain: “Afgan, Isyana fIbu sebelah sini bu, saya ga gigit bu Sarasvati dan Rendy Pandugo tenang saja!” berlomba menebak gambar siapa Hesti Purwadinata: “Jauh amat” nama tokoh-tokoh wanita Indonesia Andre Taulani: “Takoyaki itu yang akan di berikan satu persatu makanan Jepang?” secara bersamaan” “Petunjuk: “Tim Pedagang Takoyaki: “Iya” akan memberikan sebagian gambar Hesti Purwadinata: “Ibu orang Jepang ibu?”

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 123

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

Pedagang Takoyaki: “Hah? tidak, hadir yakni bunyi /a/ suku kata ketiga hehe” pada kata mengalami sehingga bunyi /a/ Andre Taulani: “Orang Indonesia” tersebut terbawa ke belakang Hesti Purwadinata: “Cobain dong bu, menggantikan bunyi /i/ suku kata takoyakinya? Isyana mau juga kan?” keempat pada kata mengalami sehingga Isyana Sarasvati: “Bau bu, mau. menjadi kata mengalama. Aduh Yallah! Sorry, sorry.” Andre Taulani: “Haha kebanyakan manggung ini” Pedagang Takoyaki: e. Distingtif “Boleh, ku buatin ya?” 40 Questions with Isyana Bau Bu > Mau Bu Sarasvati Femaly Daily TV Pertanyaan: Raisa & Isyana punya Kekeliruan antisipasi merupakan panggilan lucu engga? kekeliruan dari pembicara yang Isyana: Kita saling manggil diri kita tu “cew”. Cew? iya cew, gitu! lama- mengantisipasi akan munculnya suatu lama karena terlalu nyaman pas lagi bunyi, namun bunyi itu di ucapkan perhargaan awi eh, awi lagi! AMI sebagai ganti dari bunyi yang (Anugrah Musik Indonesia) lagi seharusnya. Pada kata mau bu penutur sariawan jadi gak bisa ngomong memikirkan akan hadirnya bunyi /b/ “m”. pada kata bu sehingga, bunyi /b/ terbawa kedepan menggantikan bunyi /m/ pada Awi > Ami kata mau, sehingga dari kata mau bu Kekeliruan fitur distingtif yakni, menjadi kata bau bu. yang mengalami terkilir bukan fonem

melainkan hanya fitur distingtif dari d. Perseverasi fonemnya saja. Penutur bermaksud

mengucapkan kata yang benar adalah Isyana Sarasvati PSCS Bhawikarsu kata AMI namun yang terucap yakni kata “Penonton bersorak memanggil awi. Pada kata AMI dan awi memiliki Isyana Sarasvati” perbedaan dua fitur distingtif konsonan Isyana Sarasvati: “Ya hallo! apa yakni fitur distingtif konsonan /m/ dan kabar? Duh, kok jatuh terus ya? Ni fitur distingtif konsonan /w/, hal ini yang ya lagu ini aku captain sendiri. Aduh, membuat pengucapan dari kedua kata jadi gak konsetrasi ya Allah! Dan ini tersebut menjadi berbeda. Bunyi terinpirasi dari kita nyata satu konsonan /m/ memiliki fitur distingtif pasangan yang pada akhirnya gak berupa [+konsonantal], [+anterior], [- bisa bersatu karna ada dunia yang koronal], [+vois], [-nasal], [+straiden], [- berbeda, ada yang mengalama itu kontinuan] sedangkan bunyi konsonan disini? banyak ya?” /w/ [+konsonantal], [+anterior], [- Mengalama > Mengalami koronal], [-vois], [-nasal], [-straiden], [- kontinuan]. Kekeliruan perseverasi merupakan kebalikan dari kekeliruan Konser Di Central Park Mall antisipasi, jika antisipasi terjadi di awal, Jakarta sedangkan perseverasi terjadi pada kata yang berada di belakang. Penutur “Di pertengahan lagu Isyana bermaksud mengucapkan kata Sarasvati berinteraksi dengan mengalami, namun yang terucap adalah penonton” mengalama, hal ini terjadi karena Isyana Sarasvati: “Sebelah siki coba ya, kita mulai dari, eh semuanya penutur memikirkan bunyi yang akan saja langsung, gak usah sok bagi-

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 124

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

bagi aduh, kaya lagi konser jadi kita kedua kata tersebut, pada kata yakni kata mulai dari yang kecil sampai besar be-neng suku kata -ng yang seharusnya ya volumenya” (Isyana Sarasvati di gunakan pada kata dong yakni kata mencontohkan nada untuk di ikutin dor pada bunyi /r/ seharunya di gunakan penonton). pada kata benar.

Siki > Sini Isyana Sarasvati Konser di Cetral Kekeliruan fitur distingtif yakni, Park Mall Jakarta yang mengalami terkilir bukan fonem “Di pertengahan konser sedang melainkan hanya fitur distingtif dari berinteraksi dengan penonton” fonemnya saja. Penutur bermaksud Isyana Sarasvati: “Tepuk tangan dulu mengucapkan kata sini namun, yang dong, namanya siapa?” terucap yakni kata siki, pada kedua kata Rey: “Rey” tersebut terdapat perbedaan dua fitur Isyana Sarasvati: “Hah Rey, Tepuk distingtif konsonan yakni fonem /k/ pada tangan buat Rey! bentar, bentar aku kata siki dan fonem /n/ pada kata sini. masih tersekima, aa, tersekima! Hal ini terjadi karena bunyi konsonan /k/ terkesima loh sama kalian, gara-gara memiki fitur distingtif konsona berupa tadi kalian ayeyeye!

[+konsonantal], [-anterior], [-koronal], [- Tersekima > Terkesima vois], [-nasal], [-straiden], [-konstiuan] sedangkan, bunyi konsonan /n/ memiliki Kekeliruan suku kata, yakni fitur distingtif yakni [+konsonantal], [- tertukarnya konsonan pertama dari suatu anterior], [+koronal], [+vois], [+nasal], suku dengan konsonan pertama dari suku [-straiden], [-konstinuan]. lain. Penukaran suku kata terlihat pada kedua kata tersebut, pada kata tersekima f. Suku Kata pada suku kata –se yakni bunyi /s/ tertukar dengan suku kata –ki yakni Isyana Sarasvati Bintang Tamu di bunyi /k/ seharusnya kata yang benar Acara TV swasta Pagi Pagi Net TV adalah kata terkesima.

“Sedang membuat jus alpukat” 4. SIMPULAN Hesti Purwadinata: “Tapi Isyana Simpulan dalam penelitian ini sekarang memang, apa? Lagunya adalah berdasarkan pada hasil analisis lebih ceria sekarang, Isyana ya?” Isyana Sarasvati: “Lebih ceria” data penelitian, disimpulkan bahwa Hesti Purwadinata: “Jadi memag terdapat ada 23 kata yang mengalami apa? ada” kekeliruan kilir lidah dalam produksi Isyana Sarasvati: “Tapi hari ini aku ujaran Isyana Sarasvati yakni 2 kata ngeluarin single baru” yang mengalami kekeliruan semantik, 5 Andre Taulani: “Ah, yang benar?” kata yang mengalami kekeliruan campur Isyana Sarasvati: “Yang bener? kata, 7 kata yang mengalami kekeliruan beneng dor” antisipasi, 2 kekeliruan perseverasi. Andre Taulani: “Waduh, lagu kamu mah enak-enak semua” 5. DAFTAR PUSTAKA

Amir. (2016). Youtube Sebagai Sarana Beneng dor > benar dong Komunikasi Bagi Komunitas Kekeliruan suku kata, yakni Makassarvidgram. Jurnal tertukarnya konsonan pertama dari suatu Komunikasi KAREBA, 5, 256– suku dengan konsonan pertama dari suku 272. lain. Penukaran suku kata terlihat pada Chandra. (2017). Youtube, Citra Media Informasi Interaktif Atau Media

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 125

Monita Mulyani1, Indah Ika Ratnawati2, Maryatin3 Jurnal Basataka (JBT) Universitas Balikpapan

Penyampaian Aspirasi Pribadi. Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, 1, 416. Dardjowidjojo, S. (2016). Psikolingustik Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jauhar. (2015). Dasar-Dasar Psikoligustik. Prestasi Pustakakaraya. Moleong. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Raja Grafindo Persada. Pratama. (2019). Penggunaan Struktur Berbahasa Terhadap Produksi Ujaran Penderita Kilir Lidah. Prosiding SENASBASA, 3, 1073– 1079. Poppy. (2018). Senyapan dan Selip Lidah Terhadap Produksi Ujaran Dalam Sidang Ke-14 Jessica Kumala Wongso. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7, 1–6. Seriawan. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia. In Kamus Versi Online/daring (dalam jaringan). Kamus Besar Bahasa Indonesia Online/daring. https://kbbi.web.id/kompilasi Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. ALFABETA. Sukmawan. (2016). Kekeliruan Bicara Pada Mahasiswa dan Dosen: Suatu Kajian Psikolingustik. Jurnal UMMI, 10, 31. Tohirin. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan Bimbingan Konseling. Rajawali.

Vol. 3, No. 2, Desember 2020 126