Perspektif Antiperundungan...

PERSPEKTIF ANTIPERUNDUNGAN DALAM LAGU “SIKAP DUNIAWI” ANTIBULLYING PERSPECTIVE IN THE SONG “SIKAP DUNIAWI” BY ISYANA SARASVATI

Ni Nyoman Suciartini ITB Stikom Bali Jalan Puputan Renon, Denpasar Bali Pos-el: [email protected]

Naskah Diterima 18 Juni 2020—Direvisi Akhir 6 November 2020—Diterima 6 November 2020

Abstrak Dalam penciptaannya, sebuah lirik lagu berasal atau terbentuk dari bahasa yang dihasilkan sebagai akibat komunikasi antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perspektif antiperundungan atau anti-bullying dalam lirik lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna perspektif antiperundungan atau anti-bullying dalam lirik lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deksriptif kualitatif dengan perspektif semiotika model Roland Barthes. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa di setiap lirik, baik pilihan kata maupun pilihan kalimat yang digunakan pengarang dalam lagu “Sikap Duniawi” ini kaya akan motivasi dan inspirasi untuk bangkit dari cemooh, dari hinaan, dan rasa rendah diri akibat perilaku perundungan atau bullying. Kata kunci: antiperundungan, lagu sastra, Sikap Duniawi

ABSTRACT In its creation, a song’s lyrics originate or are formed from the language produced as a result of communication between the songwriter and the song-loving community. The formulation of the problem in this research is how the perspective of anti-harassment or antibullying in the lyrics of the song “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. The purpose of this study is to describe the meaning of the perspective of anti-harassment or antibullying in the lyrics of the song “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati. The method used in this research is descriptive qualitative research method with the semiotic perspective of the Roland Barthes model. The results of this study reveal that in every lyric, the choice of words and choice of sentences used by the author in the song “Sikap Duniawi” is rich in motivation and inspiration to rise from ridicule, humiliation, and low self-esteem due to harassment or bullying behavior. Keywords: bullying, literary songs, Sikap Duniawi

210 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini

1. PENDAHULUAN Lirik lagu dapat digolongkan dalam jenis puisi. Siswantoro (2010) menyatakan bahwa karya sastra puisi merupakan karya sastra dalam bentuk yang terpadat dan memiliki kosenstrasi penuh terhadap pemaknaan di dalamnya. Kepadatan tersebut tercermin dari pilihan kata yang rapat dan lebih sedikit dibandingkan karya sastra lainnya, seperti novel, cerpen, bahkan roman. Puisi adalah jenis bahasa yang mengatakan lebih banyak dan lebih intensif dari bahasa keseharian yang digunakan oleh manusia. Selayaknya puisi, lirik lagu merupakan ekspresi personal yang diungkapkan pengarangnya sebagai bentuk cerminan perasaan, pandangan, dan ideologi yang hendak ditawarkan oleh pengarang. Lirik lagu ini ditulis untuk mewakili perasaan pengarang yang diterjemahkan dalam musik-musik yang indah. Siswantoro (2010) menyatakan lagu dapat dikategorikan dalam tipe puisi lirik yang mengungkapkan perasaan mendalam, sehingga wajar jika puisi lirik ini banyak bertemakan kematian, kehidupan, cinta, pengorbanan, agama, filsafat, dan hal lain dari perasaan mendalam yang dimiliki manusia. Kesamaan bentuk dan unsur yang membangun baik dari puisi maupun lirik membuat keduanya dapat dianalisis dengan metode dan kajian teori yang sama dengan analisis dan kajian teori seperti membedah pemaknaan dalam puisi. Sebuah lirik lagu dapat disamakan dengan karya sastra puisi dengan alasan kedua karya seni ini, mempunyai ciri yang sama yaitu terdapat struktur bentuk dan struktur makna. Dalam penciptaannya, sebuah lirik lagu berasal atau terbentuk dari bahasa yang dihasilkan sebagai akibat komunikasi antara pencipta lagu dengan masyarakat penikmat lagu. Hal ini dapat digolongkan dalam wacana tulis, sedangkan dalam wacana lisan dapat dilihat dari proses rekaman lagu, baik melalui kaset, CD, DVD, maupun media digital kekinian, seperti diunggah di Youtube dan media rekam musik lainnya. Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang suatu hal baik yang sudah dilihat, didengar, dan dialami. Lirik lagu memiliki kesamaan dengan sajak tetapi hanya dalam lirik lagu juga mempunyai kekhususan tersendiri karena penuangan ide lewat lirik lagu diperkuat dengan melodi dan jenis irama yang disesuaikan dengan lirik lagu dan warna suara penyanyinya. Karya seni, salah satunya lirik lagu dapat dikategorikan dalam jenis karya sastra. Lirik lagu biasanya dituliskan dengan bahasa yang indah atau bahasa kiasan yang mengandung makna tersirat di dalamnya. Lirik lagu yang puitis ini mengandung makna-makna di dalamnya yang harus dikaji lebih dalam berdasarkan kajian semantik atau pun kajian sastra lainnya. Lirik lagu identik sebagai ciri khas penyanyinya. Lirik lagu dan puisi sama-sama merupakan salah satu bentuk kesenian yang di dalamnya terdapat penggambaran perasaan pengarang dan penyanyinya. Melalui lagu dan puisi, manusia mengekpresikan keadaan zamannya yang berisi tentang isu-isu nasional, tentang kisah perlawanan, cinta kasih, pengorbanan, yang tentu

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 211 Perspektif Antiperundungan... berbeda dengan lagu-lagu di zaman yang lain. Sederhananya, lagu dan puisi yang diciptakan dapat mewakili keadaan zamannya saat puisi dan lagu tersebut dituliskan. Keindahan dan kepadatan bahasa dalam puisi dan lirik lagu dapat mewakili hal-hal yang dirasakan, diamati, didengar, dan terjadi. Oleh karena itu, melalui kesenian dalam bentuk puisi dan lirik lagu salah satunya, pendengar atau penikmat kesenian ini diharapkan dapat menangkap ide-ide dan semangat yang mewarnai pergulatan zaman bersangkutan. Moeliono (2007:624) mengungkapkan definisi lagu sebagai ragam suara yang berirama. Lagu atau nyanyian merupakan hasil karya seni, khususnya pertalian harmonisasi dari seni suara dan seni berbahasa (mengungkapkan perasaan dalam bentuk lirik atau syair lagu). Lirik lagu mempunyai kesamaan dengan sajak atau puisi, dan dalam lirik lagu juga mempunyai keunikan lain yang menyebabkan lirik lagu dirasakan lebih hidup dari puisi atau sajak itu sendiri. Keunikan tersebut disebabkan oleh kekuatan melodi dan jenis irama yang disesuaikan dengan lirik lagu dan warna suara penyanyinya. Karena kesamaam puisi dan lirik lagu ini, puisi sering digubah menjadi lagu dalam bentuk musikalisasi puisi. Tidak ada kesulitan dalam penggubahannya. Namun, memerlukan kepiawaian seorang penyanyi dalam menyampaikan makna puisi sama baiknya dengan menyampaikan makna dalam sebuah musikalisasi puisi. Musikalisasi puisi dalam pandangan sastrawan atau aktor teater adalah pembacaan puisi yang diiringi oleh permainan alat-alat musik. Jelas bahwa fokus utama musikalisasi puisi versi ini adalah keahlian olah vokal pembacaan puisi. Penyair selalu berurusan dengan kata dan harus dapat memilih kata yang tepat untuk mewakili perasaan dan kegelisahan yang sedang dialami. Pemilihan kata itu disebut diksi. Jadi, diksi untuk mendapatkan kepuitisan dan mendapatkan nilai estetik. Kata memiliki dua aspek arti, yakni a) denotasi dan b) konotasi. Arti denotatif ialah arti yang tersurat, atau istilah lainnya arti yang ditemukan dalam kamus. Arti denotatif akan menunjuk pada satu benda atau satu hal yang memiliki makna tambahan selain makna aslinya. Misalnya kata bunga. Jika ditinjau dari segi makna atau arti denotatifnya, bunga berarti kembang seperti mawar, melati, kembang sepatu, dan lain-lain. Merujuk pada benda yang berbau harum dan digunakan sebagai tanda keindahan. Arti konotatif bunga dalam kalimat “Rani menjadi bunga di keluarganya” yaitu Rani menjadi anak yang dikasihi atau menjadi anak perempuan yang selalu mendapatkan keistimewaan di dalam keluarganya. Dalam puisi, penyair selalu mencari kata dan menemukan bahasa untuk menggambarkan angan-angan (pikiran) dengan setepat-tepatnya. Bahasa yang melukiskan gambar-gambar pikiran dan penggambaran angan-angan atau pikiran itu disebut citraan. Citraan yang dihasilkan oleh indra penglihatan disebut citra penglihatan yang ditimbulkan oleh pendengaran disebut citra pendengaran). Ada

212 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini pula jenis citraan lainnya, seperti citraan penciuman, citraan pengecapan, dan citraan perabaan. Kelima citraan ini sangat bermanfaat dan digunakan sebagai inspirasi dalam berkarya dan mencipta, baik puisi maupun mencipta lagu. Citraan ini merupakan cikal bakal yang paling utama dalam menciptakan karya sastra terutama dalam menyampaikan perasaannya melalui apa yang dilihat, dirasakan, dicium, diraba, dicecap, dan lainnya. Dengan citraan, karya sastra (puisi) mencapai sifat-sifat konkret, khusus, mengharukan, dan sugestif. Sarana puitik yang lain, yang tak dapat diabaikan dalam puisi ialah simbol (lambang) simbol adalah sesuatu yang mengandung arti lebih dibanding apa yang terdapat dalam fakta. memiliki banyak pencipta lagu yang sekaligus menjadi penyanyinya. Dari jutaan pencipta lagu Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia, tidak banyak yang liriknya mengandung puisi, mengandung makna yang mendalam. Kecenderungan lirik lagu dalam musik Indonesia masih bertemakan tentang cinta dan kegalauan pasangan muda. Penggunaan diksi dalam bermusik juga dapat langsung ditangkap karena tidak mengandung makna kiasan di dalamnya. Namun, kehadiran musisi muda dan bertalenta seperti Tulus, Isyana Sarasvati, Yura Yunita, dan lainnya menghadirkan konsep penulisan lirik lagu yang berbeda. Musisi ini kerap mengarang lagu mereka dengan menyuarakan suara kemanusiaan, pendidikan, politik, keluarga, dengan pilihan diksi yang menyentuh dan menggunakan metafora di dalamnya. Mereka adalah pengarang karya sastra yang memilih genre musik dalam mengekspresikan perasaan dan segala keresahannya. Pilihan kalimat dan diksi sebagai lirik lagu juga memiliki simbol tertentu yang dapat dibedah dengan teori semiotika untuk menganalisis makna yang terkadung di dalamnya. Salah satunya yaitu, Isyana Sarasvati. Musisi muda ini dengan debut di album barunya, mencoba peruntungan baru dengan menghadirkan musik yang lebih berkualitas sekaligus baru. Isyana Sarasvati lahir di Bandung, 2 Mei 1993 merupakan penyanyi dan pencipta lagu berkebangsaan Indonesia. Dikutip dari Wikipedia (https://id.wikipedia.org/ wiki/Isyana_Sarasvati), Isyana merupakan lulusan dari Nanyang Academy of Fine Arts, Singapura dan Royal College of Music, Britania Raya. Isyana yang merupakan musisi dengan tangan dingin yang menghasilkan karya, mencipta lagu sendiri, dan menyanyikannya dengan apik. Ia mengompos sendiri semua lagunya. Isyana telah mendapat penghargaan sebagai Best Asian Artist Indonesia 2016, Best Composer of the Year 2017 dari MAMA Awards dan dinobatkan dalam 30 Under 30 Asia 2020 oleh Forbes. Sebelum publik mengenalnya sebagai penyanyi pop dan penulis lagu yang populer, ia lebih dulu terjun dalam dunia musik klasik sebagai solois dan resitalis. Identitas musik klasik inilah yang ingin ditonjolkan Isyana dalam lagu “Sikap Duniawi” dan lagu lainnya dalam album berjudul “Lexicon” ini. Jati diri dan totalitas bermusik Isyana ialah musik klasik. Ia juga telah berpartisipasi dalam berbagai kompetisi musik yang membentuknya menjadi musisi penuh talenta hingga seperti sekarang.

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 213 Perspektif Antiperundungan...

Prestasinya termasuk menjadi komposer terbaik pada usia 15 tahun, salah satunya menciptakan komposisi lagu yang bertajuk “Wings of Your Shadow”, lagu tersebut terpilih sebagai komposisi terbaik dan masuk dalam Top 12 Electonis dari 3.500 peserta anak-anak se-dunia pada International Junior Original Concert. Di antara banyaknya penghargaan yang diperoleh Isyana Sarasvati sebgaai pencipta lagu dan penyanyi, ada hal lain yang patut dicermati dari sosok Isyana dalam debut album terbarunya berjudul “Lexicon” khususnya lagu berjudul “Sikap Duniawi”. Dalam lagu ini, Isyana mencoba menyampaikan secara jujur mengenai pandangannya dalam bermusik dengan isu perundungan dan motivasi diri sebagai anak muda di tengah banyaknya suara sumbang yang dikategorikan sebagai kritikan yang menjatuhkan. Lewat lagu “Sikap Duniawi” yang liriknya penuh makna ini, Isyana menjadi penyanyi, pencipta lagu, sekaligus menjadi motivator bagi generasi emas Indonesia dalam menghargai diri sendiri dan mencegah adanya perundungan. “Sikap Duniawi” menjadi lagu ketiga yang diperkenalkan dari album “Lexicon” oleh Isyana Sarasvati. Lagu ini juga dirilis bersamaan dengan video musiknya yang bertemakan perundungan. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana perspektif antiperundungan dalam lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati? Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis perspektif antiperundungan dalam lagu “Sikap Duniawi” Isyana Sarasvati ditinjau dari ilmu semiotika. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif yang memaparkan secara terperinci terkait objek penelitian. Sebagai penelitian yang bersifat deskriptif- kualitatif, penelitian ini tidak menggunakan hipotesis sebagai jawaban alternatif terhadap permasalahan yang diajukan sebagaimana yang lazim dilakukan dalam penelitian kuantitatif. Namun, hipotesis itu hidup dalam pikiran peneliti yang digunakan sebagai tuntunan dalam melakukan penelitian ini. Landasan teoretis dalam kajian pustaka tidak dimaksudkan sebagai dasar yang mengikat gerak peneliti, juga tidak bermuara pada hipotesis alternatif tertentu yang perlu diverifikasi dengan data empiris. Teori yang disajikan lebih berfungsi sebagai dasar berpijak dan bekal wawasan yang memandu peneliti dalam menggeluti objek penelitiannya. Berdasarkan rancangan penelitian ini, ada lima pokok yang akan dilakukan, yaitu 1) merumuskan masalah; 2) menentukan jenis data yang diperlukan; 3) menentukan prosedur pengumpulan data; 4) menentukan prosedur pengolahan data; dan 5) menarik simpulan. Sesuai dengan rancangan penelitian kualitatif, dalam menentukan subjek dan objek penelitian dijabarkan sebagai berikut. Subjek dalam penelitian ini lagu berjudul “Sikap Duniawi” milik penyanyi Isyana Sarasvati, sedangkan objek penelitiannya yaitu perspektif antiperundungan yang diungkapkan dalam kata dan kalimat dalam lirik lagu tersebut. Ada beberapa proses yang akan peneliti jalani dalam penelitian ini, meliputi: 1) mengumpulkan data; 2) analisis data. Dalam proses analisis data, setiap kalimat dan kata dalam lirik lagu dihimpun

214 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini berdasarkan ada tidaknya pandangan mengenai antiperundungan. Analisis semiotika oleh Roland Barthes melontarkan konsep tentang konotasi dan denotasi sebagai kunci analisisnya. Konsep konotasi inilah yang menjadi kunci penting dari model Semiotika Roland Barthes. Denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda (sign). Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. 3) Teknik pengumpulan data. Penelitian ini, menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain oleh subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan. Adapun jenis data yang dikumpulkan melalui teknik pengumpulan data yaitu kata dan kalimat yang mengandung pandangan antiperundungan atau anti bullying dalam lagu “Sikap Duniawi”. Teknik pengumpulan data ini akan memberikan arahan bagi peneliti dalam memperoleh data yang kemudian disusul dengan cara- cara menyusun alat bantunya, yaitu instrumen penelitian (Emzir, 2009:32). Data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang akan dipecahkan adalah yaitu kata dan kalimat yang mengandung pandangan antiperundungan atau anti-bullying dalam lagu “Sikap Duniawi”. Instrumen penelitian juga digunakan untuk mendukung teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Pemilihan instrumen ditujukan untuk menunjang penggunaan metode dalam pengumpulan data. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar kegiatan penelitian berjalan lancar dan sistematis (Arikunto, 2006:160). Alat atau fasilitas ini penting bagi kegiatan penelitian. Tujuannya untuk mempermudah kerja peneliti, artinya peneliti lebih cermat, lengkap, sistematis, dan menghasilkan yang terbaik. Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data, mengidentifikasi data, menyeleksi data, dan menganalisis data. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa peneliti dikatakan sebagai human instrument. Artinya, dalam mengumpulkan data, menyeleksi, dan menafsirkan data, peneliti lebih banyak mengambil peran. Moleong (1999:5) menyatakan bahwa dengan ketekunan, pengetahuan, pengalaman relevan, ketajaman pikiran, dan imajinasi peneliti sendiri, peneliti memungkinkan mendapatkan data dan mengembangkan wawasan analisis. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur analisis data kualitatif. Secara umum analisis data dengan menggunakan model tersebut mencakup tiga tahap, yaitu 1) reduksi data; 2) penyajian data; dan (3) verifikasi atau penarikan simpulan. Ketiga tahapan tersebut saling berinteraksi,

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 215 Perspektif Antiperundungan... berawal dari pengumpulan data dan berakhir pada selesainya penulisan laporan penelitian. Semua tahap tersebut memiliki keterkaitan proses antara satu dengan yang lainnya.

2. KAJIAN TEORI Tinjauan pustaka dalam penelitian ini terdiri atas penelitian terdahulu yang menginspirasi dan menjadi pedoman dalam melakukan analisis dan teori pendukung sebagai landasan dalam menganalisis, seperti teori semiotika diungkapkan oleh Roland Barthes. Adapun penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skripsi berjudul Makna Lirik Lagu Slank Sebagai Media Komunikasi Kritik Sosial (Analisis Semiotika Lirik Lagu Grup Band Slank “Gosip Jalanan“) oleh Adydhatya Della Pahlevi (2016) yang menyatakan bahwa mendiskripsikan gambaran tentang bagaimanakah pemaknaan sebenarnya mafia dalam lirik lagu “Gosip Jalanan”. Penelitian lainnya yaitu penelitian berjudul Nilai Moral dan Sosial dalam Album Lagu Paradox Karya Isyana Sarasvati oleh Wina (2018), menghasilkan simpulan bahwa dalam album Paradox milik Isyana Sarasvati memiliki nilai moral dan sosial yang dinyatakan dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lainnya, hubungan manusia dengan Tuhannya, nilai vital, nilai material, dan terdapat pula nilai kerohanian. Penelitian berikutnya berjudul Analisis Gaya Bahasa dan pesan-pesan pada lirik Lagu peterpan dalam album Bintang di Surga oleh Riza Ardyanto (2014) menyatakan bahwa lagu-lagu dalam album Bintang di Surga milik Peterpan memiliki makna-makna tersendiri ditinjau dari kajian semiotika, baik dari segi bahasa dan simbol yang digunakannya. Pada lirik lagu Peterpan dalam Album Bintang di Surga digunakan beberapa gaya bahasa, yaitu a) perbandingan meliputi hiperbol, personifikasi, perumpamaan (simile), dan sinekdoke; b) perulangan meliputi anafora; c) pertentangan meliputi antithesis dan oksimoron; d) penegasan meliputi epifora dan repetisi. Gaya bahasa yang paling dominan dipakai adalah hiperbol sebanyak 20 buah. Pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang lewat lirik lagu Peterpan dalam Album Bintang di Surga adalah a) “Ada Apa Denganmu” yaitu ketulusan seseorang yang meminta maaf kepada orang lain; b) “Mungkin Nanti” yaitu pentingnya sebuah kesetiaan menjaga rasa cinta selamanya dan lainnya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini kajian ilmu semiotika. Sebagai sebuah teori komunikasi, teori semiotika memandang komunikasi sebagai sebuah proses yang berdasarkan pada sistem tanda termasuk di dalamnya adalah bahasa dan semua hal yang terkait dengan kode-kode nonverbal untuk berbagi makna yang melintasi kesenjangan yang terjadi antara sudut pandang subjektif. Menurut Roland Barthes, semiotika memiliki beberapa konsep inti, yaitu signification, denotation dan connotation, dan metalanguage. Menurut Barthes, signification dapat dipahami sebagai sebuah proses yang berupa tindakan, yang mengikat dan yang menghasilkan sebuah tanda.

216 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini

Dalam semiotika, denotation dan connotation adalah dua istilah yang menggambarkan hubungan antara signifier dan signified. Dalam artian, denotasi merupakan apa yang kita pikirkan sebagai sebuah literal, bersifat tetap, dan memiliki makna kamus sebuah kata yang secara ideal telah disepakati secara universal. Sedangkan, konotasi kata yang berisi perubahan makna kata secara asosiatif. Menurut Barthes, hal ini hanya berlaku pada tataran teoritis. Pada tataran praktis, membatasi makna dalam sebuah denotatif akan sangat sulit karena tanda selalu meninggalkan jejak makna dari konteks sebelumnya. Barthes mencoba untuk mengonseptualisasikan mitos sebagai sebuah sistem komunikasi. Oleh karena itu, sebuah pesan tidak dapat mungkin menjadi sebuah objek, konsep, atau gagasan, melainkan sebuah bentuk signification. Ia juga menganalisis proses mitos secara jelas dengan menyajikan contoh-contoh yang khusus.

3. PEMBAHASAN Lagu “Sikap Duniawi” milik Isyana Sarasvati dalam album terbarunya berjudul “Lexicon” mendapat perhatian khalayak ramai. Isyana benar-benar tampil berbeda dalam album ini. Jika awalnya, Isyana mendobrak musik tanah air dengan genre pop, albumnya kini, Isyana mulai jujur dalam bermusik dengan menunjukkan jati diri sebanr-benarnya. Isyana kembali merilis sebuah lagu berjudul “Sikap Duniawi”. Lagu ini bergenre musik klasik. Lirik lagu “Sikap Duniawi” ditulis sendiri olehnya dan menggambarkan tentang sikap duniawi serta cara seseorang tentang memandang dunia. Lagu “Sikap Duniawi” memiliki lirik yang sangat menyentil orang-orang yang selalu mengurusi hidup orang lain, sebut saja mereka kaum perundung atau lebih karib dipanggil kaum pem-bully yang gemar melakukan tindakan tidak terpuji yaitu tindakan bullying. Menganalisis lirik “Sikap Duniawi” ini tidak dapat dipisahkan dari musik video yang diluncurkan dengan judul serupa yaitu “Sikap Duniawi”. Setelah mengamati musik video di Youtube, cerita bermula tentang seorang anak kecil yang tengah berada dalam mobil menuju ke sekolahnya. Sampai di sana, dia berjalan dan menghiraukan sekelompok anak yang seperti tengah menertawakannya, tetap gadis kecil itu berjalan tak mengubris dan tak tersentuh. Dengarlah wahai kawan-kawanku Kini warna yang kelam hangus Aku tahu kamu ‘kan bertamu Selamat datang padaku yang baru Kata “kawanku” secara denotatif dimaksudkan sebagai teman dekat atau teman yang dalam konteks keseharian saling mengenal secara fisik dan psikologis. Namun, dalam diksi yang dipilih Isyana yaitu “kawan” liriknya mengandung hal yang lebih umum, hal yang lebih general. Kawan yang dimaksudkan sebagai siapa pun yang sedang menyimak, sedang mendengarkan, sedang membaca lirik lagu ini patut untuk disebut kawan. Kini warna yang kelam hangus, kalimat ini secara konotatif dimaknai

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 217 Perspektif Antiperundungan... sebagai sebuah perubahan positif terhadap individu yang dulunya mungkin dianggap tidak berguna, dianggap sebagai orang yang selalu direndahkan yang dilukiskan dengan kata atau warna kelam yang berarti hitam. Kalimat aku tahu kamu ‘kan bertamu mengandung makna bahwa suatu hari kelak orang-orang yang berada di masa lalu yang merendahkan atau justru menghina orang lain akan hadir kembali pada kehidupan masa yang akan datang. Kata kamu dalam lirik ini secara konotatif diartikan sebagai orang-orang yang melakukan perundungan terhadap satu individu dalam kehidupan yang lampau, baik kehidupan masa kecil maupun kehidupan sebelumnya. Selamat datang padaku yang baru. Kalimat ini menyatakan sebuah kemenangan melawan perundungan dan hal-hal merendahkan lainnya yang dialami oleh satu individu pada kehidupan kelam masa kecilnya atau kehidupan sebelumnya. Kalimat padaku yang baru, menyatakan bahwa ada dunia baru, ada perubahan baru dalam diri korban bullying yang akan membuka mata pelaku bullying untuk dapat melihat kenyataan bahwa merendahkan atau melecehkan seseorang entah karena kehidupannya atau karena bentuk fisiknya akan membuat pelaku perundungan merasakan penyesalan. Di kala dia berteman, aku sibuk membisu Di kala dia tertawa, aku berpikir masa depan “Dia” dalam lirik lagu ini bermakna sebagai pelaku perundungan yang kerap melakukan kegiatan tidak terpuji seperti merendahkan atau menyakiti perasaan orang lain dalam sebuah hubungan pertemanan. Berteman atau menjalin pertemanan yang tidak sehat dengan pelaku perundungan membuat orang-orang di sekitarnya merasakan menjadi korban perundungan. Tokoh aku dalam lirik ini mengisahkan bahwa ketika menjalani hubungan pertemanan yang tidak sehat ini, tokoh aku hanya membisu. Tokoh aku seakan takut atau mengalami trauma dalam pertemanan yang tidak sehat ini. Kala dia tertawa, aku berpikir masa depan. Kalimat ini secara konotatif mengandung makna perlawanan terhadap segala hal yang bersifat melecehkan dan merendahkan seseorang. “tertawa” diartikan sebagai sebuah kebiasaan menertawai seseorang karena kebodohannya, kekonyolannya, atau hal lain yang tidak bisa dilakukan. Tokoh yang sedang ditertawai ini berusaha melawan rasa direndahkan itu dengan berpikir ke depan, menatap ke depan dan tetap memelihara mimpi-mimpi yang membuat mereka yang tertawa ini akan berdecak kagum nantinya. Tokoh aku ini merupakan tokoh dengan karakter kuat yang tidak menggubris hal negatif yang menimpa dirinya. Semua hal yang ada di sekelilingnya digunakan sebagai motivasi dan inspirasi untuk menatap masa depan dengan gemilang. Hidup hanya sekali saja Mungkin lagi tapi wujud berbeda Lirik ini dapat dimaknai sebagai kalimat motivasi bahwa hidup hanya sekali yang harus dilalui dengan penuh optimisme dan meniadakan hal-hal negatif yang

218 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini bisa menghambat seseorang untuk bahagia. Hidup akan berganti wujud, maka setiap pendengar atau penikmat lagu ini diminta untuk dapat melakukan hal-hal terbaik sebelum kehidupan ini berganti wujud. Salah melangkah, salah berkata atau berucap akan membuat hidup berubah begitu menyakitkan. Sebaliknya, kuat dan benar dalam menentukan langkah dan perkataan, maka hidup akan berwajah lain, yaitu wajah kebahagiaan. Maka jangan hiraukan kesempatan Tutup telinga dari kata menyakitkan Ah-ah-ah-ah Kalimat jangan hiraukan kesempatan ini, jika dilihat dari kata denotatifnya, terkesan meminta pendengar atau penikmat lagu untuk tidak menghiraukan kesempatan yang ada. Namun, lirik ini justru mengandung makna tambahan atau makna sebaliknya jika dihubungkan dengan lirik sebelum dan sesudahnya. Lirik ini mengandung makna bahwa siapa pun tidak boleh menghiraukan kesempatan untuk jatuh karena direndahkan atau dicaci maki atau berusaha dihambat oleh orang lain untuk maju. Segala hal yang negatif yang terjadi dalam hidup sudah sebaiknya tidak dihiraukan untuk menjalani dan meraih mimpi-mimpi besar yang sudah direncanakan dan akan diwujudkan. Kalimat tutup telinga dari kata menyakitkan sebagai penegas bahwa hal-hal menyakitkan yang banyak diucapkan oleh orang yang merendahkan dan berusaha meracuni pemikiran positif, lebih baik tidak didengarkan. Seseorang harus berani mengatakan tidak untuk setiap perkataan-perkataan yang bernada merendahkan atau mencaci maki. Telinga harusnya dimanfaatkan untuk mendengar hal-hal positif, hal- hal yang memotivasi agar hidup dapat tetap berlanjut dan berjalan penuh makna. Bukalah matamu Indahnya langit biru Yang lalu biar berlalu Peganglah kedua mimpimu yang baru Diksi mata secara denotatif berarti mata sebagai alat indra yang digunakan untuk melihat. Secara lebih mendalam kata mata yang dapat dimaknai sebagai pandangan yang luas. Membuka mata berarti membuka pandangan, membuka pikiran, membuka perspektif yang luas dan baru. Indahnya langit biru. Kalimat ini bermakna bahwa langit biru selalu menjanjikan harapan baik, harapan yang penuh semangat. Sebab langit biru artinya adalah langit cerah, tidak berawan dan bukan pertanda akan turun hujan. Inilah waktu terbaik untuk dapat melangkah mewujudkan mimpi-mimpi dan meninggalkan segala kemelut masa lalu atau masa kecil yang banyak dihantui caci maki dan rasa rendah diri berlebihan. Lirik ini juga bermakna sebagai pesan untuk meninggalkan segala kenangan buruk yang sempat menjadi trauma pada masa lalu. Dengan meninggalkan kenangan buruk itu, hambatan untuk mencapai hidup yang

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 219 Perspektif Antiperundungan... lebih baik akan berkurang. Kedua mimpimu yang baru, bermakna bahwa wajah mimpi itu bermakna ganda. Mimpi untuk diri sendiri juga mimpi untuk orang lain. Sehingga, dapat dianalisis dari segi makna konotatif dan semiotik bahwa mimpi diisyaratkan sebagai mimpi yang ingin diraih sejak kecil dan akan diwujudkan dengan segera dan mimpi untuk membuktikan kepada orang-orang pada masa lalu yang merendahkan dan menghina sang tokoh untuk melihat perubahan terhadap dirinya yang baru, dirinya yang telah bangkit, dirinya yang penuh dengan semangat positif. Di kala dia menghasut, telan jadi ramuan S’makin aku jadi panutan Diksi “ramuan” dipilih untuk mewakili perasaan positif setelah minum racun yang disimbolkan lewat lisan atau kata-kata hasutan. “Ramuan” dimaknai sebagai penawar atas hasutan dan kata-kata kasar atau menyakitkan yang diterima seseorang dari orang lain. Dalam hal ini, kata-kata perundung yang penuh hasutan dan kasar tidak perlu dibalas dengan menggunakan kata-kata kasar pula, melainkan dibalas dengan karya, dengan hal-hal positif. Racun dibalas dengan prestasi yang membanggakan, karya yang menggemparkan atau kegiatan positif lainnya yang dapat membantu orang banyak. Balas dendam terhadap kata-kata seumpama racun adalah dengan berkarya sebaik-baiknya agar tercapai sebagai panutan. Semua orang akan menatap segan karena berkarya dan si pelaku perundungan hanya bisa mengeluarkan kata- kata racunnya dan racun itulah yang membunuhnya secara perlahan. Renungkanlah Mengapa kamu begitu membenci Jangan rusak mimpi-mimpimu Kar’na sikap duniawimu Janganlah terlalu mencintai dunia, bukankah akhirat adalah tempat terakhir yang kita tuju? Kebencian hanya akan mempersulit akal sehatmu, jadi jangan rusak mimpi-mimpimu dengan segala hambatan yang ada. Lawan dengan cara yang baik, dan akhiri juga dengan cara yang baik. Perspektif pendidikan anti-bullying atau antiperundungan sangat kental dalam lirik terakhir lagu “Sikap Duniawi” ini. Korban perundungan baik yang terjadi pada masa kecil atau pada masa lampau yang pernah dialaminya sebaiknya dijadikan motivasi untuk dapat berkarya sebaik mungkin pada masa depan, bukan dengan membenci balik, berkata kasar balik, dan korban perundungan ini jika melakukan pembalasan yang demikian dapat menjadi pelaku perundungan secara berkelanjutan. Baiknya, korban perundungan tetap mengisi diri dengan hal positif dan tidak merusak mimpi-mimpi besar yang sudah direncanakan pada masa depan hanya karena egoisme manusia yang menginginkan pembalasan secara instan. Sikap duniawi setiap individu penting untuk dikendalikan. Sikap duniawi itu disimbolkan dengan berbagai macam eskpresi, marah, sedih, bahagia, kecewa, dendam, dan lain-lain. Jika emosi ini dapat dikuasai dengan baik oleh setiap

220 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 ) Ni Nyoman Suciartini individu, perundungan dapat dihentikan dan pelaku perundungan dapat memperoleh efek jera dan menghentikan perbuatannya dengan segera.

4. SIMPULAN Makna dalam setiap baris lirik lagu “Sikap Duniawi” milik Isyana Sarasvati ini mengandung gagasan dan perspektif pencegahan dan antiperundungan atau anti-bullying. Pilihan kata atau diksi secara konotatif yang mengandung makna tersirat dalamnya menyelipkan motivasi dan semangat optimisme terhadap seluruh hujatan, ujaran kebencian, kata-kata merendahkan, diskriminasi, rasa tidak percaya diri ekstrim yang pernah dialami oleh seseorang. Pemilihan kata selamat datang pada duniaku yang baru, di kala dia menghasut, telan jadi ramuan, merupakan pilihan kalimat yang dipikirkan secara mendalam oleh sang penulis lirik lagu untuk memberi arti dan pesan kepada mereka yang menjadi pelaku bullying untuk menyudahi segala ujaran kebencian dan merendahkan orang lain, serta kepada korban perundungan untuk dapat menutup telinga, mengabaikan hal-hal yang tidak ingin didengar agar dapat mewujudkan mimpi-mimpi besar dengan sesegera mungkin.

DAFTAR PUSTAKA Ardyanto, Riza. 2014. Analisis Gaya Bahasa dan Pesan-Pesan pada Lirik Lagu Peterpan dalam Album Bintang di Surga. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara Della Pahlevi, Adydhatya. 2016. Skripsi berjudul “Makna Lirik Lagu Slank Sebagai Media Komunikasi Kritik Sosial (Analisis Semiotika Lirik Lagu Grup Band Slank “Gosip Jalanan“)” Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro. Emzir. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Lirik Lagu. 2020. Lirik Lagu “Sikap Duniawi” (2019)-Isyana Sarasvati https://www.sonora.id/read/421936573/resmi-rilis-inilah-lirik-lagu-sikap- duniawi-milik-isyana-sarasvati?page=all. Diakses tanggal 5 Juni 2020. Moeleong, L. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Moeliono, Anton. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Pradopo, Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sanjaya, Bima Agung. 2013. Makna Kritik Sosial Dalam Lirik Lagu ”Bento” Karya Iwan Fals (Analisis Semiotika Roland Barthes). Jurnal Penelitian Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Samarinda. Sarasvati, Isyana. 2020. Isyana Sarasvati-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia

2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2) 221 Perspektif Antiperundungan...

bebas. Tersedia di https://id.wikipedia.org/wiki/Isyana_Sarasvati. Diakses pada tanggal 5 Juni 2020. Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wina. 2018. Nilai Moral dan Sosial dalam Album Lagu Paradox Karya Isyana Sarasvati. Skripsi. FKIP Universitas Galuh.

222 2020, Jurnal Lingko Volume 2 (2 )