OPTIMISTIS DAN PRODUKTIF DI TAHUN 2015 Sejarah Mencatat, Indonesia Dan Malaysia Makanan, Dan Jasa Seperti Jasa Pengiriman Memiliki Hubungan Sangat Kuat Mengingat Uang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

OPTIMISTIS DAN PRODUKTIF DI TAHUN 2015 Sejarah Mencatat, Indonesia Dan Malaysia Makanan, Dan Jasa Seperti Jasa Pengiriman Memiliki Hubungan Sangat Kuat Mengingat Uang JANUARI, 2015 1 EDISI 69/15 GRATIS (TIDAK DIJUAL) www.kbrikualalumpur.org KDN: PP17256/04/2013(032330) JANUARI, 2015 PERESMIAN LIMA HAL YANG SLANK GEDUNG PEREMPUAN BERDOA SMA SIKK BENCI DARI UNTUK PASANGANNYA AIR ASIA >07 >10 >14 OPTIMISTIS DAN PRODUKTIF DI TAHUN 2015 SEJARAH mencatat, Indonesia dan Malaysia makanan, dan jasa seperti jasa pengiriman memiliki hubungan sangat kuat mengingat uang. keduanya memiliki banyak persamaan mulai Di sektor pariwisata, baik Indonesia dari bahasa, budaya, agama hingga warna kulit maupun Malaysia berusaha mendorong sektor masyarakat yang sering disebut serumpun ini. ini sebagai salah satu pilar pertumbuhan Kedua negara ini sepakat untuk terus ekonominya. Pada tahun 2013, Indonesia menjaga hubungan baik, meski terkadang menerima 8,7 juta wisatawan asing, dimana timbul permasalahan yang bisa mengganggu. 1,5 juta atau sekitar 18% diantaranya adalah Pasang surut hubungan kedua negara acapkali turis asal Malaysia. Pada semester pertama terjadi meski selalu dapat didinginkan. Bahkan tahun 2014, jumlah wisatawan asing asal kepala negara sesama anggota Asean ini Malaysia mencapai 800.000 orang atau melakukan pertemuan tahunan (Annual meningkat sekitar 6% dibanding periode sama Consultation) untuk membahas perkembangan pada 2013. Bagi Indonesia, wisatawan asal hubungan bilateral. Malaysia menempati posisi kedua terbesar Jika mencermati kilas balik tahun-tahun setelah Singapura. sebelumnya, telah banyak pencapaian yang diraih oleh kedua pemerintahan mulai dari Sosial dan Budaya sektor politik, ekonomi, sosial, budaya dan Indonesia dan Malaysia merupakan negara hubungan antar-masyarakat. serumpun yang memiliki kedekatan geografis, Sekalipun ada ketegangan di era orde hubungan historis, dan kesamaan-kesamaan lama, permasalahannya dapat diatasi dengan di bidang lainnya. Terkait dengan hal tersebut, baik, bahkan di era orde baru, saat Presiden upaya peningkatan people-to-people contact Soeharto memimpin Indonesia hubungan merupakan bagian dari secondtrack diplomacy. kedua negara terus membaik. Dalam hal ini, KBRI Kuala Lumpur Hubungan baik ini terus terpelihara senantiasa meningkatkan dukungan bagi sekalipun disaat Indonesia mengalami kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktor-aktor perubahan politik di masa reformasi yang Indonesia aktif mengikuti berbagai pameran dagang di Malaysia non-negara, seperti akademisi, tokoh-tokoh ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto masyarakat, atlet/olahragawan, tokoh pemuka dan digantikan oleh Presiden Habibie, kedua negara dikuatkan dengan pernyataan Dari segi total proyek, realisasi investasi agama, budayawan, dan lain sebagainya. kemudian diteruskan oleh Abdurrahman Wahid bersama kedua pimpinan negara pada Malaysia tersebut mengalami penurunan Untuk meredam isu kebudayaan yang (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri serta pertemuan JCBC 2012 yang menargetkan dimana pada tahun 2013 investor Malaysia seringkali memicu emosi kalangan masyarakat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). peningkatan nilai perdagangan hingga 30 mampu merealisasikan sekitar 442 proyek. di kedua negara, diperlukan upaya pelurusan Di era sejumlah pemimpin negara Indonesia miliar dolar AS pada 2015. Untuk menggenjot Namun demikian, dari segi nilai, investasi pemahaman masyarakat Indonesia secara tersebut banyak yang telah dilakukan dalam perdagangan kedua negara, KBRI KL juga Malaysia di Indonesia pada tahun 2014 luas bahwa pelestarian kebudayaan Indonesia menjaga hubungan baik kedua negara, meski menargetkan peningkatan ekspor Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan tahun di luar negeri, khususnya yang dilakukan oleh rintangan dan tantangan tetap saja ada. sebesar 1,5 persen. 2013 yang berjumlah 711 juta USD. Investasi para keturunan Indonesia di Malaysia, tidak Selama ini hubungan keduanya didasarkan Berdasarkan data Departemen Statistik Malaysia sejauh ini masih terkonsentrasi di perlu disalahartikan justru kita perlu berbangga. pada lima pilar, yakni hubungan para pemimpin, Malaysia, dalam lima tahun terakhir (2009 – Jakarta dengan total 146 proyek, disusul Jawa Yang terpenting, asal-usul kebudayaan yang antarpemerintah, militer, bisnis, dan people to 2013), perdagangan antara Indonesia-Malaysia Barat dan Sumatera Utara masing-masing dilestarikan tersebut diinformasikan kepada people. tumbuh positif dengan rata-rata kenaikan dengan 38 proyek. khalayak luas, sehingga tidak dapat dikatakan Dasar hubungan yang kokoh tersebut setiap tahunnya sebesar 14,11 persen. Sementara itu, minat investasi pengusaha sebagai sebuah klaim atas kebudayaan menjadi modal berharga untuk saling Indonesia menjadi mitra dagang ke-8 Indonesia ke Malaysia belum terlalu besar Indonesia. memahami satu sama lain. setelah Tiongkok, Singapura, Jepang, USA, karena mereka melihat Malaysia lebih tertutup Oleh karenanya, untuk meredam ketegangan Thailand, Taiwan dan Korea. Posisi tersebut dan protektif terhadap pengusaha lokal. akibat isu budaya ini, KBRI Kuala Lumpur Sejumlah pencapaian masih sama pada tahun 2014 periode Januari Selain itu, pasar Malaysia juga relatif kecil senantiasa pro aktif untuk menyosialisasikan Jika diamati sepanjang 2014, banyak hal – Agustus. dibandingkan pasar Indonesia. Sebagian besar pemahaman mengenai pelestarian kebudayaan yang telah dibuat oleh kedua negara. Dalam pengusaha Indonesia yang masuk ke Malaysia Indonesia di Malaysia di berbagai kesempatan, catatan KBRI Kuala Lumpur, hubungan Investasi dan Pariwisata menyasar warga negara Indonesia yang seperti pada saat audiensi atau penerimaan perdagangan Indonesia - Malaysia merupakan Total realisasi investasi Malaysia di Indonesia berjumlah 3 juta orang sebagai pasar utama kunjungan dari instansi pemerintah/swasta, pilar penunjang yang sangat penting dalam berdasarkan data BKPM pada periode Januari - mereka. kelompok masyarakat, mahasiswa/pelajar. hubungan ekonomi kedua negara. November 2014 sebanyak 362 proyek dengan Investasi Indonesia di Malaysia umumnya Pentingnya hubungan perdagangan antara total nilai investasi sebesar 983,93 juta USD. berada di bidang perhotelan, manufaktur, SAMBUNG DI HALAMAN >>04 JANUARI, 2015 0 2 LAPORAN UTAMA : OPTIMISTIS DAN PRODUKTIF PESAN DUBES HERMAN PRAYitnO DIMANA BUMI dipiJAK, disitu LAngit DIJUNJUNG! PERIBAHASA ini sudah sangat terkenal, mungkin kita Di tahun 2015, saya menginginkan hubungan antar pernah mendengar dan pernah membacanya. Adapun maksud dua negara serumpun ini semakin kokoh dan mesra yang peribahasa tersebut yaitu kita harus menghormati atau dilandasi dengan rasa persaudaraan yang tinggi. Hubungan mematuhi adat istiadat dimana kita tinggal. Maknanya seperti antarpemerintahan, antarmasyarakat termasuk antarpemuda saat di negeri jiran Malaysia ini, kita harus mengikuti ketentuan serta antarpebisnis haruslah terus dipertingkatkan. atau peraturan yang ada dan berlaku di negeri tersebut. Sudah suatu keharusan hubungan antarpemerintah semakin Itulah pesan yang tak hentinya saya sampaikan kepada dikuatkan melalui serangkaian aktivitas dalam pertemuan para masyarakat Indonesia yang tersebar di banyak wilayah di konsultasi tahunan (annual consultation) yang diselenggarakan Malaysia agar mematuhi aturan yang berlaku. baik di Indonesia maupun di Malaysia. Tunjukan bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Saya melihat, dalam hubungan antarpemuda juga semakin besar yang senantiasa menjaga harkat dan martabat negara positif. KNPI, PPI serta organisasi massa banyak membuat serta taat akan peraturan dan menghindari tindakan yang kesepakatan dengan pihak Malaysia. Sejumlah aktivitas menyalahi aturan. bersama terus digalakkan seperti pertukaran pelajar, kegiatan Bagi warga Indonesia yang melakukan kesalahan tentulah olah raga, kegiatan keagamaan hingga aktivitas sosial dan akan berhadapan dengan hukum. Dalam hal ini, saya juga budaya. mendukung tindakan tegas kepada mereka yang melakukan Salah satu bagian yang menurut saya sangat penting tindak pidana kriminal termasuk kepada warga negara diperhatikan pada 2015 ini adalah menyangkut keberadaan Indonesia. buruh imigran Indonesia masih banyak menghadapi Namun demikian, saya beserta staf Kedutaan Besar permasalahan. Republik Indonesia di Kuala Lumpur terus mengedepankan Tidak dipungkiri, jumlah buruh migran Indonesia yang DUBES Herman Prayitno. (Dok. KBRI KL/Fandhyta) perlindungan bagi warga negara Indonesia apabila mereka menurut negara ini dalam kategori pendatang asing tanpa izin mengalami permasalahan termasuk dalam pemberian bantuan (PATI) masih sangat tinggi. hukum kepada mereka. Kepada mereka yang tidak memiliki kelengkapan dokumen Datanglah jika sudah siap semuanya dan tunjukkan diri Saya sebagai duta besar Indonesia untuk Malaysia berharap bekerja di negara ini agar pulang ke Tanah Air dan selanjutnya sebagai pekerja yang baik dan professional. Dalam kondisi yang semua warga Indonesia di negara ini dalam keadaan aman, urus kelengkapan tersebut dengan baik dan selanjutnya jika seperti itu, saya yakin buruh migran Indonesia akan menjadi nyaman dan tentram serta bisa menjalani aktivitasnya dengan ingin datang lagi, maka kembalilah ke negeri jiran ini melalui yang terbaik di negara ini dan tentunya hubungan kedua negara lancar. prosedur yang resmi. serumpun ini semakin mesra. (AB) ULET DAN KREATIF MEMBAWA BERKAH Swedia yang memperoleh peringkat kedua dan insinyur lulusan bekerja di loket pengiriman surat. Sebagian pendapatannya Universitas Oxford di Inggris yang meraih juara ketiga. ditabung dan ditambahkan oleh ayahnya untuk membeli Handry menyatakan bahwa Arfian dan Arie berhasil komputer seharga Rp 1,5 juta. Dengan bermodalkan komputer mendesain jet engine bracket,
Recommended publications
  • PROGRAMA SITGES20 2.Indd
    INFORMACIÓ I VENDA D’ENTRADES Compra les teves entrades a través del web del Festival: sitgesfilmfestival.com PREUS VENDA D’ENTRADES SESSIONS PRESENCIALS (IVA inclòs) Online: sitgesfilmfestival.com 10,50€: Tarifa general Auditori TAQUILLES DE L’AUDITORI MELIÁ SITGES, 9,50€: Tarifa general i Sessions especials Sitges Sala Tramuntana de l’Hotel Meliá Sitges Clàssics (C/ Ramon Dalmau, s/n). 7€: Sitges Clàssics 7,50€: Sessions Anima’t Curts TAQUILLES CENTRE 12,50€: Programa doble i Sessions especials a Oficina de Turisme de Sitges, a la sortida de l’Auditori 12,50€: Localitats numerades preferents per a les sessions de tarda a l’Auditori (menys HORARI sessions especials Auditori). No admeten Del 8 al 17 d’octubre descomptes Matí de 10 a 15h 14,50€: Localitats numerades preferents per a les sessions especials de tarda a l’Auditori. El 18 d’octubre les taquilles romandran tancades No admeten descomptes 22€: Gala d’Inauguració. No admet Grups: descomptes sessió contactar per correu electrònic a taquilles. 17€: Gala de Cloenda. No admet descomptes 5€: Sessions Despertador (primera sessió matinal a tots els cinemes). No admet descomptes Les sessions escolars 1,50€: Reserva Masterclass. Entrades limitades. No estan obertes al públic general. No admet descomptes Observacions: 17€: Es recomana el pagament amb targeta. No adquirir al web o a les taquilles del la venda d’entrades per les sessions immediates. 20€: Llibre commemoratiu 50 aniversari. Es podrà adquirir al web o a les taquilles del sessió. Només es contemplarà el canvi o devolució de l’import de l’entrada en el cas de programació.
    [Show full text]
  • Deepa Mehta (See More on Page 53)
    table of contents TABLE OF CONTENTS Introduction Experimental Cinema: Welcome to the Festival 3 Celluloid 166 The Film Society 14 Pixels 167 Meet the Programmers 44 Beyond the Frame 167 Membership 19 Annual Fund 21 Letters 23 Short Films Ticket and Box Offce Info 26 Childish Shorts 165 Sponsors 29 Shorts Programs 168 Community Partners 32 Music Videos 175 Consulate and Community Support 32 Shorts Before Features 177 MSPFilm Education Credits About 34 Staff 179 Youth Events 35 Advisory Groups and Volunteers 180 Youth Juries 36 Acknowledgements 181 Panel Discussions 38 Film Society Members 182 Off-Screen Indexes Galas, Parties & Events 40 Schedule Grid 5 Ticket Stub Deals 43 Title Index 186 Origin Index 188 Special Programs Voices Index 190 Spotlight on the World: inFLUX 47 Shorts Index 193 Women and Film 49 Venue Maps 194 LGBTQ Currents 51 Tribute 53 Emerging Filmmaker Competition 55 Documentary Competition 57 Minnesota Made Competition 61 Shorts Competition 59 facebook.com/mspflmsociety Film Programs Special Presentations 63 @mspflmsociety Asian Frontiers 72 #MSPIFF Cine Latino 80 Images of Africa 88 Midnight Sun 92 youtube.com/mspflmfestival Documentaries 98 World Cinema 126 New American Visions 152 Dark Out 156 Childish Films 160 2 welcome FILM SOCIETY EXECUTIVE DIRECTOR’S WELCOME Dear Festival-goers… This year, the Minneapolis St. Paul International Film Festival celebrates its 35th anniversary, making it one of the longest-running festivals in the country. On this occasion, we are particularly proud to be able to say that because of your growing interest and support, our Festival, one of this community’s most anticipated annual events and outstanding treasures, continues to gain momentum, develop, expand and thrive… Over 35 years, while retaining a unique flavor and core mission to bring you the best in international independent cinema, our Festival has evolved from a Eurocentric to a global perspective, presenting an ever-broadening spectrum of new and notable film that would not otherwise be seen in the region.
    [Show full text]
  • Komodifikasi Kesenian Wayang Kulit Dalam Film Perempuan Tanah Jahanam Perspektif Marxian
    E-ISSN 2686 5661 INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA VOL.01 NO. 12. JULI 2020 KOMODIFIKASI KESENIAN WAYANG KULIT DALAM FILM PEREMPUAN TANAH JAHANAM PERSPEKTIF MARXIAN Rizky Sulaiman Salim1, Akbar Ramadhan Muhammad2, AG Eka Wenats Wuryanta3 1,2)Mahasiswa Program Magister Komunikasi Universitas Paramadina-Jakarta 3)Dosen Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina-Jakarta Email : [email protected] ABSTRAK Film menjadi salah satu media efektif dalam komunikasi massa dan juga menjadi komoditas yang menggerakkan roda perekonomian kreatif. Melalui film ada nilai-nilai yang dijadikan tontonan, yang dapat dikonversi menjadi rupiah. Inilah diskursus komodifikasi dimulai. Tujuan penelitian ini adalah menemukan kemungkinan komodifikasi kesenian wayang kulit yang merupakan salah satu warisan budaya Jawa dalam film Perempuan Tanah Jahanam. Nilai-nilai budaya tersebut secara sadar digunakan untuk mendukung konsep mistis dalam cerita dan dijual sebagai komoditas yang menggiurkan bagi pelaku industri perfilman. Analisis dipandu oleh teori komodifikasi Marxisme yang menyatakan bahwa komodifikasi merupakan proses memproduksi barang maupun jasa apapun untuk diperjualbelikan. Penelitian ini menggunakan metodi kualitatif field study (naturalistic inquiry) yang bersifat deskriprif untuk menjelaskan fenomena yang ditangkap dan dipahami oleh penulis. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah etnografi media, dimana peneliti „‟mendiami‟‟ film Perempuan Tanah Jahanam secara intens, dan dalam interval waktu tertentu
    [Show full text]
  • 2020 Sundance Film Festival: 118 Feature Films Announced
    FOR IMMEDIATE RELEASE Media Contact: December 4, 2019 Spencer Alcorn 310.360.1981 [email protected] 2020 SUNDANCE FILM FESTIVAL: 118 FEATURE FILMS ANNOUNCED Drawn From a Record High of 15,100 Submissions Across The Program, Including 3,853 Features, Selected Films Represent 27 Countries Once Upon A Time in Venezuela, photo by John Marquez; The Mountains Are a Dream That Call to Me, photo by Jake Magee; Bloody ​ ​ ​ ​ Nose, Empty Pockets, courtesy of Sundance Institute; Beast Beast, photo by Kristian Zuniga; I Carry You With Me, photo by Alejandro ​ ​ ​ ​ ​ López; Ema, courtesy of Sundance Institute. ​ ​ Park City, UT — The nonprofit Sundance Institute announced today the showcase of new independent feature ​ films selected across all categories for the 2020 Sundance Film Festival. The Festival hosts screenings in Park ​ ​ City, Salt Lake City and at Sundance Mountain Resort, from January 23–February 2, 2020. The Sundance Film Festival is Sundance Institute’s flagship public program, widely regarded as the largest American independent film festival and attended by more than 120,000 people and 1,300 accredited press, and powered by more than 2,000 volunteers last year. Sundance Institute also presents public programs throughout the year and around the world, including Festivals in Hong Kong and London, an international short film tour, an indigenous shorts program, a free summer screening series in Utah, and more. Alongside these public programs, the majority of the nonprofit Institute's resources ​ support independent artists around the world as they make and develop new work, via Labs, direct grants, fellowships, residencies and other strategic and tactical interventions.
    [Show full text]
  • Day 1 001 Ad Cover.Indd
    MONDAY, MARCH 24 2014 DAY 1 AT FILMART www.ScreenDaily.com Editorial +852 2582 8959 Advertising +852 2582 8958 fatal_encounter-ad_245x266_fin_전달용 1 2014.3.14 5:41:12 PM MONDAY, MARCH 24 2014 TODAY DAY 1 AT FILMART Hot titles: Korea, page 16 www.ScreenDaily.com Editorial +852 2582 8959 Advertising +852 2582 8958 NEWS Pan-Asia Academy expands Hong Kong, Busan and Toyko outline Academy plans » Page 4 Desen teams with Weta REVIEWS The Midnight After Fruit Chan’s opening night film proves a quirky apocalyptic horror on 3D epic Zhong Kui » Page 10 Jamie Marks Is Dead BY LIZ SHACKLETON Weta Workshop is providing FEATURE China’s Desen International Media character and scenery design for Hot titles Celluloid Dreams has brought on board top VFX the fi lm, while its sister company Screen profiles Korean cinema houses including Peter Jackson’s Park Road Post works on compos- highlights acquires Jamie Weta Workshop for $27m 3D fan- iting. The film is one of the first » Page 16 tasy adventure Zhong Kui: Snow Chinese films to use full perfor- Marks Is Dead Girl And The Dark Crystal. mance capture, which will be han- SCREENINGS Acclaimed Hong Kong DoP dled by leading Korean VFX house » Page 19 BY JEAN NOH Peter Pau is serving as producer, Li Bingbing Macrograph (Journey To The West: France’s Celluloid Dreams has DoP and VFX director on the fi lm, Conquering The Demons). picked up international rights on which is currently shooting in stereographer Vincent E Toto Other behind-the-scenes talent Sundance competitor Jamie Marks China with Chen Kun, Li Bingbing, (Dredd).
    [Show full text]
  • 29Th Tokyo International Film Festival Announces Lineup for CROSSCUT
    PRESS RELEASE September 21, 2016 29th Tokyo International Film Festival Announces Lineup for CROSSCUT ASIA #03: Colorful Indonesia Lovely Man Cado Cado: Doctor 101 About a Woman Three Sassy Sisters Fiction. Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband Something in the Way Filosofi Kopi Following Diana Emma’ (Mother) After the Curfew The 29th Tokyo International Film Festival (TIFF) is just around the corner! We are pleased to announce the lineup for CROSSCUT ASIA #03: Colorful Indonesia. The third chapter of the CROSSCUT ASIA series, launched by the Japan Foundation Asia Center and TIFF in 2014 to showcase Asian films, now turns its attention to recent cinema from Indonesia. Known as a nation of “tolerant Islam,” Indonesia is made up of more than 10,000 islands and has regional cultural differences that make it the ultimate land of diversity. TIFF has been presenting outstanding Indonesian films, reflecting the nation’s diverse culture, since the 80’s. In this year’s focus, we will showcase 11 films, from the latest works by veterans to the unique, ambitious work of up-and-coming directors. In the showcase, we will highlight three films by Teddy Soeriaatmadja, whose provocative and powerful work is internationally acclaimed. Along with Soeriaatmadja’s so-called Trilogy About Intimacy, the lineup also includes such rising female directors as Nia Dinata, a pioneer in LGBT films, and Kamila Andini of the Mirror Never Lies. Please see the following pages for the full lineup. During the festival, guests from the films will attend the Q&A sessions and symposium.
    [Show full text]
  • Sydney Film Festival Announces First Films for 2016 06/04/2016
    MEDIA RELEASE EMBARGOED UNTIL 00.01am WEDNESDAY 6 APRIL 2016 SYDNEY FILM FESTIVAL ANNOUNCES FIRST FILMS FOR 2016 The 63rd Sydney Film Festival today announced 26 new films to be featured in this year’s 8-19 June event, plus a Martin Scorsese retrospective curated by David Stratton. Also revealed in advance of the full program launch of 200+ films on Wednesday 11 May, is the first of over 150 Festival guests: two time Oscar-winning director Sharmeen Obaid Chinoy, is confirmed to attend the Festival in June. "Now here’s a sneak peek that’s sure to whet your appetite for this year’s festival!” said Festival Director Nashen Moodley. "These 26 films may just Be a taste of what's coming, But they already make for a compelling selection of the Best in features and documentaries. These are films that can change your mind, change your mood and change the way you look at the world. From Big stars and big ideas to small but perfectly formed stories of truth and imagination, there’s something for all kinds of film lovers here,” he said. Leading the titles announced today in the Festival’s sneak peek are Demolition from Dallas Buyers Club director Jean-Marc Vallée, starring Jake Gyllenhaal (“his Best performance since Brokeback Mountain” - Variety), and Australian Naomi Watts; off-beat romantic comedy Maggie’s Plan, starring Ethan Hawke, Oscar-winner Julianne Moore, Greta Gerwig (Frances Ha, SFF 2016) and Australian Travis Fimmel; and cultural giant of European cinema Alexander Sokurov’s love letter to the Louvre, Francofonia, a follow up to Russian Ark.
    [Show full text]
  • An Analysis of Ronggeng Dukuh Paruk Novel by Using Biographical Critism
    AN ANALYSIS OF RONGGENG DUKUH PARUK NOVEL BY USING BIOGRAPHICAL CRITISM SKRIPSI Submitted In Partial Fulfillment of the Requirements For the Degree of SarjanaPendidikan (S.Pd) English Education Program By ; TRISNA HARDININGRUM NPM. 1302050198 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2017 ABSTRACT Trisna Hardiningrum; ‘’An Analysis of Ronggeng Dukuh Paruk Novel by Using Biographical Critism’’. Skripsi: English Department of Teacher Training and Education Muhammadiyah University of North Sumatera 2017. This research showed that the biography of the author indirectly attached and gave an overview of the actual content of the novel. The relationship between Ahmad Tohari as a author with his work entitled Ronggeng Dukuh Paruk was a major topic of discussion. The objectives of this research were to find out the theme of the novel and relationship between Ronggeng Dukuh Paruk novel with Ahmad Tohari’s biography. Descriptive qualitative method was carried out to analyze the data. The source of the data was taken from the novel Ronggeng Dukuh Paruk by Ahmad Tohari. In collecting the data, some references related to biographical critism were applied. The data were analyzed by reading the novel, underlining statement of Ronggeng Dukuh Paruk novel that related to Ahmad Tohari’s biography, analyzing and describing the relationship between Ronggeng Dukuh Paruk novel with Ahmad Tohari’s biography. It was concluded that the theme was the complexity of ronggeng dancer’s life, they included social, human trafficking, character assassination and politic theme and there was the relationship between the biography of Ahmad Tohari to the content of the Ronggeng Dukuh Paruk novel.
    [Show full text]
  • A Discourse Historical Analysis on Local Culture in the First Book Trilogy “Ronggeng Dukuh Paruk” by Ahmad Tohari
    CAHAYA PENDIDIKAN, Vol.4 No.2:57-66 Desember 2018 ISSN : 1460-4747 A DISCOURSE HISTORICAL ANALYSIS ON LOCAL CULTURE IN THE FIRST BOOK TRILOGY “RONGGENG DUKUH PARUK” BY AHMAD TOHARI Sri Sugiharti Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam [email protected] Abstract: The aim of the research is to examine the representation of Javanese local culture in an old text entitled “Ronggeng Dukuh Paruk”. Framed generally by CDA (Critical Discourse Analysis) theory and the method of the research is qualitative study, analyzed by using DHA (Discourse Historical Approach’s) perspective, involving three levels of analysis (cf Cresswell, 1998; Alwasilah, 2003; Reisigl & Wodak, 2009; and Wodak & Meyer eds., 2009). These levels are three dimensions of discourse analysis that include: (1) identification of discourse content/topic; (2) analysis of discourse strategy; and (3) realization of topic and linguistic strategy at lexical/syntactic level (Reisigl & Wodak, 2009:93). Since the discourse analyzed in this research is on local wisdom of Javanese society especially as in text in thefirst trilogy book of “Ronggeng Dukuh Paruk”, then, the topic of discourse is also about local wisdom and culture in general. Thus, in this study, the analysis of topic of discourse is not undertaken. The examination is focused on observing the five discursive strategies in micro- analysis under DHA, which includes strategies of nomination, predication, argumentation, perspectivation, and mitigation. The discussion also highlights the socio-cultural background of Javanese people in that period to see its influence on the content of the text itself. Thus, the integration of two disciplinaries of historical study and linguistics is well-achieved.
    [Show full text]
  • The Fukuoka City Public Library Movie Hall Ciné-Là
    THE FUKUOKA CITY PUBLIC LIBRARY MOVIE HALL CINÉ-LÀ FILM PROGRAM SCHEDULE AUGUST 2015 JAPANESE ANIMATION FILMS August 5-August 8 No English subtitles HUMAN RIGHTS THROUGH “ANY DAY NOW” August 9 Film in English Lecture in Japanese INDONESIAN FILMS WITH RIRI RIZA August 12-August 28 English subtitles ON EXHIBIT NOW! POSTER COLLECTION EXHIBIT OF ARCHIVED TURKISH FILMS A tie-in campaign with the “Collection of Turkish Films” to be shown at our theater from July 15-August 2 EXHIBIT RUNS: JULY 1 –JULY 30 SHOWCASE CORRIDOR FUKUOKA CITY PUBLIC LIBRARY 1F FUKUOKA CITY PUBLIC LIBRARY ENGLISH HOME PAGE http://www.cinela.com/english To download this program schedule: http://www.cinela.com/english/cinelaschedule.htm JAPANESE ANIMATION FILMS August 5-8 No English subtitles Japanese animation films for the summer. No English subtitles. HYŌTAN SUZUME Director: Ryūichi Yokoyama 1959/35mm/ Color/ 55 min./ No English subtitles STORY: In a frog kingdom, a rowdy frog and his son end up killing a treasured sparrow. A grave is created for the sparrow from which a gourd plant sprouts…WANPAKU ŌJI NO OROCHI TAIJI Director: Yūgo Serikawa 1963 /35mm /Color/86 min./No English subtitles STORY: A young boy meets a princess and learns that a 8-headed dragon has abducted all her sisters... NAGAGUTSU WO HAITA NEKO Director: Kimirou Yabuki 1969 /35mm/Color/80 min./No English subtitles STORY: King Cat sends his cats to kill Pero, the cat, for having saved a mouse. Pero meets Pierre, a boy, who falls in love with Princess Rosa, who is then abducted by Lucifer, the Magician.
    [Show full text]
  • Turnitin Originality Report
    Document Viewer Turnitin Originality Report Processed on: 03-Mar-2020 18:08 WIB ID: 1268364393 Word Count: 8628 Submitted: 1 Post-Colonialism from Within By Dwi Setiawan Similarity by Source Similarity Index Internet Sources: 3% Publications: 1% 4% Student Papers: 1% include quoted include bibliography excluding matches < 1% mode: quickview (classic) report Change mode print refresh download 3% match (Internet from 26-Feb-2020) http://kata.petra.ac.id 1% match (Internet from 17-Apr-2015) http://thejakartaglobe.beritasatu.com 1% match (student papers from 09-Jun-2017) Submitted to University of Melbourne on 2017-06-09 Adaptation Vol. 10, No. 1, pp. 18–33 doi:10.1093/adaptation/apw040 Advance Access publication November 19, 2016 Post-Colonialism From Within: Repoliticisation and Depoliticisation in Ifa Isfansyah’s Adaptation of Ahmad Tohari’s The Dancer DWI SETIAWAN* Abstract Indonesia is largely invisible in adaptation studies and post- colonial film adaptation. As with many post-colonial countries, Indonesia has suffered from a long conflict between the military forces and civil society since its independence in 1945. This struggle is reflected in a novel entitled The Dancer written by Ahmad Tohari during the Suharto era and its film adaptation with the same title by Ifa Isfansyah in the post-Suharto era. Using the political theory of depoliticisa- tion, I argue that the adaptation represents the spirit of repoliticisation of the early post-Soeharto Indonesia while concurrently offering a distinctive type of depoliticisation typical of the current era. Not only does the study try to shift attention from Anglo-American and Commonwealth film adap- tations, but it also offers an alternative to the homogenising discourse of the Centre (the West) and Periphery (the East) and its derivative post-colonial adaptation theories.
    [Show full text]
  • Bias Karakter Tokoh Dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karangan Ahmad Tohari Dan Film Sang Penari Karya Ifa Isfansyah (Perspektif Generic Study)
    0 BIAS KARAKTER TOKOH DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARANGAN AHMAD TOHARI DAN FILM SANG PENARI KARYA IFA ISFANSYAH (PERSPEKTIF GENERIC STUDY) Eva Carolin 2115106341 Skripsi ini Diajukan kepada Universitas Negeri Jakarta untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diangkatnya suatu karya sastra menjadi karya atau kesenian lain bukan lagi merupakan hal asing yang dapat dijumpai. Perubahan dari satu jenis kesenian menjadi kesenian lainnya itu dapat disebut dengan alih wahana.1 Saat ini, khususnya di Indonesia, tidak jarang ditemukan penciptaan karya atau kesenian lain di luar karya sastra yang diperoleh melalui proses alih wahana dari karya sastra itu sendiri, misalnya puisi diubah ke dalam musik, cerpen diubah ke dalam komik, dan novel diubah ke dalam film. Novel sebagai salah satu produk karya sastra kini tidak hanya dapat dinikmati melalui proses membaca saja. Berbagai judul film yang ide ceritanya berasal dari novel banyak disajikan sebagai bahan tontonan bagi masyarakat, baik menggunakan judul yang sama dengan novel yang diangkatnya, maupun berbeda. Memasuki era tahun 2000, diangkatnya sebuah novel ke dalam film semakin sering dilakukan dalam dunia perfilman Indonesia, meski sebetulnya hal tersebut telah dilakukan jauh sebelum itu. Pengangkatan novel ke dalam film sebagai hasil dari kegiatan alih wahana biasa disebut dengan istilah ekranisasi. Dalam sejarah perkembangan film Indonesia tercatat novel Kwee Tek Hoay yang berjudul Bunga Roos dari Cikembang yang diterbitkan tahun 1924, pernah difilmkan pada tahun 1930-an dengan judul yang sama.
    [Show full text]