Makna-Pendekar-Dalam-Beladirl-Pencak-Silat-Abstrak.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
rssN 411-7258 Vol. Xlll No. 2 Tahun 2013 Etnografi. JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIK Etnografi memuat ringkasan hasil pcnclitian budaya para pcncliti khususnya di lingkungan Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret. Terbit pertama kali tahun 2000. Frekuensi terbit Jurnal ini setahun dua kali, yakni bulan Maret dan September. Redaksi mengundang para pakar di bidang budaya untuk menuangkan hasil-hasil penelitiannya dalam rangka mewujudkan kiprah media ini. SIJSLINAN REDAKSI Penlunting Ahli Dr. Warto, M.Hum. Kerua Dewan Editor Insiwi Febriary S., S.S., M.A. Anggota Karunia Purna K. S.S, M.Hum. : Drs. Y. Suwanto, M.Hum. Desy Nurcahyant'i S.Sn, M.Hum. Drs. lmam Sutardjo, M.Hum. Sujadi Rahmad Hidayat, S.Sn., M.Sn. Pelaksana Nur Siti Purwani Dra. Kusumandari Dra. Mustikawati Endah Setyandari Sirhami S.E,. Jalaludin Alamat Redaksi: Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan - Surakarta - 57126 TelpiFax: (02'71) 6345211646994 Psw. 331 Diterbitkan : Fakultas Sastra dan Seni Rupa I Jniversitas Sebelas Maret Surakafta rssN 411-7258 Vo1. XIII No. 2 Tahun 2013 Etno grafr JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIK DAFTAR ISI INTERAKSI PENONTON PEREMPUAN TERHADAP PROGRAM TELEVISI MEMASAK 309 Sri Kusumo Habsari, dkk. PEMANFAATAN POTENSI BANGLINAN KTINO DI KAMPLING KAUMAN SURAKAKIA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN TUruAN WISATA (Studi Identifikasi dan Inventarisasi) 321 Djoko Panutrun PEMBIJATAN FILM DOKUMENTER TENTANG SENI KRUMPYLAIG DI I'A.BUPAIEN KULON PROGO. YOGYAKARTA IL Esty Wulandari, dkk. KERAGAMAN HAYATI DALAM RELIEF CANDI SEBAGAI BENTUK KON SERVA SI LINGKLINGAN 339 (Srudi Kasus di drndi Penataran Kabupaten Blitar) Theresia Widiastuti, dkk. MAKNAPENDEKAR DALA.M BELADIRI PENCAK SILAT 348 Snryo Ediyono ETNOGMFI / Yol. XIIIi No. 2 i 2013 / 309-357 MAKNA PENDEKAR DALAM BELADIRl PENCAK SILAT Suryo Ediyonol Abstract Pencak Silat is essentially an lndonesian national culture that it contains elements of martial arts, sports, arts, and mental-spiritual as a whole. This study aims to determine the meaning of the warrior: attitudes, traits, knowledge and character kanuragan knight warrior in silat martial arts. Study of library material in martial arts dojos and field studies. Field studies need to be done, because the author is also a warrior. The data were analvzed by the meihod of reflective hermeneutics through the description, co parison and critical refiection. The result: Swordsman is a man who has the attiiude of piety, responsive, resilient, and trengginas tanggon. Human warriors have a noble mind and character of knights that values humanity, justice, and honesty in the utterances, behaviors, thoughts, insights, and ideals. Keywords: martial arts, self-defense, kanuragan, tanggon, and trengginas A. PENDAHULUAN memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Manusia mempunyai cara membela Demikian pula dengan tumbuh-tumbuhan, dirisesuai dengan situasidan kondisi alam sepedi buah kelapa dengan kulit tebal sekitarnya. Orang yang hidup di dekat batok yang keras untuk melindungi dari hutan mempunyai beladiri yang khas serangan tupai; durian yang diberi duri untuk menghadapi binatang buas yang pada kulitnya ada. Bahkan, mereka juga mencipiakan Pencak silat sebagai ilmu beladiri beladiri dengan meniru gerakan binatang ini menjadi kebanggaan masyarakat yang ada di alam sekitarnya, misalnya pendukungnya. Kebanggaan tersebut meniru gerakan kera, harimau, ular, menyebabkan terjadinya suatu laku dan burung. Orang yang hidup di budaya yang khas sehingga tiap pegunungan biasa berdiri, bergerak, perguruan yang satu dengan lainnya dan ber.lalan dengan langkah kedudukan berbeda. Beladiri pencak silat melalui kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak laku budaira demikian utamanya mudah jatuh selama bergerak di tanah bertujuan untuk melindungi diri dari yang tidak rata. Mereka biasanya segala bentuk ancaman yang datang menciptakan L'eladrri yang mempunyai dari dalam diri ataupun dari luar Ciri ciri khas kuda-kuda yanq kokoh mereka. Ancaman dari dalam diri dan tidak banyak bergerak. Gerakan adalah berupa rapuhnya ketahanan diri tangannya lebih lincah, banyak terhadap berbagai godaan kehidupan ragamnya, dan ampuh daya gunanya duniawi. Adapun ancaman dari iuar diri (Sudirohadiprodjo, 1982.1-5). Penduduk dapat berupa bahaya yang datang uniuk yang hidup di daerah berawa, tanah mencelakakan .kehidupan yang sudah datar, dan padang rumput biasanya terbina dengan baik di mana pun mereka berjalan bergegas atau berlari, sehingga berada. Oleh karena itu, pencak silat tidak gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka hanya dianggap sebagai keterampilan menciptakan beladiri yang banyak yang dapat melindungi diri dari segala Staf pengalar Jurusan Sastra Arab FSSR UNS Email: ediyonosu ryo@yahoo cc id ETNOGPTA!I t l,bl. )III t No. 2 i 2013t 309-357 348 bentuk bahaya yang tampak, tetapi juga turun-temurun sehingga mencapai mengandung ajar an-ajar an yang dapat bentuknya yang sekarang (Nalapraya, memberi kekuatan batin sebagai bagian 19BB:5). Usaha itu dimaksudkan dari ketahanan diri (Djoemali, 1985.4-7). untuk kepentingan kebaikan dan Setiap daerah mempunyai beladiri kemaslahatan bagi kehidupan asyarakat yang khas dan berbeda dengan daerah yang berupa pengembangan nilai-nilai lainnya. Oleh karena itu, timbullah aliran hidup kerohanian dan kejasmanian. Nilai- beladiri yang beraneka ragam. Pertemuan nilai ini mengandung bahan pendidikan antarpenduduk daerah yang satu dengan untuk pembentukan manusia yang memiliki daerah lainnya menyebabkan terjadinya budi pekerti luhur. Ada empat aspek tukar-menukar ilmu beladiri sehingga yang torkandung di dalam pencak silat dapat meningkatkan mutu beladiri di sebagai satu kesatuan, yaitu mental setiap daerah. Di kalangan masyarakat spiritual, beladiri, seni, dan olahraga lndonesia, akhir-akhir ini tampak jelas (Oetojo, tt.7). Makna aspek mental bahwa kebudayaan mancanegara, spiritual adalah bahwa seorang pesilat khususnya dalam bidang seni beladiri tidak hanya dididik untuk mengenal menjadi makin populer. Misalnya anggota jasmaninya dan membina Jepang dengan karate, Korea dengan kemampuan untuk mengembangkan tae kwon do, dan Cina dengan wushunya. keterampilan, tetapi yang lebih penting llmu beladiri ini merupakan olahraga- adalah penghayatan yang tinggi pada olahraga yang telah dipertandingkan alam kehidupan dan perjuangan di arena dunia (Kompas, Edisi 1 Januari hidup dalam bermasyarakat. Pada aspek 2000; hlm.70). Pencak silat sebagai ilmu beladiri, pencak silat merupakan usaha dan olahraga beladiri khas Melayu telah untuk pembelaan diri dari serangan tumbuh dan berkembang di seluruh atau bahaya. Pada aspek seni, pencak wilayah Nusantara. Masing-masing silat merupakan sarana hiburan yang aliran, bahkan mas rng-masrng setiap sikap dan geraknya dibentuk dan perguruan, mempunyar JurusJurus diatur untuk mencapai keindahan seni tersendiri (Maryono, 1998.8). Pencak silat (Wardhana, 1995.4). Pada aspek olah sebagai salah satu kekayaan budaya raga, pencak silat merupakan kegiatan bangsa lndonesia dapat digunakan untuk gerak jasmani rnanusia yang dilandasi membela diri dan dinikmati keindahan semangat ksatria. seninya,serta mampLr membangkitkan Perkembangan pencak silat semangat persaudaraan dan rasa harga tumbuh terpadu di dalam kehidupan diri. dan budaya rakyat yang merupakan Djoemali (1985:10) menjelaskan bagran dari adat istiadai tradisional bahwa Pencak adalah gerakan belaserang suku-suku bangsa di lndonesia. Di yang berupa tari dan berirama dengan beberapa daerah, pencak silat masih adat kesopanan tertentu dan biasanya memegang peranan penting dalam uniuk periunjukan umum. Silat acjalah inti kegiatan upacara-upacara adat dan sari dari pencak, yaitu untuk berkelahi drjaga kelestariannya melalui sesepuh membela diri mati-matian dan tidak masyarakat (Tisnowatitamat, 1982:26). dapat dipertunjukkan pada umum. Terdapat berbagai aliran pencak silat di Pencak silat pada hakikatnya adalah lndonesia, tetapi pada dasarnya aliran suatu budi daya bangsa lndonesia pencak silat tersebut memiliki ciri-ciri yang telah dikembangkan secara unium yang sama. ElNOGIL4I''I r Lol. XllI/ No. 2 t 2013 t 309-357 349 didengar Ciri-ciri pencak silat yang kurang baik dilihat mata, dan diucapkan mulut. Demikian NalapraYa(1988:7), menjelaskan telinga, pula, gerakan tangan di dePan dada bahwa beladiri pencak silat mempunyai mengandung arti harus sabar, tenang, umum sebagai berikut: ciri-ciri penuh timbang rasa atau tepa (1) gerakannya indah, bersifat halus' dan selira. Manusia hasil didikan pencak lentur, lemas, luwes, keras Pada saat silat diharapkan dapat menjadi teladan tertentu saja, tenang, tetapi waspada; bersikap, berperilaku, dan dalam (2) kelenturan, dalam mempergunakan sehingga dapat ditiru oleh kecePatan, saat dan perbuatannya kelincahan, lainnya (Notosoejitno, tePat dengan gerak warga masyarakai sasaran Yang Pencak silat meruPakan cepat untuk menguasai lawan, dan 1996:27). sebuah piandel, artinya sebagai sesuatu bukan dengan kekuatan; yang harus dibanggakan. Sebagaimana (3) mempergunakan PrinsiP sebuah keris sering disebut "pusaka", keseimbangan badan, Permainan yang artinya bukan sekaciar barang posisi dengan memPertimbangkan untukdipamerkan. Pengajaran pencak badan, silat tanpa dibarengi dengan pendidikan (4) ringan ke segala langkah pekerti akan menjerumuskan anak penjuru, tidak banYak suara, tidak budi didik ke dalam alam kecongkakan membutuhkan ruangan Yang luas; (Darmoko, 1996:'14). llmu silat jangan (5) mengeluarkan tenaga secara hemat, kesombongan tenaga, Pernafasan dipergunakan untuk menyimpan untuk wajar, dan justru