rssN 411-7258 Vol. Xlll No. 2 Tahun 2013 Etnografi. JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIK

Etnografi memuat ringkasan hasil pcnclitian budaya para pcncliti khususnya di lingkungan Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret. Terbit pertama kali tahun 2000. Frekuensi terbit Jurnal ini setahun dua kali, yakni bulan Maret dan September. Redaksi mengundang para pakar di bidang budaya untuk menuangkan hasil-hasil penelitiannya dalam rangka mewujudkan kiprah media ini.

SIJSLINAN REDAKSI Penlunting Ahli Dr. Warto, M.Hum. Kerua Dewan Editor Insiwi Febriary S., S.S., M.A. Anggota Karunia Purna K. S.S, M.Hum. : Drs. Y. Suwanto, M.Hum. Desy Nurcahyant'i S.Sn, M.Hum. Drs. lmam Sutardjo, M.Hum. Sujadi Rahmad Hidayat, S.Sn., M.Sn. Pelaksana Nur Siti Purwani Dra. Kusumandari Dra. Mustikawati Endah Setyandari Sirhami S.E,. Jalaludin

Alamat Redaksi: Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan - Surakarta - 57126 TelpiFax: (02'71) 6345211646994 Psw. 331

Diterbitkan : Fakultas Sastra dan Seni Rupa I Jniversitas Sebelas Maret Surakafta rssN 411-7258 Vo1. XIII No. 2 Tahun 2013 Etno grafr JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIK DAFTAR ISI

INTERAKSI PENONTON PEREMPUAN TERHADAP PROGRAM TELEVISI MEMASAK 309 Sri Kusumo Habsari, dkk.

PEMANFAATAN POTENSI BANGLINAN KTINO DI KAMPLING KAUMAN SURAKAKIA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN TUruAN WISATA (Studi Identifikasi dan Inventarisasi) 321 Djoko Panutrun

PEMBIJATAN FILM DOKUMENTER TENTANG SENI KRUMPYLAIG DI I'A.BUPAIEN KULON PROGO. YOGYAKARTA IL Esty Wulandari, dkk.

KERAGAMAN HAYATI DALAM RELIEF CANDI SEBAGAI BENTUK KON SERVA SI LINGKLINGAN 339 (Srudi Kasus di drndi Penataran Kabupaten Blitar) Theresia Widiastuti, dkk.

MAKNAPENDEKAR DALA.M BELADIRI PENCAK 348 Snryo Ediyono

ETNOGMFI / Yol. XIIIi No. 2 i 2013 / 309-357 MAKNA PENDEKAR DALAM BELADIRl Suryo Ediyonol

Abstract Pencak Silat is essentially an lndonesian national culture that it contains elements of , sports, arts, and mental-spiritual as a whole. This study aims to determine the meaning of the warrior: attitudes, traits, knowledge and character kanuragan knight warrior in silat martial arts. Study of library material in martial arts dojos and field studies. Field studies need to be done, because the author is also a warrior. The data were analvzed by the meihod of reflective hermeneutics through the description, co parison and critical refiection. The result: Swordsman is a man who has the attiiude of piety, responsive, resilient, and trengginas tanggon. Human warriors have a noble mind and character of knights that values humanity, justice, and honesty in the utterances, behaviors, thoughts, insights, and ideals.

Keywords: martial arts, self-defense, kanuragan, tanggon, and trengginas

A. PENDAHULUAN memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Manusia mempunyai cara membela Demikian pula dengan tumbuh-tumbuhan, dirisesuai dengan situasidan kondisi alam sepedi buah kelapa dengan kulit tebal sekitarnya. Orang yang hidup di dekat batok yang keras untuk melindungi dari hutan mempunyai beladiri yang khas serangan tupai; durian yang diberi duri untuk menghadapi binatang buas yang pada kulitnya ada. Bahkan, mereka juga mencipiakan Pencak silat sebagai ilmu beladiri beladiri dengan meniru gerakan binatang ini menjadi kebanggaan masyarakat yang ada di alam sekitarnya, misalnya pendukungnya. Kebanggaan tersebut meniru gerakan kera, harimau, ular, menyebabkan terjadinya suatu laku dan burung. Orang yang hidup di budaya yang khas sehingga tiap pegunungan biasa berdiri, bergerak, perguruan yang satu dengan lainnya dan ber.lalan dengan langkah kedudukan berbeda. Beladiri pencak silat melalui kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak laku budaira demikian utamanya mudah jatuh selama bergerak di tanah bertujuan untuk melindungi diri dari yang tidak rata. Mereka biasanya segala bentuk ancaman yang datang menciptakan L'eladrri yang mempunyai dari dalam diri ataupun dari luar Ciri ciri khas kuda-kuda yanq kokoh mereka. Ancaman dari dalam diri dan tidak banyak bergerak. Gerakan adalah berupa rapuhnya ketahanan diri tangannya lebih lincah, banyak terhadap berbagai godaan kehidupan ragamnya, dan ampuh daya gunanya duniawi. Adapun ancaman dari iuar diri (Sudirohadiprodjo, 1982.1-5). Penduduk dapat berupa bahaya yang datang uniuk yang hidup di daerah berawa, tanah mencelakakan .kehidupan yang sudah datar, dan padang rumput biasanya terbina dengan baik di mana pun mereka berjalan bergegas atau berlari, sehingga berada. Oleh karena itu, pencak silat tidak gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka hanya dianggap sebagai keterampilan menciptakan beladiri yang banyak yang dapat melindungi diri dari segala

Staf pengalar Jurusan Sastra Arab FSSR UNS Email: ediyonosu ryo@yahoo cc id

ETNOGPTA!I t l,bl. )III t No. 2 i 2013t 309-357 348 bentuk bahaya yang tampak, tetapi juga turun-temurun sehingga mencapai mengandung ajar an-ajar an yang dapat bentuknya yang sekarang (Nalapraya, memberi kekuatan batin sebagai bagian 19BB:5). Usaha itu dimaksudkan dari ketahanan diri (Djoemali, 1985.4-7). untuk kepentingan kebaikan dan Setiap daerah mempunyai beladiri kemaslahatan bagi kehidupan asyarakat yang khas dan berbeda dengan daerah yang berupa pengembangan nilai-nilai lainnya. Oleh karena itu, timbullah aliran hidup kerohanian dan kejasmanian. Nilai- beladiri yang beraneka ragam. Pertemuan nilai ini mengandung bahan pendidikan antarpenduduk daerah yang satu dengan untuk pembentukan manusia yang memiliki daerah lainnya menyebabkan terjadinya budi pekerti luhur. Ada empat aspek tukar-menukar ilmu beladiri sehingga yang torkandung di dalam pencak silat dapat meningkatkan mutu beladiri di sebagai satu kesatuan, yaitu mental setiap daerah. Di kalangan masyarakat spiritual, beladiri, seni, dan olahraga lndonesia, akhir-akhir ini tampak jelas (Oetojo, tt.7). Makna aspek mental bahwa kebudayaan mancanegara, spiritual adalah bahwa seorang pesilat khususnya dalam bidang seni beladiri tidak hanya dididik untuk mengenal menjadi makin populer. Misalnya anggota jasmaninya dan membina Jepang dengan , Korea dengan kemampuan untuk mengembangkan tae kwon do, dan Cina dengan wushunya. keterampilan, tetapi yang lebih penting llmu beladiri ini merupakan olahraga- adalah penghayatan yang tinggi pada olahraga yang telah dipertandingkan alam kehidupan dan perjuangan di arena dunia (Kompas, Edisi 1 Januari hidup dalam bermasyarakat. Pada aspek 2000; hlm.70). Pencak silat sebagai ilmu beladiri, pencak silat merupakan usaha dan olahraga beladiri khas Melayu telah untuk pembelaan diri dari serangan tumbuh dan berkembang di seluruh atau bahaya. Pada aspek seni, pencak wilayah Nusantara. Masing-masing silat merupakan sarana hiburan yang aliran, bahkan mas rng-masrng setiap sikap dan geraknya dibentuk dan perguruan, mempunyar JurusJurus diatur untuk mencapai keindahan seni tersendiri (Maryono, 1998.8). Pencak silat (Wardhana, 1995.4). Pada aspek olah sebagai salah satu kekayaan budaya raga, pencak silat merupakan kegiatan bangsa lndonesia dapat digunakan untuk gerak jasmani rnanusia yang dilandasi membela diri dan dinikmati keindahan semangat ksatria. seninya,serta mampLr membangkitkan Perkembangan pencak silat semangat persaudaraan dan rasa harga tumbuh terpadu di dalam kehidupan diri. dan budaya rakyat yang merupakan Djoemali (1985:10) menjelaskan bagran dari adat istiadai tradisional bahwa Pencak adalah gerakan belaserang suku-suku bangsa di lndonesia. Di yang berupa tari dan berirama dengan beberapa daerah, pencak silat masih adat kesopanan tertentu dan biasanya memegang peranan penting dalam uniuk periunjukan umum. Silat acjalah inti kegiatan upacara-upacara adat dan sari dari pencak, yaitu untuk berkelahi drjaga kelestariannya melalui sesepuh membela diri mati-matian dan tidak masyarakat (Tisnowatitamat, 1982:26). dapat dipertunjukkan pada umum. Terdapat berbagai aliran pencak silat di Pencak silat pada hakikatnya adalah lndonesia, tetapi pada dasarnya aliran suatu budi daya bangsa lndonesia pencak silat tersebut memiliki ciri-ciri yang telah dikembangkan secara unium yang sama.

ElNOGIL4I''I r Lol. XllI/ No. 2 t 2013 t 309-357 349 didengar Ciri-ciri pencak silat yang kurang baik dilihat mata, dan diucapkan mulut. Demikian NalapraYa(1988:7), menjelaskan telinga, pula, gerakan tangan di dePan dada bahwa beladiri pencak silat mempunyai mengandung arti harus sabar, tenang, umum sebagai berikut: ciri-ciri penuh timbang rasa atau tepa (1) gerakannya indah, bersifat halus' dan selira. Manusia hasil didikan pencak lentur, lemas, luwes, keras Pada saat silat diharapkan dapat menjadi teladan tertentu saja, tenang, tetapi waspada; bersikap, berperilaku, dan dalam (2) kelenturan, dalam mempergunakan sehingga dapat ditiru oleh kecePatan, saat dan perbuatannya kelincahan, lainnya (Notosoejitno, tePat dengan gerak warga masyarakai sasaran Yang Pencak silat meruPakan cepat untuk menguasai lawan, dan 1996:27). sebuah piandel, artinya sebagai sesuatu bukan dengan kekuatan; yang harus dibanggakan. Sebagaimana (3) mempergunakan PrinsiP sebuah keris sering disebut "pusaka", keseimbangan badan, Permainan yang artinya bukan sekaciar barang posisi dengan memPertimbangkan untukdipamerkan. Pengajaran pencak badan, silat tanpa dibarengi dengan pendidikan (4) ringan ke segala langkah pekerti akan menjerumuskan anak penjuru, tidak banYak suara, tidak budi didik ke dalam alam kecongkakan membutuhkan ruangan Yang luas; (Darmoko, 1996:'14). llmu silat jangan (5) mengeluarkan tenaga secara hemat, kesombongan tenaga, Pernafasan dipergunakan untuk menyimpan untuk wajar, dan justru harus diatur; Ilmu itu hendaknya dipergunakan orang lain (6) tidak dipergunakan untuk mencari menolong atau membela musuh, kalauPun terPaksa diPakai yang memerlukannya. llmu, seumpama hanya untuk menghadaPi lawan Yang senjata, harus daPat kita bawakan berupa manusia juga, maka Bawakanlah ilmu itu ke jalan Yang cara menghadaPinYa harus memakai sekiranya mendatangkan kemaslahatan perikema nusiaan. dan jangan ke jalan yang mengakibatkan Setiap perguruan Pencak silat kemudaratan. Contohnyaadalah pencak mempunyai ciri-ciri umum seperti yang silat Trijaya yang melambangkan tiga ielah disebutkan di atas Perguruan jurus atas dasar kebenaran dan kesucian, pencak silat ada juga yang mempunyai dengan berorientasi pada ilmu tenaga ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh batin. Jurus ini diturunkan hanya kepada pengaruh budaYa, keadaan wilaYah, mereka Yang bertakwa kePada Tuhan dan kepribadian penduduksetempat' Yang Maha Esa, memiliki tabiat baik, segala tindakannya berdasarkan pada dewasa Tujuan Pencak Silat pikiran yang sehat, dan bersikap (Jurus, 2CC0:67). Pendidikan pencak silat Tujuan belajar pencak silat, selain dan dilaksanakan oleh para ketangkasanjasmani, adalah diprakarsai melatih yang mendirikan perguiuan melatih kekuatan rohani, ketabahan pendekar 1996:29). Pendekar adalah dan ketahanan emosi Prinsip- (Notosoejitno, hati, saleh kesalehannYa itu prinsip inijuga tercermin dalam pengertian orang Yang tercermin dalam ucapan-ucapan, sikap. tiap gerak (Maryono, 1997.7-8) Misalnya perilaku, pemikiran, wawasan, cita-cita, gerak tangkisan iangan di depan muka perbuatannYa. dapat diartikan sebagai anjuran untuk dan menangkis (menghindar) semua hal

F.TNOGLAI;I t lol. Xlll i No. 2 t 2013t 109-357 Hasil akhir pengajaran pencak silat Adapun manfaat pencak silat ialah kemampuan serta kemantapan seperti yang tercantum dalam Kapita dalam mempertahankan dan membela Pencak silat, (1996:7-9) adalah; diri terhadap bahaya, baik dari dalam 1) untuk meningkatkan maupun dari luar, serta mampu ketakwaan kepada Allah SWT, menjamin keselarasan dengan alam berkepribadian dan mencintai budaya sekitarnya (lskandar, 1990 :"18). Latihan lndonesia; pencak silat yang dilakukan dengan 2) memiliki rasa percaya diri, mampu sepenuh hati akan membentuk pola menguasai diri, dan mengendalikan hidup yang disiplin, menumbuhkan diri; rasa percaya diri, memiliki motivasi 3) menjaga martabat diri, mempunyai tinggi untuk melakukan sesuatu rasa tanggung jawab serta disiplin yang baik, dapat membantu pribadi dan social; memusatkan konsentrasipada sasaran 4) senantiasa menegakkan kebenaran, tertentu, menumbuhkan kemampuan kejujuran, dan keadilan serta tahan mengendalikan diri, dapat memiliki daya uji dalam menghadapi cobaan dan tahan psikofisik yang baik, dan membantu godaan; menumbuhkan kreativitas (Bashori. 5) menghormati sesama manusia 1996:2-3). Metode perkelahian pencak terutama yang lebih tua, dan menjadi silat tidak lagi bebas penggunaannya, tauladan kepada yang lebih muda; tetapi terbatas hanya untuk kepentingan 6) bersikap damai dan bersahabat membela diri dalam keadaan yang sangat dengan siapa pun yang baik; mendesak apabila jalan damai tak dapat 7) mempunyai kepekaan dan ditempuh. Murid atau anggota perguruan kepedulian sosial yang tinggi serta pencak silat yang mempunyai budi pekerti suka menolong manusia lain yang luhur diharapkan menjadi manusia yang sedang berada dalam kesulitan dan ideal yang mampu menciptakan dan kesusahan; memelihara kebahagiaan masyarakat 8) selalu rendah hati, ramah, dan dan dunia. Pesilat diharapkan memiliki sopan dalam bicara dan pergaulan budi pekerti luhur dan kemampuan social; aktualisasi prinsip kerukunan dan 9) berjiwa besar. berani mawas diri, tatakrama yang diatur menurut nilai- mengoreksi diri, berani meminta nilai yang diberikan oleh leluhurnya maaf atas kesalahan yang diperbuat, (Maryono.1 998:48). Pada studi tentang dan senang memberi maaf kepada pencak silat, umumnya terjadi hubungan manusia lain yang memintanya; yang erai aniara praktik ilmu itu dengan -10) mengutamakan kepentingan alam sekitarnya dan hal ini menjadi pokok masyarakai daripada kepentingan yang paling menonjol (Grave, 1999.50). pribadi; Setiap gerak yang diajarkan tidak 11 ) suka dan rela berkorban demi lepas dari hubungan itu. Semua yang kepentingan beisama. dilakukan dianggap sebagai perilaku, baik gerakannya sendiri yang bersifat fisik Dari manfaat pendidikan pencak maupun percakapan dan pemikirannya. silat yang menonjol daldm adalah Orang yang mempraktikkan pencak silat peran sentral seorang pendekar, dalam tidak boleh menolak tantangan apa mengembangkan latihan dan pendidikan pun yang dihadapinya. pencak silat Penelitian ini mengka;i

ET'NOGRAFI t L,'oL. XIII/ No. 2 i 2013 t 3l)9-357 35i pendekar makna dari sisi: sikap, ciri, ilmu diinterpretasikan secara lengkap dan utuh, kanuragan dan watak kesatria seorang sehingga dapat mengungkapkan makna pendekar dalam beladiri pencak silat. nilai-nilai pendekarpencaksilat. Komparasi, metode ini dipakai untuk membandingkan B. Metode Penelitian pandangan pendekar yang satu dengan Penelitian ini terdiri dari penelitian pandangan pendekar yang lainnya kepustakaan dan lapangan. penelitian guna memperlihatkan kaitan kesamaan kepustakaan dimaksudkan untuk mengenai ciri, sikap dan nilai satria mendapatkan bahan-bahan tertulis yang seorang pendekar. Selain itu, metode berkaitan dengan pencak silat. Buku sumber ini sekaligus juga untuk mengidentifikasi persamaan .dan kepustakaannya adalah sebagai berikut, perbedaan konsep Pencak silat nilai dan perkembangannya, makna pendekar pencak silat yang satu Khasanah Pencak silat, Kapita Selekta dengan pencak silat lainnya. Kemudian Pencak silat karya Notosoejitno, Nilai-nilai data diolah dengan pendekatan filosofis luhur Pencak silat karya Eddi M.Nalapraya. secara Ref/eksl Kritis, yailu merupakan Penelitian lapangan dimaksudkan analisis yang diberi interpretasi lebih baru untuk mencari data-data langsung yang untuk menemukan suatu pemahaman berhubungan dengan pencak silat, pada yang lebih komprehensif tentang makna para pendekar, tokoh pendidik, dan pendekar dalam pencak silat. tokoh budaya. Populasi bahan penelitian sebagian berupa 'data sekunder' dari Hasil dan Pembahasan hasil-hasil penelitian yang berkaitan Kesadaran diri seorang pendekar dengan pencak silat ditinlau dan dianalisa dirumuskan oleh Ikatan Pencak Silat secara filosofi, sehingga diperoleh data lndonesia, menjelaskan bahwa yang aktual mengenai makna pendekar manusia pendekar mempunyai empat Buku-buku yang berkaitan dengan kedudukan, yaitu sebagai makhluk pencak silat jumlahnya masih sangat Tuhan, makhluk individu, makhluk sosial, terbatas, sehingga sebagian besar masih dan makhluk alam semesta. pertama, berupa makalah-makalah dan paper dari manusia sebagai makhluk Tuhan, beberapa perguruan pencak silat. Data yaitu wajib mematuhi dan melaksanakan dari lapangan dan kepustakaan yang secara konsisten dan konsekuen nilai- nilai sifatnya masih data mentah, kemudian Ketuhanan dan keagamaan, baik secara dianalisis. Hasil pengumpulan daya vertikal maupun secara horizontal. Kedua, yang telah d isistematisasika n, kemudian manusia sebagai makhluk individu, yaitu dilengkapi dengan pengalaman peneliti walib mening katkan dan mengembangkan untuk melakukan wawancara secara kualitas kepribadiannya untuk mencapai mendalam dengan para pendekar pendiri kepribadian yang luhur, yaitu kepribadian perguruan. Hal ini dapat dilakukan karena yang bernilai dan berkualitas tinggi serla penelitr selain pendidik, juga sebagai ideal menurut pandangan masyarakat anggota beladiri pencak stlat. Data-data dan alaran agama. Ketrga. manusra yang telah terkumpul, dianalisis dengan sebagai makhluk social, yaitu wajib metode Hermeneutika Refteksif . memiliki pemikiran. orientasi, wawasan, Adapun langkah-langkah analisisnya pandangan, motivasi, sikap, tingkah laku, adalah sebagai berikut. Metode deskripsi, dan perbuatan sosial yang luhur. dalam yaitu data dikumpulkan, ditelaah, dan arti bernilai dan berkualitas tinggi serta ditafsirkan. Hasil deskripsi kemudian ideal menurut pandangan masyarakat dan

ETNOGL{I'l i lbl. )iIII r Nct. 2 / 2013/ 309-357 faran agama. Keempat, manusia dalam masa depan. Manusia pencak silat kedudukannya sebagai makhluk alam yang telah mencapai tataran pendekar semesta, yaitu berkewajiban untuk pada umumnya adalah seseorang melestarikan kondisi, keseimbangan, yang memimpin perguruan pencak silat. dan kualitas alam semesta yang Kualifikasipendekar tersebut biasanya memberikan kemajuan, kesejahteraan, yang memberikan adalah anggota dan kebahagiaan kepada manusia perguruan dan warga masyarakat sebagai karunia Tuhan. yang mengenalnya. Pendekar adalah orang yang dihormati dan disegani Sikap Pendekar oleh anggota perguruan dan masyarakat. Pandangan hidup seorang pesilat Pendekar dipandang sebagai guru karena kegiatannya yang telah mampu menyandang predikat sejati usaha dan pendidikan pembinaan sebagai pendekar yang meliputi lima hal: di dalam dan (1) Sikap Takwa, yaitu manusia dituntut dilakukan secara ikhlas. Perjuangan untuk selalu beriman teguh kepada tersebut dilandasi semangatpengabdian kepada masyarakat mempunyai Tuhan Yang Maha Esa dengan serta yaitu melaksanakan perintah-perintahNya tujuan mulia. membangun manusia. jasmaniah, dan menjauhi larangan-laranganNya; baik rohaniah maupun (2) Sikap Tanggap, yaitu manusia dalam rangka mewujudkan cita-cita dituntut untuk selalu peka, peduli, kemasyarakatan yang luhur. Tujuan pendidikan dan pembinaan yang antisipatif. proaktif dan mempunyai ilakukan kesiapan diri terhadap perubahan oleh pendekar adalah terwujudnya yang berkualitas, dan perkembangan yang terjadi; kehidupan manusia (3) Sikap Tangguh, yaitu manusia dan aman sejahtera. Tidak berlebihan jrka dikatakan pendekar dituntut keuletan dan kesanggupan bahwa adalah pejuang dan ksatria yang mengusahakan mengembangkan kemampuan di terwujudnya masyarakat yang maju, adil, dalam menghadapi dan menjawab setiap tantangan, dan sejahtera berlandaskan nilai-nilai yang (4) Sikap Tanggon, yaitu manusia moral dan sosial luhur. dituntut kesanggupannya menegakkan keadilan, keju1uran, Ciri Pendekar kebenaran. teguh, konsisten dan Manusia sebagai pendekar konsekuen; pencak silat, sekurang-ku rang nya (5) Sikap Trengginas. yaitu manusia mempunyai lima kualifikasi, sebagai dituntut mempunyai sifat enerjik, manusia utama, yaitu. aktif, kreatif, inovatif, berpikir ke arah masa depan dan mau bekerja keras ( (1) Manusia berbudi pekerti iuhur, Notosoejitno. 1997.40). yaitu manusia susila, saleh Perumusan pedoman hidup bagi dan menjadi panutan yang manusia pendekar tersebutdimaksudkan takwa, tanggap, tangguh, tanggon agar mudah diingat dan diresapi. dan trengginas; Perumusan itusendiri menggambarkan (2) Manusia yang birawa anuraga adanya sikap religius, sikap kepedulian (perkasa telapi rendah hati) yang sosial, sikap ulet dalam hidup, sikap melaksanakan ilmu padi secara menegakkan disiplin pribadi dan sosial konsisten, konsekuen, dan serta sikap dinamis berwawasan bertanggun$ lawab;

EINOGIUI'I t L,ol. XilI/ No. 2 t 2013 t 309-357 (3) Manusia terhormat dan kekuatan supranatural yang didapat, baik berwibawa yang kehormatan dan dari dalam diri sendiri maupun dari dunia kewibawaannya bukan semata-mata luar. llmu-ilmu ini diteruskan secara karena kemahiran dan keperkasaan turun-iemurun dan menyebar ke segala pencak silat. Kehormatan tersebut penjuru nusantara dengan berbagai terutama karena keluhuran budi dan macam sebutan, seperti ilmu magis, kesalehannya serta keikhlasan amal daya luwih (kekuatan supranatural), saleh dan pengabdian sosialnya. kasekten (kesaktian) dan ilmu kanuragan. Manusia yang menurut persepsi dan Dunia pencak silat sudah lama mengenali visi budaya Jawa diibaratkan sebagai ilmu tersebut. Sebelum lkatan Pencak orang yang sakti tanpa aji, digjaya Silat lndonesiadidirikan, melengkapi tanpa mantra, yang artinya sakti dan ajaran fisik pencak silat dengan perkasa tanpa ilmu kesaktian dan ajaran kebatinan merupakan suatu mantra keperkasaan, tradisi yang berakar kuat di kalangan (4) Guru yang mendidik anggota perguruan. Di lndonesia, pada awal perguruannyaCengan ikhlas,tekun, dan abad ini perkumpu lan-perkumpulan sabar serta senantiasa memerankan menganggap bahwa unsur kekuatan dirinya sebagai bapak, guru, dan batin dan kekuatan lahir tali-menali pamong yang asih, asah dan asuh. dalam menimbulkan rasa saling percaya Oleh karena itu, apa yang dididikkan diri dan semangat kesatria bagi pesilat tertanam kuat, berkembang subur, (Maryono, 1998:241). Kekayaan dan dan memberi motivasi meneladani keanekaragaman unsur-unsur kebatinan yang mantap dalam sanubari setiap yang dimiliki perguruan-perguruan anggota perguruan secara abadi. tidak menyusut dengan berdirinya (5) Tokoh perguruan dan sekaligus lPSl. Ajaran-ajaran kebatinan tetap juga tokoh masyarakat yang berkembang dengan subur di dunia dihormati dan disegani ( Notosoejitno, pencak silat. llmu lahir dan ilmu batin 'r997 63) tetap menyatu dalam pencak silat yang Dari ciri pendekar di atas diharapkan senantiasa dihubungkan dengan mistik, pengetahuan batin akan tumbuh menjadi tasawuf, dan ilmu tenaga dalam. manusia yang mempunyai pribadi unggul, Seorang guru pencak silat yang yaitu manusia terampil, berbudi pekerti, terkenal biasanya mempunyai ilmu dan beriman. lstilah pendekar yang lahir dan diperkuat oleh ilmu tenaga berasal dari dunia pencak silat telah dalam. Tiap guru silat mempunyai digunakan dibidang politik, ekonomi, sosial bacaan dan do'a sendiri tergantunq budaya, pertahanan, dan keamanan. pada aliran yang dianut. Di dalam dunia lPSl juga memberi gelar pendekar modern saat ini, masih tetap dianggap dengan tingkatan tedentu kepada tokoh- ketrampilan silat belum sempurna kalau tokoh sosial dan nasional yang dipandang tidak disertai ilmu tenaga dalam. berjasa oaiarn upaya melestarrkan, Biia oengan ker

ET'NOGR4FI / lbl. XIII t No. 2 i 2013i 309-357 J 3r, efektifitas gerakan, dan mendapat Pendekar ManusiaKesatria kekebalan magis terhadap pukulan atau Tingkah laku ideal seorang bacokan senjata tajam. Di samping itu, pendekar haruslah mencerminkan melalui bacaan-bacaan tertentu seorang seorang manusia yang bermoral tinggi awam pun bisa memainkan jurus- dengan latar belakang religius yang jurus pencak silat sebagai layaknya dalam. Satria, merupakan kelompok seorang pendekar. Fenomena ini elit yang menduduki tempat strategis disebut ilmu pencak setrum atau hadiran. dalam strata sosial- Satria Jawa Dengan kekuatan batin seseorang haruslah memenuhi persyaratan dapat meningkatkan kepercayaan diri memiliki sifat-sifat yang luhur, dan mendekatkan hubungan dirinya terpuji ' dalam memanifestasikan dengan Tuhan pencipta alam semesta. perbuatan yang positif, mengabdi untuk Oleh karena itu, setiap individu kebenaran dan kebaikan, serta adil dalam dapat mengembangkan daya luwih memutuskan suatu perkara. Satria (supranatural), perg uruan-perguruan sebagai kelompok elit lapisan atas dari pencak silat mencoba menggalinya masyarakat sebagai pencerminan dan ag dapat memanfaatkannya demi diharapkan menjadi pelopor tingkah laku keselamatan di dunia dan di akhirat. Saat sosial yang terpuji dalam kehidupan ini pembinaannya lebih difokuskan pada mereka. Abdullah (1985:14) menjelaskan aspek etika budi pekerti luhur. Aspek ketiga inti yang dimaksudkan itu spiritual yang diperhatikan sebetulnya adalah unsur kemanusiaan, unsur terbatas pada agama formal dan tidak keadilan, dan unsur kejujuran. menyangkut kepercayaan mistik. Konsep 1). Unsur kemanusiaan, maksudnya kebatinan adalah konsep keperkasaan dalam kehidupan ini seharusnya pencak silat. Beberapa pedoman bersikap welas asih kepada siapa terbaru mencantumkan bahwa untuk pun juga Unsur kemanusiaan mempercepat, mempeftepat, dan di dalam sistem kepemimpinan memantapkan pelaksanaan pencak silat, secara langsung atau tidak langsung khususnya aspek beladiri, dua macam akan mendapatkan rahmat atau keperkasaan dapat dipergunakan, yaitu petunjuk dari Yang Maha Pencipta. keperkasaannatural yang diperoleh Sebaliknya, berbuat sewenang- melalui pengaturan pernafasan wenang terhadap manusia lain akan serta konsentrasi dan keperkasaan mendapatkan sanksi langsung dari supranatural yang diperoleh melalui Yang Maha Pencipta. Sanksi ini olah baiin dengan metode khusus mungkin diterimanya selama masih yang terkesan transendental seperti hidup, mungkin pula di akhirat. meditasi. Seorang pendekar yang 2) Unsur keadilan, unsur ini dalam hidup terkenal biasanya mempunyai ilmu lahir dan kehidupan merupakan unsr-rr dan diperkuat oleh ilmu tenaga dalam. mutlak. Adil dalam memperlakukan Pendekarjuga mempunyai bacaan dan keluarganya, aoii dalam memberikan do'a sendiri tergantung pada aliran yang keputusan kepada orang lain, adil dianut. Di dalam dunia modern saat ini, daiam menilai sesuatu terhadap masih tetap dianggap ketrampilan silat sesama. Unsur keadilan ini menjadi belum sempurna kalau tidak disertai ilmu salah satu tiang penyanggah tenaga dalam. utama dalam kedamaian hidup di masyarakat.

ETNO(iRAFl t l,bl. nll/ No. 2 / 2013 /.309-357 J33 batin, bijaksana dalam menilai 3) Unsur kejujuran, unsur ini merupakan (Ciptoprawiro. 1986:44). Dengan faktor penggerak dari dua unsur laku-laku tersebut manusia akan tadi. Manusia yang di dalam dirinya bersikap seperti watak satria yang kadar kejujurannya sangat rendah, berbudi luhur. maka tidak akan mungkin dapat bersifat adil. Unsur kejujuran ini, C. Simpulan harus dimulai dari dalam diri setiap Pendekar tidak hanya disegani, orang. Jika di dalam dirinya saja tidak tetapi juga menjadi panutan. Pendekar dapat berlaku jujur, pastilah terhadap bukan hanya sebagai tokoh pencak yang Maha Pencipta akan juga berlaku silat, melainkan juga tokoh masyarakat. tidak jujur. Unsur kejujuran itu harus Seorang pendekar beladiri yang dimiliki atau menjadi sifat utama ulung akan lebih suka menolong dan bagi setiap orang karena merupakan mengupayakan keselamatanorang lain persyaratan mutlak untuk lahirnya daripada hanya mencari keselamatan rasa keadilan dan kemanusiaan diri pribadi. Seorang pendekar harus dalam hidup dan kehidupan. menjaga, melestarikan, dan membela Sebaliknya, apabila tidak jujur akan nilai-nilai kebudayaan seperti ketekunan, menimbulkan ketegangan, ketakutan, kesabaran, kejujuran, kepahlawanan, dan keresahan. Cara memupuk kepatuhan, kesetiaan, serta memberi dan mengembangkan sifat kesatria landasan tentang apa yang boleh dan dengan cara: (1) anteng jatmika ing tentang apa yang tidak boleh dilakukan budi, tenang dalam prkiran dan laku; oleh warga masya-akalt Sebutan Pendekar (2) luruh sastra, sopan dan hati-hati merupakan cita-cita tertinggi bagi seorang dalam bicara; (3) wasis samubarang yang belajar beladiri pencak silat. tanduk, mampu menyelesaikan tugas kewajiban. (4) prawira ing

EI NOGRAI I y'ol. XIII No. 2 2Al 309-i57 2FA t t t 3t DAFTAR PUSTAKA Buku

Abdullah Ciptoprawiro. 1986. Filsafat Jawa. Jakarla: Balai Pustaka.

Hamid Abdullah. '1985. Di Sekitar Kehidupan Harmonis Manusia Jawa. Jakarta : LlPl.

Ki Moh Djoemali. 1985. Pencaksilat dan Seni Budaya. Yogyakarta: Departemen P & K.

Marijun Sudirohadiprodjo. 1982. Pelajaran PencakSilat. Yogyakarta : Bhratara Karya Aksara. Notosoejitno. 1997. Khasanah Pencak S/af. Jakarta: lndomedika.

O'ong Maryono. 1998. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Tisnowatitamat. 1 982. P e I aj a ran D a sar Pe n c aksi I at. J akarla : Miswar.

Jurnal

Abdullah Ciptoprawiro. 1988. "Kemanunggalan Olah Nalar dan Olah Rasa", Mawas Drn edisi Juni, Yogyakarta.

Jean Marc de Grave. 1999. "llmu Kanuragan untuk Pendidikan Demokrasi", i No. 07- 08 Tahun ke-48, Jakarta. Menebar Pencak Silat ke Berbagai Penjuru Dunia, 1 Januari 2000. SKH Kompas, Jakarta.

Seni Beladiri. 2000. Jurus No.22 Tahun '1 Jakarta.

Maka lah

Eddie M. l.'lalapraya. 1988. Nilar-nilai Luhur Pencak SrJal". Jakarta : PB lPSl. lcok Darmoko. 1996. "Persatuan Beladiri Pencak Silat lndonesia dai Mataram sampai Hari Murli". Yogyakarta.

Khoiruddin Bashori. 1996. "Pengaruh Psikologi Pencak Silat pada Mental Spiritual Manusia". Yogyakarta.

M. Atok lskandar. 199A. "Pencak Sl/af', stensilan Yogyakata.

O'onq N4arvono. 1997. "Jago. Kawan atau Lawan". Kuala Trengganu.

Panji Oeiojo. Tl. "Gerak Dasar Olahraga Pencak SrJaf . Semarang : lPSl Jawa Tengah.

PB lPSl Pusat. 1996. "Kapita Selekta Pencak SrTat': Jakarta:PB. lPSl Pusat

ElNOGRAI'I t tbl. XIIL No. 2 r 2013 t 309-357 1.\7