HUBUNGAN MEKANISME KOPING DENGAN TINGKAT HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOPRINGGO KABUPATEN

PEKALONGAN

THE CORRELATION OF COPING MECHANISM WITH HYPERTENSION LEVEL OF HYPERTENSIVE PATIENTS AT THE WORKING AREA PUBLIC HEALTH CENTER OF WONOPRINGGO, REGENCY

Afif Eka Adhietya Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Rita Dwi Hartanti Staf Pengajar Program Studi Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

ABSTRAK

Kasus hipertensi menurut para pakar penyebab utamanya adalah stres. Penanganan stres perlu mekanisme koping agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk lagi. Semakin adaptif mekanisme koping seseorang maka semakin ringan tingkat stres yang dimilikinya, begitu juga sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan tingkat hipertensi pasien hipertensi. Desain penelitian deskriptif korelatif melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster sampling dengan jumlah 71 responden. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separuh (52,1%) responden memiliki mekanisme koping adaptif, hampir separuh (49,3%) responden memiliki tingkat hipertensi dalam kategori hipertensi ringan. Hasil uji statistik didapatkan ρ value sebesar 0,001 (<0,05) menunjukkan ada hubungan yang signifikan mekanisme koping dengan tingkat hipertensi pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Hasil penelitian ini merekomendasikan tenaga kesehatan dalam menangani pasien hipertensi perlu mengarahkan mekanisme koping pasien yang adaptif guna mengurangi stres sehingga menurunkan tekanan darah.

Kata kunci : mekanisme koping, tingkat hipertensi

ABSTRACT

The case of hypertension according to experts the main cause is stress. Handling stress needs a coping mechanism so that no worse impact occurs. The more adaptive a person's coping mechanism, the lighter the level of stress it has, and vice versa. This study aims to determine the relationship of coping mechanisms with hypertension levels of hypertensive patients. Descriptive correlative research design through cross sectional approach. The sampling technique in this study was cluster sampling with a total of 71 respondents. The data collection tool uses a questionnaire. Statistical tests using the Kolmogorov-Smirnov test. The results showed that more than half (52.1%) of respondents had adaptive coping mechanisms, almost half (49.3%) of respondents had hypertension in the category of mild hypertension. The statistical test results obtained ρ value of 0.001 (<0.05) showed that there was a significant relationship between coping mechanism and hypertension level of hypertensive patients in the working area of the Wonopringgo Public Health Center, . The results of this study recommend that health workers in dealing with hypertensive patients need to direct patient coping mechanisms that are adaptive to reduce stress so as to reduce blood pressure.

Keywords : coping mechanism, level of hypertension

PENDAHULUAN menderita hipertensi, bahkan di kalangan usia Hipertensi seringkali disebut sebagai 50 tahun ke atas satu dari dua orang (Girsang, sillent killer karena termasuk penyakit yang 2013). mematikan dengan gejala-gejala bervariasi Jumlah kasus Hipertensi yang dirawat pada masing-masing individu (Kemenkes RI, inap di Rumah Sakit di (SIRS 2014). Hipertensi dapat menyerang hampir 2015), terbanyak di Provinsi Jawa Tengah semua golongan masyarakat di seluruh dunia. 15.451 (Kemenkes RI, 2017). Penyakit Prevalensi hipertensi di dunia hampir 1 miliar hipertensi di Jawa Tengah masih menempati jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025 proporsi terbesar dari seluruh Penyakit Tidak penyandang tekanan darah tinggi hampir Menular (PTM) yang dilaporkan, yaitu mencapai 1,6 miliar jiwa. Di Inggris, penyakit sebesar 57,87 persen. Hasil pengukuran ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta tekanan darah 17,74 persen atau sebanyak jiwa, 34% pria dan 30% wanita menderita 344.033 orang dinyatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi atau sedang mendapat tekanan darah tinggi (Dinas Kesehatan Jawa pengobatan tekanan darah tinggi (Palmer & Tengah, 2015). Data dari Dinkes Kabupaten Williams, 2007). American Heart Association Pekalongan tahun 2016 untuk hipertensi (AHA) menjelaskan bahwa penduduk esensial dan sekunder berjumlah 5.669 jiwa. Amerika yang berusia diatas 20 tahun Prevalensi tertinggi di wilayah Puskesmas menderita hipertensi telah mencapai angka Wonopringgo berjumlah 1.813 jiwa (Dinkes hingga 74,5 juta jiwa, namun hampir sekitar Kabupaten Pekalongan, 2016). 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya Penyakit hipertensi menjadi prioritas (Kemenkes RI, 2014). utama pengendalian PTM di Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Direktorat Hipertensi jika tidak dikelola dengan baik Pengendalian Penyakit Tidak Menular Tahun maka akan menimbulkan PTM lanjutan (2013) kematian akibat hipertensi setiap tahun seperti Jantung, Stroke, Gagal Ginjal, dan di Dunia sekitar 8 juta, di Asia Tenggara sebagainya. Pengendalian PTM dapat sekitar 1,5 juta. Jumlah penderita hipertensi di dilakukan dengan intervensi yang tepat pada Negara ekonomi berkembang mencapai 40%, setiap sasaran/kelompok populasi tertentu di Negara maju seperti Amerika penderita sehingga peningkatan kasus baru PTM dapat hipertensi sekitar 35%, dan posisi pertama ditekan (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, ditempati oleh kawasan Afrika sebanyak 2015). Tekanan darah yang terus meningkat 46%. Pada tahun 2025 kasus hipertensi di mengakibatkan beban kerja jantung yang negara berkembang seperti Indonesia berlebihan sehingga memicu kerusakan pada diperkirakan mengalami peningkatan sekitar pembuluh darah, gagal ginjal, jantung, 80% menjadi 1,15 miliar kasus dari jumlah kebutaan dan gangguan fungsi kognitif pada total 639 juta kasus. lansia. Perubahan dalam kehidupan pada Hipertensi sampai saat ini masih penderita hipertensi, merupakan salah satu merupakan tantangan besar di Indonesia. pemicu terjadinya stres (Wahdah, 2011). Hipertensi merupakan kondisi yang sering Upaya penanganan terhadap penderita ditemukan pada pelayanan kesehatan primer hipertensi dititikberatkan pada faktor yang kesehatan. Hipertensi merupakan masalah masih bisa dikendalikan seperti mengubah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, gaya hidup yang negatif dari penderita yaitu sebesar 25,8% (Kemenkes RI, 2014). hipertensi itu sendiri. Gaya hidup negatif Prevalensi hipertensi atau tekanan darah dapat dipengaruhi oleh pola pikir yang kurang tinggi di Indonesia tergolong tinggi, namun baik misalnya karena beban dalam pikiran kebanyakan dari penderitanya tidak yang menumpuk dan mekanisme koping yang terdeteksi. Akibatnya tidak tertangani dengan kurang baik sehingga lama kelamaan cepat, sehingga menyebabkan kesakitan mengakibatkan stres. Stres atau ketegangan bahkan kematian dini. Hipertensi menjadi emosional dapat mempengaruhi sistem salah satu penyebab kematian utama di kardiovaskular. Secara psikologis stres dapat perkotaan maupun perdesaan pada usia 55-64 meningkatkan tekanan darah, oleh sebab itu tahun. Satu dari tiga orang dewasa Indonesia penderita hipertensi harus mampu mengendalikan stres dengan mekanisme Dari uraian latar belakang di atas koping supaya tekanan darah pasien peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hipertensi stabil (Marliani & Tantan, 2013). “Hubungan mekanisme koping dengan Penanganan stres perlu mekanisme tingkat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk Wonopringgo Kabupaten Pekalongan”. lagi. Mengelola stres disebut juga dengan koping. Koping merupakan proses yang RUMUSAN MASALAH dilalui oleh individu dalam menyelesaikan Berdasarkan latar belakang di atas, situasi stres (Rasmun, 2009). Setiap hal yang rumusan masalah pada penelitian ini adalah menimbulkan stres, seseorang akan “Apakah ada hubungan mekanisme koping beradaptasi yang disebut dengan mekanisme dengan tingkat hipertensi pada pasien koping. Koping terdiri atas upaya-upaya yang hipertensi di wilayah kerja Puskesmas berorientasi kegiatan dan intrapsikis (Yusuf Wonopringgo Kabupaten Pekalongan?” 2009, h.128). Koping dapat adaptif ada juga maladaptif. Koping adaptif membantu TUJUAN PENELITIAN seseorang dalam menghadapi kejadian yang 1. Tujuan Umum menimbulkan stres dan meminimalkan distres Tujuan umum dalam penelitian ini yang diakibatkannya secara efektif. Koping adalah untuk mengetahui hubungan maladaptif dapat mengakibatkan distres yang mekanisme koping dengan tingkat tidak seharusnya bagi individu dan orang lain hipertensi pada pasien hipertensi di yang berhubungan dengan individu tersebut wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo atau kejadian yang menimbulkn stres. Koping Kabupaten Pekalongan. yang efektif akan menimbulkan adaptasi dan 2. Tujuan Khusus koping yang tidak efektif akan menimbulkan a. Mengetahui mekanisme koping pada maladaptasi (Kozier, et. al. 2010, h.530). pasien hipertensi di wilayah kerja Semakin adaptif mekanisme koping Puskesmas Wonopringgo Kabupaten seseorang maka semakin ringan tingkat stres Pekalongan yang dimilikinya, begitu juga sebaliknya b. Mengetahui tingkat hipertensi pada semakin tinggi tingkat stres semakin pasien hipertensi di wilayah kerja maladaptif koping yang digunakan. Apabila Puskesmas Wonopringgo Kabupaten menggunakan mekanisme koping maladaptif Pekalongan. terus menerus memiliki dampak lanjut yaitu c. Mengetahui hubungan mekanisme tingkat stres akan semakin tinggi (Yuni dkk, koping dengan tingkat hipertensi pada 2011, dalam Mariana, 2014). Hasil penelitian pasien hipertensi di wilayah kerja lain yang dilakukan Saleh (2014) Puskesmas Wonopringgo Kabupaten menunjukkan ada hubungan yang bermakna Pekalongan. antara tingkat stres dengan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja DESAIN PENELITIAN Puskesmas Andalas Padang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif Hasil penelitian Yuliani & Ashary korelatif dengan menggunakan pendekatan (2014) menunjukkan bahwa dari 30 cross sectional. responden pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten POPULASI Pekalongan mempunyai mekanisme koping Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh adaptif yaitu sebesar 16 responden (53,3%) pasien hipertensi di wilayah Puskesmas dan 14 responden (36,7%) mempunyai Wonopringgo Kabupaten Pekalongan pada mekanisme koping maladaptif. Hal ini bulan Juli tahun 2019 sebanyak 514 orang. mengindikasikan keberagaman mekanisme koping pasien hipertensi di wilayah kerja SAMPEL Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Teknik pengambilan sampel dalam penelitian Pekalongan. ini menggunakan consecutive sampling dengan sampel sebanyak 40 responden.

INSTRUMEN PENELITIAN terikat dengan skala ordinal dan tabel 2 x Instrumen yang digunakan antara lain : 3. 1. Tensimeter digital Tensimeter digital digunakan untuk HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN mengukur tekanan darah responden. 1. Gambaran mekanisme koping pasien 2. Lembar observasi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Lembar observasi digunakan untuk Wonopringgo Kabupaten Pekalongan mencatat hasil pengukuran tekanan darah Hasil analisis deskriptif dari yang kemudian dikategorikan ke dalam mekanisme koping pasien hipertensi di tingkat hipertensi berdasarkan klasifikasi wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo hipertensi. Kabupaten Pekalongan menunjukkan 3. Kuesioner mekanisme koping bahwa lebih dari separuh (51,6%) Kuesioner variabel mekanisme koping responden memiliki mekanisme koping dalam penelitian ini menggunakan adaptif yaitu 33 responden. Hasil kuesioner yang disusun oleh Yuliani & penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yuliani & Ashary (2015) yang Ashary (2015) yang terdiri dari menunjukkan bahwa lebih dari separuh pertanyaan positif (koping adaptif) 10 (53,3%) responden lansia hipertensi di pertanyaan yaitu nomor 1,3,6,9,11, wilayah Puskesmas Wonopringgo 12,14,15,16,18 dan pertanyaan negatif Kabupaten Pekalongan mempunyai (koping maladaptif) yaitu nomor 2,4,5,7,8, koping adaptif. 10,13,17,19. Kuesioner ini terdiri dari 19 Koping adaptif yang digunakan pernyataan, bentuk pernyataan kuesioner pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten merupakan pernyataan tertutup (closed Pekalongan dalam hasil penelitian ini ended) dengan pilihan jawaban “Ya”, dan yaitu menerima kenyataan yang ada, “Tidak. seluruh responden (100%) menjawab ”Ya” pada pertanyaan ”Saya menerima TEKNIK ANALISA DATA kondisi yang sedang saya alami”. 1. Analisis Univariat Menggunakan sumber spiritual, seluruh Analisa univariat digunakan untuk responden (100%) menjawab ”Ya” pada menganalisis variabel-variabel secara pertanyaan ”Sejak menderita hipertensi, deskriptif dengan menghitung frekuensi saya selalu berusaha mendekatkan diri dan proporsi masing-masing variabel. kepada Tuhan”. Menggunakan dukungan Analisa univariat dalam penelitian ini sosial, seluruh responden (100%) adalah untuk mengetahui frekuensi dan menjawab ”Ya” pada pertanyaan ”Saya proporsi mekanisme koping dan tingkat tetap menjalin hubungan baik dengan hipertensi pasien hipertensi di wilayah keluarga dan tetangga walaupun saya Puskesmas Wonopringgo Kabupaten menderita hipertensi” dan merasa optimis Pekalongan. mengenai masa depan, seluruh responden 2. Analisis Bivariat (100%) menjawab ”Ya” pada pertanyaan Analisa bivariat ini digunakan untuk ” Saya yakin penyakit hipertensi yang mengetahui hubungan mekanisme koping saya derita ini akan sembuh”. dengan tingkat hipertensi pasien Penggunaan koping yang adaptif hipertensi di wilayah Puskesmas membantu individu dalam beradaptasi Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. untuk menghadapi keseimbangan. Pada penelitian ini uji statistik yang Adaptasi individu yang baik muncul digunakan adalah uji statistik reaksi untuk menyelesaikan masalah kolmogorof-smirnof karena untuk dengan melibatkan proses kognitif, mengetahui adanya hubungan variabel efektif, dan psikomotor (bicara dengan bebas dengan skala nominal dan variabel orang lain untuk mencari jalan keluar dan belajar dari pengalaman masa lalu).

Kegunaan koping adaptif membuat hipertensi responden sebagian besar individu akan mencapai keadaaan yang dalam kategori derajat ringan. seimbang antara tingkat fungsi dalam Sebanyak 90-95% kasus memelihara dan memperkuat kesehatan hipertensi yang terjadi tidak diketahui fisik dan psikologi (Suryani & Widyasihh, dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar 2008). menunjuk stres sebagai tertuduh utama, Kompromi merupakan tindakan setelah itu banyak faktor lain yang adaptif yang dilakukan oleh individu mempengaruhi, dan para pakar untuk menyelesaikan masalah, lazimnya menemukan hubungan antara riwayat kompromi dilakuan dengan keluarga penderita hipertensi (genetik) bermusyawarah atau negosiasi untuk dengan resiko untuk juga menderita menyelesaikan masalah yang sedang penyakit ini. Umur yang bertambah akan dihadapi, secara umum kompromi dapat menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan mengurangi ketegangan dan masalah darah. Dalam gaya hidup modern yang dapat deselesaikan. Mekanisme koping mengagungkan sukses, kerja keras dalam adaptif yang lain adalah berbicara situasi penuh tekanan, dan stres atau dengan orang lain tentang masalah yang ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, sedang dihadapi, berdoa, melakukkan rasa marah, dendam dan rasa takut) dapat latihan fisik, untuk mengurangi merangsang kelenjar anak ginjal ketegangan masalah, membuat berbagai melepaskan hormon adrenalin dan alternatif tindakan untuk mengurasi situasi memacu jantung berdenyut lebih cepat dan merasa yakin bahwa semua akan serta lebih kuat, sehingga tekanan darah kembali stabil, mengambil pelajaran dari akan meningkat. Stres yang terlalu besar peristiwa atau pengalaman masa lalu dapat memicu terjadinya berbagai (Suryani & Widyasih, 2008). penyakit, misalnya sakit kepala, sulit Banyak faktor yang mempengaruhi tidur, tukak lambung, hipertensi, penyakit mekanisme koping salah satunya jantung, dan stroke. Selain itu, (Sustrani keterampilan memecahkan masalah. dkk, 2008). Keterampilan ini meliputi kemampuan Hal ini menjelaskan penyebab untuk mencari informasi, menganalisa tingginya pasien hipertensi di wilayah situasi, mengidentifikasi masalah dengan kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten tujuan untuk menghasilkan alternatif Pekalongan. Sebagian besar warga tindakan, kemudian mempertimbangkan Kecamatan Wonopringgo Kabupaten alternatif tersebut sehubungan dengan Pekalongan memiliki mata pencaharian hasil yang ingin dicapai, dan pada sebagai pengusaha garmen seperti jeans akhirnya melaksanakan rencana dengan dan batik. Sebagai pengusaha harus kerja melakukan suatu tindakan yang tepat keras dalam situasi penuh tekanan, kejar (Taylor, 2009 dalam Angligan, 2016). target mingguan, harus bisa menjual 2. Gambaran tingkat hipertensi pasien produk, harus kreatif dalam membuat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas produk yang laku di pasar, harus bisa Wonopringgo Kabupaten Pekalongan menggaji karyawan setiap minggunya, Hasil analisis deskriptif dari harus bisa mencicil hutang bila modal dari tingkat hipertensi pasien hipertensi di pinjaman bank, ditambah dengan wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo persaingan usaha yang saling Kabupaten Pekalongan menunjukkan menjatuhkan, kondisi seperti inilah yang bahwa lebih dari dari separuh (54,7%) menjadikan rentan stres. responden memiliki tingkat hipertensi Upaya penanganan terhadap dalam kategori hipertensi ringan yaitu 35 penderita hipertensi dititik beratkan pada responden. Hasil penelitian ini sejalan faktor yang masih bisa dikendalikan dengan hasil penelitian Rahmadesi (2016) seperti mengubah gaya hidup yang negatif yang menunjukkan bahwa derajat dari penderita hipertensi itu sendiri. Gaya hidup negatif dapat dipengaruhi oleh pola

pikir yang kurang baik misalnya karena wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo beban dalam pikiran yang menumpuk dan Kabupaten Pekalongan. mekanisme koping yang kurang baik Hasil penelitian ini sesuai dengan sehingga lama kelamaan mengakibatkan pendapat Yuni dkk, (2011, dalam stress. Stres atau ketegangan emosional Mariana, 2014) yang menjelaskan bahwa dapat mempengaruhi sistem semakin adaptif mekanisme koping kardiovaskular. Secara psikologis stress seseorang maka semakin ringan tingkat dapat meningkatkan tekanan darah, oleh stres yang dimilikinya, begitu juga sebab itu penderita hipertensi harus sebaliknya semakin tinggi tingkat stres mampu mengendalikan stres (Marliani & semakin maladaptif koping yang Tantan, 2013). Hal ini diperkuat oleh hasil digunakan. Apabila menggunakan penelitian Islami (2015) yang mekanisme koping maladaptif terus menunjukkan ada hubungan yang menerus memiliki dampak lanjut yaitu bermakna antara stres dengan hipertensi tingkat stres akan semakin tinggi. Hasil pada pasien rawat jalan di Puskesmas penelitian lain yang dilakukan Saleh Rapak Mahang Kabupaten Kutai (2014) menunjukkan ada hubungan yang Kartanegara. bermakna antara tingkat stres dengan Sebenarnya sangat sederhana dan derajat hipertensi pada pasien hipertensi di tidak memerlukan biaya, hanya diperlukan wilayah kerja Puskesmas Andalas Padang. disiplin dan ketekunan menjalankan Dusek dan Benson (2009, dalam aturan hidup sehat, sabar dan ikhlas (Jawa Azizah 2015) menjelaskan bahwa tekanan : nrimo) dalam mengendalikan perasaan darah dipengaruhi oleh psikologis dan keinginan atau ambisi, selalu sabar sehingga dengan mengelola stres yang atau mawas diri untuk ikhlas menerima baik dapat mengurangi ataupun kegagalan atau kesulitan (Gunawan, menurunkan tekanan darah pada pasien 2008). hipertensi. Orang yang memiliki 3. Hubungan mekanisme koping dengan mekanisme koping adaptif membantu tingkat hipertensi pasien hipertensi di seseorang dalam menghadapi kejadian wilayah kerja Puskesmas Wonopringgo yang menimbulkan stres dan Kabupaten Pekalongan meminimalkan distres yang Berdasarkan hasil analisis statistik diakibatkannya secara efektif sehingga dengan menggunakan uji Kolmogorov- menjadi lebih bahagia dalam menjalani Smirnov Z didapatkan nilai ρ value hidup dibandingkan mereka yang taraf sebesar 0,001 (<0,05), sehingga Ho mekanisme kopingnya maladaptif. ditolak, berarti ada hubungan yang Seseorang yang memiliki mekanisme signifikan antara mekanisme koping koping adaptif akan memunculkan sikap dengan tingkat hipertensi pasien selalu bersyukur. Koping maladaptif dapat hipertensi di wilayah kerja Puskesmas mengakibatkan distres yang tidak Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. seharusnya sehingga dapat meningkatkan Tabel silang di atas yang tekanan darah. menunjukkan bahwa pada responden yang Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam memiliki mekanisme koping adaptif Surat Ar-Ra’d Ayat 28 yang artinya : sebagian besar (78,8%) memiliki “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hipertensi ringan dan tidak terdapat hati mereka manjadi tenteram dengan hipertensi berat, sedangkan pada mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan responden yang memiliki mekanisme mengingati Allah-lah hati menjadi koping maladaptif sebagian besar (67,7%) tenteram”. memiliki hipertensi sedang dan 3,2% Makna dari ayat tersebut di atas memiliki hipertensi berat. Hal ini dapat bahwasanya dalam menjalani kehidupan disimpulkan bahwa semakin adaptif hendaknya selalu mengingat Allah SWT, mekanisme koping diikuti semakin rendah segala sesuatu ketika dihadapi dengan tingkat hipertensi pasien hipertensi di mengingat Allah maka segala sesuatunya

akan terasa mudah dan hati menjadi keperawatan pasien hipertensi perlu tentram. Pasien hipertensi yang memiliki mengarahkan mekanisme koping pasien mekanisme koping adaptif dapat yang adaptif guna mengurangi stres guna memaknai peristiwa dalam hidupnya sehingga menurunkan tekanan darah. dengan pikiran yang positif, sehingga 2. Bagi institusi pendidikan keperawatan tidak mudah cemas, stres dan depresi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan Allah SWT berfirman (QS. Al- wacana ilmiah dan dapat dijadikan Baqoroh : 155-156) yang artinya Dan literatur untuk menambah wawasan sungguh akan kami berikan cobaan tentang mekanisme koping dengan tingkat kepadamu, dengan sedikit ketakutan, hipertensi, serta dapat dijadikan sebagai kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan referensi bagi peneliti berikutnya. buah-buahan. dan berikanlah berita 3. Bagi peneliti lain gembira kepada orang-orang yang sabar. Hasil penelitian ini merupakan data dasar (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa untuk penelitian selanjutnya. Peneliti berharap musibah, mereka mengucapkan: "Inna adanya penelitian lanjut terkait faktor-faktor lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Surat lain yang mempengaruhi mekanisme koping Ali Imran ayah 139 yang artinya dan tingkat hipertensi. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, REFERENSI padahal kamulah orang-orang yang Angligan, I. (2016). Perbedaan Strategi paling tinggi (derajatnya), jika kamu Koping pada Perempuan Hindu Bali orang-orang yang beriman”. Seorang yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. muslim yang mempunyai mekanisme Jurnal Psikologi. Denpasar : Universitas koping adaptif mampu memaknai arti dari Udayana. ayat tersebut. Makna yang terkandung dari Azizah, R. (2015). Hubungan antara Tingkat ayat tersebut menjelaskan bahwa cobaan, Stress dengan Kualitas Hidup Lansia musibah, penyakit semua datangnya dari Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tuhan, dan dijelaskan bahwa manusia Wonopringgo Pekalongan. Skripsi. diingatkan agar dalam menghadapi segala Pekalongan : STIKES Muhammadiyah permasalahan hidup ini hendaknya tetap Pekajangan. tegar dan tidak mudah jatuh dalam depresi, dengan tetap menjaga keimanan, Dalimartha, S. (2008). Care Your Self sabar dan bersyukur. Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus. Dinkes Kab. Pekalongan (2016). Profil SIMPULAN Kesehatan Kabupaten Pekalongan. 1. Lebih dari separuh (51,6%) responden Pekalongan : Dinkes. memiliki mekanisme koping adaptif. 2. Lebih dari separuh (54,7%) responden Dinkes Prov. Jateng (2015). Profil Kesehatan memiliki tingkat hipertensi dalam kategori Jawa Tengah. : Dinkes Prov. hipertensi ringan. Jateng. 3. Ada hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dengan tingkat Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak hipertensi pasien hipertensi di wilayah Menular. (2013). Pedoman Teknis kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Penemuan dan Tata laksana Hipertensi. Pekalongan dengan nilai ρ value sebesar Jakarta: Kementerian Kesehatan 0,001 (<0,05). Republik Indonesia.

SARAN Girsang, D. (2013). Hipertensi. Diakses 1. Bagi profesi keperawatan tanggal 23 Agustus 2017. Hasil penelitian ini dapat menjadi . acuan dalam pemberian asuhan Gunawan, L. (2008). Hipertensi Tekanan keperawatan dalam memberikan asuhan Darah Tinggi. Yogyakarta : Kanisius.

Hidayat, AAA (2009), Metode Penelitian Nursalam (2008). Konsep & penerapan Keperawatan dan Teknik Analisa Data, metodologi penelitian ilmu Jakarta : Salemba Medika. keperawatan: Pedoman skripsi, Islami, K. I. (2015). Hubungan antara Stres tesis dan instrument penelitian Dengan Hipertensi Pada Pasien Rawat keperawatan, edisi pertama. Jakarta : Jalan di Puskesmas Rapak Mahang Salemba Medika. Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Palmer, A and Williams, B. (2007). Simple Kalimantan Timur. Skripsi. : Guides : Tekanan Darah Tinggi. UMS. Jakarta: Erlangga. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Prasetyaningrum, Y.I. (2014). Hipertensi (2014). Infodatin Hipertensi. Jakarta : bukan untuk Ditakuti. Jakarta: Fmedia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Rahmadesi, P. D. (2016). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Derajat Kowalski, Robert. (2010). Terapi Hipertensi Hipertensi di Desa Tanjungsari Program 8 Minggu Menurunkan Kecamatan Pacitan. Skripsi. Surakarta : Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi UMS. Risiko Serangan Jantung dan Stroke Secara Alami. Bandung : Mizan Media Rasmun (2009). Stress, Koping dan Adaptasi Utama. : Teori dan Pohon Masalah, Jakarta : Sagung Seto. Kozier, Erb, Berman, Snyder. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Ed.7 Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan analisis vol.2). Jakarta: EGC. data kesehatan : dilengkapi data validitas dan realibilitas serta aplikasi Lingga, L. (2012). Bebas Hipertensi Tanpa program SPSS. Yogyakarta : Nuha Obat. Jakarta: Agro Media. Medika. Mariana, A. (2014). Hubungan Mekanisme Safaria, T. & Saputra, N. E. (2009). Koping dengan Tingkat Stres pada Managemen Emosi : Sebuah Panduan Pasien Kanker di Unit Radioterapi Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi RSUP Dr. M. Djamil Tahun 2014. Positif dalam Hidup Anda. Jakarta : Skripsi. Padang : Universitas Andalas. Bumi Aksara. Marliani, L., & Tantan (2013). 100 Question Saleh, M. (2014). Hubungan Tingkat Stres & Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Dengan Derajat Hipertensi Pada Media Komputindo. Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Marrelli TM. (2008). Buku saku Dokumentasi Puskesmas Andalas Padang Tahun Keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC. 2014. Skripsi. Padang : Universitas Marya, R. K. (2013). Buku Ajar Patofisiologi Andalas. Mekanisme Terjadinya Penyakit. Alih Suryani, E& H, Widyasih. (2008). Psikologi bahasa Andry Hartono. Tangerang Ibu dan Anak. Yogyakarta: Fitramaya. Selatan : Binarupa Aksara. Sustrani, L., Alam, S. & Hadibroto, I. (2008). Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Hipertensi. Jakarta : Gramedia Pustaka Klien dengan Gangguan Sistem Utama. Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Suwitra, K. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Medika. dalam jilid I edisi ke IV. Jakarta : Pusat Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Dalam FKUI. Cipta.

Wahdah, N. (2011). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta : Multi Solusindo. Wardana, D. & Fajar R. (2015). Perbedaan Efektifitas Terapi Imajinasi Terpimpin Dengan Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan. Pekalongan : STIKES Muhammadiyah Pekajangan. Widyanto, F. C., & Triwibowo, C. (2013). Trend Disease. Jakarta: Trans Info Media.

Wijaya, AS & Putri, YM. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah, Nuha Medika, Yogyakarta Yasinta, N. I. (2009). Hubungan antara Kepribadian dengan Hipertensi. Skripsi. Malang : Universitas Negeri Malang. Yuliani, DI. & Ashary, RA. (2015). Hubungan Tingkat Stres dengan Mekanisme Koping pada Lansia yang Menderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Jurnal Keperawatan. Pekalongan. STIKES Muhammadiyah Pekajangan. Yusuf, S. (2009). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : Remaja Rosdakarya.