<<

Karya

EDISI KHUSUS 2013

Batik NusantaraBatik of the Archipelago dari meja redaksi

Batik telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak pertengahan abad ke-18, khususnya di Jawa, bahkan telah menjadi warisan budaya yang turun temurun. Kerajinan batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indonesia, melalui arti simbolik dari warna dan desain yang mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas mereka. Keragaman macam pola batik nusantara mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa, phoenix China, bunga sakura Jepang dan merak India atau Persia. Walaupun batik berasal dari istana Jawa, beberapa daerah lain di Indonesia juga memiliki batik dengan gaya mereka sendiri batik. Saat ini sudah ada 23 propinsi di Indonesia yang memiliki corak mereka sendiri seperti dari Aceh, Kalimantan dan Papua. Bahkan, Kain Batik ini juga banyak dipakai di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Batik secara resmi telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO dan Indonesia kini memiliki hari batik yang selalu dirayakan setiap 2 Oktober sejak tahun 2009. Jenis batik yang tercatat sebagai Warisan Dunia adalah jenis “batik tulis” (baik tulis tangan) dan bukan “batik cap” (printed batik) Selain dicatatkan dalam UNESCO, salah satu cara lain pemerintah Indonesia untuk melindungi budaya tradisional Indonesia yang berlangsung di bidang batik adalah melalui “Batik Mark”. Salah satu tujuan adalah untuk membangun persepsi dunia bahwa batik, yang meliputi praktek mewarnai kain menggunakan metode lilin, berasal dari Indonesia. Dengan hadirnya KINA Edisi Khusus 2013, yang menggambarkan batik nusantara dari 23 propinsi ini. Diharapkan pembaca akan memperoleh inspirasi dan gambaran secara lebih jelas bagaimana batik sebagai warisan budaya tak benda dapat berkembang di Indonesia. Selamat membaca.

Batik has clung in Indonesian society since mid 18th century, particularly Javanese, it was inherited culturally. Batik craft is intertwined with cultural identity of Indonesian people and, through the symbolic meanings of its colours and designs, expresses their creativity and spirituality. The wide diversity of Indonesian batik patterns reflects a variety of influences, ranging from Arabic calligraphy, European bouquets and Chinese phoenixes to Japanese cherry blossoms and Indian or Persian peacocks. While batik originated in Javanese courts, some other regions in Indonesia also have their own styles of batik. Currently there are 23 provinces in Indonesia has their own motifs such as from Aceh, Kalimantan and Papua. Moreover, Batik is also widely worn in neighbouring countries such as Malaysia, Singapore and Thailand. Batik has officially been acknowledged as one of Indonesian cultural heritage by UNESCO andnow Indonesia has batik day which has been celebrated on every October 2nd since 2009. Type of batik reinforced as World Heritage is a type of “batik tulis” (hand-written batik) and not “batik cap” (printed batik). Other than inscripted in UNESCO, one of the Indonesian government’s ways of protecting its traditional Indonesian heritage takes place in the field of batik is through ‘Batik Mark’. One goal is to establish the world’s perception that batik- patterned textile, which includes the traditional practice of dying cloth through wax-resist methods, originates from Indonesia. With “Batikmark”, Indonesia somewhat combines the concepts of collective and certification marks. Only batik manufacturers who already passed their test and sell their products under a registered trademark can obtain a “Batikmark” certification. With the presence KINA Special Edition 2013, which describes the batik archipelago of 23 provinces. We hope the readers will gain inspiration and a clearer picture of how batik as an intangible cultural heritage can flourish in Indonesia. Happy reading. Daftar Isi Contents

Aktualita insert Batik Past, Present and Future 6 Museum Batik 68 Sentra Batik Trusmi 70 made in indonesia Kampoeng Batik Laweyan Solo 72 Batik Aceh, Raised After Tsunami Disaster 10 International Batik Center (IBC) 74 Tebingtinggi , The City of Batik in North Sumatra 12 Balai Besar Kerajinan Batik Yogya 76 Padangsari, Batik of The West Sumatra 14 UNIKAL 78 Besurek, Batik of Indigenous People of Bengkulu 16 The uniqueness of Batik Riau 18 Aksesoris Batik Batik Songket of Palembang 20 Canting Supini 80 The Tremendeous Beauty of Batik Jambi 22 Canting Cap ANALISA 82 Sembagi, The Treasure of Batik Lampung 24 Kancing Batok Kelapa 84 Batik Banten Going Globally 26 Batik Geek 86 The Classic Art of Batik Betawi 28 Dan Liris 88 Batik of The Shrimp City 30 De Living 90 The Glory of Garutan Batik 32 Gitar Batik 92 The Eco Batik from Banyumas 34 Edge of The River Batik 36 Lintas Berita Traditional Batik of Yogyakarta 38 Gelar Batik Nusantara 2013 94 Classical Batik of Pakualaman 40 Solo Carnival 95 Batik Craft of Jombangan 42 Batik Gedog from Tuban 44 opini Coastal Batik, Batik Madura 46 Sandiaga S Uno 96 The Beauty of Balinese Batik 48 Carmanita 100 Batik Sasambo-NTB, The Mixture ff “Sasak , Samawa , and Mbojo” 50 Inspiration Motif s of Batik from West Kalimantan 52 APA & SIAPA Maintaining The Growth of Batik Palangkaraya 54 Batik Komar 104 Batik Sasirangan, Batik of The Royals 56 Dea Valencia 106 Conserving The Unique Pattern of Batik Dayak 58 Bomba Batik from Central Sulawesi 60 TOKOH The Woven Batik of Southeast Sulawesi 62 Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita 109 Dobonsolo, Traditional Batik of Papua 64 Natural Dyes of Batik 66

REDAKSI Karya Indonesia Pemimpin Umum: Ansari Bukhari | Pemimpin Redaksi: Hartono | Wakil Pemimpin Redaksi : Feby Setyo Hariyono | Redaktur Pelaksana: Siti Maryam | Editor: Intan Maria | Photografer: J. Awandi | Anggota Redaksi: Hafizah Larasati, EDISI KHUSUS 2013 Betty Yarsita, Silvano Armada, Dewi Meisni, I Nyoman Wirya Artha

Alamat Redaksi Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Perindustrian, Lt 6, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53, Telp: (021) 5255609, 5255509, Pes. 4074, 2174.

Batik Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap dengan panjang naskah 6000 - 8000 Nusantara karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke [email protected] Batik of the Archipelago Majalah ini dapat diakses melalui: www.kemenperin.go.id

4 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013

Aktualita

Past, Present and Future

BatikBatik telah secara resmi diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, kata batik itu sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari suku kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik.

Batik has officially been acknowledged as one of Indonesian cultural heritage by UNESCO. The word of batik itself comes from Indonesia, from the syllables “ba” and “tik”, meaning that there are lots of dots.

idak bisa dipungkiri lagi, bahwa batik mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia. lingkungan kerajaan (keraton) kemudian berubah merupakan warisan budaya tak benda Pada tanggal 2 Oktober 2009batik Indonesia menjadi fungsi ekonomis di masyarakat, bahkan bangsa Indonesia.Hal ini sudah diakui memperoleh pengakuan dunia, padahal negara politis karena perkembangan batik di Indonesia secara internasional melalui organisasi T lain pun bisa mengklaimnya. Tapi kata batik itu juga sejalan dengan perkembangan demokrasi di pendidikan dan kebudayaan dunia yang berada sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari suku tanah air.Karena siapapun kini bisa membuat batik, di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik. Di negara padahal pada awalnya pembuatan batik hanya (PBB), yaitu UNESCO.Pengakuan internasional lain namanya bukan batik dan cara pembuatannya tertutup/terbatas di lingkungan keraton saja. ini sangat membanggakan sekaligus merupakan pun berbeda. Namun sampai saat ini tidak pernah Bahkan kini sudah sangat terbuka.Kerajinan batu loncatan (milestone) yang sangat strategis ditemukan catatan sejarah tentang asal muasal batik yang semula hanya terbatas di beberapa bagi bangsa Indonesia mengingat peranan batik canting dan malam. yang kini tidak hanya sekadar peninggalan budaya daerah di pulau Jawa, kini tersebar ke 27 provinsi Pengakuan UNESCO ternyata sangat penting melainkan juga memiliki fungsi ekonomis yang dan masyarakat di tiap daerah merasa memiliki dan strategis khususnya sebagai sarana promosi sangat penting. batik mereka. Misalnya, di Tarakan, Kaltim, mereka dan marketing.“Kita terperangah, semua langsung membuat batik dengan motif yang diambil dari Demikian benang merah dari wawancara bikin batik, semua jadi seneng batik. Sampai negara budaya dan lingkungan sekitar seperti flora (daun majalah KINA dengan Dirjen Industri Kecil Menengah lain pun ikutan, karena dengan terangkatnya batik tanaman atau bunga) dan fauna (jenis-jenis (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah semua nebeng promosi di situ. Ini merupakan salah binatang tertentu yang khas di sana). Motif-motif seputar masalah perbatikan di kantornya belum satu batu loncatan (milestone). batik yang ada di suatu daerah tidak akan diklaim lama ini.Walaupun batik mungkin bukan berasal Perilaku batik Indonesia cukup unik, perjalanan oleh daerah lainnya karena mereka memang dari budaya asli bangsa Indonesia, namun budaya sejarahnya konsisten berevolusi dari hanya terbatas memiliki kekhasannya masing-masing. Seperti batik batik yang sudah tertanam kuat dalam masyarakat pada lingkungan keraton hingga meluas ke kalangan Papua, walaupun dibuatnya di Solo, tapi memiliki adat Indonesia secara berkesinambungan selama masyarakat umum.Demikian juga dengan fungsinya motif yang khas dan tidak akan diklaim oleh daerah berabad-abad cukup membuat masyarakat dunia berevolusi dari hanya sebagai penanda budaya di lain.

6 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aktualita

“Menurut saya batik itu memiliki latar belakang produksi pun menurun. Produksi baru bisa kembali multidimensi, tidak hanya latar belakang ekonomi, lagi setelah kalangan usia muda tertarik untuk tapi sosial, budaya, politik dan lain-lain.Jadi, dalam terjun ke industri batik. Itulah dinamika industrinya. batik itu terkandung makna yang sangat luas bagi “Saya pernah melakukan analisa pada rantai masyarakat Indonesia.Batik bisa berbicara tentang suplai (supply chain) batik, ternyata industri ini sesuatu. Karena setiap motif itu memiliki filosofi rentan di hampir semua titik.Ini yang harus kita tersendiri, termasuk mengapa dibuat motif tertentu, jaga.Misalnya, untuk gondorukem saya langsung apa tujuannya dan kenapa menggunakan warna panggil Perhutani untuk mengalokasikan pasokan Euis Saedah, tertentu. Ada yang fanatik menggunakan warna gondorukem ke para perajin batik supaya tidak Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) alam dll.,” Euis menjelaskan. semua diekspor walaupun permintaan di pasar Kementerian Perindustrian Berbicara batik sebagai industri dimana industri ekspor memang tinggi.Pemerintah c.q. Kemenperin itu merupakan proses peningkatkan nilai tambah, mencoba mengatasi rantai nilai yang mengalami heritage (budaya), Kemendikbud harus menjaga, maka batik pun dapat disebut sebagai industri kemandegan. Rantai inilah yang menjadi alat ukur bahkan para maestro batik itu harusnya dijamin karena disitu ada nilai tambah. Karna itu, sebagai untuk memonitor industri batik dan industri lain kehidupannya,” kata Euis. industri, batik juga dapat dirunut sebagai rantai pada umumnya,” tutur Euis. Tenaga kerja di industri batik seperti di nilai, mulai dari bahan baku, produksi (ada SDM Dari sisi ekonomi, batik mengalami peningkatan Pekalongan, lanjut Euis, juga berhak mendapatkan yang merancang dan mengoperasikan kegiatan kontribusi terhadap perekonomian nasional secara kesejahteraan yang layak seperti tenaga kerja produksi), ada teknologi (cap, canting atau sekarang cukup signifikan dalam satu dekade terakhir ini. industri lainnya.Sedangkan untuk batik kreatif yang ada printing), ada satandard dan Haki.Disitu juga Kontribusi industri batik terhadap perekonomian terutama dimotori kalangan anak muda, umumnya ada kegiatan/proses promosi dan penjualan, serta nasional dapat dilihat dari dua sisi.Pertama, dari lebih menonjolkan unsur seninya sehingga apa kelembagaan dan akses ke permodalan. sisi batik pakem yang cukup besar pengaruhnya saja dibatik. Sepatu dibatik, mobil dibatik dan lain- Kalau rantai produksi stabil, maka batik sebagai dan kontribusinya kini meningkat.Kedua, dari sisi lain.“Ini juga disebut batik kontemporer seperti industri akan terus eksis. Tapi kalau tiba-tiba terjadi perkembangan batik menjadi tiga segmen, yaitu batik fraktal dan lain-lain.Umumnya batik ini tidak goncangan di salah satu mata rantainya, misalnya batik budaya, batik industri dan batik kreatif. peduli dengan filosofi, dalam hal ini pelakunya lebih di sisi bahan bakunya, seperti beberapa waktu lalu “Di lapangan faktanya seperti itu.Tetapi mementingkan batik sebagai ungkapan seni.Karena pernah terjadi kelangkaan gondorukem (bahan memang agak riskan kita memkotak-kotakkan itu, ada kalanya berbagai motif batik dicampur untuk pembuatan malam), sehingga sebagian seperti itu walaupun faktanya di lapangan untuk mendapatkan batik sebagai seni.Biasanya perajin batik terpaksa tidak bisa berproduksi. Itu demikian.Orang resisten terhadap perubahan dan produksinya hanya tiga empat buah, tapi harganya baru dilihat dari simpul bahan baku yang terganggu, tetap fanatik bahwa batik itu harus seperti begini- mahal karena unik.” belum lagi kalau sisi SDM, seperti misalnya ketika begitu. Tapi masyarakat kan berubah, apalagi sudah kebanyakan perajin batik sudah berusia tua, maka demokratis seperti ini, suka-suka saja. Untuk batik

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 7 Aktualita

t can not be denied, batik is one of the production process is also different. But to date national cultural heritages. Batik has been the historical records about the origins of canting recognized internationally by UNESCO, and wax is never found. the International educational and cultural The UNESCO recognition, in fact is very organizationI under the auspices of the United important and strategic, in particular as a of Nations (UN). This international recognition means of promotion and marketing. “We are all has given the pride as well as a very strategic flabbergasted, and all people immediately make milestone to Indonesia, since batik is not merely batik, everybody loves batik. Even, other countries a cultural heritage but also represents a very follow and emulate to make it, since the raising significant economic function. of batik popularity leads everyone enjoy the provinces and every community in each region That is the conclusion drawn from the promotion. It is one of the milestone. assumes their own batik. For example, in Tarakan, interview Kina magazine with Euis Saedah, the The behavior of Indonesian batik is quite East Kalimantan, they make batik with the Director General of Small and Medium Industries unique. Historically, it was only used exclusively motifs taken from their culture and surrounding (SMI) of the Ministry of Industry, in her office by the royal families, but over the course of history environment such as flora (plant, leaf, or flower) recently. Eventhough batik might not be inherited then evolved into clothing for the general public. and fauna (specific animal found there). The batik from indigenous Indonesian culture, but the batik Likewise with its function, it has also evolved from motif in certain regions will not absolutely be culture embedded in Indonesian communities just a cultural characteristic in the palace and claimed by the others because they have their own for centuries has led International community then changed to act economic function, and even motifs that are different to that of other regions. to recognize batik as the Indonesian cultural act politically since the development of Indonesian Given the Papua batik, although it is made in Solo heritage. batik is also in line with the development of the the region, but it has a typical motif differs from other On October 2 2009 Indonesian batik gained Indonesian democracy. Everyone can now make regions’ . world recognition, though other countries could and wear batik, whereas initially made and used “I think batik has a multidimensional claim it. But the word of batik itself comes from in certain area, like in the palace. background, not just economic background, but Indonesia language, from the syllables “ba” and Currentlay, Batik has widely open. Batik also social, cultural, political background and so “tik”, meaning that there are lots of dots. In industry which is initially produced at certain forth. So, it implies a very broad meaning for the other countries, that is not called batik and the area in , it has now been produced in 27 Indonesian people. Batik can talk about anything

8 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aktualita

since each motif has its own philosophy, including in the batik industry. That’s the dynamics of the “Thus that is the reality. But a bit risky when why a certain motif is created, what the purpose industry. we have to compartmentalize like that. Many are is and why certain colors are selected. There are “I have experienced in doing analysis on reluctant to change and they tend to be fanatics many that favor to use natural colors fanatically, batik supply chain, in fact it is very vulnerable that batik should be as so-so. But in the currrent etc, “Euis explained. in all aspects. Therefore, we should maintain it democratic era, the people must change to get a Speaking batik as an industry, it has a carefully. For example, when there is a problem better life of what they like to be. For the batik significant contribution to create added value to of gondorukem availability I immediately get in as a cultural heritage, however, the Ministry national economy. As an industry, batik can also touch with Perhutani to allocate part of its supplies of Education and Culture has to maintain its be traced as the value chain, from raw materials, to batik industry so not all are exported even the development. Even for batik experts their life production process, technologies (stamp, canting, export demand is high. The central government should be borne by the goverment, “said Euis. dyes, printing), standardization, and “Haki”. cq the Ministry of Industry has been trying to “The workforce employed in the batik industry There are also marketing/promotionno and selling overcome the value chain problems. Such a value such as in Pekalongan, Euis added, are entitled to activities, as well as organization and access to chain is an instrument to monitor the development receive adequate welfare as other industries. While capital. of batik industry and other industries in general, for creative batik industry driven primarily by If the value chain is in stable condition, then “said Euis. young entrepreneurs, they prefer to emphazise to batik as an industry will be existed continuesly. From the economic aspect, batik industry has the element of arts, so that all things can be objects But if there is a sudden shock in one of the experienced a significant contribution to national for batik, such as shoes, cars, and so on.” This is chains, for example, in raw materials such as the economy in the last decade ini. Its contribution referred to what is called as a contemporary batik, experience of gondorukem scarcity (materials for can be seen from two aspects. First, from the such as fractal batik. In general, a contemporary making dyes) some time ago which led most batik “batik pakem” (genuine batik) aspect, it has a batik is not concerned with the philosophy, artisans stopped the production. It is only one considerable influence and its contribution to contemporer batik artisan prefers to emphasize problem when raw materials are disturbed. Why the national economy incrases steadily. Second, on the expression of arts. That is why, in some if the problem refers to HRM, such as when most from the development of batik industry aspect, cases, various motifs were mixed to obtain batik batik artisans are getting old, the productivity, batik industry grows into three segments, namely as an art. Normally, they produce only in limited of course will decrease. Production will start cultural batik, batik industry, and creative batik number, three or four pieces, but each is costly increasing when there are the young ages workfoce respectively. because it is considered to be unique. “

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 9 Made in Indonesia Batik

RaisedAceh After Tsunami Disaster

Dekranasda Provinsi Aceh berupaya mendongkrak batik motif Aceh yang sempat mati suri supaya bisa dikenal luas di pasar domestik dan internasional. Kini sudah sekitar 400 motif batik Aceh yang siap dipasarkan.

asyarakat Aceh tak mau berlama-lama larut dalam sutra super, sutra timbul, sutra ATM dan sutra ATBM. “Karena kesedihan pasca gempa bumi dan tsunami yang produksinya hand made (buatan tangan) maka harga batik Aceh menghantam Bumi Serambi Mekkah pada 26 sedikit lebih mahal,” imbuhnya. MDesember 2004 lalu. Begitu pun Dewan Kerajinan Berbagai tantangan dihadapi dalam upaya mengembangkan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Aceh dalam mengangkat warisan budaya Tanah Rencong. Salah satunya, kata Wakil Ketua Batik Aceh. Bidang Pengembangan Usaha Dekranasda Aceh Nur Asma, Selepas tsunami, Dekranasda langsung bergerak menghidupkan karakter dan budaya masyarakat Aceh yang kurang telaten, kembali industri Batik Aceh yang sempat mengalami mati suri di sementara dalam memproduksi batik membutuhkan ketelitian era 90-an. Wakil Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah yang tinggi. (Dekranasda) Aceh, Elita mengatakan, pihaknya mulai merekrut “Memproduksi batik butuh kesabaran dan ketelitian. Sementara sebanyak 30 orang dari berbagai daerah. orang Aceh lebih suka memasarkan barang jadi yang siap jual,” “Mereka dilatih dan diberi pendampingan di Dekranasda kata Nur. Kendati demikian, Nur tak pantang menyerah. Sosialisasi selama tiga bulan supaya mendapatkan keahlian membuat batik. tetap dilakukan supaya masyarakat mau mengembangkan dan Sedangkan tenaga ahli yang mengajarkan mereka didatangkan berminat menggunakan hasil karya daerahnya sehingga motif dari pulau Jawa,” ujarnya kepada Media Industri di Balai Rumah dapat lebih dikenal luas secara nasional maupun internasional. Batik, Banda Aceh. Menurutnya, motif Batik Aceh mulai mendunia sejak Ada ratusan jenis motif yang berkembang di kota Aceh. Dalam kedatangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing satu kabupaten/kota saja, Elita bilang, bisa muncul sekitar 20 jenis mendatangi Aceh memberikan bantuan usai gempa dan tsunami. batik bermotif Aceh. Sementara Provinsi Aceh sendiri memiliki 23 Sayangnya, keberadaan Non Governmental Organization (NGO) kabupaten dan kota. itu ternyata tidak berdampak terhadap peningkatan pesanan batik Menurutnya, motif batiknya yang paling diminati adalah ke luar negeri. rencong, pintu Aceh dan gayo. “Motif batik di Aceh selalu Untuk mendongkrak popularitas batik, lanjutnya,pemerintah berkembang dan tidak memiliki pakem seperti motif batik asal kabupaten/kota telah memesan untuk pakaian wajib tambahan pulau Jawa. Ada produk batik yang motifnya campuran dari motif para pegawai negeri sipil di daerah itu. Pihak swasta seperti tenun Aceh, ” jelasnya. perbankan juga didorong menggunakan seragam batik motif Aceh. Adapun harga kain batik motif Aceh, kata Elita lagi, antara “Ibu-ibu pejabat di daerah Aceh juga rutin mempromosikan Rp150.000 hingga Rp1 juta, tergantung dari jenis kainnya. batik motif Aceh untuk melestarikan warisan budaya kami,” Jenis kain yang sering digunakan yaitu katon morry, doby, piscos, ujarnya.

10 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

cehnese people won’t be feel too long in grief on post-earthquake and tsunami disaster which hit Bumi Serambi Mekkah or Aceh on 26th December A2004. So did the Dekranasda in bringing out Batik Aceh. After the tsunami, Dekranasda immediately moved to revive Batik industry in Aceh which had suspended in 90th era. Deputy Secretary of Dekranasda Aceh, Elita said, her side started to recruit around 30 peoples from different region. “They were trained and supervised in Dekranasda for three days to get the expertise in making batik. While the experts who taught them came from Java Island,” he said to Media Industri in a Great Batik Hall, Banda Aceh. There are hundreds type of motif developed in Aceh. In only one county/city, Elita said, can appear around 20 types of batik with motif of Aceh. Meanwhile, the Aceh Province alone has 23 cities. According to her, the motif in batik which has the most interest is rencong, pintu Aceh, and gayo. “These ’ motifs in Aceh always grow and not have standards like Javanese motifs. There is a batik product which motifs are the combination of motifs from Aceh’s weaves,” she explained. painstaking, while in producing batik, we need a There is also the price for batik with Aceh’s really high accuracy. motif, Elita said again, in between 150000 Rupiah “Producing batik needs patience and accuracy. and 1 million, depending on the type of fabric used. While people in Aceh prefer to market ready-to-sell The types of fabric are katon morry, doby, piscos, objects,” Nur said. Regional office of National Craft super-silk, timbul-silk, ATM-silk, and ATBM- Council (Dekranasda) Aceh Province silk. “Because it is produced with hands, therefore Despite of this, Nur doesn’t easily give up. attempts to boost batik Aceh which Aceh’s batik is relatively expensive,” she stated. Socialization is still on progress so that the society wants to develop and is interested in using their had temporary inactive to be widely Several challenges faced on the effort of province’s creation so that the motifs can be widely known in domestic and internatinal developing this cultural heritage of Tanah known nationally and internationally. market, and currently 400 batik Rencong. One of them, Head Deputy of Business motif from Aceh are ready for Development in Dekranasda Aceh Nur Asma said, She thought, Batik Aceh started to become market. the character and culture of people in Aceh are not worldwide since the arrival of foreign non- governmental organizations which gave helps to Aceh after the earthquake and tsunami. However, the existence of these organizations (NGO) didn’t give any impact to the number of orders of batik to outside of the country. To push the popularity of batik, she continued, the government has ordered additional compulsory uniforms to civil servants in this area. Private parties such as banks are also pushed to wear batik uniforms from Aceh. “The official’s partners in Aceh are also promoting batik Aceh in routine to conserve our cultural heritage,” she said.

informasi | information » Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Naggroe Aceh Darussalam Jl. Pocut Baren No.11 Banda Aceh Tel: 0651-32428; 32429 Fax: 0651-32428

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 11 Made in Indonesia

Batik Tebingtinggi, THe City of Batik in North Sumatra

TebingtinggiKeinginan para penggiat batik di Sumatera Utara agar Tebingtinggi memiliki Batik Tulis ampurtangan pemerintah pusat masih Tebingtinggi menjadi Kota Batik. Rasanya cita-cita Khas Tebingtinggi, akan menjadi sangat diharapkan agar cita-cita tersebut tersebut tidaklah berlebihan. Pasalnya, daerah itu bisa menjadi kenyataan dan industri batik sangat kaya akan ornamen dan corak serta motif kenyataan. Bahkan tahun 2013, khas daerah Sumatera Utara tersebut yang bisa dikembangkan dan pasti laku dijual. akan menjadi tahun kebangkitan C dapat tumbuh dan berkembang. bagi industri batik di kota lemang Tidak hanya itu, melalui Batik Khas Tebingtinggi, Pemerintah Kota Tebingtinggi, Sumatera kekayaan budaya nasional yang ada di daerah- tersebut. Utara melalui Dinas Koperasi UKM Perindustrian daerah akan dapat diperkenalkan melalui batik. The desire of batik activists in dan Perdagangan telah memanggil pengrajin Trend pakaian bermotif batik belakang ini memang North Sumatra to promoteTebing batik dari Medan untuk melatih 25 warga remaja menjadi kebutuhan baru bagi para fashoiner di tanah Tinggi to produce its own batik putri Tebingtinggi agar bisa tampil dan terampil air. Bahkan budaya ciri khas Indonesia ini sangat menghasilkan motif batik khusus kota lemang itu. digandrungi sampai ke mancanegara sehinggga tulis will become the reality. Even Kepala Bidang Industri, Disperindag Kota keberadaan pengrajin batik tanah air menjadi in 2013, it will be the year of revival inspirator bagi sejumlah Kabupaten/Kota menggelar for batik industry in the city of Tebingtinggi, Khadidjah didampimgi Prof Amroini Dradjat dan Efi Amroini selaku instrukstur saat pelatihan batik, agar mampu menghasilkan batik lemang (traditional dish made from ditemui di Pusat Pelatihan Batik Tebingtinggi bermotif khusus khas daerah masing masing. sticky rice). menyebut, mereka sudah siap menjadikan Hanya saja lanjut Khadidjah, gerakan mereka

12 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia di daerah untuk bisa melaju kencang mewujudkan The fabric purchased from Java in fact is much cita-cita luhur tersebut sering terbentur karena cheaper than from Medan. For example, the fabric keterbatasan fasilitas. ‘’Kami saja hingga sekarang purchased from Pekalongan is only Rp 20,000 masih meminjam meja untuk digunakan para siswa per meter, much cheaper than from Medan which untuk latihan,’’ jelas Khadidajah. Selain itu, guna costs about Rp 80,000 per meter. Therefore to mendukung segala kegiatan, mereka masih harus minimize the increasing costs, they really expect mendatangkan seluruh peralatan dan bahan baku the central government supports, both budgets and industri batik dari Pulau Jawa. Mulai dari kompor, other facilities. The cultural-based industries, in kuali, centingan, zat pewarna, lilin sampai pada kain, addition to lift the North Sumatra reputation, can masih harus diimpor dari Pulau Jawa. potentially produce new entrepreneurs who also Tentang kain batik dikatakan jika harus dibeli contribute to strengthen both the local economic di Medan, harganya jauh lebih tinggi dibanding position and the national economy in general. jika dibeli di Pulau Jawa. Kain batik yang mereka The abstract motif nuanced produced by the peroleh dari Pekalongan dengan harga Rp 20.000 per talented young women is depicted over cotton fabric meter, di Medan harganya mencapai Rp 80.000. Nah, cotton with a large flower motif while showing a untuk meminimalisasi biaya yang membengkak itu, parrot, the struggle monument of December 13, mereka sangat mendambakan uluran tangan serta bamboo trees as one of the main icons of the Lemang dukungan pemerintah pusat, baik dana maupun city, By depicting the characteristic of the regions, fasilitas lainnya. Industri berbasis budaya daerah itu it is expected that the presence of its own batik will selain dapat mengangkat nama harum Sumatera be accepted by local community and at the same Utara, juga sangat potensial untuk melahirkan time it will be able to attract local consumers to wirausaha-wirausaha baru yang sekaligus berperan have it. It is highly possible that Tebing Tinggi memperkuat posisi ekonomi daerah yang berdampak traditional batik will also enrich the Indonesian positif terhadap ekonomi nasional. batik culture and foreign tourists are expected to be ut the intervention of central government Motif batik bernuansa abstrak hasil karya remaja interested in wearing batik Tebing Tinggi as well. is still expected to realize the dream, and putri berbakat itu dituangkan melalui kain jenis katun This step is one of efforts to secure government the traditional North Sumatra batik dengan motif bunga besar sembari menampilkan program on One Village One Product (OVOP). industry will grow and thrive. burung beo, tugu perjuangan 13 Desember, pohon ‘’ This is one of the near future main product of BThe local government of Tebing Tinggi City, bambu sebagai salahsatu ikon kota lemang, geronak Tebing Tinggi,’’ explained Khadidjah. Handmade lemang dan esa hilang dua terbilang. Dengan North Sumatra through the Local Ministry of batik made in Tebing Tinggi is expected not to menampilkan ciri-ciri daerah diharapkan kehadiran Industry and Trade had called batik craftsmen replicate other region’s patterns so that needs to batik tersebut akan semakin dapat diterima oleh from Medan to train 25 young women residents be patented soon. masyarakat setempat dan sekaligus mampu of Tebing Tinggi to acquire the skills and knowledge menarik minat konsumen lokal untuk memilikinya. of producing typical Lemang batik design. Tidak mustahil juga batik khas Tebingtinggi akan The Head of Industrial sector, Local Ministry memperkaya khasanah budaya batik di Indonesia of Industry and Trade of Tebing Tinggi, Khadidjah, dan diharapkan turis-turis mancanegara akan accompanied by Prof. Efi Amroini Amroini Dradjat tertarik juga untuk mengenakan batik Tebingtinggi. as instructors in Batik Tebing Tinggi Training Langkah ini juga merupakan salah satu upaya Center stated that they’re ready to promote Tebing untuk mengamankan program pemerintah One Tinggi to become Batik City. It seems this dream Village One Produk (OVOP). ‘’Inilah nanti salah satu is not excessive since this region owns so many produk unggulan Tebingtinggi,’’ jelas Khadidjah. ornaments, patterns, and motives that could be Motif batik tangan karya Tebingtinggi tersebut economically developed. diharapkan tidak meniru corak daerah lain sehingga Not only those mentioned above, through perlu untuk segera dipatenkan. Typical Tebing Tinggi batik, the national cultural assets scattered in many regions can be introduced through batik. The trend of batik clothing becomes a new business opportunity for fashionista in the country. The typical Indonesian culture is highly favored even for foreign countries so that the availability of batik craftman leads a number of Districts/Cities conduct the batik training in order to produce its own typical batik motif. Khadidjah added, their actions to speed up in realizing their dreams often face the problem of informasi | information » limited facilities. ‘’We still borrow the tables for Dinas Perindustrian dan Perdagangan student’s training activities,’’ explained Khadidjah. Propinsi Sumatera Utara In addition, to support all training activities, they Jl. Putri Hijau No.6 Medan 20001 still have to bring in the equipments and raw Telp: 061-4514648; 4522471; 4525655 materials for batik from Java such as stoves, pots, Fax: 061-450067; 4525566 centingan, dyes, wax, and fabric. Fax: 0761-28066

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 13 Made in Indonesia

BatikPadangsari, Batik of The West S umatraPadang Sumatera Barat memang lebih dikenal dengan kerajinan tenunannya. Namun bukan berarti kerajinan batik tidak mendapat tempat di provinsi tersebut. Kerajinan batik secara perlahan tapi pasti kini bermunculan di daerah-daerah di Sumatera Barat.

West Sumatra has known as province of the woven crafts . However, it doesn’t mean that the batik is not be admired. Batik has slowly to be emerged in some West Sumatra regions.

ereka pun mengembangkan motif- satu motif seperti motif tanaman sawit atau Menurutnya, besarnya antusias masyarakat ini motif yang bercirikan kehidupan gabungan dari motif tanaman sawit dengan motif tentunya menjadi modal bagi perajin batik Sumatera masyarakat di daerah tersebut, baik itik pulang patang. “Semua itu bergantung pada Barat untuk terus menggali motif-motif baru yang Mdari sisi budaya maupun kekayaan pesanan,” jelasnya. mencerminkan kekayaan budaya dan kekayaan alamnya. Dalam proses produksi, Nurkholis membuat alam dari provinsi tersebut. “Potensi ini harus Salah satu perajin batik yang mengusung sendiri desain motif-motif yang akan diluncurkan dimanfaatkan oleh para perajin batik di Sumatera motif budaya dan kekayaan alam Sumatera Barat pada kain batik. Setelah motif ditulisnya di atas Barat, termasuk batik Padang Sari,” paparnya. adalah Nurkholis. Pria setengah baya ini menggeluti kain primisima atau sutera, penyelesaian akhirnya kerajinan batik di Dharmasraya, salah satu dikerjakan oleh karyawannya. kabupaten di Provinsi Sumbar.“Saya baru tiga tahun Dalam sehari, dia mampu menghasilkan 10 terjun di sektor kerajinan batik,” ujarnya. Nurkholis lembar kain batik tulis dan 15 lembar kain batik merupakan satu dari dua perajin batik yang ada di cap. Walaupun keberadaannya belum lama, namun Kabupaten Dharmasraya. batik Padang Sari sudah banyak dikenal masyarakat Besarnya minat masyarakat, khususnya di di Sumatera Barat. Ini dibuktikan dengan banyaknya Sumatera Barat, terhadap kain batik menjadi pemicu pesanan yang datang dari sejumlah daerah di provinsi Nurkholis untuk terjun sebagai perajin batik. “Saya tersebut.“Pesanan mulai banyak. Ada yang untuk melihat banyak masyarakat yang gemar batik . keperluan pribadi dan ada juga untuk keperluan Sayangnya kebanyakan batik yang beredar adalah seragam kantor,” paparnya. batik dengan motif dari daerah lain,” katanya. Tak puas bermain di pasar daerah, Nurkholis pun Karena cintanya terhadap tanah kelahirannya, berusaha untuk memperluas pasar batik Padang Sari. Nurkholis pun memilih untuk membuat batik dengan “Saya ingin memperkenalkan batik Sumatera Barat mengutamakan motif-motif yang menggambarkan secara lebih luas tidak hanya kepada masyarakat di kekayaan budaya dan alam Minangkabau. Maka, Sumatera Barat saja, tetapi juga masyarakat yang kain batik yang dihasilkan Nurkholis dengan merek ada di daerah lainnya,” ungkap Nurkholis. dagang Batik Padang Sari kebanyakan bermotifkan Sejumlah pameran kerajinan batik yang digelar daun kelapa sawit, ketok palu padang balimbiang, di sejumlah kota di Indonesia pun diikutinya. itik pulang patang dan sangkiang. Apalagi Dinas Industri dan Perdagangan Kabupaten Menurutnya, motif kelapa sawit dipakai untuk Dharmasraya ikut memberikan dukungan terhadap menggambarkan kemakmuran dan keberadaan batik Padang Sari dengan mempromosikannya tanaman tersebut di Sumatera Barat, khususnya di dalam beberapa kegiatan pameran. Dharmasraya. “Sedangkan motif ketok palu padang Nurkholis mengakui kalau sambutan masyarakat balimbiang dan itik pulang patang menggambarkan dari berbagai daerah terhadap batik Sumatera Barat keindahkan seni ukir masyarakat di daerah ini,” cukup besar. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat jelasnya. untuk membeli batik Padang Sari dalam berbagai Untuk selembar kain batik, dia bisa membuat pameran.

14 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

hey also explored their own motifs that in West Sumatra, particularly in Dharmasraya. said Nurkholis. reflecting the lives of people like a culture Whereas, ketok palu padang balimbiang and itik He was participated of batik exhibitions which and natural resources. pulang patang and sangkiang motifs represent the held in several cities in Indonesia. Moreover, A person who made the Cultural and beautifulness of artcraft. the Industry and Commerce local agency of NaturalT motifs of West Sumatra is Nurkholis. He For one sheet of batik, he could make just one Dharmasraya District has also contributed to the involves Batik industry in Dharmasraya, one of the motif only, such as palm motif or even combination developing of Padang Sari batik by conducting districts in West Sumatra province. “I have been of palm motif and itik pulang patang. “It all depends promotion through many exhibition activities. involving in batik industry since three years ago” on the request,” he explained. Nurkholis argues that West Sumatra batik has He said. Nurkholis is one of two batik Craftmans In the process of production, Nurkholis creates been accepted in other provinces. It can be shown in the Dharmasraya district. his own design motifs which will be drawn on batik. from large number of selling Padang Sari batik in The High interest of the people at West Sumatra After designing motif on primisima or woven silk various exhibitions. has motivated Nurkholis to dedicate his life as batik has been finished, the next steps for each process The huge of public enthusiasm to Padang Sari craftman. “I know there are a lot of people here love will handled by his employees. batik, of course becoming the motivation for batik batik, but unfortunately, most of the sold batik is At one day, he could make 10 sheets of batik craftman to continuously explore new motifs that coming from other province, “he said. tulis and 15 sheets of printed batik. Although his reflecting the cultural and natural resources of Due to his love for his hometown, Nurkholis existence has not been long, but Padang Sari batik West Sumatra. “The large potential market is a prefers to make batik with priority to the motifs has been much known in West Sumatra region. It big opportunity especially for the batik craftman that describing the cultural and local natural of can be seen by the number of orders from some of in West Sumatra, includes Padang Sari batik,” he Minangkabau. Thus, the batik which has made regions in the province. “The orders are increasing, explained. by Nurkholis with “Padang Sari” trademark both for personal and also for the office uniform are mostly identified by palm leaves motif, ketok need, “he said. informasi | information » palu padang balimbiang, itik pulang patang and He is not satisfied in selling at local market, he Batik Padang Sari sangkiang motifs. tried to expand the market of Padang Sari batik. “I Jorong Padang Sari, Nagari Tabiang Tinggi He explained, the palm motifs are used to describe would like to introduce Padang Sari batik not only Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya the prosperity and the existence of these plants in West Sumatera, but also to other provinces,” Telp/Fax: 081275137378

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 15 Made in Indonesia

Batik Bengkulu Besurek, Batik of Indigenous People of Bengkulu

ekayaan seni budaya berbagai suku dan pengetahuan/keterampilan membatik yang Bangsa Indonesia memang bangsa itu menyimpan potensi ekonomi diwariskan secara turun temurun, Hj. Rosmani memiliki seni budaya yang sangat yang sangat besar apabila dikembangkan memberanikan diri membuka usaha tersebut. kaya. Banyaknya suku bangsa Kdengan baik dan secara professional. Dengan mempekerjakan 12 orang karyawan, Hj. yang mendiami wilayah Indonesia Salah satu contoh kekayaan seni budaya itu Rosmani setiap minggunya mampu memproduksi ternyata makin memperkaya adalah kain Besurek Bengkulu. Kain tradisional yang kain Besurek tulis sebanyak 100 meter. Untuk khazanah kebudayaan nasional satu ini tidak lain adalah kain batiknya masyarakat pembuatan kain Besurek tulis ini, Hj. Rosmani yang terbentang mulai dari adat yang ada di wilayah Bengkulu. Sebab, semua biasanya menggunakan bahan kain katun dan Sabang sampai Merauke. proses pembuatan kain besurek sama persis dengan sutera. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan proses pembuatan kain batik di pulau Jawa. Yang pasar, Rosmani juga memproduksi kain Besurek Indonesia has many diverse cultures membedakan hanyalah motif atau corak dan printing yang terbuat dari bahan sun wash sekitar of arts. So many ethnic groups pemilihan warna pada batik yang lebih banyak 7.500 meter per tahun. Namun kain Besurek printing inhabiting the Indonesian regions in mengambil motif atau warna warni yang sesuai tersebut tidak diproduksi sendiri oleh Hj. Rosmani turns increasingly enrich the wealth dengan nilai seni budaya setempat. melainkan diproduksi oleh pabrik kain printing di of Indonesian cultures spreaded Secara harfiah, kata Besurek sendiri berarti Pulau Jawa atas pesanan desain dan motif dari Hj. from Sabang to Merauke. menulis. Karena itu, yang disebut dengan kain Rosmani. Besurek pada awalnya selalu diasosiakan dengan “Sebelumnya kami sempat memiliki karyawan kain batik tulis. Namun dewasa ini banyak juga sebanyak 25 orang yaitu tepatnya pada tahun berkembang kegiatan produksi kain Besurek cap dan 2000. Jumlah karyawan itu sengaja kami kurangi Besurek printing. karena pesanan kain Besurek kami juga mengalami Adalah Hj. Rosmani Adjis, sosok seorang penurunan. Hal itu terjadi karena di Bengkulu sendiri pengusaha wanita, yang memulai memelopori kini makin banyak orang menerjuni usaha kerajinan pengembangan kain Besurek Bengkulu tersebut. kain Besurek. Jadi, kini makin banyak pemain baru Pada tahun 1968 Hj. Rosmani mulai merintis usaha di industri kerajinan kain Besurek ini, tapi bagi kami pengembangan industri kerajinan kain Besurek itu tidak menjadi masalah, kita bagi-bagi rejekilah,” Bengkulu itu dari nol. Dengan berbekal semangat tutur Hj. Rosmani.

16 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Produk kain Besurek buatan Hj. Rosmani cukup dikenal di kalangan masyarakat Bengkulu. Di pasaran, kain Besurek buatan Hj. Rosmani dijual dengan menggunakan merek ‘Limura’. Hj. Rosmani mengaku sampai saat ini pemasaran kain Besureknya masih terbatas di wilayah Bengkulu. Namun pada waktu-waktu tertentu banyak juga pembeli yang datang dari daerah lain untuk berbelanja kain Besurek. Hj. Rosmani biasanya menjual kain Besurek tulis dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan kain Besurek printing. Sebagai perbandingan, satu stel bahan kain Besurek printing biasanya dijual dengan harga Rp 50.000 sampai Rp 75.000, sedangkan kain Besurek tulis yang terbuat dari bahan sutera dijual dengan harga paling tidak Rp 1,25 juta.

he wealth of arts and cultures due to the decrease of orders. It happened since the embedded in the various ethnic groups number of artisans producing Besurek clothes hold enormous economic potential when has been continually increasing. So, more and they are properly and professionally more new players coming in and engage in the developed.T competition, but for us it is not the problem, we An example of art and culture is Besurek share profits, “said Hj. Rosmani. Bengkulu. This Traditional cloth is none other than Besurek products made Hj. Rosmani are well indigenous batik that is exist in Bengkulu region, known in Bengkulu region. In the market, they are since all of the production processes are exactly the sold by using ‘Limura’ brand. Hj. Rosmani has same as that in Java. What distinguishing them is claimed that her products are only marketed in only motif or pattern and color selection in which the local market, only in Bengkulu. But at certain Besurek Bengkulu is more colorful in line with the occasions many buyers from other regions coming local value of art and culture. to buy her products. Literally, the word Besurek itself means She usually sells Besurek hand-writing clothes writing. Therefore, the so-called Besurek cloth with a more expensive price than the Besurek is initially always associated with hand-writing printed clothes. For comparison, a new set of batik. But today the production of stamps and Besurek printed clothes usually are sold at a price printing Besurek are also growing. of Rp 50,000 to Rp 75,000, while Besurek hand- She is Hj. Rosmani Adjis, the tough woman writing clothes made from silk materials are sold entrepreneur, who started pioneering the at a price of at least USD 1.25 million. development of the Bengkulu Besurek. In 1968 Hj. Rosmani began to run her business from scratch. Armed with the high spirit and batik knowledge and technique inherited from her predecessors, she started opening the business. By employing 12 workers, Hj. Rosmani can produce Besurek for about 100 meters per week. For the production of Besurek hand-writing batik, the raw materials used are cotton and silk materials. To meet the market demand, in addition, she also produces Besurek printed clothes made of sun wash in amount of about 7,500 meters per year. However, Besurek printed clothes are not produced by Hj. Rosmani herself, but they are manufactured by informasi | information » printed batik factory in Java-in which the design Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, and motif are determined by Hj. Rosmani. Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bengkulu Jl. S. Parman No.21 Bengkulu “Previously, we employed 25 people in 2000. Telp. (0736) 21275; 21287 The number of employees was deliberately reduced Fax (0736) 342875, 26272

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 17 Made in Indonesia

alah satunya adalah Provinsi Riau yang The uniqueness of Batik Riau kini turut melekatkan warisan budaya itu Batik dengan nama batik Riau. RiauSMuhammad Rizki, Manager Batik pada Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Riau mengatakan bahwa Gedung Dahulu, batik merupakan Long time ago, batik was as one Dekranasda yang berada di Jalan Sisingamangaraja salah satu tradisi dari produk of the traditional clothes from the Nomor 140, Pekanbaru, merupakan tempat bagi kebudayaan Tanah Jawa yang and its production para perajin batik Riau pemula. Mereka melatih hingga hari ini terus berkembang currently has been developed keterampilan dalam mendesain dan mengukir motif- dengan begitu pesat. Perlahan, significantly. Slowly, several motif di atas kain. Saat ini para perajin batik yang berbagai wilayah luar Jawa juga provinces outside Java also adopted terlatih, tersisa delapan orang dengan hasil produksi yang tidak begitu banyak. turut mengadopsi batik namun this Batik with their individual dengan pola dan motif yang unique pattern and motif that makes Menurut ceritanya, batik Riau telah hadir sejak berbeda-beda hingga memiliki they have special characteristics. 1985 melalui ide untuk melestarikan desain dan budaya Riau Melayu melalui kain dan pakaian adat cirikhas tersendiri. bercirikhas. Namun dengan berbagai kendala, Batik Riau baru diluncurkan pada tahun 2005.

18 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Sejak diluncurkan, batik Riau telah memberikan manfaatkan yang cukup besar bagi daerah maupun masyarakat sekitar. Meski kerap berganti-ganti perajin, demikian Rizki, batik Riau tidak pernah “luntur” dari cirikhasnya, yakni baduan warna dan desain motif yang berbeda dengan batik-batik pada umumnya. Kalau batik Jawa identik dengan keris dan wayangnya yang begitu melegenda serta memiliki banyak variasi motif, batik Riau justru lebih terkesan harmonis dengan motif bunga-bunga berpadu dengan nuansa warna yang lembut serta alur tegak lurus yang disebut sebagai tabir. Dengan motif alur tegak lurus ini, menurut dia, akan memberikan kesan mewah dan pengena pakaian batik khas ini akan tampak lebih langsing. Sampai saat ini, menurut Rizki, batik Riau telah memiliki lebih dari 300 motif dengan perpaduan warna-warna lembut. Namun diantara sekian banyak motif tersebut, s an examples is Batik from Riau berhias, matahari bertabur kuntum, mekar kuntum yang telah dipatenkan haknya adalah sebanyak 39 province that expresses the traditional bersanding, kapas putri berhias, matahari bertabur motif, semisal motif kembang berisi keluk anak, culture named Batik Riau. kuntum, and cengkeh mekar penuh. kembang penuh putri berhias, daun paku buluh Muhamad Rizki, manager of Batik at Until now, according to Muhammad bertunas, kembang berhias tumpang tindih, bunga ANational Regional Craft Council (Dekranasda) at Rizki, Riaunese Batik has already known not matahari mutiara bersusun, bunga mekar kuntum Riau province says that the Dekranasda building only in domestic but also internationally with bersanding, bunga kapas putri berhias, bunga located in 140 Sisingamangaraja Street, Pekanbaru “travelling around” the world from the time matahari bertabur kuntum, dan motif bunga cengkeh is a place where amateur batik craftsmen/artisans it was initially launched. By participating in mekar penuh serta masih banyak lagi. learn Batik. They trained in designing and making international promotion periodically such as at Sampai saat ini, menurut Muhammad Rizki, such motifs on fabric in order to create particular Japan, Netherlands, France, Belgium, Malaysia, Batik Riau telah dikenal tidak hanya di dalam negeri, Batik products. Now, sadly, there are only eight Singapore, and many others through a government namun secara mancanegara dengan “berkeliling” of expertized craftman remaining in this building. event. dunia sejak awal diluncurkan. Dengan berulang kali Based on his story, Batik Riau has existed Although well-known around many developed mengikuti promosi mancanegara seperti ke Jepang, since 1985 with the idea of conserving the culture countries, the market area for this Batik is still Belanda, Prancis, Belgia, Malaysia, Singapura, dan of Riau Melayu through these fabrics and unique “circling around” inside its own region where it sejumlah negara lainnya lewat ragam kegiatan traditional costumes. However, with all of the was made with constantly decreasing customers. pemerintah. problems that happened, Batik Riau was just only Moreover, the government of Riau Province Meski telah dikenal luas di berbagai negara- launched at 2005. nowadays has a difficulty in marketing this kind negara maju, pangsa pasar batik Riau tetap Since the launch, Batik Riau has given a of Batik into a wider range. “One of the problem is “berputar-putar” di daerah sendiri dengan jumlah great benefit to a big part of society even though a limited knowledge of the society about Batik and peminat yang terus menurun. Bahkan pemerintah sometimes, craftman come and leave, Riau Batik the tight competition in the industry”, Rizki said. daerah saat ini kesulitan untuk memasarkan batik has never been “fading” from its unique patterns The price that is relatively high makes the Riau secara luas dengan berbagai kendala. “Salah either in the combination of the colours or the motifs public to show a less interest. “Only a part of satunya, minimnya pengetahuan masyarakat design which differ from the other Batik in general. community who can be counted as rich is able to tentang batik dan persaingan industri yang begitu If the Javanese Batik is identical with icons such afford batik Riau”, he thought. Even so, he said, ketat,” katanya. as “keris” and “” that are well-known from the spirit to keep this cultural heritage must still Harga yang begitu mahal membuat batik Riau time to time and have many variations in it pattern, exist with the tricks in the development. One of tidak begitu diminati kalangan masyarakat secara Batik Riau gives an impression of harmony with them is to teach the children across the country to luas. “Hanya golongan masyarakat kaya raya yang the flower’s motifs mixed with smooth colours and afterwards develop batik in where they come from bisa membeli batik Riau,” ujarnya. Kendati demikian, a perpendicular plot known as “tabir”. individually. It is really hoped that Riaunese batik kata dia, semangat untuk mempertahankan warisan is not only travelling the world, but also successes With this perpendicular plot, the Batik will budaya tersebut harus tetap ada dengan kiat-kiat in getting the profit with widening the market area give a classy-look impression and the wearer of this pengembangan. Salah satunya yakni melatih anak- up to outside the country. Batik will also look better in shape. Until now, based anak daerah untuk kemudian mengembangkannya on Rizki, Batik Riau has had more than 300 motifs di daerah masing-masing. Sangat diharapkan, with a combination of smooth colours. demikian Rizki, batik Riau tidak hanya sekedar informasi | information » berkeliling dunia, tetapi juga berhasil meraup However, around these many motifs, there keuntungan dengan meluaskan pangsa pasar hingga are only 39 motifs are patented such as flowers Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Riau Jl. Jend Sudirman No.460 Gedung Menara ke mancanegara. motif include keluh anak, penuh putri berhias, palu buluh bertunas, tumpang tindih, matahati Lancang Kuning Lt.5 Pekanbaru, Riau Telp: 0761-22900; 23200; 23300 mutiara , mekar kuntum bersanding, kapas putih Fax: 0761-28066

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 19 Made in Indonesia

Batik Songket of Palembang

Selama ini, Palembang lebih dikenal sebagai Kota Pempek dan penghasil songket. Namun, siapa sangka ternyata kota tersebut juga menyimpan kekayaan seni batik yang tidak kalah dengan daerah lain di Indonesia. Batik Palembang, so far is known as the City of Pempek and “songket” producer. Evidently, this city also holds batik arts that are not inferior Palembang to other regions in Indonesia.

ang menarik, motif batik Palembang tidak “Ada juga pembeli yang datang ke lokasi ada yang bergambar binatang. Hal itu pembuatan batik langsung,” tegasnya. Batik dengan disebabkan pengaruh ajaran Islam yang merek dagang Lela Songket itu dijual dengan harga Ymelarang simbol manusia dan binatang Rp100.000—Rp350.000 per pieces yang disesuaikan untuk dijadikan hiasan. Motif batik Palembang yang dengan bahan kainnya. Paling mahal Rp350.000 per terkenal motif Lasem dan motif Bunga Teh. Motif pieces untuk batik songket benang emas. Lasem ramai dihiasi dengan simbol tanaman atau Produsen batik yang berlokasi di Jalan KH bunga dan dihiasi pula dengan garis-garis simetris, Azhari 4 Ulu Laut Lorong Kamasan RT 21 No 1367 sedangkan motif Bunga Teh kainnya dipenuhi dengan Palembang ini mampu menjual 300 potong kain batik gambar bunga teh. dan memiliki omzet tak kurang dari Rp10 juta per Motif batik Palembang lainnya, seperti Kembang bulan.“Bila digabung dengan souvenir, penjualannya Jepri, Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung, mencapai Rp12 juta tiap bulan. Kami juga sering Kerak Mutung, Sembagi, dan Salahi. Menurut salah memberikan pelatihan-pelatihan kepada UMKM seorang pengrajin, Masayu Lela, batik Palembang (usaha mikro kecil dan menengah),” ungkapnya. menggunakan beberapa bahan, mulai dari sutra, Di tengah kurang tenarnya nama batik organdi, jumputan, katun, hingga blongsong. Bahan Palembang di mata masyarakat, dia mencoba untuk baku batik tersebut diperolehnya dari Surabaya, Jawa terus menyosialisasikannya dengan mengikuti Timur, berupa bahan polos sutra dan semisutra. sejumlah kegiatan regional maupun nasional, seperti Setelah diperoleh, kemudian kain tersebut dicelup. Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau pameran yang digelar Dalam pembuatannya, batik Palembang sedikit Kementerian Perindustrian dan kementerian lainnya. berbeda dengan pembuatan batik di Jawa pada “Perlu waktu yang lama untuk memperkenalkan umumnya. “Kalau di Jawa, kain yang akan dibatik kembali batik Palembang,” tuturnya.Menurutnya, cukup disampirkan kemudian dibatik. Akan tetapi, memang tidak mudah untuk menemukan pebatik kalau batik Palembang, kainnya dibentangkan khas Palembang yang mau menggunakan media dengan kencang, baru kemudian dibatik,” ujarnya. canting atau menulis kain sehingga jadi batik saat ini. Pengrajin batik yang biasa disapa Cek Lela ini Pengrajin batik Palembang sedikit sulit untuk menuturkan pewarnaan biasanya menggunakan ditemui. Karena itu, perlu dukungan beberapa pihak warna cerah khas Melayu, seperti merah, kuning, untuk tetap melestarikan seni budaya batik ini. dan hijau terang. Pihak Kesultanan Palembang berupaya melestarikan Batik yang diproduksinya dipasarkan ke toko- kekayaan seni dan budaya peninggalan nenek toko besar, seperti supermarket. Pemasarannya moyang mereka tersebut, tentunya dengan menggali meliputi di provinsi Sumatera Selatan sendiri dan dan mengumpulkan serta memproduksi kembali bahkan sudah ke luar provinsi, Jambi dan Jakarta. batik tulis.

20 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

nterestingly, there are no animal patterns for is Rp350.000 per pieces for Songket Batik with gold Palembang batik. It is due to the influence thread. of Islam forbiding the symbol of people and The batik producers locating in Jalan KH animals to be used as garnish. The famous Azhari 4 Ulu Laut Lorong Kamasan RT 21 No. motifsI used in Palembang batik are Lasem motif, 1367 Palembang is able to sell 300 pieces of batik and Tea Flower (Bunga Teh) motif. The Lasem motif cloth and has a turnover more than Rp 10 million is decorated with lots of plant pictures or flowers per month. “When the sale of souvenirs is added, and also added with symmetrical lines, while the Tea the sales reached Rp12 million per month. We also Flower motif contains full of flower tea. often provide training to MSMEs (micro, small and Other motifs are, for examples, Kembang Jepri, medium enterprises), “she said. Sisik Ikan, Gribik, Encim, Kembang Bakung, Kerak In order to promote the popularity of Palembang Mutung, Sembagi, and Salahi. According to an batik in the society, she has tried to continuously artisan, Masayu Lela, Palembang batik uses several promote it by following a number of regional and materials such as silk, organdy, jumputan, cotton, national events, such as the Pekan Raya Jakarta and blongsong. The batik raw materials are obtained (PRJ) or exhibitions organized by the Ministry of from Surabaya, East Java, in the form of plain silk Industry and other ministries. and semi-silk. After raw materials are ready, then “It takes time to re-introduce Palembang batik,” they are dyed. she explained. According to her, it is not easy to find In the production process, there is a quite typical Palembang batik artisan who is ready to use different between producing Palembang batik and the canting media or writing directly on fabric to Java batik. “Java batik, the fabric to be made batik is be batik. simply draped and then painted to be batik. However, The number of Palembang batik artisans are for Palembang batik, the fabric is stretched tightly, limited. Therefore, it requires supports from various then painted, “he said. parties to preserve and develop Palembang batik. The One of Palembang batik artisan, commonly Sultanate of Palembang has tried to preserve the called Cek Lela argues that dyeing process usually wealth of art and cultural heritage of their ancestors, uses bright colors typical of Malay, such as red, of course by developing and producing Palembang yellow, and green light. Her products is sold to the batik. big stores, such as supermarkets. Its market includes the area of South Sumatra province itself and other province such as Jambi and Jakarta. informasi | information » “There are also buyers who come directly to the Dinas Perindustrian dan Perdagangan site of production,” she said. Her batik with “Lela Propinsi Sumatra Selatan Songket” trademark is sold at the price of 100,000- Jl. Kapten A. Rivai No. 408 Palembang Telp: 0711-310447; 350408; 350302 Rp350.000 per pieces, and the most expensive one Fax: 0711-310447

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 21 Made in Indonesia THE TREMENDEOUS BEAUTY OF BATIK JAMBI

Batik

otif batik yang diterapkan pada waktu “Motif pokok pada batik Jambi sangat sederhana, PadaJambi zaman dahulu batik Jambi itu berupa motif-motif ragam hias tidak rumit dan cenderung konvensional. Mencirikan hanya dipakai sebagai pakaian seperti terlihat pada ukiran rumah adat watak asli masyarakat Melayu Jambi. Jika ada motif adat bagi kaum /raja MJambi dan pada pakaian pengantin, batik Jambi yang rumit dan detailnya kompleks, maka Melayu Jambi, hal ini berawal motif ini masih dalam jumlah yang terbatas. bisa jadi itu adalah motif pengembangan baru yang muncul pada dekade 80-an,” katanya mantan Kepala pada tahun 1875, Haji Muhibat Penggunaan motif batik Jambi, pada dasarnya Taman Budaya Jambi ini. beserta keluarga datang dari sejak dahulu tidak dikaitkan dengan pembagian Jawa Tengah untuk menetap kasta menurut adat, namun sebagai produk yang Asianto Marsaid dalam bukunya Pesona masih eksklusif pemakaiannya dan masih terbatas Batik Jambi yang diterbitkan oleh Kantor Wilayah di Jambi dan memperkenalkan di lingkungan istana. Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi pada pengolahan batik Sejalan dengan perkembangan waktu dan 1998, berupaya menjabarkan makna filosofis dari A long time ago, Batik Jambi is jaman, batik Jambi kini muncul dengan berbagai lima motif pokok batik Jambi. used only as a custom clothing for motif menarik, bahkan hampir setiap kabupaten di Lima motif pokok yang diurainya itu termasuk Aristocrates and King of Jambi Jambi mempunyai motif batik dengan kekahasannya motif kuno dan tertua yang pernah ada di Jambi. Lima Malay, it begins in 1875 when Hajj masing-masing. motif itu meliputi Durian Pecah, Merak Ngeram, Kuao Berhias, Kapal Sanggat dan Tampuk Manggis. of Muhibat and his family came Karakter dan kearifan lokal masyarakat Melayu from to settle in Jambi Jambi dulu, tersimbolisasi dalam berbagai karya seni, Ja’far Rasuh yang intens meneliti ragam hias salah satunya dalam motif batik Jambi. daerah Jambi menyatakan hingga kini, satu-satunya and introducing batik processing. Meski belum dilakukan kajian mendalam tentang ciri khas motif batik Jambi yang dapat dipertanggung makna filosofis berbagai motif, namun menurut jawabkan orisinalitas keberbedaan penciptaannya budayawan Jambi Ja’far Rassuh, penggambaran adalah kesederhanaan bentuk dan kemandirian motif tersebut merupakan representasi watak dan objek motif tersebut. karakter masyarakat Melayu Jambi dengan tipikalnya Artinya, tidak seperti motif batik dari daerah lain yang sederhana, egaliter dan terbuka terhadap yang cenderung berangkai dan membentuk kesatuan hal-hal lain di luarnya, meski cenderung lamban yang utuh serta berulang-ulang, motif batik Jambi merespon perubahan. berdiri sendiri (ceplok-ceplok), terlepas dari yang

22 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia lainnya, tidak berangkai dan merangkai, sehingga he applied motif was decorative motifs of Industry and Trade of the Province of Jambi banyak ruang kosong di antaranya. as seen in carving traditional house of in 1998, its trying to describe the philosophical Pada batik Jambi kontemporer, ruang kosong itu Jambi and their traditional wedding meaning of five motifs of batik Jambi. biasanya diberi isian (ragam hiasan) yang berbentuk dress, the motive is still in limited The five main motifs includes the ancient and tabur titik, tabur bengkok, dan atau belah ketupat. quantities.T oldest motifs that ever made in Jambi, namely Dan tak jarang pula ruang itu dibiarkan kosong, Basically, the motif used in batik Jambi, was Durian Pecah, Merak Ngeram, Kuao Berhias, namun diberi sentuhan warna dasar terang, hijau, not related with a tradition of caste divisions, it Kapal Sanggat and Tampuk Manggis. merah atau biru. is more as an exclusive products with limited use Ja’far Rasuh, who is intense on researching “Warna dasar terang juga merupakan ciri lain at the palace. Jambi decorative stated that until now, the only batik Jambi klasik dan kontemporer,” katanya. Along with the development, today batik Jambi characteristic of batik Jambi motif that can be Dalam bukunya Ragam Hias Daerah Jambi (2008) appear with a variety of interesting motifs, almost justified its original diversity is the simplicity of its Ja’far Rassuh menuliskan, sedikitnya terdapat sekitar in every regency of Jambi has its own characterisic. creation and independence form the motif objects. 50 macam motif pada batik Jambi yang ditengarai The character and local wisdom of Jambi Malay It means, unlike the motif of other region that merupakan motif lama dan pengembangan. peoples in the past was symbolized in various of art, tend to be sequential and forming a unified whole Di antaranya adalah motif Daun Kangkung, one of them is in batik jambi motifs. as well as repetitive, Jambi batik motifs stand alone Riang-riang, Kaca Piring, Pucuk Rebung, Bungo Although none of depth study has been done (fried-fried), apart from the others, not sequential Durian, Melati, Bungo Jatuh, Bungo Cengkeh, Tabur about the philosophical meaning of various motifs, and stringing, so a lot of empty space in between. Bengkok, Tabur Intan, Tabur Titik dan lain sebagainya. but Humanist Rassuh Ja’far explained that the In the contemporary of batik Jambi, the empty Batik Jambi dengan motif apapun dapat dipakai motif is kind of character and representing the space is usually filleld with a decoration in the form kapan saja, oleh siapa saja, dan dimana saja. Tidak Ethnic of Jambi Malay which is simple, egalitarian of point sow, sow crooked, and lozenges. And not ada ketentuan yang mengaturnya, karena itu hingga and moderate, even slowly in response on changing. infrequently the space left empty, but a touch of kini belum dapat dipastikan motif apa saja yang The main motif on Batik Jambi is very simple, bright primary colors, green, red or blue. merupakan motif tertua atau motif pokok dalam not complicated and conventional. Describing the “The bright basic color is also other characteristic khasanah batik di Jambi. characteristic of human nature of Jambi Malay. of classic and contemporary batik Jambi,” he said. Pemerintah daerah melalui Dinas Perindustrian If found details and complex motifs, it may a new In his book The Variety of Batik Jambi (2008) dan dinas terkait lainnya hingga kini terus melakukan pattern that emerged in the decade of 80s, “said the Ja’far Rassuh written that, at least there are about pembinaan terhadap para pembatik agar mampu former head of the Jambi Cultural Park. 50 kinds of motifs in Jambi batik motif is sometimes meningkatkan kualitas dan ragam serta corak batik Asianto Marsaid in his book “Enchantment a long and development. Jambi sehingga bisa menembus pasar dan makin Batik Jambi” that published by the Regional Office Among these are “Daun Kangkung, Riang- disukai. riang, Kaca Piring, Pucuk Rebung, Bungo Durian, Melati, Bungo Jatuh, Bungo Cengkeh, Tabur Bengkok, Tabur Intan, Tabur Titik” and etc. Batik Jambi with any motif can be used at any time, by anyone, anywhere. There is no provision that set, because it has yet to be ascertained what is the motive motive or motif oldest staple in the repertoire of batik in Jambi. Local government through local office of Ministry of Industry and other relevant agencies until now continues to provide training batik craftsman in order to improve the quality and variety as well as Jambi batik patterns that can penetrate the market and increasingly popular.

informasi | information » Dinas Perindag Propinsi Jambi Jl. Letjen Suprapto No.28 Telanaipura, Jambi 36122 Telp. (0741) 65529; 64979, 63137 Fax. (0741) 62627

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 23 Made in Indonesia

Sembagi, THE TREASURE OF Batik Lampung

Batik Lampung

aswan Tapis, Pemilik Rumah Kain Raswan pembuatan, menjadikannya sulit berkembang. sebagai penghormatan budaya. yang memfokuskan diri peduli kepada “Ini karena pembuatan titik-titik kecil sangat luar Sebagai orang daerah, Raswan mengaku semua bentuk kain-kain Lampung biasa. Banyak yang tidak punya kemampuan untuk mempunyai tanggung jawab untuk mempromosikan Rmenjelaskan, bahwa sembagi Lampung membuatnya, bisa menghabiskan waktu dua hingga dan mempedulikan wastra Lampung. “Kalau ada memiliki motif geometris flora dan tersusun satu. lima bulan karena tingkat kesulitannya yang tinggi,” orang yang mengagumi dan memakai berarti kita Sembagi bisa digunakan untuk pria dan wanita katanya. berhasil di tingkat nasional. Jika ada orang asing serta terdapat motif, diantaranya sekebar, kaca Batik sembagi, ujarnya juga, memiliki dua menyukai dan memakainya berarti kita berhasil di piring, sedundun dan cina. Sekebar ialah motif paling tumpal (geometris berbentuk bidang segitiga) di tingkat internasional,” kata dia lagi. besar dan digunakan untuk raja-raja, lalu sedundun ujung selendang. Itu, merupakan ciri yang berbeda Raswan mengaku, sudah banyak membuat batik bermotif bunga sedundun, kaca piring bermotif dengan batik Jawa yang memiliki satu tumpal. sembagi tapi kalah pasar. “Karena secara image bunga kaca piring, dan sembagi cina motifnya Hal lain yang membuat sembagi tidak tahunya siger, ditawarkan sembagi mereka tidak diambil dari bunga teratai. berkembang, menurut dia juga, ialah adanya batik mau,” ujarnya. Motif sembagi, ucapnya lagi, tidak Sembagi yang memiliki tingkat kesulitan yang dibuat untuk kepentingan komersial, bukan ada di daerah lain. Namun saat ini banyak diambil

24 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Lampung, bagian nusantara, memiliki keragaman dan keunikan wastra (kain). Batik sembagi ialah salah satunya, namun modernisasi dan komersialisasi yang mengabaikannya, membuatnya berpotensi menjadi dongeng. Lampung is a part of the country, has diverse and unique fabrics/cloths. Batik sembagi is one of them, but modernization and commercialization making a potentially to be a legend only.

aswan Tapis, the owner of the Raswan wearing, then we are successful in national level. fabric house who focuses on himself If there are foreigners who adore and wear then, caring to all of fabric-form in Lampung we have been successful at the international level,” explains that sembagi Lampung owns he said again. aR geometrical motive of flora and organized as one. Raswan also admitted that he has made many Sembagi can be worn by men and women and batik sembagi but lost in the market. “Because also has motives; some of them are sekebar, kaca on the image they thought its siger, so if offered piring, sedundun, and cina. Sekebar is the most sembagi, they rejected,” he said. Motif of sembagi, used motive for the kings, and sedundun that has can not find in other part of country. But nowadays, sedundun flowers as its motive, kaca piring motives this motif is taken by Javanese batik craftman even with its kacang piring flowers, and sembagi cina though the truth is that it’s a motif from Lampung. that motive is taken from lotus flower. He hopes goverment play an important role Sembagi has a level of complexity in the such as introducing sembagi through books and production then it makes to be hard for development. seminar, also worn by the officers considering the “This is because the small dots pattern which is artistic value, and there is a story behind it, and it unbelievable. Many do not have the capability to cannot be regarded as cheap. pembatik dari Jawa, padahal itu motif Lampung. make this. It can also spend two to five months Sembagi, is one of Lampungnese batik which Ia berharap pemerintah dapat berperan lebih because of the high complexity,” he said. has a classical artistic value that is worthy to wear besar, seperti mengenalkan sembagi melalui buku Batik sembagi, he also said, has two “tumpal” and adopt to the surface reminding the philosophy dan seminar, juga digunakan para pejabatnya (geometrical shapes of triangle) at the ends. That and aesthetic of it. If not, for sure there is only one mengingat nilai klasik sangat berbeda, ada ceritanya, is the different characteristic with Javanese Batik word: gone. Then, on the next generation, knowing dan itu tidak boleh dimurahkan. that has only one “tumpal”. it as only a legend. Sembagi, adalah salah satu batik Lampung yang memiliki nilai seni klasik yang layak dipakai The other thing that stops sembagi from developing, is batik which is produced for dan diangkat ke permukaan mengingat filosofi dan informasi | information » estetikanya. Jika tidak, tentu hanya ada satu kata: commercial interest, not as a cultural respect. Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan hilang. Lalu generasi mendatang, mengenalnya As a local people, Raswan admitted he has Jl. Cut Mutia No.23B Bandar Lampung sebagai dongeng. responsibility to promote and care about batik Telp: 0721-487310; 487311 Lampung. “If there are people admiring and Fax: 0721-481440

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 25 Made in Indonesia

Batik Banten Going Globally Batik Banten Nama batik Banten memang baru terdengar dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan diresmikannya Provinsi Banten pada tahun 2,000 lalu. Name of Batik Banten is not familiar until the opening of Banten province in years of 2000.

adahal, seni hias batik di provinsi tersebut sudah ada sebelum abad ke-17 dan kemudian tenggelam bersamaan dengan Ppudarnya kejayaan Kesultanan Banten. Kini, dengan pesona yang dimilikinya, batik Banten mulai bangkit lagi. Upaya menghidupkan kembali geliat batik Banten telah dilakukan Pemerintah Provinsi Banten melalui Surat Keputusan Gubernur Banten pada Oktober 2003 tentang pembentukan panitia peneliti batik Banten. “Melalui SK itu telah dilakukan pengkajian motif, Hasil dari pengkajian motif tersebut kemudian dipresentasikan di depan para arkeolog nasional, budayawan, dan pemerintah Banten pada September 2004,” ujar Uke Kurniawan, mantan wakil ketua dari panitia penelitian batik Banten. Menurutnya, berdasarkan penelitian,telah ditemukan 75 ragam hias yang menjadi motif batik Banten.Sebagian besar motif batik tersebut berasal dari sejarah dan kearifan lokal masyarakat Banten. “Batik Banten memiliki identitas dan ciri khas tersendiri karena beberapa motifnya diadopsi dari benda-benda sejarah artefak. Inilah tatanan aset yang menjadi ciri khas batik Banten tersebut,” ujarnya. Salah satu pesona batik Banten terdapat dalam batik yang bermotif datulaya. Motif ini memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam figura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan, motif dasar berwarna biru, variasi motif pada figura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, pada dasar kain berwarna kuning. “Nama datulaya ini diambil dari tempat tinggal pangeran. Datu itu artinya pangeran, laya artinya tempat tinggal,” jelas Uke. Karena ciri khas yang dimilikinya itu, batik Banten saat ini telah memasuki kancah internasional. Hal itu tercermin dari penghargaan yang diperoleh batik Banten dalam pertemuan para arkeologi dari 52 negara di Malaysia akhir Januari 2005.

26 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

“Dari Indonesia kita membawa hasil kajian Sekarang karyawannya berjumlah ratusan. “Awalnya mengenai batik Banten dan memperoleh predikat memang masyarakat kurang antusias, tapi seiring terbaik. Hingga motif datulaya mendapat tanda perkembangannya, masyarakat mulai tertarik untuk tangan dari Menteri Dalam Negeri Malaysia,” belajar membuat batik Banten,” katanya. paparnya. Adapun batik yang diproduksinya adalah batik Bahkan, ungkap Uke, batik Banten merupakan cap, printing, maupun tulis. “Untuk batik tulis batik pertama yang memiliki hak paten di United pembuatannya memakan waktu yang cukup lama. Nations Educational, Scientific and Cultural Dalam waktu dua minggu hanya dapat diproduksi Organization (UNESCO), sebuah lembaga PBB satu batik,” jelasnya. yang bergerak di bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Meski usahanya masih baru, namun apresiasi Kebudayaan masyarakat terhadap produk batik yang dihasilkan Untuk memperkenalkan batik Banten lebih luas Uke sangatlah besar. Hal ini terlihat dari banyaknya lagi kepada masyarakat, Uke telah memberanikan masyarakat Banten dan sekitarnya yang menyukai diri untuk terjun dalam produksi batik. Pria setengah batik Banten. baya ini memulai usahanya di tahun 2004 dengan Selain itu, batik Banten produksinya juga sudah modal Rp 100 juta. Kemudian usahanya berkembang merambah pasar internasional. “Pembeli kami sudah setelah mendapatkan dana pendampingan dari mencapai Malaysia, Finlandia, Korea dan sejumlah sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). negara Eropa,” ucapnya. Awalnya Uke hanya memiliki puluhan karyawan.

hile in fact, batik art had been existed in the province prior to the 17th century and disappeared along with the fall of Sultan Banten. WNow with its fascination, batik Banten is began to rebirth. The efforts to revive batik Banten has been done by Banten Provincial Government through the Decree of the Governor of Banten in October 2003 regarding Uke added that In fact, Batik Banten is the first the establishment of the committee investigators of Batik batik which have had a patent from the United Nations Banten. Educational, Scientific and Cultural Organization “Through the decree, motif assessment has been (UNESCO), a UN agency working in the field of conducted, the results of the assessment motive then Education, Scientific, and Cultural presented to the national archaeologists, humanist and In order to introduce batik Banten to wider Banten provincial government in September 2004,” said community, Uke has ventured to plunge in the production Uke Kurniawan, a former vice-chairman of the committee of batik. This middle-aged man started his business study of Batik Banten. in 2004 with a capital of USD 100 million. Then its According to him, based on research, has found 75 developed after getting funding assistance from a number ornaments of Batik Banten. The motif originated from the of State-Owned Enterprises (SOEs). history and local wisdom of Banten’s people. Initially, Uke has only a dozens of employees. Now “Batik Banten has its own identity and characteristics, his employees numbering in hundreds. “At first the people some of motifs is adopted from artifacts of historical was not enthusiastic, but as the development, people began objects. Here’s the structure asset that characterized Batik wanting to learn to make batik Banten,” he said. Banten, “,he said. He produces batik cap, printing, and tulis. “For batik One of the fascination of Batik Banten is a pattern tulis needs a longer time. Within two weeks it can only of datulaya. This motif has the basic rhombus-with flower produce one batik,” he explained. and circles shapped inside figura leaf tendrils. The colors Although his business is still new, but public used are blue for basic motif, and gray for leaf tendrils appreciation on his batik products is enormous. It figura on yellow-colored fabric. is reflected by the support of Banten people and its “Datulaya name is taken from the prince residence. surrounding communities . Datu means prince ad laya means shelter,” said Uke. In addition, his production also has penetrated to By its characteristics, Batik Banten has now entered international market. “Our buyers have reached Malaysia, into international arena. This is reflected the awards Finland, Korea and several European countries,” he said. earned in the meeting of archeology from 52 countries in Malaysia in the end of January 2005. informasi | information » “From Indonesia we bring the results of a study on the batik Banten and we got the best predicate. while Griya Batik Banten datulaya motif signatured by The Minister of Home Jalan Raya Tunjung Teja, Negla Sari Nomor 36, Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Banten Affairs of Malaysia,” he said. Telp/Fax: 0254 213 616, 0813 1859 7097

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 27 Made in Indonesia

The Classic ART of Batik Betawi BatikBatik Betawi yang cikal bakalnya lahir di Jakarta, Betawiyang dulu dikenal ’80 an dan ’90 an harga tanah di Jakarta semakin dengan wilayah Batavia, mulai berkembang sejak sekitar tahun lama semakin tinggi. Sejalan dengan tingginya 1930’an sampai tahun 1940’an. Usaha pembatikan dilakukan baik kesadaran terhadap kelestarian lingkungan sekitar, dalam skala perorangan di industri rumahan ataupun di industri maka Pemda DKI mulai menertibkan wilayah yang sebagian ada industri batiknya. Limbah batik yang pembatikan yang cukup besar. dibuang ke sungai, disadari mulai mengganggu The Embryo of Batik Betawi borned in Jakarta, formerly known as Batavia pemandangan dan kehidupan masyarakat di daerah region, it was developed since 1930’s until 1940’s. Batik businesses are alirannya tersebut. Akhirnya usaha kami berjalan carried out either in individual scale within home industries or bigger secara sembunyi-sembunyi, dan lambat laun mereka industrial scale. mulai mengalihkan industrinya dari wilayah Jakarta ke daerah di luar Jakarta, tetapi masih menempel aat menceritakan kisahnya perihal Kacang. Batik di masa itu juga digarap di daerah dengan ibukota seperti daerah Tangerang, Bekasi, upayanya mencari “batik klasik’ di daerah Kebayoran Lama. Motif yang banyak waktu itu dan Depok.” Jakarta yang biasa dikenal sebagai batik adalah Pucuk Rebung dan Buket. Ketika UNESCO tahun 2011 mengakui batik SBetawi klasik, Emma Amalia Agus Bisrie Pada masa itu, masyarakat Betawi juga sudah sebagai warisan budaya takbenda, maka hal menceritakan, kalau dirinya tidak hanya mengoleksi mulai mengenal berbagai teknik membatik, baik tersebut juga membawa pengaruh positif bagi batik Betawi, melainkan juga sebagai kolektor Kain yang caranya sederhana, ataupun juga teknik batik berkembangnya batik Betawi, khususnya di daerah Antik Nusantara, termasuk juga berbagai benda seni cap halus. Bahkan pada masa tersebut, mereka juga Pulogadung (Jakarta Timur), mulai banyak yang dan artefak. Karena sebenarnya lebih sulit mencari piawai menggunakan pewarna alam, seperti dari menggarap batik. Tokoh Betawi Ridwan Saidi kembali kain batik Betawi antik atau batik Betawi tempo dulu, akar mengkudu untuk warna merah. Kualitas warna mengupayakan agar batik Betawi marak lagi, melalui dibanding mencari batik dari daerah Jawa lainnya. merah dari mengkudu tersebut, dikenal juga dengan penggunaan motif asli Betawi seperti flora dan fauna Pada masa itu daerah di Batavia yang banyak batik Palmere, bahkan mendekati warna merah kain berbentuk gambar ikan, burung Bondol, dan burung daerah pembatikannya tersebar seperti pembatikan batik dari Lasem, “jelas ibu dari 5 putera ini. Ulung-Ulung, serta buaya. di Karet Tengsin, yang menggarap batik cap dan Emma yang sejak tiga tahun terakhir ini Motifnya juga kian dilengkapi dengan berbagai batik tulis. Selain itu ada juga daerah Palmerah di berkonsentrasi pada batik Betawi melanjutkan, lokasi bersejarah di Jakarta seperti arus Kali Ciliwung, Jl. Berdikari, Bendungan Hilir, dan daerah Kebon “Setelah tahun 1970’an, yakni memasuki era tahun Tugu Monas, Jembatan Gantung, corak rumah adat

28 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Betawi, model rumah , model gudang, model Pulogadung area (East Jakarta). Betawi figures Ridwan Salak, Batik Delman Hias, Becak, Ondel-Ondel, dan Saidi returned to strive for baik Betawi batik to rebound, hiasan gigi balang. through Betawi originated flora and fauna motives such Sejak tahun ’90 an berbagai lembaga sudah as fish, Scaly-breasted birds, Ulung Ulung bird, and saling kerjasama seperti dengan Taman Ismail crocodiles. Marzuki (TIM), untuk memproduksi ikon-ikon kota The motives enriched by various historical locations Jakarta seperti ondel-ondel, delman, Burung Bondel, in Jakarta, such as Ciliwung River flows, Monas, yang semuanya bebas dilakukan untuk memperkaya Jembatan Gantung, Betawi traditional house, kebaya corak batik Betawi. house model, warehouse models, Salak model, Delman Saya turut memperjuangkan kepada Yayasan Hias, Becak, Ondel-Ondel, and garnish teeth. Batik Indonesia, bahwa batik Betawi itu memang Since 90’s there are mutual cooperation betweeen ada, sehingga perlu dijaga kelestariannya. Hasilnya agencies such as with Taman Ismail Marzuki (TIM), kini sudah ada delapan lokasi yang diakui memang to produce batik with Jakarta icons such as ondel-ondel, menjadi lokasi pembatikan asli Jakarta, yakni Seraci delman, Bondel Birds, all of which are freely made to Batik Betawi, Mawar Batik Betawi, Kebon Bawang enrich the Betawi batik patterns. Batik Betawi, Gandaria Batik Betawi, Warung None I also proposed to Yayasan Batik Indonesia, to show Batik Betawi, Surya Cipta Batik Betawi, Terogong that the Batik Betawi is exists, so it needs to be preserved. Batik Betawi, dan Milla House. The result now there are eight recognized location as “Saya sendiri dari Batik Milla sejak tahun the site of originated batik Jakarta, namely Seraci Batik 1990’an sudah memindahkan usaha kami ke daerah Betawi, Mawar Batik Betawi, Kebon Bawang Batik Bekasi Barat, dan bekerjasama dengan 12 pembatik, Betawi, Gandaria Batik Betawi, Warung None Batik menggarap batik tulis yang produksinya diperkirakan Betawi, Surya Cipta Batik Betawi, Terogong Batik sekitar 3 minggu sd 1 bulan untuk satu produksi batik Betawi, and Milla House. halus. Sedang untuk batik cap, kami menggarapnya hen telling her story in searching “I’m from Batik Milla since 1990’s have moved secara unik karena bisa dikerjakan dalam waktu 4 “classical batik” in Jakarta commonly our business location to West Bekasi area, and in hari untuk satu kain. known as clasical batik, Emma Amalia collaboration with 12 batik craftsman, we produce batik Sebagai desainer batik Betawi, saya telah Agus Bisrie explained, that she does not tulis which is takes around 3 weeks to 1 month for one Wonly collect batik Betawi, but also as a collector of Kain mengusulkan kepada Gubernur DKI Joko Widodo, fine batik tulis. While for Batik Cap (Batik Stamp) can khusus untuk penggunaan seragam di lingkungan Antik Nusantara, as well as various objects of arts and be finished within 4 days for one fabric. artifacts. Coleccting batik Betawi antique or oldies batik Pemda DKI. Motif yang dipilih adalah Pucuk Rebung, As the designer of Batik Betawi, I have proposed is actually much more difficult rather than that of other yang maknanya sebagai penolak bala, dengan to Governor DKI Jakarta, Joko Widodo, to select Pucuk batik from other regions of Java. harapan depan DKI Jakarta terbebas dari bencana Rebung motives for the uniforms of local government. banjir. Ia juga mengharapkan lebih banyak lagi In the past, batik produced in several scattered areas The meaning of Pucuk Rebung motives is as repellent mereka yang mau menggeluti batik Betawi, sehingga , such as Karet Tengsin that produced printed batik of reinforcements, with the hope of DKI Jakarta free kehadirannya lebih semarak dan menggambarkan and hand-writing batik, Palmerah located on Berdikari from floods. She also expects more people are willing to karakteristik khas budaya Betawi, kata Emma Street, Bendungan Hilir, Kebun Kacang and Kebayoran involve into Batik Betawi, so its presence will be more Amalia Agus Bisrie mengakiri wawancara dengan Lama. The famous motives were Pucuk Rebung and enlightening the characteristics of Betawi culture. Said Majalah KINA. Buket. Emma Amalia Agus ending the interview with KINA At that time, Betawi people have recognized various magazine. techniques of batik, either the simple or too delicate batik technique. They are also good in using natural dyes, such as from Morinda citrifolia (Mengkudu) root for the red color. The quality of red color of the Morinda citrifolia, also known as batik Palmere, even close to the red color of batik Lasem, “said the mother of 5 sons. Emma who focusing on Batik Betawi in the last three years continued, “After 1970s, entering an ‘80s and early ‘90s, Jakarta land prices was higher and higher. In line with the increased awareness of the preservation of the environment, The local government of Jakarta began to regulate areas where batik industry is existed. Batik waste which is dumped into the river, begining disrupted the environment and social life along the stream area. Eventually the industry run clandestinely, and gradually the industry shifted from Jakarta to the informasi | information » outer regions of Jakarta, such as Tangerang, Bekasi and Depok”. Batik Betawi - Ibu Emma Amelia Milla House Jl. Panglima Polim V/12 A, Jak 12160 When batik recognized as an intangible cultural Telp (021) 7266184 heritage by UNESCO in 2011, it also bring a positive email : [email protected] ; effects to the development of Batik Betawi, particularly in Website : www.millahousekebaya.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 29 Made in Indonesia

BatikBatik of The Shrimp City Cirebon Desa Trusmi terkenal sebagai Trusmi Village is a famous tourist objek wisata belanja batik khas destination for shopping Batik Cirebon. Di sinilah juga sentra Cirebon. The village is known as perajin batik kota udang. batik center of the ‘Shrimp City’. eretan showroom batik meramaikan sisi kanan dan kiri desa Trusmi. Beberapa showroom juga merangkap pabrik atau Dworkshop pembuatan batik. Salah satu perajin batik Trusmi yang terkenal adalah Katura. Usaha batik milik keluarganya itu telah melewati beberapa generasi. Katura telah membatik mulai dari usia 11 tahun. Kini, ia sudah hampir menginjak usia 61 tahun. Pada usia 22 tahun, Katura sudah membuka usaha sendiri dengan dibantu oleh lima orang tenaga kerja, dan usaha tersebut terus berkembang sampai saat ini dengan memiliki karyawan sebanyak 30 orang. Selain itu, Katura telah menghasilkan beberapa design motif batik yang telah di produksi dan dipasarkan oleh para pengusaha batik Kabupaten Cirebon. Katura sering disebut-sebut sebagai seniman batik Cirebon. Berbagai penghargaan telah ia terima. Salah satunya adalah penghargaan Upakarti di tahun 2009. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pria kelahiran 15 Desember 1952 ini menerima Upakarti karena jasanya dalam pelestarian bidang industri batik. Salah satu cara pelestarian batik yang ia lakukan adalah dengan mendirikan sanggar batik. Setiap orang yang ingin belajar batik khas Cirebon dapat mampir dan berlatih di sanggar miliknya. Bahkan, sanggar itu pun terbuka untuk wisatawan. “Banyak turis yang datang untuk belajar di sini. Kami selalu sediakan kain seukuran sapu tangan untuk mengajarkan mereka cara membatik. Walau hanya sebentar, tapi ini adalah usaha kami untuk melestarikan batik,” ungkap Katura. Pesanan yang datang pun tak hanya dari lokal melainkan juga mancanegara. Baru-baru ini, Katura menerima pesanan dari Jepang. Uniknya, semua batik produksi Katura merupakan batik tulis. Bayangkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap lembar kain batik tulis ada yang mencapai satu tahun lebih. Tentu saja, harganya pun lumayan mahal jika dibanding dengan batik cap. Justru kekhasan itu yang menjadi incaran para kolektor batik dalam maupun luar negeri.

30 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

“Ciri khas batik Cirebon adalah garis-garis tipis yang halus dan tidak putus. Tapi sayangnya sudah mulai jarang para perajin sekarang yang bisa membuat garis sehalus ini, karena perlu kesabaran, keuletan, dan ketelitian. Sementara yang penting dari pengusaha batik sekarang adalah cepat jadi dan menghasilkan banyak,” paparnya sambil menunjuk garis halus di salah satu batik karyanya. Menurut Katura, secara garis besar motif batik khas Cirebon dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu motif keratonan dan pesisiran. “Ornamen-ornamen batik yang menampilkan motif alam untuk menunjukan batik khas pesisiran, sedangkan beberapa motif lainnya menggunakan ornamen-ornamen di keraton untuk menunjukkan dua keraton Cirebon yaitu Kasepuhan dan Kanoman,” ungkapnya. Warna gading juga menjadi warna khas batik Cirebon. Sementara itu, motif batik khas Cirebon yang telah dikenal masyarakat luas diantaranya Mega mendung, Singa , dan Wadasan atau batu cadas.

he rows of batik showroom enliven The orders coming not only from local but batik Cirebon. Other typical of batik Cirebon that along the right and left side of Trusmi foreign as well. Recently, Katura received orders widely known among other are Mega Mendung, Village. Some of the show room are from Japan. Interestingly, all Katura batiks are Singa Barong, and Wadasan or Batu Cadas. also serves as batik workshop. One of batik tulis (Traditional painting) production. theT famous Batik craftman is Katura. The batik’s Imagine that to complete each piece of batik tulis, enterprenuer whose owned by his family thorugh certain batik needs one year or more, the prices is a number of generations. quite expensive when compared with batik stamp. Katura has started as batik craftman since 11 Such uniqueness is the target of batik collectors years of age, now his age is about 61 years. When both domestic and abroad. he was 22 years, he had opened his own business “The Characteristic of batik Cirebon is smooth assisted by five workers, and to date the business thin lines instead of dot lines. Unfortunately, continues to thrive by having 30 people staff. currently there are not many craftman that make Katura has produced a number of design patterns a smooths lines, because it requires patience, that have been in production and marketed by perseverance, and thoroughness. While the batik batik entrepreneurs in Cirebon. entrepreneurs now more concerned to be quick Katura is known as famous batik craftman and productive”, he said ,while apointing to one from Cirebon. He has received numerous awards, of the fine lines of his collection. one is Upakarti award in 2009 that was presented According to Katura, in general the motives of by President Susilo Bambang Yudhoyono. The Cirebon batik can be grouped into two categories, men who borned in 15th December, 1952 was namely keratonan (palace) and pesisiran (coastal) received Upakarti for his services in the field of motifs. “The nature ornamen is to show the preservation of batik industry. typical of batik pesisiran, while the other motif, One way of preserving batik that he did was a palace ornamen used to show the two palaces setting up a batik studio. Any person who wants to of Cirebon, namely Kasepuhan and Kanoman,” learn batik Cirebon can stop by and practicing in he said. The ivory color is also a typical color of his studio, moreover the studio is open for tourists. “Many tourists come to study here. We always provide handkerchief sized cloth to teach them how to make a batik, eventhough in briefly, but this is our effort to preserve batik,” said Katura. informasi | information » Batik Trusmi Cirebon Dekranasda Propinsi Jawa Barat Gedung Jabar Craft Center (JCC), Jl. Ir. H. Juanda No.19, Bandung 40116

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 31 Made in Indonesia The Glory of Garutan Batik

BatikIndustri kerajinan batik Garutan di Kabupaten Garut,Garutan Jawa Barat sempat mengalami jatuh bangun beberapa kali. Sempat berkembang dengan baik dan bisa dibilang mencapai masa keemasan pada masa penjajahan Hindia Belanda, industri batik Garutan mengalami kelesuan pada masa penjajahan Jepang.

i era kemerdekaan pun industri an, namun sempat mengalami kevakuman karena kerajinan batik Garutan tidak luput berbagai alasan, khususnya karena kondisi pasar dari pengalaman jatuh bangun. Setelah yang masih lesu. Namun pada dekade tahun 2000- Dsempat tertidur lelap selama masa sulit an situasi pasar produk kerajinan batik di dalam di era awal kemerdekaan hingga dekade tahun 1970- negeri mulai bergairah sehingga mendorong Rajib an, industri kerajinan batik Garutan kembali harus untuk mulai menekuni industri kerajinan batik. Maka berjalan tertatih-tatih pada 1980-an ketika keluarga berdirilah industri kerajinan batik Garutan yang diberi para perajin batik Garutan mencoba untuk bangkit nama “RPG” Tenun Sutera & Batik Tulis. kembali dari tidur panjangnya. Rajib mengatakan industri kerajinan batik Adalah Rajib Nasrudin (37), seorang pengusaha Garutan yang digelutinya menggunakan dua jenis batik tulis, batik cap dan batik semi tulis dan cap kain dasar, yaitu kain primisima dan kain tenun asal kota Garut yang sejak tahun 2005 berusaha sutera. Selain melayani permintaan produk batik membangun kembali kejayaan industri kerajinan tulis, Rajib juga melayani permintaan produk batik batik Garutan yang pernah digeluti kakek buyut dan cap serta kombinasi batik tulis dan cap. “Kami tetap leluhur Rajib. memproduksi batik cap dan batik kombinasi cap dan Menurut Rajib, industri kerajinan batik Garutan tulis karena memang ada permintaan di pasar.” mulai dikembangkan kembali pada tahun 1980- Menurut Rajib, batik Garutan umumnya

32 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia dicirikan dengan dominasi tiga jenis warna utama, Rajib yang kini memiliki dua gerai batik di Garut potong kain batik semi tulis dan 300-400 potong kain yaitu warna biron (biru), sogan (merah bata) yang sering mengikuti kegiatan pameran batik di dalam batik cap serta 300 potong kain tenun sutera yang merupakan pengaruh batik Yogyakarta dan Cirebon, negeri. Melalui pameran itu pula Rajib kini memiliki belum dibatik. serta warna gading. Dalam beberapa hal menyangkut banyak pelanggan yang tersebar di berbagai kota Kendala utama yang dihadapi Rajib dalam motif/desain maupun warna, batik Garutan banyak besar di tanah air, termasuk di Jakarta. “Sampai saat memenuhi permintaan produk kerajinan batik mendapatkan pengaruh paduan dari Belanda, ini alhamdulilah permintaan cukup banyak, bahkan adalah adanya keterbatasan jumlah perajin batik. Jepang, dan China. untuk Jakarta saja seringkali permintaan tidak dapat Rajib merasakan bahwa selama ini pelatihan batik Selain paduan pengaruh tersebut, batik Garut kami penuhi seluruhnya. Karena itu, sampai saat ini bagi masyarakat terutama bagi para calon perajin juga memiliki kelebihan lain dibandingkan produk kami belum sempat melangkah lebih jauh untuk batik sangat kurang. Demikian juga sosialisasi batik lainnya di tanah air, yaitu adanya proses melakukan ekspor, karena permintaan di dalam yang dilakukan pemerintah maupun dunia usaha pembatikan yang dilakukan terhadap kedua sisi negeri saja tidak bisa kami penuhi.” mengenai industri kerajinan batik masih sangat kain (proses pembatikan secara bolak-balik) baik sisi Saat ini Rajib memiliki 20 orang perajin batik kurang. “Bahkan, sampai saat ini di Kabupaten Garut depan maupun belakang sehingga kedua sisi kain yang bekerja di bengkel kerja RPG. Dengan dibantu belum ada satu pun sekolah batik. Karena itu, tidak batik Garutan memiliki tampilan yang sama satu 20 orang perajin itu, Rajib setiap bulannya mampu mengherankan jika kalangan anak muda sekarang sama lain. memproduksi 10-15 potong kain batik tulis, 300-400 tidak banyak yang berminat untuk membatik.”

Batik craft industry in Garut regency, West Java had experienced ups and downs from time to time. Had time developed properly and reached the golden age during the colonial era of and declined during Japanese occupation.

ven in the era of independence was also demand for batik tulis, batik cap and a combination planned for export, since we can not meet the experienced ups and downs, after being of batik cap and tulis. “We still produce batik cap domestic demand “ asleep during difficulty times in the and a combination of cap and tulis since there is Rajib has currenly 20 batik craftman working early of independence era to the decade demand in the market.” in RPG workshops. With the assistance of 20 ofE the 1970s, the Garutan’s batik had hobbled in He added that The Garutan is generally people, each month he can produce 10-15 pieces the 1980s when the batik craftman tried to rise-up characterized by the dominance of three main of batik tulis, 300-400 pieces of batik combination, from sluggishness colors, namely Biron ( blue), Sogan (red brick) as 300-400 pieces of batik cap and 300 pieces of There is Rajib Nasrudin (37), a businessman influences of Yogyakarta and Cirebon batik, and woven silk fabric that have not batik processed yet. of batik tulis (handmade), batik cap (stamp/block ivory. In some cases, a motif/design and colors of For Rajib, the main obstacles to meet the printed) and cap-handmade combination from batik Garutan is heavily influenced by a blended batik’s demand is a limited number of batik city of Garut which is since 2005 had tried to of the Netherlands, Japan, and China. craftman. He felt that batik traning for public, rebuild the glory of Garutan who had cultivated In addition to the influence of the above especially the potential craftmen are very limited, by his ancestor cultures, Batik Garutan has also another even the socialization by goverment and private According to Rajib, Garutan craft industry characteristics over other batik products in the sector concerning batik crafts. “In fact, to date was rebuild in the 1980s, even had experienced country, namely the batik process is carried out there is no batik school in Garut regency, therefore a vacuum for many reasons, particularly because on both sides of the fabrics (back and forth) so the it is not surprising that young people are not of the sluggish market conditions. But in the both sides are equal looks each other. much interested in batik. decade of the 2000s the market situation began Rajib who has currently two batik outlets in to increased and encouraging him to establish Garut is oftenly participates in batik exhibitions informasi | information » the batik Garutan businesess, namely “RPG”, in the country. Through the exhibition Rajib has Batik Garutan Weaving Silk and Batik Tulis. now many customers from many cities in the RPG Tenun Sutra & Batik Tulis Rajib said that his Batik Garutan is using two country, including Jakarta. “Thanks God, we have Jl. Pembangunan Blkg. Siknas Kp. Citeureup 03/03 type of fabrics namely primisima and weaving many requests, even from Jakarta that we can not No. 414 Tarogong-Garut 44151 silk, even more Rajib has also serving customer fulfilled entirely. Therefore, to date we do not have Telp. (0262) 543684-081323035863 e-mail: [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 33 Made in Indonesia

aya khayal si pembatik dalam menggambarkan sebuah motif sangat mempengaruhi hasil akhir motif. Dan Dkarena itu pula maka hampir tidak pernah terjadi ada dua kain panjang batik dengan satu motif batik, yang hasilnya sama dan serupa. Seni batik itu sendiri merupakan perpaduan antara seni motif atau ragam hias dan seni warna yang diproses melalui pencelupa dan lilin batik sebagai perintangnya. Batik telah menyertai kehidupan bangsa Indonesia sepanjang masa dan telah mendarah Batik daging. Batik digemari, disenangi, dan selalu ingin dimiliki dan dipakai, baik sebagai hasil kesenian maupun sebagai bahan sandang dan kebutuhan hidup lainnya. Pada umumnya kain batik digunakan untuk bermacam- macam keperluan baik rumah tangga, busana maupun hiasan. Pemakaian batik yang biasa kita lihat adalah untuk kain batik nyamping atau Banyumas kain bebad (Jawa: Jarit, jarik), kain batik sarung, ikat kepala, taplak meja, sprei, selendang, gorden, busana, dan untuk keperluan lainnya. Sehingga batik mempunyai nilai ekonimis yang bisa dikategorikan The Eco Batik from Banyumas sebagai produk budaya. Kita semua tahu bahwa persoalan yang timbul pada proses pembuatan batik yang menggunakan Batik adalah ekspresi kreatifitas budaya yang memiliki makna bahan pewarna sintetis adalah masalah pencemaran simbolis yang unik dan nilai estetika yang tinggi. Keunikan lingkungan, oleh karena itu seiring dengan yang indah itu merupakan salah satu perwujudan karakter si berjalannya waktu dan pengetahuan para pembatik pembatik, karena dalam nenciptakan motif-motif yang unik itu serta kesadaran akan pelestarian lingkungan, maka akan lebih banyak melibatkan perasaan atau suasana hati. para pembatik sudah mulai kembali menggunakan pewarna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan Batik is an expression of cultural creativity having a unique seperti yang digunakan oleh para pendahulu kita. Dengan menggunakan bahan pewarna alam tidak symbolic meaning and aesthetic value. The uniqueness is a hanya menghasilkan produk yang ramah lingkungan, manifestation of the character of craftman, because feelings tetapi juga proses produksi serta orang yang terlibat and moods are more involved when he creates the unique didalamnya akan terbebas dari masalah pencemaran motifs. lingkungan. Bicara mengenai pelestarian lingkungan pada

34 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia proses pembuatan batik dengan pewarna alam, dan ketekunannya sehingga bisa mencetak para tidak hanya mengatasi masalah limbah tetapi juga pecanting baru dari hasil didikannya. menyangkut penghematan dalam menggunakan Diawali dengan memberikan pelatihan terutama air tanah. Karena produk yang dihasilkan dari batik kepada kaum perempuan agar bisa melukis di warna alam aman bagi lingkungan, sehingga air atas kain dengan menggunakan lilin yang biasa bekas cucian kain bisa langsung dimasukan ke dalam disebut ‘mencanting’, sehingga bisa memberikan lobang resapan yang jaraknya tidak jauh dari sumber penghasilan tambahan bagi keluarga. air bersih dalam hal ini sumur. Sehingga ketersediaan Keterlibatan kaum muda dalam proses produksi air bersih akan tetap terjaga. banyak memberi penyegaran dalam desain, sehingga Adalah Ibnu Subyandono, seorang pengrajin terkumpul corak-corak batik baru. Dengan demikian, batik dengan merek “Batik Tata” dari Sumpiuh, selain batik-batik bercorak tradisional, motif-motif kabupaten Banyumas, propinsi Jawa Tengah yang kontemporer juga tampil signifikan dalam kreasi- konsisten menggunakan bahan pewarna alam, kreasi Batik Tata. sehingga batik yang dihasilkan mempunyai ciri khas Dengan diadakannya pelatihan secara terus tersendiri baik dari segi warna maupun motif. menerus kepada generasi baru pembatik di desa ini, Ibnu Subyandono adalah tipikal pengusaha diharapkan akan meningkatkan kesadaran budaya muda yang tidak mudah menyerah. Dengan batik tulis sehingga dapat mendukung pelestarian pengetahuan yang sangat minim mengenai seluk warisan budaya Indonesia, dan yang penting akan beluk batik karena latar belakang yang bukan membantu pemerintah dalam penyediaan lapangan dari keturunan pembatik, tetapi berkat kerja keras pekerjaan.

he craftman imagination describing environmentally friendly as well as production especially for the housewife in order to be able to batik motif greatly affects the final process, while the people involved will be free from paint on cloths using wax called ‘mencanting’, so result. That is why, it is almost never environmental pollution problems. that they can provide additional income for their the case one motif can produces the two Talking about environmental preservation in families orT more batik that are exactly the same. The batik batik processing with natural dyes, this process Young involvement in the production process art it self is a blend of motif design, decoratives, not only solves the waste problems but saves the could give a fresh view of design alternatives so and colors processed through dieying and waxing. use of ground water as well. Due to the fact that that many new designs can be created. Thus , in Batik has been a part of the Indonesian cultural the use of natural dyes is safe for the environment, addition to the traditional motifs, contemporary heritage. Most people love and own batik for some the waste water for washing batik cloth can be motifs also takes place a significant appearance in reasons. Batik can be used for the the purpose directly flowed into the leach pit not far away from Batik Tata. of clothes, the collection of art products, home the source of water for daily use, which is wells. With the continous training to a new batik decoratives and other necessities. As a cultural So that the water supply will be maintained. generation in his village, he expects the awareness heritage, batik has significant economic value. Ibnu Subyandono is one of batik craftman of handmade batik will significantly increase, Batik is used for “batik nyamping for women ” with the brand “ Batik Tata” from Sumpiuh, so the preservation of cultural heritage can be or “batik bebed for men”, for saroeng, headband, Banyumas, Central of Java that consistently uses maintained. Last but not least, it can help the tablecloths, bedsheets, scarves, shawls, curtains, natural dyes, so that batik produced has its own government in creating work opportunities. clothing, and so on. characteristics in terms of both color and motif. We all know that the problems arising in the He is a typical young entrepreneur who does informasi | information » process of producing batik using synthetic dyes is not easily give up. With limited knowledge of the problem of environmental pollution, therefore batik industry as his background is not from the Batik ‘Tata’ Banyumas to preserve the environment, batik industry have Jl. Tata No. 14 batik communitis, but with his dilligence hard Sumpiuh-Banyumas 53195 started using natural dyes derived from herbs work attitute he can create many new craftmen. Jawa Tengah as used by our predecessors. By using natural This activity is carried out by giving training Email: [email protected] dyes, the industry will produces batik that are

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 35 Made in Indonesia

bBatikatik girli (river’s edge) Sragen ua sub sentra tersebut memiliki beberapa Kabupaten Sragen, adalah sentra produksi batik terbesar setelah desa penghasil batik. Letak mereka pun Pekalongan dan . Di Sragen, terdapat dua sub sentra batik berdekatan, saling berseberangan di sisi yakni Kecamatan Plupuh dan Masaran. Dutara dan selatan Sungai Bengawan Solo. Desa Pilang, Sidodadi, dan Kliwonan, terletak di is known as the largest batik production centers following selatan Bengawan Solo dan berada dalam wilayah Pekalongan and Surakarta. There are two main batik sub-centers in Sragen, Kecamatan Masaran. Karena berada di pinggiran Plupuh sub-district and Masaran sub-district. sungai atau kali --dalam bahasa Jawa, industri Batik di kawasan tersebut juga dikenal dengan sebutan Batik Girli (Pinggir Kali). Di dua sub sentra batik tersebut terdapat 4.817 perajin batik dengan menyerap sekurangnya 7.072 tenaga kerja.

36 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Aksesibilitas Sebagian besar perajin batik tinggal di desa Kliwonan. Kuantitas produksi batik yang dihasilkan perajin Kliwonan pun paling besar. Oleh sebab itu, kawasan penghasil batik di Sragen kemudian lebih dikenal dengan sebutan sentra batik Kliwonan. Pemerintah Kabupaten Sragen lalu menetapkan sentra batik itu sebagai kawasan wisata terpadu, yang dinamakan Desa Wisata Batik Kliwonan. Desa Kliwonan sekaligus diditetapkan menjadi pusat pengembangan, pelatihan, dan pemasaran batik. Kawasan Desa Wisata Batik Kliwonan terletak sekitar 12 KM sebelah selatan pusat kota Kabupaten Sragen, 15 KM sebelah timur laut kota Solo atau 13 kilometer dari pusat kota Kabupaten Sragen dan telah dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana to that of Solo style, especially in the ‘80s. This publik yang memadai. Kala tiba di desa wisata batik, is not surprising, because the pioneers of batik pelancong tidak hanya dapat berbelanja. Wisatawan in Sragen had previously experienced working juga dapat melihat proses pembatikan, seperti proses as laborers in Solo batik industries. Sragen batik penjemuran, pewarnaan, pemberian motif, pelapisan industries then develop their own characteristic dengan sejenis parafin, dan pembatikan. hese two batik sub-centers are successfully, different from those of Yogyakarta Gaya batik Sragen awal mulanya identik dengan supported by many batik home and Surakarta batik. industriy vilages, located adjacent batik Surakarta, terutama di era 80-an. Ini tak The Sragen batik craftman generally produce each other. These two batik sub-center mengherankan, sebab para pionir kerajinan batik various types of batik, handmade (hand-writing), di Sragen umumnya pernah bekerja sebagai buruh areT neighbors and only separated by Bengawan stamps, printing, and the combinations. However, Solo river, Plupuh in north-side and Masaran in batik di perusahaan milik juragan batik Surakarta. most of the craftman still maintain hand-writing south-side respectively, Namun kemudian, batik Sragen berhasil membentuk batik on primisma cloth. This traditional ciri khas yang berbeda dari gaya Yogyakarta dan The villages of Pilang, Sidodadi, and techniques (Sragen hand-writing batik) has Surakarta. Kliwonan are located in the south of Bengawan showed the remarkable ability to survive within Perajin di Sragen umumnya memproduksi Solo river and part of Masaran sub-district. Due the high competition recently. By maintaining its batik dengan teknik tulis, cap, printing, dan to being located alongside the river (Bengawan traditional technique, Kliwonan batik craftman kombinasinya. Namun, sebagian besar perajin masih Solo river) – they are called “Girli” (Pinggir Kali- are considered as rare exotic assets that has to be mempertahankan teknik tulis di atas kain primisma. ) and their batik home industies preserved. This is really the appeal of Kliwonan Teknik tradisional ini menunjukkan kemampuan are also known as “Batik Girli” (Edge of the River batik tourism village. Batik). There are about 4,817 batik craftman in luar biasa batik tulis Sragen dalam bertahan di era The high competitiveness of Sragen batik is their two batik sub-centers and employing at least modern ini. Masih dipegangnya cara tradisional not a mere figment. Although carried out only 7,072 workers para pembatik di kawasan Kliwonan ini merupakan by home industry-based products located in rural eksotisme yang langka dijumpai. Inilah daya tarik Accessibility villages, their production capacities can not be desa wisata batik Kliwonan. Most Batik craftman live in Kliwonan village. underestimated. It can be seen, that the cotton Soal daya saing batik Sragen memang bukan The quantity of products produced by Kliwonan type batik produced in 2005 achieved about isapan jempol semata. Walaupun berupa industri craftman is the largest one. Therefore, the area 50,000 pieces, while silk type batik of manual rumahan dan berlokasi di pedesaan, kapasitas producing batik in Sragen region is later better loom machines reached 365,000 pieces. Not produksi batik yang dihasilkan tidak bisa dianggap known as Kliwonan batik center. The Sragen local surprisingly that Sragen could be the contender enteng. Lihat saja, produksi batik jenis katun yang government, then established it as an integrated of Pekalongan and Surakarta as the major regions dihasilkan pada 2005 mampu menembus angka tourism area, which is called the tourism village of batik producers. 50.000 potong, sementara batik jenis sutera dari alat of Batik Kliwonan. Kliwonan village is once Indeed, their success do not lead Sragen batik tenun bukan mesin mencapai 365.000 potong. Tak appointed to be the center of the developing, craftman to forget themselves. The people living mengherankan apabila Sragen mampu membayang- training, and marketing of batik. in “Girli” batik centers area are known to be a bayangi Pekalongan dan Surakarta sebagai daerah The Tourism Village of Kliwonan Batik is religious community. They are also to be friendly, produsen batik. located about 12 KM south of Sragen city, 15 KM courteous, and please to guests. The Islam - the northeast of Solo city and has been equipped with religion of the majority population in Girly Toh, kesuksesan tersebut tidak lantas membuat adequate public infrastructures and facilities. batik center - teachs to honour guests. That is para perajin batik menjadi lupa diri. Masyarakat When arriving at this tourism batik village, the the doctrine that has really been a lifeline to be sentra batik Girli itu dikenal sebagai komunitas tourism can not go for shopping, they can also implemented in their daily life . yang religius. Mereka juga dikenal ramah, sopan, watch the batik processing closely, such as the dan terbuka terhadap tamu. Ajaran Islam -agama informasi | information » drying process, dyeing process, motif design, mayoritas penduduk sentra batik Girli untuk coating process with paraffin, and the final process Batik Sragen memuliakan tamu yang disampaikan turun temurun of making batik. Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM Kabupaten oleh pendahulu mereka benar-benar dipegang teguh. Sragen, Jl. Raya Sukowati No. 21 Sragen The Sragen Batik style was originally similar Telp/Fax. (0271) 891050

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 37 Made in Indonesia

Kota Yogyakarta sejak puluhan tahun yang lalu sudah dikenal sebagai produsen batik yang cukup terkenal di tanah air. Karenanya, tidaklah mengherankan apabila banyak wisatawan, baik lokal maupun internasional banyak yang memburu batik Yogyakarta untuk berbagai keperluan. Since decades ago, Yogyakarta has been known as a well known producer of batik in the country. It is not surprisingly that many tourists, both domestic and foreign who hunt Yogyakarta batik for various purposes.

idak saja untuk dimanfaatkan sendiri, tetapi juga sebagai souvenir atau buah tangan sebagai pertanda pernah berkunjung ke TYogyakarta. Bahkan, tidak sedikit wisatawan yang menjadikan batik Yogyakarta sebagai lahan bisnis di dalam maupun luar negeri. Peluang bisnis batik di pasar dalam negeri memang masih cukup terbuka untuk dimanfaatkan, mengingat produk batik memiliki penggemar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, , Surabaya, , Makasar, dan sebagainya. Dari ribuan produsen dan pedagang batik di Yogyakarta terdapat salah satu produsen/pedagang batik yang mampu bertahan dalam kondisi persaingan yang semakin ketat pada waktu belakangan ini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa, semakin banyak produsen/pedagang di suatu kota/daerah, dipastikan bakal memunculkan persaingan dagang yang “ cukup seru “ diantara mereka. Terlebih-lebih dalam era global dewasa ini, persaingan dagang tidak saja terjadi diantara sesama produsen/pedagang lokal Yogyakarta, tetapi juga datang dari produsen batik impor, seperti halnya batik China, Malaysia, Traditional Batik of Yogyakarta dan sebagainya. Batik Pertiwi yang dikomandani Siti Utami Pertiwi, adalah produsen sekaligus pedagang batik yang bisa bertahan atau tetap eksis ditengah- tengah persaingan dagang yang kian tajam di pasar Yogyakarta. Menurut pengakuan sang pemilik, Siti Utami Pertiwi, resep yang cukup ampuh untuk tetap bertahan adalah kreatifitas dan inovasi. Ini berarti, tambah Siti Utami Pertiwi, upaya menciptakan motif atau desain baru menjadi hal penting untuk terus dilakukan. Tidak hanya motif, penggunaan bahan baku yang tepat dan effisien, juga menjadi factor yang ikut menentukan eksis tidaknya usaha batik di Batik pasar Yogyakarta. Sebaliknya, bila kita mengabaikan kreatifitas dan inovasi dalam berbisnis batik, hampir bisa dipastikan kita bakal ditinggalkan konsumen. “Dalam situasi persaingan yang sangat ketat dewasa ini, ditambah dengan keterbatasan penghasilan konsumen pada umumnya, menyebabkan konsumen memilih batik dengan Jogyakarta harga yang terjangkau,” ujar Siti Utami Pertiwi

38 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia kepada reporter majalah KINA belum lama ini ditempat kerjanya. Ia menambahkan, jarang sekali konsumen yang mengunjungi show-room Batik Pertiwi memilih yang kualitasnya bagus. Untuk mensiasati kondisi pasar seperti itu, sejak beberapa tahun belakangan ini Batik Pertiwi memproduksi berbagai jenis dan corak batik guna memenuhi permintaan pasar. Tidak saja konsumen/ pembeli dari kalangan menengah-kebawah, tetapi juga konsumen kelas menengah dan kelas atas. Dengan strategi seperti itu, Batik Pertiwi tetap mempunyai pembeli dari berbagai kalangan. Bahkan, tercatat beberapa instansi pemerintah daerah, menjadi pelanggan untuk keperluan pengadaan baju seragam dinas di instansinya. ot only for their own use, but also as business owner, Siti Pertiwi Utami, creativity and souvenirs or gifts as a proof they have innovation are the key success factors to compete. Menjawab pertanyaan terkait kemampuan visited Yogyakarta. In fact, there are Specifically, added Utami, an effort to create new produksi dalam jumlah besar dan dengan harga many tourists who comercialize the motives or designs should be continuously carried yang bersaing, ia menjawab bisa memenuhinya YogyakartaN batik at domestic and foreign markets. out. Not only the motif and design, the proper and asalkan diberikan waktu pembuatan yang cukup. efficient use of raw materials is also significant Sikap optimis seorang Siti Utama Pertiwi memang Batik business opportunities in domestic factor to determine the success of running cukup beralasan. Pasalnya, saat ini ia memiliki 70 market is still widely open to be exploitated, batik industry. By ignoring the creativity and karyawan, baik produksi, marketing maupun tenaga given there are lots of potential consumers for innovation aspects in batik industry, most likely administrasi dalam jumlah yang memadai. Demikian batik scattered in many big cities such as Jakarta, the customers will leave us, stressed Utami. pula tenaga desainer yang berpengalaman tersedia Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar, dalam jumlah yang cukup. Belum lagi dukungan dari and so on. “In fierce competition, coupled with limited mitra kerja Batik Pertiwi yang berjumlah 7 pengrajin. From thousands of batik manufacturers and purchasing power of consumers in general, the consumers prefer to choose batik with lower “Kesemuanya ini menjadi andalan Batik traders in Yogyakarta, Pertiwi batik is one of the price,” said Utami to Kina reporter in her office. Pertiwi dalam rangka memenuhi permintaan pasar manufacturers / traders that is able to survive in She added that only a few consumers visiting her dalam jumlah besar,“ ujarnya mengakhiri bincang- the current tight competition. All people know batik gallery that buy batik with high quality. bincanganya bersama reporter Majalah KINA. that, the more producers / traders running the business, the competition among them will be To anticipate such market conditions, in the increasingly intense. In today’s global era, trade last few years Batik Pertiwi has started producing competition occurs not only among producers/ various kinds of batik motives to meet various local traders, but also comes from imported batik, market demand, from lower, middle up to upper like China batik, Malaysia batik and so on. class. With such strategy, Batik pertiwi able Siti Pertiwi Utami, a producers and seller of to meet its customer loyalty. Even, there are Pertiwi batik is one that can survive and able to many local government agencies to be the main compete in Yogyakarta market. According to the customers for procuring the uniforms. Answering the questions related to the production capacity for large number of products with competitive prices, Utami confidently responds that she has a capability to meet the order if buyer gives enough time to produce. Optimist attitude shown by Utami is quite reasonable since nowadays she has 70 employees, a sufficient number to conduct production, marketing and administration. She also employs enough number of experienced designers. She is also supported by 7 craftmen as business partners. All of them are the assets of Batik pertiwi to fulfill the large number of market demand, said Utami while closing the talk with Kina Magazine.

informasi | information » Batik Ndalem Pertiwi Jl Singoranu 542, Tegalrejo, Yogyakarta 55244 Telp: 0274- 370171; 385678 Fax : 0274-370171

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 39 Made in Indonesia the Classical Batik of Pakualaman

Batik YogyakartaPakualaman yang ketika era kerajaan Nusantara pernah dikenal sebagai ibukota kerajaan Mataram dalam sejarah dikenal sebagai daerah tempat asal muasal munculnya kerajinan dan seni batik di tanah air. In the ancient kingdom era, Yogyakarta, initially known as the capital kingdom of Mataram, historically has been recognized as the origin of the emergence of batik art in the country.

menantu Paku Alam IX, untuk memperkenalkan Pakualaman yang sangat indah, klasik dan banyak berbagai karya seni peninggalan Pakualaman kepada mengandung makna filosofis. Setiap lembar kain masyarakat luas melalui wahana seni kerajinan batik. batik tulis Pakualaman membutuh waktu pengerjaan Karena itu, sejak empat tahun silam Atika mulai selama 3-6 bulan. Karya seni batik Pakualaman menyadur, menciptakan dan mengembangkan tersebut sudah mulai diperkenalkan kepada publik berbagai motif batik Pakualaman yang bersumber melalui beberapa pameran batik di tanah air. dari naskah-naskah peninggalan para pujangga dan Beberapa karya seni batik Pakualaman yang empu Pakualaman. Di luar dugaan, upaya Atika sudah berhasil dibuat Atika diantaranya motif batik ini banyak mendapatkan sambutan hangat dari Wijaya Kusumajana, motif batik Sestra Lukita, seri berbagai kalangan, baik masyarakat umum, pecinta batik asthabrata (motif Batara Indra, Batara Yama, dan kolektor batik, akademisi, pakar dan peneliti, Batara Surya, Batara Candra, Batara Bayu, Batara kalangan pemerintah, bahkan dari Paku Alam IX Wisnu, Batara Brama, Batara Baruna dan motif batik sendiri. Sari Makara Uneng. Dengan dibantu empat perajin batik, Atika kini Atika mengatakan pihaknya mencoba sudah berhasil membuat sejumlah karya seni batik membangkitkan kembali dan mengembangkan

arena itu, tidak mengherankan jika di Yogyakarta tumbuh dan berkembang industri kerajinan batik dengan baik dan Kmenjadi acuan industri kerajinan batik yang ada di daerah lainnya di tanah air. Namun demikian industri kerajinan dan seni batik yang berkembang di Yogyakarta selama ini lebih banyak mengacu kepada kerajinan dan seni batik yang bersumber dari seni budaya yang berasal dari keraton Yogyakarta. Padahal di Yogyakarta juga terdapat Puro Pakualaman yang berada di Kadipaten Pakualaman yang juga banyak menyimpan peninggalan naskah-naskah seni dan kesusateraan bernilai tinggi yang selama ini nyaris tidak banyak dikenal masyarakat Indonesia maupun dunia. Sebagian peninggalan naskah-naskah seni dan kesusateraan Kadipaten Pakualaman itu selama ini tersimpan rapi di Perpustakaan Pakualaman. Kebijakan Puro Pakualaman yang kini dipimpin Paku Alam IX untuk semakin membuka pintu Puro Pakualaman bagi partisipasi masyarakat agar Kadipaten Pakualaman lebih banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas, telah mendorong B. R. Ay. Atika Suryodilogo yang tidak lain adalah

40 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia batik Pakualaman pada awalnya karena terdorong oleh banyaknya pertanyaan yang diajukan masyarakat kepadanya mengenai batik Pakualaman. Karena itu, Atika akhirnya memutuskan untuk memproduksi kembali batik-batik kuno peninggalan Puro Pakualaman dan motif-motif batik kuno yang ada di dalam naskah-naskah peninggalan Kadipaten Pakualaman. Tujuannya adalah melestarikan motif- motif batik kuno peninggalan kerajaan dan sekaligus mengembangkannya. Langkah awal yang dilakukan Atika adalah mengumpulkan semua naskah- naskah kuno kerajaan Pakualaman untuk kemudian menyadurnya ke dalam karya seni batik. Sejauh ini Atika belum mengkomersialkan industri kerajinan batiknya. Kain-kain batik yang dibuatnya tidak diperjualbelikan, namun hanya digunakan secara intern untuk acara-acara tertentu seperti untuk penari Puro Pakualamanm, abdi dalem, untuk koleksi Puro Pakualaman dan lain-lain. herefore, it is not surprising that created by Atika are Wijaya Kusumajana motif, Kendati demikian, Atika memang berencana Yogyakarta batik industry has been Sestra Lukita motif, Asthabrata series motives untuk terjun lebih jauh ke dalam dunia bisnis batik growing and developing well, and (Batara Indra, Yama Batara, Batara Surya, Candra mulai tahun depan dengan mengkomersialkan becoming the benchmark of batik Batara, Batara Bayu, Vishnu Batara, Batara batik Pakualaman. Hal itu dilakukan agar batik industryT in other regions. Brama, Batara Baruna), and also Sari Uneng Pakualaman Yogyakarta dapat menjadi tuan rumah Makara motif. di negeri sendiri sekaligus untuk melestarikan dan In fact, the development of batik industry in mengembangkan batik Pakualaman. Yogyakarta has been mainly influenced by arts Atika said that the initial triger to revive and and culture of Yogyakarta palace. Whereas there develop Pakualaman batik was due to so many “Saya ingin menjadi pengusaha batik namun is also Puro Pakualaman located in the Duchy of questions from the public posed to her about dengan tetap mempertahankan dan memegang Pakualaman which has also kept so many historical Pakualaman batik. Hence, she finally decided to teguh pakem yang ada. Dengan demikian batik heritages such as high-value manuscripts of arts reproduce the ancient batiks inherited by Puro yang akan kami produksi adalah batik tulis klasik and literatures that have been barely known Pakualaman and ancient batik motives derived yang kaya akan filosofi dengan warna-warna yang by Indonesian people and others. Some of those from the manuscripts of Pakualaman Duchy indah dan menarik. Saya ingin batik Pakualaman manuscripts of arts and literatures inherited by heritages. The goal is of course, to preserve and Yogyakarta dikenal tidak hanya di Indonesia, tetapi Pakualaman Duchy have been neatly arranged in also develop the ancient batik motives inherited by juga di seluruh dunia,” tuturnya. Pakualaman Library. the royal palace. The first step done by Atika was The Puro Pakualaman, now led by Paku Alam to collect all the ancient manuscripts and then to IX who engage with community participation, be transcribed into the batik artwork. in order to give more benefits to the community. Moreover, she has a plan to further dedicate It was motivated B. R. Ay. Atika Suryodilogo, herself into the batik business next year by daughter in law of Paku Alam IX, to introduce commercializing Pakualaman batik. It should be various artworks of Pakualaman heritages to the done in the hope Pakualaman batik of Yogyakarta public through the media of batik arts. can be hosted in its own city as well as to preserve Therefore, since four years ago Atika has and develop Pakualaman batik. started to transcribe, create and develop various “I want to be batik entrepreneur by still Pakualaman batik motives derived from the maintaining and upholding the original patern. heritage of the manuscripts of Pakualaman writers. Thus the batik we are going to produce is a clasical Surprisingly, her effort has been widely appreciated hand-made batik enriched with the philosophical by many parties, such as the general public, batik meanings as well as the beautiful and interesting lovers and collectors, academics, experts and colors in it. I expects Pakualaman batik of researchers, government officials, even from Paku Yogyakarta will be widely known not only in Alam IX himself. Indonesia, but also around the world, “explained With the help of four batik artisans, she has Atika. now successfully created a number of beautiful Pakualaman batiks characterized by classic shades and meaningful philosophy. To produce a piece informasi | information » of hand-made Pakualaman batik cloth, it takes B. R. Ay Atika Suryodilogo about 3-6 months. The Pakualaman batik has been nDalem Pura Pakualaman, Jl. Sultan Agung introduced to the public through several batik Yogyakarta, 55112 exhibitions in this country. Telp. +62274582152 HP: +6281575822554 Some Pakualaman batik motives artworks e-mail: [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 41 Made in Indonesia

‘SEKARJATI’

Batik tak hanya berasal dari Pekalongan, Jawa JombanganTengah, tetapi Jombang (Jawa Timur) juga banyak memiliki industri batik. Bahkan kerajinan asal ‘Kota Santri’ ini dikenal ramah lingkungan karena pewarnaannya tidak pernah menggunakan unsur kimia.

Batik is not only from Pekalongan, Central Java, Jombang (East Java) has also a lot of batik industry. Even the original craft of ‘Kota Santri’ is known for its environmentally friendly coloring process that never used chemical element.

roduk batik yang diberi nama Batik Jombangan ini lebih banyak mengandalkan warna-warna alami yang bahan Ppewarnanya diambil dari bahan sisa (limbah) yang diolah dalam paduan aneka motif khas Jombangan. Ririn Asih Pindari, pemilik Batik Sekar Jati, di Desa Jati Pelem, Kecamatan Diwek, Jombang mengatakan, ide memadukan warna alam ini sudah lama ia rancang. Keuntungan menggunakan warna alam ini karena cocok bagi siapa saja yang menggunakannya. Alergi dengan bahan kimia membuat Ririn Asih Pindari justru membuka peluang usaha baru. Mengusung nama Batik Sekar Jati, ia mengkhususkan untuk memproduksi kain batik yang murni menggunakan bahan-bahan alam. Keseriusannya membuat pakaian produksinya selalu diborong oleh masyarakat dan para pejabat pemerintahan. “Jadi memakai pakaian dari Batik Jombangan ini tidak pernah ada keluhan karena alergi atau gatal-gatal. Warna alam ini jauh lebih aman,” kata Ririn Ririn menjelaskan, warna alam yang digunakan adalah perpaduan dari beberapa tumbuh-tumbuhan maupun buah-buahan yang ada di alam ini. Salah satunya adalah menggunakan kulit rambutan. “Kami juga terus melakukan eksperimen dari bermacam- macam tanaman. Yang pasti dijamin bahwa batik Jombangan ini tak kalah dengan batik-batik lainnya,” kata Ririn. Batik Sekar Jati juga menampilkan motif khas Jombangan. Salah satunya adalah motif Candi Arimbi. Motif ini, katanya, telah dipatenkan oleh Pemkab Jombang sehingga motif Candi Arimbi ini hanya milik batik Jombangan. Selain motif Jombangan, pihaknya juga sedang mengembangkan batik dengan motif hewan sehingga produksi batik tulisnya ini lebih

42 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia bervariasi. Hasilnya pun tidak sia-sia. Menurutnya, pada awal pembuatan, ia mengakui kesulitan dalam menjual karena tampilan warnanya yang kelihatan pudar dan harganya lebih tinggi dibandingkan batik yang menggunakan warna kimia. Namun di balik kesulitan itu, banyak konsumen luar negeri yang menyenangi pakaian batiknya. Pembelinya yang di Indonesia, sering membawa batik buatannya ke luar negeri, seperti Jepang, Australia, Jerman dan Amerika. Dalam memasarkan produknya ini secara aktif ia mengikuti berbagai pameran dalam skala nasional maupun skala internasional. “Selain di kota-kota di Indonesia, kami juga sering mengikuti pameran di Jerman, Australia dan Jepang. Kalau untuk luar negeri, pasar yang paling bagus adalah Jepang, terutama batik dengan corak alam,” katanya. Ia juga berharap pemerintah lebih memfasilitasi tiap upaya yang dilakukan dalam mempromosikan batik Jombangan. Batik, katanya,adalah warisan leluhur dan bagian dari budaya bangsa Indonesia.

Batik Sekar Jati also show Jombangan motif. One of them is Candi Arimbi motif. This motif, he said, has been patented by the regency of Jombang so this Candi Arimbi batik motif belongs only to Jombangan. In addition with Jombangan motif, she also developing batik with animal motif so her batik tulis will be more varies. The result was not in vain. atik product, called Batik Jombangan According to her, at the beginning of creation, rely more on natural colors which she acknowledged the difficulty in selling because material taken from the waste materials of the color display that looks fade and the price is (waste) that is processed in various higher than the batik using chemical colors. But motivesB of typical Jombangan. Ririn Asih behind the difficulties, many overseas customers Pindari, the owner of Batik Sekar Jati, in Desa Jati who enjoyed batik clothing. Indonesian buyers Pelem, District Diwek, Jombang said, the idea of often bringing her homemade batik abroad, such combining natural colors had been designed long as Japan, Australia, Germany and America. time ago. The advantage of using natural color is suitable for anyone who used it. In marketing her products she actively participated in various exhibitions nationally Allergic to chemical material makes Ririn and internationally. “In addition to the cities in Asih Pindari created new business opportunities. Indonesia, we also often following exhibitions in With brand ‘Batik Sekarjati’, she specializes Germany, Australia and Japan. If for overseas, in producing batik cloth using pure natural most prominent market is Japan, especially batik ingredients. Her seriousness made clothing with shades of nature,” she said. production is always hired by public and government officials. “Wearing batik Jombangan He also hoped the government facilitates has never been received any complaint of allergies every effort made to promote batik Jombangan. or hives. Natural color is much more secure,” Batik, she said, is part of the heritage and culture Ririn said. of Indonesia. Ririn explained, the natural colors came from informasi | information » a blend of several herbs and fruits that existed in Batik Sekarjati nature such as rambutan skin. “We also continue Workshop: Jl. Jatipelem No.37 Jombang-Jawa Timur to conduct experiments on a variety of plants. Showroom: Grand City Mall Lt.2 (Indonesian Heritage) Which surely guaranteed that Batik Jombangan Surabaya is not inferior to others,” Ririn said. Telp: 081331215918

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 43 Made in Indonesia

Batik Gedog from Tuban

Tidak banyak yang tahu, jika ternyata Batik Gedog Tuban yang ‘asli’, mengandung unsur-unsur alam, termasuk kapasnya tumbuh dan berkembang di satu desa tepatnya Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Only few people know that Batik Gedog from Tuban Batik contains natural materials, including the cotton material produced from a village located in Kerek, Tuban Regency, East Java.

ulai dari produksi benang yang Dalam satu bulan produksi dengan ATBM dapat kebanyakan berasal dari pewarna alam seperti Indigo kapasnya sudah dari potensi menghasilkan sekitar 20 lembar kain. Sementara (untuk biru), kayu mahoni (merah), warna dari tanah Batiksetempat, dijadikan tenunan kain, kain kami yang kapasnya sajaTuban masih dipintal menjadi liat dan juga pelepah pisang,” jelasnya didampingi Msebelum akhirnya diproses menjadi benang dan dijadikan kain, pertama kali akan terasa staf yang bertugas, Lifa. batik. Seperti yang dituturkan oleh Siti Fatimah, lebih kasar permukaannya, seperti kain sarung. Kapas yang tumbuh di wilayah Tuban ini, warga asli Tuban yang kini memiliki usaha galeri Dengan proses manual, satu bulannya kami hanya biasanya ditanam di sela-sela tegalan (pematang) “Aftrees,” dan khusus menjual tenun, Batik Gedog dapat menghasilkan satu lembar kain. sawah, di antara tanaman jagung atau kacang tanah. Tuban, yang motifnya pesisiran. Tetapi jangan salah tanggap, karena berdasarkan Lamanya proses penanaman sampai menghasilkan Bagi mereka yang tahu bagaimana perbedaan penelitian secara ilmiah, kain kami yang seratnya buah biasanya tiga bulan. Jika sudah menjadi benang, kualitas yang dihasilkan mesin gedog dengan mesin murni dari alam dan tidak menggunakan katun sama beratnya sekitar ¾ kg, harganya berkisar antara Rp ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), tentu mengerti sekali ini, baik sekali digunakan oleh mereka yang 20 ribu s.d Rp 25 ribu, tergantung beratnya. Untuk mengapa selisih harga keduanya bisa mencapai kulitnya kerap mengalami alergi. Riset ini juga kian kami, kebutuhan per bulannya diperkirakan sekitar 1/3 lebih murah. Kain yang menggunakan ATBM, membuktikan penggunaan bahan non kimiawi justru 60 kg untuk menghasilkan sekitar 30 s/d 40 potong biasanya langsung diproses batik dengan bahan aman untuk kulit yang sering bermasalah, karena kain tenun yang akhirnya dijadikan kain batik. kain yang diambil dari daerah Jepara (Jawa Tengah). bebas bahan nilon. Begitu juga dengan pewarnanya,

44 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Fatimah menambahkan, usahanya yang dimulai dari sekitar tahun 2000 ini berkembang sebelum batik Tuban dikenal orang. Waktu itu sebetulnya di daerah Tuban tersebut belum banyak yang menekuni tenun dan batik Tuban, sehingga pada pameran-pameran besar di Jakarta, batik Tuban kurang dihargai keberadaannya. Padahal menilik sejarahnya, Mantan Menteri Sosial Siti Hardiyanti Rukmana pada sekitar tahun 1985, pernah bekerjasama dengan Departemen Perindustrian kala itu, membina para perajin batik dan tenun gedog selama sekitar 3 bulan. Baru akhirnya sejak tahun 2000 hingga sekarang diperkirakan sudah ada sekitar 100 orang pembatik. “Dari perusahaan saya saja, jumlah pekerja untuk pembatikan dan tenun sekitar 80 orang, tetapi lebih mudah memperoleh tenaga pembatik, s explained by Siti Fatimah the only few people in Tuban was actually dealing karena mereka yang usianya lebih muda dan production process of Gedog Batik, with weaving and crafting batik so when kuat masih mau menggarap batik. Sementara is started from the cotton yarn the exhibitions held in Jakarta, Batik Tuban ini lebih sulit mendapatkan tenaga kerja untuk harvested by the local farmers, then experienced less appreciation. Whereas, based on yang mau menenun dengan mesin gedog, karena Ait is processed into woven cloth before finally its history, in 1995 former Social Affairs Minister, pengerjaannya juga lebih berat. Saya sendiri juga processed into batik. Fatimah now is the residents Siti Hardiyanti Rukmana in cooperation with the ingin supaya penyebaran batik Tuban ini lebih luas of Tuban running the business of “Aftrees” Department of Industry have trained the craftmen lagi, tidak terbatas pada Kecamatan Kerek saja. Gallery, specialized in selling woven cloth Gedog for 3 months. It is estimated there are now about a Bicara tentang motif, yang paling khas dari batik Tuban with coastal motif. hundred batik craftmen in Tuban. Tuban adalah motif Guntingan yang kisahnya diambil For certain peoples, they understand the Fatimah’s company employs 80 workers for dari sayap atau daun yang sudah dimodifikasi, quality differences of product that made from weaving and batik. As explained by Fatimah, it sehingga tampilannya menjadi terkesan lancip atau Gedog machines and ATBM (non-woven is much easier to recruit workers for batik rather tajam. Secara umum, motif atau corak yang paling machines), even more the prices is approximately than weaving since weaving process is more umum di daerah pesisiran ini adalah desain dari one third more expensive. The other Batik is difficult and needs more physical power. In order alam seperti burung Hong, pohon Kembang Kapas, usually produced directly by using the cloth to promote Gedog Batik she expects Gedog Batik Ceplok Bunga, dan hasil laut seperti ikan, udang, bought from Jepara, Central of Java. In a month, can also be produced widely in other regions dan kepiting. Kendati ada yang menampilkan motif 20 pieces of cloth can be produced by ATBM. outside Kecamatan Kretek. kontemporer, tetapi ciri khas Tuban seperti gambar Meanwhile it needs a month to produce a piece of buket di tengah atau ceplok bunga, bahkan pucuk Talking about the motif, the most typical cloth for Gedog Batik. The cloth for Gedog Batik burung, tetap ada di sisi tepi kain. Pendeknya kini of Tuban Batik is Guntingan motif, inspirated is characterized by it’s surface that appears a bit sudah ada ratusan motif batik Tuban, seperti Lokcan, by the wings or leaves that have been modified, rough, like saroeng. With a manual process, one Cuken, dan Krompol. so it delivers impression of pointy or sharply. In month we can only produce one sheet of cloth. general, the most common motives or patterns in Konsumen batik Tuban pada awalnya adalah “But, do not mistaken since based on the coastal area is the design pattern derived from warga Belanda dan Jepang yang menggunakan kain the scientific research, the cloth containing of nature features such as Hong bird, the tree of sebagai bahan pakaian. Belakangan orang Amerika natural materials is better used for those who Kembang Kapas, Ceplok flower, and sea products Serikat mulai mengoleksi kain Tuban sebagai kain often experience skin allergies. This research is such as fish, shrimp, and crabs. Eventhough hiasan atau dekorasi interior rumah. Kini sudah increasingly proving that the use of non-chemical there are some contemporary motives, the typical banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui materials is safe for those with problematic skin motives as mentioned earlier such as Ceplok dan mencintai batik Tuban sebagai warisan budaya because of the free nylon material. The dye usage flower, Hong bird remains exist usually in the bangsa Indonesia. is mostly derived from natural dyes such as Indigo border of cloth. Recently, there are more than a (for blue), mahogany (for red), the color of the hundred motives for Tuban Batik, including clay and also banana leaf”, as Fatimah further Lokcan, Cuken, and Krompol. explained. The Customers of Tuban Batik was firstly Cotton growing in Tuban area is usually Dutch and Japanese citizens. Later, the United planted on the sidelines of the moor fields, States citizens started collecting Tuban batik as among maize or peanuts. It takes three months parts of material for home interior decoration. from planting to harvest. Every cotton tree can Now, so many Indonesian people recognize produce yarn weighing about ¾ kg, with the price and love Tuban Batik as a cultural heritage of ranges from Rp 20 thousand to Rp 25 thousand Indonesia. depending on the quality. According to Fatimah, 60 kg yarn is needed to produce 30 to 40 pieces of informasi | information » woven cloth for batik. Batik Sekar Ayu - Aftrees - Tuban Fatimah added that her business starting Jl. Pejuangan No. 24, Kebon Jeruk, Jakarta Barat around the year of 2000 was run before Tuban Telp (021) 5355995 Batik getting popularity as now. At that time, Fax (021) 5359195

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 45 Made in Indonesia

Ketika melihat guratan dan corak Batik Madura, maka yang paling membedakannya dari daerah lainnya adalah Batik Madura senantiasa menggunakan garis-garis tegas dan rata- rata didominasi (cenderung) menggunakan warna merah. When looking at the sketch and pattern of Batik Madura, what most sets it apart from other regions is Batik Madura is always using firm lines and commonly dominated by red colors (likely).

Coastal Batik

enggunaan warna pada Batik Madura batik tulis dan batik cap, namun masih menggunakan hampir identik dengan warna merah,” pewarna kimia, karena pewarna alam cenderung Batikkata Achmad Rizki, pemilik merek Safwa Madurabutuh modal lebih besar. Batik yang sudah menggeluti industri P Ada tiga jenis motif batik, yakni jenis klasik; jenis batik rumahan, sejak tahun 2003. Memiliki tenaga kontemporer; dan jenis desain modern. “Saya sendiri pembatik sendiri yang bekerja padanya 5 orang, menganut motif klasik kontemporer, sementara ibu sementara itu jika banyak pesanan, ia kerap saya menganut paham motif klasik secara penuh mempekerjakan ‘tenaga borongan’ yang jumlahnya (full). Pada motif batik yang klasik biasanya setiap bisa mencapai 30 orang. Selain itu, ia juga biasa motif tersebut biasanya terkandung nama motifnya, menggarap sistem kemitraan dengan para pekerja, makna motif tersebut, dan juga peruntukannya mengingat di Pamekasan terdapat kurang lebih 28 untuk acara apa (kegunaan). kampung batik. Seperti salah satu motif yakni Motif Sabet Manik Semula saya ikut ibu saya (Faiqah Ismail) yang (nama), maknanya adalah laki-laki harus bertanggung sejak tahun 1994 sudah lebih dulu mengembangkan jawab kepada keluarganya, menggambarkan cinta merek batik ‘Fiesta Madura’ di Pamekasan, Madura. yang abadi, serta peruntukannya adalah sebagai Batik Madura yang termasuk jenis batik pesisiran, seserahan jelang pernikahan secara adat. Motif ini, berbeda dengan jenis batik kerajaan atau pedalaman. tambah Rizky, sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Sifat Batik Madura yang bebas dan cenderung Majapahit, artinya motif tersebut juga dikenal berasal mencerminkan karakter daerah, terutama pada dari wilayah Jawa Tengah. jenis batik tulisnya,” papar Rizky yang produksinya

46 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Padahal batik yang motifnya berasal dari daerah Jawa Tengah, biasanya juga dikerjakan dengan sentuhan yang halus, karena karakter orang Jawa Tengah yang sifatnya gemulai, dan lebih sabar ketika membatik. Sementara karakter orang Madura yang tersebar di beberapa daerah yakni Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, rata-rata dikerjakan dengan lebih tegas, sehingga kesannya jelas. Sejumlah motif lain hasil garapan yang dikenalnya seperti Jagat Puri Keper (kupu- kupu), Tasek Malaja, dan Fajar Menyingsing. “Dalam satu minggu ide-ide kreatif kami dapat menghasilkan sekitar 200 motif di daerah Pamekasan. Sebab di wilayah ini saja terdapat 12 s/d 15 ribu pembatik, dengan jumlah perajinnya antara 500 s/d 750 orang. Motif batik sendiri sudah dikenal sejak lama, seperti tahun 1950, ada motif yang dinamakan Daun Palasan. Berdasarkan mitos yang dipercaya secara turun-temurun, pohon Palasan ini pernah berjasa kepada salah seorang tokoh kerajaan yang berkaitan dengan kisah Rumah Batik Jawa Timur. Namun demikian motif yang dikenal secara umum di sana adalah motif umum yang sifatnya figuratif, semi figuratif, dan non figuratif. Ditambahkannya he use of color in Batik Madura is Whereas the motive batik from Central Java, batik tulis yang mereknya dibangun oleh sang ibu almost identical to the red color,” said usually done with a delicate touch, because the “FIESTA MADURA,” khusus batik tulisnya, telah Ahmad Rizki, brand owners of Safwa character of the Central Java that are graceful, and memperoleh sertifikat Batik Mark sejak tahun 2010 Batik who already join home batik more patient when make batik. While the character dari Balai Besar dan Kerajinan Batik Yogyakarta. industryT since 2003. Having 5 people as his Madura people that are scattered in several areas Ia menambahkan seharusnya pemerintah lebih employees working for him, he often employs ‘ namely Bangkalan, Sampang, Pamekasan, and banyak mensosialisasikan penandaan Batik Mark contract labor ‘ that number could reach 30 people Sumenep, on average performed more strongly, so ini, sehingga baik para pengusaha batik dan juga while if receive a lot of orders. In addition, it is it felt obvious. A number of other motives familiar masyarakat pengguna batik mengerti apa gunanya also common to work in partnership with workers, claim results as Jagat Puri keper (butterfly), Tasek upaya pemerintah menjaga kelestarian batik melalui considering there are about 28 batik villages in Malaya, and Fajar Menyingsing. upaya ini. Pamekasan. “Within one week our creative ideas can be Initially I joined my mother (Faiqah Ismail) generated about 200 motives in Pamekasan area. who is since 1994 had already been developing Because in this region there are 12 to 15 thousand a batik brand ‘Fiesta Madura’ in Pamekasan, batik maker, with the number of craftsmen between Madura. Batik Madura includes coastal types 500 to 750 workers. Motif batik has been known batik, with different types of batik with inland for a long time, such as in 1950, there Palasan batik. Batik Madura free nature is tend to reflect Leaf motif. Based on the myth which is believed by the character of the area, especially on the type of generations, Palasan tree was once credited to one batik tulis, “Rizky said the production of batik of the characters related to the story of the royal tulis and batik cap, still using chemical dyes, house of East Java Batik. because natural dyes tend to need more capital. However, in general a well-known motif There are three types of batik, which is kind of are common motives that are figurative, semi- a classic, the kind of contemporary, and modern figurative and non-figurative. He added special design types. “I embrace contemporary classical batik tulis which was built by his mother brand motives, while my mother adopts full classic “FIESTA MADURA,” has obtained a certificate motif.. In classical batik motives every motives of Batik Mark since 2010 from Handicraft and usually contained the name of its motives, the Batik Center Yogyakarta. He added that the meaning of motives, and also the intention to use government should socialize more Batik Mark (usability). tagging, so both the employers and the batik user As if one of the motives name Motif Sabet Manik community understand what is the government’s (name), the meaning is a man should be responsible attempt to preserve batik through this effort. to his family, describing the eternal love, and the designation is as gift ahead of customary marriage. informasi | information » This motif, added Rizky, has been known since the Batik UD Fiesta days of the Majapahit Kingdom, meaning that the Jl. Raya Proppo No. 71 A, Pamekasan - Madura motif is also known from Central Java. Email : [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 47 Made in Indonesia

The beauty of Balinese Batik

Keindahan Batik Bali belum dapat dinikmati perkembangannya secara baikBatik di Provinsi Bali, karena kebanyakan para pengrajin lebihBali banyak menekuni industri pertenunan. The beauty of Batik Bali cannot be enjoyed properly in Bali Province, because most of the craftsmen more focusing on weavings industry.

eperti yang dilakukan oleh Ida Bagus Made dalam kitab pewayangan. Adnyana yang selama ini mendampingi Sementara itu proses pengerjaan membatik, istrinya Ida Ayu Ngurah Puniari yang mulai dari melukis corak, sampai pembatikan mengerjakan tenun songket warna alami S diperlukan waktu sekitar dua minggu. Itu karena dan kain Bebali dengan merek “Tuhu Batu.” “Saya proses pencelupan warna dilakukan sampai lima sendiri dulunya adalah pelukis, sementara istri kali, baru warna aslinya muncul ke permukaan. yang menggeluti usaha tenun sejak tahun 2005”, Saya sendiri baru pada bulan Juni ini bersama tambahnya. anak saya, mencoba produksi batik tersebut, tetapi Menurut Bagus, selama ini ia membantu belum dikomersilkan. Karena menghadapi kendala istrinya mencari bahan untuk kain pewarna alam. bagaimana menjadikan Batik Bali ini menjadi industri “Dari sini saya menemukan akar Mengkudu untuk rumahan, yang nantinya juga diharapkan meningkat menghasilkan warna merah dan kuning; juga daun lagi menjadi industri yang lebih berkembang, kami Tarum untuk memperoleh warna biru. Warna coklat harapkan Kementerian Perindustrian pusat ataupun diambil dari tanaman Mahogani, dan warna kuning Dinas Industri dan Perdagangan setempat memberi juga bisa diambil dari Kayu Nangka. Motif yang ada arahan, agar industri ini ke depannya lebih baik. kebanyakan adalah berbagai corak bunga. Setelah itu ”Apalagi selama ini teknik pewarnaan di Bali saya belajar ilmu membatik di atas kain dari seorang cenderung lebih banyak menggunakan pewarna kawan, Tjok, namanya yang selama ini banyak sintetis, yang produksinya relatif lebih sederhana menggeluti atau bergerak di Yayasan Pencinta Kain dibanding menggunakan pewarna alam. Karena Bebali. Yayasan ini berusaha melestarikan kain tenun itu saya meminta dukungan dari instansi setempat dari Bali, termasuk juga di dalamnya koleksi berbagai agar mendukung penggunaan pewarna alam, Batik Nusantara. yang kelihatannya lebih berpihak pada lingkungan Dari hasil belajar tersebut, saya memperoleh dibanding penggunaan pewarna dari bahan kimia. pengalaman membatik, terutama yang dilakukan Kami juga belum terbiasa menggunakan canting di atas kain sutera dan kain katun. Jadi saya tidak seperti para pembatik yang ada di wilayah Jawa, membatik di atas kain mori. Untuk dapat dibatik, karena alat membatik ini belum dapat ditemui secara kain sutera dan katun tersebut perlu direndam mudah di wilayah Bali. Kami harus membelinya dengan kemiri, selama lebih kurang satu minggu. dengan harga “agak mahal” karena canting tersebut Sebab kalau waktunya kurang dari satu minggu, harus diambil dari daerah di wilayah Jawa. Itu kain tersebut tidak dapat menyerap zat warna alam. sebabnya kami perlu diarahkan lagi, termasuk dalam Dilihat dari penggunaannya, kain batik ataupun kain hal perhitungan ekonominya, berapa harga bahan tenun digunakan sebagai kain lapis kedua, yang biasa baku, pengolahan, sampai aspek pemasaran,” papar dipakai dalam upacara-upacara adat harian ataupun Bagus yang produksinya berada di daerah Sukawati, upacara khusus hari-hari besar agama Hindu. Adat Gianyar, Bali. kami juga membiasakan penggunaan kain adat

48 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

s what was done by Ida Bagus Made From the lesson, I gained the experience to hoped to increase to be a bigger industry, we hope Adnyana who has been accompanying batik, including the one executed on a silk and that the Ministry of Industry or the agency of his wife, Ida Ayu Ngurah Puniari cotton fabric. So, I did not batik on a mori fabric. Industry and Trade on the area gives a direction, working on woven songket with To be able to batik, silk and cotton’s fabric has to so that this industry in the future can be better. Anatural dyes and Bebali fabric with brand “Tuhu be soaked with kemiri leafs, for the duration of less Moreover, all this time, the dyeing technic Batu”. I, myself was a painter, while my wife than a week, this fabric cannot absorb the natural in Bali tends to use more synthetic colourings, worked on the weaving business since 2005. dyes. As can be seen by its use, batik fabric or which the production is relatively simple Based on Bagus, at all this time he has been woven fabric is used as a second layer, which is compared to using natural dyes. Because of that, helping his wife looking for materials for natural usually worn in traditional ceremony or special I ask for supports from the agency in this area to dyes fabric.” From here I found Mengkudu’s root ceremony especially in a Hindu notable day. Our support the use of natural dyes, which looks more to produce a red and yellow colour; also Tarum’s culture is also accustomed to use traditional cloth environmental-sided than chemical colourings. leaf for blue colour. Brown colour can be taken in the book of “pewayangan”. We also have not been adapted of using “canting” from Mahogany, and yellow colour can also be Meanwhile the process of making batik, like batik artisans in Java, because this equipment taken from Jackfruit’s wood. The motifs are mostly starting from painting the pattern until the end is not easily found around Bali. We need to buy it various flowers’ shapes. After that, I studied the requires around two weeks of time. That is because with a “quite expensive” price because this canting science of patterning batik on a fabric from a the process of dyeing is repeated five times, then is supplied from Java. That is the reason why we friend, Tjok, the name who until now has wrestled the original colour reaches the surface. I with my need a direction again, including on the economy- or moved in the Foundation of Pecinta Kain child on June tried to produce this kind of batik, side, how much is the materials, the process, until Bebali. This foundation tries to conserve woven but this has not been commercialized. Because the market aspect,” said Bagus whose production fabric from Bali, including also the collection of facing the problem of how to make this Balinese is around Sukawati, Gianyar, Bali. various Batiks across the country. Batik to be a home-industry, which soon to be

informasi | information » Batik bali - tuhu batu BR. Gede Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali, Indonesia Hp 0819 360 26802 [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 49 Made in Indonesia

BATIK SASAMBO-NTB, THE MIXTURE OF “SASAK , SAMAWA, AND MBOJO”

Yang cukup menarik dari Batik yang merupakan gabungan tiga etnis di wilayahBatik Nusa Tenggara Barat (NTB) ini masing-masing Sasambo Suku Sasak di Lombok, suku Samawa di Sumbawa, dan Mbojo di NTB, menjadi asal kata lahirnya istilah Sasambo.

The most interesting thing from this batik is the name of “Sasambo” which borned from initial letters of three ethnic groups in West Nusa Tenggara (NTB) that are Sasak from Lombok, Samawa from Sumbawa, and Mbojo in NTB,

eperti dikemukakan salah seorang pengrajin B. Like Budayati Japa, pemilik merek Kepeng Mas, yang dijumpai di salah Ssatu stand pameran Inacraft di Jakarta, beberapa waktu yang lalu. “Tidak dapat dipungkiri lagi, memang istilah batik, sampai teknik membatik yang dikenal di sini, memang berasal dan dilakukan oleh orang Jawa. Bahkan pengadaan semua bahan baku yang kami perlukan mulai dari kain untuk membatik dan juga alat canting, semuanya kami dapat dari Pulau Jawa. Mereka bekerjasama dengan para desainer mengajari kami membatik, tuturnya. Saya sudah memulai usaha pembatikan ini sejak empat tahun silam. Untuk kain seperti yang diajarkan para pelatih dari Jawa, kami menggunakan media kain mori. Sementara untuk pewarnaan kami masih menggunakan pewarna sintetis/kimia, karena dalam hal teknik menggunakan pewarna alam bagi kami masih sulit. Walaupun demikian, ada juga produksi kami yang merupakan kombinasi antara produksi batik dan tenun. Sekarang saya sudah memiliki sekitar 12 perajin batik di sini. Kendati kami belajar membatik dari “nol,” tetapi tetap saja kami tidak mampu membuat batik dengan kualitas sehalus yang dihasilkan di Jawa. Akhirnya kami menghasilkan batik tulis yang dibuat di atas kain sutera, dan hasilnya diterima pasar dengan harga sekitar Rp1,5 juta per lembar. Ada juga yang kainnya katun atau kain mori dengan kualitas bukan batik tulis dengan harga antara Rp 150 ribu s/d Rp 500 ribu,- per lembar. Dalam hal teknik dan masa pengerjaan, untuk batik tulis agak lama, sekitar dua minggu s/d 1 bulan, sementara untuk batik cap bisa diproduksi secara

50 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia massal. Kami menganggap ‘demam batik’ saat ini cukup mempersulit kami sebagai pengusaha dan perajin, karena kami sendiri sebenarnya tidak pandai membuat batik. Namun karena pemerintah sudah mencanangkan batik sebagai warisan budaya Nusantara, maka hampir setiap daerah yang memiliki batik sebagai kerajinan tradisional, harus mengembangkan batik tersebut. “Padahal di sisi lain kami lebih pandai (ahli) memproduksi kain tenun. Jadi sering sudah terjadi, diadakan pelatihan, akhirnya karena memang keahliannya menenun, sulit sekali belajar membatik, yang harus dilakukan dengan proses yang makan waktu. Selain Jawa yang menjadi kiblat dalam teknik pembatikan, kami juga sudah harus bersaing dengan Bali yang dalam segala hal seperti budaya, tradisi, dan kesenian sudah mendunia dan dikenal dunia. Jadi kami mengembangkan saja, motif yang memang khas dari daerah kami. Bali juga sudah lebih maju dalam penggunaan pewarna alam, dan mereka sudah lebih ahli dalam memunculkan pewarna alam. Motif batik Sasambo biasanya berupa rumah adat, lumbung padi, hewan, dan ragam kesenian,” jelasnya. Ada Motif Kerang, Motif Nyale, Daun Kangkung Biru, Cabe Besar, Daun Bebele, Daun Bebele Orange, Daun Bebele Pink, Daun Kangkung Ungu, Motif Laut, Motif Peresean, Motif Sebie, dan Seribu Mesjid. Biasanya motif Batik Sasambo sebagai berikut, yaitu Motif Made Sahe (mata sapi), motif Kakando, dan Uma Lengge (rumah tradisional dengan kubah yang bentuknya menyerupai kerucut). Dengan demikian perbedaan dari masing-masing daerah biasanya terlihat dari corak dan warna yang dihasilkannya. Seperti misalnya motif cicak yang kami pahami, akhirnya memang berbeda dengan gambar cicak yang ada di Jawa. Begitu pula dengan berbagai gambar topeng, yang juga salah satu ciri khas Batik Sasambo, biasanya menjadi media ukir di atas kayu sebagai produk kerajinan.

ike Budayati Japa, the owner of Kepeng having batik industries should be on develop them. Mas brand, who was asked in one of the “Yet, on the other hand, we are more expert exhibition stand Inacraft in Jakarta, some to produce woven fabric. So because more familiar Ltime ago. with weaving skills, it is very difficult and need “It can’t be denied, the term of batik and batik much more time to learn batik processing. Beside a technique known here is originated and made by competition with Javanese craftman as a benchmark The Javanese. Even the raw materials such as fabric of batik technique, we also have another copetition for batik as well as canting are coming from Java with the Balinese in some aspects such as culture, Island. They collaborate with some designers to tradition, and arts which is well known in the teach us how to make batik” she said. world. So we should develop the motifs that were originally came from NTB regions. Bali is leading I’ve been started batik business since four years in using of natural dyes, and they have more skill ago. We use fabric “Mori” as the main materials in eliciting natural colors. Motifs of Sasambo batik for batik as taught by our Javanese instructors. For are usually in the form of rumah adat (custom the time being, we use synthetic/chemical dyes for house), lumbung padi (granaries), animals, and colourings since technical difiiculties in natural variety of arts, “He explained. There are motifs like dyes. Eventhough we also producing a combination Shellfish, Nyale, Blue Swamp Cabbage Leaf, Large of batik and woven. chilli, Bebele Leaf, Bebele Orange Leaf, Bebele Pink Although we learned batik from zero, Leaf, Purple Kale Leaf, Sea, Peresean, Sebie, and but currently I have employed 12 craftman, Thousand of Mosques motif. eventhough we haven’t been able to produce batik Usually, Sasambo Batik motifs are include with the quality as good as Javanese made. Now, we Made Sahe (cow’s eye), Kakando, and Lengge Uma produce handmade batik on silk, and the products (traditional house with a dome that look like a cone). are accepted by the market with a price of about Rp. Thus the differences of each region is usually showed 1, 5 million per sheet. There are also printed batik by the design and color produced. Like a lizard with Mori or cotton materials at a price of Rp 150 motif which we understand is definitely different thousand to Rp 500 thousand per sheet. from the picture of lizard in Java. Similarly for In terms of techniques and time period, it needs varied picture of masks, which are also the typical longer time for handmade (written) batik, about of Sasambo batik. These characteristics are also two weeks to 1 month, but for printed batik it can crafted on wood as a Handicraft. be mass productions. We consider that ‘batik-fever’ currently have led us in dillemma condition due informasi | information » to the limitation of our capabilities to make high Kepeng Mas quality of batik. However, because the government Jl. Adisucipto 2A, Mataram, Lombok has launched that batik as one of National cultural Telp. (0370) 3070642678 ; 081 8088 39451 heritages and as consequences to all regions whose Email : [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 51 Made in Indonesia

Inspiration Motifs from West Kalimantan Batik Kalimantan Barat Ruang pamer di galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kalimantan Barat di Jalan Ahmad Yani Pontianak, terpampang bermacam-macam produk khas lokal, termasuk di antaranya batik hasil warga lokal, mulai dari motif etnis Melayu, Dayak, Tionghoa atau campuran etnis. The galery exhibition hall of National Crafts Council, of West Kalimantan (Dekranasda) of West Kalimantan at Jalan Ahmad Yani Pontianak, displayed a variety of traditional local products, including batik which is result of local residents, ranging from the motives of ethnic Malay, Dayak, Chinese or mixed ethnicity.

engunjung bisa memilih apa saja yang berciri khas lokal. Harganya pun bervariasi dari ratusan ribu hingga jutaan. Khusus, Puntuk motif batik khas Kalbar, sungguh sebuah kekayaan yang melimpah. Inspirasi motif dari berbagai budaya etnis yang ada seperti tak ada habisnya. “Yang kurang di sini, jumlah pembatiknya,” kata Wiro Sarwanto, seorang pendesain motif batik Kalbar juga pemilik galeri Wahyu Art. Wiro, yang berasal dari Laweyan Solo dan sudah menetap di Pontianak sejak tahun 1970- an, mengungkapkan penjelajahannya di berbagai tempat di Kalbar menunjukkan inspirasi motif batik di provinsi ini sungguh melimpah. Apalagi dari etnis Dayak, yang memiliki ratusan subetnis menunjukkan kekhasannya masing-masing. Istrinya yang berasal dari Sintang Kalbar itu mengungkapkan, batik-batik khas Kalbar yang ada di galeri Wahyu Art Jalan M Sohor Pontianak diminati pembeli, khususnya luar kota. Bahkan ada di antaranya dari Brunei Darussalam dan Malaysia.Ia dan isterinya, telah berusaha mendidik beberapa orang, tapi sangat sedikit yang konsisten menekuninya. Instansi pemerintah, khususnya Unit Pelatihan Industri Kecil Menengah (UPT IKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalbar, merupakan instansi yang terus mendorong berkembangnya industri perbatikan di provinsi ini. “Industri batik di

52 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia sini terus dibangkitkan dan didorong berkembang. isitors can choose anything Dan kita bekerjasama dengan Dekranasda Provinsi, distinctively local. The price also varies terus membina orang-orang yang mau membatik from hundred thousands to millions. atau mengembangkan usaha batik khas Kalbar,” Special, to motif typical ordinance, kata Zubaidi, Kepala UPT -IKM Disperindag Kalbar. indeedV an abundant wealth. Inspiration motives Zubaidi mengakui kerajinan membatik bukan of various ethnic cultures that exist as endless. asli warga Kalbar, namun ketika mengerjakan batik “What is lacking here, the number of batik mulai dikembangkan mengikuti usaha tenun yang craftsman,” says Wiro Sarwanto, a motif designer sudah lama ada, maka menjadi lebih mudah. Motif- from Kalbar who is also the owner of art gallery”. motif batik bisa diambil dari motif tenun. Wiro, who comes from Laweyan Solo and Inspirasi motif batik Kalbar, menurut dia, secara has lived in Pontianak since the 1970s, revealing garis besar berasal dari motif tenun, flora-fauna, dan exploration at various places in West Kalimantan bangunan rumah khas Kalbar. Sementara coraknya show inspired motif is quite abundant in the bisa dari etnis Dayak, Melayu atau Tionghoa, yang province. Moreover, from the ethnic Dayak, who komunitasnya cukup besar di provinsi ini. has hundreds sub ethnic showed peculiar to each. Yang berasal dari flora-fauna umumnya juga His wife are from West Kalimantan Sintang sudah digunakan di motif tenun, di antaranya revealed, Kalbar typical batik which is in Revelation pucuk rebung bunga pasak (bermakna keindahan Art Gallery Road M Sohor Pontianak favoured by dan kesuburan), burung merak ekor bersambung buyers, especially outside the cities. In fact some of (bermakna keterikatan pria dan wanita yang sudah them from Brunei Darussalam and Malaysia. He menikah), buaya (dari etnis Dayak yang bemakna and his wife have tried to educate some people, but keperkasaan), babi imak/ hutan (dari etnis Dayak very few are consistent at it. yang bermakna hubungan kekeluargaan masyarakat Government agencies, particularly the Small yang saling terkait), dan mayang murang (agar diberi and Medium Industry Training Unit (UPT kemudahan dalam segala hal). SMI), The regional offices of Ministry of Industry Corak batik Kalbar yang belakangan berkembang and Trade . Is an institution that continues to then it becomes easier. Batik motives can be taken seperti motif ikan arwana. Di Pontianak yang kerap encourage the development of batik industry in from woven motif. digunakan di kegiatan beramai-ramai yaitu corak the province. “Batik industry is encouraging to Inspiration motif for “Batik Kalbar”, is largely insang, sedang di Singkawang dikembangkan batik raise and grow, By cooperation with Dekranasda derived from weaving motives, flora and fauna, and motif Tidayu, yang merupakan campuran Tionghoa, Province, we continuesly nurture the people who the typical home from Kalbar. While his feature can Dayak dan Melayu. wants developing batik business or traditional be from ethnic Dayak, Malay or Chinese, a sizable Dengan segala keterbatasannya, batik khas Kalimntan batik “said Zubaidi, Head of Unit-IKM community in the province. Disperindag Kalbar. Kalbar memang sudah wujud. Kini semua pihak Flora-fauna motif has also commonly used perlu terus merawat agar perkembangannya bisa Zubaidi admitted that batik craft is not a native in weaving motives, including “Pucuk rebung meningkat dan menjadi kebanggaan masyarakat of West Kalimantan people, but when batik being bunga pasak” (meaning for beauty and fertility), Kalbar. developed following a loom that has long existed, “Burung merak ekor bersambung” (meaning for engagement of men and women who are married), crocodile (from ethnic Dayak meaning for mighty), pig imak/forest pig (from the ethnic Dayak meaning for family relationships which related each other), and mayang murang (in order to be facilitated in every way). The later motif that evolved is arwana motif, in Pontianak the motif that oftenly used in public activities is gills pattern while in Singkawang is Tidayu motif which is a combination of Chinese, Dayak and Malay. Anyway, with all its limitations, the traditional Batik of West Kalimantan is already existed. Now, all related parties need working together in order to raise its development and Kalbar batik become the pride of Kalimantan people.

informasi | information » Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kalimantan Barat Jl. Sutan Syahrir No.2 Pontianak Telp: 0561-732610; 766127 Fax: 0561-766128

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 53 Made in Indonesia

Maintaining The Growth of Batik Palangkaraya Batik Palangkaraya Perkembangan batik kini tidak hanya dapat ditemui The development of batik is now not only can di wilayah Jawa saja, tetapi juga sudah merambah be found in Java, but also has penetrated up to sampai ke wilayah ‘Borneo.’ Seperti Palangkaraya, ‘Borneo.’ As Palangkaraya, the capital of Central ibukota Kalimantan Tengah, saat ini tidak hanya Kalimantan, is currently not only a region known menjadi wilayah yang dikenal sebagai penghasil rotan, as rattan producer, but batik Dayak as well. melainkan juga menghasilkan batik khas Dayak.

54 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

eistimewaan Batik Benang Bintik yang merupakan warisan luhur masyarakat setempat, diabadikan sebagai salah satu Kcorak, karena motif yang ditampilkan adalah berupa batang garing ataupun pohon kehidupan. Menurut Sinta selaku pemilik ‘Griya Benang Bintik,’ dirinya tinggal meneruskan usaha industri batik dari kakaknya, yang menjual kain khas corak Kalteng sekaligus usaha penjahitannya. “Kami mengembangkan berbagai jenis motif khas daerah mulai dari motif Batang Baring (Pohon Kehidupan), Pasukmelu, motif Tameng, Saluang Murik (ikan Saluang), dan Jawet. Beberapa motif tersebut juga banyak terdapat di anyaman rotan yang memang selama ini digeluti masyarakat setempat. Karakter dari batik ini terlihat pada motif-motif etniknya yang khas sekaligus menjadi ciri pembeda dari jenis batik lainnya. Selain itu, hasil kerajinan tangan suku Dayak ini juga memiliki banyak pilihan motif maupun model, yang relevan dengan kebutuhan zaman. Jika pada awalnya batik ini hanya dikenakan pada upacara adat atau pernikahan, kini Batik Benang Bintik sering dipakai dalam berbagai kegiatan penting seperti festival dan kegiatan seni dan budaya daerah lainnya. he privileged of Batik Benang Bintik In the area, there are 11 other batik craftman Selain itu, semua motif yang digarap memiliki which is the noble heritage of the local and on average they have two to three workers. makna, sehingga tidak dikerjakan secara asal saja, community is enshrined as one of the Labor for this type of batik cap and batik tulis melainkan melalui proses pengerjaan yang tidak pattern, because the pattern shown is a from Griya Benang Bintik only about 40 people. mudah. Namun sayangnya berbagai motif tersebut, crispT stems or tree of life. According to Sinta, the With the existing conditions, the production is belum ada yang dipaten atau mendapat pengakuan owner of ‘Griya Benang Bintik,’ she continues her still limited. Besides more depend on orders for sebagai karya intelektualnya. Mengapa demikian, sister’s business in selling traditional cloth as well the purposes of uniform, batik is produced only 10 karena untuk pengurusan satu merek saja memakan as tailoring business. yards away in every kind. waktu antara 2 s/d 3 tahun,” jelasnya. “We are developing various types of The selling price varies from 2 meters Rp Dalam proses produksinya bahan baku seperti traditional motives ranging from Batang Baring 100 thousand, - to Rp 4.5 million for the types kain mori harus diambil dari Jepara, Pekalongan, dan motif (Tree of Life), Pasukmelu, Tameng motif, of batik tulis sarimbit which is made by non- Solo. Di luar bahan baku kain, bahan penunjangnya seperti obat untuk membatik, canting, dan lilin Saluang Murik (Saluang fish), and Jawet. Some woven machines (ATBM). Here the price is also malam, sudah dapat diperoleh dari Palangkaraya. of these motives are also found in wicker that is determined by the color and complexity of tone. Hal-hal seperti ini menjadikan harga jual kain batik cultivated by local community. The characterisic Although marketing has been up to Sampit and khas bercorak dari Palangkaraya menjadi mahal, of these batik can be seen in its traditional ethnic Muarateweh area, but it is still expected from karena biaya produksinya tinggi. Padahal usaha motives as well as the distinguishing feature government in helping SMEs like promotional tersebut sudah dilakukan secara turun-temurun. of other types of batik. In addition, the dayak products through exhibitions, Sinta added. crafts has alo many motives and model which are Di sentra wilayah tersebut terdapat juga 11 relevant with the needs of the times. If at first batik pembatik lainnya, dan rata-rata mereka memiliki was only worn at ceremonies or weddings, Batik antara dua s/d tiga orang pekerja. Tenaga kerja Benang Bintik is now often used in a variety of pembatik untuk jenis batik cap dan batik tulis dari important events such as festivals and arts and Griya Benang Bintik saja sekitar 40 orang. Dengan cultural activities of other regions kondisi yang ada tersebut, maka produksi yang dihasilkan juga masih terbatas. Selain lebih banyak In addition, all the motives have a meanings, bergantung dari pesanan seperti untuk keperluan so it is not done at random, but rather through a seragam, batik tersebut hanya diproduksi 10 meter process that is not easy work. But unfortunately saja setiap jenisnya. no one of the motives, has been patented or Harga jual bervariasi mulai dari yang ukuran 2 recognized as intellectual work. Why is that, meter Rp 100 ribu,- sampai Rp 4,5 juta untuk jenis because to proceed one brand it takes 2 to 3 years, batik tulis sarimbit yang dibuat dengan Alat Tenun he explained. Bukan Mesin (ATBM). Di sini harga juga ditentukan All the material for production such as mori oleh warna dan kerumitan garapan coraknya. Kendati fabric should be imported from Jepara, Pekalongan informasi | information » pemasarannya sudah sampai ke wilayah Sampit dan and Solo while others such as chemical, canting Muarateweh, tetapi masih diharapkan juga bantuan and wax can be obtained in Palangkaraya. All Batik Palangkaraya - Griya Benang Bintik - Berkat Indah Jl. Jend. Ahmad Yani No. 52, Langkai, Pahandut, keberpihakan pemerintah dalam membantu promosi these high cost made Batik Palangkaraya to be Palangkaraya 73111 produk UKM seperti melalui pameran, tambah Sinta. expensive while the business has been done for Telp (02536) 323 4469 generations,

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 55 Made in Indonesia

Kain Sasirangan dikenal banyak dipakai oleh para bangsawan, atau para saudagar Banjar, Sebagaimana pernah diceritakan dan sambil diperagakan oleh mendiang Ajamuddin Tifani, sastrawan Banjar dalam sebuah acara informal di Taman Budaya Kalimantan Selatan.

BatikBatik of The Royals Sasirangan ain sasirangan dulunya oleh para lelaki juga di kalangan masyarakat umum, terutama ketika busana desainer ternama,” cetus Hasan Zainuddin. digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga mulai dipopulerkan kembali pada pertengahan tahun Menurut Yulia yang menjual kain itu di tokonya sebagai sabuk laksana ikat pinggang. Oleh 80-an, ketika para pegawai negeri sipil diwajibkan di Pasar Inpres Kebun Sayur, Balikpapan, setidaknya Kkaum perempuan sasirangan dijadikan memakai kain batik sasirangan setiap hari Jum’at. ada 16 motif sasirangan yang dikenal sekarang selendang, kakamban (kerudung), atau udat Beberapa lama kemudian menyusul para murid yaitu ada yang disebut Iris Pudak, Kambang Raja, (kemben) dengan tapih bumin (kain sarung). Kain dan siswa, hingga akhirnya menjadi kelaziman. Bayam Raja, Kulit Kurikit, Ombak Sinapur Karang, ini adalah bahan untuk pakaian adat guna dipakai Belakangan, di tengah keberagaman Indonesia dan Bintang Bahambur, Sari Gading,...” sebut Yuli. Yang pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan dunia, kain sasirangan pun menjadi kebanggaan. lain adalah Kulit Kayu, Naga Balimbur, Jajumputan, pada pengobatan orang sakit. “Sasirangan itu punya Kain ini menjadi pun satu simbol dan penanda Turun Dayang, Kambang Tampuk Manggis, Daun makna dan kekuatan magis, supranatural seperti budaya Banjar sehingga Denny Indrayana, Wakil Jaruju, Kangkung Kaombakan, Sisik Tanggiling, khasnya warna kuning Banjar,” tutur Paman Pani, Menteri Hukum dan HAM yang menghabiskan dan Kambang Tanjung. Pola-pola ini sudah pula panggilan akrab Ajamuddin Tifani. masa SMA-nya di Banjarbaru, kerap terlihat didaftarkan hak patennya sebagai warisan budaya Seiring berjalannya waktu, Kain sasirangan, mengenakan kemeja sasirangan untuk menegaskan Banjar dari Kalimantan Selatan. atau kadang disebut batik sasirangan tidak lagi kebanjarannya. “Perkembangan terakhir, sasirangan terbatas di kalangan bangsawan dan adat saja tetapi kini juga menjadi pilihan bahan untuk rancangan

56 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Sasirangan is a traditional fabrics that widely used by nobles or trader of Banjar, South Kalimantan. As being told and performed by the deceased Ajamuddin Tifani, Banjar writer in an informal ceremony at the Cultural Park of South Kalimantan.

asirangan fabric was initially used by men as a headband (Laung), as well as a belt. For women, it was used as scarves, kakamban (veil), or udat (tank) with tapih buminS (sarong). It is a material for traditional clothings generally used for ceremonies, even used in the treatment of the sick. “Sasirangan has a meaning and magical power, supernatural as the peculiarity of yellow collor of Banjar,” said Uncle Pani, the nickname of Ajamuddin Tifani. With the passages of time, sasirangan fabric, or sometimes called sasirangan batik has no longer exclusively be consumed by the nobles and custom clothings, but also among general public, especially when it began to be popularized in the mid 80s, when civil servants were required to wear sasirangan batik in every Friday. Then the students were also required to wear batik as their uniforms, and eventually wearing batik becomes a norms. Later, amid the diversity of Indonesia and the world, sasirangan fabric has become a pride. This fabric stands for a symbol and a cultural traits of Banjar so that Denny Indrayana, Deputy Minister of Justice and Human Rights who spent his high school years in Banjarbaru, often wears sasirangan shirts to confirm of his banjarnese. “In recent developments, sasirangan has now become the choice materials for the clothing design of leading designers,” Hasan said According to Yulia who sell her pdocucts in her store in Pasar Inpres, Kebun Sayur, Balikpapan, there are at least 16 popular sasirangan motifs namely Iris Pudak, Kambang Raja, Bayam Raja, Kulit Kurikit, Ombak Sinapur Karang, Bintang Bahambur, Sari Gading Sari, etc.” said Yuli. Others are Kulit Kayu, Naga Balimbur, Jajumputan, Turun Dayang, Kambang. These motifs have also been patented as the cultural heritage of Banjar, South Kalimantan.

informasi | information » Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Kalimantan Selatan Jl. DI Panjaitan No.41 Banjarmasin Telp: 0511-3354219 Fax: 0511-3354219

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 57 Made in Indonesia conserving the unique pattern of Dayak dalah Sani Rachman, salah satu pelopor hadirnya batik tulis di Kalimantan Timur (Kaltim). Dimulai sejak 1982, Sani Rachman Aatau akrab dipanggil Agustin mencoba membangun usaha kecil di Kota Samarinda, dengan nama “Batik Tulis Mitaka”. Mitaka merupakan gabungan dari nama kedua putri Agustin, yakni Mita dan Ika. Misinya adalah pengenalan budaya Kaltim berupa corak khas ukiran Suku Dayak yang dibatik di atas selembar kain. Kisaran 1990, perlahan transformasi pengetahuan seni membatik dari luar daerah Kaltim tersebut direalisasikan. Mitaka mulai dikenal sebagai produsen batik tulis khas Kaltim dengan ragam corak Batik ukiran Dayak. Orderan pertama Batik Kaltim Mitaka diterima saat mengikuti pameran pada momen hari kemerdekaan RI. Kala itu Agustin menerima pesanan untuk kegiatan peresmian pabrik Pupuk Kaltim di Bontang. Agustin mengaku usaha ini juga mengenal pasang surut. Dia mengaku dalam membesarkan usaha ini juga mengandalkan modal dari pihak perbankan. Adalah Bank Pembangunan Daerah Dayak (BPD) Kaltim yang meloloskan bantuan keuangan untuk pengembangan awal Mitaka senilai Rp5 juta di awal 1990-an. Dalam dekade 90-an tersebut, Mitaka juga memperoleh penghargaan Upakarti dari Presiden Soeharto atas invoasi batik tulis Kaltim dan juga sebagai pelestari budaya Kaltim. Secara bersamaan di tahun yang sama diterima pula penghargaan dari Iwan Tirta yang dikenal sebagai sosok pelopor pelestarian budaya batik di Indonesia. Meski brand ini telah dikenal hingga manca negara, Mitaka terus berupaya mempertahankan kualitas dan eksistensinya. Pun memperkenalkan seni membatik dengan corak budaya Dayak ini kepada generasi muda dengan mendirikan lembaga kursus dan pelatihan keterampilan kreatif bidang membatik motif khas Kaltim. Ia menuturkan, berbeda dari seni ukir lainnya, batik tulis memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Terlebih ketika terbentur dengan kebutuhan pelanggan dengan adanya keterbatasan dari karakter bahan yang digunakan serta keahlian para perajin batik. Tidak seperti batik printing yang sangat mudah Sebagai warisan budaya As an Indonesian cultural dilakukan dan diproduksi secara masal. Batik tulis Indonesia, batik kian popular di heritage, batik became more harus ditekuni dengan teliti. Berbagai tahapan masyarakat luas baik dalam dan popular amongst domestic dan proses produksi harus dilakukan dengan sabar agar luar negeri. Seni membatik yang international countries. The art membawa hasil yang baik. Alhasil buah tangan karya kerap identik dengan budaya of batik which is identical with perajin dihargai dengan harga yang sepadan. Jawa secara perlahan mulai Javanese culture is slowly adapted Berada di segmen menengah ke atas, harga setiap diadaptasi ke dalam corak khas into the other unique pattern, produk yang dihasilkan Batik Tulis Mitaka ditawarkan daerah, termasuk motif ukiran including motif of Dayak’s carving dengan harga yang relatif tinggi. Untuk bahan satin Dayak asal Kalimantan Timur from East Kalimantan. di pasarkan mulai dari Rp400.000, sedangkan ukiran batik corak Dayak yang menggunakan bahan sutra ditawarkan dengan harga mulai dari Rp1 juta.

58 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Saat ini mempertahankan kualitas dan eksistensi ani Rachman is one of the pioneers of batik and produce in mass. Batik tulis or written Batik dalam memproduksi batik tulis di Kaltim, hanya bisa tulis in East Kalimantan. It was starting should always be carefully thought. Several steps dilakukan beberapa industri kecil di Bumi Etam. in 1982, Sani Rachman or more familiar in the process must be done with patience to make Tak terkecuali bagi Mitaka yang sampai kini masih called Agusin tried to build a small-scaled the best result. Therefore, the outcome from these melayani para pencinta batik tulis khas Kaltim. Saat businessS in Samarinda with the name, “Batik Tulis batik craftman is priced fairly to the amount of ini, bisnis Mitaka dipegang oleh putri kedua Agustin Mitaka”. Mitaka is a combination of two of her work given. yang juga jebolan dari sekolah kriya di salah satu daughters’ name: Mita and Ika. The mission was to Being on the middle to up segment, the price of perguruan tinggi di luar Kaltim. introduce East Kalimantan culture through Dayak every product produced by Batik Tulis Mitaka is Dia mengakui, jumlah pembatik untuk melayani unique pattern on Baik tulis. offered with a relatively high price. For a satin, it pemesanan memang masih sangat terbatas. Namun The transformation of batik art into Kalimantan is marketed starting from 400,000 Rupiah, whereas adanya lembaga pelatihan batik tulis binaan Mitaka then realized around 1990s. Mitaka started to be woven Batik with Dayak’s pattern that uses silk as diharapkan akan terus meningkatkan minat generasi known as a producer of unique batik from Kaltim its material, is offered with the price starting from muda untuk berkarya di bidang kriya pada masa with various Dayak’s pattern. The first order of 1 million rupiah. mendatang. Agustin juga berharap pengembangan Batik Kaltim Mitaka was accepted when they took At this time, to maintain the quality and motif khas Kaltim terus berkibar dan menjadi tuan a part in National Independence’s Day exhibition. existence in producing batik tulis in Kaltim can rumah di wilayah tersebut. At the time, Agustin received the order for the only be done by certain small industries in Bumi Berkomitmen pada batik tulis bagi Agustin adalah opening of Kaltim fertilizer’s Plant in Bontang. Etam. With no exception, including Mitaka that sebuah harga mati, ditambah dengan kecintaan pada Like other business, she admitted that this kind until now still serves Kaltim unique batik to their dunia fashion dan kecantikan. Meski cukup sulit of business is also up and down. In developing this lovers. Now, Mitaka business is run by the second mendapatkan tenaga kerja dengan keterampilan business, she relies on funding from the bank. It daughter of Agustin who also was graduated from membatik yang baik, hal itu tak menjadi alasan bagi is Pembangunan Daerah Bank (BPD) which gave an art school in one of the university outside Kaltim. Agustin untuk terus memperkenalkan karya batik funding as an initial development of Batik Mitaka She admitted, the number of batik craftsman to tulis Kaltim, dan melestarikannya kepada kalangan at 5 million rupiah at the start of 1990. serve orders is still limited. However, the existence muda. In the same period, Mitaka has also received of training institution for batik tulis run by Mitaka Upakarti award from President Soeharto for is hoped to increase the interest of young generation its batik innovation and as a conservationist to work on crafts in the future. Agustin hopes that of Kaltim’s culture. On the same year, she also the development of Kalimantan motives will be recieved appreciation from Iwan Tirta who is fluttered and become a mark of the region. known as pioneer of batik culture in Indonesia. To commit on batik tulis for Agustin is a Even though this brand has been known fixed price, summing up with her love in fashion overseas, Mitaka still tries to keep its existence and beauty world. Although it is quite hard to and quality. They also introduce the art of batik get employees with a good skill, this fact is not a with Dayak’s pattern to young generation by reason for Agustin to keep introducing batik tulis of establishing courses institution and creative Kaltim, and conserving it to the young generation. craftsmanship lesson on patterning batik from Kaltim. She said, different than any other art of craving, batik has a high level of complexity; especially informasi | information » when it has crashed with the needs of customer, Dinas Perindustrian dan Perdagangan the limitation of the material, and the expertise of Propinsi Kalimantan Timur batik craftsmen. Jl. Basuki Rachmat no 55 Samarinda Unlike batik printing that is really easy to do Telp: 0541-742482, 747161 Fax: 0541- 742495

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 59 Made in Indonesia

Dari sekian banyak Provinsi penghasil batik, Sulawesi Tengah mencatatkan namanya sebagai salah satu produsen batik yang cukup diperhitungkan di luar pulau jawa dalam percaturan bisnis batik di pasar dalam negeri.

atik asal Sulawesi Tengah ini dikenal ruangan pada Unit Pelayanan Teknis (UPT) milik bomba juga dipercaya menjadi baju dinas beberapa dengan nama Batik Bomba, yakni batik Dinas Perindagkop, di kota Palu, yang dilengkapi Instansi Pemerintah Daerah di Sulawesi Tengah. yang bermotifkan bunga dan dengan peralatan produksi. Sejak kedatangannya di kota Palu, Karenanya, tambah Adi Pitoyo, pada periode itulah Btrend warna yang cerah. Sulawesi Tengah (2009), ia pun mulai memberikan batik bomba boleh dibilang mengalami era kejayaan. Adi Pitoyo, adalah seorang pengrajin/pengusaha pelatihan kepada beberapa warga masyarakat di Tanpa menyebut angka yang pasti, ia menyebut omzet batik asal Pekalongan, Jawa Tengah yang dapat seputar UPT, termasuk warga Pekalongan yang penjualan pada tahun 2011 dan 2012, rata-rata di dikatakan sebagai yang pertama mengembangkan tinggal di kota Palu. atas seratus lima puluh juta rupiah. Suatu jumlah ’batik-bomba’. Menurut penuturannya, pada tahun Setelah kerja keras menggeluti batik selama yang tergolong cukup besar, mengingat kehadiran 2008-2009 ia yang kala itu menjadi pengusaha hampir dua tahun, akhirnya Adi Pitoyo mampu batik bomba di pasaran lokal masih tergolong muda batik Pekalongan, diminta Dinas Perindagkop Tk I memproduksi batik bomba bermotif bunga dan atau “pendatang baru”. Sulawesi Tengah, untuk merintis dan kemungkinan dengan warna yang cerah. Bunga, dalam bahasa Tanpa dukungan penuh pemerintah daerah, mengembangkan batik asli Sulawesi Tengah. Ajakan daerah disebut bomba. Maka sejak saat itu kain batik tambah Adi Pitoyo, batik bomba yang sudah menjadi untuk merintis dan mengembangkan batik di Sulawesi yang diproduksinya diberinama “batik bomba” yang ikon masyarakat Sulawesi Tengah sejak bertahun- Tengah memang cukup beralasan, mengingat di pada akhirnya menjadi kebanggaan masyarakat tahun , akan bisa menghilang dari peredaran pasar daerah ini tidak memliki tenaga-tenaga pembatik. Sulawesi Tengah. akibat kalah bersaing. Ia juga mengaku, ditempat Padahal, daerah ini ingin mengembangkan batik Dikatakan menjadi kebanggaan, sebab batik usahanya sekarang ini, selain menjual batik bomba, yang memiliki cirri-khas, sama seperti daerah lain produk Adi Pitoyo selain mampu mengangkat juga membantu memasarkan kain tenun asli yang sudah lebih dahulu memproduksi batik. nama Provinsi Sulawesi Tengah dalam percaturan Sulawesi Tengah milik tiga pengrajin kota Palu yang Ajakan untuk mengembangkan batik dari Dinas batik nasional, juga sangat disukai masyarakat. Ia dalam sebulan laku terjual 5 kodi. Perindagkop Sulawesi Tengah itu akhirnya diterima mengisahkan, pada waktu itu sekitar tahun 2010- Adi Pitoyo. Pada saat itu pula (2009) ia menempati 2012, selain digunakan masyarakat umum, batik

60 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia Batik Sulawesi Tengah Batik Bomba from Central Sulawesi

Among provinces producing batik, Central Sulawesi province is one of producers outside Java Island which should be taken into account within domestic batik market constellation.

he Batik from CentralSulawesi is Bomba batik is recognized to be the pride since widely known as Bomba Batik, which it can lift up the popularity of Central Sulawesi is characterized by the flower motive within national batik constellation, as well as is with a bright color trend. highly favored by the public. He further explained, TAdi Pitoyo is an artisan/entrepreneur came around the year 2010-2012, in addition to be used from Pekalongan, Central of Java who can be by general public, bomba batik was also required regarded as a pioneer who developing ‘bomba to be the uniforms of some Local Government batik’. He explained, in 2008-2009 when he was Agencies in Central of Sulawesi. Therefore, in that a batik craftman in Pekalongan, he asked by period bomba batik had experienced the golden era. Regional office of Ministry of Industry, Trade and Without citing the exact numbers, he estimated Cooperaives, Central of Sulawesi to pioneer and sales turnover in 2011 and 2012 reached over develop typical batik of Central of Sulawesi. The one hundred and fifty million dollars per year, a challenge to pioneer and develop batik in Central considerable amounts, considering the presence of of Sulawesi was quite reasonable since there were batik bomba in the local market was still relatively no batik craftman in this area. Meanwhile, like young or “newcomer”. other provinces, Central Sulawesi was interested Without the full support of the local government, to develop and produce its own typical batik. added Adi Pitoyo, bomba batik which has already The challenge to develop Central of Sulawesi become an icon of Central Sulawesi region for batik was finally accepted by Adi Pitoyo. Soon in many years, could be out from the market due to 2009 he occupied a space in the Technical Services its lose in competition. He also admitted that in the Unit (UPT) own by Perindagkop Palu, which workshop, beside selling bomba batik, he also helps was equipped with production facilities. Since to sale traditional woven cloth of Central Sulawesi his arrival in Palu, Central of Sulawesi (2009), produced by three Palu artisans in which about 100 he begun to give training to people living around pieces are sold in a month. the UPT, including Pekalongan people who living in Palu. informasi | information » After striving almost two years to learn, eventually he was able to produce bomba batik Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan characterized by flower motif with bright colors. Propinsi Sulawesi Tengah Flower, in local language is called bomba. Therefore, Jl. Kartini No. 17 Palu 64111 the batik produced is then named “bomba batik” and Telp. : (0451) 425265; 454564; 422330 it has become the pride of Central Sulawesi people. Fax. : (0451) 454564

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 61 Made in Indonesia

Woven batik from Southeast Sulawesi

Batik tenun khas Sulawesi Tenggara (Sultra) seperti kain khas Tolaki, Buton dan Muna, hingga kini masih terabaikan di negeri sendiri. Masyarakat setempat sebagai pemilik hasil karya dari warisan leluhur itu, belum memanfaatkannya sebagai bahan pakaian yang digunakan sehari-hari.

The unique woven of batik from Southeast Sulawesi such as Tolaki, Buton, and Muna until now looks have been forgotten in their home town. The local people as the owner of the heritage product wouldn’t wearing it as their daily clothing.

ami tidak paham mengapa penggunaan Kabid Industri kecil dan Menengah Disperindag batik khas daerah ini, belum membudaya Sultra, Safoan. di kalangan masyarakatnya. Masyarakat, Selain itu ujarnya, bahan yang digunakan dalam Kbaru memakai batik khas daerah, membatik ragam hias mua, yaitu benang emas ketika menggelar pesta adat,” kata Kepala Dinas yang dibentuk dengan motif garis halus dan kesan Perindustian dan Perdagangan Provinsi Sultra, H bunga kecil. “Di dalam tatanan masyarakat Tolaki, Saemu Alwi di Kendari baru-baru ini. motif dalam batik tenun daerah mengandung mitos Padahal ujarnya, Pemerintah Provinsi Sultra yang menjadi lambang corak budaya masyarakat sendiri sudah berupaya mendorong minat masyarakat setempat,” katanya. untuk memakai batik khas daerah dalam kehidupan Sementara itu, anggota DPRD Sultra, Nursalam sehari-hari. Justeru kata Saemu, batik khas Sultra Lada, menilai kurangnya minat masyarakat memakai seperti khas Tolaki, Buton dan Muna saat ini telah pakaian batik khas daerah dalam kehidupan sehari menjadi primadona bagi setiap tamu dan wisatawan hari akibat, kain ternun tradisional tersebut kalah yang berkunjung ke daerah itu. bersaing dengan produk-produk kain dari industri Pada setiap kesempatan berkunjung di daerah ini maupun bahan impor. tuturnya, para tamu atau wisatawan mancanegara Selain itu kata dia, Masyarakat, Sultra khususnya selalu membeli kain batik khas daerah sebagai dan Indonesia pada umumnya, yang lebih suka dan cendera mata ketika kembali ke daerah asal atau bangga menggunakan produk-produk asing dari pemerintah sekali dalam lima hari kerja. negaranya.”Batik khas daerah yang banyak diburu pada memakai hasil karya sendiri. Namun seyogyanya upaya tersebut diikuti tamu atau wisatawan, adalah ragam hias mua, batik Nursalam sangat mengapresiasi upaya dengan tindakan nyata Pemerintah Provinsi, tenun khas Tolaki. Motif ini biasanya berwarna jingga Pemerintah Provinsi Sultra yang telah membudayakan mendorong para perajin batik khas daerah untuk muda, kelabu, biru laut, kuning susu, hijau lumut, pemakaian batik khas daerah di lingkungan instansi menciptakan corak dan motif kain yang menarik dan merah samar,” kata Saimu yang dibetulkan selera konsumen.”Kalau corak dan motif kain batik tenun khas daerah dibuat lebih menarik, masyarakat akan gemar memakai pakaian khas daerah,” katanya. Lanjut Saemu Alwi, Kadis Perindag Sultra, mengatakan prospek batik khas Sultra ke depan terus mengalami kemajuan yang cukup berkembang. “Pada setiap ada even nasional yang diselenggarakan di daerah ini, kami meminta para perajin agar memproduksi kain batik khas daerah lebih banyak, Batik untuk dijual kepada tamu-tamu yang menjadi peserta Sulawesi Tenggara 62 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

Meanwhile, a member of DPRD Sultra, Nursalam Lada appraised that a minimum interest of people in wearing Batik clothing on their daily life is because the traditional woven fabric lost in competition with the other fabric products from industry or imports. Furthermore, he said, People, especially in Sultra and Indonesia generally, they prefer and are proud to wear product from outside of the country than to wear their own product. Nursalam really appreciated the effort of the government of Sultra which cultivating the use of batik in five working days in every government office. However, these attempts should be followed by a real action from the government of the province, to push the craftsman to invent some new patterns and motifs that attract consumers. “If the patterns and motifs of the fabric are more attractive appearance, public will be keen on wearing this kind of traditional clothes,” he said. Saemu Alwi, head of Deperindag of Sultra region, stated that batik from Sultra has a fairly good prospect in the future. “In every national event which held in this area, we ask for the craftsman to make much more of batik, to be sold to any guests who become as the participant of those events,” he said. The woven batik from Sultra, such as woven batik Tolaki, Buton, and Muna, is highly profitable, but still not considered as a promising business in the future. The problem is with using hands or known as alat tenun bukan mesin (ATBM), a batik craftsman can only finish a fabric with four meters length and one meter width in a month for a maximum of three fabrics. One of the batik weavers, Wa Marwia (26), who was just met in Kendari says that one batik fabric from Sultra is sold about Rp 320.000 to Rp350.000. Wa Marwia admitted that unique woven batik of dari kegiatan nasional tersebut,” katanya. ee have no idea why the use of Sultra, cannot currently be made as a main source of Kain batik tenun tradisional khas Sultra, seperti traditional batik yet entrenched in the her family income to live every day. “That’s why, the kain batik tenun khas Tolaki, Buton dan Muna, community. People only wearing batik average of the artisans do the weavings as a part-time berharga tinggi, namun belum digeluti sebagai usaha when attending a traditional event,” job, not as a permanent profession which can act as a yang menjanjikan masa depan. Wsaid the head of local office of industry and trade of full support for the family income,” she said ending the Southeast Sulawesi, H Saemu Alwi at Kendari on interviews with KINA. Masalahnya, dengan menggunakan alat tenun present day. bukan mesin (ATBM) atau alat tenun tradisional, seorang perajin hanya bisa menyelesaikan kain Although, he said, the Government of Southeast tenun ukuran panjang empat meter dan lebar satu Sulawesi has tried to encourage local people to be meter, maksimal tiga lembar dalam sebulan. Salah interested to traditional Batik for daily life. Saemu said, seorang penenun batik khas Sultra, Wa Marwia (26), In fact, batik from Sultra such as Tolaki, Buton, and yang ditemui di Kendari baru-baru ini, mengatakan Muna has became more popular for guest and tourist. satu helai kain batik tenun khas Sultra dijual seharga When visitors or tourist visiting the area, they Rp320 ribu hingga Rp350 ribu. always buy traditional batik as a souvenir. The hunted Wa Marwia mengaku kerajinan kain tenun khas motifs are usually ‘hias mua’ a traditional woven batik Sultra, belum bisa dijadikan sebagai sumber utama from Tolaki, the coloured are light orange, gray, sea blue, pendapatan keluarga “Makanya, rata-rata perajin dark green, and faint red,” said Saimu who was agreed mengerjakan kerajinan menenun kain ini, hanya by Safoan, the head of small and medium scaled Industry Disperindag Sultra. sebagai sambilan, belum ditekuni sebagai profesi informasi | information » yang bisa menjadi penopang pendapatan keluarga,” Moreover, the material that use for ‘mua decorative’ katanya mengakhiri wawancara dengan majalah was golden thread shaped with smooth lines and small Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Sulawesi Tenggara KINA. flowers motifs. “Tolaki people believe that motifs in the Jl. Drs H. Abdullah Silondae No.116 Kendari 93111 woven batik contain myth which has become the symbol Telp: 0401-3121339; 3121783 of culture of the people,” he said. Fax: 0401-3121783

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 63 Made in Indonesia

papua batik

Seolah tidak ingin ketinggalan dengan daerah lainnya di tanah air, masyarakat perajin batik di Papua, khususnya di Kabupaten Sentani dan sekitarnya terus berupaya mengembangkan industri kerajinan batik di daerahnya dengan mengembangkan motif-motif asli daerah Sentani. In order to pursue other regions in term of batik development, the batik communities in Papua, especially in Sentani District and its surrounding areas continue to develop batik industry by developing Sentani traditional motifs.

Dobonsolo, Traditional Batik of Papua erbagai motif asli milik masyarakat adat budaya Papua yang unik dan indah kini sudah banyak yang menjelma menjadi Bmotif batik Papua. Berbagai motif asli masyarakat adat Papua pun kini banyak yang sudah dituangkan ke dalam seni kerajinan batik yang dikembangkan sendiri oleh masyarakat asli Papua. Salah satu perajin batik Papua adalah Maria Pulanda, seorang ibu rumah Batik tangga yang menceburkan dirinya dalam usaha pengembangan motif-motif asli Papua khususnya motif Sentani di wilayah Kabupaten Papua. Untuk mengembangkan batik dengan motif asli masyarakat Papua khususnya motif Sentani, Maria bersama sesama perajin batik motif Sentani lainnya di Kabupaten Jayapura bergabung membentuk KUB Dobonsolo. Manurut Maria, industri kerajinan batik di tanah Papua sudah mulai dikembangkan cukup lama, yaitu sejak dekade tahun 1980-an. Namun Papua sayangnya perkembangan industri kerajinan batik di tanah Papua terhitung sangat lamban. Lambannya

64 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia perkembangan industri kerajinan batik Papua ini he uniqueness and beautifulness of dapat dilihat dari volume produksi maupun jumlah various Papua’s traditional motifs has perajin yang menggeluti industri kerajinan ini yang now been transformed into Papua batik masih sangat terbatas. motifs. Di Kabupaten Jayapura saja misalnya, TThe various Papuan indigenous motifs are now berdasarkan data Dinas Perindustrian dan represented into Papuan batik developed by local Perdagangan Kabupaten Jayapura, saat ini terdapat craftman. One of the batik artisan is Maria Pulanda, sekitar 10 perajin batik Papua. Mereka hingga a housewife specializing in the development of saat ini masih melakukan produksi kerajinan traditional Papuan motifs, particularly Sentani’s batik berdasarkan order yang masuk. Jika tidak motifs. To develop traditional batik, Sentani’s ada order, maka tidak ada produksi. Hal itu tejadi motifs in particular, Maria with her fellow karena masih banyaknya keterbatasan yang dimiliki artisan established a batik cooperative called KUB para perajin khususnya keterbatasan dalam modal Dobonsolo. usaha, keterbatasan sumber daya manusia dan Acoording to Maria, batik industry in keterbatasan kemampuan manajemen serta masih Papua have developed since decade of 1980s. lemahnya jiwa wirausaha. Unfortunately, the development of batik industry Sebetulnya pesanan (order) pembuatan batik in Papua is considered slow. The slow development dengan motif asli Papua (Sentani) yang diterima para can be seen from the volume of production and perajin cukup banyak setiap bulannya. Pesanan itu number of artisan dealing with batik industry that antara lain datang dari pemerintah daerah, gereja, are still very limited. dan masyarakat umum. Namun keterbatasan In Jayapura district, for example, based on the kemampuan produksi menjadi kendala terbesar yang data from Ministry of lndustry and Trade of local dihadapi industri kerajinan batik Papua dewasa ini. goverment, there are currently around 10 Papuan Hal itu terutama terjadi karena tingginya tingkat batik craftmen. They produce batik by order only, perputaran perajin (tenaga kerja) di industri ini di otherwise, there is no production activities. It is Papua. Tingkat keluar masuknya perajin di industri due to many constraints they face, especially the kerajinan batik di Papua sangat tinggi sehingga lack of capital, human resource constraints, the tenaga kerja yang berkecimpung di industri ini jumlah limitation of management skills, and also the weak selalu berubah-ubah. Padahal untuk membentuk of entrepreneurial abilities. tenaga kerja yang handal dan trampil butuh waktu Actually, the monthly order to Papuan untuk membinanya. batik with Sentani’s motifs is quite significant Dilihat dari sisi permintaan, pasar produk in number. The orders usually come from local kerajinan batik Papua sebetulnya sangat terbuka luas. government, churches, and public. However, Bahkan, Pemda provinsi Papua sudah mewajibkan the limited production capacity to be the biggest para pegawai negeri sipil di wilayah Papua untuk obstacle faced by the batik industry in Papua at this menggunakan pakaian batik dua hari seminggu. moment. This is true due to the the high turnover Namun permintaan yang besar itu tidak dapat rate of craftmen in Papuan batik industry so that dipenuhi industri kerajinan batik setempat karena the readiness of the craftmen when the order has berbagai kendala di atas. Akhirnya, untuk memenuhi to be served is questionably. On the other hand, it permintaan yang besar itu, didatangkanlah dari Jawa takes time to traine and produce skillfull craftmen. pakaian berbahan kain printing dengan motif batik From the demand side, the market opportunity Papua. for Papuan batik is widely open. Even, the Selain itu, industri kerajinan batik di Papua pada provincial government of Papua has obligated umumnya masih sangat tergantung kepada pasokan the employee to use batik clothes two days a week. In addition, the batik industry in Papua bahan baku dan bahan penolong lainnya dari Jawa. Unfortunately, the demand can not be met by depends heavily on the supply of raw materials and Selama ini para perajin batik di Papua menggunakan local batik industry due to the existing various other supporting materials from Java such as cloth hampir semua bahan baku dan bahan penolong yang constraints as mentioned before. Finally, to meet (mori), canting, wax, dyes and others. didatangkan dari Jawa mulai dari kain dasar (mori), the demand, the order are fulfilled by Java printing In fact, the use of natural dyes is still very canting, lilin, bahan pewarna dan lain-lain. clothes with Papuan batik motifs. limited. The use of natural dyes is not well developed Memang pernah dicoba agar para perajin batik due to market demand that prefers to use synthetic Papua menggunakan bahan pewarna alami yang dyes. It is associated with high market demand in sumbernya banyak terdapat di sekitar Papua sendiri. Papua batik cloth with bright and striking colors. Namun penggunaan bahan pewarna alami ini tidak These kind of collors can not be served by natural berkembang dengan baik karena permintaan pasar dyes which tends to produce soft collors. memang lebih menginginkan penggunaan bahan pewarna sintetis. Hal ini terkait dengan tingginya informasi | information » permintaan pasar di Papua akan kain batik dengan warna yang cerah dan mencolok. Padahal pewarna KepengBatik Dobonsolo Mas Jl.Kompleks Adisucipto BPKB 2A, KemiriMataram, Sentani Lombok alami umumnya tidak menghasilkan warna yang Telp.PO BOX (0370) 99352, 3070642678 Jayapura, ;Papua. 081 8088 39451 cerah. EmailHP No. : [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 65 Made in Indonesia Natural Dyes of Batik Batik

Sejak batik diakui oleh UNESCO sebagai salah satu kekayaan budaya IndonesiaPohon dan menjadi warisan budaya tak benda dunia,peluang bisnis batik di dalam negeri makin berkembang.

eluang ini pun ditangkap oleh Candra dihasilkan sejumlah warna untuk kain batik,” Untuk mendapatkan warna yang kuat dan tahan Diana dengan terjun ke bisnis batik pada ujar Chandra yang menjual produknya dengan lama, dibutuhkan 30 hingga 40 kali proses celup tahun 2009. Namun, dalam memproduksi merek dagang Batik Pohon. Misalnya saja untuk dan jemur, Proses pembuatan batik dengan pewarna Pbatik, wanita ini lebih mengutamakan mendapatkan warna kuning, bisa digunakan kayu alam itu bisa memakan waktu tiga pekan untuk penggunaan bagian-bagian pohon dalam pewarnaan tegeran. Untuk warna coklat, bahan baku yang sehelai kain batik. kain batiknya. digunakan adalah kayu tinggi dan untuk menghasilkan Soal ketahanan warna pada kain, dia bisa “Saya memilih pewarnaan kain berupa pewarna warna merah, dapat digunakan bagian kayu dari menjamin kalau warna dari bahan pewarna alam alam karena ingin membantu penerapan program pohon mahoni dan secang. pada kain batik yang dibuatnya tidak akan cepat go green di pelbagai bidang, termasuk dalam Selain menggunakan bahan baku dari tanaman, pudar. “Warnanya akan tetap melekat sepanjang bidang pembuatan batik,” ujar wanita lulusan proses pewarnaan pada kain batik juga dilakukan umur kain tersebut asalkan diperlakukan dengan TeknikArsitektur, UniversitasDiponegoro tahun 1993 secara tradisional, khususnya ketika pewarna kimia benar,” ucapnya. ini. belum masuk ke Indonesia. Misalnya untuk proses Dalam proses produks sehari-harii, dengan Penggunaan pewarna alam juga dilakukan fiksasi (penguatan warna), cukup memanfaatkan dibantu oleh tujuh karyawannya, saat ini Chandra sebagai suatu strategi untuk bisa eksis di pasar. larutan kapur dan larutan serbuk karat besi yang hanya mampu memproduksi kain batik dengan “Sebagai pemain baru, agak sulit untuk bisa langsung cukup ramah lingkungan. pewarna alam bermerek Batik Pohon sekitar 25-50 eksis di pasar jika kita tidak memiliki keunikan dalam Adapun proses pembuatan warna alam dilakukan helai kain setiap bulannya. produk yang dihasilkan,” ujarnya. dengan mencacah bagian pohon yang digunakan Adapun kain batik yang dihasilkannya itu dijual Pohon yang dijadikan pewarna alam yang menjadi bagian-bagian kecil. Setelah itu, cacahan ke pasar dengan kisaran harga Rp 100 ribu hingga digunakan Chandra adalah pohon yang ada di tersebut direbus selama 1 jam. Rebusan tersebut Rp 3,6 juta setiap helainya. Dengan keunikan yang Indonesia. Misalnya saja pohon mahoni, pohon kemudian diendapkan selama semalam. diusungnya, produk Batik Pohon kini sudah memiliki rambutan, pohon mangga, pohon secang, kayu Langkah berikutnya, air rebusan cacahan penggemar tersendiri. Walaupun pasarnya masih tinggi, kayu tegeran dan sebagainya. Adapun bagian bagian pohon yang sudah diendapkan itu disaring di dalam negeri, namun banyak warga asing yang dari pohon yang digunakan mulai dari akar, batang, dalam sebuah ember. “Air saringan itu lah yang menyukai batik dengan pewarna alami itu. “Pembeli dahan hingga kulit buah tanaman itu. digunakan untuk mewarnai kain batik dengan cara asing banyak yang datang ke workshop atau outlet “Dari bagian-bagian pohon tersebut, bisa mencelupkannya berulang kali,” ujarnya. kami,” ujar Chandra Diana.

66 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Made in Indonesia

his opportunity was catched by Candra weeks for a piece of batik cloth. Diana by engaged into batik business in For fabric color durability, she could guarantee 2009. In batik production, she prefer to that the color of batik natural dyes that she made will use natural dyes in coloring the batik. not quickly fade. “The color will remain unchanged T“I prefer to use natural dyes in coloring the throughout the life of the fabric as long as treated batik because, I want to implement green industry properly,” he said. in various fields, include in producing batik,” said In the dailyproduction, Chandra has assisted the lady who graduated from architec of Dipenogoro by seven employees, and currently the production University in 1993. capacity of batik natural dyes is around 25-50 The use of natural dyes is also as a strategy to pieces per month with brand “Batik Pohon” exist in the market. “As a new player, a bit difficult The batik selling price is ranging from Rp.100 to be directly exist in the market if we do not have thousand up to Rp. 3,6 million per piece. By its uniqueness in the products,” she said. characteristic now “Batik Pohon” has its own The natural dyes is taken from Indonesian tree customers. Althouh the market is still in domestic such as mahogany trees, rambutan trees, mango market, but many foreigner loves batik with natural trees, secang trees, tinggi wood, wood tegeran and dyes. “There are many foreigner buyer come to our Since batik officially recognized by so on while the part of tree that can be used ranging workshop and outlet” Chandra Diana said. from the roots, stems, branches or bark of the three UNESCO as one of the Indonesian cultural trasure and became the “From the parts of trees, can produce a number world’s intangible cultural heritage, of colors for batik cloth,” said Chandra who sells its product under the brand “Batik Pohon” For batik business opportunities in the example tegeran wood for yellow color, tinggi wood country is growing. for brown color, mahogany wood and secang for a red color. Other using tree as raw material, the dyeing process of batik cloth can be done in traditional way. Especially when chemical dyes had not entered to Indonesia, for example, for fixation process (strengthening color), that using a lime solvent and rust powder solvent which are environmentally friendly. While the natural dying process is is done by cutting the trees into chips. Then, the chopped boiled for 1 hour and precipitated overnight. The next step is, the precipitated of chopped boiled water filtered into a bucket. “The filtered informasi | information » water that is used to dye the batik cloth by dipping it repeatedly,” she said. Batik Pohon Jl. Benda Gg. Bambu Kuning No. 7E To get a strong nd and durable color, it takes Kemang, Cilandak Timur, Jakarta 12560 about 30 to 40 times of dyeing and drying process. Telp : 021 782 1861 The making process of natural dyes could take three Website: www.batikpohon.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 67 Insert

Pekalongan batik museum

Anda ingin mengenal dan Museummengetahui lebih jauh tentang Batik batik?anda dapat melihat berbagai jenis batik dari waktu ke waktu di Museum Batik Pekalongan. Pekalongan ekalongan dikenal sebagai “The World`s dapat mengamati perkembangan batik mulai dari Pembangunan Museum Batik Indonesia City Of Batik” wajarlah apabila kota ini zaman Belanda saampai dengan pengaruh Jepang dibangun dengan memanfaatkan gedung bekas memiliki sebuah museum batik. Lokasi pada periode Perang Dunia Kedua dengan motif Balai Kota Pekalongan. Bangunan itu direkonstruksi Pmuseum ini sangat mudah dicapai Jawa Hokokai nya. menjadi Museum Batik Indonesia, karena dianggap dengan menggunakan berbagai macam moda Pekalongan batik banyak dipengaruhi oleh sebagai salah satu bangunan bersejarah. Di dalam transportasi. asimilasi unsur-unsur lokal yaitu bahasa Arab, Cina, gedung, ada beberapa kamar yang luas dengan Museum Batik Pekalongan telah menerima dan seorang Belanda warisan budaya tak ternilai pintu dan jendela yang besar, menghasilkan penghargaan “Cipta Pesona Wisata Award 2012” harganya. Ada juga batik dari luar Jawa khususnya nuansa sejarah tinggi yang begitu dalam. Lokasi kategori daya tarik wisata budaya dan unsur dari Sumatera yang dipengaruhi oleh budaya Islam sangat mudah untuk dicapai dengan menggunakan pengelolaan dari pemerintah. Museum ini memiliki menyerupai kaligrafi tulisan Arab. Kita bisa melihat beberapa alat transportasi. Pekalongan batik koleksi berbagai macam motif Batik, desain batik antik berusia lebih dari 100 tahun di museum banyak dipengaruhi oleh asimilasi unsur-unsur Pekalongan dan daerah sekitarnya. Terletak di Jl. ini. Ada juga kebaya encim yang biasa dikenakan lokal yaitu bahasa Arab, Cina, dan seorang Belanda Jetayu No 1 pengunjung dapat melihat berbagai oleh wanita Cina di Indonesia. Ada banyak koleksi warisan budaya tak ternilai harganya. jenis batik dari waktu ke waktu di museum ini. Kita menarik yang bisa Anda lihat di museum ini.

68 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

see the antique batik aged of more than 100 years in this museum. There is also a regular encim kebaya worn by Chinese women in Indonesia. There are many other interesting collections you can see at this museum. The building of this Indonesian Batik Museum was built by utilizing the former building of Pekalongan City Hall. The building was reconstructed into the Indonesian Batik Museum, as it is considered to be one of the historical building. Inside the building, there are several spacious rooms with large doors and windows, producing the high historical nuance feel so deep.

he Museum has received “Cipta Pesona Tourism Award 2012” for cultural and tourism attraction category. This Museum has a collection of wide range You want to know and learn more ofT Batik motives and design of Pekalongan and the about batik?you can see various surrounding area. Located at Jl. Jetayu No. 1 visitors kinds of batik from time to time can see various kinds of batik from time to time in at ‘the world’s city of batik” this museum. We can observe the development of Pekalongan and there is a great batik starting from the Dutch era to the influence batik museum there. The location of Japan in the periode of Second World War with is very easy to reach using several its Hokokai Javanese motives. Pekalongan batik is means of transportation. much affected by the assimilation of local elements i.e. Arabic, Chinese, and Dutch-a priceless cultural heritage. There are also batiks from outside Java especially from Sumatra affected by Islamic culture resembling the Arabic script calligraphy. We can

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 69 Insert

Sejarah batik di Cirebon Pusat Sejarah dan Belanja Batik Cirebon terkait erat dengan pengaruh asimilasi atau pertukaran budaya serta tradisi religius. Diperkirakan, hal itu terjadi sejak Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon pada abad ke-16. Trusmi The History of batik in Center for History and Shopping Batik Cirebon Cirebon closely related to the influence of assimilation or cultural exchange and religious traditions. It’s estimated that it has happened enurut para budayawan, sejarah batik Masnedi, berinisiatif untuk menggali kembali motif since Sunan Gunung Jati Cirebon berawal ketika Pelabuhan Muara keratonan dan pesisiran yang ada dan menuangkannya Cirebon disseminated Jati (kini disebut Cirebon) dijadikan tempat dalam lembaran-lembaran kain batik tulisnya. “Pada Islam in the 16th century. Mpersinggahan para pedagang asing seperti saat itu, Pak Masina mendapat pesanan batik dari dari Tiongkok, Arab, Persia, dan India. Masuknya para seorang pejabat tinggi di Jakarta. Awalnya, batik pesanan pedagang asing ini menciptakan proses asimilasi dan tersebut mau dinamakan batik Trusmi, tetapi dilarang oleh akulturasi beragam budaya yang menghasilkan banyak Pak Masina karena beliau ingin masyarakat luas dapat tradisi baru seperti batik Cirebon. mengenal dengan sebutan batik Cirebon,” ujar Masnedi Untuk mengenali batik Cirebon perlu mengetahui yang merupakan putra pertama Masina. sejarah desa Trusmi, sebuah desa di kabupaten Cirebon Peran alm. Masina tak bisa dilepaskan dari yang kini menjadi sentra batik di kota udang tersebut. Jarak perkembangan bisnis batik di desa Trusmi. Ia sempat desa Trusmi sekitar tujuh kilometer dari stasiun Cirebon ke merintis pendirian Koperasi Batik Budi Tresna di desa arah Plered. Di desa Trusmi dan sekitarnya terdapat banyak Trusmi. Menurut Masnedi, masa keemasan kerajinan tenaga kerja atau pengrajin batik yang berasal dari desa batik di daerah ini terjadi pada kurun waktu 1950-1968. Gamel, Kaliwulu, Wotgali, dan Kalitengah. Tak heran bila sebuah koperasi di tingkat lokal, Koperasi Sedikitnya ada 40 showroom di Kampung Batik Trusmi, Batik Budi Tresna yang menaungi perajin batik desa Trusmi, mulai dari showroom EB Batik, Batik Gunung Jati, Nofa sanggup membangun gedung koperasi yang cukup megah Batik, Katura Batik, Koperasi Batik Budi Tresna sampai dan sejumlah sekolah mulai dari tingkat SD, SLTP hingga di ujung desa Trusmi Kulon terdapat sederet sentra batik SLTA di sekitar desa Trusmi. Saat ini, jumlah anggota milik keluarga Masina, salah satu leluhur perajin batik di Koperasi Batik Budi Tresna sebanyak 693 orang yang desa Trusmi. diantaranya terdiri dari 250 pengrajin batik. Masnedi Masina, salah satu perajin batik tulis di desa Keterampilan Masina dalam membatik ditularkan Trusmi yang juga menjabat sebagai Sekretaris Koperasi kepada para kerabat dan anak-anaknya. Dari delapan anak Batik Budi Tresna menceritakan, kala itu, sang leluhur Masina, enam diantaranya mendirikan usaha batik di desa sering mengerjakan batik dengan motif dari ornamen Trusmi. Jaraknya pun berdekatan di daerah Trusmi Kulon. sekitar keraton. Misalkan gapura keraton, pot keraton atau Showroom Masnedi, anak tertua Masina, diapit juga oleh motif-motif suasana keraton lainnya yang inspirasinya showroom milik adik-adiknya. didapat dari dua keraton yang ada (Kasepuhan dan Beberapa kerabat keluarga Masina juga membuka Kanoman). Sayangnya, hanya orang keraton saja yang usaha batik secara turun temurun. Sebut saja Katura boleh memakai batik dengan motif tersebut. Sementara yang mulai mewarisi usaha sang kakek sejak berusia 25 si perajin dan kerabatnya tidak boleh memakainya. Oleh tahun. Usaha batik tulis Katura tersebut berjarak sekitar karena itu, leluhur Trusmi yang juga perajin batik membuat 100 meter dari usaha keluarga Masina. motif lainnya untuk dipakai sehari-hari. “Dari situlah lahir Tak jauh dari tempat Katura, terdapat pengrajin motif pesisiran,” ujar Masnedi. batik tulis, cap dan printing Abed Menda yang memiliki Keterampilan membatik dari leluhur terus showroom CV Batik Gunung Jati. Abed yang kerap disapa dikembangkan oleh keluarganya, termasuk teknik Pak Haji ini masih berkerabat dengan Edi Baredi, pemilik membatik dua sisi (bolak-balik). Pada tahun 1953, pewaris EB Batik yang terkenal sebagai aktivis pengembang kerajinan batik Cirebon yang bernama Masina, orangtua kerajinan batik di Cirebon.

70 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

the order would be named batik Trusmi, but it was objected because he wanted the publics recognozed it as batik Cirebon, “said Masnedi who is the first son of Masina. The role of late Masina is inseparable from the development of batik business in the Trusmi village. He pioneered the establishment of Batik Cooperatives Budi Tresna in Trusmi village. According to Masnedi, the golden age of batik crafts was in the period of 1950-1968. Not surprisingly when a local cooperative, Batik Budi Tresna Cooperatives that organize Batik Trusmi artisans, has been able to build a magnificient cooperative ccording to historians, the history of artisans in the Trusmi village. building and a number of schools ranging from batik Cirebon started when the Port Masnedi Masina, one of batik artisans in the elementary, junior high school until senior high of Muara Jati (now called Cirebon) Trusmi village who also acting as cooperatives school around the Trusmi village. Currently, the was used as a transit point of the secretary of Budi Batik Cooperatives pointed out members of Batik Cooperatives Budi Tresna is 693 Aforeign traders such as Chinese, Arabic, Persian, that at that time, the ancestors oftenly painted batik people, include 250 batik artisans. and Indian. The influx of foreign traders created with an ornaments around the palace. Such as the Masina skills in batik has been spreaded to a process of assimilation and acculturation of palace gate, pot palace or other motifs of palace relatives and their children. From eight children, cultural diversity that has produced a lot of new atmosphere all were inspired by the two kingdom six of them established a batik businesses in Trusmi traditions such as batik Cirebon. (Kasepuhan and Kanoman). Unfortunately, only village. The distance is close each other while the To know more about batik Cirebon, we have aristocratic palace are allowed to wear the batik Masnedi’s showroom, Masina eldest son, also to know the history of Trusmi Village, a village in with such motifs. While the artisans and their flanked by elder brother/sister’s showrooms. the district of Cirebon currently known as batik relatives should not be wearing it. Therefore, the Some of Masina’s relatives has also continued a center of the shrimp city. The distance of Trusmi ancestral of Trusmi who also the batik artisans, batik business from generations to generations. One village is about seven kilometers from Cirebon made another motifs for daily use. “That was of them is Katura who inherited his grandfather’s station heading to Plered. In the Trusmi village a begining of Pesisiran or coastal motif “ said businesses since he was 25 years old. The distance and suroorunding area there are plenty of batik Masnedi. of Katura’s batik is about 100 meters away from artisans originated from the village of Gamel, Batik skills of the ancestors continue to be the Masina business. Kaliwulu, Wotgali, and Kalitengah. developed by his family, including batik techniques Close to Katura’s place there are another batik There are at least 40 showroom in Trusmi on both sides (back and forth). In 1953, the heir of artisans of painting, stamp and printing namely village, ranging from showroom EB Batik, Batik batik Cirebon called Masina, Masnedi parents took Abed Menda who owned CV Batik showroom Gunung Jati, Nofa Batik, Batik Katura, Batik the initiative to re-elaborate keratonan (palaces) Gunung Jati. Abed who oftenly called Pak Haji is Cooperatives of Budi Tresna up to the end of dan pesisiran (costal) motifs and pour-out into a relatives of Edi Baredi, the owner of famous EB Trusmi Kulon village there is a batik center owned batik cloths. ““At that time, Mr. Masina got orders batik and known as famous batik businessman in by Masina family, one of the ancestors of batik batik from a high-rank official in Jakarta. Initially, Cirebon.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 71 Insert

MULAI BERBENAH UNTUK SIAP JADI OVOP KAMPOENG BATIKLAWEYAN Batik Laweyan’s village begins to tidy up to be an OVOP.

Seiring dengan penetapan wilayah Kampoeng Batik Laweyan sebagai salah satu pusat tradisi batik dan warisan budaya Jawa Tengah, wilayah tersebut mulai berbenah.

In time with the establishment of Kampoeng Batik Laweyan or Batik Laweyan’s village as a centre of batik and cultural heritage of Central Java, the village begins to tidy up.

ulai dilirik sebagai sentra industri yang sudah Dilihat dari unsur geografisnya, hampir kebanyakan rumah di menjadi klaster, sehingga layak dijadikan one sini, memiliki semacam “paviliun” atau teras samping rumah village one product, Laweyan tidak hanya untuk membatik, serta ruang tamu yang sekaligus menjadi Mmenata wilayahnya saja, melainkan juga mulai galeri di rumahnya. peduli pada alam sekitarnya. “Karena itu penting bagi generasi di bawah kami Seperti dituturkan oleh Ketua Forum Pengembangan untuk mulai melestarikan tradisi batik. Seperti misalnya Batik Kampoeng Batik Laweyan, Alpha Febela Priyatmono berusaha mereproduksi batik lawasan halus yang sangat yang didampingi oleh Sekretaris Forum Pengembangan klasik. Masalahnya sekarang ini sangat sulit mencari tenaga Batik Laweyan pendamping UMKM, Widhiarso, pembenahan reproduksi batik yang usianya relatif muda, tetapi mampu dimulai dari kesadaran para perajin batik untuk mulai melakukan hal tersebut, mengingat saat ini tenaga repro-nya menggunakan pewarna alam. Sejalan dengan hal tersebut, sudah jarang, dan kalaupun ada usianya sangat tua. sejumlah perusahaan besar juga mulai menawarkan kerjasama Padahal kami ingin membuat semacam museum atau pusat untuk penanaman bahan pewarna alam, sebagai bagian dari pengembangan batik, yang sangat memerlukan dukungan program sosial kepedulian perusahaan. tenaga-tenaga repro batik lawasan tersebut. Kami ingin Alpha mengakui tidak mudah bagi para pengusaha dan menekankan pentingnya penghargaan dengan pengelolaan pembatik tersebut, untuk menggunakan instalasi pengolah yang benar, ” kata Widhiarso. Berdasar data sementara saat limbah, karena memang dari dulu limbah industri batik ini total jumlah pengusaha batik tradisional Laweyan mencapai tersebut, selalu dibuang ke sungai (kali). “Jadi sempat dikenal 45 pengusaha untuk batik cap, dan sekitar 45 pengusaha batik daerah ini ada yang disebut dengan Kawasan Batik Girli tulis, di mana untuk batik cap, mereka mempekerjakan 5 orang (pinggir kali). Itu sebabnya menjadi concern sejumlah pihak pembatik, dan untuk batik tulis sekitar 3 orang.” untuk menjadikan program kali bersih. Upaya ini tidak mudah Alpha melanjutkan, guna meningkatkan kecintaan dan mengingat instalasi pengolahan limbah baru dilakukan secara regenerasi tersebut, mereka sepakat mengadakan sejumlah komunal, karena kendala tingginya biaya, sehingga dianggap pelatihan kewirausahaan, termasuk menunjukkan concern- cukup membebani mereka,” papar Alpha yang di rumahnya nya pada bidang teknologi informasi. Bahkan dengan menjadi ‘juragan’ Batik Mahkota - Laweyan. kedatangan salah satu produsen perangkat lunak merek dunia Bentuk kepedulian kami sebagai komunitas forum terutama ke Laweyan, mereka menunjukkan kepeduliannya pada industri berupaya melestarikan batik di wilayah ini, mengingat wilayah kecil dan menengah bidang batik. Akhirnya mereka memberi ini sempat mengalami “mati suri” pada tahun 2004. Sebab pelatihan, dan membangun pusat IT (Information Technology) secara alamiah wilayah Laweyan yang dihuni para juragan di Laweyan. “Jadi secara umum kami menunjukkan kepedulian sekaligus pembatik ini, dilihat dari sejarahnya memang sudah pada lingkungan, sekaligus sadar pentingnya IT bagi persiapan sejak lama menggarap batik. Bahkan tradisi tersebut sudah menghadapi persaingan di tingkat dunia,” katanya. dimulai sejak masa terbentuknya kerajaan-kerajaan di Jawa.

72 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

tarting to be glanced as a cluster of Geographically, most of the houses Laweyan has a industrial center, so that it deserves to kind of pavilion or side-terrace to do batik, and also be one village one product (OVOP) , guest room for a gallery inside the house. Laweyan does not only tidy up its area, “Therefore, it is important for the next butS also the environment. generation to start conserving batik’s tradition; As said by the chairman of development for instance, making efforts in producing classical forum of Batik Kampoeng Laweyan, Alpha Febela batik of “lawasan halus”. The problem now is that Priyatmono accompanied by the secretary of it is really hard to find young craftmen who are development forum of Batik Kampoeng Laweyan make reproduction, if any, the ages are already involving UMKM, Widhiarso, the program started very old.In fact, we want to develop a museum or from the awareness of batik craftman to use natural batik development centre, which needs supports dyes. While some big corporation has also started from craftmen who are to do reproduction. We to offer cooperation for planting natural dyes’ want to emphasize the importance of awards in material, as a part of corporate social resposibility correct executions/processes,” Widhiarso said. programs of the in companies. Based on the temporary data, the total number Alpha admitted that it is not easy for the of batik entrepreneurs in Laweyan has gone up entrepreneurs and craftman to use waste processing to 45 entrepreneurs for batik cap ( stamped batik installation, since long time ago, the industrial ), and around 45 for batik tulis ( hand-writting waste always throw away to the river. “So, this batik ), , For the stamped batik, they employ five area once is known as Batik Girli Area (river-side). batik craftsmen, and for hand-painted batik, three Some parties are concerned on this and create a people.” ‘clean river’ program. It’s hard to implement the Alpha resumed, to increase our devotion and program since the waste treatment program should regeneration, they has had decided to organize a be muplemented by communally and needs high number of entrepreneurial training, including cost so that it will burden them, said Alpha who showing their concerns in information and has become ‘juragan’ or ‘skipper’ of Batik Mahkota technology areas. Even, with the presence of one – Laweyan in where he lives. world-branded software producers in Laweyan, On main concern as a forum community is they have showed their concerns to small-medium informasi | information » scaled industries in batik. Finally, they gave especially making an effort to conserve batik in this Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan region, since this area was temporary suspended trainings, and built an IT-centre in Laweyan. “So, Sayangan Kulon 9, Laweyan Solo 57148. in 2004. Because, naturally, Laweyan was being generally, we have shown a concern to our society, Telp (0271) 712276 populated by enterpreneur and artisans, as can as well as realized the importance of IT to prepare Fax (0271) 738724 Email : [email protected] be seen from its history, the tradition has been facing an international competition,” he said. www.kampoenglaweyan.com started in the beginning of java kingdom history.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 73 Insert International Batik Center (IBC) Memadukan Konsep Budaya dan Bisnis Dalam Satu Tempat

Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Indonesian Batik craft has been known Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. since of Majapahit era and continued to Mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia grow since after. The expansion of batik to be belong to Indonesia, and Java in dan khususnya suku Jawa adalah setelah akhir abad ke-XVIII atau particularly is started in the end of XVIII awal abad ke-XIX. or early of XIX.

atik yang dihasilkan awalnya adalah batik “IBC didirikan untuk memfasilitasi serta menerapkan persyaratan ketat bagi pengrajin yang tulis dan disusul batik cap yang mulai memberikan kemudahan bagi para pengrajin batik ingin masuk ke IBC. Persyaratan yang harus dipenuhi dikenal sekitar tahun 1920. Salah satu nusantara untuk mendapatkan kesempatan yang itu antara lain batik yang dihasilkan pengrajin Bdaerah yang dikenal sebagai sentra batik sama dalam memasarkan serta memperkenalkan haruslah batik tulis dan batik cap. adalah Pekalongan. Di daerah ini, terdapat ribuan masing-masing produknya kepada pelanggan dalam Syarat ini, ungkap Imammudin, sejalan dengan pengrajin batik, baik yang bermodal besar maupun suatu area perdagangan terpadu,” ujar Imammudin upaya pendiri IBC untuk memajukan budaya batik di pengrajin bermodal kecil.Sebagai salah satu sentra Syarief, Manajer Operasi IBC. masyarakat Indonesia dan internasional.Jika budaya batik nasional, Pekalongan tentunya membutuhkan Menurutnya, IBC bukanlah sekadar tempat batik dapat dikenal masyarakat, nantinya akan sebuah tempat transaksi serta promosi bagi batik- transaksi dan promosi biasa yang banyak terdapat muncul keinginan masyarakat untuk memiliki batik batik yang dihasilkan pengrajin. di sejumlah daerah yang lebih mementingkan konsep tersebut. “Dengan begitu, bisnis batik asli Indonesia Di antara tempat transaksi dan promosi pengrajin bisnis.IBC menerapkan gabungan antara konsep dapat berjalan baik,” tuturnya. batik yang ada di Pekalongan, salah satunya adalah budaya dengan konsep bisnis. Saat ini di IBC terdapat 184 stand yang sudah International Batik Center (IBC). Pusat transaksi dan “Kami memiliki tujuan untuk melestarikan terisi penuh oleh pengrajin batik dari kelas kecil promosi batik ini telah beroperasi sejak awal Maret budaya batik sekaligus mendorong transaksi dan hingga pengrajin kelas atas. Kegiatan pembangunan 2012 . promosi batik yang dihasilkan pengrajin,” katanya. penambahan stand terus dilakukan dan ditargetkan Dengan menerapkan gabungan antara konsep pada tahun depan jumlah stand yang ada di pusat budaya dan bisnis itu, maka manajemen IBC batik itu mencapai 400 stand.

74 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

Untuk menarik pengunjung, manajemen IBC juga he production was originally batik community. If all the people knows batik, then telah melakukan sejumlah strategi. Misalnya saja tulis and followed by batik cap around the public has a desire to have batik. “By that way, menjalin kerjasama dengan pihak biro perjalanan 1920. One of the city that is known as the business of original Indonesian batik can run atau hotel-hotel yang ada di wilayah Pekalongan batik center is Pekalongan. There are well,” he said. dan sekitarnya. thousandsT of batik artisans, starting from small to Currently there are 184 booths at IBC, fully “Kami juga mendapat dukungan dari pemerintah, large capital. As one of batik center, Pekalongan is occupied by small class to upper-class batik seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian certainly needs a place for the transaction as well artisans. The construction of additional stand is Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dengan selalu as the promotion of batik artisans produced. being implemented and it was targeted to reach 400 dilibatkan dalam perjalanan atau misi dagang ke One of the transaction and promotion center for booths next year. luar negeri,” papar Imammudin. batik in Pekalongan is International Batik Center To attract visitors, the management of IBC Sedangkan untuk lebih mengenalkan budaya (IBC) which was established since beginning of has also conducted a number of strategies. Such as batik kepada masyarakat, pihak manajemen secara march 2012. creating cooperation with travel agencies or hotels rutin juga menggelar kegiatan praktik membuat “IBC was established to facilitate and provide in Pekalongan and surrounding areas. batik tulis atau batik cap serta mengadakan kursus convenience for batik craftmen in the country “We have a support from the government, membatik bagi masyarakat. to have equal opportunities in introducing and such as the Ministry of Industry and the Ministry Dengan upaya yang gencar itu, jumlah marketing their products to customers in an of Tourism and Economic Creative by always pengunjung IBC terus mengalami peningkatan. integrated trade area,” said Imammudin Syarif, involving us into trade missions abroad,” said Saat ini rata-rata jumlah pengunjung IBC mencapai Operations Manager of IBC. Imammudin. 22.500 pengunjung per bulan. Ditargetkan jumlah According to him, IBC is not only an ordinary While to introduce batik culture to communities, itu meningkat menjadi sekitar 35.000 pengunjung place for dealing and promotions as other places the management conduct a regular program such per bulan pada tahun depan seiring dengan adanya in a number of areas that are more concerned as practising to make hand writing batik and penambahan stand. in business ceoncept only, but IBC is place that stamped batik, and also batik course for public. applying a combination of culture and business With vigorous efforts, the number of visitors concept. IBC continues to increase. Currently the average “We have the goal to preserve a culture of batik number of ICB visitors has reached 22,500 visitors and encourage promotion and transactions of batik per month. In pararel with additional stand that produced by craftmen,” he said. construction, It was targeted to increase about By applying a combination of culture 35,000 visitors per month next year. and business concept, IBC management has implemented stricter regulation for craftsmen who want to joint with IBC. One of the regulation that is applied is, the batik must be hand writing batik informasi | information » and stamped batik International Batik Center (IBC) Imammudin said that this requirement, is in Jl. Achmad Yani No 573, Pekalongan, Jawa Tengah line with objective of IBC founder to promote a Telp : 0285 4416985 - 0285 7865846 Fax: 0285 4416705 batik culture in Indonesian and internasional Website: www.internationalbatik.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 75 Insert

SEBAGIAN BESAR IKM BATIK SUDAH BANYAK GUNAKAN PEWARNA ALAM Balai Besar Kerajinan Batik Most Of Sme’s Batik Has Used Natural Dyes

eperti dikemukakan Kepala Balai Besar dan pelatihan dengan praktek di lapangan tentu berbeda, Penggunaan bahan pewarna alam Kerajinan Batik Yogyakarta, Zulmalizar, kadang hasilnya tidak seperti yang diharapkan. sudah mulai digunakan sebagian dengan kesadaran tinggi mereka meminta Intinya beda antara memproses satu kain dengan besar pembatik di Indonesia. Sdiadakannya pelatihan penggunaan produksi lebih dari satu, apalagi untuk produksi yang Selain lebih mudah diolah zat pewarna alam. Sementara materi pelatihan lebih banyak volumenya (produksi massal). Perlu limbahnya, para IKM tersebut mencakup antara lain pengetahuan manajemen tahu bagaimana kualitas kain atau bahan sebagai produksi, SNI batik, uji proses, sampai perhitungan media, karena berbeda antara grade (tingkatan) sudah mulai tinggi kesadarannya, ekonomis. pertama dan grade di bawahnya, agar tahan luntur, penggunaan pewarna alam perlu mengetahui teknik pewarna alam. artinya lebih ramah lingkungan. Dalam prakteknya penggunaan pewarna alam tidak semudah yang diperkirakan, karena beberapa Perlu juga pendalaman tentang pengetahuan The use of natural dyes have been faktor. Sebab untuk menggunakan lilin malam desain dan pola, karena dari kain tersebut diproses used by most of batik craftsman pewarna alam harus tepat, karena perlu dilakukan membatiknya, si pembatik sudah harus tahu in Indonesia. In addition to the test pengujian sampai beberapa kali. “Para pembatik nantinya kain tersebut akan dipergunakan untuk more easily waste processed, perlu tahu dalam proses pembatikan warna alam, apa. Ide tersebut dianggap penting karena menurut ada kunci atau tahapannya seperti bagaimana Zulmalizar, corak yang tergambar pada kain tersebut, batik craftsman know that the mengikat warnanya agar kain tidak luntur. pada akhirnya menjadikan fungsi kain tersebut akan use of natural dyes are more Karena hasil yang diperoleh selama proses dijadikan sebagai apa nantinya, sebagai bagian dari environmentally friendly. filosofi makna kain.

76 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

Batik Mark dan SNI Dalam kesempatan sama, Zulmalizar yang juga didampingi sejumlah kepala bidang yang menangani masing-masing bidang seperti bidang uji sertifikasi dan kalibrasi; bidang sarana riset dan standardisasi; dan kepala seksi sarana riset batik, menuturkan, pihaknya masih mendorong pengusaha batik agar dapat memperoleh sertifikat penggunaan ‘Batikmark.’ Batikmark “batik Indonesia” adalah satu tanda yang menunjukkan identitas dan ciri batik Indonesia, terdiri atas tiga jenis yakni batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi tulis dan cap, dengan hak cipta No. 034100 tanggal 5 Juni 2007. Zulmalimar Penggunaan batikmark yang dapat memberi Kepala Balai Besar dan Kerajinan Batik jaminan mutu batik Indonesia dan sebagai Yogyakarta perlindungan hukum batik Indonesia dari berbagai persaingan tidak sehat bidang Hak Kekayaan Intelektual dan perdagangan dalam negeri dan s stated by the Head of Balai Besar batik, printed batik, and combination batik), as internasional, diharap memberi kepastian hukum dan Kerajinan Batik Yogyakarta, sated in the copyright No.034100 dated June 5, baik bagi produsen dan konsumen Indonesia Zulmalizar, they need training in 2007. terhadap keaslian dan mutu sebagai pembeda batik the use of natural dyes. The training The use of Batikmark that gives the quality Indonesia dengan batik buatan negara lain. Saat Amaterials consisting of production management, assurance and legal protection of Indonesian batik ini Balai Besar Industri Kerajinan dan Batik yang SNI batik, quality control, and economic from unfair competition on the field of intellectual diberi tugas memproses sertifikasi Batikmark, telah calculations. property rights in domestic and international mengeluarkan 106 sertifikat, dan jumlahnya terus In a practically, the use of natural dyes is not trade, is expected to provide legal certainty for meningkat dengan kian tingginya pemanfaatan modestly, due to several factors. The use of natural both producers and consumers to the authenticity Batikmark. dyes wax should be precise, and several times of and quality as a differentiator between Indonesian Zulmalizar menambahkan Direktorat Jenderal experiments are needed. “The batik craftsman is batik and others. Currently Balai Besar Industri Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin need to know that in the process of using natural Kerajinan dan Batik asssigned to conduct mulai tahun 2014, akan menganggarkan sekitar Rp dyes there are steps and procedures should be taken, Batikmark certification, has issued 106 certificates, 200 juta dari APBN, untuk membantu sekitar 100 such as how to make the color does not easyly faded. and the numbers continue to increase paralel with IKM guna memproses sertifikasi Batikmark. Besarnya the increase of Batikmark utilization. tarif jasa layanan batikmark Batik Indonesia adalah The knowledge acquired during the training Rp 1.700.000,- yang ditetapkan sesuai Peraturan session of course is different with the actual Zulmalizar added that starting in the year Pemerintah RI No. 47 tahun 2011 tentang Jenis dan problems faced in business practices, sometimes the 2014 the Directorate General of Small and Medium Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang results are not as expected. The point is that there Industry (SMI) Ministry of Industry will allocate berlaku pada Kementerian Perindustrian. are significant differences between processing a about USD200 million from the state budget, piece of cloth and the mass production. The quality to help about 100 SMEs in order to process the Untuk memperoleh batikmark, perusahaan selain of cloth and materials should be well understood, Batikmark certification. The tariffs of service to telah memiliki merek terdaftar, juga memiliki ukuran, because there is a differences beetween the first obtain Batikmark is Rp 1.700.000, - based on the sifat mengkerut, tahan gosok warna dan tahan luntur grade and the lower. To keep the collors from faded, Government Regulation No. 47/2011 dealing with warna terhadap pencucian dengan Standar Nasional the techniques of using natural dyes is required. Types and Tariffs on Non Tax Revenue types that Indonesia (SNI) sebagai acuan. Batik tersebut juga apply to the Ministry of Industry. memiliki ciri apakah sebagai batik tulis, batik cap, The knowledge of design and pattern slould atau kombinasi antara tulis dan cap dengan SNI also be explored. When the cloth is ready to be To obtain Batikmark, the company, besides sebagai acuan. Kementerian Perindustrian juga processed, the craftsman should already knows having registered brand, has also to have the size, tengah melakukan revisi SNI batik yang dibuat sejak the batik product what will be in used. Acoording nature of shrink, rubbed color resistance, and color tahun 1989, untuk penyempurnaannya. to Zulmalizar, this idea is so important since the faded resistance from washing with the Indonesian design and pattern depicted on the cloth will reflect National Standard (SNI) as a reference. This Batik a certain features as a part of the philosophy of batik. has to have the characteristic whether as handmade batik, printed batik, or a combination batik with SNI as a reference. The Ministry of Industry is Batik Mark and SNI also conducting the revision of SNI batik released In the same occasion, Zulmalizar which is in 1989. accompanied by a number of Head Div. dealing with the certification and calibration, research informasi | information » facilities and standardization explained that she encourages batik entrepreneurs to obtain the Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta Jl. Kusumanegara No. 7, Yogyakarta 55166 certificate of the use of’ Batikmark. Batikmark as Telp (0274) 546111, fax (0274) 543582 “Indonesian batik” is a mark that indicating the website : www.batik.go.id , identity and characteristics of Indonesian batik, email : [email protected] which consists of three types of batik (handmade Website: www.internationalbatik.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 77 Insert

Prodi D3 Teknologi Batik

MUenjaga Nilainikal-nilai Budaya Batik Indonesia erangkat dari kondisi itu, Universitas Pekalongan (Unikal) membuka Program Studi D3 Teknologi Batik yang kegiatan belajar mengajarnya telah Batik memang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia Bdiresmikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan dan internasional. Namun, pengenalan tentang batik baru Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional RI pada tanggal 24 September 2011. sebatas komoditas saja. Sementara pengenalan mengenai “Universitas Pekalongan sebagai lembaga pendidikan ilmu pengetahuan tentang batik kepada masyarakat masih tinggi terdepan di Kota Pekalongan memperoleh kepercayaan minim. dan tugas dari Pemerintah Republik Indonesia untuk ikut Batik has ben known by both Indonesian and international communities. However, berpartisipasi mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi seni dan budaya perbatikan kepada masyarakat Indonesia dan the introduction of batik is only simply assuming batik as a commodity, while the mengembangkannya secara luas ke seluruh dunia,” kata promotion of batik knowledge to community is still very limited. Kepala Program Studi Teknologi Batik Unikal, Zahir Widadi.

78 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Insert

Menurutnya, keputusan UNESCO menjadikan batik sebagai warisan tak benda, harus diikuti dengan langkah-langkah melestarikan budaya batik yang sesungguhnya. “Pasalnya, saat ini banyak produksi batik yang dibuat dengan cara yang tidak sesuai dengan budaya batik Indonesia yang sesungguhnya,” ujarnya seraya merujuk pada pembuatan batik dengan cara printing oleh pabrik. Budaya batik Indonesia sesuai dengan kriteria UNESCO, ungkapnya, harus diinformasikan secara tepat kepada masyarakat luas. Jangan sampai budaya batik Indonesia dirusak oleh pihak-pihak tertentu yang akhirnya membuat derajat batik Indonesia di mata internasional menjadi rendah. Karena itu, Unikal sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berlokasi di kota Pekalongan yang terkenal sebagai kota Batik, berkewajiban untuk menjaga agar nilai-nilai budaya batik Indonesia dapat terjaga dan masyarakat dapat mengetahui tentang budaya batik Indonesia secara lebih luas, baik dari sisi sejarah maupun produksinya. “Jika masyarakat mampu membuat batik dengan proses yang benar, itu merupakan suatu pekerjaan yang telah memberikan kontribusi bagi n order to promote and develop batik mostly about the batik as an Indonesian culture. penyelamatan batik Indonesia,” ucap Zahir. knowledge, the University of Pekalongan “The courses we address, among others, are (Unikal) carries out D3 study program for Menurutnya, dalam Program Studi D3 Teknologi about the design, batik philosophy, the history of batik technology, firstly inaugurated by the Perbatikan Unikal, mata kuliah yang diajarkan batik, production techniques, entrepreneurship and DirectorI General of Higher Education, Ministry of the concept of cultural-based batik production,” he kepada mahasiswa atau mahasiswi lebih mengarah National Education on 24 September 2011. kepada batik sebagai budaya Indonesia. explained. In the second semester of this program “As the leading university in Pekalongan, students are required to craft batik on cloth with a “Mata kuliah yang kami ajarkan antara lain Unikal is given the opportunity to be actively pattern and color given by the teacher. While in the soal desain, filsafat batik, sejarah batik, teknik involved in the development of batik knowledge third semester, they are given the obligation to craft pembatikan, kewirausahawan serta konsep and diseminates it to both local and international batik with their own materials, motives, and colors. produksi batik berbasis budaya,” paparnya. Dalam communities”, said Zahir Widadi, Chief of Batik program studi itu, pada semester II mahasiswa atau With a such study program, Unikal expects Technology Study Program, Unikal. mahasiswi diwajibkan membuat batik tulis di atas to produce the graduates having expertise in kain dengan motif serta warna yang telah ditentukan According to him, the decision of UNESCO batik design, craftmen, entrepreneurs, counselor, oleh pihak pengajar. Sedangkan pada semester III, to adopt Indonesian batik as intangible cultural teachers and so on. diberikan kewajiban untuk membuat batik dengan heritage should be followed by the real actions to Start opening in 2011, the number of students penentuan bahan, motif dan warna dilakukan sendiri preserve it. “In fact, currently a lot of batik products pursuing the study of batik technology reached oleh mahasiswa atau mahasiswi. are produced by neglecting the real Indonesian 37 students. The background of the students are culture” said Zahir by giving example about the Dengan sistem pendidikan seperti itu, Prodi businessman, undergraduates and high school production process of printed batik. Teknologi Batik Unikal ingin menghasilkan lulusan graduates. yang mampu menjadi perancang batik, pengrajin He added, The Indonesian batik culture, as the To pursue the disemination of batik knowledge batik, pengelola usaha batik atau menjadi pendidik criteria of UNESCO has to be correctly informed and batik culture covering the broader area in atau penyuluh. to the general public. Do not let the Indonesian Indonesia, Zahir expects there is closer partnership batik culture is destroyed by certain parties Sejak dibuka pada tahun 2011, jumlah between Unikal and some government agencies who ultimately downgrade the Indonesian batik mahasiswa dan mahasiswi yang mengambil studi including the Ministry of Industry. internalionally. teknologi batik di Unikal mencapai 37 orang. Adapun “The Ministry of Industry has already helped latar belakang mahasiswa atau mahasiswi itu adalah Therefore, Unikal as an university located in us a lot and we hope it can give more, for example, by pengusaha batik, sarjana dan lulusan SMA. Pekalongan city, which is prominently called the continuously sending a large number of employees city of Batik, has obligated to keep the cultural Agar kegiatan transfer mengenai ilmu to Unikal to learn batik,” he explained. values of Indonesian batik to be maintained and pengetahuan dan budaya batik bisa menjangkau the public can learn more about the culture of batik, wilayah yang lebih luas di Indonesia, Zahir berharap both in terms of its history and production process. informasi | information » adanya kerjasama yang lebih erat antara Unikal dengan instansi-instansi pemerintah, termasuk “If the people have been able to produce batik Prodi D3 Teknologi Batik Unikal Jalan Sriwijaya Nomor 3 Kota Pekalongan, Kementerian Perindustrian. with the Indonesian way, it means they have already contributed to preserve Indonesian batik,” Jawa Tengah 51111 “Kementerian Perindustrian memang telah Telp : 0285 421 096 said Zahir. banyak membantu kami dan kami ingin bantuan itu Fax : 0285 421 096 bisa lebih luas lagi misalnya dengan program utusan According to him, the course materials taught Website : www. Unikal.ac.id Teknologibatik.unikal.ac.id daerah untuk belajar batik di Unikal,” paparnya. to the student of the D3 Batik Technology are

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 79 Aksesoris Batik

“YOGYA CANTING” CANTING BATIK YOGYA

Sebagai salah satu Kota Batik, Yogyakarta juga memiliki banyak industri pendukungnya seperti industri canting yang dibuat di industri rumahan yang sederhana, di Pedukuhan Wiloso, Desa Mojosari, Kecamatan Panggang, Kelurahan Girikarto, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.

i rumah tersebut, Supini/Pini (48 tahun) Canting dibuat dengan bahan campuran antara Pelajaran membuat canting ini didapat dari bersama suaminya Igun, memproduksi tembaga dan kuningan, serta gagang (pegangan) suami saya, yang waktu muda bekerja di salah canting khas Yogyakarta yang berbeda canting dibuat dari kayu Trembolo yang terletak satu produsen canting di Kotagede, Yogyakarta, Ddengan canting lainnya dari Solo atau dekat pantai. Selain Trembolo, sebenarnya masih ada papar Supini. Kalau ditanya, sebenarnya saya ingin Pekalongan tuturnya. Sejak tahun 1989 mereka bahan kayu alternatif, yaitu dari kayu Waru dan kayu pemerintah bisa membantu pengadaan alat produksi berdua memproduksi canting dalam tiga jenis, Putih. Jika tidak dari kayu, sebenarnya masih dapat mesin gagang kayu untuk canting ini. Harapan yakni jenis Cecek (ukuran terkecil), Lowong (ukuran menggunakan bambu dari cendana ataupun glagah, saya sebenarnya juga ingin, kalau pada akhirnya sedang), dan Tembok (besar untuk bidang batik yang tetapi banyak toko yang tidak mau menerimanya. generasi di bawah saya, meneruskan usaha produksi lebih luas). “Setiap minggu, saya harus membeli bahan- canting secara sederhana. Sebab dari setiap canting, “Di desa ini hanya saya berdua dengan suami bahan seperti 2 liter bensin untuk produksi 500 sebenarnya masih ada untung sekitar Rp 500,- per yang menggarap produksi canting. Saya sendiri sudah buah canting. Selain itu membeli gagang dari kayu, buah, tetapi itu belum memperhitungkan tenaga berupaya mengajak warga desa yang lain untuk tembaga/kuningan, perak, patri tembaga, dan saya untuk produksi canting. membuat canting, tetapi kenyataannya mereka lebih kawat. Diperkirakan biaya produksi per minggu Misalnya pesanan canting sedang sepi, saya tertarik menjadi petani, peternak, dibanding membuat sekitar Rp 150 ribu. Sedang harga canting yang ‘nyambi’ meronce bunga melati, terutama untuk canting. Kalau dapat pesanan dalam jumlah besar, sudah jadi antara Rp 1.500,- s/d Rp 2.000,- per buah. kepentingan pernikahan. Sebab canting saya hanya baru saya mengajak tetangga membantu pekerjaan Sampai di Yogyakarta atau di toko alat-alat membatik dapat digunakan di wilayah Yogja saja, mengingat ini,” jelas Pini seraya memperagakan teknik produksi harganya menjadi berkisar antara Rp 3.000,- s/d canting dari Solo dan Pekalongan berbeda canting dengan mesin sederhana. Rp3.500,- per buah. bentuknya,” jelas Supini.

80 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

As one of the famous Batik city, Yogyakarta has many supporting industries, such as ‘canting’, which is a home made industry located in Pedukuhan Wiloso, Mojosari Village, Panggang, Gunung Kidul Yogjakarta

n the small house, Supini / Pini (48 y.o), people to make canting, but they are not interested as Waru and white wood. In case there is no woods, together with her husband Igun, they made and prefer to be farmers or breeders than making there is another alternatives such as cendana and a distinctive and typical Yogyakarta canting canting. In case we got much order, I just took the glagah, but canting from these materials are not which is different with other product from neighbors to help us to make the order, “said Pini accepted in the shops. SoloI or Pekalongan. Since 1989 they have made while doing to make canting with simple machines. “To produce 500 canting, in every week, I have three types of canting, namely cecek (smallest size), to buy 2 liters of petrol grips from woods, copper / lowong (medium size), and wall (biggest size for “Canting” has made from a mixture of copper brass, silver, copper solders, and metal wires. The a wider cloth). and brass, and the handle (grip) is from Trombolo estimation of production cost per week is around In this small village, I’am the only people who wood which is planted in coastal area. Beside Rp150.000. while the price of Canting is between made canting. have been tried to encourage other Trembolo, there are other alternatives woods such Rp1.500 to Rp2.000/piece. But in Yogyakarta the price bacame between Rp 3,000, - to Rp3.500, - per piece. “The technique how to make canting, I learned from my husband, who used to be worked at one of the canting maker in Kota Gede, Yogyakarta,” said Supini. If I had been asked, I actually need government support in machinery procurement, a machine to make canting grips.I hope my next generation, can continue running this business in the future. Economically, there is still a significant profits for about Rp 500, - per piece, not including the labor cost. When there is no incoming orders, I take part- time job, especially arranging jasmine flower for marriage party. My cantings are used exlusively by craftman in jogyakarta region, and they don’t use other craftman from Solo and Pekalongan due to different designs which they are not familiar with. This is the reason of why the market of my canting is quite limited, “said Supini.

informasi | information » Canting Supini Wiloso Girikarto RT 06, RW 04, Panggang, Gunung Kidul. Hp 087 839 385 132

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 81 Aksesoris Batik

Pekalongan CANTING Industri Canting Cap Analisia

Perkembangan batik di The Development of batik in Indonesia tak bisa dilepaskan Indonesia can not be separated from dari keberadaan canting. Tanpa the existence of canting. Without a adanya canting, kegiatan canting, there is no batik tulis and pembuatan batik tulis ataupun batik cap. batik cetak tidak bisa dilakukan.

anting untuk membuat motif batik terdiri dengan dibantu 8 orang karyawannya memproduksi ketika digunakan, motif batik dalam cetakan itu bisa atas canting tulis dan canting cetak. canting cap yang terbuat dari tembaga dan kayu. tercetak merata di permukaan kain. Canting tulis, yang biasa disebut lilin pena, Untuk canting cap berbahan baku tembaga, dia Proses serupa juga dilakukan dalam pembuatan Cadalah wadah tembaga kecil dengan bisa menyelesaikan satu canting cap dalam tempo canting cap dari kayu. Hanya saja proses tabung kecil yang terpasang pada pegangan bambu. 10 hari. Sementara untuk canting berbahan baku pembuatannya tidak serumit dengan menggunakan Wadah tembaga ini diisi dengan lilin meleleh dan kayu, setiap hari dia bisa memproduksi sebanyak lima lempengan tembaga. “Canting cap dari tembaga perajin menggunakan canting untuk menggambar buah canting cap. “Pembuatan canting dari tembaga memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, yakni ketika lilin ke kain. memang lebih rumit sehingga membutuhkan waktu menyusun lempengan tembaga menjadi suatu motif Sementara canting cap adalah sebuah alat yang lebih lama dalam pembuatannya,” ujarnya, batik,” papar Achmad. berbentuk semacam stempel besar yang telah Untuk membuat sebuah canting cap, langkah Dalam memproduksi canting cap, dia kebanyakan digambar motif batik. Pada umumnya pola pada pertama yang dilakukan Achmad Ibaweh dan membuat sendiri motif batik yang ada dalam canting canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, karyawannya adalah membuat motif atau desain cap itu. “Memang ada juga pembeli yang membawa tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. batik dalam sehelai kain atau kertas. sendiri motif batiknya, namun jumlahnya tidak Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa Setelah itu, motif batik itu kemudian dituangkan banyak,” jelasnya. menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar dalam bentuk cetakan dengan menggunakan Soal harga jual, Achmad Ibaweh mematok harga motif atau desain di atas kain. lempengan tembaga. Motif batik itu kemudian canting cap dari tembaga dengan kisaran harga Rp Seperti industri batik, industri canting cap ditempelkan pada kerangka besi . Cetakan motif batik 500. 000 hingga Rp 1 juta per buah, tergantung pada biasanya dilakukan secara turun temurun, seperti itu lalu direndam di dalam cairan gondorukem selama tingkat kerumitan motif yang ada di canting tersebut. yang dilakukan Achmad Ibaweh di Pekalongan. lima menit. “Perendaman dengan gondorukem Sementara untuk canting dari kayu, harga jualnya Pria setengah baya ini telah mengikuti jejak kakek diperlukan agar cetakan motif batik yang terdapat sekitar Rp 20.000 hingga Rp40.000 per buah. buyutnya untuk memproduksi canting cap. “Saya dalam canting cap tidak goyang,” kata Ahmad Achmad Ibaweh menjamin kalau produk canting merupakan generasi ketiga dari keluarga saya yang Ibaweh. cap dari tembaga yang diproduksinya dapat bertahan meneruskan usaha pembuatan canting cap,” ujarnya. Setelah direndam cairan gondorukem, canting tujuh turunan. Sedangkan untuk canting cap dari Dengan merek dagang Analisa, Achmad Ibaweh itu lalu diamplas bagian permukaannya sehingga kayu, bisa bertahan minimal tiga bulan lamanya.

82 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

here are two type of canting,canting 10 days per piece while canting cap with wooden design by him self “some of buyers bring their own tulis and stamp.The Canting tulis, material is 5 pieces per day. “The canting cap with motif design, but not many” sometimes called a wax pen, is a small copper material is more complicated, it takes longer Achmad Ibaweh has sell the copper canting copper container with a small tube time in production”. He said ranging from Rp 500. 000 to Rp 1 million per piece, mountedT on a bamboo handle. The copper container To develop canting cap, the first step taken by depending on the complexity of the motifs on the is filled with melted wax and the artist uses the Achmad Ibaweh and staff is preparing the motif or canting. As for the canting of the wood, the selling canting to draw the wax onto the cloth. batik design on the fabric or paper. price of around Rp 20,000 to Rp 40,000 per piece. While canting cap is a copper stamp with batik Next, the batik motif is poured out into a mold He guarantee that the copper canting cap that motif. In general the pattern of canting cap is made shape, the motif was then attached to the metal he made can stand until seven generation while from copper or iron but can be a combination of frame. The batik molding were then immersed in the wooden canting cap can stand at least three copper and iron. By using stamp, the craftsmen can liquid gondorukem for five minutes. “The Soaking months. work efficiently and do not need draw the motif in gondorukem is needed in order the batik molding on the fabric. inside the canting cap is not shifted,” said Ahmad As well as batik industries, canting cap business Ibaweh. is also developed from generation to generation, as After soaked into liquid gondorukem, the did by Achmad Ibaweh in Pekalongan, the middle- surface of canting was then sanded, so when it age men who has been hollowing his encestor to used, the batik motif can be printed on the surface produce canting cap. “I am the third generation of of the fabric evenly. my family who continue the canting cap business A similar process is carried out for wooden “ he said. canting cap but the process ist not as complicated informasi | information » With trademark ‘Analysis’, Achmad Ibaweh as copper plates. “Canting cap copper is more with 8 employees has produce canting cap made Industri Canting Cap Analisa complicated, especially when preparing a piece of Jalan Irian Gg 2 Nomor 41 Kebulen, Pekalongan of copper and wood. copper into a motif,” Achmad said. Telp: 085740841801 Copper canting cap could be finished within In the production, he usually made the motif Email : [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 83 Aksesoris Batik

Kancing Batok Kelapa

alah satu produk pendukung atau asesoris batok kelapa untuk produk baju batik mereka,” ujar pakaian batik yang mendapat berkah dari Soetarko. Besarnya animo masyarakat booming pakaian batik adalah industri Menurutnya, pembuatan kancing baju dari untuk mengenakan pakaian batik kancing baju dari batok kelapa. baik dalam acara formal maupun S batok kelapa sebenarnya cukup sederhana. Langkah Potensi bisnis kancing baju dari batok kelapa pertama yang dilakukan adalah batok kelapa yang non formal telah memberikan dalam beberapa tahun terakhir ini sangat besar. kering diamplas hingga halus. Setelah itu batok kelapa dampak positif bagi produk Apalagi pangsa pasar dari produk ini masih terbuka dicetak menjadi kancing dengan menggunakan bor. pendukung pakaian batik. lebar. Hal ini tercermin dari geliat usaha Starco Walaupun prosesnya mudah, namun tidak The curiosity of public interest Handycraft dalam memproduksi kancing baju dari banyak pelaku usaha yang bergerak di industri batok kelapa. to wear batik both in formal and kancing baju dari batok kelapa ini. Hal ini disebabkan non-formal events have a positive “Permintaan kancing baju dari batok kelapa terus sulitnya mendapatkan mata bor untuk membuat impact on supporting product of mengalami peningkatan seiring makin banyaknya kancing dengan berbagai ukuran. masyarakat yang memakai pakaian batik,” ujar batik cloths “Saya sendiri mendesain sendiri ukuran mata Soetarko, pemilik Starco Handycraft, yang bergerak bor dan kemudian membawanya ke tukang bubut di industri asesoris batik. untuk dibuatkan menjadi mata bor,” papar Soetarko. Soetarko memulai usaha pembuatan kancing Hingga kini, dia telah membuat 99 mata bor yang baju dari batok kelapa pada tahun 1998. Minatnya digunakan untuk mencetak 99 ukuran dan bentuk untuk terjun ke industri kancing baju dari batok kancing baju dari batok kelapa. awalnya karena adanya permintaan rekannya, Dengan keahliannya itu, Soetarko kebanjiran produsen tas untuk dibuatkan kancing tas dari batok permintaan dari pengusaha batik di pelbagai daerah kelapa. seperti Yogyakarta, Tuban, Tangerang, Cirebon dan Namun dalam perjalanannya, justru permintaan pengusaha batik dari Pekalongan. untuk membuat kancing dari batok kelapa kebanyakan Dengan karyawan sebanyak 70 orang, Starco datang dari pelaku usaha batik.”Banyak pengusaha Handycraft setiap harinya memproduksi kancing batik yang datang untuk dibuatkan kancing baju dari baju dari batok kelapa dengan berbagai ukuran dan

84 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

the difficulty of getting the drill bit with different sizes to make a buttons “I designed the sizes of drill bit by my own, then bring it to turner to be made the bit drill, “ said Soetarko. Until now, he has made 99 drill bit that is used to print the 99 sizes and shape of a coconut shell buttons. With that expertise, Soetarko has receivedmany requests from batik entrepreneurs in various region such as Yogyakarta, Tuban, Tangerang, Cirebon and Pekalongan. With employee of 70 people, every day Starco Handicrafts produces a coconut shell buttons with various size and shape. The selling price of the ne of the supporting products or products ranging from Rp 30,- to Rp 750 per seed. accessories that obtained postive To meet the market demand and the impact of batik booming industry is sustainability of production, Starco Handicraft coconut shell buttons. requires minimum supply of coconut shells 250 bentuknya. Adapun harga jual dari produknya itu OThe potential of coconut shell buttons business kilograms per day or about 9 tons per month. mulai dari Rp30 per biji hingga Rp750 per biji. is very prospective in recent years. Moreover, the Soetarko has no difficulties in getting the Untuk memenuhi permintaan pasar dan market share of these products is still widely open. coconut sell, because he has been cooperating with kelangsungan kegiatan produksi, Starco Handycraft This is reflected by Starco Handicraft who produces coconut milk producer, coconut gatherers even a membutuhkan pasokan batok kelapa minimal coconut shell buttons. restaurants. sebanyak 250 kilogram setiap harinya atau sekitar “The demand of coconut shell buttons Soetarko has does not a headache to think the 9 ton setiap bulannya. continuesly increasing parallel with increasing waste of coconut shell buttons because many people Soal pasokan batok kelapa ini, Soetarko mengaku people wearing batik clothes,” said Soetarko, the willing to collect it. “The waste of coconut shells tidak mengalami kesulitan karena dia telah menjalin owner of Starco handicratf, a company which that are not used anymore can be sold to insect kerjasama dengan pengusaha santan kelapa, engaged with accessories industry. repellent manufacturers or charcoal producer,” he pengumpul batok kelapa hingga rumah makan. Soetarko, starting the business of making explained. Soetarko juga tidak perlu pusing memikirkan coconut shell buttons since 1998. His was initiall Considering the increasing use of batik in limbah batok kelapa dari sisa pembuatan kancing baju engaged with the industry when received an order the community, Soetarko optimistic that business karena banyak pihak yang bersedia menampungnya. fom his friends, a bag producer for coconut shell of coconut shell buttons will remain prospective. “Limbah batok kelapa yang tidak terpakai lagi bisa buttons “Batik clothes and buttons industry will go hand dijual kepada produsen obat nyamuk atau pengusaha Further, the request of coconut shell button was in hand. If the one going forward, then the other arang,” jelasnya. mostly coming from batik entrepreneurs. “Many will also goin forward, “he said. Melihat penggunaan batik yang terus meningkat batik entrepreneurs came asked for coconut shell di masyarakat, Soetarko optimis kalau usaha kancing buttons for their batik products,” said Soetarko. baju dari batok kelapa akan tetap cerah. “Industri According to him, manufacturing a coconut informasi | information » pakaian batik dan kancing baju dari batok akan shell buttons is actually pretty simple. The first Starco Handycraft berjalan beriringan. Jika yang satu maju, maka yang step, coconut dried is sanded until smooth, then the Jalan Melati 216, Desa Wonopringgo, lainnya juga akan ikut maju,” ucapnya. coconut shell drilled become a buttons. Kecamatan Wonopringgo, Pekalongan Although the process is simple, but not a lot of Telp : 08156915767 Email : [email protected] businesses engaged in this industry. This is due to

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 85 Aksesoris Batik Batikgeek Aksesoris Gadget Khas Indonesia Berawal dari tugas kuliah untuk menyusun rencana bisnis, pilihan untuk memproduksi aksesoris gadget berdesain batik dengan bahan dasar bambu pun mulai ditekuni. Bukan hanya diminati pembeli dalam negeri, buyer dari Eropa pun mulai melirik

HAS Indonesia namun sudah masuk pasar Lita dan Afrizal adalah mahasiswa semester dunia. Fakta bahwa kreativitas anak muda delapan di Institute Manajemen Telkom Bandung. Indonesia di industri kreatif yang tiada Saking asyiknya berbisnis, mereka mengaku masih Khabisnya. Aksesoris gadget bermotif betah untuk kuliah dan belum berniat untuk segera batik ini pun sudah pernah dibawa ke pameran di lulus. “Belum mau lulus, masih betah,” tegasnya. Marseille, Prancis, Desember 2012 lalu. “Produk ini Ada ragam corak yang dapat dipilih oleh sudah pernah dibawa kawan kami untuk pameran konsumen, misalnya barong vs untuk galaxy di Marseille, Prancis. Dan responnya lumayan untuk S3 dengan harga Rp 250 ribu. Ada juga model barong produk yang baru dibuat satu tahun ini,” tegas vs rangda untuk iPhone 4/4s dengan harga yang entrepreneur muda Afrizal Rahadian Sodiq disela- murah, hanya Rp 200 ribu. sela acara Trademark Market yang diselenggarakan Ada model tribal ruit untuk iPhone, harganya di Bandung sejak tanggal 2 hingga 5 Mei 2013. Rp 200 ribu. Ada pula model barong dance dengan Adalah tugas kuliah menyusun business plan harga Rp 200 ribu. Semua produk itu dapat di Institute Manajemen Telkom Bandung, tempat dipesan dan dikerjakan dengan cepat. Biasanya kedua entrepreneur muda yaitu Nurulita Wijayanti hanya satu minggu saja, produk itu sudah tiba di dan Afrizal Rahadian Sodiq mengambil studi, yang konsumen.”Pengerjaannya sendiri butuh 1 sampai mendorong keduanya memilih mengajukan bisnis 3 harian. Dari China kan masih dalam bentuk polos. memproduksi aksesoris gadget berbahan dasar Kami sendiri pesan dari China 100 pieces per dua bambu yang unik tersebut. “Awalnya kami mau bulan. Jadi barang dasarnya sudah ada. Bila ada memproduksi aksesoris gadget dari plastik. Tapi order, langsung dikerjakan dan butuh waktu tiga hitung-hitungan biaya produksinya lumayan mahal, harian, setelah itu kirim, jika sudah dibayar,” jelasnya. ratusan juta, kami tidak berani, akhirnya kami Bagi konsumen, tak perlu bingung. Pesan bisa memilih menggunakan bahan dasar bambu,” tegas dilakukan melalui e-mail, facebook, twitter dan Afrizal. sms. Demikian juga dengan pembayarannya, bisa Hanya saja, diakui Afrizal, bahan dasarnya masih melalui BNI, BCA dan Mandiri, semuanya mudah. diimpor. Hal itu terjadi karena belum ada pemasok di Pengiriman barang, jangan takut tidak sampai, Indonesia yang mampu memenuhi mereka. “Bahan karena hingga saat ini, Lita dan Afrizal mengaku Terkait dengan produk mereka, sebagai anak dasarnya bambu dan kami masih impor dari China. belum pernah ada komplain dari pemesan terkait muda yang sadar lingkungan, Lita dan Afrizal pun Pengennya kami sih bisa buat di Indonesia seratus dengan keterlambatan produk. “Pernah ada menjamin produk mereka ini ramah lingkungan. persen. Namun sudah pernah dicoba memesan ke kerusakan, dua kali, kami ganti dan kini kami sudah Sebagai gambaran produk, batikgeek itu memakai Yogyakarta, Solo, Jepara dan di Bandung, tidak ada perbaiki di pengemasan. Pokoknya semua sistem shape slinder yang penuh, sehingga sisi samping yang sanggup memenuhi spesifikasinya,” jelas Lita. diperbaiki dan ditingkatkan pelayanannya. Kami dari gadget pun dapat ditutup. Selain itu, sudah di- Brand batik, jelas Lita, dipilih mereka sebagai sendiri untuk pengiriman bekerjasama dengan coating transparan tipis, jadinya tidak segelap kayu, bentuk kecintaannya pada Indonesia. “Kami, salah satu perusahaan jasa pengiriman barang yang karena materialnya memang seratus persen bambu. anak muda, sangat menyadari, kecintaan kepada terkemuka,” tandasnya. Tebal materialnya kira-kira 3-4 mm. Indonesia harus dikemas dalam kreasi yang mungkin Aksesoris untuk gadget seperti galaxy S2 dan Untuk masalah panas, menurut Afrizal, itu berbeda, salah satunya dengan produk yang kami iPhone 3G/3Gs pun tersedia produknya. Lita mengakui tergantung pengguna iPhone itu sendiri. Kalau hasilkan,” tegasnya. jika pihaknya terus mengembangkan produk, agar memang untuk bermain games atau penggunaan Ide bisnis ini pula yang mengantarkan Afrizal benar-benar dapat memuaskan pelanggan. yang tinggi, pasti akan menghasilkan panas. Hanya dan Lita, menjadi juara dua dalam sebuah lomba Bagi konsumen, selain bisa memesan langsung saja, selama ini jika kena panasnya dari iPhone yang diselenggarakan School of Business and via sms, facebook, twitter dan e-mail, batikgeek juga sendiri, masih bisa ditolerir, bahkan lebih adem bila Management, Institut Teknologi Bandung (ITB). bisa dipesan di tokobagus.com. Karena batikgeek dibandingkan menggunakan casing berbahan dasar “Alhamdulillah kami raih ini pertengahan tahun 2012 telah menjadi member tokobagus.com sejak 18 Juli plastik. “Gambarnya pun dijamin tidak luntur dan lalu, lomba membuat business plan,” katanya. 2012. tidak bikin lecet,” katanya.

86 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

his product is typical Indonesian There are also tribal ruit model for iPhone, but it has already entered to the world with the price of Rp 200 thousand and barong market. It shows the evidence that the dance model with the price of Rp 200 thousand. creativity of young Indonesian people All products can be ordered and produced quickly, inT creative industries continues to grow. This usually it takes only one week to produce and gadget accessories with batik motif had already deliver the product to consumers. “The production been introduced in the exhibition held in Marseille, process requires about 1 to 3 days. The raw material France, in December 2012. “This product had imported from China is still in the form of plain. already been introduced by my friends in France, We order 100 pieces per two months. Due to the in 2012 and as a newly product developed within readiness of raw material, when orders are received only this year, the response is good, “said Afrizal we can immediately process them and to be delivered Rahadian Sodiq, a young entrepreneur at the soon as the order was already paid, “she explained. Trademark Market event held in Bandung from In order to give the excellent services to May 2 until May 5, 2013. consumers, the order can be sent by e-mail, facebook, That was a coursework for preparing a twitter, and even sms. In term of payment, it can be business plan in Institute of Management, Telkom accomplised through BNI bank, BCA bank and also Bandung, where the two young entrepreneurs Mandiri bank. We guarantee the delivery of orders Nurulita Wijayanti and Afrizal Rahadian Sodiq are safe and timely. Lita and Afrizal claimed that take studies. The coursework was the main trigger up to now there is no complaint for delivery time. for both to run the business by producing unique “There were complaints about damage of product gadget accessories with raw material from bamboo. to be delivered, twice, and we gave a change, and “Initially we want to produce plastic gadget we then upgraded our packaging process. Indeed, accessories. But the calculation of production cost all of the aspects associated with our business have is quite expensive, even hundreds million, we do been better improved to enhance our services. We not want to take a risk, and finally we prefer to use have made an agreement with some leading freight bamboo as raw material, “said Afrizal. forwarders as well, “she said. Unfortunately, such raw material is still Product accessories for gadgets such as Galaxy imported. There is no domestic suppliers which are S2 and the iPhone 3G/3GS are also available. Lita able to serve them. “We have to prepare our raw admitted they continue developing their products material by importing bamboo from China. In fact, to satisfy the consumers. we expect to produce our products by using 100% For consumers, besides the availability of direct local bamboos, and we had tried to use bamboo from order through sms, facebook, twitter and e-mail, Yogyakarta, Solo, Jepara, and Bandung but no one batikgeek can also be ordered via tokobagus.com. can meet the specifications, “Lita explained. since it has been its member since July 18, 2012. As Lita explained, “batikgeek” brand is choosen Associated with their products, as young Initially started from the coursework to as a form of love and commitment to Indonesia. people who are environmentally aware, they also prepare a business plan, the opportunity “We, the young people, realize that loving home guarantee their product are environmentally to produce gadget accessories with country can be realized by various creations that friendly. As seen from the product features, batik design by using bamboo as raw may be different each other, and one of them is by batikgeek uses full of cylinder shape, so that the side material started to be carried out. Not producing unique Indonesian gadget accessories,” of the gadget can be closed. Moreover, it had already only favouring the domestic customers, she said. been coated by thin transparent coating so that it is buyers from Europe has began to take This business idea also led Afrizal and Lita to not as dark as woods, since the raw material is one interest. win the 2nd place in the competition organized hundred percent bamboos. The material thickness by School of Business and Management, Institut is approximately 3-4 mm. Teknologi Bandung (ITB). “Thank God we won it For the matter of heat, according to Afrizal, it on the mid-year 2012, the competition of making fully depends on the user of iPhone. If it is to play business plan ,” she said. games or intense usage, it would of course generate Lita and Afrizal are the eighth semester heating. Based on our experience, so far if the heat is students in the Institute of Management, Telkom generated from the iPhone itself, it is still tolerably, Bandung. By their hectic in running business, they even it remains cooler than using casing with pastic prefer to keep studying in the college and do not raw material. “The picture is also guaranteed not to intend to graduate soon. “Not willing to graduate fade and not to cause blisters,” he said. soon, we still enjoy being students ,” she added. Many variety of designs can be chosen by the informasi | information » consumers, such as Barong vs Rangda for galaxy BatikGeek S3 with the price of Rp 250 thousand, or Rangda Bandung Jawa Barat vs Barong for iPhone 4/4s for a cheap price, only +62 85641333258 Rp 200 thousand. e-mail: [email protected] www.batikgeek.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 87 Aksesoris Batik DAN LIRIS corp. EXPANDING TO fashion retail business of batik SOLO BATIK SOLO

Perubahan gaya hidup kelas menengah yang banyak memanfaatkan kafe sebagai tempat kumpul dan ‘nongkrong’ atau kongkow-kongkow, kini mulai dilirik oleh industri tekstil dan produk tekstil.

The transformation of middle-class lifestyle that prefers to use a place like Cafe for gathering and mingle now is being flirted by small textiles industries and their products.

ika selama ini orang mengenal PT Dan Liris putra Kasom, Handoko dan Handiman Tjokrosaputro PT Efrata Retailindo, kami memfokuskan lagi usaha sebagai perusahaan tekstil terintegrasi mulai yang kemudian mengembangkan bisins pada bidang di bidang batik fesyen dan T-shirt. Melalui brand dari pemintalan benang, tenun sampai menjadi produksi tekstil. Blankonn Solo, kami berusaha memenuhi kebutuhan Jproduk akhir seperti motif tekstil, motif batik Akhirnya perusahaan memilih nama PT Dan generasi muda. Dengan konsep culturally chick, tradisional atau modern, kini perusahaan yang Liris, yang diambil dari bahasa Jawa, Udan Liris yang kami berupaya tetap menjaga kelestarian batik, berdiri sejak tahun 1974 ini, mulai mengembangkan berarti hujan rintik atau gerimis yang mengawali namun berupaya mengisi ceruk yang masih terbuka. bisnisnya pada bidang ritel fesyen Batik Solo. turunnya musim hujan. Filosofinya menjadi harapan Saat ini toko yang ada baru satu yang terletak di Seperti dituturkan oleh GM Human Resources dimulainya musim tabur benih sebagai landasan Jl. Dr. Radjiman No. 470, Solo, tetapi rencananya & GA Division PT Dan Liris, Ony Widijanto yang yang bertumbuh kuat serta kokoh. Bisnis ini sendiri kami akan membuka juga toko serupa tidak saja di didampingi Sandra Maharani selaku Humas/ awalnya dimulai dari divisi penenunan (weaving) wilayah Jawa, tetapi sampai ke luar Jawa. Karenanya Sekretariat perusahaan PT Dan Liris, sejak bulan April pada April 1974, akhirnya berkembang pada bisnis selain Motif khas Solo, kami juga menekuni berbagai tahun ini, perusahaan mengembangkan bisnis ritel pemintalan (spinning), pencelupan dan pewarnaan motif lainnya seperti Motif Minangkabau, Papua, dan bertitel “Blankonn” – Dari Solo, Oleh Solo, dan Asli (dyeing), penyempurnaan akhir (finishing), serta Dayak. Solo. Menurut Sandra, perusahaan mengembangkan pencetakan tekstil bermotif (printing), serta Berbagai bentuk blankon lainnya sudah kami bidang ritel karena melihat potensi permntaan yang pembuatan pakaian jadi (garmen) tahun 1976. modifikasi, tetapi tetap bermotif dasar batik, sehingga cukup besar, terutama untuk jenis garmen berbahan “Salah satu jenis kain yang dihasilkan di sini juga budaya setempat masih terpelihara. Sebab orang batik. adalah pesanan kain batik, khusus untuk penggunaan datang ke Solo, pasti mencari batik khas setempat, “Sebenarnya bagi kami, ini bukan bidang yang seragam sejumlah perusahaan besar, dan mereka yakni Motif Lawasan, dengan ciri khas warna Yogja sepenuhnya baru, mengingat cikal bakal berdirinya juga mendaftarkan desain dan hak ciptanya dalam putih dan hitam, sedang untuk Solo hitam dan warna Dan Liris dimulai dari penjualan PT Batik Keris di upaya melindungi kekayaan intelektualnya. Selain sogan. tahun 1971. Tahun 1928 Kasom Tjokrosaputro untuk pasar dalam negeri yang cukup besar, kami Kami berupaya menjual suasana kenyamanan memulai bisnis industri rumahan dengan menjual juga mengikat kerjasama dengan sejumlah merek berbelanja, di mana sambil berbelanja fesyen dan batik dari rumah ke rumah di Solo, Jawa Tengah. besar dunia seperti Marks & Spencer Plc (UK), Sanrio aneka produk jadi berbahan batik, mereka juga Seiring dengan berkembangnya bisnis, akhirnya Company Ltd. (Jepang), dan juga produsen boneka PT dapat menikmati aneka minuman seperti kopi dan dipilihlah nama Keris yang dimulai sejak tahun 1971, Mattel Indonesia yang memproduksi boneka Barbie. sejenisnya. Ibaratnya kami ingin menjadikan lokasi dan dikenal sebagai Batik Keris hingga kini. Barulah Itu sebabnya sejak 28 April 2013, melalui bendera ini sebagai “one stop shopping,” papar Sandra.

88 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

AN LIRIS company, as an integrated was started since 1971, and known as Batik Keris in to fashion and t-shirt made from Batik. With textile company from spinning till now. Further the son of Kasom, Handoko and trademark ‘Blankonn’ we try to meet the needs of yarn, weaving, and further process Handiman Tjokrosaputro developed this business young generation. With the concept of culturally to final product such as textile’s in textile sector. chic, we try to protect batik conservation. while to motifs,D traditional or modern batik’s motifs, which Finally the company name was decided to PT fill the opportunity that has not been opened. At established since 1974 now is start to developing Dan Liris, which is taken from Javanese, Udan this moment the only shop is at 470 Dr. Radjiman business in a fashion retail sector of Batik Solo. Liris meaning drizzle which initiates the rainy Street, Solo, but we have a plan to open a similar As stated by H Ony Widijanto, GM Human season. Its philosophy is a hope of the beginning shop not only in Java, but spread out as soon. Beside Resources and GA Division PT. Dan Liris, who of sowing as a foundation of growing strong and the motif from Solo, we also developing some other accompanied by Sandra Maharani. Public Relation/ solid. This business was started from a weaving motifs like Minangkabau, Papua, and Dayak. Secretariat of PT Dan Liris, since April this year, division on April 1947. That the end has developed Some of types are modiefied by us, but still the company has been developing retail business to be spinning, dyeing, finishing, and printing, as based on batik’s motifs, so that the their cultures “Blankonn” from Solo, by Solo, and originally Solo. well as designing clothes (garment) in 1976. is still conserved. People who visit Solo, they must Sandra thought that this company develops in this “One of the types that produced by the company be looking for batik from this region, which had retail sector because of looking on the big potential is uniform for anumber of big companies, they motif of Lawasan, with the characteristic of black demand, especially for the type of garment based have registered the design and its right in order and white colours, whereas for Solo, black and on batik. to protect their their intellectual property. Besides brown colours. “In fact, this kind of business is not completely for big domestic market , we have also signed We try to provide a comfort atmosphere to our new for us, since the embryo of this company a contract with several famous-brands in the shop. While doing shopping of fashion and batik was also started by selling out PT. Batik Keris world such as Mark & Spencer Plc (UK), Sanrio products, they can also enjoy various beverages in 1971. On 1928, Kasom Tjokrosaputro started Company Ltd. (Japan), and also doll production PT such as coffee and others. In other words, we want home-based industry by selling batik door to door Mattel Indonesia which produced Barbie. to make this location as one stop shopping,” Sandra in Solo, Central Java. Since the business has That’s why since 28th April 2013, through said. growing up, finally it picked the name Keris which PT Efrata Retailindo, we expand our business

informasi | information » PT Dan Liris Kel. Banaran, Kec. Grogol Sukoharjo, Solo 57100 Telp (0271) 740888, 714400 (hunting) Fax (0271) 7352222, 740777

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 89 Aksesoris Batik

Interior business with batik patterns from Yogyakarta

Pengembangan usaha bisnis interior asesoris bercorak batik, kini mulai berkembang, sejalan dengan berkembangnya interior desain di Indonesia. deBISNIS INTERIOR CORAK Li BATIK DARIv YOGYAKARTAing

eperti yang dilakukan oleh Arfianti, produk-produk pesanan (customized), maka yang dari pameran seperti ini dapat terlihat trend yang pengelola usaha craft dan home decoration membedakan usahanya dengan yang lain adalah sedang berlangsung, sebab tidak hanya kesulitan “de living,” saat ditemui KINA di salah satu dalam hal desain. Dengan demikian, produk yang pengerjaan, namun selera konsumen juga menjadi Sstand pameran “Inacraft 2013,” baru-baru dihasilkan harus berbeda dengan yang dihasilkan faktor yang turut menentukan tingginya permintaan, ini. Secara umum usaha produksi standing decoration produsen sejenis lainnya. dalam bisnis interior home accessories. (dekorasi hiasan rumah) ini baru dimulainya sejak “Apalagi sebagian konsumen kami selain dari dua tahun lalu. Usahanya sendiri sebenarnya sudah daerah Yogyakarta dan sekitarnya, juga kebanyakan dimulai sejak 10 tahun lalu, tetapi waktu itu dimulai dari kawasan Asia seperti dari Malaysia dan Taiwan. dengan produksi barang kebutuhan interior seperti Kelihatannya para pembeli asing ini lebih tertarik pernak-pernik yang disebut wall decoration dan pada produk-produk natural atau alamiah yang kami belakangan dua tahun ini lebih dalam lagi menggeluti produksi, tetapi mereka melihat kami mengangkat home accessories, yang di antaranya menggeluti juga sejumlah motif batik, seperti pohon kehidupan, ukiran dan kayu hiasan rumah motif batik. Di luar pesanan salah satu BUMN ini. divisi wall decoration ini, masih ada lagi divisi kain Untuk menghasilkan satu produk standing tekstil yang menggarap asesoris di luar bahan baku decoration seperti ini, biasanya membutuhkan kayu. proses pengerjaan yang agak lama, sekitar satu “Hiasan dalam rumah tersebut dibuat dari bahan minggu lamanya. Perwarnanya menggunakan kayu mahoni, dan ada juga yang bahannya dari jenis bahan cat untuk sablon. Selain hanya memiliki satu MDF (Medium Density Fiber). Bedanya kalau yang orang desainer dalam pengerjaan produk handicraft, dibuat dari kayu biasanya tahan air, dan warnanya pengerjaan ini juga dibantu oleh dua orang pengukir tahan (tidak cepat pudar). Sementara sebaliknya kayu, dan seluruh pekerja untuk bidang asesoris ini yang berbahan baku MDF rentan terhadap air, dan sekitar delapan orang. Dalam pengadaan bahan juga prosesnya melalui pengeringan. Dari segi harga, baku, jenis bahan MDF untuk mebeler diambil dari jelas yang diproduksi dari MDF lebih ekonomis, dan satu pemasok yang ada di daerah Yogyakarta, yakni selisihnya berkisar antara 20 s/d 30 persen, tambah PT Arumbai. Sementara kayu mahoni diambil dari UD Arfianti. Djakarta yang juga berlokasi di Yogyakarta. Saat ditanya, bagaimana situasi persaingan bisnis Karenanya agar dapat mengembangkan sejenis di Yogyakarta, dirinya mengatakan sebenarnya usahanya lebih mulus lagi, Arfiani kerap mengikuti sudah banyak usaha seperti itu di Yogyakarta. pameran sejenis Inacraft, dan kehadirannya di Tetapi karena yang dikerjakan oleh biasanya adalah pameran ini sudah yang keenam kalinya. Artinya

90 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

The development of interior accessories When we ask about how is the competition complexity of the execution, but consumer’s taste business with batik motifs are now of this business in Yogyakarta, she answered is also one of the factors of high demand in interior growing pararelly with the development that actually there are many simmilar businesses home accessories business. in Yogyakarta. But, since the orders are mostly of design interior in Indonesia. customized products, so what distinguishes this business with the other is in the design. Therefore, the end products must be different with the others. “Moreover, a part of our consumers besides s what is done by Arfianti, the owner coming from Yogyakarta and around, a lot of them of craft and home decoration business are from Asia such as Malaysia, and Taiwan. It “de living”, when was interviewed looks like these international consumers are more by KINA in one of the exhibition interested to natural products that we made, but Astand “Inacraft 2013”, this recent, in general, the they saw us bringing up some of batik motifs, such business of standing decoration (home-decoration) as the tree of life, one of the orders in the goverment has just started since 2 years ago. In fact her own owned company. business has started 10 years ago, but at that time To produce one standing decoration product, she started with the production of interior objects it usually requires a considerably long working such as trinkets which is called wall decoration process, around one week long. The colouring and these two years, she has been focusing home is using paints for screen printing. Besides only accessories and wood carvings for home decoration having one designer to work on handicrafts’ with batik motifs product, this process is also helped by two wood “The interior decorations inside the house are carvers, and all the workers in accessories section made from mahogany wood, and also some from are is around eight peoples. MDF (Medium Density Fiber). The difference is, In order to further develop her business, Arifiani wood is waterproof, and the colour does not easily informasi | information » often attend is similar exhibition as Inacraft, and fade. Meanwhile, MDF is prone to water, with de Living this event is her 6th presence in this exhibition. drying process. On the price side, it is clear that Desa Wisata Kasongan Area (Sblh kanan jembatan) From these exhibitions, we can look at the trend MDF is more economical, and the difference is Telp (0274) 780 1345 happening at the moment, because not only the Email ; [email protected] about 20-30%,” Arfianti added.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 91 Aksesoris Batik batik on a wooden leaf Gitar Batik Produktama UJI PROSES BATIK DI ATAS MEDIA KAYU

Guna melindungi produknya sebagai kekayaan intelektual, pengusaha gitar batik berupaya mengajukan permohonan pengujian proses pembatikan di atas media kayu kepada pemerintah.

To protect its product as an intellectual property right , guitar batik entrepreneur who making batik on a guitar has made a serious effort to propose certification of batik on a wooden leaf to goverment.

omisaris Utama PT Gitar Batik Produktama Haryo Sasongko Santoso yang berjiwa seni, menjadikan usaha produksi gitar batik yang dalam proses pengerjaannya Kdilakukan di Jakarta, Semarang, dan Yogjakarta. Sebelumnya pada bulan Oktober 2011, perusahaan sudah mendaftarkan ciptaannya ini kepada Direktorat Jenderal Hak atas Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Hukum dan HAM). Karenanya saat ini tinggal pengesahan dari kementerian. Nantinya lembaga berwenang akan mengeluarkan surat pernyataan, kalau gitar batik tersebut memang melalui proses pengerjaan batik. “Gitar batik ini hanya diproduksi berdasarkan pesanan, mengingat harga jualnya yang cukup tinggi sekitar US$ 1.000 per unit. Itu sebabnya kebanyakan importir yang memesan berasal dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Irlandia, dan Italia. Tetapi selain diekspor langsung, ada juga yang diekspor melalui negara ketiga seperti India. Biasanya gitar batik ini diekspor bersama dengan produk kerajinan berbasis kayu lainnya, dan setiap bulan kira-kira nilai ekspornya sekitar Rp 40 juta” papar Agus Jati Kumara yang membatik gitar ini di Sanggar Punokawan, Krebet, Bantul, Yogyakarta. Proses membatik harus dilakukan dengan membatik tulis secara halus, dan juga menggunakan bahan pewarna kimia. Sebab teknik pewarnaan menggunakan pewarna alam justru hasilnya tidak optimal. Membatik di atas gitar ini juga tidak bisa menggunakan batik cap. Lamanya proses pengerjaan membatik gitar ini sekitar ½ hari untuk membatik, dan sisanya adalah waktu untuk mengeringkan cat batiknya. Di sini Agus yang sudah memulai membatik gitar sejak sebelum tahun 2000, bersama dengan 10 orang tenaga pembatik, tetapi jika volume pesanan tinggi, maka bisa meminta bantuan tenaga di desa sekitar. Di sisi lain, Gitar Batik Produktama sendiri didirikan sejak 15 tahun silam. Gitar yang diproduksi dari bahan kayu mahoni tersebut, digarap di Jakarta dan Yogyakarta, mulai dari pembuatan gitarnya sampai dituangkan batik halus dan penyelesain sentuhan akhir dilakukan di dua kota tersebut. Haryo menambahkan kayu mahoni tersebut tekstur permukaannya cukup tebal dan sifat kayu adalah keras, sehingga daya serap ‘malam batik’nya juga berbeda, apabila batik tersebut dituang di atas media kain.

92 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Aksesoris Batik

Para konsumen gitar batik tersebut kebanyakan hief Commissioner of PT Gitar Batik “This guitar batik is only produced based on adalah para kolektor benda seni, sehingga mereka Produktama, Haryo Sasongko Santoso, request, because of the high cost which is around tidak peduli dengan tingginya harga. “Kami yang has run gitar batik business and the 1000 US dollars per unit. That’s why most of the menerima pesanan ini juga memperlakukan mereka production process is carried out in orders from USA, Ireland, and Italy. Not just for secara eksklusif, sehingga tidak ada produk yang Jakarta,C Semarang, and Yogjakarta. directly exported, there are also products exported serupa. Setiap gitar batik yang dihasilkan, tidak In October 2011, the company had registered through a third country such as India. Usually, ada yang desainnya sama persis, apalagi batiknya this creation to General Directorate of Intellectual this guitar batik is exported altogether with the adalah batik tulis. Di dalam negeri sebetulnya animo Property Rights, Ministry of Law and Human other wood-based crafts, and on every month the terhadap gitar batik ini cukup besar. Ada permintaan Rights. Because of that, now the process left is value of the export is around 40 million Rupiah,” yang datangnya dari Museum Musik di Malang, only an endorsement from the government. Next, said Agus Jati Kumara who works on this guitar tetapi mereka mengharapkan supaya harganya tidak the authorized institution will issue a statement batik at Punokawan Art Studio, Krebet, Bantul, terlalu tinggi, artinya ada subsidi untuk kepentingan letter, if this Guitar Batik has through usual batik Yogyakarta. melestarikan budaya, dan ditaruh di museum.” processing, because the products are exported to The batik processing is carried out by hand countries in Europe. writing teehnique, and using chemical dyes, because if the colouring teehnique uses a natural dye, the result will not be optimal. Batik on guitar cannot also use stamping. The duration of the process of the process of patterning batik on guitar is around half a day for creating the motifs, and the last step is drying the paint., Agus has started this batik on guitar since before 2000 with ten workers, but if the order volume is highly, he can ask for help to the locals around. On In the other side, Gitar Batik Produktama alone was established since 15 years before. The guitar made from mahogany wood is produced in Jakarta and Yogyakarta, starting from making the guitar until pouring the smooth batik and the final touches are done in these two cities. Haryo added mahogany wood has a thick enough and hard texture, so it has different absorption “malam batik” than if this batik is poured on a fabric. The customers of this guitar batik are mostly art collectors, so they do not care about how high is the price. “We receiving their orders try to give them an exclusively service, so there cannot be similar products. In every guitar batik produced, there is not exactly the same design, and moreover, because the batik is a hand-writing batik. This country is actually has a pretty high interest in this guitar. There were orders coming from Musical Museum in Malang, but they hoped that the price is not too high, which means it should be subsidized for a cultural conservation matter, and shown in the museum.

informasi | information » CV. Sanggar Punokawan Krebet, RT 04, Sendangsari, Pajangan, Bantul 55751, Yogyakarta Telp (0274) 6466730 Fax (0274) 367257 Email : [email protected]

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 93 Lintas Berita Gelar Batik Nusantara 2013 Batik of The Archipelago Exhibition

residen Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono resident of the Republic of Indonesia, Susilo didamping oleh Menteri Perindustrian MS. Hidayat Bambang Yudhoyono accompanied by the Minister membuka secara langsung Gelar Batik Nusatara, of Industry MS. Hidayat officially opened ‘Gelar Pajang tahunan yang telah dihelat selama delapan kali. Batik Nusantara’ the annual event has been held Pada tahun 2013 ini pameran yang diprakarsai oleh Yayasan forP eight times. The event that initiated by Indonesian Batik Batik Indonesia (YBI) telah berlangsung dari 17 – 21 Juli 2013 di Foundation (YBI) was held from 17 to 21 July 2013 in the Assembly Hall, Plenary Hall, Cendrawasih Room dan Main Lobby Assembly Hall, Plenary Hall, Paradise Room and Main Lobby Balai Sidang Jakarta Convention Center Gelar Batik Nusantara Jakarta Convention Center 2013 mengambil tema “Innoquality”, dengan tema ini diharapkan The theme of Batik Nusantara 2013 is “Innoquality”, in tampilnya inovasi-inovasi baru di bidang perbatikan Indonesia. which new innovation is expected raising in Indonesian batik. Dalam pengertian yang lebih luas mencakup aspek design, In a broader sense it includes aspects of design, materials, and material, teknologi hingga pemanfaatan penggunaan batik yang technology to a wider use of batik, not just as clothes and fashion lebih luas, bukan hanya sebagai busana dan fashion tetapi juga only but to interior as welll. fungsi batik dalam interior dan tata saji. Gelar Batik Nusantara 2013 is designed to be an icon Gelar Batik Nusantara 2013 dirancang untuk menjadi of various dimensions of batik displays - arts and crafts, ikon dalam menampilkan berbagai dimensi batik – seni dan engineering and technology, marketing and business - all over kerajinan, teknik dan teknologi, pemasaran dan bisnis – ke Indonesia and the world. seluruh Indonesia dan dunia. Sebagai pemrakarsa Yayasan Batik As the initiator, Indonesian Batik Foundation seeks to Indonesia berupaya mewujudkan visi dan misinya dalam upaya realize its vision and mission in an effort to encourage skills mendorong berkembangnya kemampuan para perajin/pengusaha development of the of artisans / batik entrepreneurs including batik termasuk pencipta/seniman, dan diharapkan GBN 2013 creator / artist. Gelar Batik Nusantara are expected to be one berperan serta menjadi salah satu bagian dari puncak peristiwa part of the peak events of Indonesian culture. budaya Indonesia.

94 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Lintas Berita

uas Jalan Slamet Riyadi Solo sepanjang lebih dari tiga lamet Riyadi street along more than 3 km became kilometer menjadi semacam catwalk panjang, Sabtu a kind of long catwalk on Saturday, 29 June 2013. 29 Juni 2013. Sekitar 150 orang berkostum Solo Batik About 150 people dressed Solo Batik Carnival Carnival berlenggok memamerkan pakaiannya. R dancing over the street showing off his clothes. Gelaran Solo Batik Carnival saat ini merupakan kali keenam SThis is the 6th Solo Batik Carnival since years of 2008. The diselenggarakan sejak tahun 2008. Pada tahun 2013, Solo Batik Carnival menggunakan tema Earth to earth. Tema ini theme of Solo Batik Carnival 2013 is ‘Earth to earth’. Reflecting mencerminkan 4 elemen dasar bumi yaitu Air, Udara (Angin), Api four basic elements of earth, namely Water, Air (Wind), Fire dan Tanah (Bumi). Keempat elemen dasar itu memperlihatkan and the Land (Earth). The fourth basic element shows that the bahwa Kehidupan manusia dalam raganya tidak terlepas dari body of human life can not be separated from its basic elements elemen dasar atas dasar keseimbangan lingkungan. Keempat of environmental balance. The four elements will be going to unsur tadi akan saling mendukung, saling melengkapi dan saling mempengaruhi. support each other, complement each other and influence each Solo Batik Carnival atau yang biasa disingkat SBC adalah other. event tahunan yang diadakan di Kota Solo. Solo Batik Carnival Solo Batik Carnival or commonly abbreviated as SBC is an merupakan sebuah karnaval dimana peserta menggunakan annual event held in Solo. It is a carnival where participants use batik sebagai tema utama baik berkaitan dengan busana dan batik as either the main theme relates to fashion and appearance penampilannya (fashion carnival on street). Solo Batik Carnival (fashion carnival on the street). It is a tools of media presentation merupakan sebuah sarana untuk mem-presentasi-kan dan mem-visual-kan potensi batik yang luar biasa dalam kehidupan to visualize a huge potential of Batik Solo to Solo citizens the masyarakat Solo dan sekitarnya. surrounding communities.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 95 opini Sandiaga S Uno strategi membangun industri batik nasional Pengusaha nasional pemilik Saratoga Capital ini, diakui sebagai sosok yang peduli dan mencintai batik. Dalam berbagai kegiatan formal dan informal, baik di dalam maupun luar negeri, batik menjadi pakaian khas yang selalu dikenakannya.

epada tim redaksi Majalah Kina, Sandi, demikian sapaan akrabnya, menguraikan gagasannya tentang strategi mengembangkan industri batik nasional ke depannya. Kunci Ksuksesnya ada pada sinergi stakeholder terkait, mulai dari hulu hingga hilir industri batik nasional. Berikut petikan wawancaranya:

Bagaimana perkembangan batik nasional saat ini menurut Anda? Sangat menggembirakan, dari banyak sisi kita bisa melihat perkembangannya cukup bagus. Nilai omsetnya di tahun 2012, kalau tidak salah sudah mencapai Rp 1 triliun. Menunjukkan perkembangan yang lumayan, walau tentu masih harus ditingkatkan mengingat pasarnya yang sangat besar. Sementara, dari sisi segmen konsumen, batik kini sudah semakin menasional dan anak muda pun sudah menjadikan batik sebagai pakaian keseharian. Modelnya sudah beragam dan tentu impact- nya cukup besar, khususnya bagi para pengrajin yang umumnya dari kalangan Industri Kecil dan Menengah (IKM). Meski tentu, tantangan untuk mengembangkannya juga cukup besar.

Tantangan yang Bapak maksud seperti apa? Misalnya serbuan produk China yang sudah membanjiri pasaran, bahkan hingga ke pelosok desa, dengan harga yang murah. Ini menjadi tantangan untuk bagaimana dilakukan edukasi tentang produk batik yang berkualitas dan karya Indonesia asli. Juga bagaimana kita memproduksi batik yang berkualitas dengan harga terjangkau. Selain itu, kondisi sumber daya manusianya juga harus menjadi perhatian. Karena untuk memproduksi batik yang murah dan berkualitas, dibutuhkan sumber daya manusia terbaik. Sekarang kan banyak yang sudah pada tua, regenerasinya tidak terjadi. Pemerintah, baik Kementerian Perindustrian, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus bersinergi untuk memberikan pendidikan khusus agar muncul tenaga kerja muda yang ahli membatik. Bila perlu masuk dalam kurikulum SMK, di level perguruan tinggi, misalnya di STT Tekstil, masuk menjadi mata kuliah wajib. Agar ada kaderisasi. Karena jika pun alatnya ada, pasarnya besar, sementara tidak ada pengrajinnya, menjadi tidak berguna bukan? Tantangan lain dilihat dari sisi kemampuan produksi dan inovasi produk. Ini terkait dengan sumber daya manusia dan alat yang dipergunakan. Peran pemerintah, sangat penting. Plus bagaimana promosi batik terus dilakukan, bukan hanya di Indonesia, tapi di ke berbagai negara di dunia.

96 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 opini

Ketiga, peran perbankan dalam hal pembiayaan. Tentu saja ini penting, sebagai darah dari industri batik nasional. Memang selama ini sudah ada, tapi jumlahnya harus lebih besar, dengan bunga rendah.

Selain itu? Tak kalah penting adalah riset terkait dengan produk dan teknologi produksinya. Ini hanya mungkin jika ada sinergi dengan kalangan perguruan tinggi. STT Tekstil harus dimaksimalkan posisinya, termasuk perguruan tinggi lain, seperti desain ITB dan yang lainnya. Bukannya apa, ada beberapa negara yang juga tengah mengembangkan batik, untungnya kita ini menjadi “global home of batik”. Jadi kalau tidak dilakukan pengembangan di dalam negeri, UNESCO bisa saja menilai kita tidak sungguh-sungguh mengembangkan batik. Kemudian bagaimana para desainer juga harus dilibatkan. Ini terkait dengan inovasi, promosi dan gengsi produk. Karya perajin batik di daerah sangat luar biasa, dengan semakin dipromosikan, tentu saja Belum lagi tantangan globalisasi ekonomi dan pembentukan akan semakin naik kelas. Jadi, nantinya diharapkan lahir batik bermerk kawasan ekonomi. Batik itu, bukan hanya diproduksi di Indonesia, selain Danar Hadi, Komar dan yang lainnya. Thailand dan Malaysia juga memiliki batik dengan coraknya yang khas. Dan jangan dilupakan lagi adalah hak cipta. Tentu ini tugas dari Anda dikenal sebagai pengusaha yang mencintai batik, Kementerian Hukum dan HAM agar proses pengurusannya cepat bagaimana itu bisa terjadi? dilakukan. Saat ini, berbagai karya batik di Indonesia sudah didaftarkan dengan logo BatikMark “Batik Indonesia”. semakin banyak yang Bagi saya, batik itu memiliki nilai historis dan bagian terpenting memiliki hak cipta, ribuan kalau perlu, semakin baik. Selama ini kan dari nilai budaya bangsa. Bukan sekedar pakaian, batik itu adalah jumlahnya baru seratusan lebih. Jumlah ribuan mencirikan begitu warisan leluhur bangsa yang wajib dijaga dan dikembangkan baik kayanya inovasi produk batik nasional, jadi harus didorong optimal. dari sisi desain, corak dan tentu industrinya. Sudah ratusan tahun lalu, bangsa Indonesia mengenal batik. Di berbagai daerah, ada ragam Terkait dengan peringatan hari batik, menurut Anda? motif dan corak batik, sangat kaya. Jika saya selalu mengenakan batik, ini bagian dari sikap penghormatan kepada luluhur, kecintaan Peringatan hari batik tiap tanggal 2 Oktober harus dijadikan kepada budaya bangsa, kebanggaan sebagai anak Indonesia dan tentu momentum kebangkitan batik nasional. Bukan sekedar kegiatan keberpihakan kepada pengrajin batik yang rata-rata Usaha Mikro, Kecil seremoni, tapi benar-benar menjadi aksi. Ingat, ini bukan hanya tugas dan Menengah (UMKM). Ini bentuk kecintaan kepada produk karya salah satu kementerian, tapi seluruh stakeholder, seluruh bangsa, anak bangsa, nasionalisme ekonomi. Kita tentu, khususnya pengusaha karena batik adalah ciri khas Indonesia. dan generasi muda, harus memiliki keberpihakan dan aksi yang nyata. Bagaimana dengan kebijakan pengembangan industri batik Untuk mengembangkan industri batik nasional, tentu saja nasional selama ini? bukan sekedar kecintaan, diperlukan langkah stratejik, Sepertinya belum sinergis. Mesti diingat bahwa dari hulu hingga menurut Anda? hilir kebijakan dan pengembangannya dilakukan secara integratif. Ya, memang seharusnya demikian. Saya kira, kita semua adalah Estapetanya harus jelas, jangan sampai tidak nyambung, karena tentu para pemangku kepentingan, stakeholder dari industri batik. Harus tidak akan maksimal. Dimulai dari sumber daya manusia pengrajin, duduk bersama, bersinergi, bergandengan tangan untuk membangun peralatan, pembiayaan, pembinaan, riset dan pengembangan, industri batik nasional. Ada beberapa langkah stratejik yang dapat promosi dan pemasaran, semuanya harus bersinergi. Grand desain dilakukan, antara lain, pertama, penguatan dan memperbanyak pengembangan batik nasional harus disusun untuk jangka panjang, koperasi pengrajin dan pengusaha batik. Harus semakin banyak dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi global. Jika lembaga yang menjadi tempat berasosiasi dan menguatkan fungsi bersinergi, akan menjadi kekuatan besar dengan impact yang sangat pemberdayaannya. Memang sudah ada Gabungan Koperasi Batik besar untuk kesejahteraan rakyat. Indonesia (GKBI), tapi ada baiknya semakin banyak. Kalau perlu ada Jadi, duduk bersama, buat grand desain untuk jangka panjang, di tiap daerah yang ada pengrajin batik. Ini penting untuk memudahkan beraksi secara sinergis dan pastikan, pelaku usaha batik dari hulu hingga pembinaan, pembiayaan dan mendorong sebanyak mungkin pengrajin hilir bertumbuh dan berkembang dengan baik serta siap menghadapi batik naik kelas ke usaha menengah dan besar. kerasnya tantangan bisnis global. Karena jika penjual batik itu juga lebih Kedua, harus ada sinergi antara pemerintah daerah dan senang jadi importir, efeknya tidak baik. Demikian pula, jika pengrajin kementerian terkait dalam hal pembinaan. Hal ini penting, agar batik tidak mampu meningkatkan produktivitas dan kualitasnya, akan jangan terjadi pembinaan yang hanya dilakukan ke kelompok pengrajin ada pasar yang kosong dan itu diisi oleh produsen batik dari negara lain. tertentu, sementara pengrajin lain tidak dibina. Agar terjadi pemerataan Sekali lagi perlu saya tekankan, hindari ego sektoral, bergandengan pembinaan. Pemerintah daerah dan kementerian juga harus terus tangan seerat mungkin, ibarat rantai yang tak terputus, kebijakan melakukan promosi atas produk batik yang ada di daerahnya masing- pengembangan industri batik nasional harus tersambung dari hulu masing. hingga hilir.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 97 opini Sandiaga S Uno Strategy for Building National Batik Industry

National business entrepreneur, the What do you think about the development been wearing batik as their daily clothing. owner of Saratoga Capital is recognized of national batik industry today? Moreover, the models of batik are varied as someone who really cares about batik. Very encouraging, from many aspects and certainly it has a considerably influence on growth, especially for craftsmen who are In both formal and informal activities, we could see that good progresses are very promising. The value of turnover in the year mostly from the Small and Medium Industry either at home or abroad, he always 2012 reached about Rp 1 trillion. It showed (SMI). Although of course, there are many wears batik as his favourite clothes. To a significant progress, although of course it challenges to be faced to promote them. Kina Magazine reporter, Sandi, his remains to be improved due to the enormous What kind of challenges do you mention familiar nickname, describes his idea market. about? about the national strategy to develop Meanwhile, from the aspect of consumer For example, the invasion of Chinese segment, batik is now growing in popularity batik industry in the future. The key products have flooded the entirely domestic and even young people have already success factor is the synergy among the market, including remote villages with lower stakeholders involved, starting from prices. It’s the challenge of how we are able to upstream to downstream industries. The assist SMI to produce the better quality of their excerpts of the interview are as follows: domestic products with the affordable prices to compete with exported products. In addition, the quality of human resources should also be a concern. To produce the batik with high quality and affordable price, the qualified human resources are indespensable. Now, so many qualified craftmen have already been getting old, regeneration process has not run properly. The government, such as the Ministry of Industry, the Ministry of Cooperatives and SMEs, the Ministry of Trade and the Ministry of Education and Culture should coordinate and work together to provide the specific training and education to produce the skillful craftmen for batik. If necessary the batik course should be included in the vocational curriculum at the SMK, also at the college level. At the STT Textile,

98 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 opini for example, batik should be a compulsory work together hand in hand to promote the with the logo of Batikmark “Batik Indonesia”. course to pursue the regeneration process. batik industry. There are some strategic actions The more the number of copyrighted batiks, As underlined by Sandi, the availability that can be done, among other things, first, thousands if possible, the better. Nowadays of machines and tools and also market strengthening the batik craftmen cooperatives the number of copyrighted batiks are still opportunities are meaningless in the absence and mutiplying the number of entrepreneurs. limited, more than a hundred, and it should of the qualified batik craftsmen. The more institutions are required as the be pushed until thousands to promote and Another challenge is dealing with the partner of craftmen cooperatives to strengthen label that Indonesia is very inovative and production process and product innovation. the function of empowerment. Eventhough, productive for producing batik. This is associated with the human resources Indonesian Batik Cooperatives Association With regard to the batik day celebration, and the tools involved. The government has (GKBI) has been already exist, but the what do you think? a positif role. In addition, how the promotion growing number of other batik associations of indonesian batik should be carried out, will be better for the developmenf of the Batik day celebration held on October not only in domestic market, but also to all industry especially in the regions with so 2 should become the momentum for the countries around the world. many batik craftsmen. It will be beneficial to revival of national batik industry. Not merely facilitate the training process, financing, and ceremonial activities, it should really be Other challenges are economic promoting as many as posible craftmen from an action. Remember, this is not only the globalization and the establishment of small businesses to medium and even to large task of one ministry, but all stakeholders economic zones. Batik, in fact, is not only business entrepreneurs. should actively involve, even for the whole produced in Indonesia. Thailand and Indonesian people since batik is one of the Malaysia are their owner batik with their Second, there must be a synergy between Indonesian identities. typical patterns. local government and relevant ministries in dealing with empowerment. This is important What do you think about the national You are recognized as an entrepreneur to assure that all the craftmen will have an policy for the development of the batik who loves batik, how does it happen? opportunities to get the training and assistance. industry? For me, batik has a historical value and the Local governments and the related ministries It doesn’t seem synergistic yet. It must most important part of the nation’s cultural should continuously conduct promotion for be remembered that both the policies and values. Batik is not just simply clothes, it is also the batik produced by their local craftmen. the development of batik industry from the nation’s heritage that must be preserved Third, the role of banks in terms of financing the upstream to downstream should be and developed both in terms of design, is very fundamental. Their contribution in integrated. The relay race should be clear, it has pattern, and of course its industry. Indonesian financing would be as the blood of the national to be interconnected to maximize the result. people have been familiar with batik since batik industry. Their contribution has, of All of the aspects consisting of craftsmen, several hundred years ago. In many regions, course, been already significant, but it should equipments, financing, training, research there are so many various batik motifs and be increased in the amount with the lower and development, promotion and marketing patterns. I always wear batik because it is a interest rates. should collaborate and coordinate each others. part of my tribute to my ancestors, devotion Grand design for the development of batik to the national culture, the pride of nationality Besides that? industry should be prepared for the long-term and, of course, my partiality to batik craftsmen Not less important is the research related basis by taking into account the development which most of them are MSMEs. It is also a to the products and processing technology. It of the global economy. By being synergy, it form of my devotion to the domestic products is only possible if there is a partnership with will be a great power to pursue the growth produced by Indonesian people. Certainly, as the universities. Textile College (STT) should of batik industry and eventually it could entrepreneurs and a part young generation, be maximized their contribution, including contribute to the national wellfare. we should have alignments and real action. other universities, such as ITB for batik design. This is the challenge because many other By sitting down together, making long- To develop a national batik industry, countries have already developed the batik as term grand design, and acting synergistically, of course not just about love, it needs takes well. Fortunately, we have already become “a it could be guaranteeed that all entrepreneurs strategic actions, do you agree? global home of batik”. Developing Indonesian from upstream to downstream industries Yes, it should. I think, we are all batik is a must, otherwise, UNESCO may judge will enjoy the growth and be ready to face stakeholders, stakeholders from the batik Indonesian not developing the batik seriously. the global business challenges. In fact, it is not wise when the batik seller also acts as an industry. We should sit together, collaborate, Then, how the designers should also be importer. Similarly, if the batik craftsmen are involved. It is associated with innovation, not able to increase their productivity and promotion and product qualities. The quality there will be an empty market that product quality of batik in many regions is could be served by foreign batik producers. extraordinary. With more intense promotion, If so, it will be a disaster. of course, the products will be increasingly popular as the high-class Danar Hadi batik, Once again, I need to emphasize for Komar and others. avoiding the sectoral ego, holding hands together tightly as an unbroken chain, and the And do not forget to mention copyright national batik industry development policies matters. This is certainly the task of the must be really connected from upstream to Ministry of Justice and Human Rights to speed downstream. up the administration process. Currently, various product of batik have been registered

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 99 opini

Eksistensi batik Indonesia kini tidak hanya di dalam negeri saja. Batik juga sudah merambah dunia internasional.

Carmanita Perajin Batik Perlu Diberi Insentif

palagi setelah UNESCO (Organisasi Salah satu perancang ternama Indonesia, Dikatakannya bahwa masih banyak masyarakat Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Carmanita, tak bisa dilepaskan dari meluas dan Indonesia yang belum memahami secara benar Kebudayaan PBB) mengukuhkan batik kokohnya eksistensi batik Indonesia. Karya-karya mengenai apa yang dimaksud dengan batik dan sebagai warisan budaya dunia dan kain batiknya serta kegiatannya di Yayasan Batik belum merasa bangga untuk mengenakan busana A Indonesia, menegaskan kalau wanita ini memiliki batik dalam kehidupan sehari-harinya. menjadikannya sebagai representasi budaya, tak perhatian penuh terhadap perkembangan batik. benda warisan manusia (Intangible Cultural Heritage Menurutnya, batik bukanlah sekadar kain, of Humanity) pada 2 Oktober 2009 lalu. Carmanita mengatakan, pengukuhan UNESCO bahan, corak atau warna. Batik adalah proses dan Pengakuan dunia internasional terhadap batik terhadap batik merupakan suatu hal yang positif terdapat arti filosofis didalamnya. Dengan begitu, tak lepas dari upaya keras dari para pemangku bagi perkembangan industri batik di dalam negeri. jika negara lain mengklaim bahwa batik berasal dari kepentingan di dalam negeri, baik dari instansi Namun pengukuhan tersebut juga jangan membuat negaranya, tentu akan mudah dipatahkan karena pemerintah, pengusaha dan pencinta batik dan masyarakat dan pemerintah Indonesia terlena negara tersebut akan mengalami kesulitan untuk masyarakat lainnya. sehingga pihak-pihak lain dapat mengklaim budaya menjelaskan filosofi-filosofi yang terdapat dalam tersebut. kain batik.

100 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 opini

Dengan keunggulan yang dimiliki Indonesia terhadap batik, maka batik bisa menjadi salah satu potensi yang bisa dimanfaatkan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan pendapatan ekonominya serta mengembangkan budaya yang ada di berbagai daerah. Potensi pengembangan batik sangat besar mengingat Indonesia memiliki banyak hal yang bisa dituangkan menjadi motif di dalam kain batik. Inspirasi untuk membuat motif batik bisa datang dari mana saja. Bisa berupa budaya yang ada di suatu daerah, adat istiadat bahkan motif juga bisa datang dari kondisi alam di suatu daerah. Saat ini sudah ada 23 provinsi di Indonesia yang telah mengembangkan batik sessuai dengan ciri khas provinsi tersebut. Selain dari dalam negeri, potensi batik juga bisa digali dengan menggandeng budaya dari luar Indonesia. Misalnya saja kain sari dari India yang dapat dijadikan dasar bagi pembuatan berbagai motif batik. Untuk menggali potensi yang terdapat dalam batik, tentunya diperlukan pula dukungan dari pemerintah. Pemerintah perlu menerapkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya mendorong pengembangan industri batik di dalam negeri dan meningkatkan pangsa pasar batik Indonesia di luar negeri. Untuk mendorong pengembangan industri batik, keberadaan bahan baku batik merupakan hal yang utama. Saat ini, banyak perajin batik yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan kain yang berkualitas, seperti sutra. Padahal, Indonesia dengan hutan yang sangat luas, memiliki potensi besar bagi produksi bahan baku kain sutra. Potensi yang ada tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara maksimal. Ketersediaan bahan baku sangat penting karena hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas kain batik yang dihasilkan. Jika kain yang digunakan adalah kain yang kualitasnya buruk, maka batik yang dihasilkan juga akan memiliki kualitas yang buruk. Misalnya saja kain batik itu cepat rusak atau warna dan motifnya cepat pudar, tentunya batik yang dihasilkannya akan berkualitas rendah. batik dari kegiatan penjiplakan hasil karya. Dengan Insentif bisa dilakukan dalam berbaai bentuk, adanya perlindungan terhadap hasil karya, maka misalnya saja pemberian bantuan dana secara Alam Indonesia juga memiliki potensi besar untuk perajin akan makin terpacu untuk menciptakan hasil rutin kepada perajin batik dan keluarganya atau digunakan sebagai pewarna bagi kain batik. Banyak karya-hasil karya terbarunya. memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam tumbuhan, baik itu daun atau buahnya, yang bisa kegiatan produksi batik. dimanfaatkan sebagai pewarna dalam produksi batik. Yang lebih penting lagi, pemerintah juga perlu membeikan insentif bagi perajin batik. Saat Pemberian insentif memang membutuhkan Pengawasan yang ketat terhadap masuknya ini, jumlah perajin batik di dalam negeri dapat anggaran, namun, jika hal itu dilakukan secara batik printing dari luar negeri juga perlu dilakukan dikatakan masih minim. Salah satu penyebabnya selektif dan terprogram, dampak positif yang oleh pemerintah. Membanjirnya produk impor adalah kurang terjaminnya kehidupan perajin batik diperolehnya jauh lebih baik dibandingkan dengan tersebut dapat mengganggu kelangsungan hidup dan keluarganya. Minimnya jumlah perajin batik itu dana yang harus dikeluarkan pemerintah. perajin batik di dalam negeri. tentunya akan menghambat upaya pengembangan Jika hal-hal diatas dapat dilakukan dan Selain itu, upaya pengembangan batik di dalam potensi batik Indonesia. diperkuat lagi dengan dukungan masyarakat melalui negeri juga perlu dilakukan dengan melindungi dan Ada baiknya jika pemerintah mau memberikan kecintaannya berbusana batik, maka potensi yang memberikan kenyamanan bagi perajin batik untuk insentif kepada perajin batik di dalam negeri sehingga terdapat dalam komoditas batik dapat digali dan menuangkan karyanya dalam selembar kain. mereka tetap bisa eksis di perbatikan dan generasi dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat Penerapan hak atas kekayaan intelektual (HAKI) muda juga tetap berhasrat untuk berkecimpung di banyak serta terjaganya hasil karya luhur bangsa perlu dilakukan guna melindungi hasil karya perajin industri perbatikan. Indonesia ini.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 101 opini Carmanita Incentives should be given to Batik artisans

The existence of Indonesian batik is now not only in domestic market, but international market as well, especially after UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) acknowledged batik as a world intangible cultural heritage for humanity on October, 2009.

he interntional recognition on Indonesian batik is reached as hard effort of all stakeholder in the country such as government agencies, entrepreneurs, batikT lovers and others. Carmanita, the famous Indonesian designer, is one who taking part in the strong existence and development of Indonesian batik. Her batik creations as well as her activities in the Indonesian Batik Foundation has affirmed that she has given the full attention to the development of Indonesian batik. Carmanita argued the acknowledgement of UNESCO to Indonesian batik obviously giving a positive impact to the development of Indonesian batik industry. However it should not make people complacent that right cause other countries claim batik as theirs. She describes that many Indonesian people doesn’t really understood about batik and not be proudly in wearing batik in their daily lives. According to her, batik is not just an ordinary cloth, material, style or color. Batik is a process and having a philosophical values. This is as averment if another country claims about batik ownership, it can be easily rejected since that country couldn’t

102 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 opini

batik motifs can be inspired from anything. It can be drawn from local culture, customs, even from nature of the regions. Now there are about 23 provinces in Indonesia developing and producing batik with their own characteristics. Besides from the domestic resources, the potential of Indonesian batik can also be enriched with foreign cultures. As an example, Sari cloth from India can be used as material in developing batik motives. To explore the potential of batik industry , government support is required. The Indonesian government needs to adopt policies that are able to encourage the development of batik industry both in domestic market and internationally. To encourage the development of batik industry, the availability of raw materials is the most important aspect. Nowadays, lots of batik craftsman having difficulties in obtaining high quality of cloths, such as silks. Whereas, with its vast forests, Indonesia posseses a great potentials for producing silk cloth. Unfortunately, these huge potentials has not been fully explored. The availability of raw materials is important since it will affect the quality of batik. If the fabric uses a poor quality, the quality of batik produced will also be poor. For example, if the fabric used is easily broken or the color and motif are quickly faded, the batik produced will, of cource, be poor quality. Indonesia natural resources has also a great potential to be used as a dye for batik motif. Many plants, whether it leaves or fruit, can be used as a dye in batik production. The strict controls over the entry of foreign printing batiks should also be carried out by the government. A lot of imported products will be bad influence to batik craftsman in domestic market. Furthermore, in order to encourage batik industry in domestic market, government has to provide a protection and comfort to batik craftmans so they will be keep sustained in creating Batik. The implementation of intellectual property rights (IPR) should be also carried out to protect the works of batik craftsman from cribbings. By the protection of the works, they will be more motivated to work and produce the new creations. Even more importantly, the government must allocate incentives for batik craftsman. Currently, the number of batik craftsman are still very limited. One of the reasons is the social welfare of batik craftsman that aren’t enough economically. The limited number of batik craftsman will certainly hamper the efforts to develop Indonesian batik industry. It would be better if the government providing incentives to batik craftsman so that they can be motivated and enjoy working in batik industry and young people can also be easily directed to be involved in this industry. Incentives can be provided in various forms, such as by giving routine grants to batik craftsman and their families or by providing production facilities, Giving incentives, of course, need much budgets. However, if it can be implemented selectively and good planned program, explain the philosophy of batik. the positive result much be higher than the money which spent With some of advantages that Indonesian have about batik, by the government. batik could be as one of potential resources that is useful to If all above could be done and even be reinforced by the increase economic revenue and develop culture of Indonesian support of people through favoring batik as their clothes, the people in various region. potential of batik commodity could be more explored and utilized There are huge potentials in developing Batik, since. for the benefit of the people welfare and preserving one of the noble Indonesia has a lot of things can be poured on the cloths. Creating work of the nation.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 103 Apa & Siapa Komar Kudiya Pengusaha Batik yang Serba Bisa Multi talented Batik entrepreneurs

Memang tidak mudah membangun industri batik yang handal dan kuat. Demikian juga tidak mudah mempromosikan dan memasarkan produk batik hingga dikenal luas masyarakat. Developing strong and reliable batik industry is not as easy as promoting and marketing the batik it self.

emua itu hanya dapat dilakukan melalui dengan menggunakan desain batik orang tuanya segmen pasar tersendiri bagi produk Batik KOMAR. kerja keras yang bermuara pada inovasi sebagai dasar. Desain batik hasil pengembangan Untuk membangun industri batik yang handal dan kreatifitas agar produk yang dihasilkan Komar itu kemudian disimpan di dalam komputer Komar juga sangat menyadari pentingnya industri Smemiliki daya saing tinggi dalam berbagai dalam bentuk clip art. pendukung batik yang kuat dan efisien. Karena aspek termasuk dalam hal desain, kualitas, dan harga Pergaulan Komar yang cukup luas telah itu, Komar pun menciptakan dan membuat sendiri produk. membawanya bertemu dengan banyak orang berbagai peralatan pendukung industri batik yang Filosopi industri seperti itulah yang diterapkan termasuk dosen marketing UNPAD, dosen seni lebih efisien, seperti peralatan kompor gas untuk Komarudin Kudiya, seorang pengusaha batik rupa ITB, seniman pematung, pelukis dan kalangan membatik dan peralatan batik cap. Untuk menciptakan kelahiran kota udang Cirebon 28 Maret 1968 praktisi bisnis. Semua itu turut membentuk Komar desain motif batik, Komar pun telah memanfaatkan yang kini berhasil mengembangkan industri batik menjadi seorang entrepreneur yang berwawasan bantuan teknologi komputer sekaligus untuk di Bandung, Jawa Barat. Walaupun terlahir dari luas yang mampu menganalisa, merancang dan mendokumentasikan dan menyimpannya di dalam file keluarga pengusaha batik, Komar, panggilan akrab mengimplementasikan rencana bisnis secara komputer. Bahkan, dalam mendukung idealismenya Komarudin yang namanya kini menjadi merek matang. untuk melestarikan sekaligus mengembangkan seni dagang produk batiknya “Batik KOMAR”, sempat Atas saran seorang dosen seni rupa ITB, pada tahun kerajinan dan industri batik nasional Komar tidak malang melintang bekerja di bidang usaha di luar 1997 Komar mengikuti Lomba Cipta Selendang Batik pernah pelit membagi ilmunya kepada sesama batik. Internasional di Yogyakarta yang diselenggarakan pengusaha batik maupun kepada generasi muda Namun takdir tak bisa dipungkiri, Komar akhirnya Yayasan Batik Indonesia (YBI) bekerjasama dengan yang ingin terjun menggeluti bisnis batik. bergelut juga dengan industri batik. Bahkan Komar Kementerian Pariwisata dan Telekomunikasi. Komar Berkali-kali Komar terjun ke daerah untuk menemukan kesuksesannya di industri batik tanpa pun berhasil menyabet predikat Juara I dan Juara mengajar batik di Aceh, Riau, Sumatera Barat, harus meninggalkan amanat orang tuanya menuntut Harapan I. Dari situlah Komar banyak berkenalan Sulawesi Selatan, Jambi dan lain-lain. Di workshop ilmu setinggi-tingginya. Ilmu yang diperoleh Komar dengan pejabat pemerintah, tokoh dan pakar batik Batik KOMAR di Jl. Cigadung Raya Timur I No. 5 di bangku kuliah justru menjadi bekal berharga dalam nasional. Bandung, Komar juga menyelenggarakan program mendukung pengembangan usaha industri batiknya. Komar yang kini sedang menempuh program kursus membatik yang diberi nama “Eduwisata Latar belakangan pendidikan ilmu admnistrasi doktoral di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB mulai Batik”. Melalui program tersebut para peserta logistik dan Hubungan Internasional dari UNPAD betul-betul terjun ke industri batik di Bandung pada dapat belajar banyak soal batik dari A sampai Z, serta ilmu desain dari Institut Teknologi Bandung tahun 1998. Awalnya dengan hanya dibantu tiga mulai dari bagaimana membatik hingga bagaimana (ITB), disamping pengalaman dan kerja kerasnya orang karyawan, Komar memulai usaha industri menjalankan bisnis batik. Para peserta didiknya tidak di industri batik, telah membentuk Komar menjadi batiknya dengan mengembangkan motif batik hanya datang dari berbagai daerah di tanah air, tapi pengusaha batik yang handal. hasil karya ciptanya sendiri. Seiring dengan makin juga dari berbagai negara seperti Inggris, Belanda, Selepas menamatkan pendidikannya dari D3 berkembang usaha batiknya, sejak tahun 2000 Jepang, Korea dan lain-lain. Selain itu, Komar juga Administrasi Logistik UNPAD tahun 1992, Komar Komar pun mulai mendaftarkan merek Batik Komar menyelenggarakan pelatihan gratis khusus untuk sempat bekerja di perusahaan swasta di Jakarta ke Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM. Hingga mencetak tenaga kerja terampil dan ahli dalam yang bergerak dalam toll equipment and system. kini sudah ratusan motif Batik KOMAR yang telah pembuatan peralatan cap untuk membatik. Namun di sela-sela hari liburnya (Sabtu dan Minggu) didaftarkan hak ciptanya ke Ditjen HKI. Masih ada satu angan-angan Komar yang Komar masih menyempatkan diri menjual batik motif Berbagai produk Batik KOMAR kini sering tampil belum terwujud dalam upaya melestarikan sekaligus Cirebonan produksi orang tuanya. dalam berbagai pameran batik di tanah air dan telah mengembangkan industri batik nasional dan Dari kegiatan berdagang batik itulah Komar memiliki pelanggan tetap yang cukup fanatik. Hal entrepreneurship di bidang batik, yaitu mendirikan banyak bertemu konsumen sehingga Komar itu terutama karena produk Batik KOMAR memiliki The Indonesian Batik Institute (TIBI). Rencananya, mengetahui persis batik yang dibutuhkan konsumen. kualitas yang sangat bersaing di pasar. Desain dan setelah menyelesaikan program doktoralnya di ITB, Dengan bekal ilmu yang diperolehnya di bangku motifnya yang khas dan unik ditambah dengan Komar akan mendirikan TIBI pada tahun 2015 atau kuliah, Komar pun mulai membuat desain batik sendiri kombinasi warna yang menarik telah menciptakan 2016.

104 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Apa & Siapa

t all can be done only through hard working UNPAD, ITB lecturer art, artist sculptor, painter equipment. To create a batik design, Komar has that leads to innovation and creativity, so the and business practitioners. All that helped shape exploited the computer technology as well as to product resulted has a high competitiveness Komar being an entrepreneur insightful in documenting and store it in a computer. In fact, in various aspects, including in terms of analyzing, designing and implementing business in favor of idealism to preserve and develop the design,I quality, and price of the product. plans carefully. art of batik craft and industry of national Komar Such kind of industry philosophy that is applied On the advice of a Professor of Fine Arts ITB, never stingy to share his knowledge to fellow by Komarudin Kudiya, a batik entrepreneur born in in 1997 Komar follows Batik Shawl Competition entrepreneurs batik and to young people who want Cirebon on March 28, 1968 which now has succeed International Settlements in Yogyakarta held to jump in the business of batik. in developing batik industry in Bandung, West by Indonesian Batik Foundation (YBI) in Komar repeatedly involve in some region to Java. Although borned from batik entrepreneurs collaboration with the Ministry of Tourism and teach batik such as in Aceh, Riau, West Sumatra, family, Komar, whose name has now become the Telecommunications. Komar also successfully won South Sulawesi, Jambi and others. The workshop product trademark “Batik Komar”, had extended the title of Champion and Runner I. At this event “Batik Komar” on Jl. East Raya No. I Cigadung. experienced working in the field of business outside Komar much acquainted with government officials, 5 Bandung, Komar also organizes courses in batik, of batik. leaders and experts of national batik. named “Eduwisata Batik”. Through the program, Eventhough, the destiny can not be denied, Komar who is currently pursuing a Ph.D. at the participants can learn more about batik from Komar finally entered into batik industry. Komar the Faculty of Art and Design ITB started to really A to Z, from how to run a business batik. The even find success in the batik industry without plunge into batik industry in Bandung in 1998. learners not only come from domestic, but also from having to leave his studied. Komar knowledge Assisted initially with only three employees, Komar international such as Britain, the Netherlands, acquired in college, became valuable in supporting starting business in batik industry by developing Japan, Korea and others. In addition, Komar also the provision of business development batik batik motif with creating his own designs. Along organizes free training specifically for printing industry. His education background in logistic with growing the business of batik, since 2000 skilled and skilled labor in the manufacture of administration and International relation of Komar began registering brand Batik Komar equipment for batik stamp. UNPAD and design from the Institut Teknologi to the Ministry of Justice and the Directorate There is still one Komar’s obsession in an effort Bandung (ITB), in addition to the experience and General of Intellectual Property Rights. Until to preserve and develop national batik industry and hard working in batik industry, has made Komar now had hundreds of Batik Komar motifs that have entrepreneurship in the field of batik, i.e. establish to be a reliable batik entrepreneurs. registered the copyright to the Directorate General The Indonesian Batik Institute (TIBI). He plans to After graduated from UNPAD in 92, Komar of Intellectual Property Right. to establish after completing his doctoral program was working in a private company in Jakarta The all of Batik Komar now is very often appear at ITB, Komar will establishing TIBI in 2015 or engaged in toll equipment and systems. But on the in various batik exhibitions in the country and has 2016. sidelines of his days off (Saturday and Sunday) had regular customers whose fanatical. The main Komar still managed to sell batik motifs production reason is because the products have good quality Cirebonan parents. and very competitive in the market. The Designs From trading activities he met with many and motifs which is typical and unique coupled informasi | information » with an attractive colors has created a certain consumers and Komar knows exactly what they Batik Komar need. With the knowledge gained in college, Komar market segments. Showroom 1 Jl. Sumbawa No 22 Bandung 40113 began making his own batik designs with using To build a reliable batik industry, Komar has Telp. (022) 4237688 his parent’s design as an example. Design Batik also aware of the importance of supporting Batik Fax. (022) 4210720 Workshop dan Showroom 2 Jl. Cigadung Raya Timur I Komar development results were then stored in the Industry which is strong and efficient. Therefore, No. 1 Bandung 40191 computer in the form of clip art. Komar also create and develop a variety of ancillary Telp./Fax. (022) 2514788. Socially ample Komar has brought him to equipment batik industry which is more efficient, Email: [email protected], many people including lecturers marketing of such as gas stoves appliances for batik and batik website: www.batik-komar.com, www.wisatabatik.com

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 105 Apa & Siapa

Usianya baru 19 tahun, namun kiprah Dea Valencia di dunia perbatikan nasional sudah mendapat pengakuan dari banyak kalangan. She is still 19 years old, but Dea Valencia has received many recognition from various parties for her commitment in Indonesian batik.

emi melestarikan budaya batik Indonesia, wanita cantik berkulit putih ini rela menyusuri berbagai daerah untuk Dmendapatkan ‘batik-batik lawas’ yang diinginkannya. “Sudah tiga tahun saya menekuni profesi sebagai kolektor batik lawas,” ujar Dea. Apa sebenarnya Batik Lawasan? “Lawasan” diambil dari kata “lawas” dalam bahasa Jawa yang berarti lama atau tua. Warna dari batik ini sangat khas, yaitu berwarna lusuh, mengingat sejarahnya. Batik lawasan ini secara harfiah memang benar- benar batik yang sudah disimpan lama atau tua. Warna batik lawasan yang unik, membuat batik ini menjadi incaran para kolektor batik, tidak hanya dari Indonesia tapi juga di luar negeri. Ketertarikan Dea terhadap batik lawas muncul setelah dia membantu ibunya yang juga berprofesi sebagai kolektor batik. Seringkali Dea menemani ibunya untuk mencari koleksi batik lawas, terkadang dia juga diminta ibunya menjual koleksi batik lawas ibunya yang sudah menumpuk di rumahnya di kawasan Gombel, Semarang . “Suatu ketika saya diminta untuk menjual salah satu koleksi ibu saya. Batik itu sungguh menarik. Saya pikir mengapa tidak saya saja yang membelinya?” kata Dea mengenang pertama kali dia menjalani profesinya sebagai kolektor batik lawas. Berawal dari pembelian batik lawas milik ibunya itu, Dea mulai mencari koleksi batik-batik lainnya dari pelbagai daerah. Sejumlah daerah yang selama ini dikenal memiliki sejarah perbatikan, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Bali, dan beberapa kota lainnya di Idonesia, telah dijelajahinya. Agak sulit memang untuk mendapatkan batik- batik yang dibuat pada masa lalu, namun, berkat kesenangannya menggeluti profesinya itu serta didorong niatnya untuk melestarikan budaya batik Dea Valencia Indonesia, Dea mampu mendapatkan batik-batik dengan tahun pembuatan yang berbeda-beda. Jadi Pengusaha Batik Terkenal “Walau pun sulit, saya tetap berusaha mendapatkan kain batik lawas demi menjaga warisan budaya kita. Apalagi saat ini banyak batik lawas Indonesia yang dibawa kolektor ke luar negeri karena mereka tahu nilai dan sejarah batik tersebut,” jelasnya.

106 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Apa & Siapa

n order to preserve the Indonesian batik, cultural heritage. Moreover, currently many this young beautiful women has voluntary Indonesian batik lawasan have been brought out traveled in many regious only to find ‘batik from the country by collectors because they know lawasan’ that she really wants. “I have been the value and history of batik, “she explained. threeI years as collector of ‘batik lawasan’ she said. Thanks to the persistence, now the number of What is Batik Lawasan? “Lawasan” is taken batik lawasan collection have reached 800 pieces, from the word “old” in the Java language, which the oldest years of the making is 1880 and the means old or older. The color of batik is very typical, newest is 1948. Most of her batik collection is ie colored shabby, due to it’s history. literally ‘batik ‘enciman’ or ‘pesisiran’ ant she is still not satisfied lawasan’ is batik stored for longer time or old. The with the current number. “I will continue to add unique colors of batik Lawasan, made lawasan my collection of batik lawasan,” said Dea who has being a target of batik collectors, not only from not been satisfied with what she has gained at this Indonesia but foreigners as well. time. She started to be interested on ‘batik lawasan’ In searching for batik lawasan, She does not since she assisted her mother who also a batik only buy a batik which is still in good condition, collector. Sometimes Dea accompanied her mother but defected batik as well, such as part of it torned, in finding a batik lawasan, sometimes she also asked “The defected batik still can be used to make a batik to sell her mother’s collection of batik lawasan clothes,” she said. that had accumulated in her home in the Gombel, The technique is, the defected of batik lawasan Berkat keuletannya itu, jumlah koleksi batik Semarang. is cutted off into severa parts, but discard the lawas yang dimilikinya saat ini telah mencapai 800 “One time I was asked to sell one of my mother’s defective parts in advance. “The pieces of such potong, tahun pembuatan yang paling lama adalah collection. The batik was really interesting. I batik cloth was then combined with other fabrics tahun 1880 dan yang terbaru adalah tahun 1948. thought why not me who bought it? “Said Dea to be made into a batik shirt for women,” she said. Kebanyakan koleksi batiknya adalah batik enciman recalls the first time she walked on her profession The cClothing collection which is a combination atau batik pesisir. Jumlah koleksi yang dimiliki as a collector of batik lawasan. of new fabrics and batik lawasan evidently attacts itu belum membuatnya puas. “Saya akan terus Since she purchased her mother’s batik lawasan, women interest. There are great demand from menambah koleksi batik lawas saya,” papar Dea Dea began to searching other batik collection numbers of regions on Dea batik collection. yang belum puas dengan apa yang telah diperolehnya around the region. Number of areas that have been Dea did not the opportunity. By using the saat ini. known with batik history, such as Central Java, online system, she serves the orders everyday. Dalam mencari batik lawas, Dea tidak hanya East Java, Yogyakarta, Bali, and several other cities “Currently, I have 2,500 pcs of clothes with batik membeli batik lawas yang masih baik kondisinya. in Indonesia, has been explored. lawas combination”, she explained. The price range Kain batik yang cacat, seperti ada bagian yang It is hard to get batik made in the past, however, between Rp250 thousand to $ 1 million per piece. sudah robek, masih diterimanya. “Kain batik yang with her pleasure to cultivate a profession and Although just holding a bachelor’s degree of cacat masih bisa digunakan untuk membuat pakaian encourage her intention to preserve the culture of IT from a foamous university in Semarang, but batik,” ujarnya. Indonesia batik, Dea has been able to obtain batiks the lady who borned in 1994, will continue to be Caranya, kain batik lawas yang cacat itu which were made in different years. involved in batik. “I want to be a batik entrepreneurs dipotong-potong menjadi beberapa bagian dengan “Although there were tough, I was still trying like Batik Keris and Danar Hadi.” She said about terlebih dulu membuang bagian yang cacat. to get the batik lawasan in order to maintain our her obsession to be accomplished someday. “Potongan kain batik itu kemudian dikombinasikan dengan kain lainnya untuk dibuat menjadi baju batik untuk wanita,” ungkapnya. Koleksi baju dengan kombinasi kain baru dengan kain batik lawas itu ternyata banyak diminati oleh kalangan wanita. Banyak permintaan dari sejumlah daerah terhadap koleksi baju kombinasi batik lawas yang diproduksi Dea itu. Peluang itu tidak disia-sia kan Dea. Dengan menggunakan sistem online, setiap hari dia melayani permintaan kalangan pembeli. “Saat ini, koleksi baju dengan kombinasi kain batik lawas yang saya miliki mencapai 2.500 potong,” jelasnya. Adapun baju kombinasi batik lawas itu dijual dengan kisaran harga Rp250 ribu hingga Rp 1 juta per potong. Walaupun baru saja menyandang gelar sarjana informatika dari sebuah universitas di Semarang, namun wanita kelahiran 1994 itu masih akan terus bergelut dengan batik.” Saya ingin menjadi pengusaha batik sekelas Batik Keris dan Danar Hadi,” ungkap Dea tentang obsesi yang ingin dicapainya kelak.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 107 Tokoh

108 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Tokoh

Sang Pejuang Batik Indonesia Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita

Mencintai batik sudah menjadi bagian dari kehidupan Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita. Bagi tokoh batik istri politikus kawakan Partai Golkar, Ginandjar Kartasasmita ini batik sudah menjadi bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kesehariannya.

arena, sebagian besar waktunya kini Selang beberapa tahun kemudian, atas saran dan dua kegiatan pameran reguler, yaitu Pameran Batik dicurahkan demi perkembangan dan ajakan Dipo Alam (sekretaris Bappenas ketika itu) di Plaza Pameran Kementerian Perindustrian yang kemajuan dunia batik Indonesia. dan Firdaus Ali (Dirjen Industri Aneka Departemen digelar setiap tahun, serta Gelar Batik Nusantara K Kecintaannya terhadap batik sudah Perindustrian ketika itu), Jultin bersama sejumlah yang merupakan pameran batik dua tahunan di JCC. dirasakannya sejak dia masih kecil. Kecintaan pakar dan tokoh batik nasional serta rekan-rekan Selain itu, YBI juga selalu mengikutsertakan perajin/ itu tumbuh karena Jultin memang dibesarkan di sesama pecinta batik mendirikan Yayasan Batik pengusaha batik binaannya dalam berbagai ajang tengah-tengah keluarga yang berkecimpung dalam Indonesia (YBI), tepatnya pada tanggal 28 Oktober pameran lain dimana YBI diundang di dalamnya bisnis batik. Jultin sudah mengenal dan mencintai 1994. Sejak berdirinya yayasan hingga saat ini, Jultin seperti Fashion Week, dan berbagai pameran tekstil batik sejak usia belia. Karena, waktu masih kecil -- dipercaya rekan-rekan dan koleganya di YBI untuk dan garment, pameran di kedutaan besar dan lain- tahun1950-an-- Jultin muda sering diajak ibundanya memimpin yayasan nir laba itu selaku ketua umum. lain. berkeliling daerah sentra industri batik di Jawa Barat, Sebaliknya melalui yayasan inilah Jultin justru Apa yang dilakukan Jultin bersama kolega di YBI khususnya di Ciamis dan Tasikmalaya. Ibunda Jultin menemukan wahana yang sangat tepat untuk makin dan jajaran pemerintah sedikit demi sedikit mulai adalah saudagar batik yang menampung batik menyalurkan perjuangannya dalam melestarikan, membuahkan hasil. Secara perlahan tapi pasti, batik produksi para perajin batik di daerah untuk dijual melindungi, mengembangkan dan memasyarakatkan menjadi semakin populer dan diminati masyarakat. kembali kepada konsumen di kota Bandung. batik Indonesia sekaligus memajukan batik dan Tidak hanya di kalangan orang dewasa/tua, tapi Namun, sejak memasuki dunia sekolah hingga usaha kerajinan batik sebagai kegiatan usaha bernilai juga di kalangan anak muda dan remaja. Mereka menikah, Jultin sudah tidak pernah berinteraksi lagi tambah tinggi. kini tidak malu lagi menggunakan batik, bahkan dengan dunia batik. Hingga akhirnya pada tahun “Pada awalnya saya bertanya-tanya dalam hati mereka merasa bangga menggunakannya. Karena, 1983 sang suami Ginandjar Kartasasmita ditunjuk apakah saya bisa mengemban kepercayaan dari batik memang memiliki keindahan, keunikan dan Presiden RI ke-2 Soeharto menjadi Menteri Muda teman-teman para pemerhati dan pecinta batik. nilai seni yang tinggi. Bahkan banyak pula kalangan Urusan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Karena saya merasa pengetahuan saya tentang orang asing yang ‘kepincut’ dengan batik Indonesia. Negeri. Sebagai istri menteri yang otomatis menjadi batik secara detil masih kurang. Namun karena YBI pun berhasil mengorbitkan sejumlah Ketua Dharmawanita di kementerian yang dipimpin didorong semangat untuk mendukung tugas suami, pengusaha batik kecil menjadi pengusaha batik yang suaminya, Jultin tentu harus mendukung penuh tugas alhamdulillah saya dengan learning by doing akhirnya sukses dan punya nama besar. Kendati demikian Jultin suami dalam menggalakkan penggunaan produk- bisa juga memimpin yayasan ini sampai sekian puluh mengaku masih banyak yang harus dilakukan untuk produk dalam negeri, termasuk salah satunya batik. tahun,” tutur wanita kelahiran Bandung, 17 Juli 1946 mengembangkan batik nasional. Salah satunya Sejak itulah interaksi Jultin kembali menjadi sangat ini. adalah bagaimana agar generasi muda mau terjun intens dengan dunia batik nasional. Jultin pun banyak Apalagi bagi Jultin, YBI bukanlah satu-satunya ke industri batik mengingat kebanyakan perajin batik berinteraksi dengan kalangan desainer nasional dan organisasi yang dia pimpin. Masih ada sejumlah yang ada saat ini sudah pada tua. Upaya yang perlu mengarahkan mereka untuk menggunakan kain batik organisasi lain yang juga harus dia kelola, seperti digalakkan antara lain memperkenalkan pelajaran dalam pembuatan rancangan mode pakaiannya. Perkumpulan Pemberantasan Tuberculosis Indonesia, batik pada kurikulum sekolah. Jultin pun turut tampil di barisan terdepan Yayasan Bina Putera Sejahtera dan Dharmawanita. “Jadi, setelah kita mendapatkan pengakuan dalam mempromosikan batik kepada khalayak luas Belum lagi keluarganya yang juga membutuhkan dari UNESCO, kita tidak boleh diam saja. Kita agar dipergunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, perhatian dan kasih sayangnya. harus lebih giat melestarikan dan mengembangkan mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Selain mempromosikan batik kepada khalayak, batik nasional agar kita dapat mempertahankan “Sebab, sebelumnya batik itu lebih dikenal sebagai Jultin dengan YBI-nya juga giat membantu dan pengakuan itu,” tutur Jultin yang memiliki lebih dari barangnya para orang tua. Ketika itu memang hanya membina perajin dan pengusaha batik, serta turut 600 koleksi batik. Pada 24 Nopember 2012 lalu Jultin kalangan orang tua saja yang menggunakannya. memasarkan produk mereka. Salah satu sarana meluncurkan buku karyanya berjudul “Dunia Batik Penggunaannya pun terbatas hanya pada saat promosi dan pemasaran yang cukup efektif adalah Seorang Jultin yang berisi ulasan batik Jawa Barat acara resmi seperti pernikahan, upacara adat dan melalui ajang pameran. Karena itu, YBI menggelar hasil koleksinya selama hampir 20 tahun. lain-lain,” tutur Jultin.

Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 109 Tokoh

The Batik Warrior Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita

Loving batik has become a part of Jultin Harlotina Ginandjar Jultin has already been familiar since young age. For Jultin herself, YBI is not the only Kartasasmita life. As the Batik In 1950s - a young Jultin was often invited by her organization she leads. There are many other figure, the wife of former Golkar mother going around in the batik industry centre in organizations she has to manage, such as Anti- Party politician, Ginandjar West Java, especially in Ciamis and Tasikmalaya. Tuberculosis Association, the Foundation of Bina Kartasasmita, batik can not be Her mother was a merchant of batik, buying from Putera Sejahtera, Dharmawanita. Not to mention separated from her everyday life. batik artisans from many regions to be resale to her families which also need attention and affection. consumers in Bandung. However, since the start of school till married, In addition to promoting batik to public, Jultin had never interacted again with batik Jultin with her YBI has also actively helped and environment. Until finally in 1983 her husband, fostered batik artisans and entrepreneurs, as Ginandjar Kartasasmita was appointed by the well as supported to market their products. One 2nd President Suharto as Yunior Minister for means of effective promotion and marketing is Increased Use of Domestic Product. As a minister’s through exhibitions. Therefore, YBI holds two wife who automatically became the Chairman regular exhibitions, the Batik Exhibition at Plaza Dharmawanita, Jultin should, of course support Exhibition Ministry of Industry, yearly, as well her husband tasks in promoting the use of domestic as Batik Nusantara exhibition held at the JCC products, including batik. Since then she has been every two years. Moreover, YBI also include batik intensively involved in the world of national batik. artisans/ entrepreneurs trained partners in various She has also built a close interaction with national exhibitions where YBI was invited as a participant designers and directed them to use batik in their in it such as Fashion Week, various textile and fashion products. garment exhibitions, exhibitions in embassies and Moreover, Jultin steps forward in the forefront others. in promoting batik in order to be used by all people The efforts of YBI and the government has in all level of the society, ranging from children, gradually showed the results. Slowly but surely, teenagers and adults. “Previously, batik was better batik has become increasingly popular and known as goods that are belong to old people since attracted the public interest. Not only among only them who used them. Its use was still limited adults/old people favor batik, but also among young for formal occasions such as weddings, ceremonies people and adolescents. They are now no longer and others, “said Jultin. ashamed to use batik, even they feel proud to use A few years later, based on an advice and request it. Because, batik does have beauty, uniqueness and of Dipo Alam (former Bappenas secretary) and high artistic value. Even many among foreigners Firdaus Ali (former Director General of Various ‘smitten’ with Indonesian batik. Industry). Jultin, together with some batik experts YBI also successfully promoted many small and leaders of national batik as well as batik lovers scale batik entrepreneurs to become successful batik established the foundation of Indonesian Batik entrepreneurs with big names. Nevertheless Jultin (Yayasan Batik Indonesia), precisely on October argued there are many things to be done to develop 28, 1994. Since the establishment of the foundation, national batik. One of them is how the young people Jultin has been appointed to lead YBI nonprofit are interested to pursue batik industry since most foundation as a chairman. of the batik artisans now are getting old. An effort Through this foundation, indeed she has found needed to be realized is, for example, by introducing a appropriate vehicle to struggle for preserving, batik knowledge as a compulsary course in school protecting, developing and promoting Indonesian curriculum. batik, at once encouraging Indonesian batik to be “So, following the international recognition an industry with high value-added. by UNESCO, we must not be silent. We should “At first I wondered to myself whether I am be actively preserve and develop national batik so ecause, most of her time has now been able to carry out the stakeholder’s mandate, since I that we can maintain that recognition, “said Jultin devoted to the development of Indonesian felt my knowledge of batik in detail is still limited. which stores more than 600 collections of batik. batik. However, in order to totally support my husband, On November 24, 2012 Jultin launched his book Her favor to batik has grown since thank God, with learning by doing I have eventually entitled “A World of Batik of Jultin” containing sheB was a child. It has grown as Jultin was raised been able to lead the foundation for many decades, the review of West Java batik , her batik collection in the family engaged in the batik industry. So “said a woman born in Bandung, July 17, 1946. for nearly 20 years.

110 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 Tokoh

bangga menggunakan PRODUK INDONESIA Kreasi Batik Nusantara

issn: 2303204 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN www.kemenperin.go.id