Batik of the Archipelago Dari Meja Redaksi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Karya Indonesia EDISI KHUSUS 2013 Batik NusantaraBatik of the Archipelago dari meja redaksi Batik telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak pertengahan abad ke-18, khususnya di Jawa, bahkan telah menjadi warisan budaya yang turun temurun. Kerajinan batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indonesia, melalui arti simbolik dari warna dan desain yang mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas mereka. Keragaman macam pola batik nusantara mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa, phoenix China, bunga sakura Jepang dan merak India atau Persia. Walaupun batik berasal dari istana Jawa, beberapa daerah lain di Indonesia juga memiliki batik dengan gaya mereka sendiri batik. Saat ini sudah ada 23 propinsi di Indonesia yang memiliki corak mereka sendiri seperti dari Aceh, Kalimantan dan Papua. Bahkan, Kain Batik ini juga banyak dipakai di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Batik secara resmi telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO dan Indonesia kini memiliki hari batik yang selalu dirayakan setiap 2 Oktober sejak tahun 2009. Jenis batik yang tercatat sebagai Warisan Dunia adalah jenis “batik tulis” (baik tulis tangan) dan bukan “batik cap” (printed batik) Selain dicatatkan dalam UNESCO, salah satu cara lain pemerintah Indonesia untuk melindungi budaya tradisional Indonesia yang berlangsung di bidang batik adalah melalui “Batik Mark”. Salah satu tujuan adalah untuk membangun persepsi dunia bahwa batik, yang meliputi praktek mewarnai kain menggunakan metode lilin, berasal dari Indonesia. Dengan hadirnya KINA Edisi Khusus 2013, yang menggambarkan batik nusantara dari 23 propinsi ini. Diharapkan pembaca akan memperoleh inspirasi dan gambaran secara lebih jelas bagaimana batik sebagai warisan budaya tak benda dapat berkembang di Indonesia. Selamat membaca. Batik has clung in Indonesian society since mid 18th century, particularly Javanese, it was inherited culturally. Batik craft is intertwined with cultural identity of Indonesian people and, through the symbolic meanings of its colours and designs, expresses their creativity and spirituality. The wide diversity of Indonesian batik patterns reflects a variety of influences, ranging from Arabic calligraphy, European bouquets and Chinese phoenixes to Japanese cherry blossoms and Indian or Persian peacocks. While batik originated in Javanese courts, some other regions in Indonesia also have their own styles of batik. Currently there are 23 provinces in Indonesia has their own motifs such as from Aceh, Kalimantan and Papua. Moreover, Batik is also widely worn in neighbouring countries such as Malaysia, Singapore and Thailand. Batik has officially been acknowledged as one of Indonesian cultural heritage by UNESCO and now Indonesia has batik day which has been celebrated on every October 2nd since 2009. Type of batik reinforced as World Heritage is a type of “batik tulis” (hand-written batik) and not “batik cap” (printed batik). Other than inscripted in UNESCO, one of the Indonesian government’s ways of protecting its traditional Indonesian heritage takes place in the field of batik is through ‘Batik Mark’. One goal is to establish the world’s perception that batik- patterned textile, which includes the traditional practice of dying cloth through wax-resist methods, originates from Indonesia. With “Batikmark”, Indonesia somewhat combines the concepts of collective and certification marks. Only batik manufacturers who already passed their test and sell their products under a registered trademark can obtain a “Batikmark” certification. With the presence KINA Special Edition 2013, which describes the batik archipelago of 23 provinces. We hope the readers will gain inspiration and a clearer picture of how batik as an intangible cultural heritage can flourish in Indonesia. Happy reading. Daftar Isi Contents AKTUALITA INSERT Batik Past, Present and Future 6 Museum Batik Pekalongan 68 Sentra Batik Trusmi 70 MADE IN INDONESIA Kampoeng Batik Laweyan Solo 72 Batik Aceh, Raised After Tsunami Disaster 10 International Batik Center (IBC) 74 Tebingtinggi , The City of Batik in North Sumatra 12 Balai Besar Kerajinan Batik Yogya 76 Padangsari, Batik of The West Sumatra 14 UNIKAL 78 Besurek, Batik of Indigenous People of Bengkulu 16 The uniqueness of Batik Riau 18 AKSESORIS BATIK Batik Songket of Palembang 20 Canting Supini 80 The Tremendeous Beauty of Batik Jambi 22 Canting Cap ANALISA 82 Sembagi, The Treasure of Batik Lampung 24 Kancing Batok Kelapa 84 Batik Banten Going Globally 26 Batik Geek 86 The Classic Art of Batik Betawi 28 Dan Liris 88 Batik of The Shrimp City 30 De Living 90 The Glory of Garutan Batik 32 Gitar Batik 92 The Eco Batik from Banyumas 34 Edge of The River Batik 36 LINTAS BERITA Traditional Batik of Yogyakarta 38 Gelar Batik Nusantara 2013 94 Classical Batik of Pakualaman 40 Solo Carnival 95 Batik Craft of Jombangan 42 Batik Gedog from Tuban 44 OPINI Coastal Batik, Batik Madura 46 Sandiaga S Uno 96 The Beauty of Balinese Batik 48 Carmanita 100 Batik Sasambo-NTB, The Mixture ff -Sasak , Samawa , and Mbojo- 50 Inspiration Motif s of Batik from West Kalimantan 52 APA & SIAPA Maintaining The Growth of Batik Palangkaraya 54 Batik Komar 104 Batik Sasirangan, Batik of The Royals 56 Dea Valencia 106 Conserving The Unique Pattern of Batik Dayak 58 Bomba Batik from Central Sulawesi 60 TOKOH The Woven Batik of Southeast Sulawesi 62 Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita 109 Dobonsolo, Traditional Batik of Papua 64 Natural Dyes of Batik 66 REDAKSI Karya Indonesia Pemimpin Umum: Ansari Bukhari | Pemimpin Redaksi: Hartono | Wakil Pemimpin Redaksi : Feby Setyo Hariyono | Redaktur Pelaksana: Siti Maryam | Editor: Intan Maria | Photografer: J. Awandi | Anggota Redaksi: Hafizah Larasati, EDISI KHUSUS 2013 Betty Yarsita, Silvano Armada, Dewi Meisni, I Nyoman Wirya Artha Alamat Redaksi Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Perindustrian, Lt 6, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta Telp: (021) 5255609, 5255509, Pes. 4074, 2174. Batik Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap dengan panjang naskah 6000 - 8000 Nusantara karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke [email protected] Batik of the Archipelago Majalah ini dapat diakses melalui: www.kemenperin.go.id 4 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 AKTUALITA Past, Present and Future BatikBatik telah secara resmi diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, kata batik itu sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari suku kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik. Batik has officially been acknowledged as one of Indonesian cultural heritage by UNESCO. The word of batik itself comes from Indonesia, from the syllables “ba” and “tik”, meaning that there are lots of dots. idak bisa dipungkiri lagi, bahwa batik mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia. lingkungan kerajaan (keraton) kemudian berubah merupakan warisan budaya tak benda Pada tanggal 2 Oktober 2009batik Indonesia menjadi fungsi ekonomis di masyarakat, bahkan bangsa Indonesia.Hal ini sudah diakui memperoleh pengakuan dunia, padahal negara politis karena perkembangan batik di Indonesia secara internasional melalui organisasi T lain pun bisa mengklaimnya. Tapi kata batik itu juga sejalan dengan perkembangan demokrasi di pendidikan dan kebudayaan dunia yang berada sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari suku tanah air.Karena siapapun kini bisa membuat batik, di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik. Di negara padahal pada awalnya pembuatan batik hanya (PBB), yaitu UNESCO.Pengakuan internasional lain namanya bukan batik dan cara pembuatannya tertutup/terbatas di lingkungan keraton saja. ini sangat membanggakan sekaligus merupakan pun berbeda. Namun sampai saat ini tidak pernah Bahkan kini sudah sangat terbuka.Kerajinan batu loncatan (milestone) yang sangat strategis ditemukan catatan sejarah tentang asal muasal batik yang semula hanya terbatas di beberapa bagi bangsa Indonesia mengingat peranan batik canting dan malam. yang kini tidak hanya sekadar peninggalan budaya daerah di pulau Jawa, kini tersebar ke 27 provinsi Pengakuan UNESCO ternyata sangat penting melainkan juga memiliki fungsi ekonomis yang dan masyarakat di tiap daerah merasa memiliki dan strategis khususnya sebagai sarana promosi sangat penting. batik mereka. Misalnya, di Tarakan, Kaltim, mereka dan marketing.“Kita terperangah, semua langsung membuat batik dengan motif yang diambil dari Demikian benang merah dari wawancara bikin batik, semua jadi seneng batik. Sampai negara budaya dan lingkungan sekitar seperti flora (daun majalah KINA dengan Dirjen Industri Kecil Menengah lain pun ikutan, karena dengan terangkatnya batik tanaman atau bunga) dan fauna (jenis-jenis (IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah semua nebeng promosi di situ. Ini merupakan salah binatang tertentu yang khas di sana). Motif-motif seputar masalah perbatikan di kantornya belum satu batu loncatan (milestone). batik yang ada di suatu daerah tidak akan diklaim lama ini.Walaupun batik mungkin bukan berasal Perilaku batik Indonesia cukup unik, perjalanan oleh daerah lainnya karena mereka memang dari budaya asli bangsa Indonesia, namun budaya sejarahnya konsisten berevolusi dari hanya terbatas memiliki kekhasannya masing-masing. Seperti batik batik yang sudah tertanam kuat dalam masyarakat pada lingkungan keraton hingga meluas ke kalangan Papua, walaupun dibuatnya di Solo, tapi memiliki adat Indonesia secara berkesinambungan