ANALISIS POLISEMI VERBA IKU DALAM “ CHANNEL”

“SEXY ZONE CHANNEL” NI OKERU IKU TO IU DOUSHI NO TAIGIGO

NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH :

FADHILLAH RIDHA

NIM : 120708041

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara ANALISIS POLISEMI VERBA IKU DALAM “SEXY ZONE CHANNEL”

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Amin Sihombing Drs. H. Yuddi Adrian Muliadi, MA NIP. 19600403 1991 03 1 001 NIP. 196006827 1991 03 1 001

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Disetujui Oleh

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

1

Universitas Sumatera Utara Medan

Medan, Oktober 2016 Departemen Sastra Jepang

Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP: 19600919 198803 1 001

2

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesempatan dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula salawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di Yaumil akhir kelak. .

Kepada orang tua penulis, Bapak Jon Rito Tanjung dan Ibu Sri Darmini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu mendukung dan memberikan perhatian, nasihat, doa dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Semua yang Ayah dan Ibu lakukan untuk penulis tidak dapat penulis balas sampai kapan pun.

Skripsi yang berjudul “Analisis Polisemi Verba Iku dalam Sexy Zone Channel” ini diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana di Fakultas

Ilmu Budaya Departemen Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu:

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum, selaku Ketua Departemen Sastra

Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Amin Sihombing, selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing penulis dalam membuat skripsi ini.

i

Universitas Sumatera Utara 4. Bapak Drs. H. Yuddi Adrian Muliadi, M.Ma, selaku dosen pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan membuat skripsi saya menjadi lebih

sempurna.

5. Seluruh Staf Pengajar Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama duduk di

bangku perkuliahan.

6. Dosen Penguji Ujian Seminar Proposal dan Penguji Ujian Skripsi, yang telah

menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini.

7. Keluarga besar penulis Ayah, Ibu, Fira, Zaki, Yazi, Uni Izza, Bunda, Sakti

dan semuanya, yang telah membantu dan memberikan motivasi kepada

penulis.

8. Para Sensei yang mendukung melalui saran-sarannya walaupun bukan sebagai

Dosen Pembimbing. Pak Nandi, Bu Adriana, Pak Puji, Bu Ines, Pak Eman

dan Erlina Sensei.

9. Kepada kakak dan abang Stambuk Kak Ghaisani Takaki, Bang Rasyid, Bang

Ghofur, Kak Ami, Bang Agung, Bang Dodi, Kak Boda, dan semuanya yang

tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah menyemangati dan

mendengarkan keluh-kesah penulis.

10. Kepada teman-teman seperjuangan stambuk 2012, terutama Dini, Jaka, Cici,

Santi, Gatra, Icha, Neny, Romi, Surya, Reno, Novi, Nur, Yulia, Kak Resti,

Devi, Mia, Mbak Ayu, Nita, Nisa, Ayu Azura, Putri, Wandi, Fe, Nadira, Nia,

Wibi, Taufik Beta, Sangap, Ade, Dian, Qoi, Jessika, Vina, Desnita,dan yang

ii

Universitas Sumatera Utara telah mendukung dan memberi motivasi baik secara langsung maupun tidak

kepada penulis.

11. Kepada adik stambuk, Egik, Adelisa, Ridho, Kelvin, Anggi, Cindy, Kiky,

Irsan yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dikala

galau.

12. Kepada seluruh anggota Medan Yosakoi Team khususnya Refi, Yuyun, Likha,

Teguh, Ahmad, Amry, Putra, Cici, Rey, Intan, Dea, Wawa, Gus, Ivan, Zea,

Anggria, Via, Prilka, Ditha, Atta, Donna dan MYT tachii yang tidak bisa

disebutkan satu per satu namanya. Dokkoishooo…!!!

13. Kepada anak kos 22F terutama, reza, ade, irdha, echa, ina, fitri, susi, nita dan

semua anak bawah.

14. Kepada orang-orang KK Indonesia yang hebat luar biasa terutama Pak Bentek,

Pak Riston, Bu Icha, Bu Yenita, Bu Hui Ping, Bu Ulfa, Pak Abi, Pak Irwan,

Bu Jenny, Siti, Mas Agus, Kak Suli, Kak Unita serta staff kantor yang

membuat saya masih tetap menjaga pola pikir saya selama ini.

15. Kepada para Native Speaker yang mau saya tanyai mengenai pembahasan

saya, Takuya, Yujin, Aki-san, Hiroshi-san, Narita Sensei.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kesalahan, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan pembaca. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

iii

Universitas Sumatera Utara

Medan, Oktober 2016

Penulis

FADHILLAH RIDHA

iv

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1

1.2 Perumusan Masalah ...... 4

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ...... 4

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ...... 5

1.4.1 Tinjauan Pustaka ...... 5

1.4.2 Kerangka Teori...... 5

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 6

1.5.1 Tujuan Penelitian ...... 6

1.5.2 Manfaat Penelitian ...... 6

1.6 Metode Penelitian...... 7

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG VERBA, MAKNA, DAN IKU

2.1 Verba dalam Bahasa Jepang...... 9

2.1.1 Jenis-jenis Doushi ...... 11

2.2 Defenisi dan Jenis-jenis Makna ...... 14

2.3 Polisemi Iku ...... 24

v

Universitas Sumatera Utara BAB III POLISEMI VERBA IKU DALAM ACARA “SEXY ZONE

CHANNEL”

3.1 Acara Variety Show ...... 34

3.2 Pembahasan Polisemi Verba Iku dalam “Sexy Zone Channel”

...... 39

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ...... 59

4.2 Saran ...... 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

vi

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat karena bahasa adalah alat komunikasi manusia. Bahasa adalah satu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer, unik, produktif, dinamis, dan bervariasi (Chaer, 2007:13). Setiap negara di dunia memiliki bahasa kesatuannya sendiri. Tapi ada juga beberapa negara yang menggunakan bahasa yang sama dengan negara tetangganya. Seperti bahasa Melayu yang digunakan di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Indonesia. Namun ada juga negara yang bahasa kesatuannya hanya dimiliki oleh negara tersebut, yaitu Jepang.

Ada beberapa kosa kata dalam bahasa Jepang yang memiliki makna ganda.

Bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia maknanya belum tentu sesuai dengan yang dimaksud di dalam bahasa Jepang. Perbedaan makna yang terdapat dalam satu kosa kata dapat terjadi dalam struktur linguistik. Cabang linguistik yang mengkaji mengenai makna bahasa adalah semantik.

Semantik memiliki peranan penting untuk membuat pendengar melaksanakan sesuatu sesuai kehendak yang diinginkan penutur. Semantik tidak hanya mengkaji tentang makna bahasa, tetapi juga simbol dan tanda (Chaer, 2007:67). Bila kata yang diucapkan tidak dipahami dengan makna yang sama seperti yang diinginkan pembicara, komunikasi akan mengalami gangguan. Untuk itu, pengetahuan mengenai kata yang bermakna ganda harus lebih ditingkatkan. Pemakaian kosa kata yang tidak

1

Universitas Sumatera Utara tepat dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam berbahasa. Hal ini sering terjadi pada pembelajar bahasa Jepang.

Maka peran Semantik juga untuk menghindari kesalahpahaman yang terdapat dalam berkomunikasi. Semantik membahas relasi makna, yaitu Sinonim, Antonim,

Homonim, Hipernim, Hiponim, Akronim, dan Polisemi.

Polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda

(Pateda, 2010:214). Polisemi adalah satu kata yang memiliki banyak arti.

Penggunaannya tergantung pada kondisi pembicaraan berlangsung. Polisemi dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman karena faktor berikut:

1. Adanya pergeseran pemakaian bahasa.

2. Faktor susunan kata dalam kalimat.

3. Pemakaian yang dikhususkan dalam suatu lingkungan sosial.

4. Pengaruh bahasa asing.

5. Pemakai bahasa asing yang ingin menghemat penggunaan kata.

6. Faktor pada bahasa itu sendiri yang terbuka untuk menerima

perubahan.

7. Pengucapan yang terlalu cepat.

Dalam bahasa Jepang contoh kata yang berpolisemi adalah saki. Kata saki dapat berarti duluan dan lama tergantung kondisi dan tempat pembicara. Dapat dilihat di contoh berikut:

(1) 行き先がわからない

Iki saki ga wakaranai

2

Universitas Sumatera Utara Tidak tahu tempat tujuan.

(www.hendrizalman.blogspot.com)

(2) 私の誕生日はまだ先です

Watashi no tanjoubi ha mada saki desu

Ulang tahun saya masih lama.

(www.hendrizalman.blogspot.com)

Kalimat di atas menunjukkan bahwa perbedaan makna saki. Kalimat pertama bermakna tempat tujuan dan kalimat kedua bermakna lama. Selain saki, kosa kata yang berpolisemi adalah iku.

Moriyama (2012:66) menjelaskan dalam Nihongo Tagigo Gakushuu Jiten

Doushi Hen bahwa iku memiliki 7 arti:

目的地に移動する= Bergerak ke tempat tujuan

Contoh: 家から駅に行く道で、先生に会った。

= Dari rumah menuju ke stasiun berpapasan dengan dosen.

1. 死ぬ = Mati

2. 風•手紙などが届く = Menyampaikan

3. 道•乗り物が通じている = Menuju

4. 時間がすぎる = Melewati

5. よい方向に進む = Maju, Bertumbuh

6. 先頭を進む = Duluan

7. ある状態•方法で進む = Dengan cara

3

Universitas Sumatera Utara Karena hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian mengenai kata iku yang akan dijelaskan lebih lanjut di dalam skripsi berjudul ANALISIS POLISEMI

VERBA IKU DALAM ”SEXY ZONE CHANNEL”.

1.2 Perumusan Masalah

Kata berpolisemi dalam bahasa Jepang sangat banyak. Untuk memahami penggunannya, pembelajar Bahasa Jepang harus mengetahui kapan kata itu digunakan. Agar lebih mudah memahami kata yang berpolisemi, pembelajar dapat mendengarkan banyak percakapan sehari-hari, contohnya dari video.

Kata iku banyak mengalami perubahan makna. Sehingga penulis ragu untuk memakai yang mana iku yang sesuai dengan kondisi yang diinginkan. Karena itu rumusan masalah ini adalah:

1. Polisemi makna apa saja yang terdapat pada Verba iku?

2. Polisemi Verba iku apa saja yang terdapat di dalam Sexy Zone Channel?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Saat menonton acara variety show yang berjudul “Sexy Zone Channel”, penulis menjumpai banyak penggunaan kata iku. “Sexy Zone Channel” adalah acara variety show dari Fuji Terebi Two yang menayangkan sebuah idol grup laki-laki bernama Sexy Zone yang berjumlah lima orang. Mereka melakukan banyak kegiatan seperti mengunjungi tempat makan, tempat wisata maupun melakukan kegiatan olahraga. Di dalam percakapan mereka , penulis menemukan banyak penggunaan

4

Universitas Sumatera Utara kata iku yang dipakai dalam beberapa kondisi. Penulis tertarik melakukan penelitian ini agar para pembelajar bahasa Jepang tidak salah dalam menerjemahkannya.

Dan pada penelitian ini, penulis akan mengambil contoh-contoh kalimat yang menggunakan verba iku dan mengelompokkan maknanya sesuai dengan arti menurut

Moriyama dari “Sexy Zone Channel” episode 2, 9, dan 16 yang akan dijelaskan berdasarkan situasinya.

1.4 Tinjuan Pustaka dan Kerangka Teori

1.4.1 Tinjauan Pustaka

Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Chaer, 2007: 12). Secara internal, linguistik membahas pengkajian fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Sedangkan secara eksternal mengkaji sosiolinguistik, psikolinguistik, dan neurolinguistik.

Semantik mengkaji tentang makna bahasa. Cabang semantik leksikal membahas makna leksem, makna butir leksikal, atau makna yang secara inheren ada di dalam butir leksikal itu (Chaer, 2007:68). Makna leksikal membahas pengkajian mengenai kesamaan makna, kebalikan makna, ketercakupan makna, dan keberlainan makna.

1.4.2 Kerangka Teori

Makna Kontekstual adalah, pertama, makna penggunaan sebuah kata (atau gabungan kata) dalam konteks kalimat tertentu; kedua, makna keseluruhan kalimat

(ujaran) dalam konteks situasi tertentu (Chaer: 2007: 81). Maka satu kata bisa

5

Universitas Sumatera Utara berbeda arti tergantung kondisinya. Selain itu, masalah dalam makna kontekstual adalah adanya perbedaan pengetahuan pendengar dalam memahami makna tersebut.

Penulis menggunakan teori kontekstual karena makna kata iku yang akan dibahas terdapat dalam percakapan di berbagai situasi dalam video “Sexy Zone Channel”.

Polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu. Arti dari makna yang kita maksud bisa diterima berbeda oleh lawan bicara kita. Karena kegandaan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca ragu-ragu untuk menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya (Pateda, 2010:214).

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan makna yang terdapat pada Verba iku sebagai

polisemi.

2. Untuk mendeskripsikan polisemi Verba iku yang terdapat di dalam “Sexy

Zone Channel”

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kata-kata berpolisemi

pada kalimat di dalam bahasa Jepang

2. Menjadi tambahan referensi untuk penelitian lain yang berhubungan

dengan polisemi.

6

Universitas Sumatera Utara 1.6 Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘Methodos’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Metode menyangkut cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang diteliti. Sedangkan penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘research’ yang artinya proses pengumpulan data. Maka metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk memahami objek yang diteliti melalui proses pengumpulan data.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak atau dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi. Metode simak adalah metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti (Sudaryanto, 1993:132). Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Teknik yang digunakan yaitu metode observasi tidak langsung karena menggunakan alat bantu berupa video berjudul “Sexy Zone Channel”.

Untuk menganalisis data digunakan metode deskriptif kualitatif. Karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini merupakan data deskriptif. Maka analisisnya fokus pada penunjukkan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada angka-angka (Mahsun, 2011:257). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena data yang disediakan berupa kalimat dan percakapan yang terdapat dari video berjudul “Sexy Zone Channel”. Setelah mencatat semua kata iku yang terdapat di dalam video, kemudian dianalisis apakah kata iku tersebut bermakna apa

7

Universitas Sumatera Utara sesuai dengan situasi saat diucapkan. Lalu dihitung ada berapa makna iku berdasarkan pengelompokan yang telah dibuat oleh Moriyama.

8

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG VERBA, MAKNA, DAN IKU

2.1 Verba dalam Bahasa Jepang

Muraki (1996:16) mengemukakan mengenai fungsi verba sebagai berikut:

にほんご どうし ぶん なか ぶん まつび じゅつご ぶん 日本語の動詞は、文の中で、文の末尾におかれて述語として文をしめ

しゅうしようほう ぶん とちゅう じゅつご えん どうじ くくったり(終止用法)、文の途中で述語としてのはたらきを演じると同時

た じゅつご ちゅうし れんようようほう こうぞく に、さらに他の述語につながっていったり(中止あるいは連用用法)、後続

めいし しゅうしょくげんてい れんたいようほう たきのう の名詞を 修飾限定したり「連体用法」という多機能をあらわしわけるため

こうてい ひてい だんてい すいりょう かこ げんざい みらい に、また、肯定か否定か、断定か 推量か、過去か現在・未来かといったさ

の かた ふくざつ かたち はったつ まざまな述べ方をあらわしわけるために、複雑な 形 を発達させているわけ

である。

Romaji:

Nihongo no joshi wa, bun no nakade, bun no matsubi ni okarete jutsugo to shite bun wo shimekukuttari (shuushoohoo), bun no tochuu de jutsugo to shite no hataraki wo enjiru to douji ni, sara ni ta no jutsugo ni tsunagatte ittari (chuushi arui wa renyouyoohoo), kouzoku no namae wo shuushoku gentei shitari “rentaiyoohoo” to iu takinou wo arawashi wakeru tame ni, mata, koutei ka, hitei ka, dantei ka, suiryou

9

Universitas Sumatera Utara ka, kako ka, genzai/mirai ka to itta samazama na nobete kata wo arawashi wakeru tame ni, fukuzatsu na katachi wo hattatsu sasete iru wake de aru.

Terjemahan:

Verba dalam bahasa Jepang di dalam kalimat diletakkan di akhir kalimat, dapat berfungsi sebagai predikat di akhir kalimat, atau sebagai predikat di tengah kalimat yang berhubungan dengan predikat lain di akhir kalimat, dan juga sebagai pewatas nomina. Selain sebagai predikat, verba bahasa Jepang juga digunakan dalam menyatakan, negasi, penegasan, dugaan, dan menyatakan kala, yaitu masa lampau, masa kini, atau masa yang akan datang.

Verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau keadaan, yang juga disebut kata kerja (Moeliono, 2005 : 1260). Dalam bahasa Jepang verba disebut dengan doushi. Doushi adalah kata kerja yang berfungsi menjadi predikat dalam suatu kalimat, mengalami perubahan bentuk (katsuyou) dan bisa berdiri sendiri

(Sutedi, 2003 : 42).

Makna doushi dilihat dari kanjinya:

動 = ugoku, dou = gerak

詞 = kotoba, shi = kata

動詞 = doushi = kata yang bermakna gerak

Nomura dan Koike dalam Sudjianto (2007: 149) berpendapat hampir sama dengan Sutedi. Mereka menyatakan bahwa verba (doushi) adalah salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang, sama dengan ajektiva-i dan ajektiva-na yang menjadi salah satu jenis yougen. Kelas kata ini dipakai untuk menyatakan aktivitas, keberadaan atau

10

Universitas Sumatera Utara keadaan sesuatu. Doushi dapat mengalami perubahan (katsuyou) dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa verba (doushi) adalah kelas kata yang menyatakan aktivitas, keberadaan atau keadaan (peristiwa), mengalami perubahan (katsuyou), yang dapat berdiri sendiri dan bisa menjadi predikat dalam suatu kalimat.

2.1.1 Jenis-Jenis Doushi

Sutedi (2003:48) menyatakan bahwa verba bahasa Jepang digolongkan ke dalam tiga kelompok berikut:

1. Kelompok I (godan-doushi)

Verba kelompok ini disebut dengan godan-doushi, karena mengalami

perubahan dalam lima deretan bunyi bahasa Jepang, yaitu A-I-U-E-O.

Cirinya yaitu verba yang berakhiran huruf U, TSU, RU, BU, MU, NU,

KU, GU, SU.

Contoh: 会う a-u bertemu

持つ mo-tsu membawa

切る ki-ru menggunting

学ぶ mana-bu belajar

飲む no-mu minum

死ぬ shi-nu mati

聞く ki-ku mendengar

11

Universitas Sumatera Utara 泳ぐ oyo-gu berenang

話す hana-su berbicara

2. Kelompok II (ichidan-doushi)

Verba kelompok ini disebut ichidan-doushi, karena perubahannya terjadi

pada satu deretan bunyi saja.

Contoh: 見る miru melihat

寝る neru tidur

食べる taberu makan

3. Kelompok III (henkaku doushi)

Verba kelompok III merupakan verba yang perubahannya tidak beraturan

dan hanya terdiri dari dua verba berikut.

Contoh: する suru melakukan

くる kuru datang

Selain itu Terada Nakano dalam Sudjianto (2007:150) menyatakan bahwa jenis-jenis doushi adalah:

1. Fukugo Doushi

Terbentuk dari gabungan dua kata atau lebih. Gabungan kata tersebut secara

keseluruhan dianggap satu kata. Contoh: hanashiau ‘berunding’

(doushi+doushi)

2. Haseigo Toshite no Doushi

Doushi yang memakai prefix atau doushi yang terbentuk dari kelas kata lain

dengan menambahkan sufiks. Kata-kata tersebut secara keseluruhan dianggap

12

Universitas Sumatera Utara sebagai satu kata. Misalnya: Samayou ‘mondar-mandir’, Bunnaguru

‘melayangkantinju’, Kowagaru ‘merasa takut’.

3. Hojo Doushi

Hojo doushi adalah doushi yang menjadi bunsetsu tambahan. Misalnya: 父に

英語を教えてもらう。(Chichi ni eigo o oshiete morau) Saya belajar

bahasa Inggis dari ayah.

Seiichi Makino dan Michio Tsutsui dalam Yusmarani (2006:18) mengklasifikasikan verba secara semantik menjadi lima jenis yaitu:

1. Verba statif, menunjukkan keberadaan. Biasanya verba ini tidak muncul

bersama dengan verba bantu –iru.

Contoh: ある iru ada

できる dekiru bisa

いる iru membutuhkan

2. Verba Continual, berkonjugasi dengan verba bantu –iru untuk

menunjukkan aspek pergerakan.

Contoh: 食べる taberu makan

食べている tabeteiru sedang makan

飲む nomu minum

飲んでいる nondeiru sedang minum

13

Universitas Sumatera Utara 3. Verba Punctual, berkonjugasi dengan verba bantu –iru untuk

menunjukkan tindakan atau perbuatan yang berulang-ulang atau suatu

tingkatan/posisi setelah melakukan suatu tindakan.

Contoh: 知る shiru mengetahui

知っている shitteiru mengetahui

打つ utsu memukul

打っている utteiru memukuli

4. Verba Non-Volitional. Verba ini biasanya tidak memiliki bentuk ingin,

bentuk perintah, dan bentuk kesanggupan. Verba ini digolongkan sebagai

verba yang berhubungan dengan emosi dan verba yang tidak berhubungan

dengan emosi.

Contoh: このむ konomu menyukai (berhubungan)

みえる mieru kelihatan (tidak berhubungan)

5. Verba Movement. Verba ini menunjukkan gerakan.

Contoh: 歩く aruku berjalan

帰る kaeru kembali/pulang

2.2 Defenisi dan Jenis-jenis Makna

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari

14

Universitas Sumatera Utara empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension).

Cabang linguistik yang mempelajari tentang makna adalah Semantik.

Semantik juga mempelajari tentang tanda, lambang, dan simbol. Bidang ilmu yang mengkaji makna berbagai tanda dan lambang disebut semiotika. Karena bahasa itu juga merupakan sistem lambang maka sebenarnya makna bahasa juga termasuk dalam semiotika. Namun, secara khusus kajian mengenai makna bahasa ini mempunyai wadah sendiri, yaitu semantik (Chaer, 2007b: 67). Dalam pengertian luas, semantik dapat dibagi menjadi 3 pokok bahasan:

1. Sintaksis : Makna yang berhubungan dengan struktur.

2. Semantik : Makna yang sesuai dengan objeknya.

3. Fragmatik : Makna ujaran.

Makna terbagi dua, yaitu Denotasi dan Konotasi. Denotasi adalah makna sesuai dengan objeknya dan konotasi adalah makna sesuai dengan nilai, rasa, emosi, dan perasaan. Denotasi terbagi dua, yaitu leksikal dan gramatikal.

Verhaar dalam Pateda (2010:96) mengemukakan istilah makna gramatikal dan makna leksikal, sedangkan Boomfield dalam Pateda (2010:96) mengemukakan istilah makna sempit (narrowed meaning), dan makna luas (sidened meaning).

Menurut Chaer (1994), makna dapat dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu:

1. Makna berdasarkan Semantik

a. Makna Leksikal

Makna leksikal (lexical meaning) atau makna semantik (semantic meaning), atau makna eksternal (external meaning) adalah makna kata ketika kata itu berdiri

15

Universitas Sumatera Utara sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap. Makna leksikal ini dipunyai unsur – unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya (Harimurti, 1982:103). Verhaar dalam Pateda

(2010:119) berkata, “… semantik leksikal tidak perlu kita uraikan banyak disini; sebuah kamus merupakan contoh yang tepat dari semantik leksikal: makna tiap – tiap kata diuraikan disitu”.

Leksikal adalah bentuk adjektif yang diturunkan dari nomina leksikon. Makna leksikal adalah makna leksem, makna butir leksikal (lexical item), atau makna yang secara inheren ada di dalam butir leksikal itu. (Chaer, 2007:68). Makna leksikal mencakup kesamaan makna, kebalikan makna, ketercakupan makna, dan keberlainan makna.

Makna leksikal adalah makna yang sesungguhnya dan sesuai dengan observasi alat indera. Makna leksikal merupakan gambaran nyata tentang suatu hal yang dilambangkan oleh kata tersebut. Contohnya batin (hati), belai (usap), lecet

(cacat).

b. Makna Gramatikal

Makna Gramatikal (grammatical meaning), atau makna fungsional

(fungsional meaning), atau makna structural (structural meaning), atau makna internal (internal meaning) adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat (Pateda, 2010:103).

Makna gramatikal adalah makna yang muncul akibat proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Gramatikal berasal dari kata grammar yang berarti tata bahasa. Maka sebuah kata memiliki makna gramatikal apabila

16

Universitas Sumatera Utara mengalami peristiwa tata bahasa. Makna gramatikal dapat diketahui tanpa mengenal makna leksikal unsur-unsurnya. Makna gramatikal sering juga disebut Nosi. Contoh: ter + tabrak → tertabrak (menyatakan ketidak sengajaan).

2. Makna berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata

a. Makna Referensial

Makna referensial (referential meaning) adalah makna yang langsung berhubungan dengan acuan yang ditunjuk oleh kata (Pateda, 2010:125). Makna referensial muncul bila sebuah kata mempunyai referen atau sesuai dengan bahasa yang diacu oleh kata tersebut. Makna referensial biasanya terdapat pada kata penuh.

Contohnya kata meja, kata meja mempunyai referen yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut ‘meja’.

b. Makna Nonreferensial

Makna nonreferensial adalah adalah makna kata yang tidak memiliki referen.

Makna nonreferensial baisanya terdapat pada preposisi dan konjungsi. Contohnya kata karena yang tidak mempunyai referensi.

3. Makna berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata

a. Makna Denotasi

Makna Denotasi (denotative meaning) adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat menurut Harimurti dalam Pateda

(2010:98) Makna denotasi adalah makna polos, makna apa adanya. Sifatnya objektif.

17

Universitas Sumatera Utara Makna denotasi ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan (Maskurun ,1984:10). Makna denotasi hampir sama dengan makna referensial karena makna denotasi adalah makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya.

Setiap kata penuh mempunyai makna denotasi. Makna denotasi disebut juga sebagai makna denotasional, makna konseptual atau makna kognitif. Contohnya wanita memiliki denotasi ‘seorang manusia dewasa wanita/perempuan bukan laki- laki’. Wanita memiliki konotasi yang lebih tinggi dari perempuan atau betina.

b. Makna Konotasi

Zgusta dalam Pateda (2010:112) berpendapat makna konotasi adalah makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasanya berfungsi menandai. Harimurti (1982:91) berpendapat “aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).

Sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai ”nilai rasa”, baik positif maupun negatif. Makna konotatif dapat juga berubah dari waktu ke waktu. Misalnya kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti ’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif

(kelasmayaku.wordpress.com).

18

Universitas Sumatera Utara 4. Makna berdasarkan ketepatan makna

a. Makna Umum atau Makna Luas

Makna umum (general meaning) adalah makna yang menyangkut keseluruhan atau semuanya, tidak menyangkut yang khusus atau tertentu. Makna umum dapat juga dikatakan makna luas, makna yang luas pengertiannya.Makna luas (extended meaning) menunjukkan bahwa makna yang terkandung pada sebuah kata lebih luas dari yang dipertimbangkan.Contohnya bunga yang merupakan makna umum dari jenis-jenis bunga seperti mawar dan gloriosa.

b. Makna Khusus atau Makna Sempit

Makna Khusus adalah makna kata atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu. Makna khusus sama dengan makna sempit. Makna sempit

(specialized meaning) atau (narrowed meaning) merupakan makna yang berwujud sempit pada keseluruhan ujaran. Contohnya Mawar yang merupakan makna khusus dari bunga.

5. Makna berdasarkan ada atau tidaknya hubungan makna sebuah kata

dengan makna kata lain

a. Makna Konseptual

Makna konseptual (Belanda: conseptuele betekenis) disebut juga makna denotatif. Makna konseptual dianggap sebagai factor utama di dalam setiap komunikasi. Makna konseptual dapat diketahui setelah kita menghubungkan atau membandingkannya pada tataran bahasa. Untuk itu Leech dalam Pateda (2010:114) mengemukakan dua prinsip, yakni prinsip ketidaksamaan dan prinsip struktur unsurnya.

19

Universitas Sumatera Utara Makna Konseptual merupakan makna yang sesuai konsepnya, sesuai dengan referennya, makna yang bebas dari hubungan apapun. Makna Konseptual sama dengan makna referensial, makna leksikal, dan makna denotatif.

b. Makna Asosiatif

Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem yang memiliki hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar bahasa. Makna assosiatif adalah makna kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul pada penyapa dan pesapa. Makna ini muncul akibat assosiasi perasaan pemakai bahasa terhadap leksem yang dilafalkan atau yang didengarkan.

Makna Asosiatif disebut juga sebagai Makna Kiasan. Makna Kiasan

(transferred meaning atau figurative meaning) adalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya (Harimurti, 1982:103). Makna kiasan tidak sesuai lagi dengan konsep yang terdapat di dalam kata tersebut. Makna kiasan sudah bergeser dari makna sebenarnya, namun kalau dipikir secara mendalam, masih ada kaitan dengan makna sebenarnya.

Menurut Leech (1976), makna asosiatif dibagi menjadi 5 jenis, yaitu:

1. Makna Konotatif

Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya

bersifat sindiran. Dalam makna konotatif terdapat makna konotatif positif dan

negatif.

2. Makna Stilistik

Berhuungan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya

perbedaan sosial dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Makna stilistik

20

Universitas Sumatera Utara (Belanda: stilistische betekenis) adalah makna yang timbul akibat pemakaian bahasa (Pateda, 2010:127)

3. Makna Afektif

Makna afektif (Inggris: affective meaning, Belanda: affective betekenis) merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.

(Pateda, 2010:97). Dalam makna afektif terlihat reaksi pendengar atau pembaca ketika mendengar atau membaca sesuatu. Makna dalam bahasa lisan lebih dimengerti daripada dalam bahasa tulisan.

4. Makna Reflektif

Makna reflektif adalah makna yang muncul oleh penutur pada saat merespon apa yang dia lihat. Makna Reflektif terbagi dua: a. Makna Piktorial

Makna piktorial (pictorial meaning) adalah makna yang muncul akibat

bayangan pendengar atau pembaca terhadap kata yang didengar atau

dibaca menurut Shipley dalam Pateda (2010:122). Makna piktoral

berhubungan dengan perasaan pendengar atau pembaca. Makna piktoral

dapat menyinggung perasaan pesapa karena kata-kata yang diucapkan

penyapa bersifat tabu, kurang sopan atau kurang pantas.

21

Universitas Sumatera Utara b. Makna Gereflekter

Makna Gereflekter (Belanda: gereflecteerde betekenis) muncul dalam hal

makna konseptual yang jamak, makna yang muncul akibat reaksi kita

terhadap makna yang lain menurut Leech dalam Pateda (2010:102) Makna

gereflekter tidak saja muncul karena sugesti emosional, tetapi juga yang

berhubungan dengan kata atau ungkapan tabu. Kata-kata ini bermakna

tabu dan harus digantikan dengan kata lain yang bermakna sama.

5. Makna Kolokasi

Makna kolokasi (Belanda: collocatieve betekenis) biasanya berhubungan

dengan penggunaan beberapa kata di dalam lingkungan yang sama

menurut Leech, I dalam Pateda (2010:110).

6. Makna berdasarkan bisa atau tidaknya diramalkan atau ditelusuri

a. Makna Idiomatikal

Idiom dibedakan menjadi dua yaitu, idiom penuh dan idiom sebagaian. Idiom penuh adalah idiom yang semua unsurnya sudah melebur menjadi satu kesatuan

Sedangkan idiom sebagian adalah idiom yang salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya sendiri.

b. Makna Peribahasa

Makna peribahasa adalah makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya asosiasi antara makna asli dengan makna sebagai peribahasa. Makna pribahasa ini bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan, maka bisanya juga disebut dengan nama perumpamaan. Kata yang

22

Universitas Sumatera Utara sering digunakan dalam pribahasa yaitu kata seperti, bagai, bak, laksana, umpama, tetapi ada juga peribahasa yang tidak menggunakan kata-kata tersebut namun kesan peribahasanya tetap tampak.

7. Kata atau leksem yang tidak memiliki arti sebenarnya

a. Makna Kias

Makna Kias adalah makna Kata atau leksem yang tidak memiliki arti sebenarnya, yaitu oposisi dari makna sebenarnya.Oleh karena itu, semua bentuk bahasa yang tidak merujuk pada arti sebenarnya (arti leksikal, konseptual, denotatip) disebut arti kiasan.

b. Makna Kontekstual

Makna kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Konteks yang dimaksud di sini, yakni: (i) konteks orangan, termasuk di sini hal yang berkaitan dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicara/pendengar, latar belakang sosial ekonomi pembicara/pendengar; (ii) konteks situasi, mislanya situasi aman, situasi rebut; (iii) konteks tujuan, misalnya meminta, mengharapkan sesuatu;

(iv) konteks formal/tidaknya pembicaraan; (v) konteks suasana hati pembicara/pendengar, misalnya takut, gembira, jengkel; (vi) konteks waktu, misalnya malam, setelah maghrib; (vii) konteks tempat, apakah tempatnya di sekolah, di pasar, di depan bioskop; (viii) konteks objek, maksudnya apa yang menjadi focus pembicaraan; (ix) konteks alat kelengkapan bicara/dengar pada pembicara/pendengar;

(x) konteks kebahasaan, maksudnya apakah memenuhi kaidah bahasa yang

23

Universitas Sumatera Utara digunakan oleh kedua belah pihak; dan (xi) konteks bahasa, yakni bahasa yang digunakan (Pateda, 2010:116)

Dari berbagai jenis makna yang dijelaskan, peneliti akan menggunakan

Makna Leksikal dan Makna Kontekstual. Penulis menggunakan makna leksikal karena makna yang akan dibahas dalam kata iku adalah makna yang berasal dari kata iku sendiri, yaitu makna yang berasal dari teori Moriyama Shin.

Peneliti juga menggunakan makna kontekstual karena kata iku yang akan dibahas berasal dari konteks-konteks yang berada dalam video “Sexy Zone Channel”, yaitu konteks situasi, konteks formal/non formal, konteks suasana hati pembicara/pendengar, konteks waktu, konteks tempat, konteks objek, dan konteks bahasa.

2.3 Polisemi Iku

Palmer dalam Pateda (2010:213) mengatakan, “It is also the case that the same word may have a set of different meaning,” suatu kata yang mengandung seperangkat makna yang berbeda, mengandung makna ganda. Simpsondalam Pateda

(2010:213) mengatakan, “A word which has two (or more) related meanings,” sedangkan Zgusta mengatakan, “All the possible senses the possible senses the word has.” Berdasarkan pendapat-pendapat ini dapat ditarik kesimpulan, polisemi adalah kata yang mengandung makna lebih dari satu atau ganda.Karena kegandan makna seperti itulah maka pendengar atau pembaca ragu-ragu menafsirkan makna kata yang didengar atau dibacanya.

24

Universitas Sumatera Utara Polisemi adalah kata yang memiliki makna lebih dari satu, dan setiap makna tersebut ada pertautannya (Kunihiro,1996:97). Contoh polisemi dalam bahasa Jepang adalah saki(先) yang mempunyai bermacam-macam arti, seperti tadi dan lama.

Karena kata yang berpolisemi memiliki banyak makna, kita harus mengetahui arti kata tersebut ketika digunakan. Menurut Machida & Momiyama (1997:109), langkah yang perlu dilakukan untuk menganalisis suatu polisemi yaitu:

1. Pemilihan makna

Dilakukan dengan beberapa cara: mencari sinonim, mencari antonim, melihat

hubungan antar makna, melihat variasi padanan kata dalam bahasa lain.

2. Penentuan makna dasar

3. Deskripsi hubungan antar makna dalam bentuk struktur polisemi

Terkadang polisemi dan homonim hampir sama dan agak sulit dibedakan.

Palmer dalam Pateda (2010:221) mengemukakan cara untuk membedakan polisemi dan homonim, yaitu:

1. Penelusuran secara etimologis. Misalnya bentuk pupil yang bermakna

murid atau mahasiswa yang tidak langsung berhubungan dengan pupil of

the eye yang bermakna biji mata, tetapi, secara historis dianggap berasal

dari bentuk yang sama. Di sini kita berhadapan dengan polisemi. Dalam

perkembangannya, bentuk pupil bisa saja berkategori yang lain yang

mengakibatkan bentuk tersebut tidak bersifat polisemistis, tetapi bentuk

yang homonim.

25

Universitas Sumatera Utara 2. Mencari makna ini. Misalnya kata tangan yang biasanya dihubungkan

dengan bagian anggota badan. Tetapi dalam perkembangannya, terdapat

urutan kata tangan kursi, dan urutan kata kaki tangan musuh. Di sini kita

berhadapan dengan metafora yang menyebabkan kata tangan bermakna

ganda.

3. Mencari antonimnya. Misalnya, kata indah yang dapat digunkaan untuk

rumah, baju, pemandangan, tulisan. Antonim kata indah adalah buruk.

Kata buruk ternyata dapat digunakan untuk baju, pemandangan, rumah,

tulisan. Dengan demikian kata indah bermakna ganda atau polisemi.

Sebaliknya kata terang berantonim dengan kata gelap. Kata terang dapat

digunakan untuk kamar, langit, suara, tulisan, tetapi kata gelap tidak

mungkin digunakan untuk suara, dan tulisan. Jadi, antonimnya tidak dapat

digunakan secara sama. Akibatnya kita berhadapan dengan homonim.

4. Alasan formal. Contoh, dalam bahasa Perancis terdapat bentuk poli yang

bermakna tingkah laku yang halus, baik yang dihubungkan dengan makna

literer, maupun makna kiasan. Dalam hubungannya dengan makna literer,

bentuk poli dikaitkan dengan depolir yang bermakna menghabiskan,

mengalahkan, dan dengan bentuk polissage yang bermakna kain lap,

sedangkan dalam pengertian lain, bentuk poli dihubungkan dengan

bentuk impoli yang bermakna tidak sopan, dan dengan bentuk politesse

yang bermakna kesopanan.

Arti iku di dalam Gakken Kokugo Daijiten karangan Kindaichi dan Ikeda

(1978:2004)

26

Universitas Sumatera Utara ゆ•く「行く」{○,イ「いく」と同じように使われるがより文章的な感

じをもつ。○,ロ「ふけゆく」「たちゆく」など文章的な語では「いく」とな

れんようけい そくおんびん らず「ゆく」となる。○,ハ連用形が促音便となるときは「ゆった」とならず

いち 「いった」となる}1. (その位置からはなれるように)すすむ。たちさる 2.

もくてき ばしょ ちい ぐんたい けいむしょ (ある目的の場所。地位などに)おもむく 3.(軍隊や刑務所に)はいる 4.

し ある ある とお ( くも かわ (知らせなどが)とどく。たっする。5. 歩く。歩いて 通る。6. 〔雲や川の

きせつ ねんげつ ) 水などが〕流れて行く。ながれさる。7.〔季節。年月などが〕すぎさる。8.

とし ( としは ) い かたち ほうほう もち <「年〔年端〕の行かぬ」の 形 で>おさない。9. ある方法を用いる。10.

(物事が)行われる。11. <「。。するわけには行かない」の形で>事情が事

情だから。。することはできない。12. {ある状熊に}なる。13. {女が}結

婚する。

Romaji:

Yu.ku [iku]{○,イ「Iku」to onajiyou ni tsukawareru ga yori bunshoutekina kanji wo motsu.○,ロ「Fukeyuku」「Tachiyuku」nado bunshouteki na go de wa

「iku」to narazu「yuku」to naru。○,ハRenyoukei ga sokuonbin to narutoki wa

「yutta」to narazu「itta」to naru}. 1. (Sono ichi kara wa nareru you ni) susumu. Tachisaru. 2. ( Aru mokuteki no basho. Chii nado ni ) omomuku. 3.

(Guntai ya keimusho ni)wa iru. 4.(Shirase nado ga)todoku。Tassuru. 5. Aruku.

27

Universitas Sumatera Utara Aruite tooru. 6. ( Kumo ya kawa no mizu nado ga) nagareteiku. Nagaresaru. 7.

〔Kisetsu. Nengetsu nado ga〕sugisaru. 8. <「Toshi (Toshiwa) no ikanu」no katachi de > osanai. 9. Aru houhou wo mocha iru. 10. ( Monogoto ga ) okonowareru. 11. <「..suru wake niwa ikanai」no katachi de>kotojyou ga kotojyou dakara.. suru koto wa dekinai. 12. {Aru jyoukuma ni}naru. 13. {Onna ga} kekkon suru.

Terjemahan:

Dijelaskan bahwa iku dan yuku penggunaannya hampir sama. Baik

(Fukeyuku) maupun (Tachiyuku) dan lain-lain penggunaannya bukan (iku) tapi (yuku).

Bentuk langsung dari pengucapan sengaunya bukan (yutta) tapi (itta) 1. Bergerak dari posisi. Maju。Berdiri. 2. Menuju Tempat Tujuan. 3. Pergi (Situasi di Medan Perang)

4. Menyampaikan (pengumuman) 5. Berjalan Melewati 6. Mengalir 7.

(Musim,Tahun) berlalu 8. (Umur) Bertambah 9. Menggunakan Satu Cara 10. Bisa

Melakukan perjalanan 11. Tidak Boleh Melakukan Sesuatu 12. Berubah menjadi

Kondisi Tertentu 13. Menikah, Menghubungkan

Sementara Moriyama (2012:66) menjelaskan dalam Nihongo Tagigo

Gakushuu Jiten Doushi Hen bahwa iku memiliki 7 arti:

目的地に移動する。

(Mokutekichi ni idou suru.)

=Bergerak ke tempat tujuan

Contoh: 家から駅に行く道で、先生に会った。

(uchi kara eki ni iku michi de, sensei ni atta)

28

Universitas Sumatera Utara Dari rumah ke jalan menuju stasiun, berpapasan dengan Sensei.

1. 死ぬ。

(shinu.)

Mati.

Contoh: 彼は、40歳という若さで逝ってしまった。

(Kare ha, 40sai to iu wakasa de itteshimatta.)

Dia meninggal di usia muda, 40 tahun.

2. 風•手紙などが届く。

(Kaze. tegami nadogatodoku.)

Menyampaikan.

Contoh: 大学から合格者に連絡が行った。

(Daigaku kara goukakusha ni renraku ga itta.)

Menghubungi pelamar yang sukses dari kampus.

3. 道•乗り物が通じている。

(michi.norimono ga tsuujiru.)

Menuju.

Contoh: この電車は、新宿へ行きませんよ。

(Kono densha ha, Shinjuku he ikimasenyo.)

Kereta ini tidak menuju ke Shinjuku.

4. 時間がすぎる。

(jikan ga sugiru.)

Melewati waktu.

29

Universitas Sumatera Utara Contoh: 往く春を惜しむ。

(Yuku haru wo oshimu.)

Menghargai musim semi yang terlewati.

5. よい方向に進む。

(yoi houhou ni susumu.)

Maju, Bertumbuh.

Contoh: a 研究が思い通りにいかなかった。

(Kenkyuu ga omoidoori ni ikanakatta.)

Penelitiannya tidak berjalan sesuai rencana.

b 試験の結果は満足がいくものでした。

(Shiken no kekka ha nattoku ga iku mono deshita.)

Hasil ujiannya memuaskan.

6. 先頭を進む。

(sakitou o susumu.)

Duluan.

Contoh: A 社は、他社にくらべ、一歩先を行っている。

(A sha ha, hoka ni kurabe, ipposaki wo itteiru.)

Perusahaan A, bila dibandingkan dengan yang lain, selangkah lebih maju.

7. ある状態•方法で進む。

(aru joutai.houhou de susumu.)

Dengan cara.

30

Universitas Sumatera Utara Contoh: よし、その手でいこう。(Yosh, sono te de ikou.) Yosh, kita

lakukan dengan tangan seperti itu.

Perbedaan penggunaan yuku dan iku menurut (Kamus Elektronik Goo Jepang )

にほんご ど う お ん た ぎ ご おお かんじ か わ いみ つう 日本語は同音多義語が多いので漢字で書き分けないと意味が通じない

い ことば などとよく言われます。たとえば「ゆく(いく)」というようなコトバはい

いみ つか こ く ご じ て ん ひ い い ゆ ろんな意味で使われます。国語辞典を引くと「行く、往く、逝く」などとい

ぐあい かんじ あ かんじ う具合に、いくつかの漢字が当てられていますから、これらの漢字で書き分

おも ようれい み かんじ か わ けるのかなと思います。ところが用例を見ると、すべてが漢字で書き分けら

わ たの れているわけではないということが分かります。「こころゆくまで楽しむ」

あん れい かんじ しめ とか、「その案でゆく」などといった例では漢字は示されていません。

にほんご ど う お ん た ぎ ご つか かんじ あたま おも う い 日本語の同音多義語を使うとき、漢字が 頭 に思い浮かぶと言われて

がってん よめ ようし も、合点が「いかない」のです。また「嫁にゆく」「養子にゆく」というば

てき か てきとう い か いっぱんてき あいに、「適く」と書くのが適当なのですが、「行く」と書くのが一般的に

いみ か わ げんかく なっていて、意味によって書き分けるというのもそう厳格なものではないよ

うです。

31

Universitas Sumatera Utara

Romaji:

Nihongo wa dōon tagi-go ga ō inode kanji de sho ki-bun ke nai to imi ga tsū ji nai nado to yoku gen waremasu. Tatoeba `yuku to iu yōna kotoba wa iron'na imi de-shi waremasu. Kokugo jiten o hiku to `gyō (i ) ku, (I ) ku, (Yu) ku' nado to iu guai ni, ikutsu ka no kanji ga tō tera rete imasukara, korera no kanji de kakiwakeru no ka na to Shitau imasu. Tokoroga yōrei o mi ru to, subete ga kanji de sho ki-bun kera rete iru wakede wa nai to iu koto ga bun karimasu. `Kokoroyuku made tanoshimu' toka,`sono an de yuku' nado to itta rei de wa kanji wa Shimesa rete imasen. Nihongo no dōon tagi-go o-shi utoki, kanji ga atama ni Shitau ka buto gen warete mo, gatten ga `ikanai' nodesu. Mata `yome ni yuku' `yōshi ni yuku' to iu ba ai ni,`teki ku' to sho ku no ga tekitō nna nodesuga,`gyō ku' to sho ku no ga ippan-teki ni natte ite, imi ni yotte sho ki-bun keru to iu no mo sō genkaku na monode wa nai yōdesu.

Terjemahan:

Dalam bahasa Jepang yang memiliki bunyi yang sama, kalau tidak dibedakan secara penulisan dengan kanji, maknanya tidak dapat dimengerti. Contohnya, kosa kata seperti [yuku (iku)], bisa digunakan dalam berbagai macam arti. . Bila diambil dari Kokugo Jiten, kalau mencari kata [iku. Iku. yuku] mungkin kanji yang muncul adalah kanji-kanji ini. .Walaupun, begitu, jika melihat contoh, dapat dimengerti bila dilihat dari kanjinya. Contohnya , seperti [Kokoro yuku made tanoshimu], [Sono an de yuku] atau contoh lain, tidak dapat dijelaskan artinya tanpa kanji. Dengan kata lain, kanji yang tidak cocok dengan yang kita pikirkan juga bisa muncul.

32

Universitas Sumatera Utara Bahasa Jepang yang pengucapannya sama, walaupun kita sudah tahu kanjinya, pemahamannya belum tentu bisa didapat. Dalam kasus ini, untuk mengatakan bahwa

[yome ni yuku], [youshi ni yuku] memang sudah pasangan katanya, tapi penulisan

[iku] secara khusus menurut arti dengan perbedaan penulisannya belum pernah dijelaskan secara jelas.

33

Universitas Sumatera Utara

BAB III

POLISEMI VERBA IKU DALAM “SEXY ZONE CHANNEL”

3.1 Acara Variety Show

Acara Variety Show adalah acara varietas (bahasa Inggris: variety show) juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan, adalah hiburan yang terdiri dari berbagai pertunjukkan, utamanya pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pembawa acara atau host. Jenis lain dari pertunjukan pada acara varietas diantaranya pertunjukan sihir, aksi sirkus, akrobatik, juggling dan berbicara dengan perut. Acara varietas adalah inti dari televisi anglofon pada masa-masa awal

(akhir 1940-an) dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia, acara varietas televisi menjadi program yang populer dan terus berkembang.

Sexy Zone adalah sebuah Idol Grup asuhan Jhonny’s & Associates yang beranggotakan 5 orang laki-laki tampan yang berusia rata-rata 20 tahun. Anggotanya adalah Kento Nakajima (22 tahun), Kikuchi Fuma (21 tahun), Shori Sato (20 tahun),

So Matsushima (19 tahun), dan Marius Yo (16 tahun). Untuk para penggemarnya, mereka membuat acara TV berjenis Variety Show yang menunjukkan aksi mereka dalam menghadapi berbagai tantangan. Acara TV ini berjudul “Sexy Zone Channel”.

Pertama kali disiarkan pada tanggal 26 Februari 2014, setiap hari Rabu, pukul 22:00-

23:00 oleh Fuji Terebi Two. Mulai tanggal 2 Maret 2014, acara ini dapat ditonton dengan smartphone di NOTTV setiap hari Minggu, pukul 23:00-23:30.

34

Universitas Sumatera Utara Acara TV ini disiarkan sekali seminggu dengan tema yang berbeda-beda. Mulai dari Panjat Tebing, menaiki Mobil Mini, Memancing, Bowling, mengunjungi tempat perbelanjaan sampai acara spesial makan-makan di Tahun Baru yang menunjukkan berbagai macam variasi makanan Jepang, terutama Sushi. Kita dapat mengenali berbagai budaya dan tempat di Jepang serta mempelajari bahasa sehari-hari mereka dari video ini. Untuk mendukung skripsi ini, saya mengambil episode 2, 9, dan 16 dari 26 episode yang ada.

Episode dua “Sexy Zone Channel” dimulai di ruang tunggu Sexy Zone.

Seperti biasa, para staff selalu masuk dengan kamera sudah menyala tanpa aba-aba.

Ini membuat member risih, tapi mereka harus membiasakan diri. Staff menyinggung episode satu yang membuat mereka sangat berusaha keras saat memanjat tebing.

Marius bahkan sampai pergi ke tukang pijat.

Mereka bercerita ulang mengenai Kento yang berhasil memanjat tebing lebih dulu di antara member, sementara So urutan kedua. Shori masih merasakan otot bagian dalamnya yang terasa sakit. Fuma bahkan masih mengantuk, tapi dia berusaha agar matanya tetap terbuka.

Tema untuk episode kali adalah Gokart. Gokart adalah mobil mini yang hanya bisa dinaiki satu orang dewasa dan dijalankan di sebuah track di dalam gedung.

Untuk mengetahui keahlian menyetir mereka semua, staff membawa mereka ke mesin balapan mobil dan menyuruh mereka bertanding. Sebenarnya ini hanyalah pemanasan sebelum menaiki Gokart yang sebenarnya.

Setelah menaiki mesin balapan mobil, mereka dibawa ke sebuah gedung besar tempat bernama Harbar Circuit. Mereka dilatih langsung oleh Pak Idou, sang pro

35

Universitas Sumatera Utara teknik mengendarai Gokart. Setelah penjelasan singkat dan berlari dua putaran, Pak

Idou memberi kesempatan pada para member satu per satu. Urutannya ditentukan dengan Janken. Dan waktu mereka untuk melewati satu set putaran dihitung. Orang yang berada di urutan paling akhir akan mendapatkan permainan hukuman.

Selanjutnya, member bertanding dengan urutan sesuai percobaan sebelumnya.

Hasilnya, Kento menempati peringkat pertama. Disusul oleh So, Fuma, Shori, dan terakhir Marius. Sesuai janji, orang yang kalah akan mendapatkan permainan hukuman. Hukuman yang akan dilaksanakan ditentukan oleh pilihan mereka pada putaran roda yang berisi hukuman. Mari harus meminum minuman yang rasanya asam, kemudian membuat wajah jelek sambil meniru salah satu tokoh artis.

Marius belum bisa melakukan permainan hukumannya dengan baik sehingga

Kento memukulnya. Tapi Shori membela Marius dan mengatakan “Dia belum terbiasa”. Setelah melakukan permainan hukumannya, mereka berbincamg-bincang di akhir acara. Para member menceritakan kesan-kesan mereka dan menutup acara.

Episode sembilan dimulai dari para anggota yang keluar dari mobil. Mereka langsung disambut oleh banyak kamera dan Pegunungan Fuji. Fuma terkejut karena kamera terlalu cepat merekam mereka sementara Kento memang sudah ingin direkam.

Para member lain mengucapkan selamat pagi dan membahas tema mereka di episode kali ini, yaitu memancing.

Bapak Omachi sebagai narasumber, menunjukkan cara melempar kail dengan benar dan menyuruh mereka mencoba satu persatu. Semua member melakukannya dengan baik, kecuali Marius, sang member termuda. Dia mendapat pelatihan khusus dengan staff sementara yang lain sudah mulai sibuk memilih umpan untuk ikan.

36

Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan ciri khas acara ini, selalu ada permainan Janken dan merangking dalam memilih sesuatu. Kali ini: Memilih umpan ikan yang terbaik. Pada akhirnya umpan ikan terbaik dimenangkan oleh Kento, sang Leader.

Member kembali dihadapkan dengan dua pilihan. Dua buah kapal yang tertutup kain berwarna perak dan biru. Salah satunya adalah kapal dengan mesin.

Mereka kembali melakukan Janken dan yang mendapatkan kapal mesin adalah Shori dan Marius. Bersama beberapa kameramen, mereka siap menangkap ikan pertama mereka.

Banyak kejadian selama memancing. Mulai dari Shori yang meniru suara ikan,

So yang mendapatkan kail Marius, sampai Marius yang berulang kali salah mengucapkan kail dalam katakana. Satu jam berlalu, tidak ada satupun member yang mendapatkan ikan. Mereka tidak puas, tapi durasi mengatakan mereka harus berhenti.

Mereka mengucapkan banyak terima kasih kepada pelatih dan berharap suatu saat sudah jago dalam memancing.

Episode enambelas yang menceritakan tentang member yang menaiki Sky Bus.

Episode ini mengunjungi lebih banyak tempat dibandingkan biasanya. Mereka kembali melakukan Janken dan hanya ada tiga orang yang boleh berbelanja keluar, yaitu Kento, Shori, dan So. Kikuchi dan Marius harus tinggal di bus bersama tour guide mereka, Miki-san.

Kento, Shori, dan So berbelanja banyak makanan sejenis gorengan. Mereka juga membeli manias, dank arena cuaca sedang hujan, mereka memutuskan untuk membeli payung berbentuk pedang. Tidak pula, mereka juga membeli katsura, wig

37

Universitas Sumatera Utara samurai. Saat mereka kembali ke bus, ternyata Kikuchi dan Marius sudah berbelanja makanan duluan.

Mereka kembali bersenang-senang dengan mencoba katsura di atas Sky Bus.

Selanjutnya, mereka menuju warung okonomiyaki, kali ini mereka pergi berlima.

Ternyata permainan menarik undian tentang siapa yang tidak boleh mendapat giliran makan tetap dilakukan. Orang yang sempat tidak mendapat giliran makan adalah

Kikuchi dan Shori. Mereka baru boleh makan di giliran selanjutnya.

Tempat terakhir yang mereka kunjungi adalah Tokyo Tower. Kikuchi menawarkan permainan undian. Siapa pun yang mendapatkannya, akan dianggap tidak ada dan keberadaannya akan digantikan oleh mascot Tokyo Tower, bernama

Noppon. Serta tidak bisa membuat foto stiker bersama member. Lagi-lagi satu orang yang tidak beruntung itu adalah Shori. Dia hanya bisa pasrah melihat member memperlakukan Noppon sebagai dirinya.

Shori tetap ikut ke mesin pencetak foto dan melihat mereka berfoto dari luar.

Dia berusaha menguatkan dirinya dengan menceritakan perasaannya kepada penggemar melalui kamera. Selesai berfoto, member berterima kasih kepada Noppon dan memperlakukan Shori seperti member baru. Shori minta permainan hukuman ini segera dihentikan dan para member hanya tertawa. Mereka menutup acara dengan

Shori yang masih merasa down karena tidak ikut membuat purikura.

Pengucapan iku di dalam 3 episode ini ada sebanyak 75 kalimat. Diambil masing-masing 3 kalimat yang bermakna “duluan”, “menuju”, “berkembang”, dan

“dengan cara”. Kemudian dianalisis dengan mendeskripsikan kejadian dan

38

Universitas Sumatera Utara dihubungkan dengan dialog. Dari situlah akan terlihat perbedaan iku yang dipakai digunakan untuk menyebutkan makna apa.

3.2. Analisis Polisemi Verba Iku dalam “Sexy Zone Channel”

Ikimasu yang berarti: “Duluan”

1

すたっふ たいむそくじょう じゅんばん スタッフ :タイム側定の順番どうしますか

まり さき おな マリ :先と同じ

ふうま じゃんけん 風磨 :またジャンケンしない

じゃんけん あと いちばん かた しょうり えら (ジャンケンの後、一番の方は勝利を選ばれた)

しょうり 勝利 :いきますよー

Romaji :

Sutaffu : Taimu sokujyou no junban doushimasuka?

Mari : Saki to onaji.

Fuuma : Mata janken shinai

(Janken no ato, ichiban no kata wa Shori o erabareta)

Shori : Ikimasuyo

39

Universitas Sumatera Utara Terjemahan:

Staff : Bagaimana kalau urutannya sesuai dengan waktu yang sudah diukur?

Mari : Aku ingin urutan yang sama dengan yang tadi

Fuuma : Ayo janken lagi.

(Setelah janken, orang yang pertama kali terpilih adalah Shori)

Shori : Duluan ya

Analisis:

Staff menanyakan pembagian urutan main untuk perlombaan Gokart. Mereka menawarkan bagaiamana jika urutannya berdasarkan waktu yang mereka capai untuk satu putaran. Dan penghitungan waktunya akan dilakukan sekarang. Sekarang saatnya memutuskan siapa yang akan dihitung waktunya duluan. Mari justru menginginkan urutan yang sama seperti latihan tadi. Fuuma menyarankan janken. Mereka memilih urutan dengan janken lagi, dan akhirnya terpilih Shori. Shori menaiki Gokartnya dan segera mengatakan Duluan ya. Menurut Moriyama, salah satu makna iku adalah duluan.

2

勝利 :ファスト。。何だっけ。。

きゃすと い ファスト キャスト 行きまーす。。

通れろっっ!!

いいんじゃない。。

40

Universitas Sumatera Utara うま スタッフ :上手いですね

勝利 :ちょっとやっぱ。。好きな。。やったことはないけど、この

す 好きなんで

Romaji:

Shori : Fasuto… Nan dakke…

Fasuto kyasuto ikima~su…

Tsurero!!

Sutaffu : Umai desune.

Shori : Chotto yappa… Sukina… Yattakoto ha nai kedo, kono suki nan de

Terjemahan:

Shori : Pertama… apa namanya…?

Memulai lemparan pertama

Lempar..!!

Sutaffu : Pandai ya.

Shori : Tunggu memang… aku suka. Aku gak pernah melakukannya, tapi

aku suka.

Analisis:

41

Universitas Sumatera Utara Shori mendapatkan kesempatan pertamanya dalam memancing ikan. Dia dan Marius sudah menaiki bot bermotor dan mulai melemparkan kail. Shori mengatakan ini adalah lemparan pertamaku. Kata iku disini menunjukkan Shori melakukan lemparan pertamanya lebih dulu dari Marius. Dia mengucapkannya sesaat sebelum melempar.

Sesuai dengan teori Moriyama yang mengatakan iku memiliki arti duluan.

3

しゃ (プリクラに写れない人を決める最後のクジ引きをする事に)

あや 風磨 :怪しいよな それな!

勝利 :怪しいって俺ヤバいかな!?

健人 :シャ。。。!

風磨 :シャ。。! オラ。。。!

(ハズレ佐藤)

風磨 :みんなで撮れてよかった。

健人 :おめえらどうもありがとう。最高の1日でした!

風磨 :プリクラ行きたいと思います!

今日は頑張った5人で。。

健人 :行きましょう!

Romaji:

42

Universitas Sumatera Utara Purikura ni sharenai hito wo kimeru saigo no kuji hiki wo suru koto ni.

Fuuma : Oyashii yo na sore na!

Shori : Oyashitte ore yabai kana?

Kento : Syaa..!

Fuuma : Syaa..! Ora..!

(Hazure Sato)

Fuuma : Minna de torete yokatta

Kento :Omeera doumo arigatou. Saiko no ichinichi deshita.

Fuuma : Purikura ikitai to omoimasu..!

Kyo wa ganbatta gonin de..

Kento : Ikimashou..!

Terjemahan:

Orang yang tidak diperbolehkan membuat purikura ditentukan dengan undian terakhir.

Fuuma : Mencengangkan ya ..

Shori : Sepertinya aku yang merasa tercengang..

Kento : Syaa.!

Fuuma : Syaa.! Ora..!

(Sato dapat yang kosong)

Fuuma : Syukurlah, bisa foto bareng semuanya

Kento : Kalian semua, terima kasih ya. Satu harian ini luar biasa.

Fuuma : Ayo kita buat foto Purikura..!! Hari ini 5 orang sudah berusaha.

43

Universitas Sumatera Utara Kento : Ayo..!!

Analisis:

Di Tokyo Tower, para member berencana mengambil foto stiker. Tapi, ada hukuman untuk satu orang yang tidak mendapatkan undian, keberadaannya diganti dengan

Noppon, mascot Tokyo Tower. Shori mendapat undian kosong, dan keberadaannya diganti dengan Noppon. Fuuma dan Kento mengambil alih dan mengucapkan terima kasih pada para member yang sudah berusaha bersama satu harian ini, kecuali Shori.

Shori yang ditinggal oleh teman-temannya hanya bisa pasrah.

Kata iku yang diucapkan Kento menunjukkan para member yang meninggalkan Shori.

Ini sesuai dengan iku berarti duluan yang dijelaskan oleh Moriyama.

Ikimasu yang berarti: “Berkembang”

1

すたっふ ぜんかい ぼるだりんぐ ろけ スタッフ :前回のボルダリングのロケどうでした?

そう たの 総 :楽しかったです

しょうり たの 勝利 :楽しかったですよ

けんと みな そこぢから み 健人 :皆の底力を見れた

44

Universitas Sumatera Utara そう てっぺん い 総 :テッペンまで行けたしね

Romaji :

Sutaffu : Zenkai no Borudaringgu no roke doudeshita?

Sou : Tanoshikatta desu

Shouri : Tanoshikatta desuyo

Kento : Minna no sokojikara o mireta

Sou : Teppen made iketashi ne

Terjemahan:

Staff : Kegiatan Panjat Tebing yang sebelumnya bagaimana?

So : Menyenangkan

Shouri : Menyenangkan kok

Kento : Kekuatan dasar semua orang terlihat

So : (Kento) Bisa pergi sampai ke puncak kan..

Analisis:

Di adegan pertama, para staff “Sexy Zone Channel” masuk ke ruang ganti dan menanyakan kabar para member. Terutama kesan mereka tentang Kegiatan Panjat

Tebing di episode sebelumnya. So dan Shori mengatakan bahwa kegiatan itu menyenangkan. Kento berkomentar bahwa kekuatan asli para member terlihat dari

45

Universitas Sumatera Utara kegiatan itu. Kento yang pada walnya paling takut, justru berhasil. Disini So memuji

Kento yang mampu memanjat sampai puncak. Kata Iketa disini memiliki arti perkembangan Kento yang berhasil sampai. Sesuai dengan teori Moriyama yang menyatakan iku bermakna berkembang.

2

おれ がんば 風磨 :俺は自分が出来なかったのがだめだったので、これから頑張

おも たいなと 思いました。

つぎ 勝利 :次は自分のね。。

ぼく ” も 風磨 :僕はまだ“持ってない”んだなと思って、これからアイ

あ ぼく おも ドルとしてもスキルを上げていこうかなと。僕は思いまし

わる マリウスくんは魚が悪かったんだもんね?

ちが マリウス :違う。。

Romaji:

Fuma : Ore ha jibun ga dekinakatta no ga dame datta no de, kore kara

ganbaritai na to omoimashita.

Shori : Tsugi ha jibun no ne…

46

Universitas Sumatera Utara Fuma :Boku ha mada “mottenai” ndana to omotte, kore kara aidoru

toshitemo sukiru wo agete ikou kana to. Boku ha omoimashita.

Marius-kun ha sakana ga warukattan damon ne?

Marius : Chigau…

Terjemahan:

Fuma : Aku walaupun tidak bagus dalam melakukannya, dari sekarang aku

akan berusaha.

Shouri : Selanjutnya (dengan kekuatan) sendiri ya..

Fuma : Walaupun belum popular, mulai sekarang sebagai idol akan

meningkatkan skillku. Itu pendapatku. Marius menyalahkan ikan,

kan..?

Marius : Enggak..

Analisis:

Fuma berkata walaupun sekarang dia tidak bisa memancing dan belum populer, sebagai idol, dia akan berusaha lebih baik untuk kedepannya. Dengan kekuatannya sendiri. Dan tidak akan seperti

Marius yang menyalahkan ikan saat mereka tidak bisa memancing.

Kata iku menunjukkan niat Fuma yang ingin

47

Universitas Sumatera Utara mengembangkan kekuatannya sendiri. Sesuai dengan teori Moriyama yang mengatakan iku adalah berkembang.

3

かんこう スタッフ :観光出来るのは5人中3人

風磨 :始まったよ

何かおかしいと思ったんだよ

勝利 :2人どうするの?

いのこ スタッフ :残り2人の2名はバスで居残り

のが 総 :マリウスこれだけは逃しちゃいかんぞ

スタッフ :どうしますクジありますけど?

風磨 :今やるの?

健人 :何でスカイバスの上で悲しい顔しなきゃいけねえんだよ!

Romaji:

Sutaffu : Kankou dekiru no wa go nin naka san nin.

Fuuma : Hajimattayo. Nanka okashii to omottandayo.

Shori : Futari dousuru no?

Sutaffu : Nokori futari no ni me wa basu de inokori.

Sou : Mariusu kore dake wa nogashichaikanzo.

48

Universitas Sumatera Utara Sutaffu : Dou shimasu kuji arimasukedo?

Fuuma : Ima yaru no?

Kento : Nande sukai basu no ue de kanashii kao shinakya ikenendayo!

Terjemahan:

Staff : Yang bisa melihat-lihat hanya 3 dari 5 orang.

Fuuma : Mulai lagi. Menurutku permainan ini aneh.

Shori : Dua orang lagi bagaimana?

Staff : Dua lagi tinggal di dalam bus.

Sou : Marius, kali ini biarkan saja ya.

Staff : Bagaimana dengan undiannya?

Fuuma : Kita lakukan sekarang?

Kento : Kenapa di atas Sky Bus kita jadi harus pasang wajah sedih

Analisis:

Para member Sexy Zone sedang menaiki Sky Bus dan mendengarkan penjelasan pemandangan yang mereka lewati dari Miki-San. Tiba-tiba staff memberitahu para member bahwa yang bisa pergi berjalan-jalan hanya 3 orang. Fuma mengeluh, tapi dia tetap akan melakukan undiannya. Kento berkomentar tidak seharusnya mereka menjadi sedih saat sedang menaiki Sky Bus.

49

Universitas Sumatera Utara Kata iku yang diucapkan Kento menunjukkan perkembangan mood para member yang menurun karena mendengar adanya undian. Ciri khas acara variety “Sexy Zone

Channel” yang tidak bisa mereka hindari. Kata iku yang berarti bertumbuh, sesuai dengan teori Moriyama.

Ikimasu yang berarti: “Menuju”

1

きんにくつう 勝利 :筋肉痛にもなりましたけど

い マリ :マッサジ行ったもん

い とし さい 風磨 :マッサジ行ったのその年で。13歳でマッサジ

うでいた マリ :腕痛い

Romaji:

Shori : Kinnikutsuu nimo narimashita kedo

Mari : Massaji ittamon

Fuuma : Massaji itta no sono nen de. Jyuusan sai de massaji.

Mari : Ude itai.

Terjemahan:

Shori : Otot-otot bagian dalam pun terasa sakit ya

50

Universitas Sumatera Utara Mari : Aku pergi untuk dipijat

Fuuma : Di umur seperti ini sudah dipijat? Pijatan untuk usia 13 tahun.

Mari : (Habisnya) Lenganku sakit

Analisis:

Shori mengatakan bahkan otot-otot bagian dalamnya pun terasa sakit karena kegiatan kemarin. Mari setuju dan memberitahu bahkan dia sampai pergi ke tukang pijat.

Fuma terkejut karena pergi ke tukang pijat di usia mereka bukanlah hal yang lazim.

Tapi Mari mengatakan, habisnya lengannya terasa sakit. Kata itta yang diucapkan

Mari memiliki makna menuju. Sesuai dengan teori Moriyama di dalam Nihonggo

Tagigo Gakushuu Jiten Doushi Hen.

2

ちい 総 :小さいようにみえて意外に遠かったりしそう

風磨 :そのパターンもある

じょういん かた けず スタッフ :乗員の低数はあるので多い方はあとで削ります。

おれ あお 風磨 :俺こっち(青)いこうかな?

Romaji:

Sou : Chiisai youni miete igai ni tookattari shiyou

Fuma : Sono pataan mo aru

Sutaffu : Jouin no teisuru ha aru no de ooi kata ha ato de kezarimasu.

Fuma : Ore kocchi (ao) ikou kana?

51

Universitas Sumatera Utara

Terjemahan:

Sou :Yang kelihatan kecil biasanya bisa lebih jauh.

Fuma : Ada juga yang seperti itu.

Staffu : Jumlah anggotanya juga ada. Kalau lebih akan dikurangi.

Fuma : Aku kesini (biru) saja.

Analisis:

Para member harus memilih salah satu kapal untuk mereka naiki.

Salah satu kapal ditutupi kain perak, sementara yang lainnya lain ditutupi kain biru.

Sou berkomentar bahwa ada kemungkinan kapal kecil adalah kapal bermotor. Fuma mengiyakan dan memilih kapal yang ditutup kain biru. Kata iku disini menunjukkan pergerakan Fuma yang menuju kapal yang ditutup kain biru. Sesuai dengan teori Moriyama yang mengatakan iku adalah menuju.

3

健人 :雨降ってるから侍傘!

これャバい!これいこう!

かたなかた はっけん (刀型傘を発見)

52

Universitas Sumatera Utara 健人 :4つしかない1人本物持ってもらおうか

お たた 勝利 :この折り畳み4つと本物を1つください!

(テンシオンが上がった中島は。。。)

Romaji:

Kento : Ame futteru kara Samurai kasa! Kore yabai! Kore ikou!

(Katanakata kasa wo hakken)

Kento : Yottsu shikanai honmono mottemoraouka

Shori : Kono oritatami yottsu to honmono wo hitotsu kudasai!

(Tension ga agatta Nakajima wa…)

Terjemahan:

Kento : Karena sedang turun hujan, beli payung samurai! Ini keren! Ayo

yang ini!

(Mereka menemukan payung berbentuk pedang ..)

Kento : Payungnya tinggal empat. Seorang lagi kita berikan yang asli saja.

Shori : Yang payung lipatnya 4 buah, dan yang asli 1 ya.

(Semangat Nakajima naik… )

Analisis:

Saat Fuuma, Kento, dan Shori berjalan-jalan ke toko souvenir, mereka menemukan payung berbentuk pedang. Tapi karena payung lipat berbentuk pedangnya tinggal 4,

53

Universitas Sumatera Utara mereka bercanda dengan mengatakan mereka akan membeli pedang asli untuk satu orang lagi. Karena ini, semangat Kento benar-benar meningkat.

Kata iku yang disebut Kento mengandung makna dia memberatkan pilihannya ke payung berbentuk pedang. Arti ini lebih dekat kepada iku yang berarti menuju menurut Moriyama.

Ikimasu yang berarti: “Dengan Cara”

1

まりうす すぴ ど だ 健人 :マリウス スピード 出してよ

(マリがカメラにポイントしています)

つんつん なんかツンツンした

い おも 勝利 :こっから行くよってやつだと思う

Romaji

Kento : Mariusu. Supiido dashite..

(Mari ga kamera ni pointo shiteimasu)

Nanka tsun tsun shita

Shori : Kokkara ikuyotte yatsu da to omou

54

Universitas Sumatera Utara

Terjemahan

Kento : Marius. Tambah kecepatan.

(Mari menunjuk ke arah kamera)

Kenapa dia menunjuk-nunjuk?

Shori : Aku jadi ingin mengikuti cara dia.

Analisis:

Kali ini giliran Marius yang mengendarai Gokart. Marius mengendarai dengan pelan sehingga Kento menyuruhnya menambah kecepatan. Tiba-tiba Mari bergaya dengan menunjuk-nunjuk kamera disusul tawa oleh member lain. Mereka bingung gaya apa yang sedang dilakukannya. Tapi Shori berkata dia akan mulai mengikuti cara Marius dengan menunjuk-nunjuk kamera. Kata iku yang muncul disini bermakna dengan cara.

Sesuai dengan teori Moriyama, iku memiliki makna melakukan sesuatu sesuai cara tertentu.

2

ちゃくすい しず い 大町 :このルアーは着水すると沈んで行きます。

びょう しず だいたい10 秒 くらい沈むまでまってます

55

Universitas Sumatera Utara ぱ ひ ぱ ま 筝で引っ張って引っ張ったぶん巻く

あとずさ エビが後退りするように

総 :すごっ!エビだ。。!

大町 :とにかくゆっくりもらう

Romaji:

Oomachi : Kono ruaa ha chakusei suru to shizen de ikimasu. Daitai 10 byou

kurai shizamu made mattemasu. Sou de hippatte hippattabun maku.

Ebi ga atozusari suru you ni.

Sou : Sugo! Ebi da…!

Oomachi : Tonikaku yukkuri morau

Terjemahan:

Oomachi: Umpan ini begitu mendarat di air akan tenggelam. Biasanya tunggu

sekitar 10 detik tunggu sampai tenggelam. Tarik-tarik sesuai arah

angin. Kelihatan seperti udang yang berjalan mundur

Sou : Hebat..! Udang..!

Oomachi : Yang penting umpannya diberi perlahan.

56

Universitas Sumatera Utara

Analisis:

Pak Oomachi menjelaskan cara menggunakan umpan milik So. Umpan itu terlihat seperti udang apabila bergerak di dalam air. Kunci untuk memancing ikannya adalah digerakkan perlahan. Kata iku yang dipakai Pak Oomachi berarti dengan cara seperti yang dinyatakan Moriyama

3

スタッフ :開けようかと思ったら

健人 :ザーザー降りだったよね

その後1回止まってみんなで「開けめよう」ッテ言っても

「行っちゃえ 行っちゃえ」って言ってたよね。小さい声で

スタッフ :そうっすね。。。

風磨 :わりと大きかったよ

健人 :最初「芸人さんなら全開で行っちゃうんだけどな最後まで」

とか言ってたのに俺らもそういう感じでこれからもやってい

くってこでいいですか?

57

Universitas Sumatera Utara Romaji:

Sutaffu : Akeyou ka to omottara.

Kento : Za~za~ furidatta yo ne. Sono ato ikkai tomatte minna de “akemiyou”

tte ittemo “Icchae Icchae” tte itteyo ne. Chiisai koe de.

Sutaffu : Soussune…

Fuuma : Wari to ookikatta yo.

Kento : Saigo “Geinin San nara zenaku de icchaun dakedo na saigo made”

to itteta noni orera mou so iu kanji de kore kara mo yatte ikutte koto

de ii desuka?

Terjemahan:

Staff : Kalau (atapnya) dibuka ya..

Kento : Ada suara za~ za~ kan. Setelah itu berhenti sekali, semuanya berkata

“Ayo kita buka”, tapi dia (Shori) berkata “Ayo Ayo”. Dengan suara

kecil.

Staff : Begitu ya…

Fuuma : Pembagian (atap) nya besar ya.

Kento : Terakhir walaupun dibilang “Kalau aktornya berkata, semua dibuka

sampai akhir” kami sudah dengan perasaan seperti itu mencoba

melakukannya mulai dari sekarang, bagus kan?

Analisis:

58

Universitas Sumatera Utara Kento menceritakan Shori yang mengucapkan “Ayo ayo” dengan suara kecil saat atap bus terbuka, sementara yang lainnya berkata “Ayo kita buka”. Fuuma mengomentari pembagian penutup busnya yang besar, dan staff bergumam. Kento berpendapat “Walaupun nanti kita disuruh semangat saat mengucapkan itu , kami sudah mulai akan melakukannya dengan mengucapkan itu mulai dari sekarang”.

Kata iku yang disebut Kento di akhir kalimat menjelaskan mereka akan menaikkan semangat dengan cara mengucapkan “Icchae icchae” seperti yang dilakukan oleh

Shori sebelumnya. Ini sesuai dengan teori Moriyama yang berarti dengan cara.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Iku adalah kata kerja (doushi) kelompok pertama yang menunjukkan

pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Pada perluasannya, artinya

dapat menjadi perubahan kondisi, umur, objek, maupun perkembangan

sesuatu.

2. Iku juga dibaca yuku. Penggunaan yuku sering kita temui di dalam puisi dan

lagu-lagu. Sementara iku ada di dalam percakapan sehari-hari. Kita dapat

59

Universitas Sumatera Utara menemukan perubahan iku menjadi itte atau itta. Tapi, tidak ada perubahan

yuku menjadi yutte atau yutta.

3. Iku sebagai polisemi menurut Moriyama memiliki 7 arti perluasan. Ke

semuanya merupakan perubahan dari satu ke tempat atau hal lain. Arti

dasarnya adalah pergi. Di dalam skripsi ini, penulis membahas 4 makna.

4. Jumlah iku dalam “Sexy Zone Channel yang saya temukan berjumlah 75

kalimat. Tapi saya mengambil masing-masing 3 contoh kalimat dari 4

makna iku yang berbeda.

4.2 Saran

Kenyataan bahwa iku adalah polisemi sedikit luput dari para pembelajar bahasa

Jepang. Banyak yang terpaku iku hanya memiliki makna pergi. Padahal bila dilihat dari perluasan artinya, iku punya hampir sepuluh arti yang berbeda. Untuk itu, diharapkan skripsi ini bisa memberikan pemahaman bahwa iku bisa dipakai dalam banyak kondisi dengan arti yang berbeda. Semoga apa yang kurang di skripsi ini bisa dijadikan bahan pembelajaran untuk pembahasan terkait.

60

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Adnjani, Ghaisani. 2015. Polisemi Adjektiva Yabai Dalam “NEWS” Live Tour

Documentary 2013. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utama

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

______.2007. Kajian Bahasa Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran.

Jakarta: Rineka Cipta

Dahidi, Ahmad dan Sudjianto. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Bekasi :

Kesaint Blanc

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kindaichi, Haruhiko dan Yasuburo, Ikeda. 1978. Gakken Kokugo Daijiten. Tokyo:

Gakushu Kenkyu Sha

Kridalaksana, Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Maskurun, 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia.Jakarta Yudistira.

Moriyama, Shin. 2012. Nihongo Tagigo Gakushuu Jiten Doushi Hen. Printed in

Japan: Aruku

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal Edisi kedua. Rineka Cipta: Bandung

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitian

Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University

Press

Sutedi, Dedi. 2003. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Humaniora, Bandung.

Universitas Sumatera Utara http://blog.goo.ne.jp/urataqw/e/bac13fa8ba6b043acc5ac8f871702e9d

Diambil pada tanggal 5 april 2016 pukul 14: 05 PM http://homepage3.nifty.com/recipe_okiba/nifongo/031.htm

Diambil pada tanggal 26 September 2016 pukul 04:26 AM

Kotobank.jp

Diambil pada 26 September 2016 pukul 04:34 AM https://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas

Diambil pada 10 oktober 2016 pukul 00:27 am https://janishowa.wordpress.com/category/variety-show/

Diambil pada 10 oktober 2016 pukul 00:34 am

www.facebook.com

Sexy Zone Channel Episode 2: Gokart https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/763376750338988/ https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/763377713672225/ https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/763381793671817/

https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/763397643670232/

Sexy Zone Channel Episode 9: Fisshinggu https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/815142008495795/ https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/815142928495703/ https://www.facebook.com/sexyzonefans2013/videos/815143648495631/

Kapiru

Sexy Zone Channel Episode 16: Sukai basu

Universitas Sumatera Utara http://www.4shared.com/file/UiAoUi3_ba/20140924_Sexy_Zone_CHANNEL_16m. html http://www.4shared.com/file/DDud5mIcce/20140924_Sexy_Zone_CHANNEL_16m. html http://www.4shared.com/file/m3i4vKH5ba/20140924_Sexy_Zone_CHANNEL_16m. html

Diambil pada 29 Juni 2016. 06:36 am

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN

Perbedaan Penggunaan Yuku dan Iku

Ikimasu bermakna duluan

Episode 2 : Gokart Episode 9 : Fishing

Episode 16 : Sky Bus

Universitas Sumatera Utara

Ikimasu bermakna berkembang

Episode 2 : Gokart Episode 9 : Fishing

Episode 16 : Sky Bus

Ikimasu bermakna menuju

Episode 2 : Gokart Episode 9 : Fishing

Episode 16 : Sky Bus

Universitas Sumatera Utara Ikimasu bermakna dengan cara

Episode 2 : Gokart Episode 9 : Fishing

Episode 16 : Sky Bus

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Polisemi adalah cabang dari Linguistik yang merupakan bagian dari pembahasan Semantik. Polisemi adalah makna ganda, yang berarti satu kata memiliki banyak arti,tergantung kondisi dan tempat saat itu diucapkan. Iku memiliki arti dasar pergi; Bergerak ke tempat tujuan. Moriyama di dalam buku Nihonggo Tagigo

Gakushuu Jiten Doushi Hen mengemukakan 7 arti dari kata iku. Yaitu: mati, menyampaikan, menuju, melewati, bertumbuh, duluan, dan dengan cara.

Para pembelajar Bahasa Jepang sering tidak menyadari bahwa iku adalah polisemi. Mereka terfokus iku hanya berarti pergi. Karena itu skripsi ini untuk menambah keterangan bahwa iku dapat berarti berbeda tergantung kondisinya. Agar pembelajar tidak mengalami kesalahan dalam penggunaannya. Begitupun dalam perbedaan pemakaian yuku dan iku.

Di dalam “Sexy Zone Channel” yang menceritakan kegiatan para anggota

Sexy Zone yang mengunjungi banyak tempat, terdapat banyak kalimat yang menggunakan iku. Dari 26 episode yang tersedia, penulis mengambil episode 2, 9, dan 16. Masing-masing menceritakan mengenai menaiki mobil Gokart, memancing, berbelanja di Tokyo, makan okonomiyaki, menaiki Sky Bus dan mengambil foto stiker di Tokyo Tower.

Penjelasan mengenai yuku dan iku terdapat di dalam kamus Goo Dictionary dan Kamus Kindaichi yang mengatakan bahwa yuku sering terdapat di dalam lagu dan puisi, sementara iku ada di dalam percakapan sehari-hari. Bentuk perubahan yang terjadi adalah iku menjadi itte dan itta. Tidak pernah ada perubahan kata yuku yang

Universitas Sumatera Utara menjadi yutte ataupun yutta. Lebih singkatnya, yuku lebih untuk pemakaian penulisan sementara iku untuk pemakaian non-tulis.

Dilihat dari kamus bahasa Jepang–Inggrispun iku memiliki 2 sampai 3 arti yang berhubungan dengan pergerakan. Pemakaian iku secara kunyomi dan onyomipun ada banyak. Tapi intinya iku pada perluasan maknanya memiliki arti perubahan dari satu titik ke titik lainnnya. Iku termasuk kata doushi bentuk pertama. Kata kerja yang dapat berubah bentuk dan memiliki perubahan khusus berdasarkan akhiran yang terdiri atas u, tsu, ru, bu, nu, mu, ku, gu, dan su (godan-doushi).

Polisemi tidak sama dengan sinonim. Sinonim adalah banyaknya kata yang memiliki satu makna arti yang sama. Sementara Polisemi adalah satu kata yang memiliki banyak makna kata yang berbeda dan bisa menimbulkan makna ganda.

Polisemi dilihat dari pergantian kata yang bisa menggantikannya. Kita bisa mengganti kata yang berpolisemi itu dengan sinonim atau antonimnya.

Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan penggunaaan polisemi verba iku di dalam situasi yang berbeda-beda. Pada skripsi ini, khususnya yang terdapat di dalam video Acara Variety Show yang berjudul “Sexy Zone Channel” episode 2, 9, dan 16. Dari 75 kalimat yang penulis temukan, penulis mengambil 12 kalimat berbeda dengan 4 makna saja untuk dianalisis.

Makna iku yang diambil adalah yang memiliki arti duluan, bertumbuh, menuju, dan dengan cara. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode simak dengan deskripsi kualitatif. Penulis mendengarkan dengan seksama ketiga video tersebut dan mencatat kalimat apa saja yang memiliki unsur iku. Selanjutnya penulis

Universitas Sumatera Utara menjelaskan kondisi yang sedang terjadi beserta tempat dan kondisi yang sedang berlangsung lalu mengaitkan makna iku yang mereka ucapkan.

Universitas Sumatera Utara ようし 用紙

たぎせい いみろん ぎろん いちぶ げんごがく たぎせい 多義性は意味論の議論の一部である言語学のブランチである。多義性

たんご じょうけん はっせい しゅんかん おう おお いみ も は単語の一つが条件とそれが発声された瞬間に応じて、多くの意味を持っ

いみ にじゅう いみ い いみ も ていることを意味し、二重の意味である。行くの元の意味が「いく」を持っ

もくてきち いどう もりやま しょせき にほんご たぎご がくしゅう じてん ている。目的地へ移動する。森山は、書籍 日本語 多義語 学習 辞典

どうし へん わ ど いみ ひょうめい 動詞 編では、7ワード行くの意味を表明する。すなわち:死ぬ、届く、目

的地へ、渡る、増す、お先、と ある方法でする。

に ほ ん ご が く し ゅ う し ゃ おお ばあい たぎ にんしき 日本語学習者は、多くの場合、行くは多義であることを認識していな

かれ い いみしょうてん あ いく いである。彼らは行くがちょうど「行く」ことを意味焦点を当てする。育の

ぐあい いぞん こと いみ ちゅうしゃく 具合を依存して異なるものを意味することができ、 注釈によって、この

ろんぶん がくしゅうしゃ しようちゅう も 論文である。学習者は、その使用中のすべてのエラーを持っていないように

どうよう しよう である。同様に使用「ゆく」と「いく」もである。

おお ばしょ おとず かつどう つた 多くの場所を 訪 れるセクシーゾーンのメンバーの活動を伝える「セク

り よ う か の う シーゾーンチャンネル」で、行くを使用する多くの文章がある。利用可能な

Universitas Sumatera Utara なか ちょしゃ と 26のエピソードの中で、著者はエピソード 2、9、16 を取る。それぞれがス

のぼ とうきょう じょう と この や た カイバスを登ると東京タワー 上 のプリクラを取る、お好み焼きを食べて、

とうきょう か つ くるま しじ 東京で買い物、ゴーカート、釣りまで 車 を指示する。

にちじょうかいわ あいだ うた し そんざい 行くは日常会話している 間 に、歌や詩でそのゆくがしばしば存在する

げん じしょ ぐ じしょ じ て ん き ん た い ち ふく せつめい お と言っ辞書グー辞書や辞典金田一に含まれてゆくと行くの説明である。起こ

けいじょうへんか へんこう る形状変化はの行く「いって」と「いった」になってきている。変更ゆくが

ことば そんざい ひいく 「ゆって」または「ゆった」という言葉は存在ではなかったである。非育ラ

しよう か こ なか みじか しよう イトの使用への書き込み中にもっと 短 い、ゆく、より使用している。

にほんご じしょ はんだん いどう ともな いみ も 日本語の辞書から判断英語も行くは、移動に 伴 う 2〜3 の意味を持つ。

かおる きばん いみ 郁 の使用基盤はくにょみをおにょみ、多くがある。しかし、その意味の

かくちょううえ てん てん た もくざい へんこう いみ ふく いく 拡張上の点行くは、1点から他の木材への変更を意味している。動詞含む郁

だいいち けいじょう かた けいじょう へんこう とくてい へんこう は、第一の形状を語りである。形状を変更するとからなる特定の変更元の

も どうし サフィックスを持つことができ動詞、う、つ、る、ぶ、ぬ、む、く、ぐ、す。

(五段-動詞)である。

Universitas Sumatera Utara るいぎご たぎご おな るいぎご いみ おな いみ 類義語と多義語同じではないである。類義語は、1 の意味と同じ意味

も おお ことば たぎご こと たんご おお いみ も を持っている多くの言葉です。多義語ながら異なる単語の多くの意味を持っ

ふくすう いみ しょう う ことば お か ており、複数の意味を 生 じ得る言葉である。それを置き換えることができま

ことば たんご み たぎご わたし るいぎご たぎご す言葉の単語から見た多義語である。 私 たちは、類義語または多義語が

たいぎご たんご お か 対義語 である。単語に置き換えることができる。

けんきゅう もくてき じょうきょう どうしいく たぎせい しよう きさい 研究の目的は、さまざまな 状況で動詞育の多義性の使用を記載する

ろんぶん とく ことである。この論文では、特に「セクシーゾーンチャンネル」エピソード

だい なか ふく 2、9、16題するビデオショーバラエティショー、中に含まれるものである。

わたし はっけん ぶんしょう なか ちょしゃ ぶんせき いみ こと ぶん 私 が発見した 75 の文章の中で、著者は分析のためにのみ意味4 と異なる文

と 12 を取る。

かおる いみ さいしょ いみ さつえい せいちょう あたま 郁 の意味は、最初の意味があり、その撮影した成長、 頭 、および

ほうほう しよう けんきゅうほうほう ほうほう ていせいてき せつめい さんしょう 方法によってれる。使用する研究方法は、方法は定性的な説明を参照してく

ちょしゃ だい えいぞう ちゅういぶか みみ かたむ ようそ も ださいである。著者は、第3 の映像に注意深く耳を 傾 け、行くの要素を持つ

Universitas Sumatera Utara にんい ぶんしょう きろく ちょしゃ げんざい じょうたい ばしょ 任意の文章を記録する。さらに、著者は現在の状態だけでなく、場所や

けいぞくてき じょうけん ごかれ ことば いん か いく いみ せつめい 継続的な条件、その後彼らの言葉の引っ掛け育の意味を説明する。

Universitas Sumatera Utara