Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

Rumah Joglo Sebagai Identitas Visual Konsep Bangunan Kuliner Kontemporer

Christian Moniaga; Alvina Gunawan Arsitekturl, Fakultas Arsitektur dan Desain, Unika Soegijapranata Semarang Jl. Pawiyatan Luhur IV/1, Bendan Dhuwur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50235 [email protected]

Abstrak

Rumah Joglo merupakan salah satu warisan budaya yang terdapat di Jawa Tengah. Rumah Joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru. Rumah Joglo yang pada awalnya hanya dimiliki oleh kalangan terpandang saja, seiring perkembangan jaman Joglo dapat dimiliki oleh siapapun yang ingin membangun Rumah Joglo. Tak heran banyak Joglo yang dibangun dengan fungsi yang berbeda sehingga berdampak pada susunan ruang Joglo. Dengan dasar pengetahuan tersebut, penelitian ini berupaya mengungkapkan sejauh mana citra visual Rumah Joglo mampu mempengaruhi konsep identitas sebuah bangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode penelitian berupa studi literatur serta dilakukannya sebuah observasi. Hasil identifikasi karakteristik Rumah Joglo menunjukkan bahwa Rumah Joglo merupakan perwujudan nilai kebudayaan lokal yang melahirkan seni arsitektur khas Jawa Tengah yang menarik.

Kata kunci: Rumah Joglo, Identitas Visual, Konsep Bangunan

Abstract

Joglo House is one of the Indonesian cultural heritages found in Central Java. The Joglo house has a main building framework consisting of Soko Guru in the form of four main pillars supporting and intercropping in the form of blocks arranged by Soko Guru. Joglo house which was originally only owned by prominent people, along with the development of the Joglo era can be owned by anyone who wants to build a Joglo House. No wonder many Joglo are built with different functions that have an impact on the Joglo space arrangement. With this knowledge base, this research seeks to reveal the extent to which the visual image of Rumah Joglo is able to influence the concept of identity of a building. To achieve this goal, this study uses research methods in the form of literature studies and an observation. The results of the identification of Joglo House characteristics indicate that Joglo House is an embodiment of the value of local culture which gave birth to interesting Central Javanese architectural art.

Keywords: Joglo House, Visual Identity, Building Concept

13

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

PENDAHULUAN fungsi, maka karakter serta makna Rumah Joglo merupakan salah lokalitas budaya dari Rumah Joglo ini satu bangunan dengan langgam arsitektur sendiri dapat mengalami pergeseran, tradisional di Jawa Tengah. Rumah Joglo meskipun bentuk atap masih sama memiliki kerangka berupa elemen dengan Rumah Joglo asli. Dari segi bangunan yang terdiri atas zona utama penataan, organisasi ruang, sirkulasi serta yakni soko guru yang merupakan empat permaknaan setiap ruang dapat berganti tiang utama yang biasanya disebut seiring bergantinya fungsi dari Rumah sebagai kolom struktur dengan fungsi Joglo ini sendiri. Rumah Joglo yang utama menyangga struktur bangunan semula memiliki fungsi rumah kaum serta tumpang sari yang merupakan terpandang, dengan penataan ruang yang susunan beberapa balok horisontal yang diatur sesuai dengan kedudukan serta kemudian disangga oleh soko guru. budaya lokalitas, ketika beralih fungsi Susunan ruangan pada Joglo dibagi maka tatanan ruangnya akan berbeda menjadi tiga bagian utama yakni ruang atau sebaliknya akan tetap dipertahankan pertemuan yaitu pendapa, ruang tengah dengan nilai budaya yang kental. Sebagai yang disebuy dengan pringgitan, serta studi kasus, di Kota Semarang terdapat ruang belakang yaitu dalem dimana Rumah Joglo yang beralih fungsi menjadi berfungsi sebagai ruang keluarga yang restoran yakni Delman Resto. Bentuk tidak boleh khalayak umum masuk ke bangunan Delman Resto yang merupakan daerah ini. Bentuk denah Rumah Joglo Rumah Joglo, dari segi atap terlihat terdapat dua tipologi, bentuk persegi menyerupai Joglo, namun dari segi panjang dan bujur sangkar, hal ini tatanan ruang Delman Resto akan dapat disesuaikan dengan estetika hidup dihayati seperti Joglo asli ataupun sudah masyarakat Jawa dimana memiliki prinsip berganti dan mengalami perubahan. yang tegas dan bertanggung jawab dalam Tujuan dari penelitian ini adalah menjalani kehidupannya. untuk mengkaji pergeseran bentuk dan Seiring dengan perkembangan nilai dari Rumah Joglo sebagai aspek desain Rumah Joglo, bentuk denah visual yang memperkuat identitas berupa persegi panjang maupun bujur bangunan dengan studi kasus bangunan sangkar ini telah mengalami perubahan Delman Resto Semarang. ditandai dengan adanya penambahan Berdasarkan latar belakang ruang luar pada sisi bangunan. Perubahan masalah maka dapat dirumuskan tersebut merupakan kesatuan bentuk dari permasalahan bagaimanakah denah awal, namun tetap pembaharuan Rumah Joglo pada Delman mempertahankan bentuk denah utama Resto di Semarang dan bagaimanakah persegi maupun bujur sangkar. Rumah pengaruh visual bentuk Rumah Joglo Joglo pada awalnya hanya dimiliki oleh untuk mendukung visual nilai dan identitas kalangan terpandang saja, namun saat ini sebuah bangunan. Sedangkan tujuan Rumah Joglo dapat dimiliki oleh siapapun daripada penelitian ini adalah untuk yang ingin membangun Rumah Joglo. melihat sejauh mana aspek bentuk visual daripada Rumah Joglo dapat Dewasa ini Rumah Joglo yang mempengaruhi konsep bangunan kuliner awalnya difungsikan sebagai rumah, kontemporer. beralih fungsi menjadi kafe, hotel, restoran, serta resort. Kota Semarang, METODE sebagai kota metropolitan banyak didapati Jenis Penelitian Rumah Joglo yang beralih fungsi sebagai Jenis penelitian yang digunakan kafe maupun restoran. Hal ini adalah kualitatif (qualitative research). dimaksudkan untuk lebih menguatkan Penelitian kualitatif dilaksanakan untuk aspek visual tentang cita rasa kuliner menjelaskan, menguji hubungan antar tradisional yang menjadi jenis pilihan fenomena dan menentukan kausalitas dari menu yang disajikan. Dengan beralihnya variabel-variabel (Sudarwan Danim,

14

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

2002:36). Langkah yang dilakukan antara dibandingkan dengan studi kasus yang lain: ada di lapangan. 1. Studi literatur terhadap berbagai  Literatur buku, tesis, disertasi, jurnal, makalah, Mencari sumber informasi dan teori artikel koran, majalah dan media penting mengenai penelitian yang di lainnya untuk mendapatkan data bahas dari sumber pustaka, kutipan, tentang Rumah Joglo. maupun makalah secara hardware. 2. Wawancara kepada narasumber  Web Surfing untuk mendapatkan data tentang Mengutip dan merumuskan teori dan sejarah keberadaan Rumah Joglo. kasus yang didapatkan pada jurnal, 3. Observasi lapangan. ensiklopedia, maupun website melalui software internet. Metode Pengambilan Data Pada pembahasan deskriptif ini, Metoda Analisa Data metode pengambilan data pembahasan ini Sesuai dengan tujuan pembahasan, dibedakan menjadi dua yakni sebagai maka metode analisa data yang berikut: digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif induktif deduktif dengan Data Primer langkah-langkah sebagai berikut: Merupakan data yang menjadi pokok  Studi literatur kebutuhan informasi mengenai aspek Mempelajari teori pada buku-buku kasus objek yang akan dibahas. dan panduan jurnal penelitian yang  Metoda Observasi terkait. Observasi dilakukan dengan  Menyimpulkan kerangka teori mengumpulkan data melalui survei ke Membuat ringkasan teori berdasarkan lokasi untuk mengamati kondisi fisik berbagai referensi yang telah pada bangunan yang akan diletiti. dikumpulkan Data yang diperoleh adalah data  Observasi langsung primer berupa dokumentasi foto serta Melihat dan mendata kondisi nyata catatan catatan dari keadaan nyata pada objek bangunan yang akan bangunan yang akan diteliti. dibahas dalam penelitian  Metoda Wawancara  Reduksi data Melakukan wawancara dengan pihak Merangkum dan menyaring data yang manajemen bangunan mengenai hal- diperoleh sehingga semakin hal apa saja yang terkait dengan mengerucut ke arah topik penelitian Joglo pada objek bangunan yang  Display data diteliti. Proses wawancara dengan Menyusun data yang telah direduksi responden dilakukan dengan tatap sesuai dengan kerangka teori yang muka dan melalui telepon melalui telah di bahas, sehingga mudah pertanyaan yang telah dipersiapkan dibaca dan komunikatif sesuai dengan kebutuhan. Data yang  Mengambil kesimpulan dan verifikasi di peroleh adalah data primer berupa Pengambilan kesimpulan catatan mengenai data yang yang berdasarkan interpretasi dan diperlukan untuk penelitian. kecocokan data dengan kerangka teori Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari KAJIAN TEORI narasumber maupun sumber-sumber secara teoritikal seperti pada literatur buku Profil Bangunan maupun internet. Tujuan pengumpulan Dalam pembahasan kajian data ini adalah membahas objek studi bentuk atap Joglo, digunakan pendekatan secara literatur yang nantinya akan pada bangunan modern, yakni Delman Resto Semarang.

15

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

Gambar 1. Tampak Depan Delman Resto Sumber: dokumen pribadi.2018 Gambar 2. Gapura Delman Resto Delman Resto yang berada di Sumber: dokumentasi pribadi. 2018 Jalan Simongan Raya Nomor 22 A, Semarang Barat, Kota Semarang dibangun pada tahun 2009 dan resmi dibuka pada tahun 2010. Delman Resto menyajikan konsep bangunan bercorak tradisional Jawa pada bagian utama bangunan berupa Rumah Joglo yang terletak di tengah tapak bangunan. Konsep Delman Resto menonjolkan sisi tradisional, namun sudah mengalami Gambar 3. Landscape bangunan adaptasi, yakni didukung dengan unsur Sumber: dokumentasi pribadi. 2018 modern. Pembangunan Delman Resto yang mengadaptasi nilai dan budaya Tatanan ruang dalam juga Rumah Joglo ini memiliki maksud untuk dipertahankan sesuai dengan karakter asli semakin memperdalam nilai dan esensi Rumah Joglo. Terdapat 4 soko guru yang daripada sebuah suasana Jawa masa menjadi kolom struktur utama dengan lampau yang menjadi konsep bangunan tumpang sari yang berfungsi sebagai kuliner tradisional Jawa Tengah ini. penyalur beban horisontal dipadukan dengan pemilihan material yang Tatanan Ruang Bangunan didominasi oleh kayu. Dengan nuansa Pada bagian landscape dan klasik, kuno, dan tradisional tersebut ruang luar bangunan Delman Resto konsep vernakular Jawa semakin terasa dirancang secara simetris dengan kuat sehingga menjadi daya tarik bangunan Rumah Joglo berada di garis as tersendiri bagi pengunjung yang datang. tengah daripada pintu utama. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya dapat memunculkan suasana tradisional serta penekanan aspek keindahan dari sebuah Rumah Joglo Jawa. Bangunan penunjang diletakan di sekitar bangunan utama yang berbentuk Rumah Joglo berupa gazebo- gazebo kecil serta dikelilingi taman yang asri. Pada bagian parkir, terdapat bangunan Rumah Joglo juga yang difungsikan dalam bentuk gerbang yang Gambar 4. Suasana Rumah Joglo terdiri atas 4 buah tiang soko guru. Empat Sumber: dokumentasi pribadi 2018 buah tiang soko guru yang berdiri berhadapan langsung dengan halaman Rumah Joglo berbentuk persegi parkir berbahan kayu jati yang berasal dari panjang dengan luasan 11 m x 10 m ini Purwodadi yang ditopang pondasi umpak merupakan rumah gebyok yang berupa beton. didatangkan asli dari Purwodadi dan dibuat pada tahun 1950. Terdapat tumpang sari yang berada pada soko guru

16

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

yang awalnya polos saja tanpa adanya ukiran, kemudian ditambahkan beberapa motif ukiran untuk menambah nilai estetisnya. Pada bagian pintu Rumah Joglo, gebyok kayu jati terdapat ukiran dari motif Jawa Tengah. Revitalisasi jendela yang sudah menggunakan kaca dengan bentuk dan model geser. Penambahan lampu-lampu gantung klasik dengan lampu yang menghiasi pada bagian atap joglo. Dinding yang dikombinasikan dengan material berupa batu bata yang diekspos akan memberikan kesan vernakular jawa. Pada lantai Rumah Joglo menggunakan warna dominan coklat yang menyesuaikan warna Rumah Joglo. Tak hanya bangunan Joglo, terdapat sebuah bangunan di bagian belakang bangunan Joglo. Bangunan yang menyerupai sebuah teras rumah dengan terdiri atas tiga pintu serta ornamen yang menambah estetika ruangan yakni payung hias serta lampu gantung klasik tradisional khas Jawa Tengah. Pada bagian teras dibuat sebagaimana sehingga dapat mengaburkan antara batas bangunan Delman Resto dengan tembok perumah warga yang berbatasan langsung pada Gambar 5. Pintu yang masih asli bagian belakang. Menjaga kesan Sumber: dokumentasi pribadi. 2018 artistiknya, tembok ini di tempel dengan pintu lengkap dibubuhi dengan atap yang membentuk sebuah teras rumah. Rumah Joglo Rumah Joglo merupakan bangunan tradisional Jawa. Bentuk atap yang menyerupai gunungan disertai dengan tumpang sari. Rumah Joglo merupakan sebuah cerminan dari sikap, pemikiran dan wawasan juga kapasitas ekonomi, sosial, kultural masyarakat Jawa. Susunan rumah Jawa yang merupakan Joglo terbagi menjadi 6 bagian yakni , pringgitan, dalem, dapur, gandhok, dan gadri. Pada bagian pertama terdapat pendhapa yang merupakan sebuah bangunan yang terbuka dan terletak pada bagian depan. Bila dilihat dalam susunan yang menghadap vertikal, Rumah Joglo terdiri atas tiga bagian utama, yakni, atap, tiang yang disebut tembok, dan bawah yang disebut umpak. Dalam hal ini, struktur dan pola lantai menampilkan bangunan utama

17

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

serta sekaligus menjadi pembatas antar didesain untuk tempat semi privat, yang ruang. Kemudian susunan dan pola lantai pasti sangat berbeda dengan bentuk dan yang terdiri atas tiga tingkatan yakni, pada desain pendhapa yang memiliki sifat posisi bagian tengah adalah bagian publik. dengan kedudukan yang paling tinggi. Ruang Dalem Ageng merupakan Pendhapa yang awalnya menurut bagian dari struktur rumah Jawa inti. pandangan masyarakat Jawa berfungsi Dalem merupakan pusat dan bagian sebagai tempat untuk menerima keluarga tengah yang sangat penting. Lantai yang serta tamu resmi, untuk tempat digunakan pada ruang dalem memiliki pertemuan, serta pesta maupun untuk ketinggian yang lebih tinggi dari ruang tempat pertunjukan dan sebagai tempat pringgitan serta ruang pendhapa. diletakkannya gamelan tradisional. Penataan struktur rumah tradisional Jawa Masyarakat sebagai pendukung berdasarkan pada Vastu Purusha kebudayaan asli Jawa mempercayai Mandala Suci, yakni dengan bentuk bahwa pendhapa merupakan ekspresi persegi empat yang kemudian dibagi serta keteraturan, tatanan berada di dua menjadi sembilan segi. Pada bagian kekuatan yang tak sejalur atau dalem terdapat dinding kiri dan kanan berbenturan. yang didapati pola penempatan beberapa Sartono Kartodirjo mengutarakan jendela serta pintu simetris, dengan bahwa pendhapa yang menunjukkan demikian terdapat batas antara dalem dan keteraturan, keselarasan, keseimbangan pringgitan sehingga terdapat beberapa serta kestabilan dunia. Pada bagian lantai, susunan jendela serta pintu yang mirip disusun tiga yang melambangkan status dengan pintu bagian tengah yang pemilik rumah tersebut. Tahap awal, yakni merupakan pusatnya. lantai emper dimana yang paling rendah Hal lain yang tak kalah penting digunakan sebagai tempat duduk untuk yakni ornamen yaitu cermin kaca para priyayi dengan status rendahan, menghiasi dinding menuju ke ruang dalem kemudian lantai pendhapa sebagai tempat ageng. Dalem yang bersifat tertutup, duduk bagi pembesar. Bagi para abdi tempat yang biasa digunakan sebagai dalem akan duduk di bagian luar tempat untuk menyambut saudara yang pendhapa. Bersatu ke pendhapa, dekat atau akrab, serta sebagai ruang sehingga ruang pendhapa dapat untuk kegiatan bagi para wanita. Ini bermakna sebagai pusat dari keguyupan menunjukkan bahwa Ruang Dalem serta keluarga besar priyayi lokal dimana memiliki sifat pribadi serta feminim yang kemudian akan diikatkan tali dari dinasti sangat kebalikan bila dibandingkan nenek moyang pemilik rumah itu sendiri. dengan Pendhapa maskulin. Dalem yang Pendhapa dengan struktur yang bersifat sakral serta pendhapa yang tak tertutup, terbuka, dimana merupakan menunjukan kearah keserasian. Posisi suatu ruang publik yang menunjukan sifat ruang pendhapa dengan Ruang Dalem maskulin. Bagian yang dilalui setelah yang didasarkan terhadap konsep yang pendhapa disebut pringgitan. Pringgitan menautkan antara keselarasan dan yang merupakan sebuah serambi serta keseimbangan. merupakan sebuah batas ruang pendhapa dengan ruang dalem, yang merupakan bangunan semi publik. Pringgitan selain digunakan sebagai tempat untuk pertunjukan wayang kulit, pringgitan digunakan dalam menyambut tamu terhormat, yakni menyambut tamu resmi. Pringgitan yang merupakan ruang pengantar dimana yang akan memasuki ruang dalem ageng yang akan menjadi Gambar 6. Gambar Vastu Purusha Mandala Suci pusat dalam rumah tradisional Jawa, yakni sumber: Architexturez South Asia rumah Joglo. Ruang pringgitan yang

18

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

Ruang terakhir yang tak kalah penting adalah dapur. Posisinya berada di bagian timur dalem maupun di bagian belakang gandhok kiri. Dapur sebagai tempat untuk meramu bumbu, memasak, dan sebagai tempat meletakkan sisa makanan dan sayuran. Gadri merupaka ruang di belakang Senthong, yang digunakan untuk tempat makan keluarga. Berikut adalah macam bentuk denah Rumah Joglo.

Gambar 7 Tatanan Rumah Joglo Kuno Sumber: Home Design and Ideas

Bentuk serta pola ruang terstruktur dimana merupakan sebuah tuntunan antara fungsi secara fisiologis, suasana sejuk, tenang dan tenteram serta suci merupakan fungsi secara psikologis. Gambar 8 Macam denah rumah Joglo Kemudian ruang yang dianggap suci lain Sumber: google.com. 2018 dan yang paling pribadi merupakan Senthong. Struktur Senthong ada tiga, Sejarah dan Perkembangan Rumah yakni Senthong kiri, Senthong kanan, dan Joglo Senthong tengah. Ruang Senthong yang Rumah Joglo pada awalnya dimiliki membujur timur ke barat dan kemudian oleh mereka yang berada pada garis menghadap ke selatan. Senthong tengah ekonomi mampu atau berada, karena dimana keadaannya memiliki suasana Joglo akan membutuhkan material serta gelap dan sakral. Senthong tengah yang bahan yang lebih banyak dan mahal tidak dipergunakan sebagai tempat tidur, daripada rumah bentuk lain dan juga tetapi Senthong kanan dipergunakan memiliki nilai-nilai moral tinggi. sebagai tempat tidur bagi ayah yang Masyarakat Jawa Tengah pada jaman terletak paling barat, Senthong timur dahulu amat sangat meninggikan dan sebagai tempat tidur ibu dan anak-anak mengagungkan Rumah Joglo sebagai masih di bawah umur terletak di sebelah rumah andalan mereka sehingga paling timur. Senthong tengah difungsikan menganggap bahwa Rumah Joglo hanya ruang meditasi atau dapat disebut sebagai boleh dimiliki oleh kaum bangsawan, raja ruang untuk melakukan komunikasi maupun mereka yang terhormat dan dengan , sebagai lambang terpandang. Jaman berlalu, kemakmuran dan kesejahteraan. perkembangan semakin maju serta Senthong tengah yang digunakan sebagai anggapan dan pemikiran bahwa Rumah kamar bagi mempelai baru. Rumah Joglo yang pada awalnya hanya boleh tradisional Jawa yang ideal harus memiliki dimiliki oleh kaum bangsawan mulai luntur Gandhoknya, yakni Gandhok kiri dan bahkan terpatahkan. Seiring kanan. Gandhok yang kemudian berkembangnya peradaban masyarakat dipergunakan sebagai kamar untuk anak- khususnya masyarakat Jawa Tengah, anak yang sudah dewasa. Untuk anak sekarang Rumah Joglo digunakan oleh puteri menempati gandhok kiri dan yang banyak lapisan masyarakat tak terkecuali laki-laki berada di gandhok kanan. Bila hingga berubah menjadi berbagai fungsi kosong, dapat digunakan sebagai tempat lain, seperti gedung pertemuan, tidur tamu atau saudara dari jauh yang perkantoran, hotel serta restoran hingga akan menginap. Ruang gandhok terletak bangunan tinggi. di sebelah kanan dan kiri pendhapa.

19

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

Perkembangan peradaban Teori Visual menjadikan pola dan cara serta Dalam penelitian ini teori visual yang pandangan hidup masyarakat yang digunakan adalah teori Gestalt dimana kearah tradisional berubah perilakunya teori ini akan menjelaskan sebuah proses menjadi perilaku modern. Berubahnya persepsi yang mempertimbangkan pemahaman agama serta kepercayaan komponen-komponen sensasi yang dan pengaruh antara kemajuan ilmu selanjutnya memiliki hubungan, atau pola, teknologi dan juga perkembangan sosial bahkan sebuah kemiripan yang menjadi ekonomi, menjadi penyebab utama satu kesatuan. Teori ini pertama kali terjadinya perubahan makna arti serta tata dicetuskan oleh tiga orang, Kurt Koffka, nilai rumah tradisonal, terkhususnya Max Wertheimer, dan Wolfgang Köhler. rumah tradisional Jawa, Rumah Joglo. Mereka menyimpulkan dalam teori ini Secara fisik yang terjadi, yakni perubahan bahwa seseorang cenderung sifat dan perilaku masyarakat dari mempersepsikan apa yang terlihat dari tradisional menuju kearah modern dapat lingkungannyan sebagai sebuah kesatuan dilihat dengan perubahan bentuk serta yang tidak terpisahkan. Selanjutnya dalam makna bagi rumah tradisional. teori ini dijelaskan bahwa sebuah persepsi Dakung (1987) mengatakan dapat tercipta dikarenakan oleh beberapa bentuk Rumah Tradisional Jawa adalah faktor antara lain: bentuk Panggangpe dimana bentuk 1. Kedekatan posisi (proximity) bangunan yang sederhana, yakni hanya 2. Kesamaan bentuk (similarity) terdiri satu ruang, yang kemudian 3. Penutupan bentuk dirombak dalam bentuk Kampung, 4. Kesinambungan pola (continuity) memiliki ruang lebih dari satu, dan 5. Kesamaan arah gerak (common kemudian menjadi Limasan dimana fate) perkembangan lanjut dari Kampung, Salah satu faktor dari teori Gestalt hingga akhirnya menuju Joglo yang yang paling relevan untuk digunakan lengkap dengan fasilitas penunjang, dalam penelitian ini adalah faktor seperti: Pringgitan,Sentong dan Gandok. kesamaan bentuk (similarity). Similarity Hal yang cepat berubah dari memiliki pengertian bahwa otak manusia rumah Joglo adalah penggantian dan dalam memandang sebuah objek secara pemakaian alat elektronik, demi visual akan memberikan pilihan. Dan mendukung fungsi dan aktivitas yang secara psikologis manusia akan memilih dilangsungkan di dalamnya, maupun demi bentuk yang paling sederhana, paling kenyamanan pengguna, seperti: elemen sering ditemui, dan paling stabil untuk pembangkit energi, AC dan penemuan berkonsentrasi dan memberikan makna. atau pemakaian bahan-bahan baru, Kajian tersebut cocok dengan seperti: beton, gipsum, baja, aluminium pengaplikasian bentuk Rumah Joglo dan sebagainya. Hal yang bersifat dalam membangun sebuah konsep. rasional, efisien dan ekonomis, lebih Letaknya yang berada di Jawa Tengah cepat diterima oleh masyarakat Jawa yang memiliki kearifan lokal Rumah Joglo dalam aspek pembangunan rumahnya. akan memberikan pandangan yang sering Secara visual bentuk arsitektur ditemui oleh masyarakat lokal. Rumah Joglo tetap tidak berubah, namun akan terjadi perubahan bagian Senthong HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Tengah, yakni ruang yang dahulu sebagai ruang penyimpanan pusaka yang sangat Perubahan Visual Rumah Joglo dikeramatkan, sekarang ini telah diubah Kontemporer menjadi fungsi berbeda, tidak Pada bangunan Joglo asli, tidak mengandung unsur sakral, seperti: ruang terdapat bangunan penunjang lainnya. duduk, ruang keluarga, ruang kerja, Dapat diartikan bahwa Joglo sebagai pertemuan, bisnis, kantor, bahkan ruang bangunan utama yang terbagi menjadi makan. beberapa daerah sesuai dengan kedudukan seseorang.

20

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

sisi barat Joglo, serta bangunan rumah biasa pada sisi bagian timur Joglo.

Gambar 9. Rumah Joglo Sumber : google image diakses Nov, 2018 Gambar 10 Tatanan Bangunan Delman Resto Sumber: dokumentasi pribadi Denah Joglo asli berbentuk persegi panjang yang terdiri atas 6 bagian Tiang Soko Guru pada Rumah yakni pendhapa, pringgitan, dalem, dapur, Joglo asli, memiliki 4 tiang utama. gandhok, dan gadri. Bagian depan disebut Konstruksi atap Joglo ditopang oleh Soko pendhapa yang merupakan tempat Guru (tiang utama) dengan jumlah 4 buah. terbuka yang terletak pada bagian depan. Jumlah 4 tiang ini merupakan pengaruh Bagian kedua setelah pendhapa adalah kekuatan berasal dari empat mata angin, pringgitan, dimana pringgitan merupakan yakni utara, barat, timur, hingga selatan. seperti serambi dan batas pendhapa- Kata Guru menunjukan bagian utama dalem, sebagai perwujudan daerah semi sebuah konstruksi atap Joglo. Soko Guru privat. Ruang pringgitan tersebut yang menopang balok yang terdiri dari merupakan pengantar memasuki ruang Blandar dan Pengeret. Kemudian 4 buah dalem ageng yang merupakan pusat tiang penopang yang disebut Soko Guru rumah tradisional Jawa, yakni Joglo. atau Sakaning Guru (tiang yang Berikutnya menuju ruang yang lebih menyangga Guru). dalam, adalah ruang dalem yang merupakan pusat, sehingga terletak pada bagian tengah, dengan ketinggian lantai yang lebih tinggi dari pendhapa dan pringgitan. Ruang dalem bersifat tertutup, hanya untuk menerima saudara yang dekat saja. Kemudian pada bagian sisi timur dalem terdapat ruang yang tak kalah penting, yakni dapur. Ruang dapur yang digunakan untuk meracik bumbu, memasak, dan sebagai tempat menampung sisa-sisa makanan atau sayuran. Ruang terakhir yang terletak Gambar 11 Soko Guru Joglo Asli pada bagian belakang adalah gadri. Gadri Sumber: infobisnisproperti.com digunakan sebagai ruang untuk makan Joglo pada Delman Resto, para keluarga. terdapat soko guru, berupa 4 tiang utama. Soko Guru yang menopang tumpang sari Pada bangunan Delman Resto sebagai struktur utama atap Joglo. 4 soko Semarang terdapat penambahan guru terbuat dari kayu jati tua yang kokoh. bangunan penunjang lainnya selain Joglo Terdapat perubahan berupa penambahan itu sendiri. Penambahan bangunan ornamen pada bagian bawah soko guru, penunjang lain difungsikan sebagai yakni pada bagian umpak yang bangunan untuk memberikan suasana menopangnya. yang berbeda. Terdapatnya gazebo pada

21

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

aktivitas dalam bangunan seperti Rumah Joglo asli. Terjadi akulturasi budaya secara arsitektural yang hanya terbatas pada aspek psikologis visual Jawa Tengah yaitu Joglo. Narasumber lain yang merupakan konsumen dari Delman Resto juga mengatakan bahwa pengaplikasian Rumah Joglo pada Delman Resto sangat mampu untuk menaikan suasana konsep Gambar 12 Soko Guru Joglo Delman Resto Sumber: dokumentasi pribadi adat tradisional jawa di Delman Resto. Secara visual narasumber juga Secara tata ruang pada Rumah mengatakan bahwa bentuk Rumah Joglo Joglo asli, terdapat pembagian daerah dapat menjadi tanda untuk dimana tidak sembarang orang dapat mengidentifikasikan bahwa Delman Resto masuk, sesuai kedudukan seseorang. adalah sebuah restoran yang memiliki Pendhapa sebagai ruang terbuka, ruang konsep suasana tradisional jawa. publik, kemudian ruang pringgitan sebagai ruang semi privat, hingga Dalem yang merupakan ruang yang paling privat, PENUTUP dimana hanya keluarga dekat yang dapat Berdasarkan penelitian dan menggunakan ruang ini. Pada Joglo asli, observasi yang dilakukan dapat mempertahankan kedudukan maupun disimpulkan bahwa Rumah Joglo pada strata seseorang dalam pengaturan Delman Resto mengalami akulturasi daerah baik publik, semi privat hingga secara arsitektural. Hal ini dikarenakan privat. Rumah Joglo tersebut memang sengaja Terdapat hal yang unik pada diaplikasikan hanya untuk sebatas tatanan Joglo Delman Resto, hal tersebut membangun persepsi secara visual dapat dilihat tidak terdapat perbedaan bahwa Delman Resto adalah sebuah strata dalam pembagian ruang. Semua restoran yang memiliki konsep tradisional orang dari berbagai golongan boleh Jawa Tengah. Sudah tidak lagi ditemukan masuk dan duduk tanpa adanya pembagian ruang dan nilai filosofis asli pembatasan ruang. Perubahan fungsi dari Rumah Joglo yang mengkotak-kotakan filosofi rumah atau hunian menjadi tatanan ruang sehingga terjadi pola restoran, yang merupakan bangunan aktivitas yang membentuk pola tertentu. dengan fungsi publik. Perubahan fungsi ini Sesuai dengan teori Gestalt, Rumah Joglo dapat disimpulkan bahwa filosofis Rumah pada Delman Resto berhasil membangun Joglo sudah tidak bisa dilihat dari nilai dan sebuah paradigma visual sebuah konsep tatanan aslinya, melainkan hanya sebatas rumah adat Jawa Tengah dengan faktor filosofi visual yang mendukung konsep similarity atau kesamaan. dan suasana tradisional hunian Jawa Tengah.

Pengaruh Perubahan Visual Rumah Joglo Terhadap Identitas Konsep DAFTAR PUSTAKA Bangunan Berdasarkan hasil data observasi Arya Ronald, Nilai-Nilai Arsitektur Rumah di lapangan, para narasumber Tradisional Jawa, Yogyakarta: memberikan tanggapan bahwa Rumah UGM University Press, 2005. Joglo Delman Resto memang sudah mengalami perubahan secara nilai Dakung, S. 1982. Arsitektur Tradisional filosofis. Tidak lagi dijumpai pembagian DIY. Yogyakarta: Depdikbud. strata ruang yang mengkotak-kotakan

22

Jurnal Desain Komunikasi Visual dan Media Baru Vol. 1 No.2. Februari 2019

Hamzuri. 1982. Rumah Tradisional Jawa. Jakarta: Depdikbud.

K., R. Ismunandar. 1990. Joglo Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Dahara Prize

Ronald, A. 1993. "Transformasi Nilai-nilai Mistik dan Simbolik". Dalam Ekspresi Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Yogyakarta: Lembaga Javanologi Panunggalan.

Widodo, Timbul. 2005. Tata Cara Membangun Rumah Jawa. AKN. e-journal.uajy.ac.id/4450/2/1EP17948.pdf journal2.um.ac.id/index.php/jbs/article/dow nload/143/115 https://arisanbestari.wordpress.com/categ ory/uncategorized/ https://agussuardi.wordpress.com/2015/06 /15/rumah-tradisional-dan- perkembangannya/ https://www.scribd.com/document/328531 312/Unsur-Ars-Rumah-Joglo- Jawa-docx https://teknikseruyan.files.wordpress.co... mewa-yogyakarta1.pdf

23