PEMERINTAH KABUPATEN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

NOMOR 06 TAHUN 2001

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I B E N G K A L I S,

Menimbang : a. bahwa dalam usaha meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna perlu penataan kembali Pembentukan Organisasi Kecamatan ; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas penataan pembentukan Organisasi Kecamatan perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Tahun 1956 Nomor 25) ;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1995 tentang Pembentukan 13 (tiga belas) Kecamatan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kampar dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 56) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193) ;

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ;

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis ;

d. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah;

e. Camat adalah Kepala Kecamatan;

f Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil pada Kecamatan yang diberi hak dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing.

- 2 - BAB II PEMBENTUKAN, BATAS WILAYAH DAN IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Utara. 2. Kecamatan Tebing Tinggi Barat. 3. Kecamatan Rangsang Barat.

(2) Dengan dibentuknya Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka wilayah administratif Kabupaten Bengkalis menjadi 11 (sebelas) Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Bengkalis 2. Kecamatan Bantan 3. Kecamatan Bukit Batu 4. Kecamatan Mandau 5. Kecamatan Merbau 6. Kecamatan Rupat 7. Kecamatan Tebing Tinggi 8. Kecamatan Rangsang 9. Kecamatan Rupat Utara 10. Kecamatan Tebing Tinggi Barat 11. Kecamatan Rangsang Barat

Pasal 3

Kecamatan Rupat Utara berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rupat, yang terdiri atas :

1. Desa Tanjung Medang. 2. Desa Teluk Rhu. 3. Desa Tanjung Punak. 4. Desa Kadur. 5. Desa Titi Akar.

Pasal 4

Kecamatan Tebing Tinggi Barat berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Tebing Tinggi, yang terdiri atas :

1. Desa Alai. 2. Desa Tenan. 3. Desa Insit. 4. Desa Tanjung. 5. Desa Tanjung Peranap.

- 3 - Pasal 5

Kecamatan Rangsang Barat berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rangsang yang terdiri atas :

1. Desa Segomeng. 2. Desa Bantar. 3. Desa Anak Setatah. 4. Desa Sungai Cina. 5. Desa Lemang. 6. Desa Bokor. 7. Desa Melai. 8. Desa Kedabu Rapat. 9. Desa Kayu Ara. 10. Desa Sonde.

Pasal 6

(1) Kecamatan Rupat Utara mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan dengan Kecamatan Rupat. 3. Sebelah Timur dengan Selat Malaka. 4. Sebelah Barat dengan Selat Malaka.

(2) Kecamatan Tebing Tinggi Barat mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Selat Air Hitam dan Kecamatan Merbau. 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak. 3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Tebing Tinggi. 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Merbau dan Kabupaten Siak.

(3) Kecamatan Rangsang Barat mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Selat Malaka. 2. Sebelah Selatan dengan Selat Air Hitam. 3. Sebelah Timur dengan Kecamatan Rangsang. 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Merbau.

(1) Ibukota Kecamatan Rupat Utara berkedudukan di Tanjung Medang.

(2) Ibukota Kecamatan Tebing Tinggi Barat berkedudukan di Alai.

(3) Ibukota Kecamatan Rangsang Barat berkedudukan di Segomeng.

Pasal 8

(1) Dengan dibentuknya Kecamatan Rupat Utara sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Rupat dikurangi dengan wilayah Kecamatan Rupat Utara, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan dibentuknya Kecamatan Tebing Tinggi Barat sebagaimana

- 4 - dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Tebing Tinggi dikurangi dengan wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Barat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini.

(3) Dengan dibentuknya Kecamatan Rangsang Barat sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Rangsang dikurangi dengan wilayah Kecamatan Rangsang Barat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini.

(4) Setelah Perda disyahkan Pemda Menetapkan tapal batas Wilayah Kecamatan dan Desa.

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pasal 9

Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

Pasal 10

Camat mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam menyelenggarakan Pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dalam wilayah kecamatan.

Pasal 11

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 10, Camat mempunyai fungsi : a. Pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Kepala Daerah. b. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum, kependudukan dan pembinaan keagrariaan serta pembinaan politik dalam negeri. c. Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah. d. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial budaya dan lingkungan hidup.

BAB IV SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 12

(1) Susunan Organisasi Kecamatan terdiri dari :

a. Camat ; b. Sekretaris Kecamatan ;

- 5 - c. Seksi Pemerintahan ; d. Seksi Ketentraman dan Ketertiban ; e. Seksi Pembangunan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial dan Budaya; f. Seksi Pelayanan ; g. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Susunan Organisasi Kecamatan sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Daerah ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

SEKRETARIS KECAMATAN

Pasal 13

Sekretaris Kecamatan mempunyai tugas melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi Kecamatan.

Pasal 14

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 13, Sekretaris Kecamatan mempunyai fungsi : a. penyusunan rencana, pengendalian dan mengevaluasi pelaksanaannya; b. penyelenggaraan administrasi keuangan ; c. pengelolaan urusan umum meliputi, ketatausahaan, administrasi kepegawaian, perlengkapan dan rumah tangga.

SEKSI PEMERINTAHAN

Pasal 15

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan umum, kependudukan, pembinaan pemerintahan Desa/ Kelurahan, pembinaan keagrariaan dan pembinaan wilayah kecamatan.

Pasal 16

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 16, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan urusan pemerintahan umum, kependudukan dan pembinaan Desa / Kelurahan; b. penyelenggaraan pembinaan keagrariaan; c. penyelenggaraan pembinaan politik dalam negeri.

- 6 - SEKSI KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

Pasal 17

Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai tugas melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah serta membantu pelaksanaan pembinaan polisi pamong praja.

Pasal 18

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 19, Seksi Ketentraman dan Ketertiban mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan pembinaan ketentraman dan ketertiban umum; b. penyelenggaraan pembinaan polisi pamong praja.

SEKSI PEMBANGUNAN MASYARAKAT, KESEJAHTERAAN SOSIAL DAN BUDAYA

Pasal 19

Seksi Pembangunan Masyarakat , Kesejahteraan Sosial dan Budaya mempunyai tugas melakukan pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi serta mengkoordinasikan program pembinaan kesejahteraan sosial dan lingkungan hidup.

Pasal 20

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 22, Seksi Pembangunan Masyarakat , Kesejahteraan Sosial dan Budaya mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan pembinaan perekonomian masyarakat, produksi dan distribusi; b. pelaksanaan pembinaan lingkungan hidup; c. pelaksanaan pembinaan pelayanan dan bantuan sosial, pembinaan kepemudaan, peranan wanita dan oleh raga; d. penyelenggaraan pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan, kebudayaan dan kesehatan masyarakat.

SEKSI PELAYANAN

Pasal 21

Seksi Pelayanan mempunyai tugas melakukan pelayanan umum meliputi inventarisasi Desa/Kelurahan, kebersihan serta sarana dan prasarana umum.

- 7 - Pasal 22

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut pada Pasal 25, Seksi Pelayanan mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan pembinaan inventarisasi Desa/Kelurahan; b. penyelenggaraan pembinaan pelayanan kebersihan, keindahan, pertamanan dan sanitasi lingkungan; c. penyelenggaraan pembinaan sarana dan prasarana fisik pelayanan umum.

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 23

Kelompok jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Camat sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya masing- masing.

Pasal 24

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 27, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai denga bidang keahliannya.

(2) Setiap kelompok dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Camat.

(3) Jumlah jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan Jenjang Jabatan Fungsional tersebut pada ayat (1), diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Pasal 25

(1) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Camat oleh kepala Daerah atas usul Sekretaris Daerah dari Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat.

(2) Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional dapat diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan kewenangan oleh Kepala Daerah berdasarkan usul Camat.

(3) Dalam pengangkatan Camat, Sekretaris Kecamatan dan Kepala Seksi dan kelompok Jabatan Fungsional perlu diperhatikan persyaratan umum

- 8 - kepangkatanserta kecakapan dan kemampuan teknis yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

BAB VI TATA KERJA

Pasal 26

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Camat, Sekretaris Kecamatan, Kepala Seksi dan Kelompok jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing- masing maupun antar satuan organisasi dalam Kecamatan sesuai dengan tugas pokok masing-masing.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahan masing- masing dan bila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 27

Sumber-sumber pembiayaan Kecamatan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Subsidi atau bantuan Pemerintah Pusat dan bantuan dari Lembaga lain yang sah dan tidak mengikat diluar Pemerintah Daerah dengan persetujuan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

(1) Dengan dibentuknya Kecamatan Rupat Utara, Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Kecamatan Rangsang Barat, maka wilayah Kecamatan Pembantu Tanjung Medang, wilayah Kecamatan Pembantu Alai dan Kecamatan Pembantu Segomeng dihapus.

- 9 - (2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dan atau bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP

Pasal 29

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan kepala Daerah.

Pasal 30

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Bengkalis pada tanggal 11 Mei 2001

B U P A T I B E N G K A L I S

d. t. o

H. SYAMSURIZAL

Diundangkan di Bengkalis pada tanggal 13 Mei 2001

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

d.t.o

A.HAMID ACHMAD, SH PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 420002213

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2001 NOMOR 18

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KAB. BENGKALIS KECAMATAN NOMOR : 06 TAHUN

PENJELASAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

NOMOR 06 TAHUN 2001

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN

I. PENJELASAN UMUM

Dengan diundangkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom serta Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, pada prinsipnya menempatkan otonomi Daerah secara utuh pada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota berdasarkan Asas Desentralisasi dan Asas Pembantuan dengan memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada Daerah Kabupaten untuk membentuk Lembaga Perangkat Daerah dan melaksanakan kebijaksanaan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.

Kedudukan Kecamatan yang menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 sebagai wilayah administrasi dalam rangka asas dekonsentrasi, pada saat ini kedudukannya diubah menjadi perangkat Daerah Kabupaten atau Daerah Kota berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.

Sesuai dengan Pasal 66 ayat (6) Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, bahwa pembentukan Kecamatan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Dengan demikian, segala ketentuan yang mengatur pembentukan organisasi kecamatan perlu ditinjau kembali.

Untuk itu perlu ditetapkan Peraturan Daerah sebagai penggantinya dan disesuaikan dengan jiwa dari Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 : Cukup jelas

Pasal 2 ayat (1) :

huruf a : Kecamatan Rupat Utara merupakan pengalihan status dari Kecamatan Pembantu Tanjung Medang yang berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rupat..

huruf b ......

2

huruf b : Kecamatan Tebing Tinggi Barat merupakan pengalihan status dari Kecamatan Pembantu Alai yang berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Tebing Tinggi.

huruf c : Kecamatan Rangsang Barat merupakan pengalihan status dari Kecamatan Pembantu Segomeng yang berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Rangsang.

ayat (2) : Cukup jelas

Pasal 3 : Cukup jelas

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 : Cukup jelas

Pasal 6 : Cukup jelas

Pasal 7 : Cukup jelas

Pasal 8 : Cukup jelas

Pasal 9 : Cukup jelas

Pasal 10 : Cukup jelas

Pasal 11 : Cukup jelas

Pasal 12 : Cukup jelas

Pasal 13 : Cukup jelas

Pasal 14 : Cukup jelas

Pasal 15 : Cukup jelas

Pasal 16 : Cukup jelas

Pasal 17 : Cukup jelas

Pasal 18 : Cukup jelas

Pasal 19 : Cukup jelas

Pasal 20 : Cukup jelas

Pasal 21 : Cukup jelas

Pasal 22 …………..

3

Pasal 22 : Cukup jelas

Pasal 23 : Cukup jelas

Pasal 24 : Cukup jelas

Pasal 25 : Cukup jelas

Pasal 26 : Cukup jelas

Pasal 27 : Cukup jelas

Pasal 28 : Cukup jelas

Pasal 29 : Cukup jelas

Pasal 30 : Cukup jelas .

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

NOMOR TAHUN 2002

TENTANG

PEMBENTUKAN KECAMATAN X, Y dan XY DALAM KABUPATEN BENGKALIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I B E N G K A L I S,

Menimbang : a. bahwa dalam usaha meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna perlu diadakan pembentukan Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis ; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas pembentukan Kecamatan perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) ;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1995 tentang Pembentukan 13 (tiga belas) Kecamatan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kampar dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 56) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193) ;

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 06 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN X, Y dan XY DALAM WILAYAH KABUPATEN BENGKALIS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis ;

d. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah;

e. Camat adalah Kepala Kecamatan;

BAB II PEMBENTUKAN, BATAS WILAYAH DAN IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan yaitu :

1 Kecamatan Siak Kecil. 2. Kecamatan Mandau Selatan 3. Kecamatan Bengkalis Selatan

(2) Dengan dibentuknya Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka wilayah administratif Kabupaten Bengkalis menjadi 14 (Empatbelas ) Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Bengkalis 2. Kecamatan Bantan 3. Kecamatan Bukit Batu 4. Kecamatan Mandau 5. Kecamatan Merbau 6. Kecamatan Rupat 7. Kecamatan Tebing Tinggi 8. Kecamatan Rangsang 9. Kecamatan Rupat Utara 10. Kecamatan Tebing Tinggi Barat 11. Kecamatan Rangsang Barat 12. Kecamatan Siak Kecil (misalnya) 13 Kecamatan Mandau Utara (misalnya) 14 Kecamatan Bengkalis Selatan ( misalnya)

Pasal 3

Kecamatan Siak Kecil berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Bukit Batu, yang terdiri atas :

1. Desa Lubuk Muda 2. Desa 3. Desa 4. Desa 5. Desa

Pasal 4

Kecamatan Mandau Selatan berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Mandau, yang terdiri atas :

1. Desa. 2. Desa 3. Desa 4. Desa

Pasal 5

Kecamatan Bengkalis Selatan berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Bengkalis yang terdiri atas :

1. Desa Sungai Alam 2. Desa Penampi 3. Desa Temeran 4. Desa Penebal 5. Desa Ketam Putih 6. Desa Pematang Duku 7. Desa Kelemantan 8. Desa Sekodi

Pasal 6

(1) Kecamatan Siak Kecil mempunyai batas wilayah :

5. Sebelah Utara dengan 6. Sebelah Selatan dengan 7. Sebelah Timur dengan 8. Sebelah Barat dengan

(2) Kecamatan Mandau Selatan mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan. 2. Sebelah Selatan dengan 3. Sebelah Timur dengan 4. Sebelah Barat dengan

(3) Kecamatan Bengkalis Selatan mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Bantan 2. Sebelah Selatan dengan Selat Bengkalis 3. Sebelah Timur dengan Selat Padang 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Bengkalis

Pasal 7

(1) Ibukota Kecamatan Siak Kecil berkedudukan di Lubuk Muda

(2) Ibukota Kecamatan Mandau Selatan berkedudukan di

(3) Ibukota Kecamatan Bengkalis Selatan berkedudukan di Ketam Putih

Pasal 8

(1) Dengan dibentuknya Kecamatan Siak Kecil sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Bukit Batu dikurangi dengan wilayah Kecamatan Siak Kecil , sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan dibentuknya Kecamatan Mandau Selatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Mandau dikurangi dengan wilayah Kecamatan Mandau Selatan , sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan Daerah ini.

(3) Dengan dibentuknya Kecamatan Bengkalis Selatan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Bengkalis dikurangi dengan wilayah Kecamatan Bengkalis Selatan , sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Peraturan Daerah ini.

(4) Setelah Peraturan Daerah disyahkan Pemerintah Daerah Menetapkan tapal batas Wilayah Kecamatan dan Desa.

BAB III

PEMBIAYAAN

Pasal 9

Sumber-Sumber Pembiayaan Kecamatan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Subsidi atau bantuan Pemerintah Pusat dan bantuan dari Lembaga lain yang sah dan tidak mengikat diluar Pemerintah Daerah dengan persetujuan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan daerah ini, sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 11

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Bengkalis pada tanggal 11 Januari 2002

BUPATI BENGKALIS

H. SYAMSURIZA\L

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

KEPUTUSAN BUPATI BENGKALIS

TENTANG

TATA CARAPEMBENTUKAN KECAMATAN DAN KECAMATAN PERSIAPAN DALAM KABUPATEN BENGKALIS

B U P A T I B E N G K A L I S,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuaan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah, pemekaran/pembentukan kecamatan di tetapkan dengan Peraturan Daerah. b. bahwa pembentukan Kecamatan hendaklah memenuhi persyaratan- persyaratan tertentu dan hal tersebut perlu terlebih dahulu dibentuk kecamatan persiapan c. Bahwa untuk tertib dan lancarnya penyelenggaraan pemerintahan, dianggap perlu untuk menetapkan Keputusan Bupati Bengkalis Tentang Tata Cara Pembentukan Kecamatan dan Kecamatan Persiapan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) ;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 200 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 3952;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193) ;

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 06 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI BENGKALIS TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN KECAMATAN DAN KECAMATAN PERSIAPAN DALAM KABUPATEN BENGKALIS

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis; c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis ; d. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah; e. Camat adalah Kepala Kecamatan;

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUAPTEN BENGKALIS

NOMOR TAHUN 2002

TENTANG

PEMBENTUKAN KECAMATAN PINGGIR DAN KECAMATAN SIAK KECIL DALAM KABUPATEN BENGKALIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I B E N G K A L I S,

Menimbang : a. bahwa dalam usaha meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna perlu diadakan pembentukan Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis ; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas pembentukan Kecamatan perlu ditetapkan dengan Keputusan Bupati Bengkalis.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) ;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193) ;

7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 06 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PINGGIR DAN KECAMATAN SIAK KECIL DALAM WILAYAH KABUPATEN BENGKALIS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis ;

d. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah;

e. Camat adalah Kepala Kecamatan;

f. Pembentukan Kecamatan adalah tindakan mengadakan Kecamatan baru diluar atau didalam wilayah kecamatan-kecamatan yang telah ada

BAB II PEMBENTUKAN, BATAS WILAYAH DAN IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Pinggir 2. Kecamatan Siak Kecil

Pasal 3

Kecamatan Pinggir berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Mandau, yang terdiri atas :

1. Desa Pinggir 2. Desa Muara Basung 3. Desa Semunai 4. Desa Balai Pungut 5. Desa Tengganau 6. Kelurahan Titian Antui 7. Desa Talang Mandi 8. Desa Serai Wangi 9. Desa Tasik serai 10. Desa Melibur 11. Desa kuala Penaso 12. Kelurahan Balai Raja

Pasal 4

Kecamatan Siak Kecil berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Bukit Batu, yang terdiri atas :

1. Desa Lubuk Muda 2. Desa Bandar jaya 3. Desa Sungai Linau 4. Desa Sadar Jaya 5. Desa Langkat 6. Desa Tanjung Damai 7. Desa Lubuk ganung 8. Desa Sepotong 9. Desa Sungai Siput 10. Desa Tanjung Belit 11. Desa Sumber Jaya 12. Desa Pangkalan jambi 13. Desa Muara Dua

Pasal 5

(1) Kecamatan Pinggir mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Bukit Batu 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak 3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Siak 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Mandau

(2) Kecamatan Siak Kecil mempunyai batas wilayah :

1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Bukit Batu 2. Sebelah Selatan dengan Kabupaten Siak 3. Sebelah Timur dengan Kabupaten Siak 4. Sebelah Barat dengan Kecamatan Bukit Batu

(3) Penetapan batas defenitif Kecamatan sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Keputusan Bupati Bengkalis

Pasal 6

(1) Ibukota Kecamatan Pinggir berkedudukan di Pinggir

(2) Ibukota Kecamatan Siak Kecil berkedudukan di Lubuk Muda

Pasal 7

(1) Dengan dibentuknya Kecamatan Pinggir sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Mandau dikurangi dengan wilayah Kecamatan Pinggir sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini (2) Dengan dibentuknya Kecamatan Siak Kecil sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Bukit Batu dikurangi dengan wilayah Kecamatan Siak Kecil, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Peraturan Daerah ini

BAB III

PEMBIAYAAN

Pasal 8

Sumber-Sumber Pembiayaan Kecamatan yang baru dibentuk dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bengkalis, Subsidi atau bantuan Pemerintah Pusat dan bantuan dari Lembaga lain yang sah dan tidak mengikat diluar Pemerintah Daerah dengan persetujuan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bengkalis pada tanggal

BUPATI BENGKALIS,

H. SYAMSURIZA\L

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

NOMOR TAHUN 2002

TENTANG

PEMBENTUKAN KECAMATAN PINGGIR DALAM KABUPATEN BENGKALIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I B E N G K A L I S,

Menimbang : a. Bahwa dalam usaha meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan masyarakat secara berdaya guna dan berhasil guna perlu diadakan pembentukan Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Bengkalis ; b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas pembentukan Kecamatan perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) ;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok - pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ;

3. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1995 tentang Pembentukan 13 (tiga belas) Kecamatan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bengkalis, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kampar dalam wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 56) ;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193) ;

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 70) ;

9. Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 06 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan

Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BENGKALIS

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN PINGGIR DALAM WILAYAH KABUPATEN BENGKALIS.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah Kabupaten Bengkalis;

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bengkalis;

c. Kepala Daerah adalah Bupati Bengkalis ;

d. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah;

e. Camat adalah Kepala Kecamatan;

BAB II PEMBENTUKAN, BATAS WILAYAH DAN IBUKOTA KECAMATAN

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Kecamatan Kecamatan Pinggir

(2) Dengan dibentuknya Kecamatan Pinggir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka wilayah administratif Kabupaten Bengkalis menjadi 12 (Dua Belas ) Kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Bengkalis 2. Kecamatan Bantan 3. Kecamatan Bukit Batu 4. Kecamatan Mandau 5. Kecamatan Merbau 6. Kecamatan Rupat 7. Kecamatan Tebing Tinggi 8. Kecamatan Rangsang 9. Kecamatan Rupat Utara 10. Kecamatan Tebing Tinggi Barat 11. Kecamatan Rangsang Barat 12. Kecamatan Pinggir

Pasal 3

Kecamatan Pinggir berasal dari sebagian wilayah Kecamatan Mandau, yang terdiri atas :

1. Desa Pinggir 2. Desa Muara Basung 3. Desa Semunai 4. Desa Balai Punggut 5. Desa Tenganau 6. Desa Titian Antui 7. Desa Talang Mandi 8. Desa Serai Wangi 9. Desa Tasik Serai 10. Desa Melibur 11. Desa Kuala Penaso 12. Desa Balai Raja

Pasal 4

Ibukota Kecamatan Pinggir berkedudukan di Pinggir

Pasal 5

(1) Dengan dibentuknya Kecamatan Pinggir sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, wilayah Kecamatan Mandau dikurangi dengan wilayah Kecamatan Pinggir, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Daerah ini.

(2) Setelah Peraturan Daerah disyahkan Pemerintah Daerah Menetapkan tapal batas Wilayah Kecamatan dan Desa.

BAB III

PEMBIAYAAN

Pasal 9

Sumber-Sumber Pembiayaan Kecamatan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Subsidi atau bantuan Pemerintah Pusat dan bantuan dari Lembaga lain yang sah dan tidak mengikat diluar Pemerintah Daerah dengan persetujuan Kepala Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang menyangkut teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 11

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah.

Ditetapkan di Bengkalis pada tanggal

BUPATI BENGKALIS,

H. SYAMSURIZA\L