DESKRIPSI KABUPATEN

3.1. Geografis Daerah dan Batas Wilayah Administrasi Kabupaten Bengkalis serta Luas Wilayah Kabupaten Bengkalis dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah dengan luas wilayah 30.646,843 Km2 dan pada awal pembentukannya, Kabupaten Bengkalis terdiri dari 19 kecamatan. Selanjutnya dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 16 tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II dan Undang - Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Ba tam, rnaka luas wilayah Kabupaten Bengkalis menyusut menjadi 11.481,77 Km2 dengan jumlah kecamatan setelah pemekaran sebanyak 8 kecamatan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 6 Tahun 2001 yang mengatur tentang pembentukan Kecamatan Utara, Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis Nomor 1 Tahun 2003 yang mengatur pembentukan Kecamatan Pinggir dan Kecamatan Siak Kecil, rnaka kemudian jurnlah kecamatan dalam lingkungan Kabupaten Bengkalis menjadi 13 kecamatan dengan luas masing-rnasing kecamatan sebagaimana tercantum dalam tabel 4.1 berikut ini :

22 Menggagas Kebijakan Insentif Tabel 4.1 Nama dan Luas Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Bengkalis

Luas Wilayah Kecamatan Ibukota Km2

l.Bengkalis Bengkalis 514,00 2. Bantan Selat Baru 424,40 3. Bukit Batu i Sungai Pakning 1.128,00 4. Mandau I Duri 937,47 5. Merbau [ Teluk Belitung 1.348,91 6. Rupat I Batu Panjang 896,35 7. T ebing Tinggi I 849,50 8. Rangsang ! Tanjung Samak 681,00 9. Rupat Utara Tanjung Medang 628,50 10. Tebing Tinggi Barat Alai 586,83 11. Rangsang Barat Bantar 241,60 12. Siak Kecil Lubuk Muda 742,21 13. Pinggir Pim?:gir 2.053,00 Kab.Bengkalis 11.481,77 Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

Secara umum letak Kabupaten Bengkalis sangat strategis, karena sering berada ditepi alur pelayanan intemasional yang paling sibuk didunia, yakni Selat Malaka, dan juga berada pada kawasan segitiga pertumbuhan Ekonomi -Malaysia-Singapura (IMS-GT) dan kawasan segitiga pertumbuhan Ekonomi Indonesia­ Malaysia-Thailand (IMT-GT). Secara geografis letak Kabupaten Bengkalis terletak di bagian pesisir timur Pulau Sumatera, dan secara astronomis terletak di antara 100° 52' - 102° 10' BT dan 2° 30' - 0° 17' LU, dengan batas­ batas wilayah sebagai berikut : Utara : Selat Malaka Selatan : Kabupaten Siak Barat : Kabupaten Bengkalis dan Kota Dumai Timur : Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan

Menggagas Kebijakan Insentif 23 Gambar 2.1. Peta Kabupaten Bengkalis

Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2007

Dari letak geografis tersebut tampak bahwa kabupaten ini berupa kabupaten kepulauan yang secara geografis berhadapan langsung dengan selat Malaka. Ada empat pulau besar di Kabupaten Bengkalis ini yang cukup potensial. Konsekuensi sebagai daerah kepulauan maka banyak dialiri sungai yang bermuara pada laut­ laut di sekitamya. itulah sebabnya di Kabupaten Bengkalis ini selain memiliki banyak pulau-pulau besar dan kecil juga terdapat beberapa sungai yang juga merupakan sarana transportasi dan sumber nafkah masyarakat. Sungai-sungai itu adalah:

24 Menggagas Kebijakan Insentif Tabel 4.2 Nama-nama Pulau di Kabupaten Bengkalis

Kecamatan NamaPulau NamaSungai 1. Bengkalis i Pulau Bengkalis - I S. Jangkang 2. Bantan I - S. Bantan Tengah I i S. Kembung Luar S. Siak Kecil j 3. Bukit Batu S. Faking 1-! I I S. Bukit Batu i 4. Mandau I - - Pulau Padang Ir I- S. Merbau i 5. Merbau /- Pulau Merbau I S. Selat Akar I i Pulau Dedap - Pulau Rupat - Pulau Beruk - Pulau Rangsang S.Senebak - Pulau Payung S. Raya - Pulau Patung S. Rempang - Pulau Menteler 6. Rupat S. Nyiur - Pulau Baru S. Sair - Pulau Kemunting S. Penonton - PulauMampu - Pulau Babi - Pulau Simpur - PulauKetam Pulau Tebing Tinggi Pulau Paning PulauJadi S. Suir 7. Tebing Tinggi Pulau Tiga Pulau Barn Pulau Panjang Pulau Rangsang Pulau Topang 8. Rangsang Pulau Menggung Pulau Setahun 9. Rupat Utara - - 10. Tebing Tin.,.,i Barat - - 11. Rangsang Barat - - 12. Siak Kecil - - 13. Pinggir - Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

Menggagas Kebijakan Insentif 25 Dengan letak geografis dan kondisi Kabupaten Bengkalis yang terdiri dari pulau - pulau dan beberapa sungai mernpengaruhi kondisi iklim. Iklim tersebut terdiri dari musim panas/kemarau yang tetjadi pada bulan Februari - September, sedangkan musin hujan terjadi pada bulan September - Januari.

3.2. Gambaran Umum Demografis Jumlah Penduduk Bengkalis hingga akhir tahun 2006 berjumlah 711.233 jiwa yang tersebar di 13 kecamatan. Adapun jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Bengkalis menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Bengkalis menurut Kecamatan Luas Jumlah Kepadatan Kecamatan Wilayah Penduduk Penduduk (Km2) 1. Bengkalis 514,00 71.003 138 2. Bantan 424,40 40.893 96 3. Bukit Batu 1.128,00 29.029 26 4.Mandau 937,47 235.109 251 5. Merbau 1.348,91 56.445 42 6. Rupat 896,35 32.486 36 7. Tebing Tine:2:i 849,50 76.763 90 8. Rangsang 681,00 31.373 46 9. Rupat Utara 628,50 13.326 21 10. Tebing Tinggi Barat 586,83 16.082 27 11. Rangsang Barat 241,60 29.775 123 12. Siak Kecil 742,21 18.518 25 13. Pinggir 2.053,00 60.541 24 Kab.Bengkalis 11.481,77 711.233 62 Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kecamatan yang memiliki populasi penduduk paling banyak adalah Kecamatan Mandau dengan jumlah kepadatan penduduk 251 jiwa/Km sedangkan kecamatan yang memiliki populasi penduduk paling

26 Menggagas Kebijakan Insentif sedikit adalah Kecamatan Rupat Utara dengan jumlah kepadatan penduduk 21 jiwa/Km. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penyebaran penduduk di Kabupaten Bengkalis belurn merata untuk tiap-tiap kecarnatan. Adapun komposisi jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis menurut jenis kelamin hingga akhir tahun 2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.4 Sex Ratio Penduduk Kabupaten Bengkalis Menurut Kecamatan

Jenis Kelamin I Sex Kecamatan L- Jumlah I I Laki-laki Perempuan 1 Ratio i 1. Bengkalis l 36.420 34.583 j 71.003 105 i 2. Bantan 20.965 19.928 I 40.893 105 ; 3. Bukit Batu l 14.138 14.891 I 29.029 95 4. Mandau 122.903 112.206 t 235.109 110 5. Merbau 27.666 28.779 56.445 96 6. Rupat 16.604 15.882 32.486 105 7. Tebing Tinggi 39.445 37.318 76.763 106 8. Rangsang 16.136 15.237 31.373 106 9. Rupat Utara 6.518 6.718 13.236 97 10. Tebing Tin2:2:i Barat 8.040 8.042 16.082 99 11. Rangsang Barat 14.939 14.816 29.755 101 12. Siak Kecil 9.141 9.377 18.518 97 13. Pinggir 31.645 28.896 60.541 110 TOTAL 364.560 346.673 711.233 105 Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sex ratio penduduk laki-laki dan perempuan adalah 105 per 100 jiwa. Tingkat sex ratio penduduk yang paling tinggi adalah di Kecamatan Mandau sebesar 110 per 100 jiwa, sedangkan tingkat sex ratio yang paling rendah adalah di Kecamatan Bukit Batu sebesar 95 per 100 jiwa. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Bengkalis menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Menggagas Kebijakan Insentif 27 Tabel 4.5 Penduduk Kabupaten Bengkalis Menurut Kelompok Umur

Kelompok Jenis Kelamin Jumlah Umur Laki-laki Perempuan 0-4 41.495 34.736 76.231 5-9 41.293 40.349 81.642 10-14 42.064 31.924 73.988 15-19 38.911 27.385 66.296 20-24 34.384 33.678 68.062 25-29 31.281 38.706 69.987 30-34 34.810 33.520 68.330 35-39 30.685 27.831 58.516 40-45 24.798 18.919 43.717 45-49 17.349 16.364 33.713 50-54 14.233 10.449 24.682 55-59 10.170 6.050 16.220 60-64 5.810 5.612 11.422 65-69 5.373 4.180 9.553 70-74 2.775 2.353 5.128 75+ 2.572 1.174 3.746 Jumlah Total 378.003 333.230 711.233

...... ······················ Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwasanya jumlah penduduk produktif hingga akhir tahun 2006 adalah 449.523 jiwa sedangkan penduduk tidak produktif adalah 261.710 jiwa. Untuk mengetahui persentase penduduk Kabupaten Bengkalis umur 10 tahun keatas menurut Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

28 Menggagas Kebijakan Insentif Tabel 4.6 Persentase Penduduk Kabupaten Bengkalis Umur 10 Tahun Keatas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Laki-laki I Perempuan Jumlah No Kelompok Umur (%) I (%) (%) 1. Tidak punya ijazah 17,64 I 22,81 20,22 2. SD/MI 30,16 I 33,79 31,97 3. SLTP 21,26 [ 17,71 19,49 i 4. SMU 17,77 ! 18,66 18,22 I I 5. SM/Kejuruan 8,68 3,29 5,99 I 6. Diploma II 0,39 0,75 0,57 7. Diploma III 1,59 1,03 1,31 I 8. Diploma IV /Sl - S3 2,51 i 1,97 2,24 I I Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber: Bappeda Kabupaten Bengkalis, 2006

3.2. Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan. Untuk tanaman pangan, terdapat beberapa komoditi unggulan yang memiliki prospek jika dilihat dari aspek pembiayaan dan pasar. Komoditi unggulan ini adalah nenas dan jagung. Luas areal tanaman nenas mencapai 212,19 hektar dengan produksi 846,7 ton, atau rata-rata 4 ton/hektar/tahun. Lokasi potensial untuk pengembangan adalah Kecamatan Bengkalis, Bantan, tebing Tinggi dan Rangsang dengan luas atreal pengembangan nenas mencapai 1.300 hektar. Komoditi unggulan berikutnya adalah jagung. Luas areal jagung mencapai 238 hektar, terletak di Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, Mandau dan tebing Tinggi, dengan produksi total mencapai 2 ton/hektar/tahun. Namun, pengembangan potensi tanaman ini lebih diarahkan pada Kecamatan Mandau, Bukit Batu, tebing Tinggi dan Bengkalis dengan luas areal pengembangan 2.000 hektar. Potensi tanaman ini didukung oleh tersedianya petani yang cukup, prasarana jalan yang memadai, sumber air cukup dan tersedianya sarana pelabuhan. Potensi peternakan yang paling menonjol adalah daging dan telur yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi daerah dan sebagian kecil dipasarkan keluar daerah. Lahan potensial untuk pengembangan ternak mencapai 3.000 hektar,

Menggagas Kebijakan Insentif 29 terletak di Kecamatan Bukit Batu (untuk temak sapi dan kambing}, Kecamatan Rangsang (untuk temak kambing). Kecamatan Merbau (untuk ternak sapi}, Kecamatan Bantan (untuk ternak sapi dan ayam) dan pengembangan ternak ayam diarahkan ke Kecamatan Bengkalis. Sedangkan potensi perkebunan dan kehutanan Kabupaten Bengkalis, antara lain adalah: 1. Kela pa sawit. Luas tanaman ini mencapai 48.368 hektar, dengan tanaman yang menghasilkan seluas 27.382 hektar, terletak di Kecamatan Mandau, Rupat dan Bukit Batu, dengan total produksi (CPO) 59.566 ton/tahun. Lokasi pengembangannya diarahkan pada Desa Sebanga Kecamatan Mandau, desa Sepahat Kecamatan Bukit Batu dan Kecamatan Rupat. Luas areal potensi pengembangan komoditi ini mencapai 26.000 hektar. 2. Karet. Luas areal tanaman karet di Kabupaten Bengkalis adalah 62.303 hektar, dengan tanaman yang menghasilkan seluas 37.755 hektar. Perkebunan karet tersebar diseluruh kecamatan, terutama Kecamatan Bukit Batu dan Mandau. Sentra pengembangan produksi karet di Kabupaten Bengkalis terletak di Desa Buruk Bakul Kecamatan Bukit Batu dan Desa Alai Kecamatan Tebing Tinggi Barat. Areal yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah Kecamatan Bukit Batu, Rupat, Merbau, Rangsang dan Tebing Tinggi dengan luas areal 29.000 hektar. 3. Sagu. Luas areal perkebunan sagu Kabupaten Bengkalis adalah 50.800 hektar, dengan tanaman yang menghasilkan mencapai 25.913 hektar. Penyebaran perkebunan sagu berada di Kecamatan Tebing Tinggi, Merbau, Rangsang, Bengkalis dan Kecamatan Bukit Batu. Penghasil utama komoditas sagu adalah Kecamatan Tebing Tinggi dan Rangsang. 4. Kehutanan. Kawasan hutan berdasarkan RTRW Kabupaten Bengkalis 2002-2012 adalah seluas 476.997 hektar, terdiri dari kawasan hutan produksi tetap, hutan produksi terbatas, hutan produksi konversi, hutan bakau dan hutan suaka alam. Untuk hutan mangrove, banyak terdapat di kawasan pesisir Bengkalis antara lain gugusan pulau-pulau besar dan kecil, kecuali di sekitar kawasan pemukiman, pelabuhan, industri, tanaman pangan basah serta perkebunan. Jika dilihat dari fungsi ekologis,

30 Menggagas Kebijakan Insentif sebagian besar kawasan hutan mangrove masih optimal untuk pengembangbiakan udang, ikan dan biota laut lainnya serta sebagai penghambat terjadinya intrusi dan abrasi pantai. Khusus hutan mangrove yang terdapat di kawasan pesisir perairan Selat melaka, telah terabrasi dan perlu rehabilitasi dengan menggunakan teknologi (pemecah gelombang) 5. Perikanan. Potensi perikanan di Kabupaten Bengkalis adalah perikanan laut dan budidaya. Pengembangan perikanan laut adalah perikanan tangkap dan budidaya laut. Potensi penangkapan ikan laut mencapai 18.895 ton dan baru dimanfaatkan sebesar 15.500 ton/ta!mn. Untuk pengembangan budidaya laut berupa ikan kakap putih dan udang windu diarahkan pada Kecamatan Bantan, Merbau, Rupat, Rupat Utara, Bengkalis, Tebing Tinggi , Rangsang dan Bukit Batu. Potensi perikanan air ta war di Kabupaten Bengkalis adalah perairan umum ( danau, sungai rawa) dan budidaya kolam. Jenis ikan yang dapat dikembangkan adalah ikan mas, lele, gurame dan patin, serta pengembangan benih ikan air tawar. Lokasi pengembangannya adalah Kecamatan Mandau, Pinggir dan Siak Kecil. Potensi yang dimiliki saat ini berupa tambak, keramba jaring apung dan kolam seluas 170 hektar, dengan perkiraan produksi mencapai 179.68 ton. 6. Perindustrian. Dalam pengembangan perindustrian, pemerintah berupaya mengembangkan kawasan industri di Desa Buruk Bakul. Prospek pengembangan kawasan industri cukup cerah karena berada di kawasan darat dan berhadapan dengan Selat Melaka dan Singapura, berada dipinggiran laut bebas yang dimungkinkan untuk pengembangan pelabuhan samudera, letak lokasi yang strategis dan berdekatan dengan Dumai, Batam, Bintan dan Karimun, berdekatan dengan wilayah pertumbuhan Sumatera seperti Duri, Dumai dan , memiliki hinterland yang kaya dengan bahan baku berasal dari komoditi - komoditi utama (kelapa, karet, kelapa sawit) serta tersedianya jumlah tenaga kerja yang relatif murah.

3.4. Sarana Perhubungan Laut Pusat pelayanan transportasi laut adalah pelabuhan. pelabuhan sebagai pusat pelayanan transportasi laut merupakan titik

Menggagas Kebijakan Insentif 31 pergantian moda yang berfungsi sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan ekstensif di wilayah belakangnya. Kegiatan ekstensif ini merupakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang membutuhkan pelayanan jasa pelabuhan sebagai sirnpul distribusinya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka setiap pelabuhan di Kabupaten Bengkalis akan berfungsi sebagai pusat kegiatan bongkar muat barang dan penumpang. Kegiatan angkutan barang rneliputi kegiatan distribusi berbagai komoditi yang dihasilkan daerah belakangnya, sedangkan pelayanan angkutan penumpang melayani kebutuhan pergerakan penduduk sehari-hari, baik jarak jauh maupun jarak dekat. Selain pelabuhan-pelabuhan tersebut, di Kabupaten Bengkalis juga terdapat pelabuhan khusus di Sei Pakning - Kecamatan Bukit Batu. Pelabuhan khusus ini dikelola oleh Pertamina yang diarahkan sebagai pusat distribusi produk Pertamina Kilang UP II Sei Pakning.

Arc1han Ftmgsi N Nama Wilayah Pelayanan Kegiatan Yang dilayani dan Hiernrki 0 Pelabuhan Pelabuhan *) 1 Buruk Baku! Kawasan industri Buruk Komoditi industri dari Kawasan bakul dan seluruh industri Buruk Baku!. Utama Tersier Kabupaten [lengkalis Berbagai komoditi pertanian 2 Sei Pakning Kecamatan Bukit Batu Komoditi pertanian. Barang kebutuhan sehari-hari. Produk Pertamina. Pengumpan Exit and Entry Point ke Muar Regional I dan Batu Paha! (Malaysia). Penumpang orang.

3 Bengkalis Bengkalis, Bantan dan I Komoditi Pertanian Bukit Batu. Komoditi Perdagangan. Pengumpan Penumpang orang Regional Interchange barat i Komoditi pertanian dan 4 Sela! Baru Ban tan I perikanan. I Pengumpan I I Exit and Entry Point ke Muar. Regional Penumi.,ang orang ke Muar. I Komoditi pertanian dan 5 Kembung Luar Ban tan perikanan. Pengumpan Exit and Entry Point ke Batu Lokal Pahat I 6 Sela! Panjang Tebing Tinggi, Tebing Komoditi pertanian Tmggi Baral, Rangsang, Komoditi agroindustri Rangsang Baral dan Komoditi perdagangan Pengumpan Merbau. Kebutuhan sehari-hari Regional Penurnpang orang Interchange timur

Komoditi Pertanian 7 Tanjung Samak Rangsang Komoditi Agroindustri Pengumpan Penumpang orang Regional Exit and Entry Point ke Batu Pa hat I

32 Menggagas Kebijakan Insentif ------,------~----- Tanjung 8 Rupat Utara Komoditi Pertanian Medang Pengumpan Penumpang orang Regional Exit and Entry point ke Malaka

9 Batu Panjang Ru pat Komoditi pertanian Pengumpan Penumpang orang Lok al Komoditi pertanian lO Teluk Belitung Merbau Penumpang orang Pengumpan Exit and entry point ke Batu Lokal Paha! 11 Bandul Merbau Komoditi pertanian Pengumpan Penumpang orang Lokal Pengumpan 12 Tanjung Kedabu Rangsang I Komoditi pertanian I Lokal

3.5. Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas (Exit dan Entry Point) Ada 5 tipologi kawasan yang perlu mendapat prioritas dalam pengembangan kawasan di Kabupaten Bengkalis. Ke lima kawasan prioritas tersebut adalah kawasan yang memiliki pertumbuhan cepat, kawasan penunjang pengembangan sektor strategis, kawasan dengan pertumbuhan lambat, kawasan rawan abrasi, serta exit dan entry point perdagangan lintas batas. Sedangkan tujuan pengembangan kawasan-kawasan prioritas tersebut adalah : 1. Mengarahkan terciptanya koordinasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan dengan program-program atau proyek-proyek yang saling berkaitan. 2. Memberikan landasan dalam menetapkan prioritas perencanaan dan tahapan pelaksanaan pembangunannya. 3. Memusatkan perha ti an para aparat pelaksana pembangunan terhadap kawasan-kawasan kunci yang memiliki potensi dan permasalahan khusus. 4. Memberikan gambaran kepada calon investor tentang kesepakatan Pemerintah Kabupaten Bengkalis terhadap kuatnya komitmen untuk mengembangan kawasan prioritas. Di Kabupaten Bengkalis, karakteristik kawasan dengan pertumbuhan lambat dicirikan oleh beberapa hal sebagai berikut : • Terisolasi dan memiliki aksesibilitas yang sangat rendah. • Memiliki kepadatan dan laju pertumbuhan penduduk yang rend ah. • Produktivitas dan intensitas penggunaan lahan rendah.

Menggagas Kebijakan Insentif 33 • Kualitas sumberdaya manusia relatif rendah dibandingkan desa-desa lainnya. • Memiliki keterbatasan prasarana dan sumberdaya alam • Minat investasi rendah. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka masuk katagori kawasan yang memiliki pertumbuhan lambat di Kabupaten Bengkalis adalah desa-desa tertinggal yang saat ini belum mendapatkan pelayanan transportasi dan prasarana wilayah yang mencukupi. Untuk menciptakan pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Bengkalis, maka pada desa-desa tertinggal itu dibutuhkan adanya prioritas penanganan yang mampu memacu pertumbuhan kawasan dan kesejahteraan masyarakatnya. Seluruh desa-desa tertinggal yang ada di Wilayah Kabupaten Bengkalis adalah 41 buah, yang umumnya adalah wilayah entry point dengan sebaran sebagaimana ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Kawasan Desa Tertinggal di Kabupaten Bengkalis

Desa Tertinggal No Kecamatan Jumlah Nama Desa-desa Tertinggal I Luas (ha> I Desa 1. Mandau 6 112,000 • Beringin, Balai Pungut, Kuala Penaso, Scmunai, Sea.ri \.Vangi dan Tcngganau. 2 Tcbing Tinggi 6 %.200 • Sungai Tohor, Tanjung Sari, Tduk Buntal, Kepau Baru, Lukun dan Nipah Sendanu, 3 Tebing Tinggi 2 29.900 • Tanjung dan Tanjung Peranap. 4 Barnt 1 3.000 • :tvlcranti Bunting, Lukit, Ku aia tv1erlbau, Rcnak Dungun, Merbau Baran IvieHntang, Centai, Tcluk Ketapang, Panjung Padang, Selat Akar dan Semukut. 5 • Sekodi 6 Bengkalis -- --- . --- 7 Bantan 7 66.200 • Sepahat, Tcnggayun, Bandar Jaya, Muara Dua, Sungai Bukit Batu Limau, Tanjung Damai dan Sumbcr Jaya. 8 4 39.400 • Sungai Cingam, Makeruh, Hutan Panjang dan Pangka lan 9 Rupat 2 47.700 Nyirih. 10 Rupat Utara 8 50500 • Titi Akar dan Kador. Rangsang . Topang, Repan. Penyagun, Tanjung Kedabo, Bungur, 11 4 13.500 Gcmala Sari, Sokop dan Beting. Rangsang Barat . Bokor, Kayu Ara, Sonde dan Kedabu Rapa!. Total 41 458.400 Sumber: Laporan Desa Tertinggal BPS Kabupaten Bengkalis, 2005

34 Menggagas Kebijakan Insentif Exit dan entry point perdagangan lintas batas merupakan salah satu kawasan yang harus diprioritaskan pengembangannya. Penetapan kawasan ini sebagai kawasan prioritas didasarkan pertirnbangan bahwa peran kawasan ini sangat strategik dalam mendukung pengembangan ekonomi wilayah, khususnya dalam rangka menciptakan kesatuan ruang ekonomi dengan Johor dan Malaka (Malaysia). Kondisi ini juga diperkuat dengan terbitnya SK Bupati Bengkalis No.364/IND/2001 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perdagangan Lintas Batas di Kabupaten Bengkalis. Karakteristik exit dan entry point adalah kawasan pelabuhan yang berperan sebagai prasarana penunjang pelaksanaan perdagangan lintas batas dengan Malaysia. Pelabuhan-pelabuhan tersebut berperan, baik sebagai pelabuhan barang maupun penumpang. Sesuai dengan SK Bupati Bengkaiis tentang perdagangan lintas batas, kawasan pelabuhan yang ditetapkan sebagai exit dan entry point adalah pelabuhan-pelabuhan yang telah dan akan dikembangkan di Sei Pakning, Selat Baru, Teluk Belitung, Tanjung Samak dan Tanjung Medang. Sedangkan arahkan kebijakan pengembangan pada exit dan entry point adalah : • Meningkatkan kondisi pelabuhan dan memperrnudah proses bongkar muat barang yang dilakukan dalam rangka perdagangan lintas batas. • Membangun pelabuhan yang memadai untuk operasional RORO ataupun ferry penyebrangan di Selat Baru maupun Tanjung Medang. • Mengarahkan keberadaan exit dan entry point perdagangan lintas batas sebagai prasarana penunjang terciptanya kesatuan ruang ekonomi Bengkalis Johor dan Malaka (Malaysia). • Mengarahkan kawasan exit dan entry point sebagai media pemasaran komoditi pertanian dan agroindustri Bengkalis ke Malaysia. • Melakukan pengawasan guna menghindari adanya pemanfaatan kawasan exit dan entry point di luar ketentuan yang telah disepakati dan gerbang perbatasan dengan Malaysia. • Menarik manfaat semaksimal mungkin bagi pengembangan sektor dan komoditi unggulan di kabupaten Bengkalis. Pengembangan perekonomian Kabupaten Bengkalis sangat diperlukan dalam rangka mengantisipasi perkembangan sistem

Menggagas Kebijakan Insentif 35 perekonomian regional yang semakin menuntut kesiapan daerah untuk meningkatkan daya saing wilayahnya. Maka peran entry dan exit point sangat dibutuhkan untuk peningkatan daya saing serta diberlakukannya sistem liberalisasi perdagangan dan investasi di antara negara-negara ASEAN melalui mekanisme pasar bebas AFTA. Untuk bisa survive di era pasar bebas, pemerintah Kabupaten Bengkalis hams secepatnya menyiapkan langka ataupun kebijakan­ kebijakan pengembangan ekonomi yang tepat, responsif dan antisipatif terhadap kecenderungan yang sedang terjadi dalam konstelasi regional serta memperhatikan secara seksama potensi sumberdaya wilayah yang dimiliki. Karena itu adanya arahan pengembangan perekonomian wilayah yang strategik diharapkan mampu menjawab issue tersebut, sekaligus meningkatkan kesiapan Kabupaten Bengkalis dalam memasuki era liberalisasi investasi dan perdagangan yang sarat dengan persaingan ini.

36 Menggagas Kebijakan Insentif