FENOMENA RENTARU KAZOKU DI JEPANG DEWASA INI
GENZAI NO NIHON NI OKERU RENTARU KAZOKU NO GENSHOU
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Budaya
OLEH:
FULLAH AFRAH WALID NIM: 180722013
PROGRAM STUDI EKSTENSI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020 FENOMENA RENTARU KAZOKU DI JEPANG DEWASA INI
GENZAI NO NIHON NI OKERU RENTARU KAZOKU NO GENSHOU
SKRIPSI
Skripsi ini diajukan kepada panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah Satu
Syarat ujian sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Jepang
Dosen Pembimbing
Prof. Hamzon Situmorang, MS.,Ph.D NIP 198507041984121001
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG EKSTENSI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020 Disetujui Oleh :
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara
Medan
Departemen Sastra Jepang Ekstensi Ketua,
Prof. Hamzon Situmorang, MS.,Ph.D NIP. 198507041984121001
PENGESAHAN
Diterima Oleh :
Panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Pada Fakultas Ilmu Budaya
Pada : Tanggal : Pukul :
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan,
Dr. Budi Agustono, M.S NIP.196008051987031001
Penguji Tugas Akhir : No. Nama Tanda Tangan
1. Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D ( )
2. Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum ( )
3. Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum ( ) KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil‟alamin..
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesikan skripsi yang berjudul
“FENOMENA RENTARU KAZOKU DI JEPANG DEWASA INI”. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) pada program sarjana Fakultas
Ilmu Budaya jurusan Sastra Jepang Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena kemampuan penulis yang masih terbatas. Tetapi, atas rahmat Allah SWT, serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen
pembimbing 1saya yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
3. Bapak Ali Mansyar, SS.,MA.,Ph.D selaku dosen pembimbing 2 saya yang
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
i
4. Bapak/Ibu selaku dosen penguji yang telah memberikan pengarahan, kritik,
dan saran yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar pada program studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera, atas didikannya selama masa perkuliahan.
Dari semuanya yang teristimewa bagi saya, untuk kedua orang tua saya, mama tersayang Elly Mudiaty,SE. Dan ayah tercinta Ir. Hibnul Walid,MT. Yang telah memberikan semangat, dukungan, doa, serta kasih sayang yang begitu besar kepada saya. Terimakasih juga buat saudara saya Fadhlan Akbar Walid, Fatiya
Amirah Walid, Fahimmal Aisyah Walid, yang selalu mendukung saya.
Terimakasih untuk Satria Ramadhan S yang telah mendukung dan mensupport saya. Terimakasih untuk Untuk sahabat saya Risya Tania Putri, Chikita Dita
Puzahra, Tengku Triana Afdhilla, Dinda Luthfita, M.Rizki Fauzi Nst, Mira
Praptiningsih, Soeganda Goeloe yang selalu menyemangati saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, sehingga kritik dan saran diharapkan oleh saya.
Akhir kata, saya mengucapkan terimakasih. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita dikemudian hari.
Medan, Januari 2020
Fullah Afrah Walid
NIM. 180722013
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...... i
DAFTAR ISI ...... iii
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1
1.2 Perumasan Masalah ...... 6
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ...... 7
1.4 Tinjauan Pustaka ...... 8
1.4.1 Tinjauan Pustaka ...... 8
1.4.2 Kerangka Teori...... 9
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 11
1.5.1 Tujuan Penelitian ...... 11
1.5.2 Manfaat Penelitian ...... 12
1.6 Metode Penelitian ...... 12
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KAZOKU DAN RENTARU
KAZOKU ...... 13
2.1 Konsep Kazoku ...... 13
2.2 Rentaru Kazoku ...... 14
2.2.1 Definisi Rentaru Kazoku ...... 14
2.2.2 Faktor Penyebab Lahirnya Rentaru Kazoku ...... 17
BAB III REALITA DAN MANFAAT RENTARU KAZOKU BAGI
MASYARAKAT JEPANG ...... 21
3.1 Realita Rentaru Kazoku ...... 21
iii 3.1.1. Masyarakat Pengguna Rentaru Kazoku ...... 23
3.1.2. Tempat dan Waktu Penggunaan Rentaru Kazoku ...... 26
3.2 Manfaat Rentaru Kazoku ...... 30
3.2.1 Secara Ekonomi ...... 30
3.2.2 Secara Sosial ...... 31
3.3 Dampak Positif dan Negatif Rentaru Kazoku ...... 33
3.3.1 Dampak Positif Rentaru Kazoku ...... 33
3.3.2 Dampak Negatif Rentaru Kazoku ...... 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...... 40
KESIMPULAN DAN SARAN ...... 40
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai
anggota masyarakat (E.B Tylor dalam Setiadi dkk, 2005:27). Selo
Soemardjan dalam Setiadi dkk (2005:28) juga menyebutkan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Dengan
demikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan
manusia baik material maupun non-material. Dengan sederhana dapat
dijelaskan bahwa budaya adalah segala sesuatu kegiatan, aktifitas dan
kebiasaan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Manusia merupakan pelaku serta sekaligus pengguna dari produk-
produk kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia itu sendiri. Manusia dalam
kesehariannya akan berinteraksi dengan sesamanya dan menghasilkan apa
yang disebut dengan peradaban, hal ini juga merupakan identitas manusia
sebagai makhluk sosial. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan
terus berkembangnya peradaban tersebut, maka akan melahirkan berbagai
macam bentuk kebudayaan. Oleh karenanya budaya dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan manusia pada zaman tertentu.
1
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan yang telah dikenal oleh masyarakat dunia, termasuk oleh masyarakat Indonesia. Meskipun negara Jepang merupakan salah satu negara maju di Asia dan dunia, dan arus globalisasi dan modernisasi yang begitu deras mengalir di kalangan masyarakat Jepang, tidak membuat kebudayaan tradisional Jepang seketika menghilang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Hingga dewasa ini, kebudayaan tradisional tersebut masih dapat disaksikan dalam kehidupan masyarakat Jepang, tidak sedikit pula yang telah berakulturasi dengan kebudayaan-kebudayaan asing.
Meskipun demikian, sebagai salah satu negara maju, negara Jepang tidak terlepas dari berbagai fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat Jepang.
Fenomena merupakan kejadian-kejadian baru yang tumbuh di kalangan masyarakat. Salah satu faktor yang menimbulkan fenomena di kalangan masyarakat negara maju seperti Jepang adalah meningkatnya persaingan, jam kerja dan tingkat strees yang menimbulkan kurangnya interaksi antara manusia satu sama lainnya. Dan lagi, adanya budaya hajinobunka 恥の文化 dan doutoku 道徳 yakni budaya malu untuk menyusahkan orang lain yang telah ditanamkan dalam masyarakat Jepang menjadikan interaksi semakin lama semakin menipis. Hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan berbagai macam fenomena di Jepang. Ada banyak fenomena yang terjadi di Jepang seiring dengan perkembagan zaman, pertukaran generasi, tingkat stress yang semakin meningkat, hingga kurangnya interaksi sesama masyarakat karena kesibukan masing-masing. Dari beberapa faktor di atas muncullah berbagai
2 macam fenomena seperti Shoushi Koreika, Kodokushi, Hikikomori, Karoshi,
Ijime dan Rentaru Kazoku merupakan sebagian dari banyaknya fenomena yang muncul di Jepang.
Dewasa ini, keluarga yang diharapkan dapat menciptakan keharmonisan terutama di Jepang, semakin terkikis oleh pembangunan industri-industri baru di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Nagoya serta Kyushu yang tinggi permintaan tenaga kerja. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk terutama anak muda, dari daerah pertanian ke kota-kota besar
(urbanisasi). Peristiwa urbanisasi ini memengaruhi perubahan pada struktur keluarga Jepang. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan struktur keluarga tradisional Jepang yang dikenal dengan istilah sistem keluarga 家 ie menjadi 核家族 kaku kazoku (Emiko dalam Maya dan Eva, 2016:83).
Berbeda dengan sistem keluarga ie, dalam kaku kazoku, seorang anak tidak perlu tinggal satu atap dengan orang tuanya. Sistem keluarga ie yang berubah menjadi kaku kazoku ini berdampak negatif dalam proses interaksi dan komunikasi antaranggota keluarga, lingkungan dan antaranggota dalam masyarakat. Semakin berkurangnya interaksi sosial yang terjadi di kalangan masyarakat Jepang menyebabkan tidak sedikit masyarakat Jepang yang merasakan kesepian. Kesepian adalah musuh nomor satu masyarakat Jepang modern, terutama mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Biro
Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan Masyarakat pemerintah Tokyo mencatat sebanyak 238 orang berumur kepala dua dan tiga ditemukan meninggal sendirian di 23 wilayah sepanjang 2015 (Hasan dalam https://tirto.id/warga-
3 urban-kesepian-akut-jasa-sewa-keluarga-laris-di-jepang-cMD6, diakses pada
20 Juni 2019). Salah satu dampak negatif lainnya dari berkurangnya interaksi sosial yang terjadi di kalangan masyarakat Jepang antara lain ialah munculnya fenomena persewaan jasa keluarga di Jepang atau dalam bahasa
Jepang disebut レンタル家族 rentaru kazoku.
Fenomena persewaan jasa keluarga atau rentaru kazoku merupakan salah satu fenomena yang akhir-akhir semakin meningkat di Jepang. Dengan lahirnya fenomena, masyarakat Jepang kini dapat menyewa jasa manusia untuk mendampingi hidupnya, mulai dari sewa jasa pertemanan hingga sewa jasa keluarga. Salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena ini adalah tidak hanya muncul akibat dari perubahan struktur keluarga masyarakat
Jepang, melainkan juga dipicu oleh kesepian dan kesendirian yang dialami oleh masyarakat urban Jepang akibat dari berkurangnya interaksi sosial.
Selain itu pula hal ini juga disebabkan oleh adanya fenomena bankoka di kalangan muda-mudi Jepang untuk menunda perkawinan dan keengganan masyarakat usia produktif untuk menikah dan membangun komitmen di
Jepang.
Menurut McCurry dalam sebuah artikel tentang persewaan keluarga dalam http://www.theguardian.com/world/2009/sep/20/japan-relatives- professional-stand-ins pada tahun 2009, perusahaan persewaan keluarga telah berkembang pesat jumlahnya. Sejak tahun 2001, di Jepang terdapat 10 perusahaan persewaan keluarga yang dikelola secara professional. Salah satu yang terbesar di Jepang adalah perusahaan persewaan keluarga bernama
4 office Agents. Bukan hanya menyewakan jasa keluarga seperti ayah, ibu dan anak, perusahaan persewaan keluarga ini juga menyewakan jasa pacar, teman kencan, teman untuk mengobrol dan lain sebagainya.
Kehadiran fenomena rentaru kazoku di masyarakat Jepang tentu memiliki dua dampak yang berbeda yakni positif dan negatif bila dipandang dari sudut yang berbeda pula. Kehadiran fenomena rentaru kazoku bisa saja menjawab permasalah kesepian dan kesindirian yang dialami oleh masyarakat
Jepang, akan tetapi fenomena ini juga tentu berdampak terhadap pergeseran sistem sosial-budaya masyarakat di Jepang.
Menurut Soekonto dalam sosiologi suatu pengantar, sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya serta menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya (1990 : 124). Proses ini bisa disebut dengan istilah sosialisasi sehingga ketika kehilangan agen sosialisasi untuk sebagian besar manusia ini membuat mereka merasa terisolasi dari lingkungannya dan kehilangan masa depannya. Hal inilah yang dialami oleh sebagian masyarakat
Jepang modern, terutama masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, kesepian dan kesendirian yang dialami oleh masyarakat urban Jepang oleh karena tidak adanya interaksi dan sosialisasi yang terjalin baik, sehingga menggunakan jasa persewaan keluarga menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan agar masyarakat Jepang dapat terus bersosialisasi.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis merasa penting untuk membahas dan menganalisis tentang sejarah dan
5 perkembangan fenomena persewaan keluarga atau rentaru kazoku yang
berdampak pada kehidupan sosial budaya masyarakat Jepang. Hal ini akan
penulis bahas melalui penelitian yang berjudul “Fenomena Rentaru Kazoku
di Jepang Dewasa Ini”.
1.2 Perumasan Masalah
Dewasa ini, keluarga yang diharapkan dapat menciptakan keharmonisan
terutama di Jepang, semakin terkikis oleh pembangunan industri-industri baru
di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Nagoya serta Kyushu yang tinggi
permintaan tenaga kerja. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan
penduduk terutama anak muda, dari daerah pertanian ke kota-kota besar
(urbanisasi). Namun dilain sisi masyarakat urban Jepang, justru memiliki
masalah kesepian dan kesendirian akibat seiring meningkatnya persaingan,
jam kerja yang berlebihan, mobilitas yang tinggi mengakibatkan masyarakat
urban tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan interaksi sosial
dengan sesama. Hal inilah yang menyebabkan munculnya fenomena
persewaan keluarga atau rentaru kazoku di masyarakat Jepang. Dengan
adanya rentaru kazoku, masyarakat yang mengalami kesepian dan kesedirian
dapat menggunakan jasa rentaru kazoku untuk mengisi kekosongan hidup
mereka dan melakukan interaksi sosial.
Namun pun demikian, Kehadiran fenomena rentaru kazoku bisa saja
menjawab permasalah kesepian dan kesindirian yang dialami oleh masyarakat
6 Jepang, akan tetapi fenomena ini juga tentu berdampak terhadap pergeseran
sistem sosial-budaya masyarakat di Jepang.
Berdasarkan hal yang telah penulis paparkan di atas maka permasalahan
penelitian ini akan menjawab masalah yang dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:
1) Bagaimanakah realitas Rentaru Kazoku di Jepang dewasa ini?
2) Bagaimanakah dampak positif dan negatif Rentaru Kazoku bagi
masyarakat Jepang?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis
menganggap perlu adanya pembatasan masalah karena dalam setiap
penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak
terlalu melebar sehingga penulis dapat lebih fokus terhadap pembahasan
dalam masalah tersebut dan agar tidak menyulitkan pembaca untuk
memahami pokok permasalahan yang dibahas.
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan, dalam penulisan ini hanya
akan membahas pada masalah persewaan jasa keluarga yang terjadi pada
masyarakat Jepang, studi kasus Kazushige Nishida. Data yang menjadi
sumber analisis ini diambil dari berbagai sumber internet yang telah
dituliskan ke dalam bentuk jurnal. Sumber data diambil dari wawancara yang
dilakukan oleh chanel Asian Boss, CBS Evening News, dan South China
Morning Post, serta dari beberapa artikel yang ditulis dalam The New Yorker.
7 1.4 Tinjauan Pustaka
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Setiap kebudayaan yang tercipta akan melahirkan budaya baru dan
dan menghasilkan fenomena. Pada zaman dewasa ini dimana aktifitas,
teknologi, dan media semakin canggih juga menimbulkan berbagai
macam fenomena di kalangan masyarakat yang dihasilkan melalui
dampak berkembangnya kehidupan masyarakat di zaman dewasa ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fenomenan
diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat
ditinjau secara ilmiah.
Fenomena Rentaru Kazoku merupakan fenomena yang terjadi di
kalangan masyarakat Jepang yang mulai berkembang dan populer
dalam beberapa tahun terkahir sejak pertama kali muncul pada awal
1990-an. Fenomena Rentaru Kazoku menurut penelitian disebabkan
oleh kesepian dan individualisme yang dialami oleh masyarakat
Jepang dewasa ini.
Sebuah penelitian sebelumnya yang dinilai cukup relevan dengan
penelitian ini antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh
Pradityasari dan Amalijah (2016).
Pradityasari dan Amalijah (2016) dalam penelitian yang berjudul
“Bisnis Persewaan Keluarga Dalam Naskah Drama Televisi Kazoku
Shimasu – Family Complex: Kajian Sosiologi Sastra” mengkaji
tentang persewaan keluarga dalam kajian sosiologi sastra. Hasil dari
8 penelitian tersebut menyatakan terdapat beberapa faktor penyebab
fenomena sewa keluarga yakni, perceraian, orang tua tunggal,
disharmoni dalam keluarga, dan Tanshin Setai.
Perbedaan penelitian Maya Pradityasari dan Eva Amalijah dengan
penelitian penulis yang sekarang ini yaitu, penelitian terdahulu
mengkaji sewa jasa keluarga melalui kajian sosiologi sastra dan objek
kajian penelitian terdapat pada drama televisi. Sedangkan penelitian
sekarang ini mengkaji sewa jasa keluarga melalui kajian pranata dan
objek penelitian terdapat pada kehidupan masyarakat Jepang dewasa
ini dalam lingkup rentaru kazoku. Namun pun demikian penelitian
terdahulu dan penelitian sekarang ini memiliki persamaan dalam topik
pembahasan yaitu rentaru kazoku atau sewa jasa keluarga dan pada
penggunaan metode deskriptif sehingga cukup relevan untuk dijadikan
sebagai sebagai acuan penulis dalam meneliti fenomena Rentaru
Kazoku.
1.4.2 Kerangka Teori
Kerangka teori menurut Koentjaraningrat (1976:1) berfungsi
sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak dari bentuk
abstrak ke dalam bentuk yang nyata. Dalam penelitian suatu
kebudayaan masyarakat diperlukan satu atau lebih teori pendekatan
yang sesuai dengan objek dan tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini,
penulis menggunakan teori pendekatan psikologi sosial, teori
9 sosiologi, dan juga pendekatan fenomenologis untuk masalah yang berkaitan dengan fenomena sewa jasa keluarga di Jepang.
Persewaan jasa keluarga merupakan sebuah fenomena yang sedang marak di Jepang dewasa ini. Menurut Moleong (1994:8), pendekatan fenomenologis menekankan rasionalitas dan realitas budaya yang ada serta berusaha memahami budaya dari sudut pandang pelaku budaya tersebut. Dalam pendekatan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang dalam situasi tertentu.
Manusia merupakan mahluk sosial yang terikat satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, bahwa manusia memerlukan orang lain dalam menjalankan aktifitas sosialnya, berupa interaksi sosial dan lain sebagainya. Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat akan selalu berdampak terhadap satu individu.
Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto (2004:3-4), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat, tidak sebagai individu yang terlepas dari kehidupan masyarakat. Fokus bahasan sosiologi adalah interaksi manusia, yaitu pengaruh timbal balik di antara dua orang atau lebih dalam perasaan, sikap, dan tindakan. Ruang kajiannya dapat berupa masyarakat, komunitas, keluarga, perubahan gaya hidup, struktur, mobilitas sosial, gender, interaksi sosial, perubahan sosial, perlawanan sosial, konflik, integrasi sosial, norma dan sebagainya.
10 Dalam penelitian ini juga penulis menggunakan teori psikologi
sosial yang berhubungan dengan pola pikir masyarakat Jepang,
khususnya para penguna sewa jasa keluarga dalam menghadapi
masalah yang ada dalam kehidupannya. Shaw Costanzo dalam
Sarwono (1987:3), psikologi sosial didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi
dari rangsangan-rangsangan sosial.
Penulis menggunakan pendekatan fenomenologis, teori sosiologi,
dan teori psikologi sosial untuk menjawab hal-hal yang
melatarbelakangi terjadinya fenomena Rentaru Kazoku dan dampak
yang ditimbulkan oleh Rentaru Kazoku terhadap kehidupan sosial
masyarakat Jepang.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penulisan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan realitas Rentaru Kazoku di Jepang
dewasa ini.
2. Untuk mendeskripsikan manfaat Rentaru Kazoku bagi
masyarakat Jepang.
11 1.5.2 Manfaat Penelitian
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai
realita Rentaru Kazoku di Jepang.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat luas pada
umumnya, dan pembelajar bahasa dan budaya Jepang
khususnya diharapkan dapat menambah informasi tentang
manfaat sosial yang terjadi di Jepang dewasa ini yaitu, Rentaru
Kazoku.
1.6 Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, sangat diperlukan metode-metode untuk
menunjang keberhasilan tulisan yang akan disampaikan penulis kepada para
pembaca. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode
deskriptif. Menurut Koentjaraningrat (1976:30), penelitian yang bersifat
deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai
suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.
Selain metode deskriptif, penelitian ini juga menggunakan metode
kepustakaan yaitu, studi kepustakaan atau pengumpulan data-data dan
informasi yang bersumber dari buku-buku kepustakaan yang ada kaitannya
dengan fenomena Rentaru Kazoku.
12 BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP KAZOKU DAN RENTARU KAZOKU
2.1 Konsep Kazoku
Dalam sistem kekeluargaan dalam masyarakat Jepang dewasa ini telah
terjadi perubahan, yakni perubahan dari sistem keluarga tradisional Ie ke
sistem keluarga modern kazoku.
Kazoku merupakan konsep umum yang berhubungan dengan keluarga
dalam masyarakat Jepang. Dalam konsep umum, yang dimaksud dengan
istilah kazoku adalah suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari orang-orang
yang mempunyai hubungan kekeluargaan yaitu suami dan istri, orang tua dan
anak, dan diperluas pada hubungan persaudaraan yang didasarkan pada
struktur masyarakat tersebut, dan struktur keluarga berbeda pada masing-
masing masyarakat budaya (Situmorang, 2011 : 23).
Jenis-jenis keluarga atau kazoku adalah keluarga inti (nuclear family),
keluarga poligami (polygamous family), keluarga luas (extended family).
Konsep keluarga kazoku memiliki konsep yang sama dengan konsep keluarga
pada umumnya, namun ada juga konsep keluarga tradisional.
Menurut Yoshio Sugimoto dalam bukunya An Introduction to Japanese
Society (1997:52), berbeda dengan keluarga tradisional, keluarga inti lebih
bebas karena mereka tidak tinggal dalam satu rumah besar bersama orang tua.
13 2.2 Rentaru Kazoku
2.2.1 Definisi Rentaru Kazoku
Seiring dengan perkembangaan dan modernisasi Jepang yang begitu
luas, dampak negatif yang berpengaruh terhadap sosial masyarakat
Jepang tidak dapat dihindari. Di Jepang saat ini banyak dijumpai
fenomena-fenomena dari perilaku menyimpang seperti hikikomori,
kodokusi, dan rentaru kazoku (persewaan keluarga).
Rentaru Kazoku (レンタル家族) merupakan istilah yang digunakan
untuk layanan persewaan jasa keluarga di Jepang. Layanan ini
menyewakan jasa keluarga, seperti ayah, ibu, anak, kakak laki-laki,
kakak perempuan, kakek, nenek dan lain sebagainya. Sewa keluarga
yang dalam bahasa Jepang disebut dengan レンタル家族 (Rentaru
kazoku) ini dalam kotobank.jp diartikan sebagai berikut:
冠婚葬祭などで、本人とは血縁もゆかりもない人を家族とし
て派遣するサービスで、実際に日本国内で事業化されている。
家族をレンタルする事情は、「急遽、家族役(夫・妻・兄弟・
姉妹・など)が必要になった」「本当の親には会わせられな
い」「両親がいない」など様々なで、背景には、家族との関
係の希薄化、一人世席増加による個人の孤立化、離婚増加に
よる家族関係の変化などがある。冠婚葬祭との式典などでは、
家族関係が変化している現状にもかかわらず、家族を必要と
14 する社会的要請が存在していることも同サービスが必要とさ
れる要因である。
Kankonsousai nado de, honnin to wa chi enmoyukarimonai hito o kazoku toshite haken suru saabisu de, jissai ni nihonkokunai de jigyoukasareteiru. Kazoku o rentaru suru jijou wa, „kyuukyo, kazokuyaku, (otto, tsuma, kyoudai, shinmai, nado) ga hitsuyou ni natta‟, „hontou no oya ni wa awaserarenai‟, „ryoushin ga inai‟ nado samazamana de, haikei ni wa, kazoku to no kankei no kihakuka, hitori setai zouka ni yoru kojin no koritsuka, rikon zouka ni yoru kazoku kankei no henka nado ga aru. Kankonsousai to no shikiten nado de wa, kazoku kankei ga henka shiteiru genjou ni mo kakawarazu, kazoku o hitsuyou to suru shakaiteki yousei ga sonzai shiteiru koto mo dou saabisu ga hitsuyou to sareru youin dearu.
Terjemahan :
Dalam upacara adat dan lain sebagainya, orang yang disebut yakni pelayanan dengan mengutus orang asing sebagai sebuah keluarga kepada orang yang tidak memiliki sanak saudara, dan pada kenyataanya (ha ini) dikomersialkan di Jepang. Keadaan untuk menyewa sebuah keluarga, „tidak memenuhi orangtua nyata‟,
„tergesa-gesa, peran keluarga (suami, istri, kakak, adik, dll) menjadi dibutuhkan‟, „tidak harus memiliki orang tua‟ bermacam- macam seperti, latar belakang tersebut, pencairan hubungan antara keluarga, isolasi individu berdasarkan peningkatan rumah tangga
15 satu orang, perubahan dalam hubungan keluarga berdasarkan
peningkatan perceraian, dan lain sebagainya. Dalam upacara
tersebut seperti acara-acara seremonial, meskipun keadaan
hubungan keluarga berubah, hal tersebut juga merupakan faktor
yang dibutuhkan layanan adanya permintaan sosial yang
memerlukan keluarga yang hadir.
Dikutip dari The Sydney Morning Herald menyebutkan,
In a sense, the idea of a rental partner, parent or child is perhaps
less strange than the idea that childcare and housework should be
seen as manifestations of unpurchaseable romantic love, as a result,
what often happens is that these task, rather than becoming
respected, well-paid professions, are foisted onto socio-
economically disadvantage women, freeing their more privileged
peers to pursue carrers.
Terjemahan :
Dalam arti tertentu, gagasan penyewaan pasangan, orangtua atau
anak mungkin kurang aneh daripada gagasan pengasuhan anak dan
pekerjaan rumah tangga yang seharusnya dilihat sebagai
manifestasi dari cinta yang tidak dapat dibeli. Akibatnya, yang
sering terjadi adalah bahwa tugas-tugas ini, alih-alih menjadi
profesi yang dihormati dan dibayar dengan baik, diarahkan pada
wanita yang kurang beruntung secara sosial ekonomi.
16 Berdasarkan penjelasan di atas, definisi Rentaru Kazoku (レンタル
家族) dapat disederhanakan menjadi sewa jasa keluarga, yang memiliki
arti penyewaan salah satu anggota keluarga, seperti ayah, ibu, kakak,
adik untuk memenuhi tujuan penyewaan dari penyewa jasa rentaru
kazoku.
2.2.2 Faktor Penyebab Lahirnya Rentaru Kazoku
Layanan sewa jasa keluarga pertama kalinya ditawarkan di Jepang
sekitar tahun 1990-an. Pada awalnya, beberapa dari agensi layanan sewa
jasa keluarga menawarkan layanan unik sesuai dengan aspek-aspek
budaya Jepang seperti sebagai „penyelamat muka‟ dan etika sosial.
Adapun beberapa faktor penyebab lahirnya rentaru kazoku di
masyarakat Jepang, antara lain sebagai berikut :
1) Budaya Malu Masyarakat Jepang
Salah satu faktor utama lahirnya layanan sewa jasa keluarga /
rentaru kazoku ini di Jepang adalah disebabkan budaya malu Jepang.
Sebagaimana dinyatakan oleh Ichinokawa Ryuichi, salah satu agensi
Rentaru Kazoku, mengatakan “... There is something in Japanese
culture about people‟s excessive concern for appearances and how
they are seen by others....
Terjemahan :
17 Ada sesuatu dalam budaya Jepang tentang perhatian berlebih
akan penampilan dan bagaimana mereka terlihat oleh orang lain.
Pada umumnya, masyarakat Jepang terlalu memberikan
perhatian berlebih terhadap pemikiran dan tanggapan orang lain akan
dirinya dan penampilan dirinya, sehingga membuat masyarakat
Jepang itu sendiri menjadi tidak nyaman akan dirinya sendiri. Salah
satu contohnya adalah ketika orang Jepang melaksanakan resepsi
pernikahan, akan sangat memalukan bagi orang Jepang dan akan
menjadi bahan perbincangan orang-orang sekitar apabila dalam
resepsi tersebut tidak dihadiri oleh anggota keluarga. Dengan kondisi
demikianlah, maka layanan sewa jasa keluarga Rentaru Kazoku lahir
di Jepang.
2) Perceraian
Perceraian di Jepang telah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Menurut data Buku Tahunan Statistik Jepang, di tahun
2011 terdapat 662.000 pasangan yang menikah, menandai pertama
kalinya jumlah ini menurun hingga di bawah 700.000 pasangan.
Seiring dengan berkurangnya angka pernikahan, maka angka
perceraian meningkat secara perlahan-lahan dari tahun ke tahun.
Angka perceraian mencapai titik tertinggi pada 2002 yang
sebanyak 290.000 kasus. Pada 2011 angka perceraian tercatat
18 236.000, rasionya sebesar 1.87 per orang. Pada 2002 angka
perceraian mencapai 757.331 kasus.
Jumlah rumah tangga yang terdiri dari ibu dan anak pada 1995
berjumlah 625.904 rumah tangga. Rumah tangga seperti ini
disebabkan oleh pihak ibu diceraikan oleh ayah, pada tahun ini juga
terhitung sekitar 18.2% dibanding dengan tahun lalu. Sedangkan
rumah tangga yang terdiri dari ayah dan anak berjumlah 87.373
rumah tangga. Rumah tangga ini juga sama sebabnya dan pada 1995
tidak banyak jumlahnya jika jika dibanding tahun lalu hanya 0.8%
(Prabowo, 2013:76)
3) Kesepian
Kesepian adalah musuh nomor satu masyarakat Jepang modern,
terutama mereka yang tinggal di kawasan perkotaan. Kesepian yang
dialami oleh masyarakat Jepang menjadi salah satu faktor
munculnya fenomena kodokushi atau meninggalnya seseorang tanpa
diketahui siapapun, selama berhari-hari atau berbulan-bulan.
Masyarakat Jepang yang menjadi korban tinggal sendiri, dan
meninggal pun dalam sepi.
Independent pernah melaporkan bahwa terjadi peningkatan
tajam korban kodokushi selama satu dekade terakhir. Think-tank asal
Tokyo, NLI Research Institute, memperkirakan jumlah korban
kodokushi sebanyak 30.000 orang per tahun.
19 Berdasarkan laporan Reuters, satu dari empat orang Jepang yang mengalami kodokushi berumur di atas 65 tahun. Sebanyak 80 persen korbannya adalah laki-laki.
Selain kaum tua, korban dari generasi muda di usia 20-an dan
30-an tahun juga cukup banyak, demikian menurut data yang pernah dilansir Japan Today.
Biro Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan Masyarakat pemerintah Tokyo mencatat sebanyak 238 orang berumur kepala dua dan tiga ditemukan meninggal sendirian di 23 wilayah sepanjang
2015.
Selama tiga tahun terakhir, jumlah kodokushi di kalangan anak muda Jepang tergolong masih naik-turun. Rata-ratanya bertengger di angka 250 kasus.
20 BAB III
REALITA DAN MANFAAT RENTARU KAZOKU BAGI MASYARAKAT
JEPANG
3.1 Realita Rentaru Kazoku
Konsep keluarga merupakan hal pokok atau mendasar terhadap setiap
masyarakat. Namun bagi beberapa orang, jarak geografi mungkin
membuat keluarga tidak bisa hadir saat dibutuhkan. Akan tetapi di Jepang,
sebuah fenomena bisnis membuat hal tersebut lebih mudah untuk mengisi
kekosongan di keluarga dan atau melengkapi anggota keluarga ketika
dalam situasi dibutuhkan. Bisnis tersebut memungkinan masyarakat
Jepang menyewa anggota keluarga pengganti untuk mengisi anggota
keluarga yang tidak bisa hadir dan/atau anggota keluarga yang telah tiada.
Perusahaan-perusahaan penyedia layanan jasa keluarga atau Rentaru
Kazoku dibuat untuk menyediakan teman atau keluarga. Seorang ayah
sewa dapat disewa untuk mendampingi seorang penggantin berjalan
menuju altar pernikahan, menirukan seorang ayah untuk anak-anak yang
dibesarkan oleh seorang ibu (single mothers), tampil di acara umum, atau
menyediakan nasihat dari seorang ayah. Pria maupun wanita dapat disewa
untuk berlakon sebagai pasangan romantis untuk acara-acara keluarga bagi
orang-orang homoseksual yang mana belum siap untuk muncul di depan
umum. Sewa jasa lainnya juga dapat disewa untuk hal-hal sederhana
seperti berperan sebagai teman curhat.
21 Ossan Rental service, yang didirikan oleh Takanobu Nishimoto, mempekerjakan 78 pria untuk berperan sebagai pria tua bijaksana. “Ossan” adalah bentuk informal dari kata “ojisan”, yang mana memiliki arti sebagai paman atau pria paruh baya.
Ishii Yuichi, CEO dari Family Romance, salah satu agensi yang menyediakan jasa sewa keluarga, menirukan seorang ayah untuk seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu, dan mempertimbangkan hal tersebut sebagai peran seumur hidup. Dalam http://secondnexus.com,
Yuiichi mengatakan bahwa “jika klien/penyewa tidak pernah mengatakan kebenarannya, saya harus melanjutkan peran sebagai seorang ayah dengan tidak ada batasan, jika anak tersebut akan menikah, saya harus berperan sebagai ayah pada pernikahan tersebut, dan kemudian saya akan menjadi kakek. Oleh karenanya, saya selalu bertanya kepada setiap klien/penyewa apakah klien/penyewa tersebut siap untuk meneruskan kebohongan ini, dan hal tersebut merupakan masalah yang paling penting yang perusahaan kami miliki”.
Adakalanya, orang-orang yang menggunakan layanan jasa keluarga ini akan menyewa seseorang untuk melakukan kekerasan secara verbal, meminta maaf, atau menggantikan posisi seseorang untuk pengalaman yang tidak menyenangkan. Beberapa layanan khusus menawarkan crying man /pria yang menangis, yang mana orang tersebut dapat menunjukkan rasa simpati atau emosional yang tidak dapat ditunjukan oleh orang yang sesungguhnya. Rentaru Kazoku atau layanan jasa sewa keluarga tidak
22 menyediakan layanan untuk hal seksual, teman seks dan kebutuhan
seksual lainnya. Rentaru Kazoku atau layanan jasa sewa keluarga hanya
dikhusukan untuk mengisi kebutuhan emosional.
Yuichi (http://secondnexus.com, diakses 23 September 2019)
menyebutkan bahwa orang-orang Jepang bukanlah orang-orang yang
ekspresif. “ ... ada kekurangan komunikasi. Dalam percakapan, kami
(orang Jepang) tidak mengungkapkan pribadi diri sendiri, opini pribadi,
emosi pribadi ..”. oleh karena alasan tersebut, lebih mudah bagi beberapa
klien untuk mengungkapkan pribadi mereka sendiri dengan anggota
keluarga yang disewa, daripada dengan anggota keluarga yang
sesunggunhya. Kadang-kadang, aktor dapat membantu membawa solusi
dalam kehidupan klien mereka dengan memberikan nasihat, saran, atau
dengan membawa tentang perkembangan pribadi klien.
Dewasa ini di Jepang, rentaru kazoku atau layanan sewa jasa keluarga
telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat Jepang. Para aktor dan
aktris yang telah menjadi anggota keluarga sewaan telah memainkan peran
penting dalam masyarakat. Fenomena rentaru kazoku juga muncul dalam
karya fiksi, sinema, dan dalam serial televisi.
3.1.1. Masyarakat Pengguna Rentaru Kazoku
Masyarakat Jepang yang menggunakan layanan Rentaru
Kazoku atau jasa keluarga umumnya merupakan masyarakat yang
dilatarbelakangi oleh masalah sosial seperti kesepian, ditinggal
23 oleh suami atau istri, perceraian dan lain sebagainya. Masyarakat dengan latar belakang yang demikian tersebut menggunakan layanan Rentaru Kazoku atau jasa keluarga sebagai alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang mereka alami.
Sebagaimana yang dikutip dari http://secondnexus.com, klien/pengguna jasa rentaru kazoku memilih „aktor‟ yang diinginkan secara langsung sesuai dengan keinginan pengguna.
“...clients choose the physical characteristic and personality type they wish for in the rental family member, and the actors and actresses cultivate those qualities to perform as needed...”
Terjemahan :
“ ... klien memilih karakter fisik dan tipe kepribadian yang mereka inginkan untuk anggota keluarga yang disewa, dan para aktor dan aktris mengusahakan kualitas tersebut untuk ditampilkan sebagaimana yang dibutuhkan ...”
Studi kasus : Kazushige Nishida
Kazushige Nishida merupakan seorang salaryman di Tokyo dan juga merupakan salah satu pengguna jasa rentaru kazoku.
Kazushige Nishida mulai menggunakan jasa rentaru kazoku di usia
60-an, dengan menyewa jasa seorang istri dan anak perempuan.
Istri Kazushige Nishida yang sah telah meninggal dunia, dan
24 kemudian enam bulan sebelum itu, anak perempuan mereka yang berusia 22 tahun, telah keluar dari rumah setelah sebuah perdebatan dan tidak pernah kembali lagi.
Dikutip dari http://www.newyorker.com, Nishida mengatakan “ ... saya pikir saya kuat, tapi ketika kamu berakhir sendiri kamu akan merasa kesepian”. Nishida masih tetap pergi bekerja setiap hari, di bagian divisi penjualan dari sebuah perusahaan manufaktur, dan dia memiliki teman yang mana di bisa pergi keluar bersama untuk minum maupun bermain golf. Akan tetapi pada malam hari dia benar-benar merasakan kesepian.
Bekerja lembur hingga larut malam bagi Nishida mungkin dapat membuatnya merasa lebih baik, namun hal sebaliknya justru
Nishida merasa lebih buruk. Selain itu. Nishida juga mencoba pergi ke klub malam. Memang bercerita dengan para wanita di klub malam menyenangkan dan dapat membunuh kesepian yang dialami oleh Nishida, akan tetapi setelah itu kesepian akan datang kembali.
Nishida mulai menggunakan jasa Rentaru Kazoku sebagai alternatif lain untuk membunuh kesepian yang dialaminya. Nishida menghubungi Romance Family, salah satu agensi yang menyediakan jasa sewa keluarga. Nishida menyewa seorang istri dan seorang anak perempuan untuk menemaninya makan malam.
Istri dan anak perempuan yang disewa oleh Nishida akan berperan sebagaimana permintaan Nishida agar sesuai dengan
25 kehidupan kelurga Nishida yang sesungguhnya. istri yang disewa
akan memanggil Nishida dengan Kazu, yang mana merupakan
nama panggilan dari istri Nishida yang sesungguhnya. Dan Nishida
juga memanggil istri dan anak perempuan yang disewa dengan
nama panggilan yang biasa digunakan untuk memanggil istri dan
anaknya yang sesungguhnya.
Kadangkala dalam suasana pembicaraan tertentu, istri yang
disewa „keluar dari jalur‟ dengan menceritakan keluhannya akan
suami yang sesungguhnya, dan Nishida memberikan saran kepada
istri sewaannya tersebut.
Meskipun dalam suasana kesepian yang dialami oleh Nishida,
namun dia menyadari bahwa bukan hanya istri dan anak
perempuan sewaanya saja sedang berakting, dia juga sadar sedang
berakting dengan berperan sebagai ayah dan suami yang baik bagi
istri dan anak perempuan sewaanya, dan berusah untuk tidak
terlihat menyedihkan di hadapan istri dan anak sewaanya, serta
memberikan nasihat kepada anak perempuan sewaanya.
3.1.2. Tempat dan Waktu Penggunaan Rentaru Kazoku
Rentaru Kazoku yang pada dasarnya merupakan sebuah
industri bisnis yang memanfaatkan kesepian yang dialami oleh
masyarakat Jepang juga memilki beberapa aturan yang harus
diketahui dan dipatuhi bukan hanya aktor/aktris yang berperan
26 sebagai keluarga yang disewa namun penyewa juga harus mematuhi segala aturan yang ditetapkan oleh perusahaan Rentaru
Kazoku dan menerima setiap dampak negatif yang akan mungkin terjadi.
Dikutip dari Batuman, anggota keluarga yang disewa dikekang dengan peraturan yang tegas. Para anggota keluarga, seperti istri dan suami yang disewa tidak diperbolehkan untuk berduaan dalam satu ruangan yang sama. Hal yang paling intim yang boleh dilakukan hanyalah pegangan tanggan. Hal-hal intim seperti pelukan, apalagi ciuman atau aksi lain yang berlanjut pada hubungan seksual, haram hukumnya dan sama sekali tidak diizinkan.
Para aktor dan aktris yang menjadi anggota keluarga sewaan diharuskan untuk berperan profesional dan mampu mengontrolnya, terutama yang laki-laki, sebab kadang kala klien/ pengguna jasa rentaru kazoku terlalu terbawa perasaan sampai menyatakan ingin dilamar. Beberapa biro rentaru kazoku membatasi agar seorang aktor dan aktris hanya bekerja melayani maksimal lima klien dalam satu waktu. Dengan tujuan utamanya adalah agar tetap profesional.
Pemilik biro Heart Project, Ryuchi Ichinokawa, berkata pada
Bloomberg Bussinessweek bahwa biaya sewa orang tua biasanya dipatok dengan biaya paling mahal di antara peran lain, yakni sekitar Rp4 juta-an/orang.
27 Dalam hal penggunaan jasa rentaru kazoku, tempatnya ditentukan oleh penyewa sesuai dengan tujuan penggunaan jasa rentaru kazoku. Tempat-tempat yang umum digunakan oleh para pengguna jasa rentaru kazoku seperti kafe, rumah, tempat resepsi pernikahan, sekolah dan lain sebagainya. Kafe sebagai tempat penggunaan jasa rentaru kazoku salah satunya digunakan oleh penyewa anak perempuan yang menyewa seorang ayah untuk dipertemukan dengan kekasihnya.
Dalam studi kasus Kazushige Nishida, tempat penggunaan rentaru kazoku adalah kafe dan rumah Nishida sendiri.
Sebagaimana dikutip dari Batuman, “...Nishida contacted Family
Romance and placed an order for a wife and a daughter to join him for dinner.[...] The first meeting took place at cafe...”
Terjemahan :
... Nishida menghubungi Family Romance dan memesan seorang istri dan seorang anak perempuan untuk bergabung bersamanya untuk makan malam. [...] Pertemuan pertama dilakukan di kafe...
Selain di kafe, Nishida juga menggunakan jasa rentaru kazoku untuk datang ke rumahnya sendiri. “ ... Nishida booked a second meeting. This time, the wife and daughter came to his house.
The wife cooked okonomiyaki, a kind of pancake that Nishida‟s late wife had made, while Nishida chatted with the daughter. Then they
28 ate dinner together and watched television ...”. “... Nishida memesan sebuah pertemuan yang kedua. Kali ini, istri dan anak perempuan tersebut datang ke rumahnya. Sang istri memasak okonomiyaki, sejenis kue dadar yang mana pernah dibuat oleh istrinya yang telah meninggal, sementara Nishida berbincang- bincang dengan anak perempuan. Kemudian mereka makan bersama dan menoton televisi ...” (http://www.newyorker.com).
Waktu penggunaan jasa rentaru kazoku disesuaikan dengan tarif per jam. Setiap pengguna jasa rentaru kazoku dapat menyewa para aktor/aktris sesuai dengan kebutuhan dan uang yang dimilikinya. Dikutip dari http://secondnexus.com, menyebutkan bahwa biaya penggunaan jasa rentaru kazoku adalah sekitar U.S.
$50 per jam. Tidak ada batasan waktu yang ditentukan oleh biro atau agensi yang menyediakan layanan rentaru kazoku kepada setiap pengguna jasa rentaru kazoku. Setiap orang yang ingin menggunakan layanan jasa rentaru kazoku dapat menyewa aktor/aktris dalam hitungan jam, hari, minggu, maupun bulan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa rentaru kazoku itu sendiri.
Kazushige Nishida menggunakan jasa rentaru kazoku umumnya pada malam hari. Sebagai seorang salaryman yang harus bekerja pada pagi dan siang hari, Nishida menggunakan jasa rentaru kazoku pada malam hari untuk mengurangi kesepian yang dia rasakan. Dikutip dari South China Morning Post, menyebutkan
29 Nishida menggunakan jasa rentaru kazoku sekitar 3 – 4 bulan
sekali, atau kapanpun dia memiliki uang yang cukup untuk
menggunakan jasa rentaru kazoku. Dalam menggunakan jasa
rentaru kazoku, Nishida harus mengeluarkan uang sebesar $200
per orang per hari untuk menyewa istri dan anak perempuan.
3.2 Manfaat Rentaru Kazoku
3.2.1 Secara Ekonomi
Rentaru Kazoku pada dasarnya merupakan sebuah bisnis
yang menyediakan layanan sewa jasa keluarga yang diperuntukkan
bagi masayarakat Jepang. Sama halnya dengan bisnis-bisnis yang
lain, layanan Rentaru Kazoku juga memiliki manfaat secara
ekonomi bagi masyarakat di Jepang.
Adapun beberapa manfaat secara ekonomi dari layanan
rentaru kazoku adalah antara lain pendapatan ekonomi bagi
perusahaan yang menyediakan layanan rentaru kazoku dan
pendapatan bagi aktor dan aktris yang ikut terlibat sebagai anggota
keluarga yang disewa.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa
rentaru kazoku mendapatkan keuntungan dari setiap pengguna
layanan tersebut.
Menjadi aktor dan aktris di perusahaan layanan jasa rentaru
kazoku telah menarik minat beberapa masyarakat Jepang untuk
30 menjadikannya sebagai salah satu mata pencaharian. Dikutip dari
http://secondnexus.com, menyebutkan bahwa ada sekitar 10,000
orang yang telah mengajukan diri untuk bekerja di perusahaan
layana jasa rentaru kazoku. Ossan Rental Service, salah satu
perusahaan layanan jasa rentaru kazoku mempekerjakan sekitar 78
pria yang berperan sebagai orang tua yang bijaksana. Dengan
pendapatan sekitar $50 per jam menjadikan pekerjaan sebagai aktor
dan aktris rentaru kazoku sebagai salah satu mata pencaharian bagi
masyarakat Jepang yang memberikan manfaat secara ekonomi.
3.2.2 Secara Sosial
Bisnis layanan jasa rentaru kazoku dapat digolongkan
sebagai salah satu sociopreneur, yaitu salah satu bisnis yang
berorientasi sosial masyarakat. Latar belakang hadirnya layanan
jasa rentaru kazoku didasari dengan masalah kondisi sosial yang
terjadi di lingkungan masyarakat Jepang, seperti kesepian, budaya
malu di Jepang dan lain sebagainya. Dengan adanya layanan jasa
rentaru kazoku, masyarakat Jepang dapat menggunakan dan
memanfaatkannya sebagai alternatif untuk permasalahan sosial
tersebut.
Salah satu manfaat secara sosial yang masyarakat Jepang
dapat rasakan dengan adanya layanan jasa rentaru kazoku adalah
melalui contoh studi kasus Kazushige Nishida. Dikutip dari South
31 China Morning Post, menyebutkan bahwa Nishida telah menggunakan layanan jasa rentaru kazoku sekitar sembilan kali.
Kondisi kesepian yang dialami oleh Nishida setelah meninggalnya istrinya dan ditinggalkan oleh anak perempuan kandungnya, membuat unuk mencari solusi untuk dapat menghilangkan rasa kesepian yang dialami, hingga Nishida memutuskan untuk menggunakan jasa rentaru kazoku sebagai alternatif yang dapat membunuh rasa kesepian yang dialami. Setelah menggunakan layanan jasa rentaru kazoku, Nishida kembali bisa hidup bersosialisasi layaknya satu keluarga yang utuh.
Manfaat sosial lainnya adalah untuk menghentikan perudungan/bullying yang dialami oleh anak-anak yatim piatu yang dibesarkan oleh seorang ibu atau ayah tunggal. Dikutip dari
Batuman, menyebutkan salah satu contoh kasus yang dialami oleh
Reiko, seorang single mother yang menggunakan layanan jasa rentaru kazoku, dengan menyewa seorang aktor ayah untuk anaknya yang berusia 10 tahun bernama Mana, yang mana sama dengan anak-anak di Jepang lainnya yang dibesarkan oleh ayah atau ibu tunggal telah mengalami perudungan di sekolah. Sang aktor yang berperan sebagai ayah, mengunjungi Mana secara teratur.
32 3.3 Dampak Positif dan Negatif Rentaru Kazoku
3.3.1 Dampak Positif Rentaru Kazoku
Beberapa dampak positif dari Rentaru Kazoku di antaranya
adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan Ruang Sosialisasi Baru Bagi Masyarakat
Kesepian
Layanan jasa Rentaru Kazoku memiliki dampak positif
terhadap kondisi permasalahan sosial yang dialami oleh
masyarakat Jepang dewasa ini, khususnya bagi masyarakat
Jepang yang mengalami kesepian. Dengan adanya layanan jasa
rentaru kazoku di Jepang saat ini, masyarakat Jepang yang
mengalami kesepian dapat memanfaatkan layanan jasa rentaru
kazoku, dengan menyewa salah satu aktor atau aktris untuk
dijadikan sebagai salah satu keluarga.
Layanan Rentaru Kazoku merupakan salah satu layanan yang
memiliki dampak positif terhadap Kazushige Nishida. Setelah
ditinggal oleh sang istri dan anak perempuannya, Nishida
mengalami kesepian setiap harinya. Kehadiran layanan Rentaru
Kazoku memberikan ruang bagi Nishida untuk mengatasi
masalah kesepian yang dialaminya setelah kepergian istri dan
anaknya, dengan cara menyewa seseorang untuk menjadi
layaknya istri dan anaknya yang sungguhan.
33 Salah satu permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat
Jepang, yaitu Kodokushi yang umumnya dialami oleh
masyarakat lansia Jepang dapat diminimalisir dengan adanya
layanan jasa rentaru kazoku. Sebagaimana dikutip dalam
Watanabe, seorang lansia berusia 70 tahun yang menjadi
pengguna layanan rentaru kazoku dengan menyewa beberapa
anggota keluarga seperti anak perempuan, cucu, dan suami. “...
to spend a pleasant afternoon like that was dream, and it finally
became a reality...”. “...menghabiskan waktu bersama adalah
mimpi saya, dan itu menjadi kenyataan...”
2) Sebagai Mata Pencaharian
Layanan jasa rentaru kazoku telah menjelma menjadi salah
satu sumber pendapatan bagi masyarakat Jepang, dengan
menjadi pemeran aktor atau aktris sewaan bagi pengguna
layanan Rentaru Kazoku. Pendapatan yang didapatkan diperoleh
dari tarif sewa saat pengguna Rentaru Kazoku menyewa para
aktor dan aktris sebagai salah satu anggota keluarga sewaan.
3.3.2 Dampak Negatif Rentaru Kazoku
1) Menurunkan Minat Untuk Berkeluarga
Dikutip dari http://www.kompas.com, menyebutkan
populasi Jepang sudah berangsur menurun dengan semakin
34 banyak orang muda yang menunda memulai keluarga karena menganggap sebagai beban keuangan, gaya hidup, dan karier.
Pada tahun 2014 dilaporkan bahwa populasi penduduk muda di Jepang menurun terutama karena jumlah pernikahan sangat rendah. Ketakutan untuk menikah ini terkait dengan etos penduduk Jepang yang suka berkarir ketimbang harus mengurus rumah tangga (http://www.tirto.id, diakses pada 05/10/2019).
Salah satu dampak dari menurunnya minat masyarkat
Jepang terhadap pernikahan adalah besarnya kemungkinan masyarakat Jepang untuk mengalami kesepian dan beberapa masalah sosial lainnya. Selain berdampak postif dalam mengatasi permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat
Jepang dewasa ini, layanan jasa Rentaru Kazoku juga memiliki dampak negatif terhadap sosial masyarakat Jepang, salah satunya adalah menurunkan minat masyarakat Jepang untuk menikah dan membentuk sebuah keluarga yang sesungguhnya.
Pada studi kasus Kazushige Nishida, minat Nishida untuk membangun sebuah keluarga yang sesungguhnya sangat sedikit.
Hal tersebut dilatarbelakangi oleh usia Nishida yang sudah memasuki usia 60-an, dan kesibukannya sebagai seorang salaryman dari pagi hingga malam hari, membuat Nishida tidak berpikir untuk membangun keluarga yang sesungguhnya.
Layanan Rentaru Kazoku merupakan layanan yang digunakan
35 oleh Nishida untuk mengatasi masalah kesepian yang dialami
dalam suatu waktu.
Beberapa pengguna jasa Rentaru Kazoku akan
menggunakan jasa Rentaru Kazoku sebagai bentuk menutup
„malu‟ terhadap masyarakat sosial. Sebagaimana yang
disebutkan oleh Koichi dalam Kustiaty, menyebutkan apabila
orang Jepang dalam posisi diperhatikan maka akan “hajiru” atau
merasa malu.
Beberapa pengguna jasa rentaru kazoku akan menyewa
salah satu aktor atau aktris sebagai istri atau suami untuk
diperkenalkan kepada kerabat dan keluarga, dan setelah itu
pengguna akan menggunakan alasan bercerai dan alasan lainnya
apabila tidak menggunakan jasa rentaru kazoku lagi.
2) Menciptakan Keluarga Palsu
Dengan keberadaan layanan jasa rentaru kazoku, beberapa
masyarakat Jepang yang tidak memiliki minat terhadap
pernikahan dan keluarga akan menciptakan keluarga-keluarga
palsu dengan menyewa salah satu dan/atau beberapa aktor atau
aktris untuk dijadikan sebagai anggota keluarga palsu.
Layanan jasa rentaru kazoku akan menciptakan keluarga-
keluarga palsu di Jepang yang terlihat sempurna namun tidak
demikian.
36 Dikutp dari Watanabe, menyebutkan “Japan Efficiency‟s
success also illustrates how the nature of reality has changed in
this modern society., [...] it‟s like computer graphics, where
things that are not real nevertheless seen so. “The meaning of
reality has changed, and lies rather than truth have become
real.”
Terjemahan :
Japan Efficiency telah sukses mengikustrasikan bagaimana
realita telah berubah pada masyarakat modern., [...] seperti
grafis komputer, dimana sesuatu yang tidak nyata namun dapat
terlihat seperti suatu hal yang nyata.
Dengan layanan Rentaru Kazoku, Nishida dapat kembali
memiliki sebuah „keluarga‟ yang terlihat seperti nyata,
meskipun istri dan anak perempuannya adalah aktris yang
disewa untuk menemani kesepian Nishida.
3) Berdampak Buruk Terhadap Psikologis Anak
Pengguna layanan jasa rentaru kazoku yang memiliki latar
belakang sebagai single-parents, umumnya akan menyewa
seorang ayah atau ibu palsu untuk anak yang diasuhnya, baik itu
untuk kepentingan psikologi anak maupun untuk kepentingan
lainnya yang memerlukan peranan kedua orang tua.
37 Namun demikian, seorang anak yang juga dibesarkan oleh seorang ayah palsu akan memiliki dampak negatif terhadap perkembangan psikologi anak tersebut. Dikutip dari Batuman, menyebutkan bahwa salah satu situasi tersusah adalah peran yang melibatkan single mother. Ishii dalam Batuman, menyebutkan “... we can‟t just push them away and say „No, we can‟t do that‟ in a cold way, because we have a responsibility that we will play that role for a long time,” “... kita tidak bisa menolak (penyewa dari single mother) dan berkata “tidak, kita tidak bisa melakukan hal tersebut, karena kita mempunyai tanggung jawab yang mana kita akan perankan untuk waktu yang lama,”.
Penyewa dari single mother yang menyewa sosok ayah bagi anak-anaknya memiliki dampak yang sangat buruk terhadap perkembangan psikologi sang anak. Baik itu penyewa maupun aktor yang disewa harus memiliki komitmen di awal sebelum melibatkan sang anak dalam „keluarga palsu‟ yang diperuntukkan untuknya. Beberapa dari single mother yang menyewa „ayah palsu‟ tidak berniat untuk memberitahukan kebenaran yang sesungguhnya kepada sang anak demi kebahagian sang anak itu sendiri. Oleh sebabnya, banyak kasus dimana ayah palsu yang disewa harus berperan untuk waktu yang lama bagi sang anak, beberapa kasus ada saat dimana ayah
38 palsu tersebut harus bersedia memerankan sosok „ayah‟ bagi sang anak hingga sang anak tersebut menikah.
39 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pemaparan dan pembahasan
yang telah dipaparkan oleh penulis adalah Fenomena Rentaru Kazoku yang
populer di Jepang beberapa tahun terakhir merupakan sebuah fenomena yang
dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial yang dialami oleh masyarakat
Jepang dewasa ini.
Berikut hasil simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini guna
menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Rentaru Kazoku merupakan sebuah bisnis layanan jasa penyewaan
aktor atau aktris untuk berperan sebagai salah satu anggota keluarga
untuk tujuan tertentu bagi penyewa. Anggota keluarga yang dapat
disewa melalui jasa rentaru kazoku diantaranya adalah peran kakek,
nenek, ayah, ibu, dan anak-anak. Tarif sewa layanan jasa rentaru
kazoku adalah sekitar US $50. Salah satu faktor yang menyebabkan
hadirnya layanan jasa rentaru kazoku di Jepang adalah kesepian yang
dialami oleh masyarakat Jepang dewasa ini.
Kazushige Nishida merupakan salah satu contoh kasus pengguna
layanan jasa rentaru kazoku. Nishida menjadi salah satu pengguna
layanan jasa rentaru kazoku setelah kepergian istrinya dan anak
perempuannya memilih untuk keluar dari rumah. Sebagai „obat‟
40 kesepian yang dialami oleh Nishida, ia menggunakan layanan jasa
rentaru kazoku dengan menyewa seorang istri dan anak perempuan.
2. Rentaru Kazoku memiliki manfaat dan dampak negatif. Manfaat dari
hadirnya layanan jasa rentaru kazoku adalah sebagai „obat‟ kesepian
bagi masyarakat Jepang dan juga menjadi salah satu mata pencaharian
bagi masyarakat Jepang. Adapun dampak negatif dari rentaru kazoku
diantaranya adalah menurunkan minat masyarakat Jepang untuk
menikah dan berkeluarga dan memiliki dampak buruk terhadap
psikologis anak.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan, penulis
menyarankan untuk dilakukannya penelitian lanjutan yang lebih dalam lagi
mengenai fenomena rentaru kazoku dengan memaparkan lebih banyak lagi
contoh-contoh studi kasus rentaru kazoku untuk menambah referensi para
pembelajar budaya, khususnya budaya Jepang.
41 DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Departemen
Pendidikan Kebudayaan.
Bagong, Suyanto dan J. Dwi Narwoko. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.
Batuman, Elif. 2018. Japan‟s Rent-a-Family Industry. (online).
(https://www.newyorker.com/magazine/2018/04/30/japans-rent-a-family-
industry, diakses 23 September 2019)
Hasan, Akhmal Muawal. 2018. Warga Urban Kesepian Akut, Jasa Sewa Keluarga
Laris di Jepang. (online). (https://tirto.id/warga-urban-kesepian-akut-jasa-
sewa-keluarga-laris-di-jepang-cMD6, diakses pada 20 Juni 2019).
Koentjaraningrat. 1976. Metode Penelitian Masyarakat. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
McCurry, Justin. 2009. Lonely Japanese Find Solace In „Rent A Friend‟ Agencies.
(online). (http://www.theguardian.com/world/2009/sep/20/japan-relatives-
professional-stand-ins, diakses pada 20 Juni 2019)
Moleong. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Pradityasari, Maya dan Eva Amalijah. 2016. Bisnis Persewaan Keluarga Dalam
Naskah Drama Televisi Kazoku Shimasu – Family Complex: Kajian
Sosiologi Sastra. Parafrase, 16 (2): 83-99.
Prabowo, Roberto Masami. 2013. Penghapusan Shuushinkyou Menjadi Fenomena
Muenshakai. Lingua Cultura, 7 (2): 75-76.
42 Sarwono, W. S. 1987. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Press.
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Watanabe, Teresa. 1992. Culture: Want a Family? In Japan, You Can Rent One: A
Tokyo Company Blurs The Line Between Reality and Fantasy With
Professional Stand-ins For Relatives. (online).
(http://www.latimes.com/archives/la-xpm-1992-05-12-wr-1769-story.html,
diakses pada 23 September 2019)
Sumber Daring
(http://secondnexus.com/news/weird-news/japan-family-romance-rent-family/2/,
diakses pada 23 September 2019)
43