Print This Article

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Print This Article WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata PELATIHAN TEKNIK PENGOLAHAN DAN PERLUASAN PASAR MELALUI INOVASI PRODUK OLAHAN BERBAHAN DASAR LABU KUNING (WALUH) DI KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN NUSUKAN SURAKARTA Dra. Murni Sulistyowati, MM 1), Endang Sri Suwarni, SH, MH 2) 1, Dosen Manajemen STIEAUB Surakarta 2, DosenAkuntansi STIEAUB Surakarta Jl. Mr. Sartono 97Cengklik, Nusukan. Surakarta. e-mail : 1) [email protected] 2)[email protected] Abstract Devotion to the Community activity on topic about Training on Processing Techniques and Market Expansion Through Innovation in Processed Products Made from Pumpkin at Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta targeted by craftsmen and The Family Welfare community. The purpose of this devotion activity is to provide counseling and training on the processing and market expansion techniques of pumpkin based products at Bibis Baru Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta. The method used in this Devotion activity is the lecture method on the processing and packaging techniques of sweet potato based products so that the participants are the craftsmen group and The Family Welfare community can directly engage in practice and creating utilize sweet potato to become food products with the look and taste that tempting the taste, As well as worth selling so that it can increase family income and develop into a promising business in the future. The target after the training is quite encouraging 60% of the training objectives are achieved and the rest needs to be followed up with mentoring for subsequent CommunityService. Keywords :pumpkin, processing and market expansion. food product Abstraksi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan topik tentang Pelatihan Teknik Pengolahan dan perluasan Pasar melalui Inovasi Produk Olahan Berbahan Dasar Labu kuning (waluh) di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan sasaran kelompok pengrajin dan Ibu-ibu PKK. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang teknik pengolahan dan perluasan pasar produk olahan berbahan dasar labu kuning (waluh) di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta. Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian ini adalah metode ceramah tentang teknik pengolahan dan perluasan pasar produk olahan berbahan dasar labu kuning (waluh) agar para peserta yaitu kelompok pengrajin dan Ibu-ibu PKK dapat langsung terlibat berlatih dan berkraeasi memanfaatkan ubi menjadi produk makanan dengan tampilan dan rasa yang menggoda selera, serta layak jual sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan berkembang menjadi usaha yang menjanjikan pada masa mendatang. Target setelah dilaksanakan pelatihan cukup menggembirakan 60% tujuan pelatihan tercapai dan sisanya perlu ditindak lanjuti dengan pendampingan untuk Pengabdian Kepada Masyarakat berikutnya. Kata kunci : Pumpkin, pengolahan dan perluasan pasar, Produk Olahan PENDAHULUAN cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian kurang Surakarta, kota yang lebih populer lebih 92 m di atas permukaaan air laut , dengan sebutan kota Solo (Sala) secara geografis berbatasan dengan beberapa kabupaten yang berada pada suatu dataran rendah yaitu pada 32 WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata ternasuk dalam eks Karesidenan Surakarta seperti Surakarta merupakan salah satu wilayah utara Kabupaten Klaten, Wonogiri, Boyolali, Surakarta yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, Sragen Dan Karanganyar. Menilik Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, dengan sejarah kota Solo atau Sala yang merupakan kota komposisi peduduk 49,4% laki-laki dan 50,6% terbesar ketiga di Jawa bagian selatan setelah perempuan, mayoritas mata pencaharian Bandung dan Malang, merupakan pewaris penduduk adalah buruh kurang lebih 30,77%, kesultanan Mataram yang dipecah melalui tingkat pendidikan terbanyak lulus SLTA 34,5%, perjanjian Giyanti pada tahun 1755 bersama kota dan mayoritas beragama Islam 90,86% dan 62,4% Yogyakarta. Kemakmuran dan kemashuran kota adalah usia produktif ( Laporan Monografi Surakarta sejak dulu sampai kini, hingga Dinamis Kelurahan Nusukan Kecamatan terabadikan dalam satu lagu keroncong yang Banjarsari bulan Agustus 2016). sangat populer “Bengawan Solo” karya besar Terjaidi kontradiksi , jika kita mencermati dan sang legendaris maestro keroncong Gesang.Kota menganalisis situasi kondisi warga Kelurahan yang memiliki semboyan mulat sarira angrasa Nusukan yang mayoritas berada pada golongan wani dan slogan umum berseri (akronim bersih usia produktif (62,4%), semestinya membawa sehat rapi indah) serta slogan pariwisata The kita berpikir positif karena berkaitan dengan spirit of Java ini memiliki luas wilayah 44 km2 pendapatan yang diterima per Kepala Keluarga terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan dengan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup jumlah penduduk mencapai 503.421 jiwa sehari-harinya. Namun apabila dilihat dari (sumber: wikipedia th.2010) dan tingkat prosentase mata pencahariannya 42,54% kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah menengah ke bawah ( petani, buruh dan pedagang yaitu 11.370 jiwa/km2.( kepadatan Jawa Tengah kecil dan menengah) sebesar maka ini berarti hanya 992 jiwa/km2. Banyak julukan diberikan masih banyak penduduk dengan pendapatan pada kota Solo, sebagai kota sejarah, kota minimal sampai tingkat UMR. Pada situasi dan budaya, kota pendidikan, kota terbersih dengan kondisi seperti inilah, para istri /ibu-ibu warga meraih penghargaan Adipura beberapa kali, kota Kelurahan Nusukan mengambil peran aktif dalam pariwisata dan kota dagang/ pusat bisnis (sejarah upaya membantu menambah pendapatan mencatat lahirnya Sarikat Dagang Islam di keluarga, mereka berusaha bekerja berbekal Indonesia di kota Solo), kota dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan seadanya, ada yang pertumbuhan ekonomi tinggi dan menjanjikan menjadi penjahit borongan atau mencoba untuk tujuan investasi. Terbukti beragam industri berjualan berkeliling. Namun upah yang mereka tumbuh pesat. Solo juga dikenal sebagai surga terima terlalu kecil membuat mereka berusaha kuliner dan menjadi destinasi wisata kuliner bagi mencari terobosan lain dengan menjadi pemetik wisatawan domestik maupun mancanegara, dan penyortir lombok/cabe untuk dipasok ke keragaman serta kekhasan cita rasa makanannya bebeapa perusahaan sambal saus botol. Namun itu mampu memanjakan lidah para penikmat rasa. ternyata tak berberlangsung lama dan mereka Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari nilai kurang menjanjikan karena ketidak stabian 33 WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata harga dan pasokan lombok/cabe sehingga mereka ekonomis sehingga diharapkan bisa menambah kembali mencoba berjualan warungan atau pendapatan keluarga dengan tetap melestarikan membuar beberapa kue dan makanan untuk bahan-bahan olahan alami hasil produksi lokal. disetorkan dan dijual di warung atau wedangan Labu kuning (waluh) merupakan salah satu jenis angkringan yang penghasilannya tidak cukup produk pertanian yang mampu bertahan agak memadai untuk menopang kebutuhan sehari-hari lama ini, telah menginspirasi kami Tim yang makin tinggi seiring mahalnya biaya hidup pengabdian Kepada Masyarakat untuk mencari dan biaya pendidkan anak yang makin tinggi. solusi tepat pengolahannya. Sebagaimana disebutkan di atas , Solo dikenal Bentuk kegiatan pengabdian ini adalah sebagai surganya kuliner dan melimpahnya penyuluhan dan pelatihan dengan peragaan atau produk pertanian dari beberapa kabupaten sekitar demo /praktik kepada ibu-ibu PKK dan Surakarta menginspirasi Tim Pengabdian Kepada Kelompok Usaha Rumahan untuk mengolah Masyarakat untuk menawarkan solusi setelah bahan dasar labu kuning (waluh) yang dipadukan melalui pengamatan situasi, mendengarkan dengan bahan dasar lain mejadi aneka produk keluhan dan keinginan ibu-ibu PKK dan olahan yang lebih variatif dan tampil berbeda Kelompok Usaha Rumahan (home industry) untuk menjadi kue moderen (cake dan pastry ) dan kue bangkit memperbaiki kondisi ekonomi kering seperti soes kering, stick ataupun kue keluarganya, tidak tau harus membuat dan basah seperti brownies, sponge cake, chiffon cake menjual produk makanan apa yang cukup menjual , pie, talam, kue lumpur, cup cake, muffin, bolu (madolke dalam bahasa Jawa). Pepatah kukus, putu ayu dan kreasi kue berbahan labu mengatakan Gayung pun bersambut, ibu-ibu kuning (waluh) lainnya. Kegiatan ini diharapkan PKK dan kelompok industri rumahan antusias berhasil membuka peluang usaha yang menyambut uluran tangan kami Tim pengabdian menjanjikan pada khalayak sasaran. Kepada Masyarakat. Berangkat dari analisis situasi itulah Tim METODE Pengabdian Kepada Masyarakat menawarkan Berdasarkan survei dan pengamatan Tim solusi untuk mengolah aneka produk makanan Pengabdian Kepada Masyarakat setelah berbahan dasar produk pertanian lokal seperti ubi melakukan analisis situasi pada masyarakat ungu dan kuning, ketela pohon (singkong/ ubi khususnya pada Ibu-ibu PKK dan sekelompok kayu/ pohong/ cassava/ manihot osculenta/ usaha rumahan (home industry) di Bibis Baru manihot utilissima), jagung, kentang, talas dan Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari labu kuning atau dikenal dengan sebutan waluh, Surakarta yang menanyakan bagaiamana yang banyak dijumpai di pasar
Recommended publications
  • Praktik Pengalaman Lapangan Di Smk Negeri 6 Yogyakarta
    LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN DI SMK NEGERI 6 YOGYAKARTA Semester Khusus Tahun Akademik 2016/2017 Disusun Oleh : Rira Zahrotul M NIM. 13511241039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat, karunia-Nya sehingga penulisan laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umat yang senantiasa mengikutinya. Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan merupakan tugas yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah, untuk di terapkan pada dunia pendidikan khususnya di SMK. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan semua pihak yang telah membantu. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas laporan Praktik Pengalaman Lapangan ini, yaitu : 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan jalan terbaik sehingga penulis mampu melaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan hingga selesai. 2. Kedua orang tua serta kedua kakak, yang senantiasa memberikan doa dan dorongan serta memberikan bantuan. 3. Dr. Marwanti, selaku koordinator PPL jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana. 4. Dr. Badraningsih L, M.Kes, selaku dosen pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta 5. Nurul Lestari M.Pd, selaku pembimbing PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta yang selalu membimbing dengan setulus hati. 6. Dra. Retno Sri Agustiawati,MBA selaku koordinator PPL di SMK Negeri 6 Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Ethnobotanical Study on Local Cuisine of the Sasak Tribe in Lombok Island, Indonesia
    J Ethn Foods - (2016) 1e12 Contents lists available at ScienceDirect Journal of Ethnic Foods journal homepage: http://journalofethnicfoods.net Original article Ethnobotanical study on local cuisine of the Sasak tribe in Lombok Island, Indonesia * Kurniasih Sukenti a, , Luchman Hakim b, Serafinah Indriyani b, Y. Purwanto c, Peter J. Matthews d a Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Mataram University, Mataram, Indonesia b Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Brawijaya University, Malang, Indonesia c Laboratory of Ethnobotany, Division of Botany, Biology Research Center-Indonesian Institute of Sciences, Indonesia d Department of Social Research, National Museum of Ethnology, Osaka, Japan article info abstract Article history: Background: An ethnobotanical study on local cuisine of Sasak tribe in Lombok Island was carried out, as Received 4 April 2016 a kind of effort of providing written record of culinary culture in some region of Indonesia. The cuisine Received in revised form studied included meals, snacks, and beverages that have been consumed by Sasak people from gener- 1 August 2016 ation to generation. Accepted 8 August 2016 Objective: The aims of this study are to explore the local knowledge in utilising and managing plants Available online xxx resources in Sasak cuisine, and to analyze the perceptions and concepts related to food and eating of Sasak people. Keywords: ethnobotany Methods: Data were collected through direct observation, participatory-observation, interviews and local cuisine literature review. Lombok Results: In total 151 types of consumption were recorded, consisting of 69 meals, 71 snacks, and 11 Sasak tribe beverages. These were prepared with 111 plants species belonging to 91 genera and 43 families.
    [Show full text]
  • Pemberdayaan Wanita Tani Melalui Pengolahan Labu Kuning Menjadi Dodol Dan Roti Kasur Di Kecamatan Anggaberi
    CENDEKIA : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT eISSN : 2685-130X Vol. 2 No. 2 Bulan Desember 2020 halaman 110-117 pISSN : 2684-9003 http://ejournal.uniska-kediri.ac.id/index.php/CENDEKIA doi:http://dx.doi.org/10.32503/Cendekia.v2i2.1180 Pemberdayaan Wanita Tani Melalui Pengolahan Labu Kuning Menjadi Dodol Dan Roti Kasur Di Kecamatan Anggaberi Leni Saleh1, Milawati Saranani2, Sarty Syarbiah3, Hasniati4 1,2,3,4Universitas Lakidende email : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Abstract Participants in this activity are people who belong to the Kartini Mandiri Farmer Group (KWT) in the Parauna Village, Anggaberi District, Konawe Regency. Based on the objectives of the pumpkin commodity processing training activity, namely to introduce and provide additional knowledge and skills to the community regarding the technology of processing pumpkin into pumpkin lunkhead and mattress bread so that the community can develop home industries and increase the economic value of pumpkin by providing information about the benefits of pumpkin accompanied by training and practice of making dodol and pumpkin bread mattress. Processing of dodol and mattress bread with various variations of stuffing is a new innovation in Parauna Village. The successful implementation of all these community service activities certainly has quite good benefits for the community in general and for household industry players in particular. Keywords: empowerment, women, pumpkin. Abstrak Peserta dalam kegiatan ini adalah masyarakat
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia Kaya Akan Kue
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di Indonesia adalah kue talam. Kue ini merupakan kue yang berbahan dasar tepung beras dan tepung kanji, dengan bahan tambahan gula pasir, santan, garam, dan vanili. Kue talam mengandung energi sebesar 18 kilokalori, protein 0,1 gram, karbohidrat 3,2 gram, lemak 0,5 gram, kalsium 0,01 miligram, fosfor 0 miligram, dan zat besi 0,75 miligram. Ciri khas kue ini adalah empuk, harum dan legit, serta pembuatannya dengan teknik mengukus (Prasetyaningsih,2014). Saat ini, kue talam sering dijumpai di berbagai toko makanan dengan harga yang terjangkau. Meskipun harga kue talam terjangkau namun masih sedikit konsumen yang tertarik, dikarenakan kandungan lemak yang tinggi dan menggunakan pewarna buatan. Hal ini, menuntut produsen lebih inovatif dalam memproduksi kue talam untuk meningkatkan daya terima. Salah satu strategi yang dilakukan oleh produsen kue talam adalah dengan menjadikan suweg sebagai bahan kue talam. Suweg (Amorphopallus campanulatus) merupakan satu dari jenis umbi lokal di Indonesiayang mengandung serat cukup tinggi, mampu mencegah penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, dan penurunan kolesterol dalam darah (Ardiyanti, 2008). Suweg memiliki tekstur keras, warna abu-abu dan sebagai bahan pangan alternatif kue talam (Sutomo, 2008). Selain itu tangkai dan daun yang muda dapat dimanfaatkan dibuat sebagai sayuran (Pitojo, 2008). Suweg sebagai bahan pangan alternatif untuk penderita diabetes karena 1 mengandung karbohidrat yang rendah yaitu 23.18% , serta memiliki kandungan energi 69 kilokalori, protein 1 gram, dan lemak 0,1 gram (Faridah et al. 2007). Tekstur suweg kukus yang empuk bisa dihaluskan menjadi bahan baku kue talam, campuran brownies, cake, kue lumpur maupun sarikaya suweg.
    [Show full text]
  • I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SATUAN GRAMATIKAL DAN DASAR PENAMAAN KUE JAJANAN PASAR DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN KOTA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anindita Ayu Gita Coelestia NIM: 174114039 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini mengkaji satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Objek penelitian ini berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242). Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah.
    [Show full text]
  • Modul Dasar-Dasar Kuliner (Nut 161)
    MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0 / 226 MODUL DASAR-DASAR KULINER (NUT 161) MODUL 1 PENGANTAR KULINER DAN PERKEMBANGANNYA DI MANCANEGARA DISUSUN OLEH PUTRI RONITAWATI, SKM., M.Si. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 1 / 226 PENGANTAR A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu : 1. Menguraikan visi dan misi Universitas Esa Unggul 2. Merinci topik-topik perkuliahan Dasar-dasar Kuliner 3. Mengidentifikasi buku referensi serta komponen dan proporsi penilaian mata kuliah Dasar-dasar Kuliner. 4. Menguraikan perkembangan kuliner di berbagai negara B. Uraian dan Contoh 1. Visi dan Misi Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-misi sebagai berikut : a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan 2. Topik Perkuliahan Kuliner merupakan perpaduan antara ilmu dan seni,karena dibutuhkan pengetahuan terkait dengan ilmu gizi, ilmu bahan makanan, alat-alat penyelenggaraan makanan, ketrampilan seni memasak(membaca,praktek dan mengembangkan resep). Kuliner dapat didefinisikan
    [Show full text]
  • Materials for a Rejang-Indonesian-English Dictionary
    PACIFIC LING U1STICS Series D - No. 58 MATERIALS FOR A REJANG - INDONESIAN - ENGLISH DICTIONARY collected by M.A. Jaspan With a fragmentary sketch of the . Rejang language by W. Aichele, and a preface and additional annotations by P. Voorhoeve (MATERIALS IN LANGUAGES OF INDONESIA, No. 27) W.A.L. Stokhof, Series Editor Department of Linguistics Research School of Pacific Studies THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Jaspan, M.A. editor. Materials for a Rejang-Indonesian-English dictionary. D-58, x + 172 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 1984. DOI:10.15144/PL-D58.cover ©1984 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. PACIFIC LINGUISTICS is issued through the Linguistic Circle of Canberra and consists of four series: SERIES A - Occasional Papers SERIES B - Monographs SERIES C - Books SERIES D - Special Publications EDITOR: S.A. Wurm ASSOCIATE EDITORS: D.C. Laycock, C.L. Voorhoeve, D.T. Tryon, T.E. Dutton EDITORIAL ADVISERS: B.W. Bender K.A. McElhanon University of Hawaii University of Texas David Bradley H.P. McKaughan La Trobe University University of Hawaii A. Capell P. MUhlhiiusler University of Sydney Linacre College, Oxford Michael G. Clyne G.N. O'Grady Monash University University of Victoria, B.C. S.H. Elbert A.K. Pawley University of Hawaii University of Auckland K.J. Franklin K.L. Pike University of Michigan; Summer Institute of Linguistics Summer Institute of Linguistics W.W. Glover E.C. Polome Summer Institute of Linguistics University of Texas G.W. Grace Malcolm Ross University of Hawaii University of Papua New Guinea M.A.K.
    [Show full text]
  • THE SPICE ISLANDS COOKBOOK: Indonesian Cuisine Revealed
    THE SPICE ISLANDS COOKBOOK: Indonesian Cuisine Revealed __________________________________________Copyri !" #y Ta"ie Sri $ulandari %&'% 1 ________________________________________________________________ ((()tas"y*indonesian*+ood),o- THE SPICE ISLANDS COOKBOOK: Indonesian Cuisine Revealed __________________________________________Copyri !" #y Ta"ie Sri $ulandari %&'% TABLE OF CONTENTS The Author.................................................................................................................................7 PREFACE....................................................................................................................................8 Indonesian Food Main Ingredients.......................................................................................16 Indonesian Main Kitchen TOOL............................................................................................19 Important spices (The ROOTS, LEAVES, SEEDS and FLOWERS).......................................21 THE ROOTS..............................................................................................................................21 THE LEAVES............................................................................................................................22 THE SEEDS...............................................................................................................................25 THE FLOWERS and LEAVES.................................................................................................28 VEGETABLES in
    [Show full text]
  • Bentuk, Makna, Dan Fungsi, Sesaji Mahesa Lawung Dalam Tradisi Ritual
    BENTUK, MAKNA, DAN FUNGSI, SESAJI MAHESA LAWUNG DALAM TRADISI RITUAL DI KERATON SURAKARTA HADININGRAT SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Nama : Restu Budi Setiawan NIM : 2601411136 Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Jurusan : Bahasa dan Sastra Jawa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang Semarang 2015 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul Bentuk, Makna, dan Fungsi Sesaji Mahesa Lawung dalam Tradisi Ritual di Keraton Surakarta Hadiningrat ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia siding ujian skripsi. Semarang, September 2015 Pembimbing I, Pembimbing II, Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. Drs. Hardyanto,M.Pd. NIP. 196101071990021001 NIP. 195811151988031002 ii PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Bentuk, Makna, dan Fungsi Sesaji Mahesa Lawung dalam Tradisi Ritual di Keraton Surakarta Hadiningrat ini telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Jawa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada : hari : Rabu tanggal : 28 Oktober 2015 Panitia Ujian Skripsi Drs. Syahrul Syah Sinaga, M.Hum. (196408041991021001) __________ Ketua Ermi Dyah Kurnia, S.S. M.Hum. (197805022008012025) __________ Sekretaris Yusro Edi Nugroho, S.S., M.Hum. (196512251994021001) __________ Penguji I Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum. (196101071990021001) __________ Pengiji II Drs. Hardyanto, M.Pd. (195811151988031002) __________ Penguji III iii PERNYATAAN Saya menyatankan bahwa skripsi yang berjudul Bentuk, Makna, dan Fungsi Sesaji Mahesa Lawung dalam Tradisi Ritual di Keraton Surakarta Hadiningrat ini merupakan karya saya, bukan jiplakan dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Seamarang, September 2015 Restu Budi Setiawan NIM. 2601411136 iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Panggawe becik puniku, gampang yen wus den lakoni, angel yen durung kalakyan, aras-arasen nglakoni, tur iku den lakonana, mupangati badaneki.
    [Show full text]
  • View of ASEAN Food William W
    Foreword Amb. Kim Young-sun Secretary General, ASEAN-Korea Centre The ASEAN* region has a great variety of cuisines that are distinctive despite having some common elements. ASEAN cuisine is a celebration of cultural diversity and unique ways of life, delivered through appetite-whetting dishes and exotic aromas. It embraces the unique characteristics of many different ethnicities, and in that way is a history of the culture of the region. The ASEAN spirit and passion permeate each and every dish, and food is an important link in the chain that binds the ASEAN community together. The ASEAN Culinary Festival 2016, organized by the ASEAN-Korea Centre, aims to introduce ASEAN cuisine to the Korean public by presenting a wide spectrum of ASEAN dishes. Thirty distinctive dishes are included; they were selected to suit the Korean palate while showcasing the diverse flavors of ASEAN. Under the theme “Gourmet Trips to ASEAN,” the Festival will help Koreans, also known for their cuisine, discover the sweet and savory ASEAN culinary delights. In line with the “Visit ASEAN@50: Golden Celebration” campaign to celebrate the 50th anniversary of ASEAN, the Festival also intends to promote ASEAN culinary destinations by showcasing fascinating food trails across the region to the Korean public. Food is a universal language that brings people and cultures together. It is an essential part of life to all people of all nations. With the rise in the number of tourists traveling specifically to experience the cuisine of other peoples, food is increasingly important in enhancing harmony around the world. In this regard, I am certain that the ASEAN Culinary Festival will serve as a platform to strengthen the partnership between ASEAN and Korea by connecting the hearts and minds of the people and creating a bond over a “shared meal of diversity.” With the ASEAN-Korea Cultural Exchange Year in 2017, the ASEAN Culinary Festival is a new way to bring deeper cultural understanding between ASEAN and Korea.
    [Show full text]
  • MW Efficacy In
    Journal of International Dental and Medical Research ISSN 1309-100X Database of carboxymethyl lysine in foods http://www.jidmr.com Patricia Budihartanti Liman and et al Database Development of Carboxymethyl Lysine Content in Foods Consumed by Indonesian Women in Two Selected Provinces Patricia Budihartanti Liman1,2,3, Ratna Djuwita4, Rina Agustina1,3,5* 1. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 2. Department of Nutrition, Faculty of Medicine, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia. 3. Human Nutrition Research Centre, Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI), Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia. 4. Department of Epidemiology, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia 5. Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Center for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON) – Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstract Advanced glycation end products (AGEs) in foods are increased by heat processing, and high consumption of these compounds could contribute to the pathogenesis of non-communicable disease. Yet, the information on carboxymethyl lysine (CML) content, as a part of AGEs, in dietary intakes with predominantly traditional foods with diverse food processing is lacking. We developed a database of Indonesian foods to facilitate studies involving the assessment of dietary and plasma CML concentration by liquid-chromatography-tandem-mass spectrometry. We estimated dietary CML values of 206 food items from 2-repeated 24-h recalls of 235 Indonesian women with the mean age of 36±8 years old in a cross-sectional study. All foods were listed and grouped according to the Indonesian food composition table, completed for cooking methods, amount of consumptions, and ingredients.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai aneka ragam kuliner yang begitu banyak dari Sabang sampai Merauke. Setiap provinsi ataupun kota pasti mempunyai makanan dan jajanan khas. Seperti pada provinsi-provinsi lainnya, provinsi DKI Jakarta mempunyai jajanan tradisional yang terbuat dari bahan-bahan alami. Hal ini seharusnya bisa dijaga sampai turun-temurun. Tetapi sayangnya, beberapa kuliner di Indonesia keberadaannya kian pudar karena arus globalisasi yang begitu pesat di bidang kuliner, termasuk kue tradisional khas Betawi yang sulit untuk bertahan di era globalisasi ini Seperti contohnya, kue Dongkal, kue Geplak, kue Kembang Goyang, kue Akar Kelapa, dan lain-lain. Saat ini perkembangan masyarakat dengan konsep modernisasi yang akhirnya mendorong minat masyarakat untuk mengkonsumsi western food sehingga konsekuensinya adalah makin tergusurnya makanan tradisional. Jenis-jenis makanan yang kita konsumsi juga mulai terpengaruh budaya luar. Remaja zaman sekarang lebih memilih makanan-makanan yang berasal dari luar seperti steak, burger, dan lain-lain. Mereka menganggap makanan tersebut higienis, modern, dan praktis. Jajanan tradisional khususnya kue adalah warisan budaya yang unik, mempunyai ciri khas, namun sering terlupakan oleh masyarakat modern, terutama remaja. makanan yang dikonsumsi untuk tiap-tiap daerah/wilayah, mempunyai ciri khas berbeda dan sudah menjadi tradisi dari masing-masing daerah tersebut. Hal ini sering kita sebut dengan makanan tradisional, karena bahannya diambil dari bahan- bahan lokal yang ada disekitar wilayah tersebut. Makanan tradisional adalah makanan dan minuman termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah tertentu (Deptan, 2002). Sedangkan makanan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan.
    [Show full text]