Print This Article
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata PELATIHAN TEKNIK PENGOLAHAN DAN PERLUASAN PASAR MELALUI INOVASI PRODUK OLAHAN BERBAHAN DASAR LABU KUNING (WALUH) DI KELURAHAN BANJARSARI KECAMATAN NUSUKAN SURAKARTA Dra. Murni Sulistyowati, MM 1), Endang Sri Suwarni, SH, MH 2) 1, Dosen Manajemen STIEAUB Surakarta 2, DosenAkuntansi STIEAUB Surakarta Jl. Mr. Sartono 97Cengklik, Nusukan. Surakarta. e-mail : 1) [email protected] 2)[email protected] Abstract Devotion to the Community activity on topic about Training on Processing Techniques and Market Expansion Through Innovation in Processed Products Made from Pumpkin at Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta targeted by craftsmen and The Family Welfare community. The purpose of this devotion activity is to provide counseling and training on the processing and market expansion techniques of pumpkin based products at Bibis Baru Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta. The method used in this Devotion activity is the lecture method on the processing and packaging techniques of sweet potato based products so that the participants are the craftsmen group and The Family Welfare community can directly engage in practice and creating utilize sweet potato to become food products with the look and taste that tempting the taste, As well as worth selling so that it can increase family income and develop into a promising business in the future. The target after the training is quite encouraging 60% of the training objectives are achieved and the rest needs to be followed up with mentoring for subsequent CommunityService. Keywords :pumpkin, processing and market expansion. food product Abstraksi Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan topik tentang Pelatihan Teknik Pengolahan dan perluasan Pasar melalui Inovasi Produk Olahan Berbahan Dasar Labu kuning (waluh) di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta dengan sasaran kelompok pengrajin dan Ibu-ibu PKK. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan penyuluhan dan pelatihan tentang teknik pengolahan dan perluasan pasar produk olahan berbahan dasar labu kuning (waluh) di Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari Surakarta. Metode yang digunakan dalam kegiatan Pengabdian ini adalah metode ceramah tentang teknik pengolahan dan perluasan pasar produk olahan berbahan dasar labu kuning (waluh) agar para peserta yaitu kelompok pengrajin dan Ibu-ibu PKK dapat langsung terlibat berlatih dan berkraeasi memanfaatkan ubi menjadi produk makanan dengan tampilan dan rasa yang menggoda selera, serta layak jual sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan berkembang menjadi usaha yang menjanjikan pada masa mendatang. Target setelah dilaksanakan pelatihan cukup menggembirakan 60% tujuan pelatihan tercapai dan sisanya perlu ditindak lanjuti dengan pendampingan untuk Pengabdian Kepada Masyarakat berikutnya. Kata kunci : Pumpkin, pengolahan dan perluasan pasar, Produk Olahan PENDAHULUAN cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi dengan ketinggian kurang Surakarta, kota yang lebih populer lebih 92 m di atas permukaaan air laut , dengan sebutan kota Solo (Sala) secara geografis berbatasan dengan beberapa kabupaten yang berada pada suatu dataran rendah yaitu pada 32 WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata ternasuk dalam eks Karesidenan Surakarta seperti Surakarta merupakan salah satu wilayah utara Kabupaten Klaten, Wonogiri, Boyolali, Surakarta yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, Sragen Dan Karanganyar. Menilik Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, dengan sejarah kota Solo atau Sala yang merupakan kota komposisi peduduk 49,4% laki-laki dan 50,6% terbesar ketiga di Jawa bagian selatan setelah perempuan, mayoritas mata pencaharian Bandung dan Malang, merupakan pewaris penduduk adalah buruh kurang lebih 30,77%, kesultanan Mataram yang dipecah melalui tingkat pendidikan terbanyak lulus SLTA 34,5%, perjanjian Giyanti pada tahun 1755 bersama kota dan mayoritas beragama Islam 90,86% dan 62,4% Yogyakarta. Kemakmuran dan kemashuran kota adalah usia produktif ( Laporan Monografi Surakarta sejak dulu sampai kini, hingga Dinamis Kelurahan Nusukan Kecamatan terabadikan dalam satu lagu keroncong yang Banjarsari bulan Agustus 2016). sangat populer “Bengawan Solo” karya besar Terjaidi kontradiksi , jika kita mencermati dan sang legendaris maestro keroncong Gesang.Kota menganalisis situasi kondisi warga Kelurahan yang memiliki semboyan mulat sarira angrasa Nusukan yang mayoritas berada pada golongan wani dan slogan umum berseri (akronim bersih usia produktif (62,4%), semestinya membawa sehat rapi indah) serta slogan pariwisata The kita berpikir positif karena berkaitan dengan spirit of Java ini memiliki luas wilayah 44 km2 pendapatan yang diterima per Kepala Keluarga terdiri dari 5 kecamatan dan 51 kelurahan dengan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup jumlah penduduk mencapai 503.421 jiwa sehari-harinya. Namun apabila dilihat dari (sumber: wikipedia th.2010) dan tingkat prosentase mata pencahariannya 42,54% kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah menengah ke bawah ( petani, buruh dan pedagang yaitu 11.370 jiwa/km2.( kepadatan Jawa Tengah kecil dan menengah) sebesar maka ini berarti hanya 992 jiwa/km2. Banyak julukan diberikan masih banyak penduduk dengan pendapatan pada kota Solo, sebagai kota sejarah, kota minimal sampai tingkat UMR. Pada situasi dan budaya, kota pendidikan, kota terbersih dengan kondisi seperti inilah, para istri /ibu-ibu warga meraih penghargaan Adipura beberapa kali, kota Kelurahan Nusukan mengambil peran aktif dalam pariwisata dan kota dagang/ pusat bisnis (sejarah upaya membantu menambah pendapatan mencatat lahirnya Sarikat Dagang Islam di keluarga, mereka berusaha bekerja berbekal Indonesia di kota Solo), kota dengan tingkat pendidikan dan ketrampilan seadanya, ada yang pertumbuhan ekonomi tinggi dan menjanjikan menjadi penjahit borongan atau mencoba untuk tujuan investasi. Terbukti beragam industri berjualan berkeliling. Namun upah yang mereka tumbuh pesat. Solo juga dikenal sebagai surga terima terlalu kecil membuat mereka berusaha kuliner dan menjadi destinasi wisata kuliner bagi mencari terobosan lain dengan menjadi pemetik wisatawan domestik maupun mancanegara, dan penyortir lombok/cabe untuk dipasok ke keragaman serta kekhasan cita rasa makanannya bebeapa perusahaan sambal saus botol. Namun itu mampu memanjakan lidah para penikmat rasa. ternyata tak berberlangsung lama dan mereka Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari nilai kurang menjanjikan karena ketidak stabian 33 WASANA NYATA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat ISSN : 2580-8443 (online) Vol.3, No.1 (2019) ; p.32-38 ; https://e-journal.stie-aub.ac.id/index.php/wasana_nyata harga dan pasokan lombok/cabe sehingga mereka ekonomis sehingga diharapkan bisa menambah kembali mencoba berjualan warungan atau pendapatan keluarga dengan tetap melestarikan membuar beberapa kue dan makanan untuk bahan-bahan olahan alami hasil produksi lokal. disetorkan dan dijual di warung atau wedangan Labu kuning (waluh) merupakan salah satu jenis angkringan yang penghasilannya tidak cukup produk pertanian yang mampu bertahan agak memadai untuk menopang kebutuhan sehari-hari lama ini, telah menginspirasi kami Tim yang makin tinggi seiring mahalnya biaya hidup pengabdian Kepada Masyarakat untuk mencari dan biaya pendidkan anak yang makin tinggi. solusi tepat pengolahannya. Sebagaimana disebutkan di atas , Solo dikenal Bentuk kegiatan pengabdian ini adalah sebagai surganya kuliner dan melimpahnya penyuluhan dan pelatihan dengan peragaan atau produk pertanian dari beberapa kabupaten sekitar demo /praktik kepada ibu-ibu PKK dan Surakarta menginspirasi Tim Pengabdian Kepada Kelompok Usaha Rumahan untuk mengolah Masyarakat untuk menawarkan solusi setelah bahan dasar labu kuning (waluh) yang dipadukan melalui pengamatan situasi, mendengarkan dengan bahan dasar lain mejadi aneka produk keluhan dan keinginan ibu-ibu PKK dan olahan yang lebih variatif dan tampil berbeda Kelompok Usaha Rumahan (home industry) untuk menjadi kue moderen (cake dan pastry ) dan kue bangkit memperbaiki kondisi ekonomi kering seperti soes kering, stick ataupun kue keluarganya, tidak tau harus membuat dan basah seperti brownies, sponge cake, chiffon cake menjual produk makanan apa yang cukup menjual , pie, talam, kue lumpur, cup cake, muffin, bolu (madolke dalam bahasa Jawa). Pepatah kukus, putu ayu dan kreasi kue berbahan labu mengatakan Gayung pun bersambut, ibu-ibu kuning (waluh) lainnya. Kegiatan ini diharapkan PKK dan kelompok industri rumahan antusias berhasil membuka peluang usaha yang menyambut uluran tangan kami Tim pengabdian menjanjikan pada khalayak sasaran. Kepada Masyarakat. Berangkat dari analisis situasi itulah Tim METODE Pengabdian Kepada Masyarakat menawarkan Berdasarkan survei dan pengamatan Tim solusi untuk mengolah aneka produk makanan Pengabdian Kepada Masyarakat setelah berbahan dasar produk pertanian lokal seperti ubi melakukan analisis situasi pada masyarakat ungu dan kuning, ketela pohon (singkong/ ubi khususnya pada Ibu-ibu PKK dan sekelompok kayu/ pohong/ cassava/ manihot osculenta/ usaha rumahan (home industry) di Bibis Baru manihot utilissima), jagung, kentang, talas dan Kelurahan Nusukan Kecamatan Banjarsari labu kuning atau dikenal dengan sebutan waluh, Surakarta yang menanyakan bagaiamana yang banyak dijumpai di pasar