Metamorfosa Pendidikan Islam Nusantara
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
METAMORFOSA PENDIDIKAN ISLAM NUSANTARA Suyadi Sekolah Tinggi Pendidikan Islam Bina Insan Mulia Yogyakarta email: [email protected] Abstrak: Tujuan penulisan artikel ini adalah menawarkan gagasan segar mengenai terjadinya metamorfosa pendidikan Islam di nunsantara. Metamorfosa tersebut terjadi dalam dua aspek pendidikan Islam, yakni kelembagaan dan pembelajaran. Metamorfosa kelemabagaan pendidikan Islam merupakan kajian terhadap dinamika perkembangan pesantren, madrsah sekolah, hingga Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam di Indonesia. Sedangkan metamorfosa pembelajaran terjadi pada tiga ranah, yakni exsperimental science, integrasi ulama dan ilmuwan, serta menggagas manajemen pendidikan Islam yang otentik. Kata kunci: metamorfosa, pendidikan Islam, Nusantara Abstract: The purpose of writing this article is to offer fresh ideas about the metamorphosis of Islamic education in nunsantara. The metamorphosis occurs in two aspects of Islamic education, namely institutional and learning. Metamorphosis of Islamic education institutions, we study the dynamics of the development of schools, madrassa schools, until the Islamic Religious Higher Education in Indonesia. While learning metamorphosis occurs in three areas, namely exsperimental science, the integration of scholars and scientists, as well as initiate an authentic Islamic education management. Keywords: metamorphosis, Islamic education, the archipelago Pendahuluan pesantren tidak?3 Berdirinya Universitas Hasyim Fenomena mencuatnya model-model baru Asyari yang mempunyai tonggak sejarah pesantren lembaga pendidikan Islam di Indonesia dalam Tebu Ireng Jombang Jawa Timur, merupakan dasa warsa terakhir ini menarik untuk dicermati. tanda-tanda bangkitnya pendidikan Islam Indonesia Mulai dari pesatnya perkembangan Sekolah Islam sebagaimana yang terjadi di Amerika ketika itu. Terpadu (khususnya SIT),1 melejitnya kualitas Melihat fenomena yang berkembang ke- madrasah (khususnya Insan Cindekia), merebaknya lembagaan pendidikan Islam tersebut, disadari boarding school (terutama Muhammadiyah atau tidak, secara internal teah terjadio perubahan Boarding School [MBS]), hingga berdirinya seklah paradigma pembelajaran seacara besar-besaran. dan madrasah bahkan Perguruan Tinggi di dalam Perubahan paradigma pembelajaran tersebut pesantren.2 Fenomena ini seakan menjawab kritik setidaknya mencakup tiga hal. Pertama, pentingnya Yudian Wahyudi yang mempertanyakan, Mengapa experimen science. Penyebab utama mundurnya seminari (semacam gereja) di amerika bisa pendidikan Islam saat adalah hilangnya tradisi tumbuh berkembang menjadi Harvard, sedangkan penelitian berbasis eksperimen sebagaimana masa kejayaan Islam abad XIII. Kedua, menginterpretasi ulang tafsir Ulama dan Ilmuwan atau Doktor sebagai pewaris para nabi. Salah satu rukun 1 Suyatno, Sekolah Islam Terpadu; Genealogi, Idiologi dan Sistem Pendidikan (Disertasi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Iman adalah mempercayai minimal 25 Nabi dan Yogyakarta, 2013). 2 Suyadi, “Evolusi Pendidikan Islam; Dinamika Perubahan Pesantren, Madrsah dan Sekolah” Jurnal Muqoddimah Vol. 2 No. 3 Yudian Wahyudi, Jihadi Ilmiah dari Tremas ke Harvard 4 (2013). (Yogyakarta: Pesantren Nawesia Press, 2009). NUANSA Vol. VIII, No. 1, Juni 2015 9 Suyadi: Metamorfosa Pendidikan Islam Nusantara 10 Rasul dengan ilmu masing-masing. Nabi Isa AS, menginspirasi lahirnya Sekolah Islam Terpadu, Full misalnya, dianugerahi ilmu kedokteran yang di- Day School dan terlebih lagi Boarding School.8 Ketiga tandai dengan kemukjizatan menyembuhkan bentuk lembaga pendidikan Islam yang disebutkan orang sakit. Atas dasar ini, seharusnya ada sebagin terakhir itu merupakan titik balik perkembangan ulama dan ilmuwan muslim yang menjadi pewaris Pesantren. Disebut titik balik karena pada dasarnya ilmu nabi Isa tersebut, yakni ulama kedokteran. sekolah Islam terpadu adalah sekolah umum yang Demikian pula dengan ilmu para Nabi dan Rasul memperbanyak muatan pelajaran agamanya, lainnya. Ketiga, perlunya menggagas manajemen sedangkan Pesantren adalah pendidikan agama pendidikan Islam yang otentik. yang dimasuki pelajaran umum. Dalam artikel ini, dinamika perkembangan Lembaga pendidikan Islam pertama kali adalah kelembagaan pendidikan Islam di Indonesia dan rumah sahabat tertentu yang paling terkenal adalah perubahan paradigma pembelajaran secara mendasar Dâr al Arqâm. Setelah masyarakat Islam terbentuk, disebut dengan itilah “metamofosa pendidikan Islam barulah pendidikan Islam dilaksanakan di masjid.9 nusantara.” Artinya, metamorfosa pendidikan Islam Oleh karenanya Tibawi mengatakan bahwa the nusantara merupakan perubahan secara evolutif, baik mosques, became the first scools in Islam.10 Para dari aspek kelembagaan maupun aspek pembelajaran peneliti sejarah pendidikan Islam menyebutkan pendidikan Islam di Indonesia yang secara indigenius bahwa pendidikan Islam formal mulai terbentuk merespon peradaban modern tanpa meninggalkan bersamaan dengan lahirnya madrasah. Fazlur nilai-nilai tradisi. Dengan demikian, metamorfosa Rahman meyebutkan lembaga-lembaga pendidikan pendidikan islam nusantara adalah kajian tentang Islam sebelum madrasah adalah kuttab, halaqah, dinamika dan perubahan pendidikan Islam secara perpustakaan dan baitul hikmah.11 evolutif, dari pesantran madrasan dan sekolah, hingga Pesantren adalah salah satu lembaga Perguruan Tinggi Agama Islam, termasuk universitas pendidikan Islam yang lahir sesuai dengan kultur di dalam psanrtren, yang kemudian berimplikasi masyarakat khas Indonesia. Pola perkembangan pada perubahan paradigma pembelajaran secara pesantren sama persis dengan pola masukknya besar-besaran. Islam ke nusantara, yakni bermula dari kuttab, halaqah, masjid, hingga pesantren. Namun Metamorfosa Kelembagaan Pendidikan Islam demikian, hingga saat ini para sejarawan belum Nusantara menyepakati kapan lahirnya pesantren di 12 Sebagaimana disinggung di atas, bahwa Indonesia. Tolkhah Hasan dan Barizi menjelaskan metamorfosa kelembagaan pendidkan islam adanya dua pendapat yang berbeda. Pertama, nusantara merupakan perkembangan pesantren pesantren muncul pada abad XVI M dengan di- yang membuka madrasah, sekolah, bahkan tandai karya-karya jawa klasik, seperti Serat Cebolek Pendidikan Tinggi. Kajian ini sebagian besar diambil maupun Serat Centini. Kedua, pesantren muncul dari ekstrak artikel penulis yang dipublikasikan pada abad XVIII M dengan ditandai munculnya 13 pada Jurnal Muqodimah.4 Dinamika sosial budaya desa “perdikan” . Polemik tersebut menjadi salah di Indonesia telah membawa pesantren mengalami perubahan yang signifikan tanpa meninggalkan nilai- 8 Penulis mengadopsi karya Steenbrink dalam kontek 5 pesantren modern akhir abad XX dan awal abad XXI nilai luhur (inti ajaran Islam) yang dianutnya . Karel 9 Lihat Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan A. Steenbrink mengajukan tesis bahwa Pesantren Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.vii 6 akan berubah menjadi Madrasah dan Sekolah . 10 A.L. Tibawi, Islamic Education Its Traditions and Sampai di sini, eksistensi pesantren sebagai lembaga Modernization into the Arab Nasional Sytems, (London: Luzac & Company LTD), hlm. 24 7 pendidikan tradisional tetap eksis di zaman modern. 11 Fazlur Rahman, Islam, terj. Ahsin Muhammad, Bandung: Perkembangan mutakhir menunjukan bahwa Pustaka, 1994, hlm.263-267. Syalabi menyebutkan lembaga pendidikan Islam sebelum berkembangnya madrasah adalah pesantren mengalami “metamorfosa” sekaligus al Kuttâb untuk belajar membaca dan menulis, al Kuttâb untuk belajar al Qur’an dan dasar-dasar agama, Istana, pasar-pasar dan toko buku, rumah-rumah ulama, solun sastra, badiyah dan 4 Suyadi, “Evolusi...” masjid. Lihat, Ahmad Syalabi, Târîkh al Tarbiyah al Islâmiyyah, 5 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi (al Qâhirah: al Maktabah al Anjilu, 1960,) hlm.34-94 Menuju Milineum Baru, (Bandung: Mizan), hlm. 85 12 Khojir, Pendidikan di Pesantren, Antara Mempertahankan 6 Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah, Tradisi dan Kebutuhan Modernisasi, (Yogyakarta: Journal Ilmiah (Jakarta: LP3ES, 1986) Manhaj, Vol IV No. 1 Mei 211), hlm. 139 7 Mujamil Qomar, Dari Transformasi Metodologi Menuju 13 Desa “perdikan” adalah desa yang dibebaskan dari pajak Demokratisasi Institusi, (Jakarta, Erlangga, 2007), hlm. 16. oleh pemerintah karena terdapat makam keramat di dalamnya Suyadi: Metamorfosa Pendidikan Islam Nusantara 11 satu fokus kajian makalah ini sekaligus sebagai ini dipelajari santri di bawah bimbingan langsung pengantar masuk ke pesantren modern. Kyai melalui sistem wetonan dan bandongan, tetapi Menurut Zamachsyari Dhofier, sejak akhir tidak ditentukan batasan waktunya secara jelas dan 20 abad ke-15 Islam telah menggantikan Hinduisme, pasti . Elemen terakhir, masjid merupakan tempat bahkan pada abad ke-16 Jawa prakxis di-Islam- ibadah bersama, tetapi juga sering digunakan kan dengan berdirinya kerajaan Demak. Di bawah sebagai tempat santri belajar termasuk praktik- pengaruh Islam, sistem pendidikan Agama Jawa praktik ‘tarqiat’ di dalamnya. diambil alih dan digantikan dengan nilai dan ajaran Dalam konteks pesantren modern, elemen Islam14. Ketika itu, sistem pendidikan Agama Jawa pesantren lainnya adalah materi pelajaran, adalah Pawiyatan. Sumber lain menyebut sistem kurikulum dan manajemen pesantren, di samping ini dengan istilah Padepokan. Kedua istilah ini ada pergeseran peran21 terhadap keempat elemen mempunyai makna yang sama, yakni Paguron di atas. Materi pelajaran atau kurikulum di (perguruan). Lembaga ini berbentuk asrama pesantren modern tidak hanya kitab kuning,