Peran Organisasi Pergerakan Dalam Pemisahan Brunei- Malaysia Tahun (1946-1962) Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ad

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peran Organisasi Pergerakan Dalam Pemisahan Brunei- Malaysia Tahun (1946-1962) Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Ad PERAN ORGANISASI PERGERAKAN DALAM PEMISAHAN BRUNEI- MALAYSIA TAHUN (1946-1962) Skripsi Studi ini Dilaksanakan Sebagai Salah Satu Tugas Akademik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh: Abdul Fajri NIM: 1112022000056 PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M LEMBAR PERSETUttAN PEMBIMBING SKRIPSI PERAN ORGANISASIPERGERAKAN DALAM PEMISAⅡ AN BRUNEI― MALAYSIA TAHUN(1946-196幼 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) C)lch: Abdul Fairi NIM。 1112022000056 Pembimbing NIP.195901151994031002 PROGRAIVISTUDISEJARAH PERADABAN ISLAPI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITASISLAM NEGERI SYARIF ⅡIDAYATULLAH JAKARTA 2018M/1438Ⅱ LEMBAR PENGESAHAN PANETIA U」IAN Skripsi yalg bttudul ``Peran OFgallisasi Pergerakan Dlalam pettlisahan Br磁 理ei― Malaysia Tahum(1946‐ 1962)''telah dれ 導ikan dalam sidallg Munaqasah Fakuitas Adab dan Hulllalllora, Universitas lslaFn Negeri(UIN) SyaFif Hidayatullah Jakalta lpada tan3ga1 06 Apri1 2018. Skripsi irli tclall diterima scbagai salall satu syarai me■ lerolcll gclar Sattana Strata Satu(Sl)pada pro3ram Studi Sttarah PCradaball lsial■ . 、l〔 lkal^ttl,()6rヽ 1)ri1 2()18 Si(1趣 l13ヽ イullaqasah Kctua lllerallttkap al1380ta Sckrctaris lnerangkap allg3ota H.Ntll・ 11(1、 1ln.ヽ lrヽ Slr'tlivuh. tr,I. l'ii. NIP。 19690724199703 1001 97504i72005012007 l'crtguji I Pcrrguli ll ヽ ど 11(ltil l ltitil11. ヽ1.ヽ . 】〔1 1)()ヽ NH).195り ()2()3 lり ヽ `11}1):ミ N‖ ).1971()32S Doscll Pcinbimbing 卜1lP.195901151994031002 Nama : Abdul Fajri NIM : 1112022000056 Abstrak Skripsi ini ingin menjelaskan tentang dua hal. Tentang Peran Pergerakan Organisasi dalam pemisahan Brunei – Malaysia.Pertama mengenai wilayah Brunei Darussalam pada masa penjajahan Inggris. Kedua menjelaskan tentang keberhasilan Brunei menjadi identitas politik yang independent. Penelitian ini ingin menunjukan bahwa Nasionalisme Brunei yang dipelopori Para pemuda yang menentang penjajahan Inggris dengan mendirikan ‘BarisanPemuda’ pada tahun 1946, Organisasi perfilman Brunei pada tahun 1952 dan Partai Rakyat Brunei pada tahun 1956 merupakan faktor utama yang menyebabkan sultan Brunei menolak bergabung dengan ‘Federasi Malaysia pada tahun 1962. Skripsi ini membuktikan Barisan Pemuda (BARIP) mengambil bentuk perjuangan non koperatif dan strategi perjuangannya, sedangkan Partai Rakyat Brunei (PRB) walaupun secara ideologis sama dengan kedua kelompok pendahulunya namun di awal pergerakannya menggunakan jalur politik praktis untuk mewujudkan aspirasinya via Parlemen dan Pemerintahan. Kata Kunci : Brunei Darussalam, Nasionalisme, Pergerakan Pemuda, Kolonialisme iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat Iman, Islam dan Ihsan beserta limpahan hidayah dan taufik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing umatnya menuju jalan yang di ridhai Allah SWT. Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai PERAN ORGANISASI PERGERAKAN DALAM PEMISAHAN BRUNEI – MALAYSIA TAHUN (1946-1962) dalam rangka mencapai gelar Sarjana Humaniora (S.Hum). Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya tidak akan terwujud tanpa ada bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah mendorong, membimbing dan memberikan motivasi. Ucapan terimakasih khusus nya penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya dan juga pernah sebagai Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak H. Nurhasan, MA, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam dan Miss Shalikatus Sa’diyah, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Kepada dosen pembimbing Bapak Dr.Parlindungan Siregar,M.A., yang dengan sabar dan penuh dedikasi tinggi selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan materi skripsi ini. 4. Kepada semua Dosen Sejarah Peradaban Islam maupun Dosen yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora tanpa terkecuali yang tidak bias penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan. 5. Ayahanda H. Mulyadi Akmaludin dan Ibunda Hj. Ellyh yang telah berjuang dalam membesarkan dan mendidik penulis, dan memberi segala curah kasih sayangnya sehingga penulis dapat berpendidikan lebih tinggi. semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda, amin ya rabbal ‘alamin. v 6. Kepada Pembimbing Akademik Ibu Amelia Fauzia S.Ag.,M.A., yang selalu bersedia meluangkan waktu bagi penulis untuk bertanya dan meminta solusi atas beberapa kendala yang penulis hadapi. 7. Adik-adikku Fenny Vadia, Annisa Suci Amalia dan si bontot Abdul Fahreza Al Latif yang selalu menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 8. Kepada adinda terkasih Robiyyatul Adawiyah yang selalu memberikan support dan do’a kepada penulis 9. Kepada para senior Himpunan Mahasiswa Islam cabang Ciputat dan Komisariat Fakultas Adab dan Humanior yang selalu suport dan memberikan motivasi atas skrpsi ini 10. Kawan kawan seperjuangan sepanjang masa kanda Ahmad Supandi S.Hum, kanda Fikri Dikriansyah, Bang TB M.Farhan S.Ag, Syauqi Hadzami S.Hum, Ahmad Syahri S.Hum, M.Hamdani Wahid, Sayfurrahman al madura’i, dan teman teman SPI angkatan 2012 yang lain nya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah menemani dan memotivasi penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman Red Ninja Indonesia yang selalu memberikan suport untuk menyelesaikan skripsi ini. Harapan dan iringan do’a penulis ucapkan semoga Allah SWT meridhoi dan membalas amal baik kita semua dengan berlipat kemuliaan, amiin. Akhirnya besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca sekalian Jakarta, 6 April 2018 Penulis vi DAFTAR ISI ABSTRAK……………………………………………………………….. iv KATA PENGANTAR…………………………………………………… v DAFTAR ISI……………………………………………………………... vii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................. 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 5 D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ............................ 6 E. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7 F. Kerangka Teori .................................................................... 8 G. Sistematika Penulisan .......................................................... 9 BAB II SEJARAH SINGKAT BRUNEI DARUSSALAM ................ 11 A. Sejarah Awal Kesultanan Brunei ......................................... 11 B. Penjajahan Inggris atas Brunei ............................................ 17 C. Pendudukan Jepang Di Brunei ............................................ 22 BAB III KEBANGKITAN GERAKAN PEMUDA DI BRUNEI DARUSSALAM ........................................................................ 28 A. Barisan Pemuda (BARIP).................................................... 28 B. Organisasi Perfilman Brunei (BRUFIPCO) ........................ 31 C. Partai Rakyat Brunei (PRB) ................................................ 34 BAB IV PERLAWANAN PARA PEMUDA DAN BERDIRINYA NEGARA BRUNEI ..................................................................................... 36 A. Perjuangan Melalui Meja Perundingan ............................... 36 B. Pembentukan Federasi Malaysia ......................................... 37 C. Revolusi Brunei Tahun 1962 ............................................... 40 D. Perpisahan Brunei dengan Malaysia ................................... 43 vii BAB V PENUTUP ................................................................................. 46 A. Kesimpulan ............................................................................ 46 B. Saran ...................................................................................... 48 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49 LAMPIRAN viii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke 18, Benua Asia khususnya kawasan Asia Tenggara mengalami penjajahan atau Kolonialisme oleh Bangsa-bangsa Eropa. Adapun contoh dari penjajahan itu antara lain, Indonesia dikuasai oleh Belanda, Filipina dicaplok oleh Spanyol, Prancis menduduki Indo-China dan Inggris menyatakan bahwa Semenanjung Malaya dan Pulau Singapura adalah Koloninya1. Kekuasaan Inggris di Semenanjung Malaya menjadi ancaman bagi eksistensi Kesultanan Brunei. Pengaruh Inggris di Brunei dimulai saat kedatangan James Brooke ke Kuching, Serawak pada tahun 18392. James Brooke adalah seorang petualang berkebangsaan Inggris yang lahir di India, ia meminjam uang dari ayahnya untuk membeli sebuah kapal guna berdagang ke Timur Jauh. James Brooke tiba di Sarawak, dimana ia kemudian menjalin persahabatan dengan Sultan dan membantu memadamkam pemberontakan yang dilakukan etnis Minoritas „Bidayuh‟. Atas jasa-jasanya, James Brooke diangkat sebagai gubernur Serawak,3 Pada tahun 1843 terjadi konflik antara James Brooke dan Sultan Saifudin II yang berakhir dengan kekalahan di pihak Brunei. Sultan Saifudin II akhirnya terpaksa mengakui kemerdekaan Serawak, dimana
Recommended publications
  • Mediator Impartiality and Mediator Interest
    University of Kentucky UKnowledge Theses and Dissertations--Political Science Political Science 2013 Mediator Impartiality and Mediator Interest Su-Mi Lee University of Kentucky, [email protected] Right click to open a feedback form in a new tab to let us know how this document benefits ou.y Recommended Citation Lee, Su-Mi, "Mediator Impartiality and Mediator Interest" (2013). Theses and Dissertations--Political Science. 8. https://uknowledge.uky.edu/polysci_etds/8 This Doctoral Dissertation is brought to you for free and open access by the Political Science at UKnowledge. It has been accepted for inclusion in Theses and Dissertations--Political Science by an authorized administrator of UKnowledge. For more information, please contact [email protected]. STUDENT AGREEMENT: I represent that my thesis or dissertation and abstract are my original work. Proper attribution has been given to all outside sources. I understand that I am solely responsible for obtaining any needed copyright permissions. I have obtained and attached hereto needed written permission statements(s) from the owner(s) of each third-party copyrighted matter to be included in my work, allowing electronic distribution (if such use is not permitted by the fair use doctrine). I hereby grant to The University of Kentucky and its agents the non-exclusive license to archive and make accessible my work in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I agree that the document mentioned above may be made available immediately for worldwide access unless a preapproved embargo applies. I retain all other ownership rights to the copyright of my work.
    [Show full text]
  • Bab 3 KONFLIK DUNIA DAN PENDUDUKAN JEPUN DI NEGARA KITA 3.1 Nasionalisme Di Negara Kita Sebelum Perang Dunia British Berusaha U
    Bab 3 KONFLIK DUNIA DAN PENDUDUKAN JEPUN DI NEGARA KITA 3.1 Nasionalisme di Negara Kita Sebelum Perang Dunia Kesedaran Awal Nasionalisme British berusaha untuk membendung pengaruh idea gerakan Islam. Dengan persetujuan Raja-raja Melayu, British memperkenalkan Enakmen Undang-Undang Islam 1904. Sesiapa yang mencetak dan mengedarkan tulisan berkaitan dengan agama dan politik Islam tanpa keizinan sultan boleh dikenakan hukuman penjara. Memperkenalkan dua badan penyiasat Jabatan Siasatan Jenayah Biro Siasatan Politik 1 2 (Criminal Intelligence Department) (Political Intelligence Bureau) Mengawal gerakan lslah Islamiah Penentangan Tok Janggut merupakan hasil daripada kesedaran politik antarabangsa yang berkaitan Pan-Islamisme. Walaupun hanya melibatkan penduduk Pasir Puteh, isu penentangan adalah untuk mempertahankan agama Islam dan hak penduduk tempatan berlaku di tengah-tengah kancah pergolakan politik yang berlaku di Eropah. Penentangan ini merupakan cetusan kebangkitan masyarakat Islam sedunia terhadap penjajah Barat yang menakluki negara Islam. Penglibatan empayar Uthmaniyah dalam Perang Dunia Pertama di Eropah mempengaruhi kebangkitan Tok Janggut. Penentangan yang memperjuangkan agama ini kemudiannya dikaitkan dengan isu cukai yang dikenakan serta sikap membenci British. British berwaspada terhadap sokongan orang Melayu terhadap empayar Uthmaniyah yang terlibat dalam Perang Dunia Pertama kerana orang Melayu menganggap khalifah empayar Uthmaniyah sebagai pelindung umat Islam serta penaung bagi tanah suci Mekah dan Madinah. Kegagalan penentangan
    [Show full text]
  • © Penerbit UMS Hubungan Tradisi Brunei Dengan Borneo Utara: Tinjauan Terhadap Fakta Kemerosotan Pentadbiran Kesultanan Brunei Pada Abad Ke-19 Dg
    Vol. 3(2), Disember, 2018, hlm. 105-131 Jurnal Borneo Arkhailogia (Heritage, Archaeology and History) https://jurcon.ums.edu.my/ojums/index.php/JBA/ Hubungan Tradisi Brunei dengan Borneo Utara: Tinjauan Terhadap Faktor Kemerosotan Pentadbiran Kesultanan Brunei pada Abad Ke-19 Dg. Junaidah Awang Jambol1 Manuskrip diterima: 8 Ogos 2018 Diterima untuk penerbitan: 18 September 2018 1 Calon Doktor Falsafah di Program Sejarah, Fakulti Kemanusiaan, Seni dan Warisan, Universiti Malaysia Sabah. Email: [email protected] Abstract This article discusses the earlier history of the Brunei Sultanate’s government as well as the growth of its influence within the Borneo Archipelago that had evidently played a major role in shaping the history of the Brunei Malays in North Borneo. This research investigates the traditional relations between Brunei and North Borneo within two time frames; during the time when the Sultanate reaches its zenith and during the decadence of its reign. These two time frames are important as they help describe the North Borneo’s Brunei Malays’ sociopolitical; the establishment and spread of power and influence of the Sultanate was visible not only in its traditional relations with the people within its territory, they can also be perceived in the presence of the Brunei Malay communities in North Borneo, which helped to further strengthening the Sultanate’s authority and its sovereignty. This paper will focus on the traditional relations between Brunei and North Borneo through the analysis of the implementation of the Sultanate’s Administration in North Borneo before the emergence of Western powers that inevitably lead the Sultanate to its decline at the end of the 19th century.
    [Show full text]
  • The Brunei Rebellion: December 1962 the Popular Uprising
    The Brunei Rebellion: December 1962 The Popular Uprising Prepared by: Dato’ Haji Harun Bin Haji Abdul Majid MPhil. (King’s College, London) In any league tables of rebellions, the events that took place in Brunei between December 1962 and May 1963 are somewhere near the bottom of one of the lower divisions. The critical period of the Rebellion can be measured in days rather than weeks, the numbers involved were small, the scale of the activity was low-key, the effects on people’s lives and livelihoods were limited, and the effort needed to put down the Rebellion was not great. Things might to some extent have been different if the planning had been more efficient and if more support had been forthcoming from neighbouring Sarawak and North Borneo. But even so, it would still be a fairly minor sequence of events, in a region riven since 1945 by major wars, revolutions and rebellions If, however, we look at the consequences of the Rebellion, the perspective changes quite significantly. George McTurnan Kahin, one of the most eminent of American Asian scholars, put it rather dramatically in his memoir of fifty years of study of the region: “….. it was the rebellion that broke out on 8 December 1962 in the Sultanate of Brunei – slated at the time to be a component of the Malaysian federation – that precipitated the opposition of the Philippines and the Republic of Indonesia to it. Prior to the Brunei rebellion there was no clear indication that Indonesia or the Philippines would oppose Britain’s evolving plan for the creation of Malaysia, even if that federation incorporated the northern Borneo territories.
    [Show full text]
  • Katalog Terbitan Pusat Sejarah Brunei
    TERBITAN BAHASA MELAYU : 4 20 TAHUN MERDEKA: PATRIOTISME TERAS KETEGUHAN NEGARA (KUMPULAN KERTAS KERJA SEMINAR HARI KEBANGSAAN KE-20 TERBITAN BAHASA MELAYU NEGARA BRUNEI DARUSSALAM) Penyelenggara: Haji Rosli bin Haji Ampal Salina binti Haji Jaafar Buku ini mengungkap dan mengimbas kembali pelaksanaan pembangunan negara hingga mencapai taraf antarabangsa serta kepesatan era teknologi maklumat dan komunikasi yang dinamik dan pantas yang memerlukan peningkatan kematangan dan kecukupan persediaan. Kertas-kertas kerja yang dimuatkan antaranya ialah “Politik, Pentadbiran, dan Wawasan: Pelaksanaan dan Hala Tuju”; “Brunei Darussalam: Pencapaian Pembangunan Masa Kini dan Masa Hadapan”; “Pendidikan Teras Pembinaan Bangsa”; “Perkembangan Sumber Tenaga Manusia dalam Perkhidmatan Awam: Perancangan dan Pelaksanaannya”; “Brunei Darussalam: Pembangunan Sosioekonomi dan Cabarannya”; “Agama dan Insurans Islam di Negara Brunei Darussalam”; “Kesihatan di Negara Brunei Darussalam: Perkembangan dan Strategi”; “Perbankan dan Kewangan Islam di Negara Brunei Darussalam: Perkembangan dan Cabaran”; dan “Perindustrian dan Sumber-Sumber Utama: Pencapaian dan Prospek”. Tahun Terbit: 2012 a Muka Surat: 246 halaman a Ukuran: 139.7 mm x 214.3 mm Harga (Kulit Keras): B$ 6.00 (ISBN 99917-34-86-4) Harga (Kulit Lembut): B$ 3.50 (ISBN 99917-34-87-2) ADAT ISTIADAT DIRAJA BRUNEI Pehin Jawatan Dalam Seri Maharaja Dato Seri Utama Dr Haji Awang Mohd. Jamil Al-Sufri Buku Adat Istiadat Diraja Brunei mengandungi 14 bab, antaranya ialah “Adat Istiadat Diraja Brunei”; “Bangunan Diraja
    [Show full text]
  • Necessary Chicanery : Operation Kingfisher's
    NECESSARY CHICANERY: OPERATION KINGFISHER’S CANCELLATION AND INTER-ALLIED RIVALRY Gary Followill Z3364691 A thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Masters by Research University of New South Wales UNSW Canberra 17 January 2020 1 Thesis/Dissertation Sheet Australia's Global University Surname/Family Name Followill Given Name/s GaryDwain Abbreviation for degree as give in the University calendar MA Faculty AOFA School HASS Thesis Title Necessary Chicanery: Operation Kingfisher'scancellation and inter-allied rivalry Abstract 350 words maximum: (PLEASE TYPE) This thesis examines the cancellation of 'Operation Kingfisher' (the planned rescue of Allied prisoners of war from Sandakan, Borneo, in 1945) in the context of the relationship of the wartime leaders of the United States, Britain and Australia and their actions towards each other. It looks at the co-operation between Special Operations Australia, Special Operations Executive of Britain and the US Officeof Strategic Services and their actions with and against each other during the Pacific War. Based on hithertounused archival sources, it argues that the cancellation of 'Kingfisher' - and the failure to rescue the Sandakan prisoners - can be explained by the motivations, decisions and actions of particular British officers in the interplay of the wartime alliance. The politics of wartime alliances played out at both the level of grand strategy but also in interaction between officers within the planning headquarters in the Southwest Pacific Area, with severe implications for those most directly affected. Declaration relating to disposition of project thesis/dissertation I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in the University libraries in all forms of media, now or here afterknow n, subject to the provisions of the Copyright Act 1968.
    [Show full text]
  • Konfrontasi: 1963
    BACKGROUND & MECHANICS GUIDE KONFRONTASI: 1963 2 BACKGROUND GUIDE WELCOME FROM THE DIAS Hello Delegates, My name is Yue Ting Kong, and welcome to the SSICsim 2019 JCC, Konfrontasi. Set during the Cold War in Southeast Asia, where Indonesia and the Commonwealth were in a quasi-war over the fate of the unification of Malaysia. In this committee you will encounter counter-insurgency tactics, guerrilla warfare and terrorism. However, you’ll also see the issues brought forth by the Race Riots that took place in Malaysia during its federation and the divide between communists and the non-aligned movements in Indonesia. This two-faced committee will explore an area of the world going through nationalism, decolonization and the Cold War, hoping to advance your nations by achieving a balance between political manoeuvring and military force. History has largely forgotten this conflict and its surrounding events which helped shape the world we live in today. This conflict led to the formation of the Association of Southeast Asian States (ASEAN), and fermented the independence of Malaysia in the international community. The Race Riots that occurred during the war led the independence of Singapore under Lee Kwan Yew and its evolution into a strong Asian Tiger. In Indonesia, it led to the collapse of an increasingly communist regime and the creation of a country who would become incredibly important to the non-aligned movement. A bit of background on myself, I’m a Second Year History Specialist at the University of Toronto and this will be my 7th year doing Model United Nations. Best of luck delegates and I look forward to meeting you all at the conference.
    [Show full text]
  • Template Fikrah
    Shaer yang Di-pertuan … Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan issn 2354-6174 eissn 2476-9649 Tersedia online di: journal.iainkudus.ac.id/index.php/fikrah Volume 8 Nomor 1 2020, (1-24) DOI: 10.21043/fikrah.v8i1.7063 Shaer Yang di-Pertuan: Tinjuan Historis Relasi Umara dan Ulama di Brunei Darussalam Izzah Naqibah binti Kamis Universiti Islam Sultan Sharif Ali [email protected] Muhammed Sahrin bin Haji Masri Universiti Islam Sultan Sharif Ali [email protected] Abstrak Umara dan ulama adalah dua golongan yang sangat berpengaruh dengan tampilan hubungan dasar dalam perkembangan Negara Brunei Darussalam. Pada dasarnya Ulama memiliki sifat sebagai pewaris para nabi, mereka beperanan sebagai mursyid dalam masyarakat Melayu. Fenomena ini telah dijelaskan dengan keutamaan nama-nama mereka dalam beberapa bahan nadir seperti manuskrip, batu dan tersilah, hikayat dan sebagainya. Namun para ulama jarang menonjolkannya dalam paparan dengan pendekatan berbentuk syair. Karya "Shear Yang Di-Pertuan" adalah salah satu syair yang pernah ditulis dan dapat dianggap sebagai bagian terpenting dari Brunei Darussalam. Syair ini ditulis oleh Pehin Siraja Khatib Awang Abdul Razak bin Hasanuddin, seorang Ulama Brunei yang terkenal sekitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20. Terdapat banyak peristiwa penting pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jamalul Alam II (Sultan Brunei ke 26) yang dipaparkan dalam syair ini. Atas dasar ini, kajian ini akan menerangkan beberapa komponen penting dalam “Syaer Yang Di-Pertuan” dan mengenai bagaimana hubungan umara- ulama berjalan dalam masa yang sama akan mengetengahkan beberapa orang ulama yang terlibat secara langsung kerana mereka ini cukup berpengaruh sebagai penyambung perjuangan menyebarkan Islam di NBD dan berperanan dalam perkembangan kenegaraan dan pentadbiran di Brunei Darussalam.
    [Show full text]
  • Hrltaln's Secret War the Indonesian Confrontation 1962-66 CONTENTS
    Hrltaln's Secret War The Indonesian Confrontation 1962-66 CONTENTS THE POLITICAL BACKGROUND 3 • The Brunei remit. December 1962 CONFRONTATION 6 • The phases of0pcr.ltions - the baulclicld - the troops • General Walker's operational principles WILL FOWLER hn wortled • 'I leans and mil1d~' - 22 SAS -the Border ScOUlS In Jourmllllam and publishing • Summary of Commonwealth forces .Ince H112, reportIng for Europe.n, American, Aalan 'nd ArabIc magazlnea from INDONESIAN CROSS-BORDER ATTACKS, Europe, the USA, the Middle E..t, Chi", .nd SE Alia. 1963-64 11 Amongst hIs more than 30 • Longj<w..ai. Scplt"mber/OclObcr 1963 - Kalabakan, publllhed books II the belt­ December 1963/Febmary 1964 - Long Miau and the MllIng MAA 133 Sattle for R~ang river,Janlialy 1964 -lhe BanH"kok talks the Fa/Illanth: Lsoo Force•. A TA Hldl., for 30 years, he • Track 6, "larch 19fi<!- British reinforccmcllts wa. cornml..loned from the ranks In 4th Bn Royal Green MAINLAND RAIDS, 1964-65 15 JlCk.~, .nd volunteered for Operatiofl 'Granby' In • Indonesian seaborne and airborne landings in Malaya the Qulf, 1HO-91. In 1993 • Australian and New Zealand commiunent, 1965-66 1M ,nteh,latad from the French Anny _ ,taff office,. THE CONFRONTATION IN THE AIR 18 cou..... at the Ecole Milltalre, Parla. WIll .. married and livea In RomMy, Hampshlra. TACTICS 19 • Jllngle forts: I GJ at Stass,July 1964 - 2 Pam al Pia man Mapu. April 1965 KEVIN LYLES Is an expert on the history of the Vietnam • Patrolling connie!., 'nd , talented • SAS tactics lIlustnltor of 20th century military subjects. He ha, 'CLARET' OPERATIONS 24 ll1~tratlld Mveral book' for OIpray, and has elso written • Taking lhe war to the enemy - rilles of engagement tlu.s on the US Army In • SAS Claret operalions Vietnam, a aubject In which • Australian SAS 1M h.s along-standing • New Zealand SAS klte...t.
    [Show full text]
  • Hukum Kanun Brunei
    HUKUM KANUN BRUNEI HUBUNGANNYA DENGAN KONSEP MELAYU ISLAM BERAJA Dr Haji Tassim bin Haji Abu Bakar Pengarah Penolong Profesor Kanan Akademi Pengajian Brunei Universiti Brunei Darussalam ABSTRAK Kertas Kerja ini membincangkan tentang Hukum Kanun Brunei yang mencatatkan mengenai undang – undang Kesultanan Brunei tradisional khususnya sebelum pentadbiran British pada tahun 1906 Masihi. Perbincangan ditumpukan kepada hubungan manuskrip ini dengan konsep Melayu Islam Beraja (MIB) kerana ketiga – tiga komponen berkenaan ditemui dalam manuskrip tersebut. Selain itu, pembicaraan juga menyentuh tentang bukti perlaksanaan undang – undang Islam di Brunei pada abad ke-19 sebagaimana termaktub dalam Hukum Kanun Brunei. Hasil analisis ini memperlihatkan bagaimana Hukum Kanun Brunei bukan sahaja undang-undang dalam kertas tetapi juga diamalkan oleh Kesultanan Brunei dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan masyarakat Brunei. Dari amalan ini ternyata kanun ini mampu mendokong dalam memperkasakan konsep MIB dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara bagi Kesultanan Brunei zaman berzaman. Pengenalan • Sebelum abad ke-20 Masihi kesultanan-kesultanan di Alam Melayu memang mempunyai undang-undang mereka sendiri yang pada umumnya berteraskan undang-undang Islam di samping undang- undang adat. • Undang–undang ini diwujudkan pada dasarnya untuk menegakkan keadilan yang akan memberi impak kepada keamanan dan kesejahteraan negara. • Kemunculan undang-undang ini boleh ditemui pada Kesultanan Melaka, Pahang, Kedah dan Perak yang masing–masing dikenali sebagai Undang–Undang Melaka, Undang–Undang Pahang, Undang–Undang Kedah dan Undang–Undang Sembilan Puluh Sembilan. Pengenalan • Hal yang sama juga berlaku kepada Kesultanan Brunei tradisional sebelum tahun 1906 apabila pentadbiran Residen British diperkenalkan pada tahun ini. Undang-undang itu dikenali sebagai Hukum Kanun Brunei. • Bagaimanapun, pembentangan ini hanya membincangkan mengenai hubungan Hukum Kanun Brunei dengan falsafah Negara Brunei Darussalam yang berkonsepkan Melayu Islam Beraja (MIB).
    [Show full text]
  • University of Perpetual Help System-DALTA College of Law
    University of Perpetual Help System-DALTA College of Law FOREWORD Philippines maintains a dormant claim over the sovereignty of eastern Sabah based on the claim that in 1658 the Sultan of Brunei had ceded the northeast portion of Borneo to the Sultan of Sulu; and that later in 1878, an agreement was signed by the Sultan of Sulu granting the North Borneo Chartered Company a permanent lease over the territory. Malaysia considered this dispute as a "non-issue", as there is no desire from the actual people of Sabah to be part of the Philippines or of the Sultanate of Sulu. As reported by the Secretary- General of the United Nations, the independence of North Borneo was brought about as the result of the expressed wish of the majority of the people of the territory in a 1963 election. This research will determine whether or not Philippines have proprietary rights over Sabah. Jennylyn B. Albano UPHSD- College of Law 1 | P a g e INTRODUCTION This research will focus on the History of Sabah and determination of whether who really owns it. As we all know even before our ancestors are already fighting for our right over this state however, up until now dispute is still on going. Sabah is one of the 13 member states of Malaysia, and is its easternmost state. It is located on the northern portion of the island of Borneo. It is the second largest state in the country after Sarawak, which it borders on its southwest. It also shares a border with the province of East Kalimantan of Indonesia in the south.
    [Show full text]
  • President Macapagal and the Maphilindo
    THE DREAM OF MALAYAN UNITY: PRESIDENT MACAPAGAL AND THE MAPHILINDO Augusto V. de Viana University of Santo Tomas Manila, Philippines Abstract In July 1962, a proposal to form a greater Malayan Confederation was proposed by President Diosdado Macapagal. This proposal was to include the Philippines, the Federation of Malaya and the British territories of Singapore, Brunei, Sarawak and North Borneo. The proposal would have been a realization of a Malaya Irredenta which was dreamed of by visionaries like Wenceslao Vinzons who once made an oration advocating for the unity of Malayan people working toward a common destiny. The opportunity came near as colonial powers were liquidating their possessions in post-World War II Asia, Already an earlier association, the Association of Southeast Asia was formed in 1961 and this association included non-Malay countries. The Malayan confederation which would be called MAPHILINDO was to be different. On August 5, President Macapagal issued his declaration calling for the creation of MAPHILINDO. The formation of the MAPHILINDO was met with jubilation as it was the realization of a centuries-old vision and the culmination of the anti-colonial struggle. The organization however floundered because of significant problems among the three countries. It led into a diplomatic crisis that had the possibility of widespread armed conflict. MAPHILINDO floundered and was later superseded by the present Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Despite its stillbirth the formation of the MAPHILINDO demonstrated fraternal relations in dealing with problems and issues among the three states of Malay origin. Key words: Malay union, Confederation, Sabah Claim, Konfrontasi The dream of a united Malayan homeland traces its origin to the colonial era.
    [Show full text]