JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online Di
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI HIGIENE DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN ESCHERECHIA COLI PADA NASI KUCING YANG DIJUAL DI WILAYAH TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Arief Rakhman Hakim 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT Food is something that is very important for human life. The presence of the bacterium Escherichia coli in water or food source is a sure indication of contamination. The purpose of this study was to determine the relationship of hygiene and sanitation conditions by the number of germs and content of E. coli in rice wrappers. This type of research is explanatory research method and approach of cross sectional observations. The sample in this study was the total population of all the nasi kucing processing total of 14 processors. The statistical test used is the Chi-Square Test. Based on this research can be seen most food processors have good processing practices, while the results of the analysis found no relationship between the practice of food processing in the presence of E.coli (p= 0,929). From this study it can be concluded most food processors have good sanitary processing, while the results of the analysis found no relationship between sanitation equipment (p=0,857), water wash (p=0,929) and place (p=0,5) in the presence of E.coli. Keywords: hygiene and sanitation, Escherichia coli PENDAHULUAN Makanan merupakan suatu baik dan benar agar bermanfaat bagi hal yang sangat penting bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan kehidupan manusia, sebab makanan benar pada dasarnya adalah yang kita makan bukan saja harus mengelola makanan berdasarkan memenuhi gizi tetapi harus juga kaidah-kaidah dan prinsip hygiene aman dalam arti tidak mengandung dan sanitasi makanan. mikroorganisme dan bahan-bahan Makanan jajanan yang tidak yang menimbulkan bahaya terhadap panas (seperti gado-gado, ketoprak, kesehatan manusia. Makanan pecel, ketupat tahu, nasi rames, nasi adalah kebutuhan pokok manusia uduk dan lain-lain) berisiko terhadap yang diperlukan setiap saat dan kesehatan konsumen karena lebih harus ditangani dan dikelola dengan besar terkontaminasi oleh mikroba JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm dan zat kimia dibandingkan persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa makanan jajanan yang panas. Boga. Praktik pedagang nasi pecel Makanan jajanan yang berair dan berkaitan dengan praktik mencuci tidak panas (misalnya es cendol, es tangan dengan sabun ketika cincau, es kelapa, agar-agar, dan menyajikan makanan masih sangat asinan rujak) mempunyai risiko kurang. Sebanyak 96,7% tidak tinggi terhadap kejadian mencuci tangan, 60% pedagan tidak kontaminasi. menggunakan sendok atau penjepit Keberadaan bakteri makanan dalam mengambil Escherichia coli dalam sumber air makananya, dan 50% pedagang atau makanan merupakan indikasi tidak membersihkan pembungkus pasti terjadinya kontaminasi tinja nasi dengan serbat/lap. Dari 30 manusia. Adanya E.coli menunjukan sampel yang diperiksa diketahui ada suatu tanda praktek sanitasi yang 25(83,3%) sampel yang tidak baik terhadap air, makanan, mengandung kuman E.coli dan susu dan produk-produk susu. 5(16,7%) sampel tidak mengandung Escherichia coli yang terdapat pada E.coli. makanan atau minuman yang masuk Kelurahan Tembalang kedalam tubuh manusia dapat merupakan kelurahan yang menyebabkan gejala seperti kolera, tergolong banyak penduduknya dan disentri, gastroenteritis, diare dan merupakan daerah yang tergolong berbagai penyakit saluran ramai. Hal ini dikarenakan banyak pencernaan lain. pendatang yang bertempat tinggal di Penelitian terhadap Tembalang untuk melanjutkan pedagang nasi pecel di Kelurahan studinya di Semarang (mahasiswa). Sumurboto dan Tembalang Kenyataan ini membuka peluang (Semarang) pernah dilakukan oleh usaha bagi penduduk setempat dan Ermayani pada tahun 2004 pendatang untuk mendirikan usaha menyimpulkan bahwa kondisi warng makan. Salah satu jenis sanitasi pedagang nasi pecel di warung makan yang paling diminati Kelurahan Sumurboto dan adalah warung nasi kucing, yang Tembalang termasuk masih kurang sekarang telah menjamur di wilayah baik berdasarkan Permenkes RI No. Tembalang. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Guna mencegah jangan yang penjualanya berada di jalan sampai terjadi penularan penyakit utama di wilayah Tembalang sebagai akibat dari penjamah sebanyak 14 pengolah. Sebagian makanan, maka perlu diadakan besar pengolah nasi telah pengawasan kesehatan dari menyediakan tempat sampah, tidak penjamah makanan antara lain menggunakan clemek dan penutup penjamah makanan harus rambut saat mengolah makanan, memperhatikan kesehatan dan tempat pengolahan jauh dari perseorangan, memiliki dasar-dasar sumber pencemaran. Kondisi pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makan sanitasi makanan serta memiliki masih jauh dari persyaratan sanitasi, keterampilan kesehatan. baik sanitasi tempat, sanitasi air Makanan yang dijual di maupun sanitasi peralatan yang tempat-tempat umum tidak digunakan. terkecuali di kelurahan Tembalang rawan terhadap kejadian transmisi METODE PENELITIAN penyakit apabila penjamah makanan Penelitian ini adalah tidak mengetahui serta tidak Explanatory Research karena memperhatikan hygiene dan sanitasi bertujuan untuk menjelaskan suatu makanannya. Kondisi inilah yang keadaan yang dilakukan dengan perlu diketahui sejauh mana merumuskan dan menguji hipotesa gambaran penjamah makanan yang mampu menjelaskan keadaan terkait pengetahuan dan praktik dalam penelitian. Penelitian ini hygiene dan sanitasi makanan di menggunakn metode observasi dan kelurahan Tembalang. dengan pendekatan secara cross Nasi kucing kebanyakan sectional yang mempelajari berasal dari produk-produk hewani hubungan antara variabel bebas dan yang biasanyan rentan terhadap variabel terikat dengan melakukan kontaminasi mikroba. Selain itu nasi pengukuran dalam periodik waktu kucing rentan terhadap kontaminasi yang sama. mikroba karena disajikan dalam Survey awal yang dilakukan keadaan tidak panas. Dari hasil mendapatkan sekitar 26 warung nasi survey pendahuluan didapatkan kucing yang ada di wilayah sekitar hasil jumlah pengolah nasi kucing kampus Tembalang melingkupi di JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm jalan utama wilayah tembalang yaitu dilakukan observasi dengan lembar Jalan Prof. Soedarto, Jalan observasi untuk menilai praktik Sirojudin, Jalan Mulawarman, Jalan penjamah makanan di warung Ngesrep sampai batas perhentian makan nasi rames di Tembalang. angkota dan Jalan Tirto Agung Data yang telah terkumpul dianalisis sampai batas perumahan Graha secara deskriptif analitik baik pada Estetika. Langkah selanjutnya data univariat maupun data yang kemudian mencari tahu siapa telah dikatagorikan dan distribusi pembuat nasi kucing dan tempat frekuensi. Selanjutnya data pembuatan nasi dengan dilakukan skoring, skor hasil menanyakan kepada pedagang. wawancara mengenai tingkat Hasil dari wawancara dengan pengetahuan dan praktik tentang pedagang adalah ada 14 pengolah hygiene dan sanitasi makanan untuk nasi kucing. menjawab benar diberikan nilai 1 Jumlah sampel pada dan salah diberikan nilai 0. penelitian ini adalah total dari Selanjutnya diintepretasikan dengan seluruh pengolah nasi kucing yaitu cara dikatagorikan menjadi dua yaitu 14 orang. Selanjutnya dilakukan baik dan kurang dan digunakan wawancara dengan menggunakan untuk membandingkan dengan data kuesioner untuk menilai atau informasi lain yang relevan, pengetahuan penjamah makanan di sehingga didapatkan analisis warung makan tentang hygiene dan deskripsi secara komprehensif. sanitasi makanan. Selain itu juga HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden a. Jenis kelamin (57,1%) dan perempuan jenis kelamin responden terdiri sebanyak 6 orang (42,9%). dari laki-laki sebanyak 8 orang b. Pendidikan responden JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tingkat pendidikan responden c. Umur beragam, mulai dari tamat SD Umur responden berkisar antara sampai tamat SMA. Pendidikan 50-59 tahun sebanyak 9 orang responden yang paling banyak (64,3%). Umur responden antara adalah tamat SMA sebanyak 7 40-49 tahun sebanyak 4 orang orang (50%), kemudian tamat (28,6%), dan umur ≥ 60 tahun SMP sebanyak 4 orang (42,9%), ada 1 orang (7,1%). dan tamat SD ada 1 orang (7,1%). 2. Praktik Pengolahan Makanan Tabel 4.17 Kondisi Higiene Pengolah Makanan dengan Keberadaan E.coli pada Nasi Kucing di Sekitar Wilayah Tembalang Semarang Tahun 2012 Kandungan e.coli Praktik total Negatif positif Baik 12 1 13 Kurang 1 0 1 Total 13 1 14 Diketahui bahwa dari 14 nasi p=0,929. dengan nilai p>0.05 kucing terdapat 12 nasi kucing berati Ho diterima dan tidak ada yang negatif keberadaan bakteri hubungan antara praktik E.coli dan 1 nasi kucing yang pengolah makanan dengan positif bakteri E.coli dengan keberadaan bakteri E.coli. sanitasi air cuci yang baik. Praktik Praktik tenaga pengolah yang baik ialah mencuci tangan makanan dapat diartikan sebagai dengan air bersih dan memakai kebiasaan dalam mengolah dan sabun sebelum