JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online Di

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online Di JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI HIGIENE DAN SANITASI DENGAN KEBERADAAN ESCHERECHIA COLI PADA NASI KUCING YANG DIJUAL DI WILAYAH TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012 Arief Rakhman Hakim 1. Mahasiswa Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2. Staf Pengajar Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRACT Food is something that is very important for human life. The presence of the bacterium Escherichia coli in water or food source is a sure indication of contamination. The purpose of this study was to determine the relationship of hygiene and sanitation conditions by the number of germs and content of E. coli in rice wrappers. This type of research is explanatory research method and approach of cross sectional observations. The sample in this study was the total population of all the nasi kucing processing total of 14 processors. The statistical test used is the Chi-Square Test. Based on this research can be seen most food processors have good processing practices, while the results of the analysis found no relationship between the practice of food processing in the presence of E.coli (p= 0,929). From this study it can be concluded most food processors have good sanitary processing, while the results of the analysis found no relationship between sanitation equipment (p=0,857), water wash (p=0,929) and place (p=0,5) in the presence of E.coli. Keywords: hygiene and sanitation, Escherichia coli PENDAHULUAN Makanan merupakan suatu baik dan benar agar bermanfaat bagi hal yang sangat penting bagi tubuh. Pengelolaan yang baik dan kehidupan manusia, sebab makanan benar pada dasarnya adalah yang kita makan bukan saja harus mengelola makanan berdasarkan memenuhi gizi tetapi harus juga kaidah-kaidah dan prinsip hygiene aman dalam arti tidak mengandung dan sanitasi makanan. mikroorganisme dan bahan-bahan Makanan jajanan yang tidak yang menimbulkan bahaya terhadap panas (seperti gado-gado, ketoprak, kesehatan manusia. Makanan pecel, ketupat tahu, nasi rames, nasi adalah kebutuhan pokok manusia uduk dan lain-lain) berisiko terhadap yang diperlukan setiap saat dan kesehatan konsumen karena lebih harus ditangani dan dikelola dengan besar terkontaminasi oleh mikroba JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm dan zat kimia dibandingkan persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa makanan jajanan yang panas. Boga. Praktik pedagang nasi pecel Makanan jajanan yang berair dan berkaitan dengan praktik mencuci tidak panas (misalnya es cendol, es tangan dengan sabun ketika cincau, es kelapa, agar-agar, dan menyajikan makanan masih sangat asinan rujak) mempunyai risiko kurang. Sebanyak 96,7% tidak tinggi terhadap kejadian mencuci tangan, 60% pedagan tidak kontaminasi. menggunakan sendok atau penjepit Keberadaan bakteri makanan dalam mengambil Escherichia coli dalam sumber air makananya, dan 50% pedagang atau makanan merupakan indikasi tidak membersihkan pembungkus pasti terjadinya kontaminasi tinja nasi dengan serbat/lap. Dari 30 manusia. Adanya E.coli menunjukan sampel yang diperiksa diketahui ada suatu tanda praktek sanitasi yang 25(83,3%) sampel yang tidak baik terhadap air, makanan, mengandung kuman E.coli dan susu dan produk-produk susu. 5(16,7%) sampel tidak mengandung Escherichia coli yang terdapat pada E.coli. makanan atau minuman yang masuk Kelurahan Tembalang kedalam tubuh manusia dapat merupakan kelurahan yang menyebabkan gejala seperti kolera, tergolong banyak penduduknya dan disentri, gastroenteritis, diare dan merupakan daerah yang tergolong berbagai penyakit saluran ramai. Hal ini dikarenakan banyak pencernaan lain. pendatang yang bertempat tinggal di Penelitian terhadap Tembalang untuk melanjutkan pedagang nasi pecel di Kelurahan studinya di Semarang (mahasiswa). Sumurboto dan Tembalang Kenyataan ini membuka peluang (Semarang) pernah dilakukan oleh usaha bagi penduduk setempat dan Ermayani pada tahun 2004 pendatang untuk mendirikan usaha menyimpulkan bahwa kondisi warng makan. Salah satu jenis sanitasi pedagang nasi pecel di warung makan yang paling diminati Kelurahan Sumurboto dan adalah warung nasi kucing, yang Tembalang termasuk masih kurang sekarang telah menjamur di wilayah baik berdasarkan Permenkes RI No. Tembalang. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Guna mencegah jangan yang penjualanya berada di jalan sampai terjadi penularan penyakit utama di wilayah Tembalang sebagai akibat dari penjamah sebanyak 14 pengolah. Sebagian makanan, maka perlu diadakan besar pengolah nasi telah pengawasan kesehatan dari menyediakan tempat sampah, tidak penjamah makanan antara lain menggunakan clemek dan penutup penjamah makanan harus rambut saat mengolah makanan, memperhatikan kesehatan dan tempat pengolahan jauh dari perseorangan, memiliki dasar-dasar sumber pencemaran. Kondisi pengetahuan tentang hygiene dan sanitasi tempat pengolahan makan sanitasi makanan serta memiliki masih jauh dari persyaratan sanitasi, keterampilan kesehatan. baik sanitasi tempat, sanitasi air Makanan yang dijual di maupun sanitasi peralatan yang tempat-tempat umum tidak digunakan. terkecuali di kelurahan Tembalang rawan terhadap kejadian transmisi METODE PENELITIAN penyakit apabila penjamah makanan Penelitian ini adalah tidak mengetahui serta tidak Explanatory Research karena memperhatikan hygiene dan sanitasi bertujuan untuk menjelaskan suatu makanannya. Kondisi inilah yang keadaan yang dilakukan dengan perlu diketahui sejauh mana merumuskan dan menguji hipotesa gambaran penjamah makanan yang mampu menjelaskan keadaan terkait pengetahuan dan praktik dalam penelitian. Penelitian ini hygiene dan sanitasi makanan di menggunakn metode observasi dan kelurahan Tembalang. dengan pendekatan secara cross Nasi kucing kebanyakan sectional yang mempelajari berasal dari produk-produk hewani hubungan antara variabel bebas dan yang biasanyan rentan terhadap variabel terikat dengan melakukan kontaminasi mikroba. Selain itu nasi pengukuran dalam periodik waktu kucing rentan terhadap kontaminasi yang sama. mikroba karena disajikan dalam Survey awal yang dilakukan keadaan tidak panas. Dari hasil mendapatkan sekitar 26 warung nasi survey pendahuluan didapatkan kucing yang ada di wilayah sekitar hasil jumlah pengolah nasi kucing kampus Tembalang melingkupi di JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm jalan utama wilayah tembalang yaitu dilakukan observasi dengan lembar Jalan Prof. Soedarto, Jalan observasi untuk menilai praktik Sirojudin, Jalan Mulawarman, Jalan penjamah makanan di warung Ngesrep sampai batas perhentian makan nasi rames di Tembalang. angkota dan Jalan Tirto Agung Data yang telah terkumpul dianalisis sampai batas perumahan Graha secara deskriptif analitik baik pada Estetika. Langkah selanjutnya data univariat maupun data yang kemudian mencari tahu siapa telah dikatagorikan dan distribusi pembuat nasi kucing dan tempat frekuensi. Selanjutnya data pembuatan nasi dengan dilakukan skoring, skor hasil menanyakan kepada pedagang. wawancara mengenai tingkat Hasil dari wawancara dengan pengetahuan dan praktik tentang pedagang adalah ada 14 pengolah hygiene dan sanitasi makanan untuk nasi kucing. menjawab benar diberikan nilai 1 Jumlah sampel pada dan salah diberikan nilai 0. penelitian ini adalah total dari Selanjutnya diintepretasikan dengan seluruh pengolah nasi kucing yaitu cara dikatagorikan menjadi dua yaitu 14 orang. Selanjutnya dilakukan baik dan kurang dan digunakan wawancara dengan menggunakan untuk membandingkan dengan data kuesioner untuk menilai atau informasi lain yang relevan, pengetahuan penjamah makanan di sehingga didapatkan analisis warung makan tentang hygiene dan deskripsi secara komprehensif. sanitasi makanan. Selain itu juga HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden a. Jenis kelamin (57,1%) dan perempuan jenis kelamin responden terdiri sebanyak 6 orang (42,9%). dari laki-laki sebanyak 8 orang b. Pendidikan responden JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 861 - 870 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm Tingkat pendidikan responden c. Umur beragam, mulai dari tamat SD Umur responden berkisar antara sampai tamat SMA. Pendidikan 50-59 tahun sebanyak 9 orang responden yang paling banyak (64,3%). Umur responden antara adalah tamat SMA sebanyak 7 40-49 tahun sebanyak 4 orang orang (50%), kemudian tamat (28,6%), dan umur ≥ 60 tahun SMP sebanyak 4 orang (42,9%), ada 1 orang (7,1%). dan tamat SD ada 1 orang (7,1%). 2. Praktik Pengolahan Makanan Tabel 4.17 Kondisi Higiene Pengolah Makanan dengan Keberadaan E.coli pada Nasi Kucing di Sekitar Wilayah Tembalang Semarang Tahun 2012 Kandungan e.coli Praktik total Negatif positif Baik 12 1 13 Kurang 1 0 1 Total 13 1 14 Diketahui bahwa dari 14 nasi p=0,929. dengan nilai p>0.05 kucing terdapat 12 nasi kucing berati Ho diterima dan tidak ada yang negatif keberadaan bakteri hubungan antara praktik E.coli dan 1 nasi kucing yang pengolah makanan dengan positif bakteri E.coli dengan keberadaan bakteri E.coli. sanitasi air cuci yang baik. Praktik Praktik tenaga pengolah yang baik ialah mencuci tangan makanan dapat diartikan sebagai dengan air bersih dan memakai kebiasaan dalam mengolah dan sabun sebelum
Recommended publications
  • Local Values Representation in Independent Comics
    KOMIK MANDIRI IN YOGYAKARTA; LOCAL VALUES REPRESENTATION IN INDEPENDENT COMICS Terra Bajraghosa Visual Communication Design Department, Visual Art Faculty, Institut Seni Indonesia Yogyakarta (Indonesia Institute of The Arts Yogyakarta), Yogyakarta 55188, Indonesia Corresponding author: [email protected] Received: June 5, 2019; Revised: June 22, 2019; Accepted: July 9, 2019 Abstract Independent comics in Indonesia emerged in the mid 90s marked by a movement in art colleges in Yogyakarta, Bandung, and Jakarta. Later on, this movement resulted in a publication of physical comic called ‘Komik Indie’. ‘Komik Indie’ was published, among the reasons, to present new local comic that had stopped circulating since late 1980s. Nowadays, in the era that is commonly identified as the disruptive era, with all ease provided by the internet access, social- media platforms, and high intensity on web-comic uploads, the comic book industry in Indonesia is flooded by publications of new national comics. Independent comic publications still remain. The term ‘komik mandiri’ is chosen to show the autonomous act in publishing own works. Literally, mandiri means ‘independent’, but in this terminology, the word puts more point on the autonomous act. Comic artists do not have to find or wait for publishers to have their comic published. The discussions focus on the work of independent comics, especially those featuring the unique stories or representations, which have distinctive values from many similar publications. Because of its independency, there are possibilities to find some critical and progressive issues towards the society inside the story. In the independent comics some interesting ideas are found. They focus on the representation of local values that still reflect on the local wisdom, and the new locality, which was formed with the development of times and urbanization.
    [Show full text]
  • Communication Accommodation Experiences of Pattani Students with Javanese Students at IAIN Tulungagung
    Cross Cultural Communication: Communication Accommodation JELTL (Journal of English Language Teaching and Linguistics) e-ISSN: 2502-6062, p-ISSN: 2503-1848 2019, Vol. 4(3) www.jeltl.org Cross-Cultural Communication: Communication Accommodation Experiences of Pattani Students with Javanese Students at IAIN Tulungagung Mohamad Jazeri Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Indonesia e-mail: [email protected] Dwi Astuti Wahyu Nurhayati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, Indonesia e-mail: [email protected] Abstract Cultural differences between native and Indonesian culture makes foreign students in Indonesia experience a culture shock. Such case occurs on students from Pattani, South Thailand, who study in IAIN Tulungagung. To overcome that culture shock, Pattani students do communication accommodation to make them feel comfortable in a new environment, and thus can be accepted by Javanese students from Indonesia. This research was a kind of qualitative study. The data were collected by using observation and interview techniques. To find out the forms of communication accommodation performed by Pattani students, the researchers adopted communication accommodation theory by Giles. The results of this research revealed that there were two forms of communication accommodation performed by Pattani student. Firstly, convergence, was performed when Pattani students tried to level communication behavior with their speech partners. Convergence done by Pattani students can be classified into pre-convergence, convergence process, and post convergence. Secondly, divergence is defending Pattani identity when communicating with Javanese students. Divergence accommodation was performed in two forms namely verbal and non- verbal. Keywords: accommodation, communication, convergence, divergence JELTL (Journal of English Language Teaching and Linguistics), 4(3), 2019 379 Mohamad Jazeri & Dwi Astuti Wahyu Nurhayati 1.
    [Show full text]
  • Dra.Elly Lasmanawati .Msi
    PECEL Dra.Elly Lasmanawati .MSi Prodi Pendidikan Tata Boga Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia 2009 Pengertian pecel dalam menu Indonesia • Pecel adalah makanan khas kota Madiun Jawa Timur Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran yang dihidangkan dengan disiram sambal kacang. Konsep hidangan pecel ada kemiripan dengan salad bagi orang Eropa, yakni sayuran segar yang disiram topping mayonaisse, hanya untuk pecel menggunakan topping sambal kacang. • Bahan utama dari sambal pecel adalah kacang tanah dan cabe rawit yang dicampur dengan bahan lainnya seperti daun jeruk purut, bawang, asam jawa, merica dan garam. • Pecel sering juga dihidangkan dengan rempeyek kacang, rempeyek udang atau lempeng beras. Selain itu pecel juga biasanya disajikan dengan nasi putih yang hangat ditambah daging ayam atau jerohan. • Cara penyajian bisa dalam piring atau dalam daun yang dilipat yang disebut pincuk. • Masakan ini mirip dengan gado-gado, walau ada perbedaan dalam bahan-bahan yang digunakan. Rasa pecel yang pedas menyengat menjadi ciri khas dari masakan ini. • Di beberapa daerah di Indonesia, pecel dapat terdiri dari bermacam-macam sayuran dan biasanya ditambahkan dengan bahan tertentu, misalnya di wilayah Banyumas, pecel sering dibubuhi dengan bahan-bahan (sayuran) yang berbau merangsang, diantaranya ditaburi dengan biji-biji lamtoro atau irisan bunga kecombrang yang telah dikukus. • Porsi untuk pecel antara 80-100 gram. • Nama pecel memiliki arti berbeda di daerah Slawi, Tegal, Jawa Tengah. Pecel tidak disajikan dalam bentuk sayur-sayuran, melainkan berbentuk rujak. • Pecel versi daerah Slawi terdiri dari buah- buahan segar seperti jambu, nanas, pepaya, dan mangga serta disirami dengan saus gula merah kental. Kualitas pecel • Tekstur (susunan bahan) : pecel harus dibuat dari bahan yang segar, lembut, dan bersih.
    [Show full text]
  • Bab Ii Gambaran Umum Angkringan Ariesta
    BAB II GAMBARAN UMUM ANGKRINGAN ARIESTA KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG 2.1 Sejarah Berdirinya Angkringan Ariesta Semarang Barat Angkringan Ariesta Semarang Barat merupakan Angkringan yang bergerak di bidang jasa penyediaan kebutuhan pangan, menyediakan dan menawarkan jasa pemenuhan kebutuhan pangan serta pelayanan yang menyertai kepada para konsumen. Angkringan Ariesta menyediakan berbagai menu makanan dengan cara prasmanan sesuai dengan keinginan konsumen serta berbagai macam pilihan minum. Angkringan ini memiliki konsep seperti tempat makan sederhana tanpa atap dan secara khusus ditujukan sebagai tempat berkumpul atau nongkrong. dengan konsep seperti berada di pinggir jalan dengan pemandangan lalu lalang kendaraan bermotor dalam menyantap makanan. Angkringan ini mulai dibangun dan beroperasi untuk yang pertama kali tepatnya pada tahun 2009. Nama Ariesta sendiri dirasa tepat oleh sang pemilik (Pak Bambang) untuk diberikan pada Angkringan. Jadi diharapkan Angkringan ini dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat serta namanya yang terkesan unik sehingga mudah di ingat dan memiliki Icon tersendiri pada angkringan ini. Ketika pertama beroperasi, Angkringan Ariesta Semarang belum mempunyai cabang, pertama hadir yaitu di jalan puspogiwang atau depan (Balad) masih layaknya Angkringan biasa yang lahannya belum luas. Namun semakin banyaknya konsumen yang tertarik untuk mengunjungi, membuat Angkringan ini mampu melakukan perluasan bisnisnya. Dan sekarang ini, memiliki 4 cabang di area Semarang Barat di berbagai lokasi yang berbeda. lokasinya mudah dijangkau, dekat dengan kota dan jalan raya yang ramai lalu lalang kendaraan. Angkringan ini memiliki target pasar seluruh masyarakat semarang pada umumnya. 2.2 Lokasi Angkringan Ariesta Angkringan Ariesta mempunyai 4 cabang di daerah Semarang Barat dan memiliki lokasi usaha yang strategis, yaitu terletak di Pinggir jalan besar utama.
    [Show full text]
  • FA Kayumanis Menu Ramadhan 2020
    No. 03340019440318 Menu Ramadhan Rp 28.000,- Nasi Ayam Goreng Nasi Ayam Nasi Ayam Nasi Ayam Serundeng Rendang Suwir Lada Hitam • Nasi Putih • Nasi Putih • Nasi Putih • Nasi Putih • Ayam Goreng Serundeng • Ayam Rendang • Ayam Suwir • Ayam Lada Hitam • Tumis Buncis • Gulai Nangka • Capcay • Cah Kailan • Kentang Balado • Perkedel • Kering Tempe Kacang • Tahu Saus Tiram • Sambal • Sambal • Sambal • Saus Sambal Rp 33.000,- Nasi Dori Nasi Kuning Nasi Pecel Nasi Udang Goreng Tepung Ayam Kalasan Empal Suwir Balado • Nasi Putih • Nasi Kuning • Nasi Putih • Nasi Putih • Dori Goreng Tepung • Ayam Kalasan • Empal Suwir • Udang Balado • Capcay • Mie Goreng • Pecel Sambel Kacang • Buncis Putren • Tahu Lada Hitam • Kering Tempe Kacang • Tempe Bacem • Tahu Bumbu Kuning • Saus Sambal • Sambal • Sambal • Sambal Rp 38.000,- Nasi Gudeg Nasi Daging Dendeng Nasi Ayam Keraton Rendang Cabai Hijau Rica-Rica • Nasi Putih • Nasi Putih • Nasi Putih • Nasi Putih • Gudeg Nangka • Daging Rendang • Dendeng Cabai Hijau • Ayam Rica - Rica • Ayam Opor • Gulai Nangka • Kentang Balado • Bihun Goreng Buncis • Telur Pindang • Kering Tempe Kacang • Tumis Kol Toge • Telor Woku • Sambal Goreng Krecek • Telur Balado • Telur Gulai Kuning • Bakwan Jagung • Sambal Bajak • Sambal • Sambal • Sambal Direkomendasikan Takjil A Takjil B • Es Buah • Kurma + Air Mineral gelas • Es Kelapa Muda • Kolak Pisang Ubi • Kolak Biji Salak Gratis Takjil • Bubur Kacang Ijo Pilihan sesuai jadwal Order / Konsultasi: 0877 366 12340 0878 8160 4448 www.kedaikayumanis.id [email protected] Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1441 H Kedai Kayumanis juga menyediakan Private Room (AC) untuk acara eksklusif Anda. Kapasitas 15-20 orang Reservasi tempat dan Informasi dapat menghubungi 021 2128 1234 Shidiq 0878 8000 4838 @kedaikayumanis.
    [Show full text]
  • Chapter I Introduction
    CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 BACKGROUND OF THE STUDY Entrepreneurship is commonly regarded as an important factor which can influence organisational performance. An entrepreneur is one who plays with uncertainty, consumed labour and materials, and sells products afterwards. He is one who assumes risks and likely to adopts innovation. Developing a business is one of the most complex degrees and it includes lots of uncertainties. Successful entrepreneur would have to possess a requisite knowledge, master the requisite skill and choose to work on the tasks for some period at some level of effort. Being the key decision makers, the entrepreneurs have high influence on the formation of business strategy and are responsible to set the roadmap for their firms to move towards the set goals. A successful entrepreneur is defined as an individual withtraits, such as specific knowledge, motives, features, self-images, social roles and abilities, which result in company‘s success. An Entrepreneurial competency is the capability of entrepreneurs to face effectively a critical situation by making sense of environmental constraints and by activating relational and internal specific resources. Entrepreneurial competencies are created the positive impact in the business performance. Competency of entrepreneur acts as the effective tool for predicting the performance of the firms. Without sufficient performance, a business would not be able to survive especially in a competitive environment. The entrepreneur can use attitudes and skills in which it leads to attaining the successful performances of the business. The technical competency of entrepreneur has varied from day to day of which it also leads to produces the effective 1 2 performance.
    [Show full text]
  • Healthy Food Traditions of Asia: Exploratory Case Studies From
    Harmayani et al. Journal of Ethnic Foods (2019) 6:1 Journal of Ethnic Foods https://doi.org/10.1186/s42779-019-0002-x ORIGINALARTICLE Open Access Healthy food traditions of Asia: exploratory case studies from Indonesia, Thailand, Malaysia, and Nepal Eni Harmayani1, Anil Kumar Anal2, Santad Wichienchot3, Rajeev Bhat4, Murdijati Gardjito1, Umar Santoso1, Sunisa Siripongvutikorn5, Jindaporn Puripaatanavong6 and Unnikrishnan Payyappallimana7* Abstract Asia represents rich traditional dietary diversity. The rapid diet transition in the region is leading to a high prevalence of non-communicable diseases. The aim of this exploratory study was to document traditional foods and beverages and associated traditional knowledge that have potential positive health impacts, from selected countries in the region. The study also focused on identifying their importance in the prevention and management of lifestyle-related diseases and nutritional deficiencies as well as for the improvement of the overall health and wellbeing. This was conducted in selected locations in Indonesia, Thailand, Malaysia and Nepal through a qualitative method with a pre-tested documentation format. Through a detailed documentation of their health benefits, the study tries to highlight the significance of traditional foods in public health as well as their relevance to local market economies towards sustainable production and consumption and sustainable community livelihoods. Keywords: Traditional foods, Ethnic recipes, Asian health food traditions, Cultural dietary diversity, Indonesia, Thailand, Malaysia and Nepal Introduction Due to the dynamic adaptations to local biocultural con- Asia represents vast geographic, socioeconomic, bio- texts and refinement over generations through empirical logical, and cultural diversity. This is also reflected in the observations, they assume to have positive health impacts dietary diversity of traditional foods.
    [Show full text]
  • Program Book First Ulicoss November 11Th - 12Th Bandar Lampung, Indonesia
    PROGRAM BOOK FIRST ULICOSS NOVEMBER 11TH - 12TH BANDAR LAMPUNG, INDONESIA The 1st International Conference on Social Sciences “The Future of Global Governance” Proceeding Presented By: Dian Herdiana1, Maulana Mukhlis2, Faizal Madya3 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Cimahi1, Universitas Negeri Lampung2, Universitas Terbuka3 Bandar Lampung 11—12 November 2020 Strengthening the Capacity of Local Government in Tackling Covid-19 Dian Herdiana1, Maulana Mukhlis2, Faizal Madya3 Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Cimahi1, Universitas Negeri Lampung2, Universitas Terbuka3 [email protected], [email protected] , [email protected] Abstract Purpose: The article is intended to analyze more deeply the capacity of local government to tackle Covid-19 and what efforts should be made to strengthen the capacity of local government in tackling Covid-19. Research Methodology: The discussion and analysis use a descriptive method with a qualitative approach, data is obtained through secondary sources consisting of books, journal articles, regulations, web pages, and other relevant documents. Results: The capacity of local government in tackling Covid-19 is faced with five main problems, namely human resources, health facilities, budget, leadership and coordination, law enforcement. Based on these problems, efforts are needed to strengthen the capacity of local government covering four aspects, namely: policy/regulation, human resources, organizational restructuring, and a budget reallocation. Limitations: The problems and efforts
    [Show full text]
  • Download Article
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 259 3rd International Seminar on Tourism (ISOT 2018) The Reinforcement of Women's Role in Baluwarti as Part of Gastronomic Tourism and Cultural Heritage Preservation Erna Sadiarti Budiningtyas Dewi Turgarini Department English Language Catering Industry Management St. Pignatelli English Language Academy Indonesia University of Education Surakarta, Indonesia Bandung, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract—Surakarta has the potential of gastronomic I. INTRODUCTION heritage tourism. The diversity of cuisine becomes the power of Cultural heritage is one of the attractions that is able to Surakarta as a tourist attraction. Municipality of Surakarta stated that their Long Term Development Plan for 2005-2025 will bring tourists. One of the cultural heritage is gastronomic develop cultural heritage tourism and traditional values, tourism, which is related to traditional or local food and historical tourism, shopping and culinary tourism that is part of beverage. Gastronomic tourism is interesting because tourists gastronomic tourism. The study was conducted with the aim to do not only enjoy the traditional or local food and beverage, identifying traditional food in Baluwarti along with its historical, but are expected to get deeper value. They can learn about the tradition, and philosophical values. This area is selected because history and philosophy of the food and beverage that is eaten it is located inside the walls of the second fortress. Other than and drink, the making process, the ingredients, and how to that, it is the closest area to the center of Kasunanan Palace. The process it. If tourism is seen as a threat to the preservation of participation of Baluwarti women in the activity of processing cultural heritage, gastronomic tourism shows that tourism is traditional food has become the part of gastronomic tourism and not a threat to conservation, but can preserve the food and cultural heritage preservation.
    [Show full text]
  • Call 1800 866 697 Pick-Up & Delivery Available 'Eat Like a Masterchef'
    Tommy Smith Cafe menu designed and cooked by MasterChef finalist Ben Ungermann. ‘Eat like a MasterChef’ Menu SIDES CURRIES 1. Nasi – White Rice - $5 12. Gulai Kambing – Lamb Curry 2. Nasi Kuning – Yellow Rice - $7 w/ White Rice & Pickles (National 3. Kroepoek – Prawn Crackers - $3 Dish) - $22 13. Gulai Ikan Karang - Fish Curry APPETISERS w/ White Rice & Pickles - $22 4. Rissoles – Filled Crepe Croquet (2 pieces) - $10 SEAFOOD 5. Sate Ayam – Chicken Skewers w/ 14. Sambal Goreng Udang – Fried Peanut Sauce (6 pieces) - $12 Chilli Prawns w/ White Rice 6. Sate Babi – Pork Skewers w/ Peanut & Pickles - $22 Sauce (6 pieces) - $12 15. Ikan Pecel – Spicy Fish w/ White Rice & Pickles - $22 SALAD 7. Gado Gado – Vegetable Salad w/ MEAT Peanut Sauce (V), (National Dish) - $20 16. Ayam Goreng – Indonesian Fried Chicken w/ White Rice, Pickles & FRIED RICE Sambal (National Dish) - $22 8. Nasi Goreng – Fried Rice (V), 17. Rendang – Spicy Beef w/ White (National Dish) - $15 Rice & Pickles (National Dish) - $22 9. Prawn Nasi Goreng – Prawn Fried 18. Babi Kecap – Sweet Soy Pork w/ Rice - $18 White Rice, Pickles & Sambal - $22 10. Nasi Goreng Ikan. Asin – Salty Fish Fried Rice - $16 NOODLES 11. Nasi Goreng Ayam – Chicken Fried 19. Mie Goreng – Fried Noodles (V), Rice - $18 (National Dish) - $18 20. Bakso – Indonesian Meatball Call 1800 866 697 Noodle Soup - $20 Pick-Up & Delivery Available 21. Mie Ayam – Indonesian Chicken Delivery $10 (Minimum Order $30) Noodle Soup - $20 ‘Eat like a MasterChef’ Menu KIDS MENU 22. Sate Ayam – Chicken Skewers w/ White Rice, Pickles & Peanut Sauce - $12 23. Sate Babi – Pork Skewers w/ White Rice, Pickles & Peanut Sauce - $12 24.
    [Show full text]
  • Perancangan Desain Kemasan Sambal Pecel “Bumbu Ndeso“ Blitar
    PERANCANGAN DESAIN KEMASAN SAMBAL PECEL “BUMBU NDESO“ BLITAR Yogi Christianto Indrajaya Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, E-mail: [email protected] Abstrak Sambal pecel merupakan salah satu dari variasi sambal yang ada di Indonesia, sambal pecel merupakan pendamping makanan yang dapat divariasikan dengan berbagai jenis lauk maupun camilan, hal ini merupakan sebuah nilai tambah dari keberagaman kuliner Nusantara. Sambal pecel terbuat dari olahan kacang tanah, cabai, gula, garam, bawang, daun jeruk dan buah asam. Salah satu produsen sambal pecel adalah Ibu Liliek Soetiasih dengan merek dagang Bumbu Ndeso, namun dengan adanya kendala pada kemasan yang mudah bocor dan juga kemasan yang kurang menarik, produk ini kurang dapat bersaing dengan produk serupa dari kompetitor. Melalui perancangan ini, ingin membuat kemasan Bumbu Ndeso ini dapat memenuhi fungsi-fungsi dalam pengemasan dan juga meningkatkan brand image. Dan diharapkan produk ini mampu bersaing dengan kompetitor dan juga menarik lagi calon konsumen dari berbagai kalangan untuk dapat merasakan produk sambal pecel ini. Kata kunci: Perancangan, Kemasan, Sambal Pecel, Blitar Abstract Sambal pecel is the one of the various cindiment in Indonesia, sambal pecel is a complementary food which can be varied with different kinds of side dish or snack, it’s an added value of the culinary diversity of the Indonesian Archipelago. Sambal pecel made from process of the peanuts, chilies, sugar, salt, garlic, lime leaves and tamarinds. One of the sambal pecel producer is Ms. Liliek Soetiasih who has trademark of Bumbu Ndeso, but with the constraints on the packaging that is easy to leak and also packs less attractive, These products are less able to compete with similar products from competitors.
    [Show full text]
  • BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sambal Sering Dianggap
    BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sambal sering dianggap sebagai bahan makanan pendamping yang mampu melengkapi cita rasa makanan utama di Indonesia. Itulah sebabnya masyarakat belum merasa puas apabila tidak terdapat sambal dalam sajian makanan sehari-hari. Tingginya permintaan sambal membuat banyak rumah makan berlomba-lomba dalam menciptakan inovasi terbaru mengenai cita rasa sambal. Mulai dari sambal berdasarkan campuran bahan yang beraneka ragam hingga sambal berdasarkan tingkat kepedasan. Salah satu jenis sambal yang cukup populer di Indonesia yaitu sambal pecel atau bumbu pecel. Sambal dengan bahan utama kacang tanah ini awalnya merupakan pendamping makanan tradisional pecel. Makanan tradisional yang dimaksudkan adalah makanan yang diolah dari bahan baku lokal dan biasa dikonsumsi masyarakat sekitar. Pecel adalah makanan tradisional Indonesia yang terbuat dari rebusan sayuran yang dihidangkan dengan disiram sambal kacang. Sambal kacang yang dimaksud dalam pengertian ini lah yang biasa disebut sambal pecel. Karena memiliki cita rasa yang nikmat, saat ini sambal pecel sudah mulai tersohor hingga daerah-daerah lain di Indonesia. Sambal pecel merupakan sambal yang terbuat dari campuran cabai, gula merah, dan kacang tanah sebagai bahan utamanya. Salah satu yang khas dari sambal ini yaitu 2 aroma daun jeruk yang segar dan cita rasa unik kencur. Sambal pecel pada awalnya hanya digunakan untuk pelengkap nasi pecel. Pada perkembangannya, penggunaan sambal pecel meluas dan digunakan pula untuk campuran makanan lainnya seperti siomai, sate, atau sekedar untuk sambal pelengkap pada makanan ringan seperti gorengan dan krupuk. Tidak hanya terbatas pada makanan tradisional, sambal pecel juga sering digunakan untuk campuran salad. Sekarang ini sambal pecel dipasarkan dalam bentuk padatan. Konsumen masih harus menghancurkan dan menambahkan air panas sebelum menggunakannya.
    [Show full text]