Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija

Rony Jurusan Desain, Politeknik Negeri Samarinda Jl. Ciptomangunkusumo, Kampus Gunung Lipan, Samarinda 75121 Telp. 085246870382, E-mail: [email protected] Volume 1 Nomor 2, Oktober 2014: 121-134 ABSTRAK

Masjid Kristal Khadija (MKK) adalah sebuah masjid yang berada di kompleks Yayasan Budi Mulia Dua di Yogyakarta. Masjid ini memiliki keunikan pada arsi- tektur dan desain interiornya. MKK sebagai karya seni akan dikaji dengan metode ikonografi. Metode ini adalah suatu studi untuk mengungkapkan makna dari suatu karya seni dengan tahapan-tahapan, yakni deskripsi praikonografi, analisis ikono- grafi, dan interpretasi ikonologi. Ketiga proses tahap kajian tersebut bersifatprereq - uisite atau prasyarat dari tahapan satu ke tahapan selanjutnya. Hasil penelitian pada tahap deskripsi praikonografi bahwa wujud arsitektur dan interior MKK memiliki ciri-ciri masjid bergaya Persia, tetapi masjid ini bukan termasuk tipe hipostyle karena bangunan masjid yang berdiri sendiri dan tidak dilengkapi riwaqs. Analisis ikono- grafi menghasilkan makna yang ditunjukkan oleh tema feminin dengan konsep ma- terial kaca cermin yang diasosiasikan aktivitas kaum wanita, yakni bersolek. Inter- pretasi ikonologi dihasilkan makna secara simbolis bahwa MKK merepresentasikan ide dan gagasan tokoh dibaliknya. Penafsiran makna ini dapat menambah muatan filosofi MKK sebagai ikon kebanggaan Yayasan Budi Mulia Dua.

Kata kunci: arsitektur, interior, Masjid Kristal Khadija, ikonografi

ABSTRACT

The Iconographic on the Architecture and Interior of Masjid Kristal Khadija Yogyakarta. The Masjid Kristal Khadija is a mosque located in a high school complex under the auspices of the Budi Mulia Dua in Yogyakarta. This mosque is unique in its architecture and interior design. The mosque as a work of art is analyzed by the method of iconography. This method is a study to reveal the meaning of a work of art with the stages namely; pre-iconographical description, iconographical analysis, and iconological interpretation. There is a prerequisite relationship among those stages, meaning that the first stage has to be conducted before the second and the second has to be completed before the last one. The result of the pre-iconographical description stage shows that the architecture and interior of Kristal Khadija is characterized by the Persian style mosque, yet it is not a hypostyle mosque as it is a stand-alone mosque without riwaqs. The iconographical analysis of the mosque indicates that it was built under the feminine theme shown by the use of mirror glass as its material concept that is associated with women’s activity, i.e. dressing up. The iconological interpretation generates a symbolic meaning that Masjid Kristal Khadija represents the ideas of the figures behind it. The interpretation of its meaning may add philosophical values to this mosque as an icon of Budi Mulia Dua Foundation pride.

Keywords: architecture, interior of mosque, Masjid Kristal Khadija, iconographic study

121 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija

Pendahuluan MKK yang baru diresmikan pada tanggal 4 Mei 2013 lalu menjadi ikon penting bagi Masjid merupakan simbol budaya Islam dan Yayasan Budi Mulia Dua. Acara peresmian banyak juga wadah untuk bersosialisasi bagi umat Islam, dihadiri oleh berbagai kalangan termasuk para seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, bahwa pejabat penting dan tokoh masyarakat lainnya. beliau menjadikan masjid sebagai basis dakwah Dibangunnya MKK ini tidak lepas dari perjalanan serta interaksi sosial beliau terhadap umat Islam eksistensi yayasan yang memfokuskan diri pada yang menerima ajarannya. Dalam sejarah Islam pembinaan pribadi manusia melalui pendidikan masjid banyak dibangun dalam bentuk dan (http://budimuliadua.com, 2014). rupa yang artistik. Titik puncak kejayaan Islam MKK memiliki keunikan dan karakteristik yang diperlihatkan dari segi karya arsitekturnya yang berbeda dengan masjid sebelumnya di setelah Rasulullah SAW wafat adalah pada masa Yogyakarta. Secara keseluruhan bentuk masjid pemerintahan kekhalifahan Abbasiyah pada masa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masjid pada 737-961M (Ansary, 2012: 146-161). umumnya. Yang membuat unik adalah ornamen- Masjid Kristal Khadija (MKK) yang dibangun ornamen kristal yang diaplikasikan pada bagian di kompleks sekolah SMP-SMA Internasional struktur ruangan masjid dan memiliki nilai artistik Budi Mulia Dua Panjen Yogyakatra yang terlihat yang tinggi. Ornamen kristal sangat mendominasi anggun dan indah dengan desain fasade yang pada langit-langit serambi masjid dan area salat dihiasi beragam pernik-pernik kristal (kaca). Ide (liwan). Jendela-jendela di bagian atas dinding pembangunan masjid ini pertama kali dicetuskan yang berfungsi sebagai tempat memasukkan oleh Ibu Hj. Kusnasriyati Sri Rahayu Amien Rais cahaya dihiasi dengan kaca patri warna-warni yang (Bu Amien), yang kemudian kini menjadi hasil bermotif wajik dan tumbuh-tumbuhan. karya seni arsitektur tinggi karena membutuhkan Wujud fisik bangunan yang berhiaskan keterampilan tersendiri ketika memasang kristal- dengan kristal dan berbagai ornamen yang unik kristal dan marmer di berbagai bagian bangunan pada bangunan MKK ini tentunya memiliki makna masjid (Elisa, 2009). baik hubungannya dengan yayasan maupun dengan masyarakat sekitar, maka diyakini cukup relevan jika menggunakan pendekatan ikonografis untuk mengungkap makna-makna tersebut. Karakter dan keunikan arsitektur masjid ini merupakan sebuah gagasan yang terinspirasi dari sosok isteri pertama Rasulullah SAW, dengan kemuliaan akhlak

Gambar 2. Interior Liwan dengan Mihrab dan Mimbar Gambar 1. Masjid Kristal Khadija Yogyakarta. di dalam Masjid Kristal Khadija Yogyakarta. (Sumber: (Sumber: Dokumentasi Rony, Februari 2014) Dokumentasi Rony, Februari 2014)

122 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014 dan sosok pribadi beliau. Simbol dan ikon yang Fawwarah, tempat untuk berwudlu, (6) Menara dimunculkan memiliki keunikan serta karakteristik atau minaret, (7) Qubhat atau kubah, (8) Pintu yang dirasakan mengandung nilai-nilai filosofi yang masuk masjid, (9) Teras atau serambi, (10) Dikke mendalam. Melalui simbol dan ikon masjid kristal atau tempat wakil imam (bilal). Kubah masjid ada ini, penggagasnya serasa ingin menyampaikan yang menganggap bukan elemen asli dari arsitektur pesan-pesan moral bagi generasi penerus, terutama masjid karena elemen arsitektur ini sudah ada bagi masyarakat sekolah yang ada di sekitar. sebelum Islam, namun secara regional kubah ini Berdasarkan uraian yang dikemukan di atas, selalu dikembangkan dan sering digunakan pada MKK dibangun bukan bertujuan hanya untuk arsitektur masjid (Sumalyo, 2000: 658-660 dan menunjukkan kemegahannya yang menyilaukan Sopandi, 2013: 146). mata, melainkan berusaha untuk menyampaikan Hubungan desain interior dengan arsitektur pesan-pesan moral yang penting bagi kehidupan begitu erat dan tidak terbantahkan. Sebuah umat manusia terutama umat Islam. Berpegang bangunan dirancang mengikuti ruang dalam yang pada pendekatan Erwin Panofsky melalui kajian sejalan dengan bentuk tampilan eksteriornya (Pile, ikonografi dan makna dapatlah dirumuskan 1988: 389). Berkenaan dengan hal tersebut desain permasalahan yang akan diangkat pada penelitian interior dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini, sebagai berikut: (1) Apa makna primer (makna sebuah fungsi bangunan yang terlihat dari luarnya. faktual dan makna ekspresional) yang terdapat Sebagaimana yang diungkapkan oleh Francis DK. pada arsitektur dan interior MKK Yogyakarta?, (2) Ching (1996: 46) bahwa desain interior yang Apa makna konvensional terkait tema dan konsep disusun secara teratur bagian demi bagiannya yang terdapat pada arsitektur dan interior MKK menjadi satu tatanan yang utuh dengan maksud Yogyakarta?, (3) Apa makna intrinsik yang ingin dan tujuan tertentu. Elemen-elemen yang dipilih disampaikan dari arsitektur dan interior MKK ditata menjadi pola tiga dimensi sesuai dengan Yogyakarta? garis-garis besar fungsi, estetika dan perilaku Teori pokok sering diakui sebagai pisau bedah penggunanya. Elemen-elemen interior tersebut di untuk mengurai dan mendekati objek yang diteliti antaranya lantai, penutup lantai, dinding, langit- dalam upaya mengungkapkan permasalahan yang langit, jendela, pintu, tangga, perapian, perabot dianggap sebagai penyelesaiannya. Dalam hal ini ruang, peralatan lampu, dan aksesoris ruangan digunakan pendekatan ikonografi dan ikonologi (Ching, 1996:160-276). Dalam hal ini elemen- dari Erwin Panofsky (1955). Berikut kerangka teori elemen interior akan menjadi bagian penting dalam yang digunakan dalam penelitian ini. kajian ikonografi pada sebuah interior masjid. Erwin Panofsky (1955) menjelaskan bahwa Unsur-unsur dari arsitektur dan desain interior untuk memahami dan mengkaji makna suatu karya masjid tersebut akan dikaji dengan ikonografi dan seni, tidak terlepas dari tiga tahapan atau tingkatan ikonologi yang diperkenalkan oleh Erwin Panofsky yang harus dikaji. Arsitektur masjid merupakan (1955), guna memahami dan mengkaji makna salah satu karya seni rupa yang memiliki peranan yang tersimpan di dalamnya. Dengan tiga tahapan penting dalam perkembangan kesenian Islam yang perlu dikaji, yakni tahap yang pertama (Situmorang, 1993: 20). Arsitektur kadang dikenal adalah deskrpisi praikonografi pre( iconographical sebagai dasar dari seni rupa “The mother of the art”. description), tahap yang kedua adalah analisis Keunikan arsitektur di antara karya seni adalah ikonografis iconographical( analysis), dan tahap yang dalam pemenuhan praktis untuk kebutuhan ketiga adalah interpretasi ikonologis (iconological pokok, dengan peranannya sebagai seni yang nyaris interpretation) (Panofsky, 1955: 26-40). Ketiga tak diduga oleh produk yang dihasilkannya (Pile, tahap tersebut memiliki hubungan prerequisite 1988: 389). Menurut Situmorang (1993: 24-27), atau prasyarat dari tahapan satu dengan tahapan bagian-bagian atau elemen arsitektur masjid yang berikutnya. Perangkat dan tahapan-tahapan kajian menarik untuk dikaji lebih lanjut meliputi; (1) ikonografi dan ikonologi tersebut terangkum dalam Mihrab, (2) Mimbar, (3) Liwan, (4) Sahn, (5) tabel 1.

123 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija

No. Objek Interpretasi Aksi Interpretasi

Pokok bahasan primer atau alami (A) faktual, Deskripsi praikonografi (analisis pseudofor- I. (B) ekspresional, menyusun dunia motif artistik. mal) Pokok bahasan sekunder atau konvensional, II. Analisis ikonografis menyusun dunia gambar, cerita, dan alegori. Makna intrinsik atau isi, menyusun dunia nilai III. Interpretasi ikonologis “simbolis” Tabel 1. Objek dan Aksi Interpretasi. (Sumber: Panofsky, 1955)

Alat Interpretasi Prinsip Korektif dari Interpretasi (Sejarah Tradisi)

Pengalaman praktis (rasa familier Sejarah seni (pandangan ke dalam cara di mana, menurut kondisi dengan objek dan peristiwa) sejarah yang bervariasi, objek dan peristiwa dinyatakan alam bentuk

Pengetahuan tentang sumber literal Sejarah tipe/jenis (pandangan terhadap cara di mana, di bawah (rasa familier dengan tema dan kondisi sejarah yang bervariasi, tema dan konsep khusus dinyatakan konsep khusus) melalui objek dan peristiwa)

Intuisi sintetis (rasa familier dengan Sejarah gejala kultural (pandangan ke dalam cara di mana di bawah tendensi esensial dari pikiran ma- kondisi sejarah yang bervariasi, tendensi umum dan esensial dari nusia); dikondisikan oleh psikologi pikiran manusia dinyatakan melalui tema dan konsep khusus) personal dan “weltanschauung” Tabel 2. Alat dan Prinsip Korektif dari Interpretasi. (Sumber: Panofsky, 1955)

Panofsky (1955: 41) juga merumuskan ke- prinsip korektif interpretasi melalui sejarah gaya- rangka konfirmasi yang dapat menjadi prinsip gaya masjid. Konsep gaya merupakan bagian yang korektif dari setiap fase analisis guna mempertajam tidak dapat dihindari dalam kajian seni sehingga analisis dari masing-masing tahapan tersebut, memerlukan teori pendukung tentang gaya. Dalam seperti yang dipaparkan dalam tabel 2. mendeskripsikan konfirmasi sejarah gaya masjid Pada tahap praikonografi berisi respons awal ini akan digunakan pendekatan perspektif gaya pada aspek tekstual yang berada dalam batasan motif masjid (Situmorang, 1993) dan arsitektur masjid artistik. Motif artistik merupakan ungkapan yang (Sumalyo, 2000). tersusun dari pokok bahasan primer atau alami, yang Dalam proses analisis tahap kedua, yaitu dibagi ke dalam faktual dan ekspresional. Makna analisis ikonografi merupakan tahap untuk faktual diperoleh melalui identifikasi bentuk yang mengidentifikasi makna sekunder. Proses ini tampak pada objek maupun perubahannya melalui merupakan kelanjutan pembacaan arti dari aspek- aksi dan peristiwa tertentu. Makna ekspresional aspek tekstual sebelumnya yang melalui tahap ini dipahami dengan cara mengungkap empati dari dihubungkan dengan tema dan konsep. Untuk kemampuan mengamati kebiasaan dan rasa familier melihat itu, diperlukan pengamatan dengan melihat terhadap objek dan peristiwa. Mengidentifikasi hubungan bentuk elemen-elemen interior dan hubungan antara bentuk-bentuk dan peristiwa- tema serta konsepnya dalam kebiasaan pengalaman peristiwa dapat menjadikan kualitas ekspresional praktis. Lebih dari itu, diperlukan kebiasaan sebagai karakter atau bahasa tubuh objek (Panofsky, pengalaman melihat hubungan konsep dan tema 1955: 33-34). dari karya seni yang diperoleh dari berbagai imaji, Dalam upaya untuk mempertajam deskripsi sumber literer, dan alegori (Panofsky, 1955:35). tekstual ini diperlukan kerangka konfirmasi dengan Ketajaman analisis ikonografi ini dapat

124 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014 dicapai melalui kerangka konfirmasi dengan yang menarik untuk diteliti serta satu sama lainnya prinsip korektif interpretasi sejarah tipe. Sejarah membentuk interpretasi yang akan diungkapkan tipe merupakan kondisi-kondisi sejarah yang dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan dari memengaruhi tentang konvensi suatu tema atau metode ikonografi dari Erwin Panofsky. konsep yang diekspresikan dalam objek-objek dan peristiwa spesifik dan berlaku pada suatu masa dan Deskripsi Pra Ikonografi wilayah (Panofsky, 1955: 40). Dalam hal ini sejarah Deskripsi praikonografi merupakan bahasan tipe arsitektur dan interior MKK akan ditinjau primer yang mengungkapkan makna faktual dan tipe-tipe yang berkembang dalam rentang masa ekspresional dari aspek tekstual objek yang dikaji. yang sejajar dari berbagai wilayah. Pembahasan tahap praikonografi ini berisi tang- Tahap ketiga adalah tahap interpretasi gapan awal pada aspek tekstual yang ada dalam ikonologis, merupakan tahapan yang paling batasan motif artistik. Motif artistik merupakan esensial untuk memahami makna intrinsik atau isi makna primer yang terbentuk dari makna faktual dari sebuah karya seni. Setelah melalui pemahaman dan ekspresional. Makna faktual dipahami dengan lewat deskripsi praikonografi dan analisis ikonografi, mengidentifikasi bentuk yang tampak pada objek. maka dalam tahap ini diperlukan kemampuan Identifikasi dapat dilakukan dengan mengamati mental yang disebut dengan intuisi sintesis dalam konfigurasi unsur-unsur bentuk murni atau memb- memahami simbol. Intuisi sintesis menyangkut aca yang tampak seperti garis, bentuk, warna, mate- tendensi esensial pemikiran psikologi personal rial dan teknik, dan objek-objek representasi alami dan weltanschauung (pandangan hidup) pencipta seperti manusia, binatang, tumbuhan, dan benda karya (Panofsky, 1955:41). Pemahaman mengenai peralatan. Adapun makna ekspresional dipahami makna intrinsik yang terdapat dalam sebuah objek dengan cara mengungkap empati dari kemampuan diperoleh dengan mengungkapkan prinsip-prinsip mengamati kebiasaan dan rasa familier terhadap dasar yang kemudian dapat menunjukkan perilaku objek dan peristiwa. Mengidentifikasi hubungan sikap dasar dari sebuah bangsa, kurun waktu, strata antara bentuk-bentuk dan peristiwa-peristiwa dapat sosial, ajakan religious, atau filosofis tertentu. menjadikan kualitas ekspresional sebagai karakter Dalam mencapai ketajaman interpretasi atau bahasa tubuh objek (Panofsky, 1955: 33-34). ikonologis ini, kerangka konfirmasi dengan Identifikasi objek yang berupa deskripsi prinsip korektif interpretasi sejarah kebudayaan tekstual ini akan didukung kerangka konfirmasi yang membentuk simbol-simbol tersebut sangat untuk mempertajam tahapan analisis ini dengan diperlukan. Oleh karena itu, perlu ditinjau melalui prinsip korektif interpretasi melalui sejarah gaya. berbagai simtom atau gejala yang ada di sekitar Sejarah gaya akan dikonfirmasi dengan melihat objek maupun penciptanya, yang merujuk pada sejarah gaya-gaya perkembangan masjid dengan psikologi dan pandangan hidup masyarakat melihat dari hasil identifikasi dari makna faktual penyangganya (Panofsky, 1955: 41). dan ekspresional yang dilakukan sebelumnya. MKK memiliki mihrab yang cukup unik Pembahasan dengan luas ruangnya mencapai 12.15m2. Mih- rab diapit dua ruang, yakni sebelah kanan (utara) Pembahasan dalam penelitian ini elemen ruang persiapan imam/khotib, sedangkan sebelah arstitektur dan interior masjid dibatasi pada bagian- kiri (selatan) ruang sound system. Lantai pada ru- bagian utama pada Masjid Kristal Khadija, yaitu: ang mihrab menyatu dengan lantai liwan/ruang (1) Mihrab, (2) Mimbar, (3) Liwan atau ruang salat, bahan lantai yang berwarna putih terbuat dari shalat, (4) Menara atau minaret, (5) Qubhat atau marmer prada-white, tanpa menggunakan penutup kubah, (6) Pintu masuk masjid dan ruang Iwan, lantai sajadah khusus untuk imam. Dinding pada dan (7) Teras atau serambi serta ditambah (8) ruang mihrab dilapisi tile marmer berwarna white- Fawwarah, pancaran air atau kolam air. Keberadaan marble dengan motif natural, bahan yang sama bagian-bagian ini memiliki peranan dan ciri khas untuk melapisi dinding pada ruang liwan. Langit-

125 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija Iwan Gerbang 6a. Pintu Masuk/ 6a. Pintu Iwan 6b. R. /Kolam Air Mancur /Kolam Fawwarah 8. Liwan 3. R. 7b. Serambi Utara 7b. Serambi 4. MInaret 7a. Serambi Selatan 7a. Serambi 5. Kubah 2. Mimbar Mihrab 1.

Gambar 3. Bagian-bagian Masjid yang akan dianalisis. (Sumber: Di olah oleh Rony, 2014)

126 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014 langit mihrab dihiasi ornamen muqarnash kristal kaligrafi selain yang terdapat di ceruk kubah utama, kaca yang menyatu dengan langit-langit yang ada bagian dinding utara dan selatan serta mezzanine di sisi selatan dan utara ruang. (timur) juga terdapat 15 ornamen kaligrafi yang Mimbar yang ada dalam MKK memiliki diambil dari ayat-ayat Alquran, di antaranya; bentuk yang cukup sederhana, yakni berupa Q.S Al Maa’idah:3, Q.S. Al An’am:162 & 163, podium terbuat dari kayu dan dilengkapi alat Q.S. Al Ankabut:69, Q.S. At Thalaq:7, Q.S. Al pengeras suara (mikrofon). Mimbar ini terlihat Baqarah:152 & 153, Q.S. Ali Imron:139, Q.S. dibuat cukup ramping dengan kaki mimbar Al Furqaan:67, Q.S. Ash Shaff:4, Q.S. Ibrahim:7. berupa tumpukan papan yang dibentuk persegi, Ayat-ayat Al Qur’an tersebut dipilihkan oleh badan mimbar yang menyangga meja dibentuk bpak Prof. Dr. Amien Rais yang dimaksudkan melengkung ke dalam. Mimbar ini di-finishing menyampaikan pesan agama (tausiyah) tentang dengan tetap memperlihatkan serat-serta kayunya. dalil-dalil Islam dan bagaimana cara sikap hidup Liwan pada MKK berupa ruangan persegi seorang muslimin sebenarnya. empat dengan luas lantai 156.25m2. Lantai ruang Serambi MKK terletak di sebelah utara liwan ini berwarna putih dari bahan marmer, yakni dan selatan dari ruang utama salat/liwan. Lantai marmer prada-white dengan ukuran 80x80cm. mezzanine yang menjadi lantai kedua dalam area Bagian belakang dan samping utara ruang liwan masjid juga berfungsi sebagai serambi masjid. ini ditambahkan lantai mezzanine yang berfungsi Ruang serambi masjid ini menyatu dengan ruang untuk menambah kapasitas daya tampung masjid. iwan yang berada di depan (timur). Terdapat banyak Seluruh bagian dinding ruang liwan ini dilapisi tile ornamen muqarnash yang menghiasi ruang serambi marmer yang berwarna white-marble yang sama ini dan bahkan dapat dikatakan seluruh langit- dengan dinding ruang mihrab. Langit-langit liwan langit serambi ini dihiasi dengan kristal kaca. Tiap terdapat ceruk kubah utama yang berdiameter antara kolom-kolom dinding serambi dan dinding dalam 7meter, bagian lis bawah berhiaskan kaligrafi liwan dilengkapi ornamen muqarnash kristal kaca Al Qur’an Surah An Nur ayat 35: dengan satu titik lampu kristal. Lantai serambi berupa marmer putih memiliki elevasi penurunan “Allah pemberi cahaya kepada langit dan dari ruang utama sholat setinggi 2cm. Tiap kolom- bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang kolom serambi ditutup dengan marmer hijau dan di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di marble putih. dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bin- Pintu gerbang masuk MKK berbentuk tang yang bercahaya seperti mutiara, yang tembok kaca persegi yang dibingkai konstruksi dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun beton dengan dilapisi marmer putih berukuran yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu tinggi 9 meter. Pada sisi kiri dan kanan tembok ini dan tidak pula di sebelah baratnya, yang terdapat tembok yang berupa sayap dengan bentuk minyaknya saja hampir-hampir menerangi, secara presisi memiliki karakter yang sama. Pada walau tidak disentuh api. Cahaya di atas tembok pintu gerbang terdapat menara dengan cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing ujung bentuk kubah yang menyatu konstruksi kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehen- iwan sehingga terlihat kecil dan menyerupai daki, dan Allah memperbuat perumpamaan- tanduk karena terletak pada masing-masing ujung perumpamaan bagi manusia, dan Allah atas dinding iwan. Pintu kaca patri dari gerbang Maha Mengetahui segala sesuatu”.(QS.An iwan ini berupa pelengkung patah yang dibingkai Nur [24]:35) dinding kaca persegi yang diberi ornamen 2D dan Langit-langit ruang liwan dilapisi plafon 3D dengan motif geometris. Bagian dalam gerbang yang dicat dengan motif geometris permainan iwan terdapat tiga pintu pelengkung yang terletak garis yang membentuk belah ketupat dengan dicat di tengah-tengah antara gerbang iwan dengan berwarna muda/krem (kuning, hijau dan biru). serambi depan (timur ruang liwan). Pada lantai Ruangan liwan ini banyak sekali terdapat hiasan ruang iwan yang berbahan sama dengan serambi

127 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija terdapat dihias denga ornamin permainan pola- serta kubah masjid yang berbentuk pelengkung pola lantai yang berbentuk geometris. Bagian patah merupakan salah satu ciri khas yang sering dinding dalam gerbang iwan dihias ornamen kaca dijumpai pada arsitektur Persian Style. Kolam air kristal hingga bagian langit-langit. mancur (fawwarah) yang lazim dijumpai pada MKK sebenarnya dibangun tanpa minaret bangunan masjid tipe hipostyle dikembangkan pada yang terpisah. Minaret yang dimiliki masjid masa bani Seljuk (abad XI) merupakan ciri khas kristal ini hanya terdapat pada ujung dinding yang tak pernah lepas dengan masjid bergaya Persia. gerbang iwan masjid dengan ukuran yang tidak Mimbar masjid yang bentuknya diidentifikasi terlalu tinggi dan kecil sehingga sepintas tampak bukan sebagai salah satu ciri masjid Persia tidak menyerupai tanduk. mengurangi kesan keseluruhan gaya arsitektur Kubah pada MKK ada dua buah kubah, yakni masjid ini. Masjid ini bukan termasuk tipe hipostyle (1) kubah utama yang terletak di atas ruang liwan karena bentuk bangunan yang berdiri sendiri serta dan (2) kubah kedua terletak di atas ruang iwan tidak memiliki riwaqs/selasar yang mengelilingi yang berbentuk setengah kubah atau ¼ lingkaran. shaan sebagai bagian dari bangunan masjid. Kubah utama MKK ini berwarna hijau kebiruan Sebagai upaya untuk mencapai ketajaman yang di bagian bawahnya terdapat ornamen lis deskripsi tekstual ini diperlukan kerangka berwarna kuning dari plat enamel yang sama. konfirmasi dengan prinsip korektif interpretasi Fawwarah atau kolam air mancur di depan sejarah gaya. Berdasarkan analisis makna faktual dan MKK bukan sebagai tempat berwudhu, melainkan ekspresional bagian-bagian dari MKK yang telah lebih berfungsi sebagai penghias (fungsi estetik) dan diuraikan di atas bahwa diidentifikasi memiliki memberikan kesejukan pada area taman. Kolam air kecenderungan gaya masjid yang bermazhab Persia mancur terdapat 17 (tujuh belas) titik air mancur – Sasanide (Persian Style). Beberapa ahli sejarah pada titik yang di tengah dihias undakan dengan mencatat dengan panjangnya masa pemerintahan lima tingkat yang bila dilihat dari atas berbentuk dan kekuasaan dinasti yang berkuasa di wilayah persegi delapan. Persegi delapan ini kombinasi dari Iran pada waktu itu memberi pengaruh terhadap dua buah bentuk persegi empat. perkembangan budaya dan ilmu pengetahuannya, Ornamen kristal kaca pada langit-langit ruang seperti pada masa Sultan Malik Syah (1072-1092 mihrab, ruang serambi, dan ruang iwan yang M) yang merupakan sultan dari Bani Seljuk telah merupakan pengembangan bentuk muqarnash menaruh perhatiannya pada upaya menghidupkan pada arsitektur masjid bergaya Persia. Ornamen api ijtihad dalam dunia Islam. Pada masa beliau muqarnash kristal kaca membuat ruang serambi ini banyak mendirikan madrasah-madrasah dan ruang iwan akan memencarkan cahaya lampu Nizamiyah dan dan Hanafiah, pada masa ini pula ke segala arah. Hal ini mengekspresikan ruang muncullah Imam Ghazali seorang filsuf yang ragawi yang selalu memperlihatkan kenikmatan terkenal (Wiryoprawiro, 1986: 84). dunia yang pancarannya tidak terarah dan akan Menurut Sumalyo (2000: 114-172) selalu menyilaukan manusia. Kesan sakral dan perkembangan gaya masjid aliran Persia ini seolah keilahian yang muncul pada ruang liwan didukung menunjukkan betapa ilmu pengetahuan dan dengan ornamen kaligrafi dari ayat-ayat Al Qur’an teknologi berkembang pesat pada masa itu. Hal yang bermakna tentang kebesaran dan keagungan ini dapat dilihat dengan kemampuan menghiasi Allah SWT serta perintah dan larangan yang harus masjid dengan berbagai dekorasi muqarnash dipatuhi oleh manusia sebagai hamba-Nya. yang demikian rumit. Kondisi alam Persia yang Secara keseluruhan identifikasi dari bagian- cukup tandus malah menghasilkan banyak batu bagian masjid di atas memiliki ciri-ciri gaya Persia. marmer, basalt, dan granit, beberapa wilayah juga Dominasi ornamen kristal kaca dengan bentuk menghasilkan batu bata, keramik dan terakota. muqarnash pada langit-langit ruang mihrab, ruang Stuco dan batu glazir juga dikembangkan pada serambi, dan ruang iwan. Bentuk pelengkung masa ini sehingga menghasilkan karya yang bernilai pada pintu, jendela, pilar-pilar di ruang iwan seni tinggi.

128 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014

Hampir setiap masjid-masjid besar yang tema serta konsepnya dalam pengalaman praktis. dibangun di Iran selalu dilengkapi dengan Selain itu, juga diperlukan kebiasaan pengalaman madrasah-madrasah ilmu, yang sangat didukung mengamati hubungan konsep dan tema dari karya oleh kepala pemerintahan pada masa itu. Selain seni yang didapat dari berbagai imaji, sumber membangun masjid, bangsa Iran juga banyak literatur, dan alegori (Panofsky, 1955: 35). mendirikan Turbah (makam) yang indah-indah Identifikasi pertama dari arsitektur dan interi- untuk mengenang dan menghormati tokoh agama or MKK adalah material yang dominan digunakan- terutama kalangan imam yang dihormati dalam nya, yakni kaca dan cermin. Material kaca banyak Islam aliran Syi’ah; seperti Turbah Syeik Sayifus digunakan sebagai penutup jendela dan pintu mas- di Ardabil, makam Sayidah Maksumah di Qum, jid. Material cermin digunakan sebagai penyusun makam Imam Riza di Mashhad dan beberapa tokoh ornamen muqarnash yang dikembangkan oleh tim lainnya (Sumalyo, 2000; Wiryoprawiro, 1986). pembangunan Masjid Kristal Khadija. Muqarnash Membangun turbah/makam ini juga meme- yang dibuat banyak menghiasi langit-langit interior ngaruhi bangsa-bangsa Islam lainnya terutama masjid terutama di ruang iwan dan serambi mas- kerajaan Islam dinasti Mughal di India, seperti yang jid. Termasuk lampu-lampu yang menghias juga dilakukan Syah Jehan (1628-1658 M) membangun merupakan lampu kristal yang dibuat khusus untuk makam Taj Mahal di Agra untuk mengenang penerangan interior masjid yang dapat memancar- salah satu isterinya yang sangat dicintainya yaitu kan cahaya warna-warni. Cermin pada umumnya Arjumand Banu Bagam atau lebih dikenal Mumtaz merupakan salah satu perangkat yang sering di- Mahal. Makam Taj Mahal diapit dua bangunan gunakan wanita untuk berhias. Dengan konsep yang berfungsi berbeda, yakni masjid di sebelah kiri banyaknya cermin yang digunakan menunjukkan dan guest house sebelah kanan. Secara garis besar bahwa karakter material cermin yang merupakan kompleks Taj Mahal memiliki ciri-ciri bangunan salah satu “perangkat” yang digunakan dalam ak- masjid di Persia terutama gerbang iwan dan tivitas wanita untuk bersolek, maka dari itu masjid kubahnya yang telah dikembangkan (Sumalyo, ini cenderung bertemakan feminin. 2000: 399-400). Tema yang ingin diungkapkan dari MKK Kebijakan penguasa menjadi faktor utama, adalah tema feminin yang dipahami sebagai misal pada masa dinasti Saffaviyah yang menetap- hadirnya sosok seorang wanita yang mendominasi kan kota Isfahan sebagai pusat pendidikan pada keberadaannya dalam hal memengaruhi lingkungan masa itu, membuat sistem politik yang kuat akan sekitar kehidupannya. Dominasi adalah kekuatan berdampak pada sistem pertahanan dan ekonomi dari satu kelompok atau individu terhadap yang stabil seperti yang dilakukan Syah Abbas I kelompok dan individu lainnya (Humm, 2002: dari dinasti Saffaviyah (Zuraya, 2012). Dengan 117). Isu-isu feminin sudah dihembuskan sejak kondisi negara yang aman dan stabil proses bela- lama, terutama di mana paham ini menaruh jar dari kalangan cendiakiawan akan memberi perhatian pada kesetaraan gender, membela ruang gerak yang luas untuk mengamalkan dan kaum perempuan yang selalu menjadi korban mengembangkan ilmu pengetahuannya. dari konsep patriarki. MKK diambil dari nama isteri Nabi Muhammad SAW, dianggap merupakan Analisis Ikonografis perwakilan dari peran seorang wanita tangguh Analisis ikonografis merupakan pokok bahasan dan setia mendampingi Nabi dalam berdakwah sekunder atau konvesional, dengan menghubungkan memperjuangkan tegaknya agama Islam. dunia gambar, cerita dan alegori atau lambang- Feminin dalam Islam telah dikenal sejak lambang yang teridentifikasi sebelumnya. Dalam masa klasik, namun sejarah Islam jarang sekali tahapan kedua ini untuk mengidentifikasi makna mencatatnya. Sebagaimana yang diutarakan oleh sekunder yang dihubungkan dengan tema dan ZTF Pradana (2005) bahwa kesetaraan gender konsep. Oleh karena itu, dibutuhkan pengamatan dalam sufisme adalah salah satu genuinitas ajaran dengan melihat hubungan bentuk-bentuk dan sufi karena sementara orang-orang berdebat tentang

129 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija ayat-ayat Alquran yang misogonis (membenci Mahal (http://id.wikipedia.com). perempuan), namun kaum sufi tenggelam dalam Nama Masjid Kristal bila ditulis dalam laman upaya pencarian hakiki tanpa harus terbebani web google akan ditemukan masjid kristal yang ada dengan identitas-identitas gender semacam ini. di Malaysia dan MKK di Yogyakarta yang penulis Kesetaraan identitas gender dalam sufisme inilah bahas. Berkenaan dengan Masjid Kristal yang ada yang mengarahkan Imam Syafi’i untuk tidak di Malaysia ini memiliki karakter yang unik dengan malu-malu “berguru” kepada Sayyidah Nafisah hampir seluruhnya eksteriornya ditutupi material dalam berbagai persoalan agama serta memberikan kaca dengan konsep modern yang ditunjukkan apresiasi yang positif terhadapnya. Hassan Al Bashri dengan disematkannya teknologi IT terkini sebgai seorang tokoh sufisme menuturkan hubungan fasilitas pendukung masjid ini. keilmuanya dengan Rabi’ah al Adawiyah bahwa Masjid Kristal adalah sebuah masjid yang “dalam kesehariannya mendialogkan tentang jalan terletak dalam kawasan Taman Tamadun Islam di menggapai Tuhan dan kebenaran, tidak terlintas Pulau Wan Man, Terengganu. Dinamakan masjid sedikitpun bahwa saya adalah laki-laki dan ia adalah Kristal karena sebagian besar masjid ini terbuat dari seorang perempuan dan diakhir perbincangan saya kaca dan baja. Masjid ini memiliki luas 2.146 meter merasa sangat rendah terhadap keluasan ilmu persegi dan berkapasitas 700 jamaah. Selain itu, agamanya”. Dalam konteks ini tiga orang ahli masjid ini juga dilengkapi dengan sarana teknologi sufi perempuan yang sering diungkapkan dalam dan jaringan WiFi sebagai akses internet guna beberapa riwayat, yakni Rabi’ah al Adawiyah, membaca Alquran elektronik. Pada malam hari Rabi’ah binti Ismail, dan Sayyidah Nafsiyah. Masjid Kristal ini akan bercahaya gemerlap yang Ketiga tokoh ini dianggap sebagai reprensentasi menyerupai sebuah kristal yang berwarna-warni yang mengaktualkan gerakan feminisme dalam yang indah, mungkin inilah yang melatarbelakangi Islam di masa lalu (ZTF, 2002: 137-142). penamaan masjid ini. Dalam upaya untuk mempertajam analisis ini perlu dikonfirmasi kerangka korektif mengenai Interpretasi Ikonologis sejarah tipe. Sejarah tipe yang dimaksud adalah Interpretasi ikonologis merupakan pengung- kondisi-kondisi sejarah yang memengaruhi tentang kapan makna intrinsik atau isi, dengan menyusun konvensi suatu tema atau konsep yang diekspresikan nilai “simbolis” dari intuisi sintesis dan sejarah ke- dalam objek-objek dan peristiwa spesifik dan budayaan yang terjadi dalam lingkup karya seni berlaku pada suatu masa dan wilayah (Panofsky, yakni; arsitektur masjid. Setelah melalui pemaham- 1955: 40). Di Indonesia masjid yang mengusung an lewat deskripsi praikonografi dan analisis iko- tema dan konsep feminin yang fenomenal pada nografi, dalam tahap ini dibutuhkan kemampuan rentang waktu saat ini bisa ditemui pada Masjid mental yang disebut dengan intuisi sintesis untuk Kubah Emas Dian Al Mahri di Depok, Jawa Barat. memahami simbol. Intuisi sintesis menyangkut Masjid ini dibangun oleh Hj. Dian Djuriah tendensi esensial pemikiran psikologi personal dan Maimun Al Rasyid, pengusaha asal , yang weltanschauung (pandangan hidup) pencipta karya telah membeli tanah ini sejak tahun 1996. Masjid (Panofsky, 1955: 41). ini mulai dibangun sejak tahun 2001 dan selesai Uraian pada tahap kedua sebelumnya meng- sekitar akhir tahun 2006. Kawasan masjid ini ungkapkan tema dan konsep feminin yang berkem- sering disebut sebagai kawasan masjid termegah bang dalam Islam terutama dalam faham sufisme. di Asia Tenggara. Masjid Dian Al Mahri memiliki Sufisme sendiri dipahami sebagai jalan mencari 5 kubah. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. kebenaran yang hakiki dalam upaya mendekatkan Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2 diri kepada Allah SWT. Seluruh tahapan sufisme sampai 3 milimeter dan mozaik kristal. Emas ini akan bermuara pada gagasan tentang kepasrahan, menyimbolkan bahwa karena beliau seorang wanita yakni suatu asumsi bahwa tidak relevannya iden- dan menyukai perhiasan yang terutama berbahan titas gender dalam sufisme merupakan suatu tahap emas. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj dalam upaya kepasrahan kepada Tuhan itu sendiri

130 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014

(ZTF, 2005: 141). Sebuah gagasan tentang kepas- nilai syariat Islam dan filosofi sufisme Islam dalam rahan menurut penulis terasa dekat dengan maksud menyusun massa dan karakter bangunan masjidnya, kata cinta. Kecintaan seseorang akan melahirkan maka dengan begitu setiap bagian bangunan masjid sebuah sikap pasrah yang kadang sangat sulit dipa- memiliki hubungan satu sama lainnya. Sufisme hami oleh pelakunya sendiri. yang masuk dalam karakter arsitektur didasari MKK dalam bentuk simbolisnya merupakan atas bahwa peradaban Islam meninggalkan dua sebuah persembahan, penghargaan, penghormatan, jejak budaya, yakni rohani dan jasmani (materi). dan rasa kecintaan dari seorang Bapak Prof. Dr. Jejak budaya rohani yang dimaksud adalah kalam/ Amien Rais kepada isteri tercintanya, yakni ibu filsafat, tasawuf, dan syar’i. Melalui jejak budaya Hj. Kusnasriyati Sri Rahayu Amien Rais. Menurut rohani inilah beliau berusaha menunjukkan Siregar (2006: 53) simbolisasi memungkinkan ma- bahwa budaya Islam akan dapat terus dihadirkan nusia menyampaikan maksudnya sehingga ia dapat dalam perwujudan arsitektur masjid yang akan dikategorikan dalam suatu cara komunikasi, yaitu berakulturasi dengan budaya setempat. Dengan “penyampaian”. Ide awal pendirian masjid ini me- demikian, arsitektur masjid tersebut masih akan mang bermula dari Bu Amien, dalam perjalanan- memperlihatkan karakteristik lokalitasnya walau nya upaya untuk menemukan konsep dan karakter dikemas dalam budaya Islam. Dengan demikian, yang kuat merupakan arahan dari Pak Amien Rais, beliau memiliki pandangan bahwa kompleksitas segala sesuatunya akan selalu diupayakan demi penampilan karya arsitektur adalah lambang mewujudkan masjid yang indah ini. kompleksitas peradaban masyarakat di tempat Ahmad Fanani dalam profesinya sebagai mana arsitektur itu berada (Fanani, 2009: 17). seorang arsitek yang cukup ternama, beliau memiliki MKK patutlah disebut sebagai simbolisasi dari keterikatan secara emosional dan hubungan ketiga tokoh tersebut untuk mengemukakan ide dan kekeluargaan terhadap Prof. Amien Rais dan Ibu gagasannya serta dapat dianggap sebagai salah satu Hj. Kusnasriyati Sri Rahayu Amien Rais. Lahir ungkapan budaya masyarakat yang berkembang dari keluarga yang agamis, yakni dari kalangan saat ini. Prof. Dr. Amien Rais sebagai suksesor era kader-kader Muhammadiyah yang taat dalam reformasi memberikan sentuhan bahwa sebenarnya menjalankan agama telah banyak memengaruhi kita mampu untuk membangun bangsa ini dengan dalam karya arsitekturnya. Pak Ahmad Fanani ketulusan serta mengerahkan segenap kemampuan pernah belajar arsitektur secara langsung dari yang kita miliki. Ibu Hj. Kusnasriyati Sri Rahayu Romo Mangun (Y.B. Mangunwijaya) semasa Amien Rais pun demikian bahwa dengan berjuang aktif kuliah di Univesitas Gajah Mada Yogyakarta. dan istikhomah serta menjaga keharmonisan Sepanjang karier profesionalnya beliau memiliki dengan memberi bekal serta menyiapkan generasi pergaulan yang luas dengan tokoh-tokoh besar di penerus bangsa ini tentu akan dapat mewujudkan negara ini serta memiliki pengalaman-pengalaman cita-cita mulia bangsa yang adil dan makmur. Ir. berarsitektur mumpuni menjadikan beliau sebagai Ahmad Fanani dengan kemampuan intelektualnya arsitek yang cukup disegani dan dihormati. dan kemahirannya meramu ide-ide dari tokoh di Masjid merupakan karya yang paling sering belakang MKK menjadi sebuah karya arsitektur beliau kerjakan di samping karya arsitektur yang yang bernilai tinggi dengan memberikan sentuhan lainnya. Setiap karya arsitektur masjid yang beliau akhir yang cemerlang bagi perwujudan sesuai rancang selalu menunjukkan ciri khas yang kuat karakter dan sesuai kondisi sosial budaya bangsa sebagai kunci karakter (ruh) yang selalu dimasukkan saat ini. dalam karyanya, sebagai contoh Masjid Az-Zikra Sebagai kerangka konfirmasi korektif dari yang dimiliki oleh Yayasan Az-Zikra asuhan Ustaz analisis interpretasi ikonologi ini, kita dapat melihat Muhammad Arifin Ilham di Sentul, memiliki sejarah perkembangan budaya yang terjadi pada karakter maskulin yang mencerminkan kepribadian masa kini. Arsitektur sebagai ungkapan rasa cinta, Ustadz M. Arifin Ilham tersebut. Setiap karya penghormatan, penghargaan, dan persembahan arsitekturnya beliau selalu memasukkan nilai- terhadap seseorang bukan hanya berupa bangunan

131 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija monumen, namun telah menjadi sebuah tren yang Berdasarkan arsitektur monumen di atas yang cenderung memaknai sebuah karya arsitektur merupakan ungkapan penghargaan, persembahan, yang dapat mewakili karakter seseorang maupun dan penghormatan menggambarkan karakter peristiwa atau pengalaman-pengalaman hidup bangunan yang dibuat unik, kadang lebih modern seseorang. Tren membangun karya arsitektur dan nature (alami) sesuai dengan fungsi dan tujuan monumen cenderung didukung dengan kondisi arsitektur tersebut. Hal ini memperlihatkan kemapanan sosial dan budaya yang dimiliki kecenderungan ruang gerak berkarya yang lebih kelompok atau komunitas tertentu. Sebagaimana leluasa dari para seniman atau arsiteknya. Tren yang dinyatakan oleh Siregar (2006: 119) bahwa arsitektur yang dibangun untuk mengungkapkan arsitektur mencerminkan atau merepresentasikan rasa kecintaan, persembahan, penghormatan, kekaryaan yang menjadi salah satu kegiatan ataupun, penghargaan terhadap seseorang telah utama manusia dalam menjalani kehidupannya. banyak berdiri dengan menyerap gaya arsitektur Kekaryaan ini representasi arsitekturalnya memiliki dari luar yang dapat mengakomodasi tendesi tiga kategori, yakni (1) karya fisik, karya sosial, dan psikologis personal pencipta atau penggagasnya. karya spiritual.. Perpaduan tren budaya luar dengan kebudayaan Masjid At Tin di kompleks Taman Mini lokal acapkali terjadi sehingga menghadirkan Indonesia Indah (selesai dibangun tahun 1999) bentuk-bentuk tren arsitektur baru yang lebih merupakan sebuah masjid yang dimaksudkan unik, hal ini untuk menekankan kesan bahwa untuk mengenang mendiang isteri mantan Presiden dengan keunikan tersebut memori romantisme Soeharto (ibu Tien Suharto). Pembangunan masjid tentang suatu kekaryaan seseorang akan sukar At Tin ini selesai di tahun 1999 tepat setelah untuk dilupakan. kekuasaan Presiden Soeharto berakhir, namun Keunikan di sini yang dimaksud kadang untuk tetap mengenang dan mengabadikan berarti sesuatu karya yang baru, belum pernah ada ‘karya’ sosial dan spirit dari seorang ibu negara sebelumnya atau sesuatu karya sudah ada tetapi dibangunlah masjid tersebut. jarang ditemui baik itu hasil perpaduan budaya dari Arsitektur monumen selain masjid kadang kegiatan dan kreativitas manusia. Hal ini menjadi dijumpai cenderung dengan bentuk-bentuk menarik karena semua karya yang dihasilkan yang tidak “biasa”, namun memiliki muatan tidak lepas dari kegiatan dan kreativitas manusia filosofi yang mendasari karakteristik bangunan itu sendiri dalam upaya menjalani hidupnya. tersebut. Bangunan tersebut diharapkan dapat Sebagaimana menurut Siregar (2006: 117), kegiatan menginterpretasikan wujud penghargaan terhadap dan kreativitas manusia mentransformasikan seseorang, seperti Museum Purna Bhakti Pertiwi dirinya terhadap kultur (budaya) kehidupannya. yang dibangun untuk mengenang jasa besar atau “kekaryaan” mantan Presiden Soeharto yang telah Simpulan lama memimpin bangsa ini. Museum Affandi yang terletak di Yogyakarta didalamnya banyak Simpulan pertama dari penelitian ini adalah mengoleksi karya almarhum Affandi yang terkenal mengenai makna faktual dan ekspresional dari mendunia. Museum Tsunami yang terletak di arsitektur dan interior dari Masjid Kristal Khadija. Jl. Sultan Iskandar Muda Banda Aceh. Museum ini Identifikasi penanda visual pada bagian-bagian didedikasikan untuk mengenang peristiwa tsunami masjid, yaitu (1) Mihrab, (2) Liwan atau ruang yang menimpa Banda Aceh Darussalam tanggal 26 shalat, (3) Menara atau minaret, (4) Qubhat atau Desember 2004. Museum Tsunami Aceh ini sebuah kubah, (5) Pintu masuk masjid dan ruang Iwan, (6) karya arsitektur yang unik, namun sebenarnya lebih Teras atau serambi, dan (7) Fawwarah (pancaran fungsional dan edukatif, seperti menampilkan air atau kolam air) menunjukkan ciri-ciri karakter simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia arsitektur masjid yang bergaya Persia, sedangkan tahun 2004, foto-foto korban serta kisah dari (8) Mimbar masjid yang bentuknya diidentifikasi korban yang selamat. (www.wikipedia.com, 2014). bukan sebagai salah satu ciri masjid Persia. MKK

132 Journal of Urban Society’s Art | Volume 1 No. 2, Oktober 2014 merupakan masjid yang bermazhab Persia – Al Rasyid, pengusaha asal Banten yang selesai Sasanide (Persian Style), tetapi bukan termasuk dibangun tahun 2006. Tema Masjid Dian Al tipe arsitektur hipostyle karena bangunan utama Mahri atau Masjid Kubah Emas mengusung tema masjid yang berdiri sendiri serta tidak dilengkapi feminin dengan konsep material emas yang pada riwaqs/selasar yang mengelilingi shaan atau taman umumnya adalah bahan perhiasan yang digunakan dengan kolam air. oleh seorang wanita. Secara keseluruhan tampilan MKK ini Simpulan yang ketiga adalah makna intrinsik memiliki ciri-ciri arsitektur masjid bergaya Persia yang diungkapkan dalam karya arsitektur dan (Persian Style). Aliran Persia ini berkembang interior Masjid Kristal Khadija. MKK patutlah pada abad ke-10 hingga ke-18 periode Islam. disebut sebagai simbolisasi dari ketiga tokoh, yakni Pada masa itu merupakan masa kejayaan dinasti Prof. Dr. Amien Rais, Ibu Hj. Kusnasriyati Sri kerajaan Islam yang diperlihatkan tingginya seni Rahayu Amien Rais, dan Ir. Ahmad Fanani. Karya keindahan bangunan masjid yang dibangunnya. arsitektur ini dianggap merepresentasikan ide dan Kebudayaan bangsa Persia pada periode Islam gagasan ketiga tokoh tersebut serta sebagai salah satu ini tetap bertahan hingga abad terakhir ini, dan ungkapan budaya masyarakat yang berkembang saat menjadi catatan sejarah bahwa pada masa ini pula ini. Berdasarkan tendensi psikologi personal tokoh- kebudayaan Islam yang diserap bangsa Persia telah tokoh tersebut, MKK dalam bentuk simbolisnya mengalami peningkatan kejayaan dari bidang ilmu merupakan sebuah persembahan kasih sayang, pengetahuannya terutama seni arsitektur masjid. kecintaan, penghargaan, dan penghormatan. Simpulan kedua adalah makna konvensional Dari penelusuran intuisi sintesis yang menyangkut tentang tema dan konsep yang membangun tendensi esensial pemikiran psikologi personal dan karakter dari arsitektur dan desain interior Masjid weltanschauung (pandangan hidup) dari tokoh Kristal Khadija. Identifikasi pertama dari arsitektur pendiri Masjid Kristal Khadija dan interior MKK adalah material yang dominan Dalam kerangka korektif arsitektur yang digunakannya, yakni kaca dan cermin. Material dibangun untuk menginterpretasikan sebagai kaca banyak digunakan sebagai penutup jendela ungkapan rasa cinta, penghormatan, penghargaan, dan pintu masjid. Material cermin digunakan dan persembahan terhadap seseorang menjadi sebagai penyusun ornamen muqarnash yang sebuah tren yang cenderung memaknai sebuah dikembangkan oleh tim pembangunan Masjid karya arsitektur yang dapat mewakili karakter Kristal Khadija. Dengan konsep kaca cermin yang seseorang, peristiwa, atau pengalaman-pengalaman digunakan menunjukkan bahwa karakter material hidup seseorang. Tren membangun karya arsitektur cermin merupakan salah satu “perangkat” yang monumen cenderung didukung dengan kondisi digunakan dalam aktivitas wanita untuk bersolek, kemapanan sosial dan budaya yang dimiliki maka dari itu masjid ini cenderung bertemakan kelompok atau komunitas tertentu. Contoh karya feminin. Tema feminin dalam Islam yang arsitektur yang dapat merepresentasikan karya diusung mengarahkan konsep penciptaan karya seseorang dalam wujud arsitekturnya, misalnya seni arsitektur yang menghormati sosok seorang Masjid At Tin di kompleks Taman Mini Indonesia wanita dalam perannya memengaruhi kehidupan Indah (tahun 1999), Museum Purna Bhakti Pertiwi, lingkungan keluarga dan pasangannya. Tema ini Museum Affandi yang terletak di Yogyakarta dan akan sering dijumpai pada karya-karya arsitektur Museum Tsunami Aceh yang terletak di Jl. Sultan masjid yang bergaya Persia, seperti Masjid Taj Iskandar Muda Banda Aceh. Mahal di India. Dalam kerangka korektifnya tema-tema Ucapan Terima Kasih feminin juga sering kali muncul pada arsitektur masjid seperti masjid Dian Al Mahri (Masjid Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Kubah Emas) yang didasarkan dari karakter tokoh Suastiwi Triatmodjo, M.Ds. dan M. Sholahuddin, pendirinya, yakni Hj. Dian Djuriah Maimun S.Sn., M.T atas segala bentuk bimbingan dan

133 Rony, Ikonografi Arsitektur dan Interior Masjid Kristal Khadija arahan dalam penelitian ini. Kepada Bapak Sumalyo, Yulianto. 2000. Arsitektur Mesjid dan Hanafi Rais selaku Ketua Yayasan Budi Mulia Monumen Sejarah Muslim. Yogyakarta: Gadjah Dua Yogyakarta, yang telah memberi izin untuk Mada University Press. meneliti Masjid Kristal Khadija, Bapak Ir. H. Wiryoprawiro, M. Zein. 1986. Perkembangan Ahmad Fanany, selaku narasumber utama dan Arsitektur Masjid di Jawa Timur. Surabaya: H. Nanang Tresnadi, selaku narasumber yang PT Bina Ilmu. bertindak sebagai Pimpinan Proyek pembangunan ZTF, Pradana Boy. 2005. Islam Dialektis. : MKK serta Bapak Abu Pasya selaku narasumber UMM Press pendukung yang banyak membantu menyiapkan data-data yang penulis perlukan. Pustaka Laman

Kepustakaan Elisa, Irukawa. 23 September 2009. Masjid Khadija : Budi Mulia 2 Mememiliki Masjid Kristal Ansary, Tamim. 2009. Destiny Disrupted: A History (Online). http://snowlife-elisa.blogspot. of the World through Islamic Eyes atau Dari com/2013/09/masjid-khadija-budi-mulia- Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam. 2-memiliki_1393.html (Akses. 3 Feb. 2014). terjemahan. Yuliani Liputo.2012. : _____ (Admin BMD). 6 Mei 2013. Masjid Zaman. Khadija atau Masjid Kristal Kebanggaan Ash-Shabuny, Muhammad Ali. 2002. Cahaya Budi Mulia Dua Akhirnya Diresmikan. Al-Qur’an; Tafsir Tematik Surat An-Nuur s/d (Online) http://budimuliadua.com/jogja/ Fathir. Penerjemah Munirul Abidin, M.A. index.php?option=com_content&view=a Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. rticle&id=163:masjid-budi-mulia-kristal- Ching, Francis D.K. 1996. Ilustrasi Desain Interior. panjen-khadjia&catid=22:budimuliadua- Terjemahan Paul Hanoto Adji. 1996. Jakarta: terbaru&Itemid=78. (Akses. 3 Feb. 2014). Erlangga. http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_At-Tin Fanani, Ahmad. 2009. Arsitektur Mesjid. (Akses, Juni 2014) Yogyakarta: Bentang Pustaka. Zuraya, Nadia. (26 Sept. 2012) Peradaban Islam di Humm, Maggie. 2002. Dictionary of Feminist Era Safawi. (Online) http://www.republika. Theories, atau Ensiklopedia Feminisme. co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/09/26/ Terjemahan Rahayu, Mundi. Yogyakarta: mayh2t-peradaban-islam-di-era-safawi (Akses. Fajar Pustaka Baru. 9 Maret 2014) Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Cetakan ke-32. Informan Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Panofsky, Erwin. 1955. Meaning of the Visual Arts. Abu Pasya (44 th.). Arsitek (Supervisor Arsitek), New York: Doubleday Anchor Books. wawancara tanggal 10 Mei 2014, di lokasi Pile, John F. 1988. Interior Design. New York: proyek Rumah Dinas Budi Mulia Dua Panjen, Prentice Hall Yogyakarta. Siregar, Laksmi Gondokusumo. 2006. Makna Ir. H. Ahmad Fanani (__th.). Arsitek, wawancara Arsitektur Suatu Refleksi Filosofis. Jakarta: UI tanggal 20 Mei 2014, di rumah tinggal Jl. H. Press. Ilyas, Petukangan Utara, Kebayoran Lama, Situmorang, Oloan. 1993. Seni Rupa Islam: Jakarta Selatan, Jakarta. Pertumbuhan dan Perkembangannya. H. Nanang Tresnadi (42 th.). Pelaksana Lapangan Bandung: Angkasa. (Site Manager Proyek Masjid Kristal Khadija/ Sopandi, Setiadi. 2013. Sejarah Arasitektur : Sebuah perwakilan dari Pengelola Yayasan), wawancara Pengantar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka tanggal 6 Mei 2014, di lokasi proyek SMK Utama. Budi Mulia Dua Panjen, Yogyakarta.

134