Kasus Club Malam Burning Sun - Seungri Eks Bigbang Ditinjau Dari Teori Etika Aristotelian
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KASUS CLUB MALAM BURNING SUN - SEUNGRI EKS BIGBANG DITINJAU DARI TEORI ETIKA ARISTOTELIAN Disusun Oleh : Retno Ayu Widyaningrum 32318425 PROGRAM STUDI D3 FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA MADIUN Jl Manggis 15-17 Madiun, Jawa Timur Tahun Ajaran 2018/2019 ABSTRAK KASUS CLUB MALAM BURNING SUN - SEUNGRI EKS BIGBANG DITINJAU DARI TEORI ETIKA ARISTOTELIAN Oleh : Retno Ayu Widyaningrum 32318425 Club Malam Burning Sun adalah salah satu Club Malam yang berada di Gangnam, Korea Selatan. Club Malam ini pada saat ini menjadi sorotan utama di masyarakat Korea Selatan khususnya bagi penikmat industri hiburan Korea. Karena diduga adanya beberapa kasus di Club Malam ini, mulai dari kasus kekerasan, pelecehan seksual, bisnis prostitusi, suap, judi, penghindaran pembayaran pajak, perekaman dan pendistribusian video ilegal, hingga penggunaan dan pendistribusian narkoba. Pasalnya, usai munculnya kasus tersebut, sederet nama selebriti, pebisnis, dan para tokoh-tokoh penting dan ternama di Korea Selatan ikut terseret dalam kasus mega skandal ini. Apakah yang melatarbelakangi kasus-kasus tersebut? Dan apa saja dampaknya? Apakah Bisnis Club Malam Burning Sun sudah sesuai dengan Teori Etika Aristotelian?. Kata Kunci : Bisnis, Etika, Prostitusi PENDAHULUAN Burning Sun merupakan salah satu Club Malam di Korea Selatan, tepatnya di daerah Gangnam. Club Malam Burning Sun baru dibuka pada tanggal 23 Februari 2018. Walaupun Club Malam Burning Sun baru berdiri selama 1 tahun, tetapi hebatnya Club Malam Burning Sun ini sudah menjadi Club Malam dengan pendapatan tertinggi di daerah Gangnam. Club Malam lain yang sebelumnya menjadi no.1 di daerah gangnam diperkirakan meraih pendapatan 125 Miliar rupiah, sedangkan Club Malam Burning Sun meraih pendapatan sekitar 213 Miliar rupiah dan itupun belum termasuk pendapatan-pendapatan yang tidak tercatat karena banyak pembayaran yang menghindari pajak, misalnya Club Malam Burning Sun meminta pelanggan-pelanggan mereka untuk mentransfer uang tersebut ke akun bank yang lain sehingga tidak tercatat sebagai pemasukan. Pada 28 Januari 2019, sebuah rekaman video tersebar di dunia maya. Rekaman Video ini memperlihatkan seorang laki-laki bernama Mr.Kim yang mengalami kekerasan oleh seorang karyawan yang bekerja di Club Malam Burning Sun, sebuah Club Malam yang dipimpin oleh 4 orang Direktur Eksekutif, salah satu Direktur Eksekutif tersebut adalah Seungri eks BIGBANG. Usai merebaknya kasus kekerasan yang diduga terjadi karena adanya kasus pelecehan seksual di dalamnya, Club Malam Burning Sun justru menjadi sorotan utama di masyarakat Korea Selatan khususnya bagi penikmat industri hiburan Korea. Pasalnya, usai munculnya kasus tersebut, sederet nama selebriti, pebisnis, dan para tokoh-tokoh penting dan ternama di Korea Selatan ikut terseret dalam kasus mega skandal ini. Nama-nama tersebut pada akhirnya membuka fakta-fakta tentang kejahatan dan tindakan kriminal yang terjadi di dalamnya mulai dari kekerasan, pelecehan seksual, bisnis prostitusi, suap, judi, penghindaran pembayaran pajak, perekaman dan pendistribusian video ilegal, hingga penggunaan dan pendistribusian narkoba. Skandal Kekerasan di Club Malam Burning Sun Pada 24 November 2018 ada seorang laki-laki bernama Kim Sang Gyo, pergi ke Club Malam Burning Sun, berdasarkan pengakuannya di salah satu channel tv di korea, Mr.Kim ini sempat dipukul oleh salah satu laki-laki di dalam Club Malam tersebut, lalu tiba-tiba Mr.Kim ditarik keluar dan dipukuli kembali oleh salah satu karyawan dan security guard Club Malam tersebut, dan dilarang masuk kembali ke Club Malam Burning Sun. Saat pemukulan tersebut terjadi, laki-laki yang memukuli Mr.Kim di dalam Club Malam tadi tiba-tiba keluar dari Club Malam dan pergi menggunakan mobil. Diketahui bahwa sebenarnya laki-laki tersebut merupakan salah satu pelanggan VIP di Club Malam Burning Sun. Setelah dipukuli Mr.Kim menelepon kantor polisi di daerah Gangnam dan melaporkan tindakan kekerasan yang didapatnya. Selama menunggu kedatangan polisi, Mr.Kim mengobrak-abrik sampah di depan pintu Club Malam Burning Sun agar pintu tersebut sulit untuk ditutup. Sayangnya, polisi salah menduga kegiatannya tersebut dan malah menangkapnya dan menjadikannya tersangka. Dan disinilah terjadi keanehan, seharusnya 4 orang polisi cukup untuk memborgol 1 orang tersangka, tetapi kenyataannya security guard Club Malam tersebut juga membantu polisi untuk memborgol tersangka, seakan-akan polisi dan security guard mengenal satu sama lain (bekerja sama). Setelah Mr.Kim berada dikantor polisi tiba-tiba Mr.Kim digugat oleh 3 orang perempuan dengan alasan pelecehan seksual, perempuan pertama adalah teman dekat pemilik Club Malam Burning Sun, perempuan yang kedua adalah teman dekatnya laki-laki yang memukuli Mr.Kim di dalam Club Malam, Perempuan yang ketiga bernama Ena, Ena adalah perempuan berkewarga negaraan China, Ena juga termasuk karyawan Club Malam Burning Sun yang bertugas menghadirkan tamu-tamu VIP dari Hongkong, China dan Taiwan. Ena memiliki pendapatan perhari sekitar 250 juta rupiah, tetapi Ena tinggal di Korea Selatan dengan kondisi Pasport nya yang sudah mati. Ena sekarang sedang digugat sebagai penyuplai dan penjual narkoba di Club Malam Burning Sun. GHB (Gamma-HydroxyButyrate) Pemilik Club Malam Burning Sun sudah positif terbukti sebagai pengguna/pemakai narkoba. Selain itu banyak wanita-wanita yang setelah pergi ke Club Malam Burning Sun memberi kesaksian bahwa mereka mendapatkan minuman dari seorang laki-laki, dan setelah meminumnya wanita-wanita ini seperti kehilangan ingatan di waktu-waktu tertentu, padahal menurut temannya mereka bertingkah laku normal. Setelah mengalami kejadian tersebut wanita- wanita itupun langsung pergi ke kantor polisi dan meminta di cek apakah mereka mengkonsumsi narkoba atau obat-obatan terlarang dan ternyata hasilnya negatif. Diduga minuman tersebut sudah dicampur dengan obat yang bernama “Mulpong” dalam bahasa korea dan dalam bahasa latin dikenal dengan “GHB”. GHB (Gamma-HydroxyButyrate) adalah obat depresan sistem saraf pusat yang biasa disebut “obat Club” dan obat ini cenderung membuat si pemakai mabuk seperti mabuk alcohol. Pemakaian GHB diatas 500mg akan membuat si pemakai merasakan senang, mabuk, bisa menikmati musik & goyangan, meningkatnya libido seks dan kemampuan untuk bersosialisasi. Akan tetapi jika dikonsumsi dalam dosis yang lebih besar (>3 gram) senyawa ini sangat rentan menimbulkan efek overdosis dan kematian pada si pemakainya. Tetapi hebatnya obat ini tidak dapat terdeteksi setelah lewat dari 24 jam dari waktu pemakaian. Jika GHB dicampurkan ke dalam minuman atau makanan senyawa ini tidak akan merubah warna dari minuman atau makanan tersebut, baunya juga tidak akan terlalu tercium dengan jelas, dan rasanyapun hanya agak keasinan. Oleh karena itu zat ini sering disalahgunakan oleh para laki-laki untuk memperkosa teman kencan wanitanya (date rape drug). Ditambah pula efek amnesia yg akan ditimbulkan oleh GHB sehingga korban sulit untuk mengingat dengan jelas proses pemerkosaan itu. Isu Prostitusi yang menyeret nama Seungri BIGBANG Sepuluh hari setelah berita penutupan Club Malam Burning Sun rilis, muncul berita mengejutkan dari SBS FunE pada (26/2/2019). Melalui berita tersebut, seorang reporter merilis sebuah tentang pesan obrolan yang terjadi antara Seungri, penyanyi dengan inisial “C”, Kim (salah seorang pegawai Club Malam Burning Sun), dan juga Yoo In Suk, yang merupakan CEO Yuri Holding sekaligus partner bisnis Seungri dalam mengelola beberapa usaha termasuk Club Malam Burning Sun. Dalam pesan yang dikirim pada tahun 2015 silam tersebut, terindikasi sebuah obrolan yang membicarakan tentang permintaan penyediaan “perempuan” untuk salah seorang investor bisnis mereka. Atas berita ini, baik pihak Seungri dan juga Yuri Holding tidak mengakui keakuratan berita tersebut dan menyatakan bahwa pesan yang dimuat pada tersebut merupakan pesan yang dimanipulasi. Menanggapi tanggapan tersebut, reporter SBS FunE memberikan pernyataan bahwa pesan tersebut merupakan pesan asli tanpa adanya manipulasi. Pembicaraan grup chat ini didapat dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya yang langsung menyalurkan pembicaraan tersebut ke pengacara agar pembicaraan tersebut dapat ditindak lanjuti. Pengacara meminta waktu beberapa hari untuk dapat memahami isi pembicaraan didalam grup chat tersebut, hingga dia menemukan sebuah fakta inikah “mafia-nya korea?”. Setelah dia memahami pembicaraan tersebut dia mengirim file tersebut kepada Badan Anti Korupsi dan Komisi Hak Sipil. Kenapa sang pengacara tidak mengirimkan file tersebut kepada kepolisian? Karena pengacara mencurigai bahwa ternyata polisi juga terlibat dalam kasus ini. Sehingga harus diberikan kepada pihak yang bukan kepolisian. Selain itu seungri juga memilik grup chat yang beranggotakan beberapa penyanyi dan aktor di Korea Selatan. Grup chat yang dimaksudkan beranggotakan 8 orang, yaitu seungri eks BIGBANG, Aktor Jung Joon Young (JJY), Yong Jun Hyung HIGHLIGHT, Choi Jong Hoon FT ISLAND, Lee Jong Hyun CN BLUE, mantan CEO Yuri Holding, pegawai Club, mantan pegawai YG, dan teman dekat JJY. Grup chat ini berisi penyebaran video mesum antar anggota, pemerkosaan yang dilakukan oleh JJY, JJY juga merekam perempuan yang tidur dengannya secara diam-diam, percakapan-percakapan yang mendiskusikan tentang perempuan yang mereka tiduri dan memberikan ‘ulasan’ tentang hal itu, ada pula percakapan yang isinya memperlakukan perempuan seolah-olah adalah barang seks. Hubungan antara Etika Aristotelian dengan Bisnis Club Malam Burning