ANALISIS SIMULASI DAYA PANCAR UNTUK PERLUASAN WILAYAH SIARAN TV KANAL 42 DAN 44 DARI KOTA BANDUNG KE GARUT DAN SUKABUMI Ajeng Diah Ayulakswi1, Dadang Gunawan2

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

ANALISIS SIMULASI DAYA PANCAR UNTUK PERLUASAN WILAYAH SIARAN TV KANAL 42 DAN 44 DARI KOTA BANDUNG KE GARUT DAN SUKABUMI Ajeng Diah Ayulakswi1, Dadang Gunawan2 ANALISIS SIMULASI DAYA PANCAR UNTUK PERLUASAN WILAYAH SIARAN TV KANAL 42 DAN 44 DARI KOTA BANDUNG KE GARUT DAN SUKABUMI Ajeng Diah Ayulakswi1, Dadang Gunawan2 1Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia, [email protected], [email protected] Abstrak — Metode dalam penyebaran informasi the number of repeater and the level of power used by yang populer saat ini adalah penyiaran. Dimana the transmitter respectively. Unfortunately, this penggunaan spektrum frekuensi radio untuk keperluan method leads to an adjacent channel interference. In penyiaran mengacu pada definisi layanan penyiaran order to withstand this effect, policies are made to pada peraturan radio ITU. Terdapat dua stasiun TV limit the usage of the bandwidth. For every service swasta di Bandung yang akan melakukan perluasan area the allocation is set to be at a maximum of 70 wilayah ke kota yang berdekatan, yaitu di kota Garut dBµV/m for V band. As a result, it is proved that for dan Sukabumi dengan menambahkan repeater baru Garut and Sukabumi the 42 dBW and 38,3 dBW are serta menaikkan daya pancarnya. Kedua stasiun TV appropriate with the use of the 4-1 and 730-372 nd th swasta di Bandung tersebut menempati kanal 42 dan antennas respectively in the 42 and 44 channels. 44. Penambahan repeater baru dan menaikkan daya pancarnya dapat memungkinkan terjadinya Keywords: adjacent channel interference; coverage interferensi kanal bersebelahan. Untuk mengatasi hal area: radiation pattern; ratio of protection; transmit tersebut, maka dibuat sebuah aturan bahwa kuat power. medan penerimaan televisi siaran UHF pada lokasi titik pengujian atau pengukuran setiap wilayah layanan dibatasi paling besar 70 dBµV/m untuk band I. Pendahuluan V. Hasil dari simulasi diperoleh daya pancar pada kanal 42 dan 44 di kota Garut sebesar 42 dBW Pada zaman globalisasi saat ini perkembangan dengan antena 4-1 dan daya pancar pada kanal 42 dan dalam dunia telekomunikasi telah berkembang sangat 44 di kota Sukabumi sebesar 38,3 dBW dengan antena pesat, terutama pada bidang penyebaran informasi. 730 372. Salah satu metode yang umum digunakan dalam penyebaran informasi adalah dengan cara penyiaran. Kata kunci : daerah jangkauan; daya pancar; Penyiaran digunakan untuk penyebaran program interferensi kanal bersebelahan; pola radiasi; rasio kebudayaan dan pendidikan, hiburan, informasi serta proteksi. berita melalui gelombang udara [1]. Saat ini telah berdiri berbagai macam stasiun televisi analog dan sebagian televisi digital di Simulation and analysis of Transmit Indonesia. Namun pada daerah tertentu, terdapat Power For Broadcasting TV Channel 42 stasiun-stasiun televisi yang melakukan kecurangan and 44 (Case Study Bandung to Garut and dengan menaikkan daya pancar dari peraturan yang sudah diberikan tanpa izin agar dapat menyiarkan Sukabumi) sampai ke kota-kota besar. Hal tersebut memicu terjadinya pelanggaran dari daerah sekitar kota besar untuk menaikkan daya Abstract — The rapid growth of various business pancar penyiaran agar mendapatkan keuntungan yang and marketing leads to the needs of reliable, lebih banyak. Karena semakin banyaknya pengguna attractive, and dynamic telecommunication media. televisi yang menyaksikan siarannya, maka akan Broadcasting is one of the popular media which ever semakin banyak iklan yang akan didapatkan oleh used in centuries. In the practical utilities, the stasiun televisi tersebut. Akibat dari kecurangan ini broadcasting services use a particular radio spectrum adalah terganggunya kelangsungan penyiaran stasiun frequency with respect to the ITU-T standard. In this televisi lain yang sudah ada. final project, there are two private television provider Oleh karena hal tersebut, maka dibuatlah sebuah where both are located in Bandung. Theirs location peraturan baru yang tertera pada Permen 31/2014 are alongside cities which are Garut and Sukabumi. In sebagai pengganti Kepmen 76/2003 pasal 10 ayat 1.C order to broaden their coverage area, they increased disebutkan bahwa: Analisis Simulasi ..., Ajeng Diah Ayulakswi, FT UI, 2016 “Penyelenggara TV analog pada pita Ultra High Tabel 1. Rencana pengkanalan TV Frequency (UHF) dapat memperluas siaran ke UHF band V standar PAL-G [1]. wilayah layanan yang bersebelahan dalam satu propinsi dengan menggunakan kanal yang sama, yang Freq Freq Freq dilakukan melalui: Band Channel Range Vision Sound - penambahan repeater dengan izin stasiun radio (MHz) (MHz) (MHz) 37 598 – 606 599,25 604,75 tersendiri 38 606 – 614 607,25 612,75 - perubahan daya pancar 39 614 – 622 615,25 620,75 - perubahan pola radiasi antena, dan/atau 40 622 - 630 623,25 628,75 - perubahan tinggi antena” 41 630 - 638 631,25 636,75 42 638 - 646 639,25 644,75 43 646 - 654 647,25 652,75 Kebijakan ini berdampak positif dengan adanya 44 654 - 662 655,25 660,75 pengajuan perluasan wilayah oleh dua stasiun TV 45 662 - 670 663,25 668,75 swasta yang telah bersiaran di wilayah Bandung. 46 670 - 678 671,25 676,75 Seperti yang telah tertera pada peraturan pemerintah 47 678 - 686 679,25 684,75 dikatakan bahwa perluasan wilayah dapat dilakukan 48 686 - 694 687,25 692,75 49 694 - 702 695,25 700,75 untuk daerah yang berdekatan. Perluasan wilayah UHF V 50 702 - 710 703,25 708,75 siaran yang diinginkan oleh kedua stasiun TV swasta 51 710 - 718 711,25 716,75 tersebut mencakup kota Garut dan Sukabumi. Secara 52 718 - 726 719,25 724,75 administratif, kota Garut dan Sukabumi bersebelahan 53 726 - 734 727,25 732,75 dengan Bandung, sehingga dapat dilakukan perluasan 54 734 - 742 735,25 740,75 wilayah. Dimana TRANS TV bersiaran dengan kanal 55 742 - 750 743,25 748,75 56 750 - 758 751,25 756,75 42 dan TRANS 7 dengan kanal 44. 57 758 - 766 759,25 764,75 Jurnal ini berisi rancangan simulasi perluasan 58 766 - 774 767,25 772,75 jangkauan penyiaran TV dari Bandung ke Garut dan 59 774 - 782 775,25 780,75 Sukabumi pada kanal 42 dan 44. Perluasan wilayah 60 782 - 790 783,25 788,75 dilakukan melalui penambahan repeater dengan izin 61 790 - 798 791,25 796,75 stasiun radio tersendiri dengan mengatur besar daya 62 798 - 806 799,25 804,75 penyiaran berdasarkan Protection Ratio agar tidak terjadi interferensi terhadap stasiun televisi adjacent B. Interferensi channel. Selain mengatur daya pancarnya perlu juga mengatur pola radiasi antena, untuk menghindari Interferensi adalah signal yang tidak interferensi terhadap adjacent channel dan memenuhi diinginkan (Undesired) dan mengganggu signal cakupan wilayah yang diinginkan. yang diinginkan (Desired), gangguan ini akan mengurangi kualitas reproduksi signal informasi [2]. Salah satu interferensi yang ada di dunia II. Penyelenggaraan Penyiaran dan penyiaran adalah interferensi kanal yang sama Transmisi TV Analog di Indonesia (co-channel) dan kanal bersebelahan (adjacent channel), pemakaian kanal yang sama atau bersebelahan oleh dua buah pemancar dapat A. Alokasi Spektrum Frekuensi TV Analog menyebabkan gangguan, gangguan ini akan Penggunaan frekuensi siaran TV di Indonesia tampak pada layar TV sebagai bentuk pola yang dimulai dengan penggunaansaluran VHF oleh bergerak mendatar. TVRI pada tahun 1962. Sejak saat itu sampai dengan tahun 1990-an TVRI adalah satu-satunya C. Parameter Teknis Pemancar TV Analog penyelenggara siaran TV di Indonesia yang dapat menjangkau sekitar 80% penduduk 1. Effective Radiated Power (ERP) Indonesia. Mayoritas pemancar TVRI menggunakan saluran VHF sehingga Effective radiated power (ERP) atau daya penggunaan kanal VHF menjadi padat [1]. pancar efektif adalah besarnya daya yang Proteksi rasio co-channel dan kanal dipancarkan antena pemancar ke wilayah bertetangga harus diperhatikan untuk menjaga tertentu yang besarnya terhitung setelah diberi agar tidak terjadi interferensi, baik pada sinyal pengaruh faktor feeder loss dan antenna gain TV analog maupun pada sinyal TV digital. Tabel [3]. berikut ini merupakan Tabel frekuensi TV UHF band V untuk standar PAL-G. Besarnya nilai ERP menentukan besarnya jangkauan sinyal yang akan dipancarkan oleh pemancar. Selain itu ERP juga dipengaruhi oleh faktor luas daerah layanan, topologi atau kontur Analisis Simulasi ..., Ajeng Diah Ayulakswi, FT UI, 2016 tanah wilayah layanan, dan potensi interferensi lebih besar dibandingkan dengan di daerah terhadap addjacent channel wilayah sekitar. pedesaan [2]. Tabel 2. Minimum usable Nilai ERP diperoleh dari formula berikut [3]: fieldstrength dBµV/m [2]. !!" = !!!"#$% − !!!""#"$ !"## + !! !"#$""! !"#$ (1) Dimana Tx Power (dBw) merupakan daya pancar perangkat, feeder losees (dB) adalah daya yang hilang dalam transmission line (cable loss), dan gain antena (dB) adalah besar penguatan oleh antena pemancar. Pada Tabel 2 menjelaskan mengenai keadaan penerimaan pada input antena penerima tanpa interferensi dari pemancar televisi yang lain 2. Konsep Dasar dan Karakteristik Propagasi maupun noise yang dibuat oleh manusia (man Gelombang Radio made noise) untuk mendapatkan kualitas sinyal informasi yang baik. Sedangkan pada Tabel 3 Model propagasi yang banyak dikenal adalah dibawah ini merupakan rekomendasi ITU-R Free Space Propagation sebagai model dasar (Rec 417-2) yang memperlihatkan besarnya untuk kondisi ideal (LOS), Okumura-hatta untuk minimum field strength yang telah ditambahkan daerah padat penduduk, Longley-race untuk oleh noise yang diakibatkan oleh lingkungan. kanal UHF, dan model propagasi yang dikembangkan oleh ITU [4]. Model free space merupakan model paling sederhana yang Tabel 3. Maksimum FieldStrength digunakan untuk memprediksi kuat medan pada [2]. kondisi ideal. Free space adalah propagasi ruang bebas, yaitu sinyal yang dipancarkan langsung diterima
Recommended publications
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Trans Corpora Transtv Dan Trans-7 Merupakan Perusahaan Media Yang Berada Di Bawah Payung Trans Corpora
    BAB IV DESKRIPSI UMUM PARA GROUP, TRANS TV, DAN TRANS 7 IV.1. Para Group – Trans Corpora TransTV dan Trans-7 merupakan perusahaan media yang berada di bawah payung Trans Corpora. Trans Corpora sendiri adalah bagian dari Para Group, korporasi milik Chairul Tanjung, yang memfokuskan diri pada bisnis di bidang media, lifestyle dan entertainment. Oleh karena itu, dalam mengamati TransTV, Trans-7 dan bagaimana proses produksi berjalan di kedua stasiun televisi itu, kita perlu memahami bagaimana posisi Trans Corpora dan Para Group itu sendiri, serta visi ke depannya. Siapakah Chairul Tanjung? Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tahun 1962. Sejak kuliah Tanjung sudah berbisnis. Sepuluh tahun kemudian dia punya kelompok usaha bernama Para Group. Awalnya, kelompok ini mendirikan usaha ekspor sepatu anak-anak. Modal sebesar Rp 150 juta berasal dari Bank Exim. Tanjung mengembangkan cakar bisnisnya lewat Bandung Supermall. Dia juga menguasai Bank Mega yang dibeli pada 1996 dari kelompok Bapindo. Bank Mega waktu itu dalam keadaan sakit-sakitan. Setelah diambil Tanjung, Bank Mega pelan-pelan mengalami perbaikan. Pada 28 Maret 2001, bank ini berhasil mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta seharga Rp 1.125 per lembar.145 Bank Mega menjadi sumber dana (cash cow) terbesar bagi Grup Para dengan kontribusi laba sekitar 40 persen. Kontribusi TransTV juga tidak kecil. Sekurang-kurangnya TransTV sudah mengalami break event point by operation pada tahun kedua, sekitar bulan Mei 2003, atau hanya dua tahun setelah berdiri. Artinya, sudah tak perlu kucuran dana lagi dari pemilik. Riza Primadi, mantan wartawan BBC yang punya andil besar membangun SCTV dan TransTV mengakui bahwa Chairul Tanjung adalah seorang pebisnis sejati.
    [Show full text]
  • Analisis Program Perjalanan 3 Wanita Di Trans Tv Jurusan
    ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA DI TRANS TV Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: Vina Monika NIM. 204051002866 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M 36 37 DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8 D. Tinjauan Pustaka.............................................................. 8 E. Metodologi Penelitian ..................................................... 9 F. Sistematika Penulisan....................................................... 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS ANALISIS PROGRAM A. Produksi........................................................................... 13 1. Pra Produksi ........................................................ 13 2. Produksi ............................................................... 14 3. Pasca Produksi ....................................................
    [Show full text]
  • The Indonesia Policy on Television Broadcasting: a Politics and Economics Perspective
    The Indonesia Policy on Television Broadcasting: A Politics and Economics Perspective Rendra Widyatamaab* and Habil Polereczki Zsoltb aDepartment of Communication, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta, Indonesia b Károly Ihrig Doctoral School of Management And Business, University of Debrecen, Hungary *corresponding author Abstract: All around the world, the TV broadcasting business has had an enormous impact on the social, political and economic fields. Therefore, in general, most of the countries regulate TV business well to produce an optimal impact on the nation. In Indonesia, the TV broadcasting business is growing very significantly. After implementing Broadcasting Act number 32 of 2002, the number of TV broadcasting companies increased to 1,251 compared to before 2002, which only had 11 channels, and were dominated by the private TV stations. However, the economic contribution of the TV broadcasting business in Indonesia is still small. Even in 2017, the number of TV companies decreased by 14.23% to 1,073. This situation raises a serious question: how exactly does Indonesian government policy regulate the TV industry? This article is the result of qualitative research that uses interviews and document analysis as a method of collecting data. The results showed that the TV broadcasting industry in Indonesia can not develop properly because the government do not apply fair rules to the private TV industry. Political interests still color the formulation of rules in which the government and big TV broadcasting companies apply the symbiotic
    [Show full text]
  • Strategi Public Relations Trans TV Dalam Membangun Brand Loyalty
    BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, maka terjadi pula perubahan yang sangat signifikan diberbagai bidang dan masyarakat memerlukan saluran informasi yang dapat memberikan informasi yang cepat dan aktual, hal inilah yang mendorong semakin banyaknya media baik cetak maupun elektronik hadir untuk memenuhi tuntutan tersebut. Diantara media-media informasi yang hadir, perkembangan dunia pertelevisian yang paling meningkat tajam. Televisi adalah sebuah media yang mampu mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan kekuatan audio-visual, televisi berkembang ke dalam seluruh aspek kehidupan, mulai dari sosial, politik, budaya, hiburan, dan lain-lain. Setiap negara memiliki stasiun televisi nasional, begitu juga di Indonesia, pada tahun 1962, TVRI menjadi televisi yang pertama di Indonesia. Yang kemudian diikuti oleh stasiun televisi swasta dan berkembang dari tahun ke tahun. Stasiun televisi swasta tersebut diantaranya RCTI, SCTV, ANTV, Indosiar, TPI, Trans TV, Lativi, Trans 7, Metro TV, Global TV, dan sebagainya. Dengan semakin banyaknya stasiun televisi yang bermunculan menimbulkan persaingan yang ketat diantara dunia pertelevisian. Dimana persaingan ketat yang semakin meningkat ini mendorong stasiun televisi untuk membuat program-program acara yang semakin menarik minat penonton. Dengan tujuan agar stasiun televisi tersebut lebih unggul dibandingkan dengan stasiun televisi lainnya. Media memiliki idealisme, yaitu memberikan informasi yang benar. Dengan idealisme semacam itu, media ingin berperan sebagai sarana pendidikan. Media adalah sarana untuk menyampaikan dan mendapatkan informasi. Peningkatan tingkat pendidikan tidak bisa dilepaskan dari sumbangsih media. 1 Kita sadar media massa berada di mana-mana di sekitar kita. Hidup satu hari saja tanpa komunikasi massa mustahil bagi masyarakat modern dewasa ini. Surat kabar, radio, televisi, bioskop, rekaman musik, internet, dan lain sebagainya merupakan media massa yang selalu dekat dengan masyarakat.
    [Show full text]
  • Capitalism Vs Business Ethics in Indonesia's Television
    SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case CAPITALISM VS BUSINESS ETHICS IN Study INDONESIA’S TELEVISION BROADCASTING Keywords Television Business, Capitalism, Business ethics, Broadcasting License, Broadcasting Guidelines JEL Classification D22; L50; L82; M20; P12 Abstract Generally, in every country, there is supervision of the television broadcasting system. In Indonesia, all television broadcasting is supervised by the Komisi Penyiaran Indonesia/KPI (Indonesian Broadcasting Commission). This commission oversees broadcast television, to ensure all TV broadcasts in Indonesia comply with government regulations. Often the KPI imposes sanctions, but frequent violations still occur. This article describes the results of research on the contradiction between business interests and ethics in the television industry in Indonesia. This study uses the method of evaluation research, where researchers analyze data, here in the form of sanctions documents released by broadcasting commissions. The results reveal that all national private television stations often violate regulations. They prioritize their business interests rather than follow broadcasting guidelines, especially since KPI does not have the full authority to grant and revoke a broadcasting license. The granting and revocation of permits remains under the authority of the government, where political lobbying plays a more significant role. 27 SEA - Practical Application of Science Volume VI, Issue 16 (1 / 2017) INTRODUCTION liberal economic tradition such as America does not provide the business arrangements for Each country has its own system to manage the television to broadcast using market mechanisms television broadcasting business.
    [Show full text]
  • Analisis Elemen Ekuitas Merek Rcti Dalam Persaingan Industri Televisi Swasta Di Indonesia: Studi Kasus Pada Empat Perguruan Tinggi Swasta Terkemuka Di Jakarta
    ANALISIS ELEMEN EKUITAS MEREK RCTI DALAM PERSAINGAN INDUSTRI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA EMPAT PERGURUAN TINGGI SWASTA TERKEMUKA DI JAKARTA Masruroh1; Awin Indranto2 ABSTRACT Article measured the element of RCTI brand equity consisting of brand awareness, brand association that formed brand image, perceived quality, and brand loyalty. The used research method was descriptive, this research desribe 400 student perception from four private universities in Jakarta on the RCTI brand equity in last 2005. The used sampling method was probability sampling using proportionate stratified random sampling technique. The brand awarness research result shows that RCTI brand is in the first level on top of mind level with 50,25% of the respondent. For the brand association, there are three associations that formed brand image of RCTI, which are RCTI Oke, Indonesian Idol, and Seputar Indonesia. Keywords: brand equity, competition, television industry ABSTRAK Artikel mengukur elemen ekuitas merek RCTI yang terdiri dari brand awareness (kesadaran merek), brand association (asosiasi merek) yang membentuk brand image (citra merek), perceived quality (persepsi kualitas), dan brand loyalty (loyalitas merek). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu menguraikan persepsi 400 mahasiswa di 4 universitas swasta terkemuka di Jakarta terhadap ekuitas merek RCTI pada akhir tahun 2005. Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek RCTI berada pada urutan pertama di tingkat top of mind dengan 50,25% responden. Untuk brand association terdapat tiga asosiasi yang membentuk brand image RCTI, yaitu asosiasi RCTI Oke, Indonesian Idol, dan Seputar Indonesia. Kata kunci: ekuitas merk, persaingan, industri televisi 1, 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Jayabaya, Jl.
    [Show full text]
  • Application of P3SPS in Insert Infotainment Program on Trans TV
    INTERNATIONAL JOURNAL OF SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH VOLUME 8, ISSUE 08, AUGUST 2019 ISSN 2277-8616 Application Of P3SPS In Insert Infotainment Program On Trans TV Shavira Annisa Putri, Muslikhin Abstract: The Broadcasting Code of Conduct (P3) is the provisions for broadcasters set by the Indonesian Broadcasting Commission (KPI). Broadcast Program Standards (SPS) is a broadcast content standard that contains the restriction, violation, and obligation set by the KPI. Insert is an infotainment program that aired on Trans TV. This study aimed to describe how the application of Broadcasting Behavior Guidelines and Broadcast Program Standards (P3SPS) on Infotainment Insert program in Trans TV. This study used descriptive qualitative method and used three stages of coding test, starting with open coding then axial coding and in proceed with selective coding, and do interviews and also observation. Based on research conducted, still found violations against P3SPS made by Insert program. That is in Article P3 Clause 9 and SPS Clause 9 concerning the right of privacy, then Article P3 Clause 14 and SPS Clause 15 on the value and norms of decency. Index Terms: Application, Infotainment, P3SPS, Political Economy Communication, Violation ———————————————————— 1 Introduction However, infotainment growth is currently tough to resist. In INFOTAINMENT is news that presents information about the this case, the quality of the infotainment program is still not lives of people known to the public (celebrity), as many of optimal. What is meant by quality is not optimal is as written by them work in the entertainment industry such as film or soap Syahputra (2006) that infotainment only presents: (1) Gossip opera players, singers and so on, the news about them is also as news.
    [Show full text]
  • Hierarki Pengaruh Media Dalam Program Layar Pemilu Tepercaya Di Cnn Indonesia
    HIERARKI PENGARUH MEDIA DALAM PROGRAM LAYAR PEMILU TEPERCAYA DI CNN INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) oleh: Widya Rahmatia NIM. 11140510000108 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018 M i ABSTRAK Widya Rahmatia Hierarki Pengaruh Media dalam Program Layar Pemilu Tepercaya di CNN Indonesia Pada masa kampanye Pilkada serentak 2018, media harus seimbang dalam menyiarkan program acara. Dalam hal ini konten mengenai kandidat pasangan calon satu dengan lainnya harus seimbang. Begitu juga dalam menghadirkan narasumber. Dalam hal ini CNN Indonesia dalam program Layar Pemilu Tepercaya episode “Pertarungan Merebut Suara Jawa Timur” menghadirkan salah satu pasangan calon sebagai narasumber. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hierarki pengaruh media pada program Layar Pemilu Tepercaya di CNN Indonesia dan faktor apa saja yang berpengaruh pada isi program Layar Pemilu Tepercaya terkait dengan episode “Pertarungan Merebut Suara Jawa Timur”. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Teori yang digunakan adalah hierarki pengaruh media oleh Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese. Teori ini mengkaji isi media dan hierarki pengaruh isi media di antaranya, individual level, media routines level, organization level, extra media level, ideological level. Temuan pada penelitian ini adalah hierarki pengaruh media yang terdapat di Program Layar Pemilu Tepercaya CNN Indonesia, yaitu level organisasi media dan level rutinitas media memiliki pengaruh terhadap isi program. Level lainnya juga memberikan pengaruh terhadap program Layar Pemilu Tepercaya yaitu level individu media, level ekstra media, dan level ideologi media. Hal ini dikarenakan penentuan isu yang akan dibahas pada program Layar Pemilu Tepercaya ditentukan oleh rapat redaksional CNN Indonesia.
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 7 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Daftar Pustaka
    95 DAFTAR PUSTAKA Korea.net Gateway to Korea. (n.d.). Hallyu (Korean Wave). http://www.korea.net/AboutKorea/Culture-and-the-Arts/Hallyu Alam, Syafril, and Ansgrasia Jenifer Nyarimun. 2017. “Musik K-Pop Sebagai Alat Diplomasi Dalam Soft Power Korea Selatan.” Internastional & Diplomacy. Amelya, A. (2012). Konser K-Pop Terbesar, Penonton SMTOWN INA Capai 50 Ribu Orang! https://www.kapanlagi.com/korea/konser-k-pop-terbesar- penonton-smtown-ina-capai-50-ribu-orang-06377a.html SMTOWN LIVE in Jakarta Ended in Great Success by Drawing a Total of 50,000 Audiences! (2012). https://www.facebook.com/notes/smtown/smtown-live- in-jakarta-ended-in-great-success-by-drawing-a-total-of-50000- audien/448785688497604 Diplomatik, Indonesia – Korea Selatan Semakin Mantapkan Hubungan. (2013). http://ipsk.lipi.go.id/berita/208-indonesia-korea-selatan-semakin-mantapkan- hubungan-diplomatik Hallyu : Gelombang Korea (한류:Korea Wave). (n.d.). Kedutaan Besar Republik Korea Selatan Untuk Republik Indonesia. http://overseas.mofa.go.kr/id- id/wpge/m_2741/contents.do Join Declaration between Government of Indonesia and Government of Korea. (n.d.). http://treaty.kemlu.go.id/uploads-pub/1658_KOR-2006-0050.pdf Korean Cultural Center Indonesia. (n.d.). http://id.korean- culture.org/navigator.do?siteCode=null&langCode=null&menuCode=20110 5180021 Pertukaran Budaya Indonesia dan Korea Melalui Penyiaran. (n.d.). http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/6460/Pertukaran+Budaya+Indo nesia+Melalui+Penyiaran/0/berita_satker Tujuan Pendirian Korean Cultural Center (KCC). (n.d.). http://id.korean.culture.org/m/id/6/contents/341 Azhari., M. Tahrir. 1988. Politik Internasional, Kerangka Untuk Analisis , Jilid II, Terjemahan.
    [Show full text]
  • Implementasi Program Siaran Lokal Pada Stasiun Televisi Di Daerah Istimewa Yogyakarta
    Jurnal An-Nida, Vol. 7, No. 2, Juli-Desember 2015 IMPLEMENTASI PROGRAM SIARAN LOKAL PADA STASIUN TELEVISI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Supadiyanto Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta Jln. Laksda Adisucipto Km 6,5 No. 279 Yogyakarta [email protected] Abstract Broadcasting dominated "Jakarta" program and foreign programs. Local broadcast program is minimalist, even zero. This fact as the impact of media conglomeration. How is the implementation of local programs serving on various television stations in DIY? How does endeavor to KPID DIY enforce the fulfillment of local programs serving at DIY? How the role of KPID DIY? The paradigm of this research is quantitative-qualitative data based on primary and secondary. As a result, there are 11 television station has not aired local programs with a duration of at least 10 percent of the time it broadcasts per day. KPID DIY has lifted the first written reprimand letter to 12 television station managers in DIY. Keywords: local programming, implementation, dominance, television Supadiyanto Abstrak Lembaga penyiaran didominasi program "Jakarta" dan program asing. Program siaran lokal minimalis, bahkan nihil. Fakta ini sebagai dampak konglomerasi media. Bagaimanakah implementasi penayangan program lokal pada berbagai stasiun televisi di DIY? Bagaimanakah ikhtiar KPID DIY menegakkan pemenuhan penayangan program lokal di DIY? Bagaimana peran KPID DIY? Paradigma penelitian ini adalah kuantitatif-kualitatif berlandaskan data primer dan sekunder. Hasilnya, terdapat 11 stasiun televisi belum menayangkan program lokal dengan durasi minimal 10 persen dari waktu bersiaran perhari. KPID DIY telah melayangkan surat teguran tertulis pertama kepada 12 pengelola stasiun televisi di DIY. Kata kunci: program lokal, implementasi, dominasi, televisi A.
    [Show full text]