Kata Pengantar

Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan perkenan-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan akhir dalam Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga. Laporan ini disusun dalam rangka untuk memberikan rekomendasi bagi Pemerintah Kota Salatiga mengenai menyusun pengembangan investasi. Besar harapan kami agar pada laporan akhir ini dapat memberikan gambaran mengenai rencana invetasi.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada kami baik pada saat ini hingga akhir pelaksanaannya nanti. Besar harapan kami hubungan kerjasama ini membuahkan hasil kebijaksanaan sesuai tujuan kita bersama.

Tim Penyusun

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | i Daftar Isi

Kata Pengantar ...... i

Daftar Isi ...... ii

Daftar Tabel ...... iv

Daftar Gambar ...... v

BAB 1 PENDAHULUAN ...... 6

1.1 Latar Belakang ...... 6

1.2 Maksud, Tujuan Dan Sasaran ...... 7

1.3 Ruang Lingkup ...... 7

1.3.1 Ruang Lingkup Kegiatan ...... 8

1.3.2 Ruang Wilayah ...... 9

BAB 2 LOKASI KAJIAN ...... 10

2.1 Kondisi Fisik ...... 14

2.1.1 Hidrologi dan Hidrogeologi ...... 14

2.1.2 Topografi ...... 14

2.1.3 Curah Hujan ...... 15

2.1.4 Geologi ...... 16

2.2 Kondisi Sosial Dan Ekonomi ...... 17

2.2.1 Kependudukan ...... 17

2.2.2 Agama ...... 18

2.2.3 Ekonomi ...... 20

2.3 Kondisi Lokasi ...... 21

BAB 3 PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ...... 25

3.1 Pemahaman Profil Investasi ...... 25

3.2 Metode Pelaksanan Kegiatan ...... 31

3.2.1 Tahap Persiapan ...... 32

3.2.2 Tahap Pengumpulan Dan Pengolahan Data ...... 33

3.2.3 Tahap Analisa ...... 36

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | ii BAB 4 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ...... 41

4.1 Analisis Aspek Ekonomi ...... 41

4.1.1 Ekonomi Makro ...... 41

4.1.2 Ekonomi Mikro ...... 46

4.2 Analisis Aspek Sosial ...... 55

4.3 Analisis Aspek Lingkungan ...... 64

4.4 Analisis Aspek Hukum ...... 71

4.5 Analisis Aspek Teknis ...... 77

4.5.1 Desain Bangunan ...... 77

4.5.2 Rekayasa Infrastruktur ...... 86

4.6 Analisis Aspek Manajemen ...... 88

4.7 Analisis Aspek Kelembagaan ...... 91

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | iii Daftar Tabel

Tabel 2-1 Pembagian Wilayah Administrasi Per Kecamatan Tahun 2016 ...... 11

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per Kecamatan ...... 14

Tabel 2-3 Curah Hujan, Hari Hujan Dan Rata-Rata Curah Hujan Di Kota Salatiga Tahun 2016 (Mm) ...... 15

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Di Kota Salatiga ...... 17

Tabel 2-5 Penduduk Dan Sex Ratio Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016 ...... 18

Tabel 2-6 Banyaknya Pemeluk Agama Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016 ...... 18

Tabel 2-7 Banyaknya Tempat Peribadatan Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016 .... 19

Tabel 2-8 Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Salatiga, Tahun 2014-2016 (Juta Rupiah) ...... 20

Tabel 4-15 Analisa Kebutuhan Ruang ...... 22

Tabel 3-1 Kebutuhan Data Sekunder ...... 35

Tabel 4-1 Jumlah Wisatawan Di Kota Salatiga ...... 41

Tabel 4-2 Jumlah Wisatawan Di Kabupaten Boyolali ...... 41

Tabel 4-3 Jumlah Wisatawan Di Kabupaten ...... 42

Tabel 4-4 Total wisatawan ...... 43

Tabel 4-5 Proyeksi Jumlah Wisatawan ...... 44

Tabel 4-6 Proyeksi Permintaan Dan Penawaran (transaksi) ...... 44

Tabel 4-7 Proyeksi Permintaan, Penawaran, Potensi Pasar dan Pangsa Pasar ...... 45

Tabel 4-8 Pendapatan Parkir ...... 47

Tabel 4-9 Kenaikan Harga Tanah ...... 48

Tabel 4-10 Kenaikan Harga Bangunan ...... 48

Tabel 4-11 Tabel Pendapatan Sewa Outlet ...... 49

Tabel 4-12 Net Benefit ...... 51

Tabel 4-13 Payback Periode ...... 52

Tabel 4-14 NPV dan EIRR ...... 54

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | iv Daftar Gambar

Gambar 2-1 Overlay Lokasi Dengan RTRW Kota Salatiga ...... 23

Gambar 2-2 Lokasi di Kelurahan Blotongan ...... 24

Gambar 4-1 Kebutuhan Akan Pusat Oleh Oleh dan Souvenir ...... 55

Gambar 4-2 Kebutuhan Fasilitas Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 56

Gambar 4-3 Keinginan Menjual Produk di Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 56

Gambar 4-4 Konsep Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 57

Gambar 4-5 Sarana Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 58

Gambar 4-6 Kebutuhan SPBU di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 58

Gambar 4-7 Kebutuhan Parkir di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga...... 59

Gambar 4-8 Kebutuhan Fasilitas Istirahat di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga ...... 59

Gambar 4-9 Komposisi Persentase Responden Menurut Tanggapan Pemandangan Alam di Pusat Oleh Oleh/Souvenir ...... 60

Gambar 4-10 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengeluaran Uang Untuk Belanja Oleh Oleh ...... 60

Gambar 4-11 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Variasi Produk Terhadap Minat Beli ...... 61

Gambar 4-12 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Harga Produk Terhadap Minat Beli ...... 62

Gambar 4-13 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ...... 62

Gambar 4-14 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Lokasi Toko/outlet Terhadap Minat Beli ...... 63

Gambar 4-15 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Minat Beli ...... 63

Gambar 4-16 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Daya Tahan Produk Terhadap Minat Beli ...... 64

Gambar 4-17 Fungsi, Kegiatan, aktivitas dan pengguna ...... 78

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | v BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini memuat : Latar Belakang, Maksud, Tujuan, dan Sasaran, Ruang Lingkup, Metodologi, Sistematika Penyusunan

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah pasal 16 Pemerintah Daerah mendapat tugas untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang pemasaran. Dimana dalam pasal 18 mengamanatkan untuk menyediakan lembaga pemasaran, rumah dagang dan pemasaran usaha mikro dan kecil.

Bapelitbangda sebagai salah satu organisasi pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan pembinaan UMKM guna melaksanakan kegiatan FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion) atau forum untuk pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja pada tingkat Kabupaten/Kota yang berorientasi pada program kemitraan yang terlembaga bagi para stakeholder di daerah yang relevan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi melalui usaha-usaha atau kegiatan bersama. Stakeholder tersebut terdiri dari unsur pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat termasuk asosiasi-asosiasi usaha, lembaga fasilitasi usaha dan LSM. Di Kota Salatiga sendiri terdapat anggota FEDEP sebanyak 106 yang terdiri dari Batik & Bordir, Kerajinan, Makanan Olahan, Sapi, Kelinci, Pupuk Organik, Olahan Ikan, dan Susu.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah pasal 16 Pemerintah Daerah mendapat tugas untuk memfasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah di bidang pemasaran. Dimana dalam pasal 18 mengamanatkan untuk menyediakan lembaga pemasaran, rumah dagang dan pemasaran usaha mikro dan kecil.

Bapelitbangda sebagai salah satu organisasi pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan pembinaan UMKM guna melaksanakan kegiatan FEDEP (Forum for Economic Development and Employment Promotion) atau forum untuk pengembangan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja pada tingkat Kabupaten/Kota yang berorientasi pada program kemitraan yang terlembaga bagi para stakeholder di daerah yang relevan yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi melalui usaha-usaha atau kegiatan bersama.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 6 Stakeholder tersebut terdiri dari unsur pemerintah, pelaku usaha dan masyarakat termasuk asosiasi-asosiasi usaha, lembaga fasilitasi usaha dan LSM. Di Kota Salatiga sendiri terdapat anggota FEDEP sebanyak 106 yang terdiri dari Batik & Bordir, Kerajinan, Makanan Olahan, Sapi, Kelinci, Pupuk Organik, Olahan Ikan, dan Susu.

Dalam pembinaan terhadap FEDEP Kota Salatiga dimana belum memiliki tempat yang memfasilitasi dalam hal pemasaran hasil UMKM. Hal ini berdampak terhadap banyak sedikitnya jumlah produk yang dapat dijual oleh anggota FEDEP. Oleh karena itu, Bapelitbangda memandang perlu dibangunnya suatu tempat promosi bagi hasil produksi para anggota FEDEP. Pembangunan tempat ini membutuhkan kajian dan analisa dengan harapan Pusat Oleh-oleh yang akan dibangun betul-betul dapat berfungsi sebagai media pemasaran hasil produksi anggota FEDEP khususnya dan UMKM yang ada di Kota Salatiga pada umumnya..

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

A. MAKSUD

Maksud dilaksanakannya profil investasiini untuk memberikan penilaian tentang profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh dari berbagai aspek bagi Pemerintah Kota Salatiga.

B. TUJUAN

Tujuan dari profil investasiini untuk mengurangi resiko dari investasi yang akan dilakukan Pemerintah Kota Salatiga dalam profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh. Sehingga Pusat Oleh-oleh yang nantinya dibangun dapat beroperasi dengan baik dan bermanfaat bagi Pemerintah Kota dan masyarakat.

C. SASARAN

Sasaran dari kegiatan ini adalah tersusunnya Dokumen Profil investasiPusat Oleh-oleh Kota Salatiga ditinjau dari aspek hukum, aspek teknis dan manajemen, aspek pasar dan pemasaran, aspek sosial sosial, dan aspek ekonomi.

1.3 RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam laporan ini dibagi atas 2 sub bab yaitu ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup wilayah, berikut merupakan penjabarannya:

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 7 1.3.1 RUANG LINGKUP KEGIATAN

Berikut ini adalah lingkup dan uraian kegiatan yang harus dilaksanakan :

1. Pengumpulan data dan informasi

Data dan informasi yang dikumpulkan adalah segala jenis data dan informasi yang diperlukan untuk melakukan Profil investasiPusat Oleh-Oleh Kota Salatiga yang meliputi :

a. Data tentang peraturan perundangan yang terkait baik peraturan dari pusat maupun daerah. b. Data kependudukan, kondisi ekonomi, sosial-budaya di Kota Salatiga c. Data tentang struktur organisasi dan tugas fungsi OPD yang terkait. d. Data kondisi fisik dan lingkungan, sarana prasarana, dan data lain yang relevan.

Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi dari segi ekonomi, sosial budaya, serta kondisi fisik yang ada.

2. Analisis data

Analisis yang dilakukan dalam kajian pembangunan Pusat Oleh- Oleh ini meliputi :

a. Analisis aspek ekonomi

1) Ekonomi Makro

Analisis aspek ekonomi makro menentukan potensi pasar, pangsa pasar, potensi penyerapan tenaga kerja di lokasi berdasarkan tingkat pendidikan dan gender.

2) Ekonomi Mikro

Analisis aspek ekonomi mikro dilakukan untuk melihat proyeksi pendapatan dan biaya, IRR, NPV, BCR, Payback Period dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

b. Aspek Sosial dan Partisipasi Masyarakat.

Aspek social dan partisipasi masyarakat dilakukan untuk melihat potensi pendapatan masyarakat dan upaya penghindaran konflik melalui tingkat partisipasi masyarakat.

c. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan dilakukan untuk melihat kajian lingkungan yang sudah dilakukan sesuai dengan peraturan berlaku.

d. Analisis aspek hukum

Analisis ini dilakukan untuk mengkaji dokumen/peraturan perundangan yang mendukung dan kebijakan diperlukan peraturan baru.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 8 e. Analisis aspek Manajemen

Analisis aspek manajemen untuk mengkaji plola manajemen yang akan dianut (swasta murni atau kemitraan) dan system pegelolaan.

f. Aspek Teknik

Analisis aspek teknis dilakukan untuk menetukan lokasi dari Pusat Oleh- Oleh dengan mempertimbangkan peraturan Tata Ruang yang ada dan spesifikasi gedung yang akan dibangun. Analisis aspek manajemen membahas tentang kesiapan dan kemampuan sumber daya manusia dan bentuk organisasi yang akan mengelola Pusat Oleh-Oleh ini.

g. Aspek Kelembagaan

Analisis aspek kelembagaan dilakukan untuk menentukan koordinasi antar instansi terkait dan analisa diperlukan institusi baru

3. Penyusunan Kesimpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka didapatkan kesimpulan dan rekomendasi tentang kelayakan profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh di Kota Salatiga yang selanjutnya diterjemahkan dalam roadmap implementasi profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh Kota Salatiga. Dalam roadmap ini terdapat langkah langkah implementasi, monitoring dan evaluasi.

1.3.2 RUANG WILAYAH

Lokasi kegiatan ini di Kelurahan Blotongan, Kota Salatiga.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 9 BAB 2 LOKASI KAJIAN

Bagian ini memuat gambaran umum lokasi kajian Kota Salatiga

Secara administratif Kota Salatiga terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Luas wilayah Kota Salatiga pada tahun 2012 tercatat sebesar 56,781 km2. Kota salatiga terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang. Terletak 7o17’23’’ LS dan 110o27’56,81’’ dan 110o32’4,64” BT.

Kota Salatiga dibatasi oleh beberapa Kelurahan yang masuk dalam Kabupaten Semarang. Batas-batas tersebut adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara :

a. Kecamatan Pabelan : Desa Pabelan, Desa Pejaten. b. Kecamatan Tuntang : Desa Kesongo, Desa Watu Agung.

Sebelah Timur :

a. Kecamatan Pabelan : Desa Ujung-ujung, Desa Sukoharjo dan Desa Glawan. b. Kecamatan Tengaran : Desa Bener, Desa Waton dan Desa Nyamat.

Sebelah Selatan :

a. Kecamatan Getasan : Desa Sumogawe, Desa Samirono, dan Desa Jetak. b. Kecamatan Tengaran : Desa Patemon, Desa Karang Duren.

Sebelah Barat :

a. Kecamatan Tuntang : Desa Candirejo, Desa Jombor, Deas Sraten, Deas Gedongan. b. Kecamatan Getasan : Desa Polobogo.

Menurut penggunaannya, penggunaan lahan Kota Salatiga berupa sawah dan lahan bukan sawah. Untuk lahan sawah di Kota Salatiga mempunyai luas sebesar 7,799 Km2 (13,73 persen) sedangkan untuk lahan bukan sawah sebesar 48,982 Km2 (86,72 persen). Sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (46,71 persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Berikutnya, lahan kering yang dipakai untuk tegal/ kebun sebesar 32,72 persen dari total bukan lahan sawah. Berdasarkan administrasinya, Kota Salatiga terbagi atas 4 Kecamatan, 199 RW, dan 1.049 RT. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2-1.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 10 Tabel 2-1 Pembagian Wilayah Administrasi Per Kecamatan Tahun 2016

Luas Wilayah Kecamatan RW RT Desa (Km2) Argomulyo 56 255 6 18.526 Tingkir 48 284 7 10.549 Sidomukti 37 220 4 11.459 Sidorejo 59 302 6 16.247 Jumlah 200 1.061 23 56.781

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berikut adalah rincian pembagian wilayah pada masing-masing kecamatan di Kota Salatiga:

Kecamatan Sidorejo, terdiri dari : Kecamatan Argomulyo, terdiri dari :

1. Kel. Blotongan; 1. Kel. Noborejo; 2. Kel. Sidorejo Lor; 2. Kel. Ledok; 3. Kel. Salatiga; 3. Kel. Tegalrejo; 4. Kel. Bugel; 4. Kel. Kumpulrejo; 5. Kel. Kauman Lor; 5. Kel. Randuacir; 6. Kel. Pulutan . 6. Kel. Cebongan.

Kecamatan Tingkir, terdiri dari : Kecamatan Sidomukti, terdiri dari :

1. Kel. Kutowinangun.; 1. Kel. Kecandran; 2. Kel. Gendongan; 2. Kel. Dukuh; 3. Kel. Sidorejo Kidul; 3. Kel. Mangunsari; 4. Kel. Kalibening; 4. Kel. Kalicacing. 5. Kel. Tingkir Lor; 6. Kel. Tingkir Tengah.

Untuk lebih jelasnya mengenai administrasi Kota Salatiga dapat dilihat pada Gambar 2-1.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 11

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 12

Sumber : RTRW Kota Salatiga Tahun 2011-2031

Gambar 2-1 Peta Administrasi Kota Salatiga

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 13 2.1 KONDISI FISIK

2.1.1 HIDROLOGI DAN HIDROGEOLOGI

Kondisi hidrologi suatu wilayah dapat dilihat dari sumber air yang ada di wilayah tersebut. Sumber air dapat berupa danau, sungai maupun rawa. Kota Salatiga dilewati oleh sungai yang memiliki intensitas yang cukup besar yakni Kali Sraten dan Kali Ngaglik, yang secara keseluruhan, sungai tersebut bukan berasal dari Wilayah Kota Salatiga. Dalam lingkup Kota Salatiga, penyebaran dan pemanfaatan sumber air masih kurang merata. Ada daerah yang memiliki potensi sumber sumber daya air cukup tinggi, namun ada pula daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya air. Belum semua sumber mata air di wilayah Salatiga dikelola dengan baik, sebagian besar dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar saja. Terdapat 6 (enam) mata air yang tersebar 2 Kecamatan yaitu di Kelurahan Kutowinangun terdapat 3 mata air, Kelurahan Sidorejo Kidul 1 mata air, Kalurahan Kalibening juga terdapat 1 mata air, selanjutnya terdapat 1 mata air di Kelurahan Noborejo. Sistem akuifer di wilayah Kota Salatiga dibagi menjadi dua, yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam. Sistem akuifer air tanah dangkal merupakan akuifer bebas karena muka air tanahnya berhubungan langsung dengan air permukaan. Di dataran alluvial muka air berkisar 0.24-4 m dari muka laut, sedangkan di daerah perbukitan 8-25 m dari permukaan laut. Akuifer tanah dalam berupa akuifer bebas dan akuifer tertekan dengan kedalaman muka air dari 30-90 m, semakin ke arah timur dan utara semakin dalam. 2.1.2 TOPOGRAFI

Secara topografi, Kota Salatiga merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 450-825 m di atas permukaan laut. Berdasarkan relief, Kota Salatiga terdiri dari 3 bagian yaitu daerah bergelombang ± 65% yang terdiri dari kelurahan Dukuh, Ledok, Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo dan Kauman Kidul. Daerah miring ± 25% terdiri dari kelurahan Tegalrejo, Mangunsari, Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan. Daerah datar ± 10% terdiri dari Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening dan Blotongan. Sedangkan secara morfologis, Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu dan diantara gunung- gunung kecil antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong dan berketinggian antara : 450-825 m dpl (dari permukaan air laut). Kemudian ketinggian 4 kecamatan dari permukaan air laut disajikan pada Tabel 2-2.

Tabel 2-2 Ketinggian Kota Salatiga Per Kecamatan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 14 No Ketinggian Kecamatan (dpl) 1 Sidorejo 450-712,5 m 2 Tingkir 510-700 m 3 Argomulyo 595-850 m 4 Sidomukti 515 -650 m Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan aspek topografi, wilayah Kota Salatiga dibagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:

1. Daerah bergelombang, ± 65% dari luas wilayah yang meliputi wilayah Kelurahan: Dukuh, Kutowinangun, Salatiga, dan Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan Kauman Kidul; 2. Daerah miring, ± 25% dari luas wilayah yang meliputi Kelurahan: Tegalrejo, Mangunsari, Sidorejo Lor, Bugel, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah, dan Cebongan; 3. Daerah yang relatif datar, 10% dari luas wilayah yang meliputi Kelurahan: Kalicacing, Noborejo, Kalibening, dan Blotongan. 2.1.3 CURAH HUJAN

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Curah hujan tertinggi tercatat sebesar 355mm pada bulan Oktober dan hari hujan terbanyak tercatat sebanyak 11 hari pada bulan Januari dan Oktober. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2-3.

Tabel 2-3 Curah Hujan, Hari Hujan Dan Rata-Rata Curah Hujan Di Kota Salatiga Tahun 2016 (Mm)

No Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-Rata Curah Hujan 1 Januari 261 11 23,73 2 Februari 230 8 28,75 3 Maret 325 9 36,11 4 April 335 8 41,88 5 Mei 150 5 30,00 6 Juni 100 4 25,00

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 15 7 Juli 287 9 31,89 8 Agustus 177 4 44,25 9 September 66 2 33,06 10 Oktober 355 11 32,27 11 November 320 9 35,56 12 Desember 270 8 33,75 Jumlah 2016 2.870 88 32,61 Jumlah 2015 2.124 84 25,29 Jumlah 2014 2.571 102 25,21 Jumlah 2013 2.718 99 27,45 Jumlah 2012 2.030 79 25,70 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 2-3 dapat dilihat bahwa untuk curah hujan tertinggi di Kota Salatiga pada tahun 2016 terdapat di bulan Oktober yaitu sebesar 355 mm, sedangkan untuk yang terkecil terdapat di bulan September yaitu sebesar 66 mm. Untuk rata-rata curah hujan pada tahun 2016 tertinggi terdapat di bulan Agustus yaitu sebesar 44,25 mm, sedangkan untuk yang terkecil terdapat di bulan Januari yaitu sebesar 23, 73 mm. 2.1.4 GEOLOGI

Kota Salatiga memiliki ketinggian yang beragam yakni berkisar antara 450 mdpl hingga 825 mdpl. Hal ini dikarenakan letak Kota Salatiga sendiri yang berada di kaki Gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil lainya, yakni Gunung Gajah Mungkur, Gunung Telomoyo, dan Gunung Payung Rong. Bentuk topografi Kota Salatiga dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis intermedier, yang memiliki tekstur remah dan konsehtensinya gembur, produktifitas tanah sedang sampai tinggi. Bentuk stuktur tanah latozol coklat tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan tanaman campuran.

Sedangkan struktur tanah yang ada di wilayah Kota Salatiga dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tanah Latosol Coklat

Bahan induknya terdiri dari tufa vulkanis intermedier, tekstur remah dan konsegtasinya gembur, produktivitas tanah sedang sampai tinggi. Jenis tanah ini terdapat di sebagian

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 16 wilayah Kota Salatiga dan ini sangat baik ditanami padi, palawija, sayur-sayuran, buah- buahan, cengkih dan lain-lain.

2. Tanah Latosol Coklat Tua

Bahan dasarnya terdiri dari tufa vulkanis intermedier, tekstur tanahnya remah dan konsegtasinya gembur sekali. Tanah ini terdapat di bagian ujung utara kota, sekitar Pegunungan Payung Rong. Tanah ini cocok sekali ditanami kopi, teh, coklat, padi, pisang, cengkih, dan tanaman campuran. 2.2 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

2.2.1 KEPENDUDUKAN

Pada tahun 2016, jumlah penduduk Kota Salatiga sebesar 186.420 jiwa. Jumlah penduduk perempuan lebih besar dibandingkan penduduk laki-laki, ditunjukkan oleh rasio jenis kelamin (rasio jumlah penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan), sebesar 95,77 penduduk Kota Salatiga belum menyebar secara merata di seluruh wilayah Kota Salatiga. Umumnya, penduduk banyak menumpuk di daerah perkotaan dibandingkan pedesaan. Pada tahun 2016 rata-rata, kepadatan penduduk Salatiga sebesar 3.283 jiwa setiap km2. Untuk lebih jelasnya berikut merupakan kepadatan penduduk di Kota Salatiga pada Tabel 2-4.

Tabel 2-4 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Di Kota Salatiga

Kepadatan Penduduk Per Km2 No Kecamatan 2012 2013 2014 2015 2016 1 Argomulyo 2.240 2.276 2.310 2.344 2.379 2 Tingkir 3.900 3.958 4.013 4.066 4.121 3 Sidomukti 3.496 3.551 3.603 3.654 3.707 4 Sidorejo 3.280 3.331 3.378 3.424 3.472 Kepadatan/Km2 3.099 3.148 3.193 3.237 3.283

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 2-4 dapat dijabarkan bahwa untuk kepadatan penduduk di Kota Salatiga pada tahun 2016 tertinggi terdapat di Kecamatan Tingkir yaitu sebesar 4.121 jiwa per Km2, sedangkan untuk kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Kecamatan Argomulyo. Selanjutnya akan dijabarkan mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan sex ratio pada Tabel 2-5.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 17

Tabel 2-5 Penduduk Dan Sex Ratio Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1 Argomulyo 21.688 22.381 44.069 96,90 2 Tingkir 21.281 22.187 43.468 95,92 3 Sidomukti 20.906 21.568 42.474 96,93 4 Sidorejo 27.323 29.086 56.409 93,94 Jumlah 2016 91.198 95.222 186.420 95,77 Jumlah 2015 89.928 93.887 183.815 95,78 Jumlah 2014 88.720 92.584 181.304 95,83 Jumlah 2013 87.410 91.309 178.719 95,73 Jumlah 2012 86.070 89.919 175.989 95,72 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 2-5 dapat dijabarkan bahwa untuk jumlah penduduk laki-laki terbanyak terdapat di Kecamatan Sidorejo yaitu sebesar 27.323 jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk laki-laki paling sedikit terdapat di Kecamatan Sidomukti yaitu sebesar 20.906 jiwa. Untuk sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Sidomukti yaitu sebesar 96,93 sedangkan untuk yang paling kecil terdapat di Kecamatan Sidorejo yaitu sebesar 93,94. 2.2.2 AGAMA

Kehidupan beragama yang harmonis sangat didambakan masyarakat. Hal ini terlihat dari tempat-tempat peribadatan yang ada di sekitar warga, seperti masjid, gereja, dan pesantren-pesantren. Banyaknya tempat peribadatan di Kota Salatiga pada tahun 2016, mencapai 624 buah, yang terdiri dari 83,81 persen Masjid dan Langgar, dan 15,06 persen Gereja Kristen dan Katholik, dan sisanya berupa Pura dan Vihara. Untuk lebih jelasnya mengenai sebaran pemeluk agama dan tempat peribadatan di Kota Salatiga dapat dilihat pada Tabel 2-6 dan 2-7.

Tabel 2-6 Banyaknya Pemeluk Agama Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016

Aliran N Kecamata Kriste Katoli Budh Hind Konghuc Kepercayaa o n n k a u u n

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 18 Aliran N Kecamata Kriste Katoli Budh Hind Konghuc Islam Kepercayaa o n n k a u u n 1 Argomulyo 39.732 8.221 1.951 159 45 0 10 2 Tingkir 37.898 6.662 2.964 210 15 4 2 3 Sidomukti 34.493 8.326 1.882 272 24 4 2 4 Sidorejo 43.453 8.162 3.477 204 27 1 8 Jumlah 2016 155.57 31.37 10.27 111 5 22 845 6 1 4 Jumlah 2015 153.53 31.81 762 4 22 9.490 886 6 2 Jumlah 2014 152.83 31.77 104 8 47 9.475 874 4 6 Jumlah 2013 149.12 30.59 10.13 292 4 23 562 5 6 7 Jumlah 2012 144.69 29.62 312 8 0 9.879 1288 5 9 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 2-6 dapat dijabarkan bahwa untuk penduduk yang memeluk islam terbanyak terdapat di Kecamatan Sidorejo yaitu sebanyak 43453 jiwa, sedangkan untuk pemeluk agama kristen paling banyak terdapat di Kecamatan Sidomukti yaitu sebanyak 8326 jiwa. Untuk jumlah kepercayaan di Kota Salatiga paling sedikit adalah Konghucu yaitu sebanyak 5 jiwa. Selanjutnya akan dijabarkan mengenai sebaran tempat peribadatan di Kota Salatiga pada Tabel 2-7.

Tabel 2-7 Banyaknya Tempat Peribadatan Per Kecamatan Di Kota Salatiga Tahun 2016

No Kecamatan Masjid Surau Gereja Pura, Vihara & Kelenteng 1 Argomulyo 60 68 30 2 2 Tingkir 47 80 21 2 3 Sidomukti 56 48 27 2 4 Sidorejo 57 107 16 1 Jumlah 2016 220 303 94 7 Jumlah 2015 214 303 80 7

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 19 No Kecamatan Masjid Surau Gereja Pura, Vihara & Kelenteng Jumlah 2014 214 303 80 7 Jumlah 2013 200 293 72 7 Jumlah 2012 200 293 72 7 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

Berdasarkan Tabel 2-7 dapat dijabarkan bahwa untuk tempat peribadatan masjid paling banyak terdapat di Kecamatan Argomulyo yaitu sebanyak 60 buah, sedangkan untu tempat peribadatan masjid paling sedikit terdapat di Kecamatan Tingkir yaitu sebesar 47 buah. Untuk tempat peribadatan pura, vihara dan kelenteng pada Kecamatan Argomulyo, Tingkir, dan Sidomukti memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 2 buah, sedangkan untuk Kecamatan Sidorejo hanya memiliki tempat peribadatan pura, vihara dan kelenteng sebanyak 1 buah. 2.2.3 EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi Salatiga tahun 2016 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2010, mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17 persen, dan di tahun 2016 pertumbuhan sebesar 5,23 persen. Sektor Industri Pengolahan memberikan sumbangan tertinggi terhadap ekonomi Kota Salatiga yaitu sebesar 31,56 persen, dengan laju pertumbuhan sebesar 3,84 persen. Sektor Konstruksi dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang juga merupakan sektor dominan memberikan sumbangan yang cukup signifikan yaitu masing-masing sebesar 14,08 persen dan 13,02 persen dengan pertumbuhan sebesar 7,29 persen dan 4,50 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai pertumbuhan PDRB dengan harga konstan dapat dilihat pada Tabel 2-8.

Tabel 2-8 Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Salatiga, Tahun 2014-2016 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2014 2015 2016 Pertanian, Kehutanan, dan 1 359.594,82 376.804,16 386.209,77 Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3.509,73 3.358,23 3.357,52 3 Industri Pengolahan 2.224.793,09 2.321.817,06 2.410.894,81 4 Pengadaan Listrik dan Gas 17.956,00 17.936,17 19.079,53 5 Pengadaan Air, Pengelolaan 6.523,21 6.571,97 6.676,40

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 20 No Lapangan Usaha 2014 2015 2016 Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi 1.014.487,07 1.066.758,78 1.144.525,50 Perdagangan Besar dan Eceran; 7 1.058.198,16 1.094.504,89 1.143.782,58 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 247.073,62 270.360,17 279.974,74 Penyediaan Akomodasi dan Makan 9 557.921,66 600.659,93 641.032,66 Minum 10 Informasi dan Komunikasi 283.214,92 295.965,41 317.253,06 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 246.882,08 263.701,14 287.487,51 12 Real Estate 386.696.59 413.977,83 442.708,21 13 Jasa Perusahaan 77.789,46 84.092,70 92.153,74 Administrasi 14 Pemerintahan,Pertahanan dan 401.643,95 420.903,90 431.216,05 Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 314.637,33 335.797,55 359.678,23 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 16 102.055,47 108.721,64 117.027,98 Sosial 17 Jasa lainnya 75.065,64 77.250,08 81.751,92 PDRB Atas Harga Konstan 7.378.042,82 7.759.181,62 8.164.810,21 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka 2017

2.3 KONDISI LOKASI Lokasi eksisting merupakan lahan pertanian di Kelurahan Blotongan dengan luas lahan ± 14.285 m2 berdasarkan rencana tata ruang (RTRW) merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Dengan beberapa potensi dan kelemahan yaitu:

1. Kondisi jaringan jalan, yang terdiri dari lebar perkerasan (dua lajur dan dua lajur dengan lebar 15 m), bahu jalan lebar masing ± 3 - 5m dan jenis perkerasan aspal dengan kondisi baik mendukung aktivitas dari dan menuju pusat oleh oleh 2. Tingkat aksesibilitas, Keterjangkauan lokasi terhadap moda transportasi (transportasi umum, transportasi pribadi) 3. Kebijakan, yaitu kesesuaian dengan rencaana tata ruang dan peraturan terkait dengan pusat oleh oleh yaitu sebagai perdagangan dan jasa 4. Kesehatan dan keselamatan kerja pusat oleh oleh, kondisi sekitar lokasi yang menunjang Kesehatan dan keselamatan kerja pusat oleh oleh.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 21 5. Utilitas pendukung, yang meliputi jaringan Air bersih, listrik, drainase, persampahan untuk mendukung aktivitas pusat oleh oleh 6. Jarak terjauh dari jangkauan UMKM esksiting di Kota Salatiga 4km 7. Daya dukung lahan, meliputi kondisi topografi relative datar, jenis tanah yang mempermudah dalam pembangunan dan pemeliharaan serta bebas dari kerawanan bencana alam 8. Luas lahan, dengan kurang dari kebutuhan luas lahan (dapat dilihat pada tabel dibawah) 9. Pemadangan alam, memiliki pemandangan alam berupa sawah dan pegunungan telomoyo, dan sekitarnya

Berdasarkan kebutuhan luas diketahui bahwa kebutuhan luas lahan ± 25.757 m2, sedangkan luas lokasi luas lahan ± 14.285 m2, maka terdapat bangunan yang bersifat multifungsi dan di desain secara vertical. Berikut kebutuhan ruang untuk pusat oleh oleh Kota Salatiga

Tabel 2-9 Analisa Kebutuhan Ruang

kapasitas Ruang Jenis Jumlah Dimensi ruang (m) luas total (m) (org) taman produktif taman 1 100 manusia (0,6 x 1,2) 3.851 gasebo (2x2)

sitting group (0,3x0,7)

sirkulasi 30%

ruang petugas 1 5 manusia (0,6 x 1,2) 33

locker (0,6x0,8)

ruang istirahat (1,8x2,2)

toilet (2x1,5)

sirkulasi 30%

kantor 1 10 manusia (0,6 x 1,2) 100

locker (0,6x0,8)

ruang istirahat (1,8x2,2)

ruang rapat

toilet (2x1,5)

ruang P3K

sirkulasi 30%

balai pertemuan 1 200 manusia (0,6 x 1,2) 250

toilet (2x1,5)

ruang sound (1,8x2,2)

gudang (5x2,2)

sirkulasi 30%

toilet taman 1 10 toilet (2x1,5) 23

wastafel (0,5x0,8)

urinoir (0,5x0,3)

sirkulasi 30% café dan resto ruang makan 1 200 ruang makan 2.500 kasir

dapur

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 22 kapasitas Ruang Jenis Jumlah Dimensi ruang (m) luas total (m) (org) toilet

sirkulasi 30% pertokoan UMKM 1 200 outlet kantor 7.500

outlet ritel

toilet

sirkulasi 30% area bermain anak 1 50 area bermain 1.500

area tunggu

kasir

locker

sirkulasi 30%

SPBU 1 SPBU 10.000

Mushola

Toilet

sirkulasi 30%

Total 25.757 Sumber: analisa tim penyusun, 2018

Gambar 2-1 Overlay Lokasi Dengan RTRW Kota Salatiga

Sumber: Tim Penyusun, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 23

Gambar 2-2 Lokasi di Kelurahan Blotongan

Sumber: Tim Penyusun, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 24 BAB 3 PENDEKATAN DAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Bagian ini memuat : pemahaman profil investasi, metode yang meliputi persiapan, pengumpulan data, Analisa serta penyusunan kesimpulan dan rekomendasi

3.1 PEMAHAMAN PROFIL INVESTASI Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang (Martono dan D. Agus Marjito, 2002:138). Menurut Umantoro bahwa “Investasi merupakan kegiatan menanamkam modal, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan di waktunya nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah benefit dari hasil penanaman modal tersebut”. Dari pengertian tersebut kegiatan investasi mengandung pengertian yang luas, karena investasi dapat dilakukan secara langsung (direct investment) maupun secara tidak langsung, yang lebih dikenal dengan (portfolio investment). Investasi adalah salah satu faktor produksi dalam ekonomi yang bersifat akumulatif dan sekaligus dapat mengalami penyusutan (depresiasi).

Investasi secara umum berasal dari tabungan (saving) yang kemudian digunakan kembali pada sektor produktif. Tabungan (saving) diperoleh dari proporsi pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Dengan demikian, semakin tinggi pendapatan suatu masyarakat maka terdapat kecenderungan adanya peningkatan kemampuan untuk menabung (saving). Semakin tinggi pembentukan tabungan maka semakin tinggi pula peluang pembentukan investasi. Pertumbuhan perekonomian suatu daerah tidak dapat dipisahkan dari meningkatnya investasi. Investasi adalah penting bagi pertumbuhan ekonomi atau mendorong kenaikan output secara signifikan. Investasi juga akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja. Implikasinya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 25 Pada umumnya investasi digunakan pada fungsi-fungsi yang dapat memberi nilai tambah dan keuntungan atau kompensasi melalui kegiatan produksi (untuk menciptakan nilai tambah) atau digunakan pada pelayanan public (yang mengandung kompensasi ekonomis) atau pada kegiatan optimalisasi mekanisme pasar (mempunyai kompensasi nilai ekonomis). Pada lingkup provinsi/kabupaten/kota, kegiatan investasi seringkali secara sederhana dianggap merupakan bagian dari dinamika ekonomi daerah terdapat tiga pendekatan untuk penggambaran investasi di daerah yang dikaitkan dengan sisi k ebijakannya, yaitu:

1. Pendekatan fungsional :

Pendekatan fungsional adalah bahwa dari sisi kepentingan pemerintah daerah yang mempunyai tujuan dan wewenang menjalankan fungsi-fungsi pelayananan publik demi kesejahteraan warganya. Kegiatan investasi perlu dilihat sebagai kegiatan dengan implikasi multi aspek. Tugas dan fungsi pemerintah daerah adalah menjalankankewenangannya untuk memenuhi kebutuhan publik. Melalui kebijakankebijakannya, kepentingan publik dirumuskan. Hal ini akan bersifat netral tetapi akan mengacu pada pertimbangan aspek sosial-ekonomimoral. Untuk itu sejarah suatu daerah serta tradisi dan budayanya akan menjadi pertimbangan utama. Secara lebih terinci tugas dan tanggungjawab tersebut adalah:

a. Upaya peningkatan lapangan kerja melalui sektor produktif b. Upaya peningkatan pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui terwujudnya sarana dan prasarana daerah c. Upaya peningkatan kondisi kesejahteraan masyarakat berupa kondisi fisik maupun non-fisik

2. Pendekatan fakta

Pendekatan fakta adalah penelusuran gambaran kegiatan investasi melalui karakter daerah. Karakter daerah yang dimaksud adalah kondisi investasi di daerah yang dapat ditelusuri dari sejarah daerah, data statistik dan observasi lapangan.

3. Pendekatan struktural-birokrasi :

Pendekatan struktural birokrasi merupakan penelusuran gambaran kegiatan investasi berdasarkan penilaian kinerja atas dasar pemberlakuan perundang-undangan yang berlaku.

A. TUJUAN/MANFAAT PROFIL INVESTASI Tujuan utama investasi adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (produksi) yang pada akhirnya bermuara pada peningkatanpendapatan dan kesejahteraan penduduk. Kegiatan investasi adalah suatu kegiatan ekonomi, yaitu penggunaansumberdaya terutama

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 26 dana) untuk mendapatkan nilai tambah. Motivasi mobilisasi investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat suku bunga yang berlaku.

B. ASPEK- AS PE K PROFIL INVESTASI

Untuk melakukan profil investasi, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi umumnya penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek ekonomi, social dan partisipasi masyarakat, lingkungan, hokum, manajemen, teknik, dan kelembagaan . Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.

1. Aspek ekonomi mencoba mempelajari tentang:

a. Makro : potensi pasar, pangsa pasar dan potensi penyerapan tenaga kerja b. Mikro : pendapatan, IRR, NPV, BCR, Payback Period, dan jumlah tenaga kerja

2. Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:

a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan. b. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal.

Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata ataukah akan memaksimumkan laba, jadi mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan. Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya, tentang lokasi, luas tanah, pengaturan fasilitas produksi dan sebagainya.

a. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat.

Umumnya terdapat beberapa alternatif proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Sebagai contoh, semen bisa dibuat dengan proses basah, ataupun proses kering. Contoh lainnya, soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis atau metode kimia.

b. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat.

Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin-mesin tersebut.

c. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan telah dilakukan. Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol kualitas dan sebagainya perlu diperhatikan pula d. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 27 e. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik. f. Bagaimana dengan pemilihan lokasi dan site produksi. g. Apakah jadwal kerja telah dibuat dengan cukup realistis. h. Apakah teknologi yang akan dipergunakan bisa diterima dari pandangan sosial.

Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang, atau teknologi yang masih dicoba-coba. Yang pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasilitas.

3. Aspek manajemen perlu dipelajari tentang:

a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek:

1) Siapa pelaksana proyek tersebut. 2) Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut. 3) Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek; pemasaran, teknis, dan lain sebagainya.

b. Manajemen dalam operasi:

1) Bentuk organisasi dan badan usaha yang dipilih. 2) Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. 3) Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci. 4) Jumlah tenaga kerja yang akan dipergunakan.

4. Aspek hukum mempelajari tentang:

a. Bentuk badan usaha yang akan dipergunakan. b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dan yang berupa pinjaman. c. Berbagai akte, sertifikat, izin yang diperlukan dan sebagainya.

5. Aspek social dan partisipasi masyarakat meliputi penelitian tentang:

a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara. b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa diperoleh. c. Penambahan kesempatan kerja. d. Pemerataan kesempatan kerja. e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain, sebagai supply bahan bagi industri lain atau pasar bagi hasil industri lain.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 28 f. Aspek yang bersifat sosial seperti, menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya. Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan ada.

6. Asepek Lingkungan

Perkiraan dampak lingkungan yang terjadi di dalam pembangunan gedung berdasarkan atas komponen lingkungan yang berpotensi menimbulkan dampak dan komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak, kaitan antara komponen lingkungan dan komponen kegiatan adalah sebagai berikut :

a. Tahap Pra Konstruksi,

Pada tahap ini terdapat kegiatan penyiapan lahan (pembebasan lahan), penyiapan lahan yang dimaksud adalah lahan yang akan digunakan untuk konstruksinya maupun prasarana penunjang yang lain.

b. Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi adalah dampak yang dapat terjadi akibat pembangunan sebuah fasilitas/sarana. Tahap ini meliputi mobilisasi, penyiapan tapak, dan pembangunan gedung.

c. Kegiatan Pasca Konstruksi

Kegiatan pasca konstruksi adalah kegiatan pengoperasian fasilitas. Aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan dengan beroperasinya fasilitas (sanitasi, limbah, kebisingan, kemacetan lalu lintas, polusi udara, kamtibmas, perubahan pola penyakit, flora fauna, dan lain - lain) serta pemeliharan prasarana dan sarana penunjang yang harus tersedia.

7. Aspek Kelembagaan Koordinasi antar lembaga dan analisa institusi

Aspek ekonomi merupakan faktor yang menentukan dalam melakukan profil investasi artinya walaupun aspek-aspek yang lain mendukung namun kalau tidak tersedia dana hanya sia-sia belaka. Aspek ekonomi berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan dengan cara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor. Investor dalam menentukan jumlah dana dan pengalokasian dana, harus dapat menentukan berapa besar seharusnya dana yang ditanamkan kedalam proyek investasi dan mengalokasikan secara tepat ke dalam aktiva tetap dan modal kerja, sehingga dapat mengestimasikan proyek aliran kas dari proyek yang diusulkan. Sementara itu mencari

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 29 sumber dana, investor harus dapat menentukan tingkat biaya modal (cost of capital) yang paling rendah sehingga dapat ditutup dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari proyek investasi yang diusulkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam profil investasi bisnis menurut Sofyan (2003) adalah :

1. Pihak Investor

Bagi pihak investor profil investasibisnis ditujukan untuk melakukan penilaian dari kelayakan usaha atau proyek untuk menjadi masukan yang berguna karena sudah mengkaji berbagai aspek seperti aspek pasar, aspek teknis dan operasi, aspek organisasi dan manajemen, aspek lingkungan dan aspek finansial secara komprehensif dan detail sehingga dapat dijadikan dasar bagi investor untuk membuat keputusan investasi secara lebih objektif.

2. Analis

Bagi Analis profil investasia dalah suatu alat yang berguna yang dapat dipakai sebagai penunjang kelancaran tugas-tugasnya dalam melakukan penilaian usaha baru, pengembangan usaha atau menilai kembali usaha yang sudah ada.

3. Masyarakat

Bagi masyarakat hasil profil investasibisnis merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian rakyat baik yang terlibat langsung maupun yang muncul dari akibat adanya nilai tambah sebagai akibat adanya usaha atau proyek tersebut.

4. Pemerintah

Bagi pemerintah, dari sudut pandangan mikro, hasil dari profil investasiini bagi pemerintah terutama untuk tujuan pengembangan sumber daya baik dalam pemanfaatan sumber-sumber alam maupun pemanfaatan sumber daya manusia, berupa penyerapan tenaga kerja, selain itu, adanya usaha baru atau berkembangnya usaha lama sebagai hasil dari profil investasibisnis yang dilakukan oleh individu atau badan usaha tentunya akan menambah pemasukan pemerintah baik dari pajak penambahan nilai (PPN) maupun dari pajak penghasilan (PPH) dan retribusi berupa biaya perijinan, pendaftaran danadministrasi, dan lainnya yang layak diterima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Secara makro pemerintah dapat berharap dari keberhasilan profil investasibisnis ini adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah ataupun sehingga tercapai pertumbuhan atau kenaikan income per kapita.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 30 3.2 METODE PELAKSANAN KEGIATAN

Adapun alur pikir pelaksanaan kegiatan ini digambarkan pada diagram berikut ini:

profil investasi

analisis

potensi ekonomi dukungan sosial dan dan teknis pemerintah lingkungan

ekonomii makro hukum sosial

partisipasi ekonomi mikro lembaga masyarakat

manajemen lingkungan

teknik

Sumber: tim penyusun, 2018

Gambar 3-1 Alur Pikir Profil investasi Pusat Oleh Oleh Kota Salatiga

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 31 Lingkup kegiatan dalam secara garis besar kegiatan pembuatan Profil investasiPusat Oleh Oleh Kota Salatiga, dengan urutan sebagai berikut : persiapan, pengumpulan data dan informasi serta kompilasi, analisis, penyusunan rumusan dan pembahasan.

3.2.1 TAHAP PERSIAPAN

Kegiatan persiapan adalah kegiatan untuk menyiapkan pelaksanaan kegiatan baik teknis maupun non-teknis yang akan melandasi rangkaian pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. Lingkup kegiatan persiapan ini akan diselesaikan pada 1 (satu) bulan pertama pelaksanaan kegiatan penyusunan, terhitung sejak diterbitkannya SPMK. Dalam lingkup kegiatan persiapan ini berupa

1. mengkoordinasikan seluruh kegiatan ini dari awal sampai akhir antara tim penyusun dan Tim teknis Kota.

Tujuan : . Koordinasi antara tim teknis . Menyepakati rencana dan metodologi penyusunan . Mengumpulkan data dan informasi tentang Pusat Oleh Oleh Kota Salatiga Metode : Diskusi dan Koordinasi Langkah : . Diskusi kesiapan tim teknis dalam menjalankan lingkup pekerjaan dan kebutuhan penyiapan pekerjaan . Penyamaan pemahaman lingkup tugas tim penyusun dan Tim teknis dalam kegiatan penyusunan . Penyusunan dan penyepakatan rencana kerja dan metodologi yang akan digunakan . Penyiapan peta dasar; dan Pengumpulan data dan informasi terkait dengan pembangunan Output : . Rencana kerja dan metodologi yang telah disepakati . Data dan informasi terkait Pusat Oleh Oleh Kota Salatiga

2. Penyusunan Desain Survey dan Format Kegiatan

Penyusunan desain survey pada awal kegiatan yang mencakup kebutuhan-kebutuhan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan .

Tujuan : . Menyiapkan desain survey yang diperlukan untuk keperluan penyusunan . Menyusun format – format untuk kebutuhan baik dilapangan maupun pengelohan data dan informasi terkait dengan kondisi kawasan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 32 Metode : Diskusi Langkah : . Penyamaan persepsi dan kesepakatan terkait data dasar yang sudah ada . Penyamaan kebutuhan data yang diperlukan dalam penyusunan . Penyiapan desain survey . Penyiapan format untuk survey dan kegiatan Output : . Data Awal (sekunder) . Desain survey . Format – format survey dan kegiatan

3. Penyiapan Data Profil Pusat Oleh Oleh

Pengumpulan atau kompilasi data dan informasi dasar terkait dengan kawasan Pusat Oleh Oleh yang nantinya digunakan sebagai dasar dalam penyusunan .

Tujuan : Menyiapkan data dasar profil kawasan Pusat Oleh Oleh Metode : Diskusi dan Koordinasi Langkah : . Koordinasi internal terkait profil Pusat Oleh Oleh yang ada di kota sesuai dengan Keputusan Walikota . Koordinasi dengan pihak terkait . Penyamaan persepsi dan kesepatan terkait data dasar yang akan dipakai dalam profile kawasan Pusat Oleh Oleh Output : Profil kawasan Pusat Oleh Oleh perkotaan

3.2.2 TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

A. PENGUMPULAN DATA

Untuk melaksanakan pekerjaan ini, agar sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan, yang dapat menghasilkan keluaran yang tepat, dan dengan mempertimbangkan pendekatan- pendekatan yang akan digunakan, maka strategi pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Komprehensif

Secara umum strategi pelaksanaan pekerjaan adalah dengan mempertimbangkan sebanyak mungkin komponen-komponen yang harus dipertimbangkan sebagai materi di dalam pedoman pelaksanaan, tetapi juga harus tetap mempertimbangkan sifat teknis, praktis, ekonomis dan kontekstual.

2. Pendekatan Fleksibilitas

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 33 Adanya kompleksitas permasalahan menuntut adanya pemecahan permasalahan yang arif dan bijaksana yang mampu mengakomodasikan seluruh kepentingan. Oleh karena itu, fleksibilitas dimasukkan ke dalam strategi pendekatan pelaksanaan pekerjaan, mengingat bahwa inovasi dan kreativitas harus tetap dipertimbangkan di dalam setiap pelaksanaan pemecahan masalah di lapangan. Meskipun demikian, fleksibilitas yang dimaksud disini bukan fleksibilitas total, tetapi masih dalam lingkup maksud dan tujuan disusunnya pedoman pelaksanaan.

3. On the Spot Strategy (Pengamatan langsung di lapangan)

Pendekatan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan data-data yang empiris seakurat mungkin. Pendekatan secara langsung tersebut dapat berupa pengamatan visual maupun wawancara dengan nara sumber.

4. Pendekatan Referensif (literature)

Pendekatan melalui sumber-sumber dari referensif/literatur dimaksudkan untuk mendapatkan data yang berupa arahan kebijaksanaan, pedoman pelaksanaan, informasi yuridis dan lain-lain yang bersifat mendukung terhadap pengamatan di lapangan. Pendekatan referensif tersebut dapat juga digunakan untuk mendapatkan acuan teori- teori ilmiah yang berdasarkan pemikiran para ahli.

Tahap Survei dan Identifikasi, merupakan tahap pengumpulan data primer dan sekunder, untuk mendapatkan gambaran atas kondisi eksisting kawasan perencanaan yang sudah ditetapkan, baik yang bersifat kondisi fisik maupun non fisik. Tahap Survei dan Identifikasi merupakan tahapan penting untuk mendapat informasi aktual kondisi lapangan melalui 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:

1. Survei Primer, pengamatan secara langsung ke lapangan (lokasi, masyarakat dan stakeholder terkait). Berupa :

a. data aspek ekonomi

1) supply demand 2) pesaing (harga, produk, pemasaran, lokasi)

Persaingan usaha oleh oleh di kota Salatiga dan sekitarnya, data Supply – demand dari produk dan jenis usaha oleh oleh khas Salatiga

b. data aspek sosial

1) data pelaku usaha 2) data lingkungan sekitar lokasi

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 34 tujuannya untuk mendapatkan gambaran tentang Persepsi masyarakat dan Persepsi pelaku usaha

2. Survei Sekunder, dilakukan melalui survei instansional dan literatur yang terkait dengan kebijakan, strategi, rencana dan program perumahan dan permukiman.Survey sekunder ini bertujuan untuk mengumpulkan data sekunder tentang pusat oleh oleh Kota Saltiga, kebijakan-kebijakan kota yang mengatur kawasan perencanaan secara langsung maupun tersirat dalam kebijakannya. Studi literatur dilakukan pada dinas/instansi terkait secara langsung atau tidak langsung dengan pekerjaan ini

Tabel 3-1 Kebutuhan Data Sekunder

No Jenis data Instansi Penggunaan data 1 Peraturan tentang Setda, Bapelitbangda Ketentuan struktur dan Tupoksi struktur, tupoksi dan Kota Salatiga OPD terkait dengan Sumber Daya Manusia pembangunan, pengelolaan dan OPD pengembangan pusat oleh oleh 2 Peraturan tentang DPM dan PTSP Ketentuan perijinan pembangunan perijinan usaha pusat oleh oleh (IMB, HO, Reklame dll) 3 Status kepemilikan Badan Keuangan Daerah, Status kepemilikan tanah tanah BPN, Kelurahan 4 Rencana Tata Ruang Bapelitbangda Kota Untuk mengetahui sinkronisasi Kota Salatiga (RTRW, Salatiga antara rencana peruntukan lahan RDTR) dengan rencana pusat oleh oleh 5 Ketentuan Bangunan Bapelitbangda Kota Untuk mengetahui sinkronisasi dan Lingkungan Salatiga, DPUPR Kota antara rencana ketentuan (RTBL) salatiga bangunan dan lingkungan dengan rencana pusat oleh oleh 6 Desain, profil pusat Bapelitbangda Kota Penyusunan profil pusat oleh oleh oleh oleh Kota Salatiga, DPUPR Kota kota salatiga dan analisis Salatiga serta RAB salatiga kelayakan teknis, i, dan ekonomi 7 Data UMKM Dinas Koperasi, Usaha Mengetahui supply dan demand, Kecil, dan Menengah peralatan, tenaga kerja, lokasi, Kota salatiga harga, pemasaran untuk masing masing produk 8 Usaha penjualan oleh Dinas Koperasi, Usaha Mengetahui supply dan demand, oleh di Kota Salatiga Kecil, dan Menengah peralatan, tenaga kerja, lokasi, Kota salatiga, DPM dan harga, pemasaran PTSP 9 Keuangan daerah Setda, Bapelitbangda Kemampuan keuangan daerah (APBD dan PAD) serta Kota Salatiga investor terkait Sumber: Tim Penyusun, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 35 B. PENGOLAHAN DAN PENYA JI AN DA T A

Data yang diperoleh dari hasil survei sekunder dan survei primer selanjutnya diinventarisasi dan dikelompokkan sesuai dengan jenis data. Kegiatan berikutnya setelah inventarisasi data adalah pengolahan data, yaitu pekerjaan menyusun dan merangkai berbagai jenis data yang satuan dan fungsinya belum teratur menjadi suatu susunan data yang sistematis dan terinci sesuai dengan fungsi, klasifikasi dan kegunaannya, yang dapat digunakan sebagai dasar dalam kegiatan analisis lebih lanjut.

Hasil pengumpulan data ini kemudian diolah kedalam formulasi penyajian data, sehingga menjadi masukan untuk proses analisis. Produk penyajian data ini merupakan proses seleksi data yang disajikan dalam bentuk tabulasi, diagram, diskripsi, grafik dan peta yang disusun secara sistematis sehingga mudah dibaca, dimengerti dan siap untuk dianalisis.

3.2.3 TAHAP ANALISA

Setelah melakukan pengumpulan data, dilakukan pengolahan terhadap data yang terkait dengan analisis-analisis yang diperlukan dalam penyusunan kegiatan ini. Kegiatan penyusunan ini akan menggunakan analisis deduktif, yakni suatu analisis yang lebih banyak mengungkapkan fakta/informasi yang terjadi dan yang perlu dilakukan adalah menarik kesimpulan dengan cara mengaitkan adanya sekumpulan fakta tersebut.Metode analisis yang digunakan berdasarkan jenis datanya, dibedakan dalam 2 macam, yakni :

1. Analisis Kuantitatif

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu data-data yang dapat diukur dengan jelas, biasanya berupa angka-angka, grafik, tabel dan data-data statistik lainnya.

2. Analisis Kualitatif

Analisis ini menggunakan data-data yang tidak secara langsung dapat diukur besarannya, dengan kata lain tidak menggunakan data-data statistik untuk menyatakan hasil akhir. Biasanya dikenal ada beberapa teknik analisis, yaitu:

a. Analisis Komparatif

Analisis ini biasanya digunakan untuk membandingkan dua fenomena (perkembangan) yang berbeda. Hasil akhir analisis ini ditentukan melalui tingkat perbandingan yang dilakukan.

b. Analisis Deskriptif

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 36 Analisis ini adalah menggambarkan kondisi / keadaan yang berkembang di masyarakat. Pada umumnya metode ini merupakan uraian-uraian /narasi yang harus bisa merepresentasikan keadaan yang sebenarnya tanpa dikurangi atau ditambahi

3.2.3.1 ANALISIS ASPEK EKONOMI A. E K ON O MI MAKRO

Analisis aspek pasar dan pemasaran merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan permintaan pusat oleh oleh di Kota salatiga serta produk, harga, lokasi yang diinginkan oleh pasar. Selain itu juga menganalisa kekuatan dan kelemahan pesaing/pelaku usaha sejenis di Kota Saaltiga. Peramalan merupakan pengetahuan dan seni untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang pada saat sekarang (Kasmir, 2010). Pada penentuan harga atau tarif digunakan penentuan pada rata-rata atau nilai bawah (Suryana, 2006). Pada aspek pasar ini dilakukan proyeksi usaha lima tahun kedepan. Kelayakan aspek pasar ditentukan berdasarkan: adanya peramalan untuk data permintaan dan informasi kondisi pesaing, serta adanya strategi pemasaran. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan pusat oleh oleh Kota Salatiga.

Tujuan :  Mengetahui potensi aspek supply demand,  Mengetahui pesaing (harga, produk, pemasaran, lokasi, manajemen) Metode : Desk study Langkah :  Persepsi masyarakat dan pelaku usaha untuk pengembangan pusat oleh oleh (harga, produk,manajemen, pemasaran dan lokasi)  Penyusunan profil pelaku usaha sejenis di Kota Salatiga Output : Potensi/peluang usaha serta strategi (produk, harga, lokasi dan pemasaran)

B. EKONOMI MIKRO

Analisis aspek ekonomi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kelayakan investasi. Aspek ekonomi digunakan untuk menghitung besarnya dana yang dibutuhkan suatu proyek. Sumber biaya digunakan berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal pinjaman. Aspek ekonomi memberikan informasi besarnya pendapatan dan biaya- biaya yang dikeluarkan, dan laba yang didapatkan. sehingga bisa mengetahui layak atau tidak layak proyek atau bisnis yang dijalankan. Ada beberapa metode untuk mengetahui layak atau tidaknya proyek investasi, sebagai berikut :

1. Payback Period (PP), metode penilaian investasi yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali dari aliran kas bersihnya(Sjahrial, 2010)

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 37 2. NPV (Net Present Value), merupakan suatu perhitungan yang didasarkan atas selisih atas perhitungan PV (present value) penerimaandengan present value pengeluaran. Bilamana NPV ini positif maka proyek (investasi) yang diharapkan ini akan menguntungkan, akan tetapi bilamana NPV tersebut negatif maka proyek (investasi) ini tidak dapat diharapkan. 3. Internal Rate of Teturn (IRR), Metode perhitungan dengan menggunakan tingkat suku bunga yang menyamakan nilai investasi dengann nilai sekarang dari penerimaan- penerimaan pendapatan..

Tujuan : Mengetahui kelayakan investasi Metode : Desk study Langkah :  Payback Period (PP),  NPV (Net Present Value),  Internal Rate of Teturn (IRR), Output : Data/angka kelayakan finansial/investasi

3.2.3.2 ANALISIS ASPEK SOSIAL DAN PARTISPASI MASYARAKAT

Analisis aspek social merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat dan pelaku usaha terkait tentang penting dan manfaat pusat oleh oleh kota Salatiga.

Tujuan : Persepsi manfaat dan tingkat kepentingan/kemendesakan pembangunan pusat oleh oleh Kota Salatiga dari Masyarakat dan Pelaku Usaha UMKM Metode : Desk study Langkah : Persepsi masyarakat dan pelaku usaha untuk pengembangan pusat oleh oleh Output : manfaat dan tingkat kepentingan/kemendesakan pembangunan pusat oleh oleh Kota Salatiga

3.2.3.3 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

Kajian ini dilakukan yang sudah ada dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

3.2.3.4 ANALISIS ASPEK HUKUM

Analisis ini dilakukan untuk mengkaji dokumen/peraturan perundangan tentang perdagangan, UMKM badan usaha, perizinan dan lainnya.

Tujuan :  Mengetahui peraturan perundangan yang mendukung tumbuhnya UMKM  Mengetahui kebijakan dan peraturan yang terkait dengan teknis lokasi pusat oleh oleh

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 38 Metode : Desk study Langkah :  Overlay kebijakan peraturan perundangan  Overlay kebijakan dengan demand akternatif lokasi Output :  Kebijakan peraturan perundangan yang mendukung tumbuhnya UMKM  Tuntutan/aturan penentuan lokasi pusat oleh oleh

3.2.3.5 ANALISIS ASPEK TEKNIS

Analisis implikasi kebijakan bangunan dan lingkungan serta kebijakan tata ruang merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebijakan tersebut dengan pembangunan dan pengembangan pusat oleh oleh Kota Salatiga. Diharapkan pada analisis ini, dapat diketahui kebijakan pembangunan dan pengembangan pusat oleh oleh Kota Salatiga yang sudah diatur dalam RTRW, RDTR dan atau RTBL. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan pusat oleh oleh Kota Salatiga.

Analisis ini meliputi:

1. Teknis terdiri dari:

a. Bangunan dan layout b. Potensi bahan baku local c. Sumberdaya energy d. Teknologi yang digunakan

2. Rekayasa infrastruktur terdiri dari:

a. Jaringan transportasi b. Energy dan kelistrikan c. Sumberdaya air d. Telekomunikasi e. Pengelolaan limbah dan sanitasi

3.2.3.6 ANALISIS ASPEK MANAJ EMEN

Analisis aspek manajemen dlihat pada sisi manajemen (SDM, SOP/SPP, struktur) disesuaiakan dengan kebutuhan ruang dan lahan serta kemampuan daerah untuk mengelola hal tersebut. Penentu analisis kelayakan aspek manajemen yaitu: Perancangan jasa untuk mengetahui urutan gambaran proses pengelolaan pusat oleh oleh dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki; Perencanaan kapasitas berkaitan dengan berapa jumlah stasiun kerja yang digunakan untuk melayani dengan mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Perencanaan proses dan fasilitas berkaitan, dalam hal penentuan jumlah fasilitas utama yaitu peralatan dan mesin yang digunakan, serta fasilitas penunjang. Hal ini menjadi dasar bagi aspek pasar

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 39 dan pemasaran. Misalnya Penentuan lokasi usaha yang didasari pada sumber air, listrik, luas tanah, dan kedekatan dengan lokasi pesaing. Analisis ini meliputi:

1. Pola manajemen yang akan dianut (swasta murni atau kemitraan) 2. System pengelolaan (wewenang dan tanggung jawab, rencana dan struktur organisasi)

3.2.3.7 ANALISIS KELEMBAGAAN

Analisis aspek kelembagaan:

1. Mekanisme koordinasi antar OPD/Lembaga/instansi terkait 2. Analisa diperlukan institusi baru

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 40 BAB 4 ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Bagian ini memuat : analisis ekonomi, social, lingkungan, hukum, teknis, manajemen dan kelembagaan

4.1 ANALISIS ASPEK EKONOMI 4.1.1 EKONOMI MAKRO

Kota Salatiga merupakan kota transit yang berada di Jawa Tengah, wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Semarang, Kota yang menjadi penghubung kota-kota yang berada di pantai utara Pulau jawa dengan kota-kota yang berada di pantai selatan Pulau Jawa. Sebagai kota transit, Kota Salatiga memiliki potensial untuk dikunjungi oleh wisatawan yang mengunjungin pariwisata di kota Salatiga, Kabupaten Semarang, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data Dinas Pariwisata ditahun 2017 jumlah pariwisata Kota Salatiga sebesar 467.815 wisatawan, baik wisatawan local dan mancanegara. Berikut data wisatawan Kota Salatiga:

Tabel 4-1 Jumlah Wisatawan Di Kota Salatiga

Tahun Wisatawan 2013 2014 2015 2016 2017 Wisatawan Nusantara 335.841 366.947 403.865 465.138 467.279 Wisatawan Mancanegara 400 409 463 502 536 Total 336.241 367.356 404.328 465.640 467.815 Sumber: BPS Kota Salatiga, 2018

Berdasarkan data yang diperolah dari BPS Kabupaten Boyolali menunjukan bahwa jumlah wisatawan di tahun 2017 sebesar 537.640 orang dengan total wisatawan mancangera sebesar 1.372 orang dan wisatawan domestik sebesar 536.268 orang, berikut ini data wisatawan Kabupaten Boyolali dari tahun 2013 sampai tahun 2017 :

Tabel 4-2 Jumlah Wisatawan Di Kabupaten Boyolali

Wisatawan Tahun Mancanegara Domestik Jumlah 2013 1.909 373.905 375.814 2014 2.647 410.580 413.227 2015 2.007 430.760 432.767 2016 2.007 554.248 556.255

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 41 Wisatawan Tahun Mancanegara Domestik Jumlah 2017 1.372 536.268 537.640 Sumber: BPS Kabupaten Boyolali, 2018

Berdasarkan data yang didapatkan dari BPS Kabupaten Semarang menunjukan bahwa Kabupaten Semarang mimiliki jumlah kunjungan wisatawan lebih besar dari pada Kota Salatiga. Tahun 2017 jumlah wisatawan ke Kabupaten Semarang sebesar 2.485.063 orang.

Tabel 4-3 Jumlah Wisatawan Di Kabupaten Semarang

Jumlah Pengunjung No Obyek Wisata Domestik Asing Total WISATA ALAM

1 Wana Wisata Penggaron 8.215 - 8.215 2 Wana Wisata Air Terjun Semirang 12.815 - 12.815 3 Curug Kembar Bolodewo 3.986 - 3.986 4 Curug Tujuh Bidadari 20.954 - 20.954 5 Air Terjun Kali Pancur 8.563 322 8.885 6 Air Terjun Curug Lawe 19.036 413 19.449 WISATA BUDAYA

1 Candi Gedongsongo 380.526 1.538 382.064 2 Museum Palagan 41.851 - 41.851 3 Museum Kereta Api 280.633 1.166 281.799 4 Makam Nyatnyono 84.074 - 84.074 5 Goa Maria Kereb Ambarawa 381.620 295 381.915 6 Goa Maria Rosa Mistika 4.325 10 4.335 7 Sri Kukus Rejo Gunung Kalong

WISATA BUATAN

1 Bukit Cinta Rawa Pening 48.038 - 48.038 2 Pemandian Muncul 139.985 - 139.985 3 The Fountain Water Park & Resto 81.773 - 81.773 4 Kolam Renang Tirto Argo (Siwarak) 81.400 - 81.400 5 Kolam renang bu Sri 17.534 - 17.534 6 Kolam Renang Bumi Lerep Indah 25.242 - 25.242 7 Taman Wisata Kopeng 116.745 - 116.745 8 Taman Wisata Rawa Permai - - - 9 Taman Kelinci 13.780 65 13.845 10 TM. Rekreasi Langen Tirto 4.541 4 4.545 11 New Bandungan Indah Divaland 48.807 4 48.811 12 Eling Bening 184.568 146 184.714 13 Tlogo Resort & Goa Rong View 65.377 617 65.994 14 Agro Wisata Pasanggrahan Watu Gunung 46.444 9 46.453 15 Agro Wisata Kencana 2.013 803 2.816 16 Agro Wisata Hortimart 33.392 5 33.397 17 Umbul Sido Mukti 89.929 - 89.929 18 Kampoeng Kopi Banaran 160.108 3.946 164.054 19 Wisata Tree TOP Outbound 69.446 - 69.446 Jumlah 2017 2.475.720 9.343 2.485.063

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 42 Jumlah Pengunjung No Obyek Wisata Domestik Asing Total 2016 1.980.259 23.924 2.004.183

2015 1.668.273 3.533 1.671.806

2014 1.532.921 2.694 1.535.615

2013 1.362.777 3.683 1.366.460

2012 1.276.228 3.622 1.279.850

2011 1.170.079 4.071 1.174.150

Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2018

Dari data jumlah wisatawan Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Boyolali tahun 2013 – 2017 yang menjadi acuan untuk memprediksikan jumlah wisatawan dimasa depan selama 20 (dua puluh) tahun mulai dari tahun 2019 sampai tahun 2028. Memprediksi jumlah wisatawan dimasa yang akan datang menggunakan menggunakan formula teknik proyeksi metode least square dengan alat analisis regresi SPSS sebagai berikut:

Tabel 4-4 Total wisatawan

Wisatawan Tahun Mancanegara Domestik Jumlah 2013 5.992 2.072.523 2.078.515 2014 5.750 2.310.448 2.316.198 2015 6.003 2.502.898 2.508.901 2016 26.433 2.819.302 2.845.735 2017 11.217 3.316.904 3.328.121 Sumber: BPS Kabupaten Semarang, 2018

Y=a+bX

Dimana: Y = Variabel terikat (UMR) a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Variabel bebas (koding) Hasil perhitungan dengan bantuan SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) didapat persamaan least square sebagai berikut:

Y= 2.615.494 + 302.874 X

Wisatawan merupakan orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang dikunjungi atau hanya sementara waktu berada ditempat yang dikunjungi. Wisatawan memiliki beberapa motif baik itu budaya, ekonomi, minat, sosial, dll. Sehingga dari data dasar wisatawan bisa diproyeksi jumlah wisatawan dimasa depan selama 20 tahun. Berikut hasil proyeksi yang telah dilakukan :

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 43 Tabel 4-5 Proyeksi Jumlah Wisatawan

Tahun Jumlah wisatawan Tahun Jumlah wisatawan 2018 3.524.116 2028 6.552.856 2019 3.826.990 2029 6.855.730 2020 4.129.864 2030 7.158.604 2021 4.432.738 2031 7.461.478 2022 4.735.612 2032 7.764.352 2023 5.038.486 2033 8.067.226 2024 5.341.360 2034 8.370.100 2025 5.644.234 2035 8.672.974 2026 5.947.108 2036 8.975.848 2027 6.249.982 2037 9.278.722 2038 9.581.596 Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2018

Wisatawan awal tahun 2017 sebesar 3.328.121 Wisatawan, lalu diproyeksi menggunakan metode least square SPSS menghasilkan data wisatawan ditahun 2018 sebanyak 3.524.116 wisatawan dan ditahun 2038 wisatawan sebanyak 9.581.596. Dari data proyeksi wisatawan Kota Salatiga, Kabupaten semarang, Kabupaten Boyolali menjadi data dasar untuk dihitung jumlah permintaan, permintaan dan penawaran dari pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga.

Permintaan merupakan total jumlah wisatawan yang berwisata ke Kota Salatiga, Kabupaten semarang, dan Kabupaten Boyolali. Permintaan dalam studi ini menggunakan data proyeksi wisatawan, dan permintaan transaksi dengan asumsi dari total wisatawan, 60% waisatawan melakukan transaksi belanja oleh-oleh. Sedangkan data penawarkan menggunakan data jumlah barang yang diproduksi oleh UMKM dalam setiap transaksinya berdasarkan data wawancara, dan diasumsikan kenaikan jumlah penawaran sebanyak 5% setiap tahunnya, Berikut tabel permintaan,:

Tabel 4-6 Proyeksi Permintaan Dan Penawaran (transaksi)

Tahun Wisatawan Permintaan (transaksi) Penawaran (transaksi) 2018 3.524.116 2.114.470 1.287.448 2019 3.826.990 2.296.194 1.351.820 2020 4.129.864 2.477.918 1.419.411 2021 4.432.738 2.659.643 1.490.382 2022 4.735.612 2.841.367 1.564.901 2023 5.038.486 3.023.092 1.643.146 2024 5.341.360 3.204.816 1.725.303 2025 5.644.234 3.386.540 1.811.569 2026 5.947.108 3.568.265 1.902.147

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 44 Tahun Wisatawan Permintaan (transaksi) Penawaran (transaksi) 2027 6.249.982 3.749.989 1.997.254 2028 6.552.856 3.931.714 2.097.117 2029 6.855.730 4.113.438 2.201.973 2030 7.158.604 4.295.162 2.312.072 2031 7.461.478 4.476.887 2.427.675 2032 7.764.352 4.658.611 2.549.059 2033 8.067.226 4.840.336 2.676.512 2034 8.370.100 5.022.060 2.810.338 2035 8.672.974 5.203.784 2.950.854 2036 8.975.848 5.385.509 3.098.397 2037 9.278.722 5.567.233 3.253.317 2038 9.581.596 5.748.958 3.415.983 Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2018

Data permintaan ditahun 2018 sebesar 2.114.470 transaksi dan penawaran sebesar 1.287.448 transaksi. Data permintaan dan penawaran bisa dihitung potensi peluang pasar dari pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga dan target transaksi. Dari data permintaan dan penawaran mencari potensi pasar oleh-oleh yang bisa dikembangkan di pusat oleh-oleh, cara menghitung potensi pasar dengan mengurangi pemintaan dengan penawaran. Awal tahun 2019 terdapat potensi pasar sebesar 944.374 transaksi, dan tahun 2028 potensi pasarnya sebesar 2.332.975 transaksi. Pangsa pasar atau market share adalah bagian dari pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan dan seluruh potensi jual, umumnya dinyatakan dalam persentase. Market share atau pangsa pasar adalah persentase total penjualan suatu perusahaan dari seluruh sumber dengan total penjualan produk (barang dan jasa). Besarnya potensi pasar yang ada, maka studi ini lima tahun awal mengasumsikan 20% marker share, lima tahun kedua 40% marker share, lima tahun ketiga 50% marker share, lima tahun keempat marker share, Berikut tabel peluang pasar dan pangsa pasar :

Tabel 4-7 Proyeksi Permintaan, Penawaran, Potensi Pasar dan Pangsa Pasar

Tahun Permintaan (transaksi) Penawaran (transaksi) Potensi Pasar Pangsa Pasar 2018 2.114.470 1.287.448 827.022 257.490 2019 2.296.194 1.351.820 944.374 270.364 2020 2.477.918 1.419.411 1.058.507 283.882 2021 2.659.643 1.490.382 1.169.261 298.076 2022 2.841.367 1.564.901 1.276.466 312.980 2023 3.023.092 1.643.146 1.379.945 657.258 2024 3.204.816 1.725.303 1.479.513 690.121 2025 3.386.540 1.811.569 1.574.972 724.627 2026 3.568.265 1.902.147 1.666.118 760.859

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 45 Tahun Permintaan (transaksi) Penawaran (transaksi) Potensi Pasar Pangsa Pasar 2027 3.749.989 1.997.254 1.752.735 798.902 2028 3.931.714 2.097.117 1.834.596 1.048.559 2029 4.113.438 2.201.973 1.911.465 1.100.986 2030 4.295.162 2.312.072 1.983.091 1.156.036 2031 4.476.887 2.427.675 2.049.212 1.213.838 2032 4.658.611 2.549.059 2.109.552 1.274.529 2033 4.840.336 2.676.512 2.163.824 1.338.256 2034 5.022.060 2.810.338 2.211.722 1.686.203 2035 5.203.784 2.950.854 2.252.930 1.770.513 2036 5.385.509 3.098.397 2.287.112 1.859.038 2037 5.567.233 3.253.317 2.313.916 1.951.990 2038 5.748.958 3.415.983 2.332.975 2.049.590 Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2018

Untuk mengejar target marker share dengan menggunakan startegi pemasaran, Strategi pemasaran yang digunakan berdasarkan marketing mix. Komponen dari marketing mix yang difokuskan pada place dan promotion. Komponen lokasi merupakan hal yang penting dalam suatu usaha untuk dapat diketahui dan mudah dijangkau oleh konsumen. Selain itu penentuan lokasi harus berdasarkan kebutuhan utama yaitu akses alur masuk dan keluarnya wisatawan. Komponen lain yang difokuskan adalah promosi. Promosi merupakan hal yang penting untuk menarik perhatian konsumen untuk mengatahui dan datang pada layanan pusat oleh-oleh.

4.1.2 EKONOMI MIKRO

Berdasarkan jumlah kebutuhan sarana pusat oleh oleh dapat dihitung jumlah kebutuhan rencana anggaran biaya yaitu sebagai berikut

1. sarana pusat oleh oleh UMKM, café dan resto dan area bermain anak = 11.500 m2 x Rp. 5.000.000,-/ m2 = Rp. 57.500.000.000,- 2. SPBU + area parkir dari luas lahan = 10.000 m2 x Rp. 3.500.000,-/ m2 = Rp. 35.000.000.000,- 3. area ruang terbuka hijau/cadangan = 4.257 m2 x Rp. 2.500.000 ,-/ m2 = Rp. 10.642.500.000,- kebutuhan investasi pembangunan pusat oleh oleh Kota Salatiga adalah = Rp. 103.142.500.000,- 1. Rencana Biaya investasi

Rencana Biaya investasi pembangunan Pusat Oleh-Oleh Kota Salatiga adalah Rp 103.142.500.000,-,- Jumlah biaya adalah Rp 103.142.500.000,-yang dikalikan dengan PPN

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 46 (10%) menjadi Rp 113.456.750.000. Biaya total keseluruhan merupakan penambahan dari jumlah biaya dan jumlah PPN (10%).

2. Rencana Operasi dan Pemeliharaan

Rencana operasi dan pemeliharaan pembangunan pusat oleh-oleh di Kota Salatiga sebesar Rp 3.403.702.500,- per tahun, 3% dari total investasi. Dan setiap 5 tahun naik 10%.

3. Beberapa asumsi pokok yang digunakan dalam perhitungan, yaitu sebagai berikut :

a. Total Kendaraan dihitung dengan Total Wisatawan dibagi 6, dengan asumsi 1 kendaraan isinya 6 orang. b. Ada kenaikan harga tanah dan harga bangunan untuk setiap tahun sebesar 15% c. Ada kenaikan 2,5% untuk setiap komponen biaya pertahun. d. Pendapatan parkir sebesar Rp 2.000 untuk lima tahun pertama, setiap lima tahun naik 50% e. Harga sewa outlet sebesar Rp. 2.000.000,- untuk lima tahun pertama, setuap lima tahu naik 5%, diasumsikan ada 200 Outlet

4. Keuntungan

Dalam skema penilaian kelayakan investasi ini, pemasukan atau revenue berasal dari keuntungan ekonomi/bisnis. keuntungan yang didapatkan dari harga sewa outlet, pendapatan parker, kenaikan harga asset tanah, kenaikan harga aset bangunan. Dengan komponen tersebut maka akan diperbandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan jalan lingkar. Dari ini, maka akan muncul NPV dan PP. berikut merupakan rincian penilaian kelayakan teerhadap pembangunan pusat oleh-oleh Kota Salatiga.

Tabel 4-8 Pendapatan Parkir

Tahun Kendaraan Parkir Total Pendapatan Parkir 2018 43.767 Rp 2.000 Rp 87.533.333 2019 51.117 Rp 2.000 Rp 102.233.333 2020 57.917 Rp 2.000 Rp 115.833.333 2021 64.167 Rp 2.000 Rp 128.333.333 2022 69.817 Rp 2.000 Rp 139.633.333 2023 74.850 Rp 3.000 Rp 224.550.000 2024 79.217 Rp 3.000 Rp 237.650.000 2025 82.917 Rp 3.000 Rp 248.750.000 2026 85.900 Rp 3.000 Rp 257.700.000 2027 88.117 Rp 3.000 Rp 264.350.000 2028 89.533 Rp 4.500 Rp 402.900.000 2029 90.133 Rp 4.500 Rp 405.600.000 2030 89.867 Rp 4.500 Rp 404.400.000 2031 88.667 Rp 4.500 Rp 399.000.000

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 47 Tahun Kendaraan Parkir Total Pendapatan Parkir 2032 86.500 Rp 4.500 Rp 389.250.000 2033 83.333 Rp 4.500 Rp 375.000.000 2034 79.100 Rp 6.750 Rp 533.925.000 2035 73.750 Rp 6.750 Rp 497.812.500 2036 67.233 Rp 6.750 Rp 453.825.000 2037 59.483 Rp 6.750 Rp 401.512.500 2038 50.450 Rp 6.750 Rp 340.537.500 Sumber: analisa tim penyusun, 2018

Tabel 4-9 Kenaikan Harga Tanah

Luas tanah Total Harga Tanah Kenaikan harga m2 (Rp) tanah 25.757 12.878.500.000 0 25.757 14.810.275.000 1.931.775.000 25.757 17.031.816.250 2.221.541.250 25.757 19.586.588.688 2.554.772.438 25.757 22.524.576.991 2.937.988.303 25.757 25.903.263.539 3.378.686.549 25.757 29.788.753.070 3.885.489.531 25.757 34.257.066.031 4.468.312.961 25.757 39.395.625.935 5.138.559.905 25.757 45.304.969.825 5.909.343.890 25.757 52.100.715.299 6.795.745.474 25.757 59.915.822.594 7.815.107.295 25.757 68.903.195.983 8.987.373.389 25.757 79.238.675.381 10.335.479.398 25.757 91.124.476.688 11.885.801.307 25.757 104.793.148.191 13.668.671.503 25.757 120.512.120.420 15.718.972.229 25.757 138.588.938.483 18.076.818.063 25.757 159.377.279.255 20.788.340.772 25.757 183.283.871.144 23.906.591.888 25.757 210.776.451.815 27.492.580.672 Sumber: analisa tim penyusun, 2018

Tabel 4-10 Kenaikan Harga Bangunan

Tahun Luas Bangunan m2 Total Harga Bangunan (Rp) Kenaikan harga Bangunan 0 11.500 57.500.000.000 0 1 11.500 66.125.000.000 8.625.000.000 2 11.500 76.043.750.000 9.918.750.000 3 11.500 87.450.312.500 11.406.562.500

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 48 Tahun Luas Bangunan m2 Total Harga Bangunan (Rp) Kenaikan harga Bangunan 4 11.500 100.567.859.375 13.117.546.875 5 11.500 115.653.038.281 15.085.178.906 6 11.500 133.000.994.023 17.347.955.742 7 11.500 152.951.143.127 19.950.149.104 8 11.500 175.893.814.596 22.942.671.469 9 11.500 202.277.886.785 26.384.072.189 10 11.500 232.619.569.803 30.341.683.018 11 11.500 267.512.505.274 34.892.935.470 12 11.500 307.639.381.065 40.126.875.791 13 11.500 353.785.288.224 46.145.907.160 14 11.500 406.853.081.458 53.067.793.234 15 11.500 467.881.043.677 61.027.962.219 16 11.500 538.063.200.228 70.182.156.552 17 11.500 618.772.680.263 80.709.480.034 18 11.500 711.588.582.302 92.815.902.039 19 11.500 818.326.869.647 106.738.287.345 20 11.500 941.075.900.094 122.749.030.447 Sumber: analisa tim penyusun, 2018

Tabel 4-11 Tabel Pendapatan Sewa Outlet

sewa Outlet per sewa Outlet per Total Total pendapatan Tahun bulan tahun Outlet Outlet 2019 Rp 2.000.000 24.000.000 200 4.800.000.000,00 2020 Rp 2.000.000 24.000.000 200 4.800.000.000,00 2021 Rp 2.000.000 24.000.000 200 4.800.000.000,00 2022 Rp 2.000.000 24.000.000 200 4.800.000.000,00 2023 Rp 2.000.000 24.000.000 200 4.800.000.000,00 2024 Rp 2.100.000 25.200.000 200 5.040.000.000,00 2025 Rp 2.100.000 25.200.000 200 5.040.000.000,00 2026 Rp 2.100.000 25.200.000 200 5.040.000.000,00 2027 Rp 2.100.000 25.200.000 200 5.040.000.000,00 2028 Rp 2.100.000 25.200.000 200 5.040.000.000,00 2029 Rp 2.205.000 26.460.000 200 5.292.000.000,00 2030 Rp 2.205.000 26.460.000 200 5.292.000.000,00 2031 Rp 2.205.000 26.460.000 200 5.292.000.000,00 2032 Rp 2.205.000 26.460.000 200 5.292.000.000,00 2033 Rp 2.205.000 26.460.000 200 5.292.000.000,00 2034 Rp 2.315.250 27.783.000 200 5.556.600.000,00 2035 Rp 2.315.250 27.783.000 200 5.556.600.000,00 2036 Rp 2.315.250 27.783.000 200 5.556.600.000,00 2037 Rp 2.315.250 27.783.000 200 5.556.600.000,00

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 49 2038 Rp 2.315.250 27.783.000 36 1.000.188.000,00 Sumber: analisa tim penyusun, 2018

5. Net Benefit

Nilai net benefit dalam pembangunan pusat oleh-oleh Kota Salatiga adalah sebesar Rp 629.862.731.331,-. Nilai tersebut didapatkan berdasarkan perhitungan atas pengeluaran yang dalam hal ini adalah biaya investasi, biaya operasional, ppn. Berikut table net benefit

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 50 Tabel 4-12 Net Benefit

Benefit Tahun Pendapatan Pendapatan Kenaikan Kenaikan Operasi dan Jumlah Investasi Net Benefit sewa Outlet Parkir Harga Tanah Harga Bangunan Pemeliharaan 0 0 0 0 0 0 113.456.750.000 0 113.456.750.000 1 4.800.000.000,00 87.533.333 12.878.500.000 57.500.000.000 75.266.033.333 68.074.050.000 7.191.983.333

2 4.800.000.000,00 102.233.333 14.810.275.000 66.125.000.000 85.837.508.333 68.074.050.000 17.763.458.333

3 4.800.000.000,00 115.833.333 17.031.816.250 76.043.750.000 97.991.399.583 68.074.050.000 29.917.349.583

4 4.800.000.000,00 128.333.333 19.586.588.688 87.450.312.500 111.965.234.521 68.074.050.000 43.891.184.521

5 4.800.000.000,00 139.633.333 22.524.576.991 100.567.859.375 128.032.069.699 74.881.455.000 53.150.614.699

6 5.040.000.000,00 224.550.000 25.903.263.539 115.653.038.281 146.820.851.820 74.881.455.000 71.939.396.820

7 5.040.000.000,00 237.650.000 29.788.753.070 133.000.994.023 168.067.397.094 74.881.455.000 93.185.942.094

8 5.040.000.000,00 248.750.000 34.257.066.031 152.951.143.127 192.496.959.158 74.881.455.000 117.615.504.158

9 5.040.000.000,00 257.700.000 39.395.625.935 175.893.814.596 220.587.140.531 74.881.455.000 145.705.685.531

10 5.040.000.000,00 264.350.000 45.304.969.825 202.277.886.785 252.887.206.611 82.369.600.500 170.517.606.111

11 5.292.000.000,00 402.900.000 52.100.715.299 232.619.569.803 290.415.185.103 82.369.600.500 208.045.584.603

12 5.292.000.000,00 405.600.000 59.915.822.594 267.512.505.274 333.125.927.868 82.369.600.500 250.756.327.368

13 5.292.000.000,00 404.400.000 68.903.195.983 307.639.381.065 382.238.977.048 82.369.600.500 299.869.376.548

14 5.292.000.000,00 399.000.000 79.238.675.381 353.785.288.224 438.714.963.605 82.369.600.500 356.345.363.105

15 5.292.000.000,00 389.250.000 91.124.476.688 406.853.081.458 503.658.808.146 90.606.560.550 413.052.247.596

16 5.556.600.000,00 375.000.000 104.793.148.191 467.881.043.677 578.605.791.868 90.606.560.550 487.999.231.318

17 5.556.600.000,00 533.925.000 120.512.120.420 538.063.200.228 664.665.845.648 90.606.560.550 574.059.285.098

18 5.556.600.000,00 497.812.500 138.588.938.483 618.772.680.263 763.416.031.245 90.606.560.550 672.809.470.695

19 5.556.600.000,00 453.825.000 159.377.279.255 711.588.582.302 876.976.286.557 90.606.560.550 786.369.726.007

20 1.000.188.000,00 401.512.500 183.283.871.144 818.326.869.647 1.003.012.441.291 99.667.216.605 903.345.224.686

Total 7.314.782.059.061 5.703.530.562.206

Sumber: hasil analisis tim penyusun, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 51 Kelayakan keuangan meliputi:

1. Payback Periode

Jika nilai payback periode lebih kecil dari 20 tahun, maka proyek pembagunan pusat Oleh-oleh Kota salatiga layak dibangun atau proyek layak apabila masa pemulihan modal investasi lebih pendek dari usia ekonomisnya. Perhitungannya adalah tahun dimana nilai akumulasi penerimaan bersih ≥ 0. Payback Periode merupakan penilaian yang menentukan berapa lama kembalinya uang/ modal investasi yang dikeluarkan dalam profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh, bukan penilaian seberapa lamanya pembangunan proyek. Berdasarkan tabel dibawah menunjukan bahwa lamanya pengembalian modal investasi selama 7,37 tahun.

Tabel 4-13 Payback Periode

Tahun Tahun Investasi Net Benefit Payback Packback Period 0 113.456.750.000 0

1 7.191.983.333 106.264.766.667 1

2 17.763.458.333 95.693.291.667 2

3 29.917.349.583 83.539.400.417 3

4 43.891.184.521 69.565.565.480 4

5 53.150.614.699 60.306.135.301 5

6 71.939.396.820 41.517.353.180 6

7 93.185.942.094 20.270.807.906 7

8 117.615.504.158 -4.158.754.158 0,370

9 145.705.685.531 -32.248.935.531

10 170.517.606.111 -57.060.856.111

11 208.045.584.603 -94.588.834.603

12 250.756.327.368 -137.299.577.368

13 299.869.376.548 -186.412.626.548

14 356.345.363.105 -242.888.613.105

15 413.052.247.596 -299.595.497.596

16 487.999.231.318 -374.542.481.318

17 574.059.285.098 -460.602.535.098

18 672.809.470.695 -559.352.720.695

19 786.369.726.007 -672.912.976.007

20 903.345.224.686 -789.888.474.686

5.703.530.562.206

Sumber : Analisis Tim Penyusun, 2018

2. B/C Rasio

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 52 B/C ratio merupakan cara untuk mengetahui apakah suatu proyek yang kita jalankan menguntungkan atau Rugi dengan membandingkan semua nilai net benefit dengan nilai investasi/biaya. B/C Ratio dikatakan untung jika nilai nya > 1.Total Net Rp 5.703.530.562.206,-. dibagi dengan nilai investassi Rp 113.456.750.000. sehingga b/c rasio sebesar 50,27.

3. Net Present Value (NPV) dan Economical Internal Rate Of Return (EIRR)

Net Present Value (NPV) berguna untuk mengukur kemampuan dan peluang sebuah perusahaan dalam menjalankan investasinya sampai beberapa tahun yang akan datang, saat nilai mata uang berubah dan berdampak pada cash flow perusahaan. Jika NPV positif, profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh layak dan sebaliknya jika NPV negatif pembangunan (review) tidak layak dibangun. Dan jika nilai NPV = 0, berarti tingkat bunga proyek sama dengan tingkat bunga berlaku. Sedangkan EIRR merupakan informasi untuk menentukan kelayakan proyek, jika EIRR > Minimum Acceptable Rate of Return (MARR). MARR merupakan laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh investor. Tujuannya untuk mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap-tiap tahun. Selain itu, IRR juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalam mengembalikan bunga pinjaman.

Periode pengembalian investasi adalah tahun ke 7,37 tahun, yaitu lebih pendek dari nilai ekonomi yang direncanakan (20 tahun). Pengembalian modal investasi akan terjadi pada tahun ke 7,37 setelah proyek sudah selesai dan digunakan. Lebih lanjut nilai NPV pada DF sebesar 6% memberikan NPV positif, sehingga mendapat keuntungan bersih yang diterima dari proyek ini selama umur manfaat dari proyek. Hasil perhitungan nilai EIRR menunjukkan nilai tersebut mendekati nol pada df = 6%. Angka EIRR juga menunjukkan nilai lebih besar dari MRR 33%>6%, sehingga proyek profil investasi pembangunan Pusat Oleh-oleh Kota Salatiga layak dijalankan berdasarkan perhitungan analisis ekonomi.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 53 Tabel 4-14 NPV dan EIRR

PV DF PV DF Tahun Net Benefit NPV Tahun Net Benefit IRR % % 0 1 113.456.750.000 113.456.750.000 0 1 113.456.750.000 113.456.750.000 1 1,06 7.191.983.333 6.807.405.000 1 1,06 7.191.983.333 6.807.405.000 2 1,124 17.763.458.333 14.068.637.000 2 1,124 17.763.458.333 14.068.637.000 3 1,191 29.917.349.583 21.670.239.250 3 1,191 29.917.349.583 21.670.239.250 4 1,262 43.891.184.521 29.725.668.500 4 1,262 43.891.184.521 29.725.668.500 5 1,338 53.150.614.699 38.348.381.500 5 1,338 53.150.614.699 38.348.381.500 6 1,419 71.939.396.820 47.538.378.250 6 1,419 71.939.396.820 47.538.378.250 7 1,504 93.185.942.094 57.182.202.000 7 1,504 93.185.942.094 57.182.202.000 8 1,594 117.615.504.158 67.393.309.500 8 1,594 117.615.504.158 67.393.309.500 9 1,689 145.705.685.531 78.171.700.750 9 1,689 145.705.685.531 78.171.700.750 10 1,791 170.517.606.111 89.744.289.250 10 1,791 170.517.606.111 89.744.289.250 11 1,898 208.045.584.603 101.884.161.500 11 1,898 208.045.584.603 101.884.161.500 12 2,012 250.756.327.368 114.818.231.000 12 2,012 250.756.327.368 114.818.231.000 13 2,133 299.869.376.548 128.546.497.750 13 2,133 299.869.376.548 128.546.497.750 14 2,261 356.345.363.105 143.068.961.750 14 2,261 356.345.363.105 143.068.961.750 15 2,397 413.052.247.596 158.499.079.750 15 2,397 413.052.247.596 158.499.079.750 16 2,54 487.999.231.318 174.723.395.000 16 2,54 487.999.231.318 174.723.395.000 17 2,693 574.059.285.098 192.082.277.750 17 2,693 574.059.285.098 192.082.277.750 18 2,854 672.809.470.695 210.348.814.500 18 2,854 672.809.470.695 210.348.814.500 19 3,026 786.369.726.007 229.863.375.500 19 3,026 786.369.726.007 229.863.375.500 20 3,207 903.345.224.686 250.399.047.250 20 3,207 903.345.224.686 250.399.047.250

Sumber : Tim Penyusun, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 54

4.2 ANALISIS ASPEK SOSIAL

Analisis aspek social merupakan pandangan/tanggapan pelaku usaha dan wisastawan, berikut perspektif mereka terhadap pusat oleh oleh/souvenir

A. PERFEKTIF UMKM / PELAKU USAHA

Pusat oleh-oleh saouvenir merupakan sarana pemerintah dalam mengembangkan pertumbuhan perekonomian Kota Salatiga sebagai kota Transit. Berkembangnya Kota Salatiga sebagai Kota Transit disebabkan Kota Salatiga menjadi penghubung kota-kota di pantai utara Pulau Jawa dengan kota-kota di tengah pulau Jawa seperti Solo, Klaten, dll. Harapannya Kota salatiga bisa berkembang dan tumbuh secara perekonomian.

1. Kebutuhan Akan Pusat Oleh Oleh/ Souvenir Baru

Menurut responden pelaku usaha Jika Kota Salatiga mempunyai pusat oleh-oleh, responden menyimpulkan sebanyak 98% bahwa kota Salatiga perlu mempunyai pusat oleh-oleh / souvenir, dan 2% responden menyatakan kota Salatiga tidak perlu mempunyai pusat oleh-oleh / souvenir. Jika dibangun pusat oleh-oleh, responden menjelaskan bahwa kota akan menjadi maju, berkembang, sejahtera.

2%

Ya Tidak 98%

Gambar 4-1 Kebutuhan Akan Pusat Oleh Oleh dan Souvenir

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

2. Fasilitas

Fasilitas merupakan sarana prasarana umum yang akan disediakan untuk melengkapi pusat oleh-oleh / souvenir. Jika pusat oleh-oleh / souvenir membuat fasilitas, responden mengusulkan adanya fasilitas istirahat sebanyak 38 responden. Responden yang setuju

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 55 dibuat falitas SPBU sebanyak 4 responden. Jika dibuat sarana prasaran parker yang luas, semua responden setuju. Dan pemandangan alam disetujui oleh 8 responden.

0 2 TUNTANG 3 1 5 12 TINGKIR 14 0 3 Pemandangan Alam SIDOREJO 10 10 0 Fasilitas Istirahat 0 5 Parkir Luas SIDOMUKTI 5 2 SPBU 0 1 SALATIGA 1 0 0 8 ARGOMULYO 8 1

0 2 4 6 8 10 12 14 16

Gambar 4-2 Kebutuhan Fasilitas Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

3. Menjual Produk di Pusat oleh-oleh yang Baru

Jika pusat oleh-oleh / souvenir dibangun baru di Kota Salatiga, responden menjawab akan menjual produknya di pusat oleh-oleh / souvenir yang baru sebesar 71% responden dengan alasan untuk meningkatkan bisnis / usaha responden. Sedangan 29% responden menjawab tidak, karena responden tidak akan membuka cabang.

29%

Ya Tidak

71%

Gambar 4-3 Keinginan Menjual Produk di Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 56 4. Konsep Pusat Oleh-Oleh / Souvenir

Konsep Pusat Oleh-Oleh / souvenir yang akan dibangun antara model outlet atau swalayan. Sebanyak 73% responden menjawab konsep yang pas untuk pusat oleh-oleh / souvenir dengan model Outlet. Sedangkan 27% responden menjawab dengan swalayan.

27%

swalayan Outlet

73%

Gambar 4-4 Konsep Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

B. PERFEKTIF MASYARAKAT / KONSUMEN

Kota salatiga sebagai kota transit dan dikelilingin oleh kota-kota yang memiliki daya tarik wisata, sehingga Kota salatiga dianggap perlu untuk memiliki pusat oleh-oleh / souvenir. Menurut masyrakat yang berkunjung keluar masuk kota salatiga, menganggap perlu adanya pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga

1. Fasilitas

Pusat oleh-oleh / souvenir mempunyai fasilitas / sarana prasana pendukung mengungkapkan setuju dengan 44% responden dari 400 responden. Sangat setuju ada 54% responden yang menyatakan pusat oleh-oleh / souvenir perlu mempunyai sarana prasarana pendukung. Yang menyatakan netral 2% respoden.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 57 2%

Sangat Setuju

44% Setuju 54% Netral

Gambar 4-5 Sarana Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

a. SPBU

Responden menyatakan setuju jika Fasilitas SPBU ada disediakan di pusat oleh-oleh / souvenir sebesar 33% responden. 44 % responden tidak setuju jika ada SPBU di pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga. Sedangkan yang menyatakan netral sebanyak 17%, dan 6 % sangat setuju.

6%

Sangat Setuju 44% 33% Setuju Netral Tidak Setuju

17%

Gambar 4-6 Kebutuhan SPBU di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

b. Prasarana Parkir Luas

Responden menyatakan sangat setuju jika Fasilitas parkir ada disediakan di pusat oleh-oleh / souvenir sebesar 60% responden. 38 % responden setuju jika ada

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 58 Fasilitas parkir di pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga. Sedangkan yang menyatakan netral sebanyak 1%, dan 1 % tidak setuju.

60%

Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

38% 1% 1%

Gambar 4-7 Kebutuhan Parkir di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

c. Fasilitas Istirahat

Responden menyatakan sangat setuju jika Fasilitas tempat istirahat ada disediakan di pusat oleh-oleh / souvenir sebesar 57% responden. 41 % responden setuju jika ada tempat istirahat di pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga. Sedangkan yang menyatakan netral sebanyak 2%.

2%

Sangat Setuju 41% Setuju 57% Netral

Gambar 4-8 Kebutuhan Fasilitas Istirahat di Lokasi Pusat Oleh-oleh / Souvenir Kota Salatiga

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

d. Pemandangan Alam

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 59 Responden menyatakan sangat setuju jika Pemadangan Alam ada disediakan di pusat oleh-oleh / souvenir sebesar 28% responden. 36 % responden setuju jika ada Pemadangan Alam di pusat oleh-oleh / souvenir Kota Salatiga. Sedangkan yang menyatakan netral sebanyak 16% dan yang menyatakan tidak setuju sebanyak 20%

36%

28% Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju 16% 20%

Gambar 4-9 Komposisi Persentase Responden Menurut Tanggapan Pemandangan Alam di Pusat Oleh Oleh/Souvenir

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

2. Pengeluaran Uang untuk Membeli Oleh-Oleh

Responden yang mengeluarkan uang untuk membeli oleh-oleh tertinggi diatas Rp. 300.000 dengan propersi 3%. Dan uang terkecil yang dikeluarkan dibawah Rp. 50.000 dengan propersi 35%.

1%

6%

<50.000 35% 25% 50.000-100.000 100.000-200.000 200.000-300.000 >300.000

33%

Gambar 4-10 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengeluaran Uang Untuk Belanja Oleh Oleh

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 60 Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

3. Produk

a. Variasi Produk

Sebanyak 48% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 47% responden ,menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 3% netral dan 2% tidak setuju

3% 2%

Sangat Setuju 48% Setuju

47% Netral Tidak Setuju

Gambar 4-11 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Variasi Produk Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

b. Harga

Sebanyak 9% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 51% responden menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 15% netral dan 25% tidak setuju

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 61 9%

25% Sangat Setuju

Setuju

Netral 15% 51% Tidak Setuju

Gambar 4-12 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Harga Produk Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

c. Kualitas

Sebanyak 32% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 56% responden menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 4% netral dan 8% tidak setuju

4% 8%

Sangat Setuju 32% Setuju

Netral

56% Tidak Setuju

Gambar 4-13 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

d. Lokasi

Sebanyak 32% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 56% responden menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 4%

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 62 netral dan 8% tidak setuju menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 4% netral dan 8% tidak setuju

15% 11%

Sangat Setuju 17% Setuju Netral Tidak Setuju 57%

Gambar 4-14 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Lokasi Toko/outlet Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018 e. Kemasan

Sebanyak 10% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 60% responden menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 11% netral dan 19% tidak setuju

10% 19%

Sangat Setuju Setuju 11% Netral Tidak Setuju

60%

Gambar 4-15 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Kemasan Produk Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 63 f. Daya Tahan

Sebanyak 23% responden mengungkapkan sangat setuju kalau variasi produk menjadi pengaruh dalam membeli Oleh-oleh / souvenir. 64% responden menyatakan setuju jika variasi produk menjadi alasan untuk membeli oleh-oleh / souvenir, 5% netral dan 8% tidak setuju

8% 5% 23% Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju

64%

Gambar 4-16 Komposisi Persentase Responden Menurut Pengaruh Daya Tahan Produk Terhadap Minat Beli

Sumber: Hasil Pengolahan Kuesioner, 2018

4.3 ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN

Analisis aspek lingkungan dalam profil investasi ini mengacu pada analisis lingkungan. Dampak adalah perubahan lingkungan yang amat mendasar diakibatkan oleh kegiatan. Tujuan dilakukan AMDAL terutama adalah agar kualitas lingkungan dapat terjaga dengan baik dan tidak mengalami kerusakan dengan berdirinya proyek. Berikut ini tabel analisis lingkungan :

Tabel 4-15 Analisis Lingkungan

Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak kegiatan survei keresahan Menghilangkan timbulnya kecurigaan Pra untuk masayarakat 1 melalui keterbukaan informasi tentang Konstruksi pengadaan prosedur dan proses pengadaan lahan lahan perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial persepsi yang kondusif masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis sosialisasi keresahan Menghilangkan timbulnya kecurigaan masayarakat melalui keterbukaan informasi tentang prosedur dan proses pengadaan lahan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 64 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial persepsi yang kondusif masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis kegiatan pola Mengganti Lahan warga dengan sitem pengadaan perubahan ganti untung sebagai modal memulai

lahan mata usaha pencarian Program CSR untuk mepertahankan dan atau peningkatan kesejahteraan

warga yang kehilangan mata pencaharian keresahan Membangun komunikasi terbuka yang masyarakat terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Pola Membangun pola interaksi harmonis Kegiatan Survei Hubungan antara masyarakat dengan Pelaksana Sosial dan atau pemrakarsa Menghilangkan timbulnya kecurigaan melalui keterbukaan informasi tentang prosedur dan proses pengadaan lahan Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial Presepsi yang kondusif Masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan Sosialisasi melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan

masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 65 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak desa-warga

Perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial Presepsi yang kondusif Masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Pengukuran Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan Lahan Pusat melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat Oleh-Oleh prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Kecelakaan Memakai alat pelindung diri (APD) Kerja Memberikan SOP Keselamatan Kerja Memeriksa dan mengujian tempat

kerja, mesin, pesawat, alat dan instalasi Melakukan Pelatihan K3 Konstruksi kegiatan peningkatan Pengumuman adanya kesempatan kerja penerimaan 2 Konstruksi kesempatan secara transparan bekerja sama dengan tenaga kerja instansi setempat kontruksi Meghindari adanya spekulan “calo”

tenaga kerja Mengutamakan tenaga kerja lokal perubahan dalam rekruitmen tenaga kerja dalam pola mata kegiatan pembangunan Pusat Oleh- pencarian Oleh Program CSR untuk mepertahankan dan atau peningkatan kesejahteraan

warga yang kehilangan mata pencaharian perubahan pemberian upah sesuai umr dan sesuai tingkat tingkat posisinya pendapatan perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial persepsi yang kondusif masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Penurunan Pembebasan Kualitas Truk material dilengkapi terpal Lahan Udara Melakukan penyiraman Memastikan ban truk dalam keadaan

bersih

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 66 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak Mengontrol emisi kendaraan proyek Gangguan Kesehatan Melakukan penyuluhan Masyarakat Melakukan deteksi dini penyakit Gangguan Pengaturan lalu lintas kendaraan Lalu Lintas Menyesuaikan beban kendaraan dengan

kelas jalan Pemeliharaan secara berkala terhadap

infrastruktur umum Gangguan Membangun kondisi lingkungan sosial

Kenyamanan yang kondusif Membangun pola interaksi harmonis Mengutamakan tenaga kerja lokal Perubahan dalam rekruitmen tenaga kerja dalam Pola Mata kegiatan pembangunan Pusat Oleh- Pencaharian Oleh Program CSR untuk mepertahankan dan atau peningkatan kesejahteraan

warga yang kehilangan mata pencaharian Perubahan Mengurug tanah dari bukit sesuai Bentang dengan kebutuhan Alam Dibuat sistem terasering pada bukit Membuat saluran pembuangan

(drainase) Mengontrol saluran pembuangan secara

berkala Mobilisasi Gangguan Pekerja dan Pengaturan lalu lintas kendaraan Lalu Lintas Material Menyesuaikan beban kendaraan dengan

kelas jalan Pemeliharaan secara berkala terhadap

infrastruktur umum Penurunan Kualitas Truk material dilengkapi terpal Udara Melakukan penyiraman Memastikan ban truk dalam keadaan

bersih Mengontrol emisi kendaraan proyek Pemakaian masker bagi operator kendaraan berat sesuai dengan keperluan. Gangguan Membangun kondisi lingkungan sosial

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 67 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak Kenyamanan yang kondusif Membangun pola interaksi harmonis Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Peningkatan Menggunakan kendaraan bermotor

Kebisingan yang layak jalan Pemakaian penutup telinga bagi

operator kendaraan berat Perawatan mesin kendaraan secara

berkala Gangguan Kesehatan Melakukan penyuluhan Masyarakat Melakukan deteksi dini penyakit Kecelakaan Memakai alat pelindung diri (APD) Kerja Memberikan SOP Keselamatan Kerja Memeriksa dan mengujian tempat

kerja, mesin, pesawat, alat dan instalasi Melakukan Pelatihan K3 Konstruksi peningkatan memberikan tempat kepada pedagang peluang asongan atau warung usaha perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial persepsi yang kondusif masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Peningkatan Pengumuman adanya kesempatan kerja Mobilisasi Kesempatan secara transparan bekerja sama dengan Pekerja Kerja instansi setempat Meghindari adanya spekulan “calo”

tenaga kerja Mengutamakan tenaga kerja lokal Perubahan dalam rekruitmen tenaga kerja dalam Pola Mata kegiatan pembangunan Pusat Oleh- Pencaharian Oleh Program CSR untuk mepertahankan dan atau peningkatan kesejahteraan

warga yang kehilangan mata pencaharian Peningkatan Pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 68 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak Peluang usaha dengan prioritas bagi penduduk Berusaha lokal Mengutamakan penerimaan tenaga

kerja lokal pembangunan Penurunan kawasan pusat Kualitas Truk material dilengkapi terpal oleh-oleh Udara Melakukan penyiraman Memastikan ban truk dalam keadaan

bersih Mengontrol emisi kendaraan proyek Gangguan Membangun kondisi lingkungan sosial

Kenyamanan yang kondusif Membangun pola interaksi harmonis Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Peningkatan Menggunakan kendaraan bermotor

Kebisingan yang layak jalan Pemakaian penutup telinga bagi

operator kendaraan berat Perawatan mesin kendaraan secara

berkala Gangguan Kesehatan Melakukan penyuluhan Masyarakat Melakukan deteksi dini penyakit perubahan pembuatan drainase bentang alam dibuat terasering didaerah perbukitan gangguan terhadap memindahkan ke ekosistem yang baru flora dan fauna darat peningkatan Pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan peluang usaha dengan prioritas bagi penduduk usaha lokal perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial persepsi yang kondusif masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Kecelakaan Memakai alat pelindung diri (APD)

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 69 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak Kerja Memberikan SOP Keselamatan Kerja Memeriksa dan mengujian tempat

kerja, mesin, pesawat, alat dan instalasi Melakukan Pelatihan K3 Konstruksi Gangguan Pengaturan lalu lintas kendaraan Lalu Lintas Menyesuaikan beban kendaraan dengan

kelas jalan Pemeliharaan secara berkala terhadap

infrastruktur umum Peningkatan Pengumuman adanya kesempatan kerja Kesempatan secara transparan bekerja sama dengan Kerja instansi setempat Meghindari adanya spekulan “calo”

tenaga kerja Mengutamakan tenaga kerja lokal Perubahan dalam rekruitmen tenaga kerja dalam Pola Mata kegiatan pembangunan Pusat Oleh- Pencaharian Oleh Program CSR untuk mepertahankan dan atau peningkatan kesejahteraan

warga yang kehilangan mata pencaharian Peningkatan Pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan Peluang usaha dengan prioritas bagi penduduk Berusaha lokal Mengutamakan penerimaan tenaga

kerja lokal Perubahan Penanaman pohon disekitar lokasi

Aliran Air konstruksi peningkatan Pengumuman adanya kesempatan kerja Operasion penerimaan 3 kesempatan secara transparan bekerja sama dengan al tenaga kerja kerja instansi setempat Meghindari adanya spekulan “calo”

tenaga kerja Perubahan memberikan pelatihan tentang Pola Mata wirausaha Pencaharian Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat penerimaan tenaga kerja Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Operasional peningkatan pemasangan rambu-rambu lalu lintas pusat oleh-oleh kecelakaan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 70 Sumber No Kegiatan Dampak Arahan Dampak lalu lintas peningkatan kepadatan Pengaturan lalu lintas kendaraan lalu lintas Perubahan Membangun kondisi lingkungan sosial Presepsi yang kondusif Masyarakat Membangun pola interaksi yang

harmonis Perubahan memberikan pelatihan tentang Pola Mata wirausaha Pencaharian Peningkatan Meghindari adanya spekulan “calo” Peluang tempat usaha Berusaha Penurunan Kualitas Melakukan penyiraman udara Mengontrol emisi kendaraan proyek Menghilangkan timbulnya kecurigaan Keresahan melalui keterbukaan informasi tentang Masyarakat prosedur dan proses pengadaan lahan Membangun komunikasi terbuka yang terprogram antara pemrakarsa dengan masyarakat melalui sebuah “forum komunikasi” pemrakarsa-pemerintah desa-warga Sumber: analisis tim penyusun, 2018 4.4 ANALISIS ASPEK HUKUM

Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan Iklim Usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi aspek:

1. pendanaan;

Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu menumbuhkan Iklim Usaha. Aspek pendanaan ditujukan untuk:

a. memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank; b. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 71 c. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; dan d. membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan system konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.

Pemerintah Kota Salatiga telah menyusun Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal. Kebijakan dasar penyelenggaraan Penanaman Modal diarahkan untuk:

a. mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi Penanaman Modal di Daerah; b. mengutamakan pengembangan Penanaman Modal di bidang perdagangan dan pertanian; c. mempercepat realisasi Penanaman Modal; d. meningkatkan Penanaman Modal; e. mendorong Penanaman Modal pada usaha mikro dan usaha kecil; dan f. memastikan kontribusi Penanaman Modal terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan pertumbuhan ekonomi Daerah.

Langkah-langkah penyelenggaraan Penanaman Modal didasarkan atas kebijakan dasar, meliputi:

a. pemberian perlakuan yang sama bagi Penanam Modal dengan tetap memperhatikan kepentingan Daerah; b. pemberian jaminan kepastian hukum, kepastian berusaha dan keamanan berusaha bagi Penanam Modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan Penanaman Modal sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan; dan c. pemberian perlindungan dan membuka kesempatan bagi perkembangan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

2. sarana dan prasarana;

Aspek sarana dan prasarana ditujukan untuk:

a. mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil; dan b. memberikan keringanan tarif prasarana tertentu bagi Usaha Mikro dan Kecil.

3. informasi usaha;

Aspek informasi usaha ditujukan untuk:

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 72 a. membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan informasi bisnis; b. mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, komoditas, penjaminan, desain dan teknologi, dan mutu; dan c. memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atas segala informasi usaha.

Pemerintah Kota Salatiga telah menyusun Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal. Dalam hal promosi diatur bahwa: Pemerintah Daerah melaksanakan promosi peluang Penanaman Modal dan potensi Daerah secara aktif di dalam negeri atau luar negeri serta dapat dilakukan secara mandiri atau dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait dan pihak ketiga. Promosi penanaman Modal dilakukan dengan:

a. mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan pembinaan promosi penanaman Modal; b. mengoordinasikan dan melaksanakan promosi penanaman Modal Daerah baik didalam negerimaupun ke luar negeri; dan c. mengoordinasikan, mengkaji dan merumuskan dan menyusun materi promosi penanaman Modal.

Promosi Penanaman Modal diselenggarakan secara terpadu oleh SPKD yang membidangi Penanaman Modal.

4. kemitraan;

Aspek kemitraan ditujukan untuk:

a. mewujudkan kemitraan antar-Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; b. mewujudkan kemitraan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar; c. mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan transaksi usaha antar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; d. mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan transaksi usaha antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Usaha Besar; e. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; f. mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen; dan g. mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 73 Kemitraan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal adalah Kemitraan antara Penanam Modal dengan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah di Daerah didasarkan pada prinsip saling membutuhkan, saling mempercayai, saling memperkuat dan saling menguntungkan serta mempunyai kedudukan yang setara berdasarkan hukum yang berlaku yaitu pemberian bantuan dan penguatan, proses alih keterampilan bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, perModalan, sumber daya manusia, dan teknologi sesuai dengan pola Kemitraan.

Pola Kemitraan meliputi:

a. inti-plasma; b. subkontrak; c. waralaba; d. perdagangan umum; e. distribusi dan keagenan; f. bagi hasil; g. Kerja Sama operasional; h. usaha patungan (joint venture); i. penyumberluaran (outsourcing); dan j. bentuk kemitraan lainnya.

Setiap bentuk kemitraan dituangkan dalam ikatan hukum perjanjian dibawah koordinasi SKPD yang membidangi Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah.

5. Perizinan usaha;

Aspek perizinan usaha ditujukan untuk:

a. menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan sistem pelayanan terpadu satu pintu; dan b. membebaskan biaya perizinan bagi Usaha Mikro dan memberikan keringanan biaya perizinan bagi Usaha Kecil.

Dalam peraturan walikota Salatiga Nomor 26 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu di bidang penanaman modal, jenis penyelenggaraan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal terdiri dafri:

a. Pelayanan perizinan di bidang penanaman modal; meliputi:

1) Pendaftaran penanaman modal 2) Izin prinsip penanaman modal 3) Izin prinsip perluasan penanaman modal 4) Izin prinsip perubahan penanaman modal 5) Izin usaha penanaman modal

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 74 6) Izin usaha perluasan penanaman modal 7) Izin usaha penggabungan penanaman modal (merger) 8) Izin usaha perbahan penanaman modal; dan perizinan di bidang penanaman modal lainnya yang dilimpahkan kepada pemerintah daerah berdasarka peraturan perundangan undangan b. Pelayanan non perizinan di bidang penanaman modal

Pelayanan non perizinan dibidang penanaman modal meliputi:

1) Pemberian insentif, berupa:

a) Pengurangan, keringanan atau pembebasan pajak daerah b) Pengurangan, keringanan atau pembebasan restribusi daerah c) Pemberian dana stimulant, dan/atau d) Pemberian bantuan modal

2) Pemberian kemudahan investasi

a) Penyediaan data dan informasi peluang penanaman modal b) Penyediaan sarana dan prasarana c) Penyediaan lahan atau lokasi d) Pemberian batuan teknins; dan/atau e) Percepatan pemberian perizinan dan non perizinan

3) Layanan informasi 4) Layanan pengaduan

Penanam modal dapat diberikan insentif fan kemudahan investasi dengan kriteria sebagai berikut:’

1) Terdapat kontribusi nyata bagi peningkatan pendapatan masyarakat 2) Adanya penyerapan tenaga kerja local 3) Sebagian besar sumber daya yang digunakan berasal dari sumberdaya local 4) Terdapat konstribusi nyata bagi peningkatan pelayanan public 5) Terdapat kontribusi nyata dalam peningkatan produk domestic regional bruto 6) Menjalankan kegiatan usaha berwawasan lingkungan dan berkelanjutan 7) Termasuk kategori bidang penanaman modal dengan skala prioritas tinggi 8) Menjalan kegiatan usaha di bidang pembangunan infrastruktur 9) Menjalankan alih teknologi 10) Teermasuk kategori industry pionir 11) Lokasi usaha berada di wilayah terpencil, tertinggal atau perbatasan 12) Menjalankan kegiatan penelitian, pengembangan dan inovasi 13) Melakukan kemitraan dengan usaha mikro, kecil, menengah atau koperasi; dan/atau

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 75 14) Termasuk kategori industry uang menggunakan barang modal, mesin atau peralatan produksi dalam negeri

6. kesempatan berusaha;

Aspek kesempatan berusaha ditujukan untuk:

a. menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya; promosi dagang; dan dukungan kelembagaan. b. menetapkan alokasi waktu berusaha untuk Usaha Mikro dan Kecil di subsektor perdagangan retail; c. mencadangkan bidang dan jenis kegiatan usaha yang memiliki kekhususan proses, bersifat padat karya, serta mempunyai warisan budaya yang bersifat khusus dan turun-temurun; d. menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta bidang usaha yang terbuka untuk Usaha Besar dengan syarat harus bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; e. melindungi usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; f. mengutamakan penggunaan produk yang dihasilkan oleh Usaha Mikro dan Kecil melalui pengadaan secara langsung; f. memprioritaskan pengadaan barang atau jasa dan pemborongan kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah; dan

7. Promosi dagang

Aspek promosi dagang, ditujukan untuk:

a. meningkatkan promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di dalam dan di luar negeri; b. memperluas sumber pendanaan untuk promosi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di dalam dan di luar negeri; c. memberikan insentif dan tata cara pemberian insentif untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang mampu menyediakan pendanaan secara mandiri dalam kegiatan promosi produk di dalam dan di luar negeri; dan d. memfasilitasi pemilikan hak atas kekayaan intelektual atas produk dan desain Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam kegiatan usaha dalam negeri dan ekspor.

Pemerintah Kota Salatiga telah menyusun Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Penanaman Modal. Dalam hal promosi diatur bahwa: Pemerintah Daerah melaksanakan promosi peluang Penanaman Modal dan potensi Daerah secara aktif di dalam negeri atau luar negeri serta dapat dilakukan

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 76 secara mandiri atau dengan menjalin kerjasama dengan instansi terkait dan pihak ketiga. Promosi penanaman Modal dilakukan dengan:

a. mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberian bimbingan dan pembinaan promosi penanaman Modal; b. mengoordinasikan dan melaksanakan promosi penanaman Modal Daerah baik didalam negerimaupun ke luar negeri; dan c. mengoordinasikan, mengkaji dan merumuskan dan menyusun materi promosi penanaman Modal.

8. Dukungan Kelembagaan

Aspek dukungan kelembagaan ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan fungsi inkubator, lembaga layanan pengembangan usaha, konsultan keuangan mitra bank, dan lembaga profesi sejenis lainnya sebagai lembaga pendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

4.5 ANALISIS ASPEK TEKNIS

4.5.1 DESAIN BANGUNAN

Desain bangunan yang akan dibuat berdasarkan akan potensi lokasi dan kebutuhan fasilitas dan aktivitas yang ada didalamnya.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 77

Gambar 4-17 Fungsi, Kegiatan, aktivitas dan pengguna

Perancangan dan Perencanaan pusat oleh oleh ini ini merupakan suatu kawasan tempat istirahat (rest area) multifungsi yang memberikan fasilitas umum lengkap bagi wissatawan dan pengguna jalan Semarang - Solo. Pencitraan arsitektural pada kawasan bangunan ini harus menunjukkan fungsi dan kegunaannya sebagai TI (Tempat Istirahat) yang bersifat pelayanan yang dimana citra wujud dapat dilihat dari citra fungsi utama. Bangunan kawasan ini diharapkan dapat menjadi sebuah pencitraan modern architecture sebagai tema konsep sehingga bangunan tersebut memiliki menarik , simplel dan memperkuat kesan hijau pada area kawasan hal tersebut dilakukan dengan :

1. Sebuah tatanan dengan hubungan ruang yang tepat. 2. Suasana interior yang nyaman 3. Sirkulasi yang cukup 4. Pencahayaan yang cukup 5. Landscaping pada area terbuka 6. Tema dan konsep bangunan yang terintegrasi 7. Detail dan estetika bangunan yang dibutuhkan

Berikut penataan dan desain bangunan pusat oleh oleh kota salatiga:

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 78

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 79

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 80

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 81

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 82

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 83

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 84

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 85 4.5.2 REKAYASA INFRASTRUKTUR

Pemilihan sistem utilitas berdasarkan pada fungsi dan kebutuhan bangunan:

1. Sistem Jaringan Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari air PDAM kota yang didistribusikan melalui pipa jaringan air bersih dari saluran air. Terdapat 2 (dua) jenis sistem penyaluran air bersih pada bangunan yaitu :

a. Up-Feed System, Sistem air bersih ini didistribusikan menuju ke ruang ruang melalui tekanan pompa listrik dari bawah. Alat pompa mengambil air lalu mendistribusikan air bersih itu dari bak bawah tandon (groundtank). b. Down-Feed System, Sistem air bersih ini memanfaatkan gaya gravitasi dengan mengalirkan air bersih yang ditampung pada tandon diatas yang langsung menuju ke ruang-ruang yang membutuhkan air bersih. Apabila air tandon atas habis diperlukan juga pompa untuk mengisi tandon.

2. Sistem Pengolahan Limbah yaitu Two pipe system Pada sistem ini, jaringan air kotor (air sabun, air kimia, air tinja dan lain-lain) dialirkan dengan pipa yang berbeda berdasarkan jenis air kotornya. Jenis black water dibuang melalui soil pipe dan selain balck water/ disebut grey water dibuang melalui water pipe. Limbah olahan didistribusikan dengan cara beda tergantung jenis air limbahnya, seperti :

a. Jaringan Limbah Padat (Black Water), Limbah padat ini berupa limbah bangunan dari kotoran manusia. Limbah padat akan terurai apabila menggunakan bio septictank, kemudian di filter lagi, Limbah ini dapat digunakan untuk media penyuburan tanaman. b. Jaringan Limbah Cair (Grey Water), Limbah ini berasal bukan dari limbah air padat/limbah dari kotoran manusia, melainkan limbah ini berasal dari air kotor dari kegiatan seperti mandi,mencuci dalam kebutuhan sehari-hari. Limbah ini nantinya akan dialirkan ke bak pengumpul kemudian diolah pada bio filter dan setelah di filter nantinya air dapat digunakan kembali atau dibuang langsung menuju ke saluran kota.

3. Jaringan Air Hujan, Air hujan ini dapat digunakan sebagai air penyiram tanaman atau sebagai flush toilet. Air hujan didapat dari air yang jatuh ke atap langsung menuju ke aliran talang lalu terkumpul ke dalam ground tank. 4. Sistem Listrik

Sistem penyaluran jaringan listrik ini terdapat dari beberapa sumber yaitu yang utama dari PLN , lalu Genset dan Solar Panel. Untuk pendistribusiannya yaitu sebagai berikut : Daya listrik dari PLN melalui jaringan kabel kemudian dialirkan melalui trafo listrik pada setiap bangunan, Setelah itu dari Trafo dialirkanke LVMDP, selain dari trafo, LVMDP juga

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 86 bisa dialirkan listrik dari genset atau solar panel. Kemudian dari LVMDP menuju ke sub panel diantaranya yaitu SDP listrik pada tiap ruang yang membutuhkan arus listrik.

5. Sistem Penghawaan

a. Penghawaan Alami

Proses penghawaan yang diperoleh dari udara luar yang masuk ke dalam sebuah bangunan/ruangan sehingga terjadi pertukaran udara/ sirkulasi udara, hal ini biasa sering disebut yaitu sebuah sistem pertukaran silang udara (cross ventilation). Penempatan penghawaan alami pada bangunan dapat diaplikasikan dengan cara sebagai berikut :

1) Mengatur orientasi bukaan, Pergerakan arah udara menjadi pertimbangan dalam menentukan orientasi bukaan bangunan sehingga angin yang berhembus dapat masuk ke pintu ataupun jendela bangunan. 2) Membuat lubang angin/ rooster. Lubang angin dibuat dengan tujuan utama yaitu supaya angin bisa masuk kedalam sebuah bangunan/ruangan. Biasanya lubang angin ini digunakan terhadap ruang yang membutuhkan sirkulasi udara yang lebih karena fungsi lubang angin ini agar angina bisa masuk secara terus menerus.

b. Penghawaan Buatan

Penghawaan terhadap bangunan/ ruangan sangat penting dalam menciptakan kenyamanan thermal. Saat penghawaan alami susah untuk didapat dan tidak mendukung kenyamanan thermal, maka penghawaan buatan ini membantu pengguna untuk mencapai kenyamanan yang dibutuhkan. Penghawaan buatan ini dibuat menggunakan alat yang memerlukan energi listrik sebagai sumber daya utamanya.

6. Pemadam Kebakaran

a. Penanggulangan secara pasif Penanggulangan ini untuk bahaya kebakaran yang akan terjadi secara otomatis dengan material atau alat pemadam kebakaran tahan api dan tanpa ada manusia yang mengendalikan, dengan menggunakan Sprinkler & smoke detector. Kinerja dari smoke detector adalah mendekteksi keberadaan asap yang menjadi sasaran utama terjadi munculnya api pada ruangan. Sedangkan kinerja sprinkler adalah sebagai pemancar air yang terletak diatas bersama terpasangnya plafond sebagai pemadam kebakaran dalam ruangan. Kedua alat ini merupakan satu perangkat yang kinerjanya secara otomatis saling bekerja sama. Ketika asap muncul secara vertikal dengan kapasitas asap yang banyak otomatis smoke detector menyala dan memberikan perintah ke sprinkler untuk menyalakan pemancar air tersebut.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 87 b. Penanggulangan aktif, Penanggulangan ini juga digunakan untuk membantu pemadaman kebakaran yang terjadi pada bangunan/ ruangan. Alat penanggulangan aktif biasanya tiap bangunan sudah ada. Apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran alat ini dapat digunakan tetapi membutuhkan tenaga manusia untuk menyalakan atau menggunakan alat tersebut. Beberapa contoh alat pemadam kebakaran secara aktif yaitu :

1) APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) 2) Hydrant

7. Sistem keamanan pada bangunan terdiri dari 2 (dua) system yaitu :

a. Sistem keamanan aktif, Keamanan ini aktif karena ada seorang yang menjaga pada sebuah kawasan rest area yang bertugas memantau aktivitas lapangan, menjaga keamanan kawasan secara langsung di dalam ruangan/ luar bangunan dengan jasa seorang satpam. b. Sistem keamanan pasif, Keamanan pasif ini dilakukan dengan menggunakan sebuah teknologi merekam jejak aktivitas sehari-hari berupa kamera tersembunyi agar orang tidak mengetahui dimana letak kameranya yang bernama CCTV. CCTV dapat dipasang pada dalam/luar ruangan. Tetapi CCTV juga perlu dikendalikan oleh seorang penjaga agar dapat dikendalikan keamanan yang lebih baik menyala secara 24 jam.

4.6 ANALISIS ASPEK MANAJEMEN

Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 42 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah. UMKM merupakan bagian dari tugas dari bidang UMKM di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah dengan fungsi:

1. Perencanaan program dan kegiatan bidang 2. Penyusunan kebijakan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah sesuai dengan lingkup tugas bidang 3. Penyekenggaraan program dan kegiatan bidang 4. Pelaksanaan kebijakan bidang koperasi, usaha kecil dan menengah sesuai dengan lingkup tugas bidang 5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan program dan kegiatan bidang; dan 6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atas terkait tugas dan fungsinya

Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah, Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang menugaskan mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil, dalam hal ini

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 88 rencana pusat oleh oleh Kota Salatiga Berdasarkan Peraturan Walikota Salatiga Nomor 42 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah menjadi tugas Dinas Koperasi, Usaha Kecil Dan Menengah pada Bidang Usaha Kecil, dan Menengah. Bidang Usaha Kecil, dan Menengah terdiri dari:

1. Seksi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah 2. Seksi Pengembangan dan Pengawasan Usaha Kecil dan Menengah

Dengan jumlah personel terbatas serta anggaran dari pemerintah Kota Salatiga maka tidak dimungkinkan untuk melakukan mengelolaan sendiri. Pola manajemen yang akan dianut adalah kemitraan antara swasta, UMKM, dan Pemerintah Kota Salatiga. Pemerintah Kota Salatiga berinvestasi dengan penyediaan lahan, swasta melakukan pembangunan dan pengelolaan kawasan. Pemerintah juga sudah mengatur lebih lanjut tentang beberapa pola kemitraan yang melibatkan swasta dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan, yaitu diantaranya diatur dalam Permendagari Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah menyatakan bahwa dalam pengelolaan barang milik daerah, pemerintah daerah dapat mengembangkan beberapa pola kemitraan dengan pihak swasta dengan 2 (dua) model.

1. Bangun Guna Serah (Build Operate Transfer) adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu; 2. Bangun Serah Guna (Build Transfer Operate) adalah pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

Pra Kondisi Penerapan Kemitraan

Salah satu alasan utama perlunya pola kemitraan swasta dengan pemeriantah karena berbagai keterbatasan, di mana pemerintah menghadapi keterbatasan baik dana, pengalaman maupun ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten dalam menyediakan pelayanan tersebut (The Stationery Office : 2000). Selain itu, kemitraan bisa dilakukan bila memenuhi alasan antara lain sebagai berikut:

1. Pihak swasta dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan bila diberikan oleh pemerintah; 2. Pihak swasta dapat menjamin bahwa pelayanan dapat diberikan lebih cepat dibandingkan bila disediakan oleh pemerintah;

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 89 3. Ada dukungan dari pengguna jasa untuk melibatkan pihak swasta sebagai penyedia pelayanan; 4. Ada peluang kompetisi di antara para calon mitra swasta; 5. Tidak ada ketentuan perundang-undangan yang melarang pelibatan pihak swasta dalam penyediaan jasa pelayanan; 6. Keluaran dari pelayanan dapat dengan mudah diukur dan ditetapkan tarifnya dengan rasional; 7. Biaya pelayanan dapat diperoleh kembali melalui penetapan tarif penggunaan jasa layanan; 8. Ada peluang inovasi dalam penyediaan pelayanan; 9. Ada rekam jejak (track record) atau pengalaman kemitraan yang baik antara pemerintah dan swasta yang sudah dilakukan sebelumnya; 10. Ada peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan tersebut.

Jika salah satu dari alasan-alasan tersebut tidak terpenuhi, maka model PPP sebaiknya tidak diterapkan karena model tersebut rentan dengan risiko-risiko finansial maupun politis yang dapat membebani masyarakat pengguna jasa layanan di kemudian hari. Sebelum memutuskan untuk menerapkan PPP, ada sejumlah prakondisi yang perlu dipersiapkan agar PPP dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Untuk menjamin keberhasilan PPP, diperlukan kondisi-kondisi di bawah ini yang juga dikenal sebagai “process conditions”.

Dalam hal ini, model alternatif kelembagaan sebagai implikasi dari pengembangan desentralisasi dan kerjasama publik dan privat (public – private partnership) meliputi bentuk sebagai berikut:

1. Lembaga Semi-Publik/Semi-Privat atau Government-Initiated Private Management.

Pengertian lembaga semi publik atau semi-privat disini dimaksudkan sebagai sebuah model kerjasama dimana sektor publik (pemerintah daerah) dan sektor privat (swasta) memiliki kedudukan dan peran yang berbeda, namun sinergis, dalam pengelolaan suatu urusan atau asset tertentu. Biasanya, pemerintah memegang fungsi regulasi dan pengawasan, sementara investor menyelenggarakan fungsifungsi perencanaan, pelaksanaan dan pembiayaannya.

2. Pengelolaan Bersama (Joint Management)

Untuk mengantisipasi munculnya konflik yang makin beragam dan makin kompleks, maka saling pengertian antar daerah melalui penguatan kerjasama regional sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan jenis usaha yang beragam meliputi: SPBU, Café dan Resto serta Pusat Oleh Oleh UMKM

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 90 4.7 ANALISIS ASPEK KELEMBAGAAN Mekanisme koodinasi antar instansi terkait dengan system kerjasama publik dan privat (public – private partnership) berupa Lembaga Semi-Publik/Semi-Privat atau Government- Initiated Private Management dilakukan dengan mengacu pada regulasi atau kontrak yang sepakati oleh pemerintah dan swasta, melalui OPD yang ditunjuk kemudian dilaporkan secara berkala kepada kepala pemerintah daerah. Sedangkan koordinasi dengan system Pengelolaan Bersama (Joint Management) diperlukan sebuah institusi baru yang melakukan laporan secara berkala kepada kepala pemerintah daerah yang melakukan kerjasama.

Penyusunan Profil Investasi Kota Salatiga | 91