e-J. Agrotekbis 3 (4) : 532-542, Agustus 2015 ISSN : 2338-3011

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH KELAPA MENJADI KOPRA DI DESA BOLUBUNG KECAMATAN BULAGI UTARA KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

Analysis of Income and Added Value of the Coconut into the Copra in the Bolubung Village of North Bulagi subdistrict of Banggai Islands Regency.

Hasnun Neeke1) , Made Antara2) , Alimuddin Laapo2)

1)Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, 2)Staf Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu E-mail: hasnunneeke @gmail.com E-mail: yasinta90287@ gmail.com E-mail: alimudin_73@ yahoo.com ABSTRACT

This study aim is to determine the income of farmers in managing the coconuts into the copra and analyzing of added value that can be created to manage the coconut into the copra. This research was conducted in the Bolubung village of North Bulagi Subdistrict of Banggai Islands Regency. This location of research was done by purposive with the consideration that the Bolubung village is one of Village of Oil Production Centers. The timing of the study began in October to November 2014. The analytical tool used is a the income and added Value analysis. The Results showed that the average income whose got a coconut farmer's from the sale of copra of Rp 4,535,757 and added value obtained coconut farm in the village of Bolubung is Rp 955 per kilogram with an output value that is of Rp 1,260 and the value of the input of Rp 305.

Key words: Added value, coconut, copra, income.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan petani dalam mengelola kelapa menjadi kopra dan menganalisis nilai tambah yang dapat diciptakan dengan mengelola kelapa dalam menjadi kopra. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Porposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Bolubung merupakan salah satu desa sentra produksi kelapa. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai bulan November 2014. Analisis yang digunakan adalah Analisis Pendapatan dan Nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata yang diperoleh petani kelapa dari hasil penjualan kopra sebesar Rp 4.535.757 dan Nilai tambah yang diperoleh usahatani kelapa di Desa Bolubung adalah sebesar Rp 955 per kilogram dengan nilai output yaitu sebesar Rp 1.260 dan nilai input Rp 305.

Kata kunci : Nilai tambah , kelapa, kopra, pendapatan. PENDAHULUAN perkebunan kelapa di Indonesia yang mencapai 3.712 juta hektar (31.4%) dan Kelapa (Cocos nucifera L) memiliki merupakan luas areal perkebunan kelapa peran strategis bagi masyarakat Indonesia, terbesar didunia. Produksi kelapa di bahkan termasuk komoditi sosial, Indonesia menempati urutan kedua didunia mengingat produknya merupakan salah satu yakni sebesar 12.915 milyar butir (24.4% dari sembilan bahan pokok masyarakat. produksi dunia) (Alamsyah, 2005). Hasil Peran strategis itu terlihat dari total luas utama kelapa ditingkat petani baru

532

dimanfaatkan dalam bentuk produk produktivitas kelapa Sulawesi Tengah primer berupa kelapa butiran, kopra dan cenderung menurun. Tanaman sudah tua minyak goreng yang diolah secara sehingga hal ini disebabkan tradisional. Potensi kelapa banyak yang produktivitasnya menurun. Kabupaten Banggai Kepulauan dalam belum dimanfaatkan karena berbagai perkembangan dunia usahatani lebih kendala terutama teknologi, permodalan menonjol pada usahatani kelapa dari pada dan daya serap pasar yang belum merata. tanaman perkebunan lainnya seperti Selain sebagai salah satu sumber minyak cengkeh, jambu mete, vanili, dan coklat. nabati, tanaman kelapa juga sebagai Umumnya tanaman kelapa di budidayakan pendapatan bagi keluarga petani, sebagai oleh seluruh kecamatan yang ada di sumber devisa negara, penyediaan lapangan Kabupaten Banggai Kepulauan dan kerja, pemicu dan pemacu pertumbuhan semuanya itu sebagian besar di olah menjadi kopra disamping di konsumsi sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai dalam bentuk buah segar maupun untuk pendorong tumbuh berkembangnya industri kebutuhan rumah tangga. Luas panen, hilir berbasis minyak kelapa dan produk produksi dan produktivitas kabupaten dan ikutannya di Indonesia (Rahman, 2011). kota di Sulawesi Tengah, terlihat pada Kelapa merupakan salah satu Tabel 2. komoditi perkebunan yang banyak diminati Tabel 2. Luas Lahan, Produksi dan oleh masyarakat petani yang ada di seluruh Produktivitas kelapa tahun 2012 kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah. Menurut Kabupaten/kota Sulawesi Hal ini dikarenakan kelapa merupakan Tengah. pohon yang serba guna dan mempunyai nilai ekonomis. Luas Produkti Panen Produksi vitas Kelapa merupakan salah satu sumber No Kabupaten (ha) (ton) (ton/ha) pendapatan yang sangat penting bagi Banggai masyarakat Sulawesi Tengah. Sektor 1 Kepulauan 32.340 17.055 0,52 pertanian kelapa merupakan komoditas 2 Banggai 54.291 47.886 0,88 tradisional yang secara komersial dapat di 3 Morowali 3.291 4.521 1,37 hasilkan dalam bentuk kopra, minyak 4 4.680 5.812 1,24 kelapa, makanan segar dan lain-lain. 5 Donggala 30.814 208.147 0,91 Sulawesi Tengah kurang lebih 216.890 ha 6 Toli-Toli 18.332 16.728 0,91 tanah yang ditanami kelapa. Berdasarkan 7 12.663 13.679 1,08 data perkembangan luas panen, produksi 8 Parigi Moutong 27.333 40.252 1,47 dan produktivitas tanaman kelapa di 9 Tojo Una-una 26.422 32.966 1,24 Provinsi Sulawesi Tengah dapat dilihat 10 Sigi 6.259 2.368 0,37 pada tabel berikut : 11 Palu 465 239 0,51 Tabel 1. Perkembangan Luas Lahan, Produksi, Total 216.80 209.653 Produktivitas Kelapa Sulawesi Rata-rata 19.717 19.059,36 0,96

Tengah (2008-2012). Sumber: Sulawesi Tengah dalam Angka 2013. Luas Lahan Produksi Produktivit No Tahun Tabel 2. menunjukkan daerah- (ha) (ton) as (ton/ha) daerah yang termasuk sentra produksi untuk 1 2012 216.890 209.653 0.96 Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten 2 2011 158.480 192.469 1,21 Banggai Kepulauan menempati urutan 3 2010 141.480 200.676 1,41 kedua dari sebelas kabupaten dan kota 4 2009 140.734 199.906 1,42 dilihat dari aspek luas panen sebesar 32.340 5 2008 144.506 203.489 1,40 ha akan tetapi memiliki produksi yang rendah yaitu 17,055 ton sehingga pada Sumber: Sulawesi Tengah dalam Angka 2013. Tabel 1. menunjukkan bahwa pada produktivitas Banggai Kepulauan Tahun 2012 produktivitas kelapa menempati uratan ke 3 terendah sebesar mengalami penurunan, tidak sejalan dengan 0,52 ton/ha. Berbagai faktor yaitu tanaman peningkatan luas lahan. Tahun 2008-2012 tua atau rusak, penebangan pohon kelapa

533 untuk bahan bangunan, pemeliharaan Tabel 4. Luas Lahan, Produksi dan tanaman yang kurang intensif dan ahli Produktivitas Kelapa Tahun 2012 fungsi lahan menjadi perumahan atau Menurut Desa Di Kecamatan Bulagi ketanaman lain. Utara. Kecamatan Bulagi Utara merupakan Luas Produktiv Panen Produksi itas salah satu daerah produksi kelapa di No Desa (ha) (ton) (ton/ha) Kabupaten Banggai Kepulauan. 1 Sabang 100 63 0,63 Perkembangan luas areal, produksi dan 2 Banggunemo 100 64 0,64 produktivitas kelapa terlihat pada Tabel 3. 3 Ombuli 50 27 0,54 Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan 4 Koyobunga 15 7,6 0,50 Produktivitas Kelapa Menurut 5 Bakalinga 249 150 0,60 Kecamatan di Kabupaten Banggai 6 Mandok 15 7,9 0,52 Kepulauan. 7 Bolubung 115 68,85 0,59 Luas Produ Produkti 8 Montop 39 19,35 0,49 No Kecamatan Panen ksi vitas 9 Paisuluno 26 14 0,53 (ha) (ton) (ton/ha) 10 Minaga 20 11,2 0,56 1 Tinangkung 1510 619,80 0,41 Total 729 432,9 - Tinangkung Rata-rata 72,9 43,29 0,59 2 1376,40 775,00 0,56 utara Sumber: Kecamatan Bulagi Utara dalam Angka Tinangkung 3 2723,00 1488,00 0,54 2013. selatan Berdasarkan Tabel 4. menunjukkan 4 Totikum 3381,50 619,80 0,81 bahwa data BPS Kecamatan Bulagi Utara 5 Totikum selatan 643,00 292,00 0,45 (2012) Desa Bolubung adalah salah satu 6 Liang 1182,00 592,10 0,50 desa di Kecamatan Bulagi Utara yang 7 Peling tengah 2725,00 1511,00 0,55 8 Bulagi 1183,00 847,00 0,71 mayoritas masyarakatnya bermata 9 Bulagi utara 729,00 432,90 0,59 pencaharian sebagai petani kelapa. Desa 10 Bulagi selatan 713,00 315,35 0,44 Bolubung merupakan salah satu wilayah 11 Buko 2760,00 2020,00 0,73 yang termasuk dalam wilayah Kecamatan 12 Buko selatan 1305,00 516,80 0,39 Bulagi Utara, dengan luas wilayah 2.000 ha 13 Banggai 1544,29 687,80 0,44 serta terdiri dari 134 Kepala Keluarga (KK). 14 Banggai Utara 1346,00 516,00 0,38 Luas areal lahan kelapa desa ini yakni 115 Banggai ha dengan jumlah produksi 68,85 ton/ha. 15 2175,00 1239,20 0,56 Tengah Jumlah rumah tangga sebanyak 134 KK 16 Banggai Selatan 1502,88 831,00 0,55 sehingga dapat dijelaskan bahwa rata-rata 17 Bangkurung 1531,70 677,10 0,44 kepala keluarga memiliki luas lahan sebesar 18 Labobo 502,02 251,00 0,49 0,5 sampai 3,2 ha. Bokan Berdasarkan survei awal diketahui 19 3508,20 1930,30 0,55 Kepulauan bahwa mata pencaharian di Desa Bolubung Jumlah 32340,99 17 055 - beragam seperti pedagang, buruh tani, dan Rata-rata 1702,5 897,65 0,52 nelayan. Berdasarkan beberapa jenis mata pencaharian tersebut, yang paling banyak Sumber: Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka 2013. penduduknya berprofesi sebagai petani dan masyarakat yang bermata pencaharian Berdasarkan Tabel 3. Kecamatan sebagai petani tersebut berusahatani kelapa. Bulagi Utara adalah salah satu kecamatan Biji kelapa yang di hasilkan hampir 99 % diolah menjadi kopra, kopra yang yang merupakan sentra produksi kelapa di dihasilkan oleh masyarakat petani kelapa di Kabupaten Banggai Kepulauan. Luas panen Desa Bolubung umumnya hasil pengasapan sebesar 729,00 ha dengan produksi 432,90 langsung dan dijual ke pedagang ton serta produkstivitas sebesar 0,59 ton/ha. pengumpul.

534

Rendahnya harga jual kelapa dalam METODE PENELITIAN bentuk butiran sebesar Rp 650 per biji, hal tersebut menyebabkan penduduk di desa Penentuan lokasi penelitian di Desa Bolubung mengolah butiran kelapa kedalam Bolubung Kecamatan Bulagi Utara bentuk kopra yang harga jual yang berlaku Kabupaten Banggai Kepulauan. Penentuan dipasar relatif lebih tinggi sebesar Rp 5.400 lokasi penelitian dilakukan secara sengaja per kg dibandingkan dengan menjual kelapa (Purposive) dengan pertimbangan bahwa dalam bentuk butiran. Desa Bolubung merupakan salah satu desa Pengusahaan tanaman kelapa yang sentra produksi kelapa Tabel 4. Waktu perlu mendapat perhatian khusus adalah pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan masalah pendapatan, karena sangat penting Oktober sampai November 2014. bagi kelangsungan hidup suatu usahatani Responden dalam penelitian ini dan juga bagi petani itu sendiri. Menurut adalah petani kelapa yang ada di Desa Tarigans (2005) komoditas kelapa bagi Bolubung Kecamatan Bulagi Utara masyarakat Indonesia memiliki peranan Kabupaten Banggai Kepulauan. multiguna dan strategis, karena terkait Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan berbagai segi kehidupan. Tanaman menggunakan metode sensus dengan kelapa secara nasional belum mencapai mengambil seluruh populasi yang ada tingkat yang optimal terutama apabila sebanyak 40 petani kelapa yang ada di Desa dilihat dari segi pendapatan petani. Bolubung.

Tingginya tingkat kemiskinan masyarakat Penelitian ini menggunakan data yang diduga sebagai akibat kecilnya sekunder dan data primer. Data primer pendapatan yang diterima petani karena diperoleh melalui observasi di lapangan rendahnya nilai tambah dari kopra yang yang langsung dari petani (responden) dihasilkan. Buah kelapa telah kelapa dalam dengan mennggunakan dikembangkan di beberapa tempat sebagai panduan wawancara terhadap petani atau produk olahan dari kelapa dan hasil responden dengan menggunakan daftar sampingnya, seperti serat sabut, dan arang pertanyaan (Questionare). Data sekunder aktif. Bagi petani di Desa Bolubung, buah dapat diperoleh dari studi kepustakaan, kelapa umumnya hanya dimanfaatkan instansi terkait yaitu, Dinas Perkebunan sebagai minyak goreng dan hanya menjual kabupaten dan lain-lain serta sumber lain hasil buah kelapa dalam butiran serta yang dapat menunjang penelitian ini. bentuk kopra yang diduga memiliki nilai Tahapan analisis data yang digunakan tambah yang rendah. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bedasarkan uraian dari latar 1. Analisis pendapatan belakang diatas penulis tertarik melakukan Adapun analisis pendapatan (Pd) penelitian yang berjudul —Analisis untuk mengetahui besar pendapatan petani Pendapatan dan Nilai Tambah Kelapa kelapa di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Menjadi Kopra di Desa Bolubung Utara di hitung dari besarnya penerimaan Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten dikurangi biaya yang dikeluarkan. Bentuk Banggai Kepulauan“. Tujuan dari penelitian ini yaitu bentuk rumus yang digunakan (Soekartawi, untuk mengetahui pendapatan petani dalam 2002) dapat ditulis : mengelola kelapa menjadi kopra di Desa Pd = TR-TC Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Keterangan : Kabupaten Banggai Kepulauan dan Pd = Pendapatan Petani menganalisis nilai tambah yang dapat TR = Total Reveneu/Total Penerimaan diciptakan dengan mengelola kelapa dalam (Rp) menjadi kopra. TC = Total Cost/ Total Biaya (Rp)

535

Pada besarnya penerimaan dapat KEADAAN UMUM LOKASI hitung dengan mengalikan antara produksi PENELITIAN yang diperoleh dengan harga jual. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut Keadaan Umum dan Geografis. (Soekartawi, 2002) : Penelitian dilakukan di Desa Bolubung, Keterangan : Kecamatan Bulagi Utara, Kabupaten TR = Y.Py Banggai Kepulauan. Jarak antara Desa TR = Total Penerimaan Bolubung dengan pusat pemerintahan Y = Produksi Yang Diperoleh (Kg) Py = Harga Produksi (Rp/Kg) Kecamatan 18 km. Jarak ke ibukota Kabupaten Banggai Kepulauan 90 km, dan jarak ibukota provinsi 702 km. Desa

Pada dasarnya biaya terdiri dari Bolubung dibatasi oleh beberapa desa yang biaya tetap dan biaya tidak tetap. berada di sekitarnya. Batasan-batasan

TC = TFC + TVC wilayah Desa Bolubung adalah sebagai berikut: Rumus yang digunakan untuk a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa menghitung besarnya biaya (Soekartawi, mandok 2002) adalah: b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Keterangan : Montop TC = Total biaya (Total cost) c. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut TFC = Total Biaya Tetap (Total Fix Cost) d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa TVC = Total Biaya Variabel (Total Bangunemo Variabel Cost) Desa Bolubung merupakan daerah 2. Analisis nilai tambah yang memiliki luas administrasi desa Kegiatan pengolahan kelapa menjadi sebesar 2000 ha dengan ketinggian 3 m2 di kopra mengakibatkan bertambahnya nilai atas permukaan laut, bentuk permukaan kelapa. Nilai tambah di analisis dengan tanah datar sampai berombak 82 % dan menggunakan Metode Output œ Input, yang berbukit 18 %. Curah hujan 2.000-3.000 diformulasikan sebagai berikut : mm pertahun serta suhu harian berkisar (Alamsyah, 2007). antara 330 C. NTi = NOi-NIi Yi x Hyi Keadaan Penduduk. Penduduk merupakan NOi = JIAi salah satu indikator penting dari perkembangan dan pembangunan suatu BIPi + BLi NIi = wilayah, sehingga laju pertumbuhan JIAi penduduk perlu diperhatikan dengan baik. Keterangan : Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi NTi = Nilai tambah kelapa ke-i (Rp/kg) akan mencerminkan laju pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, salah satu NOi = Nilai output ke œi (Rp/ kg) indikator keberhasilan pembangunan suatu NIi = Nilai input ke-i (Rp/buah) wilayah adalah dengan melihat Yi = Jumlah produksi kopra ke-i (kg) pertumbuhan ekonomi dan sumber daya HYi = Harga jual kopra ke-i (Rp/kg) manusia yang handal di wilayah tersebut. JIAi = Jumlah input kelapa ke-i (buah) Jumlah penduduk di Desa Bolubung yaitu BIPi = Biaya input dan penolong ke-i (Rp/ sebanyak 438 jiwa yang terdiri dari laki-laki proses) 221 jiwa dan perempuan 217 dengan jumlah BLi = Biaya lain ke-i kepala keluarga sebesar 132 KK.

536

Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat yang tidak produktif sebanyak 34 jiwa (7,76 Pendidikan. Data jumlah penduduk %). berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Keadaan Sarana Dan Prasarana. Sarana Bolubung Kecamatan Bulagi Utara dan prasarana pada suatu daerah sangat Kabupaten Banggai Kepuluan dapat dilihat ditentukan oleh majunya fasilitas yang ada pada Tabel 5. pada daerah tersebut dan merupakan salah Tabel 5. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan satu faktor yang dapat memperlancar Tingkat Pendidikan di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara pembangunan. Keadaan sarana dan Kabupaten Banggai Kepuluan. prasarana di bagi menjadi dua golongan Tingkat Jumlah Persentase yaitu sarana perhubungan dan sarana berupa Pendidikan (jiwa) (%) bangunan. Tidak Sekolah 60 13.60 Bidang Perhubungan. Jalan raya dan alat Sekolah Dasar 182 41.50 angkutan merupakan alat untuk SMP / SLTP 110 25.10 SMA / SLTA 72 16.40 memudahkan masyarakat dalam Akademi 5 1.14 mengangkut hasil-hasil pertanian dari suatu Sarjana 9 2.05 tempat ketempat lain. Kondisi jalan raya Jumlah 438 100,00 yang baik sangat mendukung kegiatan Sumber : Data Monografi Desa Bolubung, 2012. usaha dalam bidang pertanian. Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan bahwa penduduk di Desa Bolubung Kesehatan. Pembangunan Desa dalam sebagian besar bersekolah hanya sampai di rangka menunjang sumber daya manusia di tingkat SD sebanyak 182 jiwa (41,5%), Desa Bolubung agar dapat meningkatkan sedangkan penduduk yang sudah pernah kualitas masyarakat dalam jumlah dan jenis bersekolah hingga ke tingkat SMP sebanyak sarana pendidikan, keagamaan, dan semua 110 jiwa (26,1%). lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata, telah di Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di bangun kantor Desa, gedung sekolah, Desa Bolubung. Umur sangat tempat ibadah dan puskesmas/polindes. mempengaruhi fisik seseorang dalam menjalankan aktifitas kerja. Ditinjau dari Karakteristik Responden. Karakteristik segi fisik, makin tua seseorang maka makin responden merupakan ciri atau spesifikasi berkurang kemampuannya bekerja. yang dimiliki responden dalam Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur hubungannya dengan usahatani yang di Desa Bolubung. diusahakannya baik menyangkut umur, Tingkat Umur Jumlah Persentase tingkat pendidikan, jumlah tanggungan (jiwa) (%) keluarga dan sebagainya. 0 œ 4 82 18,72 5 œ 21 212 48,40 Umur Responden. Umur responden akan 22 œ 59 110 25,11 mempengaruhi kemampuan kerja fisik >60 34 7,76 dalam mengelola usahataninya. Petani pada Jumlah 438 100,00 umumnya berusia muda mempunyai Sumber : monogrrafi desa bolubung, 2014. kemampuan fisik yang kuat serta semangat Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat yang lebih tinggi dibandingkan petani yang bahwa jumlah penduduk di Desa Bolubung berusia lebih tua rata-rata umur responden yang berada pada kelompok umur produktif 15-60 tahun sebanyak 322 jiwa di Desa Bolubung adalah 51,65. Lebih (73,51 %). Sedangkan yang berada pada jelasnya data mengenai klasifikasi umur umur belum produktif 0-4 tahun sebanyak petani kelapa dalam di Desa Bolubung 82 jiwa (18,72 %) serta kelompok umur terlihat pada Tabel 7.

537

Tabel 7. Klasifikasi Umur Responden Pada petani dalam menghidupi keluarganya. Data Usahatani Kelapa di Desa tanggungan keluarga pada usahatani kelapa Bolubung. di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Umur Jumlah sampel Persentase Kabupaten Banggai Kepulauan terlihat pada No (Tahun) (orang) (%) Tabel 9. 1 34 œ 64 34 85,00 2 ≥ 65 6 15,00 Tabel 9. Klasifikasi Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Jumlah 40 100 Bolubung Kecamatan Bulagi Sumber : Data primer setelah diolah, 2014. Tabel 7. menunjukkan bahwa rata- Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. rata umur responden penelitian di Desa Jumlah Jumlah sampel Persentase Bolubung berada pada antara umur 34 œ 64 No Tanggungan (orang) (%) Tahun sebanyak 34 jiwa (85,00%), dan Keluarga umur ≤ 65 Tahun sebanyak 6 jiwa 1 1 œ 2 17 42,50 2 3 œ 4 20 50,00 (15,00%). 3 5 œ 6 3 7,50 Jumlah 40 100 Tingkat Pendidikan. Pendidikan Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2014. merupakan kebutuhan pokok bagi setiap Tabel 9. menunjukkan bahwa rata- anggota masyarakat dalam peningkatan rata jumlah tanggungan keluarga responden sumber daya manusia. Tingkat pendidikan petani dan pedagang di Desa Bolubung akan mempengaruhi cara berpikir antara 1 œ 2 sebanyak 17 jiwa (42,50%), responden dalam melaksanakan kegiatan jumlah tanggungan keluarga 3 œ 4 sebanyak usahataninya, terutama dalam menerima 20 jiwa (50,00%), dan jumlah tanggungan informasi dan inovasi yang relevan dengan keluarga 5 œ 6 sebanyak 3 jiwa (7,50%). usahataninya. Tanggungan keluarga yang produktif bagi Tabel 8. Jumlah petani berdasarkan tingkat petani merupakan sumber tenaga kerja yang pendidikan di Desa Bolubung utama untuk menunjang kegiatan usahanya, Kecamatan Bulagi Utara karena selama pekerjaan masih dapat Kabupaten banggai Kepulauan, dilakukan oleh keluarga akan mengurangi 2014 . pengeluaran upah tenaga. Tingkat Jumlah sampel Persentase No Gambaran Pengolahan Kelapa Menjadi Pendidikan (orang) (%) Kopra. Buah kelapa terdiri atas kulit atau 1 SD 20 50,00 sabut kelapa, tempurung, daging dan air 2 SMP 12 30,00 kelapa. Kopra adalah daging kelapa yang 3 SMA 5 12,50 dicungkil dari tempurung secara manual 4 D3/S1 3 7,50 dan kemudian dikeringkan dengan Jumlah 40 100 pengasapan. Sumber : Data primer setelah diolah, 2014. Proses pengolahan kelapa menjadi Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan kopra : bahwa tingkat pendidikan responden bervariasi, sebagian besar responden Kelapa mempunyai tingkat pendidikan formal yang belum cukup baik yaitu tamat SD sebanyak 20 orang (50 %), tamat SMP sebanyak 12 Pengupasan orang (30%), tamat SMA sebanyak 5 orang (12,5%) sedangkan Diploma dan sarjana sebanyak 3 orang (7,5 %). Pembelahan

Tanggungan Keluarga. Jumlah tanggungan keluarga juga akan Pengasapan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan

538

mempengaruhi pula pendapatan yang Pencugkilan diterima petani (Setiawan, dkk 2014). Luas penguasaan lahan merupakan faktor Daging Buah utama dalam meningkatkaan produksi usahatani. Semakin besar luas lahan Pencincangan garapan semakin besar pula produksi yang Daging Buah dihasilkan sebaliknya semakin sempit luas garapan akan semakin kecil produksi yang dihasilkan. Menurut ukuran luas lahan kelapa di Desa Bolubung dapat terlihat pada Kopra Tabel 10. Gambar 2. Proses pengolahan kelapa menjadi kopra. Tabel 10. Data luas lahan di Desa Proses pengolahan kelapa menjadi Bolubung Kecamatan Bulagi kopra, sabut dan tempurung kelapa terlebih Utara Kabupaten Banggai dahulu dikupas, setelah dikupas kelapa Kepulauan. kemudian dibelah. Tujuan penghilangan Luas lahan Jumlah sampel Persentase No sabut dan pembelahan buah adalah untuk (ha) (orang) (%) memudahkan proses selanjutnya sekaligus 1 0,50 - 1,33 10 25,00 mengeluarkan air buah Alat untuk 2 1,34 - 2,16 15 37,50 pengupadsan disebut lewang. Buah kelapa 3 2,17 -3,00 15 37,50 yang masih bertempurung dibelah menjadi Jumlah 40 100 dua dengan mengunakan parang. Sumber : Data primer setelah diolah, 2014. Kelapa yang sudah dibelah kemudian Pada Tabel 10. hasil penelitian dilakukan pengasapan dengan cara menunjukkan bahwa luas lahan minimum meletakkan daging kelapa di atas kerangka yang dikuasai petani adalah sebesar 0,5 bambu setinggi 1-1,5 di atas tanah, saat hektar sedangkan luas lahan maksimum pengasapan bagian terbuka dari kelapa adalah 3,0 hektar rata-rata luas lahan untuk diletakkan menghadap ke bawah atau ke usahatani kelapa adalah sebesar 1,86 ha. arah sumber asap. pengasapan dengan Umumnya petani kelapa mengusasai lahan membakar sabut kelapa atau tempurung yang berukuran luas kurang dari 0,50-1,33 dibawahnya membutuhkan waktu 3 harian. hektar, yakni sebesar 25%, 1,34-2,16 Hasil dari pengasapan buah kelapa diusahakan sebanyak 15 petani, yakni menghasilkan kopra, setelah didinginkan sebesar 37,50 %, dan luas lahan 2,17-3,00 kemudian dilakukan pencungkilan daging hektar diusahakan sebanyak 15 petani, buah (kopra) yaitu mengeluarkan daging yakni 37,50%. buah dari tempurung kelapa dengan alat Produksi Kelapa. Produksi merupakan pengkore. Kopra kemudian dicincang hasil yang diperoleh petani pada saat panen hingga beberapa potong. Kopra selanjutnya dengan proses produksi yang menggunakan dikemas dalam karung yang telah sumber daya sehingga dapat menghasilkan disediakan oleh petani, kemudian sesuatu berupa barang, jasa ataupun dipasarkan kepedangan pengumpul untuk keduanya (Ruauw, dkk. 2010). berbagai keperluan. Produksi kelapa dalam setahun HASIL DAN PEMBAHASAN umumnya dilakukan secara 3 kali panen dengan interval waktu tiap 4 bulan panen. Luas Lahan Kelapa. Luas lahan yang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dimiliki dan yang diusahakan untuk bahwa rata-rata produksi yaitu sebesar tanaman kelapa dapat berpengaruh terhadap 1.107,7 kg kopra per satu kali proses populasi tanaman kelapa dan produksi produksi, ini disebabkan karena luas lahan kelapa yang selanjutnya akan usahatani kelapa yaitu rata-rata 1,86 hektar.

539

Luas lahan garapan yang lebih besar yang Tabel 11. Total Biaya Produksi Usahatani dimiliki petani dengan demikian jumlah Kelapa di Desa Bolubung pohon yang ditanam lebih banyak sehingga Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten memberikan hasil produksi yang lebih Banggai Kepulauan. besar, dengan demikian pendapatan yang Biaya Produksi Usahatani kelapa diterima oleh petani dari hasil garapan lahan (Rp) tersebut lebih banyak. Biaya Tetap - Biaya Pajak 6.216 Biaya Produksi Usahatani Kelapa - Penyusutan Alat 21.494

Biaya Tetap. Biaya tetap adalah biaya yang Jumlah Biaya Tetap 27.710 tidak tergantung dari besar kecilnya volume Biaya Variabel produksi. Dalam penelitian ini, biaya tetap - Tenaga Kerja 1.418.113 terdiri dari pajak lahan dan biaya Jumlah Biaya variabel 1.418.113 penyusutan. Biaya pajak yang diteliti Jumlah total biaya produksi 1.445.823 Sumber : Data primer setelah diolah, 2014. bervariasi tergantung dari besarnya luasnya Tabel 11. menunjukkan bahwa rata- lahan dan jauh dekatnya lahan terhadap rata total biaya produksi yang digunakan pemukiman penduduk, dimana semakin pada usahatani kelapa sebesar Rp 1.445.823 dekat pemukiman maka biaya pajak lahan per satu kali panen. Biaya variabel untuk semakin besar dan demikian sebaliknya. upah tenaga kerja yaitu Rp 1.418.113, Biaya pajak rata- rata per 4 bulan adalah sehingga dapat dilihat bahwa biaya untuk sebesar Rp 6.216. upah tenaga kerja merupakan biaya terbesar Untuk biaya penyusutan diperoleh 4 dalam produksi usahatani kelapa. macam alat yang sering digunakan oleh Penerimaan dan Pendapatan. Penerimaan petani responden dalam usahatani kelapa usahatani kelapa merupakan perkalian yakni parang, keranjang, pencungkil daging antara total produksi kelapa yang dihasilkan dan pengupas. Rata-rata penyusutan alat per dengan harga jual. Pendapatan merupakan

4 bulan adalah sebesar Rp 21.495. selisih antara jumlah penerimaan yang diterima dengan jumlah biaya yang Biaya Variabel. Biaya variabel pada dikeluarkan. Pendapatan dalam penelitian usahatani kelapa merupakan biaya yang ini adalah pendapatan petani kelapa di Desa besar kecilnya tergantung pada biaya Bolubung Kecamatan Bulagi Utara. Besar produksi yang dikeluarkan oleh petani pendapatan yang diperoleh dari usahatani kelapa terdiri atas sarana produksi dan biaya kelapa di Desa Bolubung Kecamatan Bulagi tenaga kerja. Utara dapat dilihat pada Tabel 12. Tenaga kerja untuk usahatani kelapa Tabel 12. Analisis Pendapatan Kelapa biasanya digunakan untuk kegiatan menjadi kopra Di Desa Bolubung pembersihan, panen/panjat, pengangkutan Kecamatan Bulagi Utara dan pengolahan. Kegiatan pemanjatan Kabupaten Banggai Kepulauan. dihitung berdasarkan jumlah pohon dengan No. Uraian Nilai (Rp) 1. Penerimaan 5.981.580 biaya Rp 2.500 per pohon. Pengangkutan - Produksi (Kg) 1.107,7 biasanya menggunakan keranjang dengan - Harga(Rp) 5.400 biaya Rp 100 per biji dan biaya pengupasan 2. Total Biaya Produksi 1.445.823 Rp 100 per biji. Proses produksi kelapa a. Biaya tetap (Rp) menjadi kopra, yaitu pada pencungkilan - Biaya Pajak 6.216 - daging tidak menggunakan biaya karena Biaya Penyusutan 21.494 adanya gotong royong antara keluarga. Jadi, b. Biaya Variabel - Biaya tenaga kerja 1.418.113 rata-rata biaya untuk tenaga kerja Desa 3. Pendapatan 4.535.757 Bolubung adalah sebesar Rp 1.418.113 per petani pada satu kali panen. Sumber : Data setelah diolah, 2014.

540

Tabel 12. menunjukkan bahwa Data pada tabel 13. menunjukkan peneriaman rata-rata sebesar Rp 5.981.580 bahwa hasil dari pengolahan kelapa menjadi dengan jumlah biaya produksi rata-rata kopra memberikan nilai yang positif dengan usahatani sebesar Rp 1.445.823. Pendapatan menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 955 usahatani di Desa Bolubung dengan total kg. Tingginya nilai tambah kelapa yang pendapatan usahatani Rp 181.430.263 dihasilkan dari proses pengolahan kelapa dengan rata-rata petani sebesar Rp menjadi kopra karena dari tiap 4.744 buah 4.535.757. kelapa diperoleh 1.107,7 kg kopra, atau

Nilai Tambah Kelapa. Nilai tambah kelapa dengan kata lain untuk menghasilkan penelitian ini adalah peningkatan nilai 1.107,7 kg kopra dibutuhkan 4.744 buah sebagai akibat pengolahan kelapa sebagai kelapa dengan harga jual kopra sebesar Rp bahan baku menjadi kopra. Nilai tambah 5.400 per kg. Rendahnya harga jual kelapa diperoleh dari selisih nilai output dengan yakni Rp 650 per biji, turut nilai input yang dihitung dalam rupiah per menyebabkan nilai output yang dihasilkan kg kopra yang dihasilkan. Nilai tambah pun rendah yakni sebesar Rp 1.260 per kg. kelapa di Desa Bolubung secara rinci dapat terlihat pada Tabel 13. KESIMPULAN DAN SARAN Tabel 13. Nilai Tambah Kelapa Menjadi Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian Kopra di Desa Bolubung terhadap usahatani kelapa dalam di Desa Kecamatan Bulagi Utara Bolubung Kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan. Kabupaten Banggai kepulauan maka dapat No. Uraian Produk kopra ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut (Rp) 1. Nilai Output 1.260 : (Rp/kg kopra) 1. Hasil analisis data menunjukkan 2. Nilai Input 304 bahwa rata-rata pendapatan yang (Rp/kg kopra) 3. Nilai Tambah 956 diperoleh petani kelapa dari hasil (Rp/kg kopra) penjualan kopra sebesar Rp 4.535.757. Sumber : Data primer setelah diolah, 2014. 2. Nilai tambah yang diperoleh Tabel 13. menunjukkan bahwa nilai usahatani kelapa di Desa Bolubung tambah yang diterima petani di lokasi adalah sebesar Rp 955 per kilogram penelitian yakni sebesar Rp 956 per kg dengan nilai output yaitu sebesar Rp kopra yang dihasilkan. Nilai tambah dapat 1.260 dan nilai input Rp 305. diketahui dari selisih nilai output sebesar Rp 1.260 dan nilai input Rp 307 yang dihitung Saran. Perlunya upaya pemerintah untuk dalam rupiah per kilogram kopra yang mendorong peningkatan pendapatan petani dihasilkan. kelapa salah satunya dengan melakukan peremajaan terhadap tanaman kelapa yang Nilai output per kilogram bahan lama serta untuk mengembangkan produk baku yang digunakan, diperoleh dengan dari daging buah kelapa yang memiliki nilai mengalikan harga jual kopra dengan dengan tambah yang lebih tinggi. jumlah kopra yang dihasilkan, lalu dibagi dengan jumlah bahan baku kelapa yang DAFTAR PUSTAKA digunakan. Harga jual kopra sebesar 5.400 per kilogram dengan jumlah produksi Alamsyah, A.N. 2005. Virgin Coconut Oil. Minyak sebesar 1.107,7. Nilai input adalah jumlah Penakluk Aneka Penyakit. Penerbit Agro biaya yang diperoleh meliputi biaya input Media Pustaka. Jakarta. kelapa dan biaya lain seperti biaya tenaga Alamsyah, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan kerja dan penyusutan alat. Pendapatan usaha industri —Kemplang“

541

Rumahtangga Berbahan Baku Utama Sagu dan Ikan, Artikel Jurnal Pembangunan Manusia. Palembang. BPS. 2012. Sulawesi Tengah Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Sulawesi Tengah, Palu.

BPS. 2012. Banggai Kepulauan Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Banggai Kepulauan, Salakan.

BPS. 2012. Kecamatan Bulagi Utara Dalam Angka Tahun 2013. Badan Pusat Statistik Banggai Kepulauan, Salakan.

Kantor Desa Bolubung. 2012. Laporan Bulanan Perkembangan Penduduk Di Wilayah Desa Bolubung. Bangkep: Kantor Desa Bolubung

Rahman, N.F., 2011. Dampak Program Pengembangan dan Pengolahan Kelapa Terpadu Terhadap Produktivitas dan Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi di Kecamatan Jati Negara Kabupaten Tegal. [Skripsi] Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Ruauw E,Celsius T, Freddie Ch.L. 2010. Kontribusi Usahatani Kelapa Terhadap Pendapatan Keluarga Petani di Desa Naha Dan Desa Beha Kecamatan Tabukan Utara Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal ASE, Vol. 6 No. 3 : 16 œ 25. Setiawan K, Slamet H, Any S. 2014. meneliti tentang —Analisis Daya Saing Komoditas Kelapa di Kabupaten Kupan. Jurnal AGRITECH, Vol. 34, No. 1. Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Tarigans. 2005. Diversifikasi Usahatani Kelapa sebagai Upaya untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Jurnal Perpektif Vol. 4 No. 2 : 71 œ 78.

542