PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar [email protected] [email protected]

Abstrak

Songkok guru merupakan produk anyaman traditional khas Kabupaten Takalar khususnya di desa Bontokassi Kecamatan Galesong Selatan. Permasalahan yang terjadi pada produk tersebut adalah tidak memiliki kemasan pada saat produk dijual/didistribusikan. Hal itulah yang mendasari perancangan kemasan ini, bertujuan untuk menghasilkan kemasan yang berguna bagi pengrajin dan memiliki nilai jual yang lebih dari sebelumnya karna proses pengerjaan produk yang cukup lama dengan penuh ketelitian. Kemasan ini dilandasi dengan konsep maskulin dan nature. Karena maskulin menunjukkan sifat laki-laki (gagah, kekar, lebih berfikir secara logika daripada perasaan) seperti yang kita ketahui bahwa songkok guru ini hanya digunakan oleh pria dewasa diantaranya oleh para bangsawan yang memiliki derajat tinggi. Sedangkan nature artinya alam dimana bahan produk songkok guru yang digunakan dari serat pelepah pohon lontar (dari alam) dan juga nantinya akan menggunakan bahan kemasan dari daun lontar. Dari konsep itu diharapkan penulis dapat menciptakan kemasan yang efektif dan berguna bagi pengrajin. Manfaat perancangan ini yaitu sebagai bentuk strategi yang efektif untuk menambah minat konsumen terhadap produk songkok guru serta memiliki harga jual yang lebih tinggi dari sebelumnya. Selain itu, untuk menjaga kualitas produk pada saat dibeli oleh konsumen dibeli atau pada saat didistribusikan.

Kata kunci: songkok guru, tradisional, kemasan.

Abstrak Songkok guru is a traditional wicker products typical of Takalar Regency especially in Bontokassi village, South Galesong District. The problem with the product is that it has no packaging when the product is sold / distributed. That's what underlies the design of this packaging, aims to produce useful packaging for craftsmen and has more selling value than before because the process of product long enough with full accuracy. This package is based on the concept of masculine and nature. Because masculine shows the nature of man (handsome, stocky, more logical rather than feeling) as we know that songkok guru is only used by adult men among them by the nobles who have a high degree. While nature means nature where the material of songkok guru product used from palm leaf fiber (from nature) and also later will use the packaging material from palm leaves. From the concept it is expected that the author can create an effective and useful packaging for craftsmen. The benefits of this design is as an effective form of strategy to increase consumer interest in the product songkok guru and has a higher selling price than before. In addition, to maintain product quality when purchased by consumers purchased or at the time of distribution.

Keywords: Songkok guru, traditional, packaging

1. PENDAHULUAN terkini. Bahan alam sebagai salah satu bahan Kreativitas serta inovasi dari anak-anak dasar untuk membuat suatu kerajinan banyak bangsa bisa menciptakan produk kerajinan tersedia di berbagai daerah di . yang unggul serta berkembang mengikuti Sehingga produk-produk kerajinan yang kebutuhan serta perkembangan teknologi dihasilkan pun sangat beraneka ragam dan Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

memiliki ciri khas tersendiri disetiap faktor yang menyebabkan tidak menggunakan daerahnya. Kerajinan bahan alam adalah suatu kemasan. kerajinan yang dibuat dari bahan dasar yang Kemasan merupakan hal yang penting, telah disediakan oleh alam seperti bambu, serat karena kemasan yang menarik dapat memikat alam, rotan. para pelanggan untuk membeli sebuah produk Pengrajin anyaman serat lontar di Desa di pasaran. Maka timbulah inisiatif untuk Bonto Kassi, Kecamatan Galesong Selatan, mengangkat produk tersebut dengan Kabupaten Takalar, terdapat banyak pengrajin memperbaiki kelemahan pada aspek kemasan, yang terbagi menjadi beberapa kelompok desa guna memberikan identitas produk bagi pihak salah satunya kelompok Melati yang diketuai produsen dan konsumen juga untuk oleh Ibu Silvia. Kelompok ini merupakan mengukuhkan bahwa produk ini diproduksi industri rumahan dan tidak memiliki toko. oleh kelompok Melati desa Bontokassi Pengrajin rata-rata ibu rumah tangga dengan sehingga pengrajin atau industri yang lain tidak memanfaatkan pohon lontar sebagai bahan dapat mengklaim hasil produksi ini, baku membuat hasil kerajinan tangan seperti diharapkan dengan tampilan kemasan yang songkok guru, kopiah atau songkok yang baru produk ini dapat diunggulkan. bentuknya seperti 4 peci pada umumnya Sebagai seorang desainer komunikasi namun tetap berbahan serat lontar dan visual, hal ini merupakan suatu tantangan kerajinan lainnya seperti anyaman serat lontar. karena selain dituntut untuk dapat menyajikan Pengrajin ibu-ibu ini sangat kreatif karna sebuah (desain) kemasan yang estetis, juga memiliki banyak motif songkok guru dan dituntut untuk memaksimalkan daya tarik kopiah jadi itu merupakan salah satu daya tarik kemasan agar dapat menarik konsumen dalam bagi konsumen. pertarungan untuk menghadapi produk-produk Produk anyaman serat lontar ini juga pesaing. Tantangan yang lain adalah klien merupakan produk unggulan khususnya di tidak hanya mengharapkan peningkatan Desa Bontokasi Kabupaten Takalar dan penjualan tetapi juga agar konsumen tetap setia terkhusus songkok guru yang merupakan menggunakan produk tersebut. pakaian (penutup kepala) pada saat Perancangan kemasan ini bertujuan diadakan upacara adat dan juga pesta-pesta untuk : (1) Merancang kemasan yang perkawinan orang Sulawesi Selatan. komunikatif dan menarik agar konsumen lebih Pemasaran songkok guru ini dijual tertarik (2) Merancang dan membuat kemasan diberbagai Toko oleh-oleh khas Makassar yang disesuaikan dengan target audiencenya, seperti di Benteng Somba Opu. Pemasarannya sehingga dapat secara tepat mencapai target sudah terbilang cukup bagus karena sudah sasaran. (3) Memvisualisasikan ide dan kreasi sampai di luar negeri seperti , salah dalam bentuk desain kemasan “songkok guru” satu cara pemasarannya yaitu mengikutkan sebagai bentuk karya komunikasi visual. (4) setiap ada event pameran dan sudah sering Agar harga jualnya lebih tinggi dibandingkan masuk acara Tv lokal. Namun yang menjadi sebelumnya. kendala atau keluhan konsumen karena produk Dalam perancangan kemasan ini belum memiliki kemasan sehingga pembelajaran ini, diharapkan akan memberi gampang rusak pada saat dibeli apalagi dalam manfaat yaitu sebagai berikut : (1) Manfaat pembelian dengan jumlah banyak. Selain itu, bagi penulis, diharapkan dapat berfikir kreatif produk ini mudah jamuran jika terkena air. dalam permbuatan kemasan ini agar bisa Minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki mencapai tujuan perancangan (2) Manfaat bagi oleh industri rumahan ini menjadi salah satu pengrajin, sebagai identifikasi penjual dan sebagai bentuk strategi yang efektif untuk

2

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

menambah minat konsumen terhadap produk kemasan dalam pemasaran mulai diakui tersebut serta memiliki harga jual yang lebih sebagai satu kekuatan utama dalam persaingan tinggi dari sebelumnya. (3) Manfaat bagi pasar. konsumen, perancangan desain kemasan ini Sebenarnya peranan kemasan baru untuk menjaga kualitas produk yang dibeli atau dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak pada saat didistribusikan. munculnya supermarket atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itupun 9 kemasan hanya berfungsi memberikan informasi - memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau kandungan di dalam kemasan tersebut. Baru pada tahun 1980-an di mana persaingan dalam dunia usaha semakin tajam dan kalangan produsen saling berlomba untuk merebut perhatian calon konsumen, bentuk dan model kemasan dirasakan sangat penting peranannya dalam strategi pemasaran. Di sini kemasan harus mampu menarik perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, dan “membujuk” konsumen. Pada saat inilah kemasan mengambil alih tugas penjualan pada saat jual beli terjadi. Kemasan merupakan faktor penting dalam sebuah usaha produksi karena fungsi dan peranannya dalam bidang pemasaran, baik produk berupa olahan makanan (pangan) maupun barang kebutuhan sehari-hari (consumer goods) : (1) Fungsi Praktis , Secara Gambar 1.1 Bagan Skema Perancangan umum fungsi praktis kemasan, baik bagi barang/produk makanan maupun kebutuhan Kemasan telah dikenal sejak jaman sehari-hari (consumer goods), dapat dirinci manusia purba. Orang- orang primitif sebagai berikut : (a) Mewadahi produk selama menggunakan kulit binatang dan keranjang pendistribusian. (b) Melindungi dan Menjaga rumput untuk mewadahi buah-buahan yang Kualitas (mengawetkan produk). (c) dipungut dari hutan. Kemudian 8.000 tahun Meningkatkan Efisiensi. (2) Fungsi Promosi/ yang lalu, bangsa Cina membuat aneka ragam Simbolik/Estetis dapat dirincikan sebagai keramik untuk mewadahi benda padat ataupun berikut : (a) Fungsi promosi, kemasan dapat cair. Orang-orang Indonesia kuno membuat digunakan sebagai alat komunikasi dam wadah dari bambu untuk menyimpan benda informasi kepada konsumen melalui label yang cair. Menjelang abad pertengahan, bahan- terdapat dalam kemasan. Kemasan merupakan bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, sarana informasi dan promosi bagi produk batu, keramik dan kaca. yang dikemasnya. (b) Fungsi simbolik, sebagai Selama berabad-abad, fungsi sebuah identitas produk, penanda pengenal kemasan hanyalah sebatas untuk melindungi barang/produk yang dikemasnya dan juga bagi barang atau mempermudah barang untuk perusahaan yang memproduknya. (c) Fungsi dibawa. Seiring dengan perkembangan jaman estetik, sebagai daya tarik calon pembeli dan yang semakin kompleks, barulah terjadi menambah estetika dan nilai jual. penambahan nilai-nilai fungsional dan peranan

3

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

Menurut Julianti dan Nurminah : (a) Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan (2006), kemasan dalam diklasifikasikan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah berdasarkan : (1) Klasifikasi kemasan sempurna. (b) Wadah siap dirakit/wadah berdasarkan frekuensi pemakaian : (a) lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan Kemasan sekali pakai (disposable), yaitu tahap perakitan sebelum diisi. kemasan yang langsung dibuang setelah Kemasan yang baik dan akan dipakai. (b) Kemasan yang dapat dipakai digunakan semaksimal mungkin dalam pasar berulangkali (multitrip) dan biasanya harus mempertimbangkan dan dapat dikembalikan ke produsen. (c) Kemasan atau menampilkan beberapa faktor, antara lain wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan sebagai berikut : Faktor pengamanan, oleh konsumen (semi disposable), tapi ekonomi, pendistribusian, komunikasi, digunakan untuk kepentingan lain oleh ergonomi, estetika, identitas, promosi dan konsumen. (2) Klasifikasi kemasan lingkungan. berdasarkan struktur sistem kemas : (a) Kunci utama untuk membuat sebuah Kemasan Primer, yaitu kemasan yang langsung desain kemasan yang baik adalah kemasan bersentuhan dengan produk yang di tersebut harus simple (sederhana), fungsional bungkusnya. (b) Kemasan sekunder, yang dan menciptakan respons emosional positif tidak bersentuhan langsung dengan produknya yang secara tidak langsung “berkata”, “Belilah akan tetapi membungkus produk yang telah saya.” dikemas dengan kemasan primer. (c) Kemasan Menurut penelitian, dari seluruh tersier dan kuartener yaitu kemasan untuk kegiatan penginderaan manusia, 80 % adalah mengemas setelah kemasan primer atau penginderaan melalui penglihatan atau sekunder. (3) Klasifikasi Kemasan kasatmata (visual). Karena itulah, unsur-unsur Berdasarkan Sifat kekakuan bahan kemasan : grafis dari kemasan antara lain: warna, bentuk, (a) Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan merek, ilustrasi, huruf dan tata letak yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak merupakan unsur visual yang mempunyai atau patah (b) Kemasan kaku yaitu bahan peran terbesar dalam proses penyampaian kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan pesan secara kasatmata (visual lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih communication). tebal dari kemasan fleksibel. (c) Kemasan semi Agar berhasil, maka penampilan kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yang sebuah kemasan harus mempunyai daya tarik. memilki sifat-sifat antara kemasan fleksibel Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan dan kemasan kaku. (4) Klasifikasi Kemasan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) Berdasarkan Sifat perlindungan terhadap dan daya tarik praktis (fungsional). lingkungan : (a) Kemasan hermetis (tahap uap Sebagai salah satu bentuk komunikasi, dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna industri kemasan menempatkan proses desain tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air komunikasi visual dalam posisi penting, yaitu sehingga selama masih hermetis wadah ini kamampuan menarik perhatian, menjaga tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi, perubahan trend pasar yang senantiasa dan debu. (b) Kemasan tahan cahaya yaitu berlangsung dan menyadari akan wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya perkembangan teknologi dan bahan kemasan. kemasan logam, kertas dan foil. (c) Kemasan Desain komunikasi visual merupakan bagian tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang integral dalam mendesain suatu kemasan yang memerlukan proses pemanasan, untuk menjual produk juga membuat kemasan pasteurisasi dan sterilisasi. (5) Klasifikasi menjadi lebih jelas dan informatif bagi Kemasan Berdasarkan Tingkat kesiapan pakai pembeli. Berikut adalah aspek dkv dalam

4

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

kemasan yang perlu diperhatikan : (1) biasa disebut sebagai kemasan sekunder, tesier Penggunaan logo dan merek dagang pada dan kuartener. Berfumgsi sebagai pelindung desain kemasan, logo dan merek dagang dalam wadah utama selama distribusi, penjualan, atau kemasan merupakan identitas utama dari penyimpanan. Bahan wadah luar tersebut, produk untuk dapat dikenali konsumen. (2) antara lain : kayu, bambu, dan karton. Pendekatan warna dalam desain kemasan, Pada prinsipnya, bentuk kemasan warna merupakan perangsang indra yang sangatlah tergantung dari bahan yang sangat penting dalam kemasan untuk dapat digunakan untuk membuat kemasan tersebut. menciptakan daya tarik visual. (3) Pendekatan Ketergantungan ini disebabkan karena setiap bentuk dalam desain kemasan, bentuk jenis bahan yang digunakan memiliki merupakan bagian dari desain.bentuk kemasan karakteristik masing-masing. Ada jenis bahan tetap ditekankan pada kebutuhan pemasaran tertentu yang tidak dapat begitu saja dibentuk sebagai preferensinya dibandingkan sesuai kehendak kita, karena kendala teknologi pertimbangan visual murni. (4) Pemanfaatan dan cara yang efisien untuk mengerjakannya tipografi dalam desain kemasan, huruf dapat atau membentuknya sesuai keinginan kita. memberikan penekanan makna dari sebuah Pada dasarnya, bentuk kemasan dapat brand name atau logotype. Sebuah kesan diwujudkan sangat tergantung dari sifat dan mengenai produk dapat dibangun melalui jenis bahan dasar yang digunakan. Bentuk- desain logotype yang kuat. (5) Ilustrasi gambar bentuk 36 kemasan dapat digolongkan lagi pada label kemasan, gambar dan simbol dapat berdasarkan kemasan yang digunakan, antara menarik perhatian dan mengarahkan perhatian lain : (1) kayu, yaitu : nailed box, wire bound pembeli agar mengingatnya selama mungkin, box, crate, basket dan barrel ; (2) Logam : dengan penggunaan bahasa yang umum yang Drum, pail, kaleng logam dan colapsible tube ; dengan cepat dapat dimengerti oleh setiap dan (3) gelas : bottle, jar, timbler, jug, carboy, orang. (6) Desain kemasan sebagai media vial dan ampul (rahmawati, 2013). promosi, Menurut Marc Gobe dalam bukunya Untuk bersaing secara lebih aktif, Emotional Branding (2003), kemasan adalah sekarang banyak perusahaan menerapkan iklan setengah detik. Kemasan harus dapat pemasaran sasaran pada ‘segmen konsumen’ menarik perhatian Anda dalam watu yang tertentu saja. Perusahaan lebih memfokuskan singkat dan membangun familiaritas terhadap diri pada konsumen yang mempunyai peluang produk. terbesar untuk mereka ouaskan. Menurut Dalam proses mendesain kemasan, Kotler (2005), selurh stategi pemasaran harus salah satu komponen penting yang perlu dibangun berdasarkan tiga langkah utama dipertimbangkan secara cermat adalah memilih dalam menentukan sasaran pemasaran yaitu: dan menentukan bahan yang akan digunakan Segmentation, Targeting, dan Positioning. bagi sebuah produk tertentu. Pengelompokan jenis bahan kemasan berdasarkan klasifikasi kemasan, secara garis besarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu sebagai berikut : (1) Untuk wadah utama, biasa disebut sebagai kemasan primer, dimana bahan Gambar 1.2 Skema tiga langkah utama kemasan terjadi kontak/berhubungan langsung sasaran dalam pemasaran (sumber: Kotler, dengan bahan pangan. Bahan untuk kemasan Bowen, dan Makens.2002) primer tersebut, antara lain : kertas, gelas, logam, plastik, kain, kulit, daun, gerabah, Sasaran/target pemasaran yang efektif bambu, dan lain-lain. (2) Untuk wadah luar, mengharuskan pemasar/produsen : (1)

5

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

Mengidentifikasi dan menentukan profil bundar dan mempunyai diameter sekitar 1,55 berbagai kelompok pembeli yang mempunyai meter. kebutuhan dan preferensi berbeda (segmentasi Anyaman serat lontar merupakan pasar). (2) Memilih satu atau lebih segmen anyaman yang dibuat dengan menggunakan pasar (penentuan sasaran/target pasar). (3) bahan baku pelepah daun lontar yang diolah Untuk setiap segmen sasaran, menentukan dan melalui proses yang cukup lama. Serat lontar mengkomunikasikan berbagai manfaat sebagai bahan dasar produk anyaman berasal penawaran pasar perusahaan (positioning dari pohon lontar. Pohon lontar itu sendiri tidak pasar). bisa ditemukan di seluruh wilayah Indonesia. Kemasan dapat didefinisikan sebagai Pohon lontar hanya bisa ditemukan di beberapa seluruh kegiatan merancang dan memproduksi daerah di Sulawesi Selatan yaitu Kabupaten wadah atau bungkus atau kemasan suatu Takalar, Kabupaten Gowa, dan Kabupaten produk. Kemasan meliputi tiga hal, yaitu Jeneponto. merek, kemasan itu sendiri dan label. Ada tiga Keterampilan anyaman serat lontar alasan utama untuk melakukan pembungkusan, merupakan suatu keterampilan yang telah yaitu : (1) Kemasan memenuhi syarat dimiliki oleh masyarakat di Desa Bontokassi keamanan dan kemanfaatan. Kemasan sejak dari zaman Kerajaan Galesong sekitar melindungi produk dalam perjalanannya dari abad XIX, dimana pada zaman kerajaan produsen ke konsumen. (2) Kemasan dapat tersebut para bangsawan menggunakan suatu melaksanakan program pemasaran. Melalui jenis kopiah yang disebut “songkok guru” kemasan identifikasi produk menjadi lebih sebagai aksesoris dikepala. efektif dan dengan sendirinya mencegah Produk anyaman serat lontar saat ini pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan sudah bervariasi, hal ini disesuaikan dengan merupakan satusatunya cara perusahaan kebutuhan pasar. Seiring dengan membedakan produknya. (3) Kemasan perkembangan tuntutan para penggemar merupakan suatu cara untuk meningkatkan produk anyaman serat lontar, pengrajin laba perusahaan. Oleh karena itu perusahaan anyaman serat lontar telah mengembangkan harus membuat kemasan semenarik mungkin. berbagai variasi model berasarkan tuntutan Dengan kemasan yang sangat menarik dari para pelanggan. diharapkan dapat memikat dan menarik Terdapat beberapa kerajinan yang perhatian konsumen. Selain itu, kemasan juga telah dihasilkan oleh anyaman serat lontar, dapat mangurangi kemungkinan kerusakan yaitu : Songkok guru, Songkok Haji, Songkok barang dan kemudahan dalam pengiriman. Gudang, asbak, Guci, Kipas, Gantungan kunci, Pohon Lontar atau Tal atau Siwalan Gelang, Luaran bantal kursi, Lampu kamar, merupakan jenis tanaman Palma yang tumbuh dan masih banyak lagi. di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Ciri khas Songkok guru atau peci tradisional pohon Lontar ini adalah kokoh dan kuat serta khas suku Makassar, kulturnya telah menjadi bisa bertahan hingga 25 tahunan. Berbatang penutup kepala yang “wajib” bagi lelaki asli tunggal dan bisa mencapai ketinggian 15-30 Makassar dalam setiap acara adat. Namun, meter dan mempunyai diameter batang sekitar pemakaian songkok itu telah meluas dan kerap 60 cm. terkadang batangnya tumbuh adapula digunakan dalam acara-acara formal selain yang sendirisendiri, berkelompok dan adat. Bentuknya bundar dan kaku karena berdekat-dekatan. Mempunyai ciri-ciri pada terbuat dari serat pelepah lontar. daun yang besar, dan terkumpul di ujung Awal mula penggunaan songkok guru ini batang serta membentuk tajuk yang membulat. dipakai oleh Anrong Guru atau panrita Helaian daunnya menyerupai kipas, berbentuk kerajaan Gowa pada saat mengislamkan semua

6

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

kerajaan-kerajaan bugis termasuk Bone di Selain itu biasanya kelompok zaman Raja Gowa Sultan Alauddin. Dimana pengrajin juga menerima orderan pembuatan yang memakai songkok guru ini adalah guru- dan dibuat di rumah masing-masing. Hasil guru besar besar/raja sehingga dinamakan produksi juga dipasarkan ke berbagai toko songkok guru. Namun songkok guru memiliki nama lain yaitu songkok Pamiring yang oleh-oleh di Makassar dan Bandara Sultan lazimnya nama songkok ini digunakan oleh Hasanuddin. orang-orang bugis, juga dikenal dengan nama Peci/kopiah sangat sering kita temukan songkok Recca dan songkok To Bone. Selain dimana-mana yang sering orang gunakan pada songkok Pamiring ada juga nama songkok saat beribadah bahkan pada acara adat. Peci ini Nibiring Bulaeng yang artinya songkok yang memiliki banyak bentuk dan motif. Tetapi dari dikelilingi oleh emas (dililit). Namun pada segi kemasan hampir semua berbentuk persegi umumnya semua songkok ini memiliki bentuk yang sama hanya nama yang membedakannya panjang, berbahan kertas seperti kertas karton di setiap daerah seperti Bugis dan Makasssar. dan yang membedakan hanya dari segi visualnya saja. Tampilan visual dari segi warna dan ilustrasi sangat biasa saja sehingga kurang menarik minat konsumen untuk membeli.

Gambar 1.3 Produk songkok guru (sumber: Dokumentasi pribadi, Februari 2017)

Ukuran Songkok Guru

Gambar 1.4 Peci Jaring Mas (Sumber: Internet)

Tabel 2.1 Ukuran Songkok Guru

Strategi pemasaran songkok guru dan berbagai produk anyaman lainnya dilakukan melalui pameran-pameran yang berskala lokal ditingkat kabupaten dan berskala nasional melalui pameran khas Indonesia dijakarta. Pemasaran ini tidak Hanya melalui pameran, tetapi pengrajipun sudah ada yang memasarkaan produknya melalui BlackBerry Massanger (BBM) atau social media seperti Gambar 1.5 Peci Rukyat (Sumber: Internet) Facebook, Instagram, line, WhatsApp, dan sebagainya.

7

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

2. PEMBAHASAN lontara yang ada pada logo Kabupaten Takalar) 2.1. Konsep Materi Komunikasi (Ide Besar, yang artinya harapanku atau amanahku. Jadi Pesan, Isi Materi) pada perancangan kemasan produk songkok guru ini, penulis membangun slogan “songkok Dalam perancangan kemasan songkok panrannuangta” dalam bahasa indonesia guru ini, konsep desain yang digunakan terbagi artinya songkok harapan atau amanah kita atas 2 (dua) bagian konsep, sesuai dengan jenis dimana merupakan songkok yang harus kita kemasan yang dirancang. Konsep kemasan jaga kelestariannya agar tidak termakan oleh premium (produksi terbatas) berkonsep zaman, karena songkok ini merupakan warisan maskulin, dimana menunjukkan sifat laki-laki leluhur secara turun temurun. (berwibawa, gagah dan keras ) sesuai dengan penggunaan dari songkok guru yang hanya 2.2. Konsep Komunikasi Visual digunakan oleh pria dewasa sesuai dengan strata sosialnya. Pada kemasan produksi Berdasarkan target audiencenya, yaitu massal konsep desain yang diterapkan adalah orang dewasa sampai orang tua (usia 23-60 Alami atau nature sesuai dengan sifat dasar tahun), berikut merupakan konsep dan strategi dari bahan yang digunakan pada songkok guru visual berdasarkan analisis yang telah yang menggunakan bahan alami (serat pelepah dilakukan sebelumnya. daun lontar). Masing-masing konsep tersebut Tipografi, Pemilihan tipografi yang diterapkan pada rancangan koprehensif digunakan ada tiga yaitu tipografi pada kemasan, baik pada kemasan premium yang merek/logo, tagline/slogan, dan body teks. diproduksi secara terbatas dan kemasan yang Pada merek produk akan digunakan Anvyl diproduksi secara massal. sesuai hasil analisis yang telah dilakukan, Merek (Brand), Merek produk tetap di karena font ini sesuai dengan bentuk logogram ambil dari nama produk itu sendiri, yaitu yang digunakan memilki karakter huruf aksara Songkok Guru agar orang lebih gampang lontara dan tegas. Font yang digunakan untuk mengenalinya, bahwa songkok guru ini slogan yaitu Melancholight yang merupakan dulunya merupakan songkok yang dipakai oleh font jenis hand writing font ini memiliki para raja atau petinggi adat pada acara-acara filosofi yang menimbulkan sifat pribadi dan adat sebelum dijadikan oleh-oleh. Pada akrab serta akan mewakili konsep desain pembuatan merek ini juga nantinya akan dibuat tradisional. Serta memperindah tampilan visual secara simple dan elegan dengan konsep logo kemasan. Sedangkan untuk body teks, font yang terinspirasi dari bentuk huruf aksara yang digunakan adalah Century Gothic karena lontara yang akan dikombinasikan dengan simple sehingga tidak menyulitkan konsumen bentuk garis motif songkok guru yang secara pada saat membacanya. tidak langsung berbentuk huruf S dan G yang Warna , berdasarkan hasil anaalisis merupakan huruf awalan songkok guru. warna yang digunakan yaitu warna pada objek Slogan, pada perancangan kemasan ini produk songkok guru dan warna daun lontar hal yang ingin ditekankan yaitu songkok guru yang akan digunakan sebagai bahan kemasan. ini merupakan kerajinan tardisional yang Hitam yang memiliki makna yaitu maskulin, terbuat dari serat lontar khas Kabupaten dapat diandalkan, kebijaksanaan, serta Takalar yang wajib dibawa pulang jika kekuatan. Warna ini sesuai dengan target berkunjung ke Kabupaten Takalar. Dengan audiencenya yaitu laki-laki (dewasa). Warna begitu, branding yang disampaikan terinspirasi kuning keemasan (gold) akan digunakan untuk dari semboyan Kabupaten Takalar yaitu teks merek produk karena warna ini merupakan “panrannuangku” (bacaan tulisan aksara salah satu warna yang ada pada produk dan

8

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

juga bermakna mahal atau mewah. Pada penggunaan warna body teks, penulis menggunakan warna hitam/putih agar mudah dibaca dan menonjol. Warna ini bermakna kesederhanaan namun gampang/mudah dilihat oleh mata.

Gambar 2.2 Pemotretan produk Gambar 2.1 Pengambilan Warna dari Objek (sumber: pribadi)

Bentuk, konsep bentuk kemasan songkok guru tidak memiliki banyak bentuk dikarnakan sifat produk yang kaku dan tidak bisa dilipat (dibentuk). Jadi bentuk kemasan sesuai dengan konsep desain, yaitu pada kemasan produksi terbatas berbentuk kotak persegi karena konsep yang telah di usung yaitu maskulin dimana bentuk persegi itu akan keliatan minimalis dan simple. Selanjutnya pada kemasan produksi massal konsep bentuk yang akan digunakan juga sesuai konsep desainnya yaitu nature, dimana nantinya akan Tabel 2.1 Pesan dan simbol pada kemasan berbentuk tabung. Bentuk tabung dikarenakan 2.3. Strategi Perancangan bahan yang digunakan adalah anyaman daun lontar yang memiliki sifat fleksibel atau Didalam suatu perancangan, gampang digulung namun nilai tradisionalnya diperlukan strategi yang dapat mendukung dan tetap terjaga. memenuhi tujuan dari perancangan tersebut. Ilustrasi atau gambar pendukung, Dalam perancangan kemasan songkok guru ini, digunakan pada kemasan songkok guru berupa terdapar beberapa strategi yang akan ilustrasi yang terkait dengan produk yang digunakan yaitu : menjadi gambar pendukung kemasan.

Dipilihlah jenis ilustrasi foto (digital). Ilustrasi 2.4. Strategi Kreatif (Pendekatan Sesuai tersebut digunakan dengan tujuan Target Audience) menginformasikan produk kepada konsumen, 2.4.1. Strategi Visual terlebih identitas yang menandakan bahwa Pada perancangan desain produk tersebut merupakan produk lokal dari kemasan ini, tampilan visualnya Kabupaten Takalar. berdasarkan target audiens dan tema yang diambil. Berikut adalah beberapa strategi visual yang dirancang yang sesuai dengan kebutuhan target audience. (1) Agar tampilan visual mudah dimengerti dan

9

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

menggambarkan objek sesuai dengan promosi juga sangat menunjang untuk kenyataan yang ada, maka digunakanlah lebih memperkenalkan produk ke jenis ilustrasi foto (digital) dengan teknik khalayak. fotografi. (2) Agar tampilan kemasan terlihat lebih menarik, maka kemasan premium produksi terbatas (Grade A) dan produksi massal (Grade B) dibedakan baik secara bentuk maupun tampilan desain. Untuk kemasan Grade A

berbentuk persegi dengan desain yang Tabel 3.2 Distribusi media promosi elegan dan simple. Warna yang digunakanpun disesuaikan dengan warna 2.4.3. Differensiasi songkok guru itu sendiri. Sehingga terlihat Perbedaan mendasar dari maskulin sesuai target audience. kemasan songkok guru ini dengan Sedangkan untuk kemasan Grade B kemasan songkok yang lainnya yaitu : (1) berbentuk sesuai bentuk songkok guru Kemasannya yang dibedakan menjadi dua (tabung). Tampilannya pun sangat yaitu kemasan Premium dan Kemasan berbeda dengan kemasan grade A karena produksi massal. Kemasan premium terbuat dari bahan alami yaitu daun lontar untuk produk songkok guru yang yang telah dianyam. Untuk warna harganya lebih mahal (khusus songkok daunnya tetap menggunakan warna guru yang memiliki lapisan emas asli). alaminya sehingga menekankan kesan Sedangkan kemasan produksi massal tradisional (nature). untuk kalangan umum. (2) Bentuk dan desainnya elegan dan tradisional. Untuk 2.4.2. Manajemen kemasan produksi massal terbuat dari Kemasan songkok guru yang bahan alami yang juga bahannya berasal telah dirancang nantinya, diharapkan dari daun lontar yang dianyam kemudian dapat digunakan oleh para pengrajin dibentuk menjadi kemasan songkok guru songkok guru yang ada di Kabupaten kalangan umum. (3) Sangat menampilkan Takalar khususnya yang ada didesa Bonto ciri khas budaya kabupaten Takalar yaitu Kassi, Kelompok Melati. Ada beberapa pengrajin anyaman daun lontar dan serat cara yang dapat dilakukan agar produk lontar (songkok guru). (4) Kemasannya songkok guru ini dapat dipasarkan yaitu bisa bertahan lama, tidak mudah rusak. dengan cara menjualnya secara online Digunakan untuk menyimpan dan atau offline, dan mengadakan sosialisasi melindungi produk agar lebih awet (multi dengan bekerja sama dengan Dinas trip). Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Dinas Sosial Budaya dan 2.5. Strategi Media Pariwisata Kabupaten Takalar, Toko Ole- 2.5.1. Jenis Bahan Kemasan Ole (Takalar dan Makassar) serta ikut serta dalam event-event yang dilakukan Jenis kemasan yang dirancang oleh daerah maupun diluar daerah terdiri dari 2 (dua) jenis kemasan yaitu (pameran). kemasan premium dan kemasan produksi Selain melakukan penjualan massal, dimana sifat material yang secara offline maupun online, dan digunakan, juga dikelompokkan menjadi sosialisasi produk songkok guru, media 2 (dua) bagian yaitu material yang

10

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

sifatnya kaku dan fleksibel yang kertas karton. (3) Display Produk, Display didasarkan pada jenis kemasan yang produk digunakan sebagai tempat dirancang. penjualan/display produk songkok guru yang Melihat dari hal tersebut material telah dikemas dan juga dapat digunakan pada yang digunakan dapat ditentukan antara event pameran.. Bahan yang digunakan adalah lain : (a) Kemasan Premium (Produksi multipleks dengan menggunakan warna yang Terbatas), kertas dupleks dengan elegan. ketebalan 210gr, kertas karton, kain bludru. (b) Kemasan Produksi Massal, 2.7. Media Promosi Menggunakan bahan olahan dalam bentuk anyaman daun lontar kering, Plastik mika, Poster digunakan pada saat display Kertas karton, Kertas samsons, Tali rami. karya kemasan, selain itu juga dapat dipasang didepan toko tempat menjual produk songkk 2.5.2. Dasar Bentuk Fisik Kemasan guru ini. Poster ini menggunakan bahan jenis Dasar bentuk fisik terbagi Albatros dengan teknik cetak digital printing menjadi dua yaitu : (a) Bentuk Kotak Persegi Berdasarkan konsep yang telah 2.8. Proses Kreatif ditentukan bentuk kotak persegi akan 2.8.1. Curah gagasan/ Brainstorming mengemas produk songkok guru yang paling mahal (menggunakan benang emas Ide perancangan kemasan asli) dengan konsep yang elegan atau songkok guru khas Kabupaten Takalar simple dengan memtimbangkan jenis diperoleh dari permasalahan tidak adanya kertas yang akan digunakan yaitu karton kemasan produk sehingga gampang rusak yang sifatnya kaku. (2) Bentuk Tabung pada saat di beli atau di distribusikan Pemilihan bentuk tabung berdasarkan dalam jumlah banyak kepada konsumen. pada bentuk produk yang akan dikemas. Selain itu, produk ini bisa dikatakan Jenis bahan kemasan yang digunakan cukup murah dibanding dengan proses bersifat fleksibel (mudah digulung) sesuai pengerjaan yang memakan waktu kurang bentuk songkok guru. lebih sebulan, proses pengerjaan yang terbilang rumit serta kurangnya sarana 2.6. Media Pendukung dan prasarana untuk pembuatan kemasan. Berdasarkan permasalahanpermasalahan Berikut adalah beberapa media tersebut, mendukung untuk pendukung yang digunakan : (1) Tote Bag, melatarbelakangi perancangan kemasan Tote bag / tas jinjing digunakan secara praktis songkok guru yang bertujuan untuk sebagai tempat produk songkok guru yang menjaga produk dari kerusakan, agar telah dikemas agar lebih aman saat dibawa produk terlihat profesional dan harga bisa setelah produk dibeli. Tote bag ini dibuat lebih tinggi dibandingkan sebelum menjadi 2 jenis ukuran sesuai ukuran kemasan memiliki kemasan produk. premium dan kemasan yang di produksi secara massal. (2) Hang Tag, Media ini berguna untuk memperkuat merek dagang, dimana hang tag ini akan di pasang pada kemasan yang berbentuk tabung (produksi massal) yang akan di pada tali rami pengunci kemasan yang berukuran 7 cm x 5 cm menggunakan jenis

11

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

2.8.3. Eksplorasi Visual / Sketching

Pada tahap ini, dibuat beberapa alternatif sketsa untuk Sketsa Bentuk Kemasan Premium (Produksi Terbatas), Bentuk Kemasan Produksi Massal, Sketsa Logo, media pendukung dan media promosi.

2.8.4. Digitalisasi

Gambar 3.3 Curah gagasan (brainstorming) Setelah melakukan eksplorasi sketsa logo, selanjutnya dilakukan 2.8.2. Pemetaan Gagasan / Mind digitalisasi logo dari beberapa sketsa yang Mapping telah dibuat untuk menciptakan gambar yang ideal dan sesuai dengan konsep yang Sebelum pra perancangan telah di usung sebelumnya. Selanjutnya, dilakukan terlebih dahulu mengumpulkan digitalisasi kemasan produksi massal gagasan-gagasan yang terdapat disekitar dibagi kedalam 2 (dua) ukuran kemasan objek perancangan melalui metode yaitu songkok guru ukuran 5-7 dan ukuran Brainstorming. Adapun curah pendapat 8-10 bertujuan agar produk yang dikemas yang dilakukan untuk mengumpulkan tidak memiliki banyak ruang kosong. gagasan dan informasi mengenai media Sedangkan kemasan premium (produksi utama dan pendukung, konsep dan visual, terbatas) hanya memiliki satu ukuran saja. serta elemen yang dipertimbangkan dalam Gambar pendukung yang dikerjakan perancangan ini, yang kemudian dibentuk menggunakan teknik fotografi, kedalam sebuah pemetaan gagasan atau selanjutnya diolah secara digital di mind mapping. Mind mapping digunakan komputer. Hal ini dilakukan untuk untuk menglompokkan hasil dari curah mendapatkan kualitas gambar yang stabil pendapat yang dilakukan yang dianggap (resolusi gambar) dan akurasi warna yang memiliki keterkaitan satu sama lain pada bagus. proses perancangan. Aplikasi yang digunakan dalam proses digitalisasi yaitu corel draw dan photoshop.

3. KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan

Dari akhir segala rangkaian perancangan kemasan songkok guru Kabupaten Takalar dapat disimpulkan bahwa, Gambar 3.4 Pemetaan Gagasan / Mind dalam mendukung eksistensi produk songkok Mapping guru untuk tetap ada dizaman modern seperti sekarang ini, dibutuhkan media yang mampu menunjang produk serta media penunjang lainnya sehingga mengapa media kemasan

12

Volume 3, No 1, Jan-Jun 2018

sangat dibutuhkan pada produk ini. Selain 3.2. Saran menjaga eksistensinya, kemasan ini juga Untuk pemanfaatan lebih lanjut, hasil bertujuan agar nilai penjualan lebih tinggi dari desain digunakan sebagai kemasan produk sebelumnya yang tidak memiliki kemasan pada songkok guru di Kabupaten Takalar khususnya saat penjualan. Berdasarkan proses yang telah oleh Kelompok Melati di Desa Bontokassi dilakukan selama perancangan kemasan Kecamatan Galesong Selatan. Pemanfaatan produk songkok guru, maka dapat ditarik juga diberikan bagi para penggiat perancangan kesimpulan sebagai berikut : (1) Kemasan kemasan dan komunikasi visual sebagai salah dibuat dalam 2 konsep yaitu, maskulin untuk satu sumber literatur yang relevan dalam kemasan premium (produksi terbatas) dan merancang kemasan. Segala bentuk nature untuk kemasan produksi massal. (2) kekurangan yang terdapat pada hasil rancangan Dalam proses perancangan kemasan premium merupakan keterbatasan selama proses ada beberapa kendala terutama dalam hal perancangan berlangsung, baik keterbatasan kerapian. Namum seiring beberapa kali berupa ilmu pengetahuan serta teknologi dilakukan percobaan akhirnya dapat pendukung yang ada. menghasilkan sebuah kemasan dengan menggunakan bahan kertas karton sebagai pola 4. DAFTAR PUSTAKA kemasan yang berbentuk kotak dan kertas dupleks ketebalan 210g sebagai pembungkus Aulia, R. (2017). ANALISIS FAKTOR- (label) kemasan serta menggunakan kain FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI bludru sebagai pelapis didalam kemasan agar PENGRAJIN ANYAMAN SERAT produk tidak rusak jika terbentur. (3) LONTAR SONGKOK GURU DI Selanjutnya dalam proses pembuatan kemasan DESA BONTOKASSI produksi massal, langsung menggunakan KECAMATAN GALESONG bahan daun lontar yang merupakan daun dari SELATAN KABUPATEN pelepah lontar itu sendiri sehingga daunnya TAKALAR. 1-94. Dipetik Januari 10, tidak terbuang begitu saja dan dapat 2018, dari http://repositori.uin- dimanfaatkan sebagai kemasan dari produk alauddin.ac.id/5523/1/RISKA%20AU tersebut. Daul lontar ini dijadikan sebagai LIA_opt.pdf pengalas dan penutup kemasan. Selain Cenadi, C. S. (2009). PERANAN DESAIN menggunakan daun lontar juga dipadukan KEMASAN DALAM DUNIA dengan kertas karton sebagai dinding yang PEMASARAN. II(1), 91-103. Dipetik dilapisi kertas samsons sebagai labelnya dan Januari 9, 2018, dari didalamnya juga dilapisi kain bludru agar http://ema606.weblog.esaunggul.ac.id produk tidak gampang rusak. Sebagai pengunci /wp- menggunakan tali rami agar nilai content/uploads/sites/186/2015/02/Se tradisionalnya tetap terjaga. (4) Media minar-Manajemen-Pertemuan-7.pdf pendukung, terdiri dari : Display Product, Tote Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (t.thn.). bag, Hang tag. (5) Media promosi yang dibuat DESAIN KEMASAN "Perencanaan adalah poster dengan menggunakan bahan Merek Produk yang Berhasil Mulai jenis albatros dengan teknik cetak digital dari Konsep sampai Penjualan". printing yang di tempel pada display product Ciracas, Jakarta: Erlangga. agar orang lebih gampang melihatnya. Patria, A. S., & Mutmaniah , S. (2015). KERAJINAN ANYAM SEBAGAI PELESTARIAN KEARIFAN

13

Mustakim, Aswar, Nurabdiansyah PERANCANGAN SONGKOK GURU KABUPATEN TAKALAR

LOKAL. Dimensi, 12(1), 1-10. Dipetik Januari 10, 2018, dari http://download.portalgaruda.org/artic le.php?article=469463&val=9647&tit le=KERAJINAN%20ANYAM%20S EBAGAI%20PELESTARIAN%20K EARIFAN%20LOKAL Rahmatsyam Lakoro, S. (2002). Studi Komunikasi Visual Pada Kemasan Makanan Ringan. Jurnal Idea. Dipetik Januari 9, 2018, dari http://personal.its.ac.id/files/pub/2002 -ramok- Riset%20Ilustrasi%20Kemasan%20- %20jurnal%20IDEA.pdf

Said, A. A. (2014). Desain Kemasan. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

Sari, N. L. (2013, April). ELEMEN VISUAL KEMASAN SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI PRODUK. VI, 43-52. Dipetik Maret 2, 2018, dari http://ejournal.uin- suka.ac.id/isoshum/profetik/article/view/1 175/1085

14