ARTIKEL DIMENSI SOSIAL EKONOMI BANTUAN SISWA MISKIN DI TTS NTT

Abstract

The BSM cash transfer scheme aimed to reach one-third of Indonesian households to provide some compensation for the reduction in the fuel subsidy at a time of rapid fuel and food – particularly rice – price inflation. Cash was disbursed in several rounds in 2007- 2014. BSM attracted considerable negative public attention due to widespread protests, chiefly as a result of perceived inaccuracies in relation to beneficiary selection; some protests were violent, and the programme as a whole suffered from adverse public attention. But BSM is specifically for helping student from elementary school to senior high school

Keyworda: Student, Programmee, Poor

Francisia W. Bello A. Karakteristik Lokasi Penelitian E-mail: [email protected] 1. Karakteristik Kabupaten Secara geografis, Kabupaten Dosen FISIP Undana Tengah Selatan (TTS) beriklim Nusa Tenggara Timur tropis. Cuaca di Kabupaten ini umumnya berubah-ubah tiap setengah tahun, berganti dari musim kemarau dan musim penghujan. Letaknya yang lebih dekat dengan Australia dibanding Asia,

menyebabkan curah hujan di

Kabupaten TTS ini relatif rendah.

Kabupaten TTS memiliki luas

sekitar 3.995.88 Km persegi. Di

sebelah utara, Kabupaten TTS

berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara. Di sebelah timur, Kabupaten TTS berbatasan dengan kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Belu. Di sebelah barat, Kabupaten TTS berbatasan dengan Kabupaten , dan di sebelah selatan berbatasan sengan Laut Timor. Berikut adalah peta Kabupaten TTS:

63

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

Noemeto. Ketujuh, Kecamatan Selatan dengan wilayahnya meliputi: bekas wilayah kefetoran Noebone dan Noebana. Kedelapan, Kecamatan Amanatun Utara dengan wilayahnya meliputi: bekas wilayah kefetoran Noe Manumuti dan Noe Bakang. Dari aspek pendidikan, masyarakat di Kabupaten TTS umumnya memiliki jenjang pendidikan sekolah dasar (SD dan SMP) hingga SMA/SMK. Meski demikian ada juga di antara anak usia Dari aspek pemerintahan, dari 10 tahun ke atas yang tidak Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki ijazah sekolah dasar. Berikut terdiri dari 32 kecamatan, 228 desa ini adalah tabel presentase penduduk dan 12 kelurahan, yang merupakan berumur 10 tahun keatas menurut hasil pemekaran dari 21 Kecamatan ijazah tertinggi yang dimiliki dan induk hingga tahun 2009. Terdapat 8 jenis kelamin. (delapan) kecamatan yang memiliki Tabel 1 wilayah cukup luas dan akhirnya Presentase Penduduk Berumur 10 dimekarkan berdasarkan SK Tahun Keatas Menurut Ijazah Gubernur Nomor Pem.66/1/32, Tertinggi yang Dimiliki dan Jenis antara lain: Pertama, Kecamatan Mollo Kelamin Utara dengan wilayahnya meliputi: Jenis Jumlah bekas wilayah kefetoran Gunung Keamin Mutis dan sebagian wilayah Lk Pr Kefetoran Nunbena, Paeneno dan Belum, tidak Netpala. Kedua, Kecamatan Mollo pernah sekoah 43,23 44,92 44,10 Selatan dengan wilayahnya meliputi: Sekolah Dasar 26,92 32,50 29,80 bekas wilayah kefetoran, Bijeli, Besana SMP Umum 14,24 11,14 12,64 dan sebagian wilayah bekas Kefetoran SMA Umum 11,70 8,64 10,12 Nunbena, Paeneno dan Netpala. SMK Kejuruan 1,24 1,20 1,22 Ketiga, Kecamatan Amanuban Timur Diploma.I/IIDi 0,83 0,32 0,56 dengan wilayahnya meliputi: bekas ploma.I/II wilayah kefetoran Noebunu dan Diploma.III/ 0,90 0,53 0,71 Noehambet. Keempat, Kecamatan Diploma III Amanuban Tengah dengan Diploma.IV/Un 0,94 0,75 0,85 wilayahnya meliputi: bekas wilayah iversitas kefetoran Noeliu dan Noesiu. Kelima, Sumber: Survei Sosial Ekonomi Kecamatan Amanuban Selatan Nasional BPS 2009. dengan wilayahnya meliputi: bekas Sementara kondisi anak usia wilayah kefetoran Noemuke dan dari 10 tahun ke atas dari status Noebeba. Keenam, Kecamatan pendidikan dan jenis kelaminnya Amanuban Barat dengan wilayahnya lebih banyak yang sudah tidak meliputi: bekas wilayah kefetoran bersekolah lagi. Berikut ini adalah

64

tabel anak usia dari 10 tahun ke atas 2. Karakteristik Lokasi dari aspek pendidikan dan jenis Kecamatan kelamin. Amanuban Selatan merupakan Tabel 2 wilayah kecamatan yang jaraknya Prosentase Penduduk berumur 10 sekitar 50 KM dari Kabupaten Timur tahun ke atasdari aspek pendidikan Tengah Selatan. Perjalanan menuju ke dan jenis kelamin. kecamatan ini bisa ditempuh dengan Status Laki- Perem Jumlah kendaraan roda empat atau roda dua Pendidikan laki -puan dengan kondisi badan jalan yang Belum- 13,6 19,2 16,5 cukup baik. Struktur wilayah Tidak Kecamatan Amanuban Selatan terdiri pernah dari pemukiman warga, areal Masih 20,4 19,1 19,7 persawahan dan perkebunan, sungai, bersekolah dan lahan kosong. Kecamatan Amanuban Selatan terletak di wilayah Tidak 65,9 61,7 63,8 bersekolah dataran rendah yang terkoneksi lagi antara satu desa dengan desa lainnya. Secara demografis, Kecamatan Jumlah 100 100 100 Amanuban Selatan merupakan salah Total satu wilayah dengan populasi Sumber: Survei Sosial Ekonomi terbanyak di Kabupaten Timur Nasional 2009. Tengah Selatan. Amanuban Selatan

memiliki 6670 kepala Keluarga Semementara Persentase dengan jumlah peduduk sekitar Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut 12.357 Jiwa. Terdapat 10 desa yang Kemampuan Membaca diketahui ada di kecamatan Amanuban Selatan, hanya sebagian kecil saja yang belum antara lain: bisa membaca dan menulis. Tabel 4 Penduduk 10 Tahun Ke Atas menurut Desa-desa di Kecamatan Amanuban Kemampuan Membaca diketahui Selatan hanya sebagian kecil saja yang belum Desa Jumlah bisa membaca dan menulis: Jiwa Tabel 3 1. Desa Pollo 4.358 Persentase Penduduk 10 Tahun 2. Desa Bena 3.412 Ke Atas Menurut Kemampuan 3. Desa Batnun 2.830 Membaca dan Menulis 4. Desa Oekieu 1.301

5. Desa Kiubaat 1.594

6. Desa Noemuke 2.587

7. Desa Oebelo 3.356

8. Desa Linamnutu 2.584

9. Desa Mio 1.346

10. Enoneten 1.347

Jumlah 25.012

Sumber diolah dari data rekapitulasi

kecamatan

Dari aspek sosial ekonomi, Sumber: Survei Sosial Ekonomi masyarakat Amanuban Selatan Nasional BPS 2009 terkonsentrasi pada pola kehidupan

65

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016 masyarakat petani. Pertanian di diwawancarai antara lain: Camat dan Amanuban Selatan bersifat tadah UPTD Dinas PPO. Sementara instansi hujan dan panen hanya sekali dalam pengelola tingkat sekolah yang setahun. Dengan kondisi kesulitan diwawancarai antara lain: kepala seperti ini, maka masyarakat sekolah SD dan kepala sekolah SMP. mengalami kesulitan air. Selain Kedua, Focus Group Discussion sebagai petani, masyarakat terhadap tokoh masyarakat, pengelola Amanuban Selatan juga banyak yang tingkat sekolah, orang tua penerima menjadi Tenaga Kerja BSM, orang tua non penerima BSM, (TKI). Wilayah tujuan pekerjaan anak SD penerima BSM dan anak mereka bukan hanya di Kota Kupang, SMA penerima BSM. Ketiga, case study namun juga di Malaysia dan terhadap 4 keluarga yang anaknya Singapura. menerima BSM di sekolah baik dari Secara historis, Kecamatan keluarga yang memiliki anak SD Amanuban Selatan dibentuk melalui maupun yang memiliki anak SMA. SK Gubernur KDH Tk I Nusa Strategi pengumpulan datanya Tenggara Timur Nomor Pem.66/1/33 mulai dari kabupaten terlebih dahulu tanggal 9 Juni 1962. Kecamatan dengan mewawancarai Dinas Amanuban Selatan dibentuk dengan Pendidikan, Pemuda dan Olahraga wilayahnya meliputi bekas wilayah (PPO), Kantor Pos tingkat Kabupaten, kefetoran Noemuke dan Noebeba. dan Bank NTT Cabang TTS. Kegiatan Selanjutnya berdasarkan PP Nomor dilakukan untuk mendapatkan 30 Tahun 1996 tanggal 24 April 1996 gambaran secara luas tentang bantuan tentang pembentukan 8 Kecamatan di terhadap siswa. Selanjutnya wilayah Kabupaten Dati II Timor pengumpulan data dilakukan di Tengah Selatan, Flores Timur dan tingkat kecamatan sebagai lokasi Manggarai dalam Wilayah propinsi wilayah penelitian. Ketiga baru Dati I Nusa Tenggara Timur maka dilakukan pada tingkat penerima, Perwakilan Kecamatan Amanuban masyarakat dan pengelola. Meski Amanuban Selatan ditingkatkan demikian, perlu ada verifikasi bagi menjadi kecamatan penuh yaitu semua data yang diperoleh di Kecamatan Kuanfatu. lapangan sehingga peneliti harus balik lagi ke kabupaten. B. Strategi Pengumpulan dan Penelitian ini memiliki Keterbatasan keterbatasan dalam hal: Pertama, pada Pengumpulan data di pengumpulan data di kecamatan Kabupaten TTS dilakukan dengan tidak dilakukan pengumpulan data menggunakan 3 (tiga) metode, antara untuk kategori madrasah sebab di lain: Pertama, wawancara terhadap wilayah ini tidak ada satu pun pengelola BSM mulai tingkat madrasah. Kedua, penelitian ini tidak kabupaten hingga tingkat sekoah. bisa melibatkan semua komponen Instansi pengelola tingkat kabupaten sekolah (SD, SMP, SMA) sebab di yang diwawancarai antara lain, Dinas wilayah ini terdapat SMP yang tidak Pendidikan, Pemuda dan Olahraga mendapatkan BSM. Ketiga, terdapat (PPO), Kantor Pos tingkat Kabupaten, pengulangan FGD karena ada peserta dan Bank NTT Cabang TTS. Instansi FGD yang tidak representatif. tingkat Kecamatan yang

66

C. Karakterstik Masyarakat dan beberapa pandangan mengenai Pemetaan Rumah kondisi pendidikan serta aspirasi Tangga/Keluarga Miskin berbagai pihak: Masyarakat di wilayah

Amanuban Selatan memiliki karakter masyarakat yang unik, antara lain: 1. Aspirasi orang tua tentang Pertama, masyarakat di Amanuban pendidikan Selatan sebagian bekerja sebagai Adanya keinginan orang tua buruh migran baik di kota Kupang agar anaknya memiliki pendidikan dan Soe maupun di luar negeri lebih tinggi dari mereka. Kondisi ini (Malaysia dan Singapura). Kedua, dilatarbeakangi oleh kondisi terdapat dua suku yang tinggal pendidikan orang tua yang rendah berdampingan, yakni suku asli dan yang rata-rata pendidikannya hanya suku pendatang. Suku asli wilayah sekolah dasar dan sekolah menengah Amanuban Selatan adalah Suku Timor, sementara suku pendatangnya pertama. Sebagiaman data hasil adalah suku Rote. Kedua suku ini observasi dan wawancara mendalam memiliki karakteristik yang berbeda, serta FGD, kondisi pendidikan siswa namun dapat melebur dalam satu sekolah di Amanuban Selatan momentum, yakni ketika mereka memiliki perkembangan setelah bertemu di tempat ibadah. Ketiga, adanya bantuan BSM. Setidaknya terdapat wilayah-wilayah (cluster) yang miskin dari setiap desanya, karena bantuan-bantuan yang ada khususnya desa Pollo dan desa Bena. memberikan prasarat bagi penerima Rumah tangga miskin dari kedua untuk dapat rajin sekolah serta desa ini dapat di temui di wilayah- dikontrol tingkat kehadirannya oleh wilayah tertentu. Rumah-rumah adat pihak sekolah. suku Timor yang belum mengalami Orang tua tetap perubahan banyak dijumpai di desa mendahulukan kebutuhan anak Bena. sekolah meskipun kondisi mereka D. Potret Tentang Kondisi mengalami kesulitan dalam Pendidikan dan Aspirasi memenuhi kebutuhan rumah Masyarakat tangganya. Kondisi kebutuhan Kondisi pendidikan rumahtangga dianggap bisa masyarakat Amanuban Selatan disesuaikan, sementara kebutuhan dipandang oleh berbagai narasumber sekolah harus tetap terpenuhi. secara berragam, baik dari aspek Beberapa orang tua siswa mengnggap keinginan, prioritas pemenuhan bahwa kebutuhan sekolah anak kebutuhan, posisi perempuan dan merupakan pioritas utama, laki-laki, pembagian tugas di antara kebutuhan rumah tangga dapat orang tua, maupun cara memperoleh dikesampingkan terlebih dahulu dan pendidikan. Keragaman pandangan kebutuhan anak harus didahuukan. dari berbagai aspek tersebut nampak Kesadaran orang tua akan ada persamaan dan perbedaan di pendidikan anak menjadi pemicu bagi beberapa kalangan. Berikut ini adalah tindakan mereka untuk

67

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016 memprioritaskan kebutuhan anaknya. tua laki-laki dan perempuan, namun Kesadaran pentingnya mendahulukan dalam implementasinya, para kebutuhan anak dikaitkan dengan informan menganggap terdapat adanya harapan masa depan anaknya pembagian pekerjaan di antara agar dapat berubah secara lebih baik. mereka dimana orang tua perempuan Orang tua tidak membedakan dianggap memiliki peran yang lebih antara perempuan dan laki-laki dalam besar daripada peran laki-laki. memperoleh pendidikan karena Besarnya peran perempuan ini peluang antara laki-laki dan berhubungan dengan tempat tugas perempuan sudah sama dalam masing-masing orang tua dimana memperoleh pekerjaan. Bagi para laki-laki lebih banyak bertugas di luar orang tua siswa, anak laki-aki dan rumah sementara perempuan anak perempum sama saja, meskipun bertugas di dalam rumah sehingga ada sebagian masyarakat yang urusan-urusan domestik menjadi mengangap ada perbedaan dalam bagian dari kewenangan orang tua struktur sosial mereka. perempuan. Salah satu urusan Peluang yang sama antara domestik yang menjadi kewaiban laki-laki dan perempuan terjadi baik orang tua perempuan adalah pada pendidikan maupun pekerjaan. pendidikan anak. Sementara orang Pada bidang pendidikan, saat ini baik tua laki-laki hanya menjadi perempuan maupun laki-laki pengontrol serta penopang ekonomi dianggap memiliki kesempatan yang kebutuhan keluarga dan kebutuhan sama untuk meraihnya. Bahkan ada pendidikan anak-anaknya. perempuan yang dianggap lebih Orang tua tidak meminta unggul dibandingkan dengan laki- anaknya untuk membantu dirinya laki. Begitu juga pada bidang bekerja, namun mereka mengasuh pekerjaan baik laki-laki maupun anak-anaknya agar tumbuh kembang perempuan memiliki peluang sama. secara normal, termasuk dalam Bahkan perempuan sekarang memperoleh pendidikan. Orang tua lapangan kerjanya lebih terbuka menganggap bahwa bekerja bukan untuk bekerja di industri, buruh, dan tugas anak melainkan tugas orang tua sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sehingga berhubungan dengan di luar negeri. orientasinya. Beberapa orang tua yang Adanya pembagian tugas ditemui peneliti di lapangan memiliki mengurus pendidikan anak di anggapan bahwa anak hanya bertugas kalangan orang tua, urusan untuk belajar sehingga dapat tumbuh kebutuhan keseharian anak sekolah di menjadi anak yang pintar. Orng tua tangani oleh ibu, sementara ayah memiiki kewajiban dapat mendorong hanya menerima laporan dari ibu. serta mendukung tugas belajar anak Meski anak merupakan tersebut. tanggungjawab bersama antara orang

68

3. Aspirasi masyarakat tentang 2. Aspirasi anak tentang pendidikan pendidikan Adanya pandangan bahwa Keinginan anak untuk menjadi pendidikan menjadi kunci bagi orang yang sukses tidak dibatasi oleh perubahan masyarakat ke arah yang latarbelakang ekonomi yang mereka lebih baik. Relevansi antara hadapi saat ini. Kondisi ekonomi yang pendidikan dan perubahan menjadi mereka rasakan saat ini dianggap persepsi yang banyak terjadi pada menjadi hal biasa, namun harapan masyarakat. untuk tetap bersekolah tetap besar. Berdasarkan FGD yang Anak-anak menganggap bahwa dilakukan dengan tokoh masyarakat kesuksesan dapat dicapai dari lapisan diperoleh sebuah temuan bahwa sosial manapun. Salah satu upaya mereka meyakini akan pentingnya untuk meraih kesuksesan tersebut pendidikan bagi perubahan sosial. adalah dengan memiliki orientasi Para peserta menganggap bahwa masa depat dalam bentuk cita-cita. pendidikan menjadi kata kunci bagi Berdasarkan penulusuran di perubahan sosial ekonomi lapangan, para anak memiliki cita-cita masyarakat. Berikut hasil wawancara yang berragam. Cita-cita tersebut juga dengan Bapak Joseph Longa (tokoh diungkapkan oleh anak-anak disertai masyarakat) dan Ibu Agustia (kepala dengan tujuan dan harapannya. Cita- sekolah SD): cita di kalangan anak-anak dapat tercermin dari ungkapan beberapa “Saya itu berharap pendidikan jadi kunci. Masyarakat jangan murid sekolah Dasar dan sekolah abaikan pendidikan. Boleh jadi menengah atas berikut: TKI tapi yang pintar biar tidak diinjak-injak sama majikan” (Joseph Longa, Selasa 15 Juli “Beta ingin menjadi guru agar 2014). bisa ajar orang” (Justin, 20 Juli 2014). “Pendidikan itu penting. Di sini “beta ingin menjadi tentara, masyarakat banyak lulus SD, pakaiannya bagus, pegang SMP. SMA jarang. Sekarang senapan” (Deni, 20 Juli 2014). anak-anaknya mulai banyak “Beta mau jadi dokter, biar beta SMA, kalau mereka bisa periksa orang sakit” (Sanjani, mengedepankan pendidikan pasti 20 Juli 2014). bisa berubah”. (Agustina, Selasa “Beta ingin menjadi perawat, biar 15 Juli 2014). bisa rawat orang sakit juga.(Diani, 20 Juli 2014). Adanya pandangan bahwa “Sekolah wajib. Mau jadi orang pendidikan menjadi aspek yang harus pandai, tanpa bersekolah mau jadi apa nanti”, (Agustina, paling diutamakan dalam keluarga 19 Juli 2014). dan masyarakat. Masyaraat juga menganggap bahwa ada banyak aspek dalam kehidupan mereka,

69

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016 namun yang paling utama kemampuan itu bagian dari dikedepankan adalah tetap pendidikan. Negara yang pendidikan. Berikut hasil wawancara mengedepankan pendidikan akan maju”, (Joel Lada, 21 Juli 2014). dengan Ibu Ida Ulumando, guru Sekolah Mengah Atas Negeri Panite Adanya pandangan bahwa II: masyarakat yang maju itu diindikasikan dengan adanya “Masyarakat kalau mengedepankan pendidikan akan kemajuan di bidang pendidikan. lebih baik dari sekarang. Keluarga Wakil Kepala Sekolah SMA Panite II, dan masyarakat harus lebih Bapak Yesben, menganggap bahwa mementingkan pendidikan tingkat kemajuan masyarakat dapat daripada laiinya. Di sini masih dilihat dari pedidikan yang dimiliki jarang orang sukses. Yang kuliah jarang, bisa dihitung sama jari. warganya. Informan menyadari Pegawai, guru, polisi banyaknya bahwa pendidikan di wilayahnya pendatang. Orang sininya masih dianggap tertinggal, namun banyaknya jadi TKI. Anak peningkatan pendidikan dianggap disimpan sama neneknya. Kalau menjadi tanggungjawab bersama. pendidikan mereka tinggi, tidak perlu jadi TKI bisa kerja di kota”, Kesadaran bahwa pendidikan (Ida Ulumando, S.Pd, Selasa 15 menjadi indikator peningkatan Juli 2014). kemajuan masyarakat perlu menjadi persepsi setiap orang, paparnya.

4. Aspirasi pengelola tentang Berikut hasil wawancara dengan pendidikan Bapak Yesben (Wakil Kepala Sekolah Adanya pandangan bahwa Menangah Atas Negeri Panite II): pendidikan harus menjadi inti/pokok dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Salah satu bagian “Masyarakat yang maju itu pendidikan yang dianggap perlu diindikasikan dengan kemajuan pendidikan. Kalau mau maju, ditingkatkan dalam kehidupan sosial pendidikannya penuhi mulai adalah akhlak dan budi pekerti. pendidikan dasar, menengah Terlebih pada kondisi yang dihadapi hingga tinggi. Di sini belum, tapi di wilayah penelitian bahwa siswa- harus diupayakan. Pemerintah siswi dari mulai sekolah dasar hingga harus terus mendorong”, sekolah menengah atas juga perlu (Yesben, 21 Juli 2014) ditingkatkan. Berikut hasil E. Hambatan dan Tantangan wawancara dengan Bapak Joel Lada, Implementasi pendidikan Kepala Sekolah SMA: seringkali mengalami beberapa “Pendidikan ini harus jadi inti hambatan dan tantangan. Ada atau pokok dalam kehidupan berbagai jenis hambatan dan bermasyarakat dan bernegara. tantangan yang dialami, antara lain Akhlak, budi pekerti dan persoalan jarak yang jauh ke tempat

70

sekolah, persoalan ketiadaan diolok-olok teman” (Rendi, 20 transportasi, persoalan uang saku, Juli 2014). persoalan guru, persoalan teman, Kepedulian orang tua secara persoalan tugas sekolah, dan berlebihan terhadap siswa juga persoalan-persoalan lainnya. menjadi hambatan bagi siswa. Salah Beberapa hambatan dan tantangan satu jenis tindakan yang dialami oleh beberapa pihak dalam menunjukkan kepedulian orang tua implementasi bantuan siswa miskin, yang berlebihan adalah berupa di antaranya: pemberian sanksi dengan kekerasan.

Dari hasil wawancara dengan siswa, 1. Dari perspektif Anak Siswa mengalami kesulitan ditemukan bahwa terdapat siswa SD menempuh jarak yang jauh berangkat yang diberi sanksi oleh orang tua saat ke sekolah sehingga harus di antar tidak mengerjakan tugas Sekolah. orang tua atau pun jasa angkutan lain. Berikut hasil wawancara dengan Berikut hasil wawancara dengan Justin (murid sekolah SD): Deny (murid sekolah dasar):

“Mama cek beta ada PR atau “Beta kadang diantar orang tua, tidak, kalau ada berarti harus kadang pakai ojek karena jarak kerja PR, kalau tidak mama pukul rumah agak jauh sekitar 3 km” di pantat kalau malas buat tugas (Deny, 20 Juli 2014). PR” (Justin, 20 Juli 2014).

Dalam interaksi di sekolah Pertemanan di sekolah baik antara siswa dengan siswa menjadi bagian penting dalam lainnya atau pun anatara siswa kehidupan anak-anak di sekolah. Para dengan guru juga terdapat hambatan. siswa juga terkadang menemukan Salah satu bentuk hambatan tersebut beberapa temannya yang malas. adalah ketika siswa melakukan Siswa yang peduli biasanya akan permainan. Berdasarkan wawancara mengajak temannya yang malas dengan siswa, diketahui bahwa untuk berangkat sekolah. Namun terdapat siswa yang merasa malu seringkali dalam mengajak berangkat tidak bisa melakukan jenis permainan ke sekolah tidak menuai hasil. tertentu pada saat bermain, sementara Kesulitan mengajak temannya yang teman lainnya mengolok-olok atau tidak sekolah karena malas dan pun menertawakan. Berikut hasil sukanya bermain untuk diajak wawancara dengan Rendi (murid berangkat ke sekolah menjadi sekolah dasar): hambatan tersendiri bagi teman yang baik. Berikut hasil wawancara dengan Rendy (murid sekolah SD): “Yang tidak suka di sekolah biasanya saat bermain, kalau tidak bisa melakukan, kadang

71

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

“Dekat rumah beta ada yang tidak yang menjadi trouble maker bagi siswa sekolah, ada 1 atau 2 orang, tidak lainnya. Berikut hasil wawancara banyak, dia pemalas hanya mau dengan Dani (murid SMA Negeri main saja, kadang bantu orang Panite II): tuanya ke kebun/sawah, katong sudah ajak tapi tetap dia tidak mau” (Rendy, 20 Juli 2014). “...yang kurang senang itu soal Siswa SMA merasa jenuh nakal. Ada teman yang suka maksa mintai uang, ngompas dimarahi guru ketika mereka lagi. Ulahnya menyebalkan suka melakukan kesalahan dalam menghina orang lain. Saya mengerjakan tugas sekolah. Bagi para kurang enak tapi yah bagaimana siswa, tugas seringkali dianggap dia banyak temannya yang sama, sebagai beban yang dapat kita hindari saja”, (Dani, 19 Jui mengganggu kesenangan mereka di 2014) sekolah. Tugas dianggap para siswa 2. Dari perspektif Orangtua dapat berimplikasi positif, namun di Orang tua kesulitan sisi lain juga dapat berekses negatif. membujuk anaknya untuk masuk Yang dianggap dapat menjadi sekolah ketika anak mengalami hambatan buat mereka adalah ketika gangguang psikis. Kondisi gangguan terdapat sikap guru yang marah psikis dialami setelah adanya anggota ketika siswa tidak dapat mengerjakan keluarga yang meninggal dunia. tugas. Berikut hasil wawancara Ketika diminta kembali bersekolah, dengan Dina (murid SMA Negeri siswa tersebut tidak mau lagi. Berikut Panite II): hasil wawancara dengan Bapak Elisa:

“Ada juga yang galak. Dikit salah “Gurunya, temannya membujuk dimarahi. Tapi mukul sih tidak tidak mau juga. Ada juga aparat Cuma itu bicaranya meledak- desa kesini membujuk tidak mau ledak. Kita jadi bete kalau dia juga. Saya sendiri membujuk ngomong”, (Dina, 19 Juli 2014). terus-terusan malah marah- marah. Maunya ikut ke sawah. Siswa SMA tidak menyukai Tunggu burung di sawah. teman sekolahnya yang meminta Mancing di sungai” (Elisa, 20 uang dengan paksa (ngutip atau Juli 2014). ngompas). Tindakan kekerasan yang 3. Dari perspektif Masyarakat terjadi di sekolah menjadi hambatan Siswa mengalami kesulitan tersendiri bagi para siswa. Mereka menempuh jarak yang jauh berangkat terkadang menemui tindakan ke sekolah. Kondisi sekolah memang kekerasan tersebut yang dilakukan dianggap beberapa anggota oleh teman-temannya sendiri. masyarakat cukup jauh dengan Terdapat siswa yang dianggap nakal pemukiman warga. Terlebih ada

72

beberapa anak sekolah yang pemerintah” (Hasan, 14 Juli rumahnya di seberang gunung. 2014) Berikut hasil wawancara dengan Siswa SD menerima bantuan Deny (murid sekolah SD): pendidikan bagi anak sekolah berupa “Beta kadang diantar orangtua, bantuan 20.000,- pertiga bulan yang kadang pakai ojek karena jarak diberikan dari dana BOS. rumah agak jauh sekitar 3 km, Sebagaimana dinyatakan oleh orang (Deny, 20 Juli 2014). tua siswa berikut ini: “Bantuan Rp. 20.000 diterima F. Pengetahuan Program siswa sejak Bulan Januari 2014 Bantuan ini, bantuan tersebut dari dana Bantuan pendidikan yang ada BOS. Katanya untuk beli buku dan pensil” (Soly, 20 Juli 2014) di wilayah Amanuban Selatan di “Anak-anak mendapatkan uang antaranya: Pertama, Bantuan Rp. 20.000 ada yang memberi Operasional Sekolah (BOS). tahu orang tuanya ada yang Berdasarkan penelusuran dari case tidak. Kalau yang tidak berarti study, group discussion dan wawancara digunakan untuk jajan. Tapi kalau memberitahu orang tua, terhadap berbagai informan dan berarti anaknya jujur (Yusmina, narasumber menunjukkan bahwa 20 Juli 2014) mereka mengetahui beberapa bantuan berikut: Pertama, bantuan BOS di Kedua, bantuan Pemberian Amanuban Selatan direalisasikan oleh Makanan Tambahan Siswa (PMTAS) para pengelola sekolah sesuai dengan pada tahun 2012. Namun bantuan ini petunjuk teknisnya. Bantuan BOS hanya berjalan satu tahun yang diberikan kepada siswa SD dan (Bantuan Operasional Sekolah) madrasah sebagaimana dijelaskan direalisasikan secara rutin ke sekolah narasumber berikut: dan madrasah. Berikut hasil “Ada bantuan Pemberian wawancara dengan Bapak Hasan Makanan Tambahan Siswa (Kasi Madrasah di Kementerian (PMTAS) pada tahun 2012 bagi Agama Kabupaten TTS): siswa, sayangnya cuma berjalan setahun yang sumbernya dari pemerintah provinsi”, (Hasan, 14 “BOS ini diterima sekolah- Juli 2014). sekolah madrasah dibawah naungan kemenag. Jumlah Ketiga, Bantuan Siswa Miskin sekolah yang menerima BOS (BSM). Dana BSM diberikan kepada sekitar sembilan madrasah, siswa mulai dari siswa SD hingga Madrasah Ibtidaiyah 5 (lima), SMA/SMK. Program BSM meningkat Madrasah Tsanawiyah 3 (tiga), dari Rp. 380.000 per siswa per tahun dan madrasah aliyah 1 (satu). pelajaran menjadi Rp. 450.000 per Respon sekolah terhadap program siswa per tahun untuk jenjang bantuan ini sangat bagus. Mereka pendidikan. SMP dari Rp. 550.000 per yang sekolah swasta bisa dibantu siswa per tahun menjadi Rp. 750.000 operasionalisasinya oleh per siswa per tahun. Jenjang pendidikan SMA dari Rp. 750.000 per

73

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016 siswa per tahun, menjadi Rp. miskin dari sekolah dan harus 1.000.000 juta per siswa per tahun menunjukan KPS itu baru saya pelajaran. mengerti bahwa yang terima BSM harus memiliki KPS. (Yun, G. Pengetahuan KPS/BSM 19 Juli). Pemahaman para narasumber “Kami baru tahu BSM saat terkait dengan KPS ini di antaranya: pembagian KPS dan dari sekolah Pertama, KPS merupakan Kartu panggil kami untuk rapat. (Desri, Perlindungan Sosial yang diberikan 19 juli). kepada rumah tangga miskin. Sejak “Saat rapat itu yang tahun 2014, siswa penerima BSM yang diinformasikan bahwa akan ada diusulkan diwajibkan memiliki KPS. pencairan dana BSM bagi nama- Para pengelola BSM memahami nama yang ada dalam daftar dan bahwa mereka tidak berani jika orangtua harus melengkapi syarat-syaratnya (Yun, 19 Juli) mengusulkan BSM tanpa ada KPS.

Mereka yang tidak memiliki Kartu 2. Dari perspektif Sekolah Perlindungan Sosial/Kartu Bantuan Pihak sekolah aktif Siswa Miskin tidak dimasukkan ke mendatangi kantor UPTD kecamatan daftar penerima bantuan. Begitu juga dan mereka mendapatkan informasi ada yang memiliki Kartu mengenai BSM dari PPK kecamatan. Perlindungan Sosial/Kartu Bantuan Berikut hasil wawancara dengan Ibu Siswa Miskin, namun tidak Neno (Kepala Sekolah SD): mengajukan karena tidak ada KTP atau KK akhirnya tidak diajukan “Kami yang aktif datang ke PPK sebagai penerima. Bahkan dalam di kecamatan, katanya ada BSM. implementasinya, terdapat BSM Tidak ada undangan khusus, kami aspirasi yang diinformasikan oleh tahu dari kecamatan saja, bukan anggota lagislatif. dinas kabupaten. Lalu kami Adapun pandangan mengenai teruskan ke orang tua siswa. KPS/BSM di kalangan masyarakat Mereka kami undang ke sekolah. penerima, sekolah, siswa, dan Kami kasih tahu yang punya KPS pengelola cukup bervariasi. Berikut bisa diusulkan BSM, KK dan ini adalah gambaran pandangan dari keterangan RT juga kami minta”, mereka yang ditemui peneliti, di (Neno, 15 Juli) antaranya: Pihak sekolah mendapatkan 1. Dari perspektif Rumah Tangga sosialisasi dari dinas, khususnya Miskin sosialisasi kepada kepala sekolah Orang tua tidak memahami pada tingkat Sekolah Menengah fungsi dari Kartu Perlindungan Sosial Pertama dan Sekolah Menengah Atas. yang diterimanya. Berikut hasil Berikut hasil wawancara dengan wawancara dengan Ibu Yun Bapak Joel Lada (kepala Sekolah (penerima KPS): SMAN Panite II):

“Awalnya saya tidak tahu apa itu “Selama ini orang tua siswa fungsi KPS, tapi saat anak saya penerima BSM kurang mendapatkan Bantuan siswa mendapatkan sosialisasi, mungkin 74

tidak ada sosiaisasi dari pihak dilakukan oleh orang tua siswa. lain. Informasi BSM hanya dari (Elisa, 20 Juli 2014). sekolah. Orang tua siswa kami Orang tua menerima informasi undang ke sekolah dan diberitahu adanya KPS diperoleh melalui akan dapat BSM, melengkapi pemberitahuan lisan oleh pihak Desa, semua persyaratan, dan nantinya Ketua RT setempat. Berikut hasil pengambilannya di bank (Joel, 21 wawancara dengan Bapak Elisa dan Juli). Bapak Omsis (orang tua siswa):

“Saya tidak melihat pengumuman Sementara pada tingkat atau informasi yang pasti, tapi sekolah SMPN Panite kurang orang tua anak lainnya juga mendapatkan informasi. Kepala mendapatkan informasi yang sekolah tidak memahami bagaimana sama sehingga ia memercayai mekanisme BSM. SMPN II Panite di informasi tersebut” (Elisa, 20 Juli Desa Bena yang berjumlah 670 siswa, 2014). semuanya tidak mendapat BSM disebabkan mereka dianggap tidak “Saya tidak tahu KPS itu memiliki NISN (nomor induk siswa dikeluarkan dari mana, tiba-tiba nasional) sehingga tidak dapat ketua RT yang panggil saya diajukan sebagai penerima BSM. untuk ke kantor Desa untuk ambil kartu KPS. Setelah ambil, mereka H. Sosialisasi suruh kami yang terima kartu itu lapor ke sekolah lagi. Nah kalau Sosialisasi BSM dari beberapa anaknya ada yang bersekolah sumber ditanggapi secara berragam berarti cek di sekolah itu apakah mulai dari siapa yang melakukan dapat KPS dan BSM”. (Omsis, sosialisasi, pihak yang menjadi objek 16 Juli 2014) sosialisasi, materi sosialisasi dan bentuk sosialinya sendiri. Berikut ini Orang tua mendapatkan kartu tanggapan beberapa pihak terkait KPS dari aparat desa tanpa dengan sosialisasi BSM, di antaranya: mendapatkan penjelasan secara leih

rinci dari petugas. Berikut hasil 1. Dari perspektif Orang Tua wawancara dengan Ibu Aplonia dan Orang tua mendapatkan Ibu Desri (orang tua siswa): sosialisasi tentang Bantuan Siswa

Miskin dari kepala sekolah melalui “Beta tidak tahu, kapan di data, siswa. Berikut hasil wawancara sapa yang masukan nama, dengan Bapak Elisa (Orang tua terkejut saja pak RT kasih tahu Siswa): untuk beta ke kantor desa ambil “Sosialisasi itu dari sekolah, Anak kartu itu. Saat ambil petugas di saya dipanggil Bapak Kepala kantor desa hanya bilang jaga sekolah, kami dikumpulkan di baik-baik ini kartu karena nanti sana. Saya tidak tahu pasti waktu, kasih tunjuk ini kartu baru bisa lupa. Kita diberi tahu disuruh dapat bantuan, karena sekarang mengumpulkan Kartu kalau mau pakai surat keterangan Perlindungan Sosial, Foto copy tidak mampu kadang tidak bisa KK, KTP. Nanti akan dapat dari dilayani atau langsung di tolak, bank BRI. Pengambilannya 75

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

jadi harus pakai kartu KPS ini ( Siswa penerima bantuan dari Aplonia, 19 Juli) tingkat SD memperoleh informasi dari orang tua dan sekolah. Anak “Saya tahu kepanjangan KPS dan sekolah sendiri menerima berbagai BSM itu tapi untuk apa dan pakai informasi dari orang tua mereka yang bagaimana saya tidak tahu sampai diundang ke pihak sekolah. Berikut pihak sekolah memanggil kami hasil wawancara dengan Sanjani, orang tua untuk melengkapi Justin dan Deny (siswa SD): administrasi untuk pencairan BSM, hanya petugas yang bagi “Beta baru dengar ketika BSM kartu bilang jaga baik-baik jangan mau cair, itupun di kasih sampai kartu KPSnya hilang. pengumuman oleh bapak kepala KPS menjawab sudah pakai sekolah (Sanjani, 20 Juli) untuk pengambilan BLSM dan BSM. (Desry, 19 Juli) “Selama ini beta juga tidak pernah tahu karena mama yang biasa urus untuk sekolah, hanya

2. Dari perspektif Pihak Sekolah beta dengar-bahwa beta masuk Pengelola BSM siswa SD daftar penerima BSm. beta mendapat informasi dari UPTD. dengar dari mama dan juga guru Pihak sekolah dasar selama ini selalu di sekolah bahwa yang dapat BSM mendapatkan informasi dari UPTD itu yang punya KPS, tapi beta Kecamatan. Namun UPTD Kecamatan juga tidak tahu apa itu KPS tidak memberikan informasi ke SMA (Justin, 20 Juli) dan SMP, unit ini hanya melakukan koordinasi saja dengan SMP dan “Beta juga dengar di sekolah SMA. Berikut hasil wawancara BSM tapi beta tidak tahu apa itu dengan Ibu Deborah (pegawai Dinas BSM sampai kemarin mau cair Pendidikan, Pemuda dan Olahraga uang itu baru beta tahu ternyata Kabupaten TTS): itu bantuan berupa uang. Di sekolah kami ada banyak yang Sosialisasi tentang BSM hanya dapat BSM, hanya beberapa yang dilakukan oleh pihak dinas PPO tidak dapat, saya juga tidak tahu kepada kepala sekolah pada saat kenapa mereka tidak dapat, memasuki/ setelah mendapatkan (Deny, 20 Juli) informasi dari pusat, baik lewat surat maupun radiogram. Ada sekolah yang melaksanakan dan 4. Dari perspektif Pengelola ada juga yang tidak ambil, karena Kabupaten selain syarat terbaru yang Sosialisasi dilakukan instansi dirasakan cukup berat, karena dinas di Kabupaten melalui surat dan jarak tempuh yang jauh, kadang radiogram kepada kepala-kepala masyarakat juga ingin cepat sekolah. Dinas PPO Kabupaten realisasi tanpa melihat melakukan sosialisasi dengan mekanismenya (Deborah, 14 Juli). berbagai media, baik surat, SMS, maupun radio gram. Berikut hasil 3. Dari perspektif Siswa wawancara dengan Ibu Deborah (Pegawai Dinas PPO):

76

mendingan beli sepeda,karena itu “Sosialisasi tentang BSM hanya yang dibutuhkan sekarang, dilakukan oleh pihak dinas PPO selama ini kalau mau ke sekolah kepada kepala sekolah pada saat malas jalan kaki harus naik ojek, memasuki/setelah mendapatkan bayar mahal, (Rendy, 20 Juli) informasi dari pusat, baik lewat surat maupun radiogram. Ada 2. Dari perspektif Rumah Tangga sekolah yang melaksanakan dan Penerima ada juga yang tidak ambil, karena Orang tua menggunakan BSM selain syarat terbaru yang untuk kebutuhan rumah tangga dirasakan cukup berat, karena setelah mereka memenuhi kebutuhan jarak tempuh yang jauh, kadang sekolah siswa. Berikut hasil masyarakat juga ingin cepat wawancara dengan Ibu Wasti (orang realisasi tanpa melihat tua siswa SD): mekanismenya (Deborah, 14 Juli). “Kita beli keperluan anak sekolah

I. Pemanfaatan BSM tetapi kalau sudah rasa cukup dan Pemanfaatan BSM ternyata lengkap maka uang sisa yang ada bukan hanya dirasakan oleh siswa di kami pakai beli beras, sabun” sekolah, namun juga dirasakan oleh (Wasti, 19 Juli). keluarga siswa dan pihak sekolahnya. Berikut ini adalah gambaran Orang tua mengetahui adanya pemanfaatan BSM di masing-masing pemotongan rekening dan pihak: memaklumi terhadap pemotongan tersebut. Berikut hasil wawancara 1. Dari perspektif Siswa dengan Ibu Wasti (orang tua siswa BSM digunakan siswa untuk SD): pembelian perlengkapan sekolah, biaya transportasi ke sekolah, uang “Pemotongan rekening oleh pihak saku di sekolah, dan pembelian alat bank secara langsung, dengan transportasi ke sekolah, khususnya alasan untuk tabungan anak sepeda. Berikut hasil wawancara dapat dimaklumi orangtua, dengan Sanjani dan Rendy (siswa SD): karena mereka merasa hanya “Uang bantuan untuk beli baju dipotong 50.000 saja, masih ada seragam, buku tulis. Selama ini sisa.Tapi di rekening harus sisa kalau mau beli baju seragam 50.000. bank langsung potong, mesti tunggu nenek dapat uang (Wasti, 19 Juli). lebih baru bisa beli tapi sekarang sudah ada khusus untuk beli 3. Dari perspektif Sekolah perlengkapan sekolah. Deny BSM dapat berguna dalam mengatakan bahwa karena mengontrol kerajinan dan prestasi seragamnya baru terus dia siswa di sekolah. Berikut hasil tambah rajin ke sekolah, karena wawancara dengan Ibu Neno (Kepala kalau rajin pasti dapat bantuan. Sekoah SD): (Sanjani, 20 Juli 2014). “BSM membantu siswa miskin “Uang bantuan yang beta dapat memperoleh akses pelayanan kemarin untuk beli sepeda karena pendidikan yang layak, mencegah jarak sekolah agak jauh jadi putus sekolah, menarik siswa

77

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

miskin untuk kembali bersekolah, bersekolah dan dapat melanjutkan ke membantu siswa memenuhi jenjang yang lebih tinggi. Berikut hasil kebutuhan dalam kegiatan wawancara dengan Bapak Omsis dan pembelajaran. Kita juga bisa Ibu aplonia: kontrol kerajinan dan prestasi siswa”, (Neno 15 Juli 2014). “Kalau bisa BSM itu ada “terus”(berlanjut), karena sangat membantu kalau kami belum Kepala sekolah juga bisa panen atau belum ada uang maka mengancam siswa yang tidak rajin kalau BSM sudah cair uangnya dengan memberhentikan bantuan bisa bantu beli keperluan BSM kepada siswa yang malas. sekolahdan kadang makan Berikut hasil wawancara dengan Ibu minum. Kemudian saat ini Deborah (pegawai Dinas PPO): beasiswa dianggap cukup karena anak masih SD tapi kalau bisa “Penekanan dari kepala sekolah dinaikan kalau anak sudah SMP- karena yang terima BSM harus SMA. Kemudian yang terakhir rajin dan tidak boleh alpa” Setiap tahun banyak sekali (Deborah, 14 Juli 2014) pendataan tapi kami tidak tahu untuk apa data tersebut. (Omsis, J. Usulan/Harapan 16 Juli). 1. Siswa Siswa mengharapkan jenis “Kalau bisa bantuan-bantuan bantuan berupa perlengkapan alat yang pemerintah kasih tetap sekolah dan kebutuhan sekolah berlanjut misalnya RASKIN, lainnya. BLT. Bantuan untuk anak sekolah “Kalau bisa bantuan untuk alat tetap di lanjutkan karena kami di olahraga, kami di sini kalau mau sini miskin jadi sangat terbantu olahraga harus beli baju seragam untuk biaya sekolah anak cucu, sendiri, bola juga, itu mahal di sehingga anak cucu kami tidak sini, (Rendy, 20 Juli 2014). putus sekolah. Persyaratan “Selain bantuan uang, kami bantuan jangan terlalu sulit, butuh buku pelajaran (buku kalau bisa hanya pakai surat paket/buku teks), karena kami di keterangan tidak mampu saja sini jauh dari toko buku dan kami sudah cukup” (Aplonia,19 Juli) tidak punya uang untuk beli buku

cetak karena harga mahal sekali, 3. Sekolah jadi kami belajar apa adanya saja. Pihak sekolah berharap jumlah Justin menambahkan kalau bisa quota BSM diperbanyak lagi agar bisa kasih bantuan buku tulis, pensil membantu siswa miskin lainnya. pokoknya perlengkapan sekolah Berikut hasil wawancara dengan Ibu supaya kami tidak usah beli lagi Neno (kepala sekolah SD): di pasar (Sanjani, 20 Juli 2014). “Bantuan BSM dapat lebih 2. Rumah Tangga Miskin diperbanyak lagi quotanya Orang tua penerima sehingga banyak siswa-siswi yang mengharapkan bantuan agar terus mendapatkan” (Neno, 21 Juli berlanjut agar anaknya dapat terus 2014).

78

Empowerment. Cash and Food 4. Dinas Transfers in Swaziland. An Dinas berharap kepala sekolah evaluation of Save the dapat mengambil dana bantuan Children‘s Emergency siswa, khususnya di wilayah-wilayah Drought Response, 2007/08. terpencil. Berikut hasil wawancara Save the Children. dengan Ibu Deborah (Pegawai Dinas http://www.savethechildren.org.uk/ PPO Kabupaten TTS): sites/default/files/docs/Savet “Untuk daerah terpencil uang heChildren_Emergency_Drou senilai 300 ribu tidak ada nilainya ght_Response_Evaluation_08_ karena habis untuk transportasi 1. df [accessed 14 Sep 2012]. mengambil uang bantuan di kota, Gentilini, U (2007) Cash and Food sehingga lebih baik kepala sekolah Transfers: A Primer. Rome: yang mengambil uang itu karena World Food Programme. pengaruh jarak, dimana kalau Grindle, Merilee S. (2011) 'Governance orangtua yang mengambil akan Reform: The New Analytics of memakan waktu berhari-hari di Next Steps', Governance 24(3): bank (menunggu), dengan alasan 415-418. dari pihak bank adalah bank Hanlon, J., Barrientos, A. and D. masih urusan lain-lain Hulme (2010) Just give money (pensiun,dll”, (Deborah, 14 Juli) to the poor. The Development Revolution from the Global

F. Daftar Pustaka South. Kumarian Press. Adams L. and E. Kebete (2005) Harvey and Bailey, 2011 Breaking the Poverty Cycle: a Hickey, S. (2007) Conceptualising the Case Study of Cash Politics of Social Protection in Interventions in Ethiopia, Africa. BWPI Working Paper Background Paper, 4. Brooks World Poverty Humanitarian Policy Group, Institute. University of London: Overseas Manchester. Development Institute. Hurrell, A. and I. MacAuslan (2012) Bailey, S., Savage, K. and S. The political implications of O‘Callaghan (2008) Cash cash transfers in sub-Saharan transfers in emergencies. A Africa: shaking up the social synthesis of World Vision‘s system. Public Management experience and learning. Review 14 (2) Special Issue: World Vision International. The Politics and Governance CaLP (nd) Delivering cash of Public Services in through cards. A quick Developing Countries: 255- delivery guide for cash 272. transfer programming in Mac Auslan, I. with L. Phelps (2012) emergencies. Oxfam GB Emergency Food Cross, T. and A. Johnston (2011) Cash Security and Livelihoods transfer programming in Urban Programme Evaluation. urban emergencies. A toolkit Final Report. for practitioners. CaLP. http://reliefweb.int/sites/reliefweb.i Devereux, S. and Jere, P. (2008) nt/files/resources/OGB%20E Choice, Dignity and

79

JISPO VOL. 6 No. 1 Edisi: Januari-Juni Tahun 2016

FSL%20Urban%20Evaluation. pdf [accessed 12 Sep 2012]. MacAuslan, I. & L. Crawfurd (2012) Mid-Term Review Of The Urban Livelihoods And Social Protection Programme In Kenya. Oxford Policy Management. MacAuslan, I. (2010) Evaluation of Concern‘s Post Election Violence Recovery (PEVR) Programme. Oxford Policy Management.

80