1 Laporan Tahunan/Akhir Penelitian Disertasi Doktor
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
LAPORAN TAHUNAN/AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun PENGEMBANGAN POTENSI KULINER TRADISIONAL BETAWI SEBAGAI PRODUK EKOWISATA DI DKI JAKARTA Dhian Tyas Untari SE.,MM (0309048102) Dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Hibah Penelitian Nomer : 003/SP2H/LT/DRPM/II/2016 san 214/SP2H/LT/DRPM/III/2016, tanggal 17 Februari 2016 dan 10 Maret 2016 UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI OKTOBER 2016 1 2 RINGKASAN Dari sekian banyak wilayah di Indonesia yang memiliki komplesitas interaksi sosial masyarakat yang cukup tinggi adalah wilayah DKI Jakarta. Posisioning pasar kuliner Betawi yang mengalami turn around saat ini merupakan gambaran bahwa terdapat GAP antara potensi pasar yang ada dengan kemampuan dalam pengelolaan potensi tersebut. Avenzora et al (2014) dalam penelitian menemukan bahwa tidak lebih dari setengah dari jumlah variasi kuliner Betawi yang dikenal dan dijual secara continue. Kuliner Betawi saat ini kurang mendapatkan perhatian yang cukup sehingga variasi kuliner Betawi yang ada tidak seluruhnya dikenal oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut dinilai sangat perlu untuk memusatkan perhatian pada pengembangan kuliner Betawi, mengingat Betawi merupakan cikal bakal budaya dan identitas budaya DKI Jakarta. Atas berbagai masalah yang disebutkan pada latar belakang, maka permasalahan yang perlu untuk dicari jawabannya melalui penelitian ini adalah bagaimana mengelola dan mengoptimalkan potensi kuliner Betawi yang ada sehingga potensi yang sudah ada tersebut dapat mencapai titik maksimum, bukan hanya untuk saat ini tapi juga hingga masa yang akan datang. Penelitian terdiri dari tiga tahap, dimana setiap tahap memiliki tujuan yang berbeda, dengan demikian metode dan sample yang digunakan juga mengikuti tujuan dari setiap tahap penelitian. Tahap 1; Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap pengembangan ekowisata kuliner, maka selanjutnya adalah pengujian representasi. Uji representasi ini bertujuan untuk memetakan kuliner Betawi dalam peta budaya Betawi, mensortasi dan mengetahui posisioning kuliner Betawi berdasarkan pandangan dari beberapa komunitas sehingga dengan uji representasi peneliti akan mendapat gambaran jelas tentang eksistensi kuliner Betawi. Responden yang terlibat dalam tahap ini adalah Masyarakat non Betawi, Masyarakat Betawi Asli. Masyarakat Betawi Keturunan dari kelima wilayah DKI Jakarta, dengan jumlah total responden 45 orang (masing- masing 3 orang) Tahap 2; Tahap ke 2 adalah uji pasar yang bertujuan untuk melihat ekistensi kuliner betawi. Objek dalam uji pasar adalah tiga acara – acara ceremonial, tiga restoran formal dan tiga informal. Sedangkan Aspek dalam uji pasar meliputi aspek permintaan dan penawaran. Tahap 3; Metode yang digunakan dalam penyusunan alternatif strategi adalah metode kualitatif dimana terdapat tiga metode yang digunakan yaitu metode input dengan mengunakan matrik IFAS/EFAS dengan menyusun key factors sebagai faktor yang mempengaruhi pengembangan ekowisata kuliner secara internal dan eksternal; metode penyesuaian dengan menggunakan matrik Grand Stratgy dan SWOT. Potensi Kuliner Tradisional Betawi yang dimiliki oleh Propinsi DKI Jakarta sangat besar, disisi lain sektor pariwisata di DKI Jakarta sangat tinggi melihat posisioning DKI Jakarta yang merupakan salah satu kota terbesar dan terpenting di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk meningkatkan potensi Kuliner Betawi sebagai salah satu produk Ekowisata di DKI Jakarta dapat dilakukan dengan beberapa rangkaian strategi, dimana alternatif- alternatif strategi tersebut diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi yaitu, a) Penetrasi Pasar, b) Pengembangan Pasar dan c) Pengembangan Produk (hasil Diagram Cartisius Analisis SWOT). Dan berdasarkan matrik QSPM maka alternatif strategi yang menjadi prioritas pertama adalah pengembangan pasar, kedua adalah pengembangan produk dan ketiga adalah penetrasi pasar. Berdasarkan hasil FGD tersebut, peserta FDG sepakat dengan hasil penelitian, hanya saja dalam mengimplementasikan alternatif strategi; sumber permodalan dan pembangunan Sentra Kuliner Betawi menjadi fokus permasalahan yang saat ini belum menemui titik solusi. Hal ini menjadi sebuah referensi bagi dinas terkait dalam mengembangkan Kuliner Betawi dan Budaya Betawi pada umumnya 3 PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan penelitian dengan judul "Pengembangan Potensi Kuliner Tradisional Betawi Sebagai Produk Ekowisata Di DKI Jakarta" ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta. Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan Penelitian Hibah Doktor yang merupakan bagian dari pelaksanaan Tri Darma. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini, sehingga terealisasikanlah makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya bisa diperbaiki. 4 DAFTAR ISI Halaman Sampul i Halaman Pengesahan ii Ringkasan iii Prakata vi Daftar Isi v Daftar Table vii Daftar Bagan viii Daftar Grafik viiii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pariwisata dan Ekowisata 5 B. Tantangan Dan Peluang Pengembangan Ekowisata Kuliner 6 C. Kuliner Dan Sosiologi Masarakat 7 D. Pariwisata dan Perencanaan Wilayah 9 1. Koordinasi Dalam Perencanaan Pembangunan Pariwisata 9 2. Stakeholder Dalam Pengembangan Ekowisata 10 3. Permintaan Wisata 11 4. Penawaran Wisata 11 E. Pemasaran Dalam Pembangunan Wisata 12 F. Strategi Pemasaran 12 1. Pengembangan Produk 13 2. Penetapan Harga 14 3. Promosi Dan Komunikasi 15 4. Distribusi 15 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 16 B. Manfaat Penelitian 16 BAB IV METODE PENELITIAN A. Kerangka Penelitian 17 B. Lokasi Penelitian 17 C. Instrumen Penelitian 17 D. Pendekatan Dan Proses Pengumpulan Data 19 1. Tahap 1 19 2. Tahap 2 19 3. Tahap 3 20 4. Tahap 4 21 BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI A. Hasil Dan Pembahasan 22 B. Luaran Yang Dicapai 31 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 35 B. Saran 36 DAFTAR PUSTAKA 38 Lampiran – Lampiran 5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Kebutuhan Data Eksternal 19 Tabel 2. Aspek Dalam Uji Pasar Kuliner 21 Tabel 3. Nilai Penawaran 24 Tabel 4. Profile Konsumen Berdasarkan Suku 24 Tabel 5. Profile Konsumen Berdasarkan Geografis 25 Tabel 6. Profile Konsumen Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan Status 25 Tabel 7. Profile Konsumen Berdasarkan Pendapatan, Pendidikan 26 dan Pendapatan Tabel 8. Profile Konsumen Berdasarkan Psikologis 27 Tabel 9. Matrik IFAS Summary 27 Tabel 10. Matrik EFAS Summary 28 Table 11. Matrik SWOT 29 Table 12. Matrik QSPM 30 6 DAFTAR BAGAN Bagan 1. Kerangka Penelitian 18 Bagan 2. Diagram Cartisius Analisis SWOT 29 7 DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Pengetahuan Kuliner 22 Grafik 2. Representasi Nilai Sosial Budaya 23 8 BAB 1 PENDAHULUAN Tingginya potensi kuliner sebagai penunjang kegiatan wisata bukan hanya karena fungsinya sebagai pemenuh kebutuhan pokok tetapi lebih jauh kuliner dapat digunakan sebagai alat politik dalam memperkenalkan budaya yang dimiliki kepada masyarakat dunia. Kompleksitas kebutuhan manusia terhadap kuliner saat ini semakin berkembang, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tapi saat ini kuliner juga menunjukan posisioning status ekonomi seseorang. Beragamnya kuliner asing dan perkembangan kuliner fision semakin mempersulit mencari ceruk pasar bagi pengembangan kuliner tradisional Indonesia. Oleh sebab itu perlu sebuah penanganan yang intensif dan continue dalam menangani dan mengembangkan kuliner di Indonesia, agar potensi kuliner yang ada di Indonesia dapat dikelola secara maksimal. Kuliner sangat lekat dengan kehidupan sosial masyarakat, sehingga tingginya jumlah populasi penduduk akan mempengaruhi permintaan terhadap produk kuliner. Saat ini populasi penduduk dunia mencapai 5,8 milyar (World Bank; 2013), khusus di Indonesia proyeksi peningkatan penduduk mencapai 1,38 persen (Bapenas; 2013). Tingginya populasi memberikan dampak terhadap tingginya permintaan terhadap produk kuliner. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa; dua negara yang cukup besar di dunia yaitu Brasil dan India mengestimasi rata – rata permintaan terhadap kuliner mencapai satu hingga tiga juta transaksi perbulan (Fellows and Martin; 2011); di Indonesia, pengeluaran per kapita untuk komoditi makanan mencapai 50 persen dari total pengeluaran rumah tangga (Adji et al; 2012). Masuknya industri kuliner ke dalam bagian dari roadmap pengembangan industri kreatif di Indonesia merupakan kesadaran pemerintahan akan besarnya potensi ekonomi yang ada didalamnya. Hal ini cukup beralasan, mengingat subsektor kuliner menyumbangkan pendapatan terbesar bagi industri kreatif di Indonesia atau sekitar 32,2% dari total kontribusi industri kreatif terhadap PDB pada tahun 2011 (Investor Daily; 2012). Sektor industri ini mengalami pertumbuhan yang cukuup signifikan, dapat dilihat dari; peningkatan jumlah industri pangan yang mencapai 6,61 persen (Bps; 2013); pertumbuhan usaha restoran/ rumah makan berskala menengah dan besar yang mencapai rata – rata 17 persen pertahun dengan proporsi tertinggi berada di DKI Jakarta yang mencapai jumlah 1361