Artikel Penelitian

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Artikel Penelitian CULTURE Vol.6 No.1 Mei 2019 PERDA: SOLUSI ALTERNATIF TERHADAP PRO DAN KONTRA UNDANG-UNDANG PORNOGRAFI (Analisis Kritis Keamanan Negara Ditinjau dari Wawasan Nusantara) Eko Heriyanto, S.S,M.Hum. Fakultas Bahasa dan Budaya, Universitas AKI [email protected] Abstract Moral issues and crime are the main issues exhaled to support the passage of the Pornography Law. On the other hand, saving the young generation from the dangers of pornography and porno-action as the next generation of the nation’s struggle and moral decadence of the Indonesian population are among the reasons to legalize the Pornography Law. While the issues of pluralism, freedom, art and culture are often used to reject the Pornography Law. The purpose of this research is to know in general the reaction/ action of the public to the pornography and its implications, to provide solutions to the controversy of the Pornography Law itself. This research used descriptive qualitative based on a literature review which is complemented by questionnaire and expert interviews. The results of the study are since it was proposed to become a law, the Pornography Law still reaps many pros and cons in the life of the nation and state, disintegration of the nation will occur if the pros and cons of the Pornography Law continue, and a compatible local law (regarding to the community) is an alternative solution to the pros and cons for resolving the Pornography Law so far. 1. Pendahuluan tahun 1997 di DPR. Dalam Undang-Undang Pornografi perjalanannya draf RUU APP pertama (sebelumnya bernama Rancangan kali diajukan pada 14 Februari 2006 dan Undang-Undang Antipornografi dan berisi 11 bab dan 93 pasal. Pornoaksi, disingkat RUU APP) adalah Sejak disahkannya RUU APP suatu rancangan produk hukum menjadi undang- undang, UU berbentuk undang-undang yang Pornografi telah menuai kontroversi diusulkan oleh Dewan Perwakilan dalam kehidupan berbangsa dan Rakyat Republik Indonesia untuk bernegara. Banyak yang setuju tapi mengatur mengenai pornografi (dan banyak juga yang menolak, bahkan pornoaksi pada awalnya). Pembahasan setelah UU tersebut melalui pihak yang akan RUU APP ini sudah dimulai sejak setuju maupun yang menolak 21 Perda: Solusi Alternatif Terhadap Pro dan Kontra Undang-Undang Pornografi (Analisis Kritis Keamanan Negara Ditinjau dari Wawasan Nusantara) (Eko Haryanto) disahkannya UU Pornografi tersebut, mengenahi RUU APP yang sudah mempunyai alasan yang kuat untuk disahkan menjadi undang- undang. mendukung pendapat masing masing. Harapannya ada sekelumit solusi yang Isu moral dan tindak kejahatan yang diberikan oleh masyarakat guna marak terjadi adalah isu utama yang menjaga stabilitas ketahanan nasional dihembuskan untuk mendukung bangsa Indonesia. disahkannya UU Pornografi. Selain itu, Tujuan penelitian tersebut antara usaha penyelamatan generasi muda dari lain: Tujuan penelitian tersebut antara bahaya pornografi dan pornoaksi lain: mengetahui secara umum reaksi sebagai generasi penerus perjuangan dan tindakan masyarakat terhadap UU bangsa dan dekadensi moral penduduk Pornografi, mengetahui implikasi Indonesia termasuk alasan untuk setelah disahkannya RUU APP menjadi disahkannya RUU APP. Sedangkan isu undang- undang Pornografi bagi pluralisme, kebebasan, seni, dan budaya heteroginitas masyarakat Indonesia dan sering dipakai untuk menolak UU solusi terhadap kontroversi UU Pornografi. Dengan melihat banyaknya Pornografi yaitu dengan diubahnya suku bangsa yang memiliki kebudayaan undang- undang tersebut menjadi Perda daerah masing- masing. Seperti halnya (Peraturan Daerah). Bali, Irian Jaya, kalimantan, dan daerah Manfaat dari penelitian ini antara lainnya. lain: Memberikan Dapat dijadikan tolok Implikasi dari kontroversi tentang ukur antara pendapat masyarakat yang UU Pornografi telah membahayakan pro dan kontra terhadap RUU APP yang Ketahanan nasional yang digagas oleh sekarang telah menjadi undang- undang Founding Fathers Bangsa Indonesia. Pornografi, sehingga masyarakat akan Maka dari itu kita harus memberikan merasa didengar aspirasinya oleh solusi yang membahagiakan dan pemerintah. Penelitian ini dapat pula melegakan bagi seluruh komponen dijadikan sebagai sumber informasi masyarakat Indonesia. mengenai dampak yang terjadi akibat Dengan ini penulis merasa tertarik disahkannya RUU APP menjadi dan berupaya untuk membaca pendapat undang- undang, sehingga kita dapat serta pikiran masyarakat Indonesia mengatasi kontroversi ini sesuai dengan CULTURE Vol.6 No.1 Mei 2019 apa yang diharapkan oleh masyarakat substansi dalam media atau alat indonesia secara keseluruhan. Kita akan komunikasi yang dibuat untuk melihat bagaimana hasilnya bila UU menyampaikan gagasan-gagasan Pornografi ini bila diubah menjadi yang mengeksploitasi seksual, Perda (Peraturan Daerah), mengingat kecabulan, dan/atau erotika heteroginitas penduduk Indonesia, serta sementara pornoaksi adalah tanggapan masyarakat terhadap adanya perbuatan mengeksploitasi seksual, Perda (APP) ini di daerah masing- kecabulan, dan/atau erotika di muka masing. umum. Pada draf kedua, beberapa 2. Landasan Teori pasal yang kontroversial dihapus 2.1 RUU APP, UU APP, Undang- sehingga tersisa 82 pasal dan 8 bab. Undang Pornoaksi Di antara pasal yang dihapus pada Undang-Undang Pornografi rancangan kedua adalah (sebelumnya bernama Rancangan pembentukan badan antipornografi Undang-Undang Antipornografi dan dan pornoaksi nasional. Selain itu, Pornoaksi, disingkat RUU APP) rancangan kedua juga mengubah adalah suatu rancangan produk definisi pornografi dan pornoaksi. hukum berbentuk undang-undang Karena definisi ini dipermasalahkan, yang diusulkan oleh Dewan maka disetujui untuk menggunakan Perwakilan Rakyat Republik definisi pornografi yang berasal dari Indonesia untuk mengatur mengenai bahasa Yunani, yaitu porne (pelacur) pornografi (dan pornoaksi pada dan graphos (gambar atau tulisan) awalnya). yang secara harafiah berarti tulisan Pembahasan akan RUU APP atau gambar tentang pelacur. Definisi ini sudah dimulai sejak tahun 1997 di pornoaksi pada draft ini adalah DPR. Dalam perjalanannya draf adalah upaya mengambil RUU APP pertama kali diajukan keuntungan, baik dengan pada 14 Februari 2006 dan berisi 11 memperdagangkan atau bab dan 93 pasal. mempertontonkan pornografi. Pornografi dalam rancangan Dalam draf yang dikirimkan pertama didefinisikan sebagai oleh DPR kepada Presiden pada 24 23 Perda: Solusi Alternatif Terhadap Pro dan Kontra Undang-Undang Pornografi (Analisis Kritis Keamanan Negara Ditinjau dari Wawasan Nusantara) (Eko Haryanto) Agustus 2007, RUU ini tinggal Definisi ini menggabungkan terdiri dari 10 bab dan 52 pasal. pornografi dan pornoaksi pada RUU Judul RUU APP pun diubah APP sebelumnya, dengan sehingga menjadi RUU Pornografi. memasukkan gerak tubuh kedalam Ketentuan mengenai pornoaksi definisi pornografi. dihapuskan. Pada September 2008, Definisi pornografi menurut Presiden menugaskan Menteri Kamus Besar Bahasa Indonesia Agama, Menteri Komunikasi dan adalah: penggambaran tingkah laku Informatika, Menteri Hukum dan secara erotis dengan lukisan atau Hak Asasi Manusia, dan Menteri tulisan untuk membangkitkan nafsu Negara Pemberdayaan Perempuan berahi; bahan bacaan yang dengan untuk membahas RUU ini bersama sengaja dan semata-mata dirancang Panitia Khusus DPR. Dalam draf untuk membangkitkan nafsu berahi final yang awalnya direncanakan dalam seks. akan disahkan pada 23 September 2.2 Undang- Undang 2008, RUU Pornografi tinggal terdiri Undang-Undang (atau disingkat dari 8 bab dan 44 pasal. UU) adalah Peraturan Perundang- Pada RUU Pornografi, defisini undangan yang dibentuk oleh Dewan pornografi disebutkan dalam pasal 1: Perwakilan Rakyat dengan Pornografi adalah materi seksualitas persetujuan bersama Presiden. yang dibuat oleh manusia dalam Materi muatan Undang-Undang bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, yaitu: (1). mengatur lebih lanjut tulisan, suara, bunyi, gambar ketentuan UUD 1945 yang meliputi: bergerak, animasi, kartun, syair, hak-hak asasi manusia, hak dan percakapan, gerak tubuh, atau bentuk kewajiban warga negara, pesan komunikasi lain melalui pelaksanaan dan penegakan berbagai bentuk media komunikasi kedaulatan negara serta pembagian dan/atau pertunjukan di muka umum, kekuasaan negara, wilayah dan yang dapat membangkitkan hasrat pembagian daerah, kewarganegaraan seksual dan/atau melanggar nilai- dan kependudukan, serta keuangan nilai kesusilaan dalam masyarakat. negara. (2). diperintahkan oleh suatu CULTURE Vol.6 No.1 Mei 2019 Undang-Undang untuk diatur dengan 4. Peran DPD dalam Persiapan Undang-Undang. Pembentukan Undang-Undang Mekanisme pembentukan undang- DPD dapat mengajukan RUU undang meliputi: kepada DPR mengenai hal yang 1. Persiapan berkaitan dengan otonomi daerah, Rancangan Undang-Undang hubungan pusat dan daerah, (RUU) dapat diajukan oleh DPR pembentukan dan pemekaran atau Presiden. serta penggabungan daerah, 2. RUU yang diajukan oleh Presiden pengelolaan sumber daya alam RUU yang diajukan oleh Presiden dan sumber daya ekonomi disiapkan oleh menteri atau lainnya, serta yang berkaitan pimpinan LPND sesuai dengan dengan perimbangan keuangan lingkup tugas dan tanggung pusat dan daerah. jawabnya. RUU ini kemudian 5. Pembahasan diajukan dengan surat Presiden Pembahasan RUU di DPR kepada DPR, dengan ditegaskan dilakukan oleh DPR bersama menteri yang ditugaskan mewakili Presiden atau menteri yang Presiden dalam melakukan ditugasi, melalui tingkat-tingkat pembahasan RUU di DPR. DPR pembicaraan, dalam rapat kemudian mulai membahas RUU komisi/panitia/alat kelengkapan dalam jangka waktu paling lambat DPR yang khusus
Recommended publications
  • Swimsuit Poses Problem for Miss Universe Hopeful from Muslim Indonesia by MICHAEL CASEY Associated Press Writer
    Swimsuit poses problem for Miss Universe hopeful from Muslim Indonesia By MICHAEL CASEY Associated Press Writer JAKARTA, Indonesia (AP) _ Artika Sari Devi looks the part of a beauty queen with her million-dollar smile and hourglass figure. And she dreams of becoming Indonesia's first Miss Universe. There is only one thing holding her back _ a swimsuit. Like most international beauty competitions, Miss Universe requires participants to appear in a swimsuit _ either a one-piece model or a bikini. But here in the world's most populous Muslim nation, the 24-year-old Miss Indonesia faces condemnation from religious leaders and government officials who say women in swimsuits violate religious tenets requiring them to dress modestly. "Every country can join the competition, so why not Indonesia?" asks Artika, who won the Miss Indonesia pageant in August, an event that does not require contestants to parade in swimwear. "I don't see a problem with the swimsuit. It's only to show my proportions. ... So many Muslims wear swimsuits. I wear one swimming," she says. Battles over bathing suits would seem out of place in Indonesia, where newsstands are filled with magazines featuring scantily clad models and miniskirts. Prostitution rings operate openly in all major cities. But Islamic conservatives _ some of whom want to replace Indonesia's secular system with one bound by Islamic law _ have been emboldened since the fall of ex-dictator Suharto in 1998. Under pressure from fundamentalists, the male-dominated parliament is debating a law that would make kissing in public and erotic dancing punishable by jail time.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Popularitas Kontes
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Popularitas kontes kecantikan yang diawali di Eropa telah merambah ke banyak negara termasuk Indonesia. Sejumlah kontes kecantikan meramaikan industri pertelevisian, salah satunya adalah kontes kecantikan Puteri Indonesia yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1992. Ajang Puteri Indonesia digagas oleh pendiri PT Mustika Ratu, yaitu Mooryati Soedibyo. Di tahun 2020, kompetisi Puteri Indonesia kembali digelar dan ditayangkan di stasiun televisi SCTV. Penyelenggaraan kontes, melibatkan 39 finalis yang berlomba menampilkan performa terbaik untuk memperebutkan gelar dan mahkota Puteri Indonesia. Pemilihan 39 finalis yang berkompetisi di panggung Puteri Indonesia melalui proses yang tidak mudah. Yayasan Puteri Indonesia (YPI) menjelaskan bahwa perempuan yang berhasil menjadi perwakilan provinsi dipilih melalui seleksi ketat. YPI membebankan syarat utama bagi calon peserta untuk memenuhi kriteria “Brain, Beauty, Behavior”. Secara spesifik YPI mematok kontestan harus memiliki tinggi minimal 170 cm, berpenampilan menarik, dan pernah atau sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Nantinya, apabila berhasil terpilih sebagai pemenang, maka 3 besar Puteri Indonesia akan mengikuti ajang kecantikan internasional yaitu, 1 2 Miss Universe, Miss International, dan Miss Supranational (www.puteri- indonesia.com, 2019). Konstruksi ideal “Brain, Beauty, Behavior” atau 3B telah melekat dengan kontes Puteri Indonesia, dan menjadi harapan bagi masyarakat untuk melihat figur perempuan ideal. Namun, penyelenggaraan kontes di tahun 2020 mendapat sorotan terkait dengan performa finalis saat malam final. Salah satu finalis yang menjadi perbincangan hangat adalah Kalista Iskandar, perwakilan dari Provinsi Sumatera Barat. Langkahnya terhenti di babak 6 besar setelah gagal menjawab pertanyaan terkait Pancasila. Kegagalannya dalam sesi tanya-jawab, menghiasi pemberitaan media massa hingga menjadi topik yang paling banyak dibicarakan (trending topic) di media sosial Twitter.
    [Show full text]
  • Bab Iv Deskripsi Informan Dan Analisis Resepsi
    BAB IV DESKRIPSI INFORMAN DAN ANALISIS RESEPSI OBJEKTIFIKASI SEKSUAL DALAM TAYANGAN PUTERI INDONESIA 2020 Bab ini akan menguraikan deskripsi dari delapan informan yang terlibat dalam penelitian. Selanjutnya, analisis resepsi terkait pemaknaan informan terhadap objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020 akan dibahas dan dikelompokkan berdasarkan konsep dalam Teori Analisis Resepsi dan Teori Standpoint. Konsep Teori Analisis Resepsi yaitu active audience digunakan untuk menjelaskan keberagaman pemaknaan informan terkait daya tarik tayangan Puteri Indonesia. Selain itu, konsep Teori Standpoint akan membantu menjelaskan kategori adegan objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020. Konsep dari Teori Standpoint seperti, sudut pandang kelompok berkuasa, kepentingan kelompok berkuasa, dan pengetahuan tersituasi akan digunakan untuk menjelaskan analisis resepsi dari informan. Analisis resepsi mengacu pada preferred reading yang menghubungkan makna-makna yang dinegosiasikan dari suatu pesan dengan struktur sosial tempat berfungsinya pesan dan pembaca. Elaborasi Hall terkait pengelompokkan 3 sistem pemaknaan individu atau dalam hal ini penonton (posisi dominan, negosiasi, dan oposisi) menunjukkan cara menerima pesan-pesan dari media massa (Fiske, 2008:153). 223 224 4.1 Deskripsi Informan Penelitian ini memiliki delapan subjek penelitian atau informan yang mewakili usia dan latar belakang yang berbeda. Informan pertama yang terlibat dalam penelitian bernama Dilis Priyuana Hutama. Ia berusia 25 tahun, dan merupakan seorang karyawan yang bekerja di PT Sango Ceramics Semarang. Informan pertama yang akrab dipanggil Dilis, merupakan lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang. Selain sibuk bekerja, Dilis memiliki usaha sampingan online shop yang menjual produk make-up dan skincare dengan nama online shop Trust of Skin. Ketertarikan Dilis dengan acara Puteri Indonesia dimulai sejak tahun 2004 dan terus berlanjut hingga kini.
    [Show full text]
  • MD Opera Jawa Deutsch
    Mediendossier trigon-film von Garin Nugroho, Indonesien 2006 VERLEIH trigon-film Limmatauweg 9 5408 Ennetbaden Tel: 056 430 12 30 Fax: 056 430 12 31 [email protected] www.trigon-film.org MEDIENKONTAKT Tel: 056 430 12 35 [email protected] BILDMATERIAL www.trigon-film.org MITWIRKENDE Regie: Garin Nugroho Drehbuch: Garin Nugroho, Armantono Kamera: Teoh Gay Hian Schnitt: Andhy Pulung Ton: Pahlevi Indra C. Santoso Musik: Rahayu Supanggah Produktion: Set Film Workshop, New Crowned Hope Dauer: 120 Minuten Sprache/UT: Indonesisch/f/d DARSTELLENDE Miroto, Eko Supriyanto, O Nyoman Sura, Retno Maruti, Artika Sari Devi SYNOPSIS Ein Seh- und Hörerlebnis der besonderen Art: Der indonesische Regisseur Garin Nugroho, der bereits für die Vielfalt seiner erzählerischen Stile und die mutige Bewältigung umstrittener Themen bekannt ist, hat mit Opera Jawa seinen vielleicht klarsichtigsten Film geschaffen. Er feiert darin Formen von Gamelan-Musik, traditionelle javanische Gesänge und javanischen Tanz sowie zeitgenössische Choreografien und Rauminstallationen. Dabei hat er eine neue Form des Musicals ins Leben gerufen, eine «Oper für das 21. Jahrhundert». Opera Jawa adaptiert eine der berühmtesten Geschichten des grossen Klassikers der indischen und südostasiatischen Literatur, des «Ramayana». Es ist die Geschichte eines leidenschaftlichen Liebesdreiecks: Die schöne Siti und ihr Ehemann betreiben eine Töpferei, aber die Dinge laufen nicht so, wie sie sollten, und als ihr Mann Setio fort ist, versucht der mächtige und skrupellose Händler Ludiro sie zu verführen. Siti verfängt sich in den Stricken eines Konflikts, der sich unausweichlich zu Gewalt entwickelt. Die Erzählung ist von Musik beseelt. Gefühle der Figuren oder Kommentare des Chors werden durch den Gesang zum Ausdruck gebracht und zeugen von den durchlebten Prüfungen.
    [Show full text]
  • The Realization of Thematic Roles in Pramoedya Ananta Toer’S Rumah Kaca and Its English Translation Form House of Glass
    THE REALIZATION OF THEMATIC ROLES IN PRAMOEDYA ANANTA TOER’S RUMAH KACA AND ITS ENGLISH TRANSLATION FORM HOUSE OF GLASS A Thesis Presented to The Graduate Program in English Language Studies in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Magister Humaniora (M. Hum) in English Language Studies by Nilam Maharani 036332015 THE GRADUATE PROGRAM IN ENGLISH LANGUAGE STUDIES SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2007 STATEMENT OF ORIGINALITY This is to certify that all the ideas, phrases, and sentences, unless otherwise stated, are the ideas, phrases, sentences of the thesis writer. The writer understands the full consequences including degree cancellation if he/she takes somebody else’s idea, phrase, or sentence without a proper reference. Yogyakarta, June, 21, 2007 Nilam Maharani ACKNOWLEDGEMENT The completion of this thesis has made possible by the support of some incredible people: I would like to express my sincere gratitude to Dr. B.B. Dwijatmoko, M.A., my thesis advisor for his counsels. I am deeply indebted to De. Baskara Tulus Wardaya, S.J., the Director of PUSdEP and The Graduate Program Director, for his insightful counsels not only throughout the writing of my thesis, but also during my study in Yogyakarta. My heartiest thanks are also due to Tri Subagya, M.A., for his insightful comments, explanation, and guidance, particularly with respect to the methodological aspects of my thesis which makes me know better what a good research is. I am obliged to thank Aryanto, M.A., for his lectures on Semantics, and Dr. Haryatmoko, S.J., for letting me know what the real meaning of education is.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Yang
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian yang berkenaan dengan Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Public Speaking Anxiety Pada Peserta Pemilihan Puteri Indonesia 2017 dirasa penting dengan berbagai alasan: Pertama, berbicara di depan umum atau public speaking sering kali menimbulkan rasa ketakutan dan kecemasan banyak individu, kecemasan berbicara di depan umum dapat menimbulkan masalah serius bagi mereka yang mengalaminya (Jones, Fazio, & Vasey, 2012, hlm. 556). Terlebih McCroskey (2005) mengatakan bahwa berbicara di depan umum merupakan ketakukan terbesar bagi orang-orang, seorang pembicara ulung pun tidak luput dari suatu kecemasan atau ketakutan yang berhubungan dengan berbicara di depan publik (Kankam & Boateng, 2017, hlm. 27). Bahkan dalam sebuah survey yang dilakukan Champman University Survey on American Fears pada tahun 2014 menyatakan public speaking menjadi salah satu peringkat utama ketakukan warga Amerika dibanding dengan ketakutan lainnya dengan persentase sebanyak 25,3% (Kankam & Boateng, 2017, hlm. 27). Sebagai salah satu contoh lain, penelitian yang dilakukan Effendi & Sukmayadi (2016) mengenai kecemasan komunikasi mahasiswa khususnya mahasiswa baru menyebut bahwa public speaking menjadi kecemasan terbesar diantara bentuk komunikasi lainnya dengan rata-rata nilai atau level pada Personal Report of Communication Apprehension yakni 19,3 berbanding dengan komunikasi di dalam kelompok sebesar 15,4, komunikasi di dalam pertemuan atau meeting 16,4, komunikasi interpersonal 14,5 (Effendi & Sukmayadi, 2016, hlm.
    [Show full text]
  • Sistem Nilai Falsafah Jawa Tentang Perempuan Dalam
    Tugas Akhir - 2012 SISTEM NILAI FALSAFAH JAWA TENTANG PEREMPUAN DALAM FILM OPERA JAWA KARYA GARIN NUGROHO (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES DALAM HUBUNGAN SUAMI ISTRI MELALUI TOKOH “SITI”) Aisyah¹, Reni Nuraeni² ¹Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi Dan Bisnis, Universitas Telkom Abstrak Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika untuk menganalisis objek yang diteliti. Teknik analisis data dilakukan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Roland yaitu ‘The Second Order Signification’. Deskripsi mengenai perempuan Jawa pada Film Opera Jawa karya Garin Nugroho dianalisis pada tataran sistem penandaan pertama yang memunculkan makna denotasi, tataran sistem penandaan kedua yang memunculkan makna konotasi serta pada tataran mitos dan ideologi yang terkandung dalam Film Opera Jawa. Pada tataran denotasi, perempuan Jawa dalam film Opera Jawa digambarkan sebagai perempuan yang setia dan patuh pada suaminya. Sedangkan pada tataran konotasi, banyak makna-makna yang muncul yang berakar dari mitos seperti keberadaan Dewi Sri dalam kepercayaan masyarakat Jawa yang dipercaya sebagai lambang kesuburan. Hal ini menimbulkan makna mengenai kedudukan perempuan Jawa dalam sebuah kehidupan rumah tangga yang ternyata memegang peranan penting. Kekuatan perempuan tampak lewat kesetiaan mereka terhadap suami, mengurus dan mengatur rumah. Perempuan adalah lambang kesuburan atau kemakmuran dalam keluarga Keywords: Film, Semiotika, Roland Barthes Fakultas Komunikasi dan Bisnis Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Profil film Produser : Simon Field, Keith Griffiths, Garin Nugroho Sutradara : Garin Nugroho Penulis : Armantono, Garin Nugroho Durasi : 115 menit Pemain : 1. Artika Sari Devi 2. Martinus Miroto 3. Eko Supriyanto 4. Retno Maruti Tabel 1.1 Tipe Film Opera Jawa Genre Musical Durasi 01.55.27 Audio a.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Profil Film
    1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 OBJEK PENELITIAN 1.1.1 Profil film Produser : Simon Field, Keith Griffiths, Garin Nugroho Sutradara : Garin Nugroho Penulis : Armantono, Garin Nugroho Durasi : 115 menit Pemain : 1. Artika Sari Devi 2. Martinus Miroto 3. Eko Supriyanto 4. Retno Maruti Tabel 1.1 Tipe Film Opera Jawa Genre Musical Durasi 01.55.27 Audio a. Dialog b. Sound effect c. Lagu/musik gamelan Kualitas dan pembiayaan Film independen Presentasi visual 2-D Warna Berwarna (monochromatic) Viewing Format Wide screen Tipe Film non animasi Bahasa Jawa (Subtitle:Inggris) Originality Original (Inspired by Ramayana Fairytale) Tujuan Film ini adalah requiem duka untuk berbagai bentuk korban kekerasan dan bencana diberbagai wilayah dunia khususnya mereka yang berada di Jawa tengah dan Yogyakarta Sumber : dari berbagai sumber 2 Opera Jawa adalah film produksi gabungan Indonesia - Austria yang disutradari oleh Garin Nugroho dan diproduksi pada tahun 2006, dibintangi antara lain oleh Artika Sari Devi, Martinus Miroto dan Retno Maruti. Film Opera Jawa termasuk dalam film genre musikal karena merupakan cerita pewayangan yang ditampilkan dalam cerita nyata dengan alunan tembang Jawa selama film berlangsung. Film ini banyak berisi musik dan tarian tradisional Jawa. Nuansa Jawa begitu kental dalam setting lokasi, ilustrasi musik, serta penggunaan bahasa Jawa. Film ini menggambarkan kehidupan yang penuh konflik dengan menggunakan kisah Ramayana sebagai patokan cerita. Hampir semua aspek kehidupan masuk di dalamnya, mulai dari permasalahan cinta segitiga dalam sebuah keluarga (dengan tokoh Setyo, Siti, dan Ludiro) hingga masalah sosial, politik, dan perekonomian yang mengorbankan kehidupan rakyat kecil. Kehidupan Setyo-Siti yang berdasarkan usaha pembuatan gerabah goncang ketika perdagangannya surut.
    [Show full text]
  • Laporan Penelitian Unggulan Uny Tahun Anggaran 2014
    SENI LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014 JUDUL PENELITIAN: HEGEMONI ESTETIKA RASISME DALAM REPRESENTASI IKLAN DI MEDIA MASSA CETAK INDONESIA KONTEMPORER: TINJAUAN PERSPEKTIF POSTKOLONIAL Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. B Muria Zuhdi, M.Sn. Penelitian ini Dibiayai oleh DIPA BLU Universitas Negeri Yogyakarta dengan Surat Perjanjian dalam Rangka Pelaksanaan Program Penelitian Unggulan PT Tahun 2014, Nomor: 532a/PL-UNG/UN34.21/2014 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER, 2014 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN UNY 1. Judul Penelitian : Hegemoni Estetika Rasisme dalam Representasi Iklan di Media Massa Cetak Indonesia Kontemporer: Tinjauan Perspektif Postkolonial. 2. Identitas Peneliti a. Nama lengkap : Dr. Kasiyan, M.Hum. b. Jabatan : Lektor Kepala c. Jurusan : Jurusan Pendidikan Seni Rupa d. Alamat surat : Jl Kyai Muhdi, Demangan Rt 1/Rw 20. No. 15, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. e. Telepon rumah/kantor/HP : 08122753970. 3. Tema Penelitian payung : - 4. Skim Penelitian : Unggulan UNY 5. Program strategis nasional : Seni dan Sastra yang Mendukung Industri Kreatif 6. Bidang keilmuan penelitian : Pendidikan Seni Rupa 7. Tim Peneliti No. Nama den Gelar NIP Bidang Keahlian 1. B Muria Zuhdi, M.Sn. 19600520 198703 1 001 Pendidikan Seni Rupa 8. Mahasiswa yang terlibat No. Nama den Gelar NIM Prodi 1. Arya Purnama 10207241018 Pendidikan Seni Kerajinan 2. Agung Sulistyo 10207241012 Pendidikan Seni Kerajinan 9. Jangka Waktu Penelitian : 8 (Delapan) Bulan 10. Biaya yang Diperlukan : Rp.20.000.000,- (Dua Puluh Juta Rupiah) 11. Sumber Dana : DIPA UNY Tahun 2014 Mengetahui: Yogyakarta, 30 Oktober 2014 Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Ketua Tim Peneliti, Prof. Dr. Zamzani Dr. Kasiyan, M.Hum.
    [Show full text]
  • Implementasi Undang-Undang Pornografi Terhadap
    IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG PORNOGRAFI TERHADAP PENYANYI DANGDUT DALAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM Achmad Agus Amin Pesma Roudlotul Banin wal Banat [email protected] Al-Masykuriyah Surabaya, Indonesia Abstract: Dangdut music is one type of music genre found in Indonesia. It is the most loved music by the majority public. However, dangdut music is often misrepresented lately by individuals as the source of pornography. This paper aims to find out how the implementation of prescriptions and constraints of pornography on dangdut singers in the view of the Pornography Law, and Fiqh Siyâsah ideas. The study determined that the prohibitions and restrictions on pornography contained in Law Number 44 of the Year 2008 have not been fully implemented. The Law is applicable only if certain events occur and dangdut singers have violated the restrictions. So it is clear that there is a lacuna between the prevailing rules and the existing phenomena. In terms of Islamic law, the pornographic acts committed by dangdut singers are considered as prohibitory deeds and against *TMBNJDMBX*UDPNFTVOEFSUBh[̎SQVOJTINFOU Keywords: Dangdut Singers, Pornography Law and Islamic Law Abstrak: Musik dangdut merupakan salah satu jenis aliran musik yang ada di Indonesia, bahkan menduduki peringkat pertama yang paling disukai oleh masyarakat. Namun, akhir-akhir ini musik dangdut sering disalahgunakan oleh oknum tertentu sebagai biang dari pornografi. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi larangan dan batasan pornografi terhadap penyanyi dangdut dalam pandangan Undang-undang Pornografi, dan (2) bagaimana pandangan Fiqh Siyâsah terhadap implementasi larangan dan batasan tersebut. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa larangan dan batasan pornografi yang ada dalam Undang- undang Nomor 44 Tahun 2008 belum terimplementasi secara meneyeluruh.
    [Show full text]
  • Pengaruh Metode Poster Comment Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sdn 97 Batu Cidu Kecamatan Batang Kabupaten Jeneponto
    PENGARUH METODE POSTER COMMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 97 BATU CIDU KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH RIKA PUTRI AMALIA 10540 9082 14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018 PENGARUH METODE POSTER COMMENT TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDN 97 BATU CIDU KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH RIKA PUTRI AMALIA 10540 9082 14 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018 MOTO DAN PERSEMBAHAN Agar sukses, kemauan untuk berhasil harus lebih besar dari ketakutan akan kegagalan. Kepersembahkan karya tulis ini buat: Kedua orang tuaku, saudara kandungku, dan seluruh keluarga besarku yang tercinta atas do’a dan dukungannya, serta sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memberikan banyak motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. ABSTRAK Rika Putri Amelia. 2018. Pengaruh Metode Poster Commet Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 97 Batu Cidu
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    Vol. 4Vol. No. 1 1, No. Januari 2, Juli - -Juni Desember 2020 2017 ISSN:ISSN: 2579-9703 2579-9703 (P) | (P)ISSN: | ISSN: 2579-9711 2579-9711 (E) (E) Academica Journal of Multidisciplinary Studies Vol.Vol. 4 No. 1 No. 1, Januari2, Juli-Desember - Juni 2020 2017 ISSN:ISSN: 2579-9703 2579-9703 (P) (P) | ISSN:| ISSN: 2579-9711 2579-9711 (E) (E) Academica Journal of Multidisciplinary Studies Editorial Team Editorial Team Editor-In-Chief Deri Prasetyo, IAIN Surakarta EditorEditoral in Board Chief Mudofir, IAIN Surakarta AhmadSyamsul Saifuddin, Bakri, IAIN IAIN Surakarta Surakarta Muhammad Munadi, IAIN Surakarta Abdul Matin bin Salman, IAIN Surakarta M. Endy Saputro, IAIN Surakarta M. Zainal Anwar,Reviewer IAIN Surakarta Nur Kafid, IAIN Surakarta AkhmadMudofir, Anwar IAINDani, Surakarta IAIN Surakarta SyamsulNur Rohman, Bakri, IAIN IAIN Surakarta Surakarta Andi Wicaksono, IAIN Surakarta Khasan Ubaidillah, IAIN Surakarta Managing Editor Dewi Nur Fitriana Lulu Syifa Pratama Arif Rifanan Khoirul Latifah Eko Nur Wibowo Assistant to Editor Nurul Iffakhatul Solekah Sarah Muktiati Nurika Indah Sofantiyana Hana Zunia Rini Ma’mun Toyib Layouter Della Putri Apriliana Alamat Redaksi: Nuur Is Lathifah IAIN (State InstituteArlin Dwi for SetyaningsihIslamic Studies) Surakarta Jln. Pandawa No.1 Pucangan,Alamat Kartasura, Redaksi: Sukoharjo, Central Java, 57168 website:IAIN ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/academica (State Institute for Islamic Studies) Surakarta e-mail: [email protected]. Pandawa No. 1 Pucangan, Kartasura, | [email protected] Sukoharjo, Central Java, 57168 website: ejournal.iainsurakarta.ac.id/index.php/academica e-mail: [email protected] | [email protected] Vol. 1 No. 2, Juli-Desember 2017 ISSN: 2579-9703 (P) | ISSN: 2579-9711 (E) Vol.Vol.
    [Show full text]