Menyandingkan Ajaran Islam Dan Komunisme: Pemikiran Haji Misbach (1912-1926)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 MENYANDINGKAN AJARAN ISLAM DAN KOMUNISME: PEMIKIRAN HAJI MISBACH (1912-1926) Kuswono, Ketut Adi Saputra, dan Ragil Agustono Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Muhammadiyah Metro E-mail: [email protected] PAIRING ISLAMIC TEACHINGS AND COMMUNISM: MISBACH'S HAJJ THOUGHTS (1912-1926) Abstract: The purpose of this study is to describe Haji Misbach's thoughts on Islam and Communism in 1912-1926. Research methods use historical research by analysing sources related to Misbach's thinking. Misbach who juxtaposed between Communism and Islamic teachings had an impact on the emergence of the anti-capitalist movement, various widespread support to fight capitalism, and the independence of the bumiputra people. Haji Misbach made a new thing by raising propaganda through the mass media of Islamic Communism. Islam with Communism has some similarities, one of which is that both are very opposed to oppression and both also fight for freedom. On that basis, Hajj Misbach has the spirit of struggle for the privilege of human rights of workers based on Islam and with the tools of Communism to fight Dutch capitalism. Keywords: Haji Misbach, communism, Islam, capitalism, colonialism Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemikiran Haji Misbach mengenai Islam dan Komunis tahun 1912-1926. Metode Penelitian menggunakan penelitian historis dengan menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan pemikiran Misbach. Misbach yang menyandingkan antara Komunisme dengan ajaran Islam berdampak pada munculnya gerakan anti kapitalisme, berbagai dukungan yang meluas untuk melawan kapitalisme, dan kemandirian rakyat bumiputra. Haji Misbach membuat hal baru dengan memunculkan suatu propaganda melalui media masa yang bersifat Komunisme Islam. Islam dengan Komunisme memiliki beberapa kesamaan salah satunya adalah bahwa keduanya sangat menentang penindasan dan keduanya juga memperjuangkan kebebasan. Atas dasar itulah Haji Misbach memiliki spirit perjuangan untuk kebebasan hak-hak asasi kaum buruh berlandaskan Islam dan dengan alat Komunisme untuk melawan kapitalisme Belanda. Kata Kunci: Haji Misbach, komunisme, Islam, kapitalisme, kolonialisme 58 Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 PENDAHULUAN Aksi protes semakin berkembang Awal abad ke-20 menjadi bagian setelah semakin banyak pemegang lungguh penting dalam sejarah pergerakan di diberikan gaji dan upah dalam bentuk tunai Surakarta. Surakarta merupakan wilayah sebagai ganti atas dihapusnya sistem yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia lungguh, disisi lain perkebunan dan petani Belanda sebagai salah satu Karesidenanan di harus membayar pajak dan sewa tanah Jawa Tengah. Luas Wilayahnya adalah 6,215 kepada bendahara kerajaan (Kosasih, Husin, Km2 dan merupakan daerah Vorstenladen dan Kurnianto, 2012: 2-3). Dihapusnya (Prasetyo, 2018:11). Karesidenan Surakarta sistem lungguh berarti juga menghapus terdiri atas wilayah Kesunanan dan konsep bekel. Para bekel dihapuskan dan Mangkunegaraan. Munculnya aliansi-aliansi kemudian diberikan bumi pituwas yang bergerak dalam bidang politik (seperempat bau tanah) sebagai pendukung menimbulkan gejolak radikalisme yang selama hidupnya, yang kemudian wajib berkembang akibat ketimpangan sosial yang dikembalikan setelah para bekel meninggal dialami masyarakat Surakarta. Sejumlah kepada kelurahan yang dibentuk sebagai kas peraturan pertahanan yang ditetapkan oleh kelurahan. Adanya peraturan tersebut pemerintah kolonial untuk daerah sekaligus memicu adanya aksi protes atas Vorstelanden menjadi semcam politik masukan nilai-nilai kapitalis yang diterapkan kalanisasi masyarakat pribumi sebagai oleh pemerintahan Hindia Belanda. wongcilik dan elit birokrasi. Munculnya Misbach mencoba merespon keadaan gerakan-gerakan radikalisme di Surakarta masyarakat di sekitar wilayah Kasunanan (1850-1920) dilatarbelakangi keinginan Kartasura yang mayoritas memeluk Islam. menentang kebijakan reorganisasi Misbach juga merespon obyek-obyek sosial administrasi dan agraria yang dilakukan lain seperti keberadaan SI Tjokroaminoto dan pemerintah kolonial Belanda di kawasan teman-temannya di SI, keberadaan vorstenlanden yang secara tidak langsung Muhammadiyah, keberadaan golongan- merubah struktur sosial masyarakat, baik golongan radikal sebelum adanya ISDV/PKI berupa perubahan struktur kepemilikan tanah seperti Mas Marco Kartodikromo dengan maupun kelas sosial” Joebagio, H. Indlandsche Journalisten Bond (IJB), dr. 2002:192)“. Tjipto Mangunkusumo dengan Insulinde- nya, hingga berinteraksi dengan kenyataan 59 Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 perpecahan SI menjadi Merah dan SI Putih, Misbach. Ayahnya adalah seorang pejabat lalu akhirnya H. M. Misbach banyak keagamaan selain juga seorang bergumul dengan SI Merah dan PKI pedagang batik yang kaya raya. Hasyim (Hapsari, 2015:17). (2017:18) menyatakan bahwa Misbach Penelitian ini membahahas tentang adalah seorang Jawa yang memiliki nama pemikiran Haji Misbach dikenal tidak hanya kecil Achmad. sebagai seorang Mubaligh, akan tetapi juga Namun, semasa hidupnya ia sempat dikenal sebagai seorang aktifis, politikus beberapa kali berganti nama. Seperti halnya yang sangat disegani pada masanya. Peran kebiasaan orang Jawa, setelah menikah Ia Haji Misbach dalam menyatukan Islam dan pun mengganti namanya menjadi Komunis sangat menarik untuk diteliti. Darmodiprono. Setelah menunaikan ibadah Fokus penelitian ini pada pemikiran Haji haji di Mekkah, Misbach kembali mengubah Misbach dalam menyelaraskan antara ajaran namanya menjadi Haji Mohammad Misbach, Islam dan komunis. Tujuan penelitian ini nama yang ia pakai hingga akhir hidupnya. adalah mendeskripsikan pemikiran Haji Sebutan haji pada masa itu memiliki Misbach mengenai Islam dan Komunis tahun pengaruh sosial keagamaan tertentu bagi 1912-1926. yang menyandangnya. Seseorang yang memiliki gelar haji kerap diidentikkan TINJAUAN PUSTAKA sebagai orang dengan pengetahuan agama Biografi Haji Misbach yang tinggi. Gelar haji yang Ia tambahkan di Haji Mohamad Misbach atau lebih depan namanya membuat Misbach terhomat dikenal dengan Haji Misbach semasa kecil di komunitas santri Kauman. Karena giat bernama Ahmad dan sebagai tradisi Jawa berdakwah dan memiliki pergaulan yang berganti nama setelah menikah menjadi luas, Ia kemudian kerap dipanggil Kyai Haji Darmodiprono (Supariadi, dkk. 2013). Misbach. Misbach bersekolah dipondok Misbach lahir di Kampung Kauman, di pesantren hingga ia dewasa. Namun, depan Keraton Kasunanan tidak jauh Masjid Misbach juga pernah masuk di sekolah Bumi Agung Surakarta. Semasa kecil, dia bernama Putera selama 2 bulan (Suhartono, S., 2011). Ahmad, lalu berganti nama menjadi setelah Haji Misbach memiliki posisi yang menikah. Usai menunaikan ibadah haji, unik dalam sejarah tanah air, namanya sering barulah dia dikenal sebagai Haji Mohamad disandingkan dengan Semaun, Tan Malaka, 60 Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 atau golongan kiri lainnya. Di kalangan menjalankan apa yang telah diwajibkan oleh gerakan Islam, memang namanya nyaris tak agama Islam dan Komunis. Hal ini dapat pernah disebut karena berpaham komunis. dimaknai sebagai wujud keberpihaknnya Menurutnya, Islam dan komunisme tidak terhadap komunis yang sebelumnya selalu harus dipertentangkan, Islam dijauhkan dan disingkirkan oleh seharusnya menjadi agama yang bergerak Tjokroaminoto. untuk melawan penindasan dan Misbach kemudian memilih ketidakadilan. membesarkan PKI dan menjadikan surat Haji Misbach menganggap dari pada kabar yang dia dirikan. Haji bergerak dengan embel-embel Islam, namun Misbach beranggapan agama dan sosialisme pergerakannya sama sekali tidak sama-sama memiliki gerakan revulusioner. “revolusioner” hanya anteng seperti SI Putih Nabi Isa dan Nabi Muhammad merupakan dan Muhammadiyah, lebih baik meniru gerakan Revulusioner dari gerakan lapis komunis yang revulusioner tanpa embel- bawah. Menurut pandangan Misbach orang embel agama. Ketika disiplin parta SI komunis yang ingin melenyapkan Islam diterapkan, Misbach memiliki dua pilihan, bukan komunis sejati. Begitu pula orang bergabung dengan SI atau keluar dan Islam yang tidak setuju dengan adanya membesarkan PKI. Menurut Misbach komunis bukan muslim sejati. Misbach (2016:xxii-xxiii) menyatakan bahwa: berkeyakinan bahwa teori pembebasan dalam Misbach hadir dalam kongres PKI, 4 Maret komunis sama seperti teori pembebasan 1923, di Bandung. Di sana ia memberikan dalam Islam. Islam dan komunis sama-sama uraian dengan menunjukkan ayat-ayat Al- mempropagandakan revolusi menentang Quran. Ia juga menegaskan tentang peranan kapitalisme. Islam dan komunis sama-sama Islam dan Komunisme dalam melawan kaum menolak sistem kelas dalam masyarakat. kapitalis. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Islam dan komunis sama-sama mengajarkan mubaligh (orang yang menyiarkan atau manusia untuk tidak menghamba pada menyampaikan ajaran agama islam) komunis manusia. yang selalu berpropaganda tentang komunisme dan Islam. Menurutnya, bagi orang yang dirinya mengaku islam dan komunis yang sejati, ia akan suka 61 Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Metode penelitian yang digunakan Haji Misbach: Menyandingkan Ajaran dalam penelitian ini adalah metode penelitian Islam dan Komunisme sejarah. Terdapat empat tahapan dalam Haji Misbach merupakan salah satu melakukan penelitian sejarah yakni pertama, orang yang dikenal dengan sang propagandis. mengumpulkan sumber (Heuristik). Pada Pemikirannya untuk menyandingkan Ajaran penelitian kali ini