Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

MENYANDINGKAN AJARAN ISLAM DAN KOMUNISME: PEMIKIRAN HAJI MISBACH (1912-1926)

Kuswono, Ketut Adi Saputra, dan Ragil Agustono Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Metro E-mail: [email protected]

PAIRING ISLAMIC TEACHINGS AND COMMUNISM: MISBACH'S HAJJ THOUGHTS (1912-1926) Abstract: The purpose of this study is to describe Haji Misbach's thoughts on Islam and Communism in 1912-1926. Research methods use historical research by analysing sources related to Misbach's thinking. Misbach who juxtaposed between Communism and Islamic teachings had an impact on the emergence of the anti-capitalist movement, various widespread support to fight capitalism, and the independence of the bumiputra people. Haji Misbach made a new thing by raising propaganda through the mass media of Islamic Communism. Islam with Communism has some similarities, one of which is that both are very opposed to oppression and both also fight for freedom. On that basis, Hajj Misbach has the spirit of struggle for the privilege of human rights of workers based on Islam and with the tools of Communism to fight Dutch capitalism.

Keywords: Haji Misbach, communism, Islam, capitalism, colonialism

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pemikiran Haji Misbach mengenai Islam dan Komunis tahun 1912-1926. Metode Penelitian menggunakan penelitian historis dengan menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan pemikiran Misbach. Misbach yang menyandingkan antara Komunisme dengan ajaran Islam berdampak pada munculnya gerakan anti kapitalisme, berbagai dukungan yang meluas untuk melawan kapitalisme, dan kemandirian rakyat bumiputra. Haji Misbach membuat hal baru dengan memunculkan suatu propaganda melalui media masa yang bersifat Komunisme Islam. Islam dengan Komunisme memiliki beberapa kesamaan salah satunya adalah bahwa keduanya sangat menentang penindasan dan keduanya juga memperjuangkan kebebasan. Atas dasar itulah Haji Misbach memiliki spirit perjuangan untuk kebebasan hak-hak asasi kaum buruh berlandaskan Islam dan dengan alat Komunisme untuk melawan kapitalisme Belanda.

Kata Kunci: Haji Misbach, komunisme, Islam, kapitalisme, kolonialisme

58

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

PENDAHULUAN Aksi protes semakin berkembang Awal abad ke-20 menjadi bagian setelah semakin banyak pemegang lungguh penting dalam sejarah pergerakan di diberikan gaji dan upah dalam bentuk tunai Surakarta. Surakarta merupakan wilayah sebagai ganti atas dihapusnya sistem yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia lungguh, disisi lain perkebunan dan petani Belanda sebagai salah satu Karesidenanan di harus membayar pajak dan sewa tanah Jawa Tengah. Luas Wilayahnya adalah 6,215 kepada bendahara kerajaan (Kosasih, Husin, Km2 dan merupakan daerah Vorstenladen dan Kurnianto, 2012: 2-3). Dihapusnya (Prasetyo, 2018:11). Karesidenan Surakarta sistem lungguh berarti juga menghapus terdiri atas wilayah Kesunanan dan konsep bekel. Para bekel dihapuskan dan Mangkunegaraan. Munculnya aliansi-aliansi kemudian diberikan bumi pituwas yang bergerak dalam bidang politik (seperempat bau tanah) sebagai pendukung menimbulkan gejolak radikalisme yang selama hidupnya, yang kemudian wajib berkembang akibat ketimpangan sosial yang dikembalikan setelah para bekel meninggal dialami masyarakat Surakarta. Sejumlah kepada kelurahan yang dibentuk sebagai kas peraturan pertahanan yang ditetapkan oleh kelurahan. Adanya peraturan tersebut pemerintah kolonial untuk daerah sekaligus memicu adanya aksi protes atas Vorstelanden menjadi semcam politik masukan nilai-nilai kapitalis yang diterapkan kalanisasi masyarakat pribumi sebagai oleh pemerintahan Hindia Belanda. wongcilik dan elit birokrasi. Munculnya Misbach mencoba merespon keadaan gerakan-gerakan radikalisme di Surakarta masyarakat di sekitar wilayah Kasunanan (1850-1920) dilatarbelakangi keinginan Kartasura yang mayoritas memeluk Islam. menentang kebijakan reorganisasi Misbach juga merespon obyek-obyek sosial administrasi dan agraria yang dilakukan lain seperti keberadaan SI Tjokroaminoto dan pemerintah kolonial Belanda di kawasan teman-temannya di SI, keberadaan vorstenlanden yang secara tidak langsung Muhammadiyah, keberadaan golongan- merubah struktur sosial masyarakat, baik golongan radikal sebelum adanya ISDV/PKI berupa perubahan struktur kepemilikan tanah seperti Mas Marco Kartodikromo dengan maupun kelas sosial” Joebagio, H. Indlandsche Journalisten Bond (IJB), dr. 2002:192)“. Tjipto Mangunkusumo dengan Insulinde- nya, hingga berinteraksi dengan kenyataan

59

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 perpecahan SI menjadi Merah dan SI Putih, Misbach. Ayahnya adalah seorang pejabat lalu akhirnya H. M. Misbach banyak keagamaan selain juga seorang bergumul dengan SI Merah dan PKI pedagang batik yang kaya raya. Hasyim (Hapsari, 2015:17). (2017:18) menyatakan bahwa Misbach Penelitian ini membahahas tentang adalah seorang Jawa yang memiliki nama pemikiran Haji Misbach dikenal tidak hanya kecil Achmad. sebagai seorang Mubaligh, akan tetapi juga Namun, semasa hidupnya ia sempat dikenal sebagai seorang aktifis, politikus beberapa kali berganti nama. Seperti halnya yang sangat disegani pada masanya. Peran kebiasaan orang Jawa, setelah menikah Ia Haji Misbach dalam menyatukan Islam dan pun mengganti namanya menjadi Komunis sangat menarik untuk diteliti. Darmodiprono. Setelah menunaikan ibadah Fokus penelitian ini pada pemikiran Haji haji di Mekkah, Misbach kembali mengubah Misbach dalam menyelaraskan antara ajaran namanya menjadi Haji Mohammad Misbach, Islam dan komunis. Tujuan penelitian ini nama yang ia pakai hingga akhir hidupnya. adalah mendeskripsikan pemikiran Haji Sebutan haji pada masa itu memiliki Misbach mengenai Islam dan Komunis tahun pengaruh sosial keagamaan tertentu bagi 1912-1926. yang menyandangnya. Seseorang yang memiliki gelar haji kerap diidentikkan TINJAUAN PUSTAKA sebagai orang dengan pengetahuan agama Biografi Haji Misbach yang tinggi. Gelar haji yang Ia tambahkan di Haji Mohamad Misbach atau lebih depan namanya membuat Misbach terhomat dikenal dengan Haji Misbach semasa kecil di komunitas . Karena giat bernama Ahmad dan sebagai tradisi Jawa berdakwah dan memiliki pergaulan yang berganti nama setelah menikah menjadi luas, Ia kemudian kerap dipanggil Haji Darmodiprono (Supariadi, dkk. 2013). Misbach. Misbach bersekolah dipondok Misbach lahir di Kampung Kauman, di hingga ia dewasa. Namun, depan Keraton Kasunanan tidak jauh Masjid Misbach juga pernah masuk di sekolah Bumi Agung Surakarta. Semasa kecil, dia bernama Putera selama 2 bulan (Suhartono, S., 2011). Ahmad, lalu berganti nama menjadi setelah Haji Misbach memiliki posisi yang menikah. Usai menunaikan ibadah haji, unik dalam sejarah tanah air, namanya sering barulah dia dikenal sebagai Haji Mohamad disandingkan dengan Semaun, ,

60

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 atau golongan kiri lainnya. Di kalangan menjalankan apa yang telah diwajibkan oleh gerakan Islam, memang namanya nyaris tak agama Islam dan Komunis. Hal ini dapat pernah disebut karena berpaham komunis. dimaknai sebagai wujud keberpihaknnya Menurutnya, Islam dan komunisme tidak terhadap komunis yang sebelumnya selalu harus dipertentangkan, Islam dijauhkan dan disingkirkan oleh seharusnya menjadi agama yang bergerak Tjokroaminoto. untuk melawan penindasan dan Misbach kemudian memilih ketidakadilan. membesarkan PKI dan menjadikan surat Haji Misbach menganggap dari pada kabar yang dia dirikan. Haji bergerak dengan embel-embel Islam, namun Misbach beranggapan agama dan sosialisme pergerakannya sama sekali tidak sama-sama memiliki gerakan revulusioner. “revolusioner” hanya anteng seperti SI Putih Nabi Isa dan Nabi Muhammad merupakan dan Muhammadiyah, lebih baik meniru gerakan Revulusioner dari gerakan lapis komunis yang revulusioner tanpa embel- bawah. Menurut pandangan Misbach orang embel agama. Ketika disiplin parta SI komunis yang ingin melenyapkan Islam diterapkan, Misbach memiliki dua pilihan, bukan komunis sejati. Begitu pula orang bergabung dengan SI atau keluar dan Islam yang tidak setuju dengan adanya membesarkan PKI. Menurut Misbach komunis bukan muslim sejati. Misbach (2016:xxii-xxiii) menyatakan bahwa: berkeyakinan bahwa teori pembebasan dalam Misbach hadir dalam kongres PKI, 4 Maret komunis sama seperti teori pembebasan 1923, di Bandung. Di sana ia memberikan dalam Islam. Islam dan komunis sama-sama uraian dengan menunjukkan ayat-ayat Al- mempropagandakan revolusi menentang Quran. Ia juga menegaskan tentang peranan kapitalisme. Islam dan komunis sama-sama Islam dan Komunisme dalam melawan kaum menolak sistem kelas dalam masyarakat. kapitalis. Sejak saat itulah ia dikenal sebagai Islam dan komunis sama-sama mengajarkan mubaligh (orang yang menyiarkan atau manusia untuk tidak menghamba pada menyampaikan ajaran agama islam) komunis manusia. yang selalu berpropaganda tentang komunisme dan Islam. Menurutnya, bagi orang yang dirinya mengaku islam dan komunis yang sejati, ia akan suka

61

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN Metode penelitian yang digunakan Haji Misbach: Menyandingkan Ajaran dalam penelitian ini adalah metode penelitian Islam dan Komunisme sejarah. Terdapat empat tahapan dalam Haji Misbach merupakan salah satu melakukan penelitian sejarah yakni pertama, orang yang dikenal dengan sang propagandis. mengumpulkan sumber (Heuristik). Pada Pemikirannya untuk menyandingkan Ajaran penelitian kali ini sumber-sumber yang Islam dan Komunisme membuat ia dijuluki ditemukan lebih dominan berupa buku dan “Sang Haji Merah” (Rosyid, M., 2018). Hasil artikel. Terdapat pula tulisan-tulisan Haji pemikirannya mengenai Komunisme Islam Misbach diberbagai sumber media massa membawa pengaruh besar terhadap sejaman yang telah dibukukan banyak penghapusan kapitalisme yang identik menolong tehadap kelangkaan sumber dengan penindasan dan kesengsaraan rakyat. primer. Penelusuran kajian relevan Sebelum memasuki dunia politik Misbach dilakukan melalui artikel maupun majalah adalah seorang anak yang terlahir dari orang baik cetak maupun elektronik. tua yang mempunyai profesi sebagai Langkah kedua, yakni melakukan pedagang batik. Meskipun hanya seorang kritik sumber yang terdiri dari dua tahap pedagang batik, namun orang tuanya adalah yakni kritik ekstern dan intern terhadap data pedagang batik yang sukses dan kaya, yang telah ditemukan. Kegiatan ini sebagai sehingga orang tua Misbach ingin agar bagian dari menentukan kredibilitas dan Misbach memiliki pendidikan dan pekerjaan otentisitas data yang diperoleh. Langkah yang layak. ketiga yakni Interpretasi. Interpretasi Oleh sebab itu, orang tua Misbach merupakan penapsiran data yang telah teruji mengirimkan Misbach ke pondok pesantren sehingga ditemukan fakta-fakta terkait dan sekolah Bumiputera Angka dua. Berkat penelitian ini. Langkah yang terakhir yakni pendidikannya tersebut, Misbach menjadi penulisan hasil penelitian berupa penjelasan seorang yang pandai dalam agama dan berbagai fakta yang ditemukan sehingga memiliki kecakapan dibidang pengetahuan menjadi narasi sejarah yang dapat lainnya. Misbach menyandang gelar Haji dan dipertanggungjawabkan. ia ikut bergabung dalam berbagai organisasi Politik seperti STAV (Sidiq, Tabligh, Amanah, dan Vathonah), SI (),

62

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

IJB, PKI (Usman, I., 2017). Ketika mencuat Gubernur Jenderal dan Sunan agar artikel yang ditulis Martodharsono dalam Martodharsono dan Djoyodikoro dihukum. Djawi Hiswara dianggap telah menghina Misbach ingin menyandingkan antara Nabi Muhammad, sehingga memunculkan ajaran komunis dan ajaran Islam. Terinspirasi perlawanan dari kaum muslimin di Jawa ilmu keagamaan yang telah didapatnya Misbach ikut pula menentang tilisan sekaligus bacaan-bacaan dari karangan Marx, Martodharsono. mengenai sistem komunisme sebagai bentuk Misbach juga sempat mendirikan surat perlawanan dari kaum buruh terhadap sistem Kabar Medan Moeslimin dan Islam kapitalisme yang selalu menjadi sebab Bergerak, mendirikan perkumpulan adanya penindasan, pemerasan, dan lain-lain. mubaligh reformis bernama SATV ini adalah Komunisme dalam karangan Marx tersebut sebagai reaksi terhadap TKNM (Tentara merupakan upaya buruh dalam Kanjeng Nabi Muhammad) bentukan memperjuangkan status sosialnya, yang Tjokroaminoto yang dinilainya telah tujuannya untuk menghapuskan sistem hak melemah dan berhenti dalam menyerukan milik perorangan atas alat produksi menjadi kampanye anti-Martodharsono dan anti- alat produksi milik masyarakat. Hal ini Djawi Hiswara (Indarwati, 2012:5). TKNM- menandakan bahwa komunisme merupakan lah awalnya yang diharapkan mampu suatu bentuk perlawanan terhadap menyerukan pembelaan terhadap Kanjeng kapitalisme untuk memperjuangkan hak-hak Nabi Muhammad. Namun, H. M. Misbach rakyat. merasa kecewa terhadap TKNM yang Di sisi lain, Misbach memandang dinilainya tidak melakukan apa-apa terhadap bahwa agama Islam merupakan agama penghinaan tersebut. Padahal, Misbach dan keselamatan. Ajaran Islam bersifat terbuka, pedagang batik lainnya telah tidak memaksa, dan tidak membedakan. menyumbangkan banyak uang dan Artinya bahwa Islam merupakan suatu mempercayakan gerakan progresif pada petunjuk bagi semua umat. Islam perkumpulan TKNM ini. Misbach menuntut mengajarkan untuk saling mengasihi, tidak agar diorganisir protes umum, demonstrasi berbuat kedzaliman, dan tidak boleh Massa, namun yang dapat dilakukan oleh memaksakan suatu hak (Kartasasmita, G., komite TKNM hanyalah mengumpulkan 2018). Oleh sebab itu, menurut Misbach iuran dan mengirimkan kawat kepada Islam dan komunisme memiliki suatu

63

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 keterkaitan atau hubungan. Ajaran Islam dan Walaupun pada tahun 1926 terjadi Komunisme sama-sama menjunjung tinggi kegagalan dalam pemberontakan, namun kesamaan hak dan menentang adanya semangat perjuangan dan keberanian rakyat penindasan dan kekerasan. Atas dasar itulah, untuk melawan penindasan menyebabkan Misbach mencoba menyandingkan ajaran nyali kaum kapitalis menjadi semakin kecil. Islam dengan komunisme lewat tulisan- Selain itu, adanya perlawanan tersebut juga tulisan yang dapat mempengaruhi kaum telah menginspirasi berbagai pergerakan- krama (buruh) untuk memperjuangkan hak- pergerakan lainnya yang juga melawan kaum hak mereka. Pengaruh pemikiran Haji kapitalis (Rahmawati, V., 2018). Misbach tersebut berdampak dengan adanya Selain dari pada membangkitkan gerakan anti kapitalisme yakni gerakan yang semangat perjuangan anti kapitalisme, menentang adanya kapitalis (Yusdani, Y., gerakan Komunisme Islam juga telah 2002). berpengaruh terhadap meluasnya Pengaruh gerakan komunisme Islam di keberpihakan kaum krama. Seperti halnya Surakarta bagi dunia pergerakan Hindia- yang telah diungkapkan Bakri (2015:320) Belanda adalah semangatnya menentang komunisme Islam telah menjadi media kapitalisme dan kolonialisme. Gerakan pergerakan dominan di Surakarta dalam kelompok komunis putihan telah menumbuhkembangkan sikap kepedulian mempengaruhi keberanian kaum bumi putera terhadap sesama kaum krama dengan melawan penendasan (Bakri, 2015:313). Anti semangat keislaman. Kaum komunis putihan kapitalisme mempengaruhi pemikiran telah mengambil peran penggerak aksi masa Misbach terkait dengan penyatuan ajaran secara vulgar dengan melakukan aksi mogok Islam dengan komunisme atau yang lebih dan pemberontakan sebagai kepedulian dikenal dengan komunisme Islam. terhadap kaum krama yang berada dalam Komunisme Islam yang disebarluaskan kondisi ketertindasan (Arsa, D., 2019). melalui berbagai media massa atau tulisan- Berdasarkan pendapat di atas bahwa tulisan Misbach telah membangkitkan munculnya penetrasi komunisme Islam pada semangat perjuangan rakyat bumiputera pemerintahan Hindia Belanda yang bersifat untuk melawan penindasan dan kolonialisme komunis berpengaruh terhadap banyaknya yang dilakukan oleh kaum kapitalis pihak yang ikut berpartisipasi dalam (Supriyadi, A., 2014). perjuangan untuk kebebasan bagi kaum yang

64

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 tertindas. Keterlibatan dari berbagai pihak menyatakan Haji Misbach berupaya keras inilah yang sangat diharapkan dan tentunya mendekatkan pesan Islam setara dengan akan menguntungkan bagi Misbach dalam pesan yang diajarkan dalam komunisme. melawan kaum kapitalis. Keterlibatan Dalam ruang sosial yang lebih luas, posisi komunis sangat berguna sebagai penggerak Haji Misbach sangat unik. Ia berbeda dengan massa. Lebih lanjut Menurut Bakri kebanyakan pengikut kelompok Islam garis (2015:320-321) menyatakan bahwa Misbach ‘kanan’ (fundamentalis) yang menuduh sebagai lokomotif komunisme Islam mampu bahwa komunisme itu ateis dan melakukan memberikan pencerahan kepada kaum buruh sikap radikalisme dengan jalan pertumpahan dan tani tentang pentingnya perlawanan. darah. Misbach juga menunjukkan kepada publik Selain itu, pengaruh pemikiran Haji dengan tulisan, perkataan, dan perbuatan Misbach terhadap rakyat bumi putera juga secara nyata tetang pentingnya memberikan berpengaruh terhadap kemandirian bagi advokasi kepada masyarakat tertindas. rakyat bumiputera itu sendiri. Pengaruh Pengaruh pemikiran misbach melalui gerakan komunisme dalam menciptakan berbagai tulisan, perkataan, dan budaya kemandirian sangat jelas (Bakri, perbuatannya secara nyata telah mengajarkan 2015:323). Sejarah menunjukkan bahwa kepada berbagai pihak untuk membantu dan ketika berbagai perhimpunan menjalin memperdulikan kaum tertindas. Kesamaan hubungan kooperatif dan bergantung pada hak untuk memperoleh keadilan harus pemerintah, PKI dan perhimpunan yang lain ditegakkan. Misbach telah memberikan membuktikan diri sebagai perhimpunan yang berbagai petunjuk-petunjuk ataupun mandiri dan tidak bergantung pada pencerahan kepada berbagai pihak tentang pemerintah (Taufik, A., 2017). Kemandirian pentingnya memberikan dukungan atau dan anti kerjasama secara lebih nyata advokasi bagi masyarakat yang tertindas. ditunjukkan oleh Misbach dan komunis Secara lebih luas, pemikiran Haji Misbach putihan di Surakarta. Mereka lebih radikal tentang Komunisme dan Islam yang menjadi dan revolusioner daripada tokoh struktur Komunisme Islam telah banyak mengilhami PKI. dan inspirasi dari banyak kaum pergerakan Aksi-aksi anti kapitalisme dan yang ikut memperdulikan ketertindasan kolonialisme yang terjadi di Surakarta dan masyarakat. Soewarsono dkk (2013:54) Hindia pada umumnya menunjukkan bahwa

65

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 kelompok komunisme Islam menduduki diterapkan, Misbach memiliki dua pilihan, posisi sebagai jaringan utama dalam sikap bergabung dengan SI atau keluar dan tidak bergantung pada penguasa kolonial. membesarkan PKI. Misbach kemudian Fakta ini menjadi bukti kuat tentang besarnya memilih membesarkan PKI dan menjadikan pegaruh ideologi perlawanan yang dibawa surat kabar yang dia dirikan. oleh Haji Misbach dan kaum komunis Bagi Misbach, Islam dan komunisme putihan dalam sikap kemandirian kaum adalah solusi yang paling tepat. Islam pergerakan bumiputera (Syafii, S., 2010). merupakan pondasi dasar dan pedoman Pergerakan Haji Misbach dilatar hhidup bagi manusia. Islam tidak hanya belakangi bahwa tidak adanya perlawanan mengatur hubungan Tuhan dengan dari organisasi SI Maupun Muhammadiyah Makhluknya, akan tetapi Islam mengatur untuk melawan kolonialisme Belanda. Hal segala aspek kehidupan. Islam juga ini membuat Haji Misbach memiliki mengajarkan untuk tidak melakukan keinginan untuk bergabung dengan kedzaliman dan mengajarkan tentang komunisme dari segi positif dalam keadilan. Komunisme dari segi positif memperjuangkan “pembebasan” atau teori merupakan suatu bentuk ajaran untuk “tanpa kelas”. Paham Komunis yang didasari persamaan hak. Seperti yang diungkapkan oleh paham revolusioner, memberikan Karl Marx bahwa kejahatan sosial adalah stimulus kepada Misbach hingga ia memiliki kepemilikan hak pribadi yang keinginan untuk mengaplikasikannya di mengakibatkan kerugian pada rakyat. Islam wilayah Nusantara. Pergerakan Misbach dan Komunisme, keduanya bersifat dimulai dengan aksi propaganda kepada kerakyatan, langsung membidik sasaran masyarakat untuk melakukan mogok massal untuk kepentingan bersama (Hiqmah, N. sehingga menuntut pemerintah Belanda 2006). mengembalikan Hak-hak rakyat terutama Misbach mempunyai pandangan kaum buruh dan petani. Muhammad Misbach bahwa Islam mengajarkan untuk tidak saling mempunyai anggapan bahwa bergerak atau menindas, oleh sebab itu atas dasar Islam, melakukan sesuatu yang berguna tanpa Misbach berkeinginan untuk melawan membawa bendera keislaman akan memiliki kolonialisme dengan menyatukan ajaran nilai positif daripada hanya diam melihat Islam dengan Komunis. Hal ini menjadi penindasan rakyat. Ketika disiplin parta SI pertentangan bagi organisasi Islam yaitu SI

66

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 dan Muhammadiyah. Kedua organisasi dengan tujuan pembebasan rakyat kecil dari tersebut menganggap bahwa Misbach penindasan menuju masyarakat yang adil dan memilih untuk menjadi kaum komunis sejahtera. Ajaran Islam mengharamkan daripada memperjuangkan kemurnian Islam. adanya penindasan, keserakahan, hal itu pula Padahal disisi lain, Misbach menginginkan ada dalam konsep sama rata dan sama rasnya agar komunis dan Islam berjalan komunis. berdampingan melawan kolonialis. Perubahan politik pasca kemerdekaan mengubah jalan kedua ideologi tersebut. Refleksi Pemikiran Haji Misbach dimasa Komunisme akhirnya dilarang walaupun Post-Kolonial ajaranya tidak sama sekali hilang. Saat ini Sebuah ide atau pemikiran, selalu pergulatan kapitalisme, Islam dan dipengaruhi oleh jiwa zaman. Pemikiran Haji komunisme senyatanya selalu muncul Misbach di abad ke-20 berusaha menentang sebagai kekuatan besar di dunia. Penyebab ketimpangan dalam masyarakat Hindia eksisnya perguatan ini adalah ketimpangan Belanda akibat kekuatan kapitalis yang masa sosial, penindasan dan hilangnya rasa itu yang disokong penguasa. Misbach keadilan yang terus hadir pada kalangan melihat masyarakat kecil (Kawula alit) di masyarakat. Sehingga tidak heran sekitar Surakarta dalam kehidupan yang perlawanan selalu muncul terhadap penguasa sangat miskin, dipaksa takluk dengan dan pemerintah sebagai musuh baru. Kritik kekuatan besar kapitalisme berbalut dan perlawanan muncul disebabkan kolonialisme. pemerintah tidak merepresentasikan Pada sisi yang lain Miscbach kebututuhan rakyat kebanyakan. menyadari terdapat dua potensi kekuatan Tidak mengherankan walaupun besar yang saat itu telah muncul yaitu Islam paham komunisme dilarang tetapi semangat dan Komunisme. Walaupun pada kedua untuk melakukan perlawanan ala gerakan ajaran itu banyak yang mempertentangkan komunis selalu muncul walaupun dalam terutama kaitannya dengan ketuhanan bentuk yang berbeda. namun, pada ajaran Islam dan Komunisme memiliki kemiripan ajaran terutama kaitan KESIMPULAN dengan keadilan sosial. Misbach berusaha Kontruksi pemikiran Misbach atas mengasosiasikan kedua ajaran tersebut Islam dan komunisme sebagai betuk

67

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019 perlawanan Massa terhadap kapitalisme yang berjihad melawan kaum kapitalis dan dijalankan oleh Pemerintah Hindia-Belanda. kolonialisme Belanda. Di satu sisi, Komunisme sebagai perlawanan bertujuan Komunisme merupakan sebuah alat untuk menghapuskan atau melawan adanya perjuangan untuk melawan kapitalisme. bentuk penindasan dan kesengsaraan rakyat Terlepas dari segala kontrofersinya ajaran menuju sebuah kebebasan. Selain itu, Islam dan Komunisme dijadikan landasan Misbach memposisikan ajaran agama Islam bagi Misbach untuk memperjuangkan sebagai petunjuk umat muslim utuk kebebasan masyarakat dari belenggu keselamatan dunia dan akhirat. Oleh karena Kapitalisme yang berbungkus kolonialisme itu, dalam pemikirannya, Misbach menyeru penjajah. kepada umat Islam untuk berjuang dan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, T. 2017. Eks Tapol PKI dan Kontrol Hasyim, Arif M. 2017. Komunisme dalam Pemerintah: Studi pada Komunitas Konteks Keislaman. Skripsi. Tapol PKI Moncongloe Sulawesi Universitas . Selatan (1979-2003). Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah dan Hiqmah, N. 2006. H.M Misbach, Kisah Haji Budaya, 5(3), 417. Merah. Yogyakarta: Komunitas doi:10.30959/patanjala.v5i3.93. Bambu.

Arsa, D. 2019. Kaum Komunis dan Islam Indarwati, Tri. 2012. Pergerakan Politik Haji Reformis dalam Roman-Roman Misbach Di Surakarta Tahun 1912- Abdoel xarim M.S. Jentera: Jurnal 1926. Universitas Sebelas Maret. Kajian Sastra, 8(1), 26. doi:10.26499/jentera.v8i1.1334 Karl Marx. Definisi Kapitalisme (onine). https : // politik 212. blogspot.co.id / Bakri, Syamsul. 2015. Gerakan Komunisme 2017 / 11/ pengertian – definisi – Islam Surakarta 1914-1942. kapitalisme - menurut.html (di akses Yogyakarta: Lkis Pelangi Aksara. pada tanggal 15 April 2018).

Daliman, A. 2014. Metode Penelitian Kartasasmita, G. 2018. Agama dan Sejarah. Yogyakarta. Penerbit Sekulerisme: Kematian Sekulerisme Ombak Dalam Perspektif Aksi Bela Islam. Hapsari, Fitriana Heni. 2016. Peranan Haji Religious: Jurnal Studi Agama- Misbach dalam Pergerakan Politik Agama dan Lintas Budaya, 2(1), 8. Surakarta. Skripsi Pendidikan doi:10.15575/rjsalb.v2i1.2145 Sejarah. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

68

Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 8, No. 2, 2019

Kosasih, Husin, dan Kurnianto. 2012. Ulama Pemikiran Islam, 14(2), 465. dan Pejuang di Bidang Pendidikan, doi:10.21154/al-tahrir.v14i2.79 Politik, dan Agama dari Kauman Surakarta. Jurnal Lektur Keagamaan, Syafii, S. 2010. Membaca Ideologi Kaum Vol. 15, No. 1, 2017: 207-232. Revivalis Islam dalam Perspektif Jender. Musãwa Jurnal Studi Gender Misbach, H.M. 2016. Haji Misbach sang dan Islam, 9(2), 279. Propagandis. Yogyakarta: Octopus. doi:10.14421/musawa.2010.92.279- 296 Prasetyo, Eko. 2018. Andai Misbach Memimpin Ormas Islam. Jakarta: Usman, I. 2017. Sarekat Islam (SI) Gerakan Indo Progress Pembaruan Politik Islam. Potret Pemikiran, 21(1). Rahmawati, V. (2018). Perlawanan Ideologi doi:10.30984/pp.v21i1.738 Moderatisme Melawan Hegemoni Radikalisme Dalam Novel Tuhan, Yusdani, Y. 2002. Fundamentalisme Islam: Izinkan Aku Menjadi Pelacur! Karya Sejarah dan Gerakan. Unisia, 25(45), Muhidin M. Dahlan (Tinjauan 164-173. Sosiologi Sastra: Hegemoni doi:10.20885/unisia.vol25.iss45.art4 Gramsci). Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 13(3), 493. Shiraishi, Takashi. (2005). Zaman doi:10.14710/nusa.13.3.493-507 Bergerak: Radikalimse Rakyat di Jawa 1912-1926. Jakarta: Grafiti. Rosyid, M. 2018. Dinamika haji Indonesia sejak era kolonial dan problematika calon haji ilegal. Ijtihad : Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, 17(2), 241. doi:10.18326/ijtihad.v17i2.241-259

Soewarsono. 2000. Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaon. Lkis: Yogyakarta.

Suhartono. 2011. Dibawah Jihad Revolusi. Jakarta: Gunung Agung.

Supariadi. 2013. Dinamika Kehidupan Relijius Kasunan Surakarta. Jakarta: Puslitbang Lektur dan Khazanah keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Supriyadi, A. 2014. Resolusi Konflik Kaum Kapitalis dan Buruh Melalui Produk Bay’ Mura Al-Tahrir: Jurnal

69