8.

a. Review Struktur Anggaran Negara

Secara garis besar struktur APBN adalah:

 Pendapatan Negara dan Hibah,

 Belanja Negara,  Keseimbangan Primer,  Surplus/Defisit Anggaran,  Pembiayaan. Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa hal, isi dari I- account sering disebut postur APBN.

b. Pengertian dan Konsep Dasar Zakat Menurut Abu Ubayd, ada 3 sumber utama pendapatan publik: 1. Ghanimah dan – dari dan untuk kelompok tertentu 2. Sadaqah (zakat) – dari dan untuk kelompok tertentu 3. Fay – dari dan untuk umum (kepentingan umum)

Pengertian dan makna zakat • ‘Zakat’ berasal dari kata “zakkaa – yuzakkii – tazkiyatan – zakaatan” • Secara harfiah, zakat berarti: pertumbuhan, meningkat atau menyucikan. • Untuk konteks individu, zakat berarti meningkatkan (to improve) atau menjadi lebih baik (to make better). • Sehingga zakat juga diinterprestasikan sebagai berkah, pertumbuhan, kebersihan, pujian dan perbaikan. • Makna menurut berbagai mazhab: lihat BI 2016:59-60. •Zakat dalam Al Qur’an dan Sunnah • Kata ‘zakat’ disebutkan dalam Al- sebanyak 30 kali, dimana 27 diantaranya disebutkan bersamaan dengan perintah sholat dalam satu ayat. • Ada banyak sekali hadis yang berkaitan dengan zakat. Bab Zakat pada buku kumpulan Hadis Sahih al-Bukhari, misalnya, memuat 172 hadis yang berkaitan dengan zakat. •Dapat disimpulkan bahwa zakat pada dasarnya adalah institusi yang mendistribusikan kekayaan dari kelompok tertentu (muzakki) kepada kelompok yang telah ditentukan oleh Al Quran (mustahik) dan berdasarkan tata cara , pertimbangan fiqih dan teknis tertentu. c. Administrasi dan Implementasi Zakat Sejarah Pengelolaan Zakat •Administrasi zakat selama periode Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin ditandai dengan upaya-upaya untuk meletakkan fondasi administrasi zakat melalui contoh-contoh dan tindakan- tindakan yang dilakukan oleh pengelola zakat. •Tugas amil zakat yang dilakukan Rasulullah SAW: n petugas zakat, seperti Umar bin Khattab dan Ibn Mas’ud, untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat ke berbagai wilayah Islam; memberikan petunjuk tentang cara menilai dan mengumpulkan zakat; perlakuan para pembayar zakat. lkan oleh petugas zakat dan disimpan di Baitul Mal e area dimana zakat tersebut dikumpulkan. Selain itu, petugas zakat juga mengedukasi para pemberi zakat dan mendukung mereka untuk melaporkan setiap ketidakadilan yang dilakukan oleh petugas zakat.

d. Peran Zakat dalam Perekonomian  Terkait pengeluaran pemerintah atau keuangan negara/publik secara umum, zakat bisa digunakan untuk meredistribusi pendapatan dan mengentaskan kemiskinan, menstabilkan perekonomian (Al-Jarhi & Zarqa, 2005; Datta, 1939; Metwally, 1990; Shirazi, 2006; Yusoff, 2006) serta menjadi bagian dari sistem jaminan sosial nasional (Hasan 1984, Qardhawi 2002).  Terdapat cukup banyak bukti empiris mengenai peran positif zakat dalam mengurangi kemiskinan, terutama di level komunitas. e. Studi Kasus Pengelolaan Zakat Kontemporer di beberapa Negara Islam dan Indonesia

Indonesia Malaysia Arab Saudi Sudan

- sistem korporasi : pengumpulan dan Hasil pengumpulan  Kementerian pendistribusian zakat Dewan Zakat zakat oleh BAZ dan LAZ sosial: penyalur dikelola oleh korporasi sebagai lembaga selanjutnya zakat - Sistem semi independen untuk didayagunakan untuk korporasi: perusahaan melakukan mustahik sesuai  Kementerian hanya mengelola pengumpulan, dengan ketentuan keuangan Ditjen proses pengumpulan pengelolaan, dan agama berdasarkan Zakat dan Pajak zakat, proses distribusi pendistribusian skala prioritas sebagai dilakukan oleh zakat. kebutuhan mustahik. penghimpunnya pemerintah negara

bagian.  Pengelolaan dilakukan secara penuh oleh pemerintah negara bagian

Belum ada Undang- Sanksi administratif undang yang mengatur kepada perusahaan sanksi bagi yang tidak Sanksi Undang yang tidak membayar membayar zakat, undang zakat, antara lain, kecuali di Aceh melalui mengenakan tidak diperpanjang otonomi khusus penalti 1.000 Sanksi berupa lagi izin usahanya Provinsi Aceh. Qanun ringgit dan atau hukuman denda Pembekuan semua No.7 Tahun 2004 dipenjara selama 2x lipat sebesar rekening, paspor, SIM, pasaal 38 ayat 1 Dinas enam bulan jika zakat yang harus dan dokumen lain. Syariat Islam Provinsi terbukti ada dikeluarkan Tidak mengizinkan NAD, akan dikenakan penyelewengan imigrasi keluar negeri denda maksimal 2 kali pembayaran zakat sampai hutang zakat dari nilai zakat yang lunas wajib dibayarkan.

f. Isu-isu terkini dalam pengelolaan Zakat

9. Khums dan Fay’

a. Pengertian dan konsep - konsep dasar khums dan fay PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN KHUMS: MASA AWAL •Secara bahasa atau makna awal, khums berarti seperlima (khumus) dari ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh melalui peperangan dan diperuntukkan bagi kelompok tertentu • Contoh harta rampasan perang: tanah (misalnya tanah Fadak milik Banu Nazhir/Yahudi), perhiasan, hewan ternak, dll. • Terdapat berbagai interpretasi terkait penggunaan khums. • Menurut dalilnya, khums hanya diperuntukkan bagi 5 kelompok yaitu Allah dan Rasul, kerabat Rasul,yatim, miskin dan ibnu sabil (QS Al-Anfal 41). • Interpretasi terhadap bagian Allah SWT – diberikan kepada (untuk mengurus) Ka’bah atau diberikan kepada Rasulullah SAW.

PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN FAY: •Secara literal, Fay berarti mengembalikan sesuatu. •Sementara secara terminologi hukum, Fay’ menunjukkan seluruh harta negara yang didapat dari musuh tanpa peperangan, baik dalam bentuk: • Harta yang tak bergerak (seperti tanah ) dan pajak terhadap tanah tersebut (kharaj) • Pajak kepala (jizyah) dan bea cukai (ushr) yang dikenakan kepada para pedagang non- Muslim. • Sumber harta negara yang tidak diperoleh dari zakat dan ghanimah. •Dengan demikian, secara umum Fay bisa dikategorikan sebagai pendapatan umum pemerintah. • Fay’ juga sering disebut sebagai amwal al-mashalih, yaitu pendapatan untuk kesejahteraan public (Al-Ghazali). b. Administrasi dan implementasi khums dan fay PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN KHUMS ERA KONTEMPORER • Dalam perkembangannya, sudah (hampir) tidak ada lagi peperangan dalam Islam sehingga nilai khums sangatlah kecil. • Dengan demikian, menurut Abu Ubayd, khums dapat diartikan sebagai pendapatan pemerintah yang diperoleh melalui upaya yang memerlukan keahlian khusus dan seringkali beresiko tinggi (hazardous efforts). • Contoh: hasil tambang yang diperoleh dengan upaya khusus (mineral, minyak, gas, dll), hasil laut yang diperoleh dengan upaya khusus (ikan laut, permata, dll). • Alokasi Khums: • Menurut Al-Dawudi, alokasi diserahkan pada kebijakan pemerintah. • Menurut Abu Ubayd, alokasi sebaiknya diberikan kepada selain penerima zakat (Kitab Al- Amwal Bab G).

Memakmurkan Tanah Terlantar •Tanah Fay secara umum merupakan seluruh tanah yang berada di bawah kekuasaan Islam, baik melalui penaklukkan (tanpa peperangan) atau perjanjian damai. • Misal: tanah tanah Fadak milik Banu Nazhir (suku Yahudi) dan tanah taklukan lainnya •Pada prinsipnya, kepemilikan asli tanah terlantar adalah milik negara. Namun, negara dapat memberikan izin kepada individu/pemilik lamanya untuk mengolahnya dan menerima pajak tanah (kharaj) dari individu tersebut. •Pemanfaatan tanah yang tak digunakan secara alamiah menguntungkan kas negara karena menciptakan lebih banyak pendapatan melalui pajak tanah. • Untuk kondisi normal, tidak dibutuhkan izin untuk mengelola tanah mati. • Kepemilikan tanah mati hanyalah hak untuk mengembangkan tanah. c. Peran khums dan fay dalam perekonomian •Sumber penerimaan khums: pajak mineral, barang tambang, hasil laut,dll. •Sumber penerimaan Fay: Pajak tanah (kharaj), bea cukai (ushr), pajak pendapatan untuk non-muslim (jizyah), dan sumber pendapatan pemerintah lainnya (termasuk instrumen fiskal baru seperti sukuk). •Distribusi (sumber pengeluaran) khums dan fay: umum (diserahkan pada kebijakan pemerintah). •Jika dilihat dari sumbernya, sumber penerimaan khums dan fay sangat beragam. Sementara jika dilihat dari penggunaannya, alokasi khums dan fay cukup fleksibel karena diserahkan kepada kebijakan pemerintah. •Dengan demikian, peran khums dan fay bagi perekonomian sangat penting yaitu sebagai sumber pembiayaan pembangunan yang sifatnya cukup fleksibel dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. • Untuk itu, pemerintah di negara-negara Islam perlu menyusun dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan pembangunan yang tepat dan berkelanjutan dengan berlandaskan pada ajaran Islam – maqasid perspektif.

10. Pajak

a. Pajak dalam perspektif Islam Berbagai aspek terkait perpajakan baik menyangkut besaran maupun jenis pajak yang dikenakan kepada masyarakat telah menjadi perdebatan di kalangan umat Islam.

Ada 2 jenis pajak yang dibahas oleh para ahli fikih : Pajak yang diambil secara ‘adil dan memenuhi berbagai syaratnya dan Pajak yang diambil secara zhalim dan melampaui batas.

Sebagai bagian dari hak penguasa kamu muslimin adalah boleh menetapkan besaran beban berjihad dengan hrata bagi setiap orang yang mampu. Selain itu, berbagai sarana dan fasilitas umum yang membawa manfaat bagi masyarakat,memberikan perlindungan kepada warga negara baik dari sisi keamanan maupun ekonomi membutuhkan dana,sedangkan di sisi lain pendapatan dari zakat tidak mencukupi.

Bagi tiap individu yang turut memanfaatkan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah Islam,maka sepatutnya memiliki kewajiban untuk memberikan kompensasi sesuai prinsip “al- ghurm bi al-ghunm” yaitu tanggungan kewajiban seimbang dengan manfaat yang diambil. Besarnya ketetapan pungutan atau pajak tersebut terikat dengan sejumlah syarat, yaitu: - Bait al-maal mengalami kekosongan dan kebutuhan negara untuk menarik pajak memang sangat dibutuhkan sementara sumber pemasukan negara yang lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut tidak ada. - Pajak yang ditarik wajib dialokasikan untuk berbagai kepentingan umat dengan cara yang adil. - Bermusyawarah dengan ahlu ar-ra’yi dan anggota syura dalam menentukan berbagai kebutuhan negara yang membutuhkan dana tunai dan batas maksimal sumber keuangan negara dalam memenuhi kebutuhan tersebut disertai pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian dana tersebut dengan cara yang sejalan dengan syari’at. Sedangkan pajak jenis kedua yaitu pajak yang diambil secara tidak wajar dan dengan cara yang zhalim, maka hal itu sama dengan bentuk penyitaan sejumlah harta yang diambil dari pemiliknya secara paksa dan tanpa ada kerelaan darinya. Maka pajak jenis ini sangat dilarang dalam Islam. b. Teori perpajakan - Definisi pajak Retribusi wajib yang dibuat oleh otoritas publik untuk dimana tidak ada yang diterima secara langsung sebagai imbalan. - Sumber daya ekonomi yang tersedia untuk masyarakat adalah terbatas - Pemerintah dapat mengenakan biaya untuk barang dan layanan yang disediakannya

- Jenis pajak Berdasarkan pengaturan administrasi dan pengumpulan pajak:  Pajak langsung Jika pajak benar-benar dinilai dan dipungut dari individu yang dimaksudkan untuk menanggungnya. Contoh: pajak penghasilan  Pajak tidak langsung Jika pajak dapat digeser atau dipungut dari entitas lain. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai

 By Base: pendapatan, Konsumsi, Kekayaan  By Rate: Progresif, Sebanding, Regresif  Dengan mana pemerintah mengumpulkan: Pusat Vs Lokal

- Prinsip dan Fungsi pajak Dalam mendukung kelancaran sistem pemungutan pajak agar berjalan efektif, terdapat 4 prinsip pajak yang harus dijalankan dalam pelaksanaan pemungutan pajak. 1) Prinsip Keadilan (Equity) Prinsip keadilan intinya memperhatikan pengenaan pajak secara umum serta sesuai dengan kemampuan Wajib Pajak atau sebanding dengan tingkat penghasilannya. 2) Prinsip Kepastian (Certainty) Pemungutan pajak harus dilakukan dengan tegas, jelas, dan terdapat kepastian dan jaminan hukum. Prinsip kepastian memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak mengenai objek pengenaan pajak, besaran pajak atau dasar pengenaan pajak, serta segala tata cara dalam memenuhi kewajiban perpajakan. 3) Prinsip Kecocokan/Kelayakan (Convience) Pajak yang dipungut hendaknya tidak memberatkan Wajib Pajak serta hendaknya sejalan dengan sistem self assessment. Artinya, pemerintah mengutamakan serta memperhatikan layak atau tidaknya seseorang dikenakan pajak, sehingga orang yang dikenai pajak akan senang hati dan tulus memenuhi dan membayar kewajiban pajaknya. 4) Prinsip Ekonomi (Economy) Pada saat menetapkan dan memungut pajak harus mempertimbangkan biaya pemungutan pajak dan harus proporsional. Pemerintah akan menerapkan sistem perpajakan yang efektif dan efisien, seperti biaya pemungutan pajak yang rendah. Jangan sampai biaya pemungutan lebih tinggi dari beban pajak yang dikenakan.

Fungsi Pajak:

 Fungsi Anggaran (Budgetair)  Fungsi Mengatur (Regulerend)  Fungsi Stabilitas  Fungsi Redistribusi Pendapatan

- Pajak dan efisiensi Efisiensi pajak adalah menghitung alokasi penghasilan pajak yang dipakai dalam menutupi biaya pemungutan pajak yang terkait. Efisiensi pajak berhubungan dengan besarnya biaya pemungutan dengan realisasi penerimaan pajak daerah. - Theory Tiebout Beberapa ahli melihat hubungan antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan melalui Tiebout models sebagai centerpiece teori desentralisasi fiskal. Dalam makalahnya yang terkenal (1956), Tiebout menyatakan bahwa individu (rumah tangga) yang mobil bebas menyeleksi komunitas berdasarkan preferensi barang publik yang disediakan pemerintah daerah. Individu dalam Tiebout sorting bebas memilih daerah tinggalnya berdasarkan kesesuaian kebutuhan dan ketersediaan barang publik 158 JESP Vol. 1, No. 3, 2009 yang ada, utilitas maksimal akan tercapai berdasarkan preferensi masing-masing individu. Adanya kebijakan desentralisasi fiskal, secara tidak langsung memunculkan kompetisi antar daerah otonom dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dimana daerah dengan pelayanan yang baik akan memaksimalkan utilitas masyarakat (konstituen) dengan pilihan politiknya. Berdasarkan teori Tiebout Model yang menjadi landasan konsep desentralisasi fiskal, bahwa dengan adanya pelimpahan wewenang akan meningkatkan kemampuan daerah dalam melayani kebutuhan barang publik dengan lebih baik dan efisien. Kondisi peningkatan pelayanan barang publik ini dalam kaitannya hubungan antar daerah otonom akan memberikan kondisi kompetisi persaingan antar kabupaten/kota untuk memaksimalkan kepuasan bagi masyarakat.

c. Administrasi dan praktek pengelolaan perpajakan Secara umum, pengelola administrasi pajak di sebagian besar negara dalam laporan ini mulai memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.

Kelima fakta tersebut antara lain, pertama, peningkatan e-administration. OECD memaparkan telah terjadi perubahan signifikan menuju administrasi elektronik dengan semakin banyaknya opsi untuk pelaporan dan pembayaran pajak secara online.

Kedua, penggunaan wawasan perilaku (behavioural insights) sebagai alat kepatuhan. Banyak pengelola administrasi pajak melaporkan penggunaan behavioural insights dan analitik untuk lebih memahami bagaimana wajib pajak (WP) bertindak. Hal ini digunakan untuk merancang kebijakan.

Ketiga, penggunaan manajemen risiko kepatuhan yang lebih cerdas. Pengelola administrasi pajak mengambil pendekatan yang semakin proaktif terhadap manajemen risiko kepatuhan. Mereka bisa melakukan intervensi pada tahap-tahap awal, bahkan sebelum WP menyampaikan laporan pajak. Keempat, pengenalan kepatuhan dengan desain. Peningkatan ketersediaan dan pertukaran data saat ini memungkinkan pengenalan kepatuhan dengan pendekatan desain yang mencakup berbagai sumber pendapatan. Kelima, penuaan tenaga kerja pengelola administrasi perpajakan

11-12. Pinjaman Publik dan Sukuk a. Pengertian dan prinsip - prinsip dasar pinjaman public Untuk pemerintah yang membuat keputusan tentang seberapa banyak public baik untuk disediakan, namun, konsep-konsep teoritis ini harus diterjemahkan ke dalam angka yang sulit. Untuk menyelesaikan terjemahan ini, pemerintah menggunakan analisis biaya-manfaat untuk membandingkan biaya dan manfaat public proyek barang untuk memutuskan apakah harus dilakukan. Inti dari analisis CBA adalah serangkaian prosedur sistematis untuk menilai komoditas publik untuk menentukan apakah suatu proyek, seimbang, bermanfaat. b. Pengertian dan dan konsep - konsep dasar sukuk Berdasarkan POJK No. 18/POJK.04/2015, Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share), atas aset yang mendasarinya.

Definisi AAOIFI Tentang Sukuk No. 17: Sertifikat dengan nilai yang sama mewakili yang tidak terbagi kepemilikan saham aset berwujud, hak pakai dan layanan atau aset proyek atau khusus tertentu kegiatan investasi ● Sukuk harus memiliki nilai intrinsik karena ia mewakili nilai aset berwujud atau produk atau layanan ● Sukuk tidak mewakili utang kepada penerbit karenanya mereka tidak dapat didasarkan pada kumpulan piutang ● AAOIFI membedakan Sukuk dari saham, catatan dan obligasi. c. Sukuk sebagai bentuk khusus pinjaman public Proyek-proyek infrastruktur yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan berpotensi mendatangkan penerimaan (income streaming) seperti jalan tol diharapkan dapat dikerjakan oleh sektor swasta. Adapun proyek-proyek yang bersifat pelayanan publik (public services) seperti jalan negara, jembatan, sekolah dll disediakan oleh Pemerintah. d. Peran sukuk dalam keuangan negara dan perekonomian

- Sukuk sebagai sumber pendapatan dan instrumen kebijakan fiskal negara

Penerbitan Sukuk Negara pada tahun 2008 menjadi sebuah era baru dalam pengelolaan pembiayaan sekaligus memperkaya instrumen fiskal yang dimiliki oleh pemerintah. Seiring berjalannya waktu, peran Sukuk Negara sebagai instrumen fiskal juga semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penerbitan Sukuk Negara yang terus mengalami tren peningkatan.

Sejak tahun 2012, pemerintah telah menerbitkan Sukuk Negara seri Project-Based Sukuk (PBS) yaitu Sukuk Negara yang menggunakan underlying transaksi berupa proyek infrastruktur yang telah tercantum dalam APBN. Dengan begitu, hasil penerbitan (proceeds) Sukuk Negara seri PBS disalurkan untuk proyek-proyek yang dijadikan underlying penerbitan.

- Sukuk untuk pengembangan infrastuktur

Pemerintah selama ini juga telah melaksanakan berbagai upaya untuk memenuhi gap financing. Beberapa langkah yang telah dilakukan misalnya dengan meningkatkan kerja sama dengan swasta (Public Private Partnership/PPP), penugasan kepada BUMN untuk mengerjakan proyek-proyek strategis seperti pembangunan waduk untuk PLTA dan pertanian, pembangunan jalan tol trans Sumatera, serta pelabuhan pelayaran. Selain itu pemerintah juga berencana membuat bank tanah dan bank infrastruktur untuk mendukung pembangunan infrastruktur.

Selain langkah-langkah tersebut, saat ini pemerintah telah membuat suatu terobosan untuk mencari sumber-sumber pembiayaan baru. satu terobosan tersebut adalah dengan menerbitkan Sukuk Negara khusus untuk pembiayaan infrastruktur (project based sukuk). Sebagaimana diamanahkan dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara, maka Sukuk Negara dapat diterbitkan untuk pembiayaan defisit APBN secara umum dan pembiayaan infrastruktur milik pemerintah. Melalui penerbitan Sukuk Negara untuk pembiayaan infrastruktur ini juga merupakan langkah bagi Pemerintah untuk menghimpun partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pembangunan. e. Pengukuran efektivitas proyek publik dan sukuk Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang nomor 19 tahun 2018 tentang Surat Berharga Syariah Negara, tujuan penerbitan SBSN atau Sukuk Negara adalah untuk pembiayaan defisit APBN dan pembiayaan proyek infrastruktur milik pemerintah. Peran Sukuk negara dalam membiayai pembangunan infrastruktur juga terus mengalami peningkatan. Sukuk Negara dengan seri PBS menggunakan akad Ijarah Asset to be Leased, dalam akad ini dibuat suatu struktur yang memungkinkan pemerintah menyewa aset (proyek infrastruktur) yang akan diwujudkan di masa depan (sesuai masa konstruksi), namun pemerintah dapat membayar sewa proyek tersebut sejak dimulainya masa konstruksi. Investor sukuk (sukuk holders) akan menerima imbalan dari nilai sewa yang telah disepakati. Karena menggunakan akad ijarah (yang berarti sewa) maka imbalan yang diterima oleh investor bersifat tetap (fixed return). Imbalan sewa disebut juga dengan ujrah. Namun, dikarenakan proyek yang dibangun tidak menghasilkan arus penerimaan dan bersifat layanan kepada masyarakat, maka imbalan yang diberikan kepada investor Sukuk Negara bukan berasal dari kinerja infrastruktur tersebut. Pemerintah dapat membayar ujrah dari sumber penerimaan lainnya, misalnya pajak atau PNBP. f. Pengukuran efektivitas sukuk - Pertama, Sukuk Negara merupakan sumber pembiayaan APBN yang penting. Saat ini, outstanding Sukuk Negara sekitar 18 persen dari total outstanding Surat Berharga Negara (SBN). - Kedua, Sukuk Negara menjadi instrumen penting dalam inklusi keuangan. Melalui berbagai varian Sukuk Negara Ritel, Sukuk Negara menjadi instrumen investasi berbasis syariah penting bagi masyarakat. - Ketiga, Sukuk Negara menjadi instrumen penting dalam mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Tanah Air, baik perbankan syariah, IKNB syariah, maupun pasar modal syariah. - Keempat, Sukuk Negara mendukung stabilitas pasar keuangan. Sekitar 95 persen Sukuk Negara dalam denominasi rupiah dipegang investor domestik, baik investor institusi maupun perorangan. - Kelima, Sukuk Negara tidak saja mendukung pengembangan keuangan syariah di Tanah Air, tetapi juga menjadi katalis keuangan syariah di tataran global. g. Alternatif metode pengukuran biaya dan manfaat proyek public: Cost and Benefit Analysis, shadow price vs market price, dll.

Cost and Benefit Analysis: Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Adapun ciri khusus dari analisis biaya manfaat yaitu sebagai berikut: • Analisis biaya manfaat berusaha mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat yang kemungkinan dihasilkan dari program publik, termasuk berbagai hal yang tidak terlihat yang tidak mudah untuk diukur biaya danmanfaatnya dalam bentuk uang. • Analisis biaya manfaat secara tradisional melambangkan rasionalitas ekonomi, karena kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan atau program dikatakan efisien jika manfaat bersih (total manfaat dikurangi total total biaya) adalah lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dapat dihasilkan dari sejumlah alternatif investasi lainnya di sektor swasta dan publik. • Analisis biaya manfaat secara tradisional menggunakan pasar swasta sebagai titik tolak di dalam memberikan rekomendasi program publik. • Analisis biaya manfaat kontemporer, sering disebut analisis biaya manfaat sosial, dapat juga digunakan untuk mengukur pendistribusian kembali manfaat.

Shadow price vs market price

Harga bayangan adalah harga yang mewakili nilai sosial yangsesungguhnya di pasar persaingan sempurna. Harga bayangan besarannyahampir mendekati harga pasaran. Harga bayangan yang sering digunakan adalah harga bayangan terhadap faktorsebagai berikut:a) Modal b) Tenaga Kerja c) Devisa d)Pangan e) Penerimaan negara yang bebas untuk dialokasikan.

Harga pasar adalah harga ekonomi dari suatu barang atau jasa yang ditawarkan di pasaran. Harga pasar terbentuk karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran.

Harga pasar sering tidak mencerminkan harga yangsesungguhnya dan oleh karenanya tidak dapat digunakan dalam evaluasi proyekmakro, sebab harga yang terjadi di pasar atau dalam praktik:

a) Mengalami increasing return to scale

Perusahaan monopolistik yang mengalami increasing return to scale, maka Marginal Revenu- nya tidak sama dengan penerimaan rata-rata (Average Revenue= AR) jadi tidak memenuhi syarat alokasisumberdaya yang optimal karena MC = P (1-1/e). Dimana MC adalah Marginal Cost, P adalah harga, dan e adalah elastisitas.

b) Mengalami technological external effects Pembangunan proyek-proyek infrastruktur mempunyai efekmenaikkan pendapatan sektor lainnya dan atau menurunkan ongkosrata-rata (Average Cost = AC).

c) Sering terjadi ketidakpastian (uncertainty)

Ketidakpastian itu contohnya adalah perubahan harga impor atauekspor, transportasi dan peraturan pemerintah.

13. Wakaf

a. Konsep dasar wakaf Wakaf berasal dari bahasa arab waqafa yang berarti ‘berhenti’ atau ‘menahan’. •Definisi wakaf: menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam. • Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja. •Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, wakaf adalah kondisi menahan harta untuk bisa dimanfaatkan di segala bidang kemaslahatan dengan tetap melanggengkan nilai harta tersebut. •Sedangkan menurut mazhab , wakaf adalah memberikan hasil/manfaat dari harta, dimana harta pokoknya tetap/lestari atas kepemilikan pemberi manfaat tersebut.

b. Administrasi dan implementasi wakaf Telah disebutkan beberapa kebijakan pemerintah, baik berupa Undang-Undang maupun Peraturan Pemerintah (PP), sebagai upaya untuk melaksanakan tertib administrasi perwakafan. Upaya tertib administrasi perwakafan tertuang dalam pembuatan Akta Ikrar Wakaf (AIW) sebagai badan hukum yang berupaya menertibkan perwakafan, baik harta benda wakaf yang berupa tanah maupun yang lainnya. Pengalaman operasional pembuatan AIW, sampai saat ini, lebih banyak terkait dengan sertifikat tanah wakaf, khususnya perwakafan tanah milik sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Sebagai langkah kongkrit pemerintah dalam menertibkan administrasi perwakafan, telah disahkan Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf. UU ini terdiri atas sebelas bab dan 71 (tujuh puluh satu) pasal yang meliputi pengertian tentang wakaf, syarat- syarat sahnya wakaf, fungsi wakaf, tata cara mewakafkan dan pendaftaran wakaf, perubahan, penyelesaian sengketa, pembinaan dan pengawasan wakaf, Badan Wakaf Indonesia (BWI), ketentuan pidana dan ketentuan peralihan.

Mengingat jenis harta benda wakaf itu meliputi harta benda tidak bergerak dan harta benda bergerak, maka proses pembuatan AIW-nya juga memiliki ketentuan-ketentuan yang berbeda-beda. a. Pembuatan AIW benda tidak bergerak Pembuatan AIW benda tidak bergerak harus memenuhi persyaratan dengan menyerahkan sertifikat hak atas tanah atau sertifikat satuan rumah susun yang bersangkutan atau tanda bukti pemilikan tanah lainnya.

b. Pembuatan AIW benda bergerak Pembuatan AIW benda bergerak selain uang harus memenuhi persyaratan dengan menyerahkan bukti pemilikan benda bergerak selain uang tersebut. c. Peran wakaf dalam perekonomian Wakaf menjadi hal yang penting dalam memwujudkan sistem pembangunan ekonomi islam yang berkeadilan dan kesejahteraan. Wakaf memiliki peran yang besar setelah zakat dalam menolong hidup masyarakat dan memenuhi kebutuhan setiap masyarakat. Maka wakaf sekarang lebih luas peranannya yaitu meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dengan demikian, keadilan dalam ekonomi harus lebih seimbang agar dapat menyejahterakan ekonomi. Kebanyakan sekarang orang yang mampu atau yang berkecukupan dalam ekonomi kurang memperhatikan orang-orang yang lemah dalam ekonomi sehingga kurangnya perhatian kepada pihak golongan kecil itu. Hal ini memunculkan sifat-sifat buruk seperti adanya rencana jahat kepada pihak yang berkecukupan tadi karena kurang memperhatikan nasib mereka golongan kecil. Wakaf sebagai instrumen keuangan ekonomi islam yang menggunakan sistem ekonomi berkeadilan baik secara kelembagaan ekonomi sejalan perkembangan ekonomi islam saat ini. Masih banyak terdapat kelemahan dalam praktik perekonomian islam di Indonesia. Adapun salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan lebih mengembangkan lagi wakaf sebagai instrumen ekonomi islam. Dengan melalui wakaf dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat. d. Isu-isu terkini dalam pengelolaan wakaf