8. ZAKAT A. Review Struktur Anggaran Negara Secara Garis
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
8. ZAKAT a. Review Struktur Anggaran Negara Secara garis besar struktur APBN adalah: Pendapatan Negara dan Hibah, Belanja Negara, Keseimbangan Primer, Surplus/Defisit Anggaran, Pembiayaan. Struktur APBN dituangkan dalam suatu format yang disebut I-account. Dalam beberapa hal, isi dari I- account sering disebut postur APBN. b. Pengertian dan Konsep Dasar Zakat Menurut Abu Ubayd, ada 3 sumber utama pendapatan publik: 1. Ghanimah dan Khums – dari dan untuk kelompok tertentu 2. Sadaqah (zakat) – dari dan untuk kelompok tertentu 3. Fay – dari dan untuk umum (kepentingan umum) Pengertian dan makna zakat • ‘Zakat’ berasal dari kata “zakkaa – yuzakkii – tazkiyatan – zakaatan” • Secara harfiah, zakat berarti: pertumbuhan, meningkat atau menyucikan. • Untuk konteks individu, zakat berarti meningkatkan (to improve) atau menjadi lebih baik (to make better). • Sehingga zakat juga diinterprestasikan sebagai berkah, pertumbuhan, kebersihan, pujian dan perbaikan. • Makna menurut berbagai mazhab: lihat BI 2016:59-60. •Zakat dalam Al Qur’an dan Sunnah • Kata ‘zakat’ disebutkan dalam Al-Quran sebanyak 30 kali, dimana 27 diantaranya disebutkan bersamaan dengan perintah sholat dalam satu ayat. • Ada banyak sekali hadis yang berkaitan dengan zakat. Bab Zakat pada buku kumpulan Hadis Sahih al-Bukhari, misalnya, memuat 172 hadis yang berkaitan dengan zakat. •Dapat disimpulkan bahwa zakat pada dasarnya adalah institusi Islam yang mendistribusikan kekayaan dari kelompok tertentu (muzakki) kepada kelompok yang telah ditentukan oleh Al Quran (mustahik) dan berdasarkan tata cara , pertimbangan fiqih dan teknis tertentu. c. Administrasi dan Implementasi Zakat Sejarah Pengelolaan Zakat •Administrasi zakat selama periode Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin ditandai dengan upaya-upaya untuk meletakkan fondasi administrasi zakat melalui contoh-contoh dan tindakan- tindakan yang dilakukan oleh pengelola zakat. •Tugas amil zakat yang dilakukan Rasulullah SAW: n petugas zakat, seperti Umar bin Khattab dan Ibn Mas’ud, untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat ke berbagai wilayah Islam; memberikan petunjuk tentang cara menilai dan mengumpulkan zakat; perlakuan para pembayar zakat. lkan oleh petugas zakat dan disimpan di Baitul Mal e area dimana zakat tersebut dikumpulkan. Selain itu, petugas zakat juga mengedukasi para pemberi zakat dan mendukung mereka untuk melaporkan setiap ketidakadilan yang dilakukan oleh petugas zakat. d. Peran Zakat dalam Perekonomian Terkait pengeluaran pemerintah atau keuangan negara/publik secara umum, zakat bisa digunakan untuk meredistribusi pendapatan dan mengentaskan kemiskinan, menstabilkan perekonomian (Al-Jarhi & Zarqa, 2005; Datta, 1939; Metwally, 1990; Shirazi, 2006; Yusoff, 2006) serta menjadi bagian dari sistem jaminan sosial nasional (Hasan 1984, Qardhawi 2002). Terdapat cukup banyak bukti empiris mengenai peran positif zakat dalam mengurangi kemiskinan, terutama di level komunitas. e. Studi Kasus Pengelolaan Zakat Kontemporer di beberapa Negara Islam dan Indonesia Indonesia Malaysia Arab Saudi Sudan - sistem korporasi : pengumpulan dan Hasil pengumpulan Kementerian pendistribusian zakat Dewan Zakat zakat oleh BAZ dan LAZ sosial: penyalur dikelola oleh korporasi sebagai lembaga selanjutnya zakat - Sistem semi independen untuk didayagunakan untuk korporasi: perusahaan melakukan mustahik sesuai Kementerian hanya mengelola pengumpulan, dengan ketentuan keuangan Ditjen proses pengumpulan pengelolaan, dan agama berdasarkan Zakat dan Pajak zakat, proses distribusi pendistribusian skala prioritas sebagai dilakukan oleh zakat. kebutuhan mustahik. penghimpunnya pemerintah negara bagian. Pengelolaan dilakukan secara penuh oleh pemerintah negara bagian Belum ada Undang- Sanksi administratif undang yang mengatur kepada perusahaan sanksi bagi yang tidak Sanksi Undang yang tidak membayar membayar zakat, undang zakat, antara lain, kecuali di Aceh melalui mengenakan tidak diperpanjang otonomi khusus penalti 1.000 Sanksi berupa lagi izin usahanya Provinsi Aceh. Qanun ringgit dan atau hukuman denda Pembekuan semua No.7 Tahun 2004 dipenjara selama 2x lipat sebesar rekening, paspor, SIM, pasaal 38 ayat 1 Dinas enam bulan jika zakat yang harus dan dokumen lain. Syariat Islam Provinsi terbukti ada dikeluarkan Tidak mengizinkan NAD, akan dikenakan penyelewengan imigrasi keluar negeri denda maksimal 2 kali pembayaran zakat sampai hutang zakat dari nilai zakat yang lunas wajib dibayarkan. f. Isu-isu terkini dalam pengelolaan Zakat 9. Khums dan Fay’ a. Pengertian dan konsep - konsep dasar khums dan fay PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN KHUMS: MASA AWAL •Secara bahasa atau makna awal, khums berarti seperlima (khumus) dari ghanimah (harta rampasan perang) yang diperoleh melalui peperangan dan diperuntukkan bagi kelompok tertentu • Contoh harta rampasan perang: tanah (misalnya tanah Fadak milik Banu Nazhir/Yahudi), perhiasan, hewan ternak, dll. • Terdapat berbagai interpretasi terkait penggunaan khums. • Menurut dalilnya, khums hanya diperuntukkan bagi 5 kelompok yaitu Allah dan Rasul, kerabat Rasul,yatim, miskin dan ibnu sabil (QS Al-Anfal 41). • Interpretasi terhadap bagian Allah SWT – diberikan kepada (untuk mengurus) Ka’bah atau diberikan kepada Rasulullah SAW. PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN FAY: •Secara literal, Fay berarti mengembalikan sesuatu. •Sementara secara terminologi hukum, Fay’ menunjukkan seluruh harta negara yang didapat dari musuh tanpa peperangan, baik dalam bentuk: • Harta yang tak bergerak (seperti tanah ) dan pajak terhadap tanah tersebut (kharaj) • Pajak kepala (jizyah) dan bea cukai (ushr) yang dikenakan kepada para pedagang non- Muslim. • Sumber harta negara yang tidak diperoleh dari zakat dan ghanimah. •Dengan demikian, secara umum Fay bisa dikategorikan sebagai pendapatan umum pemerintah. • Fay’ juga sering disebut sebagai amwal al-mashalih, yaitu pendapatan untuk kesejahteraan public (Al-Ghazali). b. Administrasi dan implementasi khums dan fay PENGERTIAN DAN PENGGUNAAN KHUMS ERA KONTEMPORER • Dalam perkembangannya, sudah (hampir) tidak ada lagi peperangan dalam Islam sehingga nilai khums sangatlah kecil. • Dengan demikian, menurut Abu Ubayd, khums dapat diartikan sebagai pendapatan pemerintah yang diperoleh melalui upaya yang memerlukan keahlian khusus dan seringkali beresiko tinggi (hazardous efforts). • Contoh: hasil tambang yang diperoleh dengan upaya khusus (mineral, minyak, gas, dll), hasil laut yang diperoleh dengan upaya khusus (ikan laut, permata, dll). • Alokasi Khums: • Menurut Al-Dawudi, alokasi diserahkan pada kebijakan pemerintah. • Menurut Abu Ubayd, alokasi sebaiknya diberikan kepada selain penerima zakat (Kitab Al- Amwal Bab G). Memakmurkan Tanah Terlantar •Tanah Fay secara umum merupakan seluruh tanah yang berada di bawah kekuasaan Islam, baik melalui penaklukkan (tanpa peperangan) atau perjanjian damai. • Misal: tanah tanah Fadak milik Banu Nazhir (suku Yahudi) dan tanah taklukan lainnya •Pada prinsipnya, kepemilikan asli tanah terlantar adalah milik negara. Namun, negara dapat memberikan izin kepada individu/pemilik lamanya untuk mengolahnya dan menerima pajak tanah (kharaj) dari individu tersebut. •Pemanfaatan tanah yang tak digunakan secara alamiah menguntungkan kas negara karena menciptakan lebih banyak pendapatan melalui pajak tanah. • Untuk kondisi normal, tidak dibutuhkan izin untuk mengelola tanah mati. • Kepemilikan tanah mati hanyalah hak untuk mengembangkan tanah. c. Peran khums dan fay dalam perekonomian •Sumber penerimaan khums: pajak mineral, barang tambang, hasil laut,dll. •Sumber penerimaan Fay: Pajak tanah (kharaj), bea cukai (ushr), pajak pendapatan untuk non-muslim (jizyah), dan sumber pendapatan pemerintah lainnya (termasuk instrumen fiskal baru seperti sukuk). •Distribusi (sumber pengeluaran) khums dan fay: umum (diserahkan pada kebijakan pemerintah). •Jika dilihat dari sumbernya, sumber penerimaan khums dan fay sangat beragam. Sementara jika dilihat dari penggunaannya, alokasi khums dan fay cukup fleksibel karena diserahkan kepada kebijakan pemerintah. •Dengan demikian, peran khums dan fay bagi perekonomian sangat penting yaitu sebagai sumber pembiayaan pembangunan yang sifatnya cukup fleksibel dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat. • Untuk itu, pemerintah di negara-negara Islam perlu menyusun dan mengimplementasikan kebijakan ekonomi dan pembangunan yang tepat dan berkelanjutan dengan berlandaskan pada ajaran Islam – maqasid perspektif. 10. Pajak a. Pajak dalam perspektif Islam Berbagai aspek terkait perpajakan baik menyangkut besaran maupun jenis pajak yang dikenakan kepada masyarakat telah menjadi perdebatan di kalangan umat Islam. Ada 2 jenis pajak yang dibahas oleh para ahli fikih : Pajak yang diambil secara ‘adil dan memenuhi berbagai syaratnya dan Pajak yang diambil secara zhalim dan melampaui batas. Sebagai bagian dari hak penguasa kamu muslimin adalah boleh menetapkan besaran beban berjihad dengan hrata bagi setiap orang yang mampu. Selain itu, berbagai sarana dan fasilitas umum yang membawa manfaat bagi masyarakat,memberikan perlindungan kepada warga negara baik dari sisi keamanan maupun ekonomi membutuhkan dana,sedangkan di sisi lain pendapatan dari zakat tidak mencukupi. Bagi tiap individu yang turut memanfaatkan fasilitas publik yang disediakan oleh pemerintah Islam,maka sepatutnya memiliki kewajiban untuk memberikan kompensasi sesuai prinsip “al- ghurm bi al-ghunm” yaitu tanggungan kewajiban seimbang dengan manfaat yang diambil. Besarnya ketetapan pungutan atau pajak tersebut terikat dengan sejumlah syarat, yaitu: - Bait al-maal mengalami kekosongan