LOKASI DAN KELOMPOK TEATER 2001—2005 (ANALISIS RUBRIK TEATER MAJALAH TEMPO) Location and Indonesian Theater Group 2001—2005 (An Analysis on Tempo’s Theater Column)

Nurhadi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, Tlp./Faks. 0274-548207, Pos-el: [email protected]

(Makalah diterima tanggal 2 Februari 2010—Revisi tanggal 16 Mei 2010)

Abstrak: Artikel ini bertujuan mendeskripsikan kelompok-kelompok teater berkecimpung dalam pementasan teater di Indonesia dan peta lokasi pementasan sebagaimana diulas dalam majalah Tempo tahun 2001—2005. Hasil penelitian ini menunjukan kelompok teater yang paling konsisten dalam mementaskan suatu naskah setiap tahunnya adalah Teater Koma. Kelompok teater berikutnya yang relatif banyak berkiprah dari tahun 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik teater Tempo yaitu Teater Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Unlimited Bandung. Kelompok teater pada jajaran berikutnya yang mementaskan lebih dari satu kali pada periode 2001—2005, yaitu Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan Mainteater . Lokasi pementasan teater selama 2001—2005 berdasarkan rubrik teater majalah Tempo sebagian besar berlang- sung di berbagai gedung teater di Jakarta. Perbandingan jumlah lokasi pertunjukannya adalah sebagai berikut: Jakarta (50 pementasan), Yogyakarta (6 pementasan), Surakarta (2 pementasan) dan Bandung (1 pementasan).

Kata-Kata Kunci: lokasi pementasan teater, kelompok teater, majalah Tempo.

Abstract: This article aims to describe the theater groups being active in theater performances in Indonesia and the performance location map as reviewed in Tempo magazine in 2001—2005. The research result has shown that the most consistent theater group in performing a script each year is Teater Koma. The next group which have relatively many performances in 2001—2005 according to Tempo’s articles are Teater Mandiri, Teater Garasi, and Actors Unlimited Bandung. The next level groups which have more than one performance in 2001—2005 are Teater Gandrik, Bengkel Teater, and Mainteater Jakarta. The theater performance locations in 2001—2005, according to Tempo’s articles, mostly took place in Jakarta’s theater houses. The ratio of performance locations amount is as follows: Jakarta (50 performances), Yogyakarta (6 performances), Surakarta (2 performances), and Bandung (1 performance).

Key Words: theater performance location, theater group, Tempo magazine

PENGANTAR perkembangan teater modern, dan (4) Perkembangan atau sejarah teater mo- teater Indonesia mutakhir. dern Indonesia sebetulnya diawali oleh Masa perintisan teater modern di- Komedi Stamboel pada tahun 1891. Me- tandai dengan sejumlah ciri teater nurut Sumardjo (1992:102), secara garis modern yang membedakannya dengan besar, sejarah teater modern Indonesia teater tradisional. Adapun ciri-ciri teater terbagi dalam empat periode: (1) masa modern, yaitu (1) pertunjukan dilakukan perintisan teater modern, (2) masa ke- di tempat khusus, (2) penonton harus bangkitan teater modern, (3) masa membayar, (3) fungsi untuk hiburan, (4) unsur ceritanya berkaitan erat dengan

15 peristiwa sezaman, (5) ungkapan bentuk Djien), seorang pemilik modal yang ter- teater sudah memakai idiom-idiom pelajar. Rombongan teater Orion telah modern, (6) memakai bahasa Melayu melakukan beberapa pembaharuan terha- Pasaran, dan (7) adanya pegangan cerita dap kelompok-kelompok teater sebelum- tertulis. Masa perintisan teater modern nya. Pembaharuan yang telah mereka la- terbagi pada tiga masa, yaitu (1) masa kukan, misalnya (1) pembagian episode teater bangsawan, (2) masa Komedi lebih diperingkas, (2) adegan memperke- Stamboel, dan (3) masa teater opera. nalkan diri tokoh-tokohnya dihapus, (3) Pada tahun 1885, Mamak Pushi selingan (berupa nyanyian/tarian) di membentuk rombongan teater berdasar- tengah adegan dihapus, (4) sebuah lakon kan properti dan idiom-idiom teater diselesaikan dalam satu malam saja, dan Wayang Parsi. Rombongan ini dinamai- (5) repertoire cerita mulai banyak cerita- nya Pushi Indera Bangsawan of . cerita asli. Nama Miss Riboet’s Orion itu Mula-mula Pushi dan menantunya, sendiri merupakan gabungan nama dari Kassim, menempatkan teaternya di ru- kelompok ini dan nama bintang prima- mah-rumah bangsawan yang punya ken- donanya, yakni Miss Riboet. duri. Dari sinilah, muncul pengertian Kelompok Dardanella didirikan 21 teater bangsawan. Juni 1926 oleh A. Piedro (Willy Kehadiran rombongan Indera Klimanoff) di Sidoarjo. Mereka terobsesi Bangsawan mendapat sambutan baik untuk menyaingi kepopuleran Orion. Ke- masyarakat Melayu, baik di Malaysia, lompok ini memang akhirnya merajai Singapura, maupun di Sumatera. Kemu- dunia teater peride 1920—1930-an. dian, muncul kelompok-kelompok teater Dardanella sangat terkenal, terlebih lagi sejenis. dengan dimilikinya sejumlah bintang Komedi Stamboel didirikan sekitar primadonanya, seperti Tan Tjeng Bok tahun 1891 oleh August Mahieu (ketu- yang pintar bermain pedang, Dewi Dja, runan Indo-Perancis) kelahiran Surabaya dan Astaman. Bahkan, tahun 1934, to- (1860). Komedi Stamboel memperoleh koh-tokoh Orion seperti Nyoo Cheong sambutan hangat penonton di Surabaya. Seng dan istrinya Fifi Young (Tan Kim Kemudian, mereka mengadakan pertun- Nio) menyeberang ke Dardanella. Mere- jukan keliling Pulau Jawa. Mereka ka banyak mementaskan naskah asli dan mementaskan lakon-lakon Indonesia (lo- naskah asing. Sebelum akhirnya bubar, kal) dan lakon-lakon asing. Sepeninggal kelompok ini banyak melakukan pertun- Mahieu (1906), kelompok ini bubar. jukan di luar negeri. Tidak hanya di Sementara itu, para penerus Komedi negara-negara Asia saja mereka pentas, Stamboel terus berjalan di masyarakat. tetapi juga Eropa dan Amerika. Di lingkungan Cina Peranakan di Teater modern mulai berkembang Indonesia juga mulai muncul kegiatan sebetulnya sejak akhir abad XIX hingga teater. Sekitar tahun 1908, di kalangan sebelum masa Jepang. Pada periode ini, Cina Peranakan muncul “Opera Derma”. banyak ditulis naskah drama, seperti, Mereka berpentas untuk kegiatan amal Lalakon Raden Beij Soerio Retno (oleh sehingga para pemainnya kebanyakan F. Wiggers, 1901), dan Bebasari (oleh para amatir. Rustam Effendi, 1926). Setelah Darda- Masa kebangkitan teater modern nella, muncul sejumlah kelompok teater Indonesia terbagi dalam tiga masa, yaitu lain (daerah), seperti Miss Tjitjih (1) masa Miss Riboet’s Orion, (2) masa (Sunda), Sri Asih, Sandiwara Wargo The Malay Opera “Dardanella”, dan (3) (Jawa). Selain itu, juga muncul awal teater modern. Orion didirikan ta- kelompok-kelompok sandiwara amatir hun 1925 oleh T.D. Tio Jr (Tio Tik

16 yang tidak hanya sekadar mencari peng- pendidikan” teater, isu teater avant hasilan dari pementasannya. garde, dan zaman emas kedua teater In- Masa perkembangan teater modern donesia. Pada periode mutakhir ini, sebe- terbagi dalam tiga kategori waktu: (1) tulnya terbagi atas masa 1965-an, 1970- teater zaman Jepang, (2) teater Indonesia an, 1980-an, dan 1990-an yang masing- tahun 1950-an, dan (3) teater Indonesia masing mempunyai tokoh-tokoh teater tahun 1960-an. Pada zaman Jepang mun- (dan nama kelompok teaternya) yang cul kegiatan teater amatir di samping ke- menonjol, seperti Rendra (Bengkel giatan teater profesional yang sudah ma- Teater), Arifin C.Noor (Teater Kecil), rak berkembang. Pada periode ini, mun- Putu Wijaya (Teater Mandiri), dan Nano cul sejumlah kelompok teater profesio- Riantiarno (Teater Koma). nal dan amatir. Periode ini ditandai Selain keempat tokoh tersebut, ma- dengan adanya campur tangan Jepang sih banyak nama yang turut menghiasi terhadap bidang kesenian termasuk da- perkembangan teater modern Indonesia lam perteateran. mutakhir, seperti (Teater Pada masa tahun 1950-an, muncul Populer), Suyatna Anirun (Studiklub pelopor sandiwara Maya, grup-grup Teater Bandung), Ikranegara (Teater teater permulaan, dan akademi teater. Saja), Wahyu Sihombing (Teater Lem- Pada masa inilah, muncul zaman emas baga), Teater Lisendra, Teater Kail, teater yang pertama. Usmar Ismail bersa- Road Teater, Teater Gelanggang Rema- ma Dr. Abu Hanifah membentuk kelom- ja Jakarta Timur, Art Study Club Jakar- pok teater Maya. Naskah yang pertama ta, Teater SAE, Teater Luka, Teater mereka pentaskan berjudul Nusa Laut Gandrik, Teater Gapit dan sebagainya. (karya Usmar Ismail) tanggal 27 Mei Kelompok-kelompok teater tersebut 1944. Kemudian diikuti oleh sejumlah banyak menampilkan lakon produksi pementasan lainnya. Maya, boleh jadi mereka sendiri, lakon tradisional yang merupakan “avantgarde theatre” Indo- dikemas secara baru, serta naskah asli nesia. Kelompok ini merupakan “ayah Indonesia atau naskah asing (baik dari kandung” dari tradisi teater modern Barat maupun Timur). Indonesia selanjutnya. Kemudian pada Berdasarkan latar belakang tersebut, tahun 1955, Usmar Ismail mendirikan masalah yang menjadi fokus penelitian ATNI (Akademi Teater Nasional ini adalah (1) kelompok teater apa saja Indonesia). yang mementaskan pertunjukannya da- Sementara itu, di Yogyakarta (1954) lam kurun tahun 2001—2005 dan (2) di muncul ASDRAFI. Banyak kelompok mana lokasi pementasan teater selama teater lainnya, seperti STB (Bandung), kurun tahun 2001—2005? Teater Bogor, Studi Grup Drama Djokja, dan sejumlah kelompok teater yang METODE berbasiskan universitas. Masa tahun Sumber data penelitian ini adalah maja- 1960-an diwarnai dengan kelanjutan lah Tempo dengan rentang waktu tahun zaman emas teater pertama, berbagai 2001—2005. Penelitian ini berupa pene- festival teater, teater keagamaan, orga- litian pustaka dan pengumpulan datanya nisasi teater nasional dan juga teror dengan teknik baca dan catat. Analisis Lekra dalam perteateran. datanya menggunakan teknik analisis Teater Indonesia Mutakhir diawali deskriptif kualitatif. Validitas datanya setelah tahun 1965. Periode ini ditandai menggunakan validitas semantis dengan adanya Dewan Kesenian Jakarta, sementara reliabilitasnya menggunakan sayembara naskah dan terjemahan nas- reliabilitas intrarater dan interater. kah drama asing, TIM sebagai “pusat

17 HASIL DAN PEMBAHASAN patnya pada 4—19 Juli 2003. Republik Temuan Kelompok yang Mementas- Togog (juga karya N. Riantiarno) dipen- kan Teater 2001—2005 taskan pada 28 Juli—6 Agustus 2004 di Berdasarkan penelusuran data-data yang Gedung Kesenian Jakarta. Pada 2005, dapat dikumpulkan, berikut ini dipapar- Teater Koma giliran mementaskan dua kan sejumlah temuan penelitian. Temuan naskah drama karya Nano Riantiarno, kelompok teater yang melakukan pe- Maaf Maaf Maaf (di Graha Bakti Buda- mentasan berdasarkan artikel rubrik ya TIM pada 2—15 Maret) dan Tanda “Teater” dalam majalah Tempo edisi Cinta (akhir Juli). Semua pementasan tahun 2000—2005 terdaftar dalam Tabel Teater Koma disutradarai oleh Nano 1. Selain temuan kelompok teater, pene- Riantiarno. litian ini juga menghasilkan temuan lo- Suyono (2005) dalam komentarnya kasi pementasan teater. Temuan lokasi terhadap pementasan Tanda Cinta me- pementasan teater di Indonesia berda- nyatakan pementasan langka yang dila- sarkan artikel rubrik “Teater” dalam ma- kukan oleh dua aktor, sepasang suami jalah Tempo edisi tahun 2000—2005 ter- istri, di tengah maraknya pertunjukan cantum dalam Tabel 2. monolog.

Kelompok Teater 2001—2005 “Lama sudah kalangan teater tidak Berdasarkan temuan penelitian seperti menyaksikan pentas berdua seperti ini. yang dipaparkan dalam Tabel 1, diper- Pertun-jukan monolog malah lebih oleh sejumlah informasi tentang kelom- sering tampil. Terakhir adalah saat pok-kelompok teater yang mengadakan Rendra dan Ken Zuraida memainkan Kereta Kencana karya Ionesco atau pementasan selama lima tahun berdasar- Landung Simatupang dan Niniek L. kan catatan Tempo. Ada setidaknya 42 Karim menampilkan Mengapa Kauculik data terkait dengan kelompok teater yang Anak Kami naskah Seno Gumira. mementaskan pertunjukan. Teater Koma Selama berkarier di dunia teater, Nano merupakan kelompok teater yang paling sen-diri pernah pada 1969 tampil berdua konsisten dalam mementaskan suatu nas- dengan Slamet Rahardjo disutradarai kah setiap tahunnya. Teguh Karya mementaskan Pemburu Bahkan pada tahun 2005, kelompok Perkasa. Ini kisah Nimrod dan Menara teater yang dipimpin oleh Nano Babel. Mereka keliling Jawa, pentas di Riantiarno ini mementaskan dua naskah mana pun. Bahkan kami pernah pentas drama. Pada 2001, Teater Koma memen- di sebuah rumah di Rawamangun. Saat itu, anjing tuan rumah tiba-tiba masuk taskan naskah Republik Bagong, tahun ke areal permainan,” kenangnya. 2002 mementaskan Romeo dan Juliet, tahun 2003 mementaskan Opera Kecoa, Naskah yang dimainkan sekarang tahun 2004 mementaskan Republik tentu memiliki karakter yang berbeda Togog, dan tahun 2005 mementaskan sekali dengan dulu. Tantangan terbesar dua naskah yaitu Tanda Cinta dan Maaf kini, menurut Nano, adalah cara menya- Maaf Maaf. Republik Bagong (karya N. jikannya kepada penonton dan menjelas- Riantiarno) dipentaskan di Graha Bakti kan bahwa mereka pentas bukan sebagai Budaya TIM, Jakarta pada 26 April—6 suami-istri, bahwa yang mereka sajikan Mei 2001. Romeo dan Juliet (karya bukan cerminan biografi mereka sendiri. Shakespeare) dipentaskan di Gedung Itu berat karena sebagian besar adegan Kesenian Jakarta pada pertengahan No- wajah mereka dibiarkan sebagai wajah vember 2002. Opera Kecoa (karya N. Nano dan Ratna yang sebenarnya. Riantiarno) juga dipentaskan di Gedung Apalagi, pentas ini disajikan sebagai pe- Kesenian Jakarta setahun kemudian, te-

18 ringatan ulang tahun perkawinan mere- ka.

Tabel 1 Kelompok Teater yang Melakukan Pementasan di Indonesia dalam Majalah Tempo 2001—2005

No Kelompok Teater Tahun Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 1 Studiklub Teater Bandung 1 2 Wayang Ukur 1 3 Wayang Sandosa 1 4 Teater Payung Hitam 1 5 Teater Kubur 1 6 Teater Ruang 1 7 Teater Koma 1 1 1 1 2 8 Teater Mandiri 1 1 1 9 Teater Gandrik 1 1 10 Teater Sanggar Merah Putih 1 11 Teater Satu Merah Panggung 1 12 Teater Berdaya 1 13 Teater Gapit 1 14 Teater Garasi 1 1 1 15 Teater Lembaga 1 16 Bengkel Teater 1 1 17 Mainteater Jakarta 2 18 Teater Jejak Surakarta 1 19 Actors Unlimited Bandung 1 1 1 20 Wayang Nglindur 1 21 Solidaritas Perempuan 1 22 Seno-Didi Mime 1 23 Ayu Azhari dkk 1 24 Ine Febrianti dkk 1 Landung S dan Niniek L 25 1 Karim 26 Para Pelacur Surabaya 1 Hari lain Patrick Ttg monolog (Whani 27 1 Reynard & Edi Darmawan) Sutardi Ttg pentas pantomim utk 28 1 Jemek Supardi Sanggar Printing Mas + 29 1 Coblong Pamor Aktor-aktor Indonesia di 30 1 bawah Robert Wilson 18 aktor dari 11 kota 31 1 Indonesia (pesta monolog) Festival Teater Realis (7 klp 32 1 teater) 33 Gabungan teater Asia 1 34 Teater DA.M 1 Dari Jepang 35 Compagnie la ’Enterprise 1 Dari Prancis 36 Teater El Hanager 1 Dari Mesir 37 Gerad Mosterd 1 Indo-Belanda 38 Double 6 1 Dari Prancis 39 Teater Knossos 1 Dari Yunani 40 Pappa Tarahumara 1 Dari Jepang 41 Black Tent 1 Dari Jepang 42 Camille Boitel (pantomim) 1

19 Tabel 2 Lokasi Pementasan Teater di Indonesia dalam Majalah Tempo 2001—2005

No Kota Lokasi Pementasan/ Tahun Keterangan Gedung Teater 2001 2002 2003 2004 2005 1 Jakarta/ Goethe Institute 1 2 Jakarta/ Taman Ismail 2 5 1 1 Kurang terperinci Marzuki (TIM) Jakarta/ TIM/ Graha Bhakti 3 2 1 2 5 3 Budaya 4 Jakarta/ TIM/ Teater Kecil 1 Jakarta/ TIM/ Galeri Cipta 5 1 III 6 Jakarta/ Japan Foundations 1 7 Jakarta/ Teater Utan Kayu 2 2 1 Jakarta/ 6 panti pendidikan 8 1 tunanetra Jakarta/ T. Arena Museum 9 1 Nasional 10 Jakarta/ T. Luwes, IKJ 1 Jakarta/ Gedung Kesenian 11 6 2 1 2 Jakarta 12 Jakarta/ Bentara Budaya 1 1 Jakarta/ Teater Arena Taman 13 1 Budaya Jakarta/ Lap. Tenis Indor 14 1 Senayan 15 Jakarta 1 Tidak disebutkan Yogyakarta/ Studio Kua 16 1 Etnika Bantul Yogyakarta/ Lembaga 17 1 1 Indonesia Prancis Yogyakarta/ Gedung 18 1 1 Kesenian “Societet” Yogyakarta/ Gedung Purna 19 1 Budaya 20 Surakarta/ Taman Budaya 1 Surakarta/ Taman Budaya/ 21 1 Teater Arena Bandung/ Pusat Kebudayaan 22 1 Prancis 23 Singapura/ Teater Esplanade 1 Hamburg, Jerman/ Festival 24 1 lakon di Kampnagel 25 Denmark/ Puri Kronborg 1

Catatan Jakarta: 39 pementasan; Yogyakarta: 6 pementasan; Surakarta: 2 pementasan; Bandung, Singapura, Hamburg, Denmark: 1 pementasan

Kalaupun penonton tertawa dalam lamannya sebagai mantan Pemimpin beberapa adegan yang menampilkan Redaksi Matra yang pernah berurusan persoalan kecemburuan, itu mungkin dengan pengadilan. bayangan yang bertolak dari kehidupan Nano dan Ratna sendiri; atau, ketika “Pengadilan tak mengerti simbol- adegan sang suami berceloteh panjang simbol,” kata sang istri menenangkan tentang kebusukan dunia pengadilan— suaminya. dari oknum sampai kejanggalan-kejang- galan sidang—saat pengadilan men- Sungguh, hari itu Teater Koma dendanya lantaran ia menyebarkan pam- menjauh dari hiruk-pikuk. Pertunjukan- flet cinta. Orang bisa berpikir bahwa pertunjukan panggung Teater Koma inspirasi Nano itu bertolak dari penga- biasanya yang diburu adalah lelucon dan

20 skenografinya yang ditata padat, penuh Maret) dan disutradarai oleh Yudi blok-blok stelsel di kanan-kiri. Menurut Ahmad Tajudin. Setahun berikutnya, se- Nano, sebetulnya pada awal-awal pe- kitar akhir September 2004, kelompok mentasan Teater Koma 1970-an, pang- teater ini mementaskan naskah Waktu gung selalu minim. Latar hanya menam- Batu 3: Deux ex Machina dan Perasaan- pilkan aksen-aksen seperlunya, yang perasaanku Padamu. Naskah ini ditulis mampu menciptakan imaji ruang. Dalam oleh penulis yang sama, disutradarai konsep panggung yang kembali ke oleh orang yang sama, dan dipentaskan semangat awal Teater Koma itu, dia di kompleks gedung yang sama dengan gelisah, mengapa ratusan pamflet yang naskah Waktu Batu. Naskah Waktu Batu telah disebarkannya tak satu pun kembali 3 dipentaskan dalam rangka art summit (Suyono, 2005). IV di Jakarta. Berdasarkan temuan ini Kelompok teater berikutnya yang pula, tampaknya ada satu pementasan relatif banyak berkiprah dari tahun Teater Garasi yang luput diulas oleh 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik Tempo, yakni pementasan naskah Waktu teater pada majalah Tempo yaitu Teater Batu 2. Mandiri, Teater Garasi, dan Actors Un- Tahun 2005, Repertoar Hujan limited. Selama lima tahun ini, ketiga dipentaskan di Bentara Budaya Jakarta kelompok teater asal Jakarta, Yogya- pada pertengahan November. Naskah ini karta, dan Bandung ini pentas sebanyak ditulis dan sekaligus disutradarai oleh tiga kali. Gunawan Maryanto. Sebelumnya, nas- Teater Mandiri tahun 2002 memen- kah ini dipentaskan dalam rangka taskan naskah Luka (adaptasi dari naskah Physical Festival di Tokyo pada 11 dan The Coffin is Too Big for the Hole karya 14 November. Naskah ini sebelumnya Kuo Pao Kun asal Singapura) di Kamp- juga pernah dipentaskan di Yogya dan nagel, Hamburg, Jerman dalam acara Jakarta (Teater Utan Kayu). Terhadap festival lakon sekitar awal September. pementasan Repertoar Hujan di Bentara Naskah ini sebelumnya juga dipentaskan Budaya ini, Suyono (2005a) meng- oleh Teater Mandiri di Tokyo pada 1998. ulasnya sebagai berikut. Pementasan Teater Mandiri berikutnya pada 2004, mengusung naskah karya Empat puluh lima menit tidak terasa Putu Wijaya, Zoom, di Graha Bakti melelahkan. Antara diam dan ketegang- Budaya, TIM, Jakarta pada 14—15 Mei. an cukup rapi. Namun, karena sede- Naskah ketiga berjudul Jangan mikian asyiknya mengelola adegan Menangis Indonesia, juga karya Putu konflik eros itu, Teater Garasi seolah lupa bahwa yang mengikat keseluruhan Wijaya. Naskah ini dipentaskan di Graha pertunjukan adalah hujan. Bahwa di Bakti Budaya, TIM, Jakarta tanggal luar hujan deras dan tiba-tiba di dalam 15—16 Juli. Pementasan ketiga naskah kehampaan merongrong tubuh. Mema- tersebut di bawah arahan Putu Wijaya, tikan percintaan. Itu kesan utama yang pendiri sekaligus ketua Teater Mandiri. seharusnya terasa ketika penonton Kelompok teater berikutnya yang pulang. Tapi itu tak membekas. tercatat mengadakan pementasan seba- nyak tiga kali adalah Teater Garasi asal Selain Teater Mandiri dan Teater Yogyakarta. Tahun 2003, naskah karya Garasi, kelompok teater berikutnya yang Ugoran Prasad, Gunawan Maryanto, dan mengadakan pentas setidaknya tiga kali Andri Nurlatif yang berjudul Waktu seperti yang diulas dalam Tempo yaitu Batu: Ritus Seratus Kecemasan dan kelompok Actors Unlimited Bandung, Wajah Siapa yang Terbelah dipentaskan kelompok teater yang sering diafiliasi- di Gedung Kesenian Jakarta (17—18 kan dengan STB (Studiklub Teater

21 Bandung). Kelompok teater ini pada ta- disutradarai oleh Whani Darmawan dan hun 2001—2003 mementaskan naskah- Jujuk Prabowo. naskah terjemahan. Bengkel Teater pimpinan Rendra Tahun 2001, Actors Unlimited Ban- mementaskan kembali Selawat Barzanji dung mementaskan naskah Suara-suara (terjemahan Syu’bah Asa) yang sempat Mati (terjemahan naskah karya Manuel dipentaskan pada 1970. Kali ini, pemen- van Loggem) di Pusat Kebudayaan tasan arahan Rendra ini dimainkan di Prancis, Bandung pada akhir Maret. Ta- Lapangan Tenis Indoor, Senayan, hun berikutnya, 2002, kelompok teater Jakarta (sekitar akhir Mei 2003). Naskah ini mementaskan naskah terjemahan kar- berikutnya berjudul Sobrat karya Arthur ya Jean Anouilh (Antigone) di Bentara S. Nalan. Naskah pemenang lomba pe- Budaya pada awal September. Pada ta- nulisan naskah drama ini dipentaskan hun 2003 (juga pada bulan September), Bengkel Teater di Graha Bakti Budaya, mereka mementaskan naskah Musuh TIM, Jakarta (disutradarai oleh Rendra Masyarakat karya Hendrik Ibsen. Ketiga pada akhirJuli 2005). pementasan ini sama-sama disutradarai Kelompok teater lainnya yang juga oleh Fathul A. Husein. mementaskan dua pertunjukan selama Terkait dengan pementasan Musuh periode ini yaitu kelompok Mainteater Masyarakat, Tempo menurunkan dua ar- Jakarta. Kelompok teater ini mementas- tikel. Terhadap pementasan Actors Un- kan naskah God is a D.J. dan Allah yang limited Bandung kali ini, Pareanom Palsu di tahun yang sama, 2003. God is (2003) menyatakan bahwa pementasan a D.J. (adaptasi naskah karya Falk tersebut cukup bersemangat tetapi terasa Richter) dipentaskan di bawah arahan tawar. Pendahuluan drama lima babak sutradara Wawan Sofwan di Goethehaus, Hendrik Ibsen ini terasa sangat lamban. Jakarta sekitar pertengahan April 2003; Dalam artikel kedua dari edisi Tempo sementara Allah yang Palsu (karya kali ini, diturunkan artikel tentang aktor Kwee Tek Hoay, pengarang keturunan Mohamad Sunjaya, tokoh teater asal Tionghoa periode 1920-an) dipentaskan Bandung (STB) yang turut membintangi di Teater Utan Kayu, Jakarta (akhir Mei pertunjukan Musuh Masyarakat. 2003) yang disutradarai oleh E. Kelompok teater pada jajaran beri- Sumadiningrat. kutnya yang mementaskan lebih dari sa- Selain kelompok-kelompok teater tu kali pada periode 2001—2005 dalam yang sudah disebutkan di atas, berikut rubrik teater Tempo ialah Teater Gan- ini adalah kelompok teater Indonesia drik, Bengkel Teater, dan Mainteater yang mementaskan setidaknya sekali Jakarta. Teater Gandrik mementaskan dalam periode 2001—2005 sebagaimana naskah adaptasi karya Henry Fielding, tercatat dalam rubrik teater Tempo. Pada berjudul Mas Tom, di Gedung Kesenian tahun 2001 tercatat kelompok teater: (1) Jakarta pertengahan bulan Juni 2002. STB (Studiklub Teater Bandung, me- Tahun berikutnya, kelompok teater asal mentaskan Faust), (2) Wayang Ukur Yogya ini mementaskan karya mereka (mementaskan Ekalaya), (3) Wayang sendiri berjudul Departemen Bobrok Sandosa (mementaskan Sokrasana sang (karya Heru Kesawa Murti) di dua tem- Manusia), (4) Teater Payung Hitam (me- pat: Taman Ismail Marzuki, Jakarta (7 mentaskan Tengkorak), (5) Teater Kubur Oktober 2003), dan Gedung Purna (mementaskan Donga Dongo), dan (6) Budaya, Yogyakarta (awal Oktober Teater Ruang (mementaskan Napol 2003). Pementasan Mas Tom disutrada- [Napoleon-Napoleon Bonaparte]). Ke- rai oleh Djadug Ferianto dan Jujuk lompok teater tersebut mementaskannya Prabowo, sementara Departemen Bobrok di tahun 2001.

22 Pada tahun 2003, berikutnya terda- pementasan La Galigo (naskah mitologi pat sejumlah kelompok teater yang ber- asal Bugis) yang diadaptasi oleh drama- kiprah meramaikan panggung pementas- wan asal Amerika Serikat, Robert an, seperti (1) Teater Sanggar Merah Wilson pada 2004. Dalam edisi sebelum- Putih (mementaskan namaku adam nya, Tempo sempat membahas latihan [TANPA HURUF KAPITAL]), (2) Teater mereka (Wilson melibatkan sejumlah Satu Merah Panggung (mementaskan aktor dan penari serta sejumlah orang In- Anak-anak Kegelapan), (3) Teater Ber- donesia dalam pementasan ini) sebelum daya (mementaskan Gerhana Gerhana), menurunkan ulasan pementasannya di (4) Teater Gapit (mementaskan Leng, berbagai negara, termasuk pementasan berbahasa Jawa), (5) Teater Jejak Sura- mereka di Teater Esplanade, Singapura karta (mementaskan Celengan Bhisma). seperti yang dipaparkan dalam edisi Pada tahun 2005, Teater Lembaga 22—28 Maret 2004. Terhadap pemen- mementaskan Montserrat karya tasan ini, Suyono (2004) mengomentari- Immanuel Robles. Selain itu ada sejum- nya sebagai berikut. lah kelompok teater ataupun kelompok yang diatasnamakan para tokoh utama- Secara keseluruhan, keberhasilan La nya, seperti Kelompok Teater Para Pela- Galigo adalah bagaimana cerita yang cur Surabaya, Landung Simatupang, dan rumit menjadi tontonan yang meng- Niniek L. Karim (2001), Wayang Nglin- hibur. Ia menjadi sebuah kisah asmara dur, Solidaritas Perempuan, Seno-Didi yang dapat dinikmati siapa saja tanpa harus berkerut kening. Kalangan Indo- Mime, Ayu Azhari dkk., monolog nesia yang jarang menonton pertunjuk- Whani Darmawan, dan Sanggar Printing an tari atau teater seperti di Taman Mas & Coblong Pamor (2002) lalu disu- Ismail Marzuki pun terlihat berbon- sul oleh Ine Febriyanti dkk. dan pentas dong-bondong menikmatinya, menjadi- pantomim untuk Jemek Supardi (2003). kan preview seperti "malam Indonesia". Pada tahun 2004 ada catatan tentang "Padahal, bila kita baca dua halaman Festival Teater Realis yang dilakukan tu- La Galigo saja, sudah terasa rumit. juh kelompok teater dan pesta monolog Tapi empat jam pertunjukan ini menja- yang dilakukan 18 aktor (dari 11 kota di sangat enak, ringan, lancar," kata Dr. Indonesia). Untuk data selengkapnya Roger Toll, ahli La Galigo. silakan lihat tabel 2 dan tabel lampiran. Selain pementasan oleh kelompok Seorang esais asal Sulawesi menye- teater Indonesia, Tempo juga mencatat but sesungguhnya petualangan sejumlah pementasan yang dilakukan Sawerigading dan La Galigo penuh oleh kelompok teater asing, seperti dengan energi Dionysian, sarat ledakan Gabungan Teater Asia, Teater DA.M pengalaman liar yang menembus batas- (Jepang), Compagnie la ‘Enterprise batas. Di tangan Wilson, malam itu, La (Prancis), Teater El Hanager (Mesir), Galigo menjadi agak jinak, manis. Dari Gerad Mosterd (Indo-Belanda), Double struktur cerita, bila kita andaikan, ia 6 (Prancis), Teater Knossos (Yunani), seperti buku La Galigo: for the Pappa Tarahumara (Jepang), Black Tent Beginner. Penonton cukup bisa mengi- (Jepang), dan Camile Boitel. Naskah kuti cerita. yang dipentaskan oleh kelompok teater Selama dua hari pertunjukan, pe- asing, lokasi, waktu dan data lain yang nonton selalu terbahak menyaksikan terkait dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2, adegan Sawerigading pingsan saat mena- tabel 3, dan tabel lampiran. tap We Tenriabeng yang rupawan; ade- Pementasan lain yang perlu dicatat gan percumbuan dalam sarung antara pada periode waktu ini, yaitu Sawerigading dan We Cudaig yang membuat We Cudaig hamil. "Saya suka

23 sekali adegan-adegan teater ini," kata Bagong, Tengkorak, Mengapa Kau Culik ahli Bugis, Dr. Christian Pelras Paris, Anak Kami?, Love Letter, Woyzeck, yang sampai tiga kali menonton, seperti Sokrasana Sang Manusia, Ekalaya (pada juga Sirtjo Koolhoff, ahli La Galigo lain 2001), The Vagina Monoloque, Perem- yang penting. La Galigo bisa bangkit puan di Titik Nol (pada 2002), Ekstrem, dari kubur. Pementasan ini seolah pintu Oseng-oseng, Anak-anak Kegelapan, masuk, mengundang lebih jauh siapa Departemen Bobrok (pada 2003), “Pesta pun guna menggali harta karun dunia Monolog”, Zoom, Agnea Aqmesha wa yang hampir punah itu (Suyono, 2004). Massaer, Aruku, Waktu Batu 3, “Festi- val Teater Realis” (pada 2004). Se- Lokasi Pementasan Teater 2001— mentara tahun 2005, TIM dimanfaatkan 2005 untuk pementasan naskah Maaf Maaf Dari temuan penelitian seperti yang di- Maaf, Sobrat, dan Jangan Menangis paparkan dalam tabel 2 di depan tentang Indonesia. lokasi pementasan teater di Indonesia se- Selain TIM, lokasi pementasan be- lama 2001—2005 dari majalah Tempo rikutnya yang banyak dipergunakan un- diperoleh data yang cukup mencolok. tuk pementasan teater di Jakarta yaitu: Dari 74 data lokasi pementasan, 50 kali Gedung Kesenian Jakarta (11 pemen- berlangsung di Jakarta dengan sejumlah tasan), Teater Utan Kayu (lima pemen- gedung teaternya. Kemudian, Yogyakar- tasan), Goethe Institut (tiga pementasan), ta menyusul dengan jumlah yang jauh dan Bentara Budaya (dua pementasan). dari Jakarta, hanya sebanyak enam pe- Sisanya masing-masing satu kali pe- mentasan, lalu Surakarta dua pementas- mentasan. Tentu saja, data-data lokasi an, dan Bandung satu pementasan. Tiga pementasan ini sejauh yang tercatat da- pementasan lainnya berlangsung di luar lam rubrik teater Tempo. Artinya, masih negeri (Singapura, Jerman, dan Den- ada sejumlah pementasan teater di mark). panggung-panggung atau gedung teater Dari 50 tempat pementasan di di wilayah Jakarta yang tidak tercatat Jakarta, 22 pementasan berlangsung di atau terdata. Dalam temuan data pene- Taman Ismail Marzuki (TIM). TIM sen- litian ini, salah satu pementasan berlang- diri terdiri atas sejumlah panggung sung di enam panti pendidikan tunanetra teater. Dari 22 pementasan di TIM terse- (yang dihitung sebagai satu data) di but, 13 kali tercatat berlangsung di Jakarta dan sekitarnya dalam pementas- Graha Bakti Budaya, satu kali di Teater an Donga Dongo oleh Teater Kubur Kecil, satu kali di Galeri Cipta III, dan (akhir Juni 2001). Suyono, et al. (2001) tujuh kali hanya disebutkan secara mengomentari pementasan Teater Kubur umum di TIM. TIM yang pendiriannya ini sebagai berikut. diprakarsai oleh Gubernur Jakarta kala itu, Ali Sadikin, menjadi trend setter pe- Kini, dengan materi besi baru (komidi mentasan teater, tidak hanya untuk putar) berjudul Danga-Dongo, suasana Jakarta tetapi juga untuk Indonesia. yang menekan itu dipersembahkan Dari data tabel lampiran diketahui kepada orang buta. Ini cerita perjalanan setidaknya pada tahun 2001 terdapat tu- serombongan kaum sakit yang mencari obat tapi ketemu bom. Aktor-aktor juh pementasan: tahun 2002, ada dua pe- Kubur berusaha menciptakan suasana mentasan; tahun 2003, ada empat kepanikan akan bahaya bom. ... Air pemen-tasan; tahun 2004, ada enam disemprotkan ke udara hingga para pementasan; dan, tahun 2005, ada tiga orang buta itu mengira turun hujan. pementasan. Naskah-naskah berikut "Saya mau muntah, huek," teriak dipentaskan di TIM, seperti Republik seorang aktor Kubur. Serta-merta para

24 orang buta menutup hidungnya. Di karta setidaknya ada dua pementasan akhir pertunjukan, hening, bunga- yang terdata, yakni pementasan naskah bunga mawar ziarah ditaburkan. Reaksi Petualangan Penasar pada akhir Agus- cacat tunanetra bermacam-macam. tus 2003 dan pementasan pantomim da- Banyak raut muka mereka pasrah, lam rangka ulang tahun Jemek Supardi syok, seperti terperangkap dalam suatu pada awal Maret 2004. labirin kekerasan. Pementasan lainnya di Yogyakarta Masih dalam artikel yang sama berlangsung di Gedung Purna Budaya, Seno Joko Suyono, et al. menambahkan yaitu pementasan naskah Departemen sejumlah komentar terhadap pementasan Bobrok oleh Teater Gandrik pada awal kelompok Teater Kubur di sejumlah pan- Oktober 2003. Sementara gedung lain- ti pendidikan tunanetra sebagai berikut. nya, Studio Kua Etnika Bantul, memen- taskan naskah Celengan Bhisma oleh ke- Memang para orang buta di Yayasan lompok Teater Jejak Surakarta pada Kartika Destarata ini tergolong kurang akhir April atau awal Mei 2003. spontan. Itu karena mereka rata-rata Penggambaran pementasan Departemen tua. Aksi Teater Kubur lebih semarak Bobrok di Gedung Purna Budaya dapat di tempat lain. Misalnya pentas di dibayangkan suasananya dengan men- lapangan terbuka SLB Pembina, cermati komentar Fadjri (2003) berikut Lebakbulus, Jakarta, yang dilaksanakan ini. malam hari. Sekitar 40 tunanetra rema- ja yang terlibat ikut menyanyi-nyanyi Sekitar 300 penonton duduk di lantai dan bertepuk-tepuk tangan. "Imajinasi beralas tikar di Gedung Purna Budaya kita tak kalah dengan orang normal," Yogyakarta, Selasa dan Rabu pekan kata Tholhas Damanik, 27 tahun, dari lalu. Mereka menyimak drama arahan LSM Mitra Netra. Whani Darmawan dan Jujuk Prabowo itu. Alkisah, pada 2035, para petugas Dari catatan Suyono, et al. di atas Komite Anti Korupsi (KAK) menya- dapat ditarik kesimpulan bahwa pemen- troni dan meneror anggota Parlemen tasan teater tidak hanya di gedung-ge- Wilayah, Kepala Dinas Pengendalian dung pertunjukan seperti Taman Ismail Pembangunan Wilayah, dan bekas istri Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta, kedua seorang pejabat. Para koruptor ataupun Bentara Budaya. Sejumlah panti itu pada blingsatan. ... Korupsi itu pendidikan tunanetra juga dimanfaatkan perkara serius, tapi di pentas Teater Gandrik jadi tontonan segar, sarat untuk mementaskan pertunjukan teater banyolan, menyenangkan. Pendeknya, seperti yang dilakukan kelompok teater ringan bak minuman soda gembira. Dindon W.S., Teater Kubur. Kota berikutnya yang menjadi lo- Selain Jakarta dan Yogya, kota be- kasi pementasan teater berdasarkan ca- rikutnya ialah Surakarta dengan dua pe- tatan Tempo, yaitu Yogyakarta. Di kota mentasan lalu Bandung dengan sebuah ini pementasan teater berlangsung di (1) pementasan. Pementasan teater di Sura- Gedung Kesenian “Societet”, (2) Lemba- karta berlangsung di Taman Budaya atau ga Indonesia Prancis, (3) Gedung Purna Taman Budaya Teater Arena. Di Ban- Budaya, dan (4) Studio Kua Etnika Ban- dung pementasan berlangsung di Pusat tul. Di Gedung “Societet” dipentaskan Kebudayaan Prancis. Selain keempat ko- naskah namaku adam (TANPA HURUF ta tersebut, sebetulnya ada lagi kota-kota KAPITAL) pada 5 Oktober 2003 dan atau wilayah lainnya seperti Bali juga naskah Matinya Seorang Pejuang (a dicatat oleh Tempo tetapi hanya sebagai Tribute to Munir) pada 13 Januari 2005. kota kedua setelah pementasan utama di Di Lembaga Indonesia Prancis, Yogya-

25 salah satu gedung teater di Jakarta atau teater majalah Tempo berimbas dengan tiga kota lainnya. lokasi majalah ini berada, yakni Jakarta. Pementasan di luar negeri yang ter- Artinya, munculnya catatan pementasan catat dalam rubrik teater Tempo antara dengan redaksi. Keterjangkauan ini bisa lain di Singapura, Jerman, dan Denmark. jadi membiaskan jumlah yang sesung- Pementasan di Singapura berlangsung di guhnya mengingat pementasan di kota- Teater Esplanade manakala mementas- kota selain Jakarta tidak terliput atau ku- kan La Galigo (cerita klasik asal Bugis) rang dianggap berbobot nilai literernya. yang digarap oleh sutradara teater asal Meskipun demikian, dapat dikatakan Amerika, Robert Wilson. Pementasan bahwa Jakarta tidak hanya menjadi sen- naskah ini berlangsung dua hari (per- tra industri budaya dalam arti luas tetapi tengahan Maret 2004) untuk kemudian juga menjadi trend setter pertunjukan tur keliling dunia. Suyono (2004) me- teater di Indonesia pada awal abad ke- ngomentari pementasan naskah ini seba- 21. gai berikut. Tabel 3. Jumlah Pementasan Berdasarkan Panggung gedung teater utama Espla- Kota/Negara dari Rubrik Teater Majalah Tempo Tahun 2001—2005 nade sepenuhnya sunyi. Dari tangga bambu yang panjang, seseorang dengan Kota/Negara hem putih, dengan posisi terbalik, ke- No Pementasan Jumlah Keterangan pala di bawah dan kaki di atas, me- Teater nyusur turun. Perlahan, tapi cukup 1 Jakarta 50 2 Yogyakarta 6 mengejutkan. Lelaki dari "langit" itu 3 Surakarta 2 adalah simbol kelahiran manusia mo- 4 Bandung 1 dern. Inilah sebuah pertunjukan yang 5 Singapura 1 dinanti-nanti banyak orang—terutama 6 Jerman 1 Hamburg masyarakat kesenian Indonesia. 7 Denmark 1 Total 74 Ada nama besar Robert Wilson dan Sebelum kesimpulan, ada beberapa pilihannya untuk mengangkat La Galigo, hal yang perlu ditambahkan sebagai ca- sebuah mitologi Bugis yang di Sulawesi tatan tambahan. Selain ketiga hal temuan Selatan sendiri telah lama dilupakan. dalam penelitian ini seperti yang telah Juga keputusannya melibatkan lebih dari dipaparkan di depan, dalam laporan ini 50 aktor dan penari muda—rata-rata perlu ditekankan sejumlah hal. Judul pe- selama ini tidak dikenal—dari Sulawesi, nelitian yang menyatakan sebagai “Per- Papua, Jawa, dan Bali. kembangan Teater Indonesia 2001— Jika diskemakan, jumlah lokasi pe- 2005” sebagaimana dinyatakan di depan mentasan teater di Indonesia selama sebetulnya lebih mengacu pada penger- 2001—2005 sebagaimana tercatat dalam tian teater Indonesia modern, belum me- rubrik teater Tempo dapat disimak dalam liputi teater tradisional. Meskipun ada Tabel 3. sejumlah ulasan terkait dengan arja, Temuan ini mengindikasikan kalau wayang, atau teater tradisionalnya, ham- Jakarta pada periode awal abad ke-21 te- pir semua ulasan teater dalam rubrik lah menjadi sentral pertunjukan teater di Tempo lebih berorientasi pada teater mo- Indonesia, terutama Taman Ismail Mar- dern. Dengan demikian, berbagai jumlah zuki (TIM). Perbandingannya sangat pementasan teater tradisional yang telah jauh bila disandingkan dengan pementa- digelar di berbagai wilayah Indonesia san di Yogyakarta, Surakarta, ataupun menjadi bagian yang tidak “dianggap” Bandung. Temuan ini harus diberi sebagai pertunjukan teater oleh Tempo. catatan bahwa muatan dalam rubrik

26 Sebagai bentuk ulasan atau resensi bangan teater Indonesia pada periode pertunjukan teater, data-data yang ter- waktu tersebut. Meskipun demikian, per- dapat dalam rubrik teater Tempo ini me- lu dicatat bagaimana pun Tempo telah rupakan salah satu bentuk resepsi sastra. menjalankan perannya dalam meng- Bentuk resepsi semacam ini merupakan apresiasi kegiatan perteateran Indonesia bentuk resepsi superreader. Penulis di tengah semaraknya dunia industri hi- ulasan atau resensi ini bukan orang buran lainnya seperti perfilman, musik, awam tetapi orang-orang yang berkecim- dan dunia selebritas. Teater kini seakan pung cukup mendalam di dunia teater, tengah menempuh jalannya yang kian seperti Seno Joko Suyono, Radhar Panca sepi. Tempo setidaknya telah merekam Dahana, Danarto, Sitok Srengenge, dan jejak perjalanan teater yang kian me- Yusi A. Pareanom. Orang-orang sema- nyepi itu. cam ini adalah orang yang sophisticated sebagai penonton terpilih yang nantinya SIMPULAN akan memberikan ulasannya. Berdasarkan hasil dan pembahasan di- Dengan demikian, di sana ada ke- peroleh simpulan sebagai berikut. Ke- pentingan redaksi atau kepentingan lompok teater yang paling konsisten da- Tempo sebagai institusi media yang me- lam mementaskan suatu naskah setiap ta- miliki karakter dan peranannya dalam hunnya adalah Teater Koma. Bahkan, membentuk opini, termasuk opini dalam pada tahun 2005, kelompok teater yang pencitarasaan menonton teater. Inilah dipimpin oleh Nano Riantiarno ini me- keterlibatan Tempo dalam merangkai se- mentaskan dua naskah drama. Pada ta- jumlah peristiwa yang terkait dengan hun 2001, Teater Koma mementaskan fenomena teater modern Indonesia. Bisa naskah Republik Bagong, tahun 2002 dikatakan apa yang ditulis Tempo lewat mementaskan Romeo dan Juliet, tahun rubrik teaternya adalah sesuatu yang 2003 mementaskan Opera Kecoa, tahun tidak bisa dikatakan netral. Di baliknya 2004 mementaskan Republik Togog, dan ada kepentingan tertentu semacam ke- tahun 2005 mementaskan dua naskah pentingan ideologi, misalnya, dalam yaitu Tanda Cinta dan Maaf Maaf Maaf. mengedepankan peran Jakarta sebagai Kelompok teater berikutnya yang pusat teater Indonesia dan melakukan relatif banyak berkiprah dari tahun peminggiran terhadap kota-kota lainnya. 2001—2005 berdasarkan artikel rubrik Atau lebih tepatnya, sebagai pemusatan teater Tempo, yaitu Teater Mandiri, terhadap peran Graha Bakti Budaya Teater Garasi, dan Actors Unlimited (Taman Ismail Marzuki) atau Teater Bandung. Selama lima tahun ini, ketiga Utan Kayu (TUK) sebagai sentra teater kelompok teater asal Jakarta, Yogya- Indonesia, atau dalam konteks lebih luas karta, dan Bandung ini pentas sebanyak bisa menjadi sentra budaya Indonesia. tiga kali. Kelompok teater pada jajaran Seringkali tidak bisa dihindarkan adanya berikutnya yang mementaskan lebih dari kepentingan tertentu seperti kepentingan satu kali pada periode 2001—2005, yaitu industri kreatif, sebuah komoditi yang Teater Gandrik, Bengkel Teater, dan relatif menjanjikan. Mainteater Jakarta. Apa yang ditulis Tempo dengan sen- Lokasi pementasan teater selama dirinya memiliki bias tersendiri jika hal 2001—2005 berdasarkan rubrik teater tersebut dijadikan landasan sebagai dasar majalah Tempo sebagian besar berlang- penulisan teater Indonesia (modern) pa- sung di berbagai gedung teater di Jakar- da 2001—2005. Perlu data lain sebagai ta. Jakarta pada periode awal abad ke-21 pendukung dan penyeimbang dalam pe- telah menjadi sentral pertunjukan teater nelusuran landasan penulisan perkem- di Indonesia, terutama dengan posisi

27 sentral Taman Ismail Marzuki (TIM). tidak hanya memberitakan realitas teater Perbandingan jumlah lokasi pertunjukan- tetapi juga membentuk sebuah cita rasa nya adalah sebagai berikut: Jakarta (50 tontonon: teater Indonesia. kali pementasan), Yogyakarta (enam pe- mentasan), Surakarta (dua pementasan), Catatan: Artikel ini merupakan artikel ke-2 dari penelitian yang berjudul “Perkembangan Teater dan Bandung (satu pementasan). Indonesia 2001—2005 (Analisis Rubrik Teater Selain kesimpulan, juga ada sejum- Majalah Tempo)” lah saran sebagai berikut. Penelitian ini hanya berfokus pada kajian satu media, yakni hanya pada majalah Tempo. Se- DAFTAR PUSTAKA perti yang telah diindikasikan pada ba- gian akhir pembahasan, kemungkinan Fadjri, Raihul. 2003. “Geerrr Soda Gem- adanya bias pemilihan berita erat terkait bira Seger”. Tempo. Jakarta, 6 Ok- dengan lokasi, kepentingan, ataupun cita tober. rasa pemberitaan sebuah majalah. Tempo Nurhadi. 2003. “Perkembangan Teater dalam konteks ini bisa menjadi keku- Indonesia pada Akhir Abad XX”. rangan dalam mewakili gambaran atau Jurnal Imaji (FBS UNY). Yogya- pandangan media massa Indonesia da- karta, Edisi Agustus. lam mencitarasakan pementasan teater. Pareanom, Yusi A. 2003. “Melawan Ti- Guna mengimbangi hal tersebut, me- rani Mayoritas”. Tempo. Jakarta, 15 mang perlu membandingkannya dengan September. komentar atau ulasan media lain seperti Sumardjo, Jakob. 1992. Perkembangan Kompas, Republika, Media Indonesia, Teater Modern dan Sastra Drama Jawa Pos, atau Gatra sehingga bisa Indonesia. Bandung: PT Citra Adit- lebih berimbang. ya Bakti. Meskipun demikian, bagaimanapun Suyono, Seno Joko, et al. 2001. “Bom Tempo dengan segala kekhasannya seba- untuk Orang Buta”. Tempo. Jakarta, gai majalah berita umum yang menjadi 25 Juni. rujukan banyak pembaca kelas Suyono, Seno Joko. 2004. “La Galigo, menengah atas di Indonesia bisa menjadi Kisah Cinta di Singapura”. Tempo sebuah trend setter tersendiri. Begitu Jakarta, 22 Maret. juga manakala majalah ini menurunkan ______. 2005. “Pamflet Cinta Nano- resensi atau ulasannya terhadap sebuah Ratna”. Tempo. Jakarta, 1 Agustus. pertunjukan teater. Di sana ada sebuah ______. 2005a. “Tafsir Hujan Teater proses diskursif, Tempo lewat ulasan- Garasi”. Tempo. Jakarta, 21 Novem- ulasannya terhadap pementasan teater ber.

28 Lampiran BAGAN PERKEMBANGAN TEATER INDONESIA 2001—2005 DALAM MAJALAH TEMPO

GROUP N0 JUDUL PENGARANG SUTRADARA LOKASI TANGGAL SUMBER KET. TEATER 01:01 Ttg Wayang Suket = Slamet Gundono yang latihan menjelang pentas di Jakarta T:31/12-6/1 02 Ttg Rahman Sabur, sutradara Teater Payung Hitam dan sejumlah lakon yang telah dipentaskannya sda Studiklub Teater 03 Faust (terj) Agam Wispi Wawan Sofwan Goethe Institute Jakarta ? T:3-9/12 Faust = Jerman Bandung 04 (1) Ekalaya Ki Sigit Sukasman Wayang Ukur Ki Sigit Sukasman TIM Jkt T:29/10-4/11 (2) Sokrasana Sang Wayang Ags. Arya 04a Yanusa Nugroho TIM Jkt sda Manusia Sandosa Dipayana Black Tent 05 Woyzeck (terj-asing) George Buchner Makoto Sato TIM Jkt T:17-23/9 (Jepang) Pappa Tarahu- 06 Love Letter ? Hiroshi Koike TIM Jkt Pekan lalu T:3-9/9 Drama tari dari Jepang mara Landung Sima- Mengapa Kau Culik Seno Gumira Seno Gumira 07 tupang dan TIM Jkt 6-8/8 T:13-19/8 Anak Kami? Ajidarma Ajidarma Niniek L Karim T. Payung GBB TIM Jkt dan Japan 08 Tengkorak ? Rahman Sabur ? T:23-29/7 Hitam Foundations Julius R. Sirayana- Para pelacur 09 Ttg kehidupan pelacur Lena Simanjuntak TUK Jkt ? T:16-22/7 mual Surabaya 10 Artikel tambahan ↑ sda Ttg Lena Simanjuntak Di 6 panti pendidikan tuna 11 Danga Dongo ? T. Kubur Dindon WS T:25/6-1/7 netra Jkt 12 Antigone Sophocles T. Knossos ? T. Arena Museum Nasional Jkt Minggu lalu T:25/6-1/7 Teater dari Yunani Napol (Napoleon- 13 Joko Bibit Santoso T. Ruang Joko Bibit Santoso TUK Jkt ? T:25/6-1/7 Napoleon Bonaparte) 14 Republik Bagong N. Riantiarno T. Koma N. Riantiarno GBB TIM Jkt 26/4-6/5 T:30/4-6/5 15 Ignis ? Double 6 Eric Wurtz T. Luwes, IKJ, Jkt ? T:16-22/4 Dari Prancis Actors Pusat Kebudayaan Prancis, 16 Suara-suara Mati (terj) Manuel van Loggem Fathul A. Husein Akhir Maret T:2-8/4 Unlimited Bandung Aktor-aktor T:30/12- 17:02 Latihan La Galigo (mitos Bugis) Robert Wilson Purwati center for the Art, Bali Seminggu Indonesia 5/1/03 Wawancara dg Robert 18 Artikel tambahan ↑ sda Wilson 19 Pengalaman Dindon WS (pimp. T. Kubur) di kota Udupi, India: Butha Kolla dan Yaksha Gana T:8-15/12

29 Romeo dan Juliet 20 W. Shakespeare T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta T:21-27/10 (terj) 21 Ttg monolog (Whani Darmawan dan hari lain Patrick Reynard dan Edi Sutardi)1) T. Utan Kayu, Jkt T: 21-27/10 22 Luminescent Twilight Gerad Mosterd (Indo-Belanda); keliling Jawa-Bali Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:14-20/10 Koreografi Gitawerta Saijah dan 23 Multatuli ? S. Kardjono Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:30/9-6/10 dramatari Adinda 24 Ttg kematian Kuo Pao Kun: dramawan Singapura yang pernah ditahan pemerintah Singapura oleh Sumit Mandal T:23-29/9 Luka (adpt The Coffin Kuo Pao Kun Festival lakon di Kampnagel, Dulu pernah dipentaskan 25 is Too Big for the T. Mandiri Putu Wijaya - T:9-15/9 (Singapura) Hamburg, Jerman di Tokyo 1998 Hole) Akhir bulan lalu Actors dipentaskan di Pusat 26 Antigone (terj) Jean Anouilh Unlimited Fathul Husein Bentara Budaya Jakarta T:9-15/9 Kebudayaan Prancis Bandung Bandung Gabungan teater Ong Keng Sen 27 Hamlet Shakespeare Puri Kronborg, Denmark 16-23/8 T:2-8/9 Asia (Singapura) Taman Budaya Surakarta Monolog dua aktor: Francois Cervantes Compagnie la Francois Cervantes 28 Petualangan Penasar Lembaga Indonesia Prancis - T:2-8/9 Catherine Germain dan (Prancis) ’Enterprise (Prancis) Yogyakrta Slamet Gundono Wayang Boneka Gedung Kesenian Jakarta (plus Dari Palermo, Italia ttg 29 Mimmo Cuticchio Minggu lalu T:24-30/6 Sisilia Yogya dan Bali) perang salib Djadug Ferianto 3 hari minggu 30 Mas Tom (adapt) Henry Fielding T. Gandrik Gedung Kesenian Jakarta T:17-23/6 dan Jujuk Prabowo lalu Dan di Akah Canging, 31 Ttg arja (Sanggar Printing Mas + Coblong Pamor) Gedung Kesenian Jakarta Ahad pekan lalu T:10-16/6 Bali; pemerannya lelaki semua Wayang 32 Serat Cebolek Naskah Jawa Slamet Gundono T. Utan Kayu, Jkt 7/5 T:13-19/5 Nglindur Gladi resik di Hall Pusat Perempuan di Titik Solidaritas Daniel Hariman 33 Nawal Saadawi GBB TIM Jkt Hari Kartini T:22-28/4 Kesenian dan Kebuda- Nol (terj) Perempuan Jakob yaan Jakarta Selatan Wawancara dg Nawal 34 Artikel tambahan ↑ sda Saadawi Didi Petet dan 35 Dalam kantong Plastik ? Seno-Didi Mime Gedung Kesenian Jakarta Akhir pekan lalu T:15-21/4 pantomim Yayu A.W. Unru The Vagina Monolog 36 Eve Ensler Ayu Azhari dkk Jajang C. Noer TIM Jkt Akhir pekan lalu T:11-17/3 (terj) namaku adam Teater Arena Taman Budaya, T. Sanggar (1) 3-4/10 37:03 (TANPA HURUF Shinta Febriany Shinta Febriany Surakarta; T:13-19/10 Merah Putih (2) 5/10 KAPITAL) Gedung Kesenian “Societet”

30 Yogyakarta TIM Jkt (1) 7/10 Whani Darmawan 38 Departemen Borok Heru Kesawa Murti T. Gandrik Gedung Purna Budaya (2) Selasa & Ra- T:6-12/10 dan Jujuk Prabowo Yogyakarta bu minggu lalau T. Satu Merah 39 Anak-anak Kegelapan Ratna Sarumpaet Ratna Sarumpaet GBB TIM Jkt 25-30/9 T:29/9-5/10 panggung Musuh Masyarakat Actor Unlimited 40 Henrik Ibsen Fathul A. Husein Jakarta Pekan lalu T:15-21/9 (adapt) Bandung Ttg aktor Mohamad 41 Artikel tambahan ↑ sda Sunjaya Julius R. Anngotanya para pelacur 42 Gerhana Gerhana T. Berdaya Lena Simanjuntak Ruang Goethe, Jkt ? T:4-10/8 Siyaramanual Surabaya Bambang Widoyo Pelog Sutrisno & Teater Arena Taman Budaya, 43 Leng T. Gapit 28-30/7 T:4-10/8 (berbhs Jawa) Sp. Joko Bibit Santosa Jkt 44 Opera Kecoa Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta 4-19/7 T:14-20/7 45 Artikel tambahan ↑ Bagian dari trilogi: Bom Waktu, Opera Kecoa, Opera Julini sda 46 Oseng-oseng Agus Jolly Galeri Cipta III TIM Jkt Rabu pekan lalu T:16-22/6 Seniman Indo-Swiss Pentas kembali sejak 47 Selawat Barzanji Syu’bah Asa (terj.) Bengkel T. Rendra Lap. Tenis indor Senayan Jkt ? T:26/5-1/6 1970 Jumat-Sabtu 48 Allah yang Palsu Kwee Tek Hoay Mainteater Jkt E. Sumadiningrat T. Utan Kayu Jkt T:26/5-1/6 pekan lalu T. Jejak 49 Celengan Bhisma Slamet Gundono Slamet Gundono Studio Kua Etnika Bantul, Yk ? T:5-11/5 Surakarta Selasa pekan 50 God is a D.J. (adapt) Falk Richter Mainteater Wawan Sofwan Goethehaus, Jkt T:21-27/4 lalu Waktu Batu: Ritus Se- Ugoran Prasad, ratus Kecemasan dan Yudi Ahmad 51 Gunawan Maryanto, T. Garasi Gedung Kesenian Jakarta 17-18/3 Wajah Siapa yang Tajudin Andri Nurlatif Terbelah 52 Ttg pentas pantomim utk memperingati ultah ke-50 Jemek Supardi Lembaga Indonesia Prancis, Yk ? T:10-16/3 53 Artikel tambahan ↑ sda William Mastrosi- Ine Febrianti Eka D. Sitorus & 54 Ekstrim (adapt) GBB TIM Jkt T:3-9/3 mone dkk Gita Asmara 55:04 Festival Teater Realis GBB TIM Jkt T:6-12/12 56 Salah artikel Waktu Batu 3: Deux Ugoran Prasad, ex Machina dan Yudi Ahmad 57 Gunawan Maryanto, T. Garasi GBB TIM Jkt (art summit IV) ? T:4-10/10 Perasaan-perasaanku Tadjudin Andri Nurlatif Padamu 58 Aruku (Jepang) - Teater DA.M Hiroshi Ohashi GBB TIM Jkt (art summit IV) 2 pekan lalu T:27/9-3/10 Dari Jepang

31 Agnea Aqmesha wa 59 Kassem Muhammad T. El Hanager Hani el-Mettenawy GBB TIM Jkt Pekan lalu T:20-26/9 Dari Mesir Massaer 60 Republik Togog Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno Gedung Kesenian Jakarta 28/7-6/8 T:2-8/8 61 Artikel tambahan ↑ sda 62 Zoom Putu Wijaya T. Mandiri Putu Wijaya GBB TIM Jkt 14-15/5 T:24-30/5 63 Pesta Monolog 18 aktor dari 11 kota Indonesia Teater Kecil TIM Jkt 8-16/5 T:17-23/5 Ttg pementasan tutur 64 Artikel tambahan ↑ sda Betawi Bang Zaid asal Jakarta Juga di Amsterdam, Rhoda Grauer Para aktor dan 65 La Galigo (Bugis) Robert Wilson Teater Esplanade, Singapura 2 hari T:22-28/3 Barcelona, Italia, dan (adapt) penari Indonesia New York 66 Artikel tambahan ↑ sda Ttg tata musiknya Gunawan Pertengahan 67:05 Repertoar Hujan Gunawan Maryanto T. Garasi Bentara Budaya Jakarta T:21-27/11 Maryanto Nov 68 Pameran perupa Jerman yg pernah kerja di teater di Taman Budaya Yk, 20 Sept T:26/9-2/10 non-pentas 69 Tanda Cinta Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno ? Akhir Juli T:1-7/8 70 Montserrat (adapt) Immanuel Robles T. Lembaga Joseph Ginting Gedung Kesenian Jakarta ? T:25-31/7 Graha Bhakti Budaya (GBB) Jangan Menangis 71 Putu Wijaya T. Mandiri Putu Wijaya Taman Ismail Marzuki (TIM) 15-16/7 T:18-24/7 Indonesia Jkt Camille Boitel 72 L’Home d’Hus (adapt) Alkitab (kitab Ayub) ? Gedung Kesenian Jakarta Pekan lalu T:4-10/7 (pantomim) 73 Sobrat Arthur S. Nalan Bengkel Teater Rendra GBB TIM Jkt 4 hr, mngg lalu T:27/6-3/7 74 Artikel tambahan ↑ ttg penulisnya sda 75 Maaf Maaf Maaf Nano Riantiarno T. Koma Nano Riantiarno GBB TIM Jkt 2-15/3 T:7-13/3 Matinya Seorang Landung Simatu- Gedung Societet Taman Monolog oleh Whani 76 Pejuang (a tribute to FX Rudy Gunawan - 13/1 T:17-23/1 pang Budaya, Yogya Darmawan Munir

Catatan: 1) Whani Darmawan mementaskan “Meta Nietzsche” karya Whani Darmawan; Patrick Reynard (berbahasa Prancis) dan Edi Sutardi (berbahasa Indonesia) mementaskan “Hari Terakhir Seorang Terpidana” karya Victor Hugo (diindonesiakan oleh M. Lady Lesmana). 2) Tujuh kelompok teater: (a) T. Populer: Pakaian dan Kepalsuan (Achdiat Kartamihardja) oleh Slamet Raharjo: 4 pemain; (b) STB: Nyanyian Angsa (Anton Chekov); (c) Teater Makasar: Hantu-hantu (Ibsen); (d) T. Aristokrat Jakarta: Polisi (Slawomir Mrozek); (e) Komunitas Satu Kosong Delapan, Denpasar: Matinya Pedagang Keliling (Arthur Miller); (f) T. Gidag Gidig, Solo: Dag Dig Dug (Putu Wijaya); (g) T. Gapit, Solo: Mainan Kaca (Tennessee Williams). 3) Kedelapan belas aktor tersebut: (a) Adi Kurdi, (b) Chaerul Umam, (c) Putu Wijaya, (d) Ikranagara, (e) Amak Baljun, (f) Amoroso Katamsi (Teater Kecil), (g) Slamet Rahardjo, (h) Tuti Indra Malaon, (i) Nano Riantiarno, (j) Nanoq da Kansas-Bali, (k) Asep Budiman, (l) Joe Mirshal-Padang, (m) Burhan Folka-Medan, (n) Whani Darmawan-Yogya, (o) Bang Zaid-Jakarta, (p) Slamet Gundono (Solo), (q) Abdul Rojak-Makassar, (r) Zaenal Abidin Domba atau Mimi Thea.

32