BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA BANGUNAN KLENTENG SAM POO

KONG DI

三宝垄三保洞庙堂形式建筑与功能分析 (sānbǎo lǒng sān bǎo dòng miàotáng xíngshì jiànzhú yǔ gōngnéng fēnxī)

SKRIPSI

SUCI MENTARI 130710007

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA BANGUNAN KLENTENG SAM POO

KONG DI SEMARANG

三宝垄三保洞庙堂形式建筑与功能分析 (sānbǎo lǒng sān bǎo dòng miàotáng xíngshì jiànzhú yǔ gōngnéng fēnxī)

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Cina

SUCI MENTARI 130710007

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BENTUK, FUNGSI, DAN MAKNA BANGUNAN KLENTENG SAM POO

KONG DI SEMARANG

三宝垄三保洞庙堂形式建筑与功能分析 (sānbǎo lǒng sān bǎo dòng miàotáng xíngshì jiànzhú yǔ gōngnéng fēnxī)

SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat Ujian Sarjana dalam bidang Ilmu Sastra Cina

SUCI MENTARI 130710007 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si T. Kasa Rullah Adha, S. S., MTCSOL NIP: 196007111989032001 NIK: 90062514111001

PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Disetujui oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Program Studi Sastra Cina Ketua Program Studi,

Mhd. Pujiono, M. Hum., Ph. D NIP: 196910112002121001

Medan, 14 Juni 2017

PENGESAHAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diterima Oleh: Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Cina. Pada Hari/ Tanggal : Pukul :

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Dekan

Dr. Drs. Budi Agustono, MS NIP: 196008051987031001

Panitia Ujian

No. Nama Tanda Tangan

1. Mhd. Pujiono, M. Hum., Ph. D ( ) 2. Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si ( ) 3. T. Kasa Rullah Adha, S. S., MTCSOL ( )

PERNYATAAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dengan ini saya menyatakan, dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan pada suatu perguruan tinggi. Penulis membedakan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip dan daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya buat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sangsi berupa pembatalan gelar keserjanaan yang saya peroleh.

Medan, 14 Juni 2017

Penulis,

Suci Mentari NIM: 130710007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Bentuk, Fungsi, dan Makna Bangunan Klenteng Sam Poo Kong di Semarang”. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Bagaimana bentuk lima bangunan Klenteng utama diareal Klenteng Sam Poo Kong Semarang? 2) Bagaimana fungsi dan makna lima bangunan Klenteng utama diareal Klenteng Sam Poo Kong Semarang?. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan diuraikan secara deskriptif. Teori yang digunakan untuk menjawab kedua rumusan masalah diatas adalah Teori Fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski. Hasil penelitian ditemukan bentuk Klenteng Sam Poo Kong terdiri dari lima bangunan utama dan, fungsi dari ke lima bangunan tersebut adalah sebagai tempat ibadah kaum Budha, Khong Hu Cu, dan Tao yang dikenal sebagai aliran ajaran Tridharma. Selain sebagai tempat ibadah Klenteng Sam Poo Kong juga berfungsi sebagai tempat wisata. Makna ke lima bangunan Klenteng tersebut adalah sebagai perhujutan rasa syukur umat terhadap Dewa.

Kata kunci: Klenteng Sam Poo Kong, Sejarah, Laksamana Cheng Ho, Bentuk, Fungsi, Makna, Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ABSTRACT

The title of the paper is “Bentuk, Fungsi, dan Makna Bangunan Klenteng Sam Poo Kong di Semarang”. Formulation of the problem is 1) how the form of the five main temple building in the Sam Poo Kong temple Semarang? 2) how the function and the meaning of the five main temple building in the area of Sam Poo Kong temple Semarang?. Methods of research conducted in this paper is a qualitative and descriptive. Theory that used in this paper to answer the two formulation of the problem is functionalism theory of Bronislaw Malinowski. The result found that the form of Sam Poo Kong temple consist of five main building and, the function of the five main building is as a place of Buddhist worship, Kong Hu Cu, and Tao known as the teaching of Tridharma. Other than as a place of worship Sam Poo Kong temple also known as tourist attraction. The meaning of five main temple building is as a manife station of grasitude towords the gods.

Keywords : Klenteng Sam Poo Kong, History, Laksamana Cheng ho, Form, Function, Meaning, Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunianyalah yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Bentuk, Fungsi, dan Makna Bangunan Klenteng Sam Poo Kong di Semarang” sebagai salah satu syarat kelulusan menyelesaikan studi di Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan, baik secara moril dan materil dari berbagai pihak. Atas bantuan dan dukungan yang penulis terima, pada kesempatan ini penulis terlebih dahulu mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua penulis Mugiono dan Hesti Kuswita serta seluruh keluarga penulis yang selama ini telah mendukung dan memberikan doa, motivasi, dan perhatian kepada penulis. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Budi Agustono, MS, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Mhd. Pujiono, M. Hum., Ph. D, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Niza Ayuningtias, S. S., MTCSOL, selaku Sekertaris Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M. Si, selaku Pembimbing I dan orang tua penulis yang selama masa studi di Sastra Cina telah memberikan bimbingan, pengarahan, nasehat, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak T. Kasa Rullah Adha, S. S., MTCSOL selaku Dosen Pembimbing II yang banyak memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, kritik dan motivasi kepada penulis selama berlangsungnya proses penyusunan skripsi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Terima kasih telah mendukung selama pengerjaan skripsi berlangsung. 7. Kepada Bapak Chandra Budi Atmaja, informan yang telah membantu penulis memperoleh data dalam penulisan skripsi, sehingga penulis dapat dengan mudah menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Kepada seluruh Juru Kunci Klenteng Sam Poo Kong yang senantiasa memberikan informasi, dorongan, dan semangat agar penulis dapat dengan mudah menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Kepada seluruh Keluarga Besar Mahasiswa Sastra Cina, khususnya Mahasiswa Stambuk 2013 di Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Terima kasih atas persahabatan yang telah terjalin selama empat tahun menuntut ilmu di Program Studi Sastra Cina dan memberikan dorongan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis sajikan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis mengharapkan agar nantinya skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dikemudian hari, khususnya diri pribadi.

Medan, 14 Juni 2017 Penulis

SUCI MENTARI NIM: 130710007

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR ISI

ABTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL ...... xi DAFTAR GAMBAR ...... xii

BAB I PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Batasan Masalah ...... 9 1.3 Rumusan Masalah ...... 10 1.4 Tujuan Penelitian ...... 10 1.5 Manfaat Penelitian ...... 11 1.5.1 Manfaat Teoritis...... 11 1.5.2 Manfaat Praktis ...... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 12 2.1 Konsep ...... 12 2.1.1 Bentuk ...... 12 2.1.2 Fungsi ...... 13 2.1.3 Makna ...... 14 2.1.4 Klenteng ...... 15 2.2 Landasan Teori ...... 18 2.2.1 Teori Fungsionalisme ...... 18 2.3 Tinjauan Pustaka ...... 23

BAB III METODE PENELITIAN ...... 26 3.1 Pendekatan ...... 26 3.2 Data Dan Sumber Data ...... 27 3.2.1 Data ...... 27 3.2.2 Sumber Data ...... 27 3.2.2.1 Sumber Data Primer ...... 27 3.2.2.2 Sumber Data Skunder ...... 28 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...... 28 3.3.1 Studi Kepustakaan (Library Research) ...... 29 3.3.2 Studi Lapangan (Field Research) ...... 29 1. Observasi...... 30 2. Wawancara ...... 30 3. Dokumentasi ...... 31 3.4 Teknik Analisis Data ...... 32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV GAMBARAN UMUM ...... 33 4.1 Lokasi ...... 33 4.1.1 Letak Geografis ...... 34 4.1.2 Demografis ...... 36 4.1.3 Sejarah Kota Semarang...... 39 4.2 Klenteng Sam Poo Kong Semarang ...... 41 4.2.1 Sejarah Klenteng Sam Poo Kong ...... 41 4.2.2 Latar Belakang Laksamana Cheng Ho ...... 44 4.2.3 Expedisi Pelayaran Laksamana Cheng Ho ...... 45

BAB V PEMBAHASAN ...... 47 5.1 Bentuk Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong ...... 47 5.1.1 Bentuk Klenteng Pemujaan Dewa Bumi ...... 47 5.1.1.1 Bentuk Atap Plafon ...... 49 5.1.1.2 Bentuk Tiang Pilar ...... 50 5.1.1.3 Bentuk Ruang...... 50 5.1.1.4 Bentuk Patung Depan Bangunan ...... 51 5.1.1.5 Bentuk Patung Dalam Bangunan ...... 52 5.1.1.6 Bentuk Alat Kebaktian ...... 53 1. Altar Sembahyang ...... 53 2. Dupa ...... 54 3. Gong ...... 55 4. Tempat Pembakaran Kertas ...... 56 5.1.2 Bentuk Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi ...... 57 5.1.2.1 Bentuk Atap Plafon ...... 58 5.1.2.2 Bentuk Tiang Pilar ...... 59 5.1.2.3 Bentuk Ruang...... 60 5.1.2.4 Bentuk Patung Depan Bangunan ...... 60 5.1.2.5 Bentuk Alat Kebaktian ...... 62 1. Altar Sembahyang ...... 62 2. Dupa ...... 63 3. Tempat Pembakaran Kertas ...... 63 5.1.3 Bentuk Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong ...... 64 5.1.3.1 Bentuk Atap Plafon ...... 65 5.1.3.2 Bentuk Tiang Pilar ...... 66 5.1.3.3 Bentuk Ruang...... 68 5.1.3.4 Bentuk Goa Lama ...... 68 5.1.3.5 Bentuk Goa Baru...... 69 5.1.3.6 Bentuk Relif Dinding ...... 70 5.1.3.7 Bentuk Patung Laksamana Cheng Ho ...... 71 5.1.3.8 Bentuk Patung Depan Bangunan ...... 71 5.1.3.9 Bentuk Alat Kebaktian ...... 72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Altar Sembahyang ...... 72 2. Tempat Pembakaran Kertas ...... 73 3. Beduk ...... 74 4. Lonceng ...... 74 5. Peralatan Perang ...... 75 5.1.4 Bentuk Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar ...... 76 5.1.4.1 Bentuk Atap Plafon ...... 77 5.1.4.2 Bentuk Tiang Pilar ...... 77 5.1.4.3 Bentuk Ruang...... 78 5.1.4 4 Bentuk Patung Depan Bangunan ...... 79 5.1.4.5 Bentuk Replica Kapal Skoci ...... 80 5.1.4.6 Bentuk Pohon Rantai ...... 80 5.1.4.7 Bentuk Alat Kebaktian ...... 81 1. Altar Sembahyang Kyai Jangkar ...... 81 2. Altar Sembahyang Nabi Kong Hu Tju ...... 82 3. Altar Sembahyang Arwah Ho Ping ...... 83 4. Dupa ...... 83 5. Tempat Pembakaran Kertas ...... 84 6. Tempat Pembakaran Kemenyan ...... 85 5.1.5 Bentuk Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Tumpeng dan Curudik Bumi ...... 85 5.1.5.1 Bentuk Atap Plafon ...... 86 5.1.5.2 Bentuk Tiang Pilar ...... 87 5.1.5.3 Bentuk Alat Kebaktian ...... 87 1. Makam Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi ...... 87 2. Dupa ...... 88 3. Tempat Pembakaran Kemenyan ...... 89 5.2 Fungsi Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong ...... 90 5.2.1 Fungsi Klenteng Pemujaan Dewa Bumi ...... 91 5.2.2 Fungsi Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi...... 91 5.2.3 Fungsi Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong ...... 92 5.2.4 Fungsi Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar ...... 93 5.2.5 Fungsi Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Tumpeng dan Curudik Bumi ...... 94 5.2.6 Fungsi Bagian Bangunan Klenteng ...... 94 1. Fungsi Atap Plafon ...... 95 2. Fungsi Tiang Pilar ...... 95 3. Fungsi Dinding ...... 95 4. Fungsi Ruang...... 95 5. Fungsi Warna ...... 96 6. Fungsi Relif ...... 96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.2.7 Fungsi Ornamen Bangunan Klenteng ...... 96 1. Fungsi Patung ...... 97 2. Fungsi Gong ...... 97 3. Fungsi Lonceng ...... 97 4. Fungsi Alat Perang ...... 97 5. Fungsi Beduk...... 98 5.2.8 Fungsi Alat Kebaktian ...... 98 1. Fungsi Altar Sembahyang ...... 98 2. Fungsi Dupa ...... 99 3. Fungsi Tempat Pembakaran Kertas...... 99 4. Fungsi Tempat Pembakaran Kemenyan ...... 99 5.2.9 Fungsi Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Bagi Masyarakat Tionghoa Semarang ...... 99 5.3 Makna Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong ...... 100 5.3.1 Makna Klenteng Pemujaan Dewa Bumi...... 100 5.3.2 Makna Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi ...... 100 5.3.3 Makna Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong ...... 101 5.3.4 Makna Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar ...... 101 5.3.5 Makna Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Tumpeng dan Curudik Bumi ...... 101 5.3.6 Makna Bagian Bangunan Klenteng ...... 101 1. Makna Atap Plafon...... 102 2. Makna Tiang Pilar ...... 102 3. Makna Dinding ...... 103 4. Makna Ruang ...... 103 5. Makna Warna ...... 103 6. Makna Relif ...... 104 5.3.7 Makna Ornamen Bangunan Klenteng ...... 104 1. Makna Patung ...... 104 2. Makna Gong ...... 105 3. Makna Lonceng ...... 105 4. Makna Alat Perang ...... 105 5.Makna Beduk ...... 105 5.3.8 Makna Alat Kebaktian ...... 106 1. Makna Altar Sembahyang ...... 106 2. Makna Dupa ...... 106 3. Makna Tempat Pembakaran Kertas ...... 107 4. Makna Tempat Pembakaran Kemenyan ...... 107 5.3.9 Makna Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Bagi Masyarakat Tionghoa Semarang ...... 107

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...... 108 6.1 Kesimpulan ...... 108 6.2 Saran ...... 110

DAFTAR PUSTAKA ...... 112 LAMPIRAN ...... 115 DAFTAR PERTANYAAN ...... 118

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Letak Geografis Kota Semarang ...... 34 Tabel 4.2 Luas Wilayah Kota Semarang...... 35 Tabel 4.3 Ibu Kota Kecamatan Kota Semarang ...... 36 Tabel 4.4 Jumlah Kelurahan Kota Semarang ...... 36 Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ...... 37 Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk AgamaTahun 2015 ...... 38 Tabel 4.7 Jumlah Tempat Ibadah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2015 ...... 39 Tabel 4.8 Ekpedisi Pelayaran Laksamana Cheng Ho ...... 45

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Kota Semarang Jawa Tengah ...... 1 Gambar 1.2 Klenteng Kong Hu Cu/ Kong Miao Shan Dong Cina ...... 5 Gambar 1.3 Klenteng Sam Poo Kong Semarng Pada Waktu Lampau ...... 6 Gambar 1.4 Bangunan Baru Klenteng Sam Poo Kong Semarang ...... 8 Gambar 5.1 Bentuk Bangunan Dewa Bumi ...... 48 Gambar 5.2 Bentuk Atap...... 49 Gambar 5.3 Bentuk Tiang Pilar ...... 50 Gambar 5.4 Bentuk Ruangan ...... 51 Gambar 5.5 Bentuk Patung Dewa Dewi ...... 51 Gambar 5.6 Bentuk Patung Naga ...... 52 Gambar 5.7 Bentuk Patung Yue & Ri ...... 53 Gambar 5.8 Bentuk Altar Sembahyang ...... 54 Gambar 5.9 Bentuk Dupa ...... 55 Gambar 5.10 Bentuk Gong ...... 55 Gambar 5.11 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas ...... 56 Gambar 5.12 Bentuk Makam Kyai Jurumudi ...... 57 Gambar 5.13 Bentuk Atap...... 58 Gambar 5.14 Bentuk Atap Atas dan Ujung Atap ...... 59 Gambar 5.15 Bentuk Tiang Pilar ...... 59 Gambar 5.16 Bentuk Ruang ...... 60 Gambar 5.17 Bentuk Patung Tjoa Kian Sie ...... 61 Gambar 5.18 Bentuk Patung Naga ...... 61 Gambar 5.19 Bentuk Altar Sembahyang ...... 62 Gambar 5.20 Bentuk Dupa ...... 63 Gambar 5.21 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas ...... 64 Gambar 5.22 Bentuk Bangunan Utama Klenteng Sam Poo Kong...... 64 Gambar 5.23 Bentuk Atap...... 65 Gambar 5.24 Bentuk Atap Atas dan 10 Simbol Hewan...... 66 Gambar 5.25 Bentuk Tiang Pilar Merah ...... 67 Gambar 5.26 Bentuk Tiang Pilar Motif Naga ...... 67 Gambar 5.27 Bentuk Ruang ...... 68 Gambar 5.28 Bentuk Goa Lama...... 69 Gambar 5.29 Bentuk Goa Baru ...... 70 Gambar 5.30 Bentuk Relief Goa Baru ...... 70 Gambar 5.31 Bentuk Patung Laksamana Cheng Ho ...... 71 Gambar 5.32 Bentuk Patung Naga ...... 72 Gambar 5.33 Bentuk Altar Sembahyang ...... 73 Gambar 5.34 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas ...... 73 Gambar 5.35 Bentuk Beduk ...... 74

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.36 Bentuk Lonceng ...... 75 Gambar 5.37 Bentuk Peralatan Perang ...... 75 Gambar 5.38 Bentuk Bangunan Mbah Kyai Jangkar...... 76 Gambar 5.39 Bentuk Atap...... 77 Gambar 5.40 Bentuk Tiang Pilar ...... 78 Gambar 5.41 Bentuk Ruang ...... 79 Gambar 5.42 Bentuk Patung Kura-Kura ...... 79 Gambar 5.43 Bentuk Kapal Skoci ...... 80 Gambar 5.44 Bentuk Pohon Rantai ...... 81 Gambar 5.45 Bentuk Altar Sembahyang Kyai Jangkar ...... 82 Gambar 5.46 Bentuk Altar Sembahyang Nabi Kong Hu Tju ...... 82 Gambar 5.47 Bentuk Altar Sembahyang Arwah Hoo Ping ...... 83 Gambar 5.48 Bentuk Dupa ...... 84 Gambar 5.49 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas ...... 84 Gambar 5.50 Bentuk Tempat Pembakaran Kemenyan ...... 85 Gambar 5.51 Bentuk Bangunan Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi ...... 86 Gambar 5.52 Bentuk Atap...... 86 Gambar 5.53 Bentuk Tiang Pilar ...... 87 Gambar 5.54 Bentuk Makam ...... 88 Gambar 5.55 Bentuk Dupa ...... 89 Gambar 5.56 Bentuk Tempat Pembakran Kemenyan ...... 89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia terdiri atas beberapa Provinsi, salah satunya adalah Jawa Tengah beribukota Semarang. Semarang memiliki riwayat pendirian bermula datangnya seorang Pangeran Made Pandan sering dikenal Pande Arang I dari kesultanan

Demak menuju daerah barat pada abad ke-15 atau tahun 1594 di Pulau Tirang.

Gambar 1.1 Peta Kota Semarang Jawa Tengah

(Sumber data: www.semarangkota.go.id)

Kesuburan lahan tanah yang sangat bagus membuat pohon tumbuh dan menjadi asal mula nama Kota Semarang, yaitu pohon asam yang arang (Bahasa

Jawa: Asem Arang) membuat daerah itu menjadi bernamakan Semarang. Dari waktu ke waktu Semarang menjadi Kabupaten dan menjadi Kota Metropolitan ke lima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan. Semarang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memiliki tempat sejarah, seperti yang terkenal di Semarang maupun di luar Kota

Semarang adalah Lawang Sewu, Tugu Muda, Simpang Lima, Mesjid Agung

Semarang, dan Klenteng Sam Poo Kong.

Masayarakat Semarang tidak pernah terlepas dari nilai pribadi, kultural, dan budaya dalam kehidupan sosial masyarakat Semarang. Kebudayaan merupakan sebuah makna pemeliharan alkulturasi dan pelestarian kehidupan bermasyarakat.

Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar (Koentjaraningrat, 1980:195).

Kebudayaan dimaknai sebagai kumpulan segala usaha dan upaya manusia, dikerjakan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup (Sidi Gazalba, 1998:35). Dalam definisi tersebut diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah suatu sistem yang dapat mempengaruhi pola pikir manusia dalam pola prilaku, bahasa, dan gaya hidup bermasyarakat.

Masyarakat Jawa bagian timur dan tengah disebut daerah kejawen, dimana

Masyarakat Jawa dalam pergaulan sosial menggunakan Bahasa Jawa. Arsitektur tempat tinggal Masyarakat Jawa dilihat dari bentuk atap rumahnya. Bentuk atap rumah Masyarakat Jawa berbentuk atap limasan, serotong, joglo, panggangpe, daragepak, macan njerum, klabang nyander, tajuk, kutuk ngambang, dan sinom.

Arsitekur adalah proses menciptakan ruang dan lingkungan yang mampu berfungsi dalam kondisi alam. Konsep arsitektur berpaduan antar bangunan

(struktur dan fungsional) dan visual (estetika) disesuaikan dengan lingkungan.

Pengertian arsitektur ditinjau berdasarkan sudut pandang yang ada, arsitektur adalah benda budaya mati, tapi dia bisa dipakai sebagai cermin penghuninya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Arsitektur paling berpengaruh didunia mempunyai ciri khas didunia adalah gaya arsitektur klasik Eropa dan gaya arsitektur Cina. Eropa memiliki sejarah bangunan dan peradaban sangat panjang, dimana seni bangunan berkembang.

Ciri klasik arsitektur bangunan Bangsa Eropa mempunyai bentuk bangunan dengan pilar besar, bentuk lengkungan diatas pintu, atap berbentuk kubah, dan dinding terbuat dari bata didekorasi dengan berbagai macam pola bentuk hiasan, lantai terbuat dari marmer, lukisan dan pahatan termasuk dalam bagunan bergaya arsitektur Eropa. Seperti halnya Kuil Jupiter di Dougga dan Kuil Apollo di

Pompei Italia, bangunannya masih sangat sakral terlihat seperti pada waktu 2000 tahun lampau menggambarkan tentang kemapanan, kehormatan, kemewahan, dan keindahan bangunanya (Tsabit dan Eni, 2012:80).

Menurut Khol dalam bukunya In The Straits Settlements

And Western Malaya (1984:22) menyebutkan, “Ciri arsitektur orang Tionghoa terutama di Asia Tenggara, dilihat melalui ciri bangunan segi countyard (ruang terbuka), bentuk atap, elemen struktural terbuka, dan penggunaan warna. Seperti halnya dilihat pada segi bangunan rumah maupun tempat ibadah suku Tionghoa mempunyai bentuk, fungsi, dan makna. Pada bangunan suku Tionghoa baik diperkotaan maupun pedesaan menunjukkan nilai seni pahatan dan ukiran yang indah dengan perpaduan warna yang menarik.

Suku Tionghoa di pulau Jawa merupakan satu kelompok suku berasal dari

Negara Cina, berdomisili dan menetap di Indonesia dan menjadi Warga Negara

Indonesia. Suku Tionghoa di Indonesia berasal dari dua Provinsi yaitu Fukien dan

Kwangtung. Suku Tionghoa membawa kebudayaan dan bahasanya. Tercatat ada empat suku yaitu Hokkian, Teo-Chiu, Hakka, dan Kanton di Indonesia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-19 imigran Tionghoa terbesar menuju ke Indonesia berasal dari Provinsi Fukien bagian selatan dengan sukunya bernama suku Hokkien. Berdomisili didaerah Timur Indonesia, Jawa Tengah,

Jawa Timur, dan Pantai Barat Sumatera. Suku Teo-Chiu dari Pantai selatan

Negeri Cina pedalaman Swatow bagian timur Provinsi Kwantung dimana Teo-

Chiu dan Hakka terdapat di Sumatera Timur, Bangka, dan Biliton.

Suku Kanton abad ke-19 tersebar diwilayah Jawa Tengah, Jawa Timur,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bangka, dan Sumatera Tengah. Etnis

Tionghoa menetap di Indonesia khususnya di Semarang mendirikan rumah dan tempat ibadah. Perkampungan suku Tionghoa disebut kampung Pecinan.

Cina adalah satu bangsa yang kaya seni dan kebudayaan. Ciri khas bangsa

Cina yang menonjol dan diakui oleh dunia adalah gaya arsitektur bangunannya.

Gaya arsitektur bangunan bangsa Cina mengutamakan bentuk bangunan kayu.

Seperti Istana, Klenteng, Gerbang, Tembok Raksaksa, Makam, dan Pagoda.

Bangunan tersebut merupakan bangunan arsitektur utama Bangsa Cina memiliki nilai seni dan terdapat tradisi budaya. Ciri khas rumah suku Tionghoa tipe kuno adalah bentuk atap melancip pada ujung atapnya, dengan ukiran bentuk naga.

Pada bangunanan tiang terbuat dari balok terdapat banyak ukiran.

Bangunan suku Tionghoa baik rumah maupun tempat ibadah menganut gaya arsitektur kuno. Perkampungan suku Tionghoa selalu ada satu atau dua Klenteng.

Besar atau kecilnya sebuah Klenteng terlihat pada kekuatan dari umatnya yang membiayai pembangunan dan pemeliharaan. Klenteng merupakan tempat orang meminta berkah, meminta agar cepat dikaruniai anak dan tempat mengucapkan syukur kepada Dewa dan Dewi. Klenteng terbagi dalam tiga golongan yaitu: Kuil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Budha, Kuil Tao, dan Kuil dibangun untuk menghormati dan mengingat orang pada masa hidupnya telah berbuat banyak jasa bagi masyarakat. Salah satunya adalah bangunan Klenteng yang ada dipulau Jawa khususnya di Kota Semarang.

Seperti bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Klenteng Sam Poo

Kong sangat terkenal baik didalam Kota Semarang maupun diluar Kota

Semarang. Klenteng Sam Poo Kong hampir mirip dengan Klenteng Kong Hu

Cu/Kong Miao di Qufu Provinsi Shan Dong Cina. Dapat dilihat seperti gambar berikut ini:

Gambar 1.2 Klenteng Kong Hu Cu/Kong Miao Shan Dong Cina

(Sumber: www.google.com)

Klenteng Kong Hu Cu/Kong Miao di Qufu Provinsi Shan Dong Cina hampir sama bentuknya dengan Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Klenteng tersebut merupakan Klenteng umat agama Kong Hu Cu terbesar di Cina. Klenteng Sam

Poo Kong merupakan bangunan religi masyarakat Tionghoa, tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi sebagai tepat wisata religi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Klenteng Sam Poo Kong tidak hanya dikunjungi oleh para wisatawan domestik tetapi para wisatawan mancan negara banyak berkunjung ke Klenteng

Sam Poo Kong. Klenteng Sam Poo Kong tidak hanya dikunjungi oleh Masyarakat

Tionghoa beragama Budha ataupun Kong Hu Cu tetapi Masyarakat beragama

Islam, Kristen, dan Hindu berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong.

Gambar 1.3 Klenteng Sam Poo Kong Semarang pada Waktu Lampau

(Sumber: www.google.com)

Pengunjung Klenteng tidak melihat batasan usia, bahkan anak-anak mengunjungi dan berantusias melihat kemegahan bangunan Klenteng. Tidak hanya bersembahyang mereka dapat merileksasikan pikiran serta bermain didalam areal Klenteng. Klenteng Sam Poo Kong mengalami beberapa kali renovasi. Di karenakan bangunan awal Klenteng terkena bencana alam yang dasyat sehingga menutupi semua bangunan yang ada. Dapat dilihat wajah awal pertama kali

Klenteng Sam Poo Kong Semarang di bangun pada gambar 1.3 di atas.

Klenteng Sam Poo Kong memiliki nilai sejarah. Kaisar Yong Le seorang diplomat masa pemerintahan Dinasti Ming. Kaisar Yong Le menugaskan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Laksamana Cheng Ho untuk melakukan ekspedisi pelayaran angkatan laut ke

Kamboja, Cochin, China, Thailand, Sumatera, Jawa, India, dan Sailan. Wilayah yang dikunjungi dibujuk untuk mengakui Cina sebagai dipertuan.

Tahun 1406 Laksamana Cheng Ho berserta awak kapalnya ke Semarang dan bertepatan pada masa ekpedisi pelayaran pertama tahun 1405-1407. Laksamana

Cheng Ho datang ke Gedung Batu Simongan pada tanggal 29 bulan 6 tahun imlek sebagai hari peringatan kunjungan Laksamana Cheng Ho dipercayai Masyarakat

Tionghoa Semarang. Persinggahan Laksamana Cheng Ho ke Semarang karena salah satu anak buah kapalnya bernama Wang Jing Hong jatuh sakit. Akhirnya,

Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya merapat ke pelabuhan Simongan. Wang

Jing Hong beristirahat di gua yang bernama Gedung Batu dan menetap beberapa hari di Semarang. Gua yang ditempati menjadi asal mula Klenteng Sam Poo

Kong.

Klenteng Sam Poo Kong Semarang adalah sebuah Klenteng yang dimiliki oleh agama Kong Hu Cu. Namun, Klenteng Sam Poo Kong tidak membatasi umat yang masuk dan berjiarah serta sembahyang didalamnya. Sebab, Laksamana

Cheng Ho merupakan seorang Laksamana muslim dari Tiongkok. Klenteng Sam

Poo Kong menganut gaya arsitektur Cina kuno dilihat pada bentuk atap. Pada setiap bangunan atapnya dengan ujung melancip disetiap sisi atap Klenteng, warna bangunan, dan ukiran simbol naga. Klenteng Sam Poo Kong dulunya adalah gua kemudian diubah menjadi tempat ibadah.

Sehingga membuat Pembina yayasan pertama Klenteng Sam Poo Kong yaitu

Alm. Bapak Ir. Priambudi Setia Kusuma menjalankan misi pembangun gedung utama Klenteng Sam Poo Kong. Pembangunan tahun 2002 selesai tahun 2005,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terlihat sekarang dan menjadi pusat peribadatan. Gedung utama diresmikan

Gubernur Jawa Tengah, Bapak H. Mardiyanto sekaligus memperingati perayaan kedatangan Laksamana Cheng Ho ke Semarang berusia 600 tahun.

Gambar 1.4 Bangunan Baru Klenteng Sam Poo Kong Semarang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

Keunikan Klenteng Sam Poo Kong adalah Klenteng yang terdiri dari lima bangunan tempat ibadah, satu banguanan utama milik Laksamana Cheng Ho, dua bangunan disebelah kanan dari bangunan utama bernaum bangunan jurumudinya

Wang Jing Hong dan bangunan disebelahnya adalah bangunan Dewa Bumi.

Kemudian dua buah bangunan berada di sebelah kiri bangunan utama, milik

Kyai Jangkar, Kyai Tumpeng dan Kyai Curudik Bumi. Bangunan dari Klenteng

Sam Poo Kong menganut gaya arsitektur kuno dengan nuansa merah di setiap bangunan dengan atap meruncing. Dalam areal Klenteng Sam Poo Kong terdapat patung Laksamana Cheng Ho terbuat dari murni, dikirimkan dari Negara

Cina melalui pelayaran. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki sumur mata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA air abadi, dan pohon rantai. Terdapat makam dari Kyai Jurumudi, Kyai Tumpeng dan Kyai Curudik Bumi yang dimakamkan di Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

Kota yang disinggahi oleh Laksamana Cheng Ho tidak hanya di Semarang tetapi di Aceh (Lonceng Raksasa Cakra Donya diberikan kepada Sultan Aceh), di

Palembang (Masjid Cheng Hoo Palembang), di Surabaya (Masjid Cheng Hoo

Surabaya) dan seputaran pulau Jawa dan di seluruh Indonesia, banyak bangunan

Masjid Cheng Ho dan peninggalan Laksamana Cheng Ho lainnya.

Namun hanya di Semarang Indonesia terdapat peninggalan Laksamana Cheng

Ho berbentuk bangunan Klenteng. Dari dulu hingga sekarang jasa dan kebaikan

Laksamana Cheng Ho diketahui hampir semua penduduk Nusantara. Dari banyaknya fenomena yang dilihat dalam bangunan Klenteng Sam Poo Kong. Oleh sebab itu, Klenteng Sam Poo Kong Semarang sangat menarik diteliti lebih jauh.

Penulis meneliti bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang bagi Masyarakat Tionghoa Semarang Jawa Tengah, melaui teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski dengan metode deskriptif kualitatif.

1.2 Batasan Masalah

Dalam areal Klenteng Sam Poo Kong terdapat banyak bangunan, berupa

Klenteng tempat pemujaan maupun bangunan pendukung lainnya. Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan pada bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong, mencangkup pembatasan masalah pada lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong. Ke lima Klenteng tersebut adalah :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Klenteng Pemujaan Dewa Bumi

2. Klenteng Makam Mbah Kyai Jurumudi

3. Klenteng Utama Sam Poo Kong

4. Klenteng Mbah Kyai Jangkar

5. Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi

1.3 Rumusan Masalah

Setiap bangunan digunakan, baik tempat tinggal maupun tempat sembahyang memiliki bentuk, fungsi, dan makna. Maka, penulis merumuskan permasalahan penelitian pada penulisan skripsi ini adalah :

1. Bagaimana bentuk lima bangunan Klenteng utama diareal Klenteng Sam Poo

Kong Semarang?

2. Bagimana fungsi dan makna lima bangunan Klenteng utama diareal Klenteng

Sam Poo Kong Semarang?

1.4 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang penulis analisis maka terdapat tujuan penelitian:

1. Mendeskripsikan bentuk lima bangunan Klenteng utama diareal Klenteng

Sam Poo Kong.

2. Mendeskripsikan fungsi dan makna yang terkandung didalam lima bangunan

Klenteng utama diareal Klenteng Sam Poo Kong berdasarkan kajian teori

fungsionalisme Bronislaw Malinowski.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang penulis perbuat dari bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menjadi referensi dan menambah wawasan bagi peneliti lanjutan yang

berkaitan dengan bentuk, fungsi, dan makna bangunan arsitektur Tiongkok.

2. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai makna dan nilai budaya

yang terdapat pada setiap bangunan Klenteng Sam Poo Kong.

3. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai bentuk, fungsi, dan

makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang dikaji berdasarkan teori

fungsionalisme Bronislaw Malinowski.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Dapat menjadi pengetahuan baru bagi para pelajar dan pembaca sebagai

perkembangan ilmu pengetahuan pada bidang ilmu sejarah dan budaya serta

memahami bentuk, fungsi, dan makana bangunan Klenteng Sam Poo Kong.

2. Membuat pemerintah lebih proaktif dalam mengeksplor sebuah peninggalan

kuno yang menjadi nilai budaya dan sebagai objek wisata.

3. Membuat masyarakat lebih aktif dan bersemangat mempertahankan dan

melestarikan serta membuat suatu budaya yang ada lebih berkembang luas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Konstruk adalah konsep dapat diamati dan diukur. Ditinjau dari aspek statistis, ukuran sampel ditentukan: bentuk parameter, tipe sampling, tujuan penelitiannya, derajat kepercayaan, sifat penelitiannya, dan besarnya terikat kesalahan. Peneliti bekerja dari tahap konsepsional ke tahap operasional. Konsep adalah abstraksi dibentuk dengan menggeneralisasikan hal khusus (Kerlinger,

1971:28).

Konsep diartikan sebagai gambaran suatu objek, proses, atau apapun yang berada diluar bahasa, digunakan akal budi untuk memahami hal lain. Bila konsep digunakan secara sengaja dan secara sadar dibuat serta dipergunakan untuk tujuan ilmiah ia disebut konstruk, “kecerdasan” adalah “konsep”, setelah pengertianya dibatasi khusus sehingga dapat diamati, ia berubah menjadi konstruk. Konsep adalah penggambaran abstrak tentang sesuatu objek yang tampak adanya unsur subjektif dengan mengadakan perbandingan.

2.1.1 Bentuk

Bentuk sebuah bangunan merupakan bentukan dari dasar geometri, yang umumnya menampilkan tingkatan herarki yang penyusunannya jelas dan terpusat menurut sistem geometri. Menurut Nix (dalam pamungkas 2002) menyebutkan,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “Bentuk ditentukan adanya hubungan campur tangan dari kegiatan manusia, dan mengenai penentuan secara langsung maupun tidak langsung, tergantung kepada apa yang didalam pemberian bentuk ditentukan secara primer dan kemudian apa yang timbul karena kegiatan primer tersebut”.

Menurut Handinoto (dalam Wiyatiningsih 2000) menyebutkan “Penyesuaian bentuk bangunan indis terhadap kondisi iklim tropis basah digambarkan dengan ciri pokok bentuk plafon tinggi, overstek yang cukup lebar, adanya beranda yang cukup dalam, baik didepan atau dibelakang rumah”. Bentuk yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah wujud dan bagian bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang baik secara umum dan lebih spesifik dimulai dari luar bangunan, bentuk ruang bangunan, dan ukiran pada bangunan Klenteng.

2.1.2 Fungsi

Fungsi adalah penggambaran baru dari objek yang sangat berbeda dari aslinya. Menurut Nurmala (2003:167-168) menyebutkan, “Pandangan para pakar perencanaan kota, arsitek, dan pengamat bangunan bersejarah dalam upaya pelestarian fungsi bangunan, antara lain:

1. Fungsi bangunan mengacu pada Undang-Undang baru Cagar Budaya No. 11

Tahun 2010 untuk kepentingan agama, sosial, parawisata, ilmu pengetahuan,

dan kebudayaan.

2. Fungsi diberikan pada bangunan kuno harus fleksibel, tidak hanya terkait

dengan fungsi semula. Fungsi bisnis sangat memungkinkan karena

keuntungan dapat digunakan untuk biayai perawatan bangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Fungsi menjamin bangunan kuno sebagai indentitas sehingga fungsi dapat

berbeda dengan yang terdahulu, fungsi dapat memberikan pendapatan

pemeliharaan bangunan. Fungsi diberikan adalah fungsi yang menonjolkan

keberadaan bangunan produktif.

4. Fungsi bangunan kuno sebaiknya mengikuti fungsi yang ada sekarang, tetapi

yang penting untuk dilestarikan adalah fungsi beberapa kawasan tertentu atau

yang tercermin dalam objek pelestarian”.

Fungsi yang dimaksudkan adalah bagaimana bangunan Klenteng Sam Poo

Kong Semarang menjadi salah satu sarana memberikan manfaat lebih dan menjadi kebutuhan dan daya tarik masyarakat dalam Negeri maupun luar Negeri dan menunjukkan nilai fungsi masing-masing bangunan.

2.1.3 Makna

Menurut Boediono (dalam KBBI, 2009:384) menyebutkan, “Makna adalah arti atau maksud penting didalamnya”. Sedangkan menurut Budiharjo (dalam

Pontoh, 1992:36) menyebutkan, “Makna pada bangunan mempunyai manfaat yang dapat diperoleh dari upaya pelestarian antara lain memperkaya pengalaman visual, memberi pilihan dan berkerja disamping lingkungan modern, memberi suasana permanen yang menyegarkan, sebagai bukti fisik sejarah, mewariskan arsitektur, menyediakan catatan historis masa lalu, melambangkan keterbatasan hidup manusia, dan aset komersial dalam kegiatan wisata internasional”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Menurut Budhy Munawar Rahman (1995:463) menyebutkan, “Puncak bangunan Masjid, Pura, dan candi mengingatkan perjalanan kehidupan manusia disimbolkan dalam tingkatan candi seperti candi Borobudur yaitu: kama datu, rupa datu, dan arupa datu”. Nurcholis madjid mengatakan, “Atap tumpang tiga mempunyai makna perkembangan penghayatan keagamaan manusia, yaitu: tingkat mula (purwa), menengah (madya), dan akhir (wusana), berpandangan sejajar dengan islam, iman, dan ihsan atau syari’at, thariqat, dan makrifat”.

2.1.4 Klenteng

Klenteng tidak hanya tempat keagamaan, melainkan sebagai ungkapan

Masyarakat yang mendukungnya. Penyelidikan Klenteng ke Klenteng lainnya memahami perkembangan Masyarakat yang beranekaragam dalam menjalani proses perubahan (Salmon, 1985:97). Menurut Lilananda (1998) menyebutkan fungsi klenteng dibedakan dari beberapa segi seperti segi keagamaan, segi sosial, dan segi kebudayaan. Berikut uraian dari fungsi Klenteng, sebagai berikut:

1. Segi keagamaan

1. Tempat suci untuk menjalankan ibadah kepada Tuhan.

2. Tempat melaksanakan pemujaan kepada Dewa-Dewi.

3. Tempat melaksanakan penghormatan pada orang suci.

4. Tempat melaksanakan upacara keagamaan.

5. Tempat aktifitas keagamaan (konsultasi, pendalaman, dan komunikasi).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Segi sosial

1. Tempat penyaluran dan pemberian bantuan amal bagi umat yang kurang

mampu serta pada fakir miskin.

2. Tempat terjadinya kontak sosial antar umat beragama.

3. Menyediakan tempat bermalam bagi umat yang membutuhkan sewaktu

berkunjung ke tempat ibadah.

3. Segi kebudayaan

1. Menampung segala aktifitas mempelajari kebudayaan (kesusastraan,

tarian, dan seni barongsai) yang terutama untuk generasi muda.

2. Menjadi tempat tujuan wisata dan rekreasi.

Dalam sejarah Cina kuno orang Tionghoa merantau ke Indonesia akhir

Dinasti Tang. Masyarakat Tionghoa dikenal adanya tiga agama yaitu: Khong Hu

Cu, Tao, dan Budha. Gabungan ketiga aliran agama disebutlah dengan nama ajaran Tridharma. Menurut Evelin Lip (2010:10) menyebutkan, “Salah satu arsitektur Cina mendirikan sebuah bangunan suci biasanya akan mengikuti aturan yang berlaku di Cina. Aturan tersebut adalah suatu bangunan suci biasanya didirikan diatas podium, dikelilingi pagar keliling, mempunyai keletakan simetris, mempunyai atap dengan arsitektur Cina, strukturnya terdiri dari tiang balok serta motif dekoratif memperindah bangunan. Masyarakat Cina dalam pencarian lokasi berpedoman pada Hong Sui (Feng Sui), dengan berpedoman pada Feng Sui diharapkan akan memberikan keberuntungan pada penghuninya”.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Even Lip menyebutkan, “Kelenteng di China Utara berukuran lebih besar dan biasannya sedikit dibandingkan dengan di Cina Selatan dimana kelenteng mempunyai hiasan. Bumbungan atap dihiasi motif naga, burung phoenix, ikan, mutiara, dan ujung bumbungannya melengkung ke atas. Ciri arsitektural seperti inilah dibawa ke Singapore dan oleh para perantau dan pedagang Cina”.

Kata Klenteng adalah istilah luar. Tetapi sebenarnya Kelenteng hanya ditemui di Indonesia. Kalau diteliti kebiasaan orang Indonesia yang sering memberi nama pada suatu benda atau mahluk hidup berdasarkan bunyi-bunyian yang ditimbulkan seperti Kodok “Ngorek”, Burung “Pipit”, Tokek “tokkek”. Demikian pula halnya dengan Klenteng. Genta didalam Klenteng digunakan dalam upacara yang apabila dipukul akan berbunyi “klinting” sedang genta besar berbunyi “klenteng”.

Bunyi-bunyian yang keluar dari tempat ibadah orang Cina dijadikanlah dasar acuan merujuk tempat tersebut. (Moertiko, 2010: 97) Kronik Tionghoa Batavia menyebutkan bahwa, “Sekitar tahun 1650 Letnan Tionghoa bernama Guo Xun

Guan mendirikan sebuah tempat ibadah untuk menghormati Guan yin di Glodok.

Guan yin adalah Dewi welas asih Buddha lazim dikenal Kwan Im”.

Heuken (2010:181) menyebutkan, “Abad ke-17 umat kristen Jepang dianiaya, patung Dewi Kwan Im menggantikan patung Bunda Maria untuk menyamarkan mata-mata Jepang. Tempat ibadah di Glodok disebut Guan yin Ting atau Dewi

Guan yin (Kwan Im). Kata Tionghoa Yin-Ting disebut dalam kata Indonesia menjadi Klen-Teng, menjadi lazim bagi tempat ibadah Tionghoa Indonesia”.

(sumber:http://wwnkalbar.blogspot.co.id/2010/10/asal-mula-kata-kelenteng.html)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2 Landasan Teori

Pemaparan teori didasarkan pada pemikiran bahwa ilmu tidak dimulai dengan halaman kosong. Pemaparan teori disusun sendiri secara elektrik dan dapat berupa teori yang digunakan seorang ahli. Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk kerangka kerja penelitian tentang topik yang diambil untuk diteliti. Teori adalah hasil pengamatan tentang kehidupan sosial dalam satu pola terpadu, misalnya ide tau pikiran tentang masyarakat dan kehidupan sosial dari para ahli sosiologi yang tulisannya menjadi bahan diskusi sebagai fenomena sosial.

Menurut Ahimsa Putra (2007:3) menyebutkan, “Teori diartikan sebagai pernyataan, pendapat pandangan mengenai (1). Hakikat kenyataan suatu fakta.

(2). Hubungan antara kenyataan fakta tersebut dengan kenyataan atau fakta lain dan kebenaran pernyataan tersebut telah diuji melalui metode dan prosudur tertentu”.

Teori adalah seperangkat preposisi secara sistematis dan saling berhubungan secara logis didasarkan secara teguh pada data empiris (Veeger & dkk, 1992).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori fungsionalisme dalam penelitian bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong di Semarang.

2.2.1 Teori Fungsionalisme

Untuk melihat bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang penulis menggunakan teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh

Bronislaw Malinowski. Teori fungsionalisme adalah satu teori dipergunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dalam ilmu antropologi, menekankan saling ketergantungan atara institusi dan kebiasaan dalam masyarakat. Fungsionalisme adalah penekanan dominan dalam studi antropologi khususnya penelitian etnografis selama beberapa dasawarsa.

Fungsionalisme kaidah yang bersifat mendasar bagi suatu antropologi yang berorientasi pada teori diktum metodologis bahwa kita harus mengekplorasi ciri sistemis budaya. Artinya harus mengetahui ketertarikan antara institusi atau struktur suatu masyarakat sehingga membentuk sistem yang dibuat. Kemungkinan lain adalah memandang budaya mempunyai ciri yang tersendiri, khas dan tanpa kaitan, karena kesamaan historis (Kaplan & Manners, 2002).

Malinowski—yang memahami masyarakat melalui kebudayaan— mengatakan semua unsur kebudayaan merupakan bagian terpenting dalam masyarakat karena unsur tersebut memiliki fungsi tertentu. Setiap pola adat kebiasaan merupakan sebagian fungsi dasar sebuah kebudayaan (Garna,

1986:55). Teori-teori fungsional mencakup konsep sebagai berikut:

1. Sebagai sistem yang terikat dan terbatas, masyarakat mengatur dirinya sendiri dan cenderung menjadi suatu sistem yang tetap serta serasi. 2. Sebagai suatu sistem yang mengatur dirinya sendiri yang sama dengan suatu organisme, masyarakat mungkin mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi, apabila keserasian yang ingin dipertahankan. 3. Analisa sosiologis terhadap sistem yang mengatur dirinya sendiri dengan segala kebutuhannya harus dipusatkan pada fungsi-fungsi bagian sistem dalam memenuhi kebutuhan dan memelihara keserasiannya. 4. Dalam sistem dengan berbagai kebutuhan mungkin tipe struktur tertentu harus ada untuk menjamin ketahanannya.

Salah satu yang megembangkan teori fungsionalisme adalah seorang antropologi yang bernama Bronislaw Malinowski. Bronislaw Malinowski mengembangkan teori dalam mengenalisa fungsi dari kebudayaan manusia, yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA disebutnya adalah teori fungsional tentang kebudayaan atau “a functional theory of culture”. Menurut Bronislaw Malinowski (1984:216) menyatakan bahwa:

“Pada dasarnya kebutuhan manusia sama, dalam kebutuhan bersifat biologis dan kebutuhan bersifat psikologis dalam kebudayaan memenuhi kebutuhan tersebut didalamnya. Kondisi pemenuhan kebutuhan tidak terlepas dari proses dinamika perubahan kontruksi nilai yang disepakati bersama didalam sebuah masyarakat (bahkan proses yang dimaksudkan akan tetap terus bereproduksi) dan dari nilai-nilai akhirnya berbentuk tindakan yang terlembagakan dan dimaknai oleh masyarakat. Akhirnya memunculkan tradisi-tradisi berbagai macam upacara seperti: perkawinan, tata cara, dan lain sebagainya yang terbentuk dan terlembaga untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia.”

Bronislaw Malinowski mengembangkan teori fungsi unsur kebudayaan yang kompleks. Inti dari teori tersebut adalah pendirian bahwa aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupanya. Contoh salah satu unsur kebudayaan terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurunya akan keindahan. Menurut Bronislaw Malinowski ada tiga tingkatan yang harus ada dalam kebudayaan yaitu:

“(1) Suatu kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan pangan dan prokreasi, (2) sebuah kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan hukum dan pendidikan, (3) sebuah kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integratif, seperti kebutuhan agama dan kesenian.”

Pandangan dari fungsionalisme terhadap kebudayaan mempertahankan bahwa pola kelakuan sudah menjadi kebiasaan, setiap kepercayaan dan sikap merupakan dari kebudayaan suatu masyarakat, yang memenuhi fungsi mendasar dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kebudayaan bersangkutan. Pemikiran Bronislaw Malinowski secara fungsional di kembangkanya dalam konsepnya mengenai fungsi sosial dari kebudayaan, adalah

“(1) Unsur kebudayaan dalam tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya terhadap adat, tingkah laku masyarakat dan pranata sosial masyarakat, (2) unsur kebudayaan dalam tingkat abstraksi ke dua mengenai pengaruh atau efek terhadap kebutuhan suatu adat untuk mencapai maksud, yang dikonsepsikan warga masyarakat bersangkutan, (3) unsur kebudayaan dalam tingkat abstraksi ke tiga mengenai pengaruh dan efek terhadap kebutuhan mutlak berlangsungnya integrasi suatu sistem sosial tertentu.”

Konsep fungsionalisme Bronislaw Malinowski menjelaskan fungsi dari unsur budaya adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yaitu kebutuhan pokok manusia. Seperti halnya kebutuhan gizi (nutrition), berkembang biak

(reproduction), kenyamanan (bodily comfort), keamanan (safety), kesantaian

(relaxation), gerak (movement), dan pertumbuhan (growth). Jadi menurut pandangan Bronislaw Malinowski tentang kebudayaan, semua unsur kebudayaan dipandang sebagai hal memenuhi kebutuhan dasar masyarakat (Ihromi, 1980:60).

Menurut Bronislaw Malinowski pendekatan fungsional mempunyai nilai praktis:

“Nilai praktis dari teori fungsionalisme adalah bahwa teori ini mengajarkan kita tentang kepentingan relatif dari berbagai kebiasaan yang beragam, bagaimana kebiasaan itu tergantung satu dengan yang lainnya, bagaimana harus dihadapi oleh para penyiar agama, oleh penguasa kolonial dan oleh para ekonomis mengeksploatir perdagangan dan tenaga masyarakat primitif.”

Bronislaw Malinowski (1984:217) mengatakan beberapa unsur kebudayaan yang meliputi pokok-pokok kebudayaan yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA “(1) Sebuah sistem normatif adalah sistem norma yang berkerjasama dengan para anggota msayarakat yang dapat menguasai alam di sekelilingnya, (2) organisasi ekonomi, (3) mechanism and agencies of education merupakan alat-alat dan lembaga dengan kata lain petugas untuk pendidikan. Misalnya keluarga merupakan lembaga resmi pendidikan selain lembaga resmi yang ada, (4) organisasi kekuatan”.

Bronislaw Malinowski penganut teori fungsionalisme selalu mencari fungsi dan kegunaan setiap unsur kebudayaan pada keperluan masyarakat. Keberatan teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski adalah bahwa teori ini tidak menjelaskan mengenai adanya aneka ragam kebudayaan manusia, pola budaya, dan tidak mengemukakan dalil yang menerangkan mengapa kebudayaan berbeda- beda memiliki unsur budaya dan mengapa terjadinya perubahan budaya.

Teori fungsionalisme dikemukakan Bronislaw Malinowski mengatakan kebudayaan memenuhi kebutuhan biologis, istrumental, dan integratif sebuah kebudayaan. Teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski mengatakan pendapat bahwa fungsi yang telah mengalami perubahan ke arah nilai dan telah berdampak bagi nilai tersebut, telah berubah menjadi makna yang disepakati masyarakat.

Sesuai dengan diuraikan Bronislaw Malinowski dengan teori fungsionalisme maka, penulis menganalisis bentuk, fungsi, dan makna lima bangunan Klenteng utama pada Klenteng Sam Poo Kong Semarang yang menjadi cakupan pembatasan permasalahan didalam penelitian. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki fungsi biologis sebagai bangunan yang memenuhi kebutuhan kreasi hasil masyarakat, instrumental sebagai pendidikan dan sarana pengetahuan bagi masyarakat, serta fungsi integratif memenuhi kebutuhan agama bagi masyarakat.

Bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki makna tersendiri bagi masyarakat, dari segi bangunan Klenteng, alat kebaktian, patung, dan relif bangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tujuan utama pembangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang adalah untuk mengenang jasa Laksamana Cheng Ho berikan kepada para pengikutnya dan kepada seluruh masyarakat Kota Semarang. Selain itu memberikan kesempatan bagi umat dalam pengembangan ajaran agama yang dianut. Jika dikaitkan dengan teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski, bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki fungsi yang cukup berarti bagi masyarakat Semarang.

Sesuai dengan teori fungsionalisme Bronislaw Malinowski mengatakan semua unsur kebudayaan berfungsi dalam kehidupan masyarakatnya. Bronislaw

Malinowski mengatakan kebudayaan bersifat biologis dalam kesenian dan keagamaan. Sesuai fungsi Klenteng Sam Poo Kong berfungsi sebagai tempat ibadah dan berdoa. Menurut informan bangunan Klenteng Sam Poo Kong adalah bangunan yang sangat sakral yang mampu memberikan dampak positif dalam kehidupan. Klenteng Sam Poo Kong berfungsi sebagai tempat melakukan upacara perayaan keagamaan bagi seluruh umat yang beraliran ajaran agama Tridarma.

2.3 Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan penelitian ini penulis mencari kajian topik yang penulis tetapkan yaitu bentuk, fungsi, dan makna bangunan klenteng Sam Poo Kong di

Semarang. Peneliti menyusun karya ilmiah ini lebih lanjut maka peneliti menelusuri semua jenis referensi yang berhubungan dengan judul penelitian seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, dan karya ilmiah.

Tinjauan adalah pemeriksaan teliti, penyelidikan, kegiatan pengumpulan data, pengelolahan, analisa, dan penyajian data dilakukan secara sistematis dan objektif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA untuk memecahkan suatu persoalan. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagian dan penelaahan bagian, serta hubungan antar bagian memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (KBBI, 2002:43).

Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau pandangan, pendapat, sesudah menyelidiki atau mempelajari (KBBI, 2003:1998). Pustaka adalah kitab, buku, atau primbon (KBBI, 2003:912). Tinjauan pustaka adalah hasil meninjau pandangan terhadap buku atau jurnal yang sudah diteliti dan dipelajari sebelumnya. Karena menyelesaikan penelitian dibutuhkan kepustakaan yang relevan dari suatu karya ilmiah harus memiliki hubungan dengan yang diteliti.

Benedicta Sophie Marcella (2014) jurnal artikel berjudul: “ Bentuk Dan

Makna Atap Klenteng Sam Poo Kong Semarang”. Memaparkan bentuk, makna atap Klenteng, feng shui dan arsitektur Tiongkok. Jurnal artikel penulis gunakan sebagai bahan bacaan dalam mengkaji bentuk, makna, dan arsitektur Tiongkok untuk mengkaji bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

Benedicta Sophie Marcella (2012) tesis berjudul: “Penerapan Feng Shui Pada

Klenteng Sam Poo Kong Di Semarang”. Memaparkan bentuk dan makna atap bangunan Klenteng. Tesis ini penulis gunakan sebagai bahan bacaan dalam mengkaji bentuk dan makna atap bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

Yohana (2011) skripsi yang berjudul: “ Bentuk, Makna, dan Fungsi Ornamen yang Digunakan Pada Perayaan Tahun Baru Imlek oleh Masyarakat Tionghoa di

Kota Medan”. Memaparkan bentuk, makna, dan fungsi pada ornamen perayaan tahun baru imlek di Kota Medan. Skripsi ini digunakan sebagai bahan bacaan mengetahui bentuk dan fungsi ornamen. Skripsi ini penulis gunakan sebagai dalam mengkaji bentuk dan fungsi ornamen Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Donna Sitepu (2014) skripsi berjudul: “ Bentuk, Fungsi, Dan Makna

Bangunan Pagoda Shwedagon Di Berastagi”. Memaparkan bentuk, fungsi, dan makna pada bangunan pagoda. Skripsi ini menggunakan teori fungsionalisme untuk menganalisis fungsi bangunannya, skripsi ini membantu penulis untuk mengetahui fungsi dan makna bangunan ditempat ibadah umat suku Tionghoa dan penulis gunakan sebagai bahan acuan mengkaji fungsi dan makna bangunan di

Klenteng Sam Poo Kong Semarang berdasarkan teori fungsionalisme.

Rudiansyah (2014) skripsi berjudul: “Makna dan Tipologi Rumah Tjong A

Fie di Kota Medan”. Yang didalam penelitiannya memaparkan makna simbolis elemen tempat tinggal rumah Tjong A Fie di Kota Medan. Skripsi ini penulis gunakan sebagai bahan pustaka dalam mengkaji fungsi bangunan Klenteng Sam

Poo Kong di Semarang.

Tri Suratno (2016) skripsi yang berjudul: “Analisis Semiotik Budaya

Terhadap Gaya Bangunan Masjid Cheng Ho Di Palembang”. Memaparkan gaya bentuk bangunan mesjid dan makna simbolik di setiap bangunan Mesjid. Skripsi ini penulis gunakan sebagai bahan referensi bacaan dalam mengkaji bentuk bangunan di Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan

Pendekatan adalah falsafah mendasari suatu metode penelitian. Metode penelitian merupakan pengkajian peraturan yang terdapat dalam metode penelitian. Metode merupakan prosedur mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah sistematik (Lorent Bagus, 1996:328). Penelitian bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong bersifat penelitian kualitatif. Strauss

(1990:17) menyebutkan, “Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan temuan yang tidak diperoleh oleh alat prosudur statistik atau alat kuantifikasi”.

Penelitian bentuk, fungsi dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong di

Semarang bersifat kualitatif diuraikan secara deskriftif. Penelitian deskriftif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang, prosesnya pada pengumpulan dan penyusunan data bersifat komperatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu.

Dengan pendekatan data yang diperoleh dalam bentuk kata-kata, data penelitian berupa foto seluruh isi bagian bangunan Klenteng Sam Poo Kong dengan teknik memotret pada bangunan, rekaman suara informan dan penulis memcatat secara runtut tahapan wawancara, dan mendokumentasikan seluruh hasil dari tahapan observasi lapangan di Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2 Data Dan Sumber Data

3.2.1 Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data skunder. Data primer dalam penelitian ini adalah informasi diperoleh dari hasil wawancara informan dan rekaman dari acara feng shui dan bangunan pada siaran stasiun televisi kompas TV yang berkaitan dengan bangunan Klenteng Sam Poo Kong. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa informasi yang diperoleh dari buku- buku, jurnal, tesis, dan artikel dari Klenteng, yang relevan dengan topik penelitian.

3.2.2 Sumber Data

3.2.2.1 Sumber Data Primer

Sumber data primer penelitian ini adalah data dari hasil wawancara informan meliputi pengelola dan pengurus bangunan Klenteng, merupakan pemilik dan juru kunci, juga masyarakat yang tinggal disekitar bangunan Klenteng. Sumber data primer berasal dari narasumber yang diwawancarai yaitu:

1. Bapak Chandra Budi Atmaja

Status profesi : Ketua/Pemilik Penerus Ke Tiga Klenteng Sam Poo Kong

Umur : 61 tahun

2. Lima juru kunci Klenteng (Mbah Jan, Mbah Katio, Mbah Mistur, Mbah

Klenteng Besar, Mbah Penjaga Klenteng Dewa Bumi)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Status profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

Umur : antara 65-72 tahun

3. Bapak Dita

Status profesi : Adminitrasi Yayasan Klenteng Sam Poo Kong

Umur : 25 tahun

4. Bapak Yames, Bapak Mugiono, dan Bapak Rokimen

Status profesi : Narasumber Perjalanan Laksamana Cheng Ho.

Umur : antara 28-65 tahun

3.2.2.2 Sumber Data Skunder

Sumber data skunder didalam penelitian ini penulis peroleh dari buku-buku, jurnal, artikel dari Klenteng, dan artikel yang relevan dengan kebenaran dan keabsahan bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh dan mengelola data yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan suatu teknik penelitian data. Penelitian data berpijak pada data yang ada. Data dapat merupakan sumber primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku atau bahan tertulis lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.3.1 Studi Kepustakaan (Library Research)

Dalam pengumpulan data penulis melakukan tahapan studi kepustakaan.

Penelitian kepustakaan (library research) adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, dan laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988:111). Tahapan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan adalah sebagai berikut:

1. Mencari buku yang berkaitan dengan kajian penulisan diluar perpustakaan

seperti halnya saja: toko-toko buku dan perpustakaan.

2. Mencari referensi dari internet sebagai bahan bacaan berkaitan dengan kajian.

3. Melihat daftar isi buku yang diperoleh, kemudian melihat dan memeriksa

setiap sub bab judul yang berkaitan dengan objek kajian yang penulis kaji.

4. Membaca informasi dari buku yang ada, baik skripsi, jurnal, maupun bahan

bacaan yang diperoleh dari Klenteng yang berkaitan dengan kajian penulis.

5. Penulis mengumpulkan dan mengklasifikasikan semua sumber bahan bacaan

yang ada agar selanjutnya dapat dianalisis berdasarkan bentuk, fungsi, dan

maknanya didalam penulisan.

3.3.2 Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan (field research) adalah teknik penelitian dilakukan dengan cara observasi, dan wawancara. Data lapangan berkualitas merupakan deskripsi yang terperinci dari pengenalan peneliti dan pengalaman otentik didalam dunia sosial para anggotanya (Neuman, 2000:368). Penelitian ini penulis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk melihat kejadian sosial yang menjadi studi khasus penelitian, setelah pengamatan terjadi berdasarkan realita kemudian penulis melakukan wawancara melalui informan yang ditetapkan. Selanjutnya penulis mendokumentasikan setiap peristiwa berlangsung.

1. Observasi

Observasi adalah sebuah pengamatan langsung terhadap lokasi penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Lokasi penelitian berada di Kota Semarang Jawa

Tengah tepatnya di Jl. Simongan No. 129 Bongsari Semarang Barat Kota

Semarang sebagi tempat lokasi penelitian. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini karenaKlenteng Sam Poo Kong merupakan sebuah Klenteng memiliki nilai sejarah yang berusia ratusan tahun, merupakan tempat persinggahan Laksamana

Cheng Ho saat ekpesidisi pelayaran pertama. Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data melalui observasi adalah: a. Melakukan tahapan observasi dengan meninjau lokasi objek penelitian secara

langsung pada objek bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang. b. Penulis melihat, memperhatikan, dan mengamati keadaan yang sedang

berlangsung dan fenomena aktual yang berkembang pada masyarakat sekitar.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berhadapan secara fisik (Setyadin, 2005:22). Adapun tahapan yang dilakukan penulis dalam teknik wawancara ini adalah:

1. Mempersiapkan hal berhubungan dengan wawancara seperti alat tulis, daftar

pertanyaan, dan alat perekam untuk merekam suara penulis dan informan

adalah alat perekam handphone samsung J1-16 sebagai alat perekam suara.

2. Menyampaikan pertanyaan kepada informan, wawancara dilakukan dengan

metode dimensi prosedural bersifat natural antara peneliti dan informan.

3. Tempat wawancara dilakukan ditempat keseharian informan berkerja di ruang

pusat informasi Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

4. Saat proses wawancara berlasung, penulis mencatat hal dianggap penting,

juga merekam dialog percakapan informan dan penulis berupa rekaman suara.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah langkah pengumpulan data informasi yang relevan pada sebuah permasalahan. Dokumentasi mengacu pada bahan material seperti fotografi, vidio, film, memo, surat, diari, rekaman kasus yang digunakan sebagai informasi suplemen sebagai bagian kajian kasus yang sumber data utamanya adalah observasi partisipan atau wawancara (Bogdan&Biklen,

1998:57). Dimana adapun tahapan dokumentasi yang penulis lakukan adalah:

1. Penulis merekam semua hasil percakapan yang dilakukan kepada informan.

2. Penulis memotret semua bangunan secara detail, dengan menggunakan

kamera handphone samsung J1-16 sebagai alat untuk memotret bangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan, dan bahan dikumpulkan untuk mengingatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan (Bogdan & Biklen, 2007). Penulis mengdeskripsikan dan mengklasifikasikan data yang ada berdasarkan bangunan bentuk, fungsi, dan makna Klenteng Sam Poo Kong Semarang dan membuat kesimpulan agar dapat diketahui bentuk, fungsi, dan makna. Dalam proses teknik analisis data penelitian ini, penulis melakukan beberapa tahapan. Proses yang dilakukan sebagai berikut:

1. Mengklasifikasi data-data yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan penulisan.

2. Membaca dan memutar ulang hasil rekaman yang diperoleh. Juga membaca

buku dan tulisan tangan tentang hal bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang, yang didapatkan dari informan yang diberikan kepada penulis.

3. Memilah dan menyusun data tersebut menjadi sistematis sehingga pembaca

dapat mengerti maksud yang ingin disampaikan penulis.

4. Mengklasifikasikan data dan menganalisis menggunakan teori fungsionalisme

Bronislaw Malinowski, dengan metode penelitian kualitatif deskriftif.

5. Menyimpulkan dan merangkum data-data yang telah berisikan informasi

yang relevan agar dapat dijadikan penunjang dalam penulisan penelitian ini.

6. Menyusun dan mendeskripsikan data yang telah diperoleh menjadi penelitian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Lokasi

Klenteng Sam Poo Kong terletak di Semarang Barat Kota Semarang, Jawa

Tengah. Tepatnya di Jl. Simongan No. 129 Bongsari Semarang Barat Kota

Semarang. Klenteng Sam Poo Kong dibangun disebuah gua bernama Gua Batu.

Klenteng Sam Poo Kong memiliki luas ± 34.000 m² , jarak dari pusat Kota

Simpang Lima Semarang ke Klenteng Sam Poo Kong hanya 4,1 Km dengan kecepatan dalam waktu 12 menit dengan lalu lintas normal.

Klenteng Sam Poo Kong memiliki lima bangunan ibadah, satu panggung aula terbuka, satu pagelaran seni pertunjukan, satu pendopo jawa, cafe & coustum, bangunan musolla, gudang, taman, kolam ikan, gerbar besar, pagar utama, gazebo, gazebo lilin, dan bangunan tempat penginapan dalam masa pembangunan.

Diseputaran taman Klenteng terdapat satwa dan unggas seperti ular dan burung hias, patung Dewa Dewi, guci, artefak berusia 600 tahun dan tak luput patung Laksamana Cheng Ho yang terbuat dari perak murni, serta makam dari

Kyai Jurumudi dan Kyai Tumpeng dan Kyai Curudik Bumi, pohon rantai dan mata air abadi. Didukung hembusan angin, pohon rindang, dan kicauan burung membuat Klenteng Sam Poo Kong cocok sebagai tempat kebaktian dan rileksasi.

Dari dulu hingga sekarang Klenteng Sam Poo Kong sering mengadakan acara kebaktian, puja, dan perayaan. Termasuk acara peringatan kedatangan dan kelahiran Laksamana Cheng Ho. Klenteng Sam Poo Kong Semarang memiliki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA fasilitas dan penghargaan dari pemerintah, khususnya dalam hal pembangunan

Klenteng Sam Poo Kong. Dengan adanya perhatian khusus dari pemerintah tersebut diharapkan para pengurus Klenteng Sam Poo Kong Semarang lebih bersemangat mengembangkan, menjaga, merawat pembangunan, mengekplor acara-acara yang ada, dan tetap mempertahankan kebaktian dalam ajaran agama.

4.1.1 Letak Geografis

Semarang adalah ibukota dari provinsi Jawa tengah. Luas wilayah Kota

Semarang 373,70 Km². Kota Semarang secara adminitratif terbagi atas 16 wilayah

Kecamatan dan 177 Kelurahan. Luas wilayah 373,70 Km². luas terdiri dari 39,56

Km² (10,59%) tanah sawah dan 334,14 (89,41%) bukan lahan persawahan.

Tabel 4.1 Letak Geografis Kota Semarang

Batas Wilayah Uraian Letak Lintang Keterangan Sebelah Utara 6 0 50 " LS Laut Jawa Sebelah Selatan 7 0 10 " LS Kab. Semarang Sebelah Barat 109 0 50 " BT Kab. Kendal Sebelah Timur 110 0 35 " BT Kab. Demak (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang)

Semarang terletak 6°50'-7°10' Lintang Selatan(LS) dan garis 109°35'-110°50'

Bujur Timur(BT). Dibatasi sebelah barat Kabupaten Kendal, disebelah timur

Kabupaten Demak, disebelah selatan Kabupaten Semarang dan disebelah utara dibatasi Laut Jawa panjang garis pantai 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA terletak 0,75 m-348 m diatas garis pantai. Ketinggian 0,75m (daerah pantai), 2,45 m (kawasan johar), 3,49 m (kawasan Simpang Lima), 90,56 m (Candi Baru), 136 m (Jati ngaleh), 270 m (Gombel), 253 m (Mijen), dan 348 m (Gunung Pati).

Luas sawah merupakan lahan hujan (53,12%) dan 19,97% dapat ditanami tumbuhan 2 kali dalam setahun. Lahan kering sebagaian besar digunakan untuk pekarangan halaman 42,17% dari total bukan lahan sawah. Letak geografis Kota

Semarang sangat strategis membuat tanah ditempat tersebut sangatlah subur.

Tabel 4.2 Luas Wilayah Kota Semarang

Luas Wilayah/ Area ( No Kecamatan Km² ) 1 Semarang Selatan 5,928 2 Semarang Timur 7,7 3 Semarang Utara 10,97 4 Semarang Tengah 6,14 5 Semarang Barat 21,74 Kota Semarang 373,7 (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang)

Dari tabel 4.2 luas wilayah Kota Semarang berdasarkan Ibukota Kecamatan

Kota Semarang, bahwa luas wilayah daerah Semarang Barat yang paling besar sebesar 21,74 Km² dan merupakan sebagai tempat berdirinya Klenteng Sam Poo

Kong. Semarang merupakan daerah Kota memiliki potensi keparawisataan dilihat adanya tempat yang menjadi tujuan wisatawan. Kota Semarang merupakan daerah lahan pertanian yang subur, selain terkenal penghasil beras, biji-bijian, sayur, dan buah. Semarang dikenal berbagai kesenian, alam, dan tempat bersejarah. Selain itu, Semarang terkenal dengan wisata kuliner dan festifal yang masih dijalani.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.2 Demografis

Semarang wilayah pemerintahan yang terdiri dari 16 wilayah kecamatan dan

177 kelurahan yang dihuni oleh penduduk sejumlah ± 6 juta jiwa yang data-data kecamatan dan jumlah kelurahan dapat di lihat melalui tabel berikut ini.

Tabel 4.3 Ibukota Kecamatan Kota Semarang

No Kecamatan Ibukota Kecamatan 1 Semarang Selatan Lamper Lor 2 Semarang Timur Rejosari 3 Semarang Utara Panggung Lor 4 Semarang Tengah Sekayu 5 Semarang Barat Grobokan (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang)

Tabel 4.4 Jumlah Kelurahan Kota Semarang

Jumlah No Nama Kecamatan di Kota Semarang Kelurahan 1 Semarang Selatan 10 2 Semarang Timur 10 3 Semarang Utara 9 4 Semarang Tengah 15 5 Semarang Barat 16 Jumlah Kelurahan Kota Semarang 177 (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang)

Dari tabel 4.3 Ibu Kota Kecamatan Kota Semarang terlihat Semarang Barat

Beribu Kota Kecamatan Grobogan dan tabel 4.4 Jumlah Kelurahan Kota

Semarang terlihat bahwa Semarang Barat memiliki jumlah kelurahan sebesar 16

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA wilayah kelurahan. Mayoritas penduduk Semarang adalah suku Jawa. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Masyarakat Semarang umumnya bermata pencarian sebagai petani, pedagang, dan buruh/kuli selebihnya pegawai, karyawan swasta, dan pengusaha. Hasil pertanian paling menonjol adalah biji- bijian dan kacang-kacangan. Selain itu, penduduk Kota Semarang mempunyai perternakan di pekarangan rumahnya memelihara ternak unggas dan hewan berkaki empat. Semarang memiliki data sensus penduduk sangat besar jumlahnya.

Dari data Badan Pusat Statistik Kota Semarang, dapat dilihat berbagai data.

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

2015 Kel Penduduk Kelompok Umur (Jiwa) Umur Laki laki Perempuan Jumlah 0 – 4 66 803 61 357 128 160 05-Sep 66 254 61 042 127 296 Okt-14 63 727 59 813 123 540 15 – 19 72 127 75 689 147 816 20 – 24 77 340 78 683 156 023 25 – 29 75 059 75 735 150 794 30 – 34 69 952 70 678 140 630 35 – 39 62 314 64 053 126 367 40 – 44 57 976 61 953 119 929 45 – 49 51 613 55 640 107 253 50 – 54 45 370 45 403 90 773 55 – 59 33 785 30 869 64 654 60 – 64 17 904 18 954 36 858 65 + 32 673 42 500 75 73 (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2015)

Terlihat jelas bahwa tabel 4.5 jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur tahun 2015, bahwa Kota Semarang merupakan Kota dengan penduduk yang besar jumlahnya dengan angka tingkatan umur hingga 65+ yang mencapai 7.573 jiwa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dari tabel 4.6 terlihat bahwa jumlah penduduk berdasarkan pemeluk agama tahun

2015, Semarang Barat merupakan sebagai lokasi berdirinya Klenteng Sam Poo

Kong. Dengan tingkatan jumlah pemeluk agama terbesar dengan rasio agama:

Islam 124361, Protestan 14852, Katolik 14739, Hindu 2594, dan Budha 1585.

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agama Tahun 2015

Jumlah Pemeluk Agama (Jiwa) Kec Islam Katolik Protestan Budha Hindu Lain Jumlah

Smrang 63975 7128 6451 623 1096 346 79620 Selatan

Smrang 52910 11057 9741 2253 1247 124 77331 Timur

Smrang 103266 11451 10203 2396 400 37 127752 Utara

Smrang 42727 10169 9523 6215 1430 196 70259 Tengah

Smran 124361 14739 14852 1585 2594 0 158131 g Barat Kota 133558 116747 111712 18402 10525 2295 159526 Smrang 550 7

(Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2015)

Selain itu jumlah tempat ibadah berdasarkan kecamatan tahun 2015 dapat di lihat berdasarkan tabel 4.7 dibawah terlihat bahwa hanya ada 4 kuil yang berada di Semarang Barat dimana dengan pemeluk agama Budha sebesar 1585.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 4.7 Jumlah Tempat Ibadah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2015

Jumlah Tempat Ibadah (Bangunan) No Kec Mushola/ Masjid Gereja Vihara/Kuil Surau Semarang 1 59 53 21 2 Selatan Semarang 2 39 87 22 6 Timur Semarang 3 54 106 29 0 Utara Semarang 4 28 71 18 17 Tengah Semarang 5 111 87 50 4 Barat Kota Semarang 1134 1932 287 38 (Sumber data: Badan Pusat Statistik Kota Semarang Tahun 2015)

4.1.3 Sejarah Kota Semarang

Semarang memiliki riwayat pendirian bermula dari datangnya seorang

Pangeran Made Pandan atau dikenal Pande Arang I dari kesultanan Demak menuju ke daerah barat pada akhir abad ke-15 atau tahun 1594. Di Pulau Tirang beliau mendirikan pesantren menyebarkan agama islam dari perbukitan Pragota.

Kesuburan tanah daerah itu membuat berbagai tumbuh tumbuh subur, lahan tanah yang ditempati Pande Arang I berserta para Santrinya. Karena, kesuburan lahan tanah yang bagus membuat sebuah pohon tumbuh dan menjadi asal mula nama Kota Semarang, yaitu pohon asam yang arang (Bahasa Jawa: Asem Arang) yang membuat daerah itu menjadi bernamakan Semarang. Pande Arang I Sebagai pendiri desa pertama, masyarakat dan santrinya diangkat menjadi kepala daerah setempat dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya Kyai Ageng

Pandan Arang I, digantikanlah oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kepemimpinan Panden Arang II menunjukkan pertumbuhan daerah yang meningkat. Sampai menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Panjang.

Karena, peningkatan daerah dapat dipenuhi maka, Semarang diputuskan menjadi setingkat dengan Kabupaten. Pandan Arang II dan Sultan Panjang berdiskusi dengan Sunan Kalijaga, bertepan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal

12 Rabiul Awal tahun 954 H atau tanggal 2 Mei 1547 M, dinobatkan menjadi

Bupati pertama. Secara adat dan politis berdirilah Kota Semarang. Pemerintahan

Pandan Arang II memperlihatkan kemakmuran dan kesejahteraan penduduk.

Dikarenakan mandat dari Sunan Kalijaga. Maka, Pandan Aarang II mengundurkan diri dari tahtah yang dimilikinya dan hidup keduniawiannya. Dari zaman ke zaman waktu ke waktu Semarang telah berubah menjadi Kabupaten dan hingga sekarang ini Semarang telah menjadi sebuah Kota Metropolitan ke lima.

4.2 Klenteng Sam Poo Kong

4.2.1 Sejarah Klenteng Sam Poo Kong

Laksamana Cheng Ho yang terlahir tahun 1371 M di Provinsi Yunnan

Tiongkok. Laksamana Cheng Ho adalah seorang tokoh muslim Tiongkok yang terkenal pada masa Dinasti Ming berkuasa. Pada masa Dinasti Ming berkuasalah seorang kaisar yang bernama Kaisar Yong Le, Kaisar Yong Le merupakan kaisar ke-3, masa pemerintahan Dinasti Ming tahun 1403 M samapai tahun 1424 M.

Kaisar Yong Le mengangkat Laksamana Cheng Ho sebagai kepercayaan

Kaisar Yong Le. Kaisar Yong Le mensponsori tujuh ekspedisi angkatan laut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho, untuk memperkuat kedudukan Kaisar Yong

Le dan memprluas pengaruh kekaisaran Dinasti Ming ke seluruh dunia.

Selanjutnya, Laksamana Cheng Ho diutus memimpin ekspedisi pelayaran

Dinasti Ming ke Negeri luar wilayah Tiongkok. Laksamana Cheng Ho menghabiskan hidupnya untuk memimpin armada besar menjelajahi lebih dari 30

Negara. Memimpin lebih dari 200 kapal dan 30.000 orang awak kapal didalamnya.

Didalam pelayaran, Laksamana Cheng Ho membawa barang perniagaan seperti halnya emas, karya seni, dan kain sutra. Barang tersebut nantinya akan ditukarkan dengan obat-obatan, rempah, batu permata, dan lain sebagainya.

Didalam pelayaran Laksamana Cheng Ho mengarungi samudra Kaisar Yong Le mengutus Wang Jing Hong sebagai wakil dari Laksamana Cheng Ho.

Tanggal 11 Juli 1405 kapal besar milik Dinasti Ming berlayar pertama kali, dari pelabuhan Kota Suzou di bawah kepemimpinan komando Laksamana Cheng

Ho, dengan kurang lebih 203 kapal terdiri dari kapal militer dan perniagaan dengan 28.000 orang awak kapal bertujuan untuk menjalin hubungan diplomatik antara kekaisaran Dinasti Ming dengan Negara yang dikunjungi.

Laksamana Cheng Ho dalam pelayaranya ke penjuru dunia sempat berlabuh di Indonesia selama enam kali dalam masa pelayarannya. Keberadaan Laksamana

Cheng Ho di Nusantara sangat diterima oleh masyarakat di Indonesia, itu karena

Lakasamana Cheng Ho memiliki sifat yang selalu mengedepankan keluhuran budi perkerti serta untuk selalu hidup dengan perdamaian.

Dalam catatan perjalanan ditulis Ma Huan (yang mengiringi separuh dari keseluruhan ekspedisi pelayaran) dikatakan bahwa, Laksamana Cheng Ho lima

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA kali mengunjungi Nusantara dan berlabuh di Sumatera dan Jawa yang berlokasi di

Samudra Pasai Aceh, Palembang, Semarang, Cirebon, dan Surabaya.

Pada setiap misi pelayaranya selalu berbeda, bukan hanya untuk memperluas dan memperlihatkan kekuatan Dinasti Ming tetapi memperkenalkan keluhuran budaya Tiongkok dan menata hubungan tributer yang terputus. Di samping itu,

Laksamana Cheng Ho menyebarkan agama islam di Indonesia.

Bertepatan masa ekpedisi pelayaran pertama tahun 1405-1407, Laksamana

Cheng Ho berserta awak kapalnya singgah ke Semarang tahun 1406. Pada saat pelayaran Laksamana Cheng Ho melewati laut Jawa tahun 1416 seorang awak kapalnya bernama Wang Jing Hong jatuh sakit. Laksamana Cheng Ho menugaskan untuk membuang saung di pantai Simongan Semarang Jawa Tengah.

Kemudian Laksamana Cheng Ho dan awak kapalnya menemukan gua batu, yang dijadikan tempat tinggal sementara mengobati Wang Jing Hong. Laksamana

Cheng Ho ahli dalam pengobatan tradisional Tiongkok langsung mengobati Wang

Jing Hong. Setelah mendapat perawatan dari Laksamana Cheng Ho akhirnya

Wang Jing Hong siuman namun harus beristirahat lebih lama. Selain itu, disatu sisi Laksamana Cheng Ho harus melanjutkan ekspedisi pelayarannya. Akhirnya

Wang Jing Hong dan 10 orang awak kapal lainya ditugaskan Laksamana Cheng

Ho untuk merawat Wang Jing Hong tetap berada di gua batu tersebut.

Kemudian Laksamana Cheng Ho memberikan sebuah kapal untuk Wang Jing

Hong agar menyusul ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho. Akan tetapi, Wang Jing Ho dan 10 orang awak kapal lainnya selama berhari-hari berada di Semarang telah betah dan tidak ingin kembali menyusul ekspedisi pelayaran

Laksamana Cheng Ho. Wang Jing Ho dan awak kapal lainnya membuka lahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lambat laun tempat lahan itu menjadi sebuah pemukiman. Sebab Wang Jing

Hong dan awak kapal lainnya banyak yang menikah dengan wanita pribumi.

Kemudian tempat lahan yang dibuka Wang Jing Hong itu menjadi sebuah

Klenteng, Klenteng yang sekarang dikenal dengan nama Klenteng Sam Poo Kong.

Namun, tidak ada yang pastitahun berapa Lakasamana Cheng Ho dan rombongan merapat ke Gedung Batu Simongan. Sebab untuk mengetahui pasti tentang kedatangan Laksamana Cheng Ho merupakan hal yang tidak mudah.

Dikarenakan tidak pernah adanya catatan didalam jurnal Ma Huan sebab Ma Huan hanya mengikuti setengah dari ekspedisi pelayaran Laksamana Cheng Ho lakukan. Namun Kong Yuan Zhi (dalam bukunya Muslim Tionghoa Cheng Ho),

Liem Thian Hoe (dalam Riwayat Semarang), dan Liem Djing Tjie (dalam inskripsi di Klenteng Sam Poo Kong) tiga pendapat tersebut yang mengatakan pendapat yang sama. Dimana Laksamana Cheng Ho berlabuh di Simongan

Semarang tahun 1416.

Zhu Jie Qin (1990:28) menyebutkan, “Keberadaan Cheng Ho di Semarang bukan suatu kebetulan. Tanggal 30 Juni tahun Imlek dikenal masyarakat Tionghoa sebagai hari kedatangan Cheng Ho di Semarang”. Tanggal 29 bulan 6 tahun Imlek dipercayai masyarakat Tionghoa Semarang sebagai hari peringatan kunjungan

Laksaman Cheng Ho di Semarnag. Sampai sekarang masyarakat meyakini kehadiran Laksamana Cheng Ho dengan adanya bukti cerita dan peninggalan

Laksamana Cheng Ho mengenai asal mula Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.2 Latar Belakang Laksamana Cheng Ho

Nama kecil Laksamana Cheng Ho adalah Ma He, lahir tahun 1371 dari pasangan Ma Hanzi dan Wen berasal dari Kunyang Provinsi Yunnan. Laksamana

Cheng Ho terlahir dari keluarga muslim Hui, memiliki empat saudara perempuan dan seorang saudara laki-laki. Seluruh keluarga menganut agama muslim Kakek

Laksamana Cheng Ho bernama Sayyid Ajjal Shams Al-Din Omar, berasal dari bangsa Persia menjabat sebagai Gubernur Provinsi Yunnan masa Dinasti Yuan.

Nama lain Laksamana Cheng Ho dianugrahkan kepadanya dari Kaisar Yong

Le adalah Sam Poo Kong. “Sam Poo Kong memiki arti makna kecerdasan, kebijaksanaan, gagah perkasa”. Nama Sam Poo Kong adalah nama resmi digunakan Laksamana Cheng Ho dalam lingkungan kerajaan masa Dinasti Ming.

Nama dalam bahasa mandarin bermakna terang menimbulkan kedamaian. Dari suku kata Cheng bermakna terang dan He damai. Laksamana

Cheng Ho dikenal sebagai penyiar ajaran agama islam yang selalu mengedepankan cara berdamai dalam dakwahnya. Dalam dakwah Laksamana

Cheng Ho menggunakan media wayang Hindu telah dipadukan dalam wayang

Jawa untuk menyiarkan agama islam, dan penggunaan media kebudayaan. Di

Indonesia Laksamana Cheng Ho dikenal nama Dampu Awang, berasal dari kata

Sang Puhawang bermakna seorang Laksamana yang berhasil mengarungi samudra.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.3 Expedisi Pelayaran Laksamana Cheng Ho

Laksamana Cheng Ho melakukan 7 kali pelayaran, mendapat ± 30 kali penghargaan dari Kerajaan liannya. Ekspedisi pelayaran dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.8 Ekspedisi Pelayaran Laksamana Cheng Ho

Pelayaran Tahun Daerah Yang Dikunjungi

Pelayaran ke 1 1405-1407 Champa, Jawa, Palembang, Malaka, Aru, Sumatera, Lambri, Ceylon, Kollam, Cochin, Calicut

Pelayaran ke 2 1407-1408 Champa, Jawa, Siam, Sumatera, Lambri, Calicut, Cochin, Ceylon

Pelayaran ke 3 1409-1411 Champa, Jawa, , Sumatera, Ceylon, Quilon, Cochin, Calicut, Siam, Lambri, Kaya, Coimbatore, Puttanpur

Pelayaran ke 4 1413-1415 Champa, Jawa, Palembang, Malacca, Sumatera, Ceylon, Cochin, Calicut, Kayal, Pahag, Kalantan, Aru, Lambri, Hormuz, Maladewa, Mogadishu, Brawa, Malindi, Aden, Muscat, Dhufar

Pelayaran ke 5 1416-1419 Champa, , Jawa, Malacca, Sumatera, Lambri, Ceylon, Sharwayn, Cochin, Calicut, Hormuz, Maldives, Mogadishu, Brawa, Malindi, Aden

Pelayaran ke 6 1421-1422 Hormuz, Afrika Timur, Negara Jazirah Arab

Pelayaran ke 7 1430-1433 Champa, Jawa, Palembang, Malacca, Sumatera, Ceylon, Calicut, Hormuz

(Sumber data: Buku Laksamana Cheng Ho Panglima Islam Penakluk Dunia)

Misi ekspedisi pelayaran yang dilakukan berbeda-beda. Seperti mengantarkan duta kerajaan masa pelayaran pertama, mengukuhkan kedaulatan Dinasti Ming,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA menjalin hubungan persahabatan, hubungan diplomatik. Menggunakan 317 kapal memuat ± 27.870 orang awak kapal. Adapun nama kapal yang digunakan yaitu:

1. Kapal harta karun BaoChuan memiliki 9 tiang, panjang 137 m dan lebar 55m.

2. Kapal MaChuan untuk memuat kuda, barang, upeti, dan barang diperlukan

dalam perbaikan kapal, memiliki 8 tiang, panjang 103 m dan lebar 42 m.

3. Kapal LiangChuan kapal kebutuhan pokok, 7 tiang, panjang 78 m, lebar 38m.

4. Kapal BingChuan kapal pasukan tentara, panjang 67 m, lebar 25 m, 6 tiang.

5. Kapal FuChuan kapal yang digunakan jika terjadi peperangan dilautan

digunakan sebagai benteng pertahanan dilautan, panjang 50 m, 5 tiang.

6. Kapal ZhuiChuan kapal patroli laut panjang 37 m, 8 pasang dayungan.

7. Kapal ShuiChuan kapal tanker untuk menyimpan persediaan.

8.

Pantas bila Laksamana Cheng Ho dikatakan sang penakluk dunia. Adapun inkripsi Changle Fujian yang dituliskan Laksamana Cheng Ho mengatakan:

“Kami telah melintasi lebih dari 100.000 li (1 li=0,5 Km) hamparan air yang begitu luas, dan kami juga telah menjelajahi samudra yang memiliki gelombang begitu tinggi bagaikan gunung yang menjulang ke langit, dan kami telah melihat wilayah suku Barbar yang jauh tersembunyi di balik tebalnya kabut. Sementara layar-layar kapal kami tetap kokoh terbentang seperti terbentangnya siang dan malam. Kapal-kapal kayu terus meluncur bagaikan sebuah bintang, menembus ganasnya gelombang lautan seperti melewati dan menapaki jalan raya...”.

Inkripsi dituliskan langsung oleh Laksamana Cheng Ho terlihat pelayaran yang dilakukan sangat besar hingga mengitari hampir keseluruh belahan dunia yang ada. Jelas Lakasamana Cheng Ho seorang yang gagah, berani, dan perkasa dalam setiap pelayaran, karir, maupun dalam kehidupannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab pembahasan peneliti membahas 5 bangunan pemujaan Klenteng

Sam Poo Kong. Lima bangunan temapat pemujaan menjadi pusat pribadatan umat. Ke lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong memiliki bentuk, fungsi, dan maknanya tersendiri. Berikut merupakan pembahasan mengenai bentuk, fungsi, dan makna dari bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

5.1 Bentuk Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong

Diareal Klenteng terdapat lima bangunan pemujaan. Setiap bangunan memiliki bentuk, fungsi, dan makna berbeda. Kelima bangunan adalah Klenteng pemujaan Dewa Bumi, Klenteng makam Mbah Kyai Jurumudi, Klenteng Utama

Sam Poo Kong, Klenteng Mbah Kyai Jangkar, dan Klenteng Mbah Kyai

Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi. Berikut uraian mengenai bentuk lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong.

5.1.1 Bentuk Klenteng Pemujaan Dewa Bumi

Bangunan pemujaan Dewa Bumi berbentuk persegi empat, ketinggian ± 16 m, ujung atap meruncing. Tengah ujung atap terdapat ukiran batu berbentuk menyerupai burung, terdiri dari 2 tingkatan atap, terbuat dari genteng, diatas dinding terdapat kaca bulat bergaris vertikal dan horizontal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Terdiri dari 36 tiang berwarna merah, disatukan balok kayu berwarna hijau yang terdapat ukiran didalamnya. Terdapat ukiran naga pada setiap lis, ukiran kaligrafi naga disetiap perbatasan pilar, lantai terbuat dari marmer, dihiasi berbagai bentuk lampion, pagar berwarna putih berbentuk bunga teratai.

Gambar 5.1 Bentuk Bangunan Dewa Bumi

Dokumentasi: Suci Mentari 2016

Terdapat altar sembahyang, tempat bakaran dupa, tempat bakaran kertas, gong, dan jam antik. Ruang pemujaan Dewa Bumi terdapat patung Yue 月 dan Ri

日, diluar Klenteng terdapat 8 patung Dewa Dewi, dan 2 patung sepasang naga didepan pintu masuk. Uraian bagian bangunan dilihat sebagai berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.1.1 Bentuk Atap Plafon

Klenteng Dewa Bumi berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat 2 kombinasi atap pelana dengan dinding tembok. Atap berwarna merah terbuat dari genteng. Tingkat ke-1 terdapat lubang kaca bulat bergaris vertikal dan horizontal dengan warna merah dan kuning. Puncak bangunan terdapat atap berbentuk segitiga dengan relif bulat ditengah atap. Ujung atap meruncing, 4 runcingan dengan ukuran berbeda, lis berwarna merah yang terbuat dari kayu.

Gambar 5.2 Bentuk Atap

Dokumentasi : Suci Mentari, 2016

Ujung atap tingkat ke-2 terdapat simbol bentuk burung, berwarna abu-abu.

Atap tingkat ke-2 berwarna merah dan terbuat dari genteng dengan ujung atap meruncing dengan 4 kali tingkatan ukiran runcingan pada ujung atapnya. Plafon

Klenteng pemujaan Dewa Bumi berpaduan dengan balok kayu berbentuk vertikal dan horizontal dengan warna putih, merah, dan hijau.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.1.2 Bentuk Tiang Pilar

Bentuk tiang pilar bangunan Dewa Bumi terdiri dari 36 tiang pilar berbentuk bulat panjang, berwarna merah dengan ujung bagian atas tiang berwarna kuning berbentuk lingkaran. Terdapat balok kayu berwarna hijau sebagai penyangga tiang dan terdapat ukiran naga pada lis balok berwarna kuning emas, merah, dan hijau.

Gambar 5.3 Bentuk Tiang Pilar

Dokumentasi : Suci Mentari, 2016

5.1.1.3 Bentuk Ruang

Sekeliling ruang terdapat lampion, atap bagian dalam berwarna hijau dan merah berbentuk garis vertikal dan horizontal. Dalam ruangan terdapat jam antik yang berfungsi hingga sekarang dan terdapat 4 lampu gantung ditengah atas altar sembahyang, dan meja tempat lilin sembahyang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.4 Bentuk Ruang

Dokumentasi : Suci Mentari, 2016

5.1.1.4 Bentuk Patung Depan Bangunan

Bentuk patung Dewa Dewi depan Klenteng Dewa Bumi berusia ratusan tahun. Patung Dewa Dewi terdiri dari 8 buah patung dengan ketinggian patung ±

1,5 m panjang dan lebar ± 80 cm lebar terletak didepan bangunan dan berdiri sejajar.

Gambar 5.5 Bentuk Patung Dewa Dewi

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sepasang patung naga berwarna kuning emas dengan tali pita pada leher patung naga berwarna merah yang diletakkan didepan pintu masuk Klenteng ketinggian patung ± 1 m panjang dan lebar ± 80 cm lebar.

Gambar 5.6 Bentuk Patung Naga

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

5.1.1.5 Bentuk Patung Dalam Bangunan

Patung armada perang diletakan kiri dan kanan Klenteng Dewa Bumi, dengan memegang pedang disebelah kanan dan memegang simbol yue“月”dan ri“日

”disebelah kiri. Berwarna abu-abu ketinggian patung 1,5 m dan lebar 1 cm lebar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.7 Bentuk Patung Yue dan Ri

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

5.1.1.6 Bentuk Alat Kebaktian

Bangunan Klenteng pemujaan Dewa memiliki alat kebaktian yang digunakan saat upacara khusus dan kegiatan keagamaan lainnya. Alat-alat kebaktian berupa altar sembahyang Dewa Bumi, gong, tempat pembakaran kertas, dan dupa.

Berikut mengenai uraian altakebaktian sembahyang Klenteng Dewa Bumi.

1. Altar Sembahyang

Altar sembahyang pemujaan Dewa Bumi berwarna merah dan kuning emas dihiasi lampu kecil disekeliling altar sembahyang dan terdapat ukiran simbol naga kiri dan kanan patung Dewa Bumi. Altar berbentuk persegi empat yang diletakkan ditengah ruangan Klenteng pemujaan Dewa Bumi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.8 Bentuk Altar Sembahyang

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

Altar terdiri dari 2 meja berbentuk persegi panjang terbuat dari kayu jati, disetiap sisi terdapat bahan pemujaan, dan terdapat 1 patung Dewa Bumi dan

Dewa harimau dibawah patung Dewa bumi. Altar ditengah ruangan agar umat bersembahyang dapat memalui dari sisi mana saja dan langsung ke bagian altar.

2. Dupa

Tempat dupa berbentuk wadah, terbuat dari bahan kuningan dengan warna kuning emas dan memiliki ukiran simbol naga, 2 pengangan kiri dan kanan dihiasi ornamen simbol naga. Terdapat 2 dupa berada diluar dan dalam ruangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.9 Bentuk Dupa

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

3. Gong

Gong berbentuk bulat terbuat dari kuningan, berwarna kuning diletakkan dikanan bangunan Klenteng, digantung pada tempat gongnya berbentuk huruf

“U” berwarna merah terbuat dari besi dengan ukuran 1 m lebar dan 1 m panjang.

Gambar 5.10 Bentuk Gong

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Tempat Pembakaran Kertas

Tempat pembakaran kertas berbentuk botol, 2 bulatan melengkung dan memiliki 4 sisi bagian, berwarna merah dan kuning. Bagian 1 tempat penyangga berukuran ± 2,5 m lebar dan ± 3 m tinggi, bagian ke-2 tempat pembakaran kertas terdapat 2 lubang persegi empat.

Gambar 5.11 Bentuk Tempat Bakaran Kertas

Dokumentasi :Suci Mentari, 2016

Bagian ke-3 penampungan asap bakaran kertas berbentuk bulat dengan ujung mengerucut ke atas berukuran ± 1 m lebar berwarna merah, bagian ke-4 tempat pembuangan asap pembakaran dengan lubang kecil dibagian lis pembatas bagian dengan ukuran ± 50 cm lebar berwarna kuning dan disisi kanan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.2 Bentuk Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi

Bangunan makam Kyai Jurumudi memiliki ketinggian ± 15 m didalamnya terdapat makam Kyai Jurumudi sering dikenal dengan Mbah Kyai Dampu Awang.

Bangunan makam Kyai Jurumudi berbentuk persegi empat, berwarna merah, 2 tingkatan atap yang ujungnya melancip dengan simbol hewan pada ujung atap.

Gambar 5.12 Bentuk Bangunan Makam Kyai Jurumudi

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

2 patung didepan bangunan, sepasang patung naga didepan pintu masuk, 2 patung dikanan dan kiri altar sembahyang dipercayai sebagai penjaga makam. 16 tiang pilar dengan 2 tiang pilar didepan pintu masuk bangunan berukiran simbol naga dan terdapat guci disamping patung naga. Lantai terbuat dari marmer.

Didalam makam terdapat pohon trenggulung, dan altar sembahyang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.2.1 Bentuk Atap Plafon

2 tingkatan atap berwarna merah terbuat dari genteng. Bagian atap ke 1 dan ke 2 adanya kombinasi atap jurai dengan atap pelana yang berkaitan. Ujung atap meruncing dengan adanya simbol hewan disetiap empat sisi atapnya.

Gambar 5.13 Bentuk Atap

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

Atap ke 1 terdapat simbol kepala naga berhadapan dengan lis bergaris lurus didalamnya terdapat ukiran menyerupai angin. Ujung atap berbentuk runcing dengan 4 runcingan berbeda, terdapat simbol hewan unggas dan hewan berkaki empat pada ujung atap dan ditutup simbol kepala naga, lis berwarna merah terbuat dari kayu. Plafon bergaris vertikasl dan horizontal berwarna merah dan hijau.

Terdapat patung simbol hewan diujung atapnya. Terdiri dari 8 jenis hewan, yaitu hewan unggas, hewan berkaki empat, dan ikan. Lis atap berwarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.14 Bentuk Atap Atas dan ujung atap

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.2.2 Bentuk Tiang Pilar

Tiang pilar terdiri dari 16 tiang. 14 tiang berwarna merah bulat dihiasi lampu berbentuk teratai berwarna putih dan 2 tiang pilar berukiran naga terletak didepan pintu masuk. Pada ujung atas tiang terdapat bulatan lingkaran berwarna kuning.

Gambar 5.15 Bentuk Tiang Pilar

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.2.3 Bentuk Ruang

Terdapat 2 Ruang berbentuk persegi empat. Ruang 1 ruang sembahyang dengan altar sembahyang. Dihiasi 2 lampu ditengah bagunan dan lampu kecil berwarna putih berbentuk teratai. Langit flafon berwarna hijau dan merah, dihiasi adanya 2 pohon sakura, 2 patung dipercayai sebagai penjaga makam dan 2 tempat dupa. Ruang ke 2 adalah ruang makam dari Kyai Jurumudi.

Gambar 5.16 Bentuk Ruang

Dokumentasi:Suci Mentari, 2016

5.1.2.4 Bentuk Patung Depan Bangunan

Terdapat 2 patung berhadapan ke depan saling mengucapkan salam pada gerakan tangan, bernama Tjoa Kian Sie berukuran 1,5 m tinggi, lebar ± 80 cm.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.17 Bentuk Patung Tjoa Kian Sie

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

Terdapat sepasang patung naga saling berhadapan berwarna hijau. Usianya dari 26 Juli 1938, berukuran ± 85 cm tinggi dengan lebar ± 75 cm.

Gambar 5.18 Bentuk Patung Naga

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.2.5 Bentuk Alat Kebaktian

Bentuk alat kebaktian sembahyang bangunan Klenteng Mbah Kyai Jurumudi terdapat 3 alat kebaktian seperti: altar sembahyang, dupa, dan tempat pembakaran kertas. Berikut merupakan uraian bentuk alat kebaktian.

1. Altar Sembahyang

Terdapat 1 meja altar, 2 lilin dikanan dan kiri, 2 lentera berwarna merah, kuning emas, hitam, dan hijau berbentuk bunga teratai, lilin kecil dilapisi kaca, 2 patung dikanan dan kiri altar sembahyang sebagai penjaga makam. Ditengah terdapat dupa. Diatasnya terdapat nama aksara Mandarin Kyai Juru Mudi.

Gambar 5.19 Bentuk Altar Sembahyang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Dupa

Dupa berbentuk mangkuk terbuat dari tembaga berwarna kuning, diletakkan diatas meja kayu berwarna merah dan kuning.

Gambar 5.20 Bentuk Dupa

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

3. Tempat Pembakaran Kertas

Tempat pembakaran kertas berbentuk bunga teratai dan botol berwarna merah. Bulatan 1 terdapat lubang persegi tempat. Bulatan ke 2 tempat penampungan asap. Bagian ke 3 terdapat bulatan kecil dan 1 bulatan besar pada atas bagian berwarna kuning untuk pembuangan asap pembakaran. Ketinggian 2 m dan lebar 2,4 m.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gambar 5.21 Bentuk Pembakaran Kertas

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3 Bentuk Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong

Klenteng utama dengan 3 tingkatan, ujung atap melancip dengan 4 runcingan berbeda. Terdapat simbol hewan diujung atap, ketinggian ± 22 m. Lis kayu berwarna merah, balok kayu berbentuk simbol naga.

Gambar 5.22 Bentuk Bangunan Utama Klenteng Sam Poo Kong

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pilar berwarna merah dengan ukiran simbol naga. Dihiasi berbagai lampion, sekeliling bangunan dipagar dengan ornamen naga berwarna putih dan pintu gerbang berwarna merah. Lantai terbuat dari marmer, terdapat gua lama dibawah bangunan Klenteng utama. Dibelakang Klenteng utama terdapat gua baru. Patung

Laksamana Cheng Ho berada didepan Klenteng utama. Terdapat sepasang patung naga saling berhadapan. Berikut merupakan uraian bagian bangunan Klenteng.

5.1.3.1 Bentuk Atap Plafon

Bangunan Klenteng Utama terdapat 3 tingkatan atap dengan kombinasi atap jurai dan atap pelana. Terdapat simbol hewan, baik hewan unggas, hewan berkaki empat, dan ikan. Ujung atap meruncing 4 uraian runcingan berbeda. Terdapat simbol kepala naga dipuncak dan tengah atap.

Gambar 5.23 Bentuk Atap

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Atap 1 memiliki 2 patung kepala naga berhadapan, garis lurus ditengah dengan ukiran ditengah garisan. Pada lurusan sejajar dengan patung kepala naga terdapat patung kepala naga menurun kebawah saling berdampingan menghadap ke timur bawah bangunan. Simbol hewan bagian ke 3 tingkatan atap memiliki jumlah berbeda. Tingkatan 1 terdapat 6 hewan, tingkat ke 2 terdapat 8 hewan.

Tingkatan ke 3 terdapat 10 hewan. Terdiri dari burung merak, burung poniks, kuda, kerbau, ikan mas, rubah, kucing, singa, ayam, dan harimau.

Gambar 5.24 Bentuk Atap Atas dan 10 Simbol Hewan

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.2 Bentuk Tiang Pilar

Bangunan Klenteng Utama memiliki 90 tiang pilar berwarna merah dengan motif naga. Tiang pilar berbentuk bulat panjang berwarna merah terdiri 80 tiang, ujung tiang pilar berwarna merah terdapat lingkaran berwarna kuning.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.25 Bentuk Tiang Pilar Merah

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

10 tiang pilar utama depan bangunan terdapat ukiran simbol naga diseluruh sisi bagian tiang terbuat dari batuan alam. Adanya perpaduan relif ukiran naga berwarna merah, kuning emas, hijau, dan biru, terletak pada setiap balok kayu.

Gambar 5.26 Bentuk Tiang Pilar Motif Naga

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.3.3 Bentuk Ruang

Ruang berbentuk persegi empat dikelilingi pagar pembatas berwarna putih bersimbol naga. Lantai terbuat dari marmer, dihiasi lampion dengan kumpulan doa diikatkan bawah lampion. Terdapat lampu gantung dan lampu kecil pada tiang berwarna merah, lampu sorot didepan pintu masuk. Terdapat ± 6 meja altar sembahyang tersusun secara berhadapan. Terdapat guci antik, jam antik, dan lukisan awal bangunan Klenteng Sam Poo Kong, serta peralatan sembahyang.

Gambar 5.27 Bentuk Ruang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.4 Bentuk Goa Lama

Gola lama terdapat dibawah bangunan Klenteng Utama, tepatnya dibawah “

人大保三” ren da bao san. Goa lama mencuruk kedalam dan terdapat altar kecil sembahyang dan masih difungsikan sebagai tempat penyimpanan patung. Didepan pintu masuk terdapat relif pahatan berbentuk simbol kepala naga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.28 Bentuk Goa Lama

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.5 Bentuk Goa Baru

Terdapat relif simbol naga didepan pintu masuk. Pintu berwarna kuning dengan pahatan ukiran. Dinding terdapat tulisan aksara mandarin bertulis Goa

Batu Sam Poo Kong. Berbentuk persegi empat dengan altar sembahyang diletakkan ditengah. Terdapat Patung Laksamana Cheng Ho dan pengawalnya, serta patung Dewa Dewi lainnya. Sebelah kiri pintu masuk terdapat mata air abadi. Flafon persegi empat dihiasi lampu berwarna putih dan kuning. Langit flafon berbentuk datar berwarna hijau, biru, kuning, dan merah berbentuk persegi empat dengan relif ukiran didalam bagian persegi atap.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.29 Bentuk Goa Baru

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.6 Bentuk Relif Dinding

Relifan dibagian kiri dan kanan terbuat dari bebatuan alam. Relifan menceritakan perjalanan hidup Laksamana Cheng Ho mengarungi lautan. Relifan ditulis dalam tiga Bahasa: Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, dan Bahasa

Indonesia. Dituliskan dikeramik hitam persegi empat dengan tinta berwarna emas.

Gambar: 5.30 Bentuk Relief Goa Baru

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.3.7 Bentuk Patung Laksamana Cheng Ho

Patung Laksamana Cheng Ho terbuat dari perak murni langsung dari Negara

Cina. Ketinggian patung ± 20 m, lebar ± 7 m berwarna kecoklatan. Patung

Laksamana Cheng Ho memegang pedang dikanan dan dikiri memegang buku.

Disahkan bapak pembina yayasan pertama yaitu Bapak Ir. Pramudi Setia Kusuma dan Bapak Gubernur Jawa Tengah H. Bibit Waluyo pada tanggal 29 Juli 2011.

Gambar 5.31 Bentuk Patung Laksamana Cheng Ho

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.8 Bentuk Patung Depan Bangunan

Patung sepasang naga membawa uang dan bola api terbuat dari batuan alam berukuran 80 cm lebar dan tinggi 1 m berwarna abu-abu dengan tali pita merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.32 Bentuk Patung naga

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.3.9 Bentuk Alat Kebaktian

Alat kebaktian bangunan Klenteng utama terdapat: altar sembahyang, tempat pembakaran kertas, beduk, lonceng, dan peralatan perang. Berikut merupakan uraian alat kebaktian sembahyang.

1. Altar Sembahyang

Altar sembahyang terdiri dari 6 meja altar berhadapan berbentuk persegi empat. Ketinggian ± 1 m dan lebar ± 1,5 m. Diatas altar terdapat peralatan sembahyang seperti lilin, lentera, bunga, bejana, dupa, dan lain sebagainya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.33 Bentuk Altar Sembahyang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

2. Tempat Pembakaran Kertas

Tempat pembakaran kertas berbentuk bulat. Bagian 1 berbentuk bulat motif bunga teratai berwarna merah, hijau, dan kuning berukuran ± 2 m lebar dan ±

2,5 m tinggi. Bagian ke 2 terdapat empat lubang persegi empat untuk pembakran kertas berwarna merah. Bagian ke 3 tempat penampungan asap pembakaran.

Gambar 5.34 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Beduk

Beduk berbentuk bulat dengan sisi tutup pemukulnya terbuat dari kulit kerbau, berwarna merah dan kuning, dengan 4 buah cagakan kaki dibawahnya berwarna merah dan ketinggian ± 2 m dan lebar 1 m.

Gambar 5.35 Bentuk Beduk

Dokumentasi: suci mentari, 2016

4. Lonceng

Terdapat 2 lonceng terbuat dari kuningan berwarna kuning berbentuk segi tiga. Rumah lonceng terbuat dari kayu berwarna merah dan kuning, diletakkan balok kayu digantungkannya 2 buah lonceng. Lonceng 1 berukuran lebih besar berbentuk “U”. Lonceng ke 2 berbentuk mangkuk berukuran lebih kecil.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.36 Bentuk Lonceng

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5. Peralatan Perang

Peralatan perang digunakan untuk mempertahankan diri saat serangan musuh datang. Peralatan perang diletakkan di kiri bangunan klenteng bersebelahan dengan beduk. Peralatan perang bernuansa warna merah dan kuning emas.

Gambar 5.37 Bentuk Peralatan Perang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.4 Bentuk Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar

Klenteng Mbah Kyai Jangkar terdapat 3 altar sembahyang: tempat sembahyang Arwah Hoo Ping, Nabi Kong Hu Tju, dan Mbah Kyai Jangkar.

Bangunan Klenteng Mbah Kyai Jangkar terbuat dari bata dengan ketinggian ± 10 m. Terdapat 4 pilar dalam bangunan 2 tiang pilar berbentuk bulat 2 berbentuk persegi empat, dengan dinding bata kiri dan kanan bangunan berwarna Hijau.

Gambar 5.38 Bentuk Bangunan Mbah Kyai Jangkar

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

Atap dari coran semen dilapisi genteng berwarna merah dengan lis kayu berwarna merah dengan ujung atap melancip mengarah keatas. Plafon berbentuk vertikal dan horizontal berwarna kuning bagian dasar dan merah dibagian kayu

Plafon. Terdapat 4 lampion didepan pintu masuk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.4.1 Bentuk Atap Plafon

Atap terdiri dari 2 tingkatan, berwarna merah dengan ujung meruncing disebut atap pelana dengan tiang kayu. Lis ujung atap berwarna kuning emas.

Flafon bangunan berbentuk vertikal dan horizontal pada bangian kayu penyangga berwarna kuning pada dasar atap flafon.

Gambar 5.39 Bentuk Atap

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.4.2 Bentuk Tiang Pilar

Tiang pilar terdiri dari 4 pilar tiang penyangga. 2 ting pilar berbentuk bulat berada pada bagian tengah dan 2 tiang pilar berbentuk persegi empat berada didepan bangunan Klenteng berwarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gamabar 5.40 Bentuk Tiang Pilar

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.4.3 Bentuk Ruang

Terdapat 3 altar sembahyang. Dimana terdapat altar sembahyang Mbah Kyai

Jangkar dengan adanya tempat pembakaran menyan di bawah lantai. Dikanan altar sembahyang Hoo Ping, dan ditengah ruangan altar sembahyang Nabi Kong

Hu Tju. Terdapat 1 jam antik diletakkan disebelah altar sembahyang Nabi Kong

Hu Tju dan 2 pohon bunga sakura didepan pintu masuk.

2 tempat peletakan lilin dari besi berbentuk melingkar diletakkan dibelakang pohon sakura, 1 dupa berada didepan bangunan. Dihiasi 4 lampion, lantai dari marmer berwarna hitam. Dinding berwarna hijau dan terdapat lukisan Laksamana

Cheng Ho mengarungi lautan. 3 lampu sorot, 1 kotak saran.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.41 Bentuk Ruang

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.4.4 Bentuk Patung Depan Bangunan

Patung kura-kura berada didepan bangunan. Kepala patung kura-kura menghadap ke pintu masuk berwarna hijau pada bagian badan kura-kura dan diatas badan kura-kura terdapat tulisan aksara mandarin. Dibagian atas dan bawah patung kura-kura terdapat ukiran simbol bunga berwarna biru dan putih.

Gambar 5.42 Bentuk Patung Kura-Kura

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.4.5 Bentuk Replica Kapal Skoci

Kapal skoci Laksamana Cheng Ho dulunya terbuat dari kayu namun karena termakan zaman kapal tersebut hancur dan digantikan dengan kapal yang terbuat dari bata berwarna abu-abu, terdapat ukiran kepala naga pada ujung kapal. Kapal berukuran 10 m panjang lebar 2 m diatas kapal terdapat pohon rantai.

Gambar 5.43 Bentuk Kapal Skoci

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.4.6 Bentuk Pohon Rantai

Pohon rantai berbentuk menyerupai rantai menyatu dengan yang lainnya.

Menurut cerita pohon rantai digunakan sebagai pengganti tali tambang kapal jika dalam keadaan darurat. Sebab, pohon rantai dengan dahan yang sangat kuat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.44 Bentuk Pohon Rantai

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.4.7 Bentuk Alat Kebaktian

Alat kebaktian sembahyang didalam bangunan Klenteng Mbah Kyai Jangkar terdapat 3 altar sembahyang, dupa, tempat pembakaran kertas, dan tempat pembakaran kemenyan. Berikut merupakan uraian alat kebaktian sembahyang.

1. Altar Sembahyang Kyai Jangkar

Bentuk altar sembahyang Kyai jangkar terdapat sebuah jangkar besar ditutupi kain berwarna merah dan lukisan pahatan kayu bertulis aksara Mandarin. Meja altar berbentuk persegi empat berwarna coklat terbuat dari kayu jati. Terdapat sebuah tempat dupa, lilin berbentuk bunga teratai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.45 Bentuk Altar Sembahyang Kyai Jangkar

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

2. Altar Sembahyang Nabi Kong Hu Tju

Altar sembahyang Nabi Kong Hu Tju berbentuk meja persegi empat terbuat dari kayu jati berwarna coklat. Terdapat sebuah tempat dupa, lilin berbentuk naga dan dibawah lilin terdapat bunga teratai, ditengah altar diletakkan foto dari Nabi

Kong Hu Tju, dan 2 buah lampu lentera berbentuk bunga teratai.

Gambar 5.46 Bentuk Altar Sembahyang Nabi Kong Hu Tju

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Altar Sembahyang Arwah Ho Ping

Altar sembahyang Arwah Ho Ping terdiri dari 1 meja altar berwarna coklat.

Meja altar berbentuk persegi empat dan diatasnya diletakkan 2 buah lilin dan 2 buah lilin berbentuk mangkuk, terdapat bunga sedap malam dikiri dan kanan, 1 tempat dupa dan relifan aksara mandarin tradisional dibagian atas altar.

Gambar 5.47 Bentuk Altar Sembahyang Hoo Ping

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

4. Dupa

Dupa berbentuk mangkuk besar terbuat dari kuniningan berwarna kuning diletakkan pada meja persegi empat berwarna merah dan kuning. Pada bagian pegangan kiri dan kanan terdapat ukiran naga sebagai pegangannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.48 Bentuk Dupa

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5. Tempat Pembakaran Kertas

Pembakaran kertas berbentuk botol 2 bulatan dibagian sisinya. Bagian 1 lebih besar, bulatan ke 2 lebih kecil berwarna merah terdapat lubang persegi.

Gambar 5.49 Bentuk Tempat Pembakaran Kertas

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Tempat Pembakaran Kemenyan

Tempat pembakaran menyan berbentuk persegi empat berwarna merah.

Dibagian kanan terdapat sekeranjang bunga, menyan, dan dupa.

Gambar 5.50 Bentuk Tempat Pembakaran Kemenyan

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.5 Bentuk Klenteng Kyai Tumpeng dan Kyai Curudik Bumi

Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi bergaya arsitektur Jawa dengan atap limasan berwarna merah, dengan tiang pilar persegi empat berwarna kuning. Lis atas dan bawah tiang berwarna merah, lantai terbuat dari keramik berwarna putih, terapat sebuah lampu gantung, dan altar sembahyang. Atap flafon berbentuk vertikal dan horizontal berwarna merah, kuning dan hijau. Terdapat makam Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik

Bumi. 1 tempat dupa dan 2 tempat lilin terbuat dari besi, 1 kursi berwarna merah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.51 Bentuk Bangunan Kyai Tumpeng dan Kyai Curudik Bumi

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.5.1 Bentuk Atap Plafon

Bergaya atap limasan lis berwarna merah. Plafon berbentuk vertikal dan horizontal berwarna merah dan warna kuning sebagai dasar Plafon. Tengah flafon terdapat lis persegi empat berwarna hijau diletakan 1 lampu gantung.

Gambar 5.52 Bentuk Atap

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.1.5.2 Bentuk Tiang Pilar

Tiang pilar berbentuk persegi empat berwarna kuning. Pada sisi atas dan bawah lis tiang berwarna merah dengan 16 tiang pilar.

Gamabar 5.53 Bentuk Tiang Pilar

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

5.1.5.3 Bentuk Alat Kebaktian

Alat kebaktian Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi terdapat dupa, tempat pembakaran kemenyan, dan makam. Berikut merupakan uraian alat kebaktian semabahyang.

1. Makam Mbah Kyai Tumpeng Dan Mbah Kyai Curudik Bumi

Tempat makam Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi berbetuk persegi empat dengan 3 tingkatan. Pada tingkatan 1 berwarna putih,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA tingkatan ke 2 berwarna merah, dan pada tingkatan ke 3 berwarna merah dan terdapat nama bacaan dari Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi dihiasi bunga dan lampu pada sekitar makam.

Gambar 5.54 Bentuk Makam

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

2. Dupa

Tempat dupa berbentuk persegi empat berwarna merah dan kuning yang terbuat dari kayu. Wadah tempat dupa terbuat dari kuningan berwarna kuning berbentuk bulat, dengan gagang berbentuk kepala naga berwarna abu-abu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 5.55 Bentuk Dupa

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

3. Tempat Pembakaran Kemenyan

Tempat pembakaran kemenyan berbentuk persegi empat dan berwarna merah, juga terdapat bunga, kemenyan, dan dupa.

Gambar 5.56 Bentuk Tempat Pembakaran Kemenyan

Dokumentasi: Suci Mentari, 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.2 Fungsi Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong

Klenteng adalah tempat ibah yang dibangun suku Tionghoa untuk berdoa dan bersembahyang. Di dalam Klenteng sesungguhnya merupakan agama rakyat yang dianut. Agama rakyat yang dianut merupakan kepercayaan Bangsa Tionghoa yang berada di Negara Tiongkok, Taiwan, Hongkong, dan lainnya mengandung unsur ajaran Tridarma yaitu: Daoisme, Buddhisme, dan Konfusianisme.

Dalam Li Ji atau kitab catatan kesusilaan atau kitab catatan upacara yang di tulis Nabi Kong Zi disebutkan bahwa “Kaisar-kaisar bijaksana harus di junjung tinggi, orang bijak membuat undang untuk ketentraman rakyat harus dihormati, orang setia dalam menjalankan tugasnya harus dihormati, orang membaktikan dirinya sepenuh hati pada Negara harus dihormati, orang gagah dan candikiawan mampu menolak dan menghindarkan rakyat banyak dari malapetaka harus di hormati …” disimpulkan bahwa orang yang amal baktinya berguna untuk rakyat mendapatkan penghormatan dan layak dipuja dalam Klenteng sebagai “Shen”.

Dasar kepercayaan orang suku Tionghoa berpengangan pada ajaran Kong Zi yang di sebut “Jing Tian Zun Zu” dalam arti memuliakan tuhan dan menghormati leluhur. Ajaran ini menjadi pedoman dalam upacara keagaman. Zu atau leluhur dan bisa disebut Shen atau Dewa. Perbedaan antara Zu dan Shen, Zu diartikan sebagai meninggalkan kebijakan dan mengeluarkan berkah untuk satu keluarga saja juga di hormati oleh satu keluarga saja.

Sedangkan Shen di hormati oleh banyak keluarga dan rakyat berbuat kebajikan dan melimpahkan berkah untuk rakyat. Upara yang sering dilakukan dan rutin dilaksanakan adalah hari raya imlek, kedatangan dan kelahiran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Laksamana Cheng Ho yang merupakan menjadi salah satu kesempatan untuk berkumpulnya seluruh umat di Semarang.

Dari bagian bangunan memiliki bentuk pasti mempunyai fungsi. Fungsi ke lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong memiliki fungsi yang berbeda dari masing-masing Klenteng. Berikut merupakan uraian fungsi dari ke lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong dan urain mengenai bagian bangunan Klenteng dan alat kebaktian sembahyang.

5.2.1 Fungsi Klenteng Pemujaan Dewa Bumi

Bangunan Klenteng Dewa Bumi atau Tho Tee Kong, merupakan tempat ibadah umat, baik umat menganut aliran ajaran Daoisme, Buddhisme, dan

Konfusianisme semua umat beraliran ketiga ajaran tersebut bersembahyang didalam Klenteng Dewa Bumi. Mereka mengucapkan terimakasih dan rasa bersyukur atas berkatnyalah telah memberikan lahan tanah yang subur, hasil panen yang melimpah, dan kekayaan alam yang sangat melimpah. Dari itu fungsi dari bangunan Klenteng tempat pemujaan Dewa Bumi di bangun untuk mengucapkan rasa syukur atas rahmat kekayaan pangan yang diberikan.

5.2.2 Fungsi Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi

Klenteng Kyai Jurumudi Menurut cerita bangunan tempat pemujaan makam

Kyai Juru Mudi adalah merupakan makam dari armada pelayaran Laksamana

Cheng Ho yang bernama Wang Jing Hong atau sering dikenal Mbah Kyai Juru

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mudi Dampu Awang. Akhirnya Wang Jing Hong meninggal pada usia ke-87 tahun dan di makamkan di Klenteng Sam Poo Kong Semarang disamping Goa

Sam Poo Kong dan dibawah pohon trenggulung kesayangannya. Bangunan makam Kyai Juru Mudi berfungsi sebagai tempat berjiarah umat, baik itu umat beragama Daoisme, Konfusianisme, Buddhisme, Hindu, Kristen, dan Islam semua aliran ajaran agama tersebut berjiarah ke makam Kyai Juru Mudi.

5.2.3 Fungsi Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong

Klenteng Utama ini merupakan pusat dari seluruh kegiatan dalam kompleks

Klenteng Sam Poo Kong. Klenteng utama terdapat gua lama dan gua baru juga terdapat sebuah patung Laksamana Cheng Ho dan mata air abadi. Awalnya

Klenteng utama yang berbentuk gua kemudian dijadikan Klenteng oleh Wang

Jing Hong, untuk menghormati jasa yang telah diberikan Laksamana Cheng Ho.

Goa lama tetap dilestarikan keberadaanya dan dikenal dengan nama “Goa

Sam Poo”. Goa baru menjadi tempat beribadatan seluruh umat ajaran aliran

Tridarma. Gua baru terdapat patung Laksamana Cheng Ho dan 2 pengawalnya yang bernama Lauw Im dan Thio Kee yang disemayamkan untuk dipuja.

Di dalam gua baru terdapat mata air abadi dipercayai sumber mata air tersebut memiliki khasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan adanya ramalan Ciamsi dan Pwa Pwee untuk melihat keberuntungan dan nasip seseorang didalam kehidupannya. Para umat yang datang juga bersembahyag untuk memohon restu, kesehatan, dan keselamatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Patung Laksamana Cheng Ho sendiri terdapat di depan bangunan Klenteng

Sam Poo Kong. Klenteng utama dibanguan berfungsi untuk mengingat jasa-jasa yang telah diberikan oleh Laksamana Cheng Ho.

5.2.4 Fungsi Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar

Kletenteng tempat altar pemujaan Mbah Jyai Jangkar adalah tempat penyimpanan jangkar. Terdapat sebuah jangkar yang merupakan awal lambang kapal armada Laksamana Cheng Ho yang digunakan sebagai alat konsentrasi dalam sembahyang dan semedi.

Tempat pemujaan altar sembahyang Arwah Hoo Ping merupakan tempat sembahyang arwah yang tidak memiliki keluarga, dalam setahun terdapat 3 kali upacara sembahyang dilakukan yaitu pada saat malam tahun baru Imlek, setiap tanggal 5 bulan 4 tahun Nasional, dan tanggal 26 bulan 7 tahun Imlek di sebut sebagai “sembahyang arwah atau Keng Hoo Ping” yang juga pada umumnya dikenal dengan nama “Sembahyang Rebutan”.

Tempat pemujaan altar sembahyang Nabi Kong Hu Tju merupakan sebuah filosof besar memberikan ajaran moral Tionghoa. Ajaran tersebut memiliki tempat tersendiri di dalam hati suku Tionghoa. Ajaran moral Nabi Kong Hu Tju memiliki lima ajas ajaran moral yaitu: Ren “Kemanusiaan”, Yi “Persahabatan”, Li

“Kesusilaan”, Zhi “Bijaksana”, dan Xin “Saling Bisa Dipercaya”. Maka dari itu fungsi bangunan dari Klenteng Mbah Kyai Jangkar, berfungsi sebagai tempat berdoa untuk menghormati para arwah dan Nabi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.2.5 Fungsi Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Tumpeng Dan

Curudik Bumi

Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai curudik Bumi dimana tempat ini para pelaut dan pengikut Laksamana Cheng Ho bersantap bersama, mengadakan upacara selamatan bersama dengan para penduduk setempat. Lambat laun tempat tersebut digunakan banyak orang untuk bersemedi dan memohon berkah dan kemudian dijadikan tempat pemujaan.

Ditempat pemujaan Mbah Kyai tumpeng terdapat makam dari Mbah Kyai

Tumpeng. Tempat pemujaan Mbah Kyai Curudik Bumi berdampingan dengan bangunan Mbah Kyai Tumpeng sebab Mbah Kyai Curudik Bumi merupakan suami dari Mbah Kyai Tumpeng juru masak dari Laksamana Cheng Ho.

Tempat pemujaan Mbah Kyai Curudik Bumi merupakan tempat penyimpanan senjata dan pusaka yang di bawa oleh armada Laksamana Cheng Ho. Fungsi dari bangunan ini di bangun sebagai tempat penyimpanan senjata dan tempat makan para armada angkatan laut Laksamana Cheng Ho, yang sekaraang sebagai tempat berjiarah, memohon doa, dan melakukan meditasi.

5.2.6 Fungsi Bagian Bangunan Klenteng

Didalam sub bab ini penulis akan menguraikan masing-masing bagian bangunan yang terdiri dari: atap plafon, tiang pilar, dinding, ruang, warna, relif, yang dimana bagian-bagian tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Berikut adalah uraian mengenai fungsi bangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Fungsi Atap Plafon

Atap bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang adalah berfungsi sebagai alat untuk melindungi seluruh bangian ruangan Klenteng agar tidak terkena sinar panas matahari, cuaca buruk, dan hujan. Selain itu, atap pada bangunan Klenteng berfungsi sebagai memperlihatkan gaya arsitektur apa yang digunakan.

2. Fungsi Tiang Pilar

Tiang pilar bangunan adalah berfungsi sebagai penyangga atap dan flafon yang berada dibagian atas tiang pilar bangunan dan sebagai pembentuk ruang pada bangunan. Tiang pilar berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan lampu dan membuat bangunan menjadi megah.

3. Fungsi Dinding

Dinding bangunan Klenteng Sam Poo Kong adalah sebagi penutup dan sebagai pembatas ruang bangunan didalamnya tersimpan benda-benda berharga.

4. Fungsi Ruang

Ruang bangunan Klenteng dimana setiap ruang pada bangunan memiliki fungsi yanng sama. Fungsi pada ruang bangunan berfungsi sebagai tempat untuk melakukan doa dan beribadah para pengunjung yang datang. Ruang berfungsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sebagai tempat penyimpanan patung Dewa Dewi dan alat-alat kebaktian. Lantai pada bangunan Klenteng berfungsi sebagai tempat berlututnya seluruh umat dalam menjalankan ibadah. Lampu-lampu pada ruang bangunan berfungsi sebagai penerangan di dalam ruangan ketika dalam kegelapan.

5. Fungsi Warna

Warna-warna pada bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang berfungsi agar seluruh sisi bangunan Klenteng ketika di lihat oleh masyarakat yang berkunjung lebih berwarna dan bercahaya dengan adanya keindahan warna yang dilukiskan pada seluruh bangunan yang ada.

6. Fungsi Relief

Relief bangunan Klenteng berfungsi sebagai hiasan pada bangunan, agar bangunan tersebut lebih terlihat megah dengan adanya relief bangunan. Sehingga masyarakat berkunjung merasa takjub ketika melihat relief bangunan Klenteng.

5.2.7 Fungsi Ornamen Bangunan Klenteng

Pada bangunan tidak hanya terdapat bagian bangunan saja akan tetapi ada ornamen didalamnya. Fungsi setiap ornamen yang ada pastilah berbeda-beda.

Seperti patung, gong, lonceng, alat perang, dan beduk. Berikut merupakan uraian mengenai fungsi oranamen bangunan Klenteng.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Fungsi Patung

Patung-patung berfungsi sebagai hiasan yang melengkapi seluruh sisi bangunan yang ada. Karena patung-patung yang ada berfungsi sebagai pengingat perbuatan baik yang telah diberikan.

2. Fungsi Gong

Gong berfungsi sebagai aba-aba dalam melakukan pembacaan doa dan sebagai pertanda pada awalnya doa sembahyang akan dilakukan yang dipimpin oleh bikshu dalam mengiringi bacaan sembahyang.

3. Fungsi Lonceng

Lonceng dalam sembahyang berfungsi sebagai aba-aba atau petunjuk kepada umat yang berdoa bahwa sembahyang akan segera dilakukan, sehingga seluruh umat datang bersembayang untuk mengambil tempat dan sikap memulai sembahyang. Lonceng berfungsi sebagai alat memberikan petunjuk kepada umat untuk berdiri atau berlutut, juga sebagai perindah ruang dalam kebaktian.

4. Fungsi Alat Perang

Alat kebaktian berfungsi sebagai untuk melindungi dan mempertahankan diri dari sengangan musuh yang datang. Fungsi dari alat-alat perang yang digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dan diletakkan di dalam ruang untuk menunjukkan tingkatan kasta seseorang yang ada didalam sebuah bangunan.

5. Fungsi Beduk

Beduk berfungsi sebagai untuk awalnya pertanda azan berkumandang untuk melakukan sholat pada umat agama islam. Beduk yang ada didalam ruang bangunan Klenteng utama karena Laksamana Cheng Ho merupakan seorang

Laksamana yang beragama muslim dari Negri Cina.

5.2.8 Fungsi Alat Kebaktian

Alat kebaktian yang ada didalam setiap upacara sembahyang berfungsi sesuai dengan alat terebut digunakan. Alat sembahyang antara lain: altar sembahyang, dupa, tempat pembakaran kertas, tempat pembakaran kemenyan. Berikut merupakan uraian tentang fungsi dari alat-alat kebaktian.

1. Fungsi Altar Sembahyang

Altar sembahayang merupakan sarana untuk melakukan pemujaan, untuk memudahkan pengunjung untuk berkonsentrasi dalam melakukan doa pada sembahyang yang dilakukan. Altar sembahyang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan alat kebaktian seperti halnya lilin, lentera, patung Dewa Dewi, lukisan, dupa atau hio, dan juga mangkuk yang berisikan air.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Fungsi Dupa

Tempat dupa berfungsi sebagai tempat untuk meletakan dan menancapkan dupa yang sudah dibakar dalam sembahyang dan berdoa oleh umat.

3. Fungsi Tempat Pembakaran Kertas

Tempat pembakaran kertas berfungsi sebagai wadah saat melakukan ritual pembakaran kertas yang dilakukan pada saat sembahyang. Fungsi lain dari tempat pembakaran kertas agar kertas yang telah dibakar tidak berserakan dan tidak mengotori lingkungan disekitaran bangunan yang ada.

4. Fungsi Tempat Pembakaran Kemenyan

Tempat pembakaran kemenyan berfungsi sebagai wadah untuk melakukan puja doa umat dalam pembakaran kemeyan dan kemenyan tidak mengotori lantai.

5.2.9 Fungsi Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Bagi Masyarakat

Tionghoa Semarang

Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang berfungsi sebagai wadah keterbukaan terhadap kebudayaan dan kepercayaan antar umat agama. Dari segi keagamaan bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang dianggap berfungsi sebagai bangunan tempat ibadah dan merupakan simbol dari agama Buddha.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dilain sisi bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang bagi masyarakat

Semarang berfungsi sebagai mata pencarian dan objek wisata. Bahkan juga sebagai tempat untuk menjernihkan pikiran.

5.3 Makna Lima Bangunan Pemujaan Klenteng Sam Poo Kong

Ke lima bangunan pemujaan Klenteng Sam Poo Kong memiliki makna.

Karena, setiap benda yang berfungsi pasti memiliki makna tersendiri didalamnya.

Berikut merupakan uraian tentang makana bangunan ke lima bangunan Klenteng pemujaan, makna setiap bagian bangunan, makna ornamen, dan makna alat kebaktian sembahyang.

5.3.1 Makna Klenteng Pemujaan Dewa Bumi

Klenteng pemujaan Dewa Bumi, bermakna sebagai perhujutan rasa syukur umat atas apa yang telah diberikan Dewa kepada seruh umat yang ada, mengucapkan rasa terimakasih atas berkah yang telah di berikan.

5.3.2 Makna Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Jurumudi

Klenteng pemujaan makam Mbah Kyai Jurumudi sebagai makna perhujutan memohon doa untuk keselamatan, kesuksesan, dan panjang umur. Yang telah dimaknai seruluh umat sebagai tempat berjziarahnya umat yang datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.3.3 Makna Klenteng Utama Pemujaan Sam Poo Kong

Klenteng utama dimaknai dan dipercai sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah memberikan banyak jasa kepada msyarakat.

5.3.4 Makna Klenteng Pemujaan Mbah Kyai Jangkar

Klenteng pemujaan Mbah Kyai Jangkar dimaknai sebagai tempat terjaganya benda pusaka milik Laksamana Cheng Ho yang disimpan di Klenteng Mbah Kyai

Jangkar dan dipercayai sebagai pembawa kebaikan dalam pemilik benda yang ada. Juga dimaknai sebagai bangunan pemeliharaan tali persaudaraan setiap umat.

5.3.5 Makna Klenteng Pemujaan Makam Mbah Kyai Tumpeng Dan

Curudik Bumi

Klenteng pemujaan makam Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik

Bumi dimaknai sebagai rasa kebersamaan tanpa adanya perbedaan didalamnya, serta dimaknai sebagai tempat untuk menenangkan jiwa, hati, dan pikiran.

5.3.6 Makna Bagian Bangunan Klenteng

Klenteng memiliki makna yang berbeda didalamnya. Seperti atap plafon, tiang pilar, dinding, ruang, wana, dan relif, memiliki makna-maknanya tersendiri.

Berikut merupakan uraian bagian bangunan Klenteng.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. Makna Atap Plafon

Atap bangunan memiliki makna yang sangat sakral dan menunjukkan strata bagi penghuninya. Makna atap bertingkat tiga pada Klenteng utama memiliki arti makna atap yang tertinggi dimana penghuni didalamnya di anggap sebagai raja, kaisar, dan leluhur. Klenteng utama merupakan bangunan Klenteng Laksamana

Cheng Ho, dianggap sebagai leluhur oleh masyarakat Tionghoa.

Bentuk atap bertingkat 2 yang bergaya bentuk atap jurai dan atap pelana memiliki arti makna berkaitan dengan ajaran aliran Tridarma yang dianut oleh seluruh umat Tionghoa. Pada atap flafon berbentuk horizontal dan vertikal menurut unsur ajaran Tridarma berarti tao dan te yang dimana bermakana vertikal hubungan manusia dengan tuhan, horizontal hubungan manusia dengan sesama.

Bangian ujung meruncing pada bagian atap memiliki arti makna menghindari dan menolak hal-hal buruk yang datang. Oranmen bentuk simbol hewan pada bagian ujung atap memiliki makna berkaitan dengan 7 shio dalam feng shui Cina berarti akan membawa keberuntungan dan kebahagian bagi penghuninya.

2. Makna Tiang Pilar

Tiang pilar pada bangunan Klenteng Sam Poo Kong menunjukkan arti makna kebesaran bangunan juga bermakna sebagai kekuatan dasar dari pondasi bangunan

Klenteng. Bermakna sebagai awal mula dari kehidupan seseorang yang dapat di lihat dari tiang pilar pada bangunannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Makna Dinding

Dinding pada bangnan Klenteng Mbah Kyai Jangkar bermakna sebagai meluapkan segala isi hati, keluh kesah, kebahagian, penderitaan dalam kehidupan seseorang atas perlakuan yang telah diperbuat dalam kehidupan dengan cara mengadu dan bercerita kepada Tuhan.

4. Makna Ruang

Ruang bangunan Klenteng Sam Poo Kong dianggap sebagai sesuatu hal yang sakral dan suci. Dapat dilihat ketika memasuki ruangan terdapat beberapa aturan yang dilaksanakan sebelum masuk ke dalam ruangan Klenteng. Sebab ruang dianggap sakral karena ruangan terdapat patung Dewa Dewi dan alat kebaktian.

5. Makna Warna

Warna bangunan Klenteng terdapat tiga warna dominan yang sering dipakai yaitu warna merah, kuning, dan hijau. Warna merah memiliki arti lambang kekuatan dan gagah berani, warna kuning melambangkan arti makna kejayaan dan kekayaan, sedangkan warna hijau melambangkan arti kesejukan dan kerindangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6. Makna Relif

Relief bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki bentuk ukiran relief simbol naga berada pada kayu balok pembatas tiang pilar mempunyai arti makna kekuatan alam, memiliki sifat yang baik, dan dihormati. Pada bagian belakang

Klenteng utama terdapat relif berkisah perjalanan Laksamana Cheng Ho yang berarti makna agar semua umat manusia dalam keadaan suka ataupun duka tetap berjuang melawan segala rintangan yang ada.

5.3.7 Makna Ornamen Bangunan Klenteng

Didalam setiap ornamen pasti memiliki arti makna tersendiri didalamnya.

Seperti patung, gong, lonceng, alat perang, dan beduk. Masing-masing memiliki makna tersendiri. Berikut uraian mengenai ornamen bangunan.

1. Makna Patung

Patung-patung yang saling berhadapan diletakkan di depan pintu masuk dalam areal Klenteng bermakna sebagai pembawa kebahagiaan, keberuntungan, dan penjaga bagi orang yang didalamnya. Juga sebagai makna penyambutan kepada seseorang yang akan masuk ke dalam ruangan bangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Makna Gong

Gong didalam sembahnyang sebagai alat kebaktian merupakan makna yang mampu membangkitkan semangat siapa saja orang yang mendengarkannya.

3. Makna Lonceng

Lonceng dalam sembahyang merupakan alat kebaktian memiliki arti makna isi batin hati seseorang menuju ke arah pencerahan hati dalam menjalankan ibadah.

4. Makna Alat Perang

Alat perang dalam sembahyang menjadi salah satu alat kebaktian memiliki arti kekuatan dan pendirian hati seseorang dalam menjalankan kehidupan.

5. Makna Beduk

Beduk dalam sembahyang salah satu alat kebaktian memiliki makna kesadaran akan panggilan diri kepada tuhan dan perhatian khusus, bagi orang yang mendengarkan suara dari pukulan beduk yang dibunyikan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5.3.8 Makna Alat Kebaktian

Alat kebaktian sembahyang dalam ruangan memiliki arti makna tersendiri.

Berikut merupakan arti makna alat kebaktian didalam ruang sembahyang.

1. Makna Altar Sembahyang

Altar sembahyang bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki makna yang dianggap sebagai pusat seluruh ruangan yang telah dianggap sakral bagi umat.

Terdapat bunga dan lilin. Bunga segar yang di letakkan di meja altar melambangkan arti makna bahwa tubuh jasmani manusia suatu waktu akan menjadi tua, sakit, dan meninggal. Lilin berarti melambangkan cahaya penerangan jalan hidup. Api dari lilin bermakna semangat hidup manusia. Altar sembahyang mengandung makna ucapan syukur atas berkah yang melimpah yang diberikan.

2. Makna Dupa

Pembakaran dupa saat seseorang membakar dupa mengeluarkan aroma bau wangi setelah dibakar. Penggunaan pembakaran hio diartikan sebagai jalan suci berasal dari kesatuan hatiku (Too Yu Siem Hap), hatiku dibawa melalui keharuman dupa (Siem Ka Hiang Thwan). Hio dapat membuat pikiran menjadi tenang, memudahkan konsentrasi, dan meditasi. Dupa memiliki makna menyampaikan mengirimkan doa melalui bau harum yang menjunjung tinggi ke segala arah sampai ke langit, dan menyampaikan doa ke pada Dewa Dewi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Makna Tempat Pembakaran Kertas

Tempat pembakaran kertas Klenteng mengandung makna bahwa seseorang sedang membakar kertas saat sembahyang beranggapan bahwa dengan membakar kertas telah memberikan sebagian harta kepada Dewa Dewi dan leluhur.

4. Makna Tempat Pembakaran Kemenyan

Pembakaran kemenyan sembahyang merupakan sebagai alat kebaktian yang ada memiliki makna sebagai pemberian rasa hormat dan cinta kasih kepada Dewa dan Dewi atas apa yang telah diberikan.

5.3.9 Makna Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Bagi Masyarakat

Tionghoa Semarang

Klenteng Sam Poo Kong Semarang dari sisi kebudayaan dianggap masyarakat adalah sebuah bangunan yang universal, sebab Klenteng merupakan gabungan kebudayaan dan ajaran. Masyarakat Semarang memaknai bangunan

Klenteng Sam Poo Kong Semarang sebuah bangunan yang sakral dan suci.

Masyarakat percaya akan makna jika berdoa dan melakukan sembahyang juga melakukan ramalan Ciamsi dan Pwa Pwee dapat membuat segala sesuatu keinginan akan terkabul. Adanya bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang di lihat dari sisi ekonomi juga membawa berkah bagi masyarakat di sekitarnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian analisis bab V, disimpulkan bahwa Klenteng Sam Poo

Kong memiliki bentuk, fungsi, dan makna tersendiri didalamnya, dimana dapat dilihat pada masing-masing bagian bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

1. Bentuk Klenteng Sam Poo Kong terdiri dari lima bangunan Klenteng utama

yaitu: Klenteng Dewa Bumi, Klenteng Makam Mbah Kyai Jurumudi,

Klenteng Utama Sam Poo Kong, Klenteng Mbah Kyai Jangkar, dan Klenteng

Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi. Lima Klenteng utama

berbentuk persegi empat dengan seluruh atap bangunan meruncing dengan

adanya tiang pilar, bernuansa warna, memiliki bentuk ornamen dan alat

kebaktian yang berbeda dan terdapat pada bagian luar dan dalam bangunan.

2. Bentuk Ruang Klenteng terdapat gong, alat perang, lonceng, dan dihiasi pohon

bunga sakura, jam antik, lukisan, lampion, altar sembahyang, tempat dupa,

tempat pembakaran kertas pada setiap bangunan Klenteng memiliki bentuk

yang berbeda. Akan tetapi, pada bangunan Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan

Mbah Kyai Curudik Bumi tidak terdapat tempat pembakaran kertas, tempat

pembakaran kemenyan hanya terdapat pada bangunan Klenteng Mbah Kyai

Jangkar, Mbah Kyai Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Bentuk atap bangunan Kleteng Utama bertingkat 3, sedangkan bangunan

Klenteng yang lainnya bertingkat 2. Akan tetapi pada Klenteng Mbah Kyai

Tumpeng dan Mbah Kyai Curudik Bumi bergaya arsitektur atap Jawa.

4. Bentuk Klenteng Mbah Kyai Jangkar terdapat dinding pembatas, sedangkan

pada Klenteng yang lainnya tidak terdapat dinding pembatatas ruang.

5. Fungsi dari lima bangunan Klenteng utama Sam Poo Kong adalah berfungsi

sebagai tempat berdoa, mengucapkan rasa syukur, dan upacara kebaktian umat

alian Tridarma yang berada di Kota Semarang maupun diluar daerah Kota

Semarang, dan berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan benda suci.

6. Makna dari lima bangunan Klenteng utama Sam Poo Kong sebagai makna

perhujutan memohon doa keselamatan, kesuksesan, panjang umur, rasa

syukur, kebersamaan, dan dimaknai tempat untuk menenangkan jiwa, hati, dan

pikiran.

7. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong memiliki lima bangunan utama untuk

bersembahyang berbentuk persegi empat dan terdapat bangunan lainnya,

seperti musolla, panggung aula, panggung pagelaran seni, bangunan gazebo,

bangunan gazebo lilin, cafe, pendopo Jawa, gudang, penginapan (dalam proses

pembangunan), dan gerbang utama.

8. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang mampu menunjukkan bahwa

masyarakat Semarang merupakan sebuah masyarakat yang prural mampu

menerima perbedaan kebudayaan dan kepercayaan yang ada .

9. Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang dari segi sisi keagamaan

merupakan simbol lambang agama suku Tionghoa yang menganut ajaran

aliran Tridarma yang berada di Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10. Segi sisi ekonomi dan parawisata Bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang mampu membawa berkah dan membuat kondisi ekonomi

masyarakat meningkat sebab karena dapat mendatangkan banyaknya

pengunjung dan menjadi salah satu objek wisata terkenal di Kota Semarang.

6.2 Saran

Adapun saran penulis perbuat untuk memajukan dan mengembangkan

Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang menjadi lebih baik dalam segi agama, budaya, dan parawisata Kota Semarang. Berikut meupakan saran penulis:

1. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai bentuk, fungsi, dan makana

Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang dengan bangunan Klenteng

yang lainnya yang berada di Indonesia.

2. Bagi pihak pengelola Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang lebih

banyak mempromosikan dan mengekplor bangunan Klenteng melalui

berbagai media seperti halnya: media cetak dan media elekronik agar semua

masyarakat berkunjung mudah mencari informasi Klenteng Sam Poo Kong.

3. Perlu adanya pembangunan sarana penginapan dalam Klenteng agar

masyarakat yang berasal dari luar Kota ataupun dari mancan Negara dapat

menginap langsung dalam areal Klenteng dan menikmati keindahan pada saat

malam di Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

4. Perlunya adanya perbaikan terhadap fasilitas toilet dalam bangunan Klenteng,

dengan mengklasifikasikan toilet pengunjung dan pegawai atau perkerja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. Perlu adanya perbaikan terhadap sarana taman agar lebih diperbanyak

bangku-bangku tempat duduk pengunjung dan adanya penambahan terhadap

hewan-hewan yang berada di lingkungan Klenteng.

6. Tetap menjaga keramahan, sopan santun, keamanan, serta kebersihan di

dalam lingkungan Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang, dan selalu

mempertahankan sikap siap siaga dalam menolong pengunjung.

7. Para juru kunci Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang agar lebih

bersemangat dalam berkerja dan tetap menjaga keramahan saat menghadapi

tamu yang berkunjung ke Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

8. Bagian keamanan Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang agar lebih

terstruktur lagi penjagaannya, perlu diaadakannya patroli keliling bergantian

setiap 1 jam sekali mengitari bagian dalam lingkungan Klenteng.

9. Perlu diadakannya pengeras suara, petunjuk arah, dan famflet nama masing-

masing Klenteng di depan bangunan masing-masing Klenteng.

10. Pedagang kaki lima yang berada di luar bangunan Klenteng agar selalu

menjaga kebersihan disekitar Bangunan Klenteng Sam Poo Kong Semarang

dan bersikap ramah terhadap pembeli yang berkunjung ke Bangunan

Klenteng Sam Poo Kong Semarang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Rulam. 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Agung Leo. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Ombak. Antariksa. 2016. Teori & Metode Pelestarian Kawasan Pecinan. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka. Bagus, Lorent. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia. Budhy Munawarman Rahman. 2001. Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah. Jakarta: Yayasan Paramadina. Bogdan, Robert, And Steven J, Taylor. 1975. Introduction To Qualitative Research Methods: A Phenomenological Approach To The Social Sciences. New York: Wiley. Bogdan, R. C., & Biklen, S. K. 2007. Qualitative Research For Education: Introduction To Theory And Methods. New York: Pearson. Cholid Narbuko dan Abu Achadi. 2015. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara. Gunawan Imam. 2016. Metode penelitian kualitatif teori dan praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hadinoto. 2010. Arsitektur Dan Kota-Kota Di Jawa Pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hariwijaya, M. 2007. Metodologi dan penulisan skripsi tesis dan disertasi untuk ilmu sosial dan humaniora. Yogyakarta: Prama Ilmu. Kaplan, David Dan Robert A. Manners. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kerlinger. 1973. Foundations Of Behavioral Research. New York: Rinehart and Winston. Khol, R. G. 1984. Chinese Architecture In The Straits Settlements And Western Malaya: Temples, Kongsis And Houses. : Heineman Asia. Koentjaraningrat. 1985. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia. Koentjaraningrat. 2004. Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta: Djambatan. Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Lilananda, R.P. 1998. Inventarisasi Karya Arsitektur Cina Di Kawasan Pecinan Surabaya. Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Teknik UK Petra. Muhammad, Syukri Albani Nasution. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Raja Wali Pers.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nazarudin, Kahfie. 2015. Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Gralia Indonesia. Neuman, Lawrence W. 2000. Social Research Methods: Qualitative And Quantitative Approaches. Fourth Edition. Boston: Allyn And Bacon. Nurmala. 2013. Panduan Pelestarian Bangunan Tua/Bersejarah Di Kawasan Pecinan-Pasar Baru Bandung. Tugas Akhir. Tidak Dipublikasikan. Bandung: Institut Teknologi Bandung. Pamungkas, S.T. & Tjahjono, R. 2002. Tipologi-Morfologi Arsitektur Colonial Belanda Di Kompleks PG. Kebon Agung Malang. Malang: Universitas Brawijaya. Pontoh, N. K. 1992. Preservasi Dan Konservasi Suatu Tinjauan Teori. Jurnal PWK IV (6): 34-39. Santosa, Puji. 1993. Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra. Bandung: Cv. Angkasa. Salmon, Claudine & Denys Lombard. 1985. Klenteng-Klenteng Masyarakat Tionghoa Di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Setyadin, B. 2005. Desain Dan Metode Penelitian Kuantitatif. Modul IV Disajikan Dalam Pelantara Tenaga Fungsional Akademik Politeknik Kotabaru. Kalimantan Selatan: Lembaga Penelitian Universitas Negeri Malang. Soekanto, Soerjono. 1986. Talcott Parsons Fungsionalisme Imperatif. Jakarta: Cv. Rajawali. Strauss, A, & Corbin, J. 1990. Qualitative Analysis For Social Scientists. New York: Cambridge University Press. Sulasman dan Setia Gumilar. 2013. Teori-Teori Kebudayaan. Bandung: Pustaka Setia. Tantawi, Isma. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Budaya (Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia). Tanggerang: Mahara Publishing. Wiyatiningsih. 2000. Kajian Karakteristik Arsitektural Bangunan Penginggalan Masa Colonial Belanda Di Bintaran Yogya. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Zarkhoviche, Baha. 2016. Laksamana Cheng Ho Paglima Islam Penakluk Dunia. Yogyakarta: Araska Publisher.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Wibsite Dan Internet

Asal-Usul Klenteng : http://wwnkalbar.blogspot.co.id/2010/10/asal-mula-kata- kelenteng.html (Diakses tanggal 28 Januari 2017) Badan Pusat Statistik Kota Semarang : https://semarangkota.bps.go.id/ (Diakses tanggal 02 Januari 2017) Bangunan Lama Klenteng Sam Poo Kong : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Sampokong_tampaklama1.jpg (Diakses tanggal 02 Januari 2017) Geografis Kota Semarang : http://pariwisata.semarangkota.go.id/index.php/tentangsemarang/geografis (Diakses tanggal 02 Januari 2017) Sejarah Kota Semarang : http://pariwisata.semarangkota.go.id/index.php/tentang- semarang/sejarah (Diakses tanggal 02 Januari 2017)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN

Data Diri Informan

Informan 1

Nama : Bapak Chandra Budi Atmaja

Umur : 61 tahun

Status Profesi : Ketua/Pemilik Penerus Ke Tiga Klenteng Sam Poo Kong

Informan 2

Nama : Mbah Juru Kunci Klenteng Dewa Bumi

Umur : 60 tahun

Status Profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

Informan 3

Nama : Mbah Katio Juru Kunci Klenteng Kyai Jurumudi

Umur : 72 tahun

Status Profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

Informan 4

Nama : Mbah Juru Kunci Klenteng Besar

Umur : 65 tahun

Status Profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 5

Nama : Mbah Jan Juru Kunci Klenteng Kyai Jangkar

Umur : 65 tahun

Status Profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

Informan 6

Nama : Mbah Mistur Juru Kunci Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan

Mbah Kyai Curudik Bumi

Umur : 62 tahun

Status Profesi : Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong

Informan 7

Nama : Bapak Dita

Umur : 25 tahun

Status Profesi : Adminitrasi Yayasan Klenteng Sam Poo Kong

Informan 8

Nama : Bapak Yames

Umur : 30 tahun

Status Profesi : Wiraswasta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 9

Nama : Bapak Rokimen

Umur : 68 tahun

Status Profesi : Petani

Informan 10

Nama : Bapak Mugiono

Umur : 55 tahun

Status Profesi : Wiraswasta

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DAFTAR PERTANYAAN

1. Siapa nama anda dan sudah berapa lama anda tinggal didaerah ini?

Penulis : siapa nama anda dan sudah berapa lama anda tinggal didaerah

ini?

Informan 1: Chandra Budi Atmaja, mulai tahun 1956.

Informan 2 : Mbah Juru Kunci Klenteng Dewa Bumi, dari tahun 1957.

Informan 3 : Mbah Katio Juru Kunci Klenteng Kyai Jurumudi, tahun 1945.

Informan 4 : Mbah Juru Kunci Klenteng Besar, tahun 1952.

Informan 5 : Mbah Jan Juru Kunci Klenteng Kyai Jangkar, tahun 1952.

Informan 6 : Mbah Mistur Juru Kunci Klenteng Mbah Kyai Tumpeng dan

Mbah Kyai Curudik Bumi, tahun 1955.

Informan 7 : Dita, mulai tahun 1992.

Informan 8 : Yames, mulai tahun 1987.

Informan 9 : Rokimen, tahun 1949.

Informan 10 : Mugiono, tahun 1962.

2. Berapakah usia dan apakah profesi anda?

Penulis : berapa usia dan apa profesi anda?

Informan 1 : 61 tahun, Ketua/ Penerus Ke Tiga Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 2 : 60 tahun, Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 3 : 72 tahun, Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 4 : 65 tahun, Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 5 : 65 tahun, Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 6 : 62 tahun, Penjaga dan Pengurus Klenteng Sam Poo Kong.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 7 : 25 tahun, Adminitrasi Yayasan Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 8 : 30 tahun, Wiraswasta.

Informan 9 : 68 tahun, Petani.

Informan 10 : 55 tahun, Wiraswasta.

3. Menurut pendapat anda, bagaimana bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : bagaimana Klenteng Sam Poo?

Informan 1 : bangunan ini merupakan tempat ibadah memiliki nilai sejarah.

Informan 2 : klenteng ini tempat ibdah umat untuk mengucapkan rasa syukur.

Informan 3 : klenteng ini sering dikunjungi untuk berziarah.

Informan 4 : klenteng utama menjadi pusat peribadah umat dan melakukan

ramalan ciam si untuk melihat keberuntungan seseorang.

Informan 5 : klenteng kyai jangkar ini menjadi tempat penyimpanan jangkar

dari kapalnya laksamana cheng ho.

Informan 6 : klenteng kyai tumpeng dulunya digunakan sebagai tempat

berkumpulnya anggota untuk menyantap makan.

Informan 7 : sebagai sarana komunikasi antar umat beragama.

Informan 8 : Klenteng Sam Poo Kong melihatkan catatan sejarah yang lama

dan masih tetap terjaga.

Informan 9 : sebagai objek wisata yang terkenal di kota Semarang.

Informan 10 : memperlihatkan citra dari suku Tionghoa berada di Semarang

dan merupakan sebuah bangunan yang sangat indah.

4. Seberapa sering anda mengunjungi bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Peneliti : berapa sering mengnjungi bangunan Klenteng?

Informan 1 : setiap hari saya berada di Klenteng.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 2 : setiap hari namun dengan waktu yang berbeda.

Informan 3 : saya setiap hari berada didalam Klenteng Mbah Kyai Jangkar.

Informan 4 : tidak setiap hari karena bergantian sip dengan juru kunci

Klenteng utama Sam Poo Kong.

Informan 5 : mulai dari pagi hingga sore saya selalu berada di Klenteng.

Informan 6 : setiap hari kecuali pada jam istirahat.

Informan 7 : mulai dari pukul 8 hingga pukul 5 sore saya berada didalam

kantor Klenteng Sam Poo Kong.

Informan 8 : pada saat waktu luang tidak berkerja saya berkunjung.

Informan 9 : waktu liburan saja saya dan keluarga ke Klenteng.

Informan 10 : hanya pada waktu lebaran saja saya berkunjung.

5. Siapa nama pemilik atau penerus bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : siapa nama pemilik Klenteng?

Informan 1 : Kyai Dampu Awang, penerus pertama Ir. Pramudi Setia

Kusuma,

dan sekarang diteruskan generasi ke tiga saya sendiri Chandra

Budi Atmaja.

Informan 2 : Bapak Chandra.

Informan 3 : Bapak Chandra.

Informan 4 : Bapak Chandra.

Informan 5 : Bapak Chandra.

Informan 6 : Bapak Chandra.

Informan 7 : Bapak Chandra Budi Atmaja.

Informan 8 : tidak tau.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 9 : Bapak Budi.

Informan 10 : Bapak Chandra.

6. Tahun berapa Klenteng dibangun dan berapakah luas tanahnya?

Penulis : tahun berapa dan berapa luas Klenteng?

Informan 1 : semejak Wang Jing Hong berada di gua batu, 34.000.

Informan 2 : sejak Lakasamana Cheng Ho datang ke Semarang, sangat luas.

Informan 3 : pada waktu expedisi pelayaran pertama, 30.000 lebih.

Informan 4: sudah sangat lama, sangat luas sekali.

Informan 5 : mulai dari Kyai Dampu Awang berada di Semarang, kira-kira

34.000 lebih.

Informan 6 : dari datangnya Lakasamana Cheng Ho, 30.000 kurang lebih.

Informan 7 : beradanya Wang Jing Hong di gua batu keadaan sakit, 34.000

Informan 8 : dari anak buah Laksamana Cheng Ho sakit, sangat luas.

Informan 9 : waktu jurumudinya sakit, kira-kira 34.000 lebih.

Informan 10 : saat jurumudi sakit, hamper 34.000.

7. Bagaimana sejarah bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : bagaimana sejarah Klenteng?

Informan 1 : mulai dari merapatnya kapal Laksamana Cheng Ho ke

Semarang.

Informan 2 : dari awal sakitnya jurumudi Lakasamana Cheng Ho.

Informan 3 : sakitnya Wang Jing Hong.

Informan 4 : dari datangnya Laksamana Cheng Ho.

Informan 5 : mulai berlabuhnya Laksamana Cheng Ho ke Simongan.

Informan 6 : datangnya Laksamana Cheng Ho.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 7: merapatnya kapal Laksamana Cheng Ho.

Informan 8 : sakitnya jurumudi Laksamana Cheng Ho.

Informan 9 : sakitnya jurumudi Wang Jing Hong dan beristirahat di gua batu.

Informan 10 : jatuh sakitnya jurumudi dan merapat ke pelabuhan simongan.

8. Bagaimanakah lokasi Klenteng dan apakah terdapat biksu didalam Klenteng?

Penulis : bagaimana lokasi dan apa ada biksu?

Informan 1 : lokasi Klenteng sangat stategis dekat dengan pusat kota dan

pelabuhan, tidak ada biksu di klenteng.

Informan 2 : dekat dengan semua arah, tidak ada.

Informan 3 : dekat dengan semua pusat keramaian, tidak ada.

Informan 4 : strategis, tidak ada.

Informan 5 : berada ditengah seluruh pusat keramaian, tidak ada.

Informan 6: dekat dengan pusat industry Kota Semarang,tidak ada.

Informan 7 : berada ditengah kota, tidak ada.

Informan 8 : dekat dengan Kota Demak dan pelabuhan, tidak ada.

Informan 9 : strategis tidak setengah jam sampai ke pusat kota, tidak ada.

Informan 10 : sangat strategis dan tersusun rapi dekat dengan semua pusat

keramian di Kota Semarang, tidak ada.

9. Bagaimanakah bentuk, fungsi, dan makna bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang, menurut anda?

Penulis : bagaimana bentuk, fungsi, dan makna Klenteng?

Informan 1 : klenteng berbentuk persegi empat, berfungsi sebagai tempat

ibadah, dan bermakna keteguhan hati.

Informan 2 : klenteng berbentuk persegi empat dengan atap meruncing,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA berfungsi sebagai tempat permohonan doa, rasa syukur.

Informan 3 : kleteng berbentuk persegi empat dengan warna merah, berfungsi

sebagai memita restu dan panjang umur, bermakna menjalin

silaturahmi.

Informan 4 : klenteng berbentuk persegi empat atap meruncing, berfungsi

untuk melihat nasip seseorang, bermakna kepercayaan.

Informan 5 : klenteng berbentuk persegi empat dengan lima bangunan

pemujaan, berfungsi untuk meminta doa dari leluhur, bermakna

sebagai penghormatan.

Informan 6 : klenteng berbentuk persegi empat adanya camuran budaya,

berfungsi meminta berkah, bermakna sebagai kesetaraan umat.

Informan 7 : klenteng berbenuk persegi empat warna merah atap meruncing

dengan dekorasi Tionghoa dan Jawa, berfungsi sebagai

berkumpulnya umat, bermakna persdatuan.

Informan 8 : berwarna merah terdapat patung dan lain-lain, berfungsi sebagai

tempat ibadah, bermakna kebersamaan.

Informan 9 : klenteng suku Tionghoa berwarna merah dengan tiang besar,

berfungsi untuk berdoa, bermakna sebagai meminta restu.

Informan 10 : klenteng umat Tionghoa berwarna merah tiang biar ujung atap

meruncing, berfungsi sebagai berdoa dan rekkreasi, bermakna

saling menghormati.

10. Bagaimanakah menurut anda, agar bangunan Klenteng Sam Poo Kong lebih

dipahami dan dimaknai anak muda keturunan Tionghoa dan Pribumi?

Penulis : bagaimana klenteng agar dapat dipahami anak muda sekarang?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 1 : menunjukkan nilai sejarah yang ada.

Informan 2 : melihat kejadian yang ada di masyarakat.

Informan 3 : menceritakan tentang sejarah yang ada.

Informan 4 : mendekatkan diri pada nak muda agar mengerti nilai sejarah.

Informan 5 : membawanya ketempat objek wisata.

Informan 6 : menceritakan tentang kejadian yang ada pada anak.

Informan 7 : memberikan pandanga mengenai bangunan yang ada.

Informan 8 : bercerita dan mengajak ketempatnya langsung.

Informan 9 : menceritakan tentang kejadian di waktu lampau.

Informan 10 : menceritakan serta memberikan pandangan mengenai

bangunan bersejarah pada anak-anak dari mulai dini.

11. Kegiatan apa saja dapat dilakukan dalam bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : kegiatan apa yang dilakukan di Klenteng?

Informan 1 : acara kegiatan kebaktian, festifal, dan lebaran.

Informan 2 : acara kebaktian.

Informan 3 : acara kelahiran dan kedatangan Laksamana Cheng Ho.

Informan 4 : adanya ramalan ciamsi dan paw kwe.

Informan 5 : permohonan doa.

Informan 6 : bersemedi.

Informan 7 : festifal, kebaktian.

Informan 8 : lebaran imlek.

Informan 9 : rileksasi dan semedi.

Informan 10 : wisata religi.

12. Apa keunikan Klenteng Sam Poo Kong dibandingkan bangunan yang lain?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Penulis : apa keunikan Klenteng dengan yang lainnya?

Informan 1 : memiliki nilai sejarah, eksistensi, arsitektur.

Informan 2 : hanya ada khusus 1 Klenteng Dewa Bumi di Semarang.

Informan 3 : adanya makam dari jurumudi Laksamana Cheng Ho.

Informan 4 : Klenteng terbesar di Semarang dan terdapat patung Laksamana

Cheng Ho yang terbuat dari perak.

Informan 5 : tempat tersimpannya jangkar asli kapal Laksamana Cheng Ho.

Informan 6 : adanya perpaduan budaya.

Informan 7 : Klenteng terbesar di Semarang.

Informan 8 : banyak bangunannya.

Informan 9 : adanya bangunan pendukung yang lainnya.

Informan 10 : banyak keunikan yang ada di dalam klenteng.

13. Apakah setiap ornamen Klenteng Sam Poo Kong memiliki makna tertentu?

Penulis : setiap ornament memiliki makna?

Informan 1 : semua alat kebaktian dalam Klenteng memiliki makna.

Informan 2 : iya, semua memiliki maknanya sendiri.

Informan 3 : iya sebab patung dipercayai sebagai penjaga makam.

Informan 4 : tetu saja, semua benda pasti memiliki makna.

Informan 5 : ya, dari mulai banguan sampai ornament memiliki makna.

Informan 6 : benda yang ada disini memiliki arti tersendiri.

Informan 7 : pasti, sebab bangunan yang didirikan pun memiliki arti.

Informan 8 : tentu saja, setiap ajaran agama pasti memiliki arti.

Informan 9 : iya, bangunan suku Tionghoa pasti banyak memiliki arti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 10 : tentu jangankan ornament bagian bangunan saja ada arti

tersendiri di dalam bangunannya.

14. Apa sajakah makna simbolis yang terdapat pada atap, tiang pilar, dinding, alat

kebaktian, dan ukiran relief bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : apa makana pada atap, tiang pilar, dinding, alat kebaktian, dan

relief?

Informan 1 : menunjukkan tingkat sosial masyarakatnya.

Informan 2 : tiang sebagai kekuatan bangunan.

Infroman 3 : atap berarti tingkatan kehidupan pemiliknya.

Informan 4 : dinding sebagai arti bersandarnya atas kesalahan yang

dilakukan.

Informan 5 : tiang memperlihatkan kekuatan dasar bangunan.

Informan 6: relief sebagai arti makna hiasan.

Informan 7 : bagian bagunan menunjukkan tingkatan kemakmuran.

Informan 8 : kekuatan bangunan berdiri.

Informan 9 : dasar dari keimanan umat.

Informan 10 : memperlihatkan hubungan umat kepada Tuhan.

15. Adakah upaya masyarakat mempertahankan, melestarikan nilai seni dan

budaya Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : uapa apa untuk mempertahan nilai seni dan budaya?

Informan 1 : tetap menjalankan tradisi yang ada dan tidak mengubahnya.

Informan 2 : tidak meninggalkan budaya yang ada dari dulu.

Informan 3 : mengadakan festifal.

Informan 4 : menjalankan tradisi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Informan 5 : menunjukan nilai seni.

Informan 6 : menjalankan ritual-ritual yang ada.

Informan 7 : tetap menjalankan proses tradisi yang berlangsung.

Informan 8 : mengadakannya pertunjukan seni.

Informan 9 : memperlihatkannya keindahan bangunan yang ada.

Informan 10 : mengadakan pertunjukan dan menjalakan ritual keagamaan.

16. Suku apa saja yang terdapat didaerah Semarang dan berkunjung ke dalam

bangunan Klenteng Sam Poo Kong?

Penulis : suku apa saja yang berkunjung dan berada di Semarang?

Informan 1 : suku Tionghoa (Kanton, Tio Chu, Hakka, Hokkian), Jawa,

Hindia, Batak, dan dari negara liinnya Malasia, Singapur, Cina,

Hongkong, Jepang, dan lain-lain.

Informan 2 : suku Tionghoa, Jawa, Hindia.

Informan 3 : suku yang berada di Indonesia dan dari Negara Asia.

Informan 4 : suku-suku dari Negara Cina, dan Indonesia.

Informan 5 : orang luar Negeri, dan suku yang ada di Indonesia.

Informan 6 : kebanyakan suku Jawa.

Informan 7 : suku yang berada di Indonesia, dan yang berada dari Negara asia

juga Negara Eropa berkunjung.

Informan 8 : suku Jawa dan Cina.

Informan 9 : suku yang di Indonesia dan orang luar Negeri.

Informan 10 : semua suku di Indonesia dan luar Negeri dari Negara Asia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 苏北大学

中文系本科生毕业论文

论文题目 :三宝垄三保洞庙堂形式与功能分析

学生姓名: 苏比阳

学号: 130710007

导师姓名: 郭余辉

学院 : 人文学院

学系: 中文系

苏 北 大 学 中 文 系

2017 年 6 月 14 日

摘要

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 本文以针对三宝龙三宝洞庙堂分析。本文针对五座三宝洞庙堂,包括

土神庙堂、kyai jurumudi 庙堂、三宝洞庙堂、kyai jangkar 庙堂及一对

夫妻庙堂叫 kyaitumpeng 和 curudik bumi 庙堂。本文通过观察法。访问法

来分析并使用 Bronislaw Malinowski 理论。通过这个研究本文能够这五座

庙堂分析包括形式、功能与建筑意义。

关键词:三宝龙;三宝洞;五座庙堂;形式、功能与建筑意义

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 目录

目录 ...... i 摘要 ...... ii 第一章绪论 ...... 1

1.1 选题背景 ...... 1 1.2 研究目的 ...... 2 第二章文献综述 ...... 3

2.1 前人研究 ...... 3

2.2 成绩与不足 ...... 4

2.3 理论意义 ...... 4

2.4 实践意义 ...... 5

2.5 研究方法 ...... 5

第三章西抓哇三宝龙 ...... 6

3.1 三宝龙地理 ...... 6

3.2 三宝龙三宝洞历史与 Cheng Ho ...... 7

第四章三保洞庙堂 ...... 9

4.1 三宝洞建筑形式 ...... 9

4.2 功能建筑古藤 ...... 33

4.3 神社建筑屋顶意义 ...... 39

第五章结论和建议 ...... 43

5.1 结论 ...... 43

参考文献 ...... 44

第一章 绪论

1.1 选题背景

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 印尼有一些古代与经典的地方,连所有的印尼地区都有这种地方。像中

抓哇是有一个古老与经典地方,叫三宝龙。除了雅加达、泗水、万隆与棉兰

,现在三宝垄已在第五个最大的城市。三宝龙也有各种各样文化与古老建筑

以作为物价。三宝垄的人民都按照社会地位与文化来沟通。除了在三宝垄抓

哇人占有,还有一些民族,如土生化人,已有 19 年代。本来他们的国家是

中国福建,现状已转了我们印尼本地人。虽然他们的祖国是中国、祖先也是

中国人,但他们现状认为是印尼民族,因此,在第四位总统,abdurahman wahid 以人为他们是一个印尼民族。在三宝垄,有一个著名的庙堂,叫三保

洞庙堂,历史已 1406。

本来三保洞就一个大的洞,就做一个地方,要尊郑豪对这些人民与他自

己的水手,因此郑豪水手做这座庙堂。这座庙堂分一些地方,中庙堂是郑豪

的地方、左边郑豪地方是王晶红墓室与王晶红墓室旁边是土神坛。三宝垄的

土生化人常在土神坛做祷告,他们认为土神就给他们幸福、金融与发达对他

们的土地。三保洞还是保留中国文化、如屋顶、门、大门、塔等一些,像中

国的南方,三保洞前面还有一座郑豪铁雕。按照三保洞庙堂,本文观察这座

建筑像中国南边的建筑。

1.2 研究目的

通过这个研究,本文想阐述

(1)阐述三保洞建筑形式

(2)阐述三保洞建筑功能

(3)阐述三保洞建筑意义

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第二章 文献综述

2.1 前人研究

曹余露(2009)《浅谈奥运会后的中国建筑现状》本文就是针对奥运会

后国内建筑,阐述了人们对这种繁荣现状的理性认识,就如何理解学术理论

界的“中国的新建筑运动”的热闹喧嚣,如何对待建筑手法等问题作了探论,

以促进中国建筑的发展。

杨经浩(2010)《从中国建筑的现状浅谈建筑设计的发展方向》本文阐

述中国建筑,探论建筑的基本设计理论和设计原则。

戴春、王秋婷(2013)《当代中国建筑设计现状与发展研究》本文通过

对中国工程院院士程泰宁先生的访谈,分析了中国工程院咨询研究项目《当

代中国建筑设计现状与发张研究》课题的定位与价值,指出该课题旨在通过

研究当代中国建筑现状的基础上,对未来发展提出策略、思考与建议。

弟安夏(2014)《印尼棉兰华人民居研究》本文讲述张阿辉(Tjong A

Fie)的屋子,包括建筑里面、风水文化与这对我们华人的建筑现状。

副利沙(2015)《茂物 tan kok liong 清真寺文化符号分析》本文解释 tan kok liong 清真寺,包括建筑、清真寺的活动、将来的 tan kok liong 清真寺对

茂物建筑。

苏德利(2016)《南苏门答腊巨港郑豪清真寺建筑分析》本文讲出 cheng ho 清真寺建筑,包括建筑、清真寺的活动。

2.2 成绩与不足

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 前人的研究对本文的论文给一些贡献,给本文一些想法要补充那些方面

。但在这些论文研究就针对北与南苏门答腊省及茂物,没有针对三保洞的庙

堂。因此,本文想讲解三宝龙三保洞庙堂形式、功能与意义。希望通过这个

研究本文能够解释三保洞庙堂形式、功能与意义及给苏北大学中文系一点力

量。

2.3 理论意义

本文使用 Bronislaw Malinowski,解释:“fungsionalisme adalah satu teori dipergunakan dalam ilmu antropologi, menekankan saling ketergantungan atara institusi dan kebiasaan dalam masyarakat”. “Pada dasarnya kebutuhan manusia sama, dalam kebutuhan bersifat biologis dan kebutuhan bersifat psikologis dalam kebudayaan memenuhi kebutuhan tersebut didalamnya. Kondisi pemenuhan kebutuhan tidak terlepas dari proses dinamika perubahan kontruksi nilai yang disepakati bersama didalam sebuah masyarakat (bahkan proses yang dimaksudkan akan tetap terus bereproduksi) dan dari nilai-nilai akhirnya berbentuk tindakan yang terlembagakan dan dimaknai oleh masyarakat. Akhirnya memunculkan tradisi-tradisi berbagai macam upacara seperti: perkawinan, tata cara, dan lain sebagainya yang terbentuk dan terlembaga untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia.”

2.4 实践意义

1、首先本文去三宝龙观察

2、本文对比较了解三宝洞庙堂采访

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3、最后本文收集一些资料关于三宝洞庙堂信息包括采访结果。

2.5 研究方法

1.文献研究法对前人的相关文献进行研究。

2. 访谈法对一些土生化人比较理解三保洞庙堂形式、功能与意义

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第三章 西抓哇三宝龙

3.1 三宝龙地理

三宝垄是其中一个最大的城市在印度尼西亚。三宝垄也是一个大都市到

五后雅加达,泗水,万隆,和棉兰,三宝垄和棉兰是中爪哇省的首府。总面

积 373.70 公里三宝垄三宝垄管理有 16 个区 177 个村庄。总面积为 373.70 公

里的三宝垄地区由 39.56 平方公里(0.59%)的稻田和 334.14 (89.41%)代

替稻田。

广的湿地是一片雨水(53.12%),只有 1997%可以种植植物每年 2 次大

部分干地或用于建筑场地的土地,而院子周围则占总数的 42.17% 的水田。

三宝垄市的地理位置也是非常战略性的,以使地方是非常肥沃的土地也非常

战略性,使地方是非常沃土。三宝垄位于线路 6º50´-7º10´ 南纬(LS)和线

109 º35´-110 º50´ 东经(BT)之间。限制在爪哇海,海岸线涵盖 13.6 公里。

三宝垄高度在 0.75 米至 348 米之间。在海岸线上。高度 0.75 公里,乔哈尔

省 2.45 米,辛巴利马 3.49 米,坎迪巴鲁 90.56 米, jati ngaleh 136 米,gombel

270 米,mijen 253 米与 pati 山 348 米)。

三保洞寺庙三保洞寺庙位于西部三宝垄,中爪哇省。精确地在 JL.

SIMONGAN NO. 129 BONGSARI 取消三宝垄三宝垄。三宝垄山姆三保洞在

一个洞建造的寺庙名是岩石陷下。三宝垄姆三保洞孔寺有一个面积 34.000

米,从市中心到五个三宝垄山姆三保洞孔寺的交叉点的距离只有 4.1 公里,

速度在 12 分钟内与正常交通。三宝 垄的三宝垄也有五座建筑物包括礼拜场

所,建筑开放的大厅舞台,表演艺术大楼的表演,一个展厅的爪哇,咖啡关

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 和古斯塔姆,MUSOLLA 建筑物,仓库。花园,鱼塘,大 GERBANG,主

栅栏,凉亭,凉亭蜡,和在建设期间客栈的建筑。在山姆三保洞寺庙花园里

有动物和家禽。

3.2 三宝龙三宝洞历史与 Cheng Ho

出生于 1371 公元在中国云南省。程浩中将是明朝时代的着名中国穆斯

林人物。在明朝统治皇帝永乐期间,皇帝永乐皇帝是三个皇帝,公元 1403

年明代统治公元 1424 年明代公元萨玛帕皇帝永乐将郑和海军上将作为信托

人皇帝永乐,然后皇帝永乐赞助由海军上将何洪先生领导的七海军考察,加

强皇帝永乐的位置,并且明代帝国影响在世界各地。

随后,被带到远征巡航明代的远洋中将程成龙中将领导了一个超过 30

个国家的大型舰队。海军上将郑和带领 200 多艘船只和 30.000 名机组人员

。在航运方面,程浩将携带货物商业以及黄金,工作艺术价值非常高,并且

丝绸这样的物品将交换药物,香料,珠宝,和其他在邮轮内的海军上导航海

洋的皇帝永乐也派王景洪为副团长和何海军上将。

中国海军上将的代表。日期 1405 年 7 月 1 日,属于明朝的大型船首次

航行,从成都港口城市苏子在成龙中将的领导下,约有 203 艘船由军舰和

PERNIAGAAN 与 28.000 船员,旨在建立帝国明代与访问世界上的中国海军

上将何世华在世界各地也在印度尼西亚停泊在音图尼西亚六次在航行期间的

外交关系。在群岛中的程浩将军的存在被印度尼西亚人民高度接受,这是因

为 LAKSAMANA CHENG HO 有财产,总是提供美德和总是与和平在马桓

(伴随着一半的成都海军上将的整个远征写的旅行)生活说成功海军上将五

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 次访问了群岛,并锚定在苏门塔拉和爪哇位于 SAMUDRA PASAI, 亚齐,南

苏门答腊,三宝垄,CIREBON 和泗水。三保洞寺庙三保洞寺庙位于西部三宝

垄,中爪哇省。精确地在 JL. SIMONGAN NO. 129 BONGSARI 取消三宝垄

三宝垄。三宝垄山姆三保洞在一个洞建造的寺庙名是岩石陷下。

三宝垄姆三保洞孔寺有一个面积 34.000 米,从市中心到五个三宝垄山姆

三保洞孔寺的交叉点的距离只有 4.1 公里,速度在 12 分钟内与正常交通。

三宝 垄的三宝垄也有五座建筑物包括礼拜场所,建筑开放的大厅舞台,表

演艺术大楼的表演,一个展厅的爪哇,咖啡关和古斯塔姆,MUSOLLA 建筑

物,仓库。花园,鱼塘,大门,主栅栏,凉亭,凉亭蜡,和在建设期间客栈

的建筑。在山姆三保洞寺庙花园里有动物和家禽。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

第四章 三保洞庙堂

4.1 三宝洞建筑形式

地球形状神的地球神像通过拥抱中国古代建筑风格的形式,在锥形屋顶

的末端和红色的阴影上建筑神社在还有地神崇拜雕像和日和月神殿的房间内

,建筑物兰屯外的 8 神雕像和寺庙入口前的 2 对龙雕塑。

在建筑寺庙内还有一个神老虎的雕像放置在地球之上的崇拜祭坛之下,

还有一个预测 CIAMSI ,看到一个人在他的生活中的一个人的建筑神社的形

状神地球在建筑三宝垄的山姆宝孔寺仍然坚持中国古代建筑风格。建筑神像

的形状,地球之神长方形,高 16 米,锥形尖顶形。在屋顶边缘的中心刻有

像鸟一样的石头形状,由两层屋顶组成,由瓷砖制成,由 36 个黄色的红色

组成,并且被雕刻在绿色中的木梁组合在一起。每一个狮子都雕刻着一条龙

,每边界刻有雕刻龙。

4.1.1 屋顶形式

神社是一个崇拜地球之神矩形的地方,屋顶形两层山墙,墙壁\实心的红

色瓦片。在一级中间有一个洞,圆形玻璃垂直和水平条纹的红色的黄色。屋

顶尖顶顶端有四倍的雕刻水平,在屋顶顶端呈锥形,红色装饰由木头制成。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图一 屋顶形式

4.1.2 支柱形式

建筑神龛支柱地球之神由 36 个大支柱柱状缓冲器组成,红色呈圆形黄

色桅杆的顶部边缘。在木梁绿色为支柱,还有一条龙雕刻在梁上,金色黄色

为龙雕刻的颜色,红色为雕刻周围的草图,绿色为基色雕刻。

图二支柱形式

4.1.3 空间建筑的形式

地球上帝的神殿的神殿神秘的矩形主房间。在房间的中间有一个坛坛,

右边是两个樱桃树,在祭坛的左边是祷告。并提供三项特立尼达教义的服务

。在建筑物内部没有建筑物墙壁,但只有基地缓冲区在它的红色,灰色的。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图三空间建筑形式

4.1.4 雕像形式

形状形状雕像在几百年前的神殿崇拜之前的建筑神像雕像前面。雕像神

组成和 8 件雕塑雕塑,高度为 1.5 米长,宽 80 厘米,位于建筑物前方并相

互平行。还有一双金色的黄色龙雕像,带着丝带扎着他的脖子上的一条绳子

在寺庙崇拜的前面,地球的高度与雕像的高度 1 米长度和宽度 80 厘米宽度

这是一个雕像神和还有一双龙的雕像。

图四雕像形式

4.1.5 “月”与“日”雕像形式

在建筑寺庙左右两侧的战舰中,通过在右手握着一把剑,左右握主月和

日符号来崇拜地主。灰色,雕像身高 1.5 米,宽 1 厘米。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图五雕像“月”与“日”形式

4.1.6 鼓子

在寺庙崇拜中,地球是圆黄铜黄金,放置在建筑物神社崇拜地球右侧,

挂在形的“U”红色,铁尺寸为 1 米宽长度为 1 米。

图六鼓子

4.1.7 燃烧纸区

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 燃烧纸放在地球神塔形瓶上,有两个弯曲的球体,并有四面和上半部分

超阴半阴,收缩,红色和黄色,由 4 部分组成。第一部分的地方到一边建筑

物大小为 2.5 米宽,3 米高,圆形,第二名为燃烧纸张的第二名,在圆形大

小的 2 米宽的第二层的每一侧的 9 个矩形孔的第三个位置,用于掩埋燃烧的

烟圆形形状,圆锥形端至超大尺寸 1 米宽,红色,通道排入第四位,用于处

理具有 50 厘米宽尺寸的屏障部分的微笑孔的燃烧烟雾,红色建筑右侧。

图七燃烧纸区

4.1.8 KYAI JURUMUDI 的坟墓

建筑形式礼拜场所墓的建筑神龛雕像建筑屋顶崇拜祭坛古茹魔也有 2 座

雕像位于大楼前面,一对龙雕像在门口进入京剧古鲁穆迪的建筑神社陵墓,

祭坛祷告右侧和左侧的两座雕像被认为是墓前卫兵。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图八 KYAI JURUMUDI 的坟墓

4.1.9 KYAI JURUMUDI 坟墓屋顶

屋顶形状在 KYAI JURUMUDI 的建筑神社陵墓上,有两层红色屋顶,

屋顶由瓦片屋顶上的水泥铸件覆盖。他们组合的第一和第二个屋顶的屋顶是

:与山墙屋顶相关联。屋顶的锥形尖端与屋顶四面各有一个动物形状。

图九 KYAI JURUMUDI 坟墓屋顶

4.1.10 KYAI JURUMUDI 柱杆形状

支柱桅杆建筑神龛墓龛 KYAI JURUMUDI 。由大梁组成,由 16 根支

柱构成。杆杆四面八方的柱子上有十四个大柱子和两极雕刻的龙柱,位于墓

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 葬寺庙建筑物入口处的灰色底座上的支柱柱。在杆的顶端有有个球体黄色圆

圈每 14 个形成一个红色柱柱,装饰有白色的莲花灯。

图十 KYAI JURUMUDI 柱杆形状

4.1.11 KYAI JURUMUDI 空间建筑形式

闲空间在 KYAI JURUMUDI 矩形建筑神社陵墓上,有两个房间。第一

个房间是与祷告坛的祷告厅。两块装饰着悬挂灯笼,正好在建筑物的中间,

小白莲花状的灯光。FLAFON 天空绿色和红色,装饰着两个樱桃树在枝形

吊灯的底部还有 2 个大雕像被认为是坟墓守卫和那里香火香 2 片并列。第二

个房间是 KYAI JURUMUDI 的一个房间坟墓来到了家里。建筑许可证晚安

凯尔子弹。

图十一 KYAI JURUMUDI 空间建筑形式

4.1.11 KYAI JURUMUDI 祷告坛祭坛

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 祭坛祈祷上的建筑神龛 KYAI JURUMUDI 只有一个坛桌上有两块蜡在

右边和左边,还有两块彩色的灯笼红色,黄色,黄金,黑色和绿色的莲花状

,小蜡烛被玻璃盖子覆盖。在香香中有一些地方雕刻着人物普通话的名字姬

鲁鲁穆迪 KYAI JURUMUDI。

图十二 KYAI JURUMUDI 祷告坛祭坛

4.1.12 KYAI JURUMUDI 雕像形象

坟茔建筑形状雕像姬鲁鲁穆迪有两个雕象面对雕像的岁月数十年 TJOA

的名义基四大小 1.5 米高,宽 80 厘米。

图十三 KYAI JURUMUDI 雕像形象

4.1.13 主殿建筑形式

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 建筑形式主要是神社建筑在屋顶上形成三层主要寺庙,其中锥形层顶的

每一端都有 4 根跑步下坡,主塔顶端的动物符号也有 22 米,是神社山姆三

保洞寺的复合体。在屋顶的这一部分有一个红木的列表,而在屏障是木梁的

重要支柱雕刻了龙形符号。山姆宝孔寺庙大厦也是一个大红色的柱子,还有

雕刻龙标志灯柱子。

图十四主殿建筑形式

4.1.14 主殿屋顶

屋顶形状主要山姆宝孔寺有三层与屋顶屋顶山墙相结合。在每个级别和

一个是动物形状,好的鸟类,四足动物和鱼类的符号。在屋顶的每个角落,

锥形末端都有一个描述,下降了 4 个平行向下。屋顶上还有屋顶上的龙头头

像,龙头的象征也是雕像。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 图十五主殿屋顶

4.1.15 形状形状支柱桅杆

建筑主山姆宝孔寺的柱子支柱有 90 根支柱和一根大柱状红色龙形图案

,并排设置在平行杆上的建筑支柱上,并在一楼顶部飙升。在红色之主的阴

影中,由 80 个极点组成,其中每个杆距离一个到另一个极点,给予浮雕浮

雕,雕刻红色,黄色,金色,绿色和蓝色的龙色。在极点的末端是红色的柱

子是黄色的圆圈。

图十六形状形状支柱桅杆

图十七形状形状支柱桅杆

4.1.16 形状形状太空寺庙

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 建筑空间在主要山姆三保洞三角洲长方形在白色包围围栏与图案彩色龙

符号。主神社大楼的地板由大理右制成,装饰有各种各样的灯笼,还有几十

年的枝形吊灯下面的领带上还有一系列祷告,每根杆上还有一个小灯是红色

的,等缠绕在图案梁上的每个杆上,还有建筑物前门上的在聚光灯。

图十八形状形状太空寺庙

4.1.17 鼓鼓室

内形成主殿三保洞三宝垄圆形与水牛皮制成的帽子蝙蝠,颜色为红色和

黄色,四色鬣狗腿为红色高度为 2 米鼓宽为 1 米。

图十九鼓鼓室

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.1.18 形状铃铛

在主寺庙建筑三保洞三宝垄有两个钟声由黄色调房子做成的木制红色和

黄色的等的钟声也写了它,右起伏在左边,在他的中间在它的地方挂一个木

梁 2 个第一个钟玲比较大,形状像字母“U”。而第二个钟形似碗和较小。

图二十形状铃铛

4.1.19 军备当使用主

楼的军备形式来维持目前敌方的袭击事件的到来。放置在寺庙左侧的战

争装备是相邻的建筑战争设备鼓红色和黄色的黄金色调。

图二十一军备当使用主

4.1.20 形状形状古老的果啊长

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 在三保洞的主楼,位于建筑山姆主要的底部是在读“汉字”的读书读宝藏

在老洞穴到达只有一个小坛祈祷,仍然作为数百年前的程浩先生的存储地方

雕像,左右两部分有一棵大树的根,而在这部分前门早期进入洞穴只有古老

的右头浮雕雕刻浮雕形状的符号龙的头开放的广场的嘴。

图二十二形状形状古老的果啊长

4.1.21 形式新包

含在三宝垄心洞山姆宝孔寺的主楼内,在自己的门口前面有许多浮雕雕

刻的浮雕符号。新的洞穴门金色黄色,在他们的酒吧雕刻雕刻。入口处的前

墙左侧和右侧有一个字符型汉语,门外海有 GOA BATU 三保洞。四面八角

形的右洞,中间有一个祷告坛,还有一个雕像,他们是郑浩和他的保镖,还

有其他神的雕像。入口左侧 洞穴是常年的眼睛,可以治愈各种疾病。建立

新的洞穴是矩形装饰的灯泡白色和黄色的灯光。天花板 FLAFON 平行绿色

,蓝色,黄色和红色,矩形与他们的浮雕雕刻浮雕在方形部分屋顶。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图二十三形式新包

4.1.22 形状墙壁

浮雕在这个洞穴的前面,靠在新的洞穴的新左侧和右侧,这样一来,这

种新的洞穴是这样的。新洞窟的形状描述了海上海军上将在何时何时到达大

陆的时候呢。用三种语言写成,即:英文,汉语,和印度尼西亚语。用金色

墨水些在矩形黑色陶瓷上的翻译。

图二十四形状墙壁

4.1.23 形状形状雕像

海胆上将郑何雕像由纯银植成,朗朗从中国通过高过王的雕像郑和他自

己的与一个宽阔的棕色形式 20 米,7 米雕像海军上将郑浩在右边持有一把

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 剑,左边是一位雕像,由何浩先生的书籍本身由第一个基础工程师的父亲

Ir. PRAMUDI SETIA KUSUMA 先生建立起来。2011 年 7 月 29 日和中爪哇

省长 H.BIBIT WALUYO 先生。

图二十五形状形状雕像

4.1.24 建筑形式 MBAH KYAI JANGKAR

寺庙的建筑的形状 MBAH KYAI JANGKAR 锚点古代中国坚持建筑风格

与拱门和尖端在每个屋顶与屋顶和柱子上的红色阴影,绿色的颜色墙壁墙壁

建筑神社神殿 MBAH KYAI JANGKAR 位于主山姆三保洞寺旁边的后方。

在建筑神社 MBAH KYAI JANGKAR 锚点内有三个祭坛祷告是一个祈祷地

点安魂曲胡平在入口的右侧,先知孔胡 TJU 的一个无人守卫的门口,一个

祈祷的地方 MBAH KYAI JANGKAR 锚点建筑物的左侧入口处。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图二十六建筑形式 MBAH KYAI JANGKAR

建筑物屋顶采用涂有水泥瓦和木质饰面的铸件制成,红色与红袜建筑屋

顶的建筑风格仍然坚持古代中国建筑风格的屋顶登机尖端通向建筑物的顶部

。FLAFON 形状在神社建筑垂直和水平黄色在底部和我木材 FLAFON 部分

。寺庙大楼 MBAH KYAI JANGKAR 门口还有一个灯笼。

4.1.25 建筑屋顶

屋顶的形状形状神社 MBAH KYAI JANGKAR 锚点由两层塔楼屋顶细致

的红色尖头活着 叫做具有木杆的山墙屋顶的 LIS。在屋顶金黄色的末端,没

有雕刻在屋顶的动物符号。

图二十七建筑屋顶

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.26 形状柱\柱形锚

由 MBAH KYAI JANGKAR 柱塔建筑杆上的 4 个极柱组成。建筑物中心

有 2 块圆柱,位于寺庙建筑前方的两柱矩形柱子,灯柱整个柱子上都有红色

阴影。

图二十八形状柱\柱形锚

形状形状建筑中的休息室神殿 MBAH KYAI JANGKAR 在左边的剩余部

分,右侧 HOO PING 和建筑物左侧房间的中心有三个祭坛祈祷,祷告坛

MBAH KYAI JANGKAR 在他们的地方在燃烧的地板在右侧有一个祭坛祈祷

胡平,在水坝祈祷中期先知孔胡地有一件古董钟,放下到祈祷先知孔胡 TJU

的祭坛和入口宝塔前面的 2 块樱花树,2 块用于放置在樱桃树后面的圆圈中

的一系列铁制蜡烛,还包含水果香种地方位于建筑宝塔的正面。

4.1.27 燃烧的香火

烧香,形式一个水槽神社京茱萸朱红色矩形与红色的阴影。右边有一蓝

花,感谢琵琶,香和香。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图二十九燃烧的香火

4.1.28 形状形状雕像

前面的宝塔雕像位于前面 MBAH KYAI JANGKAR 司机的寺庙是一个乌龟雕

像,一个乌龟雕象的头像俯瞰建筑物入口寺庙,在海龟身体的乌龟之上的绿

色阴影身体俾斯麦汉字长。乌龟的顶部和底部的雕刻雕刻是蓝色和白色花朵

的符号。

图三十形状形状雕像

4.1.29 形状船型

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 船救生艇整合船属于由木材制成的前海军上将,由于船船不可食用的时

代被毁坏,在由砖灰制成,船上有一张龙头上的照片靠近船的前端。船尺寸

的雕刻 10 米长,宽度 2 米的在链树。

图三十一形状船型

4.1.30 形状链树林

MBAH KYAI JANGKAR 锚的前面树形链。这棵树的形状就像缠绕在每个部

分树链上的链条,这些树链被连接在一起。树中有树在呼叫链中。根据故事

,如果在紧急情况下使用树,而不是链条。因此,连锁树枝似乎在缠绕,缠

绕在彼此的树林上。

图三十二形状链树林

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.1.31 建筑空间形式 KYAI TUMPENG 和 KYAI CURUDIK BUMI

地形建筑在 MBAH KYAI TUMPENG 和 MBAH KYAI CURUDIK BUMI 地球爪哇

建筑风格与金字塔屋顶红色的颜色,桅杆极柱黄色矩形在每个是上下部分彩

色红色的地板是由彩色陶瓷牛肉制成,在一个祈祷坛吊灯与屋顶的 FLAFON

垂直和水平的红色,黄色和绿色。在建筑内有坟墓和 MBAH KYAI TUMPENG

和 MBAH KYAI CURUDIK BUMI。一个地方香和 2 个由铁制成的圆形吊灯,还

有一个红色的颜色椅子,因为建筑物被用作一个房间在一起。

图三十三建筑空间形式 KYAI TUMPENG 和 KYAI CURUDIK BUMI

4.1.32 寺庙建筑的屋顶形状 KYAI TUMPENG 和 KYAI CURUDIK BUMI

地球拥抱建筑风格的屋顶名字金字塔屋顶,屋顶由木梁制成。这座建筑

的 FLAFON 是垂直的,水晶船的红色在木梁上,黄色为基色。在中间的

FLAFON 有种的 LIS 是长方形彩色绿色与一个枝形吊灯放在下面。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

图三十四寺庙建筑的屋顶形状 KYAI TUMPEN 和 KYAI CURUDIK BUM

4.1.33 形状形状极柱

桅杆在建筑空间的柱子 MBAH KYAI TUMPENG 和 MBAH KYAI CURUDIK

BUMI 地球水坝方形形状的四个的桌子也黄色的颜色在顶部和底部修剪红柱

与 16 极在支柱,支持建筑物的坚实一侧的屋顶。

图三十五形状形状极柱

4.1.34 KYAI TUMPENG 和 KYAI CURUDIK BUMI 地球

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 三角形矩形。一开始,白色,红色二级,三级都是红色,还有一些名字

MBAH KYAI TUMPENG 和 MBAH KYAI CURUDIK BUMI 地球的阅读,还在坟墓周

围用鲜花和灯光装饰。

图三十六 KYAI TUMPENG 和 KYAI CURUDIK BUMI 地球

4.2 功能建筑古藤

山姆宝孔寺是由中国人在寺庙里祈祷和拜拜建造的地方,实际上是一个

拥抱在这里的民间宗教信仰中国居住在中华人民共和国台湾的信仰,孔教等

教义,即道教,佛教,儒家思想。先知孔子所写的李纪或纪念仪式纪念仪式

的纪录,表示“高度重视皇帝明智,为人民和平制定法律的智慧人士必须受

到尊重,人们忠于运行尊重遗物,尊重国家的人民应该得到尊重,贪污和坎

万能够抵抗和保持人民的大量厄运,必须得到尊重,可以得出结论,对人民

有利的慈善奉献将获得彭霍兰并在寺庙的体面像”沉“。中华民族的基本信仰

被称为景田租租,也可以称为神火神。祖母与沉神之间的区别,作为一个单

身家庭的尊重,而许多家庭和人民的尊重也为了人民的福祉而给予人民的祝

福,这是建设的主要目的三保洞寺庙。

4.2.1 地球上帝

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 的地球功能,崇拜地主或汤,是一个崇拜的地方,道教,佛教,儒家,

思想的教义,地球上的神教教义的全体人民在圣殿中祈祷,感谢并感谢,提

供了土地肥沃的土壤,丰收,天然资源丰富。在建筑物的功能的地方的神社

被建立,以表达感谢的财富的恩典给予。

4.2.2 功能功能 KYAI JURUMUDI

靖国神社 JURUMUDI 的靖国神社据层的建筑圣地沮汝牧笛是郑和船队巡

航的墓这名叫王静红,或俗称 MBAH KYAI JANGKAR 沮汝牧笛 DAMPU

AWANG 阿旺王静香港重病并且不能设置继续航行,海军上将郑果阿的安息

之地王静红雕像。最后,王静红去世,享年 87 岁,葬在中三保洞旁三宝垄

三保洞寺庙和树木 TRENGGULUNG 喜爱之下。KYAI 沮汝牧笛陵墓建筑业作为

人,是道教,儒教,佛教,HINDU, 基督教和伊斯兰教的所有宗教教义它

BERJIARAH 流向 KYAI 沮汝牧笛墓。

4.2.3 功能主要宗教

场所主要宗教场所的功能是山姆宝孔寺内所有活动的中心。在主庙洞内

是旧旧洞,海藏有一座雕像程浩同志也是永恒的。最初,主寺庙是形成的洞

穴寺庙,然后被王静红用来说现已授予何浩的服务。

4.2.4 功能功能寺庙神社

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 靖国神社 MBAH KYAI JANGKAR 锚点锚是一个存储地点,并向先知致敬,

有一个标志是一个标志,是代表舰队舰队开始的船只,祷告也是 SEMEDI 。

敬拜祈祷的地方胡平是一个没有家庭的灵魂祈祷的地方,一年内,每年五月

,农历新年前夕,三次祷告仪式四年的国民,和二十六号的月份在 IMLEK 中

被称为“崇拜精神还是耿平“,一般也以”关闭祷告“而闻名。

4.2.5 功能 MBAH KAYAI TUMPENG 和金神殿

该建筑的功能圣地靖国神社 MBAH KYAI TUMPENG ,凡到位水兵和海军

上将郑和聚餐的追随者,再加上当地人举行仪式救赎。底层逐渐的地方使用

了很多人来思考和寻求祝福,然后作为一个礼拜的地方。在礼拜场所 MBAH

KYAI TUM PENG 锥也有 MBAH KYAI TUMPENG 本身的墓。毗邻工地 MBAH

KYAI TUMPENG 因为,MABH KYAI CURUDIK BUMI 神社海军上将郑和解释,而

帆船的 MBAH KYAI TUMPENG 做饭的丈夫。MBAH KYAI CURUDIK BUMI 养殖场

所。

4.2.6 建筑屋顶

上的乐趣屋顶难民山姆宝孔寺庙建筑三宝垄作为保护整个多层塔楼的工

具,不受阳光恶劣天气和雨水的影响。另外,屋顶山姆宝孔寺庙大楼也作为

展示使用的建筑物。

4.2.7 功能柱\柱支

柱在三宝垄寺庙建筑中的桅杆支柱功能三保洞作为位于柱柱上侧的缓冲

屋顶和桁架,还可作为建筑物的空间整形。波兰和柱子也是一个挂灯的地方

,也使建筑成为一个宏伟的。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.8 功能

功能三宝垄三保洞寺庙墙壁寺庙墙是作为一个盖子和一个房间分隔建筑

物,其中存储有价值的物品。

4.2.9 功能建筑

物上的寺庙浮雕功能山姆三保洞寺三宝垄作为建筑物的装饰,使建筑更

加明亮,其宏伟的建筑物浮雕。所以当他看到建筑物寺庙浮雕时,访问的人

惊奇。

4.2.10 功能功能颜色

神社的颜色建筑三保洞寺庙三宝垄,使建筑物的整个建筑物的整个建筑

物的参与者参与更加丰富多彩和光芒四射的美丽的颜色绘在所有现有的建筑

物。

4.2.11 功能雕塑雕像

围绕建筑物周围的雕塑功能雕塑山姆宝孔寺三宝垄作为构成现有建筑整

个一面的装饰。因为,现在的雕像在提醒了已经被授予的好作品。

4.2.12 功能功能空间

寺庙建筑寺庙建筑三保洞孔萨姆三米布有五座建筑神社,每个房间都有

一座建筑物,这是建筑物的每个房间都具有相同的功能。在建筑空间的功能

作为祷告和拜访来访的地方。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

4.2.13 坛祈祷祷

告的功能是崇拜,以及为方便游客在开展坛祈祷也作为放下服务的地方

祈祷祈祷集中,以及作为一种手段蜡烛,灯笼,神,画,香香,也碗含有水

4.2.14 功能

功能是作为一个容器,而执行在祷告时纸做的仪式烧烧纸烧纸的地方。

一个烧纸的另一个功能也让论文被烧毁未散,不污染在既有建筑面积的环境

4.2.15 地方香火

或 HIOLO 的功能点香\HIO 功能作为铺设和棒香或 HIOLO 祷告烧了祈祷的

人祈祷。

4.2.16 功能红

红功能 BIKSHU 的地方被用作在祈祷,也可以作为在第一次调用祈祷的标

志将进行并在祈祷伴随的读数领导。其它功能打工就是礼拜场所建原产区的

象征。

4.2.17 功能钟英国

在祈祷功能钟声作为线索或函数有些人谁都会祈祷,祈祷将很快完成,

因此,所有谁前来人民发生和态度,开始祈祷的钟声也作为指令的工具给人

们站立或跪。钟也用手和 BIKSHU 列城,以及美化服务中的房间。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.18 功能工具

功能战争工具,用于保护和从敌人等功能,并附带使用,在室内放以及

指示种姓在别人的水平是谁在建筑物。

4.2.19 功能战争

的工具为自己辩护在崇拜中使用函数鼓鼓的是先签在手机上响起了以人

为本伊斯兰教祈祷的功能。鼓主寺的建筑空间,因为 这是海军上将郑和是

一位海军上将谁是来自中国内格里一个穆斯林。

4.2.20 烧香功能

烧香功能是用作容器燃烧香种进行礼拜的人,而且烧香祈祷,其余都没

有污染的现有建筑物的地板上。

4.2.21 功能厅大

楼建筑舞台堂堂大厦三堂山三宝垄是中国文化艺术表演时的手段之一,

使游客表演中的演艺更加清晰可见大厅的舞台。

4.2.22 功能功能建筑

展览表演艺术比啊偶按表演艺术建筑,以游客的身份展示演艺表演艺术

飞行中国,并展示旅行故事整合海军上将陪同海洋。

4.2.23 难民大厅建筑

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 爪哇功能馆建筑作为展示爪哇岛地区的艺术,对象,工具和其他任何东

西的功能,也在建筑物的建筑区域展示。展馆爪哇的另一个功能以及游客的

休息之地。

4.3 神社建筑屋顶意义

意义的建筑物的屋顶有一个神圣的意义并呈现阶层为主要澎湖有意义宝

塔屋顶上最高的三个屋顶意的感觉,那里的居民认为是国王,皇帝,和祖先

,主庙建筑拉沙马那郑和,这就是海军上将郑和被视为中国人的祖先。一栋

2 层楼的屋顶更程式化的形式 JURAI 和坡屋顶的形式有相关 TRIDARMA 昂流

的全中国人民接受了教导意义感。在根据 TRIDARMA 意义涛的教导和 TE 这

意味着垂直人与神。人与类同胞横向关系的关系型的水平和垂直元素屋顶

FLAFON 。多层锥形在那个屋顶具有意义的一个感觉到底。

4.3.1 栏柱塔建筑意义

物上的柱子支柱的含义山姆宝孔寺显示了建筑物中的大意义也是重要的

,因为建筑基础的力量靖国神社也有意义,从桅杆可以看到的人的生命的早

期建筑支柱。

4.3.2 墙上意义

神社意义在巴南神社 MBAH KYAI JANGKAR 的墙壁显着激发所有的心灵的

内容,感叹,在一个人的生活中的痛苦在治疗有生命的双重指责的方式,并

通过抱怨告诉上帝的。

4.3.3 轻描淡

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 写意义弥补三保洞寺庙建筑三宝垄有形状雕刻浮雕符号在木梁分隔板法

宝和这个建筑的柱柱具有自然力量的意义,具有良好的性质,也在尊重。在

神社的后面海洛因。海洛将军意识到意义上的全部人类处于一种仍然承受着

一切障碍的爱情或悲伤状态。

4.3.4 颜色含义

寺庙在三宝垄浦寺庙建筑由三个元素,经常使用的主要颜色是红色,黄

色和绿色。红色具有强度和勇气的象征意义,黄色标志着荣耀和财富的意义

,而绿色则代表了凉爽和阴影的意义。

4.3.5 雕塑

在入口处面对面,在神社附近有意义的感觉,作为幸福的承载者。运气

和守卫谁在里面的人。以及欢迎一个适合建筑房间的人的意思。

4.3.6 神社意义

的意义建筑中的休息空间三宝垄的山姆宝寺被认为是非常神圣和圣洁的

东西。进入房间时可以看到有一些必须实施的规则进寺庙房间。因为空间被

认为是非常神圣的在房间里有一个雕像神,也是祷告会的工具。

4.3.7 主祷

文工具的含义工具在房间里奉献祷告,意义不同。这是在圣巴巴马房间

的服务工具的意义的含义。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.3.8 燃烧纸的意义

燃烧纸在寺庙建筑中的含义意味着在祈祷中承担着燃烧纸张的意图的意

思是为神和祖先提供了一些财富。

4.3.9 地点的含义

燃烧的反刍摩意思当有人燃烧将烧伤后会发出香味。使用燃烧的香味被

定义为“圣洁的圣洁来自我的心(TOO YU SIEM HAP)的团结,我的心脏被带

到了香薰香 (暹粒) , HIO 可以让心灵变得平静,促进集中和冥想。总而言之

,通过香水传达或传送祈祷的意义继续在天空的各个方向上坚持,并向神祷

告。

4.3.10 僧侣意义

在僧侣的锣意义是一种能唤起任何人听的精神意义的工具。

4.3.11 钟声意义

在祈祷中使用钟声作为一种礼拜的手段,意义是内心意义上的一个人的

心灵内容, 对启蒙小心进行崇拜。

4.3.12 战争意义

的意义战争工具在祷告中的工具,称为服务具有权力意义的工具之一,

并在人生中建立一个人的心脏。

4.3.13 鼓意义

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 鼓在祈祷中成为一个工具服务,具有对自我意识的意识,并呼吁特别注

意,这是一种回应。

4.3.14 意义大厅

的意义建筑舞台建筑阶段所有在大厅内所有的东西,只显示一个方向,

只有一个方向,还有一个点的美丽意义。

4.3.15 表演艺术

的意义建筑展览意义建筑艺术展览是一种具有意义感的建筑物之一,将

其所有事物集中在一个方向上,这些方向将会从将要看到的方面产生积极的

结果。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 第五章 结论和建议

5.1 结论

根据第五章分析的描述,可以得出结论,三宝垄三保洞寺庙具有弯曲的

功能,具有特殊的意义。山姆三保洞寺庙建筑三宝垄四方形与建筑物的整个

屋顶与他们的柱子锥形柱子由砖制成,它有一个红色的颜色覆盖建筑寺庙的

所有部分寺庙外面和内部寺庙建筑三保洞寺庙三宝垄五座建筑是长方形的,

还有其他建筑物。在寺庙里面有一个祈祷的建筑空间一个燃烧的香纸,一个

地方燃烧的香火,锣的战争工具的地方。钟声和部分由 ORNAMEN 樱花树

,古董钟表,绘画以及各种灯笼装饰的建筑空间的部分,可以让人游客来到

三宝垄三保洞寺庙作为根据 TRIDARMA 流程的教学,放置存储库神圣物体

的地方。作为祷告和奉献祷告仪式的地方居住在三宝垄市和三江拉地区以外

的人们。

参考文献

国内 [1] Ahmadi Rulam.《Metodologi Penelitian Kualitatif》. [M]. Ar- Ruzz. 2016 [2] Agung Leo.《Sejarah Asia Timur 1》. [M]. Ombak. 2012 [3] Antariksa.《Teori&Metode Pelestarian Kawasan Pecinan》. [M]. Cahaya Atma Pustaka. 2016

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA [4] Cholid Narbuko dan Abu Achadi. 《Metodologi Penelitian》. [M]. PT Bumi Aksara. 2015 [5] Gunawan Imam.《Metode penelitian kualitatif teori dan praktik》. [M]. PT Bumi Aksara. 2016 [6] Hadinoto.《Arsitektur Dan Kota-Kota Di Jawa Pada Masa Kolonial》. [M].Graha Ilmu. 2010 [7] Hariwijaya.《 Metodologi dan penulisan skripsi tesis dan disertasi untuk ilmu sosial dan humaniora》. [M]. Prama Ilmu. 2007 [8] Ihromi.《Pokok-Pokok Antropologi Budaya》. [M]. PT. Gramedia. 1980 [9] Ihromi.《Pokok-Pokok Antropologi Budaya》. [M]. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. 2016 [10] Koentjaraningrat.《 Manusia Dan Kebudayaan Di Indonesia》. \ [M].Djambatan. 2004 [11] Koentjaraningrat.《Pengantar Ilmu Antropologi》. [M]. Rineka Cipta. 2009 [12] Koentjaraningrat.《Sejarah Teori Antropologi II》.[M]. Universitas Indonesia. 1990 [13] Koentjaraningrat.《Sejarah Teori Antropologi I》. [M]. Universitas Indonesia. 2009 [14] Muhammad, Syukri Albani Nasution.《Ilmu Sosial Budaya Dasar》. [M].Raja Wali Pers. 2016 [15] Nazarudin, Kahfie.《Pengantar Semiotika》. [M]. Graha Ilmu. 2015 [16] Santosa, Puji.《Ancangan Semiotika Dan Pengkajian Susastra》. [M]. Cv. Angkasa. 1993 [16] Soekanto, Soerjono.《Talcott Parsons Fungsionalisme Imperatif》. [M] Cv. Rajawali. 1986 [17] Sulasman dan Setia Gumilar.《Teori-Teori Kebudayaan》. [M]. Pustaka Setia. 2013 [18] Tantawi, Isma.《Dasar-Dasar Ilmu Budaya (Deskripsi Kepribadian Bangsa Indonesia)》. [M]. Mahara Publishing Pustaka Setia. 2016 [19] Tsabit dan Erni.《Arsitektur Kuno & Modren Tunisia-Afrika Utara》. [M].Rajawali Pers. 2012 [20] Winantala, Sri Achmad.《13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan Di Tanah Jawa》. [M]. Araska Publisher. 2016 [21] Wiranata.《Anrtopologi Budaya》. [M]. PT. Citra Aditya Bakti. 2002 [22] Zarkhoviche, Baha.《Laksamana Cheng Ho Paglima Islam Penakluk Dunia》. [M]. Araska Publisher. 2016 [23] Zarkhoviche, Baha.《Laksamana Cheng Ho Paglima Islam Penakluk Dunia》. [M]. Araska Publisher. 2016

国外

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA [1]崇秀全. 论佛塔建筑之形成及中国化[J].民族艺术,2002. [2]李挂红. 中国汉传佛教佛塔与佛教转播探析[J].四川大学宗教学研究所 博士,2000. [3]佛塔形态演变的文化学意义[J].洛阳工学院学报(社会科学版),2001. [4]伍国正. 中国佛塔建筑的文化特征[J].湘潭师范学院学报(社会科学 版),2005. [5]曹余露. 浅谈奥运会后的中国建筑现状[J]山西建筑,2009 年. [6]戴春、王秋婷. 当代中国建筑设计现状与发展研究[J]时代建筑,2013 年. [7]杨经浩.从中国建筑的现状浅谈建筑设计的发展方向[J]沿海企业与科技, 2010 年.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA