Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

Analisis Karakteristik Keberlanjutan Mentok Rimba (Cairina Scutulata) Di Taman Nasional Berbak Jambi

Hutwan Syarifuddin , Jul Andayani, Sri Novianti dan Fatati Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Unja Mandalo Jambi

Abstrak

Penelitian dilaksanakan di habitat mentok rimba yang ada di Taman Nasional Berbak (TNB) Provinsi Jambi. Pelaksanaan penelitian selama 5 bulan dari bulan Juli sampai Nopember 2016. Habitat mentok rimba merupakan daerah rawa-rawa yang berdekatan dengan Desa Telago Limo dan Desa Sungai Rambut.Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis karakteristik habitat Mentok Rimba dan mengetahui binatang, tumbuhan yang menjadi sumber makanan Mentok Rimba di Kawasan Taman Nasional Berbak. Metode penelitian adalah survei dan eksperimen di lapangan serta di laboratorium Fakultas Peternakan. Pengamatan dilakukan terhadap aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya masyarakat sekitar TNB, karakteristik habitat mentok rimba yang berhubungan dengan keberlanjutan mentok rimba. Indeks keberlanjutan mentok rimba di TNB secara multidimensi sebesar 48,98 pada skala sustainabilitas 0 – 100, yang berarti termasuk ke dalam kategori kurang berkelanjutan.

Kata kunci: Mentok Rimba, Habitat, TNB

Abstract

The research was carried out in the habitat of the muscovy duck, (TNB) Province of Jambi. Implementation research for 5 months from July through November 2016. Muscovy duck Habitat is the jungle swamp adjacent to the village of Telago Limo and the villages Rambut River. The purpose of the research was to analyze the characteristics of the habitat of the Muscovy duck and knew the animals, plants are a source of food muscovy duck in the area of Berbak National Park. Research methods are surveys and experiments in the field and in the laboratory of the Faculty of animal husbandry. Observations made against aspects of ecological, economic and socio-cultural communities surrounding TNB, habitat characteristics of related to sustainability of the muscovy duck. Sustainability index stuck in the jungle of TNB in multidimensional scaling 48.98 sustainabilitas on a scale of 0 – 100, that means included in the category of less sustainable.

Key word: muscovy duck, habitat, TNB

Pendahuluan disebabkan oleh faktor; 1) jenis yang populasinya rendah; 2) jenis Taman Nasional Berbak yang daerah sebarannya sempit (TNB) seluas 162.700 Ha atau endemik; 3) jenis pemangsa merupakan salah satu taman puncak; 4) jenis megaherbivora; 5) nasional yang terdapat Di Propinsi jenis yang berbiak dalam Jambi (BPS, 2014). Di dalam kelompok; dan 6) jenis yang kawasan TNB terdapat fauna melakukan migrasi. mentok rimba yang endemik dan Mentok Rimba (Cairina mulai terancam punah, hal ini scutulata), yang merupakan 83

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

burung air langka dan terancam akan berdampak pada penurunan punah (Anonim, 2012). Oleh populasi mentok rimba. Untuk karena itu Mentok Rimba memenuhi kebutuhan protein merupakan salah satu jenis burung hewani, maka pengembangan yang dilindungi (keputusan domestikasi mentok rimba Menteri Pertanian No. diharapkan akan mampu 327/kpts/um/7/1972) dan meningkatkan kuantitas dan kemudian di-kukuhkan dengan kualitas komoditi domestik, Undang-undang No. 5 /1990 dengan tetap memperhatikan tentang konservasi sumber daya kelestarian sumberdaya di alam. alam dan ekosistemnya. Akan Dari segi peningkatan kuantitas, tetapi perlindungan Mentok dapat segera dipahami secara Rimba belum menjamin kelestari- langsung karena keberhasilan annya di alam, jika habitatnya domestikasi satwaliar akan tidak turut dilindungi (Rudyanto, meningkatkan keanekaragaman 1993). jenis-jenis hewan domestik. Selain jumlahnya sangat Sedangkan dari segi kualitas, sedikit, data lain dari mentok diharapkan mampu menyediakan rimba juga belum banyak bahan untuk perbaikan bahan didokumentasikan. Terutama data yang langsung di konsumsi. mengenai frekuensi perilaku Habitat yang memiliki kualitas makan, berpindah, dan istirahat, tertinggi dicirikan oleh kepadatan kondisi habitat serta asfek ekologi yang mencapai puncak tertinggi, hewan yang sangat penting untuk memiliki laju rekruitmen individu diketahui sebagai usaha usia muda lebih tinggi dan pelestariannya. Perilaku mentok peluang hidup individu yang lebih rimba selalu berpindah secara tinggi (Ostfield et al. 1985). berulang-ulang pada interval Penelitian ini bertujuan tertentu, Perilaku istirahat pada untuk menggali, mengembangkan Mentok Rimba meliputi bertengger dan menganalisis habitat mentok dan diam (Green, 1992). rimba sebagai satwa yang Sehubungan dengan kondisi saat dilindungi belum banyak ini maka perlu dilakukan studi dilakukan baik untuk tujuan dari habitat mentok rimba di TNB perlindungan (save it), penelitian yang diharapkan dapat (study it), dan pemanfaatan (use it). memberikan sumbangan informasi ilmiah. Dengan adanya tekanan Metode Penelitian penduduk maka komponen habitat mentok rimba, seperti Tempat dan Waktu Penelitian ketersediaan pakan, sumber air, Penelitian dilaksanakan di cover/shelter dan tempat habitat mentok rimba yang berkembangbiak rusa semakin terdapat di Taman Nasional berkurang (Bibby et al. 1998; Bailey Berbak (TNB) Propinsi Jambi dan 1984; Syarifuddin, 2009), hal ini 84

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

Laboratorium Fakultas Peternakan dan persepsi masyarakat sekitar Universitas Jambi. Penelitian kawasan Taman Nasional Berbak lapangan dilakukan pada bulan (TNB). bulan Juli sampai Nopember 2016 dan pengolahan data dilakukan di Pusat Studi Flora dan Fauna Metode Analisis Data Langka LPPM Universitas Jambi. Analisis berkelanjutan Pemilihan lokasi penelitian mentok rimba di Taman Nasional ditentukan secara sengaja Berbak dilakukan dengan (purposive) dengan pertimbangan pendekatan Multidimensional bahwa mentok rimba merupakan Scaling (MDS) yang disebut satwa endemik yang hanya dengan pendekatan Rap-MENTOK terdapat di Taman Nasional yang merupakan modifikasi dan Berbak. pengembangan dari metode Rapfish (Rapid assessment Metode Pengumpulan Data techniques for fisheries) yang Penelitian ini dilakukan digunakan untuk menilai status dengan metode observasi atau keberlanjutan perikanan tangkap pengamatan langsung kelapangan. (Kavanagh, 2001). Parameter yang digunakan dalam Dimensi yang dinilai dalam penelitian ini adalah aspek ekologi, metode analisis tersebut dilakukan ekonomi, sosial-budaya, dengan memperhatikan beberapa karakteristik habitat mentok rimba aspek yang terkait dengan meliputi komposisi dan jenis keberlanjutan mentok rimba yaitu pakan yang disukai (preferensi) antara lain aspek ekologi, dan tingkat konsumsi pakan ekonomi, sosial-budaya. Dari mentok rimba. masing-masing aspek tersebut Data perilaku harian dikembangkan berbagai atribut Mentok Rimba dianalisis secara atau indikator yang digunakan deskriptif. Analisis deskriptif untuk mendapatkan kondisi merupakan penguraian secara masing-masing aspek tersebut. umum dan penjelasan secara garis Konsep pemilihan atribut yang besar tentang perilaku harian kemudian ditetapkan skornya dari Mentok Rimba yang meliputi kreteria baik (good) – buruk (bad) fekuensi perilaku makan, dilakukan dengan memperhatikan berpindah, dan beristirahat. ketetapan yang berlaku, studi literatur, pendapat pakar dan hasil Parameter yang diamati pengamatan lapangan. Nilai skor dari masing- Parameter yang diamati masing atribut dianalisis secara meliputi; kondisi habitat mentok multidimensional untuk rimba, jenis makan mentok rimba, menentukan satu atau beberapa perilaku harian yang meliputi titik yang mencerminkan posisi durasi dan fekuensi perilaku keberlanjutan mentok rimba yang makan, jenis pakan yang disukai dikaji relatif terhadap dua titik

85

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

acuan yaitu titik baik (good) dan formula S-Stress (Alder et.al., 2000 titik buruk (bad). Dalam aplikasi dalam Fauzi dan Anna, 2005) MDS dimensi sebagaimana yang sebagai berikut : tersebut diatas ketika dilakukan analisis harus memperhitungkan jarak antar objek atau titik yang diamati agar berada sedekat Dimana jarak kuadrat mungkin dengan titik asal, artinya merupakan jarak Euclidean yang dua titik atau objek yang sama dibobot dengan persamaan dipetakan kedalam satu titik yang sebagai berikut : saling berdekatan satu sama lain = atau sebaliknya. Teknik penentuan jarak dalam MDS didasarkan pada Pengukuran kondisi fit Euclidean distance dengan rumus (goodness of fit) merupakan phytagoras sebagai berikut pengukuran seberapa tepat (Johnson and Wichern, 1998 dalam konfigurasi titik dapat Wandri, 2005) mencerminkan data aslinya dalam MDS dicerminkan dari besaran nilai S-Stress yang dihitung Selanjutnya teknik ordinasi berdasarkan nilai S diatas. Nilai dalam MDS yang berdasarkan stress yang rendah menunjukan Euclidean distance dalam ruang good of fit sementara jika tinggi berdimensi (n) (Fisheries Centre sebaliknya. Dalam analisis ini Research Reports, 2004) dapat model yang baik ditunjukan ditulis sebagai berikut : dengan nilai stress lebih kecil dari

0,25 (S<0,25). Skala indeks keberlanjutan yang dikaji mempunyai selang 0 % sampai Konfigurasi atau ordinasi 100%. dari suatu objek atau titik didalam Melalui metode MDS, maka MDS diaproksimasi dengan posisi titik berkelanjutan dapat meregresikan Euclidean distance divisualisasikan melalui sumbu (dij) dari titik i ke titik j dengan horizontal dan sumbu vertikal. titik asal ( ) sebagaimana Dengan proses rotasi, maka posis persamaan berikut : titik dapat divisualisasikan pada = sumbu horizontal dengan indeks berkelanjutan diberi nilai skor 0 % Selanjunya persamaan diatas (buruk) dan 100 % (baik). Jika diregresikan dengan metode sistem yang dikaji mempunyai algoritma ALSCAL. Metode nilai indeks berkelanjutan lebih ALSCAL mengoptimalkan jarak besar atau sama dengan 50 % (>= kuadrat ( ) terhadap kuadrat 50 %), maka sistem dikatakan (titik asal = , dalam tiga berkelanjutan (sustainable) dan dimensi (i,j,k) ditulis dengan 86

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

Tabel 1. Kategori status keberlanjutan Mentok Rimba di Taman Nasioan Berbak berdasarkan nilai Indeks Hasil Analisis Rap-Mentok

Nilai indeks Kategori 0-25 Buruk 26-50 Kurang 51-74 Cukup 75-100 Baik tidak berkelanjutan jika nilai sendiri, berpasangan, maupun indeks kurang dari 50 % (< 50%). berkelompok 6 sampai 8 ekor, karena hidupnya di lahan basah HASIL DAN PEMBAHASAN (air), maka pertambahan populasi manusia menjadi ancaman Habitat Mentok Rimba terbesar bagi menok rimba. Selain Mentok rimba (Cairina itu, penurunan populasinya juga scutulata) dikenal juga sebagai diakibatkan oleh kerusakan, bebek dan paling langka di dunia. degradasi, dan gangguan Populasinya di seluruh dunia habitatnya termasuk kehilangan sangat langka dan diperkirakan koridor hutan di tepi sungai. hanya tersisa sekitar 1000 ekor Populasinya yang tinggal sedikit (Alamandeh, 2009). Sekitar 150 ini sangat beresiko terhadap ekor terdapat di Taman Nasional kepunahan (Alamandeh, 2009). Way Kambas, salah satu habitat mentok rimba yang tersisa di Dimensi Ekologi . Spesies ini termasuk Berdasarkan hasil analisa salah satu burung air yang paling MDS nilai keberlanjutan dimensi langka dan terancam punah di ekologi sebesar 44,09% dan ini dunia. Mentok rimba juga dikenal menunjukan bahwa nilai dimensi dengan beberapa nama seperti ekologi termasuk kategori kurang serati, mentok hutan, bebek hutan berlanjut (skala 0 s/d 100), dan angsa hutan. sebagaimana yang diilustrasikan Mentok rimba berhabitat di pada nilai indeks Dimensi Ekologi lahan basah yang dekat dengan yang disajikan pada gambar 2 rawa-rawa. Burung mentok rimba dan Peran masing- masing suka sekali bersembunyi di siang atribut ekologi pada wilayah hari dan pada malam hari di TNB dinyatakan dalam bentuk tempat mereka hidup, mereka juga perubahan RMS pada gambar 1. dapat aktif mencari makan

87

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

100

80

60 Up

40

20 Bad

44,09 Good 0

0 20 40 60 80 100 120 Other Distingishing Other Features

-20

-40

Down -60

Gambar 1. Nilai indeks Dimensi Ekologi

Leverage of Attributes

Konversi lahan di sekitar TNB 0,09

Perubahan pada kondisi sungai batanghari 1,18

Tingkat perburuan mentok rimba 0,24

Tingkat tekanan penduduk 0,42

Lama keberadaan mentok rimba 2,71 Attribute Kondisi habitat mentok rimba 0,80

Jumlah rumah tangga di sekitar TNB 2,50

Jumlah mentok rimba 0,71

Jumlah dan jenis pakan yang tersedia 0,02

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 2. Peran masing- masing atribut ekologi pada wilayah TNB

88

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

Analisis Laverage dilakukan Dimensi Ekonomi dengan tujuan untuk melihat Nilai keberlanjutan dimensi atibut yang paling sensitif ekonomi pada 49,64% dan ini memberikan kontribusi terhadap berarti dimensi ekonomi berstastus indeks keberlanjutan konservasi kurang berlanjut. Nilai Indek mentok rimba. Berdasarkan Dimensi Ekonomi dapat dilihat Gambar 2, ada dua atribut yang pada Gambar 3 dan Peran masing sensitif terhadap nilai indeks masing atribut ekonomi pada keberlanjutan dimensi ekologi, wilayah danau sipin yang yaitu : 1) lamanya keberadaan dinyatakan dalam bentuk mentok rimba di TNB (2,71); 2) perubahan RMS pada Gambar 4. jumlah rumah tangga di sekitar TNB (2,50). Hal ini menunjukkan Berdasarkan Gambar 4 ada bahwa dengan semakin lamanya dua atribut yang paling sensitif keberadaan mentok rimba di mempengaruhi nilai indeks kawasan TNB maka mentok berkelanjutan pada dimensi lebih mampu beradaptasi untuk Ekonomi yaitu : 1) keuntungan tinggal (membuat tempat perlindungan mentok rimba (7,68); berlindung dan melakukan dan 2) peningkatan PAD (6,54) hubungan sosial) dan mentok lebih mampu untuk mencari makanan. Dimensi Sosial budaya Sedangkan banyaknya rumah Dimensi sosial budaya penduduk yang dibangun di pada wilayah TNB setelah sekitar TNB akan berdampak dilakukan analisis dengan MDS pada tekanan terhadap habitat memperoleh nilai sebesar 57,60 % mentok rimba dan menjadi dan ini berarti indeks ancaman bagi kelangsungan keberlanjutan pada dimensi sosial hidup mentok rimba. Akses suatu budaya cukup berlanjut. Nilai spesies satwaliar pada indeks dimensi Sosial budaya ketersediaan pakan dipengaruhi dapat dilihat pada Gambar 5 dan oleh beberapa faktor antara lain Peran masing-masing atribut kepadatan populasi, cuaca, dimensi Sosbud pada wilayah kerusakan habitat, dan suksesi populasi mentok rimba yang tumbuhan (Owen 1980). dinyatakan dalam bentuk perubahan RMS pada Gambar 6.

89

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

60 Up

40

20

Bad Good 0 0 20 40 60 80 100 120

-20 Other Distingishing Other Features

49,64

-40

Down -60

Gambar 3. Nilai Indek Dimensi Ekonomi

Leverage of Attributes

Kegiatan usaha budidaya mentok rimba 4,71

Hasil tangkapan masyarakat terhadap 4,75 mentok

Keuntungan perlindungan mentok rimba 7,68

Kualitas dan kuantitas habitat mentok tetap 3,46

baik Attribute

Peningkatan perekonomian masyarakat 3,39

Peningkatan PAD 6,54

Lapangan kerja penduduk 5,32

0 2 4 6 8 10 Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 4. Peran masing masing atribut ekonomi pada wilayah TNB

90

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

60 Up

40

20

57,60 Bad Good 0 0 20 40 60 80 100 120

-20 Other Distingishing Other Features

-40

Down -60

Gambar 5. Nilai indeks dimensi Sosial budaya

Leverage of Attributes

peningkatan kesadaran, kepedulian 1,29 serta tanggungjawab masyarakat … pembangunan rambu-rambu 3,05 perlindungan mentok Kesejahteraan masyarakat di sekitar 0,14 TNB Tidak ada konflik sosial antar 5,33 masyarakat Meningkatkan persepsi dan 0,37 Series1 Attribute pengetahuan masyarakat Kesehatan Masyarakat di sekitar TNB 0,23 tetap terjamin

Kelestarian mentok terjamin 0,10

0 1 2 3 4 5 6

Root Mean Square Change % in Ordination when Selected Attribute Removed (on Status scale 0 to 100)

Gambar 6. Peran masing-masing atribut dimensi Sosbud pada wilayah TNB

91

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

Berdasarkan Gambar 6 ada dimensi sosial budaya menempati dua atribut yang paling sensitif nilai tertinggi 57,60, sedangkan dalam dimensi sosbud yaitu 1) dimensi ekonomi 49,64 dan tidak ada konflik social antar dimensi ekologi 44,09. Namun masyarakat di sekitar TNB (5,33); demikian Indek keberlanjutan dari dan 2) pembangunan rambu- masing-masing dimensi ini saling rambu perlindungan mentok berinteraksi sehingga menjadi satu (3,05). kesatuan indeks keberlanjutan. Berdasarkan diagram layang Dengan demikian perubahan pada nilai indeks keberlanjutan untuk satu dimensi akan mempengaruhi setiap dimensi berbeda-beda. dimensi lain secara kohesif dan Gambar 7 Secara proporsional, berpengaruh terhadap total indeks terlihat indek keberlanjutan keberlanjutan.

44,09 Ekologi 60 50 40 30 20 10 0

Sosial Budaya Ekonomi 57,60 49,64

Gambar 7. Diagram layang (kite diagram)

Dari nilai indeks atribut yang sensitif terhadap nilai keberlanjutan setiap dimensi indeks dimensi tersebut. hanya dimensi sosial budaya yang termasuk kategori “cukup” Uji Kelayakan Hasil Analisis berkelanjutan. Hal ini dengan Metode Multidimensi mengandung pengertian bahwa Scaling (MDS) pengelolaan TNB agar lebih berkelanjutan sangat tergantung Parameter statistik yang pada dimensi sosial budaya. Agar diperoleh dari hasil analisis nilai indeks dimensi yang lain di menggunakan metode MDS masa yang akan datang semakin berfungsi sebagai ukuran standar meningkat perlu memperhatikan dari kelayakan terhadap hasil 92

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

kajian di wilayah penelitian. Tabel bukan berarti semua nilai indeks 2 menyajikan nilai “stress dan R2 dari setiap dimensi harus memiliki (koofisien determinasi) untuk nilai yang sama besar akan tetapi setiap dimensi maupun dalam berbagai kondisi daerah multidimensi pada wilayah TNB. tentu memiliki prioritas dimensi Nilai tersebut berfungsi untuk apa yang lebih dominan untuk menentukan perlu tidaknya menjadi perhatian, namun penambahan atribut untuk prinsipnya adalah bagaimana mencerminkan dimensi yang dikaji supaya setiap dimensi tersebut secara akurat (mendekati kondisi berada pada kategori “baik” atau sebenarnya). paling tidak “cukup” status Dalam konsep keberlanjutannya. pembangunan berkelanjutan

Tabel 2. Hasil Analisis MDS untuk konservasi mentok rimba. Nilai Multi Ekologi Ekonomi Sosbud Statistik dimensi Stress 0.13 0.15 0.14 0.1 R2 0.96 0.94 0.95 0.94 Jumlah 3 2 Iterasi 2 2 Sumber : Hasil Analisis, 2016

Kesimpulan Dan Saran Saran

Perlu adanya penegakan Kesimpulan hukum terhadap perburuan dan Indeks keberlanjutan pengrusakan habitat mentok mentok rimba di TNB secara rimba. serta perlu meningkatkan multidimensi sebesar 48,98 pada pemahaman masyarakat sekitar skala sustainabilitas 0 – 100, yang TNB untuk melindungi mentok berarti termasuk ke dalam kategori rimba dan habitatnya. kurang berkelanjutan. Adapun faktor penentu/kunci yang Ucapan Terima Kasih mengancam keberadaan mentok Terima kasih kepada Rektor rimba antara lain; adanya tekanan Universitas Jambi, Ketua Lembaga penduduk pada habitat mentok Penelitian dan Pengabdian pada rimba yang berada di dalam TNB, Masyarakat, masyarakat sekitar terjadinya degradasi habitat Taman Nasional Berbak yang telah mentok.rimba, tingginya tingkat memberikan bantuan sehingga perburuan mentok rimba, masih penelitian ini dapat dilaksanakan. kurangnya partisipasi masyarakat sekitar TNB untuk menjaga Daftar Pustaka kelestarian habitat mentok rimba. Alamandeh. 2009. Mentok Rimba

Bebek Terlangka Di Dunia. 93

Jurnal Ilmu-Ilmu PeternakanVol. XIX N0. 2 Nopember 2016 : 83-94 eISSn : 2528 0805 pISSN : 1410 7791

(http/alamandehwordpress Fisheries Centre. .com/2009/12/16/mentok- Vancouver. Canada. rimba-bebek-terlangka-di- Keputusan Menteri Pertanian No. dunia,di akses 05 Maret 327/kpts/um/7/1972). 2012) Satwa yang dilindungi. Anonim, 1991. Bebek Hutan Ostfield ,R.S., W.Z. Lidicker Jr and Bersayap Putih. Himbio E.J. Heske. 1985. The Universitas Padjajaran relationship between habitat . heterogeneity, space use, Badan Pusat Statistik Tanjab Timur and demography in a 2014. Berbak Dalam Angka population of California 2014. voles. Oikos 45:433-442. Bailey, J.A. 1984. Principles of Owen, O.S. 1980. Natural Resource Wildlife Management. John Conservation: An ecological Wiley & Sons. Inc., Canada. approach. Third Edition. Bibby C. S Marsden and A New York. Macmillan. 883p. Fielding. 1998. Bird-Habitat Undang-Undang No 5 Tahun 1990 Studies. The Expedition Tentang Konservasi Advisory Centre. Royal Sumberdaya Alam Hayati Geographical Society. dan Ekosistemnya. London. Rudyanto. 1993. Mentok Rimba Fauzi, A dan S.Anna. 2005. (Cairina scutulata) di Indonesia. Pemodelan Sumber Daya Asian Wetland Bureau dan Perikanan dan Kelautan PHPA. . untuk Analisis Kebijakan. Syarifuddin, H. 2009. Metode Gramedia Pustaka Utama, Survei Satwa dan Tumbuhan. . Fapet Unja Press, Jambi. Fisheries Centre Research Wandri, Y. 2005. Analisis Reports.2004. Implementing Pembangunan Perikanan Microsoft Excel Software for Tangkap di Kabupaten Rapfish: A Technique for The Pesisir Selatan Sumatera Rapid Appraisal of Fisheries Barat. Tesis. Program Status. University of British Pascasarjana Institut Columbia, Canada. Pertanian Bogor, Bogor. Green, A.J. 1992. The Biology of The White-Winged Wood Duck (Cairina scutulata).Froktail. Slimbridge. UK. Kavanagh, P. 2001. Rapid Appraisal of Fisheries (Rapfish) Project. Rapfish Software Description (for Microsoft Excel). University of British Columbia.

94