Rancang Bangun Multi Varian Mount Weapon Wireless Dengan Menggunakan Metode Kansei Engineering
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RANCANG BANGUN MULTI VARIAN MOUNT WEAPON WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING Marsono, Suprayitno , Eko Krisdiono Jurusan Teknik Manajemen Industri Institut Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut Surabaya Email : [email protected] Abstrak Satuan elit Kopaska sebagai bagian dari SSAT harus mempunyai kemampuan untuk mendukung kemampuan taktik dan teknik yang merupakan tuntutan kemampuan TNI AL dengan demikian tuntutan keberhasilan satuan elit Kopaska ini dalam melaksanakan tugas harus didukung dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai serta perlengkapan yang mampu mendukung tugas-tugas yang diemban. Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas tersebut, satuan elit Kopaska perlu dilengkapi dengan peralatan khusus untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasi salah satunya adalah universal mount weapon control. universal mount weapon control dalam sebuah operasi sangat diperlukan oleh pasukan khusus agar dapat merespon atau mengatur strategi yang akurat. Saat ini pasukan elit kita belum mempunyai mount senjata yang dapat dikontrol dari jarak jauh. Pada penilitian ini penulis mencoba membuat rancang bangun alat bantu menggunakan universal mount weapon control. Dengan adanya alat ini personil diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasukan tentunya Kopaska sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas pokoknya dengan lebih efektif dan efisien serta mampu meminimalisir kerugian material maupun personil. Kata kunci : Kansei Engineering, Universal Mount Weapon Control 1. Pendahuluan penentuan skala prioritas daerah TNI AL merupakan kekuatan dalam penggelarannya, yaitu di daerah-daerah pengamanan laut Negara Republik rawan selektif dan daerah konfik SSAT Indonesia, sesuai dengan Undang- harus memiliki kesiapsiagaan yang handal Undang TNI nomor 34 tahun 2004 yang guna mendukung tugas pokok TNI AL menyebutkan TNI AL melaksanakan tugas dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI di matra laut di bidang pertahanan, laut (Jalasena, 2013). menegakkan hukum dan menjaga Peraturan Kasal nomor keamanan di wilayah laut yurisdiksi Perkasal/39/V/2009 tanggal 26 mei 2009 nasional sesuai dengan ketentuan hukum tentang Kebijakan Pembangunan TNI nasional dan hukum internasional yang Angkatan Laut Menuju Kekuatan Minimum telah diratifikasi. TNI AL juga bertugas menjelaskan penyusunan kekuatan melaksanakan pembangunan dan tempur TNI AL dalam hal ini SSAT pengembangan kekuatan matra laut. Hal diarahkan untuk mencapai Minimum ini merupakan tugas yang sangat berat Essential Force (MEF). Sesuai pada bagi TNI AL karena harus menjaga Peraturan Presiden Republik Indonesia keamanan wilayah laut yang merupakan nomor 41 tahun 2010 Pengertian 2/3 dari wilayah republik Indonesia. Kekuatan Pokok Minimum (MEF) adalah SSAT (Sistem Senjata Armada suatu standar kekuatan pokok dan Terpadu) sebagai inti kekuatan TNI–AL minimum TNI yang mutlak disiapkan dalam rangka penyelenggaraan sebagai prasyarat utama serta mendasar pertahanan keamanan di laut, dituntut bagi terlaksananya secara efektif tugas mampu menghadapi berbagai ancaman pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi dan gangguan musuh di laut baik yang ancaman aktual. berasal dari permukaan maupun bawah Satuan elit Kopaska sebagai permukaan serta ancaman yang menuntut bagian dari SSAT harus mempunyai adanya proyeksi kekuatan ke darat lewat kemampuan untuk mendukung laut. Pembangunan SSAT lebih kemampuan taktik dan teknik yang diutamakan pada modernisasi Alat Utama merupakan tuntutan kemampuan TNI AL Sistem Persenjataan (alutsista) dan dengan demikian tuntutan keberhasilan penataan gelar kekuatan melalui satuan elit Kopaska ini dalam 1 melaksanakan tugas harus didukung Perkembangan teknologi senjata dengan kemampuan dan keterampilan perorangan di dunia berkembang yang memadai serta perlengkapan yang dengan sangat cepat. Dinegara maju mampu mendukung tugas-tugas yang sejata perorangan dilengkapi dengan diemban. Adapun tugas-tugas satuan elit berbagai alat untuk menunjang Kopaska ini adalah melaksanakan operasi keakuratan dan kenyamanan si pemakai khusus yang menyangkut: senjata tersebut. Untuk dinegara kita sendiri senjata perorangan digunakan a. Sabotase/ Anti sabotase (teror) tanpa tambahan perlatan lain. b. Clandestein (aktivitas subversive Senjata ringan adalah senjata yang atau gerakan, yang juga biasa disebut dapat digunakan oleh satu atau dua gerakan bawah tanah) orang dan yang dapat dibawa oleh c. Combat SAR (penanggulangan seseorang, binatang atau bahkan bencana) kenderaan yang ringan (kecil). Menurut d. Mine Clearance Operations United Nations’s Group of Goverment (pembersihan medan ranjau) Expert pada tahun 1997, senjata ringan e. Send and Pick up Agent (kirim dan dirancang untuk penggunaan satu orang. jemput mata-mata) Sementara itu, menurut dokumen f. Infiltrasi (penyusupan ke dalam yang oleh Majelis Umum PBB (United pertahanan lawan) melalui tiga media Nations Assembly Document) yaitu lewat laut, darat, dan udara. No.A/52/298 yang dikeluarkan pada tanggal 27 Agustus 1997, senjata ringan Untuk mendukung pelaksanaan adalah senjata-senjata yang khusus tugas-tugas tersebut, satuan elit Kopaska dibuat dengan uspesifikasi militer yang dilengkapi dengan peralatan khusus didesain untuk digunakan secara untuk mendukung dalam pelaksanaan perorangan dan berbeda dari senjata tugas-tugas operasi. Dari hasil berat yang membutuhkan beberapa pengamatan dan wawancara langsung orang untuk mengoperasikan dan kepada beberapa personil satuan elit memeliharanya.(Hirawan, 2016) Kopaska didapat beberapa keluhan dan SS1 dan SS2 dengan baerbagai kendala dalam pelaksanaan tugas operasi varian yang merupakan senjata khusus diantaranya: perorangan prajurit TNI. Senjata ini a. Tidak adanya senjata yang dapat merupakan produk dalam negeri kita dikontrol dari jarak jauh pada saat sendiri,dibuat oleh PT. PINDAD yang penyusupan ke daerah musuh. merupakan produsen pembuat senjata b. Terbukanya ruang tembak bagi dan amunisi serta kebutuhan pertahanan musuh bagi pengawak senjata berkaliber lainnya. besar di dalam kendaraan taktis. c. Tidak terjalin komunikasi yang baik Produk SS1 dan SS2 PT.PINDAD pada saat melakukan pengamatan dan ini belum dilengkapi dengan system pengintaian di karenakan masih control kendali jarak jauh, sekarang ini menggunakan metode konvensional yaitu PT.PINDAD hanya mengeluarkan varian pemantauan dengan komunikasi voice yanghanya dilengkapi dengan berbagai yang beresiko diketahui musuh. accessories senjata standart saja seperti tele dan pelontar granat. Salah satu alat yang diharapkan mampu mendukung dalam pelaksanaan Perkembangan sistem operasi khusus tersebut adalah mount persenjataan di dunia semakin senjata otomatis saat melakukan berkembang dari sebelumnya hanya pengintaian maupun penyusupan menggunakan alat seadanya sampai kedaerah lawan dengan. Universal mount sekarang yang sudah menggunakan weapon control sangat penting bagi system control yang dikedalikan dari satuan elit Kopaska karena mampu jarak jauh. Setiap Negara pasti akan memberikan rasa nyaman pada saat mencari teknologi terbaru untuk melaksanakan operasi karena posisi tidak digunakan di dalam negeri nya sendiri. akan diketahui musuh . Hal ini berguna Pada saat sekarang ini pengendalian alat untuk merencanakan dan mempersiapkan dari jarak jauh terdapat pada senjata pola serangan dan rencana operasi yang yang berkaliber besar saja. akan dilakukan. 2 Berdasarkan keterangan di atas, terdapat peluang untuk mengembangkan 2.2 Kansei Engineering kontrol otomatis untuk senjata perorangan Kansei Engineering merupakan atau untuk senjata berkaliber kecil. metode pengembangan atau perbaikan Peneliti memberi nama Universal Mount suatu produk atau jasa dengan Weapon Control. Perlengkapan tambahan menerjemahkan perasaan psikologis dan ini ( Universal Mount Weapon Control) kebutuhan pengguna ke dalam parameter dikendalikan dengan menggunakan desain produk. Metode ini pertama kali ponsel android, seluruh proses kontrol dan diperkenalkan oleh Mitsuo penembakan dilaksanakan dengan Nagamachi (Nagamachi, 1995) sebagai menggunakan sebuah ponsel android. sebuah metode keteknikan yang baru Perlengkapan pendukung senjata kaliber dalam desain dan pengembangan produk kecil ini didesain untuk melengkapi industri. Parameter desain produk ini berdasarkan hasil evaluasi alat sejenis sebagai acuan bagi industri untuk yang telah ada di pasaran, dan kumpulan memproduksi produk berkualitas dengan keinginan konsumen (Voice of Customer). ukuran kuantitatif proses produksi yang Faktor ergonomis produk ini tepat. menjadi suatu bagian yang sangat Kansei Engineering dapat penting, baik dari segi kenyamanan didefinisikan sebagai berikut: maupun keamanan pemakai dimana setiap orang memiliki perasaan yang berbeda tentang rasa nyaman. Kondisi nyaman tersebut harus dibangun berdasarkan sudut pandang setiap orang yang terkait langsung, sehingga peranan Universal Mount Weapon Control dapat Gambar 2.1 mendukung setiap operasi yang Diagram Metode Kansei Engineering dilaksanakan oleh TNI khususnya (Nagamachi, 1995) kopaska dengan maksimal. Contoh dari penerapan metode ini adalah jika kita hendak membeli suatu 2. Landasan Teori produk, maka kita akan mencoba produk 2.1 Mount Weapon tersebut terlebih dahulu. Percobaan yang dilakukan melalui panca indera dan Mounth weapon adalah sebuah perasaan, apakah barang tersebut terlalu alat untuk menopang senjata untuk besar, terlalu kasar, kurang manis, jelek membantu para penembak dalam dan semacamnya. Ini dikategorikan mendapatkan hasil tembakan yang baik. sebagai parameter Kansei. Semua parameter ini merupakan perasaan Tentara Nasional Indonesia