RANCANG BANGUN MULTI VARIAN MOUNT WIRELESS DENGAN MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING

Marsono, Suprayitno , Eko Krisdiono Jurusan Teknik Manajemen Industri Institut Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut Email : [email protected]

Abstrak

Satuan elit sebagai bagian dari SSAT harus mempunyai kemampuan untuk mendukung kemampuan taktik dan teknik yang merupakan tuntutan kemampuan TNI AL dengan demikian tuntutan keberhasilan satuan elit Kopaska ini dalam melaksanakan tugas harus didukung dengan kemampuan dan keterampilan yang memadai serta perlengkapan yang mampu mendukung tugas-tugas yang diemban. Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas tersebut, satuan elit Kopaska perlu dilengkapi dengan peralatan khusus untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasi salah satunya adalah universal mount weapon control. universal mount weapon control dalam sebuah operasi sangat diperlukan oleh pasukan khusus agar dapat merespon atau mengatur strategi yang akurat. Saat ini pasukan elit kita belum mempunyai mount senjata yang dapat dikontrol dari jarak jauh. Pada penilitian ini penulis mencoba membuat rancang bangun alat bantu menggunakan universal mount weapon control. Dengan adanya alat ini personil diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasukan tentunya Kopaska sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas pokoknya dengan lebih efektif dan efisien serta mampu meminimalisir kerugian material maupun personil.

Kata kunci : Kansei Engineering, Universal Mount Weapon Control

1. Pendahuluan penentuan skala prioritas daerah TNI AL merupakan kekuatan dalam penggelarannya, yaitu di daerah-daerah pengamanan laut Negara Republik rawan selektif dan daerah konfik SSAT , sesuai dengan Undang- harus memiliki kesiapsiagaan yang handal Undang TNI nomor 34 tahun 2004 yang guna mendukung tugas pokok TNI AL menyebutkan TNI AL melaksanakan tugas dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI di matra laut di bidang pertahanan, laut (Jalasena, 2013). menegakkan hukum dan menjaga Peraturan Kasal nomor keamanan di wilayah laut yurisdiksi Perkasal/39/V/2009 tanggal 26 mei 2009 nasional sesuai dengan ketentuan hukum tentang Kebijakan Pembangunan TNI nasional dan hukum internasional yang Angkatan Laut Menuju Kekuatan Minimum telah diratifikasi. TNI AL juga bertugas menjelaskan penyusunan kekuatan melaksanakan pembangunan dan tempur TNI AL dalam hal ini SSAT pengembangan kekuatan matra laut. Hal diarahkan untuk mencapai Minimum ini merupakan tugas yang sangat berat Essential Force (MEF). Sesuai pada bagi TNI AL karena harus menjaga Peraturan Presiden Republik Indonesia keamanan wilayah laut yang merupakan nomor 41 tahun 2010 Pengertian 2/3 dari wilayah republik Indonesia. Kekuatan Pokok Minimum (MEF) adalah SSAT (Sistem Senjata Armada suatu standar kekuatan pokok dan Terpadu) sebagai inti kekuatan TNI–AL minimum TNI yang mutlak disiapkan dalam rangka penyelenggaraan sebagai prasyarat utama serta mendasar pertahanan keamanan di laut, dituntut bagi terlaksananya secara efektif tugas mampu menghadapi berbagai ancaman pokok dan fungsi TNI dalam menghadapi dan gangguan musuh di laut baik yang ancaman aktual. berasal dari permukaan maupun bawah Satuan elit Kopaska sebagai permukaan serta ancaman yang menuntut bagian dari SSAT harus mempunyai adanya proyeksi kekuatan ke darat lewat kemampuan untuk mendukung laut. Pembangunan SSAT lebih kemampuan taktik dan teknik yang diutamakan pada modernisasi Alat Utama merupakan tuntutan kemampuan TNI AL Sistem Persenjataan (alutsista) dan dengan demikian tuntutan keberhasilan penataan gelar kekuatan melalui satuan elit Kopaska ini dalam 1 melaksanakan tugas harus didukung Perkembangan teknologi senjata dengan kemampuan dan keterampilan perorangan di dunia berkembang yang memadai serta perlengkapan yang dengan sangat cepat. Dinegara maju mampu mendukung tugas-tugas yang sejata perorangan dilengkapi dengan diemban. Adapun tugas-tugas satuan elit berbagai alat untuk menunjang Kopaska ini adalah melaksanakan operasi keakuratan dan kenyamanan si pemakai khusus yang menyangkut: senjata tersebut. Untuk dinegara kita sendiri senjata perorangan digunakan a. Sabotase/ Anti sabotase (teror) tanpa tambahan perlatan lain. b. Clandestein (aktivitas subversive Senjata ringan adalah senjata yang atau gerakan, yang juga biasa disebut dapat digunakan oleh satu atau dua gerakan bawah tanah) orang dan yang dapat dibawa oleh c. Combat SAR (penanggulangan seseorang, binatang atau bahkan bencana) kenderaan yang ringan (kecil). Menurut d. Mine Clearance Operations United Nations’s Group of Goverment (pembersihan medan ranjau) Expert pada tahun 1997, senjata ringan e. Send and Pick up Agent (kirim dan dirancang untuk penggunaan satu orang. jemput mata-mata) Sementara itu, menurut dokumen f. Infiltrasi (penyusupan ke dalam yang oleh Majelis Umum PBB (United pertahanan lawan) melalui tiga media Nations Assembly Document) yaitu lewat laut, darat, dan udara. No.A/52/298 yang dikeluarkan pada

tanggal 27 Agustus 1997, senjata ringan Untuk mendukung pelaksanaan adalah senjata-senjata yang khusus tugas-tugas tersebut, satuan elit Kopaska dibuat dengan uspesifikasi militer yang dilengkapi dengan peralatan khusus didesain untuk digunakan secara untuk mendukung dalam pelaksanaan perorangan dan berbeda dari senjata tugas-tugas operasi. Dari hasil berat yang membutuhkan beberapa pengamatan dan wawancara langsung orang untuk mengoperasikan dan kepada beberapa personil satuan elit memeliharanya.(Hirawan, 2016) Kopaska didapat beberapa keluhan dan SS1 dan SS2 dengan baerbagai kendala dalam pelaksanaan tugas operasi varian yang merupakan senjata khusus diantaranya: perorangan prajurit TNI. Senjata ini a. Tidak adanya senjata yang dapat merupakan produk dalam negeri kita dikontrol dari jarak jauh pada saat sendiri,dibuat oleh PT. PINDAD yang penyusupan ke daerah musuh. merupakan produsen pembuat senjata b. Terbukanya ruang tembak bagi dan amunisi serta kebutuhan pertahanan musuh bagi pengawak senjata berkaliber lainnya. besar di dalam kendaraan taktis. c. Tidak terjalin komunikasi yang baik Produk SS1 dan SS2 PT.PINDAD pada saat melakukan pengamatan dan ini belum dilengkapi dengan system pengintaian di karenakan masih control kendali jarak jauh, sekarang ini menggunakan metode konvensional yaitu PT.PINDAD hanya mengeluarkan varian pemantauan dengan komunikasi voice yanghanya dilengkapi dengan berbagai yang beresiko diketahui musuh. accessories senjata standart saja seperti tele dan pelontar granat. Salah satu alat yang diharapkan mampu mendukung dalam pelaksanaan Perkembangan sistem operasi khusus tersebut adalah mount persenjataan di dunia semakin senjata otomatis saat melakukan berkembang dari sebelumnya hanya pengintaian maupun penyusupan menggunakan alat seadanya sampai kedaerah lawan dengan. Universal mount sekarang yang sudah menggunakan weapon control sangat penting bagi system control yang dikedalikan dari satuan elit Kopaska karena mampu jarak jauh. Setiap Negara pasti akan memberikan rasa nyaman pada saat mencari teknologi terbaru untuk melaksanakan operasi karena posisi tidak digunakan di dalam negeri nya sendiri. akan diketahui musuh . Hal ini berguna Pada saat sekarang ini pengendalian alat untuk merencanakan dan mempersiapkan dari jarak jauh terdapat pada senjata pola serangan dan rencana operasi yang yang berkaliber besar saja. akan dilakukan.

2

Berdasarkan keterangan di atas, terdapat peluang untuk mengembangkan 2.2 Kansei Engineering kontrol otomatis untuk senjata perorangan Kansei Engineering merupakan atau untuk senjata berkaliber kecil. metode pengembangan atau perbaikan Peneliti memberi nama Universal Mount suatu produk atau jasa dengan Weapon Control. Perlengkapan tambahan menerjemahkan perasaan psikologis dan ini ( Universal Mount Weapon Control) kebutuhan pengguna ke dalam parameter dikendalikan dengan menggunakan desain produk. Metode ini pertama kali ponsel android, seluruh proses kontrol dan diperkenalkan oleh Mitsuo penembakan dilaksanakan dengan Nagamachi (Nagamachi, 1995) sebagai menggunakan sebuah ponsel android. sebuah metode keteknikan yang baru Perlengkapan pendukung senjata kaliber dalam desain dan pengembangan produk kecil ini didesain untuk melengkapi industri. Parameter desain produk ini berdasarkan hasil evaluasi alat sejenis sebagai acuan bagi industri untuk yang telah ada di pasaran, dan kumpulan memproduksi produk berkualitas dengan keinginan konsumen (Voice of Customer). ukuran kuantitatif proses produksi yang Faktor ergonomis produk ini tepat. menjadi suatu bagian yang sangat Kansei Engineering dapat penting, baik dari segi kenyamanan didefinisikan sebagai berikut: maupun keamanan pemakai dimana setiap orang memiliki perasaan yang berbeda tentang rasa nyaman. Kondisi nyaman tersebut harus dibangun berdasarkan sudut pandang setiap orang yang terkait langsung, sehingga peranan Universal Mount Weapon Control dapat Gambar 2.1 mendukung setiap operasi yang Diagram Metode Kansei Engineering dilaksanakan oleh TNI khususnya (Nagamachi, 1995) kopaska dengan maksimal. Contoh dari penerapan metode ini adalah jika kita hendak membeli suatu 2. Landasan Teori produk, maka kita akan mencoba produk 2.1 Mount Weapon tersebut terlebih dahulu. Percobaan yang dilakukan melalui panca indera dan Mounth weapon adalah sebuah perasaan, apakah barang tersebut terlalu alat untuk menopang senjata untuk besar, terlalu kasar, kurang manis, jelek membantu para penembak dalam dan semacamnya. Ini dikategorikan mendapatkan hasil tembakan yang baik. sebagai parameter Kansei. Semua parameter ini merupakan perasaan Tentara Nasional Indonesia psikologis yang sangat menentukan dan merupakan suatu organisasi yang berperan dalam mengambil keputusan berperan sebagai alat negara di bidang apakah kita bersedia membeli produk pertahanan yang dalam menjalankan tersebut atau haruskah memilih produk tugasnya berdasarkan kebijakan dan lain yang lebih memberikan kepuasan keputusan politik negara (pasal 5 UU No bagi perasaan psikologis anda. 34/2004 tentang TNI). Salah satu jati diri Desain produk yang berkualitas TNI adalah sebagai Tentara Nasional selalu menjadi persoalan klasik dalam yaitu tentara yang terlatih, terdidik dan sebuah industri. Di satu sisi, industri dilengkapi oleh perlengkapan yang baik selalu mendesain sebuah produk dalam (pasal 2 UU No 34/2004 tentang TNI). berbagai macam parameter kualitas yang Perlengkapan-perlengkapan yang dipakai komplek sedangkan di sisi lain, konsumen tersebut harus sesuai dengan peranan memahami kualitas produk tersebut TNI sebagai alat negara di bidang sebagai suatu sederhana, yang dia pertahanan negara yaitu bisa melindungi anggap berkualitas hanya jika itu dan mengamankan bagian-bagian tubuh memuaskan dirinya. Permasalahan ini yang vital, pada saat pelaksanaan menyebabkan industri sangat presisi dan kegiatan yang berhubungan dengan tepat dalam menciptakan parameter pertahanan dan keamanan negara. proses produksi namun menjadi kurang Termasuk mount weapon yang presisi dalam menangkap perasaan merupakan peralatan yang diperlukan psikologis konsumen akan produk militer. 3 tersebut. Dengan menggunakan perasaan evaluasi lebih lanjut. Koleksi produk yang psikologis manusia pada konsumen, mewakili domain dilakukan dari sumber maka industri akan memperoleh acuan yang berbeda seperti produk yang sudah yang sangat presisi dalam mendesain ada, saran pelanggan, solusi teknis sebuah produk. Oleh karena itu Konsep mungkin dan konsep desain dan Kansei Engineering mempunyai sebagianya Fitur kunci ditemukan kemanfaatan yang sangat besar dalam menggunakan daftar spesifikasi untuk menyatukan industri dan konsumen dalam produk yang bersangkutan. Untuk setiap sudut pandang yang sama. kata Kansei sejumlah properti produk yang ditemukan, mempengaruhi kata 2.3 Model Dalam Kansei Kansei. Engineering Berbagai tip Kansei Engineering d. Synthesis. Merupakan diidentifikasikan dan diterapkan di bagian inti dari Kansei Engineering. berbagai konteks. Model umum Kansei Beberapa alat bantu yang dapat Engineering dapat dilihat pada gambar di digunakan antara lain: bawah ini. (1) Category Identification. (2) Regression Analysis/Quantification Theory Type I. (3) Rough Sets Theory. (4) Genetic Algorithm. (5) Fuzzy Sets Theory.

e. Model building and Test of Validity. Merupakan tahap akhir dari proses. Setelah pembangunan/pembuatan model akan dilakukan pengecekan dalam rangka untuk memeriksa apakah model tersebut presisi dan realistis. Namun, dalam kasus kegagalan model, maka perlu untuk memperbarui Properties Space dan Semantic Space, dan untuk selanjutnya memperbaiki model.

Gambar 2.2 Model Kansei Engineering 2.4 Pengertian Antrophometri (Sumber: Schutte, 2005) Istilah antrophometri sendiri berasal dari kata ”Anthro” yang berarti Model di atas dijabarkan sebagai manusia dan ”Metri” yang berarti ukuran. berikut: Antrophometri adalah suatu kumpulan a. Choice of Domain.(Pilihan data numerik yang terkait dengan Domain) dalam konteks ini karakteristik fisik manusia, ukuran, bentuk menggambarkan ide keseluruhan balik dan kekuatan serta bagaimana perakitan produk, yaitu jenis produk implementasi dari data tersebut untuk secara umum. penanganan masalah desain produk b. Span Semantic Space. Bahwa (Nurmianto, 1998). Antrophometri juga setiap produk dapat digambarkan dalam dinyatakansebagai suatu studi yang ruang vektor tertentu didefinisikan oleh berkaitan dengan pengukuran dimensi ekspresi semantik (kata-kata). Hal ini tubuh manusia (Wignjosoebroto, 2003). dilakukan dengan cara mengumpulkan Antrophometri juga dinyatakan sebagai sejumlah besar kata-kata yang pengukuran dimensional fisik tubuh menggambarkan domain. Sumber manusia atau fungsi-fungsi dari tubuh didapatkan dari literatur terkait, iklan, termasuk didalamnya dimensi linier, berat manual, daftar spesifikasi, para ahli dan tubuh sampai range dari gerakan anggota sebagainya. Kata-kata ini disebut Kansei tubuh. Word. Pengukuran-pengukuran ini perlu c. Span The Space of dilakukan karena pada dasarnya manusia Properties.Yakni mengumpulkan produk memiliki ukuran, bentuk tubuh dan berat yang mewakili domain, mengidentifikasi yang berbeda satu dengan yang lainnya. fitur kunci dan memilih sifat produk untuk Anthrophometri secara luas akan 4 digunakan sebagai pertimbangan- Dengan demikian, suatu alat ukur atau pertimbangan ergonomis dalam mengkaji instrumen dikatakan memiliki reliabilitas interaksi manusia dengan lingkungan yang baik apabila alat ukur tersebut selalu sekitarnya. Dalam perencanaan, tentunya memberikan hasil pengukuran yang akan membutuhkan data-data sama/tidak berubah-ubah dan akan antrophometri yang terkait dengan memberikan hasil yang serupa meskipun peruntukannya. Rancangan suatu produk digunakan berkali-kali baik oleh peneliti atau fasilitas kerja nantinya harus cocok yang sama maupun oleh peneliti yang ataupun sesuai dengan karakteristik tubuh berbeda. Instrumen yang reliabel akan manusia yang akan mengoperasikannya menghasilkan data yang sesuai dengan (Wignjosoebroto, 2003). kondisi sesungguhnya. Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam 2.5 Antrophometri Manusia penelitian ini adalah dengan Sehubungan dengan menggunakan teknik analisis dengan perancangan produk Universal Mount formula Alpha Cronbach melalui bantuan Weapon Control yang ergonomis bagi program SPSS for Windows versi 20.0. prajurit TNI, yang relevan dengan bagan antrophometri manusia, maka Error! 3. Metode Penelitian Reference source not found. di bawah Dalam penelitian ini adalah juga penting untuk konsiderasi mengidentifikasi permasalahan yang perancangan. terjadi. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana cara mengembangkan 2.6 Uji Validasi produk Universal Mount Weapon control Instrumen yang valid berarti alat yang ergonomis bagi anggota TNI dengan ukur yang digunakan untuk mendapatkan mengidentifikasi keinginan atau kebutuhan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, pengguna sehingga diperoleh spesifikasi 2002). Valid berarti instrumen tersebut yang sesuai berdasarkan kebutuhan dapat digunakan untuk mengukur apa operasional di TNI. yang seharusnya diukur. Validitas suatu a. Studi Literatur. Pada tahap ini instrumen akan menggambarkan tingkat dilakukan studi untuk mendapatkan kemampuan alat ukur yang digunakan pemahaman mengenai aspek ergonomi untuk mengungkapkan sesuatu yang pada suatu produk, perancangan dan menjadi sasaran pokok pengukuran. Oleh pengembangan produk, identifikasi karena itu, untuk menguji tingkat validitas kebutuhan konsumen, baik dari buku, instrumen penelitian atau alat pengukur penelitian sebelumnya maupun dari jurnal data dapat digunakan teknik korelasi yang berkaitan dengan penelitian seperti Pearson’s product moment dengan teori antrophometri, teori Kansei menggunakan program SPSS for Engineering, dan proses perancangan Windows versi 20.0. Uji validitas dengan produk. menggunakan metode ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor b. Studi Lapangan. Studi lapangan jawaban yang diperoleh pada masing- dilakukan melalui wawancara dengan para masing item pertanyaan dan skor total anggota Prajurit TNI untuk mengetahui dari keseluruhan item pertanyaan. tingkat kepentingan dari pembuatan Koefisien korelasi yang tinggi produk Universal Mount Weapon Control menunjukkan kesesuaian antara fungsi yang ergonomis bagi Prajurit TNI ini serta item dengan fungsi ukur secara mengamati tingkah lakunya ketika keseluruhan atau bisa juga dikatakan menggunakan produk tersebut langsung. bahwa instrumen tersebut valid. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi awal penelitian.

2.7 Uji Realibilitas 4. Analisa dan Pembahasan Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan 4.1 Kondisi awal mount konsistensi alat ukur yang digunakan. senjata/dokumen produk konteks Suatu alat ukur dikatakan memiliki (Langkah Kansei ke 1) reliabilitas/konsistensi yang tinggi atau Pada penelitian ini dilakukan dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut pengamatan aktivitas para prajurit yang stabil sehingga dapat diandalkan dan menggunakan mount senjata dan dari dapat digunakan untuk meramalkan. pengalaman penulis selama berdinas. 5

Aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan a. Kenyamanan: kenyamanan dalam oleh para prajurit yang harus pergerakan sehingga diharapkan pasukan menggunakan mount senjata diantaranya dengan produk tersebut lebih memberikan adalah sebagai berikut : rasa nyaman a. Latihan doper b. Keamanan: kerahasiaan b. Latihan perembesan kedatangan pasukan yang harus dijaga c. Latihan penembak jitu c. Kecepatan: adalah bagaimana d. Pengamanan objek vital kecepatan dari produk mampu dalam e. Pengamanan pemasangannya baik menggunakan menggunakan kendaraan taktis kendaran tempur maupun dalam tempur pengintaian. d. Kekuatan: beban dari mount weapon control diharapkan tidak terlalu 4.2 Penetapan Elemen Desain berat sehingga tidak memberikan beban (Langkah Kansei ke 2) berlebihan. Pada sebuah produk, terdapat bagian-bagian yang merupakan bagian inti 4.4. Pengumpulan Data Kuisioner dari produk tersebut. bagian inti tersebut Pengumpulan data dari konsumen dinamakan dengan elemen desain. dilakukan dengan menggunakan metode Elemen-elemen desain berguna untuk Kuisioner. Kuisioner disebar kepada para mengetahui fungsi-fungsi utama pada Prajurit kopaska yang berdinas di kopaska sebuah produk, dimana akan dilakukan Surabaya. Adapun pertanyaan-pertanyaan pembuatan produk pada elemen-elemen pada kuisioner antara lain: desain yang terdapat pada mount senjata a. Kenyamanan: kenyamanan dalam yang ada saat ini. Elemen desain menggunakan mout senjata sehingga didapatkan dari hasil wawancara langsung diharapkan pergerakan dengan produk (focus group) Prajurit Kopaska sebanyak tersebut lebih memberikan rasa nyaman 30 orang yang telah berdinas di kopaska b. Keamanan: kerahasiaan lebih dari 5 tahun kedatangan pasukan yang harus dijaga c. kecepatan: bagaimana kecepatan Penjelasan kata-kata Kansei: dari produk mampu untuk di pasang pada a. Yang dimaksud dalam menguras kendaraan tempur mapun dalam tenaga adalah pada saat perpindahan pengintaian. tempat secara manual perlu tenaga yang d. Kekuatan: kekuatan produk awal besar sehingga menguras stamina Penyebaran kuisioner disebarkan b. Beban yang dibawa saat kepada prajurit kopaska dengan jumlah 30 pergerakan cukup berat sehingga kuisioner. Adapun hasil dari kuisioner menyulitkan pergerakan dapat dilihat pada lampiran 3. Rekapan c. Karena saat pergerakan terjadi hasil dari kuisioner yang telah disebarkan suara menyebabkan adanya kemungkinan adalah sebagai berikut: untuk kerahasian akan mudah terbongkar. d. Karena tenaga yang digunakan 4.5. Penentuan Sampel Sebenarnya untuk pergerakan sendiri cukup besar, Kuisioner sebenarnya dilakukan moril pasukan dimungkinkan untuk terjadi setelah didapat hasil pengolahan dari penurunan saat peperangan di darat. kuisioner pendahuluan. Kuisioner ini yang akan di gunakan sebagai data mentah 4. 3 Buat Contoh (Langkah Kansei ke dalam pengolahan data. Adapun kuisioner 3) sebenarnya ini merupakan kelanjutan dari Buat contoh adalah mengubah kuisioner pendahuluan dimana terdapat kata-kata negatif dari kata-kata kansei di penambahan responden sebagai faktor atas menjadi kata-kata positif yang lebih akibat adanya data yang kurang. sederhana, menjadi variabel- Dari pengujian sampel variabel/atribut yang berhubungan dengan pendahuluan disimpulkan data kurang. kata-kata Kansei, yang kemudian Oleh karena itu dilakukan pengambilan dilakukan pendefinisian. sampel lagi, ditentukan bahwa untuk Variabel diatas memiliki makna pengambilan sampel diambil angka 150 yang berbeda-beda dalam responden dulu untuk memudahkan pendefinisiannya. Adapun definisi dari perhitungan, dengan catatan apabila variabel diatas adalah sebagai berikut: setelah diuji kecukupan data sudah cukup pengambilan sampel dihentikan, jika 6 setelah di uji kecukupan data belum cukup, maka diadakan pengambilan sampel lagi sesuai perhitungan jumlah 4.9 Uji Reliabilitas sampel sebenarnya yang harus disebar. Uji reliabilitas digunakan untuk variabel kemudahan dinyatakan melihat tingkat konsistensi dari responden Data Cukup. Untuk variabel yang lain baik tehadap variabel yang ada sehingga data tingkat kepuasan atau tingkat kepentingan yang diperoleh akan cenderung dilakukan dengan rumus yang sama. memberikan hasil yang sama (konsisten). Perhitungan selanjutnya menggunakan Untuk melakukan uji ini digunakan software excel, hasil perhitungan dapat softwareSPSS dilihat pada lampiran. Adapun rekap dari Kesimpulan : perhitungan uji kecukupan data adalah a. Tingkat kepuasan, nilai Cronbach’s alpha sebagai berikut: adalah 0.460 b. Tingkat kepentingan, nilai Cronbach’s 4.6 Interpretasi data kuisioner alpha adalah 0.299 Dari hasil pengumpulan data, Nilai rtabel = 0.159, karena nilai Cronbach’s dilakukan intepretasi data untuk mendapat alpha lebih besar daripada nilai rtabel, maka hal hal yang terkait dengan kebutuhan dapat disimpulkan bahwa data tersebut pelaku. dari kuisioner tersebut, dapat reliabel. diketahui rataan tingkat kepuasan dan kepentingan pelaku terhadap mekanisme penggunaan mount senjata. 4.10 Respon teknis (Langkah Kansei ke 6) 4.7 Pengolahan Data/Percobaan Dari keseluruhan variabel yang (Langkah Kansei ke 5) terdapat pada kuisioner, maka selanjutnya Data yang telah diperoleh pada dilakukan respon teknis terhadap tahap sebelumnya, selanjutnya diolah kebutuhan dari tiap-tiap variabel tersebut. secara kualitatif dan kuantitatif. Terdapat Respon teknis bertujuan untuk memenuhi dua tahapan proses dalam pengolahan kebutuhan-kebutuhan prajurit kopaska. data kuantitatif, hasil dari kuisioner. Yang Melalui studi/survey pengamatan, pertama adalah pengujian kecukupan data diperoleh respon teknis dari tiap-tiap yang sudah dilakukan pada penentuan variabel adalah sebagai berikut: sampel di atas. Kemudian tahap kedua adalah pengujian validitas dan uji 1. Kenyamanan reliabilitas data kuisioner. Kenyamanan dalam pergerakan sehingga diharapkan pasukan dengan produk tersebut lebih memberikan rasa 4.8 Uji Validitas nyaman Uji validitas berguna untuk 2. Keamanan mengukur apakah kuisioner tersebut Kerahasiaan kedatangan pasukan stabil, akurat dan unsur-unsurnya yang harus dijaga homogen. Apabila validitas yang didapat 3. Kecepatan semakin tinggi, maka tes tersebut semakin Kecepatan adalah bagaimana mengenai sasarannya dan semakin kecepatan dari produk mampu dalam menunjukan yang seharusnya ditunjukan. pemasangannya baik menggunakan Perhitungannya menggunakan SPSS kendaran tempur maupun dalam dengan langkah-langkah sebagai berikut: pengintaian. a. Memasukkan data kuisioner, baik itu 4. Kekuatan kuisioner tingkat kepentingan maupun Kekuatan adalah beban dari mount tingkat kepuasan dan skor total. weapon control diharapkan tidak terlalu b. Mengisi analyze correlative berat sehingga tidak memberikan beban bivariate. berlebihan. c. Lalu masukkan semua variable dan klik OK. 4.11 Pengujian Prototype Jika rhitung> rtabel, maka variabel Setelah pengguna melihat produk tersebut valid. Dengan nilai rtabel = 0.159, baru tersebut maka dilakukan pengujian jika ada variabel yang tidak valid, maka produk untuk membandingkan dengan variabel tersebut dibuang. Perhitungan mount senjata manual serta mendapatkan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran saran dan kritik untuk pengembangan 6. Adapun rekap datanya sebagai berikut : tersebut menjadi produk final.

7

Yang dilakukan adalah kepuasan yang dirasakan terhadap suatu menggunakan basis kuisioner. (focus variabel sama atau lebih besar dari nilai group) dan pengamatan langsung pada kepentingan berarti pengguna telah produk mount senjata yang ada saat ini, merasa puas dengan variabel tersebut maka dapat diketahui elemen-elemen dalam artian keinginan mereka terhadap desain pada mount weapon control. variabel tersebut sudah dipenuhi, bahkan Elemen-elemen desain bertujuan untuk mungkin lebih dari yang diharapkan mengetahui elemen-elemen desain pada apabila gapnya bernilai positif. Sebaliknya mount weapon control yang sering bila nilai kepuasan yang dirasakan untuk menjadi permasalahan saat digunakan suatu variabel produk lebih rendah oleh prajurit kopaska. Adapun elemen- (bernilai negatif) dari yang diharapkan elemen desain pada mount senjata yang maka berarti pengguna belum merasa ada saat ini adalah bahan mount senjata, puas terhadap variabel produk tersebut. model, kesenyapan, dan berat. Hal ini terjadi karena apa yang dirasakan tidak sesuai dengan yang diharapkan. 4.12 Analisis identifikasi kata-kata 4.14 Analisis pengolahan Kansei (Langkah kansei ke 3) data/experiment (Langkah kansei ke 5) Dari hasil wawancara langsung, dapat diketahui perasaan (kansei) para Untuk pengujian data dari responden saat menggunakan mount kuisioner, akan dilakukan dengan senjaata. Perasaan (kansei) tersebut menggunakan dua pengujian, yaitu uji diungkapkan secara jelas yang disebut validitas dan uji reliabiltas. Pengujian juga kansei word atau kata-kata kansei. validatas dilakukan dengan software Kansei word menerjemahkan perasaan microsoft excel, Jika r-hitung > r-tabel dan citra (image) konsumen tentang suatu maka variabel tersebut valid, sehingga produk ke dalam elemen-elemen desain tidak ada variabel yang dibuang. Uji yang diperlukan berkaitan dengan selanjutnya adalah uji reliabilitas dengan pembuatan produk. Terdapat 6 kata-kata menggunakan software SPSS.Tingkat kansei negatif yang teridentifikasi dari kepuasan, nilai Cronbach’s alpha adalah mount senjata, antara lain susah bongkar 0.460. Tingkat kepentingan, nilai pasang, ukuran tidak pas, kurang senyap, Cronbach’s alpha adalah 0.299, dengan sulit bergerak, sulit disimpan, multifungsi. Nilai r-tabel = 0.159, karena nilai Cronbach’s alpha lebih besar daripada 4.13 Analisis buat contoh/create nilai r-tabel, maka dapat disimpulkan samples (Langkah kansei ke 4) bahwa data tersebut reliabel. Kata-kata kansei yang diungkapkan oleh pengguna sebanyak sembilan kata masih berupa kata-kata 4.15 Analisis respon teknis (Langkah negatif, sehingga kesembilan kata kansei kansei ke 6) tersebut disederhanakan/diubah menjadi Respon teknis yang bertujuan kata-kata positif yang mempunyai makna untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sama menjadi enam kata prajurit kopaska yang terdapat pada kansei(variabel/atribut). Dengan merubah kuisioner yang telah disebarkan. Melalui menjadi kata-kata positif menjadi studi/survey pengamatan, diperoleh kenyamanan, keamanan, kecepatan dan respon teknis dari tiap-tiap variabel. kekuatan diharapkan mampu menguji Langkah selanjutnya memilih beberapa elemen desain yang teridentifikasi dan alternatif konsep, kemudian dilakukan mendapatkan respon terbaik dari penilaian alternatif terbaik. pengguna dengan memberikan nilai pada skala dari 1 – 4 untuk masing-masing Penilaian ini dilakukan dengan kata-kata kansei untuk tingkat kepuasan mengalikan rata-rata tingkat kepentingan dan kepentingan pada kuisioner yang masing-masing variabel dengan nilai (0-9) disebar. yang diberikan oleh responden pada tiap- Dari hasil kuisioner yang disebar, tiap alternatif pilihan bahan, untuk rata-rata 63 % menyatakan mount senjata mengetahui nilai bobot dari beberapa belum nyaman, aman, cepat, dan kuat alternatif yang selanjutnya dipilih bobot dan perlu diadakan perbaikan. Dari rata- yang paling besar sebagai bahan yang rata tingkat kepentingan dan tingkat terpilih. kepuasan pengguna, diketahui bahwa terjadi jarak atau gap. Apabila nilai 8

4.16 Analisis rekomendasi desain sehingga dapat diperoleh data yang akurat (Langka kansei ke 7) ketika pelaksanaan di lapangan dengan kondisi latihan.

Setelah diadakan penilaian oleh 6. Daftar Pustaka responden dan terpilih alternatif bahan terpilih, maka dapat direkomendasikan Nagamachi, M,(1995), Introduction to desain mount senjata sebagai yaitu bahan Kansei Engineering, Japan Standard mount yang terpilih pada variabel Association. kenyamanan adalah besi dengan bobot 18.72, karena lebih nyaman namun berat, Nagamachi, M,(1995), Story of Kansei sehingga menguras tenaga. Oleh karena Engineering, JapanStandardAssociation. itu direkomendasikan besi kosong karena dari kekuatan bagus meskipun kurang Ulrich, Karl.T, and Steven. D. Eppinger, nyaman, untuk mengatasi kekurang (2000), Perancangan dan Pengembangan nyamanannya. Produk (Product Design and Development), Terjemahan, Edisi 5. Kesimpulan dan Saran Pertama, Salemba Teknika, Jakarta. 5.1 Kesimpulan Beberapa yang dapat disimpulkan dari UU TNI, (2004), Undang-Undang nomor tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 34 pasal 2 dan5,Tentang TNI a. Berdasarkan hasil penelitian Walpole, Ronald E, (1995), Ilmu Peluang dapat disimpulkan bahwa perancangan dan Statistik Untuk Insinyur dan Ilmuwan, produk mount weapon control ini sangat Terjemahan, Edisi Ke empat, ITB, berguna sekali untuk mendukung Operasi Kopaska, dalam kegiatan pengamanan Nurmianto, Eko, (2004), Ergonomi, maupun dalam peperangan. Dalam Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi percobaan yang telah dilakukan Kedua, Cetakan Pertama, Guna Widya, didapatkan bahwa dengan bantuan Surabaya. produk mount weapon control ini maka keamanan kopaska akan lebih terjamin Effendi, A. 2013. Rancang Bangun Alat saat membidik sasaran atau Bantu Intai Menggunakan Quadcopter menembakkan senjata. selain itu, saat Guna Mendukung Operasi Khusus mengendalikan senjata lebih nyaman dan Satuan Elit Kopaska. Tugas Akhir (Tidak tidak menguras tenaga dan mental. dipublikasikan) ed. Surabaya: STTAL. Semangat tempur anggota Kopaska akan tetap terjaga karena tidak kelelahan. Nagamachi, M, (1995), Introduction to Kansei Engineering, Japan Standard b. Index tingkat kepuasan atas Association produk baru mount weapon control ini mencapai posisi yang hampir sempurna Ernest J. Mc Cormick. Human Factors In sehingga produk baru ini bisa Engineering and Design, Tata Mc Graw diaplikasikan langsung kepada pengguna Hill Publishing Company Limited New yaitu Kopaska atau anggota TNI yang lain. Delhi, Fourth Edition Sept.1979. Nurmianto, Eko, (2004), Ergonomi, Konsep 5.2 Saran Dasar dan Aplikasinya, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Guna Widya, Surabaya. 1. Perlu ditingkatkan kemampuan untuk mengendalikan produk mount weapon control melalui ponsel android. Perlu adaptasi dan penyesuaian dari senjata perseorangan yang dikendalikan secara manual dengan mount weapon control yang dikendalikan secara digital menggunakan android

2. Perlu percobaan terhadap produk mount weapon control ini dalam kegiatan latihan sesungguhnya (Latihan Armada Jaya, Latihan Gabungan dan lain-lain) 9