<<

EKSISTENSI KAJIAN TAUHID DALAM KEILMUAN USHULUDDIN

Saidul Amin [email protected] Universitas Negeri Sultan Syarif Qasim

Abstrak: The study of Tawheed in Islam is the regional foundation for discussion of aqeedah.in this case aqeedah is something very important and fundamental in the formation of good character in the life of a Muslim, which is used as a pillar and foundation of , so as to be able to motivate a person in the form of trust and . therefore, aqeedah as the foundation for establishing Islamic buildings is the beginning of noble character. If someone has strong Aqeedah, surely they carry out their worship in an orderly, noble manner, and bermu'amalat well. all the worship that we carry out if without the foundation of Aqeedah then the worship will not be accepted.

Keywords: Tawheed, aqeedah, and faith

A. PENDAHULUAN Dalam kajian tauhid, posisi Islam sebagai agama yang mendapatkan perhatian yang sangat besar sempurnadan berada dalam rida karena menyadari bahwa tanpa .Kesempurnaan Islam itu bisa Aqidah hanyalah sia-sia dan begitu juga dirasakan dalam kehidupan dengan sebaliknya. Untuk meluruskan paradigma melaksanakannya secara sempurna. akan umat tentang sebuah Aqidah maka Dalam kaitan ini, kesempurnaan agama untuk mengenalnya Tauhid mencangkup seseorang dapat kita lihat dari aqidahnya, pembahasan Aqidah didalamnya, dengan dimana akidah tersebut merupakan membaginya menjadi beberapa ruang keyakinan atas sesuatu yang di dalamnya lingkup dan menjelaskan keberadaan mencakup segala sesuatu yang berkaitan fungsi dari Aqidah. Meskipun demikian, dengan rukun , baik tentang kajian tauhid mempunyai nama lain keyakinan kepada Tuhan, para malaikat, sebagai sebuah terminologi, yaitu ilmu kitab-kitab, para rasul, serta takdir baik ushuluddin, ilmu , ilmu aqidah, dan dan buruk. Sumber daripada akidah Islam teologi Islam. Alquran dan , yang secara Pembahasan mengenai tauhid keilmuan akademis terakomodir dalam merupakan hal yang paling penting dalam kajian tauhid. agama Islam, dimana tauhid mengambil peranan penting dalam membentuk

71

72 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga Allah dalam zat-Nya dan dalam sebagai inti atau akar daripada Aqidah perbuatan-Nya menciptakan alam Islamiyah. Namun rupanya saat ini seluruhnya dan bahwa Ia sendiri-Nya pula pembahasan masalah 'aqidah menjadi tempat kembali segala alam ini dan sesuatu yang terkesampingkan dalam penghabisan segala tujuan.2 Misalnya kehidupan, kencenderungan masyarakat Abduh menjelaskan: yang hedonis dengan persaingan hidup انزَّ ْٕ ِح ٍْدُ ِع ْه ٌى ٌُ ْج َح ٌث َع ٍْ ُٔ ُج ْٕ ِدهللاِ َٔ َيب ٌَ ِج ُت اَ ٌْ ٌُ ْثجَ َذ َنُّ ِي ٍْ yang begitu ketat, sehingga urusan-urusan ِص َفب ٍد َٔ َيبٌَ ُج ْٕ ُزاَ ٌْ ٌُ ْٕ َص َف ثِ ِّ َٔ َيب ٌَ ِج ُت اَ ٌْ ٌُ ُْ َفى َع ُُّْ dunia menjadi suatu hal yang menyita َٔ َع ٍِ ان ُّس ُس ِم ِ ِِلثْجَب ِد ِز َسب َنزِ ِٓ ْى َٔ َيب ٌَ ِج ُت اَ ٌْ ٌَ ُك َُْٕ ْٕا َع َه ٍْ ِّ perhatian manusia daripada hal-hal 3 َٔ َيب ٌَ ُجٕ ُشاَ ٌْ ٌُ ُْ َس َت ِا َن ٍْ ِٓ ْى َٔ َيبٌَ ًْزَ ُِ ُع اَ ٌْ ٌُ ْه َح َق َن ُٓ ْى ,lainnya, termasuk masalah keberagamaan sehingga akan didapati banyak sekali penyimpangan demi penyimpangan yang “Tauhid ialah suatu ilmu yang terjadi di tengah-tengah umat Islam membahas tentang wujud Allah, sifat- sifat yang wajib tetap pada-Nya, sifat- B. PEMAHAMAN DAN TERM-TERM sifat yang boleh disifatkan kepada- DALAM KAJIAN TAUHID Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama Kata tauhid berasal dari bahasa sekali wajib dilenyapkan pada- -Nya.Juga membahas tentang rasul ( َٔ َّحد َ ) Arab, masdar dari kata wahhada Secara etimologi, rasul Allah, meyakinkan kerasulan .( ٌُ َٕ ِّحد ُ ) yuwahhidu tauhid berarti keesaan.Maksudnya, iktikad mereka, apa yang boleh dihubungkan atau keyakinan bahwa Allah adalah Esa; (dinisbatkan) kepada mereka, dan apa Tunggal; Satu. Pengertian ini sejalan yang terlarang menghubungkannya dengan pengertian tauhid yang digunakan kepada diri mereka.” dalam bahasa Indonesia, yaitu “keesaan Tauhid dalam kajian disebut Allah”; mentauhidkan berarti “mengakui sebagai ilmu tauhid, yang juga dinamakan keesaan Allah; mengesakan sebagai ilmu kalam, karena dalam Allah.”1Secara istilah syar‟i, tauhid berarti pembahasannya mengenai eksistensi mengesakan Allah dalam hal mencipta, Tuhan dan hal-hal yang berhubungan menguasai, mengatur dan memurnikan dengan-Nya digunakan argumentasi- (mengikhlaskan) peribadahan hanya argumentasi filosofis dengan kepada-Nya, meninggalkan penyembahan menggunakan logika atau mantik. kepada selain-Nya serta menetapkan Secara lebih rinciHasbi ash- asma‟ul husna dan sifat al-„ulya bagi-Nya Shiddieqi menyebutkan alasan mengapa dan mensucikan-Nya dari kekurangan dan ilmu ini disebutkan ilmu kalam, yaitu: cacat. 1. Problema yang diperselisihkan Asal makna “tauhid” ialah para dalam ilmu ini meyakinkan, bahwa Allahadalah “satu”, yang menyebabkan umat Islam tidak ada syarikat bagi-Nya. Oleh sebab terpecahkan dalam beberapa itu, sebab dinamakan “Ilmu Tauhid”, ialah golongan adalah masalah karena bahagiannya yang terpenting, menetapkan sifat “wahdah” (satu) bagi 2Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (diterjemahkan oleh Firdaus AN), (Jakarta: Bulan 1Yusran Asmuni, Ilmu Tauhid,(Jakarta: Bintang, 1996), cet. Ke-10, h. 5. RakaGrafindo Persada, 1996), cet. Ke-3, h. 1. 3Yusman Asmuni, Op.cit., h. 1.

Kalam Allah atau al-Qur‟an; dalam ajaran Islam.4Begitu pula ketika apakah ia diciptakan (makhluk) ilmu ini disebut sebagai kajian didasarkan atau tidak (qadim). pada argument bahwa „aqaid jamak dari 2. Materi-materi ilmu ini adalah „aqidah.Aqidah berasal dari kata „aqada teori-teori (kalam); tidak ada yang artinya ikatan.Disebut ilmu tauhid diantaranya yang diwujudkan dengan sebutan ilmu „aqaid atau ilmu ke dalam kenyataan atau ushuluddin adalah karena pokok diamalkan dengan anggota. pembicaraannya ialah soal-soal pokok- 3. Ilmu ini di dalam menerangkan pokok kepercayaan agama yang menjadi cara atau jalan menetapkan dasar agama Islam.5 dalil pokok-pokok akidah Ketika dikaitkan dengan teologi serupa dengan ilmu mantik. Islam sebagai istilah asing yang sering 4. Ulama-ulama mutaakhirin pula dikenal untuk ilmu tauhid ini.Teologi membicarakan di dalam ilmu terdiri dari perkataan “theos” artinya ini hal-hal yang tidak Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu dibicarakan oleh ulama , (science, study, discourse).Jadi teologi seperti pentakwilan ayat-ayat berarti ilmu tentang Tuhan atau ilmu mutasyabihat, pembahasan ketuhanan.Dalam encyclopedia everimans tentang pengertian qadha‟, yang dikutip oleh Muslim Munaf kalam, dan lain-lain. dikemukakan defenisi teologi sebagai Ilmu tauhid dinamakan ilmu berikut :“Science of religion, dealing kalam, dalam hal ini para ahli di bidang therefore with god, and man in his ini disebut mutakallimin.Penamaan ilmu relation to god” (pengetahuan tentang tauhid dengan ilmu kalam sebenarnya agama, yang karenanya membicarakan dimaksudkan untuk membedakan atara tentang Tuhan dan manuisa dalam mutakallimin dan filosof tertaliannya dengan Tuhan). Banyak Islam.Mutakallimin dan filosof Islam penulis yang memandang bahwa teologi mempertahankan atau memperkuat bertalian erat dengan agama dan keyakinan mereka sama-sama mendefenisikannya sebagai uraian yang menggunakan metode filsafat, tetapi bersifat pikiran tentang agama.Akan mereka berbeda landasan awal tetapi, pendapat ini kurang tepat.Karena berpijak.Mutakallimin lebih dahulu seorang ahli teologi dapat menjalankan bertolak dari al-Qur‟an dan hadits, penyelidikannya dengan bebas tanpa tanpa sementara filosof berpijak pada menjadi seorang agamawan.Karena itu logika.Meskipun demikian, tujuan yang lebih tepat dikatakan bahwa teologi dapat ingin mereka capai adalah satu, yaitu bercorak agama (revealed ) dan keesaan dan kemahakuasaan Allah. dapat pula tidak bercorak agama (natural Dengan kata lain, mereka berbeda jalan theology atau philoshopical theology). untuk mencapai tujuan yang sama.Selanjutnya, ilmu tauhid juga dinamakan ilmu ushuluddin karena obyek 4Ibid.,h. 4-5. bahasan utamanya adalah dasar-dasar 5Murni, Tauhid Ilmu Kalam, (Padang : agama yang merupakan masalah esensial The Minangkabau Foundation Press, 2006), cet. Ke-1, h. 5.

73

74 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

Ringkasnya adalah teologi adalah kesadaran akan tugas dan kewajiban ilmu yang membicarakan tentang Tuhan terhadap Khaliq (Pencipta). dan pertaliannya dengan manusia, baik Pokok pembahasan ilmu tauhid berdasarkan kebenaran wahyu maupun adalah wujud Allah.dan hal-hal yang berdasarkan penyelidikan akal. Untuk berkaitan dengan-Nya. Karena itu, aspek menentukan lapangan dan corak penting dalam ilmu tauhid adalah pembahasan, perkataan teologi diberi keyakinan akan adanya Allah Yang keterangan kualifikasi seperti: teologi Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki filsafat, teologi Khatolik, teologi Kristen, sifat-sifat keMaha sempurnaan lainnya. teologi Islam, dan lain-lain. Tauhid tidak hanya sekedar diketahui dan Berdasarkan pengertian tauhid dan dimiliki oleh seseorang, tetapi lebih dari pengertian teologi yang sudah dijelaskan itu, ia harus dihayati dengan baik dan dapatlah ditarik titik persamaan antara benar. Apabila tauhid telah dimiliki, ilmu tauhid dengan teologi Islam, dimengerti, dan dihayati dengan baik dan sehingga apabila disebut teologi Islam, benar, kesadaran seseorang akan tugas dan pengertiannya tidak lain dari ilmu tauhid6, kewajibannya sebagai hamba Allah akan yaitu: muncul sendirinya. Keesaan Allah a. Kepercayaan tentang Tuhan mencakup empat bagian: dengan segala segi-seginya, a. Keesaan Dzat yaitu termasuk didalamnya Keesaan Dzat mengandung soal-soal wujud-Nya, keEsaan- pengertian bahwa seseorang harus percaya Nya, dan sifat-sifat-Nya. bahwa Allah SWT. tidak terdiri dari b. Pertalian dengan alam semesta, unsur-unsur, atau bagian- bagian, karena yang berarti termasuk bila Dzat Yang Mahakuasa itu terdiri dari didalamnya persoalan dua unsur atau lebih berarti Allah terjadinya alam, keadilan, membutuhkan unsur atau bagian. Dzat Qadha dan Qadhar, pengutusan Allah pasti tidak terdiri dari unsur atau Rasul sekaligus meliputi bagian-bagian betapapun kecilnya, karena wahyu, berita ghaib seperti jika demikian, Allah tidak lagi menjadi soal akhirat. Tuhan. Kita tidak dapat membayangkan Meskipun nama yang diberikan jika Allah membutuhkan sesuatu padahal berbeda-beda, namun inti pokok al-Qur‟an menegaskan: ٌَب أٌَُّ َٓب ان َُّب ُس أَ َْزُ ُى ا ْنفُ َق َسآ ُء إِ َنى ا ََّّللِ ْْ َٔا ََّّللُ ُْ َٕ ,pembahasan ilmu tauhid adalah sama ا ْن َغُِ ًُّ ا ْن َح ًٍِد ُ yaitu wujud Allah dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Karena tu, aspek “ ahai seluruh manusia, kamulah penting dalam ilmu tauhid adalah yang butuh kepada Allah dan Allah keyakinan akan adanya Allah Yang ahakaya tidak membutuhkan sesuatu Mahasempurna, Mahakuasa, dan memiliki lagi aha Terpuji” (QS. a ir : ). sifat-sifat kemahasempurnaan lainnya. b. Keesaan Sifat Keyakinan yang demikian pada gilirannya Adapun keesaan sifat-Nya, maka akan membawa kepada keyakinan itu antara lain berarti bahwa Allah terhadap adanya malaikat, kitab-kitab, memiliki sifat yang tidak sama dalam nabi dan rasul, hari akhir, dan melahirkan substansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi bahasa kata 6Ibid, h. 3-4. yang digunakan untuk menunjuk sifat

tersebut sama. Sebagai contoh, kata raḥīm dalam bentuk ibadah maḥḍah (murni), merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga maupun selainnya. Walhasil, keesaan digunakan untuk menunjuk rahmat atau Allah dalam beribadah kepada-Nya adalah kasih sayang makhluk.Namun substansi dengan melaksanakan apa yang tergambar dan kapasitas rahmat dan kasih sayang dalam firman-Nya. Apabila seseorang Allah berbeda dengan rahmat makhluk- telah menganut akidah tauhid dalam Nya.Allah Esa dalam sifatNya, sehingga pengertian yang sebenarnya, maka akan tidak ada yang menyamai substansi dan lahir dari dirinya berbagai aktivitas, yang kapasitas sifat tersebut.Seperti firman kesemuanya merupakan ibadah kepada Allah dalam QS. Al-Fatihah: 3. Allah, baik ibadah dalam pengertiannya yang sempit (ibadah murni) maupun ان َّس ْح ًَ ٍِ ان َّس ِحٍ ِى “ aha emurah lagi aha pengertiannya yang luas. قُ ْم إِ ٌَّ َص ََلرًِ ََُٔ ُس ِكً َٔ َي ْحٍَب َي َٔ َي ًَبرًِ ِ ََّّللِ .( : enyayang”. (QS. al- atiḥah َز ِّة ا ْنعَب َن ًٍِ ٍَ c. Keesaan Perbuatan Keesaan ini mengandung arti “Katakanlah, Sesungguhnya bahwa segala sesuatu yang berada di alam shalatku, ibadahku, hidupku, dan raya ini, baik sistem kerjanya maupun matiku hanya karena Allah, Pemelihara sebab dan wujud- Nya, kesemuanya seluruh alam.” (QS. al-An‟am : 62)7 adalah hasil perbuatan Allah semata.Apa Berdasarkan pokok bahasan dalam yang dikehendaki-Nya terjadi, dan apa kajian tauhid di atas tersebut, maka tauhid yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan diklasifikasikan kepada tauhid Rububiyah, terjadi, tidak ada daya (untuk memperoleh tauhid Uluhiyah, dan tauhid Ubudiyah. manfaat), tidak pula kekuatan (untuk 1. Tauhid Rububiyah menolak madarat), kecuali bersumber dari Tauhid rububiyah, rububiyah Allah. Tetapi ini bukan berarti bahwa adalah kata yang dinisbatkan kepada Allah., berlaku sewenang-wenang, atau satu nama Allah, yaitu Rabb‟. Nama ini bekerja tanpa sistem yang ditetapkan-Nya. mempunyai beberapa arti, antara lain: Al- Keesaan perbuatan-Nya dikaitkan dengan Murabbi (pemelihara),al-Nashir hukum-hukum, atau takdir dan (penolong), al-Malik (pemilik), al- sunnatullah yang ditetapkan-Nya.Dalam Mushlih (yang memperbaiki), al- mewujudkan kehendak-Nya Dia tidak (tuan). Dalam terminologi syari‟at Islam, membutuhkan apapun. Sebagaimana istilah tauhid rububiyyah berarti percaya firman-Nya, bahwa hanya Allah satu-satunya pencipta, pemilik, pengendali alam raya yang إِ ََّ ًَآأَ ْي ُسُِ إِذَآ أَ َزادَ َش ٍْئًب ْ أَ ٌْ ٌَقُٕ َل َنُّ ُك ٍْ َفٍَ ُكٕ ٌُ “Sesungguhnya keadaan-Nya bila dengan takdirnya-Nya Ia menghidupkan Dia menghendaki sesuatu hanyalah dan mematikan serta mengendalikan alam berkata, „Jadilah!‟ aka jadilah ia.” dengan sunnah-sunnah-Nya”.Dalam (QS. Yasin : 82). pengertian ini istilah tauhid rububiyah d. Keesaan dalam Beribadah belum terlepas dari akar makna Kepada-Nya bahasanya.Sebab Allah adalah pemelihara Mengesakan Allah dalam makhluk, para rasul dan -wali-Nya beribadah yaitu melaksanakan segala sesuatu karena Allah, baik sesuatu itu 7https://www.bacaanmadani.com/2018/01 /pokok-pembahasan-ilmu-tauhid.html.

75

76 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

dengan segala spesifikasi yang telah manusia wajib menaati perinta dan diberikannya kepada mereka. menjauhi larangan-Nya. Semua yang Tauhid rububiyah mencakup berupa kebatilan langsung kepada Allah, dimensi-dimensi keimanan berikut ini: tanpa perantara(wasilah).Allah melarang Pertama, beriman kepada perbuatan- kita menyembah selain-Nya seperti perbuatan Allah yang bersifat umum. menyembah batu, menyembah matahari, Misalnya, menciptakan, memberi rizki, maupun menyembah manusia. Semua itu menghidupkan, mematikan, adalah perbuatan syirin yang sangat besar menguasai.Kedua, beriman kepada takdir dosanya dan dibenci oleh Allah, bahkan Allah.Ketiga, beriman kepada zat Allah tidak akan mengampuni dosa syirik Allah.Landasan tauhid rububiyah adalah itu.9 dalil-dalil berikut ini: Berikut firman firmal Allah :tentang tauhid Uluhiyah ا ْن َح ًْدُهللاِ ز َة انعبنًٍٍ ٔانٓكى انّ ٔحد ِلانّ اِل ْٕا نسحًٍ انسحٍى Artinya:“Segala uji Bagi Allah )انجقسح:Rabb Semesta Alam.”(QS. Al-Fatihah: 1). )361 Makna Rabb pada ayat diatas Artinya: Dan Tuhan kamu adalah adalah bahwa Allah adalah Pencipta Tuhan yang maha Esa, tidak ada tuhan mereka, Yang menguasai,Yang selain Dia, Yang Maha Pengasih Maha memperbaiki dan Yang memelihara Penyayang. dengan segala nikmat dan anugerah-Nya.8 Ilah artinya adalah ma‟luh maksudnya, yang disembah dengan penuh ذا ِن ُك ُى هللاُ َزثُّ ُكى ِلانّ اِلّْٕ, خبنق ك ّم شًء kecintaan dan pengagungan. Yakni فبعجدِٔ Artinya: Itulah Allah Tuhan Kamu, mengesakan Allah dengan segala bentuk tidak ada tuhan selain Dia,Pencipta segala ibadah, sehingga kita tidak berdoa kecuali sesuatu. (Q.S. Al-An‟am,6: 02). kepada Allah.Tauhid Uluhiyah inilah yang Bahwasanya Allah lah yang diingkari oleh orang-orang ,baik pada memberi rizki kepada semua makhluk, zaman dahulu maupun sekarang. Alla sebagaimana firman Allah: berfirman: اجعم اِلنٓخ انٓب ٔاحد ا ٌّ ْرا نشًء ٔيب يٍ دآثّخ فً اِلزض اِلّ عهً هللا زشقٓب عجبة)ص:Artinya: Dan tidak ada suatu )5 binatang melata pun dibumi melainkan Artinya: Apakah dia menjadikan Allah yang memberi rizki.(Q.S Hud:11:6). tuhan tuhan itu Tuhan yang satu saja? 2. Tauhid Uluhiyah Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang Tauhid uluhiyah adalah Percaya sangat mengherankan sepenuhnya bahwa Allah-lah yang berhak 3.TauhidUbudiyah menerima semua peribadatan makhluk, Kata ubud berasal dari kata kerja dan hanya Allah sajalah yang sebenarnya „Abada yang berarti mengabdikan yang harus disembah.Manusia bersujud diri(Ibadah). Beribadah kepada allah kepada Allah, Allah tempat meminta, dengan menyembah kepada-Nya. Allah tempat mengadukan nasibnya, Penyembahan disini bukan bermaksud Allah berhajat disembah hambanya karena Allah tidak ingin disembahakan tetapi 8Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif,Pelajaran Tauhid Untuk Tingkat Lanjutan.(Jakarta:Darul Haq,1998), cet. Ke-1, h. 9Zainuddin,Ilmu Tauhid Lengkap, 10. (Jakarta: Rineka Cipta,1996), cet. Ke-2, h. 17.

penyembahan disini merupakan artinya ikatan atau perjanjian. Kata al- -yang berarti ikatan. Kata at ( انعقد) ketaatan,kepatuhan,ketumbuhan antara „aqdu yang berarti kepercayaan (انزٕثىق) hamba dengan Tuhannya.Antara makhluk tautsiqu al-ihkamu) berarti) اِلءحكبو ,dengan khaliknya tidak ubahnya kita atau yang kuat نسثطسقٕح ,(kepatuhan ketundukannya seorang anak mengokohkan (menetapkan terhadap orang tua. Seorang karyawan (danar-rabtu bi quwwah) yang berarti kepada pimpinannya yang semua mengikat dengan kuat. Secara terminologi kewajiban dilakukan dengan penuh rasa adalah keyakinan hati atas sesuatu, yang tanggung jawab, hanya saja didalam mengharuskan hati untuk ketaatan menjalankan kewajiban tidak membenarkannya, yang membuat jiwa terdapat unsur benci sedikitpun tenang tentram kepadanya, dan yang kepadanya. Dengan selalu menjalankan menjadi kepercayaan / keyakinan yang perintah-perintahNya dan menjauhi segala bersih dari bimbang dan ragu. Menurut larangan-laranganNya.10 Abu Bakar Jabir al-Jazairy mengatakan Ibadah yang semata-mata bahwa Aqidah yaitu sejumlah kebenaran mengingat perintah Allah Swt.Seperti yang dapat diterima secara umum oleh dalam firman-Nya: manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipraktekkan di ٔقضً زثك اِل رعجدٔآ اِلّ اٌبِ ٔثبنٕاندٌٍ dalam hati dan diyakini keshahihan dan احسبَب Artinya: Dan Tuhan mu telah keberadaannya secara pasti, dan ditolak memerintahkan supaya kamu jangan segala sesuatu yang bertentangan dengan menyembah selain Dia dan hendaklah kebenaran itu. kamu berbuat baik kepada ibu Dalam ajaran Islam, aqidah Islam bapakmu dengan sebaik-baiknya.(Q.S (al-aqidah al-Islamiyah) merupakan Al-Isra:23). keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan rukun ٔيبخهقذ انجٍ ٔاِلَس اِلنٍعجدٌٔ Artinya:Dan tidaklah aku iman, yaitu keyakinan kepadaAllah, menciptakan jin dan manusia, melainkan malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul- supaaya mereka menyembah kepada- rasul-Nya, Hari Akhir,serta baik Ku(Q.S. Adz-Dzariyat:56). dan buruk.11Akidah merupakan ilham yang tumbuh dengan sendirinya yang tak dapat dirasakan, tumbuh dari sebab-sebab اٌ هللا ْٕزثً ٔزثكى فبعجدِٔ ْرا صساط ,yang terlepas dari pengaruh kemauan يسزقٍى Artinya: Sesungguhnya Allah, Dia- sedang ilmu hasil penciptaan akal yang lah Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, diperoleh dari memperlihatkan sesuatu Ini adalah jalan yang lurus. secara mendalam. Akidah ini terkadang- kadang tumbuh di dalam hati, kemudian C. KAJIAN TAUHID DALAM KAWASAN AQIDAH ISLAM Akidah secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Arab berasal dari„aqada-ya‟qidu-„uqdatan wa aqidatan 11Yunahar Ilyas, Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan 10Ibid.,h.23. Pengalaman Islam(LPPI), h. 1-10.

77

78 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

penganutnya berusaha mempergunakan Allah. Akal tidak akan mampu akal untuk membenarkan Akidah itu.12 menjangkau masail ghaibiyah (masalah Menurut Hasan al-Banna ruang ghaib), bahkan akal tidak akan mampu lingkup pembahasan akidah Islam terkait menjamgkau sesuatu yang tidak terkait dengan masalah Ilahiyat; illahiyat yaitu dengan ruang dan waktu. Misalnya akal pembahsan tentang segala sesuatu yang tidak akan mampu menjawab pertanyaan berhubungan dengan Illah (Tuhan, Allah) kekal itu sampai kapan? Atau akal tidak seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat- akan mampu menunjukkan tempat yang sifat Allah, af‟al Allah san lain- tidak ada didarat, diudara, dilautan dan lain.Nubuwat; nubuwat yaitu pembahasan tidak ada dimana-mana. Karena kedua hal tentang segala sesuatu yang berhubungan tersebut tidak terkait dengan ruang dan dengan Nabi dan Rasul, termasuk waktu. Oleh sebab itu akal tidak boleh pembahasan tentang Kitab-kitab Allah, dipaksa untuk memahami hal-hal tersebut Mukjizat, karamat dan lain dan menjawab pertanyaan tentang segala sebagainya.Ruhaniyat; ruhaniyat yaitu sesuatu yang bersifat ghaib. Akal hanya pembahasan tentang segala sesuatu yang perlu membuktikan jujurkah atau bisakah berhubungan dengan alam metafisik kejujuran si pembawa berita tentang hal- seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh hal ghabi tersebutyang dibuktikan secara dan lain sebagainya.Selanjutnya berkaitan ilmiah oleh akal pikiran, hanya itu. dengan persoalan Sam’iyyat; yaitu Menurut Syeikh Thanthawi ada pembahasan tentang segala sesuatu yang beberapa kaidah Akidah untuk hanya bisa diketahui lewat sam‟i (dalil mengetahui sejauh mana fitrah dan akal naqli berupa Al-Qur‟an dan Sunnah) berperan dalam masalah Akidah sebagai seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, berikut: tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain 1. Apa yang saya dapat denag sebagainya.Berkaitan dengan sumber, indra saya, saya yakini adanya, sumber aqidah Islam adalah Alquran dan kecuali bila akal saya Sunnah. Artinya apa saja yang mengatakan”tidak” disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur‟an berdasarkan pengalam masa dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya lalu. wajib diimani (diyakini dan diamalkan). Misalnya, apabila saya pertama Akal pikiran tidaklah menjadi kali melihat sepotong kayudidalam gelas sumber Akidah, tetapi hanya berfungsi berisi air putihkehilahannya bengkok, atau memahami nash-nash yang terdapat dalam melihat tiang-tiang listrik bergerak dilihat kedua sumber tersebut dan mencoba kalau dari jendela kereta apiyang sedang diperlukan untuk membuktikan secara berjalan, atau melihat fatamorgana, tentu ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh saya akan membenarkannya. Tapi bila Al-Qur‟an dan Sunnah, itu harus didasari bukti kemudian hasil penglihatan indra oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan saya itu salah, maka untuk kedua kalinya akal sangat terbatas, sesuai dengan saya melihat yang sama, akal saya terbatasnya kemampuan semua makhluk langsung mengatakan tidak demikian yang sebenarnya. 2. Keyakinan, disamping 12Hasbi Ash-Shiddieqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid, (Semarang:Pustaka Rizki diperoleh dengan menyaksikan Putra), h. 39. langsung, juga bisa melalui

beritabyang diyakini kejujuran Karena kemampuan akal pun terbatas, sipembawa berita itu. akal tidak bisa menjangkau sesuatu yang Banyak hal yang sebenarnya tak terkait ruang dan waktu seperti, belumkita saksikan kebenarannya. Bisakah Anda menjelaskan kapan terjadi Misanya Anda belum pernah ke India, sesuatu peristiwa, kalau peristiwa itu tidak Brazil atau Mesir, tapiAnda meyakini terjadai dulu, sekarang dan juga pada negeri-negeri tersebut ada. Atau tentang masa yang akan datang? fakta sejarah, tentang Daulah Abbasiyah, 6. Iman adalah fitrah manusia Umaiyah, tentang Kerajaan Majapahit dan Setiap manusia memiliki fitrah lain sebagainya, Anda meyakini mengimani adanya Tuhan. Pada saat kenyataan sejarah itu bedasarkan berita sesorang mengaku bahwa dia tidak yang Anda terima dari sumber yang bertuhan, kehilangan harapan untuk hidup, dipercaya. padahal dia masih ingin hidup, fitrahnya 3. Anda tidak berhak memungkiri akan menuntun diauntuk meminta kepada wujudna sesuatu, hanya karena Tuhan. Bila anda masuk kedalam hutan Anda tidak bisa dan terperosok kedalam lubang, pada anda menjangkaunya dengan indra kehilangan harapan untuk keluar dari mata. lubang itu, Anda kan berbisik: Oh Tuhan! Kemampuan alat indra sangat Sekalipun sebelumnya anda belum pernah terbatas, telinga tidak bisa mendengar menyebut nama Tuhan. Tapi firahnya itu suara semut dari jarak terdekat sekalipun, hanya potensi adasar, yang perlu mata tidak bisa menyaksikan semut dari dikembnagkan dan dipelihara, karena jauh. Di sebuah ruangan yang sepi Anda fitrah bisa tertutup oleh macam-macam tak akan mendengar apa-apa, oleh sebab hal. itu seseorang tidak bisa memungkiri 7. Kepuasan material didunia wujudnya sesuatu hanyakarena indranya sangat terbatas. tiak bisa menyaksikannya. 8. Keyakinan tentang Hari Akhir 4. Seseorang hanya bisa adalah konsekuensi logis dari menghkayalkan sesutauyang keyakinan tentang adanya sudah dipernah dijangkau oleh Tuhan. inderanya. Jika kita beriman kepada Allah, Khayal manusia pun terbatas, tentu Anda beriman atas sifat-sifatNya, Anda tidak bisa mengkhayalkan sesuatu termasuk sifat “adil” . kalau tidak ada yang baru sama sekali. kehidupan lain diakhirat, bisakah keadilan 5. Akal hanya bias menjangkau Allah itu terlaksankan? Bukankah setiap hal-hal yang hanya terkait penjahat harus menanggung akibat dari dengan ruamg dan waktu. perbutannya? Bukannkah tidak semua Tatkala mata mengatakan bahwa orang yang berbuat baikmerasakan hasil tiang-tianga listrik berjalan waktu kita kebaikannya itu? Oleh sebab itu, iman menyaksikannya melalui jendela kereta Anda dengan Allah menyebabkan Anda api akal dengan cepat mengoreksinya. beriman dengan adanya alam lain sesudah Tapi apakah akal bisa memajami dan alam dunia ini yaitu Hari Akhir. menjangkau segala sesuatu? Tidak.

79

80 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

secara etimologi orang tersebut. Sehingga dalam diri (عجبدح) Ibadah berarti merendahkan diri serta tunduk. Di seorang muslim antara akidah,keimanan dalam syara‟, ibadah mempunyai banyak serta amal ibadah mempunyai keterkaitan definisi, tetapi makna dan maksudnya yang sangat kuat antara ketiganya.Muslim satu. Diantara definisinya : apabila akidahnya telah kokoh maka a. Ibadah adalah merendahkan diri keimanannya akan semakin kuat, kepada Allah , yaitu tingkatan sehinggadalam pelaksanaan praktek ketundukan yang paling tinggi ibadah tidak akan terjerumus pada praktek disertai dengan rasa mahabbah ibadah yang salah.Sebaliknya apabila (kecintaan) yang paling tinggi; akidah seseorang telah melenceng maka b. Ibadah ialah sebutan yang dalam praktek ibadahnya punakan salah mencakup seluruh apa yang kaprah, yang demikian inilah akan dicintai dan diridhai Allah , mengakibatkan lemahnya baik berupa ucapan atau keimanan.Pondasi aktifitas manusia itu perbuatan, yang dzahir maupun tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, bathin; maka dibutuhkanadanya sarana untuk c. Menurut Syaikhul Islam Ibnu memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah Taimiyyah Rahimahullah : merupakan bentukpengabdian dari Ibadah adalah segala sesuatu seorang hamba kepada Allah.Ibadah yang mencakup semua hal dilakukan dalam rangka mendekatkandiri yang dicintai dan diridhai kepada Allah untuk meningkatkan Allah Ta‟ala, baik berupa keimanan dan ketaqwaan terhadap ucapan dan amalan, yang Allah.Manusia sebagai makhluk yang nampak dan yang paling sempurna, sejak kelahirnya telah tersembunyi.1 dibekali denganakal pikiran serta perasaan Akidah menempati posisi (hati).Manusia dengan akal pikiran dan terpenting dalam ajaran agama Islam. hatinya tersebut dapatmembedakan mana Ibarat sebuah bangunan,maka perlu yang baik dan mana yang benar, dapat adanya pondasi yang kuat yang mampu mempelajari bukti-buktikekuasaan Allah, menopang bangunan tersebut sehingga dengannya dapat membawa diri sehingga bangunan tersebut bisa berdiri mereka pada keyakinan akankeberadaan- dengan kokoh. Demikianlah urgensi Nya.Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi akidah dalam Islam, aqidah seseorang manusia untuk tidak mengakuikeberadaan merupakan pondasi utama yang menopang Allah.karena selain kedua bekal yang bangunan keislaman pada diriorang dimiliki oleh mereka sejak lahir,Allah tersebut. Apabila pondasinya tidak kuat juga telah memberikan petunjuk berupa maka bangunan yang berdiri diatasnya ajaran agama yang didalamnya punakan mudah dirobohkan.Selanjutnya berisikantuntunan serta tujuan dari hidup Ibadah yang merupakan bentuk realisasi mereka di dunia.Ibadah mempunyai keimanan seseorang, tidak akan hubungan yang erat dengan aqidah, yaitu dinilai benar apabila dilakukan atas dasar sebagai berikut: akidah yang salah. Hal ini tidak lain a. Ibadah adalah hasil daripada karena tingkatkeimanan seseorang adalah aqidah yaitu keimanan sangat bergantung pada kuat tidaknya terhadap Allah sebenarnya serta benar salahnyaakidah yang diyakini

yangtelah membawa manusia Berasal dari bahasa Arab, yaitu untuk beribadat kepada Allah. isim mashdar (bentuk infinitive) yaitu b. Aqidah adalah asas penerimaan merupakan isim jamid atau isim ghair ibadah yaitu tanpa aqidah mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki perbuatan seseorang akar kata, melainkan kata tersebut manusia bagaimana baik pun memang telah demikian adanya. tidak akan diterima oleh Allah. Aqidah merupakan tenaga Pendekatan Terminologi (Peristilahan) penggerak yang mendorong manusia Sifat yang tertanam dalam jiwa melakukan ibadat sertamenghadapi segala yang mendorongnya untuk melakukan cabaran dan rintangan.Akidah adalah perbuatan tanpa memerlukan pemikiran merupakan pondasi utama kehidupan dan pertimbangan. keislaman seseorang. Apabila Dapat diambil kesimpulan bahwa pondasiutamanya kuat, maka bangunan ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas keimanan yang terealisasikan dalam tentang perbuatan manusia yang dinilai bentuk amal ibadahorang tersebut pun baik dan buruk.Dalam u‟jam al-Wasith akan kuat pula.Amal ibadah tidak akan disebutkan ilmu akhlak adalah: اَ ْن ِع ْه ُى َي ٍْ َض ْٕ ُعُّ اَ ْح َك ُى قِ ٍْ ًَزُُّ رَزَعَ َّه ُق ثِ ِّ اِْلَ ْع ًَب ُل ا َّنزِى bisa benar tanpa dilandasi akidah yang رُ ْٕ َص َف ثِب ْن َح َس ٍِ َٔا ْنقُ ْجح benar. amal ibadah dinilai benar apabila dilakukan hanya untuk Allah semata (Ilmu yang objek pembahasannya denganittiba‟ Rasul. adalah tentang nilai-nilai yang Manusia diberi bekali akal pikiran berkaitan dengan perbuatan manusia agar dengan akal pikiran tersebut mereka yang dapat disifatkan dengan baik atau dapatmembedakan mana yang hak dan buruk).14 mana yang batil, mempelajari tanda-tanda Salah satu fungsi akhlak adalah kekuasaanAllah, menganalisa hakikat untuk menopang keimanan.Agar iman kehidupannya sehingga dia tahu arah dan seseorang relative stabil, perlu ditopang tujuan dirinyadiciptakan di dunia. Akal oleh pelaksanaan akhlak yang pikiran dan perasaan inilah yang konsisten.15Dasar pendidikan akhlak bagi membedakan manusia denganmakhluk- seorang muslim adalah aqidah yang benar makhluk lain. Oleh karena itu manusia terhadap alam dan kehidupan, Karena dipercaya untuk menjadikhalifahAllah akhlak tersarikan dari aqidah dan dibumi.Sementara berkaitan dengan pancaran dirinya. seorang beraqidah akhlak ada dua pendekatan yang dapat dengan benar, niscahya akhlaknya pun digunakan untuk mendefinisikan akhlak, akan benar, baik dan lurus. Begitu pula yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), sebaliknya. dan pendekatan terminologi Aqidah seseorang akan benar dan (peristilahan).13 lurus jika kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Pendekatan Linguistik (Kebahasaan) Karena barang siapa mengetahui sang

13H. Mahmud Yunus,Kamus Arab 14Ibid., h. 346. Indonesia, (Jakarta:Hidakarya Agung,1972), h. 15Abudin Nata, Akhlak Taswuf, 274. (Jakarta:Raja Grafindo Persada,2002), h. 5.

81

82 Majalah Ilmu Pengetahuan dan Pemikiran Keagamaan Tajdid , Vol. 22, No. 1, Juni 2019

pencipta dengan benar, niscahya ia akan kepada kualitas individu dan masyarakat. dengan mudah berperilaku baik lndividu dan masyarakat yang dikuasai sebagaimana perintah allah. Sehingga ia dan dianggotai oleh nilai-nilai dan akhlak tidak mungkin menjauh bahkan yang baik akan melahirkan individu dan meninggalkan perilaku-perilaku yang masyarakat yang sejahtera. Begitulah telah ditetapkanya. Pendidikan akhlak sebaliknya jika individu dan masyarakat yang bersumber dari kaidah yang benar yang dikuasai oleh nilai-nilai dan merupakan contoh perilaku yang harus tingkahlaku yang buruk, akan porak diikuti oleh manusia. Mereka harus peranda dan kacau balau. mempraktikanya dalam kehidupan Alquran juga menggambarkan mereka, karena hanya inilah yang bagaimana aqidah orang-orang beriman, menghantarkan mereka mendapatkan kelakuan mereka yang mulia dan ridha allah dan atau membawa mereka gambaran kehidupan mereka yang penuh mendapatkan balasan kebaikan dari Allah. tertib, adil, luhur dan mulia. Berbanding Akhlak merupakan tingkahlaku dengan perwatakan orang-orang kafir dan yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang yang jelek. Gambaran mengenai diyakini oleh seseorang dan sikap yang akhlak mulia dan akhlak tercela begitu menjadi sebahagian daripada jelas dalam perilaku manusia sepanjang keperibadiannya. Nilai-nilai dan sikap itu sejarah. Alquran juga menggambarkan pula terpancar daripada konsepsi dan bagaimana perjuangan para rasul untuk gambarannya terhadap hidup. Dengan menegakkan nilai-niai mulia dan murni di perkataan lain, nilai-nilai dan sikap itu dalam kehidupan dan bagaimana mereka terpancar daripada aqidahnya yaitu ditentang oleh kefasikan, kekufuran dan gambaran tentang kehidupan yang kemunafikan yang cuba menggagalkan dipegang dan diyakininya.16Aqidah yang tertegaknya dengan kukuh akhlak yang benar dan gambaran tentang kehidupan mulia sebagai teras kehidupan yang luhur yang tepat dan tidak dipengaruhi oleh dan murni itu.17 kepalsuan, khurafat dan falsafah-falsafah serta ajaran yang palsu, akan D. KESIMPULAN memancarkan nilai-nilai benar yang murni Tauhid berarti mengesakan Allah di dalam hati. Nilai-nilai ini akan dalam hal mencipta, menguasai, mengatur mempengaruhi pembentukan sistem dan memurnikan (mengikhlaskan) akhlak yang mulia. Sebaliknya, jika peribadahan hanya kepada-Nya, aqidah yang dianuti dibina di atas meninggalkan penyembahan kepada kepalsuan, maka ia akan memancarkan selain-Nya serta menetapkan asma‟ul nilai-nilai buruk di dalam diri dan husna , sifat al-„ulya bagi-Nya, dan mempengaruhi pembentukan akhlak yang mensucikan-Nya dari kekurangan dan buruk. cacat. Akhlak yang baik dan akhlak yang Secara klasifikasi, tauhid dibagi buruk, merupakan dua jenis tingkah laku kepada tauhid Rububiyah sebagai yang berlawanan dan terpancar daripada keyakinan bahwa hanya allah-lah satu- dua sistem nilai yang berbeda. Kedua- duanya memberi kesan secara langsung 17Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 16Yunahar Ilyas,Op.cit., h. 3. 2006), h. 199.

satunya pencipta, pemilik, pengendali Hasbi ash-Shiddieqi, 1999, Sejarahdan alam raya yang dengan takdirnya-Nya ia Pengantar Ilmu Tauhid, menghidupkan dan mematikan serta (Semarang: Pustaka Rizki Putra). mengendalikan alam semesta ini; tauhid Mahmud Yunus, 1972, Kamus Arab Uluhiyah merupakan kepercayaan Indonesia, (Jakarta:Hidakarya sepenuhnya bahwa Allah yang berhak Agung). menerima semua peribadatan makhluk, Abudin Nata, Ahlak Taswuf, 2002, dan hanya Allah yang sebenarnya yang (Jakarta:Raja Grafindo Persada). harus disembah; dan Tauhid Ubudiyah Yunahar Ilyas,Kuliah Ahklak, 2007, sebagai pengabdian kepada allah dengan (Yogyakarta:Lembaga Pengkajian menyembah kepada-Nya. dan Pengalaman Islam(LPPI), cet. Hubungan antara aqidah dengan IX. ibadah dan akhlak bermakna bahwa Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama seseorang yang berakidah dengan benar Islam, 2006, (Jakarta: Raja pasti dia beribadah dengan benar dan Grafindo Persada). orang yang beribadah dengan benar pasti dia berakhlak dengan benar.Artinya, buah akidah ialah ibadah, buah ibadah ialah akhlakul karimah. Akidah sebagai pondasi utama yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya; ibadah mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi, tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk, tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Abdul Aziz bin Abdul Lathif, 1998,Pelajaran Tauhid untuk Tingkat Lanjutan, (Jakarta:Darul Haq). Zainuddin, 1996,Ilmu Tauhid Lengkap(Jakarta: Penerbit Rineka Cipta). Yunahar Ilyas, 2001, Kuliah Akidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam(LPPI).

83