Dicari Kultur Kehutanan Terbaru

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Dicari Kultur Kehutanan Terbaru Rimba Indonesia Daftar Isi Volume 54, Desember 2014 04 Revolusi Mental Rimbawan Indonesia 02 Daftar Isi 03 Pengantar Redaksi Sekarang adalah saat yang tepat bagi rimbawan untuk mem­ 03 Pengasuh Majalah Rimba Indonesia posisikan ulang perannya dalam kehidupan bangsa. Gugatan­ Artikel Utama gugatan masyarakat terhadap 04 Revolusi Mental Rimbawan Indonesia profesi rimbawan justru harus 08 Revolusi Mental dan Etika Rimbawan dipandang sebagai cambuk untuk kemajuan. Rimbawan harus berubah apabila tidak ingin digilas oleh perubahan jaman, dan kontribusi rimbawan Artikel Pendukung untuk bangsa harus selalu meningkat. 18 Dicari Kultur Kehutanan Terbaru 08 Revolusi Mental dan Etika Rimbawan 21 Memahami dan Mencegah Tindak Kriminal Revolusi mental para rimbawan (Kejahatan) dalam mengem ban tugasnya 26 Rimbawan di Era Dunia yang Sedang Berubah menurut penulis memerlukan (Foresters in A Changing World) Refleksi 50 Tahun pemaha man tentang “etika” dan Fakultas KehutananUniversitas Gadjah Mada menerapkan dalam tanggungjawab profesionalnya sebagai rimbawan. Rimbawan seharusnya mendalami, Sekilas Info memahami Etika Ekologi Dalam ketika mengemban 32 Keberadaan dan Peran Relawan Jaringan tugasnya. Penulis mengajukan Sepuluh Etika Rimbawan, Rimbawan, Lima Tahun Kedepan (2014–2019) untuk kita bahas dan renungkan bersama sama, sebagai 35 Kepemimpinan Mojo bagian dari Revolusi Mental Rimbawan Indonesia. Kalau para rimbawan mampu melaksanakan beberapa etika saja dari 36 Opini: Juru Mudi Kehutanan Pada Kabinet Presiden kesepuluh etika tersebut, Insya Allah, akan terjadi perubahan Jokowi–Jusuf Kalla perubahan sikap mental yang mendasar di tingkat masyarakat 37 Rimbawan Berprestasi dalam Kesehatan (Mencapai di pinggiran hutan yang kehidupannya sangat tergantung dari Usia 80 Tahun Atau Lebih) sumberdaya hutan tersebut. Apalagi kalau mampu menerapkan semua etika tersebut. 38 1001 Khasiat Manfaat Tempe 18 Dicari Kultur Kehutanan Terbaru Apa dan Siapa Tantangan rimbawan dalam peran 41 Ir. Widajat Edy Pranoto positip di Kabinet Kerja tidaklah mudah, karena ada kultur Obituari kehutanan yang berubah. Tidak 43 Ir. Apandi Mangundikoro hanya sekedar orientasi, tetapi juga langkah untuk mencapai visi misi yang mungkin juga berubah. 45 Berita Duka Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry sebagai majalah ilmiah populer menyajikan berbagai artikel tulisan dari para peminat, ahli dan pemerhati kehutanan dalam upaya mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management) dan meningkatkan manfaat optimal sumber daya hutan (SDH) secara ekonomi, sosial dan ekologi. Redaksi menerima kiriman tulisan & laporan aktual tentang pembangunan hutan dan kehutanan. Redaksi berhak melakukan editing dengan tidak merubah substansi dan esensi tulisan. Tulisan yang tidak dapat dimuat dalam majalah Rimba Indonesia menjadi milik Sekretariat PPAK. Naskah tulisan dalam bentuk file Word dan foto file JPG dikirim melalui e-mail ke alamat: ppak. sekr@gmail. com Redaksi tidak menerima naskah tulisan dalam bentuk hard copy. Rimba Indonesia Vol. 54, Desember 2014 2 | Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry Pengantar Redaksi Pembaca yang berbahagia, dimaklumi bersama bahwa pesta demokrasi lima tahunan tingkat nasional di negeri ini telah usai, Rimba Indonesia mulai pemilihan dewan, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Volume 54, Desember 2014 serta pembentukan kabinet kerja. Bagi keluarga Rimbawan ada kebanggaan tersendiri karena salah seorang anggotanya terpilih menjadi presiden, yaitu Ir. H. PENGASUH MAJALAH Joko Widodo, yang biasa dipanggil Jokowi. RIMBA INDONESIA Dengan terpilihnya Jokowi sebagai presiden sebagian Pembina Rimbawan menyambutnya dengan sukacita, namun ada sebagian Sek. Jend. Kementerian Kehutanan yang kecewa berat karena adannya penggabungan Kementerian Ir. Wardono Saleh Kehutanan dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Sebagian Ir. M. Ari Soedarsono ada yang memahami penggabungan tersebut, karena konstelasi Ir. Hartadi politik sulit diduga. Oleh karena itu terlepas dari setuju dan tidak setuju dengan penggabungan tersebut, mari seluruh Rimbawan Penanggung Jawab tidak perlu menyesali peristiwa yang telah terjadi. Mari kita kawal Ir. D. Ruchjadi Prawiraatmadja, M.M. Presiden dari Rimbawan ini agar bekerja sesuai konstitusi dan Ir. H.M. Sidik Padmono merealisasikan janjinya pada saat kampanye. Dewan Redaksi Ketua: Ir. Suhariyanto, M.M. Satu hal yang sangat penting adalah janjinya untuk mengadakan Sekretaris: Ir. Koesnoto, Pm, M.M. Revolusi Mental. Disadari benar oleh Presiden Joko Widodo bahwa Anggota: Ir. Slamet Soedjono, M.B.A. Revolusi Mental adalah modal dasar untuk mengelola pemerintahan Ir. Karyoso, S.E. agar jauh dari sifat tamak, mementingkan diri sendiri, apalagi Ir. Soedarto Hs, M.M. untuk partai. Sebagai penyelenggara negara harusnya melayani Ir. Purwadi, MM rakyat, bukan minta dilayani rakyat, menjadi suri tauladan. Maka tepatlah pemerintahan baru periode 2014–2019 memulai Revolusi Bendahara Mental, antara lain Presiden memilih Menteri Kabinet Kerja yang Dyah Puspita Triastuti, S.Hut. dinilai bersih dan mau bekerja keras. Tata Usaha Oleh karena itu untuk mendukung Revolusi Mental di A.W. Soeharto, S.H. lingkungan kehutanan, Majalah Rimba Indonesia (MRI) edisi 54 Ir. Heri Siswanto mengangkat tema “Revolusi Mental Sumberdaya Manusia Kartika Ayu Apriliana, S.H. Kehutanan”. Mardiroso Tema tersebut bertujuan memberikan sinyal agar Rimbawan Alamat Redaksi yang masih aktif sebagai PNS dan mereka yang bekerja di luar Sekretariat PPAK pemerintahan menghindari hal­hal yang merugikan rakyat, bekerja, Gedung Manggala Wanabakti bekerja dan bekerja. Rimbawan harus mawas diri, menjadi pribadi Blok IV Lt. 7, R. 712 B yang bersih, perlu perubahan sikap mental, menata kembali moral Jl Jenderal Gatot Subroto, Senayan etika sebagai Rimbawan. Inilah modal dasar Rimbawan untuk Jakarta Pusat-10270 menghadapi dan berkiprah secara nyata terhadap perubahan yang Telp. 021. 57902958 terjadi. Rimbawan harus mau melakukan Revolusi Mental menurut Fax. 021. 5746738 rekan kita Jokowi tersebut. Email: ppak.sekr@gmail. com Untuk itu MRI edisi 54 menampilkan tulisan yang bersinggungan dengan Revolusi Mental, sumbangan dari berbagai Rimbawan. No. Rek. 122. 000608472. 0 a/n Ir. Koesnoto PM. Semoga bermanfaat bagi Rimbawan dalam bermawas diri dan Bank Mandiri Cab. Gd. Pusat berkontemplasi. Kita tinggalkan tahun 2014 sebagai pengalaman Kehutanan, Jakarta baik yang manis maupun yang pahit dan kita buka lembaran baru tahun 2015 dengan “passion” yang menggelora sebagai keluarga Rimbawan untuk mewujudkan Rakyat Makmur dan Hutan Lestari. Salam Redaksi. Rimba Indonesia I Indonesian Journal of Forestry | 3 Artikel Utama Revolusi Mental Rimbawan Indonesia Oleh: Satyawan Pudyatmoko Dekan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta Sebagai rimbawan pernahkah kita kondisinya tidak makin membaik tetapi justru makin berfikir tentang persepsi masyarakat menurun luasannya maupun produktivitasnya. Harkat, terhadap profesi rimbawan? Kalau martabat dan harga diri rimbawan tidak akan bisa diadakan jajag pendapat yakinkah dipulihkan apabila masalah­masalah kehutanan tidak kita kalau lebih dari 50% responden bisa diselesaikan. Akar permasalahan semua ini karena memandang rimbawan telah dibiarkannya budaya korupsi, kolusi, nepotisme, bekerja dengan baik? Misalkan etos kerja tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga sekarang berkembang stigma negatif terhadap ketidakdisiplinan di sektor kehutanan. Hal yang juga rimbawan, apa yang akan kita lakukan? Acuh tak acuh? sangat penting adalah seberapa besar rimbawan mau Masa bodoh? Atau tidak tahu akan berbuat apa? Satu­ belajar. Kondisi itu telah dibiarkan selama bertahun­ satunya kebanggaan rimbawan saat ini adalah fakta tahun yang pada akhirnya merontokkan pilar­pilar Presiden Republik Indonesia Joko Widodo adalah pengelolaan hutan lestari. seorang rimbawan. Rimbawan di Jerman sangat bangga akan profesinya. Jatuh Bangun Sektor Kehutanan Mereka telah membuktikan profesionalitasnya dengan Sebelum menganalisis apa yang harus dilakukan memberikan kemampuan terbaiknya dalam mengelola rimbawan saat ini untuk mengembalikan harkat dan hutan. Bapak kelestarian hutan dunia lahir di Jerman, martabatnya sebagai profesi yang terhormat, perlu di tangannya lahan hutan yang hancur dan rusak luar dilakukan refleksi terkait sejarah pengelolaan hutan biasa dapat dikembalikan menjadi hutan yang berfungsi di Indonesia. Sejarah keberhasilan, kegagalan beserta optimal, produktif, indah dan menyehatkan. Spirit hal­hal yang mempengaruhinya merupakan bahan dan kompetensi ini terus­menerus diwariskan pada renungan yang sangat baik untuk koreksi diri dan rimbawan­rimbawan generasi berikutnya. Hasilnya perbaikan terus­menerus. dapat dilihat saat ini, hutan di Jerman bahkan lebih Catatan yang memadai tentang pengelolaan hutan baik dibanding sebelum masa revolusi industri. Dengan jati mulai ada pada tahun 1743, ketika VOC menjadi prestasi ini tidak aneh apabila masyarakat di sana penguasa di daerah­daerah penghasil jati terpenting. menghargai profesi rimbawan. Periode ini adalah masa kelam pengelolaan hutan Jawa. Rimbawan Indonesia berada pada posisi sebalik­ Praktik pengelolaan hutan jati waktu itu sangat buruk. nya. Mungkin tidak banyak rimbawan yang bangga Lisensi pengelolaan diberikan kepada pengusaha yang akan profesinya, dan lebih sedikit lagi masyarakat semata­mata berorientasi pada keuntungan yang yang menghargai profesi rimbawan. Harus diakui sebesar­besarnya. Kerusakan hutan terjadi karena bahwa seringkali stigma buruk dilekatkan pada tidak adanya kontrol terhadap penebangan
Recommended publications
  • Downloaded From
    Gunem Catur in the Sunda region of West Java : indigenous communication on MAC plant knowledge and practice within the Arisan in Lembang, Indonesia Djen Amar, S.C. Citation Djen Amar, S. C. (2010, October 19). Gunem Catur in the Sunda region of West Java : indigenous communication on MAC plant knowledge and practice within the Arisan in Lembang, Indonesia. Leiden Ethnosystems and Development Programme Studies. Retrieved from https://hdl.handle.net/1887/16092 Version: Corrected Publisher’s Version Licence agreement concerning inclusion of doctoral thesis in the License: Institutional Repository of the University of Leiden Downloaded from: https://hdl.handle.net/1887/16092 Note: To cite this publication please use the final published version (if applicable). GUNEM CATUR IN THE SUNDA REGION OF WEST JAVA: INDIGENOUS COMMUNICATION ON THE MAC PLANT KNOWLEDGE AND PRACTICE WITHIN THE ARISAN IN LEMBANG, INDONESIA Siti Chaerani Djen Amar ii Gunem Catur in the Sunda Region of West Java: Indigenous Communication on MAC Plant Knowledge and Practice within the Arisan in Lembang, Indonesia iii iv Gunem Catur in the Sunda Region of West Java: Indigenous Communication on MAC Plant Knowledge and Practice within the Arisan in Lembang, Indonesia Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor aan de Universiteit Leiden op gezag van de Rector Magnificus prof.mr.dr. P.F. van der Heijden, volgens besluit van het College voor Promoties te verdedigen op dinsdag 19 oktober 2010 klokke 16.15 uur door Siti Chaerani Djen Amar geboren te Bandung, Indonesia in 1941 v Promotiecommisie: Promotor: Prof. Dr. L.J. Slikkerveer Overige leden: Prof.Dr. A.H.
    [Show full text]
  • The Symbolic Regionalism on the Architectural Expression Design of Kupang Town-Hall
    The Symbolic Regionalism on The Architectural Expression Design of Kupang Town-Hall Yohanes Djarot Purbadi1*, Reginaldo Christophori Lake2, Fransiscus Xaverius Eddy Arinto3 1,3Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, Indonesia 2Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang, Indonesia 1*[email protected], [email protected], [email protected] Published: 31 December 2020 This study aimed to explain the synthesis design approach of the architectural expression in the Town Hall building of Kupang city. This is necessary due to the need for Town Halls, as public facilities, to reflect technically correct building standards, environment, and the aspects of political symbolism. Kupang Town Hall design uses the roof image expression of the Timor, Flores, and Sumba ethnic architecture in a harmonious composition and this means it is an example of an ethnic architectural synthesis in a modern building which represents a function, meaning, modernity, and local cultural identity. This research employed the social semiotics method to examine the design in relation to the surrounding social life context and the design was found to be produced from the symbolic regionalism approach which involved mixing the architectural images of Timorese, Flores, and Sumba ethnicities to modernize and conserve ethnic architecture and represent the cultural identity of East Nusa Tenggara. This, therefore, means architectural synthesis methods which are established on the symbolic regionalism approach have the potential to be used in designing public facilities in different places of Indonesia to reveal local cultural identities in modern buildings through symbolism based on an ethnic architectural image. Keyword: Architecture expression, Ethnic architecture, Symbolic regionalism, Town-hall design 71 Journal of Design and Built Environment, Vol 20(3) 71-84, December 2020 Y.D.
    [Show full text]
  • Pedoman Akademik 2019-2020
    Pedoman Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sriwijaya Tahun Akademik 2019/2020 i Pedoman Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Sriwijaya Tahun Akademik 2019/2020 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiswaan ini merupakan revisi Buku Pedoman Akademik 2018/2019 yang dilakukan Tim yang bekerja berdasarkan Surat Tugas Rektor Universitas Sriwijaya No: 0108/UN9/BAK.ST/2019. Buku ini terdiri dari 6 bab, memuat informasi umum meliputi penyelenggaraan kegiatan Akademik dan Kemahasiswaan di lingkungan Universitas Sriwijaya. Informasi lebih rinci mengenai penyelenggaraan kegiatan Tridharma untuk masing – masing Prodi dapat dilihat pada pedoman akademik masing-masing fakultas/program. Bab kesatu secara umum memuat informasi tentang Universitas Sriwijaya.Pada bab kedua dan selanjutnya berisi informasi teknis tentang prosedur, jalur penerimaan mahasiswa baru, peraturan akademik dan kemahasiswaan, beasiswa, asrama, transkrip, ijazah, wisuda dan lain-lain. Contoh formulir yang dipergunakan dalam pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan disediakan didalam buku ini untuk mahasiswa yang memerlukan. Buku Pedoman ini masih memerlukan penyempurnaan agar dapat memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak- pihak yang memerlukan, untuk itu masukan dari semua pihak sangat kami harapkan, sehingga pada edisi yang akan datang Buku Pedoman Akademik dan Kemahasiswaan ini menjadi lebih baik. Ucapan terima kasih secara khusus disampaikan kepada seluruh anggota tim dan para pihak yang telah berpartisipasi dalam menyusun buku ini. Semoga buku ini dapat
    [Show full text]
  • From Koyasan to Borobudur Nasirun & Tanada Koji from Koyasan to Borobudur Nasirun & Tanada Koji
    FROM KOYASAN TO BOROBUDUR NASIRUN & TANADA KOJI FROM KOYASAN TO BOROBUDUR NASIRUN & TANADA KOJI 16 JANUARY - 28 FEBRUARY 2016 at Mizuma Gallery in Tokyo, Nasirun DIALOGUE BETWEEN TWO CULTURES had a one-night stay in the spiritual NASIRUN AND TANADA KOJI city of Koyasan, the birthplace of Shingon Buddhism. This short stay in Koyasan left him with a very This exhibition is a dialogue in Indonesia often revere earth profound impression. Nasirun’s between Nasirun’s Javanese visual and natural spirits as the life-giving painting ‘Abstraksi Aura Alam’ language of wayang and Tanada mother. After the adoption of (Abstraction of Nature’s Aura) Koji’s ichiboku-zukuri, the ancient Hinduism, this mother figure was presented in this exhibition was traditional Japanese wood carving identified as Prithvi, the Hindu inspired by the Japanese garden in technique where sculptures are goddess of earth. Mother figure the Kongobuji Temple where the made by using single blocks of depicted in the series of paintings of archbishop of Koyasan Shingon-shu, wood. More over, the dialogue is Ibu Pertiwi is an analogy of Matsunaga Yukei, greeted Nasirun. mainly about their cultural points of Indonesia: a country and a mother view regarding the human for its people. To me the artworks presented in existence. this exhibition are beyond words Collaborative works between that I can think of, or knowledge In his artworks, Tanada Koji often Tanada Koji and Nasirun entitled that I can share. These artworks are depicts the figures of adolescent ‘sun and moon’ presented in this about deep and profound feelings. boys and girls.
    [Show full text]
  • Rekind Untuk Ibu Pertiwi" Redaksi Menyapa
    on i ovat N N I • k or w m a e T • l a N o i s s e f o r P • y t i r g e t N I • E S H Volume II/Maret 2020 R E K I N D Buletin PT Rekayasa Industri "Rekind untuk Ibu Pertiwi" Redaksi Menyapa REKIND UNTUK IBU PERTIWI Pagi-pagi kulihat gadis Di stasiun karet kala gerimis Semangat pagi Rekindist! Biar gerimis tetap optimis! Buletin Rekind Volume II siap menemani hari anda. “Rekind untuk Ibu Pertiwi” adalah tema yang diusung pada kesempatan ini. Sebagai wujud semangat Rekind di tahun 2020, tim buletin ingin mengulik dedikasi Rekind terhadap Indonesia di awal tahun ini. Dedikasi Rekind terhadap ibu pertiwi di awal tahun ini, terwujud dalam berbagai aktivitas Rekind, pengembangan infrastruktur Indonesia dalam PLTP Muara Laboh, Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengembangan kompetensi masyarakat Lansia, serta kepedulian dan ketanggapan Rekind dalam menanggulangi bencana alam. Perayaan tahun baru merupakan tragedi menyedihkan bagi warga ibukota, Rekind ikut membantu dengan memberikan fasilitas perahu karet dan bala bantuan bagi masyarakat Kalibata, Pejaten, dan sekitarnya. Rekindist akan melihat upaya Rekind dalam antisipasi banjir. Berbeda dengan ibukota, di Sumatera Barat, Rekindist merayakannya dengan peresmian PLTP Muara Laboh dan pencapaian Safety Manhours. Pembaca akan kami ajak berkeliling site Muara Laboh, mulai dari proyek, aktivitas Rekindist di site, hingga wisata di sekitar Muara Laboh. Aktivitas korporat di Rekind juga tak ketinggalan untuk dibahas. Keseruan Hi-Protein Day hingga program CSR Rekind yaitu “IMPALA Integrated Community”. Selain itu, Rekindist akan mengenal lebih dalam profil ketua Rekinnovation sebuah ajang pencarian inovasi , Teguh Arwansyah.
    [Show full text]
  • Lampiran Surat : Nomor : 117/B3.1/Km/2016 Tanggal : 19 Februari 2016
    LAMPIRAN SURAT : NOMOR : 117/B3.1/KM/2016 TANGGAL : 19 FEBRUARI 2016 DAFTAR PENERIMA HIBAH PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM) UNTUK PERGURUAN TINGGI NEGERI TAHUN 2016 NO. NAMA PELAKSANA JUDUL KEGIATAN PERGURUAN TINGGI SKEMA 1 Febry Crunchy On Chocolate : Camilan Cokelat dalam Jar Institut Pertanian Bogor PKMK Nata de Taro - Pemanfaatan Limbah Cair Tepung Talas 2 Fatimatus Zuhro Institut Pertanian Bogor PKMK sebagai Oleh-Oleh Khas Bogor pluma (painted feather accesories) inovasi bisnis bulu 3 Fathya Fiddini Elfajri Institut Pertanian Bogor PKMK unggas handcraft KROTO BESEK: BUDIDAYA KROTO DENGAN SISTEM 4 Tatang Dwi Utomo BESEK SOLUSI MENGHASILKAN SIKLUS PRODUKSI Institut Pertanian Bogor PKMK KROTO YANG CEPAT "Del'covy" Delicious Anchovy: Ikan Teri Medan Ready 5 Hafizh Abdul Aziz Institut Pertanian Bogor PKMK to Eat dengan Varian Rasa Gurinori Snack Daun Singkong: Produk Nori 6 Hayah Afifah Termodifikasi Pangan Lokal Bergizi Institut Pertanian Bogor PKMK O.. I SEE sebagai Sarana Meningkatkan Pengetahuan 7 Rose Anwarni Institut Pertanian Bogor PKMK tentang Laut untuk Dunia International "SARI PERFUME": PARFUM ISLAMI BERBAHAN Muhammad Fikri Abdul 8 MINYAK ATSIRI LOKAL SEBAGAI PRODUK UNGGULAN Institut Pertanian Bogor PKMK Alim INDONESIA ROK TU-IN-ROK SEBAGAI INOVASI USAHA DENGAN 9 Priyanti DESAIN ROK YANG DIGUNAKAN BOLAK-BALIK Institut Pertanian Bogor PKMK MELALUI PEMANFAATAN KAIN PRODUK LOKAL TEH KUKU IPB INOVASI TEH TERBARU BERBAHAN 10 Abdul Salam DASAR KUMIS KUCING DENGAN PEMANIS ALAMI Institut Pertanian Bogor PKMK RENDAH KALORI "WALL-MUSH" Hiasan Edukatif Pertanian Berbasis 11 Lutfi Ilham Pradipta Institut Pertanian Bogor PKMK Budidaya Jamur Agripedia : Usaha Pertanian Berbasis Syariah Sebagai 12 David Anwar Institut Pertanian Bogor PKMK Wadah Inovasi Pertanian yang Solutif dan Inovatif PORL Pomade Rumput Laut Sargassum sp.
    [Show full text]
  • PERSEMBAHAN CINTA UNTUK BUMI (Script By: Rani B
    Life Music & Theatrical Perform PERSEMBAHAN CINTA UNTUK BUMI (Script by: Rani B. Kalianda) ULASAN MAKNA JUDUL Banyak yang bertanya siapakah Ibu Pertiwi? Mengapa Ibu Pertiwi bersusah hati dan air matanya kerap berlinang? Apakah kaitannya antara Ibu Pertiwi dan Bumi, atau Ibu Pertiwi adalah Bumi itu sendiri? Dalam Buku: “Jala Sutra : Menuju Indonesia Raya ” halaman 8-9, pada abad keempat tahun 350 masehi, tercatat nama Ratu Pertiwi (Ibu Pertiwi) yang menurunkan silsilah Raja Mulawarman dari Kutai dan Raja Purnawarman dari Tarumanegara. Kedua kerajaan ini mengawali lahirnya kerajaan-kerajaan di Nusantara. Jika demikian, Ibu Pertiwi bukanlah personifikasi, dia memang ada dan bisa dikatakan ibu kita semua, atau nenek moyangnya penduduk Nusantara. Lantas mengapa Ibu Pertiwi kerap dikaitkan dengan Bumi? Suatu hipotesa mengatakan, kata Bumi berasal dari bahasa Arab yang berarti Umi atau Ibu, karena peran Bumi sama dengan peran seorang Ibu, keduanya sama-sama melahirkan dan menumbuhkan. Jika demikian bisa dikatakan, Bumi adalah Ibunya kehidupan. Sementara Ibu Pertiwi adalah tanah tempat kita berpijak. Secara tidak langsung keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan. Menyakiti Bumi berarti menyakiti Ibu Pertiwi, melalaikan Ibu Pertiwi berarti mengkhianati Bumi. Dalam mitologi Yunani, Bumi adalah personifikasi dari Dewi Gaia, Dewi yang menjaga alam semesta dan memberi kemakmuran serta kehidupan. Jika Sang Dewi tersakiti, hilanglah kemakmuran di Bumi. Karena itu, hanya planet Bumi yang namanya berbeda, tidak mengambil nama Dewa-Dewi Yunani dan Romawi sebagaimana nama planet dalam tata surya lainnya. Barangkali ini penegasan, betapa pentingnya Bumi bagi kehidupan manusia. Terlepas dari mitologi itu semua, faktanya saat ini Bumi sedang bersusah hati, hutan- hutannya terus dipangkas hingga kerap menangis dan air matanya membanjiri pelosok negeri.
    [Show full text]
  • The New Order Nationalist Rhetoric: the Articulation of Javanese Identity in Post-Colonial Indonesia
    IAFOR Journal of Cultural Studies Volume 2 – Issue 1 – Spring 2017 The New Order Nationalist Rhetoric: The Articulation of Javanese Identity in Post-Colonial Indonesia Frida Rahmita Freelance Writer and Journalist Abstract The article seeks to find evidence that Indonesians perception of ‘the west’ is still continue to be informed by the past ‘nationalist’ rhetoric of the New Order government. Ever since Indonesia’s second president, Soeharto, the state government has raised awareness of ‘the West’s’ cultural paradigm by using dogmatic virtues of female sexuality and ‘westernization’. The article employs scholarly archives in the form of school textbooks in order to critically trace the tensions between nationalism and what is perceived as ‘western’ culture, as well as its effect on gender and sexuality norms in Indonesia. Keywords: gender, sexuality, Indonesia, school textbooks 34 IAFOR Journal of Cultural Studies Volume 2 – Issue 1 – Spring 2017 Introduction The paper will trace the long-term effect of the Indonesian New Order reconstruction of national identity within the representation of gender and sexuality. It will focus on how the New Order nationalist rhetoric of gender politics and Javanese values have been used by the state government to spread its policies. Under Indonesia’s second president, Soeharto, the state government introduced the term kebarat-baratan (westernization). Kebarat-baratan is viewed as an articulation of corrupting influences from western social norms, such as pre- or extra-marital sex and alcohol consumption. Pre-marital sex, among young people in particular, is often being cited as stemming from western influences of pergaulan bebas Barat (free socializing). The term has been preserved and popularized by media presentation in films and on the internet (Webster, 2010, p.
    [Show full text]
  • Sunda (Sejarah, Budaya, Dan Politik)
    Sejarah, Budaya, dan Politik Reiza Dienaputra SUNDA Sejarah, Budaya, dan Politik Reiza D. Dienaputra Hak CiptaãReiza D. Dienaputra Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Sastra Unpad Press Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21, JATINANGOR 45363 JAWA BARAT Tlp/Faks: (022) 779 6482 Penyunting: Dani R. Hasanudin Desain Sampul: Andry Wuri Dian Bramagita Tata letak: Andry Wuri Dian Bramagita Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cetakan pertama, Juli 2011 Katalog Dalam Terbitan (KDT) Reiza D. Dienaputra SUNDA: Sejarah, Budaya, dan Politik Sastra Unpad Press, 2011 200 hlm; 14 ´ 21 cm. ISBN : ... I. Judul II. Reiza D. Dienaputra Daftar Isi Kata Pengantar v Prakata ix Bagian Satu: Sunda dan Sejarah 11 ‐ Mengenal dan Memaknai Sejarah Sunda 13 ‐ Mengenal Jawa Barat: Suatu Kilas Balik Sejarah 35 ‐ Bandung 1906 ‐ 1970: Studi Tentang Perkembangan Ekonomi Kota 49 ‐ Makna Strategis Peristiwa Bojongkokosan 9 Desember 1945 67 ‐ Revitalisasi Nilai‐Nilai Kejuangan Peristiwa Bandung Lautan Api 81 ‐ Memaknai Hijrah Siliwangi 95 Bagian Dua: Sunda dan Budaya 103 ‐ Kebudayaan Sunda: Antara Mitos dan Realitas 105 ‐ Bahasa Sunda dalam Arus Globalisasi: Tinjauan Historis Prospektif 115 ‐ Profil Sejarah Kawasan Ekosistem Halimun: Sebuah Pengantar Diskusi 123 ‐ Kebudayaan Daerah di Jawa Barat: Suatu Tinjauan Historis Prospektif 133 Bagian Tiga: Sunda dan Politik 151 ‐ Pergumulan Kekuasaan Orang Sunda dalam Perspektif Demokrasi 153 ‐ Tatar Sunda dalam Panggung Politik: Sebuah Ikhtisar Sejarah 163 ‐ Transformasi Sistem Politik di Cianjur: Dari Tradisional ke Modern 173 Epilog 197 Kata Pengantar Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa saja yang terjadi pada masa lampau sehingga kita dapat memperoleh pelajaran (ibroh), baik hal‐hal yang bersifat buruk maupun yang bersifat baik.
    [Show full text]
  • A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950S
    The Communist Imagination: A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950s Stephen Miller A thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences, UNSW@ADFA, Canberra, Australia August 2015 2 Acknowledgements This dissertation would not have been possible without the enthusiasm, good humour, intelligence and patience of my primary supervisor, Paul Tickell. I cannot thank him enough for his continuing support and faith. He was well supported by my co-supervisors, Emeritus Professor Barbara Hatley and Dr. Edwin Jurriens. I want to especially thank Barbara for her patience in reading drafts in the final throes of thesis production. Dorothy Meyer saw the project through from the beginning of candidature until submission, providing companionship, coding advice, proof reading, and general editing support. Her enthusiasm and passion for my work were central to the thesis reaching the point of submission. The keen grammar sense of my mother, June Miller, helped improve the readability of many sections of the writing. Dr. Kaz Ross also deserves to be mentioned for a late reading of a complete draft and pushing me to submit. It is great to have good colleagues in your corner. I would also like to thank the administrative staff at UNSW at ADFA, especially Bernadette McDermott, who has always been flexible and helpful when dealing with a candidature that lasted far too long. During the prolonged revision process Rifka Sibarani’s support, enthusiasm, and affection was much appreciated, as it continues to be post-thesis. So many other people have also helped me out at various times—students, colleagues, friends, family, comrades.
    [Show full text]
  • Enjoying Indonesia 2021 a Guide for Travelers and Expats
    Photo: Bernard Hermant on Unsplash.com Enjoying Indonesia 2021 A Guide for Travelers and Expats Chris Soebroto Enjoying Indonesia 2021 What readers have said: "I wish this book had been available before I came to Indonesia many years ago. It would have eased my learning curve." David "This book is simply...wow." Carol "The book takes out a rather complex culture and simplifies it by bringing out important aspects and explaining them. This sets it apart from the other travel books." Roger "Light and entertaining reading with serious substance nonetheless." Anna The neighborhood Enjoying Indonesia 2021 This is the inside perspective you’ll learn in this book: “We walk slowly, not just to enjoy the scenery or the shop windows, but because walking slowly is less tiring. Foreigners always walk too fast for a tropical climate. For us it’s hard to understand why.” “Bakso is so popular that it is also vended from pushcarts making their way through the neighborhoods. The vendor announces his presence tapping a spoon against an empty soup bowl. He is never short of customers.” “We have a range of ‘yes’ answers. The intonation and the body language’ reveal if it is a real ‘yes’, a ‘maybe’ or a ‘forget it’.” “We behave like this especially towards seniors. After all, it is ‘not done’ to challenge their opinion. So, it is far better to pretend than to create an unpleasant atmosphere at home or at work –and thus disrupt harmony.” “The captivating and hypnotizing metallic sound of the gamelan with its wooden drums pounding the rhythm and the heavy sound of the gongs resonating through the valley can be heard for hours until deep into the night.” Enjoying Indonesia 2021 Lotus flowers Enjoying Indonesia 2021 Enjoying Indonesia 2021 Chris Soebroto Photos: Sri Hadiyah, Chris Soebroto, Yudhis Soebroto, Yulia Dwi Heryianti, Ratna Setianingsih, and Dept.
    [Show full text]
  • Its Contributions for the World's Ecosystems and Interreligious Harmony1
    Living Prayer: Its Contributions for the World’s Ecosystems and Interreligious Harmony1 Diane Butler International Foundation for Dharma Nature Time and Udayana University Email: [email protected] Abstract Since the Assisi Declarations on man and nature were initially created by leaders from Buddhism, Christianity, Hinduism, Islam and Judaism at an interreligious meeting convened by World Wildlife Fund in Assisi, Italy in September 1986 and the first World Day of Prayer for Peace attended by representatives of many more faiths and ethnic religions in October 1986 in Assisi, a contemporary environmental movement that clearly encompasses spiritual as well as social dimensions has been growing exponentially. However, given the acceleration of global warming and environmental crises differentially affecting parts of the earth, we have now to ask, what is the application of the Assisi Declarations and peace prayers for facing the needs of today and in the future? This article thus aims to convey some ideas on the contributions of living prayer and associated creative practices in Indonesia in general, and Bali in particular, by discussing three dimensions: (a) the ways in which living prayer is embodied in customary ritual arts as well as in new forms of artistic expression; (b) its contributions to environmental, socio-cultural, and economic well-being; and (c) the means by which it fosters 1 This is a revised version of the paper presented for Sharing Art & Religiosity: Human, Nature, and God at the Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Central Java, 7–9 September 2013 and the International Symposium for the Asia Heritage Network in Karangasem, Bali, 8–11 January 2016.
    [Show full text]