COVER KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SMA MUHAMMADIYAH 2 BOBOTSARI KABUPATEN PURBALINGGA

TESIS Disusun Dan Diajukan Kepada Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Oleh: DARYONO NIM. 1423402027

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO 2019

i

Kepemimpinan Visioner Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari Kabupaten Purbalingga Oleh: Daryono NIM 1423402027 Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam

ABSTRAK

Di era global, paling tidak ditandai oleh dua kecenderungan. Pertama, arus perkembangan teknologi dan informasi berjalan dengan irama yang sangat cepat dan telah memasuki semua wilayah kehidupan manusia, yang pada saatnya mempengaruhi mekanisme kinerja suatu institusi. Kedua, munculnya isu-isu strategis seperti akuntabilitas publik, jaminan mutu (quality assurance), transparansi, kewenangan profesional, dan aspek-aspek lainnya yang dalam pelaksanaannya memerlukan kepemimpinan yang handal dengan daya dukung budaya kerja yang handal dan sinergik serta memiliki kepemimpinan visioner. Kepemimpinan visioner suatu lembaga atau perusahaan, khsusunya seorang kepala sekolah akan mudah untuk membawa lembaga pendidikan ke masa depan yang lebih baik sesuai cita-cita yang termaktub dalam visi dan terurai dalam misi sekolah bersama guru maupun karyawan. Ada tiga indikator kepala sekolah yang visioner, yaitu; pertama, komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kedua, menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah. Ketiga, senantiasa mefokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru dikelas. Hasil dari penelitian, kepemimpinan visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari memiliki 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu: Visualizing, apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas. Futuristic Thinking, memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Showing Foresight, mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain. Proactive, Planning menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Creative Thinking, berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru. Taking Risks, berani mengambil resiko. Process Alignment, menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi. Coalition Building, menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Continuous Learning, dan Embracing Change.

Kata kunci : Kepemimpinan dan Visioner

ii

Visionary Leadership Head of Muhammadiyah 2 High School, Bobotsari, Purbalingga By: Daryono NIM 1423402027 Study program: Islamic Education Management

ABSTARCT In the global era, there are at least two trends. First, the flow of technological and information development runs at a very fast pace and has entered all areas of human life, which in turn affects the performance mechanism of an institution. Second, the emergence of strategic issues such as public accountability, quality assurance, transparency, professional authority, and other aspects which in their implementation require reliable leadership with carrying capacity of a reliable and synergic work culture and have visionary leadership. Visionary leadership of an institution or company, especially a school principal will be easy to bring educational institutions to a better future according to the ideals set forth in the vision and unraveled in the school's mission with teachers and employees. There are three indicators of visionary school principals, namely; first, commitment to the vision of the school in carrying out its duties and functions. Second, make the school's vision a guide in managing and leading the school. Third, always focus its activities on learning and teacher performance in class. The results of the study, the visionary leadership of Muhammadiyah 2 High School Bobotsari has 10 competencies that must be possessed by visionary leaders, namely: Visualizing, what is being achieved and having a clear picture. Futuristic Thinking, thinking about where the desired position in the future. Showing Foresight, considering technology, procedures, organization and other factors. Proactive, Planning sets specific goals and strategies for achieving those goals. Creative Thinking, trying to find alternative new solutions. Taking Risks, dare to take risks. Process Alignment, harmonizing the duties and work of each department in the entire organization. Coalition Building, creating harmonious relationships both inside and outside the organization. Continuous Learning, and Embracing Change.

Keywords: Leadership and Visionar

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...... i

HALAMAN PENGESAHAN ...... ii

HAALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ...... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ...... iv

ABSTRAK (Bahasa ) ……………………………………………...... v

ABSTRAK (Bahasa Inggris) ………………………………………………...... vi

HALAMAN MOTTO ...... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...... viii

HALAMAN PENGANTAR ...... ix

DAFTAR ISI ...... xi

DAFTAR LAMPIRAN ...... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ...... 6 C. Tujuan Penelitian ...... 7 D. Manfaat Penelitian ...... 7 E. Sistematika Pembahasan ...... 8

BAB II KEPEMIMPINAN VISIONER KEPALA SEKOLAH

MUHAMMADIYAH

A. Kerangka Teori ...... 10 1. Kepemiminan Visioner a. Pengertian dan Hakikat Kepemimpinan ...... 10 b. Kompetensi Kepemiminan Visioner ...... 13 2. Kepemimpinan Visioner Dalam Pendidikan ...... 15 Kepala Sekolah …………………………………………...… 18 iv

a. Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah ...... 19 b. Standar Kometensi Kepala Sekolah ...... 22 c. Peran Kepala Sekolah ...... 25 3. Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ...... 34 a. Pengertian dan Hakikat Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ...... 34 b. Karakteristik Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah .. 34 c. Peran dan Dampak Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah ...... 36 B. Penelitian Relevan …………………………………………….... 38 C. Kerangka Berpikir ...... 45

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 46 B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...... 46 C. Sumber Data ...... 48 D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ...... 49 E. Teknik Analisis Data ...... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 55 1. Profil SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 55 a. Visi SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ……………… 55 b. Misi SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ……………….. 58 2. Program Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 59 a. Tujuan Satuan Pendidikan ……………………………… 60 b. Tujuan Jangka Pendek …………………………………..60 c. Tujuan Jangka Menengah ……………………………… 62

B. Hasil Penelitian ...... 63

v

1. Kompetensi Kepemimpinan Visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 64 a. Kompetensi Kepemimpinan Visioner ...... 68 b. Kompetensi Kepemimpinan Visioner Kepala Sekolah … 68 2. Karakteristik Kepemimpinan Visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 71 3. Dampak Kepemimpinan Visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari ...... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...... 76 B. Saran ……...... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dalam menghadapi kehidupan sehari-hari maupun di masa yang akan datang. Dengan seperti itu, kita akan terpacu untuk selalu berproses meningkatkan kualitas diri seorang guru dalam pembelajaran yang bermutu dan semangat untuk melakukan perubahan didunia pendidikan Indonesia yang lebih kompetitif dan berkualitas di era abad ke-21. Tantangan globalisasi dibidang dunia pendidikan harus disiapkan untuk menghadapi persiangan, berani berinovasi, berprestasi dan berkompetisi dengan pesatnya perkembangan ilmu teknologi. Hal tersebut diawali dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) oleh pemerintah maupun lembaga pendidikan secara terus-menerus (continue) untuk meningkatkan kualitas diri tenaga pendidik dan kependidikan dengan kompetensinya masing-masing, agar mereka menjadi guru yang profesional. Untuk melahirkan generasi unggul yang siap berkompetisi dikancah dunia Internasional. Lahirnya generasi yang unggul akan terwujud dari guru yang memiliki motivasi kerja tinggi dan kepala sekolah yang visi yang jelas. Kepemimpinan visioner kepala sekolah akan mudah untuk membawa perubahan (change) yang lebih baik terhadap lembaga pendidikan yang ia pimpin di masa yang akan datang, sesuai cita-cita termaktub dalam visi, yang terurai dalam misi sekolah dari hasil pemikiran bersama guru serta karyawan. Ada tiga indikator kepala sekolah yang visioner, yaitu; pertama, komitmen terhadap visi sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Kedua, menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah. Ketiga, senantiasa mefokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan kinerja guru dikelas.1

1 Mulyasa, E. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2012), hlm. 19.

1 2

Menurut Mulyasa E. yang dikutip Departemen Pendidikan Nasional dalam buku Manajemen Sekolah tahun 2002, bahwa Visi merupakan sebuah cita-cita di masa yang akan datang dengan daya pandang yang komprehensif, mendalam dan jauh ke depan, meluas, serta merupakan daya pikir yang abstrak, yang memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat menerobos batas waktu, ruang dan tempat. Untuk ketercapaian visi sebuah lembaga pendidikan dibutuhkan seorang kepala sekolah yang memiliki jiwa visioner yang baik. Kepala sekolah merupakan guru yang diberi tugas tambahan sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan. Kepala Sekolah wajib memiliki 7 kompetensi untuk bekal menjalankan kepemimpinnya, yaitu sebagai; (a). Edukator, (b). Motivator, (c). Administrator, (d). Supervisor, (e). Leader, (f). Inovator, (g). Motivator. Dan 5 Kompetensi lainnya sesuai Standar Nasional Pendidikan dalam pasal 1 ayat (1) Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa diangkatnya sebagai Kepala Sekolah harus memenuhi 5 dimensi kompetensi seorang pemimpin, diantaranya; kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervise, dan sosial.2 Kepala Sekolah harus memiliki visi yang jelas dan realistis di lembaga yang dikelola. Kepemimpinan lembaga pendidikan akan sangat tergantung pada sosok seorang kepala sekolah, maju atau tidak akan kembali pada proses kepemimpinannya. Kepemimpinan berasal dari kata "Leadership" yang artinya "hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama". Kepemimpinan merupakan satu aspek penting dalam organisasi yang merupakan faktor penggerak organisasi melalui penanganan perubahan dan manajemen yang dilakukannya, sehingga keberadaan pemimpin bukan hanya sebagai simbol yang ada atau tidaknya tidak menjadi masalah, tetapi keberadaanya memberi dampak positif bagi perkembangan organisasi.3 Buchari Alma

2 Departemen Pendidikan Nasional. Manajemen Sekolah, (Jakarta: Pusdiklat Pegawai Diknas 2008), hlm. 17-22 3 Alma Buchari & Hurriyanti Ratuh. Manajemen Corporate Dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu Dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta 2008) hlm. 239

3

tahun 2008. Keberhasilan kepemimpinan akan tergantung terhadap visi yang menjadi cita-citanya dalam jangkauan pendek (dunia) dan panjang (akhirat) yang menjadi tujuan akhir yang mulia. Untuk mencapai visi yang jauh kedepan sebagai goal titik akhirnya, maka kepala sekolah tentunya memiliki kepemimpinan yang visioner. Kepemimpinan visioner menempatkan visi sebagai titik tolak acuan, sebagai prinsip kerjanya. Menurut Covey yang dikutip dalam bukunya Alma Buchari, pemimpin visioner memiliki 8 prinsip sebagai berikut: (1). Selalu belajar (terus-menerus) seperti prinsip learning organization yaitu tiada hari tanpa belajar. (2). Berorientasi pada pelayanan, (3). Memancarkan energi positif. (4). Mempercayai orang lain, bagaimana kita dapat melaksanakan delegating of authority atau sharing of authoriry kalau tidak pernah percaya pada kemampuan orang. Di samping akan kelelahan sendiri juga tidak akan menciptakan regenerasi bagi kepemimpinannya dan ini akan menghambat pertumbuhan organisasi. (5). Hidup seimbang. (6). Melihat hidup sebagai petualangan. (7). Sinergistik, pemimpin yang sinergistik merupakan katalis perubahan. Dia selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan dirinya dengan kekuatan orang lain. (8). Selalu berlatih untuk memperbaharui diri agar mampu mencapai prestasi yang tinggi. Oleh karena itu orientasinya bukan hanya produk saja tetapi juga berorientasi pada proses.4 Kepemimpinan visioner Kepala sekolah wajib dimiliki oleh sekolah langsung dibawah pemerintah (sekolah negeri) terutama sekolah swasta, salah satunya sekolah swasta dibawah Yayasan Muhammadiyah yang merupakan amanah dibawah naungan Majelis Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Untuk melaksanakan program yang telah direncanakan dengan keterbatasan waktu, dimana jabatan kepala sekolah bersifat terbatas sesuai periodisasinya. Hal ini sesuai Keputusan Menteri

4 Alma Buchari & Hurriyanti Ratuh. Manajemen Corporate Dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu Dan Layanan Prima, (Bandung: Alfabeta 2008) hlm. 241-242

4

Pendidikan dan Kebudayaaan No. 0296/ U/ 1996, tentang “Pembatasan Masa Jabatan Kepala Sekolah”. Keputusan menteri tersebut menempatkan kepala sekolah pada fitrahnya yakni sebagai guru, dimana setelah jabatan kepala sekolah sudah berakhir maka ia akan kembali sebagai guru biasa. Kepala sekolah adalah guru yang diberikan tambahan tugas struktural, dengan demikian jika masa tugas selesai, maka dengan sendirinya akan kembali sebagai guru sepenuhnya. Peraturan periodisasi jabatan kepala sekolah swasta berlaku SMA Muhammadiyah di Kabupaten Purbalingga. Hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi yang dimiliki peneliti dengan objeknya Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga. Dengan diberlakukan masa jabatan kepala sekolah 4 tahun dalam satu periodenya, hal tersebut merujuk pada Peraturan Kepegawaian Sekolah Muhammadiyah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yang telah berlaku di Sekolah maupun Madrasah Muhammadiyah di kabupaten Purbalingga. Ada pemikiran yang berkembang dikalangan guru Muhammadiyah terhadap kedudukan kepala sekolah. Yang pertama, guru yang tergolong muda tidak menganggap jabatan kepala sekolah sebagai karir yang perlu dikejar. Kedua, kepala sekolah bukanlah sosok yang mempunyai kekuasaan tanpa batas. Ketiga, pembatasan masa jabatan akan memungkinkan kinerja dan gaya kepemimpinan akan menjadi ideal. Keempat, menghindarkan kemandegan lembaga pendidikan. Kepala sekolah menjadi salah satu kunci pembaruan dan dinamika lembaga pendidikan. Untuk itu jika ada kepala sekolah yang diberi amanah oleh yayasan Muhammadiyah, ternyata tidak mampu memikul tugasnya atau mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan kepemimpinannya, maka keadaan demikian tidak terjadi secara berlarut-larut. Dengan adanya jabatan kepala sekolah yang bersifat sementara (periodisasi), maka diharapkan muncul kepala sekolah baru yang memiliki kepemimpinan yang jelas, fokus terhadap masa depan dengan optimis dan visioner. Sebagai sekolah swasta yang berdiri atas kemampuan yayasan

5

Muhammadiyah itu sendiri, maka kemajuan sebuah lembaga pendidikan akan ada dipundak kepemimpinan kepala sekolah yang memiliki jiwa kepemimpinan yang visioner. Kepemimpinan visioner yang baik, kuat menghujam didalam dirinya, akan mempermudah untuk mempengaruhi, mengarahkan dan menyelesaikan program sekolah bersama stakeholder untuk menapaki kesuksesan melalui tahapan demi tahapan sesuai visi yang di cita-citakan. Ketertarikan penulis untuk meneliti tentang kepemimpinan visioner kepala sekolah di kabupaten Purbalingga, khususnya SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari bermula dari pengalaman sebagai guru di tiga lembaga pendidikan sekaligus, wawancara dengan kepala sekolah dan guru SMK Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari, dan SMA Muhammadiyah 4 Kertanegara kabupaten Purbalingga. Dari hasil diskusi tersebut, ada dua hal menarik yang penulis dapatkan. Pertama, bagi para guru di sekolah swasta dengan karir yang cenderung jelas, tunjangan guru profesional yang pasti diterima berbekal surat keputusan (SK) sebagai guru tetap yayasan, dan disisi lain tidak dapat menghindari masa kepemimpinan kepala sekolah yang ditugaskan di sekolah, yang jatuh amanah diantara mereka, maka kepemimpinan visoner kepala sekolah merupakan sesuatu hal yang nyata harus dimiliki mereka. Terutama dengan adanya kebijakan pemerintah yang meningkatkan anggaran di bidang pendidikan dan berupaya senantiasa meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai pelatihan dan program baik bagi kepala sekolah maupun guru, untuk mengamankan kebijakan tersebut dibutuhkan kepemimpinan visioner untuk melakukan inovasi demi kemajuan sekolahnya. Kedua, upah dan lingkungan fisik sekolah nampaknya tidak terlalu menjadi masalah bagi Sekolah Muhammadiyah. Namun hal yang sedikit berbeda dialami oleh sekolah swasta. Dari jumlah 31 SMA di kabupaten Purbalingga, ada 18 sekolah menengah negeri, sisanya sebanyak 13 adalah sekolah menengah swasta. Sebagian dari sekolah menengah swasta ini berada dalam kondisi fisik yang baik,

6

namun tidak sedikit pula yang hanya memenuhi syarat standar, bahkan beberapa dalam keadaan memprihatinkan. Menurut pengamatan penulis, ada beberapa sekolah yang saat menjelang tahun ajaran baru belum mendapatkan jumlah siswa sesuai target, dimana siswa sebagai modal pertama berjalannya roda pendidikan di sekolah. Dan adapula sekolah dengan kondisi fisik sekolah memperihatinkan, dengan jumlah rombel yang tidak memadai. Namun demikian, penulis juga mendapati bahwa dengan kepemimpinan yang visioner, kepuasan kerja sangat dirasakan oleh guru, dan karyawan di SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga, walaupun keterbatasan fasilitasnya. Kepala sekolah tampak bersemangat dan berinovasi dalam menjalankan perannya sebagai administrator, sementara para guru pun turut mendukung upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah. Mereka tampaknya dapat menerima apa yang menjadi tugas tanggung jawab mereka dan berupaya sebaik mungkin menjalankan tugas mencerdaskan anak bangsa. Dengan demikian, guru sekolah menengah swasta merasakan dampak atas kepemimpinan visioner. Kepemimpinan visioner merupakan sesuatu yang nyata, yang menjadi semangat tersendiri bagi mereka menjalankan tugas dan tangung jawab mereka sebagai pendidik. Hal ini yang menyebabkan penulis tertarik untuk meniliti kepemimpinan visioner seorang kepala sekolah, karena ingin membuktikan kesesuaiannya dengan beberapa teori tentang kepemimpinan visioner. Dari latar belakang di atas, maka akan diteliti Kepemimpinan Visioner Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari Kabupaten Purbalingga. B. Batasan dan Rumusan Masalah Supaya penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis membatasi diri hanya berkaitan dengan Kepemimpinan, Visioner, dan Kepala Sekolah yang ada diawah Persyarikatan Amal Usaha Muhammadiyah. Khususnya

7

SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka penulis akan mengembangkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kompetensi Kepemimpinan Visioner Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga? 2. Bagaimana karakteristik kepemimpinan visioner kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga? 3. Bagaimana dampak kepemimpinan visioner yang dikembangkan terhadap kemajuan SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan dan menganalisis kompetensi kemimpinan visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga 2. Mengetahui karakteristik kepemimpinan visioner kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga 3. Mendeskripsikan dan menganalisis hasil kepemimpinan visioner yang dikembangkan terhadap kemajuan SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepemimpinan visioner dari segi teoritis maupun segi praktis: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi atau bahan kajian dalam pengembangan penelitian selanjutnya, khususnya dalam memajukan di lembaga pendidikan yang selalu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi dari kepala sekolah dalam kepemimpinannya. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: a. Bagi guru (kepala sekolah), penelitian ini dapat membantu kepala sekolah dalam memimpin guru dan karyawan dengan kepemimpinan yang visioner.

8

b. Bagi Yayasan (pengurus Muhammadiyah), khususnya penyelenggara pendidikan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga, dapat memberikan contoh model kepemimpinan visioner dalam sekolah Muhammadiyah.

E. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, secara garis besar penulis membaginya menjadi lima bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut: Pada bagian awal Tesis ini berisi Halaman Judul, Pernyataan Keaslian, Pengesahan, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Halaman Daftar Isi, Halaman Tabel, Halaman Daftar Lampiran Dan Abstrak. Bagian utama Tesis dituangkan dengan sistematika tertentu yang terdiri dari atas beberapa bab sesuai kebutuhan. Karena penelitian dalam penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka isinya meliputi: Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka dan Sistematika Pemabahasan Tesis. Bab II berisi Landasan Teori dari penelitian yang dilakukan, pada sub pertama dalam bab ini meliputi: teori-teori yang berkaitan dengan konsep kepemimpinan visioner, kepala sekolah, dan kepemimpinan visioner kepala sekolah di sekolah menengah atas. Bab III akan dijelaskan Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam proses penelitian yang meliputi: Jenis Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data. Bab IV. Hasil dan pembahasan penelitian yang meliputi pelaksanaan kepemimpinan visioner dan menuangkan kompetensi, karakteristik dan dampak kepemimpinan kepala SMA Muhammadiyah 2

9

Bobotsari kabupaten Purbalingga. Analisa Data yang meliputi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan evaluasi dari hasil penelitian tentang kepemimpinan visioner kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga. Bab V. Penutup, terdiri dari kesimpulan atau jawaban atas rumusan masalah yang dalam penelitian tersebut dan saran-saran. Bagian akhir tesis ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.

77

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dan pembahasan tersebut diatas maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan visioner telah dilakukan oleh kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari kabupaten Purbalingga. Hal itu terbukti kepala sekolah tersebut melakukan pekerjaannya yakni menjalankan kepemimpinannya dengan berwawasan ke depan, berani bertindak dalam meraih tujuan, mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan, mampu merumuskan visi yang jelas, mampu mengubah visi ke dalam aksi, berpegang erat kepada nilai-nilai spiritual yang diyakininya, membangun hubungan (relationship) secara efektif, member penghargaan dan resoek, inovativ, dan proaktif dalam menemukan dunia baru. 2. Kepemimpinan visioner memiliki peran yang penting dalam memajukan sebuah lembaga, tidak terkecuali lembaga pendidikan. Kepemimpinan visioner merupakan salah satu kepemimpinan yang dianggap relevan untuk peningkatan kualitas pendidikan saat ini. Kepemimpinan visioner termasuk jajaran model kepemimpinan yang diyakini banyak orang sebagai model kepemimpinan yang membawa pencerahan bagi masa depan lembaga pendidikan Islam. 3. Dengan didasarkan pada analisis regresi sederhana yang dilakukan terhadap hasil data penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner memberikan pengaruh yang sangat positif dan signifikan. Sesuai hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi kepemimpinan visioner SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari Kabupaten Purbalingga sudah sangat baik, namun ada beberapa hal yang masih harus ditingkatkan agar kemajuan sekolah semakin meningkat.

78

B. Rekomendasi Dengan mengetahui adanya kontribusi yang positif dengan kepemimpinan visioner Kepala SMA Muhammadiyah 2 Bobotsari Kabupaten Purbalingga, maka penulis merekomendasikan beberapa hal, yaitu: 1. Visi dan misi sekolah harus dikomunikasikan dari waktu ke waktu secara rutin oleh kepala sekolah dalam berbagai kesempatan kepada semua warga sekolah dan stakeholder. Kepala sekolah harus memiliki keterampilan komunikasi dan persuasi yang baik sehingga dapat mempengaruhi banyak pihak untuk tetap menjalankan program sesuai visi misi sekolah, bahkan ketika dihadang oleh hambatan dan tantangan. 2. Hendaklah kepala sekolah senantiasa menjalankan visi dan misi yang telah dibuatnya secara konsisten. 3. Hendaknya kepala sekolah selalu melakukan berbagai macam perubahan di sekolah. 4. Selain itu kepala sekolah harus mengetahui model inovasi yang tepat dan cocok untuk diterapkan dan tidak perlu menunggu suatu lembaga telah mengalami kemunduran dan kehancuran baru dilakukan inovasi. 5. Kepala Sekolah perlu mendapatkan pelatihan atau workshop tentang kepemimpinan visioner dari para ahlinya. Bukan hanya dari segi administrative, namun lebih ke bidang praktisinya. Dalam hal ini pertemuan MKKS ditingkat Sekolah Swasta dan Negeri dimanfaatkan untuk ajang berbagi pengalaman dan upaya untuk menyelesaikan masalah, serta mentransfer pengetahuan dan keterampilan.

DAFTAR PUSTAKA

Alma Buchari & Hurriyanti Ratuh. 2008. Manajemen Corporate Dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu Dan Layanan Prima, Bandung, Alfabeta Badawi, Achmad. 2014. Membangun Disiplin & Kinerja Guru, Jakarta, Al Wasath Publishing House dan Universitas Muhammadiyah Tangerang. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Manajemen Sekolah, Jakarta, Pusdiklat Pegawai Diknas 2008. Karwati, Eusi dan Priansa, Juni, Donni. 2014. Manajemen Kelas atau Classroom Management, Bandung, Penerbit Alfabeta. Khalifah, Mahmud dan Quthub, Usamah. 2009. Menjadi Guru Yang Dirindu, , Ziyad Visi Media. Komariah, Aan. 2008. Manajemen Corporate Dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Fokus Pada Mutu dan Layanan Prima, Bandung, Alfabeta.

Kompri. 2015. Manajemen Sekolah Orientasi Kemandirian Kepala Sekolah, Yogyakarta, Pustaka Pelajar Kotler, Philip and Keller, Lane, Kevin. 2009. Marketing Management, Indonesia, PT. Indeks. Masruri, Bay, M. 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah & Budaya Organisasi, Jakarta: Al Wasat Publishing House dan Universitas Muhammadiyah Tangerang

Matthew B. Milles A.M.Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta: UI Press.

Mulyasa, E. 2012. Manajemen Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta, PT. Bumi Aksara S. Nasution. 1998. Metode Penelitian Kualitatif Naturalistik, Bandung : Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,

Bandung: Elfabata Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta Wirawan. 2014. KEPEMIMPINAN Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada