Affrilyno S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme Menuju Postmodern Urbanisme

Affrilyno

Program studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Indonesia [email protected]

ABSTRAK

Teori Bigness yang digulirkan merupakan teori yang menurut Rem Koolhaas mampu menghasilkan logika sendiri. Sekalipun teori ini dianggap sebagai bentuk yang berbeda dalam wacana arsitektur, namun keberadaannya memiliki pertumbuhan tersendiri. Ihwal teori ini berakar pada tatanan program Manhattanism yang ditulis Rem Koolhaas pada bukunya, (1978). Pada buku selanjutnya, S, M, L, XL (1995), Rem Koolhaas secara lebih terperinci memberikan implementasi aktual dari Manhattanism melalui berbagai proyek yang terealisasi maupun tidak terealisasi beserta tulisan-tulisan yang melingkupinya. Melalui karya tekstualnya, Rem Koolhaas telah mengembangkan pendekatan yang spesifik terhadap urbanisme dan arsitektur. Terkait problematika dalam arsitektur dan urbanisme yang menggulirkan permasalahan terhadap penolakan kompleksitas, kurangnya kontrol, oposisi, kontradiksi, dan skala yang besar, Rem Koolhaas justru merangkul kondisi ini dan menyatakannya sebagai titik awal untuk proyek-proyek mereka. Dalam konteks urban secara spesifik, Rem Koolhaas menyatakan permasalahan urban tidak lagi dapat dikendalikan dengan cara 'klasik' Modernisme. Permasalahan yang ada selanjutnya berfungsi sebagai sarana struktural untuk mengakomodasi permasalahan yang tidak dapat dikontrol. Isu-isu ini selanjutnya berperan sebagai instrumen baru dalam tatanan urbanisme dan arsitektur.

Kata kunci: Rem Koolhaas, S M L XL, Bigness, Urbanisme Kontemporer

ABSTRACT

Theory of Bigness as Koolhaas refers to it generates its own logic. Although the concept suffers from neglect in architectural discourse, it has prospered on its own. The program for Manhattanism has been established in 'Delirious New York' (1978). Furthermore, in the next , S, M, L, XL (1995), Rem Koolhaas gives a record of the actual implementation of Manhattanism throughout the various (un)realized projects and texts. Through his , Rem Koolhaas has developed a very specific approach towards urbanism and architecture. Related to the scope of the problems in architecture and urbanism like instead of denial of complexity, lack of control, opposition, contradiction, and bigness, Koolhaas embrace these conditions and declare them as the starting point for their projects. The urban context specifically, Koolhaas stated, no longer can be controlled in the 'classical' manner of Modernism. These issues serve as the structural means to accommodate what cannot be controlled. They are the new instruments of urbanism and architecture.

Keywords: Rem Koolhaas, S M L XL, Bigness, Comtemporary Urbanism

1. Pendahuluan peningkatan kualitas dari lingkungan 1.1. Urban Desain: peralihan modern binaan. urbanisme menuju postmodern Urban desain pada awalnya mencuat urbanisme pada akhir tahun 1960 sebagai sebuah Pada tahun 1960-an, arsitektur, kritik terhadap lingkungan binaan yang perencanaan, arsitektur lansekap dan dihasilkan oleh para arsitek modern, profesi lainnya saling menyalahkan satu perencana kota, arsitek lansekap dan sama lainnya sebagai penyebab dari profesional lain yang terkait dalam menurun atau mundurnya kualitas urban. pembangunan lingkungan binaan. Motif Keberadaan urban desain dikembangkan yang menjadikan urban desain semakin lebih sebagai sebuah sarana untuk penting peranannya dapat dilihat dari tiga membangun “jembatan” antara perbedaan hal yang utama yaitu: kepentingan ekologi, profesi desain dan perencanaan dan kepentingan ekonomi dan kepentingan memfokuskan kepada pengembangan dan sosial dan budaya. Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 54

“S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme”

cerita, dongeng, serta catatan perjalanan 1.2. S, M, L, XL dan Urban Desain: dan meditasi dari kota kontemporer, namun peralihan modern urbanisme menuju juga berupa esai dan manifesto yang pada postmodern urbanisme dasarnya adalah kritik dan visi Rem Dari pengantar yang telah disampaikan Koolhaas dan O.M.A dalam memandang mengenai urban desain diatas serta sub arsitektur dan urbanisme. judulnya akan menimbulkan banyak S, M, L, XL juga memberikan sebuah pertanyaan yang mengacu kepada urban gambaran dari implementasi yang nyata desain dan hubungannya dengan kata dari O.M.A terhadap teori "Manhattanism" kunci S, M, L, XL. Seperti apakah S, M, L, melalui berbagai tulisan, konsep dan XL yang telah disebutkan serta kaitan S, M , proyek (walau kebanyakan belum L, XL ini dengan urban desain terkait terealisisakan). Dengan tampilan yang peralihan modern urbanisme menuju penuh nuansa grafis dan penuh dengan postmodern urbanisme?. warna, buku ini juga menggariskan S, M, X, XL adalah sebuah buku karya beberapa tulisan dan konsep yang O.M.A, Rem Koolhaas dan Bruce Mau, kemudian menjadi teori-teori dalam yang isinya merupakan kumpulan dari arsitektur dan urbanisme. "Bigness" dan perencanaan arsitektur, esai, manifesto "Generic City" misalnya, menjadi bahan diari, foto dan sketsa, kartun, cerita, rujukan teori dalam konteks arsitektur dan dongeng, catatan perjalanan dan meditasi urban di kalangan akademisi. dari kota kontemporer. Buku dengan Terkait dengan urban desain, buku S, M, ketebalan 1376 halaman ini dipublikasikan L, XL merupakan buku yang bercerita pertama kali di New York, Amerika Serikat mengenai gambaran proses keterkaitan pada tahun 1995 oleh The Monacelli Press. arsitektur dan urbanisme berikut hal-hal Buku ini merupakan kumpulan visi karya- yang melingkupinya dan akan lebih mudah karya terbaik dari O.M.A (Office for "membaca” buku S, M, L, XL ini dengan Metropolitan Architecture) dengan Rem sudut pandang yang cenderung ke arah Koolhaas sebagai pendirinya. urban desain sebagai jembatan dalam Rem Koolhaas dengan nama lengkap melihat arsitektur dan urbanisme sebagai Remment Lucas Koolhaas yang lahir pada sebuah lingkup yang berjalan bersama. tahun 1944 adalah seorang arsitek, ahli Judul dari buku ini, S, M, L, XL itu teori arsitektur, urbanis dan akademis sendiri secara tidak langsung telah "Professor in Practice of Architecture and mengisyaratkan lingkup dari isinya, yang Urban Design" di Graduate School of merupakan kumpulan dari setiap karya dan Design di Harvard University, Amerika esai terpilih dan selanjutnya disusun Serikat. Arsitek kelahiran Belanda ini berdasarkan skalanya dari suatu yang kecil mengeyam pendidikan di Film (small), kemudian suatu yang sedang and Television Academy di Amsterdam, (medium) dan selanjutnya suatu yang Belanda, kemudian di London, Inggris pada besar (large) hingga suatu ekstra besar tahun 1968 di Architectural Association (extra large) atau secara jelasnya disusun School of Architecture dan melanjutkannya dengan pedoman skala yaitu: Small, pada tahun 1972 di Cornell University, Medium, Large, dan Extra Large. Ithaca, New York, Amerika Serikat. Bersama dengan arsitek , Zoe Zenghelis dan , Rem Koolhaas mendirikan firma arsitektur OMA (The Office for Metropolitan Architecture) pada tahun 1975 di London, Inggris. Bersama dengan O.M.A dan seorang desainer grafis, Bruce Mau, Rem Koolhaas berkolaborasi menuangkan karya serta pemikirannya ke dalam buku S, M, L, XL tersebut. Buku S, M , L, XL ini tidak hanya berisikan kumpulan karya O.M.A dan Rem Koolhaas yang berupa perencanaan arsitektur, diari, foto dan sketsa, kartun, Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 55

Affrilyno kemungkinan dalam mengkreasikan sesuatu yang baru dan inovatif. Secara keseluruhan S, M, L, XL memperkenalkan sebuah persepsi baru dalam melihat arsitektur, urbanisme, kota dan urbanisasi itu sendiri.

2. S, M, L, XL Ada hal yang menarik untuk diperhatikan lebih jauh bahwa ternyata struktur penyusunan buku S, M, L, XL bukan merupakan susunan yang terpisah berdasarkan tingkatan skalanya dan tidak saling terhubung satu sama lainnya, namun lebih merupakan suatu kesatuan

secara arsitektural. Small, Medium, Large Gambar 1: Sampul dan contoh isi buku dan Extra Large memang merujuk kepada S, M, L, XL. Sumber: S, M, L, XL, dokumentasi, konsep tingkatan secara skala, namun 2015 pembatasan dari tingkatan skala ini sendiri sebenarnya tidaklah terlalu tajam dan hal Secara global, materi yang ini memberikan sebuah pemisahan yang disampaikan dalam buku ini berdasarkan jelas dalam permasalahan arsitektural, skalanya dimana S (small) dan M (medium) urbanisme, ukuran dan kompleksitas serta lebih ditujukan pada permasalahan atau isu sekaligus memperlihatkan sebuah yang diangkat dari tingkatan domestik kesatuan atau "benang merah" adanya hingga publik. Selanjutnya L (large) lebih keterkaitan dan saling mempengaruhi difokuskan pada hal yang dicetuskan Rem antara bagian dalam Small, Medium, Large Koolhaas sebagai “the architecture of dan Extra Large secara arsitektural. Bigness” dan terakhir XL (extra large) S, M, L, XL dapat dikatakan telah merujuk kepada karya-karya dalam skala menjadi sebuah perspektif baru berikut aksi urban dengan esai penting Rem Koolhaas yang melingkupinya. Sebuah aksi absolut terkait dengan urbanisme yaitu “What Ever yang menjungkirbalikkan asumsi tentang Happened to Urbanism”. arsitektur, desain dan urbanisme. Rem Dalam S, M, L, XL, Koolhaas mencoba Koolhaas melihat arsitektur sebagai menggambarkan sebuah keindahan yang sebuah kegiatan yang fokus utamanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda. sebagai sebuah “penambahan” kepada Rem Koolhaas mendeskripsikan keindahan dunia (as adding to the world), dengan dua cara; pertama, sebagai asas memfokuskan pada pemahaman dalam yang berhadapan selaras dengan geometri, kaitan pola “menambahkan” sesuatu yang keseimbangan dan komposisi yang akan baru dibandingkan pola “mengurangi” menghasilkan suatu yang baik dan yang ataupun “menghapus” sesuatu. kedua; sebagai suatu yang baru, yang Rem Koolhaas (O.M.A) dalam S, M, L, muncul sebagai sebuah solusi dari S, M, L, XL telah membangun pendekatan yang XL. Pada prinsipnya, dalam S, M, L, XL, sangat spesifik terkait urbanisme dan Rem Koolhaas menawarkan suatu cara arsitektur. Dengan menggunakan pandang baru dalam memaknai sebuah pengingkaran kompleksitas (denial of kaidah keindahan dengan sudut yang complexity), ketiadaan kendali (lack of terkadang terlihat cenderung memberontak, control), oposisi (opposition), kontradiksi memprovokasi atau bahkan kekanak- (contradiction) dan kemegahan (bigness), kanakan. Rem Koolhaas (O.M.A) merangkum kondisi Rem Koolhaas dalam S, M, L, XL juga tersebut dan mendeklarasikannya sebagai mengutarakan perihal yang spesifik tentang titik awal dalam proses berkarya. urbanisme, bukan sebagai sebuah bentuk Dalam konteks urban khususnya, Rem tanggung jawab atupun legitimasinya, Koolhaas (O.M.A) menyatakan urban tidak namun mungkin dapat dikatakan dalam lagi dikendalikan dalam sudut pandangan perspektif yang lebih sederhana, karena modernisme. Kepekaan terhadap kondisi urbanisme disini menawarkan berbagai tersebut dijadikan sebagai pengertian Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 56

“S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme” mendasar untuk mengakomodasi hal yang modern Wailing Wall. I now realize that it tidak dapat dikendalikan. Sebagai sebuah encircles the city, paradoxically making it "free". instrumen baru dalam urbanisme dan It is 165 kilometers long and confronts all of arsitektur. Selanjutnya dalam buku S, M, L, Berlin's condition, includoing lakes, forests, XL ini terdapat isu utama dalam beberapa periphery; parts of it are intensely metropolitan, others suburban. Also the wall is not stable; and esai yang menggambarkan visi dan konsep it is not asingle entity, as i thought. It is more a dari Rem Koolhaas (O.M.A) dalam melihat situation, a permanent, a slow motion evolution, arsitektur dan urbanisme. some of it abrupt and clearly planned, some of Pada bagian awal dari buku ini, pada it improvised." bagian Foreplay terdapat sebuah esai yang (Rem Koolhaas, Field Trip: (A) A Memoir | The berjudul Exodus, or the Voluntary Prisoners Berlin wall as architecture, Rem of Architecture yang menggambarkan Koolhaas/OMA and Bruce Mau, S,M,L,XL, The Monacelli Press, New York, 1995, hal. sebuah isu tentang eksodus atau 216-217) perpindahan. Kemudian pada bagian S(small), dapat ditemui dua esai penting Dari tulisan diatas terlihat bahwa yang yaitu Imagining Nothingness dan The coba dipahami oleh Rem Koolhaas dalam Terrifying Beauty of the Twentieth Century. melihat Tembok Berlin bukan sebagai Selanjutnya pada bagian M (medium) pembatas secara fisik maupun pembatas terdapat artikel menarik tentang tembok secara politik antara Jerman Timur yang Berlin serta pandangan Rem Koolhaas menganut paham komunisme dan Jerman yang menyatakan tembok Berlin sebagai Barat yang berfaham demokrasi, namun sebuah arsitektur dalam Field Trip: (A) A lebih kepada melihat Tembok Berlin Memoir | The Berlin wall as architecture. dengan "membaca" nya secara formal Kemudian pada bagian L (large), terdapat daripada mengkomposisinya. sebuah manifesto penting yang sering Dijelaskan, dalam pandangan Rem menjadi perdebatan yaitu Bigness, or the Koolhaas yang terlihat bukanlah adalah problem of Large dan terakhir pada bagian Jerman Timur yang terpenjara namun XL( extra large), terdapat sebuah esai yang Jerman Barat dengan "open society" nya menggambarkan pemikiran Koolhaas yang terpenjara. Secara paradok, justru dalam urbanisme yaitu What Ever tembok sepanjang 165 km yang Happened to Urbanism ? serta sebuah esai mengelilingi Jerman Timur inilah yang yang dapat dikatakan sebagai sebuah "memerdekakan" Jerman Timur. Tembok panduan yaitu The Generic City. Berlin memberikan sebuah persepsi baru Berikut ini pembahasan beberapa tentang fungsi yang melambatkan evolusi tulisan dalam buku S, M, L, XL terkait urban, mempertahankan suatu yang pemikiran Rem Koolhaas dalam melihat krusial dalam kontek urban. arsitektur dan urbanisme. "The Berlin Wall was a very graphic 2.1. Field Trip: (A) A Memoir |The demonstration of the power of architecture and Berlin wall as architecture 1993 some of its unpleasant consequences." (Rem Koolhaas, Field Trip: (A) A Memoir | The Esai sebenarnya merupakan sebuah Berlin wall as architecture, Rem tulisan atau sebuah catatan perjalanan Koolhaas/OMA and Bruce Mau, S,M,L,XL, Rem Koolhaas pada tahun 1971 dengan The Monacelli Press, New York, 1995, hal. berjudul "The Berlin Wall as Architecture", 226) yang selanjutnya digunakan Rem Koolhaas sebagai dasar teori dalam menyelesaikan "As an object the wall was unimpressive, evolving toward a near dematerialization; but proyek tugas akhirnya di Architectural that left its power undiminshed. In fact, in Association, London, Inggris. narrowly architectural terms, the wall was not an object but an erasure, a freshly create "That year, the wall celebrates its tenth absence. For me, it was a first demonstration of birthday. my first impression in the hot August the capacity of the void -- of nothingness-- to weather : the city seems almost completely "function" with more effiency, subtlety and abandoned, as empty as i always imagined the flexibility than any object you could imagine in other side to be. Other shock: it is not East its place. It was a warning that -- in architecture Berlin that is imprisoned, but the West, -- absence would always win a contest the"open society". In my imagination, stupidly, withpresence." the wall was simple, majestic north-south divide; (Rem Koolhaas, Field Trip: (A) A Memoir | The a clean, philosophical demarcation; a neat, Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 57

Affrilyno Berlin wall as architecture, Rem dari konsep dasar Rem Koolhaas dalam Koolhaas/OMA and Bruce Mau, S,M,L,XL, catatan perjalanannya berjudul "The Berlin The Monacelli Press, New York, 1995, hal. 228) Wall as Architecture". Dalam esai ini, Rem Koolhaas mencoba menerapkan konsep Dan selanjutnya Rem Koolhaas "The Berlin Wall" ke dalam proyek tugas menggariskan bahwa Tembok Berlin akhirnya yang berjudul Exodus or the adalah sebuah bentuk demonstrasi dari Voluntary Prisoners of Architecture. kekuatan arsitektur yang sekaligus Sebuah proyek utopia dengan menerapkan memberikan konsekwensi yang dapat saja konsep "The Berlin Wall" pada kota London, tidak menyenangkan. Tembok Berlin juga Inggris sebagai sebuah upaya melihat dimaksudkan Rem Koolhaas bukan permasalahan arsitektur dan urbanisme di sebagai sebuah obyek secara fisik, namun kota London. lebih sebagai sebuah "penghapus" yang Pada bagian prolog-nya, esai ini menciptakan sebuah "ketiadaan". menceritakan sebuah cerita yang menarik Ketiadaan yang akan memberikan sebuah yang menggambarkan sebuah kota yang tatanan "fungsi" yang lebih efisien. Tulisan terbagi dua dan selanjutnya terjadi ini dapat dikatakan sebagai awal dari perpindahan (exodus) ke sisi lain dari kota konsep dasar bagi Rem Koolhaas dalam tersebut. mengembangkan pemikirannya akan arsitektur dan urbanisme lebih jauh dalam “Once, a city was divided in parts. One part konsep-konsep berikutnya seperti became The Good half, theother the Bad half. The inhibitants of the Bad half began to flock to Imagining Nothingness , Bigness, or the the good part of the divided city, rapidly swelling problem of Large dan juga The Generic into an urban exodus… the population of the City. Good Half would have doubled, while the Bad Half would have turned into the ghost town… …the authorities of the bad part made desperate and savage use of architecture: they built a wall around the good part of the city, making it completely inaccessible to their subjects. The Wall was a masterpiece.”

(Exodus or the Voluntary Prisoners of Architecture dalam S,M,L,XL, The Monacelli Press, New York, 1995, hal.5)

Selanjutnya diceritakan keadaan kedua sisi kota karena keberadaan dinding (The Wall) yang mengukung salah satu sisi kota Gambar 2: Bagian dari esai Trip: (A) A tersebut. Salah satu sisi kota yang menjadi Memoir | The Berlin wall as architecture. Sumber: lemah dan tidak mampu bertahan dan sisi S,M,L,XL, dokumentasi, 2015 kota lain mengalami ketidakberdayaan. Pada dasarnya esai Rem Koolhaas Cerita ini mejadikan contoh yang lebih dalam The Berlin wall as architecture, mudah dalam melihat sebuah esensi mencoba menggambarkan sebuah analisa arsitektur yang mengerikan dan memiliki atau sebuah peringatan yang mengarahkan kekuatan yang dapat membinasakan bahwa arsitektur tidak hanya akan namun digunakan untuk tujuan yang positif. memberikan sebuah kegunaan ataupun keuntungan kepada manusia, namun juga "The Good Half, now glimpsed only over forbidding obstacle from an agonizing distance, dapat menimbulkan kemungkinan akan became even moren irresistible. Those trapped, hal-hal yang tidak berguna bahkan left behind in the gloomy Bad Half, became berbahaya apabila tidak sedari dari awal obsessed with vain plans for escape. dipertimbangkan dalam menterjemahkan Hopelessness reigned supreme on the wrong arsitektur secara lebih luas . side of the wall. As so often before in this history of mankind, architecture was the guilty 2.2. Exodus, or the Voluntary instrument of despair. " Prisoners of Architecture | AA Final (Exodus or the Voluntary Prisoners of Architecture dalam S,M,L,XL, The Monacelli Project, 1972 Press, New York, 1995, hal.5) Esai berikut ini merupakan kelanjutan Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 58

“S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme”

“Tujuan yang positif”. Dari sini awal mulanya. Namun yang selanjutnya terjadi ternyata lebih menggambarkan sebuah ketidakberimbangan. “The Strip” (Bidang) adalah sebuah jawaban untuk menangani perpindahan ini (exodus). Ini adalah sebuah alat untuk melakukan peperangan arsitektural melawan kondisi yang tidak diinginkan dari kota (an 'architectural warfare against (the) undesirable conditionsm of the City.) Sebuah rangkaian cerita mengenai kota yang terbagi dua dan terjadinya perpindahan (exodus) ke salah satu kota, Gambar 4: Bagian dari esai Exodus or sekali lagi ini merupakan cara pandang the Voluntary Prisoners of Architecture yang Rem Koolhaas yang menegaskan menjelaskan secara visual konsep "The Strip". keterkaitan arsitektur dan urbanisme serta Sumber: S,M,L,XL, dokumentasi, 2015 kehidupan urban manusia dimana 2.3. Manifesto | Bigness, or the arsitektur telah menjadi sebuah alat yang problem of Large bertanggungjawab dalam mengatur Manifesto tentang "Bigness" kehidupan manusia dalam kontek kota. (kemegahan) merupakan bagian dari

rangkaian teoritis Rem Koolhaas dalam

melihat arsitektur dan urbanisme. Dalam

manifesto ini, Rem Koolhaas menuliskan

bahwa Delirious New York (publikasi

sebelumnya) merupakan langkah awal dan

kemudian diperkuat lagi dengan "Theory of

Bigness".

" Delirious New York implied a latent "Theory of Bigness" based on five theorems. 1. Beyond a certain critical mass, a building becomes a Big Building. Such a mass can no longer be controlled by a single architectural gesture, or even by any Gambar 3: Bagian dari esai Exodus or combination of architectural gestures. This the Voluntary Prisoners of Architecture. impossibility triggers the autonomy of its Sumber: S,M,L,XL, dokumentasi, 2015) parts, but that is not the same as fragmentation: the parts remain committed Dalam rangkain cerita ini, Rem to the whole. Koolhaas menegaskan apa yang telah 2. The elevator--with its potential to establish disampaikannya pada catatan mechanical rather than architectural perjalanannya yaitu "The Berlin Wall as connections--and its family of related Architecture", dengan memberikan sebuah inventions render null and void the classical pengkondisian yang lebih jelas dalam repertoire of architecture. Issues of menerapkan konsep "The Strip" sebagai composition, scale, proportion, detail are now moot. The "art" of architecture is alternatif solusi untuk mencegah useless in Bigness. kekacauan yang terjadi akibat keberadaan 3. In Bigness, the distance between core and perpindahan (exodus) dari suatu kondisi envelope increases to the point where the ke kondisi yang berbeda. Dan disini jelas facade can no longer reveal what happens Rem Koolhaas mengingatkan bahwa inside. The humanist expectation of arsitektur dan arsitek lah yang menjadi "honesty" is doomed: interior and exterior pemegang peranan utama dalam architectures become separate projects, one kehidupan urban, yang dapat saja malah dealing with the instability of programmatic membawa kepada ke kekacauan. and iconographic needs, the other--agent of disinformation--offering the city the apparent stability of an object. Where architecture Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 59

Affrilyno

reveals, Bigness perplexes; Bigness with simulation, virtuality, nonexistence. transforms the city from a summation of certainties into an accumulation of mysteries. (Manifesto | Bigness, or the problem of What you see is no longer what you get. Large dalam S,M,L,XL, The Monacelli Press, 4. Through size alone, such buildings enter an New York, 1995, hal.505-507) amoral domain, beyond good or bad. Their impact is independent of their quality. Berikutnya dalam esai "Bigness, or the 5. Together, all these breaks--with scale, with problem of Large", Rem Koolhaas juga architectural composition, with tradition, with menawarkan strategi pendekatan atau transparency, with ethics--imply the final, dapat dikatakan sebagai metode dalam most radical break: Bigness is no longer part aplikasi "Bigness" ini, yaiutu dengan of any urban tissue. "Dismantlement" (pembongkaran) &

(Manifesto | Bigness, or the problem of Large "Disappearance" (ketiadaan). Kedua dalam S,M,L,XL, The Monacelli Press, New metode ini akan semakin mempertegas York, 1995, hal.499) aplikasi dari teori " Bigness" ini.

"Theory of Bigness" pada intinya 3. Sebuah Studi: Public Library merujuk kepada perlawanan terhadap nilai- merupakan nilai arsitektur yang ada dengan perpustakaan umum sekaligus merupakan pernyataan seperti prinsip-prinsip arsitektur perpustakaan pusat bagi 28 cabang "lama" seperti komposisi, skala, proporsi perpustakaan Seattle yang terdiri dari dan detail tidak lagi dibutuhkan dalam dengan 11 lantai dan 1 lantai bawah tanah. "Bigness". Perpustakaan ini dibuka untuk umum pada tahun 2004 dan terletak pada situs di " So marked was the generation of May '68, Fourth and Fifth Avenues, Seattle, Amerika my generation--supremely intelligent, well Serikat. Desain perpustakaan ini semakin informed, correctly traumatized by selected mengokohkan karir arsitektur Rem cataclysms, frank in its borrowings from other disciplines--by the failure of this and similar Koolhaas dalam mendesain bangunan models of density and integration--by their impresif, terutama dalam systematic insensitivity to the particular--that it mengkombinasikan tatanan yang futuristik proposed two major defense lines: dengan fungsi bangunan. dismantlement and disappearance." Dalam lingkup global, kehadiran Seattle In the first, the world is decomposed into Public Library memberikan arti penting bagi incompatible fractals of uniqueness, each a perpustakaan dalam memasuki fase baru pretext for further disintegration of the whole: a yang menjadikan perpustakaan tidak hanya paroxysm of fragmentation that turns the mengacu pada tatanan perpustakaan particular into a system. Behind this breakdown secara tradisonal (dalam hal ini koleksi of program according to the smallest functional particles looms the perversely unconscious buku) namun juga dapat menjadi sebuah revenge of the old form-follows-function sarana vital untuk masyarakat, yang doctrine that drives the content of the project-- memberikan akses informasi lebih luas, behind fireworks of intellectual and formal lebih simultan dan tersedianya sophistication- relentlessly toward the keberagaman serta pemilihan media. Rem anticlimax of diagram, doubly disappointing Koolhaas meredefinisikan arti sebuah since its aesthetic suggests the rich perpustakaan yang tidak hanya secara orchestration of chaos. In this landscape of khusus ditujukan untuk buku, namun lebih dismemberment and phony disorder, each kepada perpustakaan sebagai sebuah activity is put in its place. pusat informasi tempat berbagai bentuk The programmatic hybridizations/ proximities/ frictions/overlaps/superpositions media baik itu yang lama (dalam hal ini that are possible in Bigness--in fact, the entire buku) maupun media baru seperti media apparatus of montage invented at the beginning digital. of the century to organize relationships between Dalam aplikasinya, Rem Koolhaas independent parts--are being undone by one melakukan pembongkaran program section of the present avant-garde in perpustakaan. Program perpustakaan ini compositions of almost laughable pedantry and awalnya dibongkar kemudian disusun rigidity, behind apparent wildness. kembali untuk mendapatkan suatu pola The second strategy, disappearance, dan program baru yang lebih baik. Dimulai transcends the question of Bigness--of massive dengan tahap pertama dengan melalukan presence--through an extended engagement pendataan program awal untuk Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 60

“S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme” mendapatkan programnya dan kebutuhan akan buku dalam perpustakaan. Selanjutnya tahap kedua adalah mengkonsilidasikan buku dengan program ruang yang terkait serta tahap ketiga adalah melakukan penyesuaian program. Tahapan berikutnya setelah penyesuaian program adalah mengaplikasikan program yang baru tersebut ke dalam perencanaan penataan lantai maupun kebutuhan ruangnya.

"The redefines the Gambar 6: Gambar proses re-program ke library as an institution no longer exclusively dalam pembagian ruang bangunan dedicated to the book, but as an information Seattle Public Library. Sumber: store where all potent forms of media—new and http://www.archdaily.com/11651 old—are presented equally and legibly. In an /seattle-central-library-oma-lmn/, 2015) age where information can be accessed anywhere, it is the simultaneity of all media" Gambar diatas menunjukkan proses "Dismantelement" atau pembongkaran (http://www.archdaily.com/11651/seattle- yang dilanjutkan dengan re-program dari central-library-oma-lmn/, 2015) program perpustakaan yang ada dan

mengaplikasikan program baru tersebut ke Permasalahan utama dari dalam perencanaan penataan lantai pengorganisasian perpustakaan adalah maupun kebutuhan ruangnya. flatness . Dalam penerapan konsep Rem Koolhaas ke dalam bangunan Seattle "The glass goes beyond transparency to Public Libary dimulai dengan melakukan absorb every vibe of the city.“ "Dismantelement" atau pembongkaran. Pembongkaran yang dilakukan adalah (RemKoolhaas,http://www.spl.org/Documents/ pembongkaran program, yang selanjutnya about/libraries_for_all_report.pdf, 2015) disusun kembali untuk mendapatkan suatu pola dan program baru yang lebih baik Fokus penggunaan material yang ada dengan menempatkan "superposition" yang terutama penggunaa kaca merupakan berdasarkan program sebelumnya. metode Rem Koolhaas dalam konsepnya untuk menyerap atau menangkap setiap getaran dari kota. Sebuah konsep yang ditujukannya untuk menjadikan bangunan perpustakaan ini tidak hanya sebagai "generator" kota namun juga sekaligus sebagai bagian dari kota yang krusial. Penerapan transparansi melalui penggunaan material kaca ini merupakan bentuk aplikasi konsep "Disappearance". Keterbukaan dan tembus cahaya pada Gambar 5: Gambar proses re-program bidang perpustakaannya ini membuatnya Seattle Public Library. Sumber: seakan perpustakaan ini tidak hadir dalam http://www.archdaily.com/11651 bentuk fisik yang besar namun /seattle-central-library-oma-lmn/, 2015 membuatnya terlihat menyatu atau melebur dengan lingkungan sekitarnya. Selain menerapkan konsep

Dismantelement dan "Disappearance", Seattle Public Library juga mempergunakan elemen dan bentukan desainnya yang ditujukan untuk menjadikan bangunan maupun penggunaannya mengarah kepada konsep yang ramah lingkungan dan berkelanjutan Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 61

Affrilyno (green and sustainable) yang terbukti Penerapan aplikasi konsep dalam dengan adanya penghargaan Leadership lingkup arsitektur oleh Rem Koolhaas in Energy & Environmental Design (LEED) pada Seattle Public Library, secara - Silver certification pada tahun 2005. gamblang menegaskan peranan konsep Selain itu masih ada beberapa "Bigness" berikut metodenya yakni: penghargaan lainnya terkait inovasi "Dismantlement" dan "Disappearance". maupun perpustakaan ini sendiri, antara Selain itu, hal ini memberikan pemahaman lain penghargaan Honor Award for bahwa sebuah karya arsitektur seharusnya Outstanding Architecture - American juga mempertimbangkan faktor lain diluar Institute of Architects pada tahun 2005, konteks arsitekturnya, faktor urbanisme kemudian penghargaan Outstanding ataupun pengguna dan keberlangsungan Library Building Award - American Institute dari kehidupan urban itu sendiri. of Architects and American Library Di sisi lain, buku S, M, L, XL yang Association dan Platinum Award for berisikan banyak manifesto dan essai Innovation and Engineering - American penting bagi arsitektur dan urbanisme ini Council of Engineering Companies (ACEC) juga dapat memberikan pemahaman yang yang juga dianugerahkan pada tahun 2005. berbeda. Sebagai contoh, dalam essai Secara keseluruhan, penataan Seattle Exodus or the Voluntary Prisoners of Public Library, memperlihatkan adanya Architecture, cerita yang digambarkan perubahan dalam kontek penataan dalam esai ini mengkritik kota yang peranan perpustakaan yang tidak hanya dikatakan sebagai sumber kekacauan menjadi sebuah pusat dari media informasi dengan arsitek sebagai aktornya, namun yang sesuai dengan kebutuhan zaman, pada dasarnya kehidupan urban ataupun namun juga menambahkan peranan kota itu sendiri justru menjadi hidup dan perpustakaan sebagai sebuah pusat sosial. berkembang karena adanya kekacauan Peranan yang menjadikan perpustakaan tersebut. Diluar permasalahan tersebut dan menjadi lebih "hidup" serta menjadi cara pandang yang berbeda dalam kebutuhan yang signifikan terutama dalam menyikapi permasalahan arsitektur dan memberikan ruang sosial dalam skala kota. urbanisme, Rem Koolhaas dan karya tesktualnya S, M,L, XL memberikan banyak sumbangsih pemikiran baru atau sebagai sebuah dasar dalam melihat ragam instrumen baru dalam kontek arsitektur dan urbanisme.

Daftar Pustaka ADIP. Rethinking Berlin | a city and its river. ADIP. Urban and Architectural Research. Diakses dari http://www.adip.tu-berlin.de/wp- content/uploads/2010/10/adipmagazin e_01__preview.pdf. 22 Mei 2011. Gambar 7: Gambar eksterior Seattle Public Library. Sumber: Antonio Negri. 2009. On Rem Koolhaas. http://willaustin.photoshelter.com/ galleryimage/Seattle/G0000PBgX1k14U.s/ Diakes dari I0000RX00SKv5rWI /, 2015 http://www.haraldpeterstrom.com/conte nt/5.pdfs/Antonio%20Negri%20%E2% 4. Tinjauan Kritis: S, M, L, XL 80%93%20On%20Rem%20Koolhaas. Secara keseluruhan tinjauan dari teori pdf. 22 Mei 2011. dan konsep dalam buku S, M, L, XL beserta pembahasan aplikasinya pada Archdaily. Seattle Public Library”. Diakses salah satu karya arsitekturnya yakni Seattle dari http://www. Public Library, cukup menggambarkan archdaily.com/11651/seattle-central- bagaimana pentingnya melihat arsitektur library-oma-lmn/. 30 Mei 2011 tidak hanya dari kacamata arsitektur saja, namun dapat lebih jauh diekplorasi dengan Henri Achten. Review: S, M, L, XL, sudut pandang urbanisme. O.M.A.,Rem Koolhaas,Bruce Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 62

“S, M, L, XL: Sebuah Pandangan Peralihan Modern Urbanisme”

Mau,1995. Diakses dari Rem Koolhaas. 1995. Imagining http://lava.ds.arch. tue.nl/books/ Nothingness in Rem Koolhaas/OMA koolhaas.html. 22 Mei 2011. and Bruce Mau, S,M,L,XL. The Monacelli Press, New York, hal. 198- John Rajchman. Thinking big - Dutch 203 architect Rem Koolhaas - Interview". ArtForum. Diakses dari Rem Koolhaas. 1995. Singapore FindArticles.com,http://findarticles.com Songlines : Thirty Years of Tabula /p/articles/mi_m0268/is_n4_v33/ai_165 Rasa ,in Rem Koolhaas/OMA and 47724/. 22 Mei 2011. Bruce Mau, S,M,L,XL. The Monacelli Press, New York, hal. 1008-1089. Joshua Ramus. 2004. Seattle Public. In Rem Koolhaas/ OMA, Content, Rem Koolhaas. 1995. The Generic City in Taschen, hal. 138-149. Rem Koolhaas/ OMA and Bruce Mau, S,M,L,XL. The Monacelli Press, New Lara Schrijver. 2008. OMA as tribute to York, hal. 1238-1269. OMU: exploring resonance in the work of Koolhaas and Ungers. The Rem Koolhaas. 1995. The Terrifying Beauty Journal of Architecture, Volume 13, No. of the Twentieth Century in Rem 3. Diakses dari Koolhaas/OMA and Bruce Mau, http://www.tandfonline.com/doi/abs/10. S,M,L,XL. The Monacelli Press, New 1080/13602360802214927#.VMmnwi4 York, hal. 204-211. 2uu8. 22 Mei 2011. Rem Koolhaas. 1995. What Ever Mark Gilbert. 2003. On Beyond Koolhaas : Happened to Urbanism? ,in Rem Identity, Sameness and the Crisis of Koolhaas/OMA and Bruce Mau, City Planning. Diakses dari S,M,L,XL. The Monacelli Press, New http://www.uibk.ac.at/wuv/pdf/ehem/gil York, hal. 958-971. bert_city.pdf. 22 Mei 2011. Rem Koolhaas. 2004. Junkspace', in Rem Notablebiographies. Rem Koolhaas. Koolhaas/OMA/ Content, Taschen, hal. Diakses dari http://www. 166-171. notablebiographies.com/news/Ge- La/Koolhaas-Rem.html. 31 Mei 2011. Rosemarie Buchanan. Avant-garde architect reinvents Seattle's new library. O.M.A/Rem Koolhas. Seatle Public Library. Diakses dari community. Diakses dari www.oma.eu. 29 Mei seattletimes.nwsource.com, 2011. http://community.seattletimes.nwsourc e.com/archive/?date=20040517&slug= Rem Koolhaas, Bigness, or the problem of rem17. 29 Mei 2011 Large,in Rem Koolhaas/OMA and Bruce Mau, S,M,L,XL, The Monacelli Seattle Public Library. Diakses dari Press, New York, 1995, hal. 494-517. http://www.spl.org/Documents/about/lib raries_for_all_report.pdf. 28 Januari Rem Koolhaas. 1995. Exodus, or the 2015. Voluntary Prisoners of Architecture, in Rem Koolhaas/OMA and Bruce Mau, Silvana Taher. 2011. Architects Vs. The City S,M,L,XL. The Monacelli Press, New or The Problem of Chaos. Diakses dari York, hal. 2-21 https://www.aaschool.ac.uk/downloads/ awards/Sylvie_Taher_DennisSharpAw Rem Koolhaas. 1995. Field Trip: (A) A ardPaper.pdf. 29 Mei 2011. Memoir | The Berlin wall as architecture,in Rem Koolhaas/OMA Slate. Going Dutch. Diakses dari and Bruce Mau, S,M,L,XL. The www.slate.com, http:// Monacelli Press, New York, hal. 212- www.slate.com/id/2098574/slideshow/ 233. 2099123/fs/0//entry/ 2099125/. 30 Mei 2011. Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 63

Affrilyno William Dietrich. Seattle's New Downtown Library. Diakses dari seattletimes. nwsource.com, http://seattletimes. nwsource.com/ pacificnw/2004/0425/cover.html. 29 Mei 2011.

Langkau Betang: Vol. 2, No.1 (ISSN 2355-2484) Hal. 64