View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE

provided by Crossref

SPASIALISASI DAN PRAKTIK KONGLOMERASI MEDIA KELOMPOK GRAMEDIA

Rahmawati Zulfiningrum Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nuswantoro , Jl. Imam Bonjol No. 207 Semarang, Telp: (024) 3517261, Email: [email protected]

Abstract This study aims to determine the spatialization and practices of media conglomeration by . This type of research is descriptive qualitative. In this research, data collection techniques used in-depth interviews, library research, and documentation. This study uses a technique Interactive Analysis Model Miles and Huberman. Spatialization as a process for overcoming space and time, map out the extent to which the media were able to present their products to the front of the reader, viewer, or consumers with the limits of space and time. The results indicate that the practice of spatialization conducted by Kompas Gramedia Group is to follow the model of industrial economy. It is characterized by the abundance of media and accelerate the results to get a low cost for the production or efficiency. This indicates the growth spirit of capitalism in the media industry. The media industry, which was built in the spirit of capitalism would produce media messages or product oriented capital increase. The conglomeration of media make the media do their efficiency is reflected in the value chain of media products. As the result, media also could not avoid about the content that will be the same. With equalizer for the content of these media, people in the audience do not have the freedom to select appropriate media content as what they want. Keywords : spatialization, conglomeration, efficiency, content.

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spasialisasi dan praktik konglomerasi media kelompok Kompas Gramedia. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, studi pustaka, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Teknik Analisis Interaktif Model Miles dan Huberman. Spasialisasi adalah proses untuk mengatasi ruang dan waktu, memetakan sejauh mana media mampu menyajikan produknya ke hadapan pembaca, pemirsa, ataupun konsumennya dengan batasan ruang dan waktu. Hasil penelitian menunjukan bahwa praktek spasialisasi yang dilakukan oleh Kelompok Kompas Gramedia adalah dengan mengikuti model ekonomi industrial. Hal ini ditandai dengan banyaknya akselerasi media dan hasil-hasilnya untuk mendapatkan biaya yang murah untuk produksinya atau efisiensi. Hal ini menandakan tumbuhnya semangat kapitalisme dalam industri media. Industri media yang dibangun dengan semangat kapitalisme tentu akan menghasilkan pesan atau produk media yang berorientasi pada bertambahnya modal. Dengan adanya konglomerasi media, efisiensi yang dilakukan media tergambar pada rantai nilai produk media (media product value chain). Hasilnya, media juga tidak bisa mengelak mengenai isi pemberitaan yang akan cenderung sama. Dengan penyamaan atas isi media ini, masyarakat sebagai audiens tidak memiliki kebebasan untuk memilih konten media sesuai dengan yang mereka inginkan. Kata kunci : Spasialisasi, konglomerasi, efisiensi, konten.

140

141 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153

Pendahuluan untuk menyampaikan produknya ke Perhatian ekonomi politik diarahkan hadapan publik. Spasialisasi merupakan pada kepemilikan, kontrol serta kekuatan proses perpanjangan institusional media operasional pasar media. Dari titik pandang melalui bentuk korporasi dan besarnya ini, institusi media massa dianggap sebagai badan usaha media (Mosco, 1996:5). sistem ekonomi yang berhubungan erat Ukuran badan usaha media dapat dengan sistem politik. Karakter utama bersifat horizontal maupun vertikal. pendekatan ekonomi politik adalah Horizontal yaitu bentuk badan usaha media produksi media yang ditentukan oleh t e r s e b u t a d a l a h b e n t u k - b e n t u k pertukaran nilai isi media yang sangat konglomerasi dan monopoli. Integrasi beragam di bawah kondisi tekanan ekspansi horizontal adalah sebuah perusahaan- pasar yang ditentukan oleh kepentingan perusahaan media yang memiliki sekaligus ekonomi-politik pemilik modal dan bisnis lain yang tidak ada hubungannya pembuat kebijakan media (McQuail, dengan bisnis media, seperti hotel, rumah 2000:82). Proses spasialisasi pada kajian makan dan lainnya. Sedangkan proses ekonomi politik, tidak terlepas dari rezim spasialisasi yang bersifat vertikal adalah kapitalisme, karena spasialisasi ekonomi proses integrasi antara induk perusahaan politik hadir setelah perkembangan dan anak perusahaannya yang dilakukan kapitalisme yang mendominasi peradaban dalam satu garis bisnis untuk memperoleh dunia global. Marx berpendapat bahwa sinergi, terutama untuk memperoleh perkembangan hubungan kapitalis kontrol dalam produksi media. Luas dan memiliki efek mengatasi semua hambatan besarnya kepemilikan media di tangan spasial, serta menghapuskan ruang dan konglomerat atau pemegang kekuasaan waktu. Kapitalisme adalah sebuah sistem telah membuat media menjadi lebih produksi, distribusi, dan pertukaran di terintegrasi pada kepentingan pemilik serta mana kekayaan yang terakumulasi memperdalam ikatan mereka dengan diinvestasikan kembali oleh pemilik pribadi kepentingan kelas kapitalis. Kecenderungan untuk memperoleh keuntungan. Dengan yang paling terlihat di antara perusahaan adanya kapitalisme tumbuhlah modal yang media saat ini adalah integrasi vertikal yang digunakan untuk memperbaiki sarana merupakan suatu usaha dimana sebuah trasportasi dan komunikasi, sehingga perusahaan menguasai beberapa aspek pemanfaatan teknologi ini mampu yang berhubungan dengan bisnis media memindahkan barang, orang dan pesan sekaligus dengan masing-masing bagian dalam waktu relatif lebih cepat (singkat) saling membantu. Banyak perusahaan menurut pakar teori sosial Henri Lefebvre media yang memiliki lebih dari satu jenis (1979:97). usaha: surat kabar, majalah, stasiun radio, Secara konseptual, Mosco memaknai televisi dan media online (Shirley, 2010:14). spasialisasi sebagai proses untuk mengatasi Demikian pula halnya dengan apa ruang dan waktu, memetakan sejauh mana yang terjadi pada bisnis media cetak yang media mampu menyajikan produknya ke hanya dikuasai oleh empat pemain besar hadapan pembaca, pemirsa, ataupun media, yaitu Kelompok Kompas Gramedia, konsumennya dengan batasan ruang dan Group Femina, Group Tempo, dan Jawa Pos. waktu. Ruang tidak hanya bermakna Dapat dilihat bahwa bentuk pasar media geografis, namun juga demografis, sisi massa di merupakan bentuk dimana struktur kelembagaan suatu media pasar oligopoli. Integrasi horizontal di mempunyai peran yang signifikan dalam bawah naungan suatu holding company memenuhi jaringan dan kecepatannya kepemilikan media di Indonesia sangat sulit Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 142 dibatasi dan walaupun memiliki berbagai memungkinkan, kaki kepiting pun bisa sisi negatif, integrasi horizontal ini memang mundur beberapa langkah. Karena ke- masih diperlukan dalam menghadapi kepitingannya atau kehati-hatiannya itulah kondisi pasar global. Sekarang ini telah sampai hari ini Kompas bisa bertahan, terbentuk setidaknya dua kelompok besar malah makin bertambah besar ketika masa konglomerasi media cetak, karena adanya jurnalisme kepiting telah berlalu. ekspansi yang agresif dari dua pemain besar Kompas Gramedia memiliki beberapa media cetak ini yakni Kelompok Kompas anak media yang tersebar hampir di seluruh Gramedia dan Kelompok Jawa Pos. daerah di indonesia dengan berbagai bentuk Konglomerasi media pertama adalah media, diantaranya televisi, koran, majalah, Kelompok Kompas Gramedia yang di miliki tabloid, dan radio. Untuk media televisi, oleh Jacob Oetama dan yang kedua adalah grup ini memiliki KOMPAS TV sebagai Jawa Pos Group yang dimiliki oleh Dahlan televisi lokal berjaringan dengan 12 jumlah Iskan. Kompas memulai tradisi berbisnis izin, 6 televisi merupakan stasiun on-air koran dengan sangat-sangat proper. yaitu, Denpasar (Dewata TV), , Berhati-hati sekali, hingga kehati-hatian itu Semarang (Borobudur TV), (FTV), tercermin dalam editorial policy mereka, (Komedi TV), dan pada paruh dekade 90-an, Kompas dikenal (Kathulistiwa TV), sementara 6 telavisi sebagai koran yang “bermain aman” (safety lainnya merupakan stasiun licence antara player newspaper). Kemapanan, kehati- lain, , , , Garut, hatian, dan kesantunan, adalah karakter Purworejo, dan . menonjol dari Kompas. Hal ini bisa jadi Untuk koran skala nasional, Kompas merupakan refleksi dari kepemimpinan Gramedia memiliki dua media yaitu , sebagai sosok yang santun, KOMPAS dan Kontan. Warta Kota, Warta menjunjung tinggi harmoni dan sebaliknya Jateng, Berita Kota, Surya, dan 22 koran menjauhi konflik. Kelompok Persda untuk skala regional. Untuk jenis majalah dan tabloid, tidak Salah Satu Raksasa Grup Media Cetak di kurang dari 80 nama yang dimiliki Indonesia diantaranya untuk majalah; Majalah BOBO, Angkasa, NGI, InStyle dan tabloid; Bola, PC Plus, dan lain-lain. Sedangkan untuk media radio Kompas Gramedia Grup memiliki stasiun-stasiun seperti Motion dan Sonora yang ada dibeberapa kota, serta beberapa Gambar 1. Logo Kompas Gramedia Group percetakan.

Kompas Gramedia merupakan grup Metode Penelitian bisnis media milik Jacob Oetama. Mantan Tipe penelitian ini adalah deskriptif pemimpin redaksi harian Pedoman Rosihan kualitatif, mengenai Spasialisasi dan Praktik Anwar pernah menyebut jenis jurnalisme Konglomerasi Media Kelompok Kompas Kompas ini sebagai "jurnalisme kepiting”. Gramedia. Dalam penelitian ini digunakan Maksudnya, kepribadian Kompas bergerak teknik pengumpulan data wawancara ala kepiting, mencoba melangkah setapak m e n d a l a m , s t u d i p u s t a k a , d a n demi setapak untuk mengetes seberapa jauh dokumentasi. Penelitian ini menggunakan kekuasaan memberikan toleransi kebebasan Teknik Analisis Interaktif Model Miles dan pers yang ada. Jika aman, kaki kepiting bisa Huberman. Pandangan ini menyatakan maju beberapa langkah, jika kondisi tak terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi 143 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153 secara bersamaan yaitu reduksi data, Kelompok Kompas Gramedia adalah penyajian data, dan penarikan kesimpulan salah satu perusahaan di Indonesia yang atau verifikasi, yang merupakan proses bergerak di bidang media massa yang siklus dan interaktif . didirikan pada tanggal 28 Juni 1965 oleh PK Dilihat dari sudut pandang ekonomi Ojong dan Jakob Oetama. Pada tahun 1980- politik media, kondisi media kontemporer an usaha mereka mulai dikembangkan, saat ini ditandai dengan meluasnya terutama dalam bidang komunikasi. KG konsentrasi dan konglomerasi media. Di memiliki beberapa anak perusahaan atau satu sisi tumbuh media dalam berbagai lini bisnis unit yang bervariatif dari media yang berbeda, namun di sisi yang lain, massa, toko buku, percetakan, radio, hotel, kepemilikan dari media semakin memusat lembaga pendidikan, event organizer, stasiun pada segelintir orang saja. Baik di tingkat TV hingga Universitas. nasional maupun internasional, ada Pada tahun 2005, perusahaan ini tendensi yang mengarah pada konsentrasi mempekerjakan sekitar 12.000 karyawan kepemilikan media massa oleh konglomerat yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, media transnasional. Akibatnya semakin KKG terbagi atas beberapa anak mengecilnya ruang publik media massa perusahaan, yaitu: Surat kabar yang karena semakin terkonsentrasinya media berbasis nasional (Kompas) dan daerah massa. (Tribun), Warta Kota, Harian Surya. Majalah Kondisi ini sekarang terjadi di (National Geographic, Hai, bobo, kawanku, Indonesia. Penulis akan menganalisis chip, info komputer, angkasa, what hi- praktek konglomerasi dalam tubuh fi&home cinema, hot game, idea). Tabloid Kelompok Kompas Gramedia. Terutama (nova, sedap, saji, PC Plus, Bola, Soccer, berkaitan dengan sejauh mana Kelompok motorplus). Media online (Kompas.com), Kompas Gramedia menampilkan diri dalam tribunnews.com, Kompas e-paper yaitu batasan ruang dan waktu yang dalam bentuk digital dari harian Kompas. Radio ekonomi politik komunikasi merupakan (Sonora), selain bergerak dibidang media, bahasan dalam segmen spasialiasi. Pada KKG juga memiliki Jaringan percetakan (PT poin ini maka struktur kelembagaan media Gramedia Printing Group: (Palmerah, menentukan perannya di dalam memenuhi Cikarang, Bandung, ), PT Bawen Media jaringan dan kecepatan penyampaian Tama (Semarang), PT Medan Media Grafika produk media di hadapan khalayak. Tama (Medan), PT Rambang (Palembang), Sehingga perbincangan mengenai PT Antar Surya Jaya (Surabaya). Jaringan spasialisasi tak bisa lepas dengan Penerbit Buku (Gramedia Pustaka Utama, bagaimana bentuk korporasi dan Elex Media Komputindo, Penerbit Buku konglomerasi dari Kelompok Kompas Kompas, Kepustakaan Populer Gramedia, Gramedia. Kedua, pertanyaan yang Gramedia Widiasarana Indonesia ). Jaringan berkaitan dengan efisiensi produksi dan toko buku (Gramedia). Jaringan hotel diversity of content sebagai dampak dari (Amaris, Santika, Kayana). Event organizer konglomerasi dimana dengan adanya (Dyandra Promosindo). Industri (PT Graha konglomerasi, media juga tidak bisa Kerindo Utama yang memproduksi tissue mengelak mengenai isi pemberitaan yang Tessa) dan dalam bidang pendidikan akan cenderung sama. (Universitas Multimedia Nusantara dan ELTI Gramedia (English Language Training Hasil Penelitian dan Pembahasan International)). Pada perusahaan KKG Profil Kelompok Kompas Gramedia terlihat jelas bahwa terdapat praktek Group konglomerasi baik dari sisi integrasi vertikal Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 144 maupun horizontal, dimana sebuah Kompas Gramedia telah menetapkan perusahaan yang memiliki media juga sampai dengan tahun 2008 sebagai Milestone sekaligus memiliki lahan bisnis lain yang Pertama yaitu Tahapan Transformasi, tidak berhubungan dengan bisnis media. dimana dilakukan berbagai pembenahan organisasi, infrastruktur, proses bisnis serta p e n y i a p a n S D M d a n s i s t e m pengelolaannya. Tahun 2008-2012 ditetapkan sebagai M i l e s t o n e K e d u a y a i t u T a h a p a n Pengembangan, dimana Kompas Gramedia sudah harus menjadi pemain global di kawasan Asia Tenggara. Tahun 2013 - 2016 ditetapkan sebagai Milestone Ketigayang Gambar 2. Data Pengelompokan Pembaca dinamakan Tahapan Integrasi dimana Kompas Cetak setiap unit bisnis harus mencapai sinergi yang paling optimal di kawasan Asia Awal berdirinya Kelompok Kompas Tenggara. Kemudian tahun 2017-2020 Gramedia (KKG) diawali dengan ditetapkan sebagai Milestone Keempat diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun bernama Tahapan Akreditasi, dimana 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya K o m p a s G r a m e d i a m e m a n t a p k a n tanggal 28 Juni 1965, diterbitkanlah sebuah p e n c a p a i a n v i s i 2 0 2 0 d a n m u l a i koran baru bernama Kompas oleh PK Ojong merumuskan visi baru Kompas Gramedia (alm), Jakob Oetama (saat ini Presdir KKG) 2040. dan kawan-kawan. Saat ini Kompas terkenal Untuk mencapai sasaran strategis sebagai koran berskala nasional terbesar di korporat pada tahapan pengembangan, Indonesia, dengan oplah lebih dari 600.000 maka disusunlah Roadmap Coorporate tahun per-hari. Dengan idealisme dan semangat 2008-2012. Roadmap ini menetapkan untuk memberikan informasi yang objektif beberapa inisiatif strategis korporat seperti kepada masyarakat. Kelompok Kompas adanya grouping bisnis unit media selambat- Gramedia (KKG) mengkhususkan diri lambatnya di tahun 2009. Juga melakukan untuk bergerak di bidang media optimalisasi revenue secara korporat dengan komunikasi, baik melalui media cetak penjualan bersama melalui pembentukan maupun audiovisual. Baru pada sekitar corporate advertising (komisi iklan) dan tahun 80-an, Kelompok Kompas Gramedia corporate circulation. Inisiatif korporat lain mulai melakukan diversifikasi usaha, di luar yang dilakukan untuk merambah pasar Asia bidang utamanya. Seiring dengan pesatnya Tenggara yakni melalui ekspansi pasar oleh pertumbuhan dan perkembangan bisnis kelompok Toko Buku, Perhotelan, PBMM, perusahaan, secara struktur organisasi Media dan Percetakan. Dengan berbagai Kelompok Kompas Gramedia terbagi atas inisiatif strategis tersebut pada tahun 2012 b e r b a g a i k e l o m p o k u s a h a ( S B U ) ditargetkan pencapaian laba operasi berdasarkan jenis usaha/jasa layanan yang korporat mencapai tiga kali lipat laba dilakukan, seperti: Kelompok Percetakan, operasi di tahun 2008, sedangkan laba Kompas, Majalah, Gramedia Pustaka Utama operasi pada tahun 2008 ini harus mencapai (GPU), Penerbitan & Multi Media (MMSP), dua kali lipat laba operasi di tahun 2004. Perdagangan & Industri, Hotel Santika, Secara detail Roadmap Coorporate 2008-2012 Media Olahraga (Medior), Pers Daerah, tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Radio Sonora, PT. Kompas Cyber Media. 145 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153

Tabel 1. Roadmap Kompas Gramedia 2008-2012

Menurut Vincent Moscow dalam secara vertikal maupun horizontal. bukunya The Political Economy of Spasialisasi terkait dengan bentuk Communication (1998), pendekatan dengan lembaga media, apakah berbentuk teori ini intinya adalah ekonomi politik korporasi dengan skala besar atau sebagai studi mengenai relasi sosial, sebaliknya, berjaringan atau tidak, bersifat khususnya relasi kekuasaan, seperti monopoli atau oligopoli, atau konglomerasi. produksi, distribusi dan konsumsi sumber Lembaga-lembaga seperti ini diatur secara daya. Seperti teori Marxisme Klasik, teori ini politis untuk menghindari terjadinya menganggap kepemilikan media yang ada kepemilikan yang sangat sentralistik yang p a d a s e g e l i n t i r e l i t e p e n g u s a h a akan menyebabkan terjadinya monopoli menyebabkan patologi atau penyakit sosial. produk media. Spasialisasi dapat Perhatian ekonomi politik diarahkan pada menciptakan peluang bagi perluasan proses kepemilikan, kontrol serta kekuatan produksi dan distribusi bagi perkembangan operasional pasar media. Karakter utama industri modern terutama regulasi-regulasi pendekatan ekonomi politik adalah yang mengakomodir prinsip-prinsip liberal. produksi media yang ditentukan oleh Penggabungan dan aliansi antar media pertukaran nilai isi media yang berbagai (integrasi horizontal dan vertikal) telah macam di bawah kondisi tekanan ekspansi menciptakan timbulnya monopoli pada pasar dan juga ditentukan oleh kepentingan suatu tatanan baru, suatu kesatuan besar ekonomi-politik pemilik modal dan konglomerat yang menyimpan potensi pembuat kebijakan media. Berbagai untuk mengendalikan produksi dan arus kepentingan tersebut berkaitan dengan komunikasi, informasi serta hiburan. Kajian kebutuhan untuk memperoleh keuntungan, ekonomi politik menempatkan media sebagai akibat dari kecenderungan sebagai instrumen dominasi yang dapat monopolistis dan proses integrasi, baik digunakan oleh pemilik modal atau Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 146 kelompok penguasa lainnya untuk kepemilikan media massa yang berpusat memberikan arus informasi publik sesuai pada segelintir orang, selain memiliki dengan kepentingannya dalam sistem pasar perusahaan dalam bidang media, mereka komersial. juga memiliki perusahaan yang bergerak Pemilihan kelompok Kompas dalam bidang-bidang bisnis lain. Kaum G r a m e d i a s e b a g a i c o n t o h u n t u k instrumentalis menyatakan bahwa menganalisa proses spasialisasi dan praktik kepemilikan media secara privat konglomerasi baik dari sisi integrasi vertikal merupakan instrumen dominasi kelas maupun horizontal, peneliti rasa sangat (Currant & Guravitch, ed.1991). Media tepat, karena Kelompok Kompas Gramedia berfungsi menggerakkan dukungan untuk memiliki beragam jaringan lahan bisnis kepentingan kelas yang berkuasa seperti yang telas diulas pada data (Chomsky, 1988). Terdapat lima poin sebelumnya, serta memiliki beragam penting yang dapat digaris bawahi dan jaringan bisnis di luar bisnis media. Kompas dilalui oleh pesan media yaitu, pesan media juga merupakan media yang bergerak di melayani kekuasaan yang mapan, bidang surat kabar terbesar dibandingkan diproduksi oleh suatu industri atau institusi dengan Jawa Pos Group, Kompas Gramedia yang terkonsentrasi pada sejumlah besar memiliki jaringan bisnis dan mendominasi korporasi, tergantung pada sumber pasaran dengan oplah sekitar 400,000 ekonomi utama, tergantung pada pejabat lembar dan menghasilkan pendapatan dari pemerintah sebagai sumber, selalu ditekan iklan sebesar kurang lebih $200,000 per hari. oleh kelompok penekan dan diwarnai oleh Kelompok media Kompas juga merupakan ideologi tertentu (Herman & Chomsky, raksasa media cetak pertama yang memiliki 1988; Downing, Mohammadi, 1990). teknologi lebih maju di banding Jawa Pos Instrumentalisme fokus pada cara- Group dalam penggunaan internet sebagai cara kaum kapitalis mempergunakan sarana baru untuk media penyebaran dan kekuasaan ekonomi mereka dengan suatu yang awal dalam pembuatan situs web yang sistem pasar komersial untuk menjamin menampilkan isi dari edisi cetaknya. Di aliran informasi publik sesuai dengan akhir 1997 kelompok ini melangkah lebih kepentingan mereka. Dari data Milestone lanjut dengan membuka divisi online, Kompas Gramedia 2007-2020 dan Roadmap Kompas Cyber Media, dan membuat portal korporat 2008-2010, mulai dari milestone berita internet, www.kompas.com. Saat ini pertama, kedua, ketiga, dan keempat sangat situs webnya merupakan salah satu situs jelas terlihat bahwa Kelompok Kompas berita yang populer di negeri ini, yang hanya Gramedia memiliki obsesi menjadi pemain dikalahkan oleh pemuka situs online, Detik global dalam bisnis media dan di luar media, (www.detik.com). tidak hanya di Indonesia tapi juga di kawasan Asia Tenggara. Setiap unit P e r s p e k t i f E k o n o m i P o l i t i k – bisnisnya harus mencapai sinergi seoptimal Instrumentalis dan Kritis mungkin melalui ekspansi pasar oleh Perspektif ekonomi-politik kritis beragam unit bisnisnya tersebut, dalam memiliki tiga varian utama. Ketiga varian rangka peningkatan laba korporat agar tersebut adalah instrumentalisme, dapat mencapai angka peningkatan berkali kulturalisme, dan strukturalisme. Posisi lipat dari sebelumnya. penulis dalam pembahasan ini ada pada Bila dikaitkan dengan perspektif posisi Instrumentalis yaitu melihat media i n s t r u m e n t a l i s y a n g m e m b e r i k a n sebagai kendaraan politik. Kita dapat penekanan pada determinisme ekonomi, di menarik garis besar praktik konglomerasi mana segala sesuatu pada akhirnya akan 147 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153 dikaitkan secara langsung dengan di Indonesia, selain mempunyai kekuatan kekuatan-kekuatan ekonomi dan Kelompok modal, sekaligus menempati posisi strategis Kompas Gramedia merupakan instrumen politik nasional. dari kelas yang mendominasi. Dalam hal ini kapitalis dilihat sebagai pihak yang menggunakan kekuatan ekonominya Rantai Nilai Produk Media (Media Product untuk segala kepentingannya, dalam sistem Value Chain) pasar komersial untuk memastikan bahwa arus informasi publik sesuai dengan prasarana isi acara pemasaran distribusi konsumen perhatian kepentingannya, dan untuk mendapatkan keuntungan yang semakin merangkak naik. Hingga luas dan besarnya kepemilikan media di tangan konglomerat atau Gambar 4. Media Product Value Chain pemegang kekuasaan, telah membuat media menjadi lebih terintegrasi pada Penjelasan Rantai Nilai Produk Media kepentingan pemilik, serta memperdalam (Media Product Value Chain) sebagai ikatan mereka dengan kepentingan kelas- berikut: (1) Prasarana (infrastructure), yaitu kelas kapitalis. penguasaan dan akses kepada teknologi Ekonomi politik memiliki dua varian informasi dan komunikasi ICT, (2) Isi acara dan permasalahan spasialisasi dan praktek (content), sebuah kreativitas mengubah konglomerasi yang dilakukan oleh paradigma produksi, (3) Pemasaran Kelompok Kompas Gramedia ini lebih (marketing), yaitu aktivitas riset pasar dan relevan apabila di analisa menggunakan riset konsumen secara berkelanjutan, (4) perspektif kritis. Menurut Golding dan Distribusi (distribution), ialah penguasaan Murdock perspektif ekonomi politik kritis dan akses transportasi dan logistik atau menganalisa dan memperhatikan perluasan prasarana dan teknologi, (5) Langsung ke “dominasi” perusahaan media, baik melalui konsumen (retail), cara penyiaran yang peningkatan kuantitas dan kualitas memuaskan, menarik, dan tidak basi, produksi budaya yang langsung dilindungi (6)Perhatian (attention), acara yang menarik oleh pemilik modal. Ekstensifikasi dominasi bagi konsumen maupun pemasang iklan. media dikontrol melalui dominasi produksi isi media yang sejalan dengan preferensi Praktik Konglomerasi Kelompok Kompas pemilik modal. Perspektif ekonomi politik Gramedia dan Hilangnya Diversity of kritis melihat persoalan ekonomi dalam Content hubungan dengan kehidupan politik, sosial, Dilihat dari sudut pandang dan budaya. paradigma kritis memberikan ekonomi-politik media, kondisi media penekanan pada relasi sosial (social relations) kontemporer ditandai dengan meluasnya dan kekuasaan (power). Spasialisasi sendiri konsentrasi dan konglomerasi media. merupakan sebuah sistem konsentrasi yang P e r l u a s a n a t a s k o n s e n t r a s i d a n memusat, dan jika kekuasaan tersebut memusat, maka akan terjadi hegemoni. konglomerasi media ini juga pararel dengan Hegemoni merupakan globalisasi yang konvergensi media. Di satu sisi tumbuh terjadi karena adanya konsentrasi media, media dalam berbagai lini yang berbeda, pihak yang mempunyai kuasa untuk namun di sisi yang lain, kepemilikan dari menghegemoni media, yaitu negara, media semakin memusat pada segelintir pengusaha, media sendiri, serta civil society. orang saja. Kelompok Kompas Gramedia Kemenangan kapitalisme menjadi berupaya terus membangun kerajaan konsekuensi logis ter-hegemoninya media bisnisnya dengan memperluas jaringan oleh modal. Hegemoni modal seakan kekuasaannya. Padahal salah satu hak yang tumpang tindih dengan kepentingan harus didapat masyarakat dari media politik. Ini karena para pemilik media besar a d a l a h , d i v e r s i t y o f c o n t e n t a t a u Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 148 keanekaragaman isi dari informasi atau konglomerat ini yang memiliki, mengontrol pemberitaan. Konsentrasi media yang atau mempunyai kepentingan substansial terjadi dikhawatirkan membawa sejumlah dalam perusahaan media dan non media. dampak negatif, tidak hanya pada Hal ini dapat menimbulkan konflik perkembangan kelangsungan sistem media kepentingan, antara kepentingan jurnalistik di Indonesia, melainkan juga dampak pada untuk memberitakan secara fair dengan isi atau konten yang disampaikan kepada kepentingan pemilik perusahaan, yang masyarakat. mengharapkan lini usaha non medianya Praktek Konglomerasi media seperti tidak menjadi bulan-bulanan di media yang dilakukan Kelompok Kompas miliknya sendiri jika sang pemilik media Gramedia ini sangat tidak sehat dalam iklim tersandung masalah. berdemokrasi dan perpolitikan bangsa ini, Ketiga, berlanjutnya perdebatan mengingat pengaruh media yang begitu tentang peran ruang publik media yang kuat terhadap kognitif khalayak. Mengacu muncul dari konsentrasi dan konglomerasi pada Jurgen habermas yang menyatakan yang lebih besar. Peran ruang publik ini bahwa media massa sesungguhnya adalah menjadi penting karena konsentrasi dan sebuah Public Sphere yang semestinya dijaga konglomerasi media menyebabkan dari berbagai pengaruh dan kepentingan, penguasaan informasi di tangan segelintir dan media seharusnya dapat menjadi The orang. Keempat, konsekuensi dari berita, Market Places Of Ideas tempat penawaran current affairs dan jurnalisme investigasi ke berbagai gagasan sebagaimana setiap arah hiburan, populisme dan infotainment. konsep pasar, yang mana hanya ide terbaik Corak produksi (mode of production) dalam sajalah yang pantas dijual dan ditawarkan. manajemen media yang mengabdi kepada Bentuk konglomerasi media dengan kepentingan modal akan menjadikan terpusatnya kepemilikan media massa oleh pemujaan yang berlebihan terhadap rating para penguasa modal seperti yang dan iklan, sehingga selera pasar yang dilakukan Kelompok Kompas Gramedia, kemudian diikuti. dapat berimplikasi terhadap obyektivitas Kelima, redefinisi audiens sebagai media dalam menyampaikan muatan- konsumen bukan lagi warga (citizen). Ini muatan informasinya. Konglomerasi media terjadi dikarenakan proses industrialisasi menjadikan orientasi media cenderung ke budaya (cultural industries) yang terjadi arah industri, bukan kearah fungsi secara massif. Keenam, akses yang tidak jurnalismenya. Akibatnya adalah, media setara terhadap isi media dan teknologi lebih mengutamakan tayangan informasi- media, yaitu fakta ironis tentang perubahan informasi yang menarik saja daripada s t r u k t u r m a n a j e m e n m e d i a y a n g informasi yang penting untuk audiensnya. menyebabkan khalayak menjadi terpecah, antara yang memiliki akses media (the have) Dampak Praktik Konglomerasi Media dan yang tidak memiliki akses media (the Eoin Devereux menuliskan beberapa have not). Ketujuh, kekuatan ekonomi politik fakta mengenai kritik dan dampak atas dari individu yang menguasai kekaisaran praktik konglomerasi media. Pertama, media (Devereux,2003:54). Di Indonesia, secara progresif terjadi konsentrasi corak manajemen media pun semakin kepemilikan media massa oleh segelintir mengarah menuju bentuk ini, konglomerasi transnational multimedia conglomerates. Jakob media kemudian menjadi fenomena lazim Oetama adalah salah satu konglomerat dalam model struktur sosial yang liberal. media yang menguasai berbagai media di Kekaisaran media yang dibangun Jakob berbagai lini. Kedua, faktanya, banyak dari Oetama adalah fakta dari dominasi individu 149 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153 dalam bisnis media, hal ini bisa dilihat dari menentukan informasi dan opini “pilihan” dominasi Kelompok Kompas Gramedia untuk diterima oleh masyarakat luas. Hal ini (KKG) yang menguasai pangsa pasar media akan membuat informasi yang sampai ke cetak di Indonesia. Kompas bahkan secara masyarakat telah diatur sedemikian rupa ekspansif mengembangkan edisi online-nya tanpa disadari dan menjadi tidak seimbang. untuk mendukung edisi cetaknya. Adanya pengaruh pemilik media terhadap Jadi kepemilikan media maka akan isi program media massa sangat berimbas berakibat dengan berubahnya kebijakan dan kepada khalayak. Khalayak dihadapkan tujuan media itu sendiri. Adanya pada minimnya alternativ pilihan sumber konsentrasi media massa juga dapat informasi karena informasi yang ada sudah mengakibatkan homogenitas pemberitaan dikuasai oleh segelintir kelompok tertentu dan informasi akibat dari diversifikasi yang seringkali informasi tersebut bersifat media, yaitu proses penganekaragaman bias. usaha ekonomi sosial yang dilakukan oleh Selain itu, dalam suatu berita yang suatu industri atau pelaku produksi media. paling penting untuk disampaikan adalah Masyarakat akan sulit untuk mencari adanya kebenaran yang menyangkut referensi lain dan sulit untuk melihat sisi lain akurasi (didasari oleh bukti nyata, keraguan dari suatu kasus yang diangkat oleh harus tetap diberitahukan kepada publik, pemberitaan media massa karena mengutip harus sesuai dengan sumber, homogenitas tersebut akibat kepemilikan persaingan kadang menurunkan kualitas yang berpusat. pemberitaan), memberikan pemahaman Sebagai contoh Harian Warta Kota publik (pemberitaan harus menyeluruh, dan Harian Surya akan memiliki sudut informasi lengkap, sumber jelas, tidak pandang yang sama terhadap suatu kasus. memihak) serta jujur, adil, dan berimbang Masyarakat hanya akan dicekoki berita dan menghindari informasi yang bias. Ketika informasi yang itu-itu saja. Ketika sumber informasi sudah dikuasai oleh masyarakat mencoba untuk beralih dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan suatu media ke media lain, yang akan tetap tertentu, maka kebenaran yang ada ikut mereka temui adalah pemberitaan yang tersembunyikan. Khalayak tidak lagi dapat serupa karena faktor kepemilikan yang memperoleh haknya akan kebenaran sama. Konsolidasi media mampu informasi yang ada dan mengakibatkan menghilangkan keberagaman informasi terjadinya distorsi informasi bagi publik. yang akan diterima oleh masyarakat. Hal itu Ketika masyarakat membutuhkan fakta terjadi karena adanya monopoli dan y a n g s e b e n a r n y a , j u s t r u b a n y a k sentralisasi infomasi. Karena kepemilikan p e m b e r i t a a n y a n g b e r u p a y a yang sama, media massa cenderung menyembunyikannya. Hal tersebut menyebarluaskan informasi dan program- menyebabkan kepercayaan publik sebagai program yang sejenis. konsekuensinya. Pada akhirnya, akibat paling parah Semua itu tidak terlepas dari adanya dari situasi sentralisasi informasi adalah agenda setting dan framing yang dilakukan terciptanya masyarakat yang apatis dengan media massa yang disesuaikan dengan proses politik yang berkembang. Karena kepentingan pemiliknya. Hal tersebut kepentingan ekonomi media massa yang bertentangan dengan fungsi utama sudah berkembang, maka pers akan jurnalisme media, yakni menyampaikan berubah, tidak lagi menjadi pers yang idealis kebenaran publik, bukan kebenaran karena ada campur tangan pemilik media subyektif pemilik media atau pasar yang yang akan menjadi gatekeeper utama dalam s i f a t n y a s e n s a s i o n a l . K e n y a t a a n Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 150 menunjukkan, keterlibatan media dalam berupaya memperbesar jaringan usahanya, membentuk suatu opini publik adalah kemudian mengakumulasikan keuntungan sebuah kekuatan tersendiri yang dan modal untuk kepentingan mereka. dimilikinya dan itu sangat berpengaruh Mengatasnamakan efisiensi, tuntutan dalam tatanan kehidupan di masyarakat. industri, dan neoliberal spirit, konsentrasi Konglomerasi media dimana pemilik media itupun tetap saja berlangsung, dan semakin besar yang memiliki beragam jenis media menjadi-jadi. massa dapat secara terus-menerus Perkembangan bisnis ini berkembang menyampaikan informasi walaupun melalui pembangunan skala ekonomi yang i n f o r m a s i t e r s e b u t s a r a t d e n g a n bertujuan untuk meningkatkan keuntungan kepentingan ekonomi dan politik tertentu. dari pasar yang lebih luas. Kelompok Ketika masyarakat terus menerus Kompas Gramedia mengikuti model diinternalisasi dengan informasi tersebut ekonomi industrial yang ditandai dengan dan masyarakat tidak memiliki ruang dan akselerasi banyaknya media dan hasil- waktu cukup untuk berpikir, maka yang hasilnya untuk mendapatkan biaya yang terjadi orang tidak lagi peka membedakan murah untuk produksinya atau efisiensi. mana yang benar atau tidak. Pasar media merupakan suatu pasar yang memiliki karakteristik yang unik bila Efisiensi dibandingkan dengan jenis pasar lainnya. Efisiensi memiliki Peranan yang Media tidak hanya memproduksi suatu sangat penting, dan inilah yang menjadikan barang, tetapi media juga memproduksi industri media massa berkembang sangat jasa. Barang yang ditawarkan adalah isi pesat dan membuat media massa tidak program dari media itu sendiri, dan jenis hanya sebagai sebuah institusi yang idealis, jasa yang ditawarkan adalah media massa seperti misalnya sebagai alat sosial, politik, sebagai medium untuk menghubungkan dan budaya, tetapi juga telah merubahnya antara pengiklan dengan khalayak menjadi suatu institusi yang sangat pengkonsumsi media massa. Media massa mementingkan keuntungan ekonomi. mencoba untuk mencari jalan untuk Sebagai institusi ekonomi, media massa mengefisien dan mengefektifkan produksi hadir menjadi suatu industri yang mereka agar keuntungan yang mereka menjanjikan keuntungan yang besar bagi peroleh dapat maksimum. setiap pengusaha. Hal itu mengakibatkan Menghadapi persaingan yang sangat pengusaha media kini tidak lagi hanya ketat dalam bisnis media massa yang sekedar berorientasi pada pemenuhan hak memerlukan kekuatan sosial ekonomi ini, masyarakat akan terpenuhinya informasi, maka terjadi kecenderungan konsolidasi tetapi juga berorientasi untuk mengejar media yang kemudian mengarah kepada keuntungan ekonomi sebesar-besarnya. munculnya kelompok pemain raksasa Merger oleh perusahaan-perusahaan media, m e d i a m a s s a y a n g k e m u d i a n dinilai menjadi pilihan yang tepat untuk mengakibatkan terjadinya konsentrasi melakukan efisiensi dan juga dianggap kepemilikan media massa. Praktek efisiensi sebagai strategi terbaik untuk menyehatkan yang dilakukan oleh Kelompok Kompas kondisi keuangan yang berat karena Gramedia contohnya adalah integrasi menghadapi persaingan yang ketat. Merger vertikal dilakukan untuk mengamankan menjadi fenomena umum. Karena kontrol dari sisi aset, distribusi, eksibisi dll, karakeristik para pengusaha di manapun, serta efisiensi dari sisi content. Pola fikir ada kecenderungan sama, yaitu selain bisnis media yang efisien adalah memiliki menerapkan efisiensi, mereka juga jalur sendiri, memiliki percetakan sendiri, 151 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153 dari awal hingga proses distribusi hasil Dalam pasar oligopoli, tindakan yang produksi kepada konsumen. Kelompok dilakukan oleh salah satu pemain pasar Kompas Gramedia memiliki semua lahan akan mempengaruhi pemain lainnya, baik bisnis yang berkaitan satu sama lain dan dalam kebijakan maupun performa dari dapat saling menunjang dari hulu hingga ke pemain lain. Selain itu, apabila ada pemain hilir, yang belum dimiliki Kelompok baru yang hendak memasuki pasar, maka Kompas Gramedia hanya pabrik kertas dan akan sulit untuk memasuki pasar tersebut lahan perkebunan kayu sebagai bahan baku apabila tidak memiliki kemampuan atau kertas. kekuatan yang sama dengan pemain yang Pemerintah Indonesia yang telah telah ada sebelumnya yang telah memiliki melihat akan potensi merugikan dari teknologi dan pengalaman yang lebih kuat, adanya konsentrasi suatu perusahaan karena persaingan yang terjadi tidak hanya m e n c o b a m e n g i n t e r v e n s i d e n g a n persaingan isi dan jenis program tapi juga menghadirkan sejumlah peraturan yang persaingan infrastruktur dan teknologi. m e n g a t u r m e n g e n a i k e p e m i l i k a n Sulitnya memasuki pasar tersebut perusahaan namun pengusaha mampu mengakibatkan konsentrasi akan semakin melihat dan memanfaat celah-celah memusat pada pelaku pasar yang kuat. kebolongan dari regulasi yang ada untuk Dari sekian motif ekonomi yang dapat membuat sejumlah strategi, termasuk muncul dalam sebuah industri media s t r a t e g i k o n s e n t r a s i m e d i a g u n a massa, yang paling pokok adalah motif memperoleh keuntungan yang sebesar- keuntungan. Faktor keuntungan adalah besarnya. Penyatuan kebijakan sirkulasi faktor yang mengoperasionalisasikan dalam satu manajemen seperti dilakukan industri media sampai ke organisasi- Kompas memang menguntungkan. organisasinya. Faktor keuntungan ini yang Disamping merupakan suatu bentuk sering bertabrakan dengan masalah efisiensi, juga untuk meningkatkan posisi kepentingan publik yang juga diemban oleh tawar di mata agen dan pengiklan. media massa dan faktanya kekuasaan modal Media massa kini berusaha untuk memiliki kekuatan yang bisa saja lebih mencari pengeluaran minimal demi dashyat daripada kekuasaan negara itu mendapatkan penghasilan yang maksimal, sendiri dan kekuasaan modal bisa hal inilah yang kemudian mendorong berkolaborasi dengan jenis kekuasaan terjadinya komersialisasi media massa. apapun dan jenis kapitalis apapun. Industri Konsentrasi dari pemilik media juga media termasuk salah satu yang mengalami merupakan hal yang penting untuk dilihat keberuntungan dengan perubahan situasi dalam menentukan struktur pasar media. ini karena dengan deregulasi dan liberalisasi “…the concentration of sellers is the most yang terjadi dalam sektor media, maka important factor because it determines a great mereka segera menjadi kapitalis-kapitalis deal of the structure of a market, and most baru atau semakin memperkuat posisi researchers use this criterion to define the type of mereka untuk tumbuh di Indonesia. market structure” (Lin and Chi, 2003). Konsentrasi kepemilikan media massa di Simpulan Indonesia mengakibatkan struktur pasar Konsentrasi media dan pemilik media media massa Indonesia memiliki bentuk itu sendiri sangat berpengaruh terhadap isi oligopoli, yaitu kondisi yang hanya terdapat atau program yang disampaikan kepada sejumlah pemain besar dalam industri masyarakat dimana isi atau program media massa dengan produk yang tersebut merepresentasikan kepentingan terdiferensiasi. ekonomi maupun politik pemilik media. Rahmawati Zulfaningrum. Spasialisasi dan Konglomerasi ... 152

Akibatnya kepentingan masyarakat untuk Pemikiran perspektif ekonomi politik mendapatkan kebenaran menjadi hilang. d a l a m r a n a h m a n a j e m e n m e d i a Semua itu karena adanya proses agenda bukanlah semata-mata fenomena bisnis, seting dan framing yang dilakukan oleh melainkan fenomena ekonomi-politik yang m e d i a y a n g d i s e s u a i k a n d e n g a n melibatkan kekuasaan. Kepemilikan media, kepentingan pemilknya. Kebenaran yang bukan hanya berurusan dengan persoalan tidak didapatkan masyarakat tersebut dapat produk, tetapi berkaitan dengan bagaimana menyebabkan masyarakat terhegemoni lanskap sosial, pencitraan, berita, pesan dan dengan menerima kebenaran versi media kata-kata dikontrol dan disosialisasikan massa. Selain itu, pengaruh lainnya adalah pada masyarakat, misalnya Kondisi yang kesempatan masyarakat untuk mendapat terjadi di Indonesia. Teori Ekonomi politik informasi alternatif yang lebih berimbang mengedepankan pada keinginan yang kuat sulit untuk didapatkan karena telah terjadi untuk memahami dan mengkritisi implikasi kepemilikan atas beragam media oleh dari konsentrasi media dan praktek segelintir kelompok tertentu yang berakibat konglomerasi. Berdasarkan perspektif ini, pada terjadinya homogenisasi informasi. konsentrasi dan konglomerasi memiliki Perspektif ekonomi politik melihat implikasi yang serius pada isi media bahwa media tidak lepas dari kepentingan (terutama genre faktual, seperti berita, baik kepentingan pemilik modal, negara dokumenter,dan current affairs) dan audiens atau kelompok lainnya. Proses dominasi ini media, audiens dikonstruksikan lebih menunjukkan adanya penyebaran aktivitas sebagai konsumen daripada sebagai warga komunikasi massa yang sangat dipengaruhi yang berhak mendapatkan informasi. oleh struktur ekonomi politik masyarakat Dengan adanya konglomerasi, maka yang bersangkutan. Kajian ekonomi politik adanya efisiensi yang dilakukan media menempatkan media sebagai instrumen tergambar pada rantai nilai produk media dominasi yang dapat digunakan oleh (media product value chain), media juga tidak pemilik modal atau kelompok penguasa bisa mengelak mengenai isi pemberitaan lainnya untuk memberikan arus informasi yang akan cenderung sama, walaupun bisa publik sesuai dengan kepentingannya saja hanya terjadi pada saat-saat tertentu dalam sistem pasar komersial. saja (monopoli isi media). Dengan Spasialisasi merupakan sebuah sistem penyamaan atas isi media ini, masyarakat konsentrasi yang memusat berkaitan sebagai audiens tidak memiliki kebebasan dengan bagaimana subsistem-subsistem untuk memilih content media sesuai dengan disentralkan sehingga apa yang muncul di yang mereka inginkan dan tidak ada lagi media didominasi pemilik media yaitu para diversity of content. Kelompok Kompas kapitalis media. Fenomena konsentrasi dan Gramedia mengikuti model ekonomi konglomerasi media berjalan seiring dengan industrial yang ditandai dengan akselerasi terjadinya revolusi teknologi penyiaran dan banyaknya media dan hasil-hasilnya untuk informasi, korporasi-korporasi media mendapatkan biaya yang murah untuk terbentuk dan menjadi besar dengan cara produksinya atau efisiensi. Hal ini juga akan kepemilikan saham, penggabungan dalam sangat berkaitan erat dengan tumbuhnya joint-venture, pembentukan kerjasama, atau semangat kapitalisme dalam industri media. pendirian kartel komunikasi raksasa yang Industri media yang dibangun dengan memiliki puluhan bahkan ratusan media. semangat kapitalisme tentu akan Konsentrasi dan konglomerasi media menghasilkan pesan atau produk media memungkinkan terjadinya privatisasi yang berorientasi pada bertambahnya media. modal. Selain itu isi media menjadi kurang 153 Jurnal ASPIKOM, Volume 2 Nomor 3, Juli 2014, hlm 140-153 berkualitas dan hanya mementingkan Golding, Peter and Graham Murdock. keuntungan semata. (1997). The Political Economy of The Media Besarnya kekuasaan yang dimiliki volume 1. US: An Elgar Reference Collection. oleh sang kapitalis atas seluruh kekayaan Marx, Karl. (2009). Membongkar Akar krisis negeri, merupakan suatu perubahan yang global. Yogyakarta: Resist Book. bersifat total dalam persoalan hak milik McQuail, Denis. (1987), hlm. 40. Teori (right of property), dan serangkaian undang- Komunikasi Massa, Agus Dharma undang apakah yang dapat memungkinkan (terj.). : Erlangga. terjadinya perubahan secara menyeluruh? Mosco, Vincent. (2009). Political Economy of (Marx, 2009:72). Dalam perkembangan Communication Second Edition. industri media, pemerintah seharusnya London: Sage Publication. dapat berperan aktif menjadi regulatory body, meski ada tendensi yang sangat besar dan Internet kerap muncul menentang fungsi regulatory Kompasgramedia.com dari pemerintah yang sering dikaitkan http://hr.kompasgramedia.com/Co dengan intervensi pemerintah pada industri mpanyProfile.php?id=20101007160. media. Poin pentingnya adalah pemerintah Kompasiana.com harus dapat berperan aktif sebagai http://ekonomi.kompasiana.com/m pengatur kepentingan publik. anajemen/2010/06/16/media-di- indonesia-intervensi-modal-dan- Daftar Pustaka kepemilikan-dalam-regulasi-dan- Biagi, Shirley. (2010). Media Impact Edisi ke pemberitaannya/. Sembilan. Jakarta: Salemba Humanika. Chomsky, Noam dan Edward S. Herman. (1988). Manufacturing Consent, Pantheon Books.