TEKNIK PENULISAN

MANGA NO SHIPPITSU NO GIJUTSU

KERTAS KARYA

DIKERJAKAN OLEH

NAMA : SYAFRINA RAHMA DESYOLA NIM : 142203081

PROGRAM STUDI D-III BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui Oleh :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utama Medan

Medan, Agustus 2017 Ketua,

Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt NIP: 197212281999032001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PENGESAHAN

Diterima Oleh :

Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III

Program Studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Budi Agustono, M.S

NIP: 196008051987031001

Panitia Tugas Akhir :

No. Nama Tanda Tangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1. ( ) 2. ( ) 3. ( ) KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, sebagai syarat untuk memenuhi ujian akhir Diploma III Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Kertas karya ini berjudul “Teknik Membuat Manga.”

Dalam penyelesaian kertas karya ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari keterbatasan baik dalam pengelolaan data maupun dalam penyajiannya yang masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menyempurnakan kertas karya ini. Dan dalammenyusun kertas karya ini penulis telah banyak mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada;

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt. selaku Ketua Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Diah Syafitri Handayani, M.Litt. selaku Pembimbing, yang selalu memberikan waktu dan pemikirannya dalam membimbing, mengarahkan, serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan kertas karya ini hingga selesai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Terima kasih yang tidak terhingga kepada Ibunda Lola Efinda Harahap yang selalu memberikan dukungan, baik moril maupun materil dan selalu mendoakan penulis dapat menyelesaikan studinya dan menyelesaikan kertas karya ini. 5. Kepada sahabat-sahabat saya sekalian, terima kasih banyak atas dukungan dan motivasi kalian.

6. Kepada saudara Septian Nugraha, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengerjakan kertas karya ini.

7. Kepada teman-teman Hinode stambuk 2014, terima kasih atas dorongan dan dukungan agar saya cepat menyelesaikan kertas karya ini.

8. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah memberikan bantuan sehingga kertas karya ini dapat terselesaikan. Hanya Tuhan yang dapat membalas kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi maupun uraiannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata, semoga kertas karya ini nantinya dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis, pembaca khususnya mahasiswa/mahasiswi Program Studi D-III Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2017

Penulis,

Syafrina Rahma Desyola

NIM: 142203081

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i-iii

DAFTAR ISI ...... iv BAB I PENDAHULUAN

1.1 ALASAN PEMILIHAN JUDUL ...... Error! Bookmark not defined.

1.2 TUJUAN PENULISAN ...... 2

1.3 BATASAN MASALAH ...... 2

1.4 METODE PENULISAN ...... 2 BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI MANGA

2.1 SEJARAH MANGA ...... 3-5

2.1 JENIS-JENIS MANGA ...... 5-12

BAB III TEKNIK MEMBUAT MANGA

3.1 ALAT-ALAT MEMBUAT MANGA ...... 13-18

3.2 GERAKAN TANGAN ...... 18-19

3.3 POSISI MENGGAMBAR ...... 19-20 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN ...... Error! Bookmark not defined.1

4.2 SARAN ...... Error! Bookmark not defined.1-22 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN

1.1 ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Di Jepang, hampir semua orang membaca manga. Media manga mencakup karya berbagai ; aksi-petualangan, asmara, olahraga, dan permainan, sejarah drama, komedi, fiksi ilmiah dan fantasi, misteri, detektif, horor, seksualitas, dan bisnis/perdangangan, dan lain-lain. Sejak tahun 1950-an, manga telah terus menerus menjadi bagian utama dari indusri penerbitan Jepang, mewakili pasar ¥406 miliar di Jepang pada tahun 2007 (Sekitar $3,6 miliar) dan ¥420 miliar ($5.5 miliar) pada tahun 2009. Manga juga telah mendapatkan pembaca dari seluruh dunia yang signifikan. Cerita manga biasanya dicetak dalam kertas hitam-putih, namun ada juga yang sudah full colour.

Di Jepang, manga biasanya diterbitkan secara berseri di majalah manga besar, yang sering mengandung banyak cerita manga, masing-masing disediakan dalam satu bab dan kemudian dilanjutkan lagi di edisi selanjutnya. Jika serinya terkenal dan banyak diminati, maka bab tersebut akan dikumpulkan dan akan dipublikasikan sebagai tankoubon. Seorang seniman manga biasanya bekerja dengan beberapa asisten di sebuah studio kecil dan berhubungan dengan editor dari perusahaan penerbit. Jika tankoubon tadi cukup diminati, manga tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk dianimasikan saat selesai, atau bahkan di saat manganya sedang berjalan.

Membuat manga terdengar gampang, karena hanya perlu membuat cerita bergambar di atas kertas. Tetapi, ternyata tidak semudah itu, karena dalam membuat manga, diperlukan alat, ketelatenan, dan teknik membuat manga yang baik, serta memperhatikan posisi tubuh saat menggambar.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai menga dan menambah wawasan mengenai rumit dan menariknya pembuatan manga ini maka penulis memilih “Teknik Membuat Manga” sebagai judul kertas karya ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1.2 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulis memilih judul kertas karya ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah manga. 2. Untuk mengetahui jenis-jenis manga yang ada di Jepang. 3. Untuk mengetahui alat-alat menggambar manga. 4. Untuk mengetahui gerakan tangan saat menggambar manga. 5. Untuk mengetahui posisi menggambar manga yang dan benar.

1.3 BATASAN MASALAH

Agar penulisan dalam kertas karya ini sesuai dengan apa yang diharapkan serta terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, yaitu mengenai Teknik Membuat Manga. Di dalam kertas karya ini, penulis membahas mengenai sejarah manga, jenis-jenis manga, alat-alat menggambar manga, gerakan tangan saat menggambar manga, serta posisi menggambar manga yang baik dan benar.

1.4 METODE PENULISAN

Adapun metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah metode kepustakaan (Library Research), yaitu metode mengumpulkan data dari sumber bacaan yang ada dalam buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas, kemudian dirangkum dan dideskripsikan ke dalam kertas karya ini. Selain itu penulis juga memanfaatkan teknologi internet sebagai referensi tambahan agar data yang didapat menjadi lebih jelas dan akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI MANGA

2.1 SEJARAH MANGA

Manga (Ma–Nga), merupakan bahasa Jepang yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai komik. Orang Jepang sendiri mengeja manga dengan Man–Ga atau Ma–Ng–Ga dan arti harfiah dari kata manga adalah gambar aneh. Orang yang menggambar manga biasa disebut .

Manga di Jepang diawali pada zaman Edo, di mana seorang pemahat kayu dan pelukis bernama Katsushika Hokusai (1760 – 1849), menciptakan istilah Hokusai Manga pada serial sketsanya yang berjumlah 15 volume dan diterbitkan pada tahun 1814. Hokusai itu sendiri berasal dari 2 huruf Cina yang memiliki arti gambar manusia untuk menceritakan sesuatu.

Di akhir abad ke-18, Kibyoushi, sebagai buku komik pertama yang berisi cerita muncul dengan tatanan gambar yang dikelilingi oleh tulisan (atau tulisan di samping gambar) sebagai narasinya. Manga tidak begitu berkembang hingga Perang Dunia II. Pada awal abad 19, muncul seorang mangaka yang membawa sejarah baru di dunia manga Jepang. Dia adalah (1928-1989), dengan karyanya yang terkenal, Tetsuwan Atom (yang di Indonesia dikenal sebagai Astro Boy) dan manga-nya yang diadaptasi dari novel Treasure Island karya Robert Louis Stevenson meraih nilai penjualan tertinggi nasional karena sukses dijual sebanyak 400.000 eksemplar. Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA yang cocok dengan usia dan selera mereka. Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti “Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia." Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah Anime) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach dan One Piece.

Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, contohnya adalah "Basilisk" (tidak beredar di Indonesia) berdasarkan dari novel Kōga Ninpōchō oleh Futaro Yamada, yang menceritakan pertarungan antara klan ninja Tsubagakure Iga dan klan ninja Manjidani Koga. Ada juga yang mengangkat dari segi sejarah, seperti sejarah Tiga Kerajaan (The Three ) seperti Legenda Naga (Ryuuroden) dan sejarah-sejarah Jepang, kadang ada yang memakai nama yang benar-benar ada, ada juga yang memakai nama fiktif/tidak nyata. Setelah beberapa lama, cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia. Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia (, atau kadang disingkat sebagai L.A. di Jepang), beberapa judul yang telah diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detective Conan, GeGeGe no Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain. Manga khas Jepang umumnya memiliki ciri khas penggambaran berupa mata yang besar, mulut dan hidung yang kecil dan sedikit distorsi pada panjang kaki (biasanya untuk karakter pria) Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakang/background hampir semua manga digambar serealistis mungkin,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung mungil. Ada juga gaya menggambar maupun . Ciri-ciri khusus gambar komik genre baru ini adalah realisme. Gaya realis atau yang disebut juga “” (Geki artinya gambar, Ga artinya gambar) merupakan gaya yang mendominasi komik Jepang saat itu. Pada masa itu cerita juga berubah menjadi realis dan serius. Manga yang pertama kali diterbitkan di Indonesia disesuaikan dengan gaya baca masyarakat Indonesia yang dimulai dari kiri ke kanan. Padahal, manga asli dari Jepang dimulai dari kanan ke kiri, sehingga untuk manga yang diterbitkan di Indonesia rata-rata tokohnya menjadi kidal karena gambar yang umumnya di-flip. Ketidaksamaan ini menyebabkan kerancuan untuk komik yang bergenre detektif, seperti Conan dan Kindaichi, karena menyebabkan proses penyelesaian kasus dengan gambar alibi tokoh menjadi tidak sama (menyebabkan kekacauan inti cerita). Oleh karena itu, semenjak tahun 2000-an, manga yang beredar di Indonesia disesuaikan dengan keadaan asli manga yang diterbitkan di Jepang (dibaca dari kanan ke kiri). Manga pertama yang diterbitkan di Indonesia dan menggunakan metode ini adalah Rurouni Kenshin.

2.2. JENIS-JENIS MANGA

Manga di Jepang sendiri dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis menurut genre ceritanya, yaitu;

2.2.1. SHOUNEN

Shounen (少年) berarti anak lelaki atau masa muda, dan manga (漫画) berarti kartun atau komik. Karena itu, Shounen Manga bisa diartikan sebagai “komik anak muda” atau bisa juga sebagai “komik lelaki.” Shounen Manga adalah salah satu jenis manga yang populer. Shounen Manga biasanya ditujukan untuk anak dan remaja berusia 8 s/d 18 tahun. Shounen Manga biasanya memiliki plot yang berfokus ke action dan humor dengan karakter utama anak laki-laki. Persahabatan antar anak lelaki atau antar tim olahraga dan musuh bebuyutan sering dijadikan tema cerita.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Karakter utamanya juga biasanya memiliki sifat ingin jadi lebih baik demi orang lain. Shounen Manga sering menceritakan tentang perjuangan karakter utama dalam memoles kemampuannya, bagaimana karakter utama tumbuh dewasa, latihan yang berlebihan demi menjadi lebih kuat, disiplin diri yang kuat, bagaimana karakter utama mengorbankan sesuatu atau seseorang demi tugasnya, pengabdian karakter utama ke masyarakat, teman, komunitas dan keluarga karakter utama. Style menggambar Shounen Manga lebih ”tegas” dibandingkan dengan Shoujo Manga, walau ini tergantung dari mangakanya masing-masing, karena ada juga mangaka yang menggambar manga Shounen dan manga Shoujo sekaligus. Contoh Shounen Manga yang terkenal adalah Naruto (), One Piece (Eichiro Oda), Dragon Ball () dan lain-lain.

2.2.2. SHOUJO

Shoujo Manga (少女漫画) adalah manga yang ditujukan untuk remaja perempuan. Namanya benar-benar sesuai dengan kanjinya shoujo (少女) yang berarti gadis muda. Shoujo manga biasanya bercerita dengan teks naratif yang membahas banyak hal, dari drama sejarah sampai fiksi ilmiah, dengan fokus utama kisah cinta karakter utamanya. Berbeda dengan Shounen Manga, Shoujo Manga tidak membatasi style gambar atau genre, tapi memfokuskan ceritanya agar sesuai dengan khayalan gadis-gadis muda di Jepang.

Awalnya, Shoujo Manga hanya memiliki gadis muda sebagai tokoh utama dan penikmatnya. Kecuali jika mereka menggunakan genre fantasi (seperti Princess Knight – Osamu Tezuka) atau setting sejarah, biasanya kisah cinta romantis untuk tokoh utama perempuannya dianggap tabu. Tapi ketika umur pembacanya mulai meningkat, seleranya pun berubah. Di pertengahan tahun 1960-an sebagai satu dari beberapa mangaka dahulu, Yoshiko Nishitani mulai menggambar cerita tentang kisah cinta dua anak muda Jepang yang saling jatuh cinta. Cerita ini yang menyebabkan mayoritas genre Shoujou manga berubah. Perubahan ini diperkiraan disebabkan oleh pembaca yang dahulu masih kecil sudah bertambah usia, karena itu industri manga pun harus menghasilkan cerita yang cocok dengan minat mereka. Di antara tahun 1950 dan tahun 1969, dengan meningkat drastisnya peminat manga di Jepang dengan dua genre berbeda,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Shounen Manga yang ditujukan untuk anak lelaki dan Shoujo Manga yang ditujukan untuk anak perempuan. Contoh shoujo manga yang terkenal adalah Sailor Moon (Naoko Takeuchi), Love Hina (Ken Akamatsu), Chobits () dan lain-lain.

2.2.3. SEINEN

Seinen manga (青年漫画) adalah manga yang ditargetkan untuk lelaki yang sudah bisa membaca kanji yang rumit. Di Jepang sendiri, kata Seinen (青年) sendiri berarti “muda”, tapi kata juga dipakai untuk sebutan komik yang ditujukan untuk laki-laki yang berumur 20 s/d 50 tahun seperti Weekly Manga Times dan Weekly Manga Goraku. Seinen manga adalah campuran dari shounen manga yang difokuskan untuk anak laki-laki muda, dan manga yang berfokus ke adegan seksual. Seinen manga berfokus pada cerita action, politik, fiksi ilmiah, fantasi, relasi, olahraga atau komedi dan walau memiliki konten seksual (dan konten dewasa lainnya), kemunculan konten tersebut di seinen manga tidak sesering di manga hentai.

Seinen mangamemiliki gaya gambar yang banyak dan memiliki banyak variasi. Cara gampang membedakan seinen manga dengan shounen manga adalah dengan melihat adanya penggunaan furigana di kanji awalnya; jika ada furigana di atas semua kanji-nya, berarti ceritanya ditujukan untuk pembaca yang masih muda. Contoh seinen manga yang terkenal adalah Akira (Katsuhiro Otomo), 20th Century Boys (Naoki Urakawa), Ghoul (Sui Ishida), dan lain-lain.

2.2.4. JOSEI

Josei manga (女性漫画) adalah komik Jepang yang ditujukan untuk wanita yang sudah dewasa. sendiri adalah campuran dari shoujo manga yang ditujukan untuk gadis yang masih muda, dan ladies comic (レディー ス コ ミ ッ ク ス ) yang biasanya berisi konten erotis. Pembaca josei manga biasanya berumur 15 tahun s/d 44 tahun. Dalam bahasa Jepang, kata josei (女性) sendiri berarti “gadis”, yang tak ada konotasi yang berhubungan dengan manga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Josei manga biasanya menceritakan cerita cinta yang realis, berlawanan dengan kisah cinta ideal ala shoujo manga. Josei manga biasanya lebih eksplisit secara seksual dan cara pembawaan cerita yang lebih dewasa. Tema seperti perselingkuhan atau pemerkosaan sering muncul di josei manga yang ditargetkan pembaca yang dewasa. Josei manga, yang ditargetkan untuk pembaca dewasa, sering kali memiliki gaya gambar yang berbeda dari shoujo manga, yang ditujukan untuk pembaca yang lebih muda. Sebagai contoh, salah satu seri josei manga yang paling populer memiliki peran utama yang isinya lelaki semua, dan di josei manga lelaki biasanya memiliki suatu passion kepada lelaki yang lain. Walau beberapa josei manga memiliki plot dan karakter yang terinspirasi dari shoujo manga, josei manga yang lain bisa berisi cerita action dan kurangnya romantisme yang merupakan elemen dari shoujo manga. Contoh Josei Manga yang terkenal adalah (Yun Kouga), (Ai Yazawa), dan lain- lain.

2.2.5. HENTAI

Dalam bahasa Jepang, Hentai berarti rangsangan seksual; bukan nama genre dari karya apapun. Tapi, di luar Jepang, hentai digunakan sebagai salah satu genre manga porno. Shunga (春画), yang berarti gambar erotis, diperkirakan sudah ada sejak jaman Heian. Dari abad ke-16 sampai dengan abad ke-19, shunga dilarang keras oleh shogun. Produksi shunga menurun drastis di akhir abad ke-19 karena munculnya foto porno.

Nah, untuk menjelaskan defenisi manga erotis, kita harus mengerti manga itu apa. Walau Hokusai Manga menggunakan kata manga sebagai judulnya, hokusai manga tidak berisi gambar yang berisi teks yang menceritakan suatu cerita seperti manga modern, karena gambar satu dan gambar lain tidak berhubungan. Karena pengaruh foto porno yang naik popularitasnya di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, style gambar manga-nya digambar berdasarkan karakter yang sudah ada. Namun, Osamu Tezuka membantu mengkonkrit-kan bentuk manga modern seperti sekarang, dan Osamu Tezuka dianggap sebagai “Dewa Manga”. Manga dengan tema dewasa sudah ada sejak tahun 1940, tapi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karakternya jauh lebih dewasa dan realis dibanding karakter imut ala kartun yang dipopulerkan oleh Tezuka. Contoh manga erotis dengan style gambar yang realis adalah Ero Mangatropa (1973), Erogenica (1975), and Alice (1977). Perubahan style gambar manga erotis di Jepang dari realistis ke karakter imut ala kartun bisa dibilang karena , sang “Ayah Lolicon.” Di tahun 1979, dia membuat Cybele, yang memperlihatkan pertama kali adegan seksual antar karakter dengan gaya Tezuka. Manga ini lah yang menggerakkan industri manga porno di Jepang.

2.2.6.

Jidaigeki (時代劇) secara harafiah berarti drama sejarah. Karena itu, umumnya jidaigeki ini memakai setting waktu pada zaman Edo, dari tahun 1603 sampai dengan tahun 1868. Namun, beberapa judul, ada yang memakai setting waktu yang jauh lebih lama lagi, seperti akhir zaman Heian dan awal zaman Meiji. Jidaigeki menunjukkan gaya hidup samurai, petani, pengrajin, dan penjual keliling. Jidaigeki kadang disebut “chambara”, yang berarti “pertarungan menggunakan pedang”, walau lebih tepatnya chambara itu adalah sub-genre dari jidaigeki.

Jidaigeki bergantung kepada set properti drama yang mendukung seperti penggunaan makeup, tata bahasa, dan lain-lain. Banyak Jidaigeki yang bertempat di ibu kota militer, Edo. Di Jidaigeki, walau karakter utamanya samurai atau rakyat biasa, umumnya sebelum akhir cerita selalu ada adu pedang antar karakter utama dan antagonis utama. Dan, karakter utama selalu menang. Contoh judul manga Jidaigeki yang terkenal adalah Rurouni Kenshin (Nobuhiro Watsuki), Flash of Wind (Taeko Watanabe) dan Rose of Versailess (Riyoko Ikeda) dan lain- lain.

2.2.7.

Kata Mecha (メカ) merupakan singkatan dari pengucapan “mechanical” dalam bahasa Jepang. Di Jepang, kata mecha menyangkup semua alat-alat yang menggunakan mesin seperti mobil, pistol, komputer, dan lain-lain. Sementara kata Robot digunakan untuk membedakan mesin yang memiliki anggota tubuh dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA mesin lainnya. Robot ini memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, tapi dibedakan dari tampilannya, apakah humanoid atau biomorpik.

Ada banyak subgenre yang bervariasi berdasarkan realisme-nya. Konsep Super Robot dan Real Robot adalah salah satu contoh yang dapat ditemukan di manga Jepang. Walau hampir sama, tapi Mecha biasanya bukan sebutan untuk armor yang sesuai dengan bentuk tubuh seperti kostum Iron Man. Kemunculan mecha di fiksi manapun, mereka digambarkan sebagai mesin petarung, yang daya tariknya adalah kombinasi dari senjata mematikan dengan style bertarung yang stylish daripada sekedar mesin. Di setiap seri, Mecha kebanyakan menjadi petarung primer, di mana konflik terselesaikan jika para robot bertarung layaknya gladiator. Namun, ada juga manga yang membuat cerita tentang mecha yang bisa digunakan sebagai penjaga masyarakat. Contoh judul manga yang menggunakan mecha adalah Code Geass (CLAMP), dan lain-lain.

2.2.8.

Kata yuri (百合) sendiri berarti “bunga lily”, dan biasa digunakan dalam nama perempuan di Jepang. Yuri (百合) adalah istilah yang digunakan di Jepang untuk suatu karya yang menceritakan tentang kisah cinta antar perempuan. Yuri disebut oleh penggemarnya di luar Jepang sebagai “Shoujo-ai”.

Manga yuri pertama kali muncul pada tahun 1970, dikarang oleh Yamagishi Ryoko dan Ikeda Riyoko. Manga yuri mulai diterima oleh umum pada tahun 1990, yang pada saat itu adalah awal mulainya era baru manga dan anime, begitu juga produksi .

Walau awalnya manga yuri berasal dari cerita yang ditargetkan untuk perempuan (josei, shoujo), sekarang genre yuri ini pun muncul di cerita yang ditargetkan khusus untuk anak lelaki (shounen, seinen). Contoh manga yuri yang ditargetkan untuk pria adalah Kannazuki no Miko (Khaisaku) dan Strawberry Panic (Sakurako Kimino) dan lain-lain. Pada tahun 1976, Bungaku Itou, editor majalah yang ditujukan pada kaum gay, Barazoku, pertama kali menggunakan istilah yurizoku sebagai sebutan para wanita yang membaca majalah itu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2.2.9.

Yaoi, yang lebih dikenal dengan Boys Love di Jepang, adalah salah satu genre manga yang berfokus pada cerita romantis atau kegiatan seksual antar karakter laki-laki, yang biasanya ditujukan untuk pembaca wanita. Yaoi juga mempunyai pembaca pria, walau manga yang memang ditargetkan untuk kaum gay pria () dianggap genre yang berbeda.

Karakter utama di manga yaoi selalu tersusun antara seme (pihak yang lebih dominan), yang mengejar uke (pihak yang lebih submisif). Walau genre yaoi ini disebut Boys Love (biasanya disingkat menjadi BL), karakternya tidak selalu karakter yang baru memasuki masa pubernya. Karakter dewasa dan karakter shotacon juga sering muncul.

Pengaruh yaoi manga ada dua, yang pertama pada awal tahun 1970-an, ketika suatu majalah shoujo manga menerbitkan cerita estetik, yang disebut shounen-ai (Boys Love), yang menceritakan cerita cinta platonis antar pria. Pengaruh kedua mulai pada akhir tahun 1970 di pasar doujinshi (fanfiction) sebagai yaoi, cerita seksual antar karakter dari shounen manga yang terkenal. Di Jepang, kata yaoi digunakan untuk menyebutkan doujinshi; namun untuk orang di luar Jepang, yaoi digeneralisir penggunaannya sebagai game, manga, anime yang bercerita tentang karakter gay ideal (tampan dan kaya) untuk perempuan. Contoh mangayaoi yang terkenal adalah Saigo no Door wo Shimero (Yamada Yugi), Seitokaichou ni Chuukoku (Monchi Kaori), Aitsu no Daihonmei (Tanaka Suzuki) dan lain-lain.

2.2.10. KODOMO

Genre Kodomoini adalah jenis cerita yang ditujukan untuk anak-anak berusia 6 s/d 10 tahun. Biasanya ceritanya penuh dengan nilai moral, yang mengajarkan anak-anak untuk bersikap baik dan bertanggung jawab, menjalani hidupnya dengan benar. Biasanya manga kodomo ini memiliki episode, seperti (Fujiko F Fujio) yang ceritanya langsung tamat setiap satu chapter.

Genre ini muncul pada akhir abad ke-19, ketika manga pendek, sekitar 15 halaman, mulai dicetak di majalah. Manga pendek ini merupakan salah satu cara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA para petinggi menyemangati anak muda di Jepang. Contoh manga kodomo yang lain adalah Astro Boy (Osamu Tezuka).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB III TEKNIK MEMBUAT MANGA

3.1 ALAT-ALAT MEMBUAT MANGA

Alat-alat membuat manga yang vital ada sebagai berikut;

3.1.1. Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas, misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun keperluan toilet.

Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan loh dari lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau. Bermacam-macam kertas dapat dipilih untuk menggambar seperti kertas licin, kertas kasar, kertas serap, kertas tebal, kertas tipis, dan sebagainya. Tidak setiap kertas cocok dengan setiap alat. Kadang-kadang dipilih kertas yang licin agar pena dapat meluncur dengan mudah, sedangkan pada kesempatan yang lain menghendaki sedikit hambatan, maka dipilih kertas yang kasar.

Ada tiga jenis kertas dasar antara lain:

1. Kertas buram seperti kertas stensil atau kertas Koran untuk surat kabar, ukuran kuarto atau selebar Koran. 2. Kertas putih dan tipis (HVS) 3. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam, dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Mangaka di Jepang biasanya menggunakan kertas B4 atau kertas khusus (genko yoshi), yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA diujungnya memiliki garis biru muda tipis yang takkan muncul jika dicetak,juga memiliki ukuran dan lebar panel yang berbeda-beda. 3.1.2. Pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun, grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.

Alat ini merupakan alat pertama yang kamu pakai untukmembuat sketsa (gambar yang masih „kasar,‟ biasanya masih bentuk-bentuk umum dan tidak detail/ bukan finishing.) Jenis pensil bisa dari kayu yang biasa kita pakai, atau memakai pensil mekanik juga bisa.Pensil memiliki perbedaan ukuran mata pensil yang berbeda-beda. Biasanya disebut dengan ukuran standar seperti kode H di pensil yang memiliki goresan halus atau tipis. Kemudian kode B, 2B, 3B, dan seterusnya.

3.1.3. Pena Celup

Atau disebut Tsuke Pen oleh orang Jepang. Biasanya harus menggunakan tinta dengan cara dicelupkan. Pena celup umumnya digunakan oleh mangaka di Jepang karena garisnya tidak datar dan ketebalan atau ketipisan garisnya tergantung dari tekanan tangan kita. Mata pena celup ini ada bermacam-macam, yang paling umum adalah G-pen, Maru pen, dan Kabura/Saji pen.

3.1.3.I. G-pen

Merupakan pena yang paling sering dipakai oleh mangaka untuk menggambar karakter. Tebal tipisnya garis yang dihasilkan mudah divariasikan, meski membutuhkan latihan khusus dan ketelatenan tersendiri untuk bisa menguasai pena ini, karena aliran tintanya yang tidak semulus dan selancar 2 jenis pena lain. G-Pen umumnya digunakan oleh mangaka profesional. Dalam menggunakan dan menyimpan pena ini, harus teliti dan penuh kehati-hatian,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA karena mata penanya yang mudah merenggang. Di Indonesia, pena ini masih diimpor.

3.1.3.II. Maru-pen

Mata pena yang satu ini bentuknya khas karena bulat, berbeda dengan 2 mata pena lain yang berbentuk setengah lingkaran. Maru Pen umumnya digunakan untuk membuat detail halus, karena tarikan garisnya yang tipis, stabil, dan mulus. Bisa juga untuk membuat karakter, tetapi variasi tebal tipis garis terbatas. Maru Pen, menurut saya, lebih awet dibandingkan G-Pen, karena mata penanya lebih tahan lama dan tidak mudah merenggang.

3.1.3.III. Kabura/saji-pen

Mata pena yang satu ini bentuknya mirip mata pena Parker. Terkadang juga disebut dengan nama Turnip Pen. Fungsi utamanya adalah untuk membuat tarikan garis yang stabil dan mulus. Garis yang dihasilkan biasanya lebih tebal dibandingkan tarikan garis yang dihasilkan Maru Pen, jadi duo pena ini umumnya digunakan untuk menggambar background dan detail latar lainnya. Seperti halnya Maru Pen, Kabura/Saji Pen bisa juga digunakan untuk menggambar karakter.

3.1.4. Penghapus

Penghapus (juga disebut setip) merupakan salah satu perlengkapan alat tulis yang merupakan karet lembut yang mampu menghilangkan tanda yang dihasilkan dengan pensil. Penghapus kenyal seperti karet, dan seringkali bewarna putih atau hitam (walaupun ditemukan juga coklat atau merah jambu untuk memperindah penampilan sesuai pemanfaatan teknologi). Terdapat pensil yang dilengkapi dengan penghapus di ujungnya. Penghapus mahal mungkin mempunyai bahan vinyl atau plastik sebagai tambahan kepada karet.

Penghapus juga merujuk kepada penghapus pada papan tulis seperti papan hitam atau papan putih. Penghapus papan hitam tradisional merupakan blok kayu berbentuk persegi panjang yang dibuat dari kain berbahan wol. Penghapus sangat diperlukan saat tahap awal membuat manga, ketika kamu baru saja menebalkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA gambar sketsa kamu, pilihlah penghapus yang berkualitas agar kertas manga kamu tidak kotor atau rusak.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.5. Pulpen

Pulpen (dari bahasa Belanda: vulpen) adalah alat tulis berupa mata pena berujung tajam yang dilengkapi pegangan berisi kantong tinta yang bisa diisi kembali. Tinta berbasis air diisi melalui mata pena dengan mekanisme penyedot yang memasukkan tinta dari botol tinta ke dalam kamar tinta. Berbeda dengan bolpen, pulpen tidak perlu ditekan ketika menulis. Tinta mengalir dari kamar tinta ke mata pena dengan bantuan kapilaritas dan gravitasi. Pena gambar tipe Felt sebagai pengganti pena celup. Pulpen gambar tipe Felt ini ada berbagai ukuran mata pena, yaitu 0,1-0,2-0,3 dan seterusnya. Pulpen ini digunakan untuk menebalkan outline pada gambar. Pulpen gambar ini biasanya tahan air.

3.1.6. Spidol

Spidol adalah alat yang mirip pena, dengan mata pena yang lembut. Alat ini sangat favorit di kalangan mangaka karena harganya yang relatif murah. Selain harganya murah, mata pena spidol ini lunak hingga bisa dimainkan untuk membentuk outline sesuai keinginan kita. Selain untuk membentuk outline, spidol ini juga bisa digunakan untuk mewarnai gambar manga hitam-putih. Kelemahan terbesar dari spidol ini sangat rentan air.

3.1.7. Penggaris

Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Juga terdapat penggaris yang dapat dilipat. Ada bermacam-macam, dari yang lurus yang umum dipakai, busur, penggaris berbentuk segitiga, lingkaran, atau yang tak berbentuk beraturan yang sudah pakem.

3.1.8. Tinta India

Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmen warna yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan. Tinta bersama pena dan pensil

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA digunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering.Biasanya standar warna tinta ini adalah hitam pekat. Digunakan dengan pena celup, untuk menebalkan outline.

3.1.9. Tinta Poster Putih

Fungsi alat ini untuk menambah dan menyempurnakan beberapa kekurangan seperti salah goresan atau ada bercak yang mengganggu di gambar kamu. Tinta putih ini digunakan untuk memberi efek-efek penegas, pembatas, atau penjelas keterangan visual tambahan sesuai keinginan kita.

3.1.10. Light Box

Light Box ini digunakan untuk menjiplak ulang gambar dan memotong screentone agar rapi dah tidak keluar dari garis yang diinginkan. Light box bisa dibilang memliki fungsi yang sama dengan kertas karbon dengan hasil yang lebih bersih.

3.1.11. Screen Tone

Screen Tone digunakan untuk memberikan warna atau tone yang berfungsi sebagai penegas, volume, dan lain sebagainya. Corak screen tone ada bermacam- macam, tergantung dari pilihan dan fungsinya juga berbeda-beda pula. Screen tone digunakan dengan cara ditempel dan dipotong sesuai bagian yang hendak diberi tone.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.12. Meja Gambar

Meja gambar biasanya terbuat dari kayu dan kaki besi. Biasanya, mangaka bisa membuat manga di mana saja, asal ada meja yang permukaannya datar. Namun, meja gambar yang dibutuhkan komikus itu adalah meja yang bisa diubah- ubah posisinya. Karena, membuat manga itu tidaklah sebentar, karena itu dibutuhkan meja yang posisinya bisa diubah-ubah demi kesehatan tubuh mangaka. Karena tidak sedikit mangaka yang terkena penyakit punggung karena sering menunduk terlalu lama tanpa mengubah posisi.

3.2 GERAKAN TANGAN

Untuk mendapatkan goresan yang akurat, baik lurus horizontal, miring, vertikal, ataupun kurva, pastikan jangan sembarangan menggoreskan pensil atau pena kita. Ada beberapa teknik yang mampu membantu kita mendapatkan hasil yang baik, yaitu ;

3.2.1. Garis atau Kurva Memendek

Garis atau kurva memendek bisa dibuat dengan melakukan gerakan tangan dengan berpusat pada kedua sendi jari tangan dan ibu jari. Gerakan ini hanya akurat untuk membuat garis vertikal (dari atas ke bawah).

3.2.2. Garis Pendek atau Menengah

Gunakan sendi pergelangan tangan sebagai pusat gerakan. Putaran sendi pergelangan tangan cenderung pendek dan terbatas. Gunanya untuk membuat garis atau lengkung yang berjarak medium atau sedang. Baik digerakkan ke kanan dan ke kiri. Lakukan dengan tekanan perlahan dan tekanan kuat, untuk mengatur tebal tipisnya garis yang ingin digambar.

3.2.3. Goresan Panjang

Goresan ini sangat disarankan untuk membuat garis di atas panjang 10 cm di atas media kertas A4 atau kertas A3. Caranya, gerakkan pensil atau pena dengan bertumpu sumbu pada sendi siku. Maksudnya adalah gerakkan tangan secara bersamaan mulai dari ujung pena, sendi pergelangan tangan sampai siku bergerak bersamaan. Goresan ini hanya bisa untuk garis melengkung vertikal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.2.4. Goresan Multi-arah

Goresan ini bisa dalam bentuk garis atau kurva, lingkaran, horizontal, maupun vertikal. Jaraknya bisa pendek atau panjang. Caranya, pusatkan sumbu gerakan berasal dari sendi bahu. Bahkan membuat bentuk apa saja jika bertumbu dengan bahu pasti akan lebih fleksibel, nyaman, akurat, dan menghasilkan keluwesan yang bagus.

3.3 POSISI MENGGAMBAR

Banyak orang sering mengabaikan apa yang dinamakan cara duduk yang benar.Padahal hal ini sangatlah penting sebagai dasar pola posisi ergonomis yang mana banyak aktivitas kerja dalam posisi duduk. Meski bukan tipe pemanja yang mudah mengeluh, sekali-sekali Anda tentu pernah merasakan tak enak badan. Sakit punggung, mata pedih dan terus menerus mengeluarkan air mata. Merasakan seluruh otot dan urat badan kaku dan mengencang, sakit atau merasa tidak nyaman. Tangan, pergelangan tangan, jari, lengan dan siku terasa sakit seperti terbakar. Adakalanya tangan perih, dingin, ataupun kebas (kesemutan), dan kehilangan kekuatan dan koordinasi. Ketika terjaga tengah malam, badan satu sakit semua disertai pegal-pegal. Ingin rasanya segera memijat tangan, pergelangan, dan lengan.Kalau muncul gejala sakit seperti itu, jangan anggap remeh.

Sesungguhnya semua risiko yang dialami para pekerja kantoran bukan semata-mata faktor kecerobohan – misal kurang memperhatikan posisi duduk yang benar. Namun bisa jadi disebabkan sarana kerja (meja kursi, komputer, lampu penerang ruangan) kurang mendukung kenyamanan dan kesehatan. Sebutlah, sakit pinggang jangan-jangan karena tempat duduknya tidak memberi kenyamanan tulang belakang. Atau, penataan perangkat komputer yang kurang tepat. Apalagi seharian (setidaknya delapan jam sehari – itu kalau tidak lembur) hanya duduk, sementara indera penglihatan terus melototi layar komputer dan jari- jari tangan sibuk menekan tuts keyboard. Karenanya sarana penunjang kerja perlu mendapat perhatian, tidak saja dari segi keselamatan, tapi juga kenyamanan dan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Perlu dicatat, saat mengetik ambil posisi duduk tegak, tidak bersikap loyo atau lesu. Untuk urusan ini, sekarang sudah banyak dipasarkan model kursi ergonomis yang gampang disetel sandarannya sehingga menawarkan kenyamanan. Sikap duduk yang benar dan model kursi yang tepat membantu mengatasi masalah ini. Soalnya keluhan pada punggung umumnya berkaitan dengan otot tulang belakang. Duduk bisa mengurangi rasa penat, memang benar. Tetapi kalau dilakukan dalam jangka waktu lama dan posisi statis, justru bisa menimbulkan gangguan pada leher, bahu, punggung, dan lengan.

Oleh karena itu, posisi badan saat menggambar manga jangan diremehkan. Semakin nyaman posisi kita, semakin lama kita bisa menggambar dan mendapatkan jumlah gambar yang banyak tentunya. Posisi badan saat menggambar yang baik itu ketika posisi badan tidak sejajar dengan posisi kertas. Biasanya para mangaka meletakkan kertas gambar lebih miring ke kiri. Ini masalah style dan kebiasaan; tapi biasanya saat menggambar kertas pasti akan lebih sering bergeser jadi lebih bagus kalau kertasnya tetap lurus. Usahakan juga menaruh kompres di bagian bahu, leher, dan siku setelah menggambar, dan jangan lupa stretching jika berniat menggambar dalam waktu lama (melebihi 5 jam). Setiap 30 menit wajib stretching agar otot-otot kita tidak nyeri dan memberikan kita cedera yang membuat kita tidak bisa menggambar lagi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB IV Kesimpulan dan Saran

4.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari kertas karya ini adalah:

1. Manga di Jepang diawali pada zaman Edo, di mana seorang pemahat kayu dan pelukis bernama Katsushika Hokusai (1760 – 1849), menciptakan istilah Hokusai Manga pada serial sketsanya yang berjumlah 15 volume dan diterbitkan pada tahun 1814. Hokusai itu sendiri berasal dari 2 huruf Cina yang memiliki arti gambar manusia untuk menceritakan sesuatu. 2. Manga khas Jepang umumnya memiliki ciri khas penggambaran berupa mata yang besar, mulut dan hidung yang kecil dan sedikit distorsi pada panjang kaki (biasanya untuk karakter pria) 3. Manga di Jepang sendiri dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis menurut genre ceritanya, yaitu shounen, shoujo, seinen, josei, hentai, jidaigeki, mecha, yuri, yaoi, dan kodomo. 4. Alat-alat membuat manga yang vital adalah kertas, pulpen, penghapus, spidol, pena celup, tinta india, tinta poster putih, penggaris, light box, screen tone, dan meja gambar. 5. Teknik gerakan tangan untuk mendapatkan goresan terbaik adalah ; garis atau kurva pendek, garis pendek/menengah, goresan panjang, dan goresan multi arah. 6. Posisi badan saat menggambar manga jangan diremehkan. Semakin nyaman posisi kita, semakin lama kita bisa menggambar dan mendapatkan jumlah gambar yang banyak tentunya. Posisi badan saat menggambar yang baik itu ketika posisi badan tidak sejajar dengan posisi kertas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2 SARAN

1. Penulis berharap dengan membaca kertas karya ini, pembaca bisa mengerti sejarah manga dari awal kemunculannya sampai sekarang dan jenis-jenis manga yang perlahan tumbuh di industri manga Jepang. 2. Penulisan tentang manga dapat lebih dikembangkan lagi secara lebih mendalam seperti langkah-langkah penulisan isi manga dan lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Daftar Pustaka

Iman S, Budi. 2016. Jurus Lengkap Menggambar Manga. Klaten: Dida Pustaka https://id.m.wikipedia.org/wiki/Manga http://duniagrafiskita.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-manga-komik-jepang.html https://en.wikipedia.org/wiki/Sh%C5%8Dnen_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Sh%c5%8djo_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Seinen_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Josei_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Hentai#Origin_of_erotic_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Jidaigeki#Anime_and_manga https://en.wikipedia.org/wiki/Mecha https://en.wikipedia.org/wiki/Yaoi#Sh.C5.8Dnen-ai https://en.wikipedia.org/wiki/Yuri_(genre) https://en.wikipedia.org/wiki/Children%27s_anime_and_manga http://komunitas-mangaka.blogspot.co.id/2012/05/pengetahuan-alat-menggambar- manga.html https://en.wikipedia.org/wiki/Genk%C5%8D_y%C5%8Dshi#Genk.C5.8D_y.C5.8 Dshi_and_manga https://id.wikipedia.org/wiki/Kertas https://id.wikipedia.org/wiki/Pensil https://lovelycomics.wordpress.com/peralatan-gambarku/peralatan-gambarku- pena-gambar/sekilas-alat-gambar-pena-celup/ id.wikipedia.org/wiki/Penghapus https://id.wikipedia.org/wiki/Pulpen https://id.wikipedia.org/wiki/Penggaris http://ditha-dithu.blogspot.co.id/2012/07/pengertian-menggambar.html https://venitalavia.wordpress.com/2010/03/01/posisi-duduk-yang-baik/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran

3.1.1 Kertas

Kertas Buram Kertas HVS

Kertas B4 Manga

3.1.2 Pensil

Di atas gambar pensil beserta ketajamannya (Dari kiri ke kanan): H – 2H – 3H – 4H – 5H – 6H – F – HB – B – 2B – 3B – 4B – 5B – 6B

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.3 Pena Celup 3.1.4 Penghapus

Pena celup dengan ketiga mata pena, G-Pen, Maru-Pen dan Kabura/Saji-Pen.

3.1.5 Pulpen

Jenis-jenis pulpen beserta garis-garis yang dihasilkan.

3.1.6 Spidol 3.1.7 Penggaris

3.1.8 Tinta India 3.1.9 Tinta Poster Putih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3.1.10 Lightbox dan 3.1.12 Meja Gambar

Meja Gambar yang sudah diberikan lightbox

3.1.11. Screentone

Beberapa contoh screentone.

Contoh penerapan screentone pada sebuah gambar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK

Kertas karya ini membahas tentang komik Jepang (manga) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah, jenis-jenis, alat-alat yang digunakan untuk menggambar manga, dan posisi menggambar manga yang benar. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menjelaskan secara singkat tentang hal-hal terkait tujuan penulisan di atas. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah teknik kepustakaan yaitu mengumpulkan data-data terkait penulisan ini melalui sumber- sumber pustaka.

Di dalam industri hiburan sudah pasti banyak yang mengetahui soal manga atau yang biasa kita sebut komik. Manga diciptakan oleh orang Jepang dan dalam bahasa Jepang yang memiliki ciri khas gaya penggambaran dan sejarah yang panjang, pembuat manga sendiri biasa disebut dengan panggilan mangaka. Manga diawali pada jaman Edo di mana seorang pemahat kayu dan pelukis bernama Katsushi Hokusai (1760 – 1849), menciptakan istilah Hokusai Manga pada serial-nya yang berisi 15 volume pada tahun 1814. Cerita manga biasanya dicetak dalam hitam-putih, namun ada juga yang sudah full colour.

Manga diciptakan untuk menghibur orang banyak, sebab itu dengan seiring waktu berlalu semakin banyak pula genre dari manga yang bisa dinikmati, contohnya seperti; aksi-petualangan, asmara, olahraga, dan permainan, sejarah drama, komedi, fiksi ilmiah dan fantasi, misteri, detektif, horor, seksualitas, dan bisnis/perdangangan, dan lain-lain. Begitu juga dengan bertambahnya umur sang pembaca semakin banyak pula kategori yang bisa dinikmati, seperti; shounen, shoujo, seinen, josei, hentai, jidaigeki, mecha, yuri yaoi, kodomo. Manga biasanya memiliki ciri khas gambar yang didampingi dengan kotak atau gelembung teks yang berguna untuk menjelaskan isi dari komik tersebut, tapi ada juga komik atau manga yang hanya memiliki gambar, atau yang disebut dengan silent comic yang hanya menggunakan gambar dan latar beserta ekspresi wajah sang karakter untuk membawakan cerita tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Manga khas Jepang umumnya memiliki ciri khas penggambaran berupa mata yang besar, mulut dan hidung yang kecil dan sedikit distorsi pada panjang kaki (biasanya untuk karakter pria) Rata-rata mangaka di Jepang menggunakan gaya/style sederhana dalam menggambar manga. Tetapi, gambar latar belakang/background hampir semua manga digambar serealistis mungkin, biarpun gambar karakternya benar-benar sederhana. Para mangaka menggambar sederhana khususnya pada bagian muka, dengan ciri khas mata besar, mulut kecil dan hidung mungil. Ada juga gaya menggambar lolicon maupun shotacon.

Di awal penerbitan manga di Indonesia, manga disesuaikan dengan gaya baca masyarakat Indonesia yang dimulai dari kiri ke kanan. Padahal, manga asli dari Jepang dimulai dari kanan ke kiri, sehingga untuk manga yang diterbitkan di Indonesia rata-rata tokohnya menjadi kidal karena gambar yang umumnya di-flip. Ketidaksamaan ini menyebabkan kerancuan untuk komik yang bergenre detektif, seperti Conan dan Kindaichi, karena menyebabkan proses penyelesaian kasus dengan gambar alibi tokoh menjadi tidak sama (menyebabkan kekacauan inti cerita). Oleh karena itu, semenjak tahun 2000-an, manga yang beredar di Indonesia disesuaikan dengan keadaan asli manga yang diterbitkan di Jepang (dibaca dari kanan ke kiri). Manga pertama yang diterbitkan di Indonesia dan menggunakan metode ini adalah Rurouni Kenshin.

Sekilas, membuat manga terlihat sangat mudah hanya dengan menggambar di sebuah kertas dan kemudian dibubuhi beberapa kalimat maka jadilah sebuah manga, namun ternyata tidak, dibutuhkan alat khusus dan teknik tertentu untuk membuat sebuah manga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 要旨

本稿では、日本のコミック(漫画)について考察してみる。漫画の歴史、 種類、漫画を描くためのツール、漫画を描く際の正しい姿勢を明らかにすること を目的とする。 本研究では、記述定性的なアプローチを使用して、上記の本稿 の目的に関連した事項を簡単に説明する。著者が行ったデータ収集方法は文献収 集をし、関連する文献の中から自分の研究のデータになりそうなものを収集した。

エンターテインメント業界では、一般的には「漫画」と呼ばれてる「コ ミック」について確かに多くの人々がよく知っている。漫画は日本語で書かれて、 日本人によって作成されている。漫画は長い歴史や、描写のスタイルを持ってい る。漫画ライターは「漫画家」と呼ばれている。漫画は江戸時代から始まり、彫 刻家や画家をしている葛飾北斎(1760 - 1849)は 1814 年にスケッチ画集を発行 し、15 ボリュームのシリーズに『北斎漫画』と名作りをした。漫画は普通、黒 と白で印刷されているが、フルカラーの漫画もある。

漫画は読者を楽しませるために作成したが、時間の経過とともにもっと 楽しませる漫画のジャンルが多い。例えば、アクション冒険、ロマンス、スポー ツ、ゲーム、歴史ドラマ、コメディ、ファンタジー、ミステリー、探偵、ホラー、

セクシュアリティ、およびビジネス/貿易などである。年齢の増加とともに、楽 しむことができる漫画のカテゴリが増える。たとえば、少年、少女、青年、女性、 ヘンタイ、時代劇、メカ、ゆり、やおい、こどもである。マンガには普通、漫画 の中身を説明する文字を入れるフレームおよびフキダシという典型的なものがあ り、その物語を語る登場人物の表情や画像や背景を使用し、無声漫画と呼ばれ、

ただの画像を持っている漫画もある。

一般的な日本の典型的なマンガはに大きな目、口、鼻の小形で、脚の長 さにはほとんど歪みに見えて(普通は男の登場人物)という特徴で描写する。ほ とんどの日本の漫画家は漫画を描くには、シンプルなスタイルを使用している。 しかし、登場人物の画像はシンプルに絵描かれても、ほとんどの漫画に描かれて いる背景の画像は可能な限り現実的で描かれている。漫画家は、特に顔の部分に 単純描かれ、大きな目、小さな口と小さな鼻はその典型的なものであるロリコン もショタコンの描くスタイルもある

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA インドネシアでの漫画の最初の出版の際には漫画の読み方は左から右に というインドネシア人のリーディングスタイルに合わせた。日本の実際の読み方 は右から左にという日本人のリーディングスタイルであり、インドネシアに出版 された漫画の画像はフリップにしたので、だいたいの登場人物は左利きになった。 このような不等式のせいで、コナンと金田一のような探偵ジャンルの漫画には内 容の混乱を引き起こし、主人公のアリバイの画像を使用するケースの完成プロセ スは同じではなく(内容の混乱の原因になる)。そのせいで、2000 年からはじ め、インドネシアで出版された漫画は日本で出版された元の漫画の状態(右から 左へ読む)にあわせた。その方法を使用して、最初にインドネシアで出版された 漫画はるろうに剣心である。 一見では、漫画を描くことは紙の上に描くことで 文章をいれて、完成し、とても簡単でありそうだが、実はそうではなく、漫画を 描くには特別なツールや手法が必要である。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA