PEMBELAJARAN MENULIS HURUF HIJAIYAH

DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL BATURAN

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)

Oleh:

Ina Nur Khasanah

G 000 090 068

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SURAKARTA

2013

ABSTRAK

Pembelajaran al-Qur’an sangat penting bagi kehidupan manusia, karena pembelajaran al-Qur’an sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik yang bertujuan untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Dengan demikian seorang pendidik harus meningkatkan kualitas dalam pembelajaran agar potensi yang dimiliki peserta didik bisa berkembang dengan optimal. Salah satu materi pokok yang tidak terlepas dari Pendidikan Agama Islam adalah pembelajaran menulis huruf hijaiyah. Dari sinilah anak dapat menulis al-Qur’an dengan benar. Pengenalan huruf hijaiyah secara dini lebih membekas dalam memori berfikir anak, apalagi jika diajarkan dengan cara yang baik dan benar serta menyenangkan. TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan adalah salah satu lembaga PAUD yang mengedepankan pengembangan karakter peserta didik melalui berbagai aktifitas belajar yang diselengggarakan. Inilah salah satu alasan penulis melakukan penelitian ini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan. Didasarkan pada latar belakang sebagaimana yang telah disebutkan, maka dirumuskan masalah, bagaimana pembelajaran menulis huruf hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan?. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendiskripsikan bagaimana pembelajaran menulis huruf hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan. Penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan, adalah sebagai sumber data dalam penelitian, tentang sejarah perkembangan, struktur organisasi, kondisi, dan situasi sekolah secara umum serta sarana dan prasarana yang tersedia. Guru TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan, sebagai pendidik, yang memberikan pelajaran, bimbingan dan berbagai tugas serta perintah kepada siswa. Serta siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan kelas B1 yang merupakan sumber informasi yang pokok, sebab terkait langsung terhadap penelitian.Metode pengumpulan data menggunakan metode interview, observasi, dokumentasi. Metode analisis data yaitu menganalisis tentang pembelajaran menulis huruf hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan. Dalam proses pembelajaran menulis huruf hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan, dimulai dengan dibaca-tulis, disuarakan, dilagukan, didengar-direnungkan, dipelajari-diajarkan, diperhatikan, diingat, diikuti, dihafal- dijaga. Dengan keunikan ini, dalam waktu dua pekan anak dapat menghafal huruf hijaiyah (satu pertemuan 30 menit), sehingga lebih mengefisienkan waktu, baik dari anak didik dalam menerima pengajaran, maupun dari pendidik yang mengajarkan. Selain itu, pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Sehingga dalam kurun waktu dua pekan, 15 dari 22 anak dapat menulis huruf hijaiyah secara lengkap dan benar. Kata Kunci : Anak Usia Dini, Pembelajaran Menulis Huruf Hijaiyah, TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan

Pendahuluan mengetengahkan antara lain bahwa perkembangan Pendidikan agama kognitif anak telah mencapai Islam menjadi salah satu 50% ketika anak berusia 4 pelajaran wajib dalam tahun, 80% ketika anak kurikulum pendidikan di berusia 8 tahun, dan genap sekolah berbasis Islam. Istilah 100% ketika anak berusia 18 pendidikan Islam adalah tahun (Osborn, White, dan upaya mendidikkan agama Bloom). Studi tersebut makin Islam atau ajaran Islam dan menguatkan pendapat para nilai-nilainya, agar menjadi ahli sebelumnya, tentang way of life (pandangan dalam keberadaan masa peka atau hidup) seseorang. Dapat masa emas (golden age) pada diartikan pula segenap anak-anak usia dini. Masa kegiatan yang dilakukan emas perkembangan anak seseorang untuk membantu yang hanya datang sekali seorang atau sekelompok seumur hidup tidak boleh peserta didik dalam disia-siakan. menanamkan dan Dalam lima tahun menumbuhkembangkan pertama yang disebut dengan ajaran Islam dan nilai- The Golden Years, seorang nilainya untuk dijadikan anak mempunyai potensi sebagai pandangan hidupnya, yang sangat besar untuk yang diwujudkan dalam sikap berkembang. Pada usia ini, hidup dan dikembangkan 90% dari fisik otak anak dalam ketrampilan sehari-hari sudah terbentuk. Dimasa- (Muhaimin, 2003: 7-8). masa inilah, anak seyogyanya mulai diarahkan. Saat Menulis huruf keemasan ini tidak akan hijaiyah adalah salah satu terjadi dua kali. Sebagai dasar dalam mengajarkan al- orang tua yang proaktif, Qur’an. Dari sinilah anak orang tua hendaknya dapat menulis al-Qur’an memerhatikan hal-hal yang dengan benar. Pengenalan berkenanaan dengan huruf hijaiyah secara dini perkembangan sang buah lebih membekas dalam hati, yang merupakan amanat memori berfikir anak, apalagi jika diajarkan dengan cara Tuhan (Hasan, 2010:29-30) yang baik dan benar serta Dalam pengajaran menyenangkan. Kelak ketika metode ini lebih menekankan anak sudah dapat membaca pada salah satu pendekatan al-Qur’an, anak akan dapat dalam ilmu psikologi, yaitu menuliskannya dengan behaviorisme. Menurut lancar. Thornndike asosiasi antara sense of impression dan Hasil hasil studi implus to action, disebutnya dibidang neurologi

sebagai koneksi atau Bustanul Athfal Baturan. connection, yaitu usaha untuk Disamping itu, TK Aisyiyah menggabungkan antara Bustanul Athfal Baturan kejadian sensoris dengan tergolong lembaga yang perilaku. Thorndike memiliki banyak prestasi, menitikberatkan pada aspek sehingga menimbulkan fungsional dari perilaku, yaitu asumsi pada diri peneliti bahwa proses mental dan bahwa TK Aisyiyah Bustanul prilaku berkaitan dengan Athfal Baturan telah penyesuaian diri organisme menerapkan pola pendidikan terhadap lingkungannya sesuai dengan instrumen yang (Walgito, 2004: 68). ada. TK Aisyiyah Bustanul Penelitian ini Athfal Baturan adalah salah bertujuan untuk mengetahui satu lembaga PAUD yang pembelajaran menulis huruf mengedepankan hijaiyah di TK Aisyiyah pengembangan karakter Bustanul Athfal Baturan. peserta didik melalui berbagai aktifitas belajar Landasan Teori yang diselengggarakan sesuai A. Perkembangan Anak Usia dengan prinsip pembelajaran Dini PAUD yakni “Bermain Maimunah Hasan sambil Belajar, Belajar (2010: 29) mengemukakan sambil Bermain”. Hal ini hasil studi dibidang neurologi dilakukan dengan dimulai mengetengahkan antara lain pembentukan kultur sekolah bahwa perkembangan yang selalu berusaha kognitif anak telah mencapai menanamkan sikap religius, 50% ketika anak berusia 4 jujur, toleransi, disiplin, kerja tahun, 80% ketika anak keras, mandiri, demokratis, berusia 8 tahun, dan genap rasa ingin tahu, semangat 100% ketika anak berusia 18 kebangsaan, cinta tanah air, tahun (Osborn, White, dan dan berbagai nilai positif Bloom). Studi tersebut makin yang dikembangkan, yang menguatkan pendapat para kesemuanya dikemas dalam ahli sebelumnya, tentang kegiatan yang menyenangkan keberadaan masa peka atau dan lembaga ini memberi masa emas (golden age) pada istilah “Semangat Pagi”. Pada anak-anak usia dini. Masa kegiatan “Semangat Pagi” emas perkembangan anak inilah tampak sekali bahwa yang hanya datang sekali sekolah hendak mewujudkan seumur hidup tidak boleh iklim pendidikan formal disia-siakan. religius. Inilah salah satu Dalam lima tahun alasan penelitian ini pertama yang disebut dengan dilaksanakan di TK Aisyiyah The Golden Years, seorang

anak mempunyai potensi tertentu, bagaimana memilih yang sangat besar untuk buku, dan seterusnya. Jika berkembang. Pada usia ini, seorang anak merasa asing 90% dari fisik otak anak dengan suatu perpustakaan, ia sudah terbentuk. Dimasa- akan kesulitan mengingat masa inilah, anak seyogyanya kembali apa yang ia lihat di mulai diarahkan. Saat sana (Santrock, 2007: 288- keemasan ini tidak akan 289). terjadi dua kali. Sebagai orang tua yang proaktif, orang tua hendaknya B. Pembelajaran Menulis Huruf memerhatikan hal-hal yang Hijayiyah berkenanaan dengan perkembangan sang buah Selama sekolah awal, hati, yang merupakan amanat anak-anak menghaluskan Tuhan. (Hasan, 2010: 30) ketrampilan motorik halus Memori masa anak- dan motorik kasar. Mereka anak meningkat pesat setelah memperoleh kendali terhadap melewati masa bayi. tubuh dan memiliki rentang Kadangkala, memori jangka perhatian yang luas. panjang dari anak pra sekolah Ketrampilan tulisan tangan tampak tidak menentu, tetapi diperoleh melalui aktifitas anak-anak yang masih belia seni ekspresif dan mampu mengingat banyak kesempatan pengalaman informasi asalkan mendapat tulisan yang muncul. isyarat-isyarat dan bukti-bukti Ketrampilan motorik kasar yang tepat. Sebuah alasan dikembangkan melalui mengapa anak kurang dapat kegiatan olah raga, mengingat dengan baik permainan, dan aktifitas fisik dibandingkan orang dewasa lainnya (M. Ramli, 2005: 52). karena dalam banyak bidang, Pada fase inilah anak dilatih mereka masih kurang untuk menulis huruf hijaiyah terampil dibanding orang agar merangsang ketrampilan dewasa. Akan tetapi, motorik halus pada anak. pertumbuhan pengetahuan Pengajaran menulis menjadi sumber utama huruf hijaiyah merupakan perkembangan memori dasar pengajaran al-Qur’an mereka. Contohnya, yang pertama ketika anak kemampuan anak untuk masih berada pada fitrahnya. mengingat kembali apa yang Dengan diajarkannya sedini telah ia lihat di perpustakaan mungkin tentang menulis sangat bergantung pada apa huruf hijaiyah dengan baik yang telah ia ketahui tentang dan benar, diharapkan anak perpustakaan, seperti dimana dapat lebih mudah dalam letak buku-buku dengan topik penerapannya dan tidak

mudah lupa, sehingga saat qomariyah, bunyinya jelas dewasa anak tidak mengalami seperti kita melihat bulan kesulitan dalam membaca (qamar) karenanya disebut maupun menulis al-Qur’an. “al-Huruf ‘l Qamariyah”. Sedangkan vokal panjang Huruf menurut disebut huruf syamsiyah, Kamus Besar Bahasa bunyinya tidak jelas dan (Tim Penyusun, panjang seperti kita melihat 2005: 413) adalah tanda matahari (syams) karenanya aksara ditata tulis yang disebut “al-Huruf ‘l merupakan anggota abjad Syamsiyah” (Sofyan Ahmad, yang melambangkan bunyi 1984: 13). bahasa. Sedang huruf hijaiyah : huruf Arab dari alif sampai C. Metode Pembelajaran al- ya’. Qur’an Sistem huruf dalam Dalam proses bahasa Arab sebagai bahasa pembelajaran, metode al-Qur’an sangat ideal sekali, mempunyai peranan penting setiap lambang hanya untuk dalam upaya pencapaian satu fonem (bunyi) sehingga tujuan pembelajaran. kekacauan dalam Beberapa macam metode melafalkannya dapat pembelajaran al-Qur’an dihindarkan. Dalam kitab suci menurut Komari (2008:1-3), al-Qur’an terdapat dua puluh tesebut antara lain: delapan huruf hijaiyah, tiga buah vokal (tanda bunyi) 1. Metode Baghdadi yaitu fathah, kasrah, dan Metode ini disebut dhammah. Dilengkapi dengan juga metode “eja”, berasal perpanjangan vokal dalam dari Baghdad masa bentuk mad. Lambang pemerintahan Bani konsonan disebut huruf, dan Abbasiyah. Tidak tahu lambang vokal disebut dengan pasti siapa harakat. (Sofyan Ahmad, penyusunnya, dan setelah 1984:11). seabad lebih berkembang Huruf hijaiyah dibagi secara merata di tanah air. menjadi dua kelompok: Secara dikdatik, materi- Huruf qomariyah dan huruf materinya diurutkan dari syamsiyah. Sebagaimana yang kongkrit ke abstrak, telah diutarakan bahwa huruf dari yang mudah ke yang hijaiyah adalah huruf sukar, dan dari yang konsonan (mati). Sedangkan umum sifatnya kepada untuk membunyikannya materi yang terinci harus mempergunakan vokal (khusus). Secara garis konsonan (bunyi huruf). besar, Qoidah Vokal pendek disebut huruf Baghdadiyah

memerlukan 17 langkah. diketahui, karena Tiga puluh huruf hijaiyah sudah mengalami selalu ditampilkan secara beberapa modifikasi utuh dalam tiap langkah. kecil. Seolah-olah sejumlah b. Penyajian materi tersebut menjadi tema terkesan menjemukan. sentral dengan berbagai c. Penampilan beberapa variasi. Variasi dari tiap huruf yang mirip langkah menimbulkan dapat menyulitkan rasa estetika bagi siswa pengalaman siswa. (enak didengar) karena d. Memerlukan waktu bunyinya bersajak lama untuk mampu berirama. Indah dilihat membaca al-Qur’an. karena penulisan huruf 2. Metode ’ yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal Metode Iqro’ maupun privat. disusun oleh Bapak KH. As’ad Humam dari Beberapa kelebihan Kotagede dan Qoidah Baghdadiyah antara dikembangkan oleh lain : AMM (Angkatan Muda Masjid dan Musholla) a. Bahan/ materi disusun Yogyakarta dengan secara sekuensif membuka TK al-Qur’an b. 30 abjad hampir dan TP al-Qur’an. Metode selalu ditampilkan Iqro’ semakin pada setiap langkah berkembang dan secara utuh sebagai menyebar merata di tema sentral. Indonesia setelah munas c. Pola bunyi dan DPP NPKPMI di susunan huruf Surabaya yang (wazan) disusun menjadikan TK al-Qur’an secara rapi. dan metode Iqro’ sebagai d. Ketrampilan mengeja program utama yang dikembangkan perjuangannya. Metode merupakan daya tarik Iqro’ terdiri dari 6 jilid tersendiri. dengan variasi warna e. Materi tajwid secara cover yang memikat mendasar terintegrasi perhatian anak TK al- dalam setiap langkah. Qur’an. Sepuluh sifat buku Iqro’ adalah : Beberapa kekurangan Qoidah Baghdadiyah a. Bacaan langsung antara lain : b. CBSA (Cara belajar siswa aktif) a. Qoidah Baghdadiyah c. Privat yang asli sulit d. Modul

e. Asistensi untuk menulis huruf f. Praktis hijaiyah (huruf al- g. Disusun secara Qur’an). lengkap dan sempurna b. Apabila pembelajaran h. Variatif bersifat klasikal, siswa i. Komunikatif dikelompokkan menurut j. Fleksibel persamaan kemampuan dan belajar bersama- Bentuk-bentuk pengajaran sama, halaman demi dengan metode Iqro’ antara lain : halaman dengan seorang guru, guru cukup a. TK al-Qur’an menerangkan pelajaran b. TP al-Qur’an lalu siswa membaca c. Digunakan pada secara bersama-sama. pengajian anak-anak di c. Asisten, untuk mengatasi Masjid dan Mushalla kekurangan guru/ d. Menjadi pemateri dalam penyimak yang kursus baca tulis al- lebih tinggi pengusaan Qur’an bacaan menurut jilidnya e. Menjadi program ekstra diharapkan membantu kurikuler sekolah menyimak santri yang f. Digunakan di majelis- belajar pada jilid lebih majelis taklim rendah. Metode Iqra’ adalah d. Untuk kenaikan jilid perlu suatu cara pembelajaran al- ditentukan oleh seorang Qur’an dengan menggunakan guru penguji. sistem praktis, efisien, dan e. Bagi murid yang cerdas, efektif atau cara cepat belajar tidak perlu membacakan membaca al-Qur’an. setiap halaman secara penuh. Pokok-pokok metode ini sebagaimana dirumuskan Kelebihan metode Iqra’: oleh Ustadz As’ad Human a. Proses yang digunakan (1990:4-9) adalah sebagai sangat pendek untuk berikut : mengenal bunyi atau lambang huruf. a. Pembelajaran bersifat b. Logikanya sangat privat, masing-masing sistematik dari model siswa membaca dengan yang berulang-ulang dan disimak satu persatu berkelanjutan. secara bergantian dan c. Bagi anak yang lancar hasil belajarnya dicatat atau pandai lebih cepat pada kertas prestasi. menyelesaikan jilid. Sedangkan siswa yang d. Terdapat alat kontrol lain menunggu giliran prestasi yang baku supaya latihan membaca sehingga dapat menilai sendiri atau diberi tugas

anak setiap ada terlalu mengandalkan perkembangan atau hafalan dan tidak kemajuan. mengenalkan cara tartil (jelas dan tepat). KH. Kelemahan Metode Iqra’: Dachlan kemudian a. Alokasi waktu yang menerbitkan enam jilid digunakan sangat banyak. buku pelajaran membaca b. Dalam pembelajaran al-Qur’an untuk anak usia bacaan tajwid ada 4-6 tahun pada bulan Juli kelemahan penempatan 1986. urutan. c. Beban guru menjadi lebih Secara umum, besar, karena proses metode Qira’ati adalah : pembelajaran al-Qur’an di a. Klasikal dan privat kelas murid b. Guru menjelaskan dikelompokkan menurut dengan memberi jilid buku yang dikuasai contoh materi pokok murid. bahasan, selanjutnya d. Membatasi keinginan siswa membaca baca siswa yang sendiri (CBSA). sebenarnya dapat c. Siswa membaca tanpa membaca lebih dari satu mengeja. halaman. d. Sejak awal mengajar,

3. Metode Qiro’ati siswa ditekankan Metode baca al- untuk membaca Qur’an Qira’ati dengan tepat dan ditemukan oleh KH. cepat (Zarkasyi, 2001: Dachlan Salim Zarkasyi 14). (2001 M) dari Semarang, Jawa Tengah. Metode D. Pendekatan Psikologi yang disebarkan sejak Behaviorisme dalam awal 1970-an ini Pembelajaran Menulis Huruf memungkinkan anak- Hijaiyah anak mempelajari al- Dalam pengajaran Qur’an secara cepat dan metode ini lebih menekankan mudah. pada salah satu pendekatan Kiai Dachlan yang dalam ilmu psikologi, yaitu mulai mengajar al-Qur’an behaviorisme. Pendekatan pada 1963, merasa Behavioristik (behavioral metode baca al-Qur’an approach) menekankan yang ada belum memadai. kajian ilmiah mengenai Misalnya metode Qa’idah berbagai respons perilaku Baghdadiyah dari yang dapat diamati dan Baghdad Irak, yang penentu lingkungannya. dianggap metode tertua, Dengan kata lain, pendekatan

perilaku memusatkan pada eksperimen yang kuat, seperti interaksi dengan lingkungan yang didukung oleh Watson yang dapat dilihat dan diukur. dan Skinner (Cooper, Heron, Prinsip-prinsip pendekatan dan Heward, 2007). Mereka perilaku juga telah diterapkan juga terus menekankan secara luas untuk membantu pentingnya penentu orang-orang mengubah lingkungan dan perilaku perilakunya ke arah yang (DeSantis-Moniaci dan lebih baik (Martin dan Pear, Altshuler, 2007). 2007; Watson dan Tharp, 2007). Metode Penelitian Behaviorisme Dalam penelitian ini penulis memandang bahwa ketika menggunakan metode sebagai dilahirkan, pada dasarnya berikut: tidak membawa bakat apa- 1. Jenis Penelitian apa. Manusia akan Penelitian yang dipakai berkembang berdasarkan adalah penelitian kualitatif, stimulus yang diterimanya yaitu prosedur penelitian dalam lingkungan yang menghasilkan data-data disekitarnya. Lingkungan deskriptif berupa kata-kata yang buruk akan tertulis atau lisan dari orang- menghasilkan manusia buruk; orang dan perilaku yang lingkungan yang baik akan dapat diamati. Pendekatan ini menghasilkan manusia baik. diarahkan pada latar dan Pandangan seperti ini individu tersebut secara memberi penekanan yang holistik (utuh). sangat besar pada aspek 2. Penentuan Subyek stimulus lingkungan untuk Subyek atau sumber data mengembangkan manuisa yang dimaksud dalam dan kurang menghargai penelitian ini adalah : faktor bakat dan potensi alam a. Kepala sekolah TK manusia. Pandangan ini Aisyiyah Bustanul Athfal beranggapan bahwa apa pun Baturan, adalah sebagai jadinya seorang anak ke sumber data yang paling depan, satu-satunya yang utama dalam mengungkap menentukan adalah data yang diperlukan lingkungannya (Sobur, 2009: dalam penelitian, tentang 123). sejarah perkembangan, Para kaum struktur organisasi, behavioristik kontemporer kondisi, dan situasi masih menekankan sekolah secara umum pentingnya mengamati serta sarana dan prasarana perilaku untuk memahami yang tersedia. individu dan mereka terus b. Guru TK Aisyiyah menggunakan metode Bustanul Athfal Baturan,

sebagai pendidik, yang mengklarifikasikannya memberikan pelajaran, menjadi kesimpulan. bimbingan dan berbagai tugas serta perintah kepada siswa. c. Siswa TK Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan Hasil Penelitian kelas B1, merupakan Maka dilaksanakan analisis sumber informasi yang tentang pembelajaran menulis huruf pokok, sebab terkait hijaiyah di TK Aisyiyah Bustanul langsung terhadap Athfal Baturan. penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam proses pembelajaran Berkaitan dengan sumber menulis huruf hijaiyah di TK data yang akan Aisyiyah Bustanul Athfal Baturan, dideskripsikan, dianalisis, dan mempunyai sifat, dibaca-tulis, dievaluasi, maka metode disuarakan, dilagukan, didengar- pengumpulan datanya adalah direnungkan, dipelajari-diajarkan, metode interview untuk diperhatikan, diingat, diikuti, dihafal- memperoleh data tentang dijaga. Dengan keunikan ini, dalam sejarah berdirinya TK waktu dua pekan anak dapat Aisyiyah Bustanul Athfal menghafal huruf hijaiyah (satu Baturan. Metode observasi pertemuan 30 menit), sehingga lebih digunakan untuk mengefisienkan waktu, baik dari mendapatkan data secara anak didik dalam menerima langsung dengan kegiatan- pengajaran, maupun dari pendidik kegiatan yang terkait dalam yang mengajarkan. Sama seperti proses belajar mengajar, metode Iqra’,yang dikembangkan keadaan lingkungan, dan oleh KH. As’ad Human, yang telah letak geografis. Metode dikutip dari bab II halaman 22, yakni Dokumentasi untuk suatu cara pembelajaran al-Qur’an melengkapi data yang dengan menggunakan sistem praktis, diperoleh dari metode efisien, dan efektif atau cara cepat observasi dan wawancara. belajar membaca al-Qur’an. Data yang diambil dari metode ini berupa sejarah Selain itu, dalam berdirinya TK Aisiyah pembelajaran menulis huruf hijaiyah Bustanul Athfal Baturan, di TK Aisyiyah Bustanul Athfal struktur kepengurusan, Baturan, sebelum menulis huruf keadaan guru, keadaan hijaiyah, anak-anak dilatih karyawan, keadaan siswa, pengenalan angka arab dengan sarana dan prasarana dan bernyanyi, kemudian dilatih senam sebagainya. Metode Analisis pengenalan dasar tulis dengan Data dengan cara mengayunkan tangan ke udara membandingkan dan mengikuti lekukan huruf. Setelah hafal, anak baru menuliskannya

huruf di atas kertas, sambil 15 dari 22 anak dapat bernyanyi. Dengan demikian, anak menulis huruf hijaiyah tidak hanya dirangsang melatih secara lengkap dan benar. ketrampilan motorik kasar, tetapi 2. Dalam pembelajaran ini juga dilatih merangsang ketrampilan memerlukan kesiapan motorik halus. Uraian tentang anak untuk fokus dalam perkembangan fisik-motorik menerima materi. Tidak dikemukakan oleh M.Ramli, dikutip terpenuhinya jumlah dari bab II halaman 18. semua anak dapat menulis huruf hijaiyah secara Pembelajaran menulis huruf lengkap dikarenakan, ada hijaiyah adalah salah satu dasar beberapa pembelajaran dalam pembelajaran al-Qur’an. yang tidak dilaksanakan Apalagi ditambah dengan pada jam pertama, pendekatan behavioristik, yang sehingga anak sudah tidak dikembangkan oleh Sobur, yang dalam kondisi yang prima telah dikutip dalam bab II halaman dalam menerima materi 27, yakni pendekatan perilaku yang yang diajarkan. memusatkan pada interaksi dengan lingkungan. Pengenalan huruf Saran-saran hijaiyah secara dini lebih membekas 1. Guru diharapkan dalam memori berfikir anak. Agar menguasai bahan ajar dan dapat mencapai hasil yang maksimal, menggunakan strategi diharapkan pembelajaran ini pembelajaran yang tepat diletakkan pada jam pertama, saat dalam mengajar, anak masih dalam kondisi prima. khususnya baca tulis al- Karena dibutuhkan kefokusan saat Qur’an, agar anak mudah menerima materi. Dengan demikian, dalam menangkap materi pembelajaran menulis huruf hijaiyah, dan terus memotivasi khususnya di TK Aisyiyah Bustanul anak agar aktif berproses Athfal Baturan, dapat dengan cara dalam pelaksanaan yang baik dan benar, serta pembelajaran. menyenangkan bagi anak. 2. Bagi para peneliti lain yang tertarik pada fokus Simpulan dan Saran yang sama atau serupa, Berdasarkan penelitian, maka dapat hendaknya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : mengembangkan penelitian ini sehingga 1. Pembelajaran menulis hasil belajar yang dicapai huruf hijaiyah di TK lebih baik lagi Aisyiyah Bustanul Athfal 3. Kepada Bapak/Ibu guru Baturan, dilakukan bersama-sama ikut dengan cara yang menarik berpartisipasi dalam dan menyenangkan bagi membantu kelancaran anak. Sehingga dalam keagamaan, dengan kurun waktu dua pekan, meletakkan pembelajaran

agama Islam di awal alqur’an-pdf (diakses 28 Mei kegiatan belajar mengajar 2013 pukul 09.15) (BTA, hafalan surat-surat pendek, dsb), sehingga Moleong, Lexy, J. 2000. Metode dalam kondisi yang masih Penelitian Kualitatif. Bandung: prima diharapkan siswa Remaja Rosda Karya. mudah dalam menerima Nawawi, Hadari. 1983. Metode materi pembelajaran Penelitian Bidang Sosial. agama yang turut andil Yogyakarta : Univesitas juga dalam pembentukan Gadjah Mada. akhlak. 4. Diharapkan para Purwadarminta. 2003. Kamus Umum orangtua/ wali Bahasa Indonesia. Jakarta : memberikan dukungan Balai Pustaka. pada putra/putrinya baik itu materi maupun Samana. 1992. Sistem Pengajaran, spiritual. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) dan Perkembangan DAFTAR PUSTAKA Metodologisnya. Yogyakarta : Kanisius. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Santrock, John W. 2007. Praktek. Jakarta : PT Perkembangan Anak. Jakarta : Rineka Cipta. Penerbit Erlangga. Hadi, Sutrisno. 1983. Bimbingan Sobur, Alex. 2009. Psikologi Umum. Menulis Skripsi Thesis Jilid 1. Bandung : Pustaka Setia Jakarta : Andi Offset. Sofyan, Ahmad. 1984. Bacalah Al- Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Qur’an dengan Tartil. Materi Statistik. Jakarta : Bumi Bandung : Penerbit pustaka. Aksara. Subagyo. 1957. Metode Penelitian. Hasan, Maimunah. 2010. Pendidikan Jakarta : Rieneka Cipta. Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press. Tim Penyusun. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : King, Laura. 2010. Psikologi Umum. Balai Pustaka. Jakarta : Salemba Humanika. Tim Penyusun. 2012. Quantum Kunandar. 2009. Guru Profesional Jurnal Penelitian PAUD. Implementasi KTSP. Yogyakarta : Prodi Ilmu Pendidikan Anak Usia Dini Komari, 2008. Metode Pengajaran Islam UIN . Baca Tulis al- Qur’an..http://pdfqueen.com/p df/.../metode-belajar-baca-tulis-

Yahya, Harun. 2003. Pesona Al- Qur’an. Jakarta Timur : Rabbani Press. Walgito, Bimo, Prof. Dr. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset Wijaya, Cece, dkk. 1991. Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.