TAFSIR KONTEKSTUAL AHMAD HASYIM MUZADI (Studi Analisis Penafsiran Syafahî) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Oleh: Ali Fitriana Rahmat NIM. 217410702

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA 2019 M/1440 H TAFSIR KONTEKSTUAL AHMAD HASYIM MUZADI

(Studi Analisis Penafsiran Syafahî)

Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M.Ag) Dalam Bidang Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Oleh:

Ali Fitriana Rahmat NIM. 217410702

Pembimbing: Dr. Muhammad Ulinnuha Husnan, MA Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PASCASARJANA MAGISTER (S2) INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA 2019 M/1440 H PEDOMAN TRANSLITERASI Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan pedoman transliterasi Program Pascasarjana IIQ sebagai acuannya. Berikut transliterasi Arab-Latin pedoman penulisan tesis/disertasi Program Pascasarjana IIQ: 1. Konsonan No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan 1 A Tidak dilambangkan أ 2 B Be ب 3 T Te ت 4 TS Te dan Es ث 5 J Je ج 6 H Ha digaris bawah ح 7 KH Ka dan Ha خ 8 D De د 9 DZ De dan Zet ذ 10 R Er ر 11 Z Zet ز 12 S Es س 13 SY Es dan Ye ش 14 SH Es dan Ha ص 15 DH De dan Ha ض 16 TH Ted an Ha ط 17 ZH Zet dan Ha ظ 18 ʻ Koma terbalik (di atas) ع

i

19 GH Ge dan Ha غ 20 F Ef ف 21 Q Qiu ق 22 K Ka ك 23 L El ل 24 M Em م 25 N En ن 26 W We و 27 H Ha ـه 28 ‘ Apostrof ء 29 Y Ye ي

2. Vokal a. Vokal Tunggal (monoftong) Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan a fathah

i kasrah u dhammah ُ

b. Vokal Panjang (Diftong) Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan â a dengan topi di atas َـا î i dengan topi di atas ِـ ي û u dengan topi di atas ُـ و

ii

c. Vokal Rangkap atu disebut juga diftong Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan ai a dan i ي au a dan u و

3. Kata Sandang .qamariyah )ال( a. Kata sandang yang diikuti alif lam qamariyah ditransliterasikan )ال( Kata sandang yang diikuti alif lam sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-Masjid = املسجد al-Mushhaf = املصحف .syamsiyah )ال( b. Kata sandang yang diikuti alif lam syamsiyah ditransliterasikan )ال( Kata sandang yang diikuti alif lam sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:

al-As-Sayyidah = السيدة asy-Syams = الشمس c. Tasydîd/Syaddah (Konsonan Rangkap) Syaddah atau tasydîd dalam alih aksara dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan huruf yang bertanda syaddah tersebut. Aturan ini berlaku secara umum, baik yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh: rassâm = ر ّسام  Âmana as-Sufahâ’u = آمن ال ّسفهاء  ّ ّ inna al-ladzîna = إن اّلين  ّ wa ar-rukka‘i = والركع  d. Tâꞌ Marbûthah Untuk tâꞌ marbûthah penulisannya diperinci sebagai berikut;

iii a. Jika tâꞌ marbûthah berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na‘at), maka dialihaksarakan dengan huruf “h” (ha), Contoh: mubârakah = مباركة  .al-risâlah al-qayyimah = الرسالة القيمة  b. Jika tâꞌ marbûthah diikuti atau disambungkan (di-washl) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan dengan huruf “t”. Contoh: al-Âyah al-Kubrâ = اآلية الكربى  âmilatun Nashibah‘ = اعملة ناصبة  c. Hamzah Hamzah ditransliterasikan dengan tanda apostrof. Akan tetapi hanya berlaku di tengah dan akhir kata saja. Jika hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan, namun ditransliterasikan dengan huruf “a” atau “i” atau “u” sesuai dengan harakat hamzah di awal kata tersebut. Contoh: al-Qurꞌân = القرءان  abad = أبد  d. Huruf Kapital Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) bahasa , seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih akasara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata sandangnya. Contoh: ‘Ali Hasan al-‘Âridh, al-‘Asqallânî, al- Farmâwî, dan seterusnya. Khusus untuk penulisan Alqur’an dan nama-nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al- Qur’an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.

iv

“Senyum Orang tuaku adalah surgaku”

Teruntuk Ayah & Ibu Semua Guru Isteriku Semua orang terdekatku

viii KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt yang telah menurunkan Al-Qurꞌan sebagai mukjizat dan petunjuk sepanjang masa. Shalawat serta salam selalu tercurahkan bagi sang pembawa rahmat bagi seluruh alam, Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya yang turut mempunyai peran besar dalam menyemai nilai dan pesan Al-Qurꞌan. Tulisan tesis ini disusun guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan strata dua Program Studi Ilmu Al-Qurꞌan dan Tafsir Pascasarjana pada Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Selesainya penulisan ini tidak luput dari maʻûnah Allah swt dan bantuan semua pihak. Dari lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan banyak terima kasih, khususnya teruntuk; 1. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA selaku Rektor Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. 2. Dr. Muhammad Azizan Fitriana, MA selaku Direktur Progam Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta yang selalu mencurahkan waktunya untuk mengajar sekaligus membimbing penulis. 3. Dr. Muhammad Ulinnuha Husnan, MA selaku dosen pembimbing yang berkenan meluangkan waktunya untuk membimbing penulisan ini hingga selesai. 4. Almarhum Abah Dr. KH. Ahmad Hasyim Muzadi yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan serta merawat penulis. Ust. Al- Habîb Abdul Kadir Muhammad Al-Aydarus, Lc selaku guru penulis yang telah menanamkan benih keilmuan sejak dini. 5. Seluruh dosen Progam Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta dan Pendidikan Kader Mufasir (PKM) Pusat Studi Al-Quran angkatan 2018-2019 yang telah berbagi berbagai disiplin ilmu dengan tulus. 6. Bapak tercinta Alm. H. Abdussalam dan Ibunda tersayang Hj. Siti Romelah yang telah merawat dan mendoakan penulis hingga saat ini. Serta kakak-kakak penulis, Mbak Sri, Mbak Idah, Mas Zainul, Mbak Sun, Mbak Nik, Paklek Zahid, Bulek Lasmiyah, Mas Mamik, seluruh keponakan dan cucu-cucuku, para kerabat, para sahabat, dan semua teman yang selalu memberikan dorongan semangat dan doa. Semoga Allah membalas perjuangan mereka dengan pahala berlipat ganda dan mengampuni segala kesalahan.

ix 7. Isteri tercinta, Hilyatul Azizah, M.Si, yang senantiasa tak kenal lelah mendampingi, men-support dan menguatkanku dengan doa-doanya. Juga kepada Abah KH. Abdillah Mukhtar dan Ibu Ny. Hj. Masrohah yang untaian doanya selalu mengiringi langkahku. 8. Seluruh teman-teman seperjuangan penulis di Progam Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta dan Pendidikan Kader Mufasir (PKM) Pusat Studi Al-Quran angkatan 2018-2019. 9. Seluruh narasumber yang meluangkan waktu untuk berbagi informasi. Tentunya tesis ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, sehingga dengan segala kerendahan hati, penulis berharap pada pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang membangun penelitian ini. Semoga Allah swt menjadikan tulisan tesis ini menjadi amal saleh ikhlas bagi penulis sehingga bisa memberikan manfaat bagi komunitas akademik khususnya para pengkaji Al-Qurꞌan dan menambah khazanah kelimuan Al-Qurꞌan.

Depok, 5 Juli 2019 Penulis

Ali Fitriana Rahmat

(NIM. 217410702)

x TAFSIR KONTEKSTUAL AHMAD HASYIM MUZADI

(Studi Analisis Penafsiran Syafahî)

Kata Pengantar ix Daftar Isi xi Abstrak xiii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Permasalahan Penelitian 9 1. Identifikasi Masalah 9 2. Pembatasan Masalah 9 3. Perumusan Masalah 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 10 1. Tujuan Penelitian 10 2. Manfaat Penelitian 10 D. Kajian Pustaka 11 E. Metodologi Penelitian 21 1. Jenis Penelitian 21 2. Sumber Data 22 3. Teknik Pengumpulan Data 23 4. Metode Analisis Data 24 F. Teknik dan Sistematika Penulisan 26 BAB II KONSEP TAFSIR KONTEKSTUAL DAN PENAFSIRAN SYAFAHÎ AL-QURAN A. Diskursus Tafsir dan Takwil 29 B. Penafsiran Al-Quran: Pendekatan Tekstual dan Kontekstual 39 C. Konsep Tafsir Kontekstual 43 1. Definisi Tafsir Kontekstual 43 2. Latar Belakang dan Sejarah Tafsir Kontekstual 46 3. Prinsip-Prinsip Penafsiran Kontekstual 52 4. Metode Penafsiran Kontekstual 55 5. Pengaplikasian Tafsir Kontekstual 59 6. Perbedaan Tafsir Kontekstual dengan Tafsir Corak Sosial 60 D. Konsep Penafsiran Syafahî 61

xi

1. Definisi Penafsiran Syafahî 61 2. Sejarah Penafsiran Syafahî 70 3. Produk Penafsiran Syafahî 73 BAB III SEKELUMIT TENTANG AHMAD HASYIM MUZADI A. Profil Ahmad Hasyim Muzadi 78 1. Riwayat Hidup 78 a. Latar Belakang Keluarga dan Pengaruhnya 79 b. Lingkungan/Wilayah dan Pengaruhnya 81 2. Riwayat Keilmuan 82 a. Institusi Pendidikan 82 b. Jejaring Guru dan Sanad 86 3. Riwayat Karir 96 B. Karya dan Sumbangsih yang Ditinggalkan 99 C. Kajian Al-Quran di Zamannya 103 1. Studi Al-Quran di Indonesia Pasca Kemerdekaan 103 2. Gerakan Kontekstualisasi Tafsir Al-Quran 105 3. Kajian Al-Quran Wilayah -Rembang 106 D. Kerangka Pemikiran AHM 107 E. Aktivitas dan Pemikiran AHM Terkait Bidang Ke-Al-Quran-an 120 BAB IV PETA TAFSIR KONTEKSTUAL AHMAD HASYIM MUZADI A. EKOSOSPOLBUD (Ekonomi, Sosial, Politik, dan Budaya) 128 1. Pemerataan Ekonomi 129 2. Supremasi Politik dan Hukum 137 3. Hukum Pidana Pencurian 148 4. Imperialisme (Politik Global) Perspektif Al-Quran 150 5. Neo-Jahiliah Penghancur Nilai Kemanusiaan 157 6. Menyoal Gender 160 7. Hak Asasi Manusia 166 B. Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 168 1. Ironi Makmur di Negeri Subur 168 2. Stempelisasi Negara Islam 184 3. Undang-Undang Perlindungan Konsumen 189 C. Hubungan Agama & Negara 191 1. Hubungan Lintas Agama 191 2. Hubungan Lintas Mazhab 196 3. Pluralisme 200

xii

D. Al-Quran: Pendidikan dan Iptek 205 1. Memaknai iqra’: Integrasi Agama dan Ilmu Pengetahuan 205 2. Gradasi Interaksi Al-Quran 213 3. Prasyarat Pendidikan Berkarakter 219 4. Fenomena Bencana Alam 222 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 250 B. Saran 251 DAFTAR PUSTAKA 252 Lampiran-lampiran 277

xiii

ABSTRAK Penelitian ini menganalisa penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi yang kontekstual. Sejauh mana relevansinya dengan perangkat ilmu tafsir dan kondisi sosial masyarakat di Indonesia. Serta mengurai metodologi penafsiran yang digunakan meliputi sumber, metode dan corak hingga kecenderungan ideologinya.

Tesis ini berbeda dengan tulisan U. Syafrudin yang mengulas kontekstualisasi tafsir hanya melalui satu tema yakni salâm. Adapun beberapa tulisan yang awalnya berasal dari penafsiran syafahî seperti Âmâlî al- Murtadhâ Gurar al-Fawâid wa Durar al-Qalâ’id bi al-Muhâdharât karya asy-Syarif al-Murtada (w. 436 H) yang masuk periode tafsir klasik maupun tafsir kontemporer semisal An-Nibrâs fi Tafsîr al-Quran, karya Ali Jumah (l. 1951 M) atau pun tafsir lokal seperti Tafsir al-Hijri karya Didin Hafidhuddin, dan Tafsir Al-Quran Gelombang Tujuh Malam karya Abdullah Thufail, kesemuanya itu tidak menggunakan metode tematik (maudhû‘i). Sementara kesamaan tulisan ini dengan Juhûd al-Qâdhî ʻIyâdh fî at-Tafsîr karya Muhammad Mujalli ar-Rababi’ah (2010) dan Juhûd Sîbawaih fî at-Tafsîr karya Ahmad Muhammad al-Kharrath (2006) dalam mengeksplorasi sumbangsih penafsiran ulama yang justru tidak populer dalam bidang tafsir Al-Qur’an. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dengan tiga pendekatan yaitu: sosiologis, historis, dan linguistik. Penyajian data dalam tulisan ini berupa deskriptif-analisis. Penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi ini dikumpulkan dari 73 dokumen rekaman yang telah ditranskip. Selanjutnya data tersebut melalui proses penyaringan berdasarkan pembahasan yang kontekstual hingga terkumpul 53 ayat. Hasil penafsiran tersebut dipetakan dalam empat tema pembahasan meliputi 17 sub tema yang kemudian dianalisa relevansinya berdasarkan dua aspek; perangkat ilmu tafsir dan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Temuan penulis menunjukkan penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi secara metodologi umumnya menggunakan sumber metode bi ar-ra’y (pemikiran). Metode penafsiran yang digunakan adalah maudhû‘î ijmâlî (global tematis) dengan corak tafsir sosial kebangsaan. Secara ideologi penafsirannya berteologikan Sunni Asy‘arî yang bermazhab fikih Syâfi’î.

xiv

مُلُخُصُُا ُلحُ ثُ ُ

ت ت هٰ ذٰهٰ ٰال رٰسٰالٰةٰٰتٰبٰحٰثٰٰعٰنٰٰمٰدٰىٰعٰلٰقٰ ةٰٰالٰفٰ سٰ ٰيٰالشٰفٰ هٰٰالمٰطٰابٰ قَٰٰعٰٰالَٰاٰق عٰٰ لٰحٰدٰٰهٰا شٰ مٰٰ ت ت ت ت مٰزٰا دٰيٰبٰ َٰجٰهٰ يٰ: ٰالٰوٰلٰ ٰأٰدٰوٰاتٰ ٰأٰصَٰٰ لٰ ٰالٰفٰ سٰ ٰي ٰوٰقَٰٰا عٰ دٰهٰ ٰوٰالٰا نٰ ٰالٰوٰضٰاعٰ ٰا لٰجٰ تٰمٰا عٰيٰةٰٰ ت ت ت ا لٰنٰدٰوٰنٰ يٰ سٰيٰةٰ.ٰكٰمٰاٰتٰبٰحٰثٰٰأٰيٰضٰاٰعٰنٰٰمٰنٰهٰ جٰيٰ ةٰٰالٰفٰ سٰ ٰيٰ مٰنٰٰحٰيٰثٰٰالمٰصٰدٰ رٰٰوٰالمٰنٰهٰ جٰٰوٰا لٰ تٰا هٰٰ ت وٰالٰيٰ دٰيَٰٰلَٰٰ جٰيٰ ةٰٰعٰقٰ دٰيٰاٰوٰفٰ قٰ هٰيٰا. ٰ ت ت يٰٰت لٰفٰٰهذٰاٰالٰحٰثٰٰبٰ رٰسٰالٰ ةٰٰتٰ ٰنٰيلٰٰآيٰا تٰٰالسٰلٰ مَٰٰعٰٰالَٰاٰق عٰٰلٰ شٰفٰرٰا لٰيٰنٰ.ٰوٰ مٰنٰٰالكٰتٰ بٰٰالٰتٰٰ

ت ت تٰعٰٰت مٰدٰٰ َٰعٰالٰفٰ سٰ ٰيٰالشٰفٰ هٰٰ هٰٰأٰمٰا لٰٰالمٰرٰتٰضُٰٰٰرٰرٰٰالفَٰٰائٰ دٰٰوٰٰدٰرٰرٰٰالقٰلٰئٰ دٰٰبٰ المٰحٰا ٰضا تٰٰ

ت لٰ ل ّٰشٰي فٰٰالمٰرٰتٰضٰٰكٰٰتفٰ سٰ رٰيٰقٰ دٰيٰ رمٰٰوٰا لٰ ٰباسٰٰ فٰٰتٰفٰ سٰ يٰٰالقٰرٰآ نٰٰ لٰعٰ لٰ ٍرٰجٰعٰةٰكٰٰتفٰ سٰ ريٰٰمٰعٰا رٰصٰكٰذٰاٰ ت الٰفٰ سٰيٰٰالمٰحٰ ٰلٰ مٰثٰلٰٰتٰفٰ سٰ ٰيٰال هٰجٰ رٰيٰ ٰليٰ دٰيٰنٰحٰ فٰيٰظٰٰا لٰيٰنٰوٰٰتٰفٰ سٰيٰٰالقٰرٰآ نٰٰلكَمباعٰتَجَهٰ ت ت ت مالم ٰ لٰعٰبٰ دٰ ٰاهلل ٰطٰفٰيٰل. ٰفٰهٰذٰا ٰالٰحٰثٰ ٰيٰسٰا وٰي ٰهٰ ذٰهٰ ٰالٰفٰا سٰيٰ ٰالشٰفٰ هٰيٰةٰ ٰوٰيٰٰت لٰفٰ ٰ فٰ ٰالمٰنٰهٰ جٰٰ

ت ت المَٰٰضَٰٰ عٰٰلٰٰالٰحٰ لٰيٰ ٰل.ٰٰكٰمٰاٰيٰسٰا وٰيٰأٰيٰضٰاٰ رٰسٰالٰ يٰٰنٰ فٰيٰسٰتٰ يٰٰجٰهَٰٰدٰٰالقٰ ٰاضٰ عٰٰياضٰ فٰٰالٰفٰ سٰ يٰٰ ت ت ت ت ت لٰ مٰحٰمٰ ردٰ ٰ ٰم ٰل ٰالرٰبٰابٰ عٰة ٰوٰجٰهَٰٰدٰ ٰ سٰيٰٰبَٰٰي هٰ ٰ فٰ ٰالٰفٰ سٰ يٰ ٰ لٰحٰدٰ ٰمٰمٰ ردٰ ٰالٰرٰا طٰ ٰ فٰ ٰإٰ سٰهٰا مٰ ٰاآلرٰا ءٰٰ ت ت ت ت ت الٰفٰ سٰ يٰيٰ ةٰٰ مٰمٰنٰٰلٰمٰٰيٰشٰٰت هٰرٰٰ مٰنٰٰالعٰلٰمٰا ءٰٰالٰا رٰ زٰٰينٰٰ فٰٰمٰا لٰٰالٰفٰ سٰ يٰٰوٰالقٰرٰآ نٰ.ٰٰٰ ٰ ت ت ت ت ٰاسٰٰتخٰدٰمٰٰهٰذٰاٰالٰحٰثٰٰالطٰرٰيٰقٰةٰٰالَٰٰ عٰيٰةٰٰ َٰعٰحٰسٰ بٰٰال عٰلٰ مٰٰا لٰجٰ تٰمٰا عٰٰوٰالٰارٰٰي خٰٰوٰالٰلغَٰٰيٰٰمٰعٰٰ

ت ت ت ت تَٰٰ صٰيٰ فٰٰٰوٰ ٰت لٰيٰ لٰٰالٰٰيانٰا تٰ.ٰٰ عٰلٰمٰاٰبٰ أٰنٰٰالٰفٰ ٰسيٰٰالشٰفٰ هٰٰالمٰطٰابٰ قَٰٰعٰٰالَٰاٰق عٰٰ لٰحٰدٰٰهٰا شٰ رمٰٰ ت ت مٰزٰا دٰيٰمٰضٰمَٰٰمٰٰ مٰنٰٰثٰلٰ رثٰٰوٰسٰبٰ عٰيٰٰوٰ ثٰيٰقٰةٰٰتٰسٰ جٰيٰ لٰيٰةٰٰيٰ تٰمٰٰتٰ رٰيٰرٰهٰاٰوٰيٰٰتضٰمٰنٰٰثٰلٰثٰٰوٰخٰ سٰيٰٰآيٰةٰٰ

وٰ سٰبٰ عٰةٰٰ عٰ ّشٰٰ مٰ َٰ ضٰ َٰ عٰ.ٰ ٰ

ت ت ت ت وٰنٰتٰ يٰجٰةٰٰالٰحٰ ثٰٰتٰدٰلٰٰ َٰعٰأٰنٰٰالٰفٰ سٰيٰٰالشٰفٰ هٰٰالمٰطٰابٰ قَٰٰعٰٰالَٰاٰق عٰٰ لٰحٰدٰٰهٰا شٰ رمٰٰمٰزٰا دٰيٰهَٰٰٰ

ت ت ت الٰفٰ سٰ ٰيٰبٰ الرٰأٰيٰٰمٰصٰدٰرٰاٰوٰالٰفٰ سٰ ٰيٰالمَٰٰضَٰٰ عٰٰا لٰجٰا لٰٰمٰنٰهٰجٰاٰمٰعٰٰا لٰ تٰاٰه ٰا لٰجٰ تٰمٰا عٰٰالَٰطٰنٰٰ

ت بٰ مٰاٰ فٰٰ ٰلٰ كٰٰ مٰنٰٰالشٰاٰف عٰٰالسٰ نٰٰالٰشٰعٰ رٰيٰٰأٰيٰ دٰيَٰٰلَٰٰ جٰٰيا.ٰ ٰ

xv

Abstract This research is analysing contextual Shafahî interpretation of Ahmad Hasyim Muzadi. Furthermore, this research is to measure how far the relevation of this interpretation with Tafseer tools and the condition of the social community in Indonesia. This study describes the interpretation methodology used which includes sources, methods, and types to their ideological preferences. This thesis is different from U. Syafrudin’s writing which reviews the contextualization of interpretations only through one them, namely salâm. As for some writings that originally came from interpretations such as Âmâlî al- Murtadhâ Gurar al-Fawâid wa Durar al-Qalâ’id bi al-Muhâdharât by asy- Syarif al-Murtada (d. 436 H) wich entered the classical period as well as contemporary interpretations such as An-Nibrâs fi Tafsîr al-Quran, by Ali Jumah (b. 1951 M) or even local interpretations such as Tafsîr al-Hijri by Didin Hafidhuddin and Tafsir Al-Quran Gelombang Tujuh Malam by Abdullah Thufail, all of which do not use thematic methods (maudhû‘i). While the similarity of this paper with Juhûd al-Qâdhî ʻIyâdh fî at-Tafsîr by Muhammad Mujalli ar-Rababi’ah (2010) and Juhûd Sîbawaih fî at-Tafsîr by Ahmad Muhammad al-Kharrath (2006) in exploring the contribution of interpretations of scholars is precisely unpopular in the field of interpretations of the Koran. The research in this thesis using qualitative method with three approachments which consist of: sociological, historical, and linguistics. The presentation of datas in this article is descriptive-analysis. The Shafahî interpretation of Ahmad Hasyim Muzadi collected from 73 recording documents which have been transcripted. Then, those datas passed filtration processes based on contextual discussion until gotten 53 verses. The result of that interpretation mapped into four discussion themes covering 17 subthemes which then their relevances analysed based on two aspects: Tafseer tools and the social condition in Indonesia. The researcher found that Shafahi interpretation of Ahmad Hasyim Muzadi is methodologically using bi ar-ra’y method (thoughts) in general. The interpretation method used is maudhû’î ijmâlî (global-thematic) with national social interpretation type. Ideologically, this interpretation is Sunni Ash’ari Theology with Shafi’i Fiqh Madzhab.

xvi DAFTAR SINGKATAN

AHM : Ahmad Hasyim Muzadi AIPAC : American Israel Public Affaurs Commitee Alm. : Almarhum Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BAZNAS : Badan Amil Zakat Nasional BPS : Biro Pusat Statistik BUMN : Badan Usaha Milik Negara CEP : Commission of Eminent Persons cet. : Cetakan dll. : Dan Lain-Lain DNA : Deoxyribo Nucleic Acid DPC : Dewan Pimpinan Cabang DPR : Dewan Perwakilan Rakyat Dr. : Doktor dsb. : Dan Sebagainya ed. : Editor FKUB : Forum Kerukunan Umat Beragama FPI : Front Pembela Islam G30SPKI : Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia GP : Gerakan Pemuda H : Hijriah h. : Halaman H. : Haji HAM : Hak Asasi Manusia

xvii Hj. : Hâjjah IAIN : Institur Agama Islam Negeri ICIS : International Conference Islamic Scholars ICW : Indonesia Corruption Watch IIQ : Institut Ilmu Al-Quran IPNU : Ikatan Pelajar JQH : Jam‘iyyah al-Qurâ’ wa al-Huffâzh KAMI : Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia KH. : Kiai Haji KHR. : Kiai Haji Raden KMI : Kulliyatul Muallimin Islamiyah KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi l. : Lahir LGBT : Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender M : Masehi MA : Madrasah Aliyah MP3 : MPEG-1 Audio Layer 3 (Moving Picture Expert Group) MTs : Madrasah Tsanawiyah No. : Nomor NU : Nahdlatul Ulama OIC : Organization of Islamic Conference Ormas : Organisasi Masyarakat PBNU : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PCNU : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama PD Pontren : Pendidikan Diniyah dan Pondok

xviii Perti : Persatuan Tarbiyah Islamiyah PII : Pelajar Islam Indonesia Pileg : Pemilihan Legislatif PKBM : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKM : Pendidikan Kader Mufasir PMII : Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PPO : Pak Pung Oil PPP : Partai Persatuan Pembangunan PSQ : Pusat Studi Al-Quran Puslitbang : Pusat Penelitian dan Pengembangan PWNU : Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama QS. : Qur’ân Sûrah R.A. : Raden Ajeng RI : Republik Indonesia RMI : Râbithah Ma‘âhid Islâmiyyah RUU : Rancangan Undang-Undang Satpol PP : Satuan Polisi Pamong Praja SAW : Shallâhu ‘Alaihi Wasallam SD : Sekolah Dasar SDA : Sumber Daya Alam SDM : Sumber Daya Manusia SMP : Sekolah Menengah Pertama SMPN : Sekolah Menengah Pertama Negeri SR : Sekolah Rakyat STKQ : Sekolah Tinggi Kuliyyatul Quran STQ : Seleksi Tilawatil Quran

xvix SWT : Subhânahu Wa Ta‘âlâ t.d : Tidak Diterbitkan TK : Taman Kanak-Kanak t.p. : Tanpa Penerbit t.t. : Tanpa Tahun tt.p. : Tanpa Tempat TV : TeleVisi UI : Universitas Indonesia UU : Undang-Undang UUD : Undang-Undang Dasar vol. : Volume w. : Wafat Wantimpres : Dewan Pertimbangan Presiden WCRP : World Conference of Religions for Peace WHO : World Health Organization WIB : Waktu Indonesia Barat

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Analisa Metodologi dan Ideologi Penafsiran 234 Tabel 4.2: Relevansi Penafsiran dengan Ilmu Tafsir dan Kondisi Sosial 237

xxi BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Berbicara tentang cara memahami ayat-ayat Al-Quran bisa dipastikan masuk dalam ranah tafsir. Akan tetapi definisi tafsir sendiri sangat banyak. Beragamnya pengertian tafsir yang dituliskan oleh sarjana Al-Quran membuat Musaʻid ath-Thayyar (l. 1384 H) untuk menelisik secara mendalam konsep tafsir yang lebih tepat. Menurutnya tafsir adalah sebuah penjelasan makna Al-Quran yang dikehendaki oleh Allah swt.1 Definisi yang ditawarkan oleh ath-Thayyar (l. 1384 H) ini sangatlah mendasar sekali. Seakan-akan ranah tafsir hanya berkutat pada penelusuran makna teks ayat saja dengan menepikan keterangan lain seperti asbâb an-nuzûl (latar belakang turunnya ayat), munâsabah (korelasi antar ayat dan surah), dsb. Sehingga sebuah keterangan yang tidak ada sangkut pautnya dengan penjelasan makna ayat-ayat Al-Quran tidak bisa dikategorikan dalam tafsir meskipun data dan keterangan tersebut dicantumkan dalam kitab tafsir.2 Tentu definisi tafsir versi ath-Thayyar (l. 1384 H) di atas lebih sempit dari pada definisi az-Zarkasyi (w. 794 H) memasukkan keterangan dan informasi yang berkaitan erat dengan ayat mulai asbab nuzûl, makkiy- madaniy, qashash, muhkam-mutasyâbih, nâsikh-mansûkh, hingga khâsh- ʻâm dan muthlaq-muqayyad.3 Informasi dan keterangan inilah yang dimaksud oleh Abu Hayyan (w. 745 H) dengan tatimmât dalam definisi yang disusunnya.4 Sebenarnya keterangan itu semua merupakan instrumen

1 Musaʻid ath-Thayyar, Mafhûm at-Tafsîr wa at-Ta’wîl wa al-Istinbâth wa at- Tadabbur wa al-mufassir, (Riyad: Dar Ibn al-Jawzi, 1428 H), h. 54 2 Musaʻid ath-Thayyar, Mafhûm at-Tafsîr wa at-Ta’wîl wa al-Istinbâth wa at- Tadabbur wa al-mufassir, h. 64 3 Badruddin Muhammad az-Zarkasyi, al-Burhân fî ʻUlûm Al-Qur’ân, (Kairo: Dar at-Turats, 1984), cet. ke-3, vol. 2, h. 148 4 Berikut redaksinya:

1 2

untuk menggali makna, hukum dan hikmah Al-Quran. Ini bisa difahami dari definisi az-Zarkasyi (w. 749 H) lainnya yang dinukil oleh as-Suyuthi (w. 911 H) dalam al-Itqân-nya.5 Perbedaan gaya penafsiran klasik sudah dirasakan oleh Abu Hayyan (w. 745 H) di masanya. Penjelasan kebahasaan dan riwayatnya menjadi kecenderungan tafsir klasik. Namun di masa Abu Hayyan (w. 745 H) sudah dirasa perlu menggali makna dengan menampilkan informasi yang berkaitan.6 Sehingga umumnya tafsir klasik terlihat cukup ringkas dan lugas dibanding tafsir belakangan yang cenderung luas dan jelas. Barangkali dua gaya penafsiran ini yang diakomodir oleh Ibnu Asyur (w. 1393 H) dalam pengertian tafsir menurut versinya.7 Selanjutnya definisi ath-Thayyar (l. 1384 H) cenderung sangat kaku dan arogan dengan menjelaskan makna Al-Quran yang dikehendaki Allah swt saja. Sehingga produk penafsiran dari definisi ini terkesan menawarkan keabsolutan kebenaran maksud Al-Quran dan yang berbeda akan tertolak. Berbeda halnya jika definisi tafsir ditutup dengan redaksi bi hasab ath- thâqah al-basyariyah –sebagaimana paparan as-Suyuthi (w. 911 H)- (sesuai ukuran kemampuan manusia).8 Kelenturan dan relativitas

ن عِلِمِِيِبِحِثِِ فِيِ هِِعِنِِكِيِ فِِي ةِِالِطِ قِِبِ أِلِفِا ظِِالقِرِآ نِِوِمِدِلِوِلِتِ هِاِوِأِحِكِ مِهِاِا لِفِرِا دِيِ ةِِوِال ِّت كِيِ بِيِ ةِِوِمِعِا نِيِهِاِالِ تَِِِ مِلِِعِِليِهِاِحِالِةِِ ذ الّتِ كِيِ بِِوِتِ تِمِاتِِ لِلِ كِ ِ Lihat Abu Hayyan Muhammad al-Andalusi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), cet. ke-1, vol.1, h. 121 5 Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, al-Itqân fî ʻUlûm Al-Qur’ân, (Kairo: Mathbaʻah Hijazi, t.t.), vol. 2, h. 174 6 Abu Hayyan Muhammad al-Andalusi, Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, h. 121 7 Berikut redaksinya:

ن اسِمِِلِ ل عِلِ مِِالِا حِ ثِِعِنِِبِيِا نِِمِعِا نِِأِلِفِا ظِِالقِرِآ نِِوِمِاِيِ ِسِتفِادِِ مِنِهِاِبِ اخِ تِصِا رِِأِوِِتِوِسِ عِ Lihat Muhammad ath-Thahir Ibn Asyur, at-Tahrîr wa at-Tanwîr, (Tunis: el-Dar el-Tounisiyah Publisher, 1984) vol. 1, h. 11 8 Abdurrahman bin Abu Bakar as-Suyuthi, at-Tahbîr fî ʻilm at-Tafsîr, (Riyad: Dar al-Ulum, 1982), h. 37

3

kebenaran tafsir akan selalu terjaga. Mengingat keabsolutan itu milik Al- Quran. Sedangkan relativitas milik tafsir Al-Quran. Dua kutub kekakuan dan kelenturan dalam memahami makna Al- Quran ini sangat erat kaitannya dengan penafsiran yang tekstualis dan kontekstualis. Pendekatan tekstual cenderung kaku karena dibatasi oleh teks. Sementara pendekatan kontekstual lebih lentur menyesuaikan kondisi turunnya teks ayat hingga keadaan mufasir menggali makna teks ayat. Pendekatan kontekstual dinilai lebih mengakomodir problematika yang berkembang. Sebab sebagaimana sebuah ungkapan populer yaitu an- Nushûsh Mutanâhiyah mahdûdah wa al-waqâiʻ wa al-qadhâyâ katsîrah mutajaddidah (teks terbatas sedangkan kondisi dan problematika terus berkembang). Apalagi predikat shâlih li kulli zamân wa makân sudah sangat melekat pada Al-Quran. Alhasil tafsir sendiri secara arti bahasa adalah menerangkan dan menjelaskan,9 seringkali maknanya diperuntukkan khusus dalam menelisik kosa kata yang sukar difahami. Namun term tafsir terkadang juga digunakan untuk memaknai sebuah mimpi.10 Lalu dibakukan dalam bahasa Indonesia sehingga kata tafsir sering disandingkan dengan mimpi.11 Seorang pakar yang menggeluti satu bidang disiplin ilmu tertentu akan melekat padanya sebuah sebutan baginya semisal fakih bagi pakar fikih, ushulî pakar ilmu ushul, muhaddis pakar hadis, hingga mufasir sebagai pakar tafsir. Namun hampir tidak ditemukan ulama yang menyusun secara khusus definisi mufasir.12

9 Abu al-Husain Ahmad bin Faris, Muʻjam Maqâyîs al-Lughah, (Beirut: Dar Ihya Turats Arabi, 2001), cet. ke-1, h. 818 10 Abu al-Qasim ar-Raghib al-Ashfihani, Mufradât Alfâzh al-Qur’ân, (Damaskus: Dar Qalam, 2009), cet. ke-4, h. 636 11 Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 1409 12 Husain Ali al-Harbi, Qawâʻid at-Tarjîh ʻInda al-Mufassirîn, (Riyad: Dar al- Qasim, 1996), vol. 1, h. 33

4

Tidak sedikit ulama yang tidak mempunyai karya tulis di bidang tafsir Al-Quran, namun mempunyai sumbangsih yang tidak kecil dalam usaha memahami Al-Quran. Sumbangsih tersebut disumbangkan melalui berbagai ceramah atau pengajian yang membahas tentang ayat-ayat Al- Quran. Dalam perjalanannya sumbangsih tersebut dinamakan dengan tafsir syafahî (oral).13 Tercatat ada beberapa ulama kontemporer yang mempunyai tafsir syafahî di antaranya Muhammad Mutawalli asy-Syaʻrawi (w. 1419 H/1998 M).14 Ia mengisi pengajian tafsir yang direkam oleh televisi Mesir rampung dicetak pada tahun 1997 sebanyak 30 juz oleh Dar Akhbar al-Yawm. Lalu ada Abdullah ath-Thayyib (w. 2003 M) yang pengajian tafsir-nya mengudara di Sudan lengkap 30 juz. Juga ada nama Abu Bakar al-Jazairi (w. 2018 M) yang menggelar pengajian tafsir di Masjid Nabawi.15

13 Ada beberapa penamaan yang digunakan dalam pengistilahan penafsiran oral antara lain: tafsir syafahî, tafsir bi al-lisân, dan tafsir shautî. Penulis lebih memilih istilah pertama dengan beberapa alasan yang dikemukakan pada bab II. Lihat juga Ahmad Karomain, “Tafsir asy-Syaʻrawi”, http://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=199 diakses tanggal 13 Maret 2018 14 Meski demikian ia sendiri tidak menyebutnya sebagai suatu karya tafsir. Ia lebih memilih istilah khawâthir (renungan-renungan qurani) bagi karyanya ini. Pemilihan ini disengaja karena sebuah renungan pasti ada benar dan ada salahnya. Sehingga kitab ini dikenal dengan sebutan Khawâthir asy-Syaʻrâwî. Ini Namun karya ini tidak memuat semua ayat al- Quran. Pembahasannya hanya sebatas mulai surah al-Fatihah hingga surah ar-Rum saja. Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhajuhum, (tt.p: t.p., t.t), h. 269 Muhammad Mutawalli asy-Syaʻrawi, Khawâthir asy-Syaʻrâwi Haul Al-Qur’ân al- Karîm, (Kairo: Dar Akhbar al-Yawm, 1991) 15 Pengajian tafsir itulah yang memotivasinya untuk menulis kitab tafsir bernama Aysar at-Tafâsîr li Kalâm al-ʻAliyy al-Kabîr. Sebagaimana tertulis dalam pendahuluan, penyusunan tafsir tersebut berangkat dari banyaknya permintaan dari para jamaah pengajian tafsirnya di Masjid Nabawi. Keraguanya membuat permintaan tersebut tidak langsung dipenuhinya hingga pengajian tafsir sudah mendekati khatam untuk yang keempat kalinya. Puncaknya pada tahun 1406 H ia diminta langsung oleh Abdullah bin Shaleh al-ʻUbaid, rektor Universitas Madinah saat itu. Hingga akhirnya ia memulai penulisan tafsirnya yang bernama Aysar at-Tafâsîr li Kalâm al-ʻAliyy al-Kabîr pada bulan Rajab di tahun yang sama. Abu Bakar al-Jazairi, Aysar at-Tafâsîr li Kalâm al-ʻAliyy al-Kabîr, (Madinah: Nahr al-Khair, 1993), cet. ke-1, vol. 1, h. 5

5

Rekamannya masih tersimpan di perpustakan Madinah. Kemudian Tafsîr al-Wasîth yang merupakan sebuah ‘perasan’ dari pengajian Wahbah az- Zuhaili (w. 2015 M) yang dilangsungkan di Damaskus Syria.16 Yang terakhir adalah An-Nibrâs fi Tafsîr al-Quran, sebuah kitab tafsir yang disusun dari hasil kodifikasi pengajian tafsir seorang mantan Mufti Mesir, Ali Jumah di beberapa majelis. Baik di al-Azhar asy-Syarif, Masjid Sultan Hasan dan beberapa masjid lainnya.17 Jauh sebelum itu ada di masa klasik ada Âmâlî al-Murtadhâ Gurar al- Fawâid wa Durar al-Qalaid bi al-Muhâdharât, kitab tafsir yang merupakan kumpulan ceramah yang disampaikan oleh asy-Syarif al-Murtada (w. 436 H) dalam berbagai kajian yang diampunya mulai dari tafsir dan hadis

16 Khalid Ramadan Ahmad, “Taʻrîf bi at-Tafâsîr ash-Shautiyyah al-Maujûdah”, https://vb.tafsir.net/tafsir10817/ diakses tanggal 24 April 2018 pukul 16.44 Kitab ini merupakan sebuah ‘perasan’ dari rekaman pengajian az-Zuhaili (w. 2015 M) di sejumlah stasiun radio di Damaskus Syria. Mulai dari Radio Republik Syria, hingga Radio Shaut asy-Syaʻb (suara rakyat) yang mengudara setiap pagi selain hari Jumat dalam durasi enam menit dengan nama acara qashash min Al-Qur’ân. Ditambah lagi acara Al-Qur’ân wa al-Hayâh pada hari Sabtu, Senin dan Rabu pukul 06.15 dengan durasi sepuluh menit di stasiun radio yang sama pula. Siaran tersebut berlangsung dalam rentang waktu tujuh tahun (1992 sampai 1998 M). Tafsir ini sebanyak tiga jilid dengan 2900 an halaman yang diperuntukkan untuk masyarakat dengan tingkat pendidikan kelas menengah. Namun dalam tafsir ini ada penjelasan tambahan dari apa yang sudah ditulis dalam tafsir al-Munîr. Tafsir ini bergenre tahlîlî-maudhûʻî yang mencakup lengkap 30 juz dengan mengelompokkan sejumlah ayat dengan diikat tema tertentu. Secara sistematika penulisan tafsir mengurai makna kata-kata yang dirasa sulit dengan mencamtumkan sabab an-nuzûl di setiap ayatnya. Lihat Wahbah az- Zuhaili, at-Tafsîr al-Wasîth, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2001), h. 6-7 17 Kitab tafsir ini memiliki corak yang berbeda dengan kitab-kitab tafsir lainnya. Tafsir yang dinilai masih hangat ini bercorakkan ushul fikih, demikian terang Usamah as- Sayyid al-Azhari salah satu murid Ali Jumah yang membukukan pengajian-pengajian tafsir hingga terbukukan. Sejauh ini kitab ini masih tercetak dalam satu jilid dan hanya memuat seperempat juz satu; mulai surah al-Fatihah hingga ayat ke-25 surah al-Baqarah. Sistematika penafsiran karya tafsir ini sangatlah unik dengan dimulai profil surah di setiap awalnya. Lalu dalam menafsirkan setiap ayatnya diawali dengan esensi dan tujuan ayat tersebut baru kemudian dijelaskan makna kata per katanya dengan analisa kebahasaan yang sangat mendalam semisal pembahasan fiqh al-lughah, ʻilm al-isytiqâq, musytarak lafzhî, furûq al- lughah dll. Ali Jumah, An-Nibrâs fi Tafsîr Al-Qur’ân, (Kairo: al-Wabil ash-Shayyib, 2010) h. 10 & 14

6

hingga bahasa. Meskipun karya tafsirnya ini tidak memuat semua ayat-ayat al-Quran.18 Hampir semua tafsir syafahî dan pemikiran atas ayat-ayat Al-Quran di atas dikodifikasi dan dikaji oleh para kompilator setelahnya. Yang kebanyakan mereka adalah murid dari tokoh ulama tersebut seperti halnya tafsir al-Manâr karya Muhammad Abduh (w. 1323 H/1905 M) yang pemikiran tafsirnya dicatat kembali oleh muridnya yang bernama Rasyid Rida (w. 1354 H/1935 M).19 Selain tafsir yang berbasis dari ceramah dan pengajian, tidak sedikit penafsiran tokoh-tokoh terkemuka yang dikodifikasi oleh generasi selanjutnya sebut saja Tanwîr al-Miqbâs20, Tafsîr al-Imâm asy-Syâfiʻî21, dan Tafsîr al-Imâm al-Ghazâlî.22 Meskipun secara

18 Karya tersebut hanya menyajikan penafsiran beberapa ayat yang berkenaan dengan akidah saja. Mengingat asy-Syarif al-Murtada beraliran Muktazilah. Sehingga penafsiran dalam kitab tafsir ini hanya kepada ayat-ayat yang mengukuhkan eksistensi akidah Muktazilah. Bahkan tafsir ini mampu mengkompromikan ayat-ayat Al-Quran yang berseberangan dengan akidah Muktazilah sehingga keduanya nampak sejalan. Sebagaimana namanya, Âmâlî (bentuk plural dari imlâ’) kitab ini disusun dengan didekte (imlâ’) oleh asy- Syarif al-Murtada. Sekali lagi karya ini merupakan bentuk dari tafsîr syafahî yang susunan pembahasan ayatnya loncat dari ayat satu ke ayat lainnya. Meski dipenuhi dengan pandangan subjektif yang fanatik terhadap golongannya, karya ini tetap digolongkan dalam literatur tafsir. Asy-Syarif al-Murtada Ali bin al-Husain al-Musawi, Âmâlî al-Murtadhâ; Gurar al- Fawâid wa Durar al-Qalaid bi al-Muhâdharât, (tt.p.: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, 1954) Muhammad Husain adz-Dzahabi, at-Tafsîr wa al-Mufassirûn, jilid 1, h. 286 19 Catatan tersebutlah yang menjadi cikal bakal dari Tafsîr al-Manâr. Namun hasil catatan itu hanya memuat awal al-Quran hingga QS. An-Nisâ’ [4]: 126 saja. Selebihnya ditulis oleh sendiri oleh Rasyid Rida dengan mengikuti gaya kepenulisan gurunya tersebut. Tafsir ini hanya menafsirkan mulai awal al-Quran hingga akhir juz 12, yakni QS. Yûsuf [12]: 53. Muhammad Rasyid Rida, Tafsîr Al-Quran al-Hakîm; Tafsîr al-Manâr, (Kairo: Dar al-Manar, 1947), vol. 1, h. 12-16 Muhammad Ali Iyazi, al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhajuhum, h. 666 20 Sebuah tafsir yang menghimpun penafsiran Abdullah bin Abbas (w. 68 H) yang disusun oleh Abu Thahir bin Yaʻqub al-Fairuzabadi (w. 817 H) 21 Setidaknya ada empat penelitian ilmiah yang menghimpun serpihan penafsiran asy-Syafiʻi (w. 204 H). Dua di antaranya disertasi yang ditulis oleh Ahmad bin Mustafa al- Farran dan Utsman Yubi Idris, satu tesis yang disusun oleh Ali Jabir dan satu karya yang telah diterbitkan oleh Dar al-Kutub al-ʻIlmiyah di tahun 1416 H dihimpun oleh Majdi asy-Syuri. Abdurrahman asy-Syahri & Fahd ar-Rumi dkk, Jamʻ Tafsîr al-Imâm asy-Syâfiʻî fî Risâlah ʻIlmiyyah, https://vb.tafsir.net/tafsir4778/ diakses tanggal 29 April 2018 pukul 16.40 WIB 22 Dihimpun oleh Muhammad ar-Raihani dalam tesisnya di Universitas Muhammad Bin Abdullah Pes Maroko tahun 1417 H.

7

umum berbentuk jamʻ wa tartîb (kodifikasi dan kompilasi), sebagian tafsir tersebut juga memuat analisa metode, sumber dan corak penafsiran. Sehingga pemikiran dan penafsiran tokoh-tokoh tersebut terhadap ayat-ayat Al-Quran bisa dinikmati meskipun tidak menulis karya tafsir secara khusus. Di antara beberapa aspek pertimbangan dalam memilih tokoh untuk diangkat menjadi sebuah penelitian adalah popularitas, pengaruh, kontroversi, keunikan, intensitas, relevansi dan kontribusi.23 Sangat penting kiranya meneliti pemikiran seorang tokoh besar yang mempunyai pengaruh besar namun tidak meninggalkan tulisan sehingga memberikan stimulan bagi para penerusnya untuk menghimpun, menganalisa, meneliti serpihan tulisan dan gagasannya yang berserakan seperti nama-nama tokoh mancanegara yang telah disebutkan di atas. Dalam konteks lokal di Indonesia ada beberapa tokoh yang tidak banyak mewariskan tulisan –khususnya dalam ranah Al-Quran dan tafsir- namun memenuhi sejumlah aspek yang layak untuk diteliti. Sebut saja seperti Ahmad Hasyim Muzadi. Seorang tokoh yang mempunyai pengaruh besar baik di tingkat nasional melalui NU (Nahdlatul Ulama), ormas Islam terbesar maupun pengaruh signifikan dalam skala internasional dengan ICIS (International Conference Islamic Scholars) yang mewadahi sekitar 400 ulama dan cendekiawan lintas mazhab dari 59 negara.24 Ia pun juga berkosentrasi mengkader para huffâzh agar menjadi para ulama yang mampu mengintegrasikan Al-Quran dengan bidang keilmuan

Abdurrahman asy-Syahri, “Shudûr Kitab Tafsîr al-Imâm al-Ghazâlî", https://vb.tafsir.net/tafsir26175/#.WuWX5TMxXIU diakses tanggal 29 April 2018 pukul 17.10 WIB 23 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press, 2015), h.37-40 24 Nasihin Hasan dkk (ed.), KH. Ahmad Hasyim Muzadi; Pesantren Scholar Campaigner of Moderate Islam for Global Peace, (Jakarta: ICIS, 2013), h. 29

8

lainnya.25 Dengan pemahaman terhadap Al-Quran secara lebih kontekstual.26 Hingga mampu membawakan Al-Quran kepada masyarakat sesuai masanya.27 Upaya tersebut diwujudkannya dengan mendirikan perguruan tinggi yang berkosentrasi pada kajian Al-Quran dalam rangka merevitalisasi kajian Al-Quran yang dinamis sehingga mampu melahirkan konsep-konsep ilmiah yang solutif dari Al-Quran bagi kehidupan berbangsan dan bernegara.28 Dengan pengaruh dan popularitas yang tinggi, Ahmad Hasyim Muzadi saat menuangkan gagasan dan pemikirannya dalam ceramah, pengajian, kuliah maupun taklim, tidak jarang mengkaitkannya dengan ayat-ayat Al- Quran. Menariknya tak jarang pemikiran qurani yang disampaikannya kontekstual dan relevan dengan perkembangan zaman yang berjalan serta unik dan sarat akan makna. Salah satunya pemikiran quraninya terhadap QS. Al-Mâ’idah [5]: 38, yang mana term aydiyahumâ ditafsirkan dengan kekuatan dan kesempatan yang harus ‘ditutup’.29 Sehingga penafsiran tersebut relevan dengan hukum pidana pencurian yang berlaku di Indonesia sebagaimana dalam termaktub dalam UU tindak pidana pencurian bab XXII pasal 362-365 yaitu dipenjara.30

25 Wawancara Heri Ruslan, wartawan Republika dengan Ahmad Hasyim Muzadi, , 9 Januari 2011. 26 Kacung Marijan, “Selamat Jalan, Kiai Perjuangan; Obituari KH Hasyim Muzadi”, dalam Jawa Pos, Jakarta, 17 Maret 2017, h. 1 27 Rekaman no. 33, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dengan tema “Revolusi Pendidikan Masa Kini” dalam Acara Silatnas Kiai Pesantren Alumni Gontor di Siti Hotel Tangerang, 23 Januari 2016. 28 Jamal Ma’mur Asmani, Mereguk Kearifan Para Kiai, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018), h. 222 29 Rekaman no. 39, Kuliah Tafsir Ayat Kauniyah di Pesantren Al-Hikam, 1 Agustus 2011 30 http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuhpidana.htm#b2_22 diakses pada 16 Januari 2019 pukul. 19.15 WIB

9

Dari paparan latar belakang di atas, penulis akan mengumpulkan serpihan-serpihan pemikiran qurani Ahmad Hasyim Muzadi yang kemudian ditelaah dan dianalisa secara objektif, kritis, dan argumentatif. Oleh karenanya penelitian ini menjadi relevan untuk diangkat dalam sebuah judul tesis “Tafsir Kontekstual Ahmad Hasyim Muzadi (Studi Analisis Penafsiran Syafahî)”.

B. Permasalahan Penelitian 1. Identifikasi Masalah a. Apa saja pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi? b. Apa itu tafsir kontekstual? c. Apa itu penafsiran syafahî? d. Ayat-ayat apa saja yang menjadi penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi? e. Bagaimana pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi terhadap ayat-ayat al-Quran? f. Bersumber dari mana penafsiran Ahmad Hasyim Muzadi? g. Bagaimana metodologi penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi? h. Bagaimana Corak penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi? 2. Pembatasan Masalah Penelitian ini akan dibatasi pada penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi yang kontekstual, dengan menganalisa sumber, metode, corak dan ideologinya serta relevansinya dengan ilmu-ilmu tafsir dan kondisi sosial masyarakat. 3. Perumusan Masalah Berangkat dari pembatasan masalah, penulis merumuskan masalah seperti berikut;

10

1. Bagaimana metodologi dan ideologi penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi? 2. Bagaimana relevansi penafsiran kontekstual Ahmad Hasyim Muzadi dengan perangkat ilmu tafsir dan kondisi sosial masyarakat Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; a. Memperkaya khazanah tafsir ke-Indonesia-an. b. Memperoleh gambaran utuh dan objektif mengenai penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi terhadap kandungan Al-Quran. c. Menunjukkan orisinalitas, kelebihan dan kekurangan penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi. d. Menemukan solusi melalui kontekstualisasi ayat-ayat Al-Quran dari penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi dalam bingkai sosial kebangsaan. 2. Manfaat Penelitian Setidaknya penelitian ini memiliki manfaat/signifikansi, baik secara teoretis maupun praktis; a. Secara Teoretis Penelitian ini secara teoretis berguna sebagai upaya memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu tafsir al- Qurꞌan, terutama penafsiran ke-Indonesia-an. Selain itu penelitian ini juga untuk memberikan dan menambah sumbangsih bentuk penafsiran syafahi yang dikodifikasi oleh selain mufasir. b. Secara Praktik Kegunaannya secara praktis adalah sebagai bentuk memahami ayat-ayat al-Quran dalam bingkai ke-Indonesia-an.

11

D. Kajian Pustaka Selama rentang waktu pencarian terhadap data-data pembanding terdahulu dalam objek kajian ini baik berupa karya ilmiah, jurnal, buku, kitab dan lainnya, penulis hanya menemukan sejumlah tulisan pembanding yang kurang lebih masih berkaitan dengan objek penelitian ini dari tiga aspek yakni; aspek penafsiran a’immah (para imam) yang dikodifikasi; aspek penafsiran syafahî yang dikodifikasi; serta aspek penelitian terdahulu tentang Ahmad Hasyim Muzadi. Aspek pertama setidaknya ada delapan karya yang penulis temukan, di antaranya; 1. Al-Imâm Ibn al-Jauzî wa Juhûduh fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân sebuah tesis yang ditulis oleh al-Akhdhar Gharir. Tesis tersebut mengulas peran Ibn al-Jauzi (w. 597 H)31 dalam bidang tafsir dan ilmu Al-Quran yang didasarkan pada karya-karya yang ditinggalkannya. Mulai dari latar belakang penulisannya, metode penulisannya, karakteristik dan pengaruh tulisannya hingga komentar para ulama terhadap karya-karyanya. Setidaknya peran Ibn al-Jauzi (w. 597 H) dalam bidang tersebut –hingga saat ini- bisa terlihat dari dua karyanya yang berjudul Zâd al-Masîr fî ʻilm at-Tafsîr dan Funûn al-Afnân fî ʻUyûn ʻUlûm Al-Qur’ân.32 Sebenarnya masih banyak karya lainnya yang masih berbentuk manuskrip di bidang yang sama. Sebagian besar karya tersebut merupakan sebuah himpunan dari pendapat-pendapat ulama sebelum masanya semisal Malik bin Anas (w. 179 H), Abu

31 Nama lengkapnya Abu al-Faraj Abdurrahman bin Ali al-Jauzi. Masih mempunyai darah keturunan Quraisy yang tersambung hingga Abu Bakar ash-Shiddiq pakar di bidang sejarah tafsir dan hadis yang sangat produktif menghasilkan karya tulis. Ia lahir dan wafat di Baghdad (509-597 H). Lihat Muhammad bin Ahmad adz-Dzahabi, Siyar Aʻlâm an-Nubalâ’, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1984), vol. 21, h. 365-379 32 Al-Akhdhar Gharir, al- Imâm Ibn al-Jauzî wa Juhûduh fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al- Qur’ân, (al-Wadi: Hammah Lakhdhar University, 2015), h. 3

12

Ubaidah (w. 208 H), Abu Sulaiman ad-Dimasyqi (w. 351 H) dan masih banyak lagi.33 Tesis ini setidaknya memberikan inspirasi bagi penulis bagaimana menghimpun serpihan-serpihan pemikiran seorang tokoh dan sumbangsihnya dalam pengembangan tafsir. Inilah yang menjadi kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis. Namun dibedakan dengan objek tokoh yang digali pemikirannya. 2. Juhûd al-Qâdhî ʻIyâdh fî at-Tafsîr sebuah disertasi yang disusun oleh Muhammad Mujalli ar-Rababi’ah pada tahun 2008 di University of Jordan (Jâmiʻah al-Yarmûk). Tulisan tersebut memaparkan pemikiran al-Qadhi ʻIyadh (w. 544 H)34 tentang ayat-ayat Al-Quran. Mulai dari orisinil pemikirannya (baca: bi ar-Ra’yi) maupun penjelasan tematis dengan pendekatan bahasa dan sastra. Selain itu diulas juga pandangannya terkait ayat-ayat sifat Allah (teologi), ayat-ayat hukum, hingga Israiliyyat. Sehingga karya ilmiah ini mampu menampilkan secara detail metodologi al-Qadhi ʻIyadh (w. 544 H) dalam menafsirkan Al-Quran.35 Pada akhirnya disertasi ini menjadi saham terbesar sebuah karya Tafsîr al-Qâdhî ʻIyâdh yang berhasil diterbitkan sebanyak dua jilid besar yang keduanya mencapai 1200 halaman.36 Bagi penulis disertasi ini sangat menarik karena bisa memotret pemikiran tafsir Al-Quran dari seorang al-Qadhi ʻIyadh (w. 544 H)

33 Al-Akhdhar Gharir, al- Imâm Ibn al-Jauzî wa Juhûduh fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al- Qur’ân, h. 101 34 Nama lengkapnya al-Qadhi Abu al-Fadhl ʻIyadh bin Musa al-Yahshubi as-Sabti. Bidangnya berada pada sejarah dan hadis. Salah satu karyanya adalah al-Ikmâl syarh Muslim. Di tahun 532 H ia menjadi hakim di kota Granada Spanyol. Ia lahir di Ceuta kawasan Spanyol pada 15 Sya’ban 476 H dan meninggal di Marrakesh Maroko pada Jumat 7 Jumadil Akhir 544 H. Lihat Abu al-ʻAbbas Ahmad bin Khalkan, Wafayât al-Aʻyân wa Anbâ’ Abnâ’ az-Zamân, (Beirut: Dar ash-Shadir, 1970), vol. 3, h. 483-485 35 Muhammad Mujalli ar-Rababiʻah, “Juhûd al-Qâdhî ʻIyâdh fî at-Tafsîr”, https://www.researchgate.net/publication/294168581_jhwd_alqady_yad_fy_altfsyr diakses tanggal 24 April 2018 pukul 22.00 WIB 36 Muhammad al-ʻUbbadi, "Tafsîr al-Qadhî ʻIyâdh”, https://vb.tafsir.net/tafsir29631/ diakses tanggal 24 April 2018 pukul 22.24 WIB

13

yang lebih dikenal sebagai fakih dan pakar sejarah lewat karyanya asy- Syifâ bi Taʻrîf Huqûq al-Mushthafâ. Dari sini penulis juga akan meneliti pemikiran tentang ayat-ayat Al-Quran dari seorang ulama berpengaruh di Indonesia yang tidak dikenal sebagai pemerhati tafsir Al-Quran. 3. Juhûd Sibawaih fî at-Tafsîr Ahmad Muhammad al-Kharrath. Sebuah tulisan yang menyajikan pemikiran Sibawaih (w. 180 H/796 M)37 dalam tafsir mulai dari menafsirkan mufradât (kosa kata) Al-Quran, metode tafsir tahlili, penafsiran ayat-ayat yang rumit, penafsiran dengan membuah kata tertentu (mahdzûf), penyajian qiraat (ragam bacaan) hingga dialog dan diskusi Sibawaih (w. 180 H/796 M) terkait tafsir dengan ulama pada masanya. Uraian tersebut merupakan pemikiran Sibawaih (w. 180 H/796 M) yang terserak dalam kitab-nya, al-Kitâb.38 Sebagai rujukan atau bahkan bapak di bidang ilmu bahasa (nahwu dan sharf), ternyata Sibawaih (w. 180 H/796 M) mempunyai sisi perhatiannya terhadap pemahaman ayat-ayat Al-Quran. Tentu tulisan ini bisa dijadikan model bagi para peneliti kontemporer salah satunya bagi penulis. 4. Juhûd al-Imâm al-ʻAinî fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân min Khilâl ʻUmdah al-Qârî yang ditulis oleh Mahasiswa pascasarjana Universitas al-Azhar Tanta jurusan Ushuludin dan Dakwah Islamiyah, Muhammad Kamal Syaʻban Abu Husain. Sebuah disertasi yang meneliti pemikiran

37 Bernama lengkap Abu Bisyr ʻAmr bin Utsman al-Haritsi kelahiran Persia. Pakar di bidang bahasa terutama ilmu gramatika Arab (nahwu). Ia adalah murid dari al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 170 H), pakar bahasa yang menjadi rujukan di zamannya hingga menjadikannya tokoh yang tak terpisahkan dengan ilmu nahwu. Lihat Ali Abdul Fattah, Aʻlâm al-Mubdiʻîn min ʻUlamâ’ al-ʻArab wa al-Muslimîn, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2010), vol. 1, h. 642-643 38 Ahmad Muhammad al-Kharrath, “Juhûd Sibawaih fî at-Tafsîr”, dalam Jurnal al- Buhûts ad-Dirâsât al-Qur’âniyyah, Vol. 1, http://jqrs.qurancomplex.gov.sa/?p=208 diakses tanggal 24 April 2018 Pukul 22.43 WIB

14

al-ʻAini (w. 855 H)39 tentang ayat-ayat Al-Quran dalam karyanya kitab ʻUmdah al-Qârî Syarh Shahîh al-Bukhârî. Mulai dari penafsiran riwayat (bi al-ma’tsûr) dengan menampilkan para perawinya dari kalangan mufasir, penafsiran orisinal pemikiran (bi ar-Ra’yi al- mahmûd), menyajikan asbâb an-nuzûl serta nâsikh-mansûkh, hingga corak penafsirannya pada ahlu as-sunnah wa al-jamâʻah-nya yang mendukung takwil ayat sifat.40 5. Manhaj Ibn al-Jauzi fî at-Tafsîr sebuah penelitian yang disusun oleh Amir Imran Alwan Mahasiswa Pascasarjana Baghdad University jurusan kajian keislaman (Dirâsât Islâmiyyah) pada tahun 1994.41 Tesis setebal 201 halaman ini diterbitkan oleh al-ʻUlûm al- Islâmiyyah.42 6. Manhaj Ibn al-Qayyim43 fî at-Tafsîr Muhammad Ahmad as-Sinbathi, diterbitkan oleh Majmaʻ al-Buhûts al-Islâmiyyah tahun 1393 H44 dan

39 Nama lengkapnya Mahmud bin Ahmad Badruddin al-ʻAinî. Ia pakar di bidang sejarah dan hadis. Ia dilahirkan di Aleppo Syria dan wafat di Kairo setelah menetap lama di sana untuk mengajar dan menulis banyak karya. Lihat Khairuddin az-Zirkîlî, al-Aʻlâm: Qâmûs Tarâjum li Asyhur ar-Rijâl wa an-Nisâ’ min al-ʻArab wa al-Mustaʻribîn wa al-Mustaysriqîn, (Beirut: Dar al-ʻIlm li al-Malâyîn, 2002), cet. ke-15, vol. 7, h. 163 40 Muhammad Kamal Syaʻban Abu Husain, “Juhûd al-Imâm al-ʻAinî fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân min Khilâl ʻUmdah al-Qârî,” Disertasi, al-Azhar University Tanta, 2001, h. 660-661. Tidak diterbitkan (t.d.) 41 “Qâʻidah Bayânât Awʻiyah al-Maʻlûmât al-Qur’âniyyah”, http://www.quran- c.com/display/DispBib.aspx?BID=20961 diakses tanggal 23 April 2018 jam 04.40 WIB 42 “Dâr al-Kutub wa al-Watsâiq al-Wathaniyyah”, http://www.iraqnla- iq.com/opac2/fullrecr.php?nid=2603&hl=ara diakses tanggal 30 April 2018 jam 10.07 WIB 43 Nama lengkapnya Muhammad bin Abu Bakar az-Zurʻî ad-Dimasyqî dikenal dengan Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah. Ia lahir pada 691 H. Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) adalah salah satu gurunya yang paling ia cintai hingga semua pemikirannya diwarisinya. Ia belajar pada Ibnu Taimiyyah (w. 728 H) sejak tahun 712 H hingga gurunya wafat. Ia termasuk produktif dalam menghasilkan karya tulis. Namun tidak ada yang khusus tentang tafsir. Ia meninggal pada 13 Rajab 751 H. Lihat Ahmad bin Ali bin Hajar al-ʻAsqalani, ad-Durar al- Kâminah fî Aʻyân al-Mi’ah al-Tsâminah, (t.tp.: t.p., t.t.), vol. 3, h. 400-403 44 “Tsabat al-Kutub wa al-Maqâlât al-latî takallamat ʻan Manâhij al-Mufassirîn”, https://vb.tafsir.net/tafsir35169/#.WuZgCTMxXIU diakses tanggal 30 April 2018 pukul 10.27 WIB

15

juga penerbit Maktabah Wahbah Press tahun 1973 dengan tebal 168 halaman.45

7. Tafsîr al-Imâm al-Syâfiʻî, sebuah tafsir yang menghimpun penafsiran Muhammad bin Idris asy-Syafiʻi (w. 204 H) yang disusun oleh Ahmad bin Mustafa al-Farran dalam disertasinya di Universitas Al-Quran al- Karim di Kharthoum Sudan tahun 2004. Namun sebenarnya ada beberapa sarjana Al-Quran lainnya yang juga menghimpun penafsiran asy-Syafiʻi (w. 204 H). Sebut saja tesis berjudul Juhûd al-Imâm asy- Syâfiʻî fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân ditulis oleh Ali Jabir, seorang dosen jurusan Tarbiyah Universitas al-Azhar. Begitu juga Majdi asy- Syuri yang mengumpulkan penafsiran hingga diterbitkan oleh Dar al- Kutub al-ʻIlmiyah di tahun 1416 H. Juga sebuah disertasi berjudul Tafsîr al-Imâm asy-Syâfiʻî; Jamʻ wa tahqîq wa dirâsah ditulis oleh Utsman Yubi Idris mahasiswa pascasarjana Universitas Muhammad bin Abdullah Pes Maroko tahun 1998. Terakhir tiga karya ilmiyah di Universitas Umm al-Qura Mekah yang salah satunya sudah diujikan yang menghimpun mulai surah Ali Imran hingga surah al-Anʻam.46 8. Tafsîr al-Imâm al-Ghazâlî, Sebuah tafsir yang menghimpun penafsiran Abu Hamid Muhammad al-Ghazali (w. 505 H) yang disusun oleh Muhammad ar-Raihani dalam tesisnya di Universitas Muhammad Bin Abdullah Pes Maroko tahun 1417 H. Ada juga sumber yang dinukil dari Abu Muhammad Afifudin al-Yafiʻî (w. 768 H) dalam kitabnya Mir’âh al-Janân wa ʻIbrah al-Yaqzhân fî Maʻrifah Mâ Yuʻtabar min

45https://books.google.co.id/books/about/%D9%85%D9%86%D9%87%D8%AC_ %D8%A7%D8%A8%D9%86_%D8%A7%D9%84%D9%82%D9%8A%D9%85_%D9%81 %D9%8A_%D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%81.html?id=1UduQgAACAAJ&redir_esc= y diakses tanggal 30 April 2018 pukul 10.30 WIB 46 Abdurrahman asy-Syahri & Fahd ar-Rumi dkk, Jamʻ Tafsîr al-Imâm asy-Syâfiʻî fî Risâlah ʻIlmiyyah, https://vb.tafsir.net/tafsir4778/ diakses tanggal 29 April 2018 pukul 16.40 WIB

16

Hawâdits az-Zamân bahwa al-Ghazali (w. 505 H) mempunyai karya di bidang tafsir sebanyak 40 jilid bernama Yâqût at-Ta’wîl fî Tafsîr at- Tanzîl.47 Sedangkan pustaka terdahulu yang menghimpun penafsiran syafahî –sejauh yang penulis temukan- ada sepuluh karya antara lain: 9. Âmâlî al-Murtadhâ Gurar al-Fawâid wa Durar al-Qalaid bi al- Muhâdharât, karya asy-Syarif al-Murtada48 (w. 436 H). Tafsir ini tidak memuat keseluruhan ayat-ayat dalam Al-Quran. Namun hanya sebuah penjelasan ayat-ayat yang berkaitan tentang akidah. Sehingga tafsir ini bersifat argumentatif terhadap aliran teologi yang dianut oleh penyusunnya yakni Muktazilah. Term Âmâlî -bentuk plural dari imlâ’ (dekte)- dalm judul karya ini sudah mengindikasikan bahwa kontennya berasal dari penafsiran syafahî. 10. Khawâthir asy-Syaʻrâwî karya Muhammad Mutawalli asy-Syaʻrawi (w. 1419 H/1998 M)49. Salah satu pelopor karya tafsir kontemporer yang berawal dari penafsiran syafahî. Meski tidak memuat lengkap 30 juz, karya ini memberikan kontribusi besar dalam khazanah tafsir kontemporer terutama bagi penafsiran syafahî yang kemudian ditranskrip menjadi sebuah karya tulis.

47 Abdurrahman asy-Syahri, “Shudûr Kitab Tafsîr al-Imâm al-Ghazâlî", https://vb.tafsir.net/tafsir26175/#.WuWX5TMxXIU diakses tanggal 29 April 2018 pukul 17.10 WIB 48 Bernama lengkap Ali bin al-Husain bin Muhammad (355-436 H/966-1044 M). Lebih dikenal dengan nama asy-Syarif al-Murtadha. Keturunan ke-11 Ali bin Abi Thalib. Ia disebut sebagai mutakallim faqîh ushûlî mufassir adîb nahwî lughawî syâʻir. Lihat Umar Ridha Kahâlah, Muʻjam al-Muallifîn: Tarâjum Mushannifî al-Kutub al-ʻArabiyyah, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1993), vol. 2, h. 435 49 Nama lengkapnya Muhammad Mutawalli asy-Syaʻrâwî lahir pada Ahad 17 Rabiul Akhir 1329 H/16 April 1911 M di Desa Daqadus Kecamatan Mait Ghamair Kabupaten Dakhaliyah dan wafat pada 22 Safar 1419 H/17 Juni 1998 M. Ia adalah seorang dai terkenal di Mesir, terlebih lagi pengajian tafsirnya yang mengudara selama 25 tahun. Pada tahun 1976 ia sempat diangkat menjadi Menteri Wakaf di bawah pimpinan Kabinet Mamduh Salim. Istibsyaroh, “Muhammad Muawalli asy-Syaʻrâwî dan Tafsirnya”, dalam Jurnal Studi Quran (JSQ), Vol. I, No. 2, 2006, Jakarta, h. 173-210.

17

11. Tafsîr al-Wasîth karya Wahbah az-Zuhaili (w. 2015 M).50 Tidak seperti karyanya yang berjudul al-Tafsîr al-Munîr yang bergitu populer, Tafsîr al-Wasîth ini dihimpun dari resume pengajian az-Zuhaili (w. 2015 M) yang tidak lain merupakan hasil dari penafsiran syafahî. 12. Aysar at-Tafâsîr li Kalâm al-ʻAliyy al-Kabîr karya Abu Bakar al- Jazairi (w. 2018 M)51. Karya ini bermula dari pengajian tafsir di Masjid Nabawi. Ditambah lagi dorongan dan permintaan untuk menuliskan penafsiran syafahî tersebut yang sudah ia khatam-kan sebanyak empat kali. 13. An-Nibrâs fi Tafsîr al-Quran, karya Ali Jumah (l. 1951 M)52. Karya ini merupakan hasil produk penafsiran syafahî terbaru. Meskipun hanya memuat QS. Al-Fâtihah [1] hingga QS. Al-Baqarah [2]: 25 saja, setidaknya mempertegas bahwa penafsiran syafahî cukup produktif dalam melahirkan karya tafsir.

50 Nama lengkapnya Wahbah bin Mushtafa az-Zuhaili ad-Dimasyqî lahir di Deir Atiyah kawasan Damaskus Syriapada tahun 1351 H/ 1932 M. Ia dikenal sebagai pakar fikih sekaligus tafsir lewat dua karya monumentalnya al-Fiqh al-Islâmî wa Adilatuhu sebanyak 6 jilid dan at-Tafsîr al-Munîr: ʻAqîdah wa Syarîʻah wa Manhaj sebanyak 17 jilid. Ia pernah menjadi anggota Lembaga Fatwa Syria dan sejumlah perkumpulan pakar hukum Islam di beberapa negara. Ia termasuk ulama kontemporer yang sangat produktif dalam menghasilkan karya tulis. Terhitung lebih dari 60 judul buku yang ia tulis. Ia meninggal pada Sabtu 23 Syawwal 1436 H/8 Agustus 2015 M. Lihat Badiʻ as-Sayyid al-Laham, Wahbah az-Zuhaili al- ʻÂlim al-Faqîh al-Mufassir, (Damaskus: Dar al-Qalam, 2001) 51 Bernama lengkap Abu Bakar Jabir bin Musa al-Jazairi dilahirkan di Lioua Provinsi Biskra Al-Jazair pada tahun 1921 M. Ia hijrah ke Madinah hingga mendapat izin untuk mengajar majlis ilmu di Masjid an-Nabawi. Ia juga sempat mengajar di sejumlah tempat seperti Darul Hadis Madinah dan menjadi dosen di Universitas Islam Madinah. Lihat website resmi Abu Bakar al-Jazairi http://algzaeri.com/algzaeri/pageonther.php?catsmktba=15 diakses pada 4 Maret 2019 pukul 17.57 WIB 52 Nama lengkapnya Nuruddin Abu al-Hasan Ali bin Jumʻah lahir di Bani Suwayf Mesir pada Senin 22 Jumadil Akhir 1372 H/ 3 Maret 1952. Seorang ulama yang dikenal sebagai pakar ushul fikih dan ilmu fikih yang sempat menjabat sebagai Mufti Mesir selama 10 tahun mulai tahun 2003 hingga tahun 2013. Ia mempunyai lebih dari 50 karya tulis. Lihat Usamah as-Sayyid al-Azhari, Asânîd al-Mashriyyîn, (Dar al-Faqih, 2011), cet. ke-1, h. 539- 557

18

14. Wawasan Al-Quran: Tafsîr Maudhûʻî atas Pelbagai Persoalan Umat Karya M. Qurish Shihab. Sebuah karya tafsir yang dihasilkannya dari kegiatan pengajian di masjid Istiqlal Jakarta.53 15. Hidangan Ilahi: Ayat-ayat Tahlil karya M. Quraish Shihab. Tulisan tersebut berawal dari ceramahnya pada acara tahlil untuk mendoakan Fathimah Siti Hartinah Soeharto pada peringatan 40 hari dan 100 hari wafat. Tafsir ini berisikan penafsiran ayat-ayat yang biasa dibaca saat tradisi acara tahlil.54 16. Tafsir al-Hijri: Kajian Tafsir Surat an-Nisa’ dan Tafsir al-Hijri: Kajian Tafsir Surat al-Ma’idah karya Didin Hafidhuddin. Dua buah karya yang dihasilkan dari pengajian tafsir di masjid kampus al-Hijri Universitas Ibnu Khaldun Bogor sejak tahun 1993.55 17. Tafsir Al-Quran Gelombang Tujuh Malam karya Abdullah Thufail. Penafsiran dalam karya tersebut diambil dari pengajian tafsir yang diasuh oleh Abdullah Thufail Saputra sejak tahun 1976. Isi penafsiran tersebut ditranskrip dan dikodifikasi oleh para muridnya dalam bentuk buku.56 Adapun penelitian ilmiah yang berkaitan tentang Ahmad Hasyim Muzadi sejauh temuan penulis antara lain: 18. Konsep Rahmatan Lil ʻAlamin (Studi Atas Pemikiran Hasyim Muzadi), sebuah tesis dari Syaiful Anam mahasiswa pascasarjana Universitas Islam Negeri Surabaya tahun 2016. Tulisan ini memotret bagaimana konsep Islam Rahmatan Lil ʻAlamin dilihat

53 M. Quraish Shihab, Wawasan Ak-Qur’an: Tafsîr Mudhûʻ atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1996), cet.ke-1, h. xviii 54 M. Quraish Shihab, Hidangan Ilahi: Ayat-ayat Tahlil, (Jakarta: Lentera Hati, 1997), h. vii 55 Didin Hafidhuddin, Tafsir al-Hijri: Kajian Tafsir Surat an-Nisa’, (Jakarta: Logos 2000), cet. ke-1, h. vii 56 Tim MTA, Tafsir Al-Quran Gelombang Tujuh Malam, (Surakarta: Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA), 1981), h. Kata pengantar

19

dari sudut pandang keumatan. Berangkat dari maraknya Islamphobia akibat ulah para teroris, konsep Islam Rahmatan Lil ʻAlamin –yang menjadi wajah asli Islam- dikampanyekan oleh Ahmad Hasyim Muzadi baik di kancah nasional maupun internasional terutama pada wilayah rawan konflik. Sebagaimana karakter aslinya yang moderat, Islam Rahmatan Lil ʻAlamin mampu memoderasi dua pihak yang bertikai. Sehingga mudah diterima oleh semua kalangan. Pada akhirnya tujuan utama adalah mewujudkan Ummah Rahmatan Lil ʻAlamin yang kehadirannya dapat mewujudkan kedamaian dan kasih sayang tanpa melupakan tugas amar makruf nahi munkar dengan cara menghindari perpecahan dalam bentuk apapun yang didasari keimanan kuat kepada Allah swt.57 19. Moderasi Hukum Islam dalam Pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi, kajian Moh. Dahlan akademisi dari pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Bengkulu. Tulisan ini menyimpulkan bahwa hukum Islam haruslah bersikap moderat dengan tanpa bertumpu pada nash-nash hukum Islam saja. Namun juga mengakomodir dinamika kehidupan manusia. Sehingga terwujudlah wacana hukum Islam yang seimbang dan adil dalam pemberlakuannya.58 20. Rechstaat dan Konstitusionalisme dalam Pemikiran (1940-2009) dan Hasyim Muzadi (1943-2017) ditulis oleh Mustofa akademisi Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.59

57 Syaiful Anam, “Konsep Ummah Rahmatan Lil Alamin,” Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016, Tidak diterbitkan (t.d), h. 116 58 Moh. Dahlan, “Moderasi Hukum Islam Dalam Pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi”, dalam Jurnal al-Ihkam, Vol. 11 No. 2 Desember 2016. 59 Mustofa, “Rechstaat dan Konstitusionalisme dalam Pemikiran Abdurrahman Wahid (1940-2009) dan Hasyim Muzadi (1943-2017)”, dalam Jurnal Madania, Vol. 22 No. 1 , 2018, h. 83-98

20

Masih ada beberapa karya ilmiah lainnya yang meneliti tentang pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi.60 Namun hampir keseluruhan berkonsentrasi pada gagasan Islâm Rahmatan lil ʻÂlamîn-nya. Dari sini penulis menyimpulkan bahwa penelitian tentang Ahmad Hasyim Muzadi yang berkonsentrasi pada penafsiran dan pemikiran qurani belum pernah tersentuh dan diteliti oleh siapapun. Dari sejumlah literatur terdahulu yang ditemukan penulis di atas, bisa disimpulkan –dari aspek pertama- bahwa tidak semua tokoh yang tidak mempunyai karya tulis di bidang tafsir Al-Quran bukan berarti mereka tidak mempunyai sumbangsih dalam penafsiran Al- Quran. Meski tidak banyak, setidaknya mereka juga berinteraksi

60 Penulis menemukan lima penelitian skripsi tentang Ahmad Hasyim Muzadi di antaranya: 1). Negara dan Pluralisme Agama (Studi Pemikiran Hasyim Muzadi Tentang Pluralisme Agama di Indonesia Pasca Orde Baru), sebuah skripsi karya Anang Lukman Afandi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010. Setidaknya tulisan ini menegaskan bahwa pluralisme agama merupakan bagian dari humanisme. Sementara kemanusiaan itu bagian dari ajaran agama Islam yang bercirikan Rahmatan Lil ʻAlamin. 2). Pemikiran Hasyim Muzadi dalam ICIS (International Conference of Islamic Scholars), skripsi karya Hafid Fuad mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Prodi Arab Universitas Indonesia tahun 2010. Tulisan ini bermuara pada kampanye Islam Rahmatan Lil ʻAlamin yang moderat dalam kancah internasional dalam wadah ICIS. Sebagai mengimbangi wacana Islam radikal yang menghiasi media-media Barat. 3). Ijtihad Politik Hasyim Muzadi: Studi Pemikiran Politik, sebuah skripsi yang ditulis oleh Misbahol Munir, mahasiswa Universitas Islam Negeri Yogyakarta Jurusan Akidah dan Filsafat Fakultas Ushuluddin lulusan tahun 2009. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ajaran Islam memiliki keterkaitan dengan ide-ide kebangsaan. Konsep adil, makmur dan kesejahteraan menjadi tujuan ijtihad. Serta itu semua dibingkai dalam ko-eksistensi umat Islam dengan umat non-Muslim melalui konsep ukhuwwah wathaniyyah dan ukhuwwah basyariyyah. 4). Pluralisme Keagamaan (Tinjauan atas Pemikiran Hasyim Muzadi) ditulis oleh Moh. Zamzami Mubarok dalam skripsinya di Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008. Tulisan ini menyimpulkan bahwa pluralisme agama merupakan bagian dari humanisme yang tidak bisa dihindari yang memang diciptakan Allah dengan perbedaan-perbedaan. 5). Kontribusi Hasyim Muzadi Terhadap Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1964-2010 M, ditulis oleh Adik Muniroh, mahasiswi Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2018. Temuan penelitian ini adalah sumbangsih Hasyim Muzadi dalam menjalin komunikasi NU dengan berbagi pihak dan kalangan secara baik. Juga dikenalkannya manhaj fikrah NU dalam jargon Islam Rahmatan lil ʻÂlamîn di kancah internasional melalui wadah ICIS yang ia pimpin. Selain itu ia juga berhasil mendirikan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama di puluhan negara sebagai agen NU. Ia juga turut mendukung adanya media NU berbasis online.

21

dengan Al-Quran dengan memahami setiap ayat yang ditulisnya. Serpihan pemahaman mereka terhadap ayat itulah yang kemudian dikodifikasi oleh generasi penerusnya. Adapun –aspek kedua- penafsiran syafahî menjadi salah satu inspirasi penulisan karya tafsir. Meski kadang yang dibukukan hanya berupa transkrip dari ceramah yang tidak diubah. Dua aspek itu setidaknya yang menginspirasi penulis untuk melakukan penelitian ini. Selanjutnya penelitian yang ada tentang Ahmad Hasyim Muzadi masih berkaitan tentang pemikiran peradaban Islam, hukum Islam dan politik kebangsaan. Belum ditemukan penelitian mengenai pemikirannya di bidang tafsir Al- Quran. Sehingga penelitian ini berkontribusi dari dua aspek. Pertama, revitalisasi kajian tafsir Al-Quran yang berbasis penafsiran syafahî. Mengingat mayoritas penelitian tafsir hanya berdasarkan sebuah karya yang tertulis. Kedua, menampilkan kontekstualisasi ayat yang relevan dengan zaman dari pemikiran qurani Ahmad Hasyim Muzadi.

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Tulisan ini secara metodologis menggunakan jenis penelitian kepustakaan yang sering disebut dengan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu meninjau beberapa literatur yang relevan dan berkaitan dengan pembahasan penelitian sehingga pembahasan lebih tertata rapi dan tidak mengarah ke mana-mana. Sebagaimana umumnya studi tokoh tulisan ini menggunakan jenis penelitian kualitatif (qualitative research).61 Sebagaimana menurut McMillan dan Schumacher (2001), studi kasus masuk dalam kategori

61 Abdul Mustaqim, Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press, 2015), h. 31

22

metode penelitian kualitatif.62 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian di lapangan seperti perilaku, persepsi, motivasi dll.63 Mudahnya definisi penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian data yang menggunakan informasi kenyataan di lapangan, bukan melalui nilai dan ukuran secara langsung juga bukan menggunakan table angka-angka hasil pengukuran atau penilaian secara langsung yang dianalisis secara statistik.64 Penelitian ini merupakan perpaduan antara studi kasus dan penelitian kepustakaan.

2. Sumber Data Penulis dalam penyusunan tesis ini mengambil dari berbagai sumber literatur dan data. Sumber itu diklasifikasi menjadi dua bagian; Primer dan Sekunder. Sumber data primer penelitian ini diambilkan dari kumpulan rekaman pengajian dan ceramah Ahmad Hasyim Muzadi baik berupa video, mp3,65 tulisan hingga buku-buku yang mengulas pemikirannya seperti buku Al-Hikam: Butiran Hikmah Abah Hasyim Muzadi66, Dakwah Bil Hikmah: Reaktualisasi Ajaran Walisongo,67 dan

62 Dadan Rusmana, Metode Penelitian al-Qurꞌan & Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h.33-34 63 Kuntjojo, Metodologi Penelitian, (Kediri: t.p., 2009), h.14 64 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010), h.13 65 Data rekaman baik video maupun MP3 didapatkan dari tim Media Center Al- Hikam Depok sebagai penanggungjawab pendokumentasian kegiatan dan acara Ahmad Hasyim Muzadi. Sejumlah video juga diunduh dari Youtube dan website beberapa stasiun TV. 66 Rosidin, (ed.), Al-Hikam: Butiran Hikmah Abah Hasyim Muzadi, (Tangerang: Tira Smart, 2017) 67 Sofiuddin, Dakwah Bil Hikmah: Reaktualisasi Ajaran Walisongo, (Depok: Al- Hikam Press, 2017)

23

Pusaka Kebangsaan: Sinergitas Islam dan Indonesia,68 Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan69 dsb. Selain data di atas, penulis juga mengumpulkan sejumlah data lainnya seputar tafsir dan pemikirannya yang berkaitan dengan objek penelitian ini mulai dari jurnal, artikel, hasil wawancara, dan karya ilmiah lainnya. Sementara data sekunder merujuk pada literatur tafsir dan ilmu al-Quran (ummahât at-Tafsîr wa ʻulûm al-Qur’ân) yang menjadi menjadi rujukan utama semisal al-Burhân, al-Itqân, al-Mufradât fî Gharîb Al-Qur’ân, Jâmi‘ al-Bayân fî Ta’wîl Al-Qur’ân dan juga sejumlah literatur yang berkenaan dengan metodologi penafsiran dan yang sejenis. Ditambah lagi literatur yang terkait dengan tafsir kontekstual dan penafsiran syafahî Al-Quran.

3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan dua pola, yaitu: a. Documentation. Teknik dokumentasi dalam penelitian adalah teknik mengumpulkan data-data yang diperoleh dari dokumen- dokumen.70 Dalam penelitian ini dokumen-dokumen tersebut meliputi beberapa literatur ʻulûm Al-Qurꞌân dan tafsir serta kumpulan rekaman ceramah dan pengajian Ahmad Hasyim Muzadi baik berupa video, audio (mp3 dll.), buku, artikel dan lain sebagainya.

68 Sofiuddin, Pustaka Kebangsaan: Sinergitas Islam dan Indonesia, (Depok: Al- Hikam Press, 2017) 69 Ahmad Millah Hasan, Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan, (Depok: Keira Publishing, 2018) 70 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, h. 155 & 192

24

b. Interview; in deep interview. Maksud dari pengumpulan data dengan metode wawancara dalam penelitian ini adalah pengumpulan data dengan cara menggali data dari narasumber yang dianggap kompeten dan otoritatif dalam bidangnya. Wawancara ini dilaksanakan dengan membuat pedoman secara terstruktur (structured interviewing) berupa list pertanyaan- pertanyaan yang berisi seputar Ahmad Hasyim Muzadi biografi dan pemikiran qurani dan penafsiranya.71

4. Metode Analisis Data Penganalisaan data dalam penelitian ini melalui beberapa proses, diantaranya; a. Pengolahan data (Content analysis); Pengolahan data yang akan dilakukan adalah dengan menuliskan hasil wawancara, analisa, pengeditan, klasifikasi dan pereduksian.72 Data-data yang berupa kata-kata verbal dan beragam lainnya seperti data dokumen diolah agar menjadi ringkas dan sistematis.73 Data-data dikumpulkan dari berbagai sumber mulai dari sumber literal maupun verbal (wawancara) dari narasumber yang otoritatif. Dalam proses pengolahan data, penulis akan mendeskripsikan pembahasan apa adanya dari data yang terkumpul. Terutama data primer penafsiran AHM yang melalui tahap transkripsi dari 73 dokumen rekaman berbentuk video dan audio yang telah

71 Andi Prastowo, Menguasai Teknik-Teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif, h.194-196 72 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, h.29 73 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), h.29

25

diarsipkan. Dari transkrip 73 dokumen tersebut hanya 46 dokumen yang diambil karena sisanya tidak menemukan kesesuaian dengan tema yang akan dibahas. b. Verifikasi data; Verifikasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tetap mengumpulkan data baru serta menekankan aspek kredibilitas, transferabilitasi, konfirmabilitas.74 c. Penyajian; dalam menyajikan data-data yang sudah ditemukan penulis akan mendeskripsikan pembahasan apa adanya secara sitematis, faktual dan akurat kemudian dilanjutkan menganalisa hasil deskripsi tersebut. Sehingga metode penyajian data berupa deskriptif-analisis, yakni suatu metode yang berusaha untuk mendesripsikan suatu penafsiran syafahî secara sistematis dan apa adanya.75 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini digunakan penulis dalam memaparkan penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi. Hasil penafsiran syafahî yang kontekstual setiap ayatnya akan dianalisa dari dua segi; ilmu tafsir untuk menelusuri sumber, metodologi, corak, ideologi penafsirannya dan kondisi sosial. Penafsiran yang dipaparkan juga akan diperbandingkan dengan penafsiran yang ada pada literatur tafsir yang otoritatif. Studi komparatif merupakan salah satu bagian dari metode deskriptif.76 Sehingga perbandingan tersebut dapat mengukur relevansi penafsiran yang disajikan

74 Kredibiltas adalah dapat dipercaya kebenarannya. Transferabilitasi adalah dapat diaplikasikan pada situasi yang lain. Konfirmabilitas adalah perlu untuk mengkonfirmasi kebenarannya. Lihat Kuntjojo, Metodologi Penelitian, h.54 75 Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta: C.V. Afandi Offset, 2012), h.51 76 Suryana, Metodologi Penelitian; Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010), h.20

26

dengan ilmu-ilmu tafsir. Analisa kondisi sosial untuk mengukur relevansinya dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik. d. Memberikan suatu kesimpulan; Kesimpulan akan diambil dari hasil analisa secara mendalam pada studi kasus ini dengan mengambil garis besar hasil penelitian ini. e. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu: sosiologis, historis, dan linguistik. Pendekatan secara sosiologi merupakan sebuah pengamatan perilaku dari sudut posisi manusia yang membawanya pada perilaku tersebut.77 Ini digunakan untuk memotret keadaan sosial masyarakat dalam mencari relevansi dengan penafsiran. Pendekatan secara historis yang mengamati proses terjadinya perilaku akan digunakan untuk menggali jaringan sanad keilmuan Ahmad Hasyim Muzadi.78 Sementara pendekatan secara linguistik difungsikan dalam menganalisa ke- khas-an gaya bahasa penafsiran. Sebagaimana yang diperkenalkan oleh Muhammad Syahrur (l. 1938 M) dalam karyanya al-Kitâb wa al-Qur’ân: Qirâ’ah Muʻâshirah (1990).79

F. Teknik dan Sistematika Penulisan

Secara teknik penulisan, tesis ini ditulis berdasarkan buku pedoman Institut Ilmu Al-Quran dalam penulisan proposal, tesis, dan

77 Mattulada, “Studi Islam Kontemporer: Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan Antropologi,” dalam Taufik Abdullah, dkk, (ed.), Metodologi Penelitian Agama, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h. 1 78 Mattulada, “Studi Islam Kontemporer: Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan Antropologi,” dalam Taufik Abdullah, dkk, (ed.), Metodologi Penelitian Agama, h. 1 79 Dale F. Eickelman, dkk, Al-Quran, Sains, dan Ilmu Sosial, Sahiron Syamsuddin (ed.), (Yogyakarta: Sukses Offset, 2010), h. 133

27 disertasi yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh Program Pascasarjana IIQ Jakarta.

Dalam sistematika penulisan tesis ini, penulis membagi pembahasannya dalam beberapa bab dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama sebagaimana pada umumnya yang berisi pendahuluan sebagai pijakan penelitian yang terdiri dari latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka terdahulu, metodologi penelitian yang mencakup; jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, metode analisa data, validitas data dan teknik penelitian. Kemudian diakhiri dengan sistematika penulisan pembahasan. Tentu apa yang diuraikan pada bab ini memberikan gambaran bentuk penelitian, objek yang dikaji, hingga cara dan alat yang digunakan dalam penelitian ini.

Bab kedua dijabarkan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Mulai dari diskursus tafsir dan takwil, konsep tafsir kontekstual hingga konsep penafsiran syafahî. Kedua konsep tersebut akan diulas mulai dari latar belakang, sejarah, definisi hingga pengaplikasiannya sebagai pijakan penelitian ini. Sehingga menjadi sangat penting pada bab ini menguraikan teori tafsir-takwil dan konsep penafsiran kontekstual serta epistimologi penafsiran syafahî agar riset ini diteliti dan disusun pada pondasi bangunan yang kokoh.

Bab ketiga diisi dengan biografi Ahmad Hasyim Muzadi. Mulai riwayat hidup, riwayat ilmiah, riwayat karir hingga karya dan sumbangsih yang diwariskannya. Selanjutnya juga akan dipaparkan kerangka berpikir Ahmad Hasyim Muzadi dan kecenderungannya dalam memahami teks dan mengaplikasikannya. Gambaran umum tentang sejarah sosok yang dikaji pemikiran dan penafsirannya sangatlah penting

28 ditelaah untuk menggali pengaruh pemikiran dan latar belakang penafsiran hingga kecenderungan tokoh tersebut. Terutama jaringan sanadnya yang perlu dilacak guna memberikan sedikit banyak mengenai genealogi pemikirannya.

Bab keempat, merupakan inti penelitian. Bab ini memaparkan sekaligus menganalisa hasil penafsiran syafahî Ahmad Hasyim Muzadi yang kontekstual. Penafsiran syafahî tersebut akan disajikan sesuai tema pembahasan ayat sehingga lebih mudah dan sistematis dalam mencari jawaban rumusan masalah dari uraian penafsiran baik itu metodologi dan ideloginya maupun relevansi penafsiran dari dua sisi; perangkat ilmu Al- Quran & Tafsir dan juga kondisi sosial kemasyarakatannya.

Bab kelima yang menjadi bab terakhir dari tesis ini berisi tentang kesimpulan penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diangkat dalam penelitaian ini. Serta ditutup dengan saran yang bisa ditawarkan dari hasil penelitian ini bagi para peneliti dengan tema dan kasus yang serupa.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penafsiran syafahî merupakan cara penafsiran yang tertua dalam sejarah keilmuan Islam sebelum digagasnya gerakan kodifikasi tafsir pada abad kedua hijriah. Sejatinya tidak sedikit khazanah literatur tafsir yang penulisannya berawal dari penafsiran syafahî. Salah satu karakteristik penafsiran syafahî adalah kecenderungannya menggunakan pendekatan kontekstual. Melalui penafsiran syafahî yang kontekstual, Al-Quran yang shâlih li kulli zamân wa makân nilai universalitas dan pesannya bisa tetap hidup dan lestari. Kontekstualisasi penafsiran juga memperhatikan aspek lokalitas baik secara sosial, budaya, pendidikan, ekonomi maupun politik. Salah satu tokoh lokal yang seringkali mempersinggungkan aspek lokal ke- Indonesia-an dengan nilai-nilai Al-Quran adalah Ahmad Hasyim Muzadi (selanjutnya AHM). Berangkat dari riwayat pendidikan kaum tradisionalis dan kaum modern, AHM berhasil mengkombinasikan keduanya dalam pemikiran dan gagasannya. Salah satunya dalam penafsiran Al-Quran.

Penelitian ini bisa disimpulkan dalam dua poin. Pertama, secara metodologi penafsiran kontekstual Ahmad Hasyim Muzadi yang berbasis syafahî umumnya menggunakan sumber tafsir bi ar-ra’y (berbasis pemikiran). Dari 53 ayat yang ditafsirkan AHM, semua penafsiran menggunakan bi ar- ra’y kecuali tujuh ayat yang dikombinasikan dengan sumber tafsir bi al- ma’tsûr (riwayat) baik Al-Quran maupun hadis. Beberapa kali ditemukan analisa kebahasaan dalam penafsirannya. Baik analisa makna kosa kata maupun analisa gramatika. Metode yang digunakan AHM saat menafsirkan adalah kombinasi antara maudhû‘î (tematik) dan ijmâlî (global). Berangkat dari tema tertentu kemudian dikontekstualisasikan secara ringkas oleh AHM.

250 251

Corak sosial kebangsaan mendominasi pendekatan penafsiran kontekstual AHM. Seringkali ayat yang ditafsirkannya bernuansakan auto-critic terhadap umat Islam di Indonesia serta beberapa gagasan yang dapat menjadi renungan kebangsaan. Sehingga penafsirannya terasa sesuai dengan konteks yang sedang berlangsung terutama dalam mengurai problematika sosial kebangsaan di Indonesia. Dalam mengkontekstualkan penafsirannya, AHM seringkali menggunakan takwil. Sehinga secara ideologi penafsirannya mengikuti teologi Sunni Asy‘arî. Sementara dalam ranah fikih mengikuti ideologi mazhab Syâfi‘î.

Kedua, temuan penulis menunjukkan adanya relevansi penafsiran kontekstual AHM dengan perangkat ilmu tafsir. Sementara dalam tinjauan kondisi sosial, ditemukan relevansi yang signifikan dalam penafsiran kontekstual AHM.

B. Saran

Kedepannya diharapkan munculnya kajian se-tema dengan penelitian ini. Terutama tentang kajian penafsiran syafahî yang perlu dikembangkan secara lebih luas lagi. Terlebih lagi dengan maraknya kajian penafsiran syafahî yang berserakan di media sosial dewasa ini.

Selain itu penelitian ini masih membuka peluang penelitian tafsir yang se-tema lainnya. Baik dari tafsir kontekstual yang ranahnya cukup luas. Maupun yang berkenaan dengan penafsiran AHM dengan tema-tema tertentu. Mengingat ditemukan kurang lebih 476 ayat yang telah ditafsirkan oleh AHM, sementara penelitian ini hanya memuat 53 ayat saja. Ringkasnya, penelitian ini hanya membahas 12 % dari keseluruhan ayat yang telah ditafsirkan oleh AHM.

DAFTAR PUSTAKA Buku ‘Abbâs, Fadhl Hasan. at-Tafsîr wa al-Mufassirûn Asâsiyâtuh wa Ittijâhâtuh wa Manâhijuh fî al-‘Ashr al-Hadîts, (Amman: Dar an-Nafais, 2016) Abdul Fattah, Ali. Aʻlâm al-Mubdiʻîn min ʻUlamâ’ al-ʻArab wa al- Muslimîn, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2010) Abdullah, Faiqah Idris. at-Tafsîr fî al-Qarn al-Awwal al-Hijrî, (Mekah: Umm al-Qura University, 1405 H) Abdullah, Mawardi. Ulumul Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet. ke-1 Abdurrahman, Aisyah. at-Tafsîr al-Bayânî li Al-Qur’Ân Al-Karîm, (Kairo: Dar al-Maʻarif, 1968) Abû Hâtim Muhammad Ibn Hibbân, Shahîh Ibn Hibbân: al-Musnad ash- Shahîh, (Beirut: Dâr Ibn Hazm, 2012), cet. ke-1 Abu Zaid, Muhammad. al-Hidâyah wa al-‘Irfân fî Tafsîr Al-Qur’ân bi Al-Qur’ân, (Kairo: Mustafa al-Bâbî al-Halabî, 1349) Abu Zaid, Nashr Hamid. Mafhûm an-Nash, (Casablanca: al-Markaz ats-Tsaqafi al-ʻArabi, 2014) al-‘Ads, Yusuf Abu. Madkhal Ilâ al-Balâghah al-‘Arabiyyah, (Aman: Dar al-Massira, 2007) al-‘Askarî, Abu Hilal. al-Furûq al-Lughawiyyah, (Kairo: Dar al-‘Ilm wa ats-Tsaqâfah, 1997) al-‘Askarî, Abu Hilal. Tashhîh al-Wujûh wa an-Nazhâ’ir, (Kairo: Maktabah Ats-Tsaqâfah ad-Dîniyyah, 2007) al-Akhdhari, Abdurrahman bin Shaghir. al-Jauhar al-Maknûn fî Shadaf ats-Tsalâtsah al-Funûn, (Madinah: Markaz al- Bashair li al-Bahts al-ʻIlmi, t.t.) al-Alusi, Syihabuddin Mahmud. Rûh al-Maʻânî fî Tafsîr al-Qur’ân al- ʻAzhîm wa as-Sabʻ al-Matsânî, (Beirut: Dar Ihya’ at-Turats al-ʻArabi, t.t.) al-Andalusî, Abdul Haqq Ibn ‘Athiyyah. al-Muharrar al-Wajîz fî Tafsîr al-Kitâb al-‘Azîz, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001) al-Andalusi, Abu Hayyan Muhammad. Tafsîr al-Bahr al-Muhîth, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), cet. ke-1 al-Ashfahani, Abu al-Qasim ar-Raghib. Muqaddimah Jâmiʻ al-Tafâsîr Maʻa Tafsîr al-Fâtihah wa Mathâliʻ al-Baqarah, (Kuwait: Dar ad-Daʻwah, 1984) al-Ashfihani, Abu al-Qasim ar-Raghib. Mufradât Alfâzh al-Qur’ân, (Damaskus: Dar Qalam, 2009), cet. ke-4

252 253 al-ʻAsqalânî, Ahmad bin Hajar. ad-Durar al-Kâminah fî Aʻyân al- Mi’ah al-Tsâminah, (t.tp.: t.p., t.t.) al-ʻAsqalânî, Ahmad bin Hajar. Tahdzîb at-Tahdzîb, (Kairo: Dar al- Kitab al-Islami, 1993) al-‘Aththâr, Hasan. Hâsyiyah al-‘Aththâr ‘Alâ Jam‘ al-Jawâmi‘, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.) al-Azhari, Abu Manshur Muhammad bin Ahmad. Tahdzîb al-Lughah, (t.tp.: Dar al-Qaumiyyah, 1964) al-Azhari, Abu Manshur Muhammad bin Ahmad. Tahdzîb al-Lughah, (t.tp.: Dar al-Qaumiyyah, 1964) al-Azhari, Abu Manshûr Muhammad. Az-Zâhir fî Gharîb Alfâzh asy- Syâfi‘î, (Beirut: Dar al-Basyair al-Islamiyyah, 1998) al-Azhari, Usamah as-Sayyid. Asânîd al-Mashriyyîn, (Dar al-Faqih, 2011), cet. ke-1 Amal, Taufik Adnan. dan Panggabean, Syamsul Rijal. Tafsir Kontekstual Al-Quran: Sebuah Kerangka Konseptual, (Bandung: Mizan, 1989) Amin, Ahmad. Dhuhâ al-Islâm, (Kairo: Muassasah Hindawi li at- Taʻlim wa ats-Tsqafah, 2012) Amir, Abbas. al-Maʻnâ al-Qur’ânî baina at-Tafsîr wa at-ta’wîl, (Beirut: Intisyar ʻArabi, 2008), cet. ke-1 Anis, Ibrahim. Dkk. al-Muʻjam al-Wasîth, (Kairo: Majmaʻ al-Lughah al-ʻArabiyyah, 1972) Asmani, Jamal Ma’mur. Mereguk Kearifan Para Kiai, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2018) Ayyub, Said. wa Jâ’a al-Haqq, (Beirut: al-Ghadir, 1998) Azhhar, Zhahur Ahmad. “Tahqîq Jânib Musykilah ar-Rabth Bain al- Âyât wa as-Suwar fî Tafsîr ath-Thabarî,” Disertasi, Universitas Punjab Pakistan, 1996, Tidak diterbitkan (t.d.) Baalbaki, Munir dan Baalbaki, Ramzi Munir. al-Mawrid al-Hadeeth: a Modern English-Arabic Dictionary, (Beirut: Dar al-ilm li al-Malayin, 2008) al-Baghawî, Abû Muhammad al-Husain. Ma‘âlim at-Tanzîl: Tafsîr al- Baghawî, (Riyadh: Dar Thaibah, 1412) al-Baghdadi, Ahmad bin Ali al-Khathib. Taqyîd al-ʻIlm, (t.tp.: Dar Ihya’ as-Sunnah –Nabawiyyah, t.t.) al-Baidhâwî, Abû al-Khair Abdullah bin ‘Umar. Anwâr at-Tanzîl wa Asrâr at-Ta’wîl: Tafsîr al-Baidhâwî, (Beirut: Dâr Ihyâ’ at- Turâts al-‘Arabî, 1998), cet. ke-1 Baidan, Nashruddin. Perkembangan Tafsir Al-Qur’an di Indonesia, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2003)

254

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), cet. ke-3 al-Bajuri, Ibrahim bin Muhammad. al-Mawâhib al-Ladunniyyah ʻalâ asy-Syamâ’il al-Muhammadiyyah, (Madinah: t.p., 2001) al-Balkhî, Muqâtil bin Sulaimân. al-Wujûh wa an-Nazhâ’ir fî Al- Qur’ân al-Karîm, (Dubai: Markaz Jum‘ah al-Mâjid li ats- Tsaqâfah wa at-Turâts, 2006), cet. ke-1 al-Balkhî, Muqâtil bin Sulaimân. Tafsîr Muqâtil ibn Sulaimân, (Beirut: Muassasah at-Târîkh al-‘Arabî, 2002), cet. ke-2 Baltaji, Muhammad. Manhaj ʻUmar bin al-Khaththâb fî at-Tasyrîʻ, (Kairo: Dar al-Fikr al-ʻArabi, 1970) al-Bantani, Muhammad Nawawi. Marâh Labîd, (t.tp.: Utsmaniyyah, 1305 H), cet. ke-2 al-Bantani, Muhammad Nawawi. Nûr azh-Zhalâm Syarh ‘Aqîdah al- ‘Awamm, (Beirut: Dâr al-Hâwî, 1996) al-Bantani, Muhammad Nawawi. Qût al-Habîb al-Gharîb: Tausyîh ‘Alâ Fath al-Qarîb al-Mujîb, (Beirut: Dâr al-Kutub al- ‘Ilmiyyah, 1998) Baqi, Muhammad Fuad Abdul. al-Mu‘jam al-Mufahras li Alfâzh Al- Qur’ân al-Karîm, (Beirut: Dar al-Marefah, 2007), cet. ke-5 al-Biqâ‘i, Abû al-Hasan Ibrâhîm bin ‘Umar. Nazhm ad-Durar fî Tanâsub al-Âyât wa as-Suwar, (Kairo: Dar al-Kitâb al- Islâmî, t.t.) al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. al-Adab al-Mufrad al-Jâmiʻ li al-Âdâb an-Nabawiyyah, (al-Jubail: Dar ash- Shiddiq press, 2000) al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail. Shahîh al-Bukhârî, (Damaskus: Dar Ibn Katsir, t.t.) Dahlan, Maimun Zubair. Tarâjum Masyâyikh al-Maʻâhid ad-Dîniyyah bi Sarang al-Qudamâ’, (Rembang: al-Anwar, t.t.) Dantes, Nyoman. Metode Penelitian, (Yogyakarta: C.V. Afandi Offset, 2012) ad-Dâmighânî, Al-Husain bin Muhammad. Ishlâh al-Wujûh wa an- Nazhâ’ir, (Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malâyîn, 1980) ad-Dâruquthnî, Ali bin ‘Umar. Sunan ad-Dâruquthnî, (Beirut: Muassasah ar-Resalah, 2004) adh-Dhamir, Abdul Aziz bin Abdurrahman. at-Tafsîr al-Îdzâʻî li al- Qur’ân al-Karîm, (Jedah: Majalah Maʻhad al-Imam asy- Syâthibî li ad-Dirâsât al-Qur’âniyyah, 2006), edisi ke-1 adh-Dhamir, Abdul Aziz bin Abdurrahman. Tanzîl al-Âyât ʻalâ al- Wâqiʻ, (Dubai: Dubai International Holy Quran Award, 2007), cet. ke-1

255 ad-Dimasyqî, Abu al-Fidâ’ Ismail Ibnu Katsîr. Tafsîr al-Qur’ân al- ‘Azhîm, (Kairo: Muassasah Cordova, 2000) adz-Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Siyar Aʻlâm an-Nubalâ’, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1984) adz-Dzahabî, Muhammad bin Ahmad. Kitâb al-‘Arsy, (Riyadh: Adhwâ’ as-Salaf, 1999) adz-Dzahabi, Muhammad Husain. at-Tafsîr wa al-Mufassirûn, (Kairo: Maktabah Wahbah, 2000) Echols, John M. dan Shadily, Hassan. Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2010), cet. ke-29 Eickelman, Dale F. dkk. Al-Quran, Sains, dan Ilmu Sosial, Sahiron Syamsuddin (ed.), (Yogyakarta: Sukses Offset, 2010) Eksan, Moch. Kiai Kelana: Biografi Kiai Muchith Muzadi, (Yogyakarta: LkiS, 2000) al-Fadhil, Ahmad Muhammad. al-Ittijâh al-ʻIlmânî al-Muʻâshir fî ʻUlûm al-Qur’ân; Dirâsah wa Naqd, (Damaskus: Naqid Tsaqafi Center, 2008), cet. ke-1 al-Fairuzabadi, Majduddin Muhammad bin Yaʻqub. al-Qâmûs al- Muhîth, (Damaskus: Muassas ar-Risalah, 1998), cet. ke-6 al-Fairuzabadi, Majduddin Muhammad bin Yaʻqub. Bashâir Dzawî At-Tamyîz fî Lathâ’if al-Kitâb al-ʻAzîz, (Kairo: Kementerian Wakaf Mesir, 1996) al-Faituri, Abdul Qadir. al-Madzhab azh-Zhâhirî wa al-Manthiq, (Sabha: Sabha University, t.t.) Farah, A. dkk. The Dictionary English – Arabic, (Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2004) Ghafur, Waryono Abdul. Tafsir Al-Fatihah: Menggali Makna Aktual Meraih Hikmah Kontekstual, (Yogyakarta: Kaukaba, 2013) al-Ghalayaini, Mushthafa. Jâmiʻ ad-Durûs al-ʻArabiyyah, (Beirut: Maktabah al-Ashriyyah, 1993) al-Gharnâthî, Abu Ja‘far Ahmad bin az-Zubair. Malâk at-Ta’wîl al- Qâthi‘ bi Dzawî al-Ilhâd wa at-Ta‘thîl fî Taujîh al- Mutasyâbih al-Lafzh Min Ây at-Tanzîl, (Beirut: Dar al- Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.) al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. Ihyâ’ ‘Ulûm ad-Dîn, (Semarang: Karya Toha Putra, 1957) al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. al-Munqidz min adh-Dhalâl, (Alexandria: Dar Ibn Khaldun, t.t.), h. 29. Lihat juga al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad. al-Mustashfâ, (Madinah: t.p., 1413 H) al-Ghazâlî, Abu Hâmid Muhammad. Jawâhir Al-Qur’ân, (Beirut: Dâr Ihyâ’ al-‘Ulûm, 1990), cet. ke-3

256

Ghopur, Abdul. Sumber Daya Alam Indonesia Salah Kelola, (Jakarta: LTN PBNU, 2012) Goerke, Andreas. and Pink, Johanna. (ed.). Tafsîr and Islamic Intellectual History; Exploring the Boundaries of a Genre, (New York: Oxford University Press, 2014) Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia; Dari Hermeneutika hingga Ideologi, (Yogyakarta: LkiS, 2013) al-Hadi, Jaʻfar. Mafâhîm al-Qur’ân, (Qum, Muassasah al-Imam ash- Shadiq, 1388 H) Hafidhuddin, Didin. Tafsir al-Hijri: Kajian Tafsir Surat an-Nisa’, (Jakarta: Logos 2000), cet. ke-1 al-Haji, Muhammad Umar. Mausûʻah at-Tafsîr Qabla ʻAhd at- Tadwîn, (Damaskus: Dar al-Maktabi, 2007), cet. ke-1 al-Hakim, Abu Abdullah Muhammad. al-Mustadrak ʻalâ ash- Shahîhain, (Beirut: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyyah, 2002), cet. ke-2 Hakim, A. Husnul. Kaidah-Kaidah Penafsiran: Pedoman Bagi Para Pengkaji Al-Qur’an, (Depok: eLSiQ, 2017) al-Halabî, Ahmad bin Yusuf as-Samîn. ‘Umdah al-Huffâzh fî Tafsîr Asyraf al-Alfâzh, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1996) al-Harbi, Husain Ali. Qawâʻid at-Tarjîh ʻInda al-Mufassirîn, (Riyad: Dar al-Qasim, 1996) al-Hararî, Muhammad al-Amîn bin Abdullah. Tafsîr Hadâ’iq ar-Rauh wa ar-Raihân fî Rawâbî ‘Ulûm Al-Qur’ân, (Beirut: Dâr Thauq an-Najâh, 2001) al-Harrânî, Ahmad Ibn Taimiyah. al-Muswaddah fî Ushûl al-Fiqh, (Kairo: al-Madani, t.t.) Harras, Muhammad Khalîl. Syarh al-‘Aqîdah al-Wâsithiyyah, (al- Khabar: Dâr al-Hijrah, 1415 H), cet. 3 Hasan, Ahmad Millah. Biografi A. Hasyim Muzadi: Cakrawala Kehidupan, (Depok: Keira Publishing, 2018) Hasan dkk (ed.), Nasihin. KH. Ahmad Hasyim Muzadi; Pesantren Scholar Campaigner of Moderate Islam for Global Peace, (Jakarta: ICIS, 2013) Ibn al-ʻArabî, Abu Bakar Muhammad. Ahkâm Al-Qur’ân, (Beirut: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyyah, 2003) Ibn an-Nadîm, Muhammad bin Ishaq al-Warrâq. Kitâb al-Fihrisat li an-Nadîm, (Teheran: t.p., 1971) Ibn Aqil, Bahauddin Abdullah. Syarh Ibn ʻAqîl ʻalâ Alfiyyah, (Kairo: Dar at-Turats, 1980), cet. ke-20 Ibn Khalkan, Syamsuddin Ahmad. Wafayât al-Aʻyân wa Anbâ’ Abnâ’ az-Zamân, (Beirut: Dar Shadir, 1970)

257

Ibn al-Mutsanna, Abu Ubaidah Maʻmar. Majâz al-Qur’ân, (Kairo: Maktabah al-Khaniji, 1954) Ibn Asyur, Muhammad ath-Thahir. at-Tahrîr wa at-Tanwîr, (Tunis: el- Dar el-Tounisiyah Publisher, 1984) Ibn Faris, Abu al-Husain Ahmad. ash-Shâhibî fî fiqh al-Lughah al- ʻArabiyyah wa Masâ’ilihâ wa Sunan al-ʻArab fî Kalâmihâ, (Beirut: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyyah, 1997) Ibn Faris, Abu al-Husain Ahmad. Muʻjam Maqâyîs al-Lughah, (Beirut: Dar Ihya Turats Arabi, 2001), cet. ke-1 Ibn Hanbal, Ahmad. Musnad Ahmad bin Hanbal, (Liechtenstein: Dar al-Minhaj, 2008) , Abu Hatim Muhammad. Shahîh Ibn Hibbân, (Beirut: Dar Ibn Hazm, 2012) Ibn Hisyam, Jamaluddin Abdullah. Syarh Syudzûr adz-Dzahab fî Ma‘rifah Kalâm al-‘Arab, (Beirut: Dâr Ihyâ’ at-Turâts al- ‘Arabî, 2001) Ibn Katsir, Abu al-Fida’ Ismail. Qashash al-Anbiyâ’, (Manshurah: Muassasah, 1995) Ibn Khalkan, Abu al-ʻAbbas Ahmad. Wafayât al-Aʻyân wa Anbâ’ Abnâ’ az-Zamân, (Beirut: Dar ash-Shadir, 1970) Ibn Malik, Abu Abdillah Muhammad al-Andalusi Matn Alfiyyah, (Beirut: Maktabah Syaʻbiyyah, t.t.) Ibn Rusyd, Abû al-Walîd. Mukhtashar al-Mustashfâ: adh-Dharûrî fî Ushûl al-Fiqh, (Beirut: Dar al-Gharb al-Islâmî, 1994), cet. ke-4 Ibn Salam, Abu ʻUbaid al-Qasim. Fadhâil al-Qur’ân wa Maʻâlimuh wa Âdâbuh, (Fez: Kementerian Wakaf Maroko, 1995) Ibn Sidah, Abu al-Hasan Ali bin Ismail. al-Muhkam wa al-Muhîth al- A‘zham, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000) Ibn Sidah, Abu al-Hasan Ali bin Ismail. al-Mukhashshish, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.) Ibrahim al-Qaththân, Taisîr at-Tafsîr, (t.tp.: t.p., t.t.) Iyazi, Muhammad Ali. al-Mufassirûn Hayâtuhum wa Manhajuhum, (tt.p: t.p., t.t) al-Jabiri, Muhammad Abid. ad-Dîn wa ad-Daulah wa Tathbîq asy- Syarî‘ah, (Beirut: Markaz Dirâsât al-Wahdah al- Murabbiyah, 1996) al-Jârim, Ali. dan Amîn, Musthafâ. al-Balâghah al-Wadhihah, (Kairo: Dar al-Ma‘ârif, t.t.) al-Jauhari, Ismail bin Hammad. ash-Shihâh; Tâj al-Lughah wa Shihâh al-ʻArabiyyah, (Kairo: Dar al-ʻIlm li al-Malâyîn, 1956)

258 al-Jazairi, Abu Bakar. Aysar at-Tafâsîr li Kalâm al-ʻAliyy al-Kabîr, (Madinah: Nahr al-Khair, 1993), cet. ke-1 al-Jîzânî, Muhammad Husein. Ma‘âlim Ushûl al-Fiqh ‘Inda Ahl as- Sunnah wa al-Jamâ‘ah, (Riyadh: Dâr Ibn al-Jauzî, 1996) Jumah, Ali. An-Nibrâs fi Tafsîr Al-Qur’ân, (Kairo: al-Wabil ash- Shayyib, 2010) Jumah, Ali. dkk. al-Mausûʻah al-Qur’âniyyah al-Mutakhashshishah, (Kairo: Kementerian Wakaf Mesir, t.t.) al-Jurjani, Ali bin Muhammad asy-Syarif. Muʻjam at-Taʻrîfât, (Kairo: Dar al-Fadhilah, 2004) al-Kafawi, Abu al-Baqa’ Ayyub. al-Kuliyyât; Muʻjam fî al- Mushthalahât wa al-Furûq al-Lughawiyyah, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1998), cet. ke-2 Kahâlah, Umar Ridha. Muʻjam al-Muallifîn: Tarâjum Mushannifî al- Kutub al-ʻArabiyyah, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 1993) al-Kalabi, Muhammad bin Juzi. at-Tashîl li ‘Ulûm at-Tanzîl, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995), cet. ke-1 al-Khâdimî, Nuruddin bin Mukhtar. ‘Ilm al-Maqâshid asy-Syar‘iyyah, (t.tp.: Maktabah Obeykan, 2001) Khallaf, Abdul Wahhab. ‘Ilm Ushûl al-Fiqh, (Kairo: Maktabah Da‘wah Islâmiyyah, t.t.), cet. ke-8 al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah. at-Tafsîr wa at-Ta’wîl fî Al-Qur’ân, (Aman: Dar an-Nafais, 1996), cet. ke-1 Khanfar, Hazim. Înâs an-Nâs bi Tuffâhah Abî Ja‘far an-Nahhâs, (t.tp.: t.p., t.t.) al-Khâzin, Alauddin Ali bin Muhammad. Lubâb at-Ta’wîl fî Ma‘ânî at-Tanzîl: Tafsîr al-Khâzin, (Kairo: Mushthafa al-Bâbî al- Halabî, t.t.) Kuntjojo. Metodologi Penelitian, (Kediri: t.p., 2009) al-Laham, Badiʻ as-Sayyid. Wahbah az-Zuhaili al-ʻÂlim al-Faqîh al- Mufassir, (Damaskus: Dar al-Qalam, 2001) al-Luqânî, Burhânuddîn bin Ibrâhîm. Hidâyah al-Murîd li Jauharah at-Tauhîd, (Kairo: Dâr al-Bashâ’ir, 2009), cet. ke-1 al-Mahalli, Muhammad. dan as-Suyuthi, Abdurrahman. Tafsîr al- Jalâlain al-Muyassar, (Beirut: Maktabah Lubnan Nasyirun, 2003), cet. ke-1 al-Mahmûd, Abdurrahmân. Mauqif Ibn Taimiyyah Min al-Asyâ‘irah, (Riyadh: Maktabah ar-Rusyd, 1995), cet. ke-1 Maʻluf, Louis. al-Munjid fî al-Lughah, (Beirut: Dar al-Masyriq, 2008), cet. ke-43

259

Manan, Abdul. Etika Hakim dalam Penyelenggaraan Peradilan: Suatu Kajian dalam Peradilan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007) Maʻrifat, Muhammad Hadi. at-Tafsîr wa al-Mufassirûn fî Tsaubih al- Qasyîb, (Masyhad: Jamiʻah ar-Ridhawiyyah li al-Ulûm al- Islâmiyyah, 1426 H) al-Marâghî, Ahmad Mushthafâ. Tafsîr al-Marâghî, (Kairo: Mushthafa al-Halabî, 1946) Marijan, Kacung. “Selamat Jalan, Kiai Perjuangan; Obituari KH Hasyim Muzadi”, dalam Jawa Pos, Jakarta, 17 Maret 2017 al-Maturidi, Abu Manshur Muhammad bin Mahmud. Ta’wîlât Ahl as- Sunnah; Tafsîr al-Mâturîdî, (Beirut: Dar al-Kutub al- ʻIlmiyyah, 2005), cet. ke-1 Mattulada. “Studi Islam Kontemporer: Sintesis Pendekatan Sejarah, Sosiologi dan Antropologi,” dalam Taufik Abdullah, dkk, (ed.), Metodologi Penelitian Agama, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004) Misbahussalam, M. Islam Rahmatan Lil ʻAlamin: Bunga Rampai Pemikiran dan Aksi A. Hasyim Muzadi, (Surabaya: Pena Salsabila, 2017) al-Mishri, Jamaluddin Muhammad Ibn Mazhur. Lisân al-ʻArab, (Kuwait: Dar al-Nawadir, 2010) Mohamad, Ahmad Sonhadji. ̒Abr al-Atsîr: Tafsir Al-Quran di Radio, (Kuala Lumpur, Pustaka Salam, 2012) MPSS (ed.), Pudentia. Metodologi Kajian Tradisi Lisan, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015) Mubarok, Moh. Zamzami. “Pluralisme Keagamaan (Tinjauan atas Pemikiran Hasyim Muzadi),” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2008, Tidak diterbitkan (t.d) Muchtar, Ibnu Hasan. dan Muntafa, Farhan. (ed), Efektivitas FKUB dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, (Jakarta: Puslitbang Kemenag, 2015) Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996) Muhammad, Ahsin. “Asbab an-Nuzul dan Kontekstualisasi Al- Qur’an”, makalah disampaikan dalam Stadium General HMJ Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 10 Oktober 1992

260

Munawwir, Ahmad Warson. Kamus al-Munawwir: Arab-Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progressif, t.t.) Munir, Misbahol. “Ijtihad Politik Hasyim Muzadi: Studi Pemikiran Politik,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2009, Tidak diterbitkan (t.d) Muniroh, Adik. “Kontribusi Hasyim Muzadi Terhadap Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1964-2010 M,” Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2018. Mûsâ, Hârûn bin. al-Wujûh wa an-Nazhâ’ir, (Baghdad: Dâ’irah al- Âtsâr wa at-Turâts, 1988) al-Musawi, Asy-Syarif al-Murtada Ali bin al-Husain. Âmâlî al- Murtadhâ; Gurar al-Fawâid wa Durar al-Qalaid bi al- Muhâdharât, (tt.p.: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, 1954) Musbikin, Imam. Istantiq Al-Quran; Pengenalan Studi Al-Quran Pendekatan Interdisipliner, (Madiun: Jaya Star Nine, 2016), Cet. ke-1 Mushlihuddin, Muhammad Syaikh Zâdah bin. Hâsyiyah Syaikh Zâdah ‘alâ Tafsîr al-al-Qâdhî Baidhâwî, (Istambul: Maktabah al- Haqîqah, 1991) Mustaqim, Abdul. Epistimologi Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: Lkis, 2010) Mustaqim, Abdul. Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir, (Yogyakarta: Idea Press, 2015) al-Mutsannâ, Abû ‘Ubaidah Ma‘mar. Majâz Al-Qur’ân, (Kairo: Maktabah al-Khâniji, 1381 H) Muzadi, Abdul Muchith. Mengenal Nahdlatul Ulama, (Surabaya: Khalista, 2006) Muzadi, Ahmad Hasyim. “Busung Lapar dan Konstruksi Keimanan”, dalam Republika, Jakarta, 2005 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Fatwa NU: Rokok Makruh”, dalam Suara Merdeka, Jakarta, 2010 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Harmonisasi Masyarakat Multikultur- Multiagama”, dalam Opini, Koran Tempo, dimuat Selasa, 2 Oktober 2006. Lihat https://koran.tempo.co/read/83817/harmonisasi- masyarakat-multikultur-multiagama diakses 17 April 2019, pukul 14,15 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Islâm Rahmatan Lil ʻÂlamîn Menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia: Perspektif Nahdlatul Ulama,” Pidato Pengukuhan Doktor Honoris Causa dalam Peradaban Islam disampaikan di hadapan rapat terbuka

261

Senat IAIN Sunan Ampel Surabaya, Sabtu 2 Desember 2006. Tidak diterbitkan (t.d) Muzadi, Ahmad Hasyim. “Merubah Perilaku Korup Melalui Moral Keagamaan,” http://www.nu-antikorupsi.or.id diakses 2007 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Message to the Assembly”, dalam Majalah Current Dialogue, Vol. 47, 2006 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Revolusi Mental Memerlukan Keteladanan”, Harian Kompas, Jakarta, 23 September 2014 Muzadi, Ahmad Hasyim. Agenda Strategis Pemulihan Martabat Bangsa, (t.tp.: Pustaka Azhari, 2004) Muzadi, Ahmad Hasyim. dan Bosu, Benny. Menuju Indonesia Baru: Strategi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (: Bayumedia, 2004) Muzadi, Ahmad Hasyim. dan Sabirin, Rahimi. Radikalisme Hancurkan Islam, (Jakarta: Center for Moderate Muslims (CMM), 2005) Muzadi, Ahmad Hasyim. dkk. Kejahatan Terorisme: Perspektif Agama, Hak Asasi Manusia & Hukum, (Bandung: Refika Aditama, 2004) Muzadi, Ahmad Hasyim. Gerakan Moral Nasional, (Malang: el- Kapim-al-Hikam, t.t.) Muzadi, Ahmad Hasyim. Gerakan Radikal Islam di Indonesia dalam Sorotan, (Jakarta: ASEAN Youth and Student Network, 2004) Muzadi, Ahmad Hasyim. Human Right & Democracy in Islam Teaching: Indonesian Experience, Christian Moslem Dialogue on Human Solidarity, makalah disampaikan dalam Forum Internasional, International Affairs Christian Conference of Asia yang diselenggarakan di Hongkong. Muzadi, Ahmad Hasyim. Islâm Rahmatan Lil ʻÂlamîn Menuju Keadilan dan Perdamaian Dunia, (Jakarta: DEPAG RI, 2006) Muzadi, Ahmad Hasyim. Membangun NU Pasca Gus Dur: Dari sampai Paman Sam, (Jakarta: Grasindo, 1999), h. 6-7 Muzadi, Ahmad Hasyim. Membangun NU Pasca Gus Dur: Dari Sunan Bonang sampai Paman Sam, (Jakarta: Grasindo, 1999) Muzadi, Ahmad Hasyim. Mengembangkan NU Melalui Penyembuhan Luka Bangsa, (Jakarta: PBNU, 2002) Muzadi, Ahmad Hasyim. Menyembuhkan Luka NU, (Jakarta, Logos, 2002)

262

Muzadi, Ahmad Hasyim. Nahdlatul Ulama di Tengah Agenda Persoalan Bangsa, (Jakarta: Logos, 1999) Muzadi, Ahmad Hasyim. Pesantren Scholar Campaigner of Moderate Islam for Global Peace, (Jakarta: International Conference Islamic Scholar (ICIS), 2013) Muzadi, Ahmad Hasyim. Terorisme Subur Akibat Radikalisme Agama (2012) Muzadi, Ahmad Hasyim. “Islam Sejati Islam Dari Hati” (Jakarta, Noura Books, 2019) al-Muzhharî, Muhammad Tsanâ’ullah. Tafsîr al-Muzhharî, (Dâr Ihyâ’ at-Turâts al-‘Arabî, 2004) An-Nabhani, Yusuf bin Ismail. Wasâil al-Wushûl ilâ Syamâil ar- Rasûl, (Beirut: Dar al-Minhaj, 2004) an-Naisaburi, Abu al-Husain Muslim bin al-Hajjaj. Shahîh Muslim, (Riyad: Dar ath-Thaybah, 2006) an-Najjâr, Muhammad Abdul Jabbâr. at-Taudhîh wa at-Takmîl li Syarh Ibn ‘Aqîl, (Kairo: Maktabah Ibn Taimiyah, 2003) Nakri, Abdun Nabi. Dustûr al-‘Ulamâ’: Jâmi‘ al-‘Ulûm fî Ishthilâhât al-Funûn, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000) an-Nasa’i, Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuʻaib. Sunan an-Nasâ’î: al-Mujtabâ min as-Sunan, (Amman: Bait al-Afkar ad- Dualiyah, t.t.) an-Niqrasyi, Mahmud. Manâhij al-Mufassirîn min al-ʻAshr al-Awwal ilâ al-ʻAshr al-Hadîts, (Buraidah: Maktabah an-Nahdhah, 1986), cet. ke-1 Pranawati, Rita. “Pesan Kiai Hasyim Untuk Perempuan” disuntung oleh Abd. Rahim Ghazali dalam Takziah Muhammadiyyah Untuk KH. A. Hasyim Muzadi, (Tangerang Selatan: Media Baca, 2017) Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: DIVA Press, 2010) Qalʻah Ji, M. Rawas dan Qanibi, Hamid Shadiq. Muʻjam Lughah al- Fuqaha’, (Beirut: Dar an-Nafais, 1988), cet. ke-1 al-Qanûjî, Abû ath-Thayyib Shiddîq. Fath al-Bayân fî Maqâshid Al- Qur’ân, (Beirut: Maktabah Ashriyyah, t.t.) al-Qâsimî, Muhammad Jamaluddin. Mahâsin at-Ta’wîl, (Kairo: Dar Ihyâ’ al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1957), cet. ke-1 al-Qaththan, Mannâʻ Khalil. Mabâhits fî ʻUlûm al-Qur’ân, (Kairo: Maktabah Wahbah. 2000) al-Qaththan, Mannâʻ Khalil. Târîkh at-Tasyrîʻ al-Islâmî, (Riyad: Maktabah al-Maʻarif, 1996), cet. 2

263 al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad. al-Jâmiʻ li Ahkâm Al-Qur’ân, (Beirut: Muassasah ar-Risalah, 2006) al-Qusyairî, Abû al-Qâsim Abdul Karîm bin Hawâzin. Lathâ’if al- Isyârât: Tafsîr al-Qusyairî, (Beirut: Dâr al-Kutub al- ‘Ilmiyyah, 2007) Quthb, Sayyid. Fî Zhilâl al-Qur’ân, (Kairo: Dar asy-Syuruq, 1972) ar-Raisuni, Quthb. An-Nash al-Qur’ânî min Tahâfut al-Qirâ’ah ilâ Ufuq at-Tadabbur, (Rabat: Kementerian Wakaf dan Keislaman, 2010) ar-Râzî, Fakhruddin Muhammad. Mafâtîh al-Ghaib: at-Tafsîr al- Kabîr, (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), cet. ke-1 Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsîr Al-Quran al-Hakîm; Tafsîr al- Manâr, (Kairo: Dar al-Manar, 1947) Ridha, Muhammad Rasyid. Târîkh al-Ustâdz al-Imâm asy-Syaikh Muhammad Abduh, (Kairo: Dar al-Fadhilah, 2006), cet. ke- 2 Rosidin. (ed.), Al-Hikam: Butiran Hikmah Abah Hasyim Muzadi, (Tangerang: Tira Smart, 2017) ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman. Ittijâhât at-Tafsîr fî al-Qarn ar- Râbiʻ ʻAsyar, (Riyad: Muassasah ar-Risalah, 1997) ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman. Buhûts Ushûl at-Tafsîr wa Manâhijuh. (ttp: Maktabah at-Taubah, 1419 H) Rusmana, Dadan dan Rahtikawati, Yaya. Metodologi Tafsir Al-Quran; Strukturalisme, Semantik, Semiotik, dan Hermeneutik, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), cet. ke-1 Rusmana, Dadan. Metode Penelitian al-Qurꞌan & Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2015) as-Sabt, Khalid ‘Utsmân. Qawâ‘id at-Tafsîr: Jam‘ wa Dirâsah, (Madinah: Dâr Ibn ‘Affân, 1415) as-Sa‘dî, Abdurrahman bin Nâshir. al-Qawâ‘id al-Hisân li Tafsîr Al- Qur’ân, (Riyadh: Maktabah ar-Rusyd, 1999) Saeed, Abdullah. Al-Quran Abd 21: Tafsir Kontekstual, (pen. Ervan Nurtawab), (Bandung: Mizan, 2016), cet. ke-1 as-Sais, Muhammad Ali. Târîkh al-Fiqh al-Islâmî, (Beirut: Dar al- Kutub al-Ilmiyah, t.t.) as-Sajistani, Abu Dawud Sulaiman bin al-Asyʻast. Sunan Abî Dawûd, (Damaskus: Dar ar-Risalah al-ʻAlamiyah, 2009) as-Sajistânî, Abdullah bin Sulaiman. Kitâb al-Mashâhif, (Beirut: Dâr al-Basyâ’ir al-Islâmiyyah, 2002), cet. ke-2 Sezgin, Fuat. Târîkh at-Turâts al-ʻArabî, (Riyadh, Mohammed bin Saud University Press, 1991)

264

Ash-Shabbagh, Muhammad Luthfi. Lamahât fî ʻUlûm al-Qur’ân wa Ittijâhât at-Tafsîr. (Beirut: al-Maktab al-Islami, 1990) ash-Shabbân, Abu al-‘Irfân Muhammad bin Ali. Hâsyiyah ash- Shabbân: Syarh al-Asymûnî ‘alâ Alfiyyah Ibn Mâlik, (KairoL Maktabah Taufiqiyyah, t.t.) ash-Shâbûnî, Muhammad Ali. Shafwah at-Tafâsîr, (Beirut: Dâr al- Qur’ân al-Karîm, 1981) ash-Shabuni, Muhammad Ali. at-Tibyân fî ʻUlûm al-Qur’ân, (Karachi: al-Bushra Publishers, 2011) Shaleh, Al-Khidir Nashir al-Jaunah. al-Munâsabah Bain Kalimât al- Âyah al-Wâhidah fî al-Qur’ân al-Karîm, (Riyad: King Saud University, 1434 H) ash-Shâwî, Ahmad bin Muhammad. Hâsyiyah ash-Shâwî ʻalâ Tafsîr al-Jalâlain, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2005) Shihab, M. Quraish. Hidangan Ilahi: Ayat-ayat Tahlil, (Jakarta: Lentera Hati, 1997) Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir, (Tangerang: Lentera Hati, 2013) Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran Jilid 2: Memfungsikan Wahyu Dalam Kehidupan, (Jakarta: Lentera Hati, 2010), cet. ke-1 Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2014), cet. ke-2, Shihab, M. Quraish. Wawasan Ak-Qur’an: Tafsîr Mudhûʻî atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1996), cet.ke- 1 as-Sinân, Hamad. dan al-‘Anjarî, Fauzî. Ahl as-Sunnah al-Asyâ‘irah: Syahâdah ‘Ulamâ’ al-Ummah wa Adillatihim, (al-Kuwait : Dâr adh-Dhiyâ’, t.t.) Sofiuddin. Dakwah bil-Hikmah: Reaktualisasi Ajaran Walisongo Pemikiran & Perjuangan KH. Ahmad Hasyim Muzadi, (Depok: Al-Hikam Press, 2017) Sofiuddin. Pustaka Kebangsaan: Sinergitas Islam dan Indonesia, (Depok: Al-Hikam Press, 2017), cet. ke-1 Solahudin, M. Nakhoda Nahdliyin: Biografi Rais Aam Syuriyah & Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Sejak 1926 hingga Sekarang, (Kediri: Zamzam Pustaka, 2017), cet. ke-2 Subhan, Mohammad. Berjuang Sampai Akhir: Kisah Seorang Mbah Muchith Muzadi, (Surabaya: Khalista, 2006)

265 as-Sullami, Dalal Kuwairan. at-Tajdîd fî at-Tafsîr fî al-ʻAshr al-Hadîts Mafhûmuh wa Dhawâbithuh wa Ittijâthâtuh, (Mekah, Ummul Qura University, 2014) Suryana. Metodologi Penelitian; Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010) Suwendi, “KH. Ahmad Hasyim Muzadi Peletak Dasar Ma‘had Al- Jâmi‘ah”, (Jakarta: NU-Online, 2017) dipublikasikan pada 25 Maret 2017 di laman http://www.nu.or.id/post/read/76390/kh-ahmad-hasyim- muzadi-peletak-dasar-mahad-al-jamiah diakses pada 26 April 2019 pukul 22.40 as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. ad-Durr al-Mantsûr fî at- Tafsîr bi al-Ma’tsûr, (Kairo: Markaz li al-Buhuts wa ad- Dirasat al-ʻArabiyyah wa al-Islamiyyah, 2003) as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. al-Asybâh wa an-Nazhâir, (Beirut: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyyah, 1983) as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. al-Itqân fî ʻUlûm Al-Qur’ân, (Kairo: Mathbaʻah Hijazi, t.t.) as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. al-Khashâish al-Kubrâ, (t.tp.: Dar al-Kutub al-Haditsah, t.t.) as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar. at-Tahbîr fî ʻilm at-Tafsîr, (Riyad: Dar al-Ulum, 1982) as-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar, Lubâb an-Nuqûl, (BeirutL Dar al-Kitab al-Arabi, 2006) Syafi’i, Musta’in. Tafsir Al-Qur’an Aktual, (Jombang: Madrasatul Qur’an, 2000) Syafrudin, U. Paradigma Tafsir Tekstual & Kontekstual; Usaha Memaknai Pesan Al-Quran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), cet. ke-2 asy-Syahrastani, Abu al-Fath Muhammad. al-Milal wa an-Nihal, (Beirut: Dar al-Kutub al-ʻIlmiyyah, 1992) Syahrûr, Muhammad. al-Kitâb wa Al-Qur’ân: Qirâ’ah Mu‘âshirah, (Damaskus: al-Ahâlî, t.t.) Syakir, Ahmad. ʻUmdah at-Tafsîr ʻan al-Hâfizh Ibn Katsîr, (Manshurah: Dar al-Wafa’, 2005) asy-Syaʻrawi, Muhammad Mutawalli. Khawâthir asy-Syaʻrâwi Haul Al-Qur’ân al-Karîm, (Kairo: Dar Akhbar al-Yawm, 1991) Syarkun, Mukhlas. dkk., Jembatan Islam – Barat; Dari Sunan Bonang ke Paman Sam Peran KH. Hasyim Muzadi dalam Meredakan Ketegangan Islam – Barat, (Yogyakarta: PS, 2015)

266 at-Tahanawi, Muhammad Ali. Kasysyâf Ishthilâhât al-Funûn, (Beirut: Maktabah Lubnan Nasyirun, 1996), cet. ke-1 ath-Thabari, Abu Jaʻfar Muhammad bin Jarir. Tafsîr ath-Thabarî, (Kairo: Hajar, 2001), cet. ke-1 ath-Thayyar, Musaʻid. Mafhûm at-Tafsîr wa at-Ta’wîl wa al-Istinbâth wa at-Tadabbur wa al-mufassir, (Riyad: Dar Ibn al-Jawzi, 1428 H) ath-Thufi, Sulaiman bin Abdul Qawiyy. Al-Iksîr fî ʻIlm at-Tafsîr, (Kairo: Maktabah al-Adab, 1977) Tim MTA, Tafsir Al-Quran Gelombang Tujuh Malam, (Surakarta: Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA), 1981) Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Tim Kementerian Wakaf Kuwait. al-Mausû‘ah al-Fiqhiyyah, (Kuwait: Dzât as-Salâsil, 1983), cet. ke-2 Tim Lajnah al-Qur’an wa as-Sunnah fî al-Majlis al-A‘lâ li asy-Syu’ûn al-Islâmiyyah fî al-Qâhirah, al-Muntakhab fî Tafsîr al- Qur’ân al-Karîm, (Doha: Dâr ats-Tsaqâfah, t.t.) at-Tirmidzi, Abu ʻIsa Muhammad bin ʻIsa. al-Jâmiʻ al-Kabîr, (Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1996) Ulum, Amirul. KH. Zubair bin Dahlan: Kontribusi Kiai Sarang untuk Nusantara & Dunia Islam, (Yogyakarta: Global Press, t.t.) Umar, Ahmad Mukhtar. Mu‘jam al-Lughah al-‘Arabiyyah, (Kairo: Alam al-Kutub, 2008), cet. ke-1 al-Wâhidî, Abû al-Hasan Ali bin Ahmad. Wasîth fî Tafsîr Al-Qur’ân al-Majîd, (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994), cet. ke- 1 al-Wâhidî, Abu al-Hasan Ali. al-Wajîz fî Tafsîr al-Kitâb al-‘Azîz, (Damaskus: Dâr al-Qalam, 1995) al-Wâhidî, Abu al-Hasan Ali. Asbâb an-Nuzûl, (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991) al-Yahshubi, Abu al-Fadhl ʻIyadh bin Musa. asy-Syifâ bi Taʻrîf Huqûq al-Mushthafâ, (Beirut: Dar al-Kitab al-ʻArabi, 1984) al-Yamani, Muhammad Abduh. Ajdâd an-Nabiy, (Kairo: Atlas, 1432) Yaʻqub, Thahir Mahmud Muhammad. Asbâb al-Khatha’ fî at-Tafsîr. (Dammam: Dar Ibn Jawzi, 1425 H) az-Zabîdî, Muhammad Murtadhâ. Tâj al-‘Arûs Min Jauhar al-Qâmûs, (Kuwait: al-Hukûmah, 1965) az-Zamakhsyarî, Abû al-Qâsim Mahmud. al-Kasysyâf ‘an Haqâ’iq Ghawâmidh at-Tanzîl wa ‘Uyûn al-Aqâwîl fî Wujûh at- Ta’wîl, (Riyadh: Maktabah Obeykan, 1998)

267

az-Zarkasyi, Badruddin Muhammad. al-Burhân fî ʻUlûm Al-Qur’ân, (Kairo: Dar at-Turats, 1984), cet. ke-3 az-Zarqa, Mushthafa Ahmad. al-Madkhal al-Fiqhî al-ʻÂm, (Damaskus: Dar al-Qalam, 2004) Az-Zarqani, Muhammad Abdul Azhim. Manâhil al-ʻIrfân fî ʻUlûm al- Qur’ân, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1995) Zen, A. Muhaimin. Mengenang Gagasan Dr. KH. Ahmad Hasyim Muzadi Tentang Sejarah Berdirinya STKQ Al-Hikam Depok, (t.tp.: t.p., t.t.) az-Zirkîlî, Khairuddin. al-Aʻlâm: Qâmûs Tarâjum li Asyhur ar-Rijâl wa an-Nisâ’ min al-ʻArab wa al-Mustaʻribîn wa al- Mustaysriqîn, (Beirut: Dar al-ʻIlm li al-Malâyîn, 2002), cet. ke-15 az-Zuhaili, Wahbah. at-Tafsîr al-Wasîth, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2001) az-Zuhaili, Wahbah. Târîkh at-Tasyrîʻ al-Islâmî, (Damskus: Dar al- Maktabi, 2001) az-Zuhaili, Wahbah. at-Tafsîr al-Munîr fî al-‘Aqîdah wa asy-Syarî‘ah wa al-Manhaj, (Damaskus: Dar al-Fikr, 2009), cet. ke-10 az-Zuhailî, Wahbah. al-Fiqh al-Islâmî wa Adillatuh, (Damaskus: Dâr al- Fikr, t.t) az-Zuhri, Muhammad bin Saʻd. Kitâb ath-Thabaqât al-Kabîr, (Kairo: Maktabah al-Khaniji, 2001), cet. ke-1

Karya Ilmiah Abu Husain, Muhammad Kamal Syaʻban. “Juhûd al-Imâm al-ʻAinî fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân min Khilâl ʻUmdah al-Qârî,” Disertasi, al-Azhar University Tanta, 2001, h. 660-661. Tidak diterbitkan (t.d.) Afandi, Anang Lukman. “Negara dan Pluralisme Agama (Studi Pemikiran Hasyim Muzadi Tentang Pluralisme Agama di Indonesia Pasca Orde Baru),” Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010, Tidak diterbitkan (t.d) Anam, Syaiful. “Konsep Ummah Rahmatan Lil Alamin,” Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2016, Tidak diterbitkan (t.d) Fuad, Hafid. “Pemikiran Hasyim Muzadi dalam ICIS (International Conference of Islamic Scholars),” Skripsi, Universitas Indonesia tahun 2010, Tidak diterbitkan (t.d)

268

Gharir, Al-Akhdhar. al- Imâm Ibn al-Jauzî wa Juhûduh fî at-Tafsîr wa ʻUlûm al-Qur’ân, (al-Wadi: Hammah Lakhdhar University, 2015)

Jurnal Asif, Muhammad. “Tafsir Ayat Ahkâm Dari Pesantren: Telaah Awal atas Tafsîr Âyât Al-Ahkâm Min Al-Qur’ân Al-Karîm Karya Abil Fadhal as-Senory”, dalam Jurnal Suhuf, Vol. 10, No. 2 Desember 2017 Clarashinta Canggih dkk., “Potensi dan Realisasi Dana Zakat Indonesia”, dalam Jurnal al-Uqud: Journal of Islamic Economics, Vol. 1, No. 1, Januari 2017, h. 14-26 Dahlan, Moh. “Moderasi Hukum Islam Dalam Pemikiran Ahmad Hasyim Muzadi”, dalam Jurnal al-Ihkam, Vol. 11 No. 2 Desember 2016. Hassane, Moulaye. “Qur’anic Exegesis in Niger: A Songhay-Zarma Oral Commentary on Surah al-Baqara”, dalam Jurnal Quranic Studies, vol. 15, no. 3, Edinburgh University Press, 2013 Istibsyaroh. “Muhammad Muawalli asy-Syaʻrâwî dan Tafsirnya”, dalam Jurnal Studi Quran (JSQ), Vol. I, No. 2, 2006, Jakarta al-Kharrath, Ahmad Muhammad. “Juhûd Sibawaih fî at-Tafsîr”, dalam Jurnal al-Buhûts ad-Dirâsât al-Qur’âniyyah, Vol. 1 http://jqrs.qurancomplex.gov.sa/?p=208 diakses tanggal 24 April 2018 Pukul 22.43 WIB Mundzir Ibrahim Husein, “at-Tafsîr ash-Shautî li al-Waqf ʻInda al- Mubarrad fî Kitâbih al-Muqtadhab”, dalam Majalah al- Kuliyyah al-Islâmiyyah al-Jâmiʻah The islamic college university journal, edisi 1, 2006 M/1427 H Mustofa. “Rechstaat dan Konstitusionalisme dalam Pemikiran Abdurrahman Wahid (1940-2009) dan Hasyim Muzadi (1943-2017)”, dalam Jurnal Madania, Vol. 22 No. 1, 2018 Muzadi, Ahmad Hasyim. “La Tolleranza e il Dialogo, Fondamenti dell’Islam”, dalam Jurnal Unitâ Nella Diversitâ, Guerini, 2009, h. 1000-1008 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Nahdlatul Ulama Mengabdi Untuk Bangsa”, dalam Jurnal Tashwirul Afkar, Vol. 27, 2009 Muzadi, Ahmad Hasyim. “Same Faith, Different Names: Islam and the Problem of Radicalism in Indonesia”, dalam Jurnal Indonesia Matters: Diversity, Unity, and Stability in Fragile Times. Singapore: Times Editions, 2003

269

Nasih, Ahmad Munjin. “Bahstul Masail dan Problematikanya di Kalangan Masyarakat Muslim Tradisional”, dalam Jurnal al-Qânûn, Vol. 12, No. 1, Juni 2019 Offord, Baden. dan Cantrell, Leon. “Homosexual Rights asa Human Rights in Indonesia and Australia”, dalam Journal of Homosexuality, Vol. 40, 2001 Dokumen Ashiddiqie, Moch. Hilmi. “Keseimbangan Intelektual dan Spiritual Dalam Laku Sufi Abah Hasyim Muzadi”, makalah disampaikan pada Seminar Keteladanan Dr. KH. A. Hasyim Muzadi tentang Keislaman, Keilmuan dan Ketasawufan di Pesantren Al-Hikam Depok, 18 November 2018 Dokumen “Dâr al-Kutub wa al-Watsâiq al-Wathaniyyah”, http://www.iraqnla- iq.com/opac2/fullrecr.php?nid=2603&hl=ara diakses tanggal 30 April 2018 jam 10.07 WIB Dokumen “Jumlah Penghafal Alquran Indonesia Terbanyak di Dunia, Republika, Khazanah, Sabtu 26 September 2010. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam- nusantara/10/09/24/136336-jumlah-penghafal-alquran- indonesia-terbanyak-di-dunia. Diakses pada 20 Mei 2019 Dokumen “Qâʻidah Bayânât Awʻiyah al-Maʻlûmât al-Qur’âniyyah”, http://www.quran- c.com/display/DispBib.aspx?BID=20961 diakses tanggal 23 April 2018 jam 04.40 WIB Dokumen “The Kyoto Declaration on Confronting Violence and Advancing Shared Security”, Religions for Peace Eighth World Assembly August 2006, Kyoto Japan, August 29th, 2006. Dokumen “Tsabat al-Kutub wa al-Maqâlât al-latî takallamat ʻan Manâhij al-Mufassirîn”, https://vb.tafsir.net/tafsir35169/#.WuZgCTMxXIU diakses tanggal 30 April 2018 pukul 10.27 WIB Dokumen Peraturan Menteri Agama RI nomor 13 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Pasal 23 ayat 1 c dan ayat 4 , h, 8, 9, 15 Dokumen Peraturan Menteri Agama RI nomor 71 tahun 2015 tentang ma‘had ‘âly Dokumen Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 1 Ayat 1 Dokumen Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 27 Ayat 3 Dokumen Undang-Undang Dasar RI 1945 Pasal 29 Ayat 1 dan 2 Dokumen Undang-Undang Dasar RI 1945 pasal 33 ayat 1 tentang perekonomian sosial dan kesejahteraan sosial.

270

Dokumen Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 Dokumen Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2013 bab III pasal 5 dan 6 Dokumen Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2013 pasal 21 Dokumen Undang-Undang RI nomor 17 tahun 2013 pasal 59 Dokumen Undang-Undang RI nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara Pasal 9 Ayat 2d Dokumen Undang-Undang RI nomor 44 tahun 2008 tentang pornografi Dokumen Undang-Undang RI nomor 5 tahun Bab I pasal 3 Dokumen Undang-Undang RI nomor 5 tahun Bab I pasal 4 Nafi’, M. “Filsafat Ilmu dan Kerangka Berfikir Dr. KH. A. Hasyim Muzadi”, makalah disampaikan pada Seminar Keteladanan Dr. KH. A. Hasyim Muzadi tentang Keislaman, Keilmuan dan Ketasawufan di Pesantren Al-Hikam Depok, 18 November 2018 Rekaman no. 01, Khutbah Arafah Ahmad Hasyim Muzadi di Padang Arafah, 5 November 2011 Rekaman no. 02, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Meneladani integritas Karakter Rasulullah sebagai insan kamil dalam membangun karakter bangsa” dalam rangka Maulid Nabi di Istana Negara, 23 Desember 2015. Ditranskip juga dan dibukukan dalam buku, lihat Rekaman no. 03, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Keadilan” di Pelita Hati Metro TV, 24 Juni 2016, 03.52 Rekaman no. 04, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Syawalan Keluarga Besar UNY, Yogyakarta, 12 Agustus 2013 Rekaman no. 05, Ceramaha Ahmad Hasyim Muzadi di Cuplikan Damai Indonesiaku TVOne Rekaman no. 06, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Âkhirus Sanah Pesantren Al-Amin Mojokerto, 21 Juni 2013 Rekaman no. 07, Pengajian kitab Al-Hikam dan Arbain an- Nawawiyyah di Masjid Al-Hikam Depok, 4, 12,13, 21 Agustus 2011 Rekaman no. 07, Pengajian kitab Al-Hikam di Masjid Al-Hikam Depok, 4 & 11 Agustus 2011 Rekaman no. 08, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “ Bencana dan Peringatan Allah swt” di Damai Indonesiaku TVOne, 10 Juni 2012

271

Rekaman no. 11, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Maulid Nabi saw & Haul Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin Putrajaya Malaysia, 13 Februari 2016 Rekaman no. 13, Ceramah dalam rangka Khataman Tafsir al-Jalâlain di Pesantren al-Iman Bulus Purworejo, 17 Juni 2007 Rekaman no. 15, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Peringatan Berdirinya Keraton Yogyakarta, 20 Maret 2015 Rekaman no. 16, Kajian Târîkh Tasyrî̒ di Pesantren Al-Hikam Depok, 26 Mei 2016 pukul 05.28 Rekaman no. 16, Kajian Târîkh Tasyrî̒ di Pesantren Al-Hikam Depok, 26 Mei 2016 pukul 05.28 Rekaman no. 18, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Doa Akhir Tahun di Balai Kota Semarang, 21 Desember 2016 Rekaman no. 18, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Doa Akhir Tahun di Balai Kota Semarang, 21 Desember 2016 Rekaman no. 19, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Fenomena Siklus Zaman” dalam rangka Maulid dan Peletakan Batu Petama Madrasah Diniyyah Baitul Ghofur Dander Bojonegoro, 5 Desember Rekaman no. 20, Pengajian Tafsir Tematik tentang “Hak Asasi Manusia” di Masjid Al-Hikam Depok, Aswaja TV Rekaman no. 22, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara Haul PP Tarbiyah Thalabah Paciran Kranji Lamongan Rekaman no. 23, Kajian Kitab Al-Hikam Hikmah ke-2 di Pesantren Al-Hikam Depok Rekaman no. 24, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka harlah MINU tentang “Kedudukan Ilmu Dalam Islam” di Sukorejo Bojonegoro, 26 Oktober 2013 Rekaman no. 25, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Kembali Ke Khittah NU” dalam rangka Refleksi Kiprah dan Perjuangan KHR. As’ad Syamsul Arifin di Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember, 9 November 2016 Rekaman no. 28, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi “Kunci Permasalahan Umat” di Majlis Riyadlul Jannah Batu, 3 Januari 2014 Rekaman no. 29, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Maulid Nabi saw di Miftahul Ulum Pangandaran, Desember 2016 Rekaman no. 30, Ceramah Pengarahan Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Penguatan Aswaja bagi ranting se-Rayon Malang dan Pasuruan di Pesantren Al-Hikam Malang, 3 Juni 2007

272

Rekaman no. 32, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Reuni Akbar 90 Tahun Gontor Ponorogo, 3 September 2016 Rekaman no. 33, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dengan tema “Revolusi Pendidikan Masa Kini” dalam Acara Silatnas Kiai Pesantren Alumni Gontor di Siti Hotel Tangerang, 23 Januari 2016. Rekaman no. 34, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalm rangka Sarasehan dan Silaturahim di Denhaag Belanda, 26 Juni 2015 Rekaman no. 35, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Khotmil Qur’an XVIII Pesantren An-Nur Ngrukem Bantul, 6 Januari 2014 Rekaman no. 36, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Al-Quran di tengah Arus Perubahan Zaman” di Damai Indonesiaku TVOne, Masjid Al-Hikam Depok, 12 Agustus 2012/ Ramadan 1433 H Rekaman no. 38, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Shalawat kepada Nabi saw” dalam rangka UI Bershalawat, Masjid al- Ukhuwwah al-Islamiyyah UI Depok, 3 Januari 2014 Rekaman no. 39, Kuliah Tafsir Ayat Kauniah di Pesantren Al-Hikam, 1, 2, 4, 6, 7, 9, 13, 14 Agustus 2011 Rekaman no. 39, Kuliah Tafsir Ayat Kauniyah di Pesantren Al-Hikam, 1 & 14 Agustus 2011 Rekaman no. 40, Pengajian Bulanan Ahmad Hasyim Muzadi di Pesantren Al-Hikam Malang 5 Juli 2009 Rekaman no. 42, ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Agama dan Politik” dalam Pelita Hati Metro TV, Depok, 2015Rekaman no. 44, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Apa Yang Dibaca” di Masjid Al-Hikam Depok Rekaman no. 43, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Dialog Kebangsaan Bersama Mahasiwa Al-Azhar Mesir, Wisma Nusantara Kairo, 23 Juni 2015 Rekaman no. 44, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Apa Yang Dibaca” di Masjid Al-Hikam Depok Rekaman no. 45, Pengajian Tafsir Tematik tentang “Hukum & Keadilan” di Masjid Al-Hikam Depok, Aswaja TV Rekaman no. 46, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Bela Negara” di Pelita Hati Metro TV, 29 Juni 2016 pukul 03.52 Rekaman no. 47, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Bahaya Meremehkan Ibadah Sunnah” di Damai Indonesiaku TVOne, 2 Maret 2014 Rekaman no. 49_Harlah NU KE-83 Sepanjang Sidoarjo Fathoni Rodli

273

Rekaman no. 50, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Akhirus Sanah di Pesantren Al-Amien Mranggen Demak, 16 Mei 2012 Rekaman no. 51, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Hak Asasi Manusia” di Pelita Hati Metro TV, 17 Juni 2016 Rekaman no. 56, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Mengapa Indonesia Bukan Khilafah”, 23 Desember 2013 Rekaman no. 57, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang Nikah, 12 Desember 2011 Rekaman no. 60, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalm rangka Pembukaan Masjid Annur Cilangkap Jakarta Timur, Rabiul Awwal Rekaman no. 63, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka tasyakkur khatm Shahîh al-Bukhârî di Pesantren al-Ittihad Poncol Semarang, 30 April 2014 Rekaman no. 64, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Puasa dan Persatuan Umat” di Damai Indonesiaku TVOne, Masjid Al-Hikam Depok, 19 September 2013 Rekaman no. 66, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Silaturahim warga Nahdliyyin se-Riau, Pekabaru, 21 Juni 2012 Rekaman no. 67, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka di Tasikmalaya, 24 Januari 2012 Shidqi, M. Yusron. Keynote Speech pada Seminar Keteladanan Dr. KH. A. Hasyim Muzadi tentang Keislaman, Keilmuan dan Ketasawufan di Pesantren Al-Hikam Depok, 18 November 2018 Wawancara dengan AHM oleh Heri Ruslan, wartawan Republika dengan, Depok, 9 Januari 2011. Wawancara dengan Abdul Hadi Basyuni, Pembantu Pengasuh Al- Hikam Malang, Malang 8 Februari 2019 Wawancara dengan Abul Mafakhir, Putra Abul Fadhol, Senori Tuban, 4 Februari 2019 Wawancara dengan AHM, Depok, 2015 Wawancara dengan Cholilurrohman, sahabat AHM, Tuban, 4 Februari 2019 Wawancara dengan M Nafi’, Pengasuh Al-Hikam Malang, keponakan AHM, Malang 8 Februari 2019 Wawancara dengan Mahrus Amin, kawan sekelas AHM di Gomtor, Jakarta, 20 April 2019

274

Wawancara dengan Maimun Zubair, guru AHM, Rembang 3 Februari 2019 Wawancara dengan Mbah Siti Muzayyanah, kakak kandung AHM, Ciputat, 1 Februari 2019 Wawancara dengan Misbah, putra Mbah Shoim, Tanggir Tuban 4 Februari 2019 Wawancara dengan Muhammad Sunoto Rengal Tuban, jamaah pengajian tafsir, Rembang 3 Februari 2019 Wawancara dengan Mutammimah Hasyim, istri AHM, Depok, 30 Januari 2019 Wawancara dengan Syahid Wiyoto, sahabat AHM, Malang, 9 Februari 2019 Wawancara dengan Taufik, Annur sekaligus cucu menantu Anwar Nur, Bululawang, 10 Februari 2019 Wawancara dengan Yunan Jauhar, keponakan AHM, Bangilan Tuban, 4 Februari 2019

Website Abdurrahman asy-Syahri & Fahd ar-Rumi dkk, Jamʻ Tafsîr al-Imâm asy-Syâfiʻî fî Risâlah ʻIlmiyyah, https://vb.tafsir.net/tafsir4778/ diakses tanggal 29 April 2018 pukul 16.40 WIB Abdurrahman asy-Syahri, “Shudûr Kitab Tafsîr al-Imâm al-Ghazâlî", https://vb.tafsir.net/tafsir26175/#.WuWX5TMxXIU diakses tanggal 29 April 2018 pukul 17.10 WIB Ahmad Karomain, http://iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=2&id=199 diakses tanggal 13 Maret 2018 Fakhri Falahudin Ahmad, LGBT di Persimpangan Demokrasi: Dilema Legalisasi LGBT di Indonesia, https://www.academia.edu/38241832/LGBT_LESBIAN_G AY_BISEKSUAL_DAN_TRANSGENDER_DI_PERSIM PANGAN_DEMOKRASI_DILEMA_LEGALISASI_LGB T_DI_INDONESIA.pdfMuhammad Mujalli ar-Rababiʻah, “Juhûd al-Qâdhî ʻIyâdh fî at-Tafsîr”, https://www.researchgate.net/publication/294168581_jhwd _alqady_yad_fy_altfsyr diakses tanggal 24 April 2018 pukul 22.00 WIB Kholid Ramadan Ahmad, “Taʻrîf bi at-Tafâsîr ash-Shautiyyah al- Maujûdah”, https://vb.tafsir.net/tafsir10817/ diakses tanggal 24 April 2018 pukul 16.44

275

Muhammad al-ʻUbbadi, "Tafsîr al-Qadhî ʻIyâdh”, https://vb.tafsir.net/tafsir29631/ diakses tanggal 24 April 2018 pukul 22.24 WIB “Qâʻidah Bayânât Awʻiyah al-Maʻlûmât al-Qur’âniyyah”, http://www.quran- c.com/display/DispBib.aspx?BID=20961 diakses tanggal 23 April 2018 jam 04.40 WIB “Dâr al-Kutub wa al-Watsâiq al-Wathaniyyah”, http://www.iraqnla- iq.com/opac2/fullrecr.php?nid=2603&hl=ara diakses tanggal 30 April 2018 jam 10.07 WIB “Tsabat al-Kutub wa al-Maqâlât al-latî takallamat ʻan Manâhij al- Mufassirîn”, https://vb.tafsir.net/tafsir35169/#.WuZgCTMxXIU diakses tanggal 30 April 2018 pukul 10.27 WIB http://algzaeri.com/algzaeri/pageonther.php?catsmktba=15 diakses pada 4 Maret 2019 pukul 17.57 WIB (website resmi Abu Bakar al-Jazairi) http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuhpidana.htm#b2_22 diakses pada 16 Januari 2019 pukul. 19.15 WIB http://hukum.unsrat.ac.id/uu/kuhpidana.htm#b2_22 diakses pada 16 Januari 2019 pukul. 19.15 WIB http://jqrs.qurancomplex.gov.sa/?p=208 diakses tanggal 24 April 2018 Pukul 22.43 WIB https://antikorupsi.org/id/news/313-kasus-politik-uang-ditemukan- dalam-pileg-2014 diakses pada 24 Mei 2019 https://books.google.co.id/books/about/%D9%85%D9%86%D9%87 %D8%AC_%D8%A7%D8%A8%D9%86_%D8%A7%D9 %84%D9%82%D9%8A%D9%85_%D9%81%D9%8A_% D8%A7%D9%84%D8%AA%D9%81.html?id=1UduQgA ACAAJ&redir_esc=y diakses tanggal 30 April 2018 pukul 10.30 WIB https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/06/16/suap-perkara- korupsi-terbesar-di-indonesia diunduh pada 28 Juni 2019 pukul 17.20 WIB https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/04/13/indonesia- masih-menghadapi-ketimpangan-ekonomi diakses pada 13 Mei 2019 https://elbassair.org/3866/ diakses pada tanggal 11 April 2019 pukul 12.28 https://islamhouse.com/ar/audios/551763/ diakses pada tanggal 11 April 2019 pukul 12.57

276 https://lokadata.beritagar.id/chart/preview/tindak-pidana-korupsi- berdasarkan-korupsi-2004-2018-1555296958 diakses pada 23 Mei 2019 https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170309074408-255- 198873/angka-kekurangan-gizi-indonesia-diatas-ambang- batas-who diakses pada 27 Juni 2019 pukul 22.10 WIB https://nasional.kompas.com/read/2014/09/23/18012951/Hasyim.Mu zadi.Revolusi.Mental.Memerlukan.Keteladanan?page=2 https://ww.gontor.ac.id/sintesa diakses pada 6 Maret 2019 pukul 21,14 WIB https://ww.indopos.co.id/read/2017/11/24/117893/pemerintah-akui- tambang-indonesia-dikuasai-swasta-dan-asing diakses pada 27 Juni 2019 pukul 21.44 WIB https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/01/03/1378/profil- kemiskinan-di-indonesia-september-2016.html diakses pada 16 Mei 2019 https://www.forbes.com/indonesia-billionaires/list/#tab:overall diakses pada pada 13 Mei 2019 https://www.iasj.net/iasj?func=article&aId=93915 diakses pada 12 Februari 2019 pukul 15.30 WIB https://www.wwf.or.id/tentang_wwf/upaya_kami/forest_spesiest/tent ang_forest_spesiest/kehutanan/ diakses pada 28 Juni 2019 pukul 20.57 WIB ------

LAMPIRAN-LAMPIRAN

277

1. Lembar Ijazah Sanad al-Buthi kepada AHM

278

2. Daftar Rekaman Yang Ditranskip

1) Rekaman no. 01, Khutbah Arafah Ahmad Hasyim Muzadi di Padang Arafah, 5 November 2011 2) Rekaman no. 02, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Meneladani integritas Karakter Rasulullah sebagai insan kamil dalam membangun karakter bangsa” dalam rangka Maulid Nabi di Istana Negara, 23 Desember 2015. Ditranskip juga dan dibukukan dalam buku, lihat 3) Rekaman no. 03, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Keadilan” di Pelita Hati Metro TV, 24 Juni 2016, 03.52 4) Rekaman no. 04, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Syawalan Keluarga Besar UNY, Yogyakarta, 12 Agustus 2013 5) Rekaman no. 05, Ceramaha Ahmad Hasyim Muzadi di Cuplikan Damai Indonesiaku TVONE 6) Rekaman no. 06, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Âkhirus Sanah Pesantren Al-Amin Mojokerto, 21 Juni 2013 7) Rekaman no. 07, Pengajian kitab Al-Hikam dan Arbain an- Nawawiyyah di Masjid Al-Hikam Depok, 4, 11, 12,13, 21 Agustus 2011 8) Rekaman no. 08, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “ Bencana dan Peringatan Allah swt” di Damai Indonesiaku TVONE, 10 Juni 2012 9) Rekaman no. 09, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara Muslimat Deklarasi Anti Narkoba di Malang 7 Agustus 2016 10) Rekaman no 10, Pengajian tentang Dzikir Yang Banyak dalam acara Maulid Nabi Muhammad saw di Masjid Al-Hikam Depok 11) Rekaman no. 11, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Maulid Nabi saw & Haul Syeikh Abdul Qadir al-Jailani, Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin Putrajaya Malaysia, 13 Februari 2016 12) Rekaman no. 12, Uraian Ahmad Hasyim Muzadi tentang ISIS Mengancam Kita di Indonesia Lawyer Club Tvone 25 Maret 2015 13) Rekaman no. 13, Ceramah dalam rangka Khataman Tafsir al- Jalâlain di Pesantren al-Iman Bulus Purworejo, 17 Juni 2007

279

14) Rekaman no 14, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara Pembukan ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) di Surabaya, 3 November 2014 15) Rekaman no. 15, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Peringatan Berdirinya Keraton Yogyakarta, 20 Maret 2015 16) Rekaman no. 16, Kajian Târîkh Tasyrî̒ di Pesantren Al-Hikam Depok, 26 Mei 2016 pukul 05.28 17) Rekaman no. 17, Uraian Ahmad Hasyim Muzadi tentang Bahaya Aliran Islam Trans-Nasional dalam acara Sarasehan Keagamaan, Keumatan dan Kebangsaan menuju seabad NU 2026 di Pesantren Cipasung Tasikmalaya, 10 Oktober 2014 18) Rekaman no. 18, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Doa Akhir Tahun di Balai Kota Semarang, 21 Desember 2016 19) Rekaman no. 19, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Fenomena Siklus Zaman” dalam rangka Maulid dan Peletakan Batu Petama Madrasah Diniyyah Baitul Ghofur Dander Bojonegoro, 5 Desember 20) Rekaman no. 20, Pengajian Tafsir Tematik tentang “Hak Asasi Manusia” di Masjid Al-Hikam Depok, Aswaja TV 21) Rekaman no. 21, Pengajian Haul Masyayikh di Pesantren Buntet Cirebon, 9 April 2016 22) Rekaman no. 22, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam acara Haul PP Tarbiyah Thalabah Paciran Kranji Lamongan 23) Rekaman no. 23, Kajian Kitab Al-Hikam Hikmah ke-2 di Pesantren Al-Hikam Depok 24) Rekaman no. 24, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka harlah MINU tentang “Kedudukan Ilmu Dalam Islam” di Sukorejo Bojonegoro, 26 Oktober 2013 25) Rekaman no. 25, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Kembali Ke Khittah NU” dalam rangka Refleksi Kiprah dan Perjuangan KHR. As’ad Syamsul Arifin di Pesantren Nurul Qarnain Sukowono Jember, 9 November 2016 26) Rekaman no. 26, Pengajian dalam rangka Acara Penutupan KKN Jonggol Bogor, 3 November 2014 27) Rekaman no. 27, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang Konsep Ketasawufan dalam acara Jatman (Jam‘iyyah Thariqah Mu‘tabarah Nahdliyyah). 28) Rekaman no. 28, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi “Kunci Permasalahan Umat” di Majlis Riyadlul Jannah Batu, 3 Januari 2014

280

29) Rekaman no. 29, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Maulid Nabi saw di Miftahul Ulum Pangandaran, Desember 2016 30) Rekaman no. 30, Ceramah Pengarahan Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Penguatan Aswaja bagi ranting se-Rayon Malang dan Pasuruan di Pesantren Al-Hikam Malang, 3 Juni 2007 31) Rekaman no. 31, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang Penguatan Aswaja Untuk Menjaga NKRI di Pesantren Hidayatul Mubtadiien Ngunut Tulungagung, 8 Juli 2007 32) Rekaman no. 32, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Reuni Akbar 90 Tahun Gontor Ponorogo, 3 September 2016 33) Rekaman no. 33, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dengan tema “Revolusi Pendidikan Masa Kini” dalam Acara Silatnas Kiai Pesantren Alumni Gontor di Siti Hotel Tangerang, 23 Januari 2016. 34) Rekaman no. 34, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalm rangka Sarasehan dan Silaturahim di Denhaag Belanda, 26 Juni 2015 35) Rekaman no. 35, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Khotmil Qur’an XVIII Pesantren An-Nur Ngrukem Bantul, 6 Januari 2014 36) Rekaman no. 36, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Al-Quran di tengah Arus Perubahan Zaman” di Damai Indonesiaku TVONE, Masjid Al-Hikam Depok, 12 Agustus 2012/ Ramadan 1433 H 37) Rekaman no. 37, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Puasa Memanusiakan Manusia” di Damai Indonesiaku TVONE, Masjid Al-Hikam Depok, 38) Rekaman no. 38, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Shalawat kepada Nabi saw” dalam rangka UI Bershalawat, Masjid al-Ukhuwwah al-Islamiyyah UI Depok, 3 Januari 2014 39) Rekaman no. 39, Kuliah Tafsir Ayat Kauniah di Pesantren Al- Hikam, 1, 2, 4, 6, 7, 9, 13, 14 Agustus 2011 40) Rekaman no. 40, Pengajian Bulanan Ahmad Hasyim Muzadi di Pesantren Al-Hikam Malang 5 Juli 2009 41) Rekaman no. 41, ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Agama dan Kearifan Lokal” dalam Pelita Hati Metro TV, Depok, 2015 42) Rekaman no. 42, ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Agama dan Politik” dalam Pelita Hati Metro TV, Depok,

281

2015Rekaman no. 44, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Apa Yang Dibaca” di Masjid Al-Hikam Depok 43) Rekaman no. 43, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Dialog Kebangsaan Bersama Mahasiwa Al-Azhar Mesir, Wisma Nusantara Kairo, 23 Juni 2015 44) Rekaman no. 44, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Apa Yang Dibaca” di Masjid Al-Hikam Depok 45) Rekaman no. 45, Pengajian Tafsir Tematik tentang “Hukum & Keadilan” di Masjid Al-Hikam Depok, Aswaja TV 46) Rekaman no. 46, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Bela Negara” di Pelita Hati Metro TV, 29 Juni 2016 pukul 03.52 47) Rekaman no. 47, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Bahaya Meremehkan Ibadah Sunnah” di Damai Indonesiaku TVONE, 2 Maret 2014 48) Rekaman no. 48, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam Dialog Pencegahan Radikalisme dan Terorisme, Magelang 31 Mei 2016 49) Rekaman no. 49, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Harlah NU KE-83, Sepanjang Sidoarjo, 2009 50) Rekaman no. 50, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haflah Akhirus Sanah di Pesantren Al-Amien Mranggen Demak, 16 Mei 2012 51) Rekaman no. 51, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Hak Asasi Manusia” di Pelita Hati Metro TV, 17 Juni 2016 52) Rekaman no. 52, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Intuisi” di Pelita Hati Metro TV, 20 Juni 2016 53) Rekaman no. 53, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Keseimbangan” di Pelita Hati Metro TV, 1 Juli 2016 54) Rekaman no. 54, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Puasa dan Persatuan Umat” di Damai Indonesiaku TVONE 55) Rekaman no. 55, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Memaknai Kesabaran” di Pelita Hati Metro TV, 8 Juni 2016 56) Rekaman no. 56, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Mengapa Indonesia Bukan Khilafah”, 23 Desember 2013 57) Rekaman no. 57, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang Nikah, 12 Desember 2011 58) Rekaman no. 58, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Nilai Kualitas Ibadah” di Masjid Al-Hikam Depok 59) Rekaman no. 59, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Pembekalan Petugas Haji PPIH Arab Saudi, 23 Juni 2016

282

60) Rekaman no. 60, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Pembukaan Masjid Annur Cilangkap Jakarta Timur, Rabiul Awwal 61) Rekaman no. 61, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi Rutin Bulanan di Masjid Al-Ghazali Pesantren Al-Hikam Malang, Minggu Awal Desember 2015 62) Rekaman no. 62, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi Rebo Wekasan tentang Sejarah Masuknya Islam di Indonesia di Tegal 63) Rekaman no. 63, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka tasyakkur khatm Shahîh al-Bukhârî di Pesantren al- Ittihad Poncol Semarang, 30 April 2014 64) Rekaman no. 64, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Puasa dan Persatuan Umat” di Damai Indonesiaku TVONE, Masjid Al-Hikam Depok, 19 September 2013 65) Rekaman no. 65, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi tentang “Puasa Membuka Pintu Taubat Nasuha” di Damai Indonesiaku TVONE, Masjid Al-Hikam Depok 66) Rekaman no. 66, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Silaturahim warga Nahdliyyin se-Riau, Pekabaru, 21 Juni 2012 67) Rekaman no. 67, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Tabligh Akbar di Tasikmalaya, 24 Januari 2012 68) Rekaman no. 68, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Tahlil Hari ke-2 kewafatan KH. Choiron Sjakur, di Pesantren Putri KHA. Bangil Pasuruan, 28 Februari 2016 69) Rekaman no. 69, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Tahlil Hari ke-7 Alm. Bpk Taufik Kiemas, Teuku Umar Jakarta, 15 Juni 2013 70) Rekaman no. 70, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam rangka Haul 71) Rekaman no. 71, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi tentang Kualitas Shalat di Butiran Ilmu Tvone, 14 Desember 2014 72) Rekaman no. 72, Pengajian Ahmad Hasyim Muzadi di Masjid At-Taqwa Depok 73) Rekaman no. 73, Ceramah Ahmad Hasyim Muzadi dalam Dialog Umum Sinergi dan Kemitraan Ilmuwan Timur Tengah, Asia Selatan dan Afrika dalam Membangun Indonesia (Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Kairo 12 Juli 2010

283

3. Bagan Sebagian Sanad Guru AHM

284

4. Bagan Sebagian Sanad Keguruan Modern AHM

285

5. Pedoman Wawancara

Narasumber Umum 1. Sejauh mana yang anda ketahui tentang riwayat pendidikan KH. Ahmad Hasyim Muzadi (selanjutnya AHM)? 2. AHM nyantri di pesantren mana saja? 3. Siapa saja guru-guru AHM yang anda ketahui? 4. Kepada siapa AHM belajar baca Al-Quran? 5. Kepada siapa AHM belajar menghafal Al-Quran? 6. Kepada siapa AHM belajar tafsir Al-Quran? 7. Sejauh mana interaksi AHM dengan Al-Quran? Narasumber Khusus I 1) Pada tahun berapa AHM ngaji kepada Mbah Abu Fadhol Senori? 2) Kitab/disiplin ilmu apa saja yang diajarkan Mbah Abu Fadhol Senori kepada AHM? 3) Berapa lama AHM ngaji kepada Mbah Abu Fadhol Senori? 4) Dalam sejarahnya Mbah Abu Fadhol Senori berguru kepada siapa saja? Narasumber Khusus II 1) Pada tahun berapa AHM ngaji kepada Mbah Shoim (Sholeh Dimah)? 2) Kitab/disiplin ilmu apa saja yang diajarkan Mbah Shoim (Sholeh Dimah) kepada AHM? 3) Berapa lama AHM ngaji kepada Mbah Shoim (Sholeh Dimah)? 4) Dalam sejarahnya Mbah Shoim (Sholeh Dimah) berguru kepada siapa saja? Narasumber Khusus III 1) Pada tahun berapa AHM ngaji kepada Mbah Anwar Nur? 2) Kitab/disiplin ilmu apa saja yang diajarkan Mbah Anwar Nur kepada AHM? 3) Berapa lama AHM ngaji kepada Mbah Anwar Nur?

286

4) Dalam sejarahnya Mbah Anwar Nur berguru kepada siapa saja? Narasumber Khusus IV 1) Pada tahun berapa AHM ngaji kepada Mbah Anwar Nur? 2) Kitab/disiplin ilmu apa saja yang diajarkan Mbah Anwar Nur kepada AHM? 3) Berapa lama AHM ngaji kepada Mbah Anwar Nur? 4) Dalam sejarahnya Mbah Anwar Nur berguru kepada siapa saja?