BAB III TINJAUAN PROYEK J.J.S. DAN LOKASINYA

A. Tinjauan Kota . A.l. Kondisi Fisik Kota Jakarta - Luas wilayah DKI Jakarta ± 655,70 km2 termasuk wi- layah daratan Kepulauan Seribu. - Wilayah Jakarta terletak pada: 106° 22' 42" sampai 106° 58' 18" BT. -5° 19' 12" sampai -6° 23' 54" LS. - DKI Jakarta beriklim panas dimana suhu rata-rata pertahun adalah 28° C dengan kelembaban rata-rata 78% pertahun. - Mengingat kedudukannya di daerah khatulistiwa maka arah angin dipengaruhi oleh angin Muson Barat pada bulan November sampai dengan April dan angin Muson Timur pada bulan Mei sampai dengan Oktober. - Tekanan udara berkisar 1009 m.b. - Curah hujan rata-rata sepanjang tahun ± 2.000 m2, dimana curah hujan tertinggi terjadi sekitar bulan Januari dan yang terendah sekitar bulan September. - DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah kota, yaitu: - Jakarta Pusat , luas 49,31 km2 - Jakarta Utara , luas 14 3,58 km2 - Jakarta Selatan, luas 144,98 km2 - Jakarta Timur , luas 187,23 km2 - Jakarta Barat , luas 128,89 km2

30 31

( Lihat gambar 3.1.: Peta Wilayah DKI Jakarta ). - Lingkup perkembangan wilayah kota DKI Jakarta diar- ahkan ke: - Bogor (Selatan) - Tangerang(Barat) - Bekasi (Timur) yang disebut sebagai Jabotabek. (Lihat gb 3.2.: Zone Pengembangan DKI Jakarta). A.2. Potensi Kota Jakarta Sebagai ibukota negara menjadikan Jakarta sebagai pusat segala kegiatan. Jakarta bukan saja seba­ gai kota nasional tetapi juga kota Internasional. Indonesia terletak pada posisi silang antara 2 benua dan 2 samudra, menjadikan Indonesia penting dimata internasional. Indonesia menjalin kerjasama dengan negara-negara maju, juga mengembangkan hubungan diplo- matik dengan negara-negara lain. Semua ini menyebabkan meningkatnya penduduk asing di Indonesia, terutama karena Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis. Jakarta memainkan peranan penting dalam konstelasi perekonomian dengan karakteristik perekonomian yang dinamis, bertumbuh dan berubah dengan cepat, kepadatan kegiatan ekonomi yang tinggi disertai mobilitas manusia dan barang yang tinggi pula. Pembangunan kota yang terencana melalui Pelita-pelita yang telah lalu menjadi modal dasar bagi peningkatan pertumbuhan dan perluasan 32 basis perekonomian kota selanjutnya. Disamping besarnya investasi yang telah ditanamkan di DKI Jakarta baik oleh pihak swasta, investasi asing, domestik, maupun pemerin- tah. Percepatan proses pembangunan selanjutnya ditunjang oleh berbagai fasilitas dan prasarana /sarana ekonomi ataupun administratif yang relatif lebih baik daripada daerah-daerah lain di Indonesia, tersedia banyak tenaga kerja ,maupun jaringan telekomunikasi dan pusat-pusat terminal angkutan darat, laut dan udara yang terbaik di Indonesia, merupakan pasar konsumen dengan tingkat daya beli relatif tinggi , hingga menjadi perangsang bagi pertumbuhan berbagai kegiatan produksi baru. A.3. Kebutuhan Jakarta Akan Japanese School Pada kondisi serta potensi kota Jakarta seperti telah diuraikan diatas memungkinkan banyaknya investor asing dalam hal ini investor Jepang yang menanamkan modalnya di Indonesia , khususnya di Jakarta. Kebutuhan akan Japanese School di Jakarta ini dimaksudkan kecuali untuk meningkatkan kerjasama dengan negara Jepang, juga untuk melengkapi fasilitas dan prasarana guna menarik / mempermudah investor Jepang lainnya. Dengan demikian kerjasama dengan negara Jepang sebagai negara maju dapat ditingkatkan dan hal ini secara tidak langsung akan mempercepat proses pembangu­ nan Indonesia (khususnya kota Jakarta) menuju negara maju. Peningkatan kebutuhan akan JJS ini dapat terlihat 33 pada peningkatan jumlah murid JJS tiap tahun (lihat tabel). Hal ini pulalah yang menjadi pemikiran dan persoalan bahwa JJS yang ada saat ini sudah tidak mencu- kupi lagi untuk menampung peningkatan tersebut hingga tahun-tahun mendatang. Dan sebagai penyelesaiannya akan diusahakan JJS baru/pengganti di lokasi Bintaro Jaya (Jakarta Selatan). I. • •—• *•» C•—* •

CD UlA*TArVlATlCiJ*JAAt IAU.ATA ranMfc< « M rmt/» / UtT UtAA TA

4. • •

• • fci Cl*—*

/AtAffA VTAkilhOHTHiAXAtTA lAlAUtA UlAtAMItOVIVIAJUAU

I • »ii t«w »-«

I • »,. (»—.

Gambar 3.1.: PETA WILAYAH DKI JAKARTA

jAKArl-A J&p&nese School S *o J\ rJ^f [©-- t * (©»»• i •;—i-prI '-•-> v \ ©... y-\ %VT • lant ;J

"I /' t

^ 1/ r-u _/-.- ^ I/'- GAMBAR No-16 i^> ) PERWICAYAHAN PENGEM- BAMGAN!ZONA PERENCA- r '~1 -•• j NAAN) OKI JAKARTA

RENCANA1NDUK

Gambar 3.2.: ZONE PENGEMBANGAN DKI JAKARTA

Jakarta Japanese School 36

B. Pengenalan Proyek (Jakarta Japanese School) B.l. Penaertian Judul Pengertian dari judul proyek "Jakarta Japanese School" adalah: - Jakarta : Merupakan kota terbesar di Indonesia yang terletak dipulau Jawa bagian Barat dan kota terbe­ sar penduduknya noner 11 di dunia. Kota Jakartajuga merupakan kota metropolitan dan sebagai ibukota maupun pusat pemerintahan Indonesia. Menunjukkan lokasi proyek ini. - Japanese : Orang-orang Jepang. Sekolah ini diperun- tukkan bagi orang-orang/warga Jepang dan mengguna- kan sistem pengajaran maupun tenaga pengajar dari Jepang. - School : Sekolah ; adalah salah satu institusi terpenting tempat proses belajar mengajar berlang- sung. Lembaga ini mendidik secara formal kepada anak didik dalam membaca, menulis dan ketrampilan dasar lainnya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. (Sumber: Ensiklonedi Nasional Indonesia. Cipta Adi Pustaka, vol. 14, Jakarta, 1990, hal. 296) . Jadi secara garis besar proyek Jakarta Japanese School ini merupakan proyek pengadaan fasilitas pendi- dikan secara formal dengan sistem pengajaran, bahasa pengantar maupun tenaga pengajarnya dari negara Jepang dan bertujuan untuk menunjang kebutuhan akan fasilitas 37 pendidikan formal bagi khususnya warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia - Jakarta. B.2. Fungsi dan Manfaat Proyek - Fungsi dari proyek "Jakarta Japanese School" : sebagai fasilitas pendidikan, berupa kelas-kelas dan beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti laboraturium, gymnasium, play ground, holtikultur plantation, fild track dan lab. ketrampilan. Fasi- litas-fasilitas tersebut diatas diperuntukkan hanya bagi mereka yang sudah tercatat sebagai anggota Jakarta Japanase School. - Manfaat dari proyek ini: • Secara mikro proyek ini dimanfaatkan untuk meng- gantikan Jakarta Japanese School yang saat ini berada di Jl. Ragunan 1 Pasar Minggu Jakarta Selatan dengan tuntutan kapasitas dan fasilitas yang lebih besar dari yang ada saat ini. • Secara makro dengan adanya Jakarta Japanese School ini menjadi salah satu fasilitas bagi tenaga kerja Jepang yang akan bekerja dan tinggal di Indonesia-Jakarta sehingga memudahkan proses kerja sama antara Indonesia dan Jepang. • Para keluarga tenaga kerja Jepang yang tinggal di Indonesia (Jakarta) dapat menyekolahkan anak- nya dengan sistem pengajaran yang sama dengan yang ada di Jepang sehingga tidak menghambat proses belajar anak-anaknya. 38

• Sebagai salah satu usaha untuk mencerminkan hu- bungan kedua negara yaitu antara Indonesia dengan Jepang cukup baik dan dapat bekerja sama. B.3. Bentuk Pelayanan Pendidikan - Program Pendidikan & Program Studi: Program pendidikan yang diterapkan pada Jakar­ ta Japanese School adalah: • Taman Kanak-kanak (Yochien): Terdiri dari 2 tingkat: A & B Sasaran: anak-anak usia 3 sampai 5 tahun. Program studi: - Kesehatan - Penyesuaian diri(bermain) - Bahasa - Musik - Menggambar - Ketrampilan Program waktu belajar: 4 jam per hari • Sekolah Dasar (Shogakko): Terdiri dari 6 tingkat: kelas 1-6. Sasaran: anak-anak usia 6 sampai 11 tahun. Program studi lihat tabel 3.1. • Sekolah Menengah Pertama (Chugakko): Terdiri dari 2 tingkat: kelas I - III. Sasaran: anak-anak usia 12 sampai 14 tahun. Program studi lihat tabel 3.2. 39

Tabel 3.1. : Program Studi Sekolah Dasar

Program studi: kel as 1 2 3 4 5 6 - Bahasa Jepang 8 9 8 8 6 6 - Matematika 4 5 5 5 5 5

- Ilmu Sosial 3 3 3 3

- Ilmu Alam 3 3 3 3 - Tata-cara Hidup 3 3

- Seni (menggambar) 2 2 2 2 2 2

- Musik 2 2 2 2 2 2

- Ekonomi 2 2

- Olah Raga 3 3 3 3 3 3

- Pendidikan Moral 1 1 1 1 1 1

- Pendidikan Khusus 1 1 1 1 2 2

- Bahasa Inggris 1 1

- Bahasa Indonesia 1 1 1 1

- Pengenalan Indonesia 1 1 1 1

Total jam per minggu 24 26 29 30 32 32 40

Tabel 3.2. : Program Studi Sekolah Menengah Pertama

Program studi:

I II III

- Bahasa Jepang 5 4 4

- Matematika 4 4 4

- Ilmu Sosial 4 4 4

- Ilmu Alam 3 4 4

- Seni (menggambar) 1.5 1.5 1

- Musik 1.5 1.5 1

- Ekonomi 2 2 2

- Olah Raga 3 3 3

- Pendidikan Moral 1 1 1

- Pendidikan Khusus 2 2 2

- Bahasa Inggris 4 4 5

- Pengetahuan Dunia 1 1 1

- Bahasa Indonesia 1 1 1

- Pengenalan Indonesia 1 1 1

Total jam per minggu 34 34 34

Catatan: 1 jam pelajaran = 45 menit. 41

Program pendidikan tersebut yaitu tingkat Sekolah Dasar (6 tahun) dan Sekolah Menengah Perta- ma (3 tahun) merupakan program wajib belajar selama 9 tahun. Sedangkan untuk tingkat Taman Kanak-kanak merupakan program pendidikan permulaan /pengenalan sekolah (preschool) pada anak-anak selama 2 tahun.

Dari pertimbangan kebutuhan pendidikan yang paling mendasar dan wajib sifatnya ini, melatarbe- lakangi penentuan program pendidikan yang akan dilaksanakan pada Jakarta Japanese School. Alasan inilah yang diberikan pihak "owner" untuk membatasi proyek JJS ini sebagai salah satu fasilitas pendidikan asing di Indonesia. - Kurikulum: Adapun kurikulum yang dijalankan pada JJS ini hampir sama dengan sekolah-sekolah di Indonesia, yaitu masing-masing tingkatan ditempuh .dalam waktu 1 tahun dan dalam satu tahun dibagi menjadi 3 semes­ ter. Tahun ajaran baru dimulai pada bulan Agustus dan berakhir pada Juli. - Sistem Penyelengaaraan Penyelenggaraan sekolah ini kecuali dari dana tunjangan pendidikan dari pemerintah Jepang, juga melalui dana yang diperoleh dari: • Uang pangkal: SD dan SMP —> US $ 165 TK —> US $ 60 42

• Uang sekolah: SD dan SMP —> US $ 80 TK —> US $ 60 • Uang transport/bus sekolah: SD dan SMP —> US $ 70 TK —> US $ 70 • Uang perawatan gedung: SD dan SMP —> US $ 55 • Uang kegiatan pertemuan orang tua & guru(PTA): SD dan SMP —> Rp. 20.000

B.4. Lingkup Pelayanan Proyek ini mempunyai lingkup pelayanan yang diper- untukkan khususnya warga negara Jepang yang berdomisili di Indonesia-Jakarta dan sekitarnya yang membutuhkan fasilitas pendidikan pada tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama, yaitu anak- anak usia 4 sampai 14 tahun. Kecuali itu untuk jam-jam diluar aktivitas sekolah, fasilitas yang ada diperuntukkan juga bagi orang dewasa tetapi masih dalam lingkup warga negara Jepang. Mereka pada umumnya terdiri dari anggota keluarga murid, guru- guru dan warga Jepang yang bertempat tinggal disekitar lokasi JJS, yaitu disekitar kompleks Bintaro Jaya. Keanggotaan mereka juga harus tercatat pada bagian administrasi dan dari mereka ditarik biaya yang tidak terlalu tinggi. Fasilitas-fasilitas yang biasanya digu- nakan antara lain sport hall (Gymnasium), kolam renang, 43 fild track, dan ruang-ruang penunjang dari fasilitas tersebut diatas.

C. Tinjauan Lokasi Proyek ini direncanakan berlokasi di kompleks Bintaro Jaya (sesuai dengan ketentuan pihak owner). Kompleks Bintaro Jaya tersebut terletak di Jakarta Selatan, termasuk dalam Kecamatan Kebayoran Lama, Kelu- rahan Bintaro, dan dalam wilayah pengembangan bagian Barat. Bintaro Jaya merupakan satu dari empat wilayah kecamatan Kebayoran Lama yang dikelola oleh pihak real estate, kecuali Simprug, Pondok Indah dan Pesanggrahan. Bintaro Jaya merupakan real estate dibawah penanganan Jaya real property yang bersasaran untuk menciptakan kota satelit, hidup nyaman dialam segar. Gambar Jakarta J&p&rxisd School 3.3. J&k&r1-& J&p&mst School • 46

C.l. Karakteristik Fisik - Keadaan Topografi: Pada umumnya kondisi topografinya datar, dengan kemiringan rata-rata 0,06° dan ketinggian i 12 m diatas permukaan laut. - Keadaan Iklim: Sebagaimana umumnya kota Jakarta keadaan iklimnya berhawa panas, dengan suhu rata-rata 27° C, kelem- baban 80% s/d 90%. Arah angin dipengaruhi oleh angin muson Barat pada bulan November s/d April, dan angin muson Timur pada bulan Mei s/d Oktober. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun adalah 2036 mm3. - Jenis Tanah: Tanah jenis Laterit berwarna kemerah-merahan dengan produktifitas sedang. - Keadaan Geologi: Pada umumnya seluruh daratan terdiri dari endapan Pleistocene, dimana permukaannya di kedalaman 50 m di bawah permukaan tanah yang ada. Lapisan tanah terdiri dari lapisan Alluvial dan di bawahnya lagi terdapat lapisan endapan yang lebih tua yang tidak tampak pada permukaan. Permukaan keras antara 8 s/d 15 meter. - Keadaan Hidrologi: Keadaan air tanah pada umumnya cukup baik, hal ini 47

mengingat lokasi Kecamatan Kebayoran Lama dapat dikatakan cukup jauh dari pantai, sehingga penyu- supan air laut belum terasa.

(Sumber: Rencana Baaian Wilayah Kota Th. 2005r Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan, DKI Jakarta). C.2. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kecamatan Kebayoran Lama rata-rata 82 jiwa/Ha yang mana pada umumnya merupakan daerah pemukiman yang masih kurang padat. Untuk daerah-daerah yang pola perencanaannya baik/ teratur pada umumnya terletak di daerah yang dikelola oleh real estate. C.3. Kebiiaksanaan-kebijaksanaan Yana Ada Dalam hal ini dijelaskan mengenai kebijaksanaan- kebijaksanaan yang ada pada RBWK Kebayoran Lama sesuai dengan RUTR DKI 1985 - 2005 sebagai daerah pengembangan Barat (WP-B). - Kebijaksanaan Dasar Pengembangan Sektor Fasilitas Umum. Sektor Pendidikan merupakan salah satu bentuk dari fasilitas umum yang mempunyai kebijaksanaan dasar sebagai berikut: • Menyiapkan/membebaskan tanah untuk fasilitas umum termasuk dalam hal ini fasilitas pendidikan, yang dilakukan oleh pemerintah ataupun kerjasama dengan swasta. • Menambah serta meningkatkan fasilitas umum sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang alokasinya 48

didalam radius yang dapat dicapai serta sesuai dengan standar. • Penyelenggaraan sistem pengelolaan fasilitas umum yang tepadu guna tercapainya hasil yang maksimal. - Rencana Tata Ruang Bagian Wilayah Kota. • Struktur Kota: Didalam RUTR DKI tahun 2005, Kecamatan Kebayoran Lama termasuk dalam Wilayah Pengembangan Barat. Kepadatan penduduk yang akan ditargetkan di wilayah ini sejumlah 340 jiwa/ha. Kecamatan Kebayoran Lama didalam perencanaan, terdiri atas 13 Distrik Perencanaan (Tabel 3.3.). • Pola Ketinggian Bangunan: Secara garis besar ketinggian bangunan terdiri dari 2, 8 dan 16 lantai. Untuk bangunan dengan ketinggian maksimum 8 dan 16 lantai, pada umumnya terletak disekitar per- simpangan jalan-jalan arteri, intra urban dan jalan lingkar luar. Sedangkan bangunan dengan ketinggian bangunan antara 2 sampai 4 lantai, terletak di jalan-jalan kolektor serta pada unit-unit planning yang dipadatkan. Maksud serta tujuan dari pada pola ketinggian ini diharapkan akan tercipta "sky line" yang serasi. (Sumber: RBWK Th. 2005. Kec. Kebayoran Lama Jakarta Selatan). Tatel 3./. HENCANA PENGEMBANGAN 2 FASIUTAS UMJM S7.MPAI TAIItJN 2005

WHASM : JMWD\ SLKIKJ

LCOIP KLAIAW DV3V.H MtiXWAJ '.VILASPH KjrA JJIAH PJOUOK T UPS TUDv. K35 r{\ 735 J&Mfi JJ-l/H DKIVUX n RB^^N ECUDUK

5 G R 0 G 0 L L' 7 A ?. .', K.-1 433 83.030 ,200 Oi

5"-3P.OGO! S E I :. V .», ." ^•C-2 230 40.0JO 230 0\

- GKOGOL SELAW: CIP'JLIP. KL-3 195 53.500 330

- CIPULIR + KEBAYORANLAXA K>4 " C^.SOO \250 IV ~s-* . -"KEBAYCRAN LAMA KL-5 346 63.203 2J0 0\

- PONDOK PItJAKG *-_? 475 71.250 150 IS - POSUOKPINANG + BIKTARO KL-7 225 5j. 253 253 ISi

- FONDOKPINANG + SINTARO KL-B 195 sa.soo -.300 15V

_|B I K ?" A R 0 KL-9 255 ' 63.750 253 1M - ?ETUKANGAN SELAfAli "fif.n KL-10 275 73.753 268 15V PESAKGRAHAN - v L v J A' K ':: KL-1! 175 4j.7i) 253 I5i

- FETUKANGAN" UTARA dan KL-12 420 SELATAN 200 e^.oai 15« 143 42u - I'LUJAKI dan 5'ETUXAKGA:; K--13 63.0J3 15-.

3277,74 807.450 235 15-

Tabel 3.3. : Rencana Pengembangan Fasilitas Umum Sampai Th. 2005

'J&k&rt-A ' J&p&nese School,