Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498

STUDI KRITIS HISTORIS KOMUNIKASI MENTERI PENERANGAN HARMOKO DENGAN PERS DI ERA ORDE BARU Panggih Sundoro

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) [email protected]

Abstract The study the historical-critical communication study of Information Minister of Harmoko and press in Era is an interesting phenomenon particularly during the rule of the New Order government. The struggle for freedom of the press is the symbol of press struggle like in the American Revolution. It also prevails for Indonesian press with its major figures. They were successful to insert the freedom of the press in some articles of the 1945 Constitution. After the independence, however, Indonesian press did not get the freedom instantly. In the New Order Era, the press was under the control of the government of President through the hand of Information Minister Harmoko during his three periods of ministerial office. Finally, Harmoko, a former journalist, occupied the position of Chairman of MPR RI (People’s Consultative Assembly of Republic of ). Harmoko’s communication skill to control the Indonesian press were carried out through some measures, i.e. the establishment of Indonesian Journalists’ Association (PWI), the control of Indonesian Press Board and The Indonesian News Publishers’ Association (SPS) as well as the appointment of chief editors as the party officials. Harmoko also adopted the Press Law Number 21 of 1982 and issued Press Publication Permit (SIUPP). The study applies qualitative research constructivist paradigm. It occurs in the past because it uses historical approach and public relations theories, mass media/press communication, sociological communication, psychological communication and political communication.

Keywords: Harmoko, freedom of the press, New Order

Abstrak Penelitian studi kritis historis komunikasi Menteri Penerangan Harmoko dengan pers di era Orde Baru, adalah merupakan fenomena yang menarik di era Orde Baru. Dalam perjuangan kebebasan pers yang sudah menjadi symbol perjuangan pers seperti dalam revolusi Amerika. Demikian pula pers Indonesia dengan tokoh-tokohnya berhasil mencantumkan kebebasan pers dalam UU Dasar 1945. Namun kenyatannya setelah merdeka pers Indonesia tidak selalu mendapatkan kebebasan itu. Terutama pada era Orde Baru dimana pers nyata-nyata dikendalikan oleh pemerintahan Ode Baru dibawah Presiden Suharto, dengan peranan utamanya Menteri Penerangan Harmoko yang dipercaya sampai tiga periode, dan pada akhirnya Harmoko mantan wartawan, menduduki jabatan Ketua MPR. Kemampuan komunikasinya dalam usaha mengendalikan pers Indoneia adalah memasukkan dalam satu organisasi PWI, penguasaan Dewan Pers, SPS dan para pimpinan redaksi menjadi pengurus partai Golkar. Demikian pula melegalisasi UU Pers N0 21/82 dengan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers) sebagai senjata pamungkas menghadap pers yang bandel. Metode kualitatif dengan paradigma konstruktif dimana karena waktu sudah lampau dengan pendekatan sejarah. Serta teori-teori Humas, komunikasi media massa/pers, komunikasi sosiologi, komunikasi psikologi dan komunikasi politik.

Kata kunci: Harmoko, kebebasan pers, orde baru

PENDAHULUAN komunikasi yang menyampaikan pesan dan Menurut Menteri Penerangan di era Orde gagasan dapat menggugah dan menggerakkan Baru Harmoko , komunikasi yang efektif adalah hati komunikan atau sasaran (1986:68-69). komunikasi yang dapat menciptakan in-tune- Sehingga informasi yang disampaikan kepada ness, artinya komunikasi yang dapat sesuai masyarakat akan lebih mudah ditangkap dan dengan keinginan dan tepat mengenai sasaran dimengerti dalam lingkungan masyarakat dan berhasil mempengaruhi opini publik. Suatu yang bersangkutan dan diterima untuk

45 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

diamalkan. Harmoko juga mengatakan Relation maka Humas seharusnya memiliki dalam berkomunikasi harus memperhatikan fungsi dan peran mempertahankan hubungan proses psikologis, karena factor psikiologis yang baik dan bermanfaat antara organisasi komunikan dalam mengambil sikap terhadap dengan publik. Gordon merangkum tugas-tugas informasi ,bukan hanya partisipasinya, juga seorang humas pemerintah sebagai berikut: menentukan apakah pesan itu sungguh- Humas pemerintah harus mampu memberi sungguh diterima oleh komunikan seperti yang informasi konstituen tentang aktivitas agen disarankan komunikator. Berkat kemajuan pemerintah. Humas harus dapat memastikan ilmu komunikasi dan tehnologi komunikasi, kerjasama aktif dalam program pemerintah; hasilnya lebih jauh mencapai sasaran yang voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan lebih luas pengaruhnya. Dengan demikian kepada program aturan-kewajiban. Dengan komunikasi yang diimplemetasikan oleh berbagai cara dapat mendorong warga Harmoko selaku Menteri Penerangan tidak mendukung kebijakan dan program yang lepas dari pembinaan terhadap partner yaitu ditetapkan; sensus, program pengawasan pers Indonesia. keamanan lingkungan, kampanye penyadaran Karena kenyataanya hakekat dari akan kesehatan personal, bantuan untuk upaya komunikasi itu sendiri adalah mengangkat pertolongan bencana. Dengan cara melayani image pemerintah Orde Baru, khususnya sebagai advokat publik untuk administrator Presiden Suharto, akhirnya tumbang dengan pemerintah; menyampaikan opini publik meninggalkan citra sebagian sebagian bagus, kepada pembuat keputusan, mengelola isu tetapi sebagian lagi mengatakan sebagai publik didalam organisasi serta meningkatkan pemerintahan dengan sistim yang otoriter. Pada aksesibilitas publik ke pejabat administrasi. 29 Mei 1998 Presiden Suharto mundur, dengan Petugas humas mampu mengelola informasi demikian berakhirlah Orde Baru. Bahkan internal; menyiapkan newsletter organisasi, Presiden Abdulrachman Wahid membubarkan pengumuman elektronik, dan isi dari dari situs Departemen Penerangan, karena gagal internet organisasi untuk karyawan. dalam tugasnya sebagai Humas pemerintah. Terhadap pers memfasilitasi hubungan Demikian kejatuhan Presiden Sukarno tragis media-menjaga hubungan dengan pers juga, dengan meniggalkan sejarah pers kelabu lokal; bertugas sebagai saluran untuk semua Indonesia Sementara itu pers Indonesia di era pertanyaan media; memberitahu pers tentang reformasi mengalami eforia, kadang-kadang organisasi dan praktiknya serta kebijakannya. kebebasan yang didapat menjadi kebebasan Dengan berbagai cara yang rasional membangun yang kebablasan. komunitas dan bangsa; menggunakan kampanye kesehatan publik dengan dukungan pemerintah LITERATUR DAN METODOLOGI dan program keamanan publik lainnya serta Menurut Sr. Maria Assumpta Rumanti OSF mempromosikan berbagai program sosial dan dalam bukunya Dasar-Dasar Public Relations pembangunan. (2002:6) yang mengutip dari Roberto Simoes Humas dipemerintahan dengan demikian cara berpikir seorang PR adalah Public Relations dapat disimpulkan menjadi pemberi informan atau Humas ( Hubungan Masyarakat) 1. Public kepada masyarakat sekaligus penghubung Relations adalah suatu proses /intergrasi; 2. antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini bisa Public Relations merupakan fungsi menejemen; dipahami karena pemerintah adalah agen dari 3. Public Relations merupakans suatu kegiatan masyarakat itu sendiri. Masyarakat memberikan kreativitas; 4. Public Relations merupakan haknya untuk diwakilkan kepada orang-orang suatu tugas dalam multi disiplin ilmu. pemerintahan agar bisa diselenggarakan dengan Mengutip definisi humas oleh Joice J Gordon sebaik-baiknya. Maka suatu kewajaran apabila yang diintisarikan dalam buku Effective Public pemerintah harus tetap terhubung dengan

46 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498 masyarakat dan setiap aspeknya menyentuh media yang luas. Harmonis adalah mengacu langsung kehidupan masyarakat. kepada gambaran tunggal dari sebuah kejadian Membantu pimpinan untuk pengumpulan, atau isu yang dapat berkembang dan sering pengolahan dan penyusunan bahan kebijakan dipergunakan bersama surat kabar, majalah, dan pelaksanaan kegiatan departemen televisi, dan media lain yang berbeda-beda untuk informasi kepada masyarakat. Fungsi (Werner Severin 20003:5). lainyang tak kalah pentingnya pembinaan Pers sebagai media politik adalah: 1) hubungan kerjasama media massa dan Pers yang melayani kepentingan politik, pembinaan jabatan/pranata kehumasan. memperoleh citra sebagai pers politik. 2) Pers Untuk mendukung fungsi itu Humas sebagai organ partai yang menyuarakan ideologi menurut Rosady Ruslan, pertama mengamankan politik tertentu (party bound press), yaitu pers kebijaksanaan pemerintah. Kedua memberikan yang tunduk sepenuhnya kepada kehendak atau pelayanan dan menyebarluaskan pesan/ kebijakan partai. 3) Pers sebagai simpatisan informasi mengenai kebijaksanaan dan hingga partai atau ideologi tertentu (party directed program-program kerja secara nasional kepada press), yaitu pers yang tidak didominasi oleh masyarakat. Ketiga menjadi komunikator dan partai politik melainkan hanya mendukung sekaligus sebagai mediator yang proaktif, dalam secara bebas suatu cita-cita politik. 4) Pers menjembatani kepentingan instansi pemerintah yang dikuasai oleh politisi atau aktivis maka di satu pihak dan menampung aspirasi serta pers akan memperoleh citra sebagai pers memperhatikan keinginan-keinginan publiknya politik. Pers itu dibina oleh profesional, maka di lain pihak. Keempat dapat berperan serta pers itu dapat memiliki sebagai pers informasi dalam menciptakan iklim yang kondusif dan yang pada umumnya melayani kepentingan dinamis demi mengamankan stabilitas dan bisnis, sehingga disebut sebagai pers bisnis keamanan politik pembangunan nasional, baik (pers komersial). 5) Pers perjuangan maupun jangka pendek maupun jangka panjang. pers partai didirikan dan dipimpin oleh politisi ata aktivis dan bukan oleh profesional Pengaruh Media Massa/Pers Terhadap Opini Peranan Media Massa/Pers Terhadap Menurut Denis Mc Quail yang dikutip Pemberitaan oleh Laurence Grossberg et all (1998:244) Menurut Denis McQuail (2000), media mengatakan pengaruh media massa (pers) massa /pers memiliki beberapa ciri khas. untuk memberikan pengaruh atau kepuasan Pertama, media massa/pers bertugas sebagai kebutuhan informasi individu. Sedangkan distributor pengetahuan dalam wujud kepada khalayak adalah memberikan informasi informasi, pandangan dan budaya. Kedua, untuk dapat pelayanan dari masyarakat. media massa/pers menyediakan saluran untuk Artinya melalui berita atau pesan media menghubungkan orang tertentu dengan orang massa/ pers itu, ia bisa mendapatkan pelayanan lain. Ketiga, media menyelenggarakan sebagian yang dibutuhkan. Pendapat Grossberg ada besar kegiatannya dalam lingkungan publik, hubungannya dengan pendapat Elizabeth dan merupakan institusi terbuka bagi semua Noelle Neuman yang mengatakan media massa orang untuk berperan serta sebagai penerima. mempunyai dampak yang sangat kuat pada opini Keempat, partisipasi anggota khalayak dalam public. Karena media massa/pers mempunyai institusi pada hakikatnya bersifat sukarela tiga karakteristik: yaitu komunikasi, ubikuitas, tanpa adanya keharusan atau kewajiban dan harmoni. Komunikasi mengacu kepada sosial. Kelima, industri media massa/pers pembesaran tema-tema atau pesan-pean dikaitkan dengan industri pasar, karena industri tertentu secara perlahan-lahan dari waktu media massa/pers selalu berkaitan dengan kewaktu. Ubikuitas, mengacu kepada kehadiran ketergantungan pada imbalan kerja, teknologi,

47 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

dan pembiayaan atas operasionalisasi media dan pemindahan warisan sosial. 4) media tersebut. Keenam, media berkaitan dengan massa/pers mempunyai fungsi entertaintment, kekuasaan negara. maksudnya fungsi ini menunjuk pada usaha- usaha yang dilakukan media massa dalam Fungsi Media Massa/Pers memberikan hiburan pada masyarakat. Anggota Menurut Lasswell dan Wright dalam masyarakat yang memanfaatkan media untuk Mediating the Message (Shoemaker dan Reesse, fungsi ini menjadikan media sebagai salah satu 1996) media massa/pers memiliki fungsi- sarana untuk melepas rasa lelah dan mengatasi fungsi penting, yaitu: 1) media massa/pers kejenuhan. mempunyai fungsi pengawasan lingkungan, atau fungsi Surveillance of Environmen., media Komunikasi politik berupaya mengumpulkan dan menyebarluaskan Menurut Dan Nimmo (1981 : “Political informasi mengenai berbagai peristiwa di dalam communication as a field of inquiry is cross atau di luar lingkungan masyarakat. Berita yang diciplinity “ , maksudnya bahwa komunikasi disebarluaskan sebagai peringatan awal agar politik melintas berbagai disiplin ilmu. Sebab khalayak dapat menilai dan menyesuaikan pada politik sendiri mempunyai pengetian siapa kondisi yang sedang berkembang dan berubah. memperoleh apa, kapan dan bagaimana. Dapat Fungsi ini terlihat jelas dalam upaya mengatur pula diartikan sebagai pembagian nilai-nilai opini publik, memonitor dan mengontrol yang berwewenang, Sementara itu menurut kekuasaan, dan sebagainya. 2) media massa / Fagen(De Nimmo, 1981)memberikan definisi pers mempunyai fungsi correlation of the Komunikasi Politik sebagai Communicatory parts of society,maksudnya untuk korelasi acitvity considered political by virtue of its antar bagian bagian dalam masyarakat dalam consequences ,actual and potencial, that it has memberi respons terhadap lingkungan . Fungsi for the functioning of political system“. ini berkaitan dengan intepretasi terhadap Komunikasi poltik sebagai kegiatan informasi dan preskripsi untuk mencapai komunikasi pesan-pesan yang disampaikan konsensus dalam upaya mencegah konsekuensi- berdasarkan pertimbangan kepentingan konsekuensi yang tidak diinginkan akan politik yang didasarkan oleh kebaikan dari terjadi. 3) media massa/pers mempunyai fungsi adanya konsekwensi tanggungjawabnya, transmition of the social heritage,maksudnya kenyataannya dan kemampuannya, dimana untuk transmisi/sosialisasi atau pewarisan semua itu mempunyai untuk fungsi dari sistim nilai-nilai pengetahuan dari satu generasi politik yang di jalankan. Dengan demikian kepada generasi selanjutnya. Pada fungsi ini, segala komunikasi yang sebenarnya untuk media massa/pers dapat melakukan pendidikan kepentingan dan mengandung unsur tujuan kepada masyarakat melalui informasi. Dengan politik. adanya. Informasi yang diterima anggota Berbeda dengan Meadow yang dikutip masyarakat tertentu merasa menjadi satu De Nimmo (1981), ”mengatakan, political dengan anggota masyarakat lainnya. Fungsi communication refers to any exchange of media massa/pers ini menjadi sangat penting symbols or message that to significant extent dalam memelihara identifikasi anggota-anggota have been shaped by or have consequences masyarakat bersangkutan. Dahulu fungsi ini for the political system”. Dengan demikian banyak dilakukan oleh para orang tua dan guru- komunikasi politik adalah berkaitan dengan guru sekolah, namun dengan adanya urbanisasi setiap pertukaran symbol atau pesan-pesan yang yang meninggalkan keluarga atau merantau, ditujukan kepada kepentingan lebih luas yang atau ketika terjadi isolasi dan anonimitas pada telah terbentuk oleh atau dari konsekwensinya orang banyak. Peranan media massa/pers adanya sistim politik yang dijalankan. Namun menjadi amat penting dalam proses sosialisasi demikian Dan Nimmo menambahkan dari

48 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498 kedua pendapat tersebut, adanya konsekwensi yang disampaikan dapat dimengerti dan adanya aturan hubungan kemanusiaan dibawah diterima dengan baik. Cara mencari titik kondisi adanya konflik . kebersamaan itu harus melalui komunikasi. Dalam komunikasi politik ini memegang Untuk komunikasi yang efektif kedua pihak peranan penting adalah komunikator politik antara komunikator dan komunikan harus yang membangun opini publik,sebagai kunci memiliki pengalaman mengenai permasalahan keberhasilan dalam komunikasi politiknya. yang mengandung kepentingan bersama yang Sebab komunikasi politik pada azasnya adalah saling menyilang seperti dikatakan Wilbur membangun opini publik. Politik itu adalah Scramm yang dikutip Harmoko (1986:21). siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana. Menurut Harmoko dari kesimpulan beberapa Politik diartikan pula pembagian nilai- nilai fungsi komunikasi: 1) Fungsi instrumental, oleh yang berwenang atau penguasa, dan politik yaitu sarana untuk mencapai sesuatu tujuan lebih dapat dilihat sebagai usaha mempengaruhi atau sasaran, ataupun untuk mencapai sesuatu orang lain untuk mempertahankan tindakan sesuai dengan yang diharapkan. 2) Fungsi atau pun memperluas tindakannya,atau control, dalam rangka pengarahan dengan kekuasaannya. Mark Roelofs, dikutip Dan cara edukatif, persuasif, ataupun cara-cara Nimmo (2000) mengatakan Politik adalah yang lain, mendorong seseorang untuk berbuat pembicaraan atau lebih tepat, kegiatan politik sesuai dengan pola yang ditetapkan. 3) Fugsi (‘berpolitik’) adalah berbicara. Jika dikaitkan informative, memberi informasi sekedar dengan komunikasi maka politik itu seperti untuk mengetahui ataupun menerangkan komunikasi. Yakni adanya pembicaraan yang mengenai sesuatu hal .4) Fungsi expression, tidak hanya sekedar berbicara tapi lebih bersifat untuk menggugah perasaan daan merebut luas, di situ ada proses pertukaran simbol- hati khalayak dengan cara-cara tertentu. 5) simbol, melalui kata-kata, gerakan tubuh, sikap Fungsi social contact, berbaur dengan dalam dan cara berpakaian. Ini yang kemudian kita msyarakatdengan jalan berpartisipasi dalam kenal sebagai transaksi, dan transaksi tersebut kelompok. 6) Fungsi alleviation of anxiety, hanya bisa terjadi melalui proses komunikasi. atau meredakan kegelisahan dengan jalan memisahkan keruwetan dalam permasalahan, Landasan konsep meredakan kecemasan mengenai sesuatu Pokok pikiran Harmoko tentang komunikasi, hal dengan memberikan informasi bahwa komunikasi dimungkinkan adanya yangsebenarnya.7) Fungsi stimulation, masyarakat,sedangkan masyarakat memiliki merangsang tanggapan terhadap sesuatu hal tumpuannya komunikasi (communication yang menjadi pehatian pada sesuatu waktu. is made possible by community and in 8) Fungsi role-related, menonjolkan peranan turn,community is based upon communination) sektoral tertentu yang memerlukan penjelasan, dikutip dari Everett Kleinjans. Kleinjas penyuluhan, dan keterangan yang diperlukan mempermasalahkan mana yang lebih mengenai sektor kegiatan kemasyarakatan didahulukan komunikasi atau masyarakat, tersebut. seperti dahulu mana ayam dan telor. Untuk dapat satu bahasa dan saling mendukung, maka Pers Pancasila Pers Bebas yang Klenjans menegaskan dalam suatau negara atau Bertanggungjawab kelompok kultural, komunikasi didasarkan Menurut Sukarno (1988:217) Pers Indonesia atas cara hidup, berkepercayaan dan bertindak harus berdasarkan falsafah Pancasila. Dasar bersama. Dengan demikian maka komunikasi Falsafah ini tertera dalan GBHN (Garus akan berjalan lancar, kalaupun belum ada Besar Haluan Negara) bahwa Pers Indonesia harus dicarikan atau diciptakan titik-titik haruslah bertindak dan bersikap mencerminkan kebersamaan, hingga pesan-pesan komunikasi aspirasi masyarakat .Artinya pers haruslah

49 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

bertanggungjawab dan mengemban sedang membangun,pers sebagai lembaga kepentingan masyarakat dan bangsa dalam masyarakat secara implicit perlu juga dibangun. menjalankan fungsi,kewajiban dan hak haknya Dalam hal ini pemerintah sejauh kemampuannya .Olehkarenanya dalam melaksanakan fungsi merasa “terpanggil” untuk membantu usaha- kontrol sosial dilandasi oleh tanggungjawab usaha pers dalam membangun dirinya tersebut. Dari segi strategi GBHN, segi sendiri, agar dalam waktu secepat mungkin yuridisnya pada UU N0 21/82, dan segenap pers mampumengembangkan dirinya atas peraturan peraturan pelaksanaannya. Dari dasarkekuatan sendiri. 7) Jika terjadi perbedaan segi kemasyarakatannya pada tata nilai sosial atau konflik pendapat antara pemerintah dan yang berlaku di masyarakat dan segi etis pada pers dalam menjalankan fungsinya, maka yang norma-norma kode etik profesional. dijadikan dasar penyelesaian adalah ketentuan Menurut Sukarno (1988:217), norma-norma hukum yang berlaku. 8) Hubungan antara pers profesional yang merupakan pegangan pers dan masyarakat dijiwai oleh semangat dan nasional: 1) Pers sebagai satu unsur media itikad baik untuk menjamin atau menegakkan massa yang hadir ditengah-tengah masyarakat azas kebebasan yang bertanggungjawab. 9) demi kepentingan umum,harus sanggup hidup Dalam menjalankan fungsinya sebagai sarana bersama-sama dan berdampingan dengan penerangan ,pendidikan umum, kontrol lembaga-lembaga masyarakat lainnya dalam sosial, dan hiburan, pers menjadi wahana bagi suasana keserasian/sosiologis. Dalam hal ini, pembinaan pendapat umum yang sehat. Disatu corak hubungan antara satu dengan yang lain pihak, pers ikut menajamkan daya tangkap dan tidak akan luput dari pengaruh falsafah yang daya tanggap masyarakat terhadap langkah dianut masyarakat dan bangsa kita yakni kebijaksanaan yang diambil pemerintah. Di lain Pancasila dan juga dari struktur sosial dan politik pihak dapat dengan meningkatkan daya tangkap yang berlaku di sini. 2) Berdasarkan norma- dan daya tanggap masyarakat akan tercermin norma keserasian sosiologis yang dipedomani dalam peningkatan secara kualitatif dan oleh Pancasila ,pers Indonesia dalam pola pikir kuantitatif pendapat umum yang disuarakan. dan bekerjanya tidak akan dapat melepaskan Pers menjadi wahana untuk menyampaikan diri dari nilai-nilai gotong-royong yang telah pendapat umum yang disuarakan. Pers menjadiciri khas daripandangan dan sikap menjadi wahana menyampaikan pendapat bangsa dan masyarakat. 3) Dalam melakukan umum tersebut sebagai “denyut jantung” fungsinya sehari-hari ,partisipasi pers dalam rakyat kepada pemerintah untuk dijadikan pembangunan melibatkan lembaga-lembaga bahan pengkajian bagi tepat tidaknya langkah masyarakat lainnya 4) Hubungan antara pers kebijaksanaan tersebut. Dengan demikian dengan pemerintah terjalin dalam suatu bentuk pers membantu masyarakat meningkatkan yang dijiwai oleh semangat persekawanan partisipasinya dalam pelaksanaan tugas-tugas dalam mengusahakan terwujudnya masyarakat nasional melalui komunikasi dua arah. 10) adil danmakmur bardasarkan Pancasila. Dalam suasana pembangunan dimana pers 5) Dalam Pembangunan, stabilitas politik, sendiri masih merupakan unsur pembangunan ekonomi dan sosial merupakan persyaratan diri disegala bidang, dimana masyarakat perlu mutlak untuk usaha pembangunan yang sedang membantu dan membibing pertmbuhan dan diselenggarakan. Dalam hal ini hendaknya perkembangan pers terhadap segala kekurangan pers merasa ada “ terpanggil” utuk membantu yang terdapat dalam pers. Secara positif pemerintahan umum demi kemantapan bantuan masyarakat itu dapat diwujudkan stabilitas yang dinamis ,tanpa mengurangi dalam menumpahkan kepercayaan kepada pers hak-haknya memberikan kritik yang sehat dan nasional sebagai salahsatu sumber informasi konstruktif dalam alam kebebasan pers yang yang pokok .Dengan jalan demikian partispasi bertanggungjawab. 6) Dalam negara yang masyarakat itu sendiri akan membawa

50 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498 pertumbuhan dan perkembangan pers kearah adanya sensor. Kebebasan Pers, ini bukanlah yang dicita-citakan masyarakat. 11) Jika terjadi tidak terbatas, tidak mutlak dan bukanlah tidak perbedaan atas konflik pendapat di dalam bersyarat sifatnya. Kebebasan Pers merupakan tubuh pers atau lingkungan pers sendiri,atau suatu kebebasan dalam lingkungan batas-batas antara pers denganmasyarakat cq golongan tertentu dengan syarat-syarat limitatif dan dalam masyarakat ,dicarikan penyelesaian demokrasi, seperti oleh hukum nasional, hukum atas dasar hukum yang berlaku,namun tetap internasional dan ilmu hukum. Kemerdekaan/ berlandaskan pada itikad baik dari suatu Kebebasan Pers dibimbing oleh tanggung pers yang bertanggungjawab dalam hidup jawab dan membawa kewajiban yang pers Pancasila. Kebebasan pers itu menurut sendiri salurkan melalui beroeseptiek mereka. Siebert “freedom of the press is not and never can be absolute.” Dikatakan selanjutnya, Pengendalian pers dalam Kebebasan Pers “the extent of government control of the press Kebebasan pers adalah wujud dari depends on the nature of the relationship of the keikutsertaan warganya dalam melaksanakan government to the subject to the government. kekuasaan negara. Kebebasan pers ini This relationship is characterized by the degree menurut undang-undang ada batasnya. of accountability“. Karena di samping adanya kebebasan itu Dari disertasi Krishna Harahap (Unpad, juga ada rasa tanggung jawab nasional dan 2000), yang mengutip Komisi Hutchkins, pelaksanaannya diatur dalam undang-undang. mendefinisikan beberapa Kebebasan Pers. Adanya undang-undang itu juga membatasi Kebebasan Pers adalah pers yang bebas dari kebebasan pers, seperti adanya SIT dan paksaan mana pun, baik dari pemerintah SIC, lalu SIUPP. Kebebasan pers itu adalah maupun kekuatan sosial mana pun. Kendati kebebasan menyampaikan pendapat melalui demikian, tidaklah berarti pers bebas dari pers. Pada akhirnya mengenai kebebasan pers tekanan, karena tidak ada pers yang bebas dari itu tergantung kepada falsafah negaranya yang tekanan. Kebebasan Pers, adalah pers bebas mengontrol dan menentukan power, Hasyim mengungkapkan pendapat.Untuk mencapai Nangtjik dimuat di buku ulang tahun harian maksud tersebut pers harus menguasai Sinar Harapan (1986:245). sumber daya tekhnis dan keuangan, akses Menurut Oemar Seno Adji bahwa yang layak kesumber informasi dan fasilitas larangan terbit, baik sementara maupun yang dibutuhkan untuk mengirim informasi. selamanya identik dengan pembredelan pers, Kebebasan Pers, adalah pers yang bebas bagi yang sebenarnya menurut Undang-undang siapa saja yang perlu untuk mengatakan sesuatu Pers adalah tidak dibenarkan. Dalam TAP yang berguna bagi umum, karena tujuan pokok MPR No.II/MPR/1983, GBHN mengatakan yang menjadikan pers bebas dihargai adalah dalam rangka meningkatkan peranan pers gagasan yang patut didengar oleh umum dalam pembangunan perlu ditingkatkan dapat terlaksanan dengan baik. Kebebasan usaha pengembangan pers yang sehat, pers Pers, adalah pers merupakan bagian dari Hak yang bebas bertanggung jawab, yaitu pers Asasi Manusia (HAM) yang dijamin dalam yang dapat menjalankan fungsinya sebagai Declaration of Human Right. (2000:103). penyebar informasi yang objektif, melakukan Sementara itu dari, Oemar Seno Adji kontrol sosial yang konstruktif, menyalurkan yang dikutip Krishna Harahap (2000:110) aspirasi rakyat dan meluaskan komunikasi “Kemerdekaan Pers/kebebasan Pers harus dan partisipasi masyarakat. Dalam kaitan diartikan sebagai kemerdekaan dan bukan usaha itu maka perlu dikembangkan interaksi sebagai kemerdekaan untuk memperolah positif antara pers, pemerintah dan masyarakat. alat alat dari ekspresi (ungkapan), seperti di Jadi, jelas dalam kedudukan pers yang bebas negara-negara sosialis. Ia tidak mengundang bertanggung jawab di Indonesia, benar-

51 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

benar dijamin secara konstitusional. Dengan yang secara struktural nyata dari dunia materi. demikian SIT oleh pemerintah dan SIC oleh Paradigma kritis dapat mengungkap yang belum KOPKAMTIB tidak diperlukan. Demikian terungkap selama ini, dan dapat membuat pula dengan sensor terhadap pers, menurut suatu yang merupakan perbaikan selanjutnya. Seno Adjie adalah tidak dibenarkan, tulisan Maksudnya membantu membentuk kesadaran Oemar Senoadji yang dimuat di buku ulang social untuk merubah dan memperbaiki tahun harian Sinar Harapan (1986 :263) kondisi kehidupan manusia. Nilai,etika dan moral bagian yang tidak terpisahkan Metodologi dari penelitian. Partisipatif mengutamakan Dalam penelitian ini digunakan jenis analisisi komprehensif, kontekstual dari fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan multilevel analysis yang bisa dilakukan melalui yang berasal dari kesadaran, atau cara di mana penempatan diri sebagai aktivis /partisipan orang menjadi paham akan objek dan peristiwa dalam proses transformasi sosial. Hubungan dengan mengalaminya secara sadar. Studi ini peneliti dengan yang diteliti selalu dijembatani melihat obyek dan kejadian dari sudut pandang nilai tertentu . Pemahaman suatu realitas diperceiver, individu yang mengalami hal-hal merupakan value mediated findings. Menurut tersebut (LitleJohn 1996:354). Fenomenologi Agus Salim ( 2006:101) disarikan dari Guba menjadikan pengalaman hidupnya yang and Lincoln (1994): Competing Paradigma in sesungguhnya sebagai data dasar dan realitas. Qualitative Research in Devin and Lincoln Fenomenalogi membiarkan segala sesuatu (eds). Handbook of Qualitative Research, menjadi nyata sebagaimana aslinya, tanpa London.SAGE Publication. Neuman .L.(1997) memaksakan kategori-kategori kita sendiri Social Research Methods :Qualitative and tehadapnya (LitleJohn 1996:355). Sebagaimana Quantitative Approaches third Edition, New dikemukakan Moleong (2007), peneliti York :Allyn and Bacon. berusaha masuk ke dalam dunia konseptual Sebagai konsekuensi paradigma kritis, subjek yang diteliti, sedemikian rupa sehingga maka kecenderungan penelitian lebih bersifat mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian kualitatif, yang mengandalkan manusia yang dikembangkan oleh mereka di sekitar sebagai alat penelitian, memiliki minat teoretis peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. pada proses penginterpretasian manusia, Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan menitikberatkan pada kajian tindakan paradigma kritis. Paradigma kritis adalah manusia yang disituasikan secara sosial, penelitian yang bersifat subyektif,sebab serta mengandalkan bentuk-bentuk naratif peneliti harus terlibat dalam penelitian ini. untuk mengkode data dan menulis teks untuk Demikian pula peneliti sudah mempunyai sikap disajikan dalam bentuk ilustrasi pada khalayak dalam penelitian ini. Artinya dalam wawancara (Deddy Mulyana, 1999:148). Teknik analisis dengan sumber bisa juga terjadi perdebatan, data merupakan suatu tahapan mengurut- atau juga perbedaan suatu data. Tokoh teori urutkan, mengelompokkan, memberi ide, dan kritis generasi baru adalah Habermas, Teori mengategorikan serta menafsirkan data tersebut kritis Habemas lebih mengemukakan evolusi sebelum menarik kesimpulan.Langkah-langkah daripada revolusi Paradigma penelitian adalah penyusunan: Pertama, mengumpulkan data, pola pikir (cara pandang, aliran, mazhab) dari dokumentasi instansi yang terkait, kliping mengenai keseluruhan proses, format dan Koran yang terkait. Kedua, melakukan tabulasi hasil penelitian. Ragamnya adalah klasik, data yang telah dikumpulkan secara terpisah konstruktif, kritikal dan partisipatoris. Dalam dari lingkungan pejabat pemerintah dan tokoh pembahasan penelitian ini, menggunakan pers. paradigma penelitian kritis.Paradigma kritis Menurut Harmoko, secara fungsional dan menempatkan ilmu sosial sebagai suatu proses struktural pers/media dibawah Pembinaan

52 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498

Departemen Penerangan. Sekarang karena apa, pandangannya terhadap pers Indonesia yang karena menyangkut ijin terbit dan ijin cetak. mempunyai kebebasan pers, namun ada Kan kita sudah punya Undang undang, pers ada pengendalian pers oleh pemerintah dan ABRI disana,apalagi adanya Kode etik Jurnalistik. Dikatakan, saya pikir ada tahapan dalam sejarah Pers sendiri yang harus mampu melaksanakan bangsa, tahapan yang mengutamakan stabilitas, Kode etik, yaitu bisa menimbang, bisa itulah pendekatan yang bisa salah dan juga memutuskan bisa tidaknya pemuatan suatu bisa benar dari segi politis. Seperti contohnya berita. Oleh karena itu seolah olah semua Malaysia dan Singapur, sampai sekarang pers dipertanggungjawabkan oleh pers sendiri, dikendalikan, juga Cina dikendalikan. Tentang serahkan kepada pers sendiri bagaimana adanya pengendalian pers itu ada manfaatnya menglolanya. Di organsasi pers sendiri seperti atau tidak. PWI, SPS, semua karyawannya adalah PNS Menurut Parni Hadi sebagai wartawan Dapartemen Penerangan, sama saja denhgan tahun 1973, mengalamai masa Orde Baru kanorf pemrintah. Semua terdeteksi oleh dan mengalami masa Reformasi. Menurut pemerintah, bahkan KOPKAMTIB masuk saya karena tuntutan keadaan memang harus dalam lingkunga kerja itu Alasannya, seperti dikendalikan. Saya sebagai wartawan bekerja yang dikatakan Menteri Harmoko lakukan kreatif, susah dikendalikan bisa memahami dan Deppen dengan KOPKAMTIB adalah sama alhamndulillah bisa mengikuti. Pers terkendali sama menjaga pengertian interaksi positip ,karena tuntutan keadaan memang harus adalah antara pers . Dengan demikian apa yang dikendalikan. Saya sebagai wartawan bekerja dengan masyarakat, yaitu interaksi posistip kreatif, susah dikendalikan bisa memahami yang kita kembangkan. Antara Departemen dan alhamndulillah bisa menemukan jalan Penerangan dengan Pers, masing masing .Memang tidak semua orang mempunyai menjalankan 3 pilar fungsi masing masing. keberanian, atau meniti jalan kreatif atau Tiga pilar ini harus menjalankan fungsinya mungkin sedikit kompromistis. Maunya orang masing masing. Misalnya untuk pemerintah, “Longing the Bye”, mudah mudahan saya Departemen Penerangan menglola interaksi dapat membuktikan bahwa dalam Orde Baru komunikasi politik antara pemerintah dan saya mempunyai bukti sebagai wartawan masyarakat. Pemerintah dengan pers tidak boleh yang berani. Seperti tentang Petisi 50, katanya menghambat dong, pemerintah yang dilakukan dilarang saya menyiarkannya di ANTARA. terhadap pers, dan pers harus mampu menjaga Caranya tentunya yang dapat diterima Orde sebagai pers yang bebas bertanggungjawab Baru. wartawan itu pekerja intelektual, kritis, sesuai dengan undang undang pers, juga Kode bersahabat dengan siapa saja. Apalagi dengan etik Jurnalisitik, penting itu. pihak intelejen harus kenal baik, karena Tidak ada pers yang tiarap itu, terbuka pekerjaan wartawan sama dengan intel. itu, bahwa pers itu mampu mengembangkan Wartawan dapat menjadi komunikator dirinya, yaitu situasinya disana. Kita transparan mempertemukan pihak pihak yang berselisih. interaksi itu juga ditetapkan oleh Dewan ANTARA zaman itu sangat menentukan, Saya pers,interaksi politik antara pemerintah pers di ANTARA menyiarkan berita dimana tidak dan masyarakat. Dan pers seharusnya juga ada satu koranpun yang menyiarkan berita begitu, kalau ada yang dirugikan pers adukan itu menyiarkan, disitu ada keberanian sedikit. kepengadilan, jangan mengadili sendiri. Waktu itu Pak Harto berkunjung ke Kalimantan Pada jaman Orde Baru, kerjasama Barat, saya wartawan istana. Pak Harto antara Deppen dan pers sendiri, sangat baik berkunjung ke transmigrasi di Kalimantan sekali,karena apa,karena kita sama sama Barat. Biasa laporan Gubernur sukses, laporan melaksanakan undang undang.Waktu itu menteri sukses.Tetapi waktu dialog dengan para organisasi wartawan hanya satu PWI, SPS transmigran itu, Pak Harto mendapat keluhan satu. Grafika satu. Deppen bersama Institusi “Aduh bapak, nasib kami pagi makan siang Pembina Pers lainnya selalu mengadakan tidak, pagi tidak makan siang makan ”Saya pertemuan dengan DPR yaitu Komisi I DPR. puter otak, bagaimana dapat memberitakan ini, Parni Hadi, mantan Sekjen PWI, tujuh keliling berpikir bagaimana bisa masuk

53 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

di ANTARA punya fungsi, diperlukan kebebasan supaya Yacob Utama Pemimpin Umum Komasp, pers bisa menjalankan fungsinya. Fungsinya mantan Ketua Umum Pusat PWI, berpendapat yang menonjol adalah mengontrol kekuasaan militer ABRI itu terlibat dalam pemerintahan, mengritik kekuasaan dan itu relatif lebih maksud saya seperti krisis yang besar Tanjung mudah daripada kebebasan yang lain berikan Priok lalu demo-demo. Kritik yang dianggap pendidikan politik kepada rakyat, memberikan berlebihan pasti mereka campur tangan. pendidikan yang memperkuat rasa persatuan Berlebihan artinya terlalu keras, terlalu ektrim, kesatuan bagi bangsa dan negara yang bhineka memberitakan suatu peristiwa yang dianggap tunggal eka ini, itu tidak mudah. kalau berita itu tersiar membuat keadaan lebih parah lebih jelek geting worst. Karena TEMUAN DAN DISKUSI bagaimanapun ABRI itu bertanggungjawab Didalam Undang Undang Pers sesuatu soal aman, damai, tertib, itu yang dianggap negara, tercermin sistem pers dari negara keadaan ideal, dari ukuran kacamata ABRI. itu sendiri. Dengan kata lain UU pers itu Yacob Utama dikritik oleh Rosihan Anwar, Jurnalisme kepiting, karena yang menulis menjelaskan bagaimana corak kebebasan pers Brower. Kita maju, kita maju, kita maju, hus dalam negara itu, Muis ( 1996:7). Demikian ada bahaya, lha kita mundur sedikit, itu yang pula menurut Prof De Rooij yang juga saya maksud. Sebab alternatifnya adalah mantan seorang wartawan senior Belanda bredel. Kadang kadang mlipir-mlipir. Kami yang dikutip oleh Yacob Utama (2013) semua pernah dibredel, (jaman pak Domo, mengatakan, “lambatlaun ideology suatu Pangkopkamtib) waktu itu bredel paling lama negara tempat suratkabar terbit dan bekerja tetapi Kompas paling duluan dijinkan terbit akan mempengaruhi pandangannya, tidak bisa kembali. Setiap hari “saya strugle with my lain”. Maksudnya keberadaan pers di negara conscience (kata hati) bukan saya exepted as it tersebut harus mengikuti sistim ideology is. Kita tetap menjadi malu dengan himbauan negara tersebut. Kalau tidak akan tergilas himbauan itu. ……” Namun dibagian saya sendiri kadang kadang keberadaannya, seabagaimana teori dari Siebert overacting. Persis, karena dia khawatir, kalau mengenai bentuk-bentuk pers dalam ideology salah ditegur dia. Memang tugas bawahan itu negara masing-masing. Namun demikian juga ya begitu kalau tidak malah lebih overacting, terjadi adanya teori “political decay“dari karena harus hati hati banget. Jadi memang ada buku Simatupang dari Sabam Siagian sistim, tetapi sistimnya tidak jalan. Harmoko (2013) yaitu tuntutan perubahan demokrasi dia menurut saya orang sipil, tetapi ya masuk apabila kemakmuran telah dicapai rakyatnya. akal kalau itu memberikan pembinaan. Dia Walaupun dijaman Orde Baru belum sama kan wartawan, besar sebagai wartawan. sekali mencapai kesejahteraan yang merata. Masuk akal dan bagaimanapun dengan segala Untuk mengatasi keadaan tersebut, dalam kelemahan dan kelebihan, dan watak Pak hubungannya adanya kesenjangan antara pers Harmoko kalau kebebasan yang merupakan syarat eksistensi pers itu, melekat. Jadi dan pemerintah, wartawan/pers dan beritanya masuk akal kalau kecenderungannya adalah harus mengambil jarak dengan sumber berita. kebebasan. Cuma dia dalam posisinya sebagai Jarak itu yang memberikan kesempatan kepada Menteri Penerangan pembantu Presiden, maka wartawan untuk mempertahankan sikap harus menurut.”Saya malahan pada waktu itu seobyektif mungkin ,yang bagaiamanapun juga berpendapat Indonesia barangkali “unlighten toh tetap subyektif. Sebab tiap wartawan telah despon” maksudnya otoriter tetapi tercerahkan, mempunyai sikap sendiri tentang pembuatan otoriter tetapi allout benar-benar untuk sebesar beritanya, dengan framing yang ia lakukan besarnya kemakmuran rakyat.” Kebebasan itu untuk pertama kali mendapatkan informasi. “free and responsibilities“ kebebasan itu Kalau Inilah yang selanjutnya menjadi kendala menurut tetap “free and responsibilities” punya adanya perbedaan persepsi komunikasi antara tanggungjawab. Lalu kebebasan itu tetap

54 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498 pers dan pemerintah. salah satu unsur hukum pers nasional yang Ada lima ciri komunikasi pers: ciri memperkuat ciri-ciri teori pers otoriter. publisitas, ciri universalitas, ciri periodesitas, Sebab menurut Denis Mc Quail (1987), di ciri aktualitas dan ciri komersialitas. Ciri negera dunia ketiga termasuk Indonesia publisitas adalah pesan atau komunikasi pers menganggap pers Indonesia mempunyai ciri terbuka untuk siapapun. Ciri universialitas isi teori pers otoriter, karena untuk stabilitas pesan komunikasi persnya bermacam-macam. keamanan dan kelangsungan pembangunan. Pesan komunikasi pers yang nilai jurnalisitik Walaupun Indonesia mengakui mempunyai adalah penyebaran informasi untuk publik, teori pers yang khas Indonesia yaitu pers opini publik, dan hiburan untuk publik yang Pancasila yaitu pers yang sehat ,bebas dan sifatnya sistimatis dan dapat dipercaya melalui bertanggungjawab. Sebenarnya bredel pada media komuniksi massa modern. Sedangkan pers dengan menggunakan pencabutan SIUPP ciri komunikasi aktualitas beritanya ada yang adalah melanggar pada UU N0 21/82 dimana obyektif, baru,segar, hangat ada yang subyektif kebebasan pers dijamin ,sebagaimana pada beritanya memang baru bagi orang tertentu UU D 45 pasal 28. Keadaan inilah menjadikan saja. Ciri Komersialitas pers yang mempunyai teorti pers Pancasila yang di veetuskan ada fungsi berdagang atau pers adalah komoditi permulkaan Orde Baru 1970 sampai akhir Orde yang berkembang menjadi industri pers. Baru 1998 ,Era Reformasi dan sampai sekarang Keempat ciri itu menurut Dr. K. Basschwitz tidak pernah tercapai apa yang dimaksud yang dikutip oleh Muis (1996:12). Oleh Edwin dengan Teori Pers Pancasila secara nyata. Emery (1965) Komunikasi yang dilakukan pemerintah Jurnalisitk sebagai laporan tentang kejadian- terhadap pers Indonesia adalah komunikasi kejadian yang sedang berlangsung pada saat politik, karena pers Indonesia ditujukan ditulis, buka kajian yang definitif tentang untuk kepentingan politik Orde Baru, yaitu sesatui keadaan.Dengan demikian memang melanggengkan pemerintahan Orde Baru suatu berita tidak lepas dari kepentingan pers yang anti komunis yang di setujui pers itu sendiri,sehingga suatu kejadian yang sama dan pembangunan nasional karena rakyat atau sumber berita yang sama, akan diberitakan menghendaki adanya pembangunan untuk menurut kepentingan pers itu sendiri. Sehingga mengentaskan kemiskinan yang telah dapat terjadi adanya perbedaan kepentingan membelit rakyat Indonesia selama ini, sebagai antara penguasa dan pers.Karena penguasa perwujudan adanya Indonesia merdeka. Pers diberi legalitas untuk melakukan pengendalian yang tidak setuju dengan politik Orde Baru berita terhadap pers,maka pemberitaan pers itu tidak dapat hidup di bumi Indonesia .Oleh akan mejadi pengawasan dan pertimbangan Karena itu semua Pimpinan Redaksi adalah dari pemerintah selaku penguasa. Dalam Pengurus Golkar sebagai Pendukung penuh pelaksanaannya pemerintah selaku menteri pemerintah Orde Baru dengan Ketua Umum Penerangan tidak penah menggunakan Pembina adalah Presiden Suharto. Disamping pengadilan ,tetapi menggunakan senjata SIUPP itu tulang punggung Orde Baru adalah ABRI ( Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers). Keadaan dengan Panglima Tertinggi adalah Jenderal inilah yang sebenarnya dinilai beberapa ahli Suharto,Presiden Republik Indonesia.Harmoko hukum yang mendalami tentang pers pers menduduki posisi Menteri Penerangan yang sebagai tindakan yang keliru. Sebab SIUPP berhasil mengendalikan pers indonesia yang sebenarnya bukan untuk menutup usaha didukung ABRI (KOPKAMTIB). Komuniksi penerbitan berkaitan dengan beritanya, tetapi politik ini membawa keamanan pemberitaan berkaitan dengan menejaman . Maka penutupan pemberitaan yang dapat mempengaruhi opini harus melalui KUHP dalam sidang Pengadilan publik dimana Pers sangat kuat mempengaruhi .Cara ini yang tidak di lakukan Harmoko, opini publik. Sehingga pemrintahan Orde Baru karena pertimbangannya penyelesaiannya lama dibawah Presiden Suharto dapat bertahan dan belum tentu juga nerhasil seperti kasus selama 32 tahun, sebagai pemerintahan bredel majalah Tempo 1995. terlama didunia. Menurut Muis (1996:2) SIUPP merupakan Dalam komunikasi politik dapat terjadi

55 JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Vol. 1, No. 1, (Maret 2018) 45 - 57

adanya keputusan atau kebijakan pemerintah SIMPULAN yang “sesat”. Istilah ini dipergunakan Prof Berkat kelihaian Menteri Penerangan A.Muis (1996) untuk menunjukkan kebijakan Harmoko dapat menjadi jembatan komunikasi pemerintah dengan bredel pada suatu media yang efektif antara pemerintah dengan pers. pers. karena kebijakan itu merupakan delik Walaupun dengan hati yang berat karena dirinya komunikasi politik yang kurang memperhatikan berasal dari wartawan ,jadi bagaimanapun tidak factor kebenaran material pada berita tersebut. dapat melepaskan nalurinya sebagai wartawan Serta mudah menimbulkan kesalahan bertindak. Benar ada “Petunjuk Presiden Suharto” dan kehidupan pers. Demi kelangsungan bahwa setiap tindakan bredel kepada suatu Orde Baru Menteri Penerangan Harmoko media, harus dipikirkan nasib wartawan dan telah mampu mengendalikan pers dengan karyawannya. Biasanya mencari pengusaha- penuh siasat dan taktik dalam impelementasi pengusaha Konglomerat untuk menerbitkan mengendalikan pers melalui berkomunikasi suratkabara .Sehingga wartawan dan karyawan media massa/pers, berkomunikasi politik, media pers yang dibredel ,ditutup dapat berkomunikasi sosiologi dan berkomunikasi disalurkan kemedia baru itu atau media lain psikologi dengan membawa korban 7 pers yang mau menampungnya. Namun keadaan yang harus dibredel, dan korban wartawan ini tidak selalu mulus sepeti yang diharapkan kehilangan mata pencaharian, tidak terhitung pemerintah, sebab tergantung kepada pribadi lagi ribuan karyawan, pengecer yang terkait wartawan atau karyawan itu sendiri. Sejarah Indonesia membuktikan bahwa dengan penerbitan Koran tersebut. Dengan runtuhnya kerajaan-kerajaan di Indonesia bukan pers yang terkendali, berita terkendali, opini karena diserang dari luar, tetapi gejolak yang rakyat terkendali, pemerintah Orde Baru terjadi didalam istana sendiri. Demikian pula dapat bertahan 32 tahun dengan segala setelah proklamasi kemerdekaan yang terjadi keberhasiannya dan kegagalannya. Suatu adalah pembrontakan PKI(Partai Komunis prestasi luar biasa, sebagai pemerintahan Indonesia), DI/TII, OPM, GAM, RMS, (baca: rezim) yang terlama didunia. ABRI APRA, Ratu Adil. Namun kalau kebebasan sebagai tulang punggung Orde lama, berada pers itu ,pihak pers mendukung sepenuhnya di belakang keberhasilan pemerintahan Orde sebagai pers yang professional tentunya dalam Baru selama 32 tahun ini. kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia akan lebih sejahtera karena rakyat Daftar Pustaka penuhi dengan informasi jujur, yang diterima dari pers memenuhi kriteria yang diberikan Ardianto, Elvinaro. 2010. Metode Peneltian pemerintah. Kehidupan dalam interaski sosial antara pemerintah dengan rakyat untuk Public Relations. Bandung: terjalin dengan indah, artinya lancar, saling Penerbit mempercayai, menumbuhkan wibawa. Sepert Simbiosa Rekatama Media. ipenggambaran cerirtera dalam pewayangan Adji, Oemar Seno.1991. Perkembangan Delik mengenai kerajaan Ngamarto, yang dipimpin Pers di Indonesia. : Penerbit Pendawa adalah negara yang subur makmur, tatatentrem, kertoraharjo, tukul kang sarwo Erlangga. tinandur,kewan-kewan kang dipiara pada bali Azzam,Tarman, 2011: Kebebasan Pers dan ana kandange dewe-dewe. Sedangkan secara Ketahanan Nasional. Jakarta: Penerbit psykologis pimpinan menyadari akan dirinya RM Book PT. Wahana Semerta Alam. sebagai tokoh yang jadi panutan rakyatnya Berger, Arthur Asa. 2003. Media and Society, .Pimpinan negara, pimpinan di daerah, . pimpinan suatu kelompok tertentu dapat Rowman and Ltile Field Publisher Inc menjadi tokoh teladan. Sebab syarat suatu Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. komunikasi psykhologi yang efektif adalah Jakarta: Prenada Media Group. keduanya mempunyai saling kepercayaan

56 Print ISSN: 2614-8153 Online ISSN: 2614-8498

Blake ,Reed H and Edwin O.Haroldsen,2005 : Rosdakarya. Taksonomi Konsep komunikasi, Alih McQuail, Denis. 2000. Mass Communication Bahasa: Hasan Bahanaan. Surabaya: Theory, Forth Edtion, Sage. England: Penerbit Payrus. Publication London. Boyd Barnet, O dan Chris Newbold, 1995. McQuail, Denis.1996. Teori Komunikasi Massa Approaches to the media: areader, Suatui Pengantar. Jakarta: Erlangga. Arnold . New York Barret etc: The Nimmo, Dan. 1999. Komunikasi Politik, . Political Economy Approach terjemahan Tjun Suryaman. Bandung: Defluer, Melvin L and Sandra J.Ball-Rockeach. PT. Remaja Rosdakarya. 1988. New York: Theories of Mass Oetama, Yacob. 2001. Biografi 70 Tahun. . Communication, Longman Jakarta: Pustaka Gramedia Utama Effendy,Onong Uchjana, I997: Ilmu Rakhmat, Jalaluddin. 2009. Psikologi . Komunkikasi teori dan Praktek Komunikasi. Bandung: PT Remaja . Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya Rosda Karya. Fisher, Aubrey B , 1978 : teoriteoriKomuikasi Sejarah Pers di Indonesia, 2002, Gramedia, ,Penerjemah Soejono Trimo,PT Jakarta. Ramaja Rosdakarya ,Bandung Sukarno.1986. Pers Bebas Bertanggungjawab, Harmoko. 1986. Komunikasi Sambungrasa. Jakarta: Departemen Penerangan RI Jakarta: Penerbit Sinar Harapan Swantoro, P. 1990. Membuka Cakrawala. Harmoko. 2009. Nasehat Harmoko Untuk Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Anak dan Cucu. Jakarta: Penerbit PT Gria Media Prima. Persatuan Wartawan Indonesia, 1986 : . Harmoko. 2008 Ada Bom Waktu. Jakarta: Indonesia’s Journalist anda the . Penerbit PT Gria Media Prima Emergence of the National Chesney, Robert MC. I998. Corporate Press, PWI Pusat ,Jakarta, Media and the Threat to Democracy PWI Jaya. 1979. 5 Tahun Hadiah Adinegoro. . (terj AJI ). Jakarta: Penerbit AJI Jakarta: Penerbit PWI Jaya Junaedi, Fajar. 2013. Komunikasi Politik. PWI Jaya. 1993. Sikap Pandang Masysrakat Yogyakarta: Penerbit Buku Litera terhadap Pers Nasional, Hari Pers Lippman, Walter. 1994. Opini umum, Edisi Nasional, Jakarta. Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Undang Undang No 21/ 82 tentang Pers. Indonesia Undang-Undang No 40/1999 Tentang Pers. Littlejohn, Stephen W. 2005. The Theoroies of Human Communicaton. USA: Persuratkabaran Indonesia dalam Era Thomson Wadsworth Informasi, 1986. Kumpulan tulisan 25 Belmont. tahun Harian Umum Sinar Harapan, Muis, Abdul. 1996. Kontroversi Sekitar Kebebasan Pers. Jakarta: Mario Grafika KOPKAMTIB JUKLAK N0 17/1982. Mulyana, Deddy. 2007. Komunikasi Suatu Surat Keputusan Dewan Pers N0 05/SK- Pengantar. Bandung: Penerbit Remaja DPIII/ 200

57