<<

FUNGSI MINIATUR CANDI ZAMAN KLASIK MUDA MASA KERAJAAN SINGASARI

Achmad Fadlikal Mustakim NIM 13040284036 Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Universitas Negeri E-mail: [email protected]

Abstrak Candi merupakan bangunan suci keagamaan yang di bangun pada masa klasik di yaitu abad 8-15 M. pembagian zaman percandian di Jawa terbagi menjadi dua masa yaitu Klasik Tua (Abad 8-10 M) yang tersebar di Jawa Tengah dan masa Klasik Muda (Abad 11-15 M) yang tersebar di Jawa Timur. Arsitektur candi memiliki perkembangan perubahan dari masa Klasik Tua hingga Masa Klasik Muda salah satunya yaitu komponen Miniatur Candi yang berada di pertemuan sudut tangga Candi dengan bagian dinding kaki Candi. Miniatur Candi yang terletak di pertemuan antara dinding tangga Candi dengan dinding kaki, namun tidak semua Candi memiliki Miniatur Candi di pertemuan antara tangga Candi dengan dinding kaki Candi. Komponen arsitektur Miniatur Candi di temukan pada masa Klasik Tua yang terdapat di Candi Siwa dan di temukan lagi pada Candi peninggalan Kerajaan Singasari. Setiap komponen arsitektur memiliki maksud dan tujuan, Komponen miniatur candi memiliki keanekaragaman dalam segi bentuk dan tata letak miniatur, sihingga peneliti tertarik untuk meneliti Miniatur Candi. Miniatur Candi yang memiliki keanekaragaman dalam segi bentuk dan keletakan menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas. Penelitian ini memfokuskan pada dua permasalahan yaitu, (1) Bagaimana bentuk dan letak Miniatur Candi peninggalan Kerajaan Singosari; (2) Bagaimana fungsi Miniatur Candi peninggalan Kerajaan Singasari. Keanekaragaman dalam segi bentuk dan letak Miniatur serta fungsinya dapat kita ketahui dengan melakukan perbandingan dengan Miniatur Candi pada masa sebelumnya baik itu peninggalan Candi pada masa Klasik Tua. Peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari tahapan (1) Heuristik melalui studi kepustakaan dan observasi di lapangan, (2) Kritik, (3) Intepretasi, dan (4) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan Miniatur Candi peninggalan Kerajaan Singasari terdapat keanekaragaman bentuk dan tata letak miniatur yang memiliki bentuk dasar dua sisi dan tiga sisi serta keletakannya tidak selalu berada tepat di pertemuan tangga candi dengan dinding kaki candi melainkan lebih bergeser ke bagian dinding tangga Candi. Candi peninggalan Kerajaan Singasari yang memiliki komponen Miniatur Candi di dalamnya terdapat pada Candi Kidal, Candi Jago, dan Candi Jawi. Miniatur candi menjadi komponen arsitektur yang memiliki fungsi sebagai penghubung arsitektur bangunan candi peninggalan Masa Klasik serta menjadi komponen yang melindungi titik tengah candi (Brahmasthana) dalam sistem arsitektur percandian.

Kata Kunci: Fungsi Candi, Miniatur Candi, Kerajaan Singasari

Abstract The temple is a religious sacred building that was built in the classical period in Indonesia, which is 8-15 AD century. The division of the temple period in is divided into two periods, the Old Classic (Ages 8-10 M), scattered in Central Java and the Young Classic period (Ages 11-15 M) spread across . The architecture of the temple has a change in development from the Old Classic period to the Young Classic Period, one of which is the miniature component of the temple which is at the junction of the temple's stairs with the foot wall of the temple. Miniature temples are located at the junction between the walls of the temple steps with the foot wall, but not all temples have a temple miniature at the meeting between the temple steps and the temple foot walls. The miniature architectural component of the temple was found in the Old Classical period found in the Prambanan Temple and found again in the heritage temple of the Kingdom of Singasari. Each architectural component has a purpose and purpose, the miniature component of the temple has diversity in terms of the shape and layout of the miniature, so researchers are interested in examining the temple miniature. Miniature temples that have diversity in terms of shape and location are interesting phenomena to discuss. This research focuses on two problems, namely, (1) What is the shape and location of miniature temples from the Singosari Kingdom; (2) How is the function of miniature temples from the Singasari Kingdom. Diversity in terms of the shape and location of the miniatures and their functions can be known by making comparisons with miniature temples in the previous period both the relics of the temple in the Old Classical period. Researchers use historical research methods consisting of stages (1) Heuristics through literature studies and observations in the field, (2) Criticism, (3) Interpretation, and (4) Historiography. The results showed the miniature of the temple inheritance of the Kingdom of Singasari, there is a diversity of forms and layout of the miniature which has a two-sided and three-sided basic shape and its location is not always right at the temple's stairs with the temple foot wall but rather shifts to the temple's staircase walls. The heritage of Singasari Kingdom which has a miniature component of the temple inside is found in , and . Miniature temples become an architectural component that has a function as a liaison architectural building temples from the Classical Period and a component that protects the midpoint of the temple (Brahmasthana) in the architectural system of the temple.

Keywords: Temple Functoin, Temple Miniature, Singasari Kingdom.

PENDAHULUAN Peninggalan sejarah merupakan sejarah atau hasil kebudayaan suatu hasill kebudayaan masa lampau yang peradaban banyak baik dalam bidang masih dapat kita nikmati masa kini. teknologi, ilmu pengetahuan dan Keindahan kebudayaan yang ditinggalkan keagamaan. Candi menjadi salah satu dapat menunjukkan keagungan kerajaan peninggalan sejarah yang menunjukkan yang berkuasa pada masa itu. Peninggalan suatu perkembangan teknologi serta seni

bangunan, pahat, dan merupakan bangunan wilayah Jawa bagian Timur, dimulai dari suci. masa pemerintahan Pu Sindok bersama Candi berasal dari kata dinasti Isyana sampai dengan Kerajaan Candikaghra. Candikaghra yang terdiri terakhir bercorak Hindu di Jawa yaitu dari kata Candika dan Ghra yang memiliki Kerajaan Majapahit. arti rumah atau tempat untuk Dewi Dilihat dari perkembangannya, atau dewi maut. Arti lain dari Candikaghra Candi mengalami perubahan corak dari tampak jelas bahwa candi berkaitan zaman Klasik Tua hingga zaman Klasik dengan rumah untuk kematian. Muda. Perubahan tersebut menimbulkan Fungsi Candi secara umum dapat corak dan gaya yang berbeda dan digolongkan sebagai berikut; (1) candi menunjukkan beberapa variasi pada sebagai tempat peribadatan, baik secara beberapa aspek bangunan, salah satunya komunal maupun individual, (2) candi terletak pada komponen bangunan kaki merupakan sebuah bangunan suci tempat Candi yang berada di sebelah pipih tangga bersemayam dewa-dewa dalam arca-arca Candi. Komponen ini merupakan miniatur yang terdapat pada Candi dan Candi Candi yang terdapat pada sudut pertemuan sebagai tempat untuk pemujaan raja atau antara pipi tangga Candi dan tembok kaki tokoh yang telah meninggal, sebagai Candi. Miniatur Candi pada umumnya leluhur yang diperdewakan.1 Adapun berjumlah sepasang yang terletak pada sisi Fungsi lain Candi sebagai Gapura atau luar pipi tangga sebelah kiri dan kanan pintu Gerbang dan sebagai Pentirtaan serta yang mengapit pintu gerbang masuk sebagai tempat kegiatan keagamaan Candi, kerajaan secara politis agar terjadi interaksi antra raja dan rakyat. Miniatur Candi banyak ditemukan Candi juga berperan secara politik untuk pada Candi di Jawa Timur periode Klasik menjadi simbol kejayaan suatu Kerajaan. Muda (abad 11-15 M), khususnya pada Candi masa Singasari-Majapahit. Pada Perkembangan Candi masa Hindu- candi-candi di Jawa Tengah, Miniatur Budha terbagi ke dalam dua periode yaitu Candi tidak ditemukan kecuali pada Candi Klasik Tua yang berkembang di Jawa Prambanan. Tengah (abad 8-10 M) dan Klasik Muda yang berkembang di Jawa Timur (abad 11- Miniatur Candi yang ditemukan 15 M).2 Zaman Klasik Tua berkembang di memiliki keanekaragaman dalam segi wilayah Jawa bagian Tengah, bersamaan bentuk dan keletakan Miniatur Candi dari dengan berkembangnya pusat kerajaan di sini peneliti tertarik untuk meneliti wilayah tersebut, Kerajaan yang dikenal Miniatur Candi yang terdapat pada kaki dalam masa itu adalah Mataram Kuno. Candi peninggalan Kerajaan Singosari, Zaman Klasik Muda berkembang di karena Miniatur Candi dari segi bentuk dan letak Miniatur Candi memiliki 1 Agus Aris Munandar, 2015, keanekaragaman dan terlihat seperti Keistimewaan Candi-Candi Zaman Majapahit, gapura kecil untuk masuk ke dalam Candi, Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Hlm 13 2Agus Aris Munandar, 2003, Karya hal ini dapat dilihat dari keletakan Arsitektur dalam Kajian Arkeologi, Depok: Miniatur Candi yang melekat pada tangga Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan masuk ke dalam Candi. Bentuk dan Budaya, hlm. 14

keletakan Miniatur Candi memiliki tentang bentuk, ukuran, dan tata letak perbedaan dan persamaan, sehingga Miniatur Candi yang berada pada peneliti mempunyai ketertarikan untuk peninggalan Candi masa Kerajaan meneliti tentang bentuk, keletakan dan Singasari yaitu Candi Kidal, Candi Jawi, fungsi Miniatur Candi. dan Candi Jago.

Berdasarkan latar belakang di atas Pengumpulan data yang kedua penulis menguraikan Rumusan Masalah dilakukan dengan cara Study Pustaka sebagai berikut (1) Bagaimana bentuk dan berupa pengumpulkan literatur yang letak Miniatur Candi peninggalan berhubungan dengan pembahasan yaitu Kerajaan Singasari? (2) Bagaimana fungsi Miniatur Candi. Pengumpulan data ini Miniatur Candi peninggalan Kerajaan memperoleh hasil berupa data pustaka Singasari? yang diperoleh dari literature yang berhubungan dengan penelitian ini yang METODE PENELITIAN salah satunya karangan bapak Agus Aris Metode ilmiah dari suatu ilmu Munandar berjudul Karya Arsitektur pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam Kajian Arkeologi yang di dalmnya dalam rangka ilmu tersebut untuk sampai berisi tentang arsitektur bangunan candi pada kesatuan pengetahuan. Penelitian ini yang digolongkan menjadi dua periodde menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu Zaman Klasik Tua dan Klasik Muda, menurut Louis Gottschalk yaitu metode serta karya tulis dari Jordan Roy yang sejarah sebagai proses pengujian dan berjudul Memuji Prambanan Bunga analisis sumber secara kritis, dan hasil Rampai Para Cendekiawan Belanda rekonstruksi imajinatif masa lampau Tentang Kompleks Percandian berdasarkan data yang diperoleh lewat Lorojonggrang yang di dalamnya ada proses.3 Metode penelitian yang digunakan pembahasan tentang Miniatur Candi. sebagai berikut: Heuristik, Kritik, Tahap kedua yaitu Kritik, dalam Interpretasi, dan Historiografi. tahapan ini mengolah data yang diperoleh Heuristik merupakan proses dari tahapan sebelumnya dengan cara pengumpulan data di lapangan yang menganalisis data yang telah diperoleh. berhubungan dengan kajian yang dibahas Analisis dalam penelitian ini dilakukan dalam penelitian ini mengenai Miniatur pada analisis bentuk dan keletakan Candi, pengumpulan dilakukan dengan Miniatur Candi. menggunakan dua cara yaitu, Studi Tahap selanjutnya yaitu Pustaka dan Studi Lapangan. Data yang Interpretasi, penafsiran yang dilakukan dikumpulkan memlalui observasi di berlandaskan pada analisis terhadap lapangan berupa Miniatur Candi yang bentuk dan keletakan Miniatur Candi terdapat pada Candi peninggalan Kerajaan sehingga diperoleh gambaran menyeluruh Singasari yaitu Candi Kidal, Candi Jawi, tentang struktur miniatur candi. Sebelum dan candi Jago. Proses observasi pada melakukan proses perbandingan, Miniatur Candi untuk memperoleh data dilakukan studi pustaka terlebih dahulu sebagai dasar supaya dapat memahami 3 Aminudin Kasdi.2011.Memahami makna serta tata letak Miniatur Candi pada Sejarah.Surabaya: Unesa University Press. Hlm 10

setiap Candi yang di jadikan sampel dalam dapat kita lihat bagaimana kejayaan Raja, penelitian ini, sehingga hasil ahir yang di karena fungsi dari Candi sendiri salah peroleh dapat disintesakan dengan data satunya adalah sebgai simbol kejayaan pustaka. Hal ini bertujuan untuk menjawab suatu pemerintahan. pertanyaan mengenai fungsi serta makna B. Fungsi Candi arsitektual dari Miniatur Candi pada Candi memiliki berbagai macam Candi. Perbandingan disini dilakukan pada fungsi atau kegunaan. Fungsi Candi secara bentuk Miniatur Candi, dalam proses ini umum dapat digolongkan menjadi tiga mengolah data primer yang telah diperoleh yakni (1) Candi sebagai tempat yaitu Miniatur Candi dari setiap candi peribadatan, baik secara komunal maupun yang menjadi objek penelitian, sehingga individual, (2) Candi merupakan sebuah dapat menjawab rumusan masalah yang bangunan suci tempat bersemayam dewa - diangkat dalam penelitian ini. Penguatan dewa dalam arca - arca yang terdapat pada atas penafsiran data disini juga didukung candi, (3) Candi sebagai tempat untuk dengan sumber-sumber tertulis supaya pemujaan raja atau tokoh yang telah dapat memudahkan peneliti dan tidak salah meninggal, sebagai leluhur yang dalam penafsiran. diperdewakan (pen--an) sebagai contoh yaitu Candi Kidal yang menjadi Selanjutnya yaitu tahap tempat pendharmaan Raja Anusapati yang Historiografi merupakan tahapan terakhir diungkaapkan dalam Kakawin yang menyusun penelitian ini menjadi Negarakertagama pupuh 41:1 dan Candi karya tulis ilmiah. Jago menjadi pendharmaan Raja HASIL DAN PEMBAHASAN Wisnuwardhana yang di jelaskan pada Kekawin Negarakertagama pupuh 41:3.4 A. Pengertian Candi Adapun fungsi lain Candi sebagai Candi berasal dari kata Gapura atau pintu Gerbang seperti contoh Candikaghra. Candikaghra yang terdiri dapat disaksikan di kompleks Keraton dari kata Candika dan Ghra yang memiliki Ratu Boko, Bajang Ratu, Wringin arti rumah atau tempat untuk Dewi Durga Lawang, dan Candi Plumbangan. Fungsi atau dewi maut. Arti lain dari Lain Candi sebagai Pentirtaan sebagai Candikaghra tampak jelas bahwa candi Contoh ialah Petirtaan Belahan, Jalatunda, berkaitan dengan rumah untuk kematian. dan Candi Tikus. Pengertian lain dari Candi merupakan hasil Fungsi lain Candi adalah tempat ilmu bangunan dan seni bangunan. kegiatan keagamaan kerajaan secara politis Pembuatan sebuah Candi di awali dengan agar terjadi interaksi antra raja brahmana perencanaan konstruksi dan tata letak yang dan rakyat. Candi juga berperan secara disertai perhitungan-perhitungan serta politik untuk menjadi symbol kejayaan pengukuran yang tepat. Jika dilihat dari suatu Kerajaan. Candi juga dapat berfungsi pengertian tersebut maka Candi juga dapat sebagai gambaran jiwa zaman pada waktu dikatakan sebagai mahakarya warisan di dirikannya sebuah Candi, dari zaman Hindu-Budha di Indonesia yang dapat kita manfaatkan untuk mempelajari tentang kehidupan pada waktu Candi di 4Agus Aris Munandar, 2015, buat dan kepercayaan yang dianutnya serta Keistimewaan Candi – Candi Zaman Majapahit, Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Hlm 13

yang di pahatkan serta arsitektur bangunan yang berangka tahun 700 saka yang terlihat dari bagian kaki Candi hingga (778 M) yang menunjukkan keterkaitan. atap Candi kita dapat mengetahui sistem kepercayaan hingga kehidupan sehari-hari D. Asitektur Candi atau kondisi masyarakat pada waktu candi Candi merupakan replika dari dirikan. Gunung Meru secara keseluruhan candi C. Histori Pendirian Candi di Indonesia juga merupakan simbol dari alam semesta Pendirian Candi di Indonesia yang diuraikan dalam struktur bangunan merupakan refleksi keberlanjutan dari Candi yang dibagi menjadi 3 struktur tradisi jaman megalitik yang menunjukkan bangunan secara vertikal. Setiap struktur adanya perkembangan dalam segi mempunyai artinya masing-masing yang teknologi dan seni bangunan yang dapat membentuk bangunan Candi dan mewakili dikreasikan oleh manusia seiring dengan tiga alam semesta (Triloka), yaitu bagian perkembangan jaman, mereka dapat kaki Candi melambangkan alam bawah mengembangkan gaya seni bangunan (Bhurloka), yaitu alam dunia manusia yang dalam menciptakan tempat suci dikuasai oleh hal-hal duniawi. Badan candi peribadatan. melambangkan alam antara (Bhuahloka), Mengawali pembahasan ini seperti yaitu alam dunia manusia yang tidak lagi yang disebutkan tentang bagaimana Fungsi terikat pada hal-hal duniawi. Atap Candi Candi, Pengertian dan Fungsi Candi secara melambangkan alam atas (Shuahloka), umum dalam masa Sejarah Klasik yang yaitu dunia para dewa.5 Jika diuraikan lagi membahas tentang agama Hindu-Budha, bagian bawah candi terdapat peripih yang menunujukkan bahwa keterkaitan berada di sumuran dan tangga masuk yang pendirian Candi dengan system merupakan komponen kaki Candi, bagian kepercayaan yang dianut pada masa tubuh terdapat relung dan grabhagraha Klasik, dengan keterkaitan dengan sitem yang berisi arca atau Lingga-Yoni yang kepercayaan Hindu-Budha dapat kita Tarik merupakan komponen dari badan Candi, bahwa pendirian Candi merupakan serta di bagian atap candi terdapat ruang di pengaruh ajaran Hindu-Budha yang dalam atap Candi atau kemuncak yang berkembang di . disebut sungkup. Candi-candi yang terdapat di Peninggalan sejarah masa Hindu- Indonesia tersebar di sebagian besar Budha antara abad ke 8 M hingga abad ke wilayah Jawa, , Bali. Peninggalan 15 M berupa Candi yang ada di Indonesia sejarah berbentuk Candi yang tersebar di banyak tersebar di wilayah Jawa wilayah Indonesia menunjukkan gaya khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur bangunan candi dari masing-masing dengan memiliki corak yang berbeda-beda. daerah, perbedaan gaya bangunan merujuk Berdasarkan perkembangan Candi Masa pada masa pembuatannya. Rujukan masa Hindu-Budha di Jawa sehingga pembuatan Candi dapat kita ketahuai percandiaan di Jawa dibagi menjadi dua bawasannya pembuatan Candi dapat kita periode yaitu Masa Klasik Tua (abad 8-10 ketahui melalui prasasti yang menunujukkan angka tahun pembuatan 5 Lalu Mulyadi dkk.2015.”Relief dan terkait dengan pembuatan Candi. Candi Arca Candi Singosari-Jawi”. : CV. Dream Kalasan sebagai contoh dengan Prasasti Litera Buana. Hlm 20

M) yang berkembang di wilayah Jawa menyerupai kulit, (5) Candi induk Tengah dan Masa Klasik Muda (abad 11- terletak di bagian belakang.7 15 M) yang berkembang di wilayah Jawa Meskipun dibangun di wilayah Timur dengan memiliki gaya 6 berbeda dan dalam periode yang sama arsitekturnya masing-masing . antara Candi Jawa Tengah dengan Candi Candi masa Klasik Tua Jawa Timur, namun terdapat persamaan berkembang antara abad 8 M hingga abad atara Candi yang berada di Jawa Tengah 10 M, dalam perkembangan Candi pada Dengan Candi yang berada di Jawa Timur. abad 8 M hingga abad 10 M di Jawa Persamaan tersebut terletak pada; (1) Tengah telah menghasilkan banyak Candi Bagian kaki Candi polos tidak dihiasi dengan perbingkaian, (2) Mempunyai yang mempunyai gaya arsitektur masing- gabungan bingkai, yang terdiri atas bingkai masing sehingga Nampak gaya seni setengah lingkaran (kumada), sisi genta bangun yang beragam yang melekat pada (padma), rata dan rata terpenggal, (3)Serta Candi dalam perkembangannya pada masa memiliki atap yang bertingkat ke atas Klasik Tua. Candi pada masa ini dengan tingkatan yang jelas (biasanya mempunyai ciri dimana candi induk memiliki 3 tingkat) dan diahiri dengan 8 menjadi pusat yang berposisi di Tengah kemuncak. dan dikelilingi oleh Candi-candi perwara E. Miniatur Candi di sekitarnya. Candi pada masa Klasik Tua Tangga merupakan komponen memiliki ciri-ciri sebagai berikut; (1) sekaligus jalan masuk menuju Candi yang bentuk bangunannya tambun, (2) Atapnya mempunyai peran penting dalam arsitektur berundak-undak, (3) Gawang pintu dan Candi beserta berbagai macam fungsinya relung berhiaskan Kala-, (4) Antara lain sebagai sarana penghubung Reliefnya timbul dan lukisannya naturalis. halaman Candi dengan selasar Candi, Candi masa Klasik Muda yang sebagai sarana untuk melakukan kewajiban berkembang di wilayah Jawa Timur yang berkembang Antara abab 11 M hingga beragama dengan memasuki Candi untuk abad 15 M. Candi peninggalan masa menuju lorong-lorong prosesi atau menuju Klasik Muda dibagi menjadi lima gaya bilik Candi, tangga juga dapat berfungsi arsitektur pencandian yaitu, (1) Gaya sebagai penentu arah hadap Candi. Tangga Singosari, (2) Gaya Jago, (3) Gaya Brahu, dalam kitab Manasara disebut dengan (4) Gaya Punden Berundak, (5) Gaya Sopana merupakan bagian penting yang Batur. melekat pada bangunan Candi, di dalam Candi peninggalan masa Klasik Muda memiliki ciri-ciri; (1) Bentuk kitab tersebut dijelaskan bagaimana tata bangunannya ramping, (2) Atapnya cara pembangunannya, mulai dari merupakan perpaduan tingakatan, (3) Tidak memiliki Makara, serta pintu dan relung di bagian atasnya yang memiliki komponen Kepala Kala, (4) reliefnya tidak 7 Soekmono.1997. Pengantar Sejarah terlalu timbul dan lukisannya simbolis Kebudayaan Indonesia. : Kanisuis. Hlm 86 8 Soekmono.1979.”The Archaeology of Central Java Before 800 A.D. dalam R.B. Smith 6 Agus Aris Munandar.2003.Karya dan W. Watson (penyusun). Early South East Arsitektur dalam Kajian Arkeologi. Depok: Asia: Essay in Archaeology, History, and Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Historical Geography. New Yprk: Oxford Budaya. Hlm 14 University Press. Hlm 464

penempatan, bahan, ukuran, hingga dengan alasan pertama maka dapat hasilya.9 dikatakan sebagai variasi dan catatan yang merujuk pada alasan kedua yaitu, Tangga yang terdiri dari pipi berdasarkan pengamatan terhadap tangga, anak tangga serta dilengkapi Miniatur Candi yang diamati, dapat di lihat dengan komponen yang menambah nilai bahwa miniatur candi memiliki posisi tepat aksitektur yang melekat pada bangunannya pada sudut pertemuan antara pipi tangga salah satunya yaitu Miniatur Candi dengan tembok kaki Candi. merupakan unsur yang penting pada suatu candi. Miniatur Candi merupakan Berdasarkan pengamatan tentang komponen arsitektur Candi yang Miniatur Candi pada percandian di Pulau menempel pada bagian sudut pipi tangga Jawa, diketahui komponen tersebut mulai Candi, Miniatur Candi ini memiliki bentuk digunakan pada Candi Induk Prambanan, menyerupai Candi berbentuk kecil yang lebih tepatnya pada salah satu Candi Induk pada umumnya terletak di bagian luar pipi Prambanan yaitu Candi Siwa, terdapat tangga Candi, Miniatur ini pada umumnya delapan Miniatur Candi yang masing- berjumlah sepasang yang mengapit tangga masing mengapit tiap pipi tangga pada Candi. Candi. Keletakan Miniatur Candi di bagian luar tepat berada disudut antara pipi tangga Miniatur Candi yang dibahas dengan tembok Candi, temuan ini menjadi memiliki kesamaan komponen yang menarik karena titik pusat halaman Candi mengacu pada Menara Sudut atap Candi, Induk Prambanan bertepatan dengan pada Vademekum Cagar Budaya arti Miniatur candi yang berada di tenggara menara sudut Candi adalah replika utama Candi Siwa. banguan Candi yang ditempatkan pada sudut-sudut atap sebagai unsur hiasan. Miniatur Candi memiliki Kesamaan komponen disini dilihat dari perbedaan dengan ke-7 Miniatur candi bentuknya yang merupakan replika lainnya yang terdapat di Candi Siwa, yaitu bangunan Candi dan ditambah dengan memiliki bagian yang terbuka ke depan. keterangan letak atau posisi keberadaannya Pada ruangan yang ada di dalamnya pada candi. Letak Miniatur Candi tidak terdapat sebuah lapik yang berlubang di semuanya terletak pada sudut, namun juga bagian dalam dan dibawahnya terdapat ditemukan Miniatur Candi yang letaknya sebuah tiang yang dibentuk oleh tiga bergeser sedikit tidak berada tepat di sudut bidang datar. Bidang datar ini disebut pertemuan antara pipi tangga dan tembok sebegai Parallelepipedon dan di atasnya Candi. Penamanaan Miniatur Candi ditarik garis-garis yang halus berdasarkan dua alasan yaitu, pertama mengisyaratkan pusat geometris kasawan karena kelatakannya pada candi berada di itu.10 kaki Candi dan terletak di sudut pertemuan Antara pipi tangga dan kaki Candi, apabila ditemukan Miniatur yang tidak sama 10 Jordan, Roy.2009.”Memuji Prambanan Bunga Rampai Para Cendekiawan 9 Acharya.1980.Architecture of Belanda Tentang Kompleks Percandian Manasara. London: Oxford University Press. Lorojonggrang. Jakarta: Yayasan Obor Hlm 281-285 Indonesia. Hlm 91

Miniatur Candi di zaman Klasik Miniatur sampai dengan bingkai tubuh Tua hanya ditemukan pada Candi Siwa yang menjadi pembatas dengan Prambanan, selanjutnya Miniatur Candi bingkai atap yang memiliki antefik. banyak ditemukan di zaman Klasik Muda Antefik merupakan unsur bangunan mulai dari peninggalan Kerajaan Singosari yang berfungsi sebagai hiasan luar, dan Kerajaan Majapahit. Peninggalan sering ditemukan pada bangunan sejarah yang mempunyai Miniatur Candi Candi dalam bentuk segitiga pada percandian Kerajaan Singosari yang meruncing. merupakan fokus dari penelitian yang 3. Bagian atap, bagian ini meliputi dilakukan yaitu Candi Kidal, Candi Jago, bagian bingkai yang memiliki antefik Candi Jawi. sampai dengan kemuncak Minuatur. Miniatur Candi yang terdapat pada F. Bentuk dan Letak Miniatur Candi arsitektur Candi Kidal berjumlah dua Peninggalan Kerajaan Singasari miniatur candi yang terletak disisi Utara Miniatur Candi yang ditemukan dan Selatan tangga Candi, Miniatur Candi pada peninggalan kepurbakalaan Kerajaan ini masing-masing memiliki tinggi 112 Singosari memiliki keberagaman dalam cm, panjang 58 cm, dan lebar 27 cm, segi bentuk dan keletakannya, secara Miniatur Candi berbahan dasar batu umum letak Miniatur Candi terdapat pada andesit, keletakan Miniatur Candi pada pertemuan antara sudut pipi tangga dengan candi kidal ini tidak berada pada sudut dinding kaki Candi, namun terdapat juga atau pertemuan antara tembok kaki Candi yang letaknya tidak berada tepat pada dengan pipih tangga Candi melaikan sudut pertemuan antara pipi tangga dengan terletak menjauh dari sudut dan menempel dinding kaki Candi tetapi bergeser sedikit pada pipih tangga Candi. menjauhi sudut pertemuan antara pipi tangga Candi dengan tembok kaki Candi dan menempel di dalam pipi tangga Candi.

Bentuk Miniatur Candi terdapat persamaan dalam pembagian struktur Miniatur dengan pembagian struktur arsitektur pada Candi yang dibagi menjadi tiga, bagian kaki, tubuh, dan atap. (Miniatur Candi pada Candi Kidal) Pembagian struktur Miniatur Candi meliputi: Miniatur Candi pada Candi Kidal memiliki struktur bangunan yang lengkap 1. Bagian kaki, umumnya bagian kaki terdiri dari kaki, tubuh, serta atap. Bagian lebih besar dari bagian tubuh yang kaki Miniatur Candi berupa batur merupakan bawah Miniatur yang berukuran pendek, bagian tubuhnya bersentuhan dengan tanah sampai memiliki bentuk yang menyempit, dan pada persinggungan bingkai. atapnya dari pengamantan yang dilakukan 2. Bagian tubuh, bagian ini meliputi memiliki bentuk semakin keatas semakin bingkai bawah yang menjadi pembatas mengecilatau meruncing, dan pada salah antara kaki Miniatur dengan tubuh

satu bingkai Miniatur Candi pada bagian Berdasarkan pengamatan atap terdapat motif hias. menunjukkan bahwa kondisi Miniatur Jika di susun berurutan dari bawah Candi yang berada di pipih tangga Candi ke atas Ciniatur Candi pada Candi Kidal Jawi berada dalam kondisi utuh, struktur terdiri atas: arsitektur Miniatur Candi juga memiliki 1. Bagian kaki terdiri dari batur bagian kaki, tubuh, dan atap. Bagian kaki sebagai dasar serta dua bingkai Miniatur Candi pada Candi Jawi memiliki di atas batur tersebut. arsitektur yang menyerupai batur, bagian 2. Bagian tubuh terdiri dari tubuhnya memiliki arsitektur yang susunan bingkai mulai dari menyerupai Candi dimana bentuk bagian bingkai menyempit sampai ini seperti Candi pada umumnya yaitu dengan bingkai paling besar menyempit, bagian atap miniatur candi dari Miniatur Candi tersebut. pada Candi Jawi memiliki bentuk yang 3. Bagian atap terdiri dari dua tinggi dan meruncing, semakin ke atas bingkai paling atas pada bentuknya semakin mengecil seperti Candi struktur Miniatur Candi pada pada umumnya. Candi Kidal. Jika disusun berurutan dari bawah ke atas Miniatur Candi pada Candi Jawi Selanjutnya Miniature Candi yang terdiri atas: teretak pada Candi Jawi berjumlah dua, 1. Bagian kaki terdiri atas batur, sama halnya dengan Candi Kidal yang seperti Candi Jawi juga terletak pada sisi Utara dan Selatan pipih memiliki batur pada tangga Candi. Miniatur Candi pada Candi Jawi masing-masing memiliki ukuran arsitekturnya. panjang 102 cm, lebar 32 cm, dan tinggi 2. Bagian tubuh Miniatur Candi 242 cm. bahan utama pembuatan Miniatur terdiri atas beberapa bingkai Candi pada Candi Jawi terbuat dari batu mulai dari bingkai yang andesit, serta keletakannya tidak berada mengecil sampai bingkai yang persis di sudut pertemuan antara tembok paling panjang pada Miniatur kaki Candi dengan pipih tangga Candi Candi sejajar dengan panjang melainkan keletakannya menempel pada batur Miniatur Candi. pipih tangga Candi. 3. Bagian atap Miniatur Candi berbentuk mengerucut yang terdiri atas empat bingkai paling atas dengan dua bingkai sebagai kemuncaknya.

Selanjutnya Miniatur Candi yang terdapat pada arsitektur Candi Jago terletak pada tangga diteras pertama menuju teras kedua, dari hasil pengamatan Miniatur Candi yang ada di Candi Jago berjumlah tiga, dua di tangga sebelah Utara yang terletak di pipih tangga sebelah (Minitur Candi pada Candi Jawi) Selatan dan Utara, sementara satu lagi

terletak di tangga sebelelah Selatan di dalam Miniatur Candi pada pipih tangga Candi sebelah Utara. Miniatur Candi Jago Candi yang terletak di Candi Jago 3. Bagian atap Miniatur terdiri berbahan dasar sama dengan bangunan dari dua bingaki paling atas Candi yaitu terbuat dari batu andesit, pada susunan Miniatur Candi Miniatur Candi tersebut memiliki ukuran pada Candi Jago, serta Miniatur panjang 101 cm, tinggi 152 cm, dan lebar Candi ini tidak memiliki motif 22 cm. hias seperti kedua Miniatur Candi yang terdapat pada Candi Kidal dan Candi Jawi, Miniatur yang terdapat di candi jago tampak polos tanpa ada motif hias.

Bentuk dasar Miniatur Candi berdasarkan penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan yang terdapat pada objek kajian yang menjadi (Miniatur Candi pada Candi Jago) sampel data peneliti yaitu pada ketiga Keletakan Miniatur Candi pada Candi masa Kerajaan Singosari yaitu Candi Jago terletak pada pertemuan antara Candi Kidal, Candi Jawi, dan Candi Jago. sudut pipih tangga Candi dengan bangunan Setiap Miniatur memiliki pola dasar kaki Candi jadi berbeda dengan kedua masing-masing yang menjadi pembeda Candi sebelumnya yang keletakannya sehingga dapat di jadikan bahan penelitian, berada pada dinding pipih tangga Candi. pengamatan terhadap bentuk Miniatur Melihat dari kondisi Miniatur Candi yang Candi terdapat variasi di dalamnya yang terdapat pada Candi Jago dapat dikatakan dapat dilihat dari sisi samping miniatur. kondisinya tergolong utuh secara Ketiga Candi yang di jadikan objek keseluruhan Miniatur Candi tersebut dapat penelitian pada penelitian ini menunjukkan diamati. bahwa terdapat dua pola dasar Miniatur Candi yaitu bentuk Miniatur Candi yang Miniatur Candi pada Candi Jago menampilkan dua dimensi dan bentuk bila di susun dari bawah keatas memiliki miniature yang menampilka tiga dimensi. arsitertur sebagai berikut: 1. Miniatur Candi yang Menampilkan 1. Bagian kaki memiliki arsitektur Dua Dimensi. seperti batur pada Candi. Miniatur Candi yang menampilkan 2. Bagian tubuh Miniatur Candi dua sisi seperti yang terdapat pada Candi memiliki arsitertur lima bingkai Jago, dimana keletakan Miniatur tersebut yang disusun mulai dari dua tepat di pertemuan antara sudut tangga bingkai di bawah bingkai yang Candi dengan bangian kaki Candi, tinggi sampai dengan dua sehingga Miniatur Candi jika diamati bingkai di atas bingkai yang memiliki dua sisi yang terlihat. memiliki ukuran tertinggi

2. Miniatur Candi yang Menampilkan terdapat di Candi Siwa, yaitu memiliki Tiga Dimensi. bagian yang terbuka ke depan. Pada Miniatur Candi yang menampilkan ruangan yang ada di dalamnya terdapat tiga sisi terdapat pada Candi Kidal dan sebuah lapik yang berlubang di bagian Candi Jago, dimana keletakan Miniatur dalam dan di bawahnya terdapat sebuah Candi tersebut tidak berada tepat di tiang yang dibentuk oleh tiga bidang datar. pertemuan sudut tangga Candi dengan Bidang datar ini disebut sebegai bagian kaki Candi tetapi menjauhi dan Parallelepipedon dan di atasnya ditarik terletak pada tangga Candi, sehingga garis-garis yang halus mengisyaratkan Miniatur Candi jika diamati memiliki tiga pusat geometris kasawan itu.11 sisi yang terlihat. Candi merupakan bangunan suci

G. Fungsi Miniatur Candi Peninggalan agama Hindu-Budha yang berkembang Kerajaan Singasari bersama dengan agama atau system religi tersebut. Proses perkembangan system Menjawab permasalahan yang religi mungkin berdampak pada jiwa kedua mengenai fungsi Miniatur Candi zaman dalam pembuatan Candi dan berdasarkan Penelitian yang dilakukan mempengaruhi aspek arsitektur Candi tentang Miniatur Candi pada percandian di yang salah satunya adalah Miniatur Candi, Pulau Jawa, diketahui komponen tersebut perubahan system religi yang ada mungkin mulai digunakan pada Candi Induk mempengaruhi bentuk dari Miniatur Candi Prambanan, lebih tepatnya pada salah satu serta tata letak menara tersebut. Candi Induk Prambanan yaitu Candi Siwa, Berdasarkan penelitian keseluruhan terdapat delapan Miniatur Candi yang dalam perkembangan Miniatur Candi masing-masing mengapit tiap pipi tangga sebagai komponen arsitektur Candi di pada Candi. Keletakan Miniatur Candi di Jawa, komponen Miniatur Candi bagian luar tepat berada disudut antara pipi mengalami keberlanjutan dan terus dipakai tangga dengan tembok Candi, temuan ini pada masa Klasik Tua hingga masa Klasik menjadi menarik karena titik pusat Muda. Kasus ini menunjukkan komponen halaman Candi Induk Prambanan tersebut dianggap penting oleh masyarakat bertepatan dengan Miniatur Candi yang untuk dimiliki oleh sebuah bangunan berada di Tenggara Utama Candi Siwa. sehingga Miniatur Candi terus menerus Miniatur Candi pada arsitektur digunakan pada bangunan. Maka Miniatur bangunan Candi jika melihat pada Candi dapat dikatakan sebagai bentuk Miniatur Candi pada Candi Prambanan kesinambungan antara arsitektur Candi yang merupakan peninggalan pada masa Klasik Tua dengan Candi masa kepurbakalaan masa Klasik Tua, dalam Klasik Muda. Komponen Miniatur Candi penelitian yang dikaji mengenai Miniatur yang terdapat pada peninggalan Candi jika melihat pada masa Klasik Tua kepurbakalaan masa Klasik Muda keberadaan Miniatur Candi hanya terdapat merupakan kesinambungan komponen pada Candi Prambanan lebih tepatnya pada arsitektur dari masa Klasik Tua yang Candi Siwa Prambanan. Terdapat satu terdapat pada Candi Siwa Prambanan, Miniatur Candi memiliki perbedaan dengan ke-7 Miniatur Candi lainnya yang 11 Ibid. Hlm 91

selanjutnya komponen Miniatur Candi berfungsi untuk melindungi titik pusat mengalami keberlanjutan penggunaannya pada Candi yaitu Miniatur Candi, karena pada Candi masa Klasik Muda yang titik Tengah ini mengandung makna menjadi objek penelitian pada penelitian penting bagi Candi sehingga perlu ini. dilindungi. Konsep titik pusat memiliki makna penting, dalam konsep Candi Prambanan yang makrokosmos dan mikrokosmos terdapat menampakkan gejala peralihan dari pandangan mengenai poros pada titik pusat periode Jawa Tengah ke Jawa Timur yang yang terdapat disetiap mikrikosmos. Titik terlihat pada aspek bangunannya.12 Dari pusat ini merupakan tempat puat kekuatan pernyataan tersebut menjadi dasar peneliti gaib dan kemudian menyebarkan kekuatan bahwasannya Miniatur Candi tersebut kesegala arah, selain itu juga kemungkinan digunakan pertama pada poros yang terletak pada titik kosmos ini arsitektur bangunan suci Candi merupakan penguhubung yang menembus Prambanan. Miniatur Candi pada Candi dinding pemisah dari lapisan ketiga dunia Siwa Prambanan muncul akibat dari yaitu dunia tempat para Dewa, dunia bergesernya bangunan Candi dari titik manusia, dan dunia bawah tempat orang Tengah (Brahmasthana) sehingga mati sehingga melalui poros tersebut keberadaan Brahmasthana tidak berada di manusia dapat berhubungan dengan Dunia dalam atau di Tengah bangunan melainkan Atas dan Dunia Bawah.14 berada pada satu bidang didekat sudut pertemuan antara tangga Candi dengan Miniatur Candi yang ditemukan tembok kaki Candi. Menurut Brhatsamhita pada peninggalan kepurbakalaan Kerajaan pada diagram Vastupurusamandala Singosari memiliki keberagaman dalam terdapat garis-garis silang yang sakral dan segi bentuk dan keletakannya, secara dilarang mendirikan bagian-bagian umum letak Miniatur Candi terdapat pada bangunan diatasnya. Oleh karena itu pertemuan antara sudut tangga dengan berbagai komponen seperti tiang, pintu dinding kaki Candi, namun terdapat juga kuil, dan sebagainya harus menggeser dari yang letaknya tidak berada tepat pada tempat itu, tetapi dirinci lagi oleh sudut pertemuan antara tangga dengan Visnudharmattaram yang menyebut dinding kaki Candi tetapi bergeser sedikit bagian paling penting dan harus dihindari menjauhi sudut pertemuan antara tangga tersebut adalah Brahmasthana.13 Candi dengan tembok kaki Candi dan menempel di dalam pipi tangga Candi. Pergeseran titik pusat Candi atau Melihat pada pembahasan tentang Brahmasthana berada di luar bangunan Miniatur Candi pada penelitian ini melihat Utama Candi sehingga tidak terlindungi, dari pengamatan bentuk dan tata letak sehingga dibuatkanlah suatu wadah yang Miniatur Candi pada candi memiliki maksud atau tujuan sebagai berikut: 12 Jan Fontein, dkk.1972.Kesenian Indonesia Purba: Zaman-zaman Jawa Tengah dan Jawa Timur. New York: Graphic Society ltd. 14 Hariani Santiko.1995.Seni Bangunan Hlm 14 Sakral Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia (abad 13 Soekmono.2005. Candi, Fungsi dan VII-XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Pengertiannya. Jakarta: Jendela Pustaka. Hlm Simbolis. Depok: Fakultas Ilmu Pnegetahuan 325 Budaya. hlm 17

1. Sebagai Pelindung Titik Tengah merupakan selain itu juga poros yang Percandian terletak pada titik kosmos ini merupakan Pembahasan diatas menunjukkan penguhubung yang menembus dinding pentingnya komponen arsitektur Miniatur pemisah dari lapisan ketiga dunia yaitu Candi memiliki fungsi penting yang tidak dunia tempat para dewa, dunia manusia, dapat dihilangkan dari bangunan Candi dan dunia bawah tempat orang mati. sebagai komponen yang melindungi titik Tengah Candi (Brahmasthana) dalam sistem arsitektur Percandian. Penggunaan PENUTUP Miniatur Candi ini juga merujuk pada Pada bagian penutup ini berisi fungsi Candi jadi ada keterkaitan antara tentang kesimpulan - kesimpulan fungsi Candi dengan penggunaan Miniatur mengenai permasalahan dalam penelitian Candi pada bagaian komponen arsitektur yang dilakukan. Permasalahan yang paling Percandian. menonjol pada penelitian ini adalah 2. Sebagai Komponen Penghubung keletakan dan bentuk Miniatur Candi yang Candi Peninggalan Klasik Tua terlihat pada kepurbakalaan Candi masa dengan Candi Peninggalan Klasik Kerajaan Singasari. Muda. Penelitian yang telah dilakukan Pembasahan mengenai komponen terhadap tiga Candi yang menjadi objek Miniatur Candi sebagai komponen penelitian yaitu Candi Kidal, Candi Jawi, penghubung tidak hanya menghubungkan dan Candi Jago, terdapat tujuh miniatur antara Candi masa Klasik Tua dan Klasik candi yang dapat diamati. Muda yang di dasari pada pernyataan Berdasarkan hasil penelitian bahwasannya Candi Prambanan menunjukkan bahwa Miniatur Candi menampakkan peralihan dari Jawa Tengah memiliki keanekaragaman dari segi bentuk ke Jawa Timur, sehingga asumsi muncul dan tata letak Miniatur Candi. Hasil jika Miniatur Candi pertama kali di pakai penelitian juga menjukkan ciri-ciri dalam satuan arsitektur bangunan Candi Miniatur Candi sebagai berikut: Prambanan lebih tepatnya pada Candi 1. Miniatur Candi yang Menampilkan Siwa Prambanan. Komponen Miniatur Dua Sisi. Candi mengalami keberlanjutan dan terus Miniatur Candi yang menampilkan dipakai pada masa Klasik Tua hingga masa dua sisi seperti yang terdapat pada Candi Klasik Muda. Kasus ini menunjukkan Jago, dimana keletakan Miniatur tersebut komponen tersebut dianggap penting oleh tepat di pertemuan antara sudut tangga masyarakat untuk dimiliki oleh sebuah Candi dengan bangian kaki Candi, bangunan sehingga Miniatur Candi terus sehingga Miniatur Candi jika diamati menerus digunakan pada bangunan. memiliki dua sisi yang terlihat. Miniatur Candi juga berfungsi 2. Miniatur Candi yang Menampilkan sebagai penghubung manusia dengan Tiga Sisi. Dunia Atas dan Dunia Bawah jika melihat Miniatur Candi yang menampilkan pada konsep titik pusat Candi yang tiga sisi terdapat pada Candi Kidal dan merupakal titik sakral yang memiliki Candi Jago, dimana keletakan miniatur kekuatan gaib dan kemudian menyebarkan Candi tersebut tidak berada tepat di kekuatan tersebut kesegala arah dan

pertemuan sudut pipih tangga Candi pada Candi Jago yang kondisi tangga dengan bagian kaki Candi tetapi menjauhi Candi yang sebelah selatan hanya satu sisi dan terletak pada pipih tangga Candi, yang dapat diamati. Melihat dari sehingga Miniatur Candi jika diamati permasalahan tersebut sehingga peneliti memiliki tiga sisi yang terlihat. memberi kesimpulan bahwasannya Candi merupakan bangunan suci Miniatur Candi juga memiliki fungsi agama Hindhu-Budha yang berkembang menjaga keseimbangan bangunan Candi selarah dengan pemikiran masyarakat pada karena Miniatur Candi yang di temukan zaman tersebut (jiwa zaman). Dalam selalu simetris antara satu bagian dengan proses perkembanganya system religi bagian yang lainnya, dan juga dapat Hindu-budha di pulau Jawa mengalami menjadi gapura masuk kedalam bangunan perubahan dilihat dari peninggalan sejarah suci keagamaan. berupa candi, dalam penelitian ini tidak Berdasarkan penelitian yang menjelaskan tentang system religi suatu dilakukan juga menunjukkan bahwa zaman tetapi mencoba menghubungkan Miniatur Candi ini memiliki peran sebagai dari objek data penelitian dengan Agama penghubung arsitektur masa Klasik di Hindu-Budha dalam kesimpulan kali ini. Jawa, karena Miniatur Candi juga di Perubahan dalam konsep religi mungkin temukan pada Candi Siwa Prambanan pula mempengaruhi fungsi yang berkaitan yang menjadi titik pusat percandian, dan dengan bentuk Miniatur Candi sehingga nilai arsitektur itu masih di pakai dan dapat mempengaruhi perkembangan masih di temukan di era Kerajaan bentuk dan tata letak Miniatur Candi. Singasari. Miniatur Candi ini dapat Fungsi Miniatur Candi dari hasil dikatakan sebagai komponen penting dari penelitian yang dilakukan menunjukkan suatu arsitektur bangunan sehingga bahwa fungsi awal Miniatur Candi digunakan teerus menerus dari masa ke merupakan akibat dari pergeseran titik masa pada bangunan. pusat percandian (Brahmastana) sehingga Dengan demikian penelitian ini keberadaan Brahmastana terletak tidak dilakukan guna menjawab rumusan pada di dalam atau di tengah bangunan masalah yang diangkat tentang fungsi melainkan terletak pada suatu bidang di Miniatur Candi pada Candi masa Kerajaan dekat pertemuan antara kaki Candi dengan Singasari, dari uraian diatas menunjukkan pipih tangga Candi. Brahmastana bahwasannya Miniatur Candi memiliki merupakan tempat penting yang dilindungi fungsi yang penting dalam arsitektur dalam satu bangunan percandian yang bangunan Candi. Fungsi Miniatur Candi merupakan bangunan suci dan sakral. Jika jika dikerucutkan sebagai berikut: melihat dari ulasan tersebut maka 1. Miniatur Candi berfungsi miniature candi merupakan suatu ornament sabagai pelindung bagi dari arsitektur Candi yang berfungsi untuk Brahmasthana yaitu titik pusat meindungi Brahmastana. Hasil dari Candi. penelitian juga menunjukkan bahwasannya 2. Sebagai komponen arsitektur meniatur Candi yang ditemukan pada Candi yang menjadi bukti Candi yang menjadi objek penelitian selalu penghubung seni arsitektur komponen ini ditemukan sepasang dan yang berkembang dalam mengapit tangga masuk Candi kecuali

bangunan peninggalan zaman Pengertiannya”. Jakarta: Jendela Klasik di Jawa. Pustaka

DAFTAR PUSTAKA Acharya.1980. “Architecture of Manasara”. London: Oxford University Press. Jan Fontein, dkk.1972. “Kesenian Indonesia Purba: Zaman-zaman Jawa Tengah dan Jawa Timur”. New York: Graphic Society Ltd Jordan, Roy.2009. ”Memuji Prambanan Bunga Rampai Para Cendekiawan Belanda Tentang Kompleks Percandian Lorojonggrang. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Kasdi, Aminudin.2011. ”Memahami Sejarah”. Surabaya: Unesa University Press. Mulyadi, Lalu dkk.2015. ”Relief dan Arca Candi Singosari-Jawi”. Malang: CV. Dream Litera Buana. Munandar, Agus Aris.2003. ”Karya Arsitektur dalam Kajian Arkeologi, Depok: Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 2015”Keistimewaan Candi- Candi Zaman Majapahit, Jakarta: Wedatama Widya Sastra Raziq Hasan.2010. ”Perkembangan Arsitektur 1”. Jakarta: Universitas Gunadarma. Santiko, Hariani.1995. ”Seni Bangunan Sakral Pada Masa Hindu-Budha di Indonesia (abad VII-XV Masehi): Analisis Arsitektur dan Makna Simbolis. Depok: Fakultas Ilmu Pnegetahuan Budaya. Soekmono. 1997. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisuis 2005. “Candi, Fungsi, dan